PENGGUNAAN METODE INKUIRI PADA KONSEP PESAWAT
SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA
(PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SRI MAULIDA
0903785
UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
ABSTRAK
Sri Maulida, Penggunaan Metode Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013).
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORI, KAJIAN HASIL TEMUAN PENELITI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.Kajian Teori ... 8
1. Pembelajaran IPA di SD ... 8
2. Metode Pembelajaran Inkuiri ... 9
3. Hasil Belajar ... 17
B.Kajian Hasil Temuan Penelitian ... 17
C.Hipotesis Tindakan ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 20
B.Prosedur Penelitian ... 22
D.Teknik Pengumpulan Data ... 26
E.Teknik Analisis Data ... 29
F. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian ... 36
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
C.Jawaban Hipotesis Tindakan... 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan ... 59
B.Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang memiliki peran
penting dalam pendidikan formal, di mana pendidikan dasar mempunyai
tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan
menengah (Peristiwati, 2005: 4).
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendidikan dan pengajaran
dari berbagai disiplin ilmu, agama, kesenian dan keterampilan. Salah satu
disiplin ilmu tersebut adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam
diperlukan oleh siswa sekolah dasar karena IPA dapat memberi sumbangan
untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di SD. Menurut Nash
(Peristiwati, 2005: 2) IPA merupakan suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Pendidikan IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsp-prinsip saja,
tetapi merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
Pembelajaran IPA untuk anak sekolah dasar merupakan suatu bentuk
itu, penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus
dimulai dari apa yang ada disekitar siswa dan apa yang dikenal, diminati serta
diperlukan oleh siswa, ini berkaitan dengan apa yang dialami siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Salah satu pembelajaran IPA yang berkaitan dengan apa yang dialami
siswa dalam kehidupan sehari-hari contohnya yaitu tentang pesawat
sederhana. Konsep pesawat sederhana sangat penting bagi siswa, karena erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Bukan hanya itu saja, materi
pesawat sederhana sangat bermanfaat karena bertujuan membantu
mempermudah pekerjaan manusia. Namun pada kenyataannya, hal tersebut di
atas tidak sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri
Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor tahun ajaran 2012/2013
pada tanggal 29 Januari 2013 bahwa pembelajaran IPA yang dialami
menunjukkan proses belajar mengajar di kelas V SDN Tapos 03 masih jauh
dari yang diharapkan, hasil tes menunjukkan bahwa nilai rerata hasil belajar
siswa pada konsep pesawat sederhana sangat rendah yaitu hanya sekitar 55,00
sehingga masih kurang mencapai KKM, dimana rerata nilai KKM sekolah
yaitu 60,00. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 29 Januari 2013 bersama guru kelas, di mana nilai rerata
pembelajaran yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA pada konsep
pesawat sederhana sangat rendah.
Penggunaan metode ceramah yang tidak variatif sering dilaksanakan
didominasi oleh guru. Siswa menjadi pebelajar yang pasif dan cepat merasa
bosan dalam belajar. Selain itu, faktor lain seperti guru yang mengalami
kesulitan dalam mencari metode dan media yang tepat menjadi salah satu
faktor yang menjadikan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk tercapainya
upaya perbaikan dan peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada konsep
pesawat sederhana, peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran
yang tepat. Menurut Dahlan dalam Sudjana (2011: 3), pemilihan model
pembelajaran hendaknya sesuai dan mendukung pada tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu peneliti memilih metode
Inkuiri.
Alasan pemilihan metode inkuiri adalah karena metode inkuiri
merupakan suatu pendekatan yang dapat menemukan sendiri suatu konsep
pembelajaran, sehingga hasil yang didapat akan lebih bermakna. Hal senada
diungkapkan oleh Sanjaya (2006: 196), metode inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang di pertanyakan. Hal terpenting dalam inkuiri adalah siswa
mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (Iru 2012:14). Dengan penggunaan
metode inkuiri siswa akan menjadi pusat pembelajaran yang didorong untuk
merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data dan menarik kesimpulan, sehingga
siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru berusaha
Sehingga diharapkan dengan dilaksanakannya pembelajaran tersebut akan
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana.
Untuk mendukung pemilihan metode inkuiri ini, peneliti mengkaji hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan Mujenah (2010), terhadap siswa kelas
IV di SD Serang tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan
menggunakan langkah-langkah metode inkuiri terbimbing pada konsep
tumbuhan dan bagian-bagiannya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba mengkaji bagaimana
peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri. Maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan judul “Penggunaan Metode
Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten
Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)”.
