• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS JEMBAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS JEMBAR."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1820/UN/40.2.5.3/PL/2013 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS

JEMBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh :

Ina Kristiani 0901331

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

PADA BAKSO LOTUS JEMBAR

Oleh : Ina Kristiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ina Kristiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS JEMBAR

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Caria Ningsih, SE.,M.Si. Sylvia Meilani, S.Pd.,MM.

NIP.19800131.200812

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Agus Sudono,SE.,MM.

NIP.19820508200812.1.002

Mahasiswa

Ina Kristiani

(4)
(5)

ABSTRAK

Ina Kristiani, 0901331, Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Pada Bakso Lotus Jembar di bawah bimbingan Caria Ningsih, SE.M.Si. dan Sylvia Meilani, S.Pd.MM.

Bakso Lotus Jembar adalah salah satu warung bakso di Kota Bandung. Pengelolaan usaha pada Bakso Lotus Jembar masih sederhana, hal ini membuat pentingnya strategi pengembangan bisnis yang tepat pada Bakso Lotus Jembar.

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai lingkungan perusahaan terkait dengan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Bakso Lotus Jembar. Perumusan strategi menggunakan matriks SWOT dan analisis kelayakan bisnis dilihat dari aspek keuangan dengan analisis kriteria investasi. Terdapat delapan strategi alternatif dengan peningkatan mutu produk dan pelayanan sebagai alternatif utama, sedangkan hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa Bakso Lotus Jembar layak untuk terus dijalankan dengan membuka cabang baru sebagai skenario utama.

(6)

ABSTRACT

Ina Kristiani, 0901331, Business Development Strategy Analysis at Bakso Lotus Jembar Restaurant. Guided by Caria Ningsih, SE.M.Si., dan Sylvia Meilani, S.Pd.MM.

Bakso Lotus Jembar is one of the meatball restaurants in Bandung city.

The bussiness management at Bakso Lotus Jembar was running by modest

management; this makes the right business development strategies in Bakso Lotus

Jembar becomes important.

The analysis method which used was description analysis. It was used to

get the description about the company environment regarding to the

opportunities, threats, strengths and weaknesses factor of Bakso Lotus Jembar.

The strategy formulation was conducted using SWOT matrix and also business

feasibility analysis as seen from the analysis of the financial aspects of investment

criteria. There are eight alternative strategys with the improving the quality of

products and services as the main alternative, whereas according to the result of

financial analysis could be concluded that Bakso Lotus Jembar was feasible to be

operated with open a new branch as primary scenario.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

(8)

2.6.2 Konsep Manajemen Strategis ... Error! Bookmark not defined. 2.6.3 Proses Manajemen Strategi... Error! Bookmark not defined. 2.6.5 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan... Error! Bookmark not defined. 2.6.7 Analisis Lingkungan Internal ... Error! Bookmark not defined. 2.6.8 Matriks Internal-External (IE) ... Error! Bookmark not defined. 2.6.9 Analisis SWOT ... Error! Bookmark not defined. 2.6.10 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Error! Bookmark not defined. 2.7 Metode Penilaian Investasi ... Error! Bookmark not defined. 2.8 Kerangka Pemikiran Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Objek Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Analisis Lingkungan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Ekonomi dan Keuangan ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(9)

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Analisis Lingkungan Internal ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Manajemen ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pemasaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Keuangan dan Akuntansi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Produksi dan Operasi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.6 Penelitian dan Pengembangan (Litbang) .... Error! Bookmark not defined. 4.3 Analisis Lingkungan Eksternal ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Lingkungan Jauh ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Persaingan Antar Industri ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Perumusan Strategi... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan PerusahaanError! Bookmark not defined. 4.4.2 Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman PerusahaanError! Bookmark not defined. 4.4.3 Analisis Matrik IFE ... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 Analisis Matriks EFE ... Error! Bookmark not defined. 4.4.5 Analisis Matriks IE ... Error! Bookmark not defined. 4.4.6 Analisis Matriks SWOT ... Error! Bookmark not defined. 4.4.7 Analisis Matriks QSP (QSPM) ... Error! Bookmark not defined. 4.8 Metode Penilaian Investasi ... Error! Bookmark not defined.

