• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN :Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI

ANAK CEREBRAL PALSY

DI SDN TUNAS HARAPAN

( Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh :

NIKKI SARAH YULIANA

0901653

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI

ANAK CEREBRAL PALSY

DI SDN TUNAS HARAPAN

( Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Oleh :

Nikki Sarah Yuliana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nikki Sarah Yuliana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nikki Sarah Yuliana

0901653

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY

DI SDN TUNAS HARAPAN

( Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah

Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Musyafak Assjari, M.Pd

NIP. 19550516 198101 1 001

Pembimbing II

Drs. Sunaryo, M.Pd

NIP. 19560722 198503 1 001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd

(4)

i

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN

( Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastik di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

OLEH : NIKKI SARAH YULIANA (0901653)

Penelitian ini dilakukan di SDN Tunas Harapan Bandung dengan tujuan mendeskripsikan penyesuaian diri anak cerebral palsy. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang anak cerebral palsy berinisial DV. Fokus penelitian yaitu untuk mengkaji penyesuaian diri yang meliputi : penyesuaian diri dalam pembelajaran, diluar pembelajaran serta di rumah subyek DV, hambatan serta solusi bagi hambatan yang dialami oleh subyek DV.

Hasil penelitian penyesuaian diri DV di dalam pembelajaran berdasarkan tiga aspek : keutuhan pribadi, adaptabilitas, serta kecakapan bekerja sama dan menaruh minat pada orang lain. DV menunjukkan keutuhan pribadi belum secara utuh karena dia hanya mengetahui kelemahannya pada 2 mata pelajaran yaitu matematika dan bahasa indonesia, namun masih membutuhkan bantuan untuk mengetahui kelebihannya. Sikap adaptabilitas DV masih membutuhkan proses lebih lama untuk khususnya dalam pembelajaran di kelas yang suasananya berisik dan kurang kondusif. DV sebenarnya memiliki minat untuk bekerja sama dengan teman-temannya, tetapi dalam beberapa kondisi ada beberapa temannya yang memilih-milih teman, sehingga membuat DV kurang berminat dalam kegiatan berkelompok. Minatnya pada orang lain pun membutuhkan pendekatan dan pertemuan yang lebih sering, selain itu kenyamanan DV pun ikut andil dalam hubungan sosial antara DV dengan lingkungan sosialnya.

Penyesuaian diri diluar pembelajaran didasari oleh lima aspek yaitu : pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri, obyektivitas diri dan penerimaan diri, pengendalian diri dan perkembangan diri, tujuan dan arah yang jelas, dan memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain. Dari lima aspek tersebut, ditemukan satu aspek yang masih membutuhkan banyak bantuan,yaitu pengendalian diri dan perkembangan diri. Maka dalam aspek tersebut, DV harus diberikan penjelasan ataupun penguatan mengenai konflik yang sering dialami oleh dirinya. Sejak kelas satu sampai kelas tiga, cukup banyak konflik yang dialami oleh DV. tanggapan teman-teman yang pernah membuatnya menangis, tatapan beberapa orang yang kadang membuatnya malu dan konflik lainnya.

Penyesuaian diri di rumah didasari oleh dua aspek yaitu : rasa tanggung jawab dan perkembangan kebiasaan yang baik. DV karena hambatan motoriknya tidak diberikan tanggung jawab yang besar di rumahnya. DV hanya diberikan jadwal untuk belajar saja. Sedangkan, dalam perkembangan kebiasaan yang baik, DV lebih diberikan penguatan untuk menerima kondisinya, sehingga DV berusaha untuk belajar mandiri dalam setiap kesempatan. Hambatan yang dihadapi oleh DV saat proses penyesuaian diri dibagi menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal bersumber dari aspek motorik,sedangkan hambatan eksternal bersumber dari lingkungan sekitar anak. Solusi bagi hambatan tersebut antara lain adalah : melakukan penyusunan program yang disesuaikan dengan masalah penyesuaian diri anak, mengadakan pendekatan dengan anak, serta memberikan penguatan-penguatan positif dalam diri anak.

(5)

ii

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

SELF ADJUSTABILITY OF CHILD WITH Cerebral Palsy AT TUNAS HARAPAN PRIMARY SCHOOL

(Case Study of DV Spastic Cerebral Palsy Children at School Inclusive Education Provider)

BY: NIKKI SARAH YULIANA (0901653)

The research was conducted at Tunas Harapan primary school Bandung in order to describe the adjustment of the child with cerebral palsy. This research is a descriptive case study approach. The subjects in this study was a cerebral palsy child's initials DV. The focus of this study was to examine the adjustment include: adjustment in learning, learning outside the home as well as in subjects DV, barriers and solutions to the barriers experienced by the subject of DV.

The results DV adjustment in learning based on three aspects: personal integrity, adaptability, and the capacity to work together and take an interest in others. DV demonstrate personal integrity has not completely because he only knows his weakness in 2 subjects mathematics and Indonesian, but still need help to find out the excess. DV adaptability attitudes still need more time to process, especially in a classroom atmosphere conducive and less noisy. DV in fact have interest to cooperate with his friends, but in some cases there are some friends who pick and choose their friends, so that makes DV is less interested in group activities. His interest in other people and the approach requires more frequent meetings, in addition to the convenience of DV also contribute to the social relationships between DV with their social environment.

Outside the learning, adjustment based on five aspects: knowledge and insight about yourself, objectivity and self acceptance, control and self-development, a clear purpose and direction, and has a great interest in work and play. From five aspects, i found one aspect that still needs a lot of help, that aspect is self-control and self-development. So in that aspect, DV or reinforcement should be given an explanation of the conflict that is often experienced by himself. From grade one to grade three, quite a lot of conflict experienced by DV. response to friends who've made her cry, some people stare sometimes make him embarrassing and other conflicts.

(6)

iii

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

problems, approached the child, as well as providing positive strengthening in children.

