KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 5
1. Pembatasan Masalah... 5
2. Perumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Anggapan Dasar ... 7
G. Definisi Oprasional ... 8
H. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS A. Konsep Pelatihan ... 12
1. Pengertian Pelatihan ... 12
2. Tujuan Pelatihan ... 15
3. Prinsip-Prinsip Pelatihan ... 17
B. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 20
1. Pengertian Belajar ... 20
2. Pengertian Pembelajaran ... 26
3. Hasil Belajar ... 35
C. Konsep Kewirausahaan ... 36
3. Tipe Wirausaha, Profil dan Karakteristik Seorang Wirausaha ... 39
4. Kemampuan Berwirausaha ... 44
D. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ... 45
1. Pengertian Pemberdayaan ... 45
2. Pemberdayaan Masyarakat ... 46
E. Konsep Pendekatan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM) ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dan Pengumpulan Data ... 51
1. Metode Penelitian ... 51
2. Teknik Pengumpulan Data ... 53
B. Subjek Penelitian ... 55
C. Instrumen Atau Alat Penelitian ... 57
D. Tahap-Tahap Penelitian ... 58
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64
B. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 83
1. Kompetensi Pembelajaran Pelatihan Tati Rias Pengantin ... 83
2. Hasil Pembelajaran Pelatihan Tata Rias Pengantin Sunda Putri ... 96
3. Penerapan Aspek Kewirusahaan Sebagai Kontribusi dari Hasil Pembelajaran ... 112
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 146
B. Saran ... 152
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan aspek kehidupan yang memiliki potensi
manusiawi. Potensi tersebut senantiasa dapat diperbaharui dan mendudukui posisi
stategis dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan nasional. Konsepsi
Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan berpusat pada manusia yang
berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan dalam berbagai dimensi. Upaya
pembangunan sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, terdidik, dan terarah,
maka pendidikan merupakan instrumen dalam membentuk dan menciptakan
manusia-manusia yang profesional.
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil, makmur, aman dan sejahtera berdasarkan pancasila serta
tergantung kepada kemampuan dan kualitas manusia sebagai subjek sekaligus
objek pembangunan lebih berkembang seperti dikemukakan oleh Soeharsono
Sagir (1981 : 4 ) yaitu:
Sumber daya manusia membutuhkan pendidikan dan latihan keterampilan, agar dapat bekerja lebih efektif dan produktif. Produktifitas manusia tidak hanya diperoleh oleh peralatan yang digunakan khusus fisik atau latar belakang pendidikannya yang membekali pengetahuan dan keterampilan sebagai modal untuk dapat bekerja efektif.
Kenyataan tersebut menuntut adanya usaha sungguh-sungguh di bidang
pendidikan, salah satunya dalam bentuk pelatihan yang dapat mengembangkan
sebab itu, sikap kewirausahaan merupakan potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Peningkatan kualitas SDM di upayakan melalui pendidikan berkualitas,
baik yang dilakukan di jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, seperti
dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana balajar dalam proses pembelajaran agar peserta didiknya untuk memilkinya kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiannya, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehubungan dengan hal diatas, bahwa pendidikan merupakan bagian
terpenting dan integral dari pembangunan nasional yang memiliki nilai dan
kekutan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia, baik melalui
Pendidikan Formal maupun Pendidikan Nonformal yang lebih dikenal (PLS).
Pelatihan merupakan salah satu program Pendidikan Luar Sekolah yang
bertujuan mengembangkan dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia.
Pengertian Pelatihan menurut Mustofa Kamil (2010:4).
Pelatihan yaitu memberikan pelajaran dan praktek, menjadikan berkembang dalam arah yang dikendaki, dan persiapan. Jadi, pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Pelatihan dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara konseptual pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan.
Melalui pelatihan, masyarakat mampu meningkatkan kompetensi individu
untuk menghadapi pekerjaan dan dapat untuk mencapai keterampilan dan dalam
kesejahteraan dengan upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta
memperluas wawasan itulah sesungguhnya pendidikan melalui pelatihan.
Dengan mensejahterakan masyarakat dengan pembangunan SDM melalui
pelatihan yang akan menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal
sesuai dengan kebutuhan jaman sekarang serta bertujuan memandirikan
perempuan dalam berwirausaha. Dengan mengembangkan sumber daya manusia
di LKP Tati Indah mengembangkan ide-ide berwirausahaan melalui tata rias
pengantin.
Pembangunan masyarakat merupakan suatu fondasi penting yang dapat
memperkuat dan mendorong dalam meningkatnya pembangunan bangsa. Oleh
karena, itu pelibatan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan nonformal
dapat menjadi suatu makna besar bagi kelancaran pembangunan dalam bidang
pendidikan dan perekonomian. Harapan dari pelatiahan usaha ekonomi produktif
dalam bidang tata rias pengantin dapat memanfaatkan dan mengaplikasikannya
sehingga mereka dapat berwirausaha untuk membuka lapangan kerja sendiri
atau mampu berwirausaha berkelompok, serta mengembangkan kepada orang
lain dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.
Usaha ekonomi produktif dalam bidang tata rias pengantin ini melakukan
sebuah langkah strategis dalam menarik minat dan kemauan masyarakat dengan
sebuah kegiatan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kultur dan kebutuhan
yang dapat memotivasi para masyarakat untuk tergabung didalam wadah
Salah satu kegiatan belajar luar sekolah yang dilakasanakan di masyarakat
yaitu pelatihan tata rias pengantin di LKP Tati Indah yang bertempat Jl.Riung
Arum Raya No.09 Blok A-IV Riung Bandung Peserta yang bergabung dalam
pelatihan untuk mengembangkan kemampuan berwirausahaan berjumlah 50
orang. Dengan semakin banyaknya masyarakat memulai dalam mengikuti
pelatihan dan menghasilkan usaha sendiri di tempat sendiri maka besar
kemungkinan mereka tidak akan migrasi ke kota maupun tenaga kerja wanita
keluar negeri. Sehingga semakin berkurangnya jumlah pengangguran di negara
kita tetapi sebaliknya semakin bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan yang
dibuka.
Sebagaimana pemaparan diatas, masyarakat dalam kegiatan usaha ekonomi
produktif terhadap kemampuan berwirausaha ini telah memberdayakan
masyarakat khususnya perempuan, untuk itu peneliti merasa tertarik untuk
memperoleh gambaran lebih jauh tentang hasil belajar yang di ikuti pelatihan
dengan mengmbangkan jiwa wirausaha melalui kegitan usaha ekonomi produktif
terhadap kemampuan masyarakat khususnya perempuan yang mengikuti kegiatan
tata rias pengantin. Hal ini yang melatar belakangi penelitian untuk membahas
lebih dalam lagi tentang “Kontribusi Hasil Pembelajaran Pelatihan Usaha
Ekonomi Produktif Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha”.
B. Identifikasi Masalah
Perlunya ditetapkan identifikasi masalah terlebih dahulu adalah untuk
memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka
1. Adanya peserta pelatihan sebelumnya kurang memahami proses
pembelajaran, sehingga mengalami kesulitan dalam mengaplikasikannya.
2. Peserta 15% memiliki bidang usaha tata rias pengantin dan memiliki
keinginan untuk menambah pengetahuan dengan mengikuti pelatihan serta
85 % belum memiliki bidang usaha.
3. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan mengurangi tingat
pengangguran, kemiskinan sehingga memberikan keterampilan di bidang
tata rias pengantin.
4. Rendah pendapatan keluarga dan sempitnya lapangan kerja.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Batasan masalah diperlukan supaya masalah yang ada dapat dibahas dengan
jelas, terarah, dan mendalam serta dapat dilaksanakan dengan keterbatasan
waktu, tenaga, biaya, dan kecakapan peneliti.
a. Bagaimana kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam
pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah?
b. Bagaimana hasil pembelajaran pelatihan dapat diterima peserta selama
kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tat Indah?
c. Bagaimana penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis merumuskan permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana
kontribusi hasil belajar pelatihan usaha ekonomi produktif dalam
meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam usaha ekonomi
produktif di LKP Tati Indah yaitu:
1. Menggambarkan kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta
dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah.
2. Menggambarkan hasil pembelajaran pelatihan dapat diterima peserta selama
kegiatan pelatihan berlangsung di LKP Tati Indah.
3. Menggambarkan penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari
hasil pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari
pelatihan tata rias pengantin sunda puti di LKP Tati Indah.
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat
memberikan masukan dan wawasan kepada semua pihak tentang kegiatan
wirausaha untuk menumbuhkan semangat berwiarausaha yang pada nantinya
dapat melahirkan wirausahawan-wirausahan baru yang mandiri. Selain itu
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
berarti untuk kepentingan teori dan pengembangan keilmuan Pendidikan Luar
Sekolah yang berkaitan dengan masalah metodologi Pendidikan Luar Sekolah.
2. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan metodologi penelitian dan
teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan pada jurusan Pendidikan Luar
Sekolah dan diperolehnya gambaran mengenai pemberdayaan masyarakat dalam
bidang usaha ekonomi produktif.
3. Manfaat Bagi Praktisi
Dapat dijadikan sebagai bahan analisis dan kajian para praktisi dalam
memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan keterampilan dalam usaha
ekonomi produktif dengan membantu perekonomian dalam keluarga.
F. Anggapan Dasar
Berdasarkan judul penelitian di atas, maka yang menjadi anggapan dasar
dalam penelitian ini adalah :
1. Menurut Mustofa Kamil (2010:4) pelatihan yaitu memberikan pelajaran dan
praktek, menjadikan berkembang dalam arah yang dikendaki, dan persiapan.
Jadi, pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan
yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan
dihubungkan dengan pendidikan. Ini terutama karena secara konseptual
pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan
2. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur, maka akan semakin dirasakan pentingnya
dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh
wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. wirausahawan merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu
sendiri (Buchari Alma, 2007:1).
G. Definisi Oprasional
1. Kontribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Pemasaukan atau
Penerapan. Sedangkan Menurut Sejarah kontribusi yaitu yaitu contribute,
contribution, Maknnya yaitu keikutsertaan, keterlibatan (Wikipedia,2012).
Pemasukan atau penerapan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh
individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif
terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga
berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas untuk meningkatkan
keterampilan melalui pelatiahan. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai
bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan sedang maupun setalah melakukan
pelatihan.
2. Pelatihan
Pelatihan Menurut Robinso (2010:174) pelatihan merupakan pengajaran
tingkah laku, pengetahuan, Skill, sikap agar mencapai sesuatu yang
diinginkan.
Bahwa proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh
karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan di mana
para ibu rumah tangga dapat memperoleh atau mempelajari sikap,
kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang
berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat
bekerja lebih baik.
3. Hasil Pembelajaran
Menurut Joseph (1993:34), bahwa hasil pembelajaran dari pelatihan adalah
menambah pengetahuan dan atau keterampilan peserta dalam
bidang-bidang atau kegiatan-kegiatan tertentu.
Hasil pembelajaran adalah berhubungan dengan sejauh mana pemasukan
atau penerapan selama proses pembalajaran berlangsung dari segi
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diterima atau dirasakan
oleh para peserta maupun setelah mengikuti pelatihan serta implikasinya
atau penerapannya dalam kegiatan wirausaha.
4. Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan
Menurut As’ad (2004:7) meningkatkan kemampuan wirausaha adalah sikap
yang membuat orang senang terhadap objek, situasi atau ide tertentu. Hal ini
diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang
disenangi itu. Pola-pola minat sesorang merupakan salah satu faktor yang
orang terhadap jenis pekerjaannyapun berbeda-beda, tingkat prestasi
seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.
Menurut Herwadi (2001:13) Wiarusaha adalah pelaku-pelaku usaha yang
memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan ekonomi secara mandiri
dengan dilandasi ide-ide inovatif, kratif dan produktif serta memilki
kemampuan mengembangkan usaha ekonominya.
Meningkatkan berwirausaha merupkan kecenderungan atau ketertarikan
individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk melakukan usaha dengan
karakteristik kepribadadian berani mengambil resiko, dapat menerima
tantangan, percaya diri, mempunyai kekeuatan usaha, kreatif dan inovatif
serta mempunyai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.
5. Usaha ekonomi Produktif
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), disebutkan bahwa : Usaha Kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
dengan aset > 50 Juta – 500 Juta dan omset Rp. 300 juta – Rp. 2,5 Milyar
per tahun.
Usaha ekonomi produktif merupakan segala jenis usaha ekonomi yang
mempunyai hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman maupun
tahunan.
H. Sistematika Penulisan
untuk memudahkan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis
kemukakan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I : Berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan
penelititian, manfaat penilitian, anggapan dasar, definisi oprasional.
BAB II : Berupa Landasan Teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti
beberapa teori, diantaranya Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Konsep Model
Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi), Konsep Kewirausahaan, Konsep
Pendidikan Luar Sekolah, Konsep Pendekatan Ekonomi dan Sumber Daya
Manusia (SDM) dalam berwirausahaan, dll.
BAB III : Membahas tentang metode penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis
data serta teknik pengilahan data dan analisis data.
BAB IV : Membahas tentang pembahasan dari hasil penelitian, deskripsi data, dan sebagainya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban terhadap
suatu permasalahan, mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu teori
dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Dalam melakukan suatu penelitian,
seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan sehingga akan
mempermudah peneliti dalam memperoleh data untuk diolah guna memecahkan
masalah yang menjadi tujuan akhir suatu penelitian. Dalam melaksanakan suatu
penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan digunakan,
karena menyangkut langkah-langakah yang harus dilakukan untuk dapat
mengarah proses penelitian dan sebagai dalam kegiatan penelitiannya.
A. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagian prosedur penelitian yang
disusun secara sistematis, Menurut Djudju Sudjana (2005:16) bahwa metode
mengandung makna lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan
verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah
penelitian. Penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai melalui penelitian. Dengan tujuan untuk mencari informasi
data ketelitian dari pertanyaan dapat terungkap secara faktual dan terperinci
dengan menggambarkan fenomena yang ada. Adapun penelitian yang
ekonomi produktif dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha di LKP
Tati Indah.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode yang sesuai
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. adapun pendekatannya yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan alasan
metode ini dianggap tepat, karena hal ini sesuai dengan Winarno S.
Surakhmad (Rusmana 2005:140), bahwa yang di maksud dengan metode
deskriftif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan gejala-gejala
yang ada dan terjadi dimasa sekaranag, pada masalah yang aktual.
