• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Hendriyani, 2013

No. Daftar/FPEB/456/UN.40.FPEB.1.PL/2013 PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh: Nurul Hendriyani

(0901567)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Nurul Hendriyani, 2013

HALAMAN PENGESAHAN

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Bandung, Oktober 2013

Skripsi ini disetujui oleh :

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada

(3)

Nurul Hendriyani, 2013

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang

berjudul “Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(4)

Nurul Hendriyani, 2013

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh:

NURUL HENDRIYANI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nurul Hendriyani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(5)

Nurul Hendriyani, 2013

ABSTRAK

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Pembimbing : Dr. A Jajang W Mahri,Drs., M.Si

Oleh Nurul Hendriyani

0901567

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu intensi berwirausaha yang dimiliki mahasiswa termasuk tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa lebih mamilih untuk menciptakan pekerjaan dari pada mencari pekerjaan (berwirausaha) setelah lulus kuliah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa .

Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (FPEB UPI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Sampel sebanyak 242 mahasiswa yang diambil secara

proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan angket, hasil tes dan analisis data menggunakan Methode Succesive

Interval (MSI) dan uji persamaan regresi berganda dengan program SPSS 21.0 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa angkatan 2010 FPEB UPI tergolong tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel pengetahuan kewirausahaan dan persepsi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa angkatan 2010 FPEB UPI.

(6)

Nurul Hendriyani, 2013

ABSTRACT

Entrepreneurship Knowledge and Student Perception on Entrepreneurship and its Influence towards Entrepreneurship Intention (Survey on Faculty of Economics and Business Education Students at Indonesia University of

Education)”

Supervisor: Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si

By:

Nurul Hendriyani 0901567

The problem of the study is the low on students’ entrepreneurship intention. It can be seen from most of the students prefer looking for a job to create a job (entrepreneurship) after they graduate. The aim of the study is to examine the factor of entrepreneurship knowledge and student perception about entrepreneurship towards students’ entrepreneurship intention.

The object of the study is the Faculty of Economics and Business Education Students 10’ at Indonesia University of Education (FPEB UPI). The method of the study is survey explanatory with 242 samples of students which are determined by proportionate stratified random sampling. The data collection uses a questionnaire, test results, and the data analysis uses Methode Successive Interval (MSI) and multiple regression equation test with SPSS 21.0 for windows.

The finding of the study shows that students’ entrepreneurship intention include into low category. Based on the result, entrepreneurship knowledge and entrepreneurial perception have a positive and significant effect to FPEB UPI students’ intention of entrepreneurship partially and simultaneously.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 7

1.3. Tujuan Penelitian 7

1.4. Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

9

2.1. Tinajuan Pustaka 9

2.1.1. Konsep Kewirausahaan 9

2.1.2. Intensi Berwirausaha 14

2.1.2.1. Konsep Intensi Berwirausaha 14

2.1.2.2. Pengukuran Intensi Berwirausaha 17

2.1.3. Pengetahuan Kewirausahaan 18

2.1.3.1. Konsep Pengetahuan Kewirausahaan 18

2.1.3.2. Pengukuran Pengetahuan Kewirausahaan 22

2.1.4. Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan 28

2.1.4.1. Konsep Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan

28

2.1.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepi 29

2.1.4.3. Proses Terjadinya Persepsi 30

2.1.4.4. Pengukuran Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan

33

2.2. Penelitian Terdahulu 35

2.3. Kerangka Pemikiran 38

2.3.1. Keterkaitan Antara Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha

41

2.3.2. Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa tentang Kewirasuahaan terhadap Intensi Berwirasuaha

42

2.4. Hipotesis 44

BAB III METODE PENELITIAN 45

3.1. Objek penelitian 45

(8)

3.3. Populasi dan Sampel 46

3.3.1. Populasi 46

3.3.2. Sampel 46

3.3.2.1. Sampel Angkatan 47

3.3.2.2. Sampel Kelas 48

3.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin 49

3.4. Operasional Variabel 51

3.5. Teknik Pengumpulan Data 53

3.6. Instrumen Penelitian 54

3.7. Pengujian Instrumen Penelitian 55

3.7.1. Validitas 55

3.7.2. Reliabilitas 57

3.7.3. Uji Daya Pembeda 57

3.8. Teknik Analisis Data 58

3.8.1. Uji Normalitas 59

3.8.2. Uji Asumsi Klasik 59

3.8.2.1. Multikolinieritas 59

3.8.2.2. Heteroskedastisitas 60

3.8.2.3. Autokorelasi 60

3.8.3. Uji Hipotesis 62

3.8.3.1. Pengujian Secara Parsial (Uji t) 62

3.8.3.2. Pengujian Secara Parsial (Uji F) 62

3.8.3.3. Koefisien Determinasi 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64

4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 64

4.2. Deskripsi Umum Responden 65

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi 65 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin 66