B. Perumusan Masalah
Penelitian yang dilaksanakan akan lebih terfokus pada suatu
permasalahan dan ruang lingkup masalahnya dirumuskan kedalam dua bentuk
pertanyaan yang meliputi:
1. Apakah penggunaan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana dapat
meningkatkan proses belajar siswa di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun
2. Apakah penggunaan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun
ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
mendeskripsikan:
1. Peningkatan proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan
menggunakan metode inkuiri di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran
2012/2013.
2. Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan
menggunakan metode inkuiri di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran
2012/2013.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan, berdasarkan perumusan
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, secara praktis hasil dari
penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan peneliti. Adapun rincian
manfaat penelitian ini, adalah:
1. Manfaat bagi siswa
Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan rasa
berdasarkan apa yang dialaminya. Metode inkuiri dapat memberikan
pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan belajarnya.
2. Manfaat bagi guru
Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam
merancang metode-metode khususnya metode inkuiri yang sesuai dengan
tuntutan pembelajaran, bahwasannya mengajar harus dengan berbagai
metode dan pendekatan yang variatif.
3. Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengalaman
peneliti mengenai penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa
dalam memahami konsep pesawat sederhana. Selain itu penelitian ini
menyediakan temuan dan rekomendasi untuk penelitian lanjutan dengan
menggunakan metode inkuiri.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Penggunaan Metode
Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa (PTK di kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten
Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)”. Maka secara operasional judul di atas dapat
1. Metode Inkuiri
Inkuiri (inquiry) secara harfiah berarti penyelidikan. Inkuiri menurut
Sanjaya (2006: 196) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan. Dengan
Inkuiri seseorang akan berusaha memperoleh informasi atau pengetahuan
dengan berbagai metode untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi.
2. Konsep Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana merupakan alat-alat yang dapat memudahkan
pekerjaan manusia. Pesawat sederhana mempunyai banyak kegunaan.
Banyak pekerjaan manusia dibantu oleh pesawat sederhana. Pada prinsipnya
pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang
miring, katrol, dan roda berporos (Azmiyawati, 2008: 98).
3. Hasil Belajar
Keberhasilan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa
setelah proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011: 22) hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Adapun alasan
peneliti memilih metode penelitian ini yaitu untuk meningkatkan dan atau
mengembangkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran,
selain itu mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan IPA
di sekolah dasar.
Menurut Arikunto (2011: 3) penelitian tindakan kelas yang merupakan
terjemahan dari classroom action research, yaitu satu action research yang
dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tujuan utama PTK adalah untuk menyelesaikan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini juga bertujuan mencari
jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan. Dengan kata lain PTK mempunyai makna bahwa tindakan yang
dilakukan guru ditujukan untuk meningkatkan adanya suatu perubahan dalam
situasi pembelajaran. PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan
mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan
sebagainya. Untuk itu peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang
ada. Dengan kata lain peneliti dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar
kegiatan PTK yang dilakukan selaras dengan situasi yang ada.
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart.
Berdasarkan model Kemmis dan Mc. Taggart setiap siklus terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi rencana tindakan apa yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap
sebagai solusi.
2. Tindakan
Meliputi tindakan apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti
dalam upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang di inginkan
3. Observasi
Pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau
dikenakan terhadap siswa.
4. Refleksi
Peneliti mengingat kembali apa yang dilakukan, mengkaji dan
mempertimbangkan atas hasil dan dampak dari tindakan dengan berbagai
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dapat dilihat seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2011: 5)
B. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini ada beberapa rencana tindakan pada siklus pertama
yang sebelumnya diawali dengan tahapan prasiklus. Di mana rencana yang
didapat pada siklus pertama merupakan hasil dari observasi dan refleksi pada Perencanaan
SIKLUS I
Observasi
Perencanaan
SIKLUS II
Observasi
Tindakan
Tindakan Refleksi
Refleksi
tahapan prasiklus. Jika hasil yang diharapkan belum memuaskan, maka
proses siklus dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
1. Prasiklus
a. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa mengenai konsep pesawat
sederhana berdasarkan kondisi awal sebelum menerapkan penggunaan
metode inkuiri.
b. Refleksi
Pada kegiatan ini, peneliti dan guru mengadakan diskusi dan
evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru maupun yang
ditemukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kegiatan observasi yang dilakukan. Selanjutnya membahas rencana
tindakan yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti hal-hal yang
diperoleh pada saat observasi sebagai bahan rancangan dan tindakan
untuk merumuskan tindakan siklus I.
2. Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru merencanakan rancangan siklus I
dan mengimplementasikannya sebagai upaya perbaikan pada pembelajaran
pesawat sederhana yang terdiri dari :
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada prasiklus diperoleh
1) merancang pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada
konsep pesawat sederhana
2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang pesawat
sederhana dengan menggunakan metode inkuiri.
3) menyusun lembar observasi untuk mengamati bagian
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada
konsep pesawat sederhana.
4) menyiapkan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan konsep
pesawat sederhana
b. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirancang
yaitu membahas konsep pesawat sederhana dengan menggunakan
metode inkuiri dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Siswa memperhatikan penjelasan topik, tujuan dan hasil belajar
mengenai pesawat sederhana. Guru menjelaskan pokok-pokok
kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran tentang
konsep pesawat sederhana, siswa memahami pentingnya
mempelajari konsep pesawat sederhana.
2) Merumuskan Masalah
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari 6 orang, kemudian setiap kelompok menyiapkan alat dan
3) Merumuskan Hipotesis
Secara bergiliran, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
menemukan konsep pesawat sederhana yang telah di informasikan.
4) Mengumpulkan Data
Siswa mengamati dan mencatat hasil temuannya pada Lembar
Kerja Siswa (LKS)
5) Meguji Hipotesis
Mempresentasikan hasil pengamatannya didepan kelas. Guru
memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk
mengemukakan pendapat dan bertanya. Mengevaluasi dan
memperbaiki hasil pengamatannya kembali.
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa dapat memahami konsep Pesawat Sederhana setelah proses
pembelajaran dilakukan
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas sebagai mitra untuk
mengamati kegiatan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana
dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan oleh guru.
d. Refleksi
Mengadakan diskusi tentang temuan-temuan dalam kegiatan
menggunakan metode inkuiri. Dari proses refleksi ini akan didapat
suatu masukan yang dapat menentukan langkah tindakan selanjutnya.
Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tapos 03
Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Dengan alasan dan pertimbangan
karena lokasi penelitian cukup strategis, tidak jauh dari tempat tinggal
peneliti serta permasalahan penelitian juga ditemukan di lokasi tersebut,
sehingga penelitian akan berjalan efektif dan efisien.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran IPA dalam
meningkatkan hasil belajar pada konsep pesawat sederhana dengan
menggunakan metode inkuiri dikelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran
2012/2013 dengan jumlah siswa 36 orang, yang terdiri dari 21 siswa
laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan yang sangat penting dalam penelitian adalah
pengumpulan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian.
data primer untuk keperluan data diperlukan alat atau instrumen yang tepat.
Pengumpulan data penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, sebab
mutu suatu penelitian dapat dinilai dari mutu pengumpulan data yang
digunakan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
penelitian yang berupa:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Menurut Sugiyono (2011: 194), wawancara dapat dilakukan
secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui
tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan
wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,
2011: 321).
Adapun yang akan diwawancara adalah guru kelas V SD Negeri
selama berlangsung di kelas V SD Negeri Tapos 03. (Pedoman Wawancara
Terlampir).
b. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
sistematik, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatannya (Arikunto,
2006:159).
Adapun yang akan diobservasikan pada penelitian ini yaitu siswa
kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun
Ajaran 2012/2013. Pedoman observasi digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung maupun selama melakukan penelitian dengan
menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran pesawat sederhana.
(Pedoman Observasi Terlampir)
c. Tes
Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
Menurut Sudjana (2011: 56), tes merupakan serentetan pertanyaan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
Tes tertulis dapat dibagi menjadi dua yaitu tes subjektif dan objektif.
Di mana semua siswa mendapat soal yang sama dan mengerjakan dalam
tentang pesawat sederhana yaitu tes tertulis. Bentuk tes yang digunakan oleh
peneliti yaitu pilihan ganda yang berjumlah 10 soal (Terlampir).
Setiap soal tes mempunyai nilai bobot 10, jika siswa menjawab soal
dengan jawaban yang benar maka jumlah skor 100, dan ini yang dinamakan
skor mentah. Untuk menentukan atau mengubah skor mentah menjadi skor
matang dengan skala 0-100 maka digunakan rumus sebagai berikut :
Nilai =
x 100
Kriteria penilaian tes :
81 - 100 = Baik Sekali
61 - 80 = Baik
41 – 60 = Cukup
21 - 40 = Kurang
< 20 = Kurang
Menurut Dirjen Pendidikan Depdikbud (Rakhmat dan Solehuddin 2006: 67).
E. Teknik Analisis Data
Setelah proses pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan
pengolahan data. Data ditafsir dan dievaluasi setiap siklus. Menurut
Arikunto (2006: 235), secara garis besar pengolahan data mencakup tiga
langkah yaitu:
Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan di antaranya
mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen dan
mengecek macam isian data.
2. Tahap pentabulasian/pengelompokkan
Kegiatan pentabulasian meliputi:
a. Penilaian skor pada hasil observasi dan tes tertulis
b. Pemberian skor (skala nilai) pada setiap aspek observasi kegiatan
siswa
c. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat prosentase
d. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang
diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dijumlahkan untuk dibuat
rata-rata pada setiap siklus.
3. Tahap penerapan data
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian
b. Mendeskripsikan hasil temuan, membahasnya dan menarik
kesimpulan.
F. Teknik Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Validitas data penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid, reliable
dan objektif, maka penelitan ini menggunakan tekhnik pengumpulan data yang
valid dan realibel (Sugiyono, 2011: 365). Dalam penelitian kualitatif data dapat
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dengan kata
lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan
pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih
menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali
secara konsisten. Dalam pengujian keabsahan data, yang digunakan peneliti
antara lain:
1. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini,
lebih difokuskan pada penyajian terhadap data yang diperoleh. Apakah data
yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti
kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi jika data
dicek kelapangan belum kredibel maka diadakan perpanjangan pengamatan.
2. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka
peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan
tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan,
maka penelitin dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis
mengenai apa yang diamati.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
tekhnik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini
terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi tekhnik dalam
penelitian ini digunakan sebagai berikut:
Wawancara Observasi
Tes
Gambar 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data
Pada triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang
berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan
observasi kemudian di cek dengan observasi kemudian di cek kembali
dengan tes.
4. Menggunakan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data di peroleh sesuai dengan apa yang di berikan oleh
pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian bab IV
dalam PTK ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan
metode inkuiri mengalami peningkatan cukup baik. Hal ini diketahui dari
hasil observasi proses belajar siswa yang dilakukan guru dari siklus pertama
sampai siklus kedua. Pada siklus I rerata proses belajar siswa yaitu hanya
6,55, siswa menunjukkan peningkatan belajar selama pembelajaran, dan
pada siklus II mengalami peningkatan rerata mencapai 8,18 siswa
mengalami peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri. Artinya siswa mulai menunjukkan kesiapannya untuk mengikuti
pembelajaran, merumuskan masalah yang ditemukan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mampu mengamati dan menganalisis data,
mempersntasikan hasil pengamatannya di depan kelas, mampu merumuskan
kesimpulan, dan menemukan sendiri konsep pembelajaran.
2. Hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan
metode inkuiri mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar siswa selama PTK. Nilai rerata yang diperoleh siswa pada prasiklus
mencapai 55,00; siklus I 70,27; dan siklus II 86,38. Artinya pemahaman
mengalami peningkatan dan penelitian yang dilakukan peneliti berhasil. Hal
ini dikarenakan peneliti telah menggunakan metode inkuiri pada konsep
pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan
Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013 dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil temuan dari hasil penelitian, maka saran
yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa sebaiknya mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
pengarahan yang diberikan oleh guru.
2. Bagi Guru
Kualitas pembelajaran IPA hendaknya terus ditingkatkan agar dalam
proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keterbatasan
sarana dan prasarana di sekolah dasar hendaknya jangan dijadikan alasan
untuk mencoba menggunakan metode yang baru. Penerapan metode inkuiri
pada pembelajaran IPA dapat dijadikan salah satu alternatife untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah
hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang
berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan
pembelajaran yang baik dan memilih metode pembelajaran yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, H. O, and Koutnik, P. G. (1972). Toward More Effective Science
Instruction in Secondary Education. United States Of America:
Macmillan Publishing Co
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta
(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Azmiyawati, C. et. al. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyanpress
Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press
Iru, L dan Arihi, L OS. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi,
dan Model-Model Pembelajaran. Kendari: Multi Pressindo.
Mujenah. (2010). Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Tumbuhan dan
Bagian-bagiannya dengan menggunakan metode Inkuiri pada Pembelajaran Sains. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak
diterbitkan
Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press.
Rakhmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira
Rowe, M. B. (1978). Teaching Science As Continuous Inquiry: A Basic. United States of America: Mc. Graw Hill
Rustini, T. (2009).Penerapan Model Inkuiri dalam Meningkatkan Pembelajaran
IPS di kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus
Serang
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sudrajat, A. (2011). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra