• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL PEMBELAJARAN PELATIHAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL PEMBELAJARAN PELATIHAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 5

1. Pembatasan Masalah... 5

2. Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Anggapan Dasar ... 7

G. Definisi Oprasional ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS A. Konsep Pelatihan ... 12

1. Pengertian Pelatihan ... 12

2. Tujuan Pelatihan ... 15

3. Prinsip-Prinsip Pelatihan ... 17

B. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 20

1. Pengertian Belajar ... 20

2. Pengertian Pembelajaran ... 26

3. Hasil Belajar ... 35

C. Konsep Kewirausahaan ... 36

(2)

3. Tipe Wirausaha, Profil dan Karakteristik Seorang Wirausaha ... 39

4. Kemampuan Berwirausaha ... 44

D. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ... 45

1. Pengertian Pemberdayaan ... 45

2. Pemberdayaan Masyarakat ... 46

E. Konsep Pendekatan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dan Pengumpulan Data ... 51

1. Metode Penelitian ... 51

2. Teknik Pengumpulan Data ... 53

B. Subjek Penelitian ... 55

C. Instrumen Atau Alat Penelitian ... 57

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 58

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64

B. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 83

1. Kompetensi Pembelajaran Pelatihan Tati Rias Pengantin ... 83

2. Hasil Pembelajaran Pelatihan Tata Rias Pengantin Sunda Putri ... 96

3. Penerapan Aspek Kewirusahaan Sebagai Kontribusi dari Hasil Pembelajaran ... 112

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 146

B. Saran ... 152

(3)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan aspek kehidupan yang memiliki potensi

manusiawi. Potensi tersebut senantiasa dapat diperbaharui dan mendudukui posisi

stategis dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan nasional. Konsepsi

Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan berpusat pada manusia yang

berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan dalam berbagai dimensi. Upaya

pembangunan sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, terdidik, dan terarah,

maka pendidikan merupakan instrumen dalam membentuk dan menciptakan

manusia-manusia yang profesional.

Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat

Indonesia yang adil, makmur, aman dan sejahtera berdasarkan pancasila serta

tergantung kepada kemampuan dan kualitas manusia sebagai subjek sekaligus

objek pembangunan lebih berkembang seperti dikemukakan oleh Soeharsono

Sagir (1981 : 4 ) yaitu:

Sumber daya manusia membutuhkan pendidikan dan latihan keterampilan, agar dapat bekerja lebih efektif dan produktif. Produktifitas manusia tidak hanya diperoleh oleh peralatan yang digunakan khusus fisik atau latar belakang pendidikannya yang membekali pengetahuan dan keterampilan sebagai modal untuk dapat bekerja efektif.

Kenyataan tersebut menuntut adanya usaha sungguh-sungguh di bidang

pendidikan, salah satunya dalam bentuk pelatihan yang dapat mengembangkan

(4)

sebab itu, sikap kewirausahaan merupakan potensi pembangunan, baik dalam

jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.

Peningkatan kualitas SDM di upayakan melalui pendidikan berkualitas,

baik yang dilakukan di jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, seperti

dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana balajar dalam proses pembelajaran agar peserta didiknya untuk memilkinya kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiannya, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sehubungan dengan hal diatas, bahwa pendidikan merupakan bagian

terpenting dan integral dari pembangunan nasional yang memiliki nilai dan

kekutan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia, baik melalui

Pendidikan Formal maupun Pendidikan Nonformal yang lebih dikenal (PLS).

Pelatihan merupakan salah satu program Pendidikan Luar Sekolah yang

bertujuan mengembangkan dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia.

Pengertian Pelatihan menurut Mustofa Kamil (2010:4).

Pelatihan yaitu memberikan pelajaran dan praktek, menjadikan berkembang dalam arah yang dikendaki, dan persiapan. Jadi, pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Pelatihan dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara konseptual pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan.

Melalui pelatihan, masyarakat mampu meningkatkan kompetensi individu

untuk menghadapi pekerjaan dan dapat untuk mencapai keterampilan dan dalam

(5)

kesejahteraan dengan upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta

memperluas wawasan itulah sesungguhnya pendidikan melalui pelatihan.

Dengan mensejahterakan masyarakat dengan pembangunan SDM melalui

pelatihan yang akan menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal

sesuai dengan kebutuhan jaman sekarang serta bertujuan memandirikan

perempuan dalam berwirausaha. Dengan mengembangkan sumber daya manusia

di LKP Tati Indah mengembangkan ide-ide berwirausahaan melalui tata rias

pengantin.

Pembangunan masyarakat merupakan suatu fondasi penting yang dapat

memperkuat dan mendorong dalam meningkatnya pembangunan bangsa. Oleh

karena, itu pelibatan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan nonformal

dapat menjadi suatu makna besar bagi kelancaran pembangunan dalam bidang

pendidikan dan perekonomian. Harapan dari pelatiahan usaha ekonomi produktif

dalam bidang tata rias pengantin dapat memanfaatkan dan mengaplikasikannya

sehingga mereka dapat berwirausaha untuk membuka lapangan kerja sendiri

atau mampu berwirausaha berkelompok, serta mengembangkan kepada orang

lain dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup

baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.