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasrkan Usia 66

4.3. Analisis Instrumen Penelitian 67

4.3.1. Uji Validitas 68

4,3,2. Uji Realibilitas 68

4.3.3. Uji Daya Pembeda 69

4.4. Hasil Pengujian Prasayarat Analisis 70

4.4.1. Hasil Uji Normalitas Data 70

4.4.2. Hasil Uji Multikolonieritas 72

4.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas 73

4.4.4. Hasil Uji Autokorelasi 74

4.5. Deskripsi Varibel Penelitiam 74

(9)

4.5.2. Variabel Persepi Mahasiswa tentang Kewirausahaan (X2) 76

4.5.3. Variabel Intensi Berwirasuaha (Y) 80

4.6. Hasil Hipotesis 84

4.6.1. Pengujian Hipotesis 86

4.6.1.1. Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) 86 4.6.1.2. Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F) 87

4.6.1.3. Koefisien Determinasi 87

4.7. Pembahasan dan Hasil Penelitian 88

4.7.1 Pengetahuan Kewirausahaan 88

4.7.2. Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan 89

4.7.3. Intensi Berwirausaha 90

4.7.4. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirasuaha

92

4.7.5. Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha

93

4.8 Implikasi pendidikan 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101

5.1 Kesimpulan 102

5.2 Saran 101

DAFTAR PUSTAKA 103

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan 2010 –2012 1

Tabel 1.2. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner 5

Tabel 2.1. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan 10

Tabel 2.2. Kompetensi Mata Kuliah Kewirausahaan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 23

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu 35

Tabel 3.1. Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis Angkatan 2010 46

Tabel 3.2. Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis UPI 48

Tabel 3.3 Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas 48

Tabel 3.4. Sampel Menurut Jenis Kelamin 49

Tabel 3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian 51

Tabel 3.6. Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert 55

Tabel 3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 56

Tabel 3.8. Klasifikasi Daya Pembeda 58

Tabel 3.9. Uji Statistik Durbin – Watson d 61

Tabel 4.1. Jumlah Item Angket 67

Tabel 4.2. Uji Reliabilitas Variabel 69

Tabel 4.3. Uji Daya Pembeda Variabel Pengetahuan Kewirausahaan 69

Tabel 4.4 Correlation Statistics 73

Tabel 4.5. Uji Autokorelasi – Model Summary 74

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan

Mahasiswa 76

Tabel 4.7. Tingkat Pengetahuan Kewirausahaan Mahasiswa Angkatan

2010 FPEB UPI 76

Tabel 4.8. Gambaran Frekuensi dan Skor Persepsi tentang

Kewirausahaan Dimensi Pengertian Kewirausahaan. 77 Tabel 4.9. Gambaran Frekuensi dan Skor Persepsi tentang

Kewirausahaan Dimensii Tujuan, manfaat, dan peranan kewirausahaan

78

Tabel 4.10. Gambaran Frekuensi dan Skor Persepsi tentang Kewirausahaan Dimensi Strategi dan Perencanaan Kewirausahaan

79

Tabel 4.11. Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa tentang

(11)

Tabel 4.12. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha

Dimensi Tekad yang Kuat 81

Tabel 4.13. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha

Dimensi Persapan Diri 82

Tabel 4.14. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha

Dimensi Berani Mencoba 83

Tabel 4.15. Deskripsi Variabel Intensi Berwirausaha 84

Tabel 4.16. Coefficientsa 85

Tabel 4.17. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) 86

Tabel 4.18. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) 87

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Persepsi dan Proses Terjadinya 31

Gambar 2.2. Theory of Planned Behavior, Icek Ajzen 39

Gambar 2.3. Entrepreneurial Intention-Based Model 40

Gambar 2.4. Alur Kerangka Pemikiran 43

Gambar 3.1. Statistik Durbin Watson d 61

Gambar 4.1. Deskripsi Program Studi Responden 64

Gambar 4.2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden 65

Gambar 4.3. Deskripsi Berdasarkan Usia Responden 66

Gambar 4.4. Grafik Uji Normalitas Data Pengetahuan Kewirausahaan 70

Gambar 4.5. Grafik Uji Normalitas Data Persepsi tentang Kewirausahaan

70

Gambar 4.6. Grafik Uji Normalitas Data Intensi Berwirausaha 71

Gambar 4.7. Uji Heteroskedasrisitas 72

Gambar 4.8. Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson 73

Gambar 4.9. Model Program Mahasiswa Wirausaha 94

(13)