(7)

v

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Penyesuaian Diri ... 8

1. Pengertian Penyesuaian Diri ... 8

2. Karakteristik Penyesuaian Diri ... 18

3. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ... 23

4. Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy ... 25

B. Konsep Dasar Cerebral Palsy ... 29

1. Pengertian Cerebral Palsy ... 29

(8)

vi

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Karakteristik Cerebral Palsy dan Dampaknya Terhadap Penyesuaian

Diri ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian………. 42

C. Instrumen Penelitian... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Pengujian Keabsahan Data………. ... 59

F. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. ... 64

1. Penyesuaian Diri didalam Kegiatan Pembelajaran ... 64

2. Penyesuaian Diri diluar Kegiatan Pembelajaran ... 77

3. Penyesuaian Diri di Rumah ... 87

4. Hambatan yang dialami selama proses Penyesuaian Diri ... 89

5. Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Proses Penyesuaian Diri 94

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 103

B. Rekomendasi ... 105

DAFTAR PUSTAKA……….. 107

LAMPIRAN ……… 110

(9)

vii

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Kisi-kisi Penelitian ... 46

Tabel 2 : Pedoman Pengamatan Penyesuaian Diri ... 49

Tabel 3 : Pedoman Wawancara Penyesuaian Diri ... 53

Tabel 4 : Teknik Pengumpulan Data ... 58

Tabel 5 : Aspek Penyesuaian Diri di dalam Kegiatan Pembelajaran ... 65

Tabel 6 : Hasil Pengamatan Penyesuaian Diri di dalam Kegiatan Pembelajaran 71 Tabel 7 : Aspek Penyesuaian Diri diluar Situasi Pembelajaran ... 77

Tabel 8 : Hasil Pengamatan Penyesuaian Diri diluar Kegiatan Pembelajaran 80 Tabel 9 : Aspek Penyesuaian Diri di Rumah ... 86

Tabel 10 : Hasil Pengamatan Penyesuaian Diri di Rumah ... 88

(10)

viii

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat-surat Izin ………. .... 110

Lampiran 2 : Dokumen Pribadi Subjek DV……….. 115

(11)

1

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak awal kehidupannya, manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam

artian belum memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman

bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan

orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, di saat itu mereka telah mampu

mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai

mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah dan kasih

sayang.

Hubungan sosial (sosialisasi) ialah proses yang membantu individu melalui

belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir

kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya (Susanto

1983:12). Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas,yang didasari

oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan

manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga

berkembang amat kompleks. Dari pendapat tersebut dapat dimengerti bahwa

semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya,

dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa

manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka

butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan

kodrati yang dimiliki oleh manusia. Kebutuhan tersebut pun tentu dimiliki oleh

anak berkebutuhan khusus, seperti anak cerebral palsy.

Anak cerebral palsy merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang

termasuk dalam kategori anak tunadaksa atau dikenal juga dengan anak yang

mengalami hambatan motorik. Anak cerebral palsy dalam kehidupan sehari-hari

(12)

2

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disandangnya, namun juga cenderung mengalami masalah dalam melakukan

interaksi dan penyesuaian diri di tengah-tengah lingkungannya.

Pada usia sekolah, masa-masa perkembangan anak cerebral palsy tidak

selalu sama dengan anak pada umumnya. Anak cerebral palsy juga memiliki

kesempatan yang sama untuk menjalani kehidupan bersama orang lain, seperti

dengan guru dan teman yang seusia dengannya. Anak pada umumnya akan

memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik. Kemampuan penyesuaian diri

yang baik juga banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang menerima keberadaan

mereka sebagai individu yang hidup di lingkungan sosial.

Qadarsih,L (2012) menyatakan bahwa untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orangtua, saudara, teman sebaya ataupun orang dewasa lain. Penyesuaian dapat diartikan sebagai adaptasi, pertahanan eksistensi, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan sesuai tuntutan sosial.

Surya (1985: 16) menyatakan bahwa penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :

a. kondisi jasmaniah, yang meliputi pembawaan susunan jasmaniah, kelenjar otot, dan kesehatan.

b. perkembangan, kematangan dan penyesuaian diri yang meliputi perkembangan dan kematangan sosial moral dan emosional.

c. penentu psikologis yang meliputi pengalaman belajar, kebiasaan determinasi diri, frustasi dan konflik.

d. kondisi lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

e. faktor budaya dan agama.

Dari pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa kondisi jasmaniah seseorang

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri. Hal ini pun

dialami oleh seluruh anak termasuk anak cerebral palsy. Hambatan motorik yang

dialami oleh anak cerebral palsy memberikan dampak pada kurangnya

kepercayaan diri yang menyebabkan munculnya konsep diri negatif dalam diri

anak. Konsep diri yang negatif ini ditunjukkan oleh sikap menutup diri, tidak mau

bergaul, serta berbagai sikap negatif lainnya. Banyak anak cerebral palsy yang

mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman seusianya, karena merasa

(13)

3

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, memberikan kesempatan bagi anak

berkebutuhan khusus, termasuk anak cerebral palsy untuk memperoleh

pendidikan yang layak sesuai dengan haknya serta belajar menyesuaikan dirinya

dengan tuntutan yang ada di lingkungan sosialnya.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bukan hanya

memberikan bimbingan dalam pembelajaran, namun juga dapat menjadi salah

satu tempat untuk mengembangkan potensi anak, baik yang menyangkut aspek

moral, spiritual, emosi, maupun sosial. Lingkungan sekolah haruslah menciptakan

budaya yang tidak menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus tidak mungkin

dan tidak akan pernah dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan orang lain. Budaya

sekolah haruslah menciptakan suasana yang mampu saling menerima satu sama

lain di ditengah-tengah lingkungan sosial. Namun pada kenyataan nya, masih

banyak hal yang belum terealisasi sesuai dengan yang diharapkan. Sekolah,

penyelenggara pendidikan inklusif dengan berbagai kebijakan di dalamnya, belum

mampu memberikan kemajuan yang sesuai dengan harapan orangtua tanpa adanya

keinginan dari diri anak cerebral palsy tersebut untuk mau menyesuaikan dirinya

dengan berbagai tuntutan yang ada di lingkungan sosialnya.