Usaha ekonomi produktif dalam bidang tata rias pengantin ini melakukan

sebuah langkah strategis dalam menarik minat dan kemauan masyarakat dengan

sebuah kegiatan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kultur dan kebutuhan

yang dapat memotivasi para masyarakat untuk tergabung didalam wadah

(6)

Salah satu kegiatan belajar luar sekolah yang dilakasanakan di masyarakat

yaitu pelatihan tata rias pengantin di LKP Tati Indah yang bertempat Jl.Riung

Arum Raya No.09 Blok A-IV Riung Bandung Peserta yang bergabung dalam

pelatihan untuk mengembangkan kemampuan berwirausahaan berjumlah 50

orang. Dengan semakin banyaknya masyarakat memulai dalam mengikuti

pelatihan dan menghasilkan usaha sendiri di tempat sendiri maka besar

kemungkinan mereka tidak akan migrasi ke kota maupun tenaga kerja wanita

keluar negeri. Sehingga semakin berkurangnya jumlah pengangguran di negara

kita tetapi sebaliknya semakin bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan yang

dibuka.

Sebagaimana pemaparan diatas, masyarakat dalam kegiatan usaha ekonomi

produktif terhadap kemampuan berwirausaha ini telah memberdayakan

masyarakat khususnya perempuan, untuk itu peneliti merasa tertarik untuk

memperoleh gambaran lebih jauh tentang hasil belajar yang di ikuti pelatihan

dengan mengmbangkan jiwa wirausaha melalui kegitan usaha ekonomi produktif

terhadap kemampuan masyarakat khususnya perempuan yang mengikuti kegiatan

tata rias pengantin. Hal ini yang melatar belakangi penelitian untuk membahas

lebih dalam lagi tentang “Kontribusi Hasil Pembelajaran Pelatihan Usaha

Ekonomi Produktif Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha”.

B. Identifikasi Masalah

Perlunya ditetapkan identifikasi masalah terlebih dahulu adalah untuk

memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka

(7)

1. Adanya peserta pelatihan sebelumnya kurang memahami proses

pembelajaran, sehingga mengalami kesulitan dalam mengaplikasikannya.

2. Peserta 15% memiliki bidang usaha tata rias pengantin dan memiliki

keinginan untuk menambah pengetahuan dengan mengikuti pelatihan serta

85 % belum memiliki bidang usaha.

3. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan mengurangi tingat

pengangguran, kemiskinan sehingga memberikan keterampilan di bidang

tata rias pengantin.

4. Rendah pendapatan keluarga dan sempitnya lapangan kerja.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah diperlukan supaya masalah yang ada dapat dibahas dengan

jelas, terarah, dan mendalam serta dapat dilaksanakan dengan keterbatasan

waktu, tenaga, biaya, dan kecakapan peneliti.

a. Bagaimana kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam

pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah?

b. Bagaimana hasil pembelajaran pelatihan dapat diterima peserta selama

kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tat Indah?

c. Bagaimana penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari

(8)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

penulis merumuskan permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana

kontribusi hasil belajar pelatihan usaha ekonomi produktif dalam

meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam usaha ekonomi

produktif di LKP Tati Indah yaitu:

1. Menggambarkan kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta

dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah.

2. Menggambarkan hasil pembelajaran pelatihan dapat diterima peserta selama

kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tati Indah.

3. Menggambarkan penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari

hasil pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari

pelatihan tata rias pengantin sunda puti di LKP Tati Indah.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat

memberikan masukan dan wawasan kepada semua pihak tentang kegiatan

wirausaha untuk menumbuhkan semangat berwiarausaha yang pada nantinya

dapat melahirkan wirausahawan-wirausahan baru yang mandiri. Selain itu

(9)

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

berarti untuk kepentingan teori dan pengembangan keilmuan Pendidikan Luar

Sekolah yang berkaitan dengan masalah metodologi Pendidikan Luar Sekolah.

2. Manfaat Bagi Penulis

Sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan metodologi penelitian dan

teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan pada jurusan Pendidikan Luar

Sekolah dan diperolehnya gambaran mengenai pemberdayaan masyarakat dalam

bidang usaha ekonomi produktif.

3. Manfaat Bagi Praktisi

Dapat dijadikan sebagai bahan analisis dan kajian para praktisi dalam

memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan keterampilan dalam usaha

ekonomi produktif dengan membantu perekonomian dalam keluarga.

F. Anggapan Dasar

Berdasarkan judul penelitian di atas, maka yang menjadi anggapan dasar

dalam penelitian ini adalah :

1. Menurut Mustofa Kamil (2010:4) pelatihan yaitu memberikan pelajaran dan

praktek, menjadikan berkembang dalam arah yang dikendaki, dan persiapan.

Jadi, pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar

untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan

yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan

(10)

dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara konseptual

pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan

2. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan

banyak pula orang menganggur, maka akan semakin dirasakan pentingnya

dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh

wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan

pemerintah sangat terbatas. wirausahawan merupakan potensi

pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu

sendiri (Buchari Alma, 2007:1).

G. Definisi Oprasional

1. Kontribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Pemasaukan atau

Penerapan. Sedangkan Menurut Sejarah kontribusi yaitu yaitu contribute,

contribution, Maknnya yaitu keikutsertaan, keterlibatan (Wikipedia,2012).

Pemasukan atau penerapan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh

individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif

terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga

berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas untuk meningkatkan

keterampilan melalui pelatiahan. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai

bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan sedang maupun setalah melakukan

pelatihan.

2. Pelatihan

Pelatihan Menurut Robinso (2010:174) pelatihan merupakan pengajaran

(11)

tingkah laku, pengetahuan, Skill, sikap agar mencapai sesuatu yang

diinginkan.

Bahwa proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh

karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan di mana

para ibu rumah tangga dapat memperoleh atau mempelajari sikap,

kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang

berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat

bekerja lebih baik.

3. Hasil Pembelajaran

Menurut Joseph (1993:34), bahwa hasil pembelajaran dari pelatihan adalah

menambah pengetahuan dan atau keterampilan peserta dalam

bidang-bidang atau kegiatan-kegiatan tertentu.

Hasil pembelajaran adalah berhubungan dengan sejauh mana pemasukan

atau penerapan selama proses pembalajaran berlangsung dari segi

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diterima atau dirasakan

oleh para peserta maupun setelah mengikuti pelatihan serta implikasinya

atau penerapannya dalam kegiatan wirausaha.

4. Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan

Menurut As’ad (2004:7) meningkatkan kemampuan wirausaha adalah sikap

yang membuat orang senang terhadap objek, situasi atau ide tertentu. Hal ini

diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang

disenangi itu. Pola-pola minat sesorang merupakan salah satu faktor yang

(12)

orang terhadap jenis pekerjaannyapun berbeda-beda, tingkat prestasi

seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.

Menurut Herwadi (2001:13) Wiarusaha adalah pelaku-pelaku usaha yang

memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan ekonomi secara mandiri

dengan dilandasi ide-ide inovatif, kratif dan produktif serta memilki

kemampuan mengembangkan usaha ekonominya.

Meningkatkan berwirausaha merupkan kecenderungan atau ketertarikan

individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk melakukan usaha dengan

karakteristik kepribadadian berani mengambil resiko, dapat menerima

tantangan, percaya diri, mempunyai kekeuatan usaha, kreatif dan inovatif

serta mempunyai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

5. Usaha ekonomi Produktif

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), disebutkan bahwa : Usaha Kecil

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar

dengan aset > 50 Juta – 500 Juta dan omset Rp. 300 juta – Rp. 2,5 Milyar

per tahun.

Usaha ekonomi produktif merupakan segala jenis usaha ekonomi yang

(13)

mempunyai hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman maupun

tahunan.

H. Sistematika Penulisan

untuk memudahkan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis

kemukakan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I : Berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan

penelititian, manfaat penilitian, anggapan dasar, definisi oprasional.

BAB II : Berupa Landasan Teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti

beberapa teori, diantaranya Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Konsep Model

Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi), Konsep Kewirausahaan, Konsep

Pendidikan Luar Sekolah, Konsep Pendekatan Ekonomi dan Sumber Daya

Manusia (SDM) dalam berwirausahaan, dll.

BAB III : Membahas tentang metode penelitian, subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis

data serta teknik pengilahan data dan analisis data.

BAB IV : Membahas tentang pembahasan dari hasil penelitian, deskripsi data, dan sebagainya.

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban terhadap

suatu permasalahan, mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu teori

dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Dalam melakukan suatu penelitian,

seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan sehingga akan

mempermudah peneliti dalam memperoleh data untuk diolah guna memecahkan

masalah yang menjadi tujuan akhir suatu penelitian. Dalam melaksanakan suatu

penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan digunakan,

karena menyangkut langkah-langakah yang harus dilakukan untuk dapat

mengarah proses penelitian dan sebagai dalam kegiatan penelitiannya.

A. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagian prosedur penelitian yang

disusun secara sistematis, Menurut Djudju Sudjana (2005:16) bahwa metode

mengandung makna lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan

verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah

penelitian. Penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai melalui penelitian. Dengan tujuan untuk mencari informasi

data ketelitian dari pertanyaan dapat terungkap secara faktual dan terperinci

dengan menggambarkan fenomena yang ada. Adapun penelitian yang

(15)

ekonomi produktif dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha di LKP

Tati Indah.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode yang sesuai

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. adapun pendekatannya yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan alasan

metode ini dianggap tepat, karena hal ini sesuai dengan Winarno S.

Surakhmad (Rusmana 2005:140), bahwa yang di maksud dengan metode

deskriftif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan gejala-gejala

yang ada dan terjadi dimasa sekaranag, pada masalah yang aktual.

Dalam pengolahan data, penulis menggunakan teknik analisis data

statistik deskriptif. Teknik ini digunakan penulis karena dalam pengumpulan

data dilakukan penyebaran angket dan cara pengolahannya dengan

perhitungan presentase. Menurut Sugiono (2002:147) bahwa yang dimaksud

statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk kedalam statistik

deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram

lingkaran, pictogram, perhitungan modus, mean (pengukuran tendensi

sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan penyetaraan data dan

standar deviasai serta perhitungan presentase.

Gambaran diatas memberikan suatu kejelasan mengenai metode

(16)

secara aktual dengan mengumpulkan informasi dan informasi secara

terperinci, jelas selanjutnya menganalisis data-data yang telah terkumpul.

2. Teknik Pengumpulan Data

Setelah metode penelitian ditentukan maka perlu juga di tetapkan

teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dengan maksud untuk

mengumpulkan informasi dan atau data yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti, hal ini akan berkaitan dengan alat (instrumen) yang akan di

pergunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Sehubungan

dengan hal tersebut Muhammad Nazir, (1985:132) menyatakan teknik

penelitian menyangkut dan menyatakan alat-alat pengukur apa yang

diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Terdapat dua hal yang

mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, salah satunya adalah kualitas

pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkenaan dengan

ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber

dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,

maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

Melalui wawancara (interview), observasi (pengamatan), angket dan

studi dokumentasi dan Studi Literatur. Adapun teknik pengumpulan data

(17)

a. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan

pengelola/instruktur, responden pelatihan tata rias pengantin, instrument

yang dipergunakan adalah Pedoman Wawancara, adapun aspek yang

ditanyakan dalam wawancara tersebut mengarah kepada, latar belakang

pendidikan, pekerjaan, usia, ekonomi, daerah tempat tinggal dan keluarga

dan berdialog dengan dengan pihak-pihak terkait menggunakan

wawancara di lakukan secara terbuka (melalui wawancara langsung).

b. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:30) mengemukakan observasi

adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti

serta pencatatan secara sistematis. Observasi peneliti terlibat dengan

kegiatan pelatihan dengan tujuan dari observasi ini adalah untuk

mengadakan pengamatan atau pencatatan secara langsung terhadap latar

penelitian termasuk di dalamnya situasi dan kondisi selama kegiatan

pelatihan. yang menunjukan hasil belajar selama kegiatan berlangsung

dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha. Observasi melakukan

pengamatan secara langsung yang di pergunakan yakni Pedoman

Observasi, dan Format Pengamatan .

c. Angket

Penggunaan kuestioner atau angket dalam penelitian ini merupakan

pengumpulan data. Menurut Kartini Kartono (1990:135) sebagai

(18)

“Angket Atau kuestioner ialah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umum (orang banyak) dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan

jawaban atau tanggapan respon tertulis”.

Angket yang digunakan ialah angket tertutup yang terdiri dari

item-item pertanyaan dengan dilengkapi pilihan jawaban, sehingga

responden memilih jawaban yang sudah disediakan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mendukung dan mempertegas hasil observasi dan wawancara, pelaksanaan

program pelatihan, serta data-data lainnya yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti. Dokumentasi diperoleh melalui lembaga pelatihan,

dokumentasi ini sebagai alat dalam mengumpulkan data. Studi dokumenter

penulis laksanakan terhadap berbagai kearsipan yang ada di pengelola dan

kegiatan pelatihan.

d. Studi Literatur

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep

yang dapat dijadikan landasan berpikir dalam hubungannya dengan

masalah yang sedang diteliti. Yang tujuannya adalah untuk memperoleh

data dan teori melalui buku dan makalah-makalah.

B. Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (Resthy 2009:69) subjek penelitian adalah

“benda, hal atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan

(19)

Responden penelitian adalah “orang yang dapat merespon, memberi informasi

tentang data penelitian”. Sedangkan sumber data adalah “benda, hal-hal atau

orang dan tempat dimana peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang

data”.

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan tata rias pengantin.

Subjek penelitian yang dijadikan responden dan sumber data berjumlah 50

orang. Adapun sebagai acauan Suharsimi Arikunto (1986:120) bahwa bila di

atas 100 responden maka bisa diambil antra 10%-15% atau 20% sampai

dengan 50%.

Sesuai dengan karakteristik subjek penelitian ini, populasi penelitian

sangat kecil yaitu 50 orang, atas dasar hal tersebut, maka sampel penelitian ini

adalah berjumlah 50 peserta pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan

dibagi menjadi lima kelompok yaitu satu kelompok terdiri dari sepuluh

kelompok.

Subjek penelitian yang dijadikan responden dan sumber data dalam

penelitian ini yaitu:

1. Peserta yang mengikuti pelatihan di LKP Tati Indah

2. Peserta yang telah mempunyai usaha dalam bidang tata rias pengantin

tetapi dalam bidang tata rias pengantin sunda putri belum mahir.

3. Peserta yang belum memiliki usaha dalam bidang tata rias pengantin serta

dalam proses belajar belum mengenail tata rias pengantin .

4. Penerapan hasil pembelajaran selama kegaiatan berlangsung dan

(20)

5. Keaktifan, pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam proses belajar.

C. Instrumen atau Alat Penelitian

Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam

kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan

atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur

penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Dalam

penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Peneliti

melakukan pengamatan, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket,

mencatat hasil pengamatan dari interaksi bersama responden.