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 2.2 Daftar Fenomena yang Memungkinkan Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Operasional Variabel... 32

Tabel 3.2 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 35

Tabel 3.3 Matriks IFE ... 36

Tabel 3.4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 37

Tabel 3.5 Matriks EFE ... 39

Tabel 3.6 Matriks QSP (QSPM) ... 43

Tabel 4.1 Analisis Matriks IFE Bakso Lotus Jembar ... 66

Tabel 4.2 Analisis Matriks EFE Bakso Lotus Jembar ... 68

Tabel 4.3 STAS Bakso Lotus Jembar ... 75

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bakso Lotus Jembar Bandung ... 2

Gambar 1.2 Grafik Penjualan Bakso Lotus Jembar ... 3

Gambar 1.3 Grafik Data Pengunjung Bakso Lotus Jembar ... 4

Gambar 2.1 Model Komprehensif Strategis... 17

Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan Porter ... 20

Gambar 2.3 Matriks IE ... 29

Gambar 3.1 Matriks SWOT ... 40

Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 41

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bakso Lotus Jembar ... 46

Gambar 4.2 Proses Pembuatan Bakso ... 53

Gambar 4.3 Matriks IE Usaha Bakso Lotus Jembar ... 69

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Wawancara Bagi Bakso Lotus Jembar ... 88 Lampiran 2. Omzet Bakso Lotus Jembar Tahun 2009 - 2012 ... 92 Lampiran 3. Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor Internal ... 94 Lampiran 4. Penentuan Peringkat Faktor Internal Strategis ... 97 Lampiran 5. Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Internal pada Bakso Lotus

Jembar ... 100 Lampiran 6. Hasil Rating Rata-Rata Faktor Strategi Internal pada Bakso Lotus

Jembar ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 7. Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor Eksternal ... 103 Lampiran 8. Penentuan Peringkat Faktor Strategi Eksternal ... 106 Lampiran 9. Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal pada Bakso Lotus Jembar ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 10. Hasil Rating Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal pada Bakso Lotus

Jembar ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 11.Analisis Matriks QSP (QSPM) ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 12. Cashflow Bakso Lotus Jembar Skenario A ... 116 Lampiran 13. Cashflow Bakso Lotus Jembar Skenario B ... 120 Lampiran 14. Cashflow Bakso Lotus Jembar Skenario C ... 124 Lampiran 15. Biaya Investasi, Reinvestasi, dan Operasional Bakso Lotus Jembar

Skenario A ... 128 Lampiran 16. Biaya Investasi, Reinvestasi, dan Operasional Bakso Lotus Jembar

Skenario B ... 132 Lampiran 17.Biaya Investasi, Reinvestasi, dan Operasional Variabel Bakso Lotus

(14)

Lampiran 18. Kuesioner untuk penelitian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal bakso Lotus Jembar ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 19. Kuesioner penelitian untuk penilaian daya tarik strategi dengan matriks

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu industri yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor produktivitas lainnya. Pariwisata adalah salah satu dari industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Pada negara – negara berkembang, pengaruh pariwisata sebagai suatu industri jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada industri kuliner seperti misalnya tumbuh dan berkembangnya usaha makanan dan minuman yang bersifat lokal yang banyak diminati wisatawan, dan tumbuh dan berkembangnya restoran, kafe, dan bar yang bersifat lokal, tetapi diminati wisatawan. Tidak mengherankan jika industri kuliner saat ini tumbuh sangat pesat. Masuknya industri kuliner ke dalam bagian dari pengembangan industri kreatif di Indonesia merupakan kesadaran dari pemerintah akan besarnya potensi yang ada di dalamnya. Selain karena jumlah penduduk Indonesia sebagai pasar domestik yang besar, Indonesia pun kaya akan keragaman lokal, yaitu beraneka makanan tradisional di tiap daerah, adanya pertumbuhan restoran atau usaha makanan di beberapa daerah di Indonesia semakin memperjelas hal tersebut. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu motor penggerak