Berdasarkan hasil observasi serta pengamatan di SDN Tunas Harapan

Bandung, diantara 37 anak berkebutuhan khusus yang bersekolah disana, terdapat

seorang anak cerebral palsy di kelas tiga berusia sembilan tahun mengalami

hambatan dalam aspek sosial, terutama dalam hal penyesuaian diri. Perilaku

seperti menarik diri, jarang berkomunikasi dengan teman sekelasnya, terlihat takut

untuk mengenal orang yang baru dikenalnya serta terlalu bergantung dengan

keberadaan guru pendamping. Perilaku seperti itu semakin tampak jelas, saat anak

lebih sering berkomunikasi dengan guru pendamping kelas daripada dengan

teman-teman sekelasnya. Semenjak kelas tiga, anak tersebut belajar pada dua

kondisi berbeda. Saat sekolah pagi, anak belajar di ruang bimbingan, sedangkan

saat sekolah siang, anak belajar bersama dengan teman-teman sekelasnya. Hal ini

disebabkan oleh penempatan kelas, saat sekolah pagi yang terdapat di lantai 2.

(14)

4

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial dalam diri anak. Ini dapat dilihat dari sikap tertutup yang ditunjukkan oleh

anak terhadap teman sebayanya.

Penyesuaian diri memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Karena manusia sejak lahir telah dihadapkan dengan lingkungan yang

menuntutnya untuk selalu dapat melakukan penyesuaian dimanapun manusia

berada. Kegagalan penyesuaian diri akan memberikan dampak bukan hanya pada

saat kegagalan tersebut terjadi, namun juga akan menjadi salah satu pemicu

kegagalan penyesuaian diri di masa selanjutnya. Sehingga permasalahan dalam

penyesuaian diri perlu disikapi lebih lanjut. Terlebih jika hal tersebut dialami oleh

anak cerebral palsy yang masih pada usia perkembangan sekolah. Sehingga anak

cerebral palsy memiliki tuntutan yang sama untuk dapat menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekitarnya, baik itu di rumah, sekolah, ataupun lingkungan

sosial lainnya.

Berbagai hal yang dialami oleh anak cerebral palsy saat menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan, akan menjadi satu hal menarik bagi berbagai pihak.

Bagi pihak sekolah, saat anak cerebral palsy menyesuaikan dirinya, akan ada

beberapa hal positif serta negatif yang dialaminya selama berada di sekolah. Hal

tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk sekolah dalam memberikan

pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak cerebral palsy. Bagi

pihak keluarga, dalam hal ini orangtua, akan menjadi satu informasi baru

mengenai kemampuan anak dalam menyesuaikan diri di lingkungan sosial.

Apabila di dalamnya terdapat kekurangan, maka pihak keluarga dapat mengetahui

mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Dari berbagai kondisi tersebut, peneliti memiliki ketertarikan untuk banyak

mengkaji bagaimana anak tersebut menyesuaikan diri di lingkungan sekolah. Hal

ini disebabkan agar dapat terlihat, saat anak menyesuaikan dirinya di dalam kelas

yaitu dalam situasi pembelajaran, serta saat anak menyesuaikan dirinya di luar

situasi pembelajaran. Selain itu, untuk dijadikan perbandingan, peneliti pun akan

(15)

5

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti melakukan

penelitian dengan judul “ KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK

CEREBRAL PALSY DI SDN TUNAS HARAPAN”.

B. Fokus Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini yaitu :

“ Kemampuan Penyesuaian diri anak cerebral palsy di SDN Tunas Harapan” Selanjutnya, fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan

penelitian, yaitu sebagai berikut :

1) Bagaimanakah penyesuaian diri anak cerebral palsy di dalam kegiatan

pembelajaran SDN Tunas Harapan Bandung?

2) Bagaimanakah penyesuaian diri anak cerebral palsy di luar situasi

pembelajaran SDN Tunas Harapan Bandung?

3) Bagaimanakah penyesuaian diri anak cerebral palsy di rumah ?

4) Apa saja hambatan yang dialami anak cerebral palsy dalam proses

penyesuaian diri di SDN Tunas Harapan Bandung?

5) Bagaimanakah upaya dalam mengatasi hambatan yang dialami selama

proses penyesuaian diri anak cerebral palsy di SDN Tunas Harapan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tentang penyesuaian diri anak cerebral palsy di SDN

Tunas Harapan ini terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus.

a) Tujuan umum

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui lebih lanjut

dan memperoleh informasi dalam mengetahui sejauh mana anak dapat

menyesuaikan dirinya di dalam situasi pembelajaran, di luar situasi

pembelajaran serta di rumah.

(16)

6

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Mengetahui penyesuaian diri anak cerebral palsy saat berada di

dalam kegiatan pembelajaran SDN Tunas Harapan Bandung.

2) Mengetahui penyesuaian diri anak cerebral palsy saat berada

diluar kegiatan pembelajaran SDN Tunas Harapan Bandung.

3) Mengetahui penyesuaian diri anak cerebral palsy saat berada di

rumah.

4) Menganalisis hambatan atau kesulitan apa saja yang dihadapi

oleh anak cerebral palsy dalam proses penyesuaian diri di SDN

Tunas Harapan Bandung.

5) Mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi hambatan yang

dialami oleh anak cerebral palsy selama proses penyesuaian diri

di SDN Tunas Harapan Bandung.

D. Kegunaan Penelitian

Keberhasilan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis :

1) Sebagai karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya dan bagi lembaga pendidikan khusus.

2) Untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai permasalahan

penyesuaian diri anak cerebral palsy di Sekolah Penyelenggara

Pendidikan Inklusif, khususnya di SDN Tunas Harapan Bandung.

b. Manfaat Praktis :

1) Bagi Penulis

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan

pemahaman mengenai penyesuaian diri anak cerebral palsy di SDN

Tunas Harapan Bandung.

2) Bagi Guru

Untuk menambah wawasan dan juga masukan dalam meningkatkan

(17)

7

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SDN Tunas

Harapan Bandung.

3) Bagi Orang tua

Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan, wawasan dan

pemahaman tentang pentingnya kemampuan penyesuaian diri dalam

diri anak berkebutuhan khusus, termasuk anak cerebral palsy.

4) Bagi Sekolah

Sebagai pertimbangan untuk memperhatikan pelayanan dan fasilitas

umum di sekolah untuk memfasilitasi kemampuan penyesuaian diri

anak berkebutuhan khusus, termasuk anak cerebral palsy.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini struktur organisasi yang digunakan

terdiri dari lima bab, yaitu :

1) Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, fokus

penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

2) Bab II Kajian Teoritis.

3) Bab III Metode penelitian berisi penjabaran yang dirinci mengenai

metode penelitian, termasuk beberapa komponen di dalamnya,

yaitu : Lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik

pengumpulan data, dan analisis data.

4) Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan terdiri daru dua hal utama

yaitu : pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan

berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan

penelitian, dan pembahasan dan analisis temuan.

(18)

40

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Tunas Harapan Bandung,

Jalan Cijerah no. 114 Bandung. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena

SD Tunas Harapan Bandung adalah salah satu sekolah dasar yang ditunjuk

sebagai sekolah inklusif dan sebelum isu pendidikan inklusif populer, sekolah

ini telah menerima anak berkebutuhan khusus untuk menjadi siswa disini.

Anak-anak berkebutuhan khusus yang belajar di Sekolah Dasar Negeri Tunas

Harapan mencapai 37 siswa dengan berbagai hambatan baik permanen

maupun temporer, sehingga tepat sekali menjadi lokasi penelitian untuk

menjelaskan bagaimana penyesuaian diri anak cerebral palsy dalam

kesehariannya di SDN Tunas Harapan.

Subyek penelitian merupakan unsur yang paling penting untuk

memperoleh informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Subjek

Penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu orang, yaitu

1. Anak Cerebral palsy ( 1 orang )

‘DV’ adalah seorang anak cerebral palsy yang bersekolah di SD Negeri Tunas Harapan Bandung.’DV’ lahir di bandung, 8 Juni 2003. ‘DV’ adalah seorang anak laki-laki yang merupakan anak tunggal di keluarganya. Semenjak dilahirkan, ‘DV’ tinggal bersama keluarga besar papanya di Jalan Caringin no : 91 Bandung.

(19)

41

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merangkak seperti bayi pada umumnya. Kemudian dengan berkonsultasi pada beberapa dokter, barulah keluarga ‘DV’ mengetahui bahwa ‘DV’ mengalami cerebral palsy. Setelah mengetahui keadaan yang dialami oleh ‘DV’ seluruh keluarganya saling menguatkan satu sama lain, termasuk mama ‘DV’ yang begitu sabar dan rutin memeriksakan keadaan ‘DV’ ke beberapa dokter serta

mendaftarkannya untuk diterapi di salah satu tempat di kawasan pasteur. Keluarga besar ‘DV’ tidak pernah menggunakan suara keras untuk berkomunikasi satu dengan lainnya, sehingga ‘DV’ terbiasa dengan suara yang lembut. Sampai ia bersekolah di SD Negeri Tunas Harapan, disinilah

banyak tantangan yang mulai timbul dari keadaan fisik dan motorik yang dialami oleh ‘DV’. Pada awal masuk sekolah, ‘DV’ tidak mau apabila ditinggal oleh mamanya. Dia ingin selalu melihat mamanya, bahkan tak jarang ‘DV’ menangis apabila merasa tidak nyaman dengan keadaan di sekeliling kelasnya. Jika melihat kondisi yang dialami oleh ‘DV’, dengan

hambatan fisik dan motorik yang dialaminya, saat mulai masuk ke kelas 1 SD

Negeri Tunas Harapan, tentu saja ada rasa minder yang mendominasi dirinya, sehingga yang dilakukan oleh ‘DV’ selama berada di kelas hanyalah duduk di tempat duduknya, dan merasa takut untuk berkeliling sekolah. Selain itu pula

keberadaan guru pembimbing sangatlah dibutuhkan oleh ‘DV’ pada saat itu.

Subjek DV diambil menjadi satu subjek yang diteliti proses

penyesuaian dirinya selama berada dalam situasi pembelajaran, di luar situasi

pembelajaran serta di rumah subjek DV. Dengan hanya mengamati perilaku

serta berinteraksi lebih banyak dengan subjek DV untuk mengetahui sejauh

mana penyesuaian dirinya, peneliti akan mengambil kesimpulan-kesimpulan

sesuai dengan apa yang dikatakan, apa yang ditunjukkan serta apa pendapat

(20)

42

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini merupakan data dari responden guru yang terdiri dari guru

pembimbing khusus ( 1 orang ), guru pembimbing (2 orang), guru kelas (1

orang) dan guru olahraga ( 1 orang):

1) Guru Pembimbing Khusus

Nama : ST

Pendidikan yang ditempuh : S-1 Pendidikan Luar Biasa

2) Guru Pembimbing

Guru Pembimbing I

Nama : TI

Pendidikan yang ditempuh : S-1 PGPAUD

Guru Pembimbing II

Nama : NI

Pendidikan yang ditempuh : S-1 Pendidikan Luar Biasa

3) Guru Kelas

Nama : BI

Pendidikan yang ditempuh : S-1 Pendidikan Bahasa Inggris

4) Guru Olahraga

Nama : CE

Pendidikan yang ditempuh : S-1 Pendidikan Luar Biasa

Sedangkan responden siswa diambil 3 orang. Yaitu :

1) Teman Sebangku subjek DV di kelas 1

Nama : MS

Pendidikan yang ditempuh : Kelas 3 Sekolah Dasar

2) Teman Sebangku subjek DV di kelas 3

Nama : EG

Pendidikan yang ditempuh : Kelas 3 Sekolah Dasar

(21)

43

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nama : AZ

Pendidikan yang ditempuh : Kelas 3 Sekolah Dasar

B. Metode Penelitian

Penelitian mengenai penyesuaian diri anak cerebral palsy di SDN

Tunas Harapan ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan studi kasus (Case Study Research). Penelitian ini

dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang

masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini,

serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given).

Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat.

Penelitian case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial

tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta

mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas,

namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya

(Danim, 2002 ).

Sastradipoera (2005) berpendapat bahwa studi kasus digunakan

sebagai suatu penjelasan komprehensif yang berkaitan dengan berbagai aspek

seseorang , suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu

situasi kemasyarakatan. Masalah/ kasus yang diteliti merupakan situasi

khusus yaitu penyesuaian diri anak cerebral palsy di SDN Tunas Harapan,

atau yang banyak dikenal sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.

Studi kasus merupakan suatu penjelasan yang komperehensif, maka peneliti

disini bukan hanya akan melihat dan mengamati perilaku penyesuaian diri

yang ditunjukkan saat ini (saat anak di kelas 3), Namun peneliti juga akan

berusaha mengungkapkan bagaimanakah penyesuaian diri anak cerebral palsy

sebelumnya. Peneliti akan berusaha memperoleh informasi bukan hanya dari

pihak sekolah, namun juga dari orangtua anak cerebral palsy tersebut

(22)

44

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong (2004: 3) mengemukakan lima karakteristik utama penelitian

kualitatif, yaitu:

(1) peneliti sendiri sebagai instrument utama untuk mendatangi secara

langsung sumber data, (2) mengimplikasikan data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata daripada angka, (3)

menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses, tidak

semata-mata kepada hasil, (4) melalui analisis peneliti mengungkap makna

dari keadaan yang diamati, (5) mengungkap makna sebagai hasil yang

esensial dari pendekatan kualitatif.

Alasan menggunakan penelitian kualitatif antara lain karena (1)

metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi lebih banyak segi

dibanding dengan metode penyelidikan lain, (2) metode ini banyak

memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian

informasi keadaan mutakhir, dan dapat membantu mengidentifikasi factor

yang berguna untuk pelaksanaan percobaan, (3) dapat digunakan dalam

menggambarkan keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu, (4)

data dikumpulkan dianggap sangat bermanfaat dalam membantu untuk

menyesuaikan diri, atau dapat memecahkan masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari, (5) membantu mengetahui bagaimana caranya

mencapai tujuan yang diinginkan, dan (6) dapat diterapkan pada berbagai

masalah.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Untuk itu

peneliti disini sebagai human instrument, yang berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan

data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

(23)

45

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian menjadi jelas yaitu untuk meneliti penyesuaian diri anak cerebral

palsy di SDN Tunas Harapan, maka peneliti akan mengembangkan instrumen

penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi.

Peneliti selanjutnya akan merumuskan kisi-kisi penelitian berdasarkan

teori dari Schneiders (1964). Teori dari Schneiders ini menyebutkan bahwa

ada 16 ciri penyesuaian yang sehat (well adjustment) yaitu :

1) pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,

2) obyektivitas diri dan penerimaan diri,

3) pengendalian diri dan perkembangan diri,

4) keutuhan pribadi,

5) tujuan dan arah yang jelas,

6) perspekstif skala nilai dan filsafat hidup yang memadai,

7) rasa humor,

8) rasa tanggung jawab,

9) kematangan respon,

10) perkembangan kebiasaan yang baik,

11) adaptabilitas,

12) bebas dari respon-respon yang simptomatis,

13) kecakapan bekerja sama dan menaruh minat kepada orang lain,

14) memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain,

(24)

46

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 16) orientasi yang menandai terhadap realitas

Keseluruhan ciri/kriteria penyesuaian yang sehat (well adjustment)

kemudian di kerucutkan menjadi 10 saja yang akan diteliti. Hal ini

disesuaikan dengan usia perkembangan subjek DV. Penyesuaian diri

merupakan suatu proses sepanjang hayat (life long process). Bagi gambaran

penyesuaian diri subjek DV sebagai anak cerebral palsy sendiri bukan hasil

mutlak yang ingin diamati tetapi proses yang diamati dan digambarkan.

Sehingga peneliti hanya meneliti :

1) pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,

2) obyektivitas diri dan penerimaan diri,

3) pengendalian diri dan perkembangan diri,

4) keutuhan pribadi,

5) tujuan dan arah yang jelas,

6) rasa tanggung jawab,

7) perkembangan kebiasaan yang baik.

8) adaptabilitas,

9) kecakapan bekerja sama dan menaruh minat kepada orang lain,

10)memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain,

Berikut ini adalah kisi-kisi intrumen penelitian mengenai penyesuaian

diri anak cerebral palsy di SDN Tunas Harapan :

Tabel 3.1

(25)

47

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Fokus Penelitian Aspek yang diungkap Indikator

1. Penyesuaian Diri di

dalam situasi

pembelajaran

Keutuhan Pribadi Mengenal dan mengetahui

siapa dirinya, apa saja

kebutuhannya saat ini.

Adaptabilitas Mampu beradaptasi

terhadap pembelajaran di

kelas reguler dan di kelas

bimbingan.

2 Penyesuaian Diri di

luar situasi

pembelajaran

Pengetahuan dan

tilikan terhadap diri

sendiri

Mengetahui kelebihan dan

kekurangannya.

Obyektivitas diri dan

penerimaan diri,

Menerima kondisi

kekurangan dan kelebihan.