Dalam pengolahan data, penulis menggunakan teknik analisis data
statistik deskriptif. Teknik ini digunakan penulis karena dalam pengumpulan
data dilakukan penyebaran angket dan cara pengolahannya dengan
perhitungan presentase. Menurut Sugiono (2002:147) bahwa yang dimaksud
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk kedalam statistik
deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, mean (pengukuran tendensi
sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan penyetaraan data dan
standar deviasai serta perhitungan presentase.
Gambaran diatas memberikan suatu kejelasan mengenai metode
secara aktual dengan mengumpulkan informasi dan informasi secara
terperinci, jelas selanjutnya menganalisis data-data yang telah terkumpul.
2. Teknik Pengumpulan Data
Setelah metode penelitian ditentukan maka perlu juga di tetapkan
teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dengan maksud untuk
mengumpulkan informasi dan atau data yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, hal ini akan berkaitan dengan alat (instrumen) yang akan di
pergunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Sehubungan
dengan hal tersebut Muhammad Nazir, (1985:132) menyatakan teknik
penelitian menyangkut dan menyatakan alat-alat pengukur apa yang
diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Terdapat dua hal yang
mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, salah satunya adalah kualitas
pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkenaan dengan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber
dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
Melalui wawancara (interview), observasi (pengamatan), angket dan
studi dokumentasi dan Studi Literatur. Adapun teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan
pengelola/instruktur, responden pelatihan tata rias pengantin, instrument
yang dipergunakan adalah Pedoman Wawancara, adapun aspek yang
ditanyakan dalam wawancara tersebut mengarah kepada, latar belakang
pendidikan, pekerjaan, usia, ekonomi, daerah tempat tinggal dan keluarga
dan berdialog dengan dengan pihak-pihak terkait menggunakan
wawancara di lakukan secara terbuka (melalui wawancara langsung).
b. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:30) mengemukakan observasi
adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti
serta pencatatan secara sistematis. Observasi peneliti terlibat dengan
kegiatan pelatihan dengan tujuan dari observasi ini adalah untuk
mengadakan pengamatan atau pencatatan secara langsung terhadap latar
penelitian termasuk di dalamnya situasi dan kondisi selama kegiatan
pelatihan. yang menunjukan hasil belajar selama kegiatan berlangsung
dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha. Observasi melakukan
pengamatan secara langsung yang di pergunakan yakni Pedoman
Observasi, dan Format Pengamatan .
c. Angket
Penggunaan kuestioner atau angket dalam penelitian ini merupakan
pengumpulan data. Menurut Kartini Kartono (1990:135) sebagai
“Angket Atau kuestioner ialah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umum (orang banyak) dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan respon tertulis”.
Angket yang digunakan ialah angket tertutup yang terdiri dari
item-item pertanyaan dengan dilengkapi pilihan jawaban, sehingga
responden memilih jawaban yang sudah disediakan.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mendukung dan mempertegas hasil observasi dan wawancara, pelaksanaan
program pelatihan, serta data-data lainnya yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Dokumentasi diperoleh melalui lembaga pelatihan,
dokumentasi ini sebagai alat dalam mengumpulkan data. Studi dokumenter
penulis laksanakan terhadap berbagai kearsipan yang ada di pengelola dan
kegiatan pelatihan.
d. Studi Literatur
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep
yang dapat dijadikan landasan berpikir dalam hubungannya dengan
masalah yang sedang diteliti. Yang tujuannya adalah untuk memperoleh
data dan teori melalui buku dan makalah-makalah.
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (Resthy 2009:69) subjek penelitian adalah
“benda, hal atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan
Responden penelitian adalah “orang yang dapat merespon, memberi informasi
tentang data penelitian”. Sedangkan sumber data adalah “benda, hal-hal atau
orang dan tempat dimana peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang
data”.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan tata rias pengantin.
Subjek penelitian yang dijadikan responden dan sumber data berjumlah 50
orang. Adapun sebagai acauan Suharsimi Arikunto (1986:120) bahwa bila di
atas 100 responden maka bisa diambil antra 10%-15% atau 20% sampai
dengan 50%.
Sesuai dengan karakteristik subjek penelitian ini, populasi penelitian
sangat kecil yaitu 50 orang, atas dasar hal tersebut, maka sampel penelitian ini
adalah berjumlah 50 peserta pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan
dibagi menjadi lima kelompok yaitu satu kelompok terdiri dari sepuluh
kelompok.
Subjek penelitian yang dijadikan responden dan sumber data dalam
penelitian ini yaitu:
1. Peserta yang mengikuti pelatihan di LKP Tati Indah
2. Peserta yang telah mempunyai usaha dalam bidang tata rias pengantin
tetapi dalam bidang tata rias pengantin sunda putri belum mahir.
3. Peserta yang belum memiliki usaha dalam bidang tata rias pengantin serta
dalam proses belajar belum mengenail tata rias pengantin .
4. Penerapan hasil pembelajaran selama kegaiatan berlangsung dan
5. Keaktifan, pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam proses belajar.
C. Instrumen atau Alat Penelitian
Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam
kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan
atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur
penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Dalam
penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
melakukan pengamatan, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket,
mencatat hasil pengamatan dari interaksi bersama responden.
Dalam penelitian ini bahwa manusia sebagai instrumen penelitian yang
paling utama untuk mendapatkan informasi sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, analisis data, mengolah data dan membuat kesimpulan atas
kesimpulannya.
Untuk mengetahui kontribusi hasil belajar pelatihan tata rias pengantin
sunda putri pada peserta yang mengikuti pelatihan tata rias pengantin
menggunakan alat pengumpul data dengan menggunakan angket. Untuk
memproses data secara tepat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka
dirumuskan instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang dibuat sebagai
pedoman untuk mengungkap aspek-aspek yang diteliti yakni mengenai
penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta sebagai hasil belajar dari
pelatihan, serta kontribusi dari hasil belajar tata rias pengantin dalam
D. Tahap-Tahap Penelitian
Langkah-langkh penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku,
hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (Fuji 2009:49), yaitu:
“Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas
oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi
bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam melakukan penelitian ini merupakan tahap awal atau gerbang utama
untuk melakukan penelitian dilapangan dengan dalam melakukan studi
pendahulauan untuk melihat kemungkinan peneliti dapat melakukan penelitian.
Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana kontribusi hasil belajar
pelatihan tata rias pengantin dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha.
Maka dirancanglah proposal penelitian yang diajukan kepada dosen pembimbing I
dan pembimbing II untuk dapat disetujui. Setelah mendapatkan persetujuan,
kemudian penulis melakukan pengurusan perijinan untuk terjun ke lapangan.
Untuk memudahkan proses pengumpulan data, penulis mempersiapkan
perlengkapan penelitian yaitu sebagai berikut:
a. penyusunan kisi-kisi penelitian secara sistematis sesuai dengan pertanyaan,
kemudian dijabarkan sesuai dengan indikator untuk memudahkan dalam
pembuatan alat pengumpulan data.
b. Penyusun alat pengumpulan data yaitu angket, wawancara, dokumentasi.
diharapkan dan disertai dengan petunjuk pengisian sebagian upaya untuk
membantu responden dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
Untuk wawancara, sebelumnya membuat pedoman wawancara yang
berisikan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden secara lisan,
untuk mempermudah data dan informasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara mendalam
dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan
terhadap lingkungan kegiatan, serta melakukan wawancara baik dengan peserta
pelatihan maupun dengan instruktur pelatihan maupun dengan penyelenggara
pelatihan dan angket selama kegiatan pelatihan di LKP Tati Indah. Tahapan ini
merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data
terhdap hasil pengumpulan data sebagai berikut:
a. Penyusunan angket yang akan diberikan kepada responden makan diadakan
uji coba (Try Out) angket, dengan diadakannya uji coba angket dengan
maksud untuk menguji cobakan kepada seluruh responden untuk
memperoleh masukan tentang kekurangan dan kelemahan anget tersebut.
Kemudian direvisi hasil dari uji coba tersebut, sehingga angket tersebut
menjadi sempurna sebagai alat pengumpul data.
b. Kemudian memperbanyak angket, setelah ada masukan melalui uji coba dan
telah memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data, kemudian diperbanyak
c. Penyebaran angket, sebelum pengisian responden diberi penjelasan yang
berkaitan dengan pengisian angket. Setelah diberi penjelasan, maka angket
diberikan kepada responden untuk diisi.
3. Pelaporan
Dalam tahap ini, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Triangulasi data menurut Sugiyono (2012:241),sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Dengan menggunakan triangulasi, peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu
mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data. Dengan menggunakan sumber data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dengan
menggunakan triangulasi, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten,
tuntas dan pasti.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan
hasil wawancara dan angket pelatihan tata rias pengantin yang satu dengan
yang lain.
b. Setelah kegiatan triangulasi, kemudian dilakukan laporan hasil
pengumpulan data dan menggandalkan laporan yang telah disusun.
E. Teknis Pengolahan dan Analisa Data
Menurut Bogdan (Sugiyono 2012:244), Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Setelah tahap
penelitian telah ditentukan, maka untuk memperoleh tujuan dan hasil yang telah
ditentukan dalam penelitian ini, maka diperlukan pengolahan data dengan
mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah
diajukan. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Seleksi Data
Seleksi data merupakan proses pengecekan atau menyeleksi data yang
terkumpul dari responden, sehingga dapat memudahkan untuk pengolahan
data sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan mengelompokan data-data sesuai dengan
asfek-asfek yang telah ditentukan dalam penelitian, sehingga mempermudah
pengolahan data dari responden.
3. Tabulasi Data
Data dikelompokan kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan
mengetahui frekuensi dari tiap-tiap jawaban, serta mempermudah dalam
membaca dan membandingkan alternatif jawaban yang satu dengan yang
lainnya.
4. Pengolahan Data
Untuk mempermudah dalam pengolahan data dan mengenalisis data
penelitian, maka dalam pengelohan data menggunakan analisis teknik
perhitungan prosentase (%), data yang disajikan dalam bentuk tabel, serta
tetapi penulis mendeskrifsikan hasil analisis dari tiap tabel tersebut.
Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:
a) Membuat tabel dengan kolom, yang terdiri dari nomor urutan,
alternatif jawaban, frekwensi jawaban dan prosentasenya.
b) Mencari jawaban dengan jalan menjumlahkan tally dari setiap
alternatif jawaban (f)
c) Mencari frekuensi keseluruhan dengan jalan menjumlahkan frekwensi
dari setiaf alternatif jawaban (n).
d) Mencari prosentase dengan rumus:
Keterangan:
P = Prosentase jawaban
f = Frekwensi jawaban
n = Jumlah seluruh responden
100% = Bilangan Tetap
e) Setelah melakukan pengolahan data dengan teknik prosentase, untuk
menfsirkan hasil pengolahan data berdasarkan golongan prosentase
dengan kriteria sebagai berikut:
100% = Seluruhnya
75% - 99% = Sebagian besar
59% - 76% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
26% - 49% = Hampir setengahnya
1% - 25% = Sebagian kecil
0% = Tidak seorangpun
Pada bab terakhir, penulis mencoba menyimpulkan pembahasan hasil
penelitian dalam bentuk kesimpulan dengan beberapa saran menjadi masukan
untuk pelaksanaan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan
kemampuan dalam berwirausaha.
A. Kesimpulan
Pelatihan dapat menjadikan orang berpotensi untuk belajar merespon
terhadap kesempatan dan peluang baru. Pelatihan tata rias pengantin sunda putri
dalam meningkatkan kemampuan dalam berwirausaha di LKP Tati Indah yang bersifat
praktek langsung dengan harapan agar mereka memiliki pengalaman dalam berwirausaha
untuk dapat mengasah potensi-potensi yang dimilikinya kemudian mempraktekkan
kemampuan tersebut setelah selesai mengikuti kegiatan pelatihan tata rias pengantin
sunda putri.
Melalui pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam meningkatkan
kemampuan berwirausaha menumbuhkan kesadaran dan kesedian masyarakat
untuk melakukan kegiatan wirausaha berdasarkan pengalaman, pengetahuan,
keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pelatihan.Kesimpulan ini merupakan
jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah penulis ajukan. Berikut ini adalah
kesimpulan tentang jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah diajukkan yaitu
a. Kompetensi pembelajaran yang dapat diterima peserta dalam pelatihan tata
rias pengantin sunda putri di LKP Tati Indah
Pelatihan tata rias pengantin sudan putri diawali dengan kompetensi
pembelajaran yang dimulai dari tujuan pelatihan yaitu mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan membuka peluang wirausaha mandiri melalui
pelatihan tata rias pengantin. Dengan memahami cara penyampain materi
yang disampaikan instruktur dalam proses pembelajaran berlangsung.
Sedangan penguasaan materi tentang kewirausahaan yang diterima peserta
yaitu mengenai materi motivasi diri dalam wirausaha dengan kesesuaian atau
ketepatan terhadap materi yang diberikan dalam pelatihan tata rias pengantin
sunda putri tersebut sesuai dengan kebutuhan belajar saudara.
Metode yang sering digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias
pengantin sunda putri yaitu metode demontrasi, pemberian materi dan praktek
yang sering instruktur terapkan kepada responden. Ketepatan instruktur dalam
menerapakan metode yang digunakan selama dalam kegiatan pelatihan tata
rias pengantin sunda putri. Selanjutnya untuk penggunaan waktu yang tepat
dalam proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan tata rias
pengantin sunda putri sesuai dengan kondisi masyarakat yaitu pagi s.da siang.
Penggunaan waktu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pelatihan
tata rias pengantin sunda putri untuk dua jam dalam persatu pertemuan dalam
kegiatan pelatihan tata rias penganti sangat efektif.
Pelaksanaan proses belajar mengajar pelatihan tata rias pengantin
stategis serta mudah untuk dijangkau oleh semua peseta yaitu gedung khusus
pelatihan tata rias pengantin yang telah disediakan oleh LKP Tati. Kesesuaian
penggunaan sarana/prasana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan memberikan kenyaman untuk
belajar dengan sarana yang telah disediakan.
Sarana/prasana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pelatihan tata rias pengantin sunda putri yang digunkanan dalam kegiatan
pelatihan untuk kelancaran dalam proses pembelajaran sering menggunakan
instruktur yaitu pengeras suara secara langsung. Untuk kelengkapan
sarana/prasana pembelajaran sangat lengkap selama proses pembelajaran
dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri. Pendidikan dan
pengetahuan sumber belajar dalam menyapaikan materi pembelajaran dalam
kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri yaitu instruktur dalam
menyampaikan materinya secara umum dapat diterima serta mudah dipamahi
oleh responden. Kemampuan sumber belajar dalam menggunakan sarana
belajar dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri, instruktur
sudah menguasai dalam penggunaan sarana belajar yang telah disediakan.
Penilaian atau evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
pelatihan tata rias pengantin dalam penilaian kemampuan hasil belajar
responden sering dilakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan responden
mengenai pelajar yang sudah diajarkan sebelumnya dan sesudah. Teknik
penilian dalam proses pembelajaran selama kegiatan pelatihan tata rias
pembelajaran yaitu menggunakan teknik penilaian melalui tes praktek.
Selama mengikuti pelatihan responden mulai bisa menggunakan alat-alat
selama kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan
merancangan model selama proses pembelajaran dalam kegiatan pelatihan
tata rias pengantin sunda putri merupakan hal sulit bagi responden.
b. Hasil pembelajaran pelatihann dapat diterima peserta selama kegiatan
pelatihan berlangsung di LKP Tati
Hasil dari pelatihan tata rias pengantin sunda putri dalam segi
pengetahuan dari hasil responden banyak menerima materi sangat banyak
yang didapat serta banyak perubahan tingkat pengetahuan bagi diri sendiri
setelah mengikuti kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri.
Selanjutnya Tingkat keterampilan setelah proses pembelajaran kegiatan tata
rias pengantin sunda putri yaitu sangat banyak perubahan bagi diri responden.
Banyaknya perubahan sikap responden setelah kegiatan tata rias pengantin
sunda putri, selama proses pembelajaran dapat diterima secara senang oleh
responden dalam mengikuti proses pembelajaran pelatihan tata rias pengantin
sunda putri. Perubahan dalam pola pikir dengan semakin menambahnya
pengetahuan dalam berwirausaha setelah mengikuti pelatihan tata rias
pengantin sunda putri.
Penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan pelatihan tata rias
pengantin sunda putri, dengan respon dari diri responden dengan sikap
merasa sangat senang dalam menerapakan hasil dari pelatihan. Cara
sunda putri dalam pengetahuan yang mereka dapatkan dengan cara
menerapkam secara sungguh-sungguh sesuai dengan kegiatan yang telah
diikutinya. Tempat penerapan hasil pembelajaran setelah kegiatan tata rias
pengantin sunda putri responden lebih banyak mencoba dalam mempraktekan
pengetahuan dan keterampilan yang didapat setelah kegiatan pelatihan tata
rias pengantin sunda putri yaitu melaksanakan dilingkungan rumahnya
sendiri.
Hasil yang dicapai dalam penerapan hasil belajaran dalam kegiatan
tata rias pengantin sunda putri dapat merasakan hasil yang sangat bermanfaat
bagi diri sendiri untuk bisa mengaplikasikannya dilingkungan sekitarnya.
Hasil belajaran yang dirasakan dalam kegiatan tata rias pengantin sunda putri
yaitu sangat berguna serta menambah pengetahuan. Keinginan dalam
menerapkan hasil pembelajaran dari kegiatan tata rias pengantin sunda putri
dengan rasa keinginan untuk mengaplikasikannya atau menerapkannya
sesuai dengan keyakinan dari diri sendiri. Kendala dalam materi
pembelajaran dalam pelatihan tata rias pengantin sunda putri mengenai materi
yang disampaikan yaitu dari segi keterampilan dan wawasan belum menguasi
semua materi ketika menerapkan dilapangan. Kendala tingkat kemampuan,
keterampilan dan sikap dari hasil pelatihan tata rias pengantin sunda putri
dengan memulai usaha baru. Pelatihan tata rias pengantin sunda putri
didukungan dari pihak eksternal setelah pelatihan tata rias pengantin sunda
putri, banyak yang saling mendukung untuk menerapkan hasil pembelajaran
c. Penerapan aspek kewirausahaan sebagai kontribusi dari hasil pembelajaran
dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha dari pelatihan tata rias
pengantin sunda puti di LPK Tati Indah
Jiwa seorang wirausaha dengan penuh keyakinan dalam membangun
wirausaha setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri bahwa
responden yakin terdapad wirusaha yang akan dirintas setelah kegiatan
pelatihan tata rias pengantin sunda putri, keputusankan suatu usaha dapat
terlibat di dalam lingkungan responden dengan memberikan masukan serta
keputusan dalam untuk berwirausaha sebagian besar timbul dari diri sendiri
dan tidak ketergantunga terhadap orang lain. Pengembangan keterampilan
setelah kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dapat terus
mengembangakan dalam bidang tata rias pengantin dalam modifikasi
pengantin tata rias pengantin berkerudung. Pengelolaan keuangan setelah
kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri akan mengatur sistem
keuangan pemasukan dan pengaluaran oleh diri sendiri. Motivasi kebutuhan
dalam berumah tangga dalam mendirkan wirausaha setelah kegiatan pelatihan
tata rias pengantin sunda putri. Cara penerapan pemasaran usaha setelah
kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan cara memberikan
diskon kepada konsumen sebagai salah satu alternatif cara tertariknya kepada
konsumen.
Penerapan tantangan yang hadapi dalam usaha tata rias pengantin
sunda putri ini maka akan semakin terpacu untuk terus kreatif dalam
dengan menerapkan sistem kepemimpinan demoktratis, seorang responden
sebagai pemimpin memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan
ketika menerapakn dalam usaha yang telah di rintis maupun yang belum
wirausaha. Hubungan dengan masyarakat lingkungan sekitar usaha setelah
kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri dengan dengan menjalin
berkomunikasi dengan baik dan sebagai modal utama untuk berwirausaha.
Penerapan saran dan kritik dalam wirausaha dari konsumen ketika responden
membuka usaha tata rias pengantin sunda putri serta sebagai masukan yang
positif untuk terus berkembang dan berkreatif dalam usaha.
Penarapan inovatif dengan terus mengembangkan keterampilan
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tata rias pengantin dengan semakin
menambah pengetahuan. Pelayanan diluar tata rias pengantin responden
pelatihan tata rias pengantin sunda putri menyatakan belum bisa melayani
diluar bidang tata rias pengantin sunda putri, sebab belum memiliki bidang
keterampilan yang lain. Sumber informasi yang gunakan dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan yang lainya. Pengatahuan lain setelah kegiatan pelatihan
tata rias pengantin sunda putri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan serta
terus berlatih dan bisa menerapkannya dalam usaha. Pandangan kedepan
dengan merencanakan kemasa depan untuk usaha dengan lebih menggali
kreatifitas dengan membuka cabang usaha selanjutnya.
B. Saran/Rekomendasi
Atas dasar hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis
1. Untuk Lembaga Pelatihan
a. Hendaknya dilakuan pembinaan dan tindak lanjut bagi lulusan peserta
yang telah mengikuti pelatihan tata rias pengantin sunda putri sebagai
tahap dasar dari tata rias untuk lebih meningkatkan keterampilan
selanjutnya sesuai dengan kebutuhan peserta.
b. Hendaknya diberikan buku materi tiap perorangan dengan tampilan dan
kata-kata dan gambar yang mudah dipamahi serta tertarik untuk dibaca
oleh peserta pelatihan dan tidak monoton.
c. Dalam kegiatan pelatihan tata rias pengantin sunda putri perlu
pengembangan dan pengenalan potensi lingkungan yang menjadi
sasaran pelatihan yang mendukung dan memotivasi untuk membuka
peluang usaha mandiri dengan cara memanfaatkan sumber daya
lingkungan dan sumber daya manusia.
2. Untuk Instruktur Peserta Pelatihan
Bagi Instruktur hendaknya dilibatkan instuktur yang muda-muda
untuk lebih menciptakan model-model baru dalam dunia tata rias
pengantin.
3. Untuk Penyenggara Pelatihan
Hendaknya dalam penyelenggaraan pelatihan dapat ditambah personil
kepanitian sehingga tugas-tugas bisa teratasi misalnya bidang
kesekertariatan khusus untuk surat-suat mapun dokumentasi sehingga
Atmodiwiro, Soebagio. (2002). Manajemen Pelatihan, Jakarta:Ardadizya Jaya.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Ace, Suryadi (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar, Bandung:Widya Aksara Press.
Gadis, Arivia.(2007). Merayakan Keberagaman Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Kesetaraan,Jakarta Selatan:Penebar Swadaya.
Hanafi,Abdillah. (2004). Memasyarakatkan Ide-ide Baru,Surabaya:Usaha Nasional.
Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Ihat, Hatimah. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran,Bandung:Andira.
Ismail, Nawawi. (2006). Pembangunan dan Problem Masyarakat, Surabaya: Media Nusantara
Roesmidi, Risyanti Riza. (2006) Pemberdayaan Masyrakat.Sumedang:Alqaprint.
Resthy, Putri Prawati. (2009). Pemanfaatan Hasil Belajar Kursus dalam
Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Rusmana. (2005). Upaya Pengelola dalam Meningkatkan Kemampuan Instruktur Menjahit Melalui Pelatihan Di LPK Pelita Massa Cabang Sukabumi Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Saleh, Marzuki (2010). Pendidikan NonFormal.Bandung:Rosda.
Sukmadinata, Syaodih Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Sudjana, Djudju. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.
Sudjana, Djudju. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabet.
Suharsimi, Arrikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara.
Suharsimi, Arrikunto. (1986). Prosedur Penelitian Pendidikan,Jakarta:Ghalia Indonesia.
Sumarsono, Sonny.(2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia.Jember: Graha Ilmu.
Suryono.(2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan Berwirausaha dan Peran Sosial Santri Skripsi PLS UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Kartono, K.(1990). Pengantar Metodelogi Research Sosial. Bandung:Mandar Maju.
Kamil, Mustofa.(2010). Model Pendidikan dan Pelatihan.Bandung: Alfabeta.
Kasmir, (2007). Ciri-ciri Wirausaha, Kewirausahaan, Bandung:Alfabeta.
Kaswana. (2011). Pelatihan dan Pengembangan, Cimahi:Alfabeta.
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahyu, Suparyanto.(2005). Petunjuk Untuk Memulai Berwirausaha.Bandung: Alfabet.
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)