(17)

pengolahan merupakan salah satu sektor yang banyak diusahakan oleh UKM. Seiring dengan kemajuan di berbagai bidang yang membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efisien, maka preferensi masyarakat juga berubah termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan yang didukung oleh pola konsumsi mayarakat yang mulai bergeser ke masakan dan minuman jadi. Hal tersebut merupakan suatu peluang untuk membuka usaha yang menawarkan makanan yang diminati oleh semua kalangan. Bakso merupakan makanan yang mudah didapatkan dimana saja, terutama di daerah Jawa Barat. Saat ini, sudah banyak pengusaha yang menjalankan bisnis mi bakso, mulai dari pedagang kecil sampai dengan pedagang besar, pedagang keliling sampai dengan pedagang di mall-mall besar bahkan sebagian lagi berdagang mi bakso dengan gaya resto. Dengan potensi konsumen yang sangat besar, tentunya peluang berbisnis mi bakso terbuka luas. Dari sekian banyak pebisnis yang berjualan mi bakso, tentunya terdapat sebagian pedagang yang hanya memiliki omzet sekedarnya saja, namun sebagian lainnya mampu meraup keuntungan besar. Untuk menggapainya dibutuhkan strategi dan persiapan yang handal. Di sinilah peran strategi pemasaran yang harus diperhatikan oleh pebisnis mi bakso. Strategi dimaksud bisa dimulai dari pengembangan layanan dalam bisnis mie bakso. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengembangkan usaha bakso Lotus yang termasuk dalam usaha kecil menengah, berikut ini merupakan Company Profile dari Bakso Lotus Jembar :

Sumber : Bakso Lotus Jembar, 2013

Gambar 1.1

(18)

a) Profil Perusahaan

Bakso Lotus Jembar adalah suatu usaha yang berbentuk UKM (Usaha Kecil Menengah) yang merupakan usaha keluarga, Bakso Lotus Jembar menyediakan dua jenis bakso, yaitu bakso urat dan bakso cincang serta beberapa macam menu bakso, mulai dari yamin kuah, yahun kuah, bakso kuah, dan batagor. Bakso yang terbuat dari daging sapi pilihan, dan ditawarkan dengan harga yang terjangkau merupakan salah satu strategi Bakso Lotus Jembar dalam menarik pelanggan. Bakso Lotus diminati berbagai kalangan, terutama kalangan menengah, berkapasitas sekitar 55 orang dan konsep warung merupakan ciri khas dari Bakso Lotus Jembar.

Berikut ini data pengunjung dan omzet pada Bakso Lotus Jembar selama delapan tahun terakhir :

Sumber : data diolah, 2013.

Gambar 1.2

Grafik Penjualan Bakso Lotus Jembar per Tahun

(19)

pada tahun 2008, cukup berpengaruh pada omzet penjualan yang mengalami penurunan. Pada tahun 2008 - 2012 omzet penjualan meningkat di setiap tahunnya.

Sumber : data diolah, 2013.

Gambar 1.3

Jumlah Pengunjung Bakso Lotus Jembar per Tahun

Berdasarkan grafik 1.3 dapat diketahui bahwa jumlah pengunjung Bakso Lotus Jembar selama delapan tahun mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2006, terjadi penurunan jumlah pengunjung yang cukup signifikan dan pada tahun 2008 Bakso Lotus Jembar kembali mengalami penurunan jumlah pengunjung. Penurunan jumlah pengunjung pada Bakso Lotus Jembar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

1) Penurunan yang terjadi pada tahun 2006, disebabkan oleh adanya isu formalin yang di tambahkan oleh pedagang bakso di beberapa daerah di Indonesia. Adanya isu tersebut membuat masyarakat menjadi ragu untuk mengkonsumsi bakso. Hal tersebut sangat berpengaruh pada omzet penjualan Bakso Lotus Jembar.

2) Penurunan jumlah pengunjung yang terjadi pada tahun 2008 disebabkan oleh adanya pesaing baru, yaitu warung bakso sejenis yang membuka usahanya tidak jauh dari lokasi Bakso Lotus Jembar. Hal tersebut menjadi ancaman bagi Bakso Lotus dalam menarik pelanggan.

(20)

cukup mempengaruhi brand image dari Bakso Lotus Jembar.

Selain adanya faktor-faktor tersebut, Bakso Lotus Jembar memiliki beberapa kelemahan dalam menjalankan usahanya, diantaranya adalah :

1) Pencatatan keuangan yang masih sederhana 2) Kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan

3) Keterbatasan peralatan modern yang dimiliki perusahaan

Dari beberapa kelemahan tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk merumuskan strategi yang diperlukan Bakso Lotus Jembar dalam mengembangkan usahanya. Adapun judul skripsi yang diambil untuk menelitinya adalah “ Analisis Strategi Pengembangan Bisnis pada

Bakso Lotus Jembar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apa faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Bakso Lotus Jembar?