Pengendalian diri dan

perkembangan diri Mampu mengendalikan diri

dari emosi dan Mengetahui

(26)

48

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dan Arah yang

jelas. Memiliki cita-cita dan

rencana ke depannya.

3 Penyesuaian Diri di

Rumah

Rasa tanggung jawab

Mengetahui hak dan

kewajibannya di rumah.

Perkembangan

kebiasaan yang baik Membiasakan hidup teratur

dan terbiasa hidup sesuai

aturan yang ada di rumah.

(27)

49

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diri anak cerebral

palsy

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti bertindak sebagai observasi partisipatif, sehingga peneliti

bertindak langsung untuk mengungkap fenomena yang terjadi. Peneliti

memilih observasi partisipatif agar subjek DV tidak merasa bahwa dia sedang

diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati objek secara langsung. Pengumpulan data ini akan dicatat

dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan pedoman observasi tentang “Penyesuaian diri anak cerebral palsy di dalam kelas meliputi aspek pengamatan penyesuaian diri dalam situasi pembelajaran.

Sedangkan penyesuaian diri anak cerebral palsy di luar situasi

pembelajaran meliputi aspek pengamatan penyesuaian anak saat tiba di

sekolah, saat bermain bersama teman-temannya, saat berinteraksi dengan

guru pendamping dan saat pulang sekolah. Selain itu, penyesuaian diri

anak cerebral palsy di rumah meliputi aspek pengamatan penyesuaian diri

anak terhadap aturan keluarga.

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti memang hanya

menggunakan mata peneliti, namun dalam melakukan observasi, peneliti

sangat memperhatikan hal-hal :

(28)

50

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Mencatat pengamatan

3) Ketetapan pengamatan

4) Hubungan antar pengamat dengan yang diamati

Tabel 3.2

Pedoman Pengamatan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy

di SDN Tunas Harapan

Aspek yang diungkap Perilaku yang ditunjukkan

Ya Tidak

Keutuhan Pribadi a. Anak menunjukkan minat

terhadap satu hobi.

b. Anak menunjukkan

kepercayaan diri sesuai

dengan usianya.

c. Anak mengetahui

kebutuhannya seperti :

makan, minum, berteman

dll.

Adaptabilitas d. Anak menunjukkan

sikap terbuka terhadap

orang-orang di

berbagai lingkungan

(sekolah maupun

rumah)

e. Anak mampu

beradaptasi dengan

situasi pembelajaran di

kelas reguler.

(29)

51

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beradaptasi dengan

untuk menjadi bagian

inti dari sebuah

Obyektivitas diri dan

penerimaan diri,

n. Anak menerima

kekurangan dan

kelebihan yang ada

(30)

52

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengendalian diri dan

perkembangan diri

untuk bermain dengan

(31)

53

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkembangan

kebiasaan yang baik

u. Anak mengerti

mengenai peraturan

semenjak kecil.

v. Anak mampu

mengerjakan suatu

pekerjaan yang

ditugaskan kepadanya

baik di sekolah

maupun di rumah.

Rasa tanggung jawab w. Anak diberikan

tanggung jawab

semenjak kecil oleh

keluarganya.

x. Anak mau

bertanggung jawab

atas apa yang

diucapkan dan

dilakukan olehnya.

b. Wawancara,

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

wawancara tak terstruktur karena wawancara disesuaikan dengan dengan

keadaan responden dan pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam

percakapan sehari-hari.

Wawancara dilakukan kepada guru kelas, guru pendamping ,GPK,

orangtua, dan teman sekelas anak cerebral palsy sampai data yang

(32)

54

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan alat perekam/ tape recorder agar data yang didapat dari

responden mudah untuk didokumentasikan.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy

di SDN Tunas Harapan

Responden Pertanyaan

Guru Kelas a. Bagaimanakah kemampuan

subjek DV dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran?

b. Bagaimanakah kemampuan

interaksi sosial subjek DV

ketika dilibatkan dalam

kegiatan belajar kelompok di

kelas?

c. Menurut ibu/bapak apa saja

hambatan yang sering dialami

oleh subjek DV dalam proses

menyesuaikan diri saat

pembelajaran dan di luar

(33)

55

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GPK dan Guru

Pendamping

a. Bagaimanakah kemampuan

subjek DV dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran?

b. Bagaimanakah kemampuan

interaksi sosial subjek DV

ketika dilibatkan dalam

kegiatan belajar kelompok di

kelas?

c. Menurut ibu/bapak apa saja

hambatan yang sering dialami

oleh subjek DV dalam proses

menyesuaikan diri saat

pembelajaran dan di luar

pembelajaran?

a. Bagaimanakah upaya bapak

untuk mengatasi hambatan yang

dialami oleh subjek DV selama

proses penyesuaian diri?

Guru Olahraga Bagaimanakah cara bapak/ibu untuk

melibatkan subjek DV dalam pelajaran

(34)

56

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orangtua Subjek DV

a. Bagaimanakah pola didikan

yang diterapkan kepada subjek

DV selama berada di rumah?

b. Bagaimanakah interaksi subjek

DV di lingkungan rumahnya?

c. Bagaimanakah kemampuan

subjek DV dalam melaksanakan

tugas-tugas di rumah?

d. Aturan apa saja yang Bapak/Ibu

terapkan kepada subjek DV?

e. Setelah pulang sekolah, apa saja

kegiatan yang kamu lakukan?

f. Menurut ibu/bapak apa saja

hambatan yang sering dialami

oleh subjek DV dalam proses

(35)

57

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek DV a. Pernahkah kamu mengerjakan

tugas secara berkelompok

dengan subjek DV? Jika iya,

bagaimanakah peranmu dalam

kegiatan kelompok?

b. Apa saja pelajaran yang kamu

sukai?

c. Apakah kamu mengalami

kesulitan dalam beberapa

pelajaran? Jika iya, pelajaran

apa yang menurutmu sulit?

