• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE INKUIRI PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan TenjolayaKabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE INKUIRI PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan TenjolayaKabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE INKUIRI PADA KONSEP PESAWAT

SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya

Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SRI MAULIDA

0903785

UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)
(3)

ABSTRAK

Sri Maulida, Penggunaan Metode Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013).

(4)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORI, KAJIAN HASIL TEMUAN PENELITI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.Kajian Teori ... 8

1. Pembelajaran IPA di SD ... 8

2. Metode Pembelajaran Inkuiri ... 9

3. Hasil Belajar ... 17

B.Kajian Hasil Temuan Penelitian ... 17

C.Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 20

B.Prosedur Penelitian ... 22

(5)

D.Teknik Pengumpulan Data ... 26

E.Teknik Analisis Data ... 29

F. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 36

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

C.Jawaban Hipotesis Tindakan... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ... 59

B.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang memiliki peran

penting dalam pendidikan formal, di mana pendidikan dasar mempunyai

tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan

pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam

masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan

menengah (Peristiwati, 2005: 4).

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendidikan dan pengajaran

dari berbagai disiplin ilmu, agama, kesenian dan keterampilan. Salah satu

disiplin ilmu tersebut adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam

diperlukan oleh siswa sekolah dasar karena IPA dapat memberi sumbangan

untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di SD. Menurut Nash

(Peristiwati, 2005: 2) IPA merupakan suatu cara atau metode untuk

mengamati alam. Pendidikan IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsp-prinsip saja,

tetapi merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Pembelajaran IPA untuk anak sekolah dasar merupakan suatu bentuk

(7)

itu, penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus

dimulai dari apa yang ada disekitar siswa dan apa yang dikenal, diminati serta

diperlukan oleh siswa, ini berkaitan dengan apa yang dialami siswa dalam

kehidupan sehari-hari.

Salah satu pembelajaran IPA yang berkaitan dengan apa yang dialami

siswa dalam kehidupan sehari-hari contohnya yaitu tentang pesawat

sederhana. Konsep pesawat sederhana sangat penting bagi siswa, karena erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Bukan hanya itu saja, materi

pesawat sederhana sangat bermanfaat karena bertujuan membantu

mempermudah pekerjaan manusia. Namun pada kenyataannya, hal tersebut di

atas tidak sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri

Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor tahun ajaran 2012/2013

pada tanggal 29 Januari 2013 bahwa pembelajaran IPA yang dialami

menunjukkan proses belajar mengajar di kelas V SDN Tapos 03 masih jauh

dari yang diharapkan, hasil tes menunjukkan bahwa nilai rerata hasil belajar

siswa pada konsep pesawat sederhana sangat rendah yaitu hanya sekitar 55,00

sehingga masih kurang mencapai KKM, dimana rerata nilai KKM sekolah

yaitu 60,00. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti pada tanggal 29 Januari 2013 bersama guru kelas, di mana nilai rerata

pembelajaran yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA pada konsep

pesawat sederhana sangat rendah.

Penggunaan metode ceramah yang tidak variatif sering dilaksanakan

(8)

didominasi oleh guru. Siswa menjadi pebelajar yang pasif dan cepat merasa

bosan dalam belajar. Selain itu, faktor lain seperti guru yang mengalami

kesulitan dalam mencari metode dan media yang tepat menjadi salah satu

faktor yang menjadikan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk tercapainya

upaya perbaikan dan peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada konsep

pesawat sederhana, peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran

yang tepat. Menurut Dahlan dalam Sudjana (2011: 3), pemilihan model

pembelajaran hendaknya sesuai dan mendukung pada tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu peneliti memilih metode

Inkuiri.