2. Apa faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Bakso Lotus Jembar?

3. Alternatif strategi apa saja yang paling sesuai bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya ?

4. Apakah Bakso Lotus Jembar layak untuk dijalankan bila dinilai dari aspek keuangan ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

(21)

2. Menganalisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Bakso Lotus Jembar

3. Mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai bagi Bakso Lotus Jembar untuk mengembangkan usahanya

4. Mengkaji kelayakan bisnis Bakso Lotus Jembar yang dinilai dari aspek keuangan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian di bidang ilmu Manajemen Kepariwisataan yang berhubungan dengan pengembangan usaha terutama di industri kuliner.

b. Kegunaan Praktis

Bagi pihak yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna untuk bahan informasi sebagai berikut :

a. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai strategi pengembangan usaha, terutama di bidang kuliner

b. Sebagai bahan masukan bagi objek penelitian untuk mengembangkan usaha yang sedang berjalan

(22)
(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada Bakso Lotus Jembar. Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah strategi bisnis, yang dianalisis melalui variabel faktor internal (strength and

weakness) dan eksternal perusahaan (opportunity and threat). Dan yang menjadi

subjek penelitian adalah Bakso Lotus Jembar.

Penelitian ini dilkukan kepada pihak internal dari Bakso Lotus Jembar dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari Agustus 2013 hingga Oktober 2013.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah kerja atau prosedur penelitian yang akan dilakukan pada saat mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Ini dilakukan agar dalam penelitian ini lebih terarah dan lebih tepat sasaran tentang apa yang akan dipaparkan dalam penelitian ini. Dalam metode penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta-fakta dengan interpretasi yang tepat (Whitney dalam Nazir, 2005). Adapun metode deskriptif yang diterapkan selama pelaksanaan penelitian adalah metode kasus (case study). Metode kasus adalah prosedur dan teknik penelitian tentang subjek yang diteliti berupa individu, lembaga, kelompok atau masyarakat, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat, karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status individu yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

(24)

perkembangan perusahaan; visi, misi, dan tujuan perusahaan; karakteristik produk yang dihasilkan; fasilitas usaha; sumber daya perusahaan baik sumber daya fisik, sumber daya manusia, maupun sumber daya keuangan, produksi dan operasi serta pemasaran. Adapun hasil informasi yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi, gambar, maupun grafik.

3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel

(25)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

Faktor Internal SW (Strength-Weakness) Analisis lingkungan lingkungan internal keuangan, penelitian dan pengembangan serta sumberdaya manusia.

Variabel-variabel eksternal yang telah dianalisis kemudian akan dijabarkan dalam matriks IFE

Nominal

Faktor Eksternal

OT (Opportunity-Threat) Analisis eksternal mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

Variabel-variabel eksternal yang telah dianalisis kemudian akan dijabarkan dalam matriks EFE

Nominal

Strategi Bisnis Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan yang tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal (Rangkuti, 2009)

Mencari alternatif-alternatif strategi bagi pengembangan bisnis pada menggunakan alat analisis QSPM

Nominal

Analisis Studi Kelayakan Bisnis

Analisis studi kelayakan bisnis juga sering disebut studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakn dgn berhasil. Istilah "proyek" mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yang baru ke dalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini (Jumingan,2009).

Kriteria investasi Kriteria investasi 1. Payback period Layak : PP sekarang ≤ umur investasi (umur ekonomis)

Tidak layak : PP sekarang ≥ umur investasi (umur

3. Internal rate of return Layak : IRR ≥ presentase biaya modal (bunga kredit)

(26)

3.4 Populasi

Menurut Sugiyono (2007) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh produk, peralatan, proses produksi dan sumber daya manusia pada Bakso Lotus Jembar di Cicadas, Kota Bandung.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden terpilih yaitu dari pihak internal. Data sekunder diperoleh dari data-data perusahaan, artikel atau literatur yang terkait dengan topik penelitian ini.