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu

negara, demikian halnya di Indonesia. Pengangguran di Indonesia hampir

separuhnya disumbangkan oleh lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya sangat

banyak. Fenomena yang muncul di dunia pendidikan di Indonesia adalah semakin

tinggi pendidikan seseorang probabilitas dia menjadi penganggur pun semakin

tinggi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menyatakan bahwa,

tingkat pengangguran tertinggi dinyatakan dari lulusan perguruan tinggi dengan

data 0,5 juta orang di tahun 2011 (http://www.beritasatu.com). Berdasarkan data

Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan

tertinggi yang ditamatkan sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010 – 2012

Sumber: Badan Pusat Statistika www.bps.go.id 2013

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat tingkat pengangguran terbuka lulusan

perguruan tinggi masih sangat tinggi mencapai setengah juta jiwa. Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar berpendapat

bahwa jumlah pengangguran yang tinggi disebabkan oleh ekspektasi para lulusan

perguruan tinggi terhadap lapangan pekerjaan yang mereka cari. Ekspektasi ini

No. Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan

2010 2011 2012

(juta jiwa) (%) (juta jiwa) (%) (juta jiwa) (%)

1. Tidak/belum pernah

(14)

2

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

disebakan oleh para lulusan perguruan tinggi yang memilih-milih pekerjaan sesuai

dengan kebutuhan dan kompetensinya (http://www.jpnn.com). Hal ini

menunjukkan setiap para lulusan perguruan tinggi tidak melihat kenyataan bahwa

lapangan kerja yang ada tidak memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan

perguruan tinggi. Oleh karena itu Pemerintah meminta para sarjana

mengembangkam jiwa entrepreuner untuk menciptakan pekerjaan atau

berwirausaha.

Menurut Zulfadhli dalam Tribun News.com menyatakan bahwa:

“Tingkat kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha di negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki sebanyak 2 persen dari total penduduk, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta jiwa, maka Indonesia membutuhkan sekitar 4,5 juta lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 0, 24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target minimal sebesar 2 persen atau 4,5 juta wirausahawan”.

(http://id.berita.yahoo.com)

Pendapat ini diperkuat oleh David Mc Clelland seorang ilmuwan dari

Amerika Serikat dalam Gallyn (2011:3) „menyatakan bahwa suatu negara dapat

dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya‟. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa berwirausaha merupakan sumber bagi lahirnya

wirausaha-wirausaha masa depan menurut Gorman et al,; Kourilsky dan Walstad (Indarti

dan Rostiani, 2008:12).

Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat

sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan lapangan kerja

yang ada (Wijaya, 2007:117). Pendapat yang dikemukakan oleh Syafie dalam

Wiedy (2009:6) menyatakan bahwa “perekonomian dunia menawarkan tantangan dan kesempatan bagi siapa saja, sehingga dibutuhkan para entrepreneur yang

mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang dikawasan free trade (pasar bebas) yang akan dimulai tahun 2020 untuk wilayah Asia Pasifik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneur merupakan salah satu alternatif

(15)

3

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

Entrepreneur adalah seorang pembuat keputusan yang membantu

terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas, yang sebagian besar mereka adalah pendorong perubahan, inovasi, kemajuan dan perekonomian yang akandatang, orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi‟ Longenecker, Moore & Petty dalam Wiedy (2009:10).

Berdasarkan hasil survei tahun 2012 (www.id.berita.yahoo.com) ”sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen”. Data ini

menunujukkan bahwa tingkat ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha

masih sangat rendah. Sedangkan menurut Wijaya (2007:118) “salah satu faktor

pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini oleh

Fishbein dan Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu

yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu”.

Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tingi diharapkan mampu

mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan intelektual

dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri.

Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

memiliki keinginan yang tinggi dalam menanamkan jiwa dan sikap

kewirausahaan dalam mengatasi masalah perekonomian negara dengan cara

menciptakan lapangan kerja.

Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi

terkemuka di Indonesia sudah seharusnya menciptakan lulusan sarjana yang

memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis yang diharapkan mampu menciptakan pendidik

serta para ekonom yang dapat meningkatkan perekonomian negara.

Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan

Indonesia, yaitu dengan mendidik mahasiswa dan mempersiapkan lulusannya

untuk mempelajari kewirausahaan dan menjadikan kewirausahaan sebagai bagian

(16)

4

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Sesuai dengan anjuran Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dalam Eka Handriani (2011:84) sejak tahun

2009 yang menyatakan bahwa perguruan tinggi hendaknya memasukan mata

kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Eka Handriani (2011:83)

memperkuat pernyataan di atas bahwa:

“Semua perguruan tinggi di Indonesia seharusya memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah pokok yang wajib ditempuh oleh semua mahasiswa. Sehingga perguruan tinggi mampu menciptakan lulusan sarjana yang memiliki

mindset sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creators) tetapi, bukan

berorientasi mencari pekerjaan terutama sebagai pegawai negeri, dan pegawai swasta (job seekers)”.

Tetapi upaya tersebut masih belum bisa dicapai oleh setiap perguruan

tinggi. Dengan upaya memasukkan pendidikan kewirausahaan ke dalam

kurikulumnya, bahwa faktanya keinginan berwirausaha di kalangan perguruan

tinggi masih terbilang rendah. Mery Citra Sondari (2012:2) berpendapat sama

dalam penelitiannya bahwa upaya ini belum efektif, para lulusan perguruan tinggi

masih saja enggan untuk langsung terjun sebagai wirausahawan, ini terlihat dari

berapa lama waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan.

Untuk memperkuat kebenaran informasi tersebut, penulis melakukan

prapenelitian tentang bagaimana perbandingan antara intensi berwirausaha dengan

intensi bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah atau swasta pada

mahasiswa setelah lulus kuliah. Prapenelitian yang pertama dilakukan pada

mahasiswa di tujuh fakultas yang ada di UPI. Dari ke tujuh fakultas tersebut,

hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis (FPEB) merupakan fakultas yang memiliki intensi berwirausaha pada

mahasiswanya masih rendah dibandingkan dengan fakultas lainnya. Dari 25

responden, hanya 9 orang yang memiliki keinginan berwirausaha setelah lulus,

sedangkan 16 responden memiliki keinginan untuk bekerja di instansi pemerintah

(17)

5

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa intensi berwirausaha

mahasiswa FPEB masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan pada mahasiswa

disalah satu program studi yang ada di FEPB. Hasil prapenelitian tersebut dapat

dilihat pada Tabel 1.2. :

Tabel 1.2.

Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner

NO. PERNYATAAN

SS S KS TS STS Jumlah

Skor Ideal 220

5 4 3 2 1 Skor Skala

1.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.

115 44 12 12 - 183 STS

2.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.

30 16 3 36 13 98 R

Sumber : Prapenelitian (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2. diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa

yang merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari pekerjaan

sebagai karyawan swasta/negeri daripada menciptakan lapangan kerja sebagai

wirausaha. Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai

swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontinyu setiap

bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha

masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami

kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.Sehubungan

dengan pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of

change, mahasiswa harus dapat menjadi wirausaha demi perubahan yang lebih

baik bagi negaranya.

(18)

6

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

Melalui intensi seseorang dapat memprediksikan tindakan yang akan

dilakukannya. Jika intensi berwirausaha rendah maka perilaku kewirausahaannya

pun akan rendah. Hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada alternatif

guna meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Mengingat bahwa

mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki pengetahuan serta tingkat

kreasi dan inovasi yang tinggi, maka melalui intensi berwirausaha yang matang

dan terencana akan menimbulkan dampak terhadap penambahan jumlah

wirausaha serta dapat melihat siapa-siapa saja yang akan menjadi seorang

wirausaha.

Intensi dapat digunakan untuk meramal seberapa kuat keinginan individu

untuk menampilkan tingkah laku dan seberapa banyak usaha yang direncanakan

atau akan dilaksanakan untuk menampilkan tingkah laku tersebut. Seseorang

dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang

lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan seorang tanpa intensi untuk

memulai usaha. Intensi berwirausaha dapat pula disebut sebagai niatan seseorang

untuk melakukan kegiatan wirausaha juga berhubungan dengan keyakinan

seseorang terhadap objek perbuatannya.

Priyanto dalam Lieli Suharti dan Hani Sirine (2011:126) banyak faktor

yang mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan wirausaha. Pada dasarnya

pembentukan jiwa kewirausaha-an dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat

personal, sikap, perilaku, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi

kekuatan individu untuk berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal berasal dari

luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar

seperti lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan (pengetahuan, pengalaman

pembelajaran, hasil belajar dan akan kebutuhan prestasi), lingkungan dunia usaha,

lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain

Menurut Indarti (2008:3) salah satu faktor penting dalam menciptakan

wirausaha adalah keinginan. Intensi merupakan kesungguhan seseorang untuk

(19)

7

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

berwirausaha maka akan semakin baik dalam memulai usahanya. Intensi

seseorang yang di imbangi dengan pengetahuan kewirausahaan dan kepercayaan

terhadap kemampuan dirinya akan berdampak baik terhadap lahirnya wirausaha

baru sehingga dapat menciptakan peluang atau lapangan kerja.

Selain pengetahuan kewirausahaan, menurut Shapero dan Sokol dalam

Iskandar (2012:96) menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan sebagai akibat

dari interaksi antara faktor-faktor kontekstual yang akan bertindak melalui

pengaruhnya terhadap persepsi individu. Persepsi individu tentang kewirausahaan

akan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis ingin

meneliti mengenai faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa

yang dibatasi pada pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahasiswa pada

kewirausahaan sehingga dalam penelitian ini penulis memberi judul

“Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan, persepsi mahasiswa

tentang kewirausahaan, dan intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI?

2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi

berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI?

3. Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap

intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI?

(20)

8

Nurul Hendriyani, 2013

Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Mahasiswa tentang Kewirausahaan serta Pengaruhnya

Dengan berpijak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1. Bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan, persepsi mahasiswa

tentang kewirausahaan, dan intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi

berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

3. Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan terhadap

intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh

pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahaiswa pada kewirausahaan

dalam menumbuhkan intensi berwirausaha mahasiswa.

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu

pendidikan dan kewirausahaan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut

sekitar penelitian sejenis dan sebagai bahan pertimbangan penelitian

sejenis.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak fakultas

untuk menumbuhkan semangat dan intensi berwirausaha mahasiswa serta

mencetak lulusan perguruan tinggi yang mampu menciptakan lapangan

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu intensi

berwirausaha mahasiswa sebagai variabel terikat dan pengetahuan kewirausahaan

serta persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan sebagai variabel bebas. Objek

sasaran dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

yang telah mengontrak mata kuliah kewirausahaan.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara

ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk

akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang

dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses

yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

dan explanatory. Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari

populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan

antar variabel Kerlinger dalam Riduwan (2011:49). Atau dengan kata lain,

penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari

suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

sedangkan explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara

(22)

46

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber

penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:173) menyatakan populasi adalah

‘keseluruhan subjek penelitian’. Menurut Sugiyono (2008:80) ‘populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan’. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI yang telah lulus mengontrak mata

kuliah kewirausahaan pada angkatan 2010.

Tabel 3.1.

Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

NO. PRODI JUMLAH

1. Pendidikan Akuntansi – S1 106

2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98

4. Pendidikan Ekonomi – S1 99

5. Manajmen – S1 89

6. Akuntansi – S1 97

Jumlah 575

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

Berdasarkan Tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 575 mahasiswa

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Mohammad

Ali (2011:84) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu. Dalam penelitian ini, tidak semua populasi

diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri

yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.

Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive

Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan

(23)

47

Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik

proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan,

2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut:

Keterangan:

S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05

X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)

Dalam penelitian ini, jumlah populasi 5757 dimasukkan kedalam rumus

tersebut dan menghasilkan nilai 230 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai

berikut:

230,16 dibulatkan menjadi 230

Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230

mahasiswa dengan karakteristik mahasiswa angkatan 2010 yang telah lulus

mengonrak mata kuliah kewirausahaan.

3.3.2.1. Sampel Angkatan

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230

mahasiswa. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung

secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus:

n x N N

ni i (Riduwan, 2008 : 45)

Keterangan :

(24)

48

ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Tabel 3.2.

Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

No. Jurusan Jumlah

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

3.3.2.2. Sampel kelas

Dari Tabel 3.2. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel

mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel

mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan

proporsional.

Tabel 3.3.

Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas

Nama

Jurusan Kelas

Jumlah Mahasiswa

Perhitungan Sampel

(25)

49

aMahasiswa Per Kelas Jumlah Manajemen

3.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin

Dari Tabel 3.3. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah

selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan

agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.

Tabel 3.4.

Sampel Menurut Jenis Kelamin

Jurusan Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

(26)

50

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

Pendidikan

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih

dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi

variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat

diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian

(27)

51

Tabel 3.5.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

(1) (2) (3) (4)

Intensi Berwirausaha (Y)

Intensi adalah komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan atau tekad yang kuat terhadap dirinya untuk melakukan suatu tindakan

(28)

52

informasi yang didapat dari proses pembelajaran

kewirausahaan. Proses didalamnya yaitu pengetahuan kewirausahaan,

(29)

53

3.5. Teknik Pengumupulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan

test. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

kewirausahaan yaitu sikap terhadap perilaku mengacu pada sejauh mana individu

mempunyai pandangan

positif atau negatif terhadap profesi wirausaha, persepsi individu terhadap norma sosial yang dirasakan mempengaruhi individu untuk melakukan atau tidak

melakukan perilaku

kewirausahaan, dan persepsi

tentang kemudahan/

kesulitan untuk menjadi wirausaha.

(Shapero dan Sokol (1982)

1. Pengertian

(30)

54

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).

Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam

penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan

kewirausahaan (X1) dan persepsi mahasiswatentang kewirausahaan (X2).

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto,

2006:150). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur variabel

intensi berwirausaha (Y).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku,

jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi

dokumentasinya yaitu data mahasiwa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis,

peraturan tentang Silabus Mata Kuliah Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3.6. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan

menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi

Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari

responden mengenai pengetahuan kewirausahaan, persepsi ssiwa tentang

wirausaha, dan minat berwirausaha

b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas

pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

(31)

55

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis

jawaban yang sifatnya tertutup.

f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang

bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah

daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal,

berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.

g. Menyebarkan angket

h. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.

SkalaLikert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).

Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis

ketentuan skala yang digunakannya Tabel 3.6. sebagai berikut:

Tabel 3.6

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Skala Likert Pernyataan Positif (Riduwan, 2012:13)

3.7. Pengujian Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen

(32)

56

standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas

instrument penelitian ini.

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan

pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak

relevan (Husein Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas

rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen

(pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

  

Dalam korelasi PPM ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada

korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk mengadakan interpretasi

mengenai besarnya koefisien korelasi (r) dapat dilihat pada Tabel. 3.7.

Tabel 3.7.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,800 – 1,000

(33)

57

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilakukan

pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai

berikut :

t

hit

=

(Riduwan, 2010:81)

Dimana :

t = Nilai t hitung

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: jika t hitung > t Tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung <

t Tabel tidak valid.

3.7.2. Uji Reabilitas

Suharsimi Arikunto (2010:221) mengatakan reliabilitas menunjuk pada

suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang

reliabelakan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya

memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap

akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus

alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2010:239)

(34)

58

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan

distribusi tabel (tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11> r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11< r tabel berarti tidak reliabel.

3.7.3. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah).

Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.8

Klasifikasi Daya Pembeda

D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik.

Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks

diskriminasi 0,40 – 0,70.

(Suharsimi Arikunto, 2011:211-218)

(35)

59

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

(multiple regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21. Menurut

Sugiyono (2010:275) teknik regresi linier berganda dipakai untuk menggambarkan suatu variabel dependen yang dihubungkan dengan dua atau

lebih variabel independen. Besar kecilnya pengaruh X terhadap Y diukur dengan

koefisien regresi. Adapun model penelitian yang digunakan penulis adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

Y = minat berwirausaha

b0 = konstanta regresi

b1, b2 = koefisien regresi X1, X2

X1 = pengetahuan kewirausahaan

X2 = kemandirian

e = variabel pengganggu

Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen,

independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak

sama sekali. Uji normalitas dalam penelitian ini dideteksi dengan metode yang

dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B). Rumus uji statistik JB adalah :

[ ]

(Yana Rohmana, 2010:53)

Dimana, S = koefisien skewness dan K = koefisien kurtosis

(36)

60

Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi

yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel independen (Husein

Umar, 2008:80). Cara untuk mendeteksi multikolinieritas dalam penelitian ini

menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance Inflating Factor (VIF) (Yana

Rohmana, 2010:139). Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : TOL =

( ̂ )

( )

(Yana Rohmana, 2010:149)

Dimana, merupakan korelasi antara Xi dengan var explanatory

lainnya. Dengan ketentuan :

Jika VIF > 10, maka ini menunjukkan korelasi tinggi (adanya multikolinieritas).

Jika VIF < 10, maka ini menunjukkan korelasi rendah (tidak ada multikolinieritas).

3.8.2.2. Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas merupakan suatu asumsi yang penting dalam

model regresi linear klasik adalah kesalahan penganggu εi mempunyai varian yang

berbeda. Cara mendeteksi heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode White dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Estimasi persamaan dan dapatkan residualnya.

2) Lakukan regresi pada persamaan regresi auxiliary.

3) Uji white didasarkan pada jumlah sampel degree of freedom sebanyak variabel

independen yang tidak termasuk konstanta dalam regresi auxiliary. Nilai

hitung statistik chi square (X2) dapat dicari dengan rumus :

(Yana Rohmana, 2010:157) Dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika nilai chi square hitung (n.R2) > X2 kritis dengan drajat kepercayaan

(37)

61

 Jika nilai chi square hitung (n.R2) < X2 kritis dengan drajat kepercayaan

tertentu (α), maka tidak ada heteroskedastisitas.

3.8.2.3. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan

residual dengan obserbvasi lainnya. Cara mendeteksi autokorelasi dalam

penelitian ini dengan menggunakan Uji Durbin Watson (D-W). Adapun rumusnya

adalah sebagai berikut :

(Yana Rohmana, 2010:194)

Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan ketentuan sebagai

berikut :

Tabel 3.9

Uji Statistik Durbin – Watson d

Nilai Statistik d Hasil

0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif

dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan du ≤ d ≤ 4 – du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi

positif/negatif

4 - du ≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

4 dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Sumber : Yana Rohmana, 2010:195

Autokorelasi positif

Ragu-ragu Tidak ada korelasi

Ragu-ragu Autokorelasi negatif

0 dL du 4-du 4-dL 4

Gambar 3.1

Statistik Durbin – Watson d

(38)

62

Setelah semua asumsi sudah dipenuhi, maka menguji uji Durbin – Watson

dengan prosedur sebagai berikut :

1) Buat regresi dengan OLS dan hitung perkiraan kesalahan penganggu et= Yt -

̂t .

2) Hitung d dengan rumus Uji Durbin Watson (D-W).

3) Untuk nilai n dan banyaknya variabel X tertentu, cari nilai kritis dL dan du dari

tabel.

4) Pengujian hipotesis.

3.8.3. Uji Hipotesis

Menurut Yana Rohmana (2010 : 48-50), hipotesis yang dinyatakan

dikenal dengan hipotesis nul (H0) yang diuji melalui hipotesis alternatif (Ha).

Adapaun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.3.1. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t statistik bertujuan untuk

menguji kebenaran hipotesis dari data sampel. Uji t merupakan suatu prosedur

yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau

kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat

berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data sebagai berikut :

 Jika nilai t hitung > nilai t kritis (tabel) maka H0 ditolak atau menerima

Ha, artinya variable itu signifikan.

Jika nilai t hitung < nilai t kritis (tabel) maka H0 diterima atau menolak Ha,

artinya variable itu tidak signifikan

3.8.3.2. Pengujian Secara Parsial (Uji F)

(39)

63

Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap

Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,

dimana i = X1, X2, X3, X4.

3.8.3.3. Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2009:98) koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang

menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap

variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur

kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase

variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel

terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus

koefisien determinasi sebagai berikut:

R2 =

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model

(40)

64

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh

pengetahuan kewirausahaan dan persepsi mahasiswa tentang kewirausahaan

terhadap intensi berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan kewirausahaan mahasiswa Fakultas Pendidikan ekonomi dan

Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada

kategori tinggi, mereka sudah memahami bagaimana konsep kewirausahaan.

Secara umum, mereka memiliki persepi tentang kewirausahaan yang cukup

dan mahasiswa memiliki intensi tekad yang tinggi dari dalam dirinya sendiri

untuk mengikuti aktivitas kewirausahaan, karena p e r s i a p a n d i r i a k a n a d a n y a p e l u a n g u n t u k b e r h a s i l m e n j a d i s e o r a n g w i r a u s a h a t e r h a d a p

kegiatan tersebut memiliki keberanian yang tinggi untuk berwirasuaha. Intensi

berwirausaha termasuk ke dalam kategori tinggi.