Alasan pemilihan metode inkuiri adalah karena metode inkuiri

merupakan suatu pendekatan yang dapat menemukan sendiri suatu konsep

pembelajaran, sehingga hasil yang didapat akan lebih bermakna. Hal senada

diungkapkan oleh Sanjaya (2006: 196), metode inkuiri adalah rangkaian

kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang di pertanyakan. Hal terpenting dalam inkuiri adalah siswa

mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (Iru 2012:14). Dengan penggunaan

metode inkuiri siswa akan menjadi pusat pembelajaran yang didorong untuk

merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisis data dan menarik kesimpulan, sehingga

siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru berusaha

(9)

Sehingga diharapkan dengan dilaksanakannya pembelajaran tersebut akan

meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana.

Untuk mendukung pemilihan metode inkuiri ini, peneliti mengkaji hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan Mujenah (2010), terhadap siswa kelas

IV di SD Serang tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan

menggunakan langkah-langkah metode inkuiri terbimbing pada konsep

tumbuhan dan bagian-bagiannya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba mengkaji bagaimana

peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri. Maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan judul “Penggunaan Metode

Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten

Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Perumusan Masalah

Penelitian yang dilaksanakan akan lebih terfokus pada suatu

permasalahan dan ruang lingkup masalahnya dirumuskan kedalam dua bentuk

pertanyaan yang meliputi:

1. Apakah penggunaan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana dapat

meningkatkan proses belajar siswa di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun

(10)

2. Apakah penggunaan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun

ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan

mendeskripsikan:

1. Peningkatan proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan

menggunakan metode inkuiri di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran

2012/2013.

2. Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan

menggunakan metode inkuiri di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran

2012/2013.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan, berdasarkan perumusan

permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, secara praktis hasil dari

penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan peneliti. Adapun rincian

manfaat penelitian ini, adalah:

1. Manfaat bagi siswa

Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan rasa

(11)

berdasarkan apa yang dialaminya. Metode inkuiri dapat memberikan

pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan belajarnya.

2. Manfaat bagi guru

Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam

merancang metode-metode khususnya metode inkuiri yang sesuai dengan

tuntutan pembelajaran, bahwasannya mengajar harus dengan berbagai

metode dan pendekatan yang variatif.

3. Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengalaman

peneliti mengenai penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa

dalam memahami konsep pesawat sederhana. Selain itu penelitian ini

menyediakan temuan dan rekomendasi untuk penelitian lanjutan dengan

menggunakan metode inkuiri.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Penggunaan Metode

Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa (PTK di kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten

Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)”. Maka secara operasional judul di atas dapat

(12)

1. Metode Inkuiri

Inkuiri (inquiry) secara harfiah berarti penyelidikan. Inkuiri menurut

Sanjaya (2006: 196) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan. Dengan

Inkuiri seseorang akan berusaha memperoleh informasi atau pengetahuan

dengan berbagai metode untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi.

2. Konsep Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana merupakan alat-alat yang dapat memudahkan

pekerjaan manusia. Pesawat sederhana mempunyai banyak kegunaan.

Banyak pekerjaan manusia dibantu oleh pesawat sederhana. Pada prinsipnya

pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang

miring, katrol, dan roda berporos (Azmiyawati, 2008: 98).

3. Hasil Belajar

Keberhasilan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa

setelah proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011: 22) hasil belajar

merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Adapun alasan

peneliti memilih metode penelitian ini yaitu untuk meningkatkan dan atau

mengembangkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran,

selain itu mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan IPA

di sekolah dasar.

Menurut Arikunto (2011: 3) penelitian tindakan kelas yang merupakan

terjemahan dari classroom action research, yaitu satu action research yang

dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tujuan utama PTK adalah untuk menyelesaikan permasalahan nyata

yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini juga bertujuan mencari

jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang

dilakukan. Dengan kata lain PTK mempunyai makna bahwa tindakan yang

dilakukan guru ditujukan untuk meningkatkan adanya suatu perubahan dalam

situasi pembelajaran. PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan

(14)

mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan

sebagainya. Untuk itu peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang

ada. Dengan kata lain peneliti dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar

kegiatan PTK yang dilakukan selaras dengan situasi yang ada.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart.

Berdasarkan model Kemmis dan Mc. Taggart setiap siklus terdiri dari empat

komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan meliputi rencana tindakan apa yang akan dilakukan

untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap

sebagai solusi.

2. Tindakan

Meliputi tindakan apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti

dalam upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang di inginkan

3. Observasi

Pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau

dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi

Peneliti mengingat kembali apa yang dilakukan, mengkaji dan

mempertimbangkan atas hasil dan dampak dari tindakan dengan berbagai

(15)

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dapat dilihat seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2011: 5)

B. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini ada beberapa rencana tindakan pada siklus pertama

yang sebelumnya diawali dengan tahapan prasiklus. Di mana rencana yang

didapat pada siklus pertama merupakan hasil dari observasi dan refleksi pada Perencanaan

SIKLUS I

Observasi

Perencanaan

SIKLUS II

Observasi

Tindakan

Tindakan Refleksi

Refleksi

(16)

tahapan prasiklus. Jika hasil yang diharapkan belum memuaskan, maka

proses siklus dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

1. Prasiklus

a. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa mengenai konsep pesawat

sederhana berdasarkan kondisi awal sebelum menerapkan penggunaan

metode inkuiri.

b. Refleksi

Pada kegiatan ini, peneliti dan guru mengadakan diskusi dan

evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru maupun yang

ditemukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan

kegiatan observasi yang dilakukan. Selanjutnya membahas rencana

tindakan yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti hal-hal yang

diperoleh pada saat observasi sebagai bahan rancangan dan tindakan

untuk merumuskan tindakan siklus I.

2. Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru merencanakan rancangan siklus I

dan mengimplementasikannya sebagai upaya perbaikan pada pembelajaran

pesawat sederhana yang terdiri dari :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada prasiklus diperoleh

(17)

1) merancang pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada

konsep pesawat sederhana

2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang pesawat

sederhana dengan menggunakan metode inkuiri.

3) menyusun lembar observasi untuk mengamati bagian

langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada

konsep pesawat sederhana.

4) menyiapkan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan konsep

pesawat sederhana

b. Tindakan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirancang

yaitu membahas konsep pesawat sederhana dengan menggunakan

metode inkuiri dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Orientasi

Siswa memperhatikan penjelasan topik, tujuan dan hasil belajar

mengenai pesawat sederhana. Guru menjelaskan pokok-pokok

kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran tentang

konsep pesawat sederhana, siswa memahami pentingnya

mempelajari konsep pesawat sederhana.

2) Merumuskan Masalah

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok

terdiri dari 6 orang, kemudian setiap kelompok menyiapkan alat dan

(18)

3) Merumuskan Hipotesis

Secara bergiliran, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk

menemukan konsep pesawat sederhana yang telah di informasikan.

4) Mengumpulkan Data

Siswa mengamati dan mencatat hasil temuannya pada Lembar

Kerja Siswa (LKS)

5) Meguji Hipotesis

Mempresentasikan hasil pengamatannya didepan kelas. Guru

memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk

mengemukakan pendapat dan bertanya. Mengevaluasi dan

memperbaiki hasil pengamatannya kembali.

6) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan.

Siswa dapat memahami konsep Pesawat Sederhana setelah proses

pembelajaran dilakukan

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas sebagai mitra untuk

mengamati kegiatan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana

dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan oleh guru.

d. Refleksi

Mengadakan diskusi tentang temuan-temuan dalam kegiatan

(19)

menggunakan metode inkuiri. Dari proses refleksi ini akan didapat

suatu masukan yang dapat menentukan langkah tindakan selanjutnya.

Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tapos 03

Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Dengan alasan dan pertimbangan

karena lokasi penelitian cukup strategis, tidak jauh dari tempat tinggal

peneliti serta permasalahan penelitian juga ditemukan di lokasi tersebut,

sehingga penelitian akan berjalan efektif dan efisien.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran IPA dalam

meningkatkan hasil belajar pada konsep pesawat sederhana dengan

menggunakan metode inkuiri dikelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran

2012/2013 dengan jumlah siswa 36 orang, yang terdiri dari 21 siswa

laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan yang sangat penting dalam penelitian adalah

pengumpulan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian.

(20)

data primer untuk keperluan data diperlukan alat atau instrumen yang tepat.

Pengumpulan data penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, sebab

mutu suatu penelitian dapat dinilai dari mutu pengumpulan data yang

digunakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

penelitian yang berupa:

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil. Menurut Sugiyono (2011: 194), wawancara dapat dilakukan

secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui

tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan

wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,

2011: 321).

Adapun yang akan diwawancara adalah guru kelas V SD Negeri

(21)

selama berlangsung di kelas V SD Negeri Tapos 03. (Pedoman Wawancara

Terlampir).

b. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

sistematik, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatannya (Arikunto,

2006:159).

Adapun yang akan diobservasikan pada penelitian ini yaitu siswa

kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun

Ajaran 2012/2013. Pedoman observasi digunakan selama proses

pembelajaran berlangsung maupun selama melakukan penelitian dengan

menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran pesawat sederhana.

(Pedoman Observasi Terlampir)

c. Tes

Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (2011: 56), tes merupakan serentetan pertanyaan atau alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.

Tes tertulis dapat dibagi menjadi dua yaitu tes subjektif dan objektif.

Di mana semua siswa mendapat soal yang sama dan mengerjakan dalam

(22)

tentang pesawat sederhana yaitu tes tertulis. Bentuk tes yang digunakan oleh

peneliti yaitu pilihan ganda yang berjumlah 10 soal (Terlampir).

Setiap soal tes mempunyai nilai bobot 10, jika siswa menjawab soal

dengan jawaban yang benar maka jumlah skor 100, dan ini yang dinamakan

skor mentah. Untuk menentukan atau mengubah skor mentah menjadi skor

matang dengan skala 0-100 maka digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai =

x 100

Kriteria penilaian tes :

81 - 100 = Baik Sekali

61 - 80 = Baik

41 – 60 = Cukup

21 - 40 = Kurang

< 20 = Kurang

Menurut Dirjen Pendidikan Depdikbud (Rakhmat dan Solehuddin 2006: 67).

E. Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan data. Data ditafsir dan dievaluasi setiap siklus. Menurut

Arikunto (2006: 235), secara garis besar pengolahan data mencakup tiga

langkah yaitu:

(23)

Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan di antaranya

mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen dan

mengecek macam isian data.

2. Tahap pentabulasian/pengelompokkan

Kegiatan pentabulasian meliputi:

a. Penilaian skor pada hasil observasi dan tes tertulis

b. Pemberian skor (skala nilai) pada setiap aspek observasi kegiatan

siswa

c. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat prosentase

d. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang

diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dijumlahkan untuk dibuat

rata-rata pada setiap siklus.

3. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Mendeskripsikan hasil temuan, membahasnya dan menarik

kesimpulan.

F. Teknik Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Validitas data penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid, reliable

dan objektif, maka penelitan ini menggunakan tekhnik pengumpulan data yang

valid dan realibel (Sugiyono, 2011: 365). Dalam penelitian kualitatif data dapat

(24)

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dengan kata

lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan

pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih

menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali

secara konsisten. Dalam pengujian keabsahan data, yang digunakan peneliti

antara lain:

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini,

lebih difokuskan pada penyajian terhadap data yang diperoleh. Apakah data

yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti

kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi jika data

dicek kelapangan belum kredibel maka diadakan perpanjangan pengamatan.

2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka

peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan

tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan,

maka penelitin dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis

mengenai apa yang diamati.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

(25)

tekhnik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini

terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi tekhnik dalam

penelitian ini digunakan sebagai berikut:

Wawancara Observasi

Tes

Gambar 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Pada triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan

observasi kemudian di cek dengan observasi kemudian di cek kembali

dengan tes.

4. Menggunakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui

seberapa jauh data di peroleh sesuai dengan apa yang di berikan oleh

pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data

(26)

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian bab IV

dalam PTK ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan

metode inkuiri mengalami peningkatan cukup baik. Hal ini diketahui dari

hasil observasi proses belajar siswa yang dilakukan guru dari siklus pertama

sampai siklus kedua. Pada siklus I rerata proses belajar siswa yaitu hanya

6,55, siswa menunjukkan peningkatan belajar selama pembelajaran, dan

pada siklus II mengalami peningkatan rerata mencapai 8,18 siswa

mengalami peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

inkuiri. Artinya siswa mulai menunjukkan kesiapannya untuk mengikuti

pembelajaran, merumuskan masalah yang ditemukan, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, mampu mengamati dan menganalisis data,

mempersntasikan hasil pengamatannya di depan kelas, mampu merumuskan

kesimpulan, dan menemukan sendiri konsep pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan

metode inkuiri mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

belajar siswa selama PTK. Nilai rerata yang diperoleh siswa pada prasiklus

mencapai 55,00; siklus I 70,27; dan siklus II 86,38. Artinya pemahaman

(27)

mengalami peningkatan dan penelitian yang dilakukan peneliti berhasil. Hal

ini dikarenakan peneliti telah menggunakan metode inkuiri pada konsep

pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan

Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013 dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil temuan dari hasil penelitian, maka saran

yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

pengarahan yang diberikan oleh guru.

2. Bagi Guru

Kualitas pembelajaran IPA hendaknya terus ditingkatkan agar dalam

proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keterbatasan

sarana dan prasarana di sekolah dasar hendaknya jangan dijadikan alasan

untuk mencoba menggunakan metode yang baru. Penerapan metode inkuiri

pada pembelajaran IPA dapat dijadikan salah satu alternatife untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah

hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang

berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan

pembelajaran yang baik dan memilih metode pembelajaran yang sesuai

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. O, and Koutnik, P. G. (1972). Toward More Effective Science

Instruction in Secondary Education. United States Of America:

Macmillan Publishing Co

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Azmiyawati, C. et. al. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyanpress

Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press

Iru, L dan Arihi, L OS. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi,

dan Model-Model Pembelajaran. Kendari: Multi Pressindo.

Mujenah. (2010). Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Tumbuhan dan

Bagian-bagiannya dengan menggunakan metode Inkuiri pada Pembelajaran Sains. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak

diterbitkan

Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press.

Rakhmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira

Rowe, M. B. (1978). Teaching Science As Continuous Inquiry: A Basic. United States of America: Mc. Graw Hill

Rustini, T. (2009).Penerapan Model Inkuiri dalam Meningkatkan Pembelajaran

IPS di kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus

Serang

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

(29)

Sudrajat, A. (2011). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra

Gambar

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart  (Arikunto, 2011: 5)
Gambar 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dafam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2ZI?MR.ASEOOT tentang Pemberian uang Makan bagi Pegawai Negeri sipit telah diatur jumlah hari kerja dan besaran uang makan

Meskipun begitu/ Fatah mengakui/ fatwa yang sebenarnya masih ditujukan untuk kalangan internalnya ini/ akan diberlakukan secara bertahap/ dan tidak harus berhenti

Saat ini megawati dan prabowo melakukan kampanye putaran pertama di jalur selatan dan utara jawa // Sebelum bertolak kembali ke Jakarta / megawati juga sempat berpesan untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Seimbang pada Balita di Posyandu Mayang Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kota Blitar”

Internet adalah salah satu mesia informasi,berbagai jenis informasi dapat dilihat diinternet melalui Web Site atau homepage.Sebuah Web Site atau homepage dapat dibuat dengan

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

Pemanfaatan Sumber Daya Lokal dan Inovasi Teknologi dalam Mendukung Pengembangan Sapi Potong di Indonesia.. Pengembangan

Dari keseluruhan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa program aplikasi Visual Basic 6 tidak hanya ditujukan bagi para programer handal yang membuat aplikasi yang rumit, tetapi