1. Survei observasi (observational surveys)

Tehnik observasi pengamatan secara langsung menjadi sangat penting karena dilakukan dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati secara jelas aktifitas dan prilaku, lingkungan, serta gambaran umum lokasi penelitian. 2. Wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi dengan mewawancarai responden secara langsung. Metode ini bisa dilakukan dengan terstruktur ataupun tidak terstruktur, tatap muka langsung, dan melalui telepon atau online.

3. Penyebaran angket (questionnaires)

(27)

4. Studi dokumentasi (documentation studys)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan menelusuri dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian seperti, monografi wilayah, dan termasuk pula pengambilan gambar sebagai bukti pelaksanaan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, dan analisis lingkungan perusahaan melalui analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks faktor internal (IFE), matriks faktor eksternal (EFE), matriks IE, analisis SWOT, matriks QSP (QSPM), dan penilaian investasi.

3.6.1 Analisis Lingkungan Perusahaan

Menurut David (2006), untuk menganalisis lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage).

1) Tahap Input

Tahap input bertugas menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi-strategi. Dalam penelitian ini, tahap input menggunakan matriks IFE dan matriks EFE.

a) Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Adapun tahapan kerja dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut :

i) Identifikasi faktor internal perusahaan kemudian, dilakukan wawancara atau diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi internal perusahaan saat ini.

(28)

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 3.2

Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

Faktor-Faktor

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap veriabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

Ai= bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i

i = 1,2,3, ... n = jumlah variabel

Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

(29)

(peringkat = 1) atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3) atau kelemahan mayor (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot di langkah dua adalah berdasarkan industri.

iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE 3,0 - 4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat, kemudian jika 2,0 - 2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang dan 1,0 - 1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah.

Tabel 3.3 Matriks IFE

Sumber : David (2006) b) Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, dan data ekternal relevan lainnya. Seperti halnya tahapan

Faktor-Faktor Internal

Bobot Peringkat Skor (Bobot x

(30)

kerja pada matriks IFE, berikut ini merupakan tahapan kerja dalam membuat matriks EFE :

i) Identifikasi faktor eksternal perusahaan kemudian, dilakukan wawancara atau diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan saat ini.

ii) Penentuan bobot pada analisis eksternal perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden terpilih dengan menggunakan metode paired comparison. Untuk menentukan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3.

1= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2= Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 3.4

Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

Faktor Strategi

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap veriabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Ai

Keterangan :

Ai = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i

(31)

Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah peluang dan ancaman, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor peluang atau ancaman, yaitu :

1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut rendah

2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut sedang (respon sama dengan ratarata)

3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut di atas rata-rata

4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut superior

(32)

Tabel 3.5 Matriks EFE

Faktor-Faktor Ekstenal Kunci

Bobot Peringkat Skor (Bobot x

Peringkat)

Tahap pencocokan berlandaskan pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman ekternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Dalam penelitian ini, tahap pencocokan menggunakan matriks IE kemudian dilanjutkan dengan matriks SWOT.

a) Matriks Internal-Eksternal (IE)

(33)

Sumber : David (2006)

Gambar 3.1 Matriks IE

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang sesuai untuk posisi tersebut adalah strategi intensif atau strategi integratif.

Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara

terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum dipakai untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah tuai atau divestasi. Strategi yang sering dipakai untuk tipe ini adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.

b) Matriks SWOT

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Matriks SWOT) merupakan alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO opportunities), WO (weaknesessopportunities), ST

(strengths-threats), dan WT (weaknesess-threats).

(34)

ii) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

iii) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.

iv) Strategi WT adalah taktik defensive yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan, yaitu :

i) Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan ii) Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan iii) Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan iv) Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan

v) Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang ditentukan

vi) Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi WO dalam sel yang ditentukan

vii) Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi ST dalam sel yang ditentukan

viii)Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi WT dalam sel yang ditentukan

Biarkan selalu kosong KEKUATAN

(35)

3) Tahap Keputusan

Setelah beberapa alternatif strategi dihasilkan dari tahap pencocokan maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah tahap keputusan. Menurut David (2006), terdapat satu teknik yang dapat digunakan untuk merumuskan alternatif strategi mana yang terbaik. Teknik ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategy Planning Matrix- QSPM). QSPM menggunakan input dari analisis tahap satu dan hasil pencocokan dari analisis tahap dua untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan kunci eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Berikut ini merupakan enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM.

a) Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal dan sepuluh faktor keberhasilan kunci internal harus dimasukkan dalam QSPM.

b) Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot tersebut sama dengan yang ada pada IFE dan EFE.

c) Evaluasi matriks SWOT dan identifikasi alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.

d) Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores - AS). Nilai Daya Tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor internal atau eksternal kunci. Berikan Nilai Daya Tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 =agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.