Dalam penelitian ini bahwa manusia sebagai instrumen penelitian yang

paling utama untuk mendapatkan informasi sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, analisis data, mengolah data dan membuat kesimpulan atas

kesimpulannya.

Untuk mengetahui kontribusi hasil belajar pelatihan tata rias pengantin

sunda putri pada peserta yang mengikuti pelatihan tata rias pengantin

menggunakan alat pengumpul data dengan menggunakan angket. Untuk

memproses data secara tepat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka

dirumuskan instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang dibuat sebagai

pedoman untuk mengungkap aspek-aspek yang diteliti yakni mengenai

penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta sebagai hasil belajar dari

pelatihan, serta kontribusi dari hasil belajar tata rias pengantin dalam

(21)

D. Tahap-Tahap Penelitian

Langkah-langkh penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku,

hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (Fuji 2009:49), yaitu:

“Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas

oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi

bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam melakukan penelitian ini merupakan tahap awal atau gerbang utama

untuk melakukan penelitian dilapangan dengan dalam melakukan studi

pendahulauan untuk melihat kemungkinan peneliti dapat melakukan penelitian.

Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana kontribusi hasil belajar

pelatihan tata rias pengantin dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha.

Maka dirancanglah proposal penelitian yang diajukan kepada dosen pembimbing I

dan pembimbing II untuk dapat disetujui. Setelah mendapatkan persetujuan,

kemudian penulis melakukan pengurusan perijinan untuk terjun ke lapangan.

Untuk memudahkan proses pengumpulan data, penulis mempersiapkan

perlengkapan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. penyusunan kisi-kisi penelitian secara sistematis sesuai dengan pertanyaan,

kemudian dijabarkan sesuai dengan indikator untuk memudahkan dalam

pembuatan alat pengumpulan data.

b. Penyusun alat pengumpulan data yaitu angket, wawancara, dokumentasi.

(22)

diharapkan dan disertai dengan petunjuk pengisian sebagian upaya untuk

membantu responden dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan.

Untuk wawancara, sebelumnya membuat pedoman wawancara yang

berisikan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden secara lisan,

untuk mempermudah data dan informasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara mendalam

dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan

terhadap lingkungan kegiatan, serta melakukan wawancara baik dengan peserta

pelatihan maupun dengan instruktur pelatihan maupun dengan penyelenggara

pelatihan dan angket selama kegiatan pelatihan di LKP Tati Indah. Tahapan ini

merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data

terhdap hasil pengumpulan data sebagai berikut:

a. Penyusunan angket yang akan diberikan kepada responden makan diadakan

uji coba (Try Out) angket, dengan diadakannya uji coba angket dengan

maksud untuk menguji cobakan kepada seluruh responden untuk

memperoleh masukan tentang kekurangan dan kelemahan anget tersebut.

Kemudian direvisi hasil dari uji coba tersebut, sehingga angket tersebut

menjadi sempurna sebagai alat pengumpul data.

b. Kemudian memperbanyak angket, setelah ada masukan melalui uji coba dan

telah memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data, kemudian diperbanyak

(23)

c. Penyebaran angket, sebelum pengisian responden diberi penjelasan yang

berkaitan dengan pengisian angket. Setelah diberi penjelasan, maka angket

diberikan kepada responden untuk diisi.

3. Pelaporan

Dalam tahap ini, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Triangulasi data menurut Sugiyono (2012:241),sebagai teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Dengan menggunakan triangulasi, peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu

mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Dengan menggunakan sumber data yang

berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dengan

menggunakan triangulasi, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten,

tuntas dan pasti.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan

hasil wawancara dan angket pelatihan tata rias pengantin yang satu dengan

yang lain.

b. Setelah kegiatan triangulasi, kemudian dilakukan laporan hasil

pengumpulan data dan menggandalkan laporan yang telah disusun.

E. Teknis Pengolahan dan Analisa Data

Menurut Bogdan (Sugiyono 2012:244), Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,

(24)

dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Setelah tahap

penelitian telah ditentukan, maka untuk memperoleh tujuan dan hasil yang telah

ditentukan dalam penelitian ini, maka diperlukan pengolahan data dengan

mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah

diajukan. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Seleksi data merupakan proses pengecekan atau menyeleksi data yang

terkumpul dari responden, sehingga dapat memudahkan untuk pengolahan

data sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data merupakan mengelompokan data-data sesuai dengan

asfek-asfek yang telah ditentukan dalam penelitian, sehingga mempermudah

pengolahan data dari responden.

3. Tabulasi Data

Data dikelompokan kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan

mengetahui frekuensi dari tiap-tiap jawaban, serta mempermudah dalam

membaca dan membandingkan alternatif jawaban yang satu dengan yang

lainnya.

4. Pengolahan Data

Untuk mempermudah dalam pengolahan data dan mengenalisis data

penelitian, maka dalam pengelohan data menggunakan analisis teknik

perhitungan prosentase (%), data yang disajikan dalam bentuk tabel, serta

(25)

tetapi penulis mendeskrifsikan hasil analisis dari tiap tabel tersebut.

Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:

a) Membuat tabel dengan kolom, yang terdiri dari nomor urutan,

alternatif jawaban, frekwensi jawaban dan prosentasenya.

b) Mencari jawaban dengan jalan menjumlahkan tally dari setiap

alternatif jawaban (f)

c) Mencari frekuensi keseluruhan dengan jalan menjumlahkan frekwensi

dari setiaf alternatif jawaban (n).

d) Mencari prosentase dengan rumus:

Keterangan:

P = Prosentase jawaban

f = Frekwensi jawaban

n = Jumlah seluruh responden

100% = Bilangan Tetap

e) Setelah melakukan pengolahan data dengan teknik prosentase, untuk

menfsirkan hasil pengolahan data berdasarkan golongan prosentase

dengan kriteria sebagai berikut:

100% = Seluruhnya

75% - 99% = Sebagian besar

59% - 76% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

(26)

26% - 49% = Hampir setengahnya

1% - 25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

(27)

Pada bab terakhir, penulis mencoba menyimpulkan pembahasan hasil

penelitian dalam bentuk kesimpulan dengan beberapa saran menjadi masukan

untuk pelaksanaan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan

kemampuan dalam berwirausaha.

A. Kesimpulan

Pelatihan dapat menjadikan orang berpotensi untuk belajar merespon

terhadap kesempatan dan peluang baru. Pelatihan tata rias pengantin sunda putri

dalam meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha di LKP Tati Indah yang bersifat

praktek langsung dengan harapan agar mereka memiliki pengalaman dalam berwirausaha

untuk dapat mengasah potensi-potensi yang dimilikinya kemudian mempraktekkan

kemampuan tersebut setelah selesai mengikuti kegiatan pelatihan tata rias pengantin

sunda putri.

Melalui pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan

kemampuan berwirausaha menumbuhkan kesadaran dan kesedian masyarakat

untuk melakukan kegiatan wirausaha berdasarkan pengalaman, pengetahuan,

keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pelatihan.Kesimpulan ini merupakan

jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah penulis ajukan. Berikut ini adalah

kesimpulan tentang jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah diajukkan yaitu

(28)

a. Kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam pelatihan tata

rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah

Pelatihan tata rias pengantin sudan putri diawali dengan kompetensi

pembelajaran yang dimulai dari tujuan pelatihan yaitu mengembangkan

keterampilan dan pengetahuan membuka peluang wirausaha mandiri melalui

pelatihan tata rias pengantin. Dengan memahami cara penyampain materi

yang disampaikan instruktur dalam proses pembelajaran berlangsung.

Sedangan penguasaan materi tentang kewirausahaan yang diterima peserta

yaitu mengenai materi motivasi diri dalam wirausaha dengan kesesuaian atau

ketepatan terhadap materi yang diberikan dalam pelatihan tata rias pengantin

sunda putri tersebut sesuai dengan kebutuhan belajar saudara.

Metode yang sering digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias

pengantin sunda putri yaitu metode demontrasi, pemberian materi dan praktek

yang sering instruktur terapkan kepada responden. Ketepatan instruktur dalam

menerapakan metode yang digunakan selama dalam kegiatan pelatihan tata

rias pengantin sunda putri. Selanjutnya untuk penggunaan waktu yang tepat

dalam proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias

pengantin sunda putri sesuai dengan kondisi masyarakat yaitu pagi s.da siang.

Penggunaan waktu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan

tata rias pengantin sunda putri untuk dua jam dalam persatu pertemuan dalam

kegiatan pelatihan tata rias penganti sangat efektif.

Pelaksanaan proses belajar mengajar pelatihan tata rias pengantin

(29)

stategis serta mudah untuk dijangkau oleh semua peseta yaitu gedung khusus

pelatihan tata rias pengantin yang telah disediakan oleh LKP Tati. Kesesuaian

penggunaan sarana/prasana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan memberikan kenyaman untuk

belajar dengan sarana yang telah disediakan.

Sarana/prasana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pelatihan tata rias pengantin sunda putri yang digunkanan dalam kegiatan

pelatihan untuk kelancaran dalam proses pembelajaran sering menggunakan

instruktur yaitu pengeras suara secara langsung. Untuk kelengkapan

sarana/prasana pembelajaran sangat lengkap selama proses pembelajaran

dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Pendidikan dan

pengetahuan sumber belajar dalam menyapaikan materi pembelajaran dalam

kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yaitu instruktur dalam

menyampaikan materinya secara umum dapat diterima serta mudah dipamahi

oleh responden. Kemampuan sumber belajar dalam menggunakan sarana

belajar dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri, instruktur

sudah menguasai dalam penggunaan sarana belajar yang telah disediakan.

Penilaian atau evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

pelatihan tata rias pengantin dalam penilaian kemampuan hasil belajar

responden sering dilakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan responden

mengenai pelajar yang sudah diajarkan sebelumnya dan sesudah. Teknik

penilian dalam proses pembelajaran selama kegiatan pelatihan tata rias

(30)

pembelajaran yaitu menggunakan teknik penilaian melalui tes praktek.

Selama mengikuti pelatihan responden mulai bisa menggunakan alat-alat

selama kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan

merancangan model selama proses pembelajaran dalam kegiatan pelatihan

tata rias pengantin sunda putri merupakan hal sulit bagi responden.

b. Hasil pembelajaran pelatihann dapat diterima peserta selama kegiatan

pelatihan berlangsung di LKP Tati

Hasil dari pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam segi

pengetahuan dari hasil responden banyak menerima materi sangat banyak

yang didapat serta banyak perubahan tingkat pengetahuan bagi diri sendiri

setelah mengikuti kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri.

Selanjutnya Tingkat keterampilan setelah proses pembelajaran kegiatan tata

rias pengantin sunda putri yaitu sangat banyak perubahan bagi diri responden.

Banyaknya perubahan sikap responden setelah kegiatan tata rias pengantin

sunda putri, selama proses pembelajaran dapat diterima secara senang oleh

responden dalam mengikuti proses pembelajaran pelatihan tata rias pengantin

sunda putri. Perubahan dalam pola pikir dengan semakin menambahnya

pengetahuan dalam berwirausaha setelah mengikuti pelatihan tata rias

pengantin sunda putri.

Penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan pelatihan tata rias

pengantin sunda putri, dengan respon dari diri responden dengan sikap

merasa sangat senang dalam menerapakan hasil dari pelatihan. Cara

(31)

sunda putri dalam pengetahuan yang mereka dapatkan dengan cara

menerapkam secara sungguh-sungguh sesuai dengan kegiatan yang telah

diikutinya. Tempat penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan tata rias

pengantin sunda putri responden lebih banyak mencoba dalam mempraktekan

pengetahuan dan keterampilan yang didapat setelah kegiatan pelatihan tata

rias pengantin sunda putri yaitu melaksanakan dilingkungan rumahnya

sendiri.

Hasil yang dicapai dalam penerapan hasil belajaran dalam kegiatan

tata rias pengantin sunda putri dapat merasakan hasil yang sangat bermanfaat

bagi diri sendiri untuk bisa mengaplikasikannya dilingkungan sekitarnya.

Hasil belajaran yang dirasakan dalam kegiatan tata rias pengantin sunda putri

yaitu sangat berguna serta menambah pengetahuan. Keinginan dalam

menerapkan hasil pembelajaran dari kegiatan tata rias pengantin sunda putri

dengan rasa keinginan untuk mengaplikasikannya atau menerapkannya

sesuai dengan keyakinan dari diri sendiri. Kendala dalam materi

pembelajaran dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri mengenai materi

yang disampaikan yaitu dari segi keterampilan dan wawasan belum menguasi

semua materi ketika menerapkan dilapangan. Kendala tingkat kemampuan,

keterampilan dan sikap dari hasil pelatihan tata rias pengantin sunda putri

dengan memulai usaha baru. Pelatihan tata rias pengantin sunda putri

didukungan dari pihak eksternal setelah pelatihan tata rias pengantin sunda

putri, banyak yang saling mendukung untuk menerapkan hasil pembelajaran

(32)

c. Penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil pembelajaran

dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari pelatihan tata rias

pengantin sunda puti di LPK Tati Indah

Jiwa seorang wirausaha dengan penuh keyakinan dalam membangun

wirausaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri bahwa

responden yakin terdapad wirusaha yang akan dirintas setelah kegiatan

pelatihan tata rias pengantin sunda putri, keputusankan suatu usaha dapat

terlibat di dalam lingkungan responden dengan memberikan masukan serta

keputusan dalam untuk berwirausaha sebagian besar timbul dari diri sendiri

dan tidak ketergantunga terhadap orang lain. Pengembangan keterampilan

setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dapat terus

mengembangakan dalam bidang tata rias pengantin dalam modifikasi

pengantin tata rias pengantin berkerudung. Pengelolaan keuangan setelah

kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri akan mengatur sistem

keuangan pemasukan dan pengaluaran oleh diri sendiri. Motivasi kebutuhan

dalam berumah tangga dalam mendirkan wirausaha setelah kegiatan pelatihan

tata rias pengantin sunda putri. Cara penerapan pemasaran usaha setelah

kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan cara memberikan

diskon kepada konsumen sebagai salah satu alternatif cara tertariknya kepada

konsumen.

Penerapan tantangan yang hadapi dalam usaha tata rias pengantin

sunda putri ini maka akan semakin terpacu untuk terus kreatif dalam

(33)

dengan menerapkan sistem kepemimpinan demoktratis, seorang responden

sebagai pemimpin memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan

ketika menerapakn dalam usaha yang telah di rintis maupun yang belum

wirausaha. Hubungan dengan masyarakat lingkungan sekitar usaha setelah

kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan dengan menjalin

berkomunikasi dengan baik dan sebagai modal utama untuk berwirausaha.

Penerapan saran dan kritik dalam wirausaha dari konsumen ketika responden

membuka usaha tata rias pengantin sunda putri serta sebagai masukan yang

positif untuk terus berkembang dan berkreatif dalam usaha.

Penarapan inovatif dengan terus mengembangkan keterampilan

dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tata rias pengantin dengan semakin

menambah pengetahuan. Pelayanan diluar tata rias pengantin responden

pelatihan tata rias pengantin sunda putri menyatakan belum bisa melayani

diluar bidang tata rias pengantin sunda putri, sebab belum memiliki bidang

keterampilan yang lain. Sumber informasi yang gunakan dengan mengikuti

pelatihan-pelatihan yang lainya. Pengatahuan lain setelah kegiatan pelatihan

tata rias pengantin sunda putri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan serta

terus berlatih dan bisa menerapkannya dalam usaha. Pandangan kedepan

dengan merencanakan kemasa depan untuk usaha dengan lebih menggali

kreatifitas dengan membuka cabang usaha selanjutnya.

B. Saran/Rekomendasi

Atas dasar hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis

(34)

1. Untuk Lembaga Pelatihan

a. Hendaknya dilakuan pembinaan dan tindak lanjut bagi lulusan peserta

yang telah mengikuti pelatihan tata rias pengantin sunda putri sebagai

tahap dasar dari tata rias untuk lebih meningkatkan keterampilan

selanjutnya sesuai dengan kebutuhan peserta.

b. Hendaknya diberikan buku materi tiap perorangan dengan tampilan dan

kata-kata dan gambar yang mudah dipamahi serta tertarik untuk dibaca

oleh peserta pelatihan dan tidak monoton.

c. Dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri perlu

pengembangan dan pengenalan potensi lingkungan yang menjadi

sasaran pelatihan yang mendukung dan memotivasi untuk membuka

peluang usaha mandiri dengan cara memanfaatkan sumber daya

lingkungan dan sumber daya manusia.

2. Untuk Instruktur Peserta Pelatihan

Bagi Instruktur hendaknya dilibatkan instuktur yang muda-muda

untuk lebih menciptakan model-model baru dalam dunia tata rias

pengantin.

3. Untuk Penyenggara Pelatihan

Hendaknya dalam penyelenggaraan pelatihan dapat ditambah personil

kepanitian sehingga tugas-tugas bisa teratasi misalnya bidang

kesekertariatan khusus untuk surat-suat mapun dokumentasi sehingga

(35)

Atmodiwiro, Soebagio. (2002). Manajemen Pelatihan, Jakarta:Ardadizya Jaya.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Ace, Suryadi (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar, Bandung:Widya Aksara Press.

Gadis, Arivia.(2007). Merayakan Keberagaman Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Kesetaraan,Jakarta Selatan:Penebar Swadaya.

Hanafi,Abdillah. (2004). Memasyarakatkan Ide-ide Baru,Surabaya:Usaha Nasional.

Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Ihat, Hatimah. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran,Bandung:Andira.

Ismail, Nawawi. (2006). Pembangunan dan Problem Masyarakat, Surabaya: Media Nusantara

Roesmidi, Risyanti Riza. (2006) Pemberdayaan Masyrakat.Sumedang:Alqaprint.

Resthy, Putri Prawati. (2009). Pemanfaatan Hasil Belajar Kursus dalam

Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Rusmana. (2005). Upaya Pengelola dalam Meningkatkan Kemampuan Instruktur Menjahit Melalui Pelatihan Di LPK Pelita Massa Cabang Sukabumi Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Saleh, Marzuki (2010). Pendidikan NonFormal.Bandung:Rosda.

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda

Sudjana, Djudju. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

Sudjana, Djudju. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

(36)

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabet.

Suharsimi, Arrikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara.

Suharsimi, Arrikunto. (1986). Prosedur Penelitian Pendidikan,Jakarta:Ghalia Indonesia.

Sumarsono, Sonny.(2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia.Jember: Graha Ilmu.

Suryono.(2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan Berwirausaha dan Peran Sosial Santri Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Kartono, K.(1990). Pengantar Metodelogi Research Sosial. Bandung:Mandar Maju.

Kamil, Mustofa.(2010). Model Pendidikan dan Pelatihan.Bandung: Alfabeta.

Kasmir, (2007). Ciri-ciri Wirausaha, Kewirausahaan, Bandung:Alfabeta.

Kaswana. (2011). Pelatihan dan Pengembangan, Cimahi:Alfabeta.

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyu, Suparyanto.(2005). Petunjuk Untuk Memulai Berwirausaha.Bandung: Alfabet.

(37)

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Referensi

Dokumen terkait

menemukan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap belanja daerah. Hal ini disebabkan karena PAD merupakan sumber

Hasil penelitian berupa data kuantitatif deskriptif yaitu, (1) handout dinyatakan layak untuk dipakai dengan perolehan nilai dari tiga validator 3,21 yang artinya

Untuk tindakan pengendalian kedaruratan guna menekan epidemi virus dengue atau guna mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang besar, sebuah program pemberantasan

Penerapan Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. Kemampuan

Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan

Contoh perhitungan dosis suspensi ekstrak etanol biji petai yang diberikan. secara oral

Kumpulan peraturan hidup di dalam masyarakat yang dapat memaksa orang supaya menaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas terhadap

pula perkembangan negara tersebut, semakin mengerti suatu bangsa akan pentingnya suatu pendidikan maka akan semakin baik kualitas pendidikan negara tersebut. Padahal