d. Apakah kamu mengalami

kesulitan untuk berteman

g. Apakah kamu suka membantu

orangtuamu di rumah? Jika iya,

pekerjaan apa saja yang

biasanya kamu lakukan?

h. Bagaimanakah pendapatmu

mengenai aturan di

keluargamu?

e. Apakah kamu mengalami

kesulitan saat harus belajar

kelompok dengan teman-teman

di kelasmu? Jika iya, kesulitan

apa saja yang kamu hadapi?

f. Apa saja yang kamu biasa

lakukan saat jam istirahat?

g. Apakah kamu suka bermain

(36)

58

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat jam istirahat?

h. Tempat-tempat apa saja yang

biasa kamu kunjungi saat jam

istirahat?

i. Apakah kamu mengalami

kesulitan untuk mengunjungi

tempat-tempat tersebut?

j. Hambatan apa saja yang sering

kamu alami selama proses

penyesuaian diri saat

pembelajaran, di luar

pembelajaran (misalkan saat

jam istirahat) serta saat berada

(37)

59

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teman Subjek DV a. Bagaimanakah pendapatmu

terhadap kehadiran anak

berkebutuhan khusus di

kelasmu?

b. Apakah ada kesulitan untuk

bermain dengan subjek DV?

Jika ada, sebutkan

kesulitannya?

c. Pernahkah kamu bertemu

dengan subjek DV di kantin?

Jika iya, bagaimanakah sikap

DV saat ingin membeli

makanan atau minuman di

kantin?

d. Pernahkah subjek DV meminta

pertolongan ketika dia

membutuhkan sesuatu? Jika iya,

bagaimana cara subjek DV

meminta tolong?

c. Studi dokumentasi.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data

yang sudah tersedia dalam catatan dokumen (Basrowi dan Suwandi 2008

: 158). Dokumentasi tersebut merupakan data yang dapat dimanfaatkan

sebagai data tambahan untuk data wawancara dan observasi. Dokumen

yang dimaksud yaitu berupa dokumentasi pribadi seperti buku harian

ataupun surat-surat ataupun Dokumen resmi yang dihasilkan oleh suatu

(38)

60

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai subjek DV serta berbagai dokumen lainnya dikumpulkan oleh

peneliti agar data yang diolah semakin lengkap dan dapat menjawab

fokus penelitian yang ada.

Tabel 3.4

Teknik Pengumpulan Data

Aspek Teknik Responden

1. Penyesuaian diri

anak cerebral palsy

dalam situasi

pembelajaran

Wawancara, Observasi,  Guru Kelas  Guru

Pendamping

 GPK

 Subjek DV

2. Penyesuaian diri

anak cerebral palsy

selama berada di luar

situasi pembelajaran . Wawancara, Observasi  Guru Kelas  Guru

Pendamping

 GPK

(39)

61

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Penyesuaian diri

anak cerebral palsy

saat berada di rumah. Wawancara, Observasi  Orangtua Subjek DV

 Subjek DV

4. Hambatan yang

dialami anak cerebral

palsy dalam proses

5. Upaya beberapa pihak

terkait dalam mengatasi

hambatan yang dialami

selama proses

penyesuaian diri anak

cerebral palsy

E. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

(40)

62

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepercayaan atau kreadibilitas dapat digunakan beberapa teknik keabsahan

data yaitu : (1) perpanjang ke ikut sertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3)

triangulasi, (4) pengecekan sejawat, (5) kecukupan refensial, (6) kajian

kasus negatif, (7) pengecekan anggota. (Moleong 2008 :327).

Dalam penelitian ini uji derajat kepercayaan atau kreadibilitas

digunakan dengan cara :

1. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci (Moleong 2008 :329)

Pengamatan dilakukan seteliti mungkin pada kegiatan yang

terjadi, kemudian hasil dari pengamatan ditelaah secara mendalam

agar peneliti paham dan dapat menguraikan isi pengamatan yang

dilakukan. Pengamatan sendiri akan dibagi sesuai dengan apa yang

menjadi fokus penelitian. Pengamatan tersebut akan banyak

dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana penyesuaian

diri anak cerebral palsy saat berada di kelas, berada di luar kelas,

serta saat anak cerebral palsy berada di rumah.

2. Triangulasi

Menurut Moleong (2008 : 330) menyatakan “triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(41)

63

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif ( Patton dalam

Moleong 2008 : 330).

Pada triangulasi sumber menurut Moleong (2008 330-331)

dapat dicapai dengan jalan :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,

orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,

orang pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang

berkaitan.

Pada penelitian ini data yang didapat dari observasi akan

dibandingkan dengan data hasil wawancara, kemudian data tersebut

akan di triangulasikan dengan data yang didapat dari observasi.

3. Pengecekan sejawat

Pengecekan sejawat ini dilakukan cara mengekspos hasil

sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi

dengan rekan yang dianggap mampu memberi masukan . Pemeriksaan

(42)

64

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki pengetahuan yang sama dengan peneliti. sehingga diskusi

yang dilakukan akan bersifat terbuka.

F. Teknik Analisis Data

Patton (1980) dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 91) menyatakan

bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan ukuran dasar

. Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis

data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokan,

memberikan kode dan mengkategorikannya.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat di garis bawahi bahwa analisis

bertujuan untuk mengatur dan mengorganisasikan data yang diperoleh dari

lapangan. Adapun proses berjalannya analisis data menurut Sieddel dalam

Moleong (2008 : 248) adalah sebagai berikut :

1) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2) Mengumpulkan, memilah milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar , dan membuat indeksnya. 3) Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Dengan demikan disimpulkan bahwa teknik analisis data adalah

pengolahan data yang didapat sehingga data yang diperoleh dapat

menghasilkan informasi. adapun langkah-langkah yang di pakai dalam

analisis data pada penelitian ini adalah:

1. Penyusunan data

Data yang didapat disusun sesuai kategori berdasarkan

pertanyaan-pertanyaan dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan

(43)

65

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengelompokan data, memilah dan memilih data berdasarkan sub-sub

atau kualifikasi sehingga memudahkan memahami apa yang terjadi.

3. Membuat kesimpulan

Tahap ini dilakukan dari mulai penelitian hingga akhir penelitian yang

mempermudah peneliti untuk mendapatkan makna dari data yang sudah

dikumpulkan.

4. Vertifikasi data

Vertifikasi data adalah proses perumusan makna dari hasil penelitian

yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah dipahami,

serta dilakukan dengan cara yang mudah dipahami,serta dilakukan dengan

(44)

103

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari

fokus masalah dalam mengetahui gambaran penyesuaian diri anak

cerebral palsy di SDN Tunas Harapan Bandung. Adapun pembahasannya

mengenai penyesuaian diri di dalam situasi pembelajaran, diluar situasi

pembelajaran, di rumah, hambatan dan upaya mengatasi hambatan yang

dialami oleh anak cerebral palsy selama proses penyesuaian diri. Dari

hasil penelitian yang dilakukan di SDN Tunas Harapan Bandung, peneliti

paparkan kesimpulan hasil penelitian, sebagai berikut :

1. Penyesuaian diri anak cerebral palsy dalam situasi pembelajaran yang

digambarkan berdasarkan tiga aspek yaitu : keutuhan pribadi,

adaptabilitas, kecakapan bekerja sama dan menaruh minat pada orang

lain. DV menunjukkan keutuhan pribadi belum secara utuh karena dia

hanya mengetahui kelemahannya pada dua mata pelajaran yaitu

matematika dan bahasa indonesia, namun masih membutuhkan

bantuan untuk mengetahui kelebihannya. Sikap adaptabilitas DV

masih membutuhkan proses lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya, khususnya dalam pembelajaran di kelas yang

suasananya berisik dan kurang kondusif. DV sebenarnya memiliki

minat untuk bekerja sama dengan teman-temannya, tetapi dalam

beberapa kondisi ada beberapa temannya yang memilih-milih teman,

sehingga membuat DV kurang berminat dalam kegiatan berkelompok.

(45)

104

Nikki Sarah Yuliana, 2013

Kemampuan Penyesuaian Diri Anak Cerebral Palsy Di SDN Tunas Harapan (Studi Kasus Pada DV Anak Cerebral Palsy Spastic Di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertemuan yang lebih sering, selain itu kenyamanan DV pun ikut andil

dalam hubungan sosial antara DV dengan lingkungan sosialnya.

2. Penyesuaian diri anak cerebral palsy diluar situasi pembelajaran yang

meliputi beberapa aspek yaitu : pengetahuan dan tilikan terhadap diri

sendiri, obyektivitas diri dan penerimaan diri, pengendalian diri dan

perkembangan diri, tujuan dan arah yang jelas serta memiliki minat

yang besar dalam bekerja dan bermain. Keseluruhan aspek sebenarnya

memiliki masalah yang beberapa pihak menganggapnya tidak terlalu

mengganggu anak. Sikap ketergantungan anak terhadap satu teman

dekat saja menjadikannya sebagai anak yang kurang berinisiatif untuk

bersosialisasi dengan teman-teman sekelasnya. Sehingga, secara tidak

langsung anak seperti menjaga jarak dengan teman-teman sekelasnya.

Namun, dalam hal tilikan terhadap diri sendiri, obyektivitas terhadap

diri sendiri serta penerimaan terhadap dirinya, DV menunjukkan sikap

sesuai dengan harapan. DV mampu menerima kekurangan, namun

masih membutuhkan bantuan dari lingkungan untuk memberikan

pengalaman yang dapat mengembangkan potensinya di bidang musik.

3. Penyesuaian diri anak saat berada di rumah diamati dan juga dikaji

melalui beberapa aspek yaitu : a) perkembangan kebiasaan yang baik

dan b) rasa tanggung jawab. Melalui hasil wawancara dan pengamatan

dalam kedua aspek tersebut anak menunjukkan sikap yang positif.

Anak jauh lebih periang dan terbuka saat berada di rumahnya. Sikap

anggota keluarga yang menerima kekurangan anak, membuat anak

nyaman berada di rumahnya. Namun, suasana rumah yang sepi

ternyata menjadi alasan mengapa anak tidak begitu menyukai tempat

keramaian. Selain itu, pemberian tugas rumah terhadap anak tidak

diberikan. Anak hanya mengerjakan tugas, bermain game atau

menonton bersama keluarganya saat berada di rumah. Hal ini didasari

Gambar

Tabel 3.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Pedoman Pengamatan Penyesuaian Diri Anak Tabel 3.2 Cerebral Palsy
Pedoman Wawancara Penyesuaian Diri Anak Tabel 3.3 Cerebral Palsy
Teknik Pengumpulan DataTabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

MENGGUNAKAN METODE FIFO, MAKA HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL ADALAH SEBESAR RP 39. MILYAR DAN PERSEDIAAN AKHIRNYA BERNILAI RP 41

Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

Dibalik pesatnya teknologi tersebut khususnya didalam bidang hardware pada komputer, banyak masalah-masalah yang terjadi akibat hardware tersebut tidak support terhadap software,

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Humaniora (M.Hum.) pada Sekolah Pascasarjana. © Yogi Setia Samsi 2014 Universitas

Pembuatan Website LBPP LIA merupakan sebuah aplikasi yang berisi informasi mengenai Pembuatan Website LBPP LIA, yang dikemas kedalam bentuk yang menarik. Penulisan Ilmiah

bahwa penelitian morfologi yang berderivasi bahasa Sunda belum ada.. Penelusuran yang ada di dalam buku “ Sistem dan Struktur Bahasa

Anestesi general biasanya diberikan jika anestesi spinal atau epidural tidak mungkin diberikan, baik karena alasan teknis maupun karena dianggap tidak aman. Pada prosedur