(36)

keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat.Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut.

f) Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan Total Nilai Daya Tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS) menunjukkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai STAS yang paling tinggi berarti strategi tersebut yang paling layak diaplikasikan dalam perusahaan.

Tabel 3.6

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS

Jika sebuah gagasan usaha/proyek yang direncanakan telah layak dilihat dari aspek pemasaran dan teknis produksi, langkah selanjutnya adalah mengadakan penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan. Hal ini menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja, maupun yang berhubungan dengan pengaruh proyek terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan.

(37)

proyek. Modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha setelah pembangunan proyek siap, terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost)

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada Bakso Lotus Jembar, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal pada Bakso Lotus Jembar, maka perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor-faktor strategi internal yang menjadi kekuatan bagi Bakso Lotus Jembar, adalah :

(1) Baiknya mutu produk yang dihasilkan

(2) Terjaminnya supply bahan baku ke perusahaan (3) Cita rasa yang dimiliki khas

(4) Cukup lamanya pengalaman yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan bisnis

(5) Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan.

Sedangkan faktor-faktor strategi internal yang menjadi kelemahan bagi Bakso Lotus Jembar, adalah :

(1) Keterbatasan jumlah peralatan modern yang dimiliki perusahaan (2) Pencatatan keuangan masih sederhana

(3) Kurangnya keterampilan dalam pengelolaan manajemen perusahaan (4) Kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan

(5) Belum memiliki hak paten.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, yaitu lingkungan jauh dan lingkugan industri, maka perusahaan mempunyai peluang dan ancaman. Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang bagi Bakso Lotus Jembar, adalah :

(39)

(4) Perkembangan kemajuan inovasi dan teknologi

(5) Masih terbatasnya jumlah warung bakso yang menerima pesanan untuk acara tertentu.

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi Bakso Lotus Jembar, adalah :

(1) Kecenderungan masyarakat untuk membatasi konsumsi bakso

(2) Kecenderungan harga daging sapi dan BBM yang semakin meningkat (3) Jumlah produsen bakso di kota Bandung yang semakin meningkat (4) Banyaknya pedagang bakso yang menambahkan formalin

(5) Perkembangan bakso instant, sosis atau jenis makanan jadi lain yang tergolong produk substitusi bakso.

Berdasarkan hasil analisis SWOT maka dihasilkan delapan buah strategi dimana prioritas pelaksanaan strategi tersebut diurutkan dengan menggunakan matriks QSP (QSPM). Adapun urutan prioritas strategi yang dilaksanakan oleh pihak Bakso Lotus Jembar adalah :

(1) Meningkatkan mutu produk dan pelayanan

(2) Menambah peralatan modern untuk memperlancar kegiatan produksi dan operasional

(3) Menambah kegiatan promosi melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik

(4) Menerima pesanan untuk acara tertentu

(5) Membuat hak paten dengan mendaftar melalui Departemen Kehakiman (6) Melakukan pengaturan dan pengalokasian keuangan

(7) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

(8) Membuat sertifikasi halal dengan mendaftar melalui Departemen Kesehatan Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan, Bakso Lotus Jembar dikatakan layak untuk dijalankan. Terdapat tiga skenario yang dibuat untuk melihat jenis ekspansi usaha apa yang paling layak untuk dijalankan, diantaranya adalah :

(40)

(3) Membuka cabang baru di lokasi yang lebih strategis

Pada dasarnya ketiga skenario tersebut layak untuk dijalankan, tetapi yang paling layak dan menguntungkan untuk dijalankan terdapat pada skenario tiga, yaitu membuka cabang baru di tempat yang lebih strategis.

2) Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada usaha Bakso Lotus Jembar adalah :

1) Bakso Lotus Jembar sebaiknya mempertahankan mutu produk serta meningkatkan pelayanan. Mempertahankan mutu produk dapat dilakukan dengan cara mempertahankan bahan baku produk yang berkualitas dan menjaga kebersihan lingkungan produksi. Sedangkan untuk peningkatan pelayanan dapat dilakukan dengan cara bersikap ramah dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

2) Bakso Lotus Jembar sebaiknya mengganti sistem pengelolaan keuangan yang masih sederhana dengan sistem yang lebih modern. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan mesin kasir untuk tanda bukti pembayaran konsumen serta komputer untuk mengolah data arus kas masuk dan keluar serta laporan laba rugi perusahaan.

3) Menggencarkan upaya promosi, baik di dalam maupun di luar lingkungan Bakso Lotus Jembar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain, iklan di surat kabar, memasang spanduk pada lokasi yang strategis serta membuat stiker untuk dibagikan kepada konsumen. Efisiensi promosi dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi seperti membuat website, melakukan promosi melalui media sosial seperti facebook dan twitter. Tujuan untuk melakukan promosi adalah untuk menambah volume penjualan serta menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

4) Perusahaan sebaiknya segera membuat hak paten agar merk dagangnya berada di bawah perlindungan hukum yang bertujuan untuk menjaga brand

(41)
(42)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan,dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1995. Bakso Sapi. SNI 01-3818- 1995.Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

David FR. 2006. Manajemen Strategis. Sulistio P dan Mahardika H, penerjemah; Rahoyo S, editor; Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management “Concepts and Cases, 10th ed”.

David, Fred R. (2011). Manajemen Strategis : Konsep. Jakarta Salemba Empat. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Dirgantoro, Crown. (2001). Manajemen Stratejik Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta: Grasindo.

Fandeli, Chalid. 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Fred R. David. 2009. Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta.

Gede Parma, I Putu. 2012. Formulasi Strategi Pengembangan Masakan Lokal

Sebagai Produk Wisata Kuliner di Kabupaten Buleleng. [Tesis]. Denpasar:

Program Studi Kajian Pariwisata.

Hadari Nawawi. 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hendrayana, Made. 2011. Strategi Pengembangan Makanan Tradisional Bali

Pada Hotel di Kawasan Sanur. [Tesis]. Denpasar: Program Studi Magister

Agribisnis

Husein Umar. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Surakarta: Bumi Aksara.

Kusuma Ningrum, Ratih. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi

Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery).

(43)

PB, Triton. 2007. Manajemen Strategis : Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, Freddy (2009). Measuring Custumer Satisfaction : Teknik Mengukur

dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Sihite, Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya : SIC.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Wibowo, S. 2006. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wibowo, Singgih. 2009. Membuat Bakso Sehat dan Enak. Jakarta: Penebar Swadaya. Jakarta

[Bank Indonesia]. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01.../UU20Tahun2008UMKM. [diakses 25 Juli 2013]

Gambar

Gambar 1.1 Bakso Lotus Jembar, Bandung
Grafik Penjualan Bakso Lotus Jembar per Tahun Gambar 1.2
Gambar 1.3  Jumlah Pengunjung Bakso Lotus Jembar per Tahun
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya, penulisan skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Dengan Menggunakan Metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) di Nimco Indonesia”

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Indosurya Cabang Purwokerto).. beserta

Dari analisis matriks tersebut didapat hasil melalui matriks QSPM yang menunjukkan bahwa strategi yang cocok digunakan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar,

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi bagi Grand Victoria Hotel Samarinda dengan menggunakan pendekatan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM),

Tabel 4. QSPM Matrix PT.. Hasil analisis QSPM Matrix, maka urutan peringkat untuk ke-empat alternatif strategi yang tersedia adalah berikut: 1) Strategi pengembangan produk

Strategi anternatif pada matriks QSPM didapatkan dari strategi – strategi dengan frekuensi terbanyak dari hasil tahap pencocokan yaitu strategi penetrasi pasar dengan

Sai Ram Surabaya 2 Analisis Strategi Pemasaran Mengunakan Metode Quantitative Strategic Planning Matrix Anas Mujahid 2018 Matriks EFE, IFE, IE, SWOT, QSPM Analsis

SIMPULAN Bedasarkan hasil analisis Resource and Capabilities, Analisis Competitive Profile Matrix , Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM, dan Penerapan Supply Chain