2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap intensi

berwirausaha. Artinya, semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan yang

dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula intensi

mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila pengetahuan

kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau

menurun.

3. Persepi tentang kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi tingkat persepsi mahasiswa,

tentang kewirausahaan maka semakin tinggi pula intensi mahasiswa untuk

berwirausaha. Atau sebaliknya, bila persepsi mahasiswa tentang

kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau

(42)

102

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang

bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa dengan cara mempelajari

kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan pembelarajan di kelas,

maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, pelatihan, Program

Mahasiswa Wirausaha (PMW), KKN-Usaha, magang kewirausahaan, dan

sebagainya.

2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan

Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi intensi

berwirausaha mahasiswa, baik pada jalur kurikulum maupun non kurikulum.

Hal ini karena mengingat bahwa lowon gan pekerjaan semakin berkurang,

sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi

jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang

wirausaha.

3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi intensi

berwirausaha, dapat menggunakan faktor lain selain pengetahuan

kewirausahaan dan persepsi tentang kewirausahaan. Dapat juga menggunakan

sampel yang berbeda, baik pada siswa, masyarakat, ataupun ke mahasiswa

(43)

Nurul Hendriyani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Banadicta Prihatin Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang

Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.

Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010

Drucker, Peter. F. (1996). Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan

Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga.

Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior Introduction to

Theory and Research. Philippines: Addison Wesley Publishing Company,

Inc.

Frinces, Z. Heflin. (2011). Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)

Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Khoiron Rosyadi. 2009. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mar’at.(1984). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Surabaya

:Usaha Nasional.

Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.

Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

(44)

Nurul Hendriyani, 2013

Ormord, Jearne Earlis. (2006). Education Psychology Development Learners. New Jersey Upper Saddle River Ohio; Pearson Educational Inc.

Pareek. (1984). Perilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Unibersitas Pendidikan Indonesia. 20112.

Rianse, Usman dan Abdi. (2012). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi

(Teori dan Aplikasi). Bandung: CV. Alfabeta.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Renika Cipta.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses

Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan (Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Wasty Soemanto. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

(45)

Nurul Hendriyani, 2013

Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Zuhal.2008. Kekuatan Daya Saing Indonesia Mempersiapkan Masyarakat

Berbasis Pengetahuan.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.

B. Jurnal dan Karya Ilmiah

Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processer 50. 179-211.

Aprilianty, Eka. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan

Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2, (3), 311-324.

Bambang Banu Siswoyo. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan

Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.

Citra, Merry S. (2010). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna

Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia

(http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal April 2013

Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di

Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi

UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

Hermina, Utin, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata

Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.

Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan

Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.

Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M.

(2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.

Lastariwati, Badrianingsih. (2012). Pentingnya Kelas Kewirausahaan pada SMK

Pariwisata. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2, Nomor 1, Februari 2012.

Lestari, Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE

(46)

Nurul Hendriyani, 2013

Mohammad, Maskan. (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam menghasilkan

Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol. 8, No. 10, 92-102.

Moerdiyanto. (2012). Perluasan Implementasi Pendidikan Kewirausahaan

“Model Project Based Learning” Bagi Remaja Putus Sekolah Korban Gempa. Vol 8, Nomor 1, April 2012.

Mulyoto (2010). Perolehan dan Penerapan Pengetahuan dalam Pembelajran

Matematika. Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21.

Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.

Nurbaya, Siti dan Moerdiyanto. (2012). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas Xii Smkn Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY.

Soepomo, Soenartomo. (2011). “Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi terhadap

Program Kewirausahaan pada Perguruan Tinggi”. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. 13, (1), 1-7.

Suharti, Lieli dan Hani Sirine. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 13, (2), 124-134.

Tony, Wijaya. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi

Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.

Wardoyo. (2012). Pengaruh Pendidikan dan Karakteristik Kewirausahaan

terhadao Intensi Berwirasuaha Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. (SNKIB

II 2012): ISSN No: 2098-1040.

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha

Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.

A.

Skripsi, Tesis dan Disertasi

Erlina, Nina. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan

Vokasional terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada SMK Bidang Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bangka). Tesis. SPS UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Gallyn, Ditya M. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Gambar

Tabel 4.12. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha Dimensi Tekad yang Kuat
Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tabel 1.2. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
Tabel 3.1. Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

dokumen lelang. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam dokumen lelang tidak ada penawaran yang harga penawarannya di bawah atau sama dengan pagu dana

[r]

Panitia Pengadaan Langsung

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian