• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GAYA BAHASA DAN PENGIMAJIAN PADA LIRIK-LIRIK LAGU POP BERBAHASA INDONESIA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH : Studi Deskriptif Analitis terhadap Lagu-lagu Grup Musik Letto.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS GAYA BAHASA DAN PENGIMAJIAN PADA LIRIK-LIRIK LAGU POP BERBAHASA INDONESIA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH : Studi Deskriptif Analitis terhadap Lagu-lagu Grup Musik Letto."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

PERNYATAAN ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. vi

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR BAGAN ………... xi

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiv

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A.Latar Belakang Penelitian ………... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ………. 6

C.Batasan Masalah Penelitian ……….. 7

D.Rumusan Masalah Penelitian ………... 7

E. Tujuan Penelitian ………... 8

F. Manfaat Penelitian ………... 9

G.Asumsi ……….. 9

H.Definisi Operasional ………... 10

I. Paradigma Penelitian ………... 10

BAB II. LANDASAN TEORI ……….. 12

A.Apresiasi Sastra ………... 13

1. Pengertian Apresiasi Sastra ……….. 15

2. Jenis-jenis Pendekatan dalam Apresiasi Sastra ………... 16

3. Manfaat Apresiasi Sastra ………. 20

B.Gaya Bahasa ………... 22

1. Pengertian Gaya Bahasa ………... 22

2. Sendi Gaya Bahasa ……….. 23

3. Jenis-jenis Gaya Bahasa ………... 25

C.Pengimajian ……….. 39

1. Macam-macam Jenis Pengimajian ………... 41

2. Hubungan Pengimajian dan Diksi ………... 43

3. Hubungan Pengimajian dan Kata Konkret ……….. 44

D.Lirik dan Lagu ………... 46

1. Ihwal Lirik ………... 46

2. Lagu ………. 47

E. Bahan Ajar ………... 57

1. Pengertian Bahan Ajar ………. 57

2. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ………. 58

(2)

BAB III. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN ………. 61

A.Metode Penelitian ………... 61

B.Sumber Data dan Data Penelitian ………. 62

1. Sumber Data Penelitian ………... 62

2. Data Penelitian ………... 64

C.Instrumen Penelitian ………. 65

1. Lembar Analisis ………... 65

2. CD Album dan DVD Player ………. 68

3. Pedoman Observasi ……….. 68

4. Pedoman Wawancara ……… 68

D.Teknik Pengumpulan Data ………... 69

1. Orientasi ………... 69

2. Seleksi ……….. 69

3. Identifikasi ………... 71

E.Teknik Pengolahan Data ………... 72

BAB IV. DATA DAN ANALISIS ………... 73

A. Gaya Bahasa Pada Lirik-Lirik Lagu Pop Berbahasa Indonesia Milik Grup Musik Letto ……….. 74

B. Gaya Bahasa yang Dominan dalam Lirik-Lirik Lagu Pop Berbahasa Indonesia Milik Grup Musik Letto …………... 209

C. Pengimajian Pada Lirik-Lirik Lagu Pop Berbahasa Indonesia Milik Grup Musik Letto ……….. 214

BAB V. HASIL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ……….. 272

A. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran ………... 272

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………... 272

2. Deskripsi Kegiatan dan Hasil Pembelajaran ………. 277

a. Pertemuan ke-1 ………. 277

b. Pertemuan ke-2 ………. 281

3. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ………. 283

B. Hasil Uji Kerepresentatifan Lirik-lirik Lagu Pop Berbahasa Indonesia Milik Grup Musik Letto Sebagai Alternatif Bahan Ajar ………. 287

1. Tahap Uji Pertama ………... 287

2. Tahap Uji Kedua ……….. 288

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ………... 290

A. Simpulan ………... 290

(3)

DAFTAR PUSTAKA ………... 294

LAMPIRAN ……….. 297

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, definisi operasional, dan paradigma penelitian.

A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Kesadaran dan kebenaran bahasa dalam kehidupan manusia memiliki fungsi besar dan berkaitan erat maksudnya untuk mewujudkan daya ungkap manusia yang mencerminkan aspek-aspek sosial (Kridalaksana, 2000).

Bahasa bisa dinyatakan dengan gerak-gerik, ekspresi wajah, maupun dengan gerakan. Bahasa yang diterima oleh sebagian manusia adalah bahasa yang diwujudkan dengan suara dari mulut manusia. Bahasa yang diwujudkan melalui ekspresi wajah maupun gerakan sebagai sarana bagi sebagian manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berkomunikasi melalui mulut, atau bisa dikatakan bahwa bahasa tersebut sebagai stimultan dari mulut untuk lebih kooperatif sehingga penerimanya lebih paham.

(5)

2

yang hendak diekspresikan oleh pengarang kepada orang lain. Lagu terdiri dari kata-kata yang disusun oleh pengarangnya, disampaikan dengan nada, sehingga dapat dinikmati dan menghibur manusia dan bersifat imajinatif.

Bahasa dalam lagu merupakan pilihan penciptanya, bahasa diseleksi sedemikian rupa sehingga menjadi indah dan mampu memberikan ketepatan makna nuansa serta daya estetika. Pada lagu terjadi peristiwa bahasa dalam bentuk komunikasi satu arah dari penyanyi ke pendengarnya Pemakaian bahasa dalam lagu mempunyai spesifikasi tersendiri dibanding dengan pemakaian bahasa dalam jaringan komunikasi yang lain. Setiap karya lagu, pada dasarnya adalah peristiwa bahasa, dengan menggunakan tanda atau lambang yang dapat didengar (bunyi bahasa) dan dapat dilihat (huruf).

Tentunya, lagu tidak dapat dipisahkan dari musik karena lagu merupakan musik yang dipadukan dengan lirik-lirik sehingga menjadi komposisi yang komplit. Menurut Hazrat (2002), musik adalah bahasa keindahan, bahasa dari sesuatu yang dicintai oleh setiap jiwa yang hidup. Bahasa yang digunakan pengarang lagu dalam menciptakan musik adalah bahasa yang tersusun indah ditambah dengan melodi dan irama dalam penyampaiannya, sehingga dalam lagu terinformasi bahasa selain melalui ungkapan kata-kata tetapi juga dengan ekspresi yang tercermin dalam alunan melodi tersebut.

(6)

yang sangat pesat. Hal ini terbukti banyaknya penyanyi atau grup musik baru yang bermunculan ke publik.

Dunia remaja sekarang tidak dapat dilepaskan dari lagu. Demikian halnya remaja usia sekolah, hampir di setiap kegiatan mereka ditemani lagu-lagu. Bahkan di waktu sekolah pun mereka menyempatkan diri ‘bersentuhan’ dengan lagu, mulai dari mendengarkan lewat media-media tertentu hingga sekadar mendendangkannya, mereka melakukan itu untuk mengatasi rasa jenuh.

Adanya kejenuhan para siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya materi pembelajaran Apresiasi Sastra, yang dari tahun ke tahun tidak terlalu banyak perubahan. Hal ini tergambar dalam silabus pembelajaran Bahasa Indonesia, misalnya pada materi ajar Apresiasi Sastra dalam Kompetensi Dasar ”mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung atau pun melalui rekaman” yang di dalamnya terdapat gaya bahasa atau majas, serta menemukan makna denotasi maupun konotasi. Pada saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) materi tersebut telah diajarkan, kemudian di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) materi tersebut pun masih saja diajarkan dengan bahan ajar yang sama, yaitu puisi. Pada akhirnya tidak sedikit siswa yang menganggap kurang penting materi tersebut karena telah diajarkan sebelumnya.

(7)

4

Apabila pengajar Bahasa Indonesia jeli, sebenarnya fenomena kegemaran remaja terhadap lagu, dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan ajar, terutama dalam pembelajaran Apresiasi Sastra. Pemilihan lagu sebagai alternatif bahan ajar diharapkan dapat lebih menarik perhatian siswa, sehingga rasa jenuh pun cair dengan alunan nada yang diperdengarkan.

Lirik-lirik dalam sebuah lagu pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan larik-larik puisi, ada penggunaan gaya bahasa tertentu dalam penyampaiannya. Selain itu, terdapat juga pengimajian atau seringkali disebut dengan pencitraan. Pengimajian ini digunakan agar penikmat lagu dapat melihat, merasakan, mendengar, menyenntuh, dan mengalami segala sesuatu yang terdapat dalam lagu tersebut. Maka secara tidak langsung, pengimajian inii akan membawa penikmat lagu dapat merasakan isi lagu seolah-olah sebuah realitas yang dialaminya. Oleh karena pengimajian merupakan kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, perabaan, dan penciuman.

Selain itu, terdapat dua persamaan lagi antara puisi dan lagu. Pertama, dari segi bentuk atau tipografinya, baik puisi maupun lagu ditulis perbaris bukan perparagraf. Kedua, dari bahasa yang digunakan, baik puisi maupun lagu tidak menggunakan bahasa sehari-hari atau bahasa percakapan dalam penyampaiannya.

(8)

Letto. Peneliti memilih grup musik asal Yogyakarta yang beraliran pop ini sebagai objek penelitian, karena diidolakan oleh banyak remaja termasuk para siswa.

Selain karena alasan tersebut, adanya beberapa lagu Letto yang dijadikan sebagai soundtrack sinetron juga menjadi bahan pertimbangan peneliti, karena tidak semua lagu dari penyanyi atau grup musik lain dijadikan soundtrack sinetron. Bahkan, dua buah lagu (Ruang Rindu dan Sebelum Cahaya) grup musik yang berdiri April tahun 2004 ini telah diangkat menjadi novel. Novel pertama diterbitkan bulan Agustus 2007 oleh Andi Eriawan, enam bulan kemudian, novel kedua lahir dari tangan Karla M. Nashar. Kedua novel tersebut mengangkat judul yang sama dengan lagunya, yaitu ‘Ruang Rindu’ dan ‘Sebelum Cahaya’.

Kelebihan-kelebihan grup musik tersebut pada akhirnya menarik perhatian Tyas Puji Pramesti untuk meneliti lirik lagu Letto dengan judul ”Analisis Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Letto”. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam analisis lirik lagu-lagu Letto segi penulisan sintaksis didominasi metafora kalimat dengan jumlah 27. Letto memiliki 71 gaya bahasa metafora yang telah dipilah dari tiga album, dilihat segi penulisan kelompok kata didapat: frase berjumlah 21, klausa 23, kalimat 27.

Namun penelitian tersebut belum menyentuh ranah gaya bahasa secara menyeluruh karena hanya meneliti gaya bahasa metafora saja, juga tidak meneliti mengenai pengimajian yang terkandung dalam lirik-lirik lagu tersebut. Oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS GAYA BAHASA DAN PENGIMAJIAN PADA LIRIK-LIRIK LAGU POP

(9)

6

APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH

ALIYAH (Studi Deskriptif Analitis terhadap Lagu-lagu Grup Musik Letto).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Peneliti mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Kurangnya inovasi bahan ajar dalam pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA/MA. Hal ini menyebabkan munculnya rasa jenuh dalam diri siswa sehingga mereka kurang tertarik atau termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan selalu sama, yaitu puisi, novel, dan cerpen. Ketiga bahan ajar tersebut silih berganti mengisi pembelajaran Apresiasi Sastra tanpa ada alternatif bahan ajar lain yang terkini dan digemari siswa.

2. Siswa kurang dapat membedakan dengan jelas jenis-jenis gaya bahasa. Mereka kesulitan dalam memahami pengertian jenis-jenis gaya bahasa yang hampir mirip satu sama lain, karena di dalamnya tidak disebutkan dengan rinci ciri-cirinya sehingga siswa perlu berulang-ulang untuk membaca pengertian tersebut.

(10)

4. Siswa kurang dapat memahami secara jelas pengertian dari kelima jenis pengimajian yang ada (visual, auditif, taktilis, gustatif, dan olfaktif).

C. Batasan Masalah Penelitian

Penelitian ini menjadikan semua album (tiga album: 34 lagu) grup musik Letto sebagai objek yang diteliti. Pada ketiga album tersebut terdapat juga beberapa lagu berbahasa Inggris (12 lagu), agar tidak meluas maka peneliti membatasinya hanya pada penggunaan gaya bahasa dan pengimajian dari lirik-lirik lagu berbahasa Indonesia (22 lagu), karena penelitian ini ditujukan untuk menyuguhkan sebuah alternatif bahan ajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dibuat untuk memberi arah dalam penyusunan proposal agar tercapai tujuan yang diinginkan. Ada empat rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

1. Gaya bahasa apa saja yang digunakan pada lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia grup musik Letto?

2. Gaya bahasa apa yang paling dominan pada lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia grup musik Letto?

(11)

8

4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur-unsur puisi dengan menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto sebagai alternatif bahan ajar di kelas X-5 MAN 1 Sumedang ?

5. Apakah lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia grup musik Letto representatif dijadikan sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra di SMA/MA?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, ada empat tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

1. untuk mendeskripsikan macam-macam gaya bahasa yang digunakan pada lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia grup musik Letto;

2. untuk mengungkapkan gaya bahasa yang paling dominan pada lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia grup musik Letto;

3. untuk mengetahui jenis pengimajian yang sering digunakan dalam lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia grup musik Letto;

4. untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi unsur-unsur puisi dengan menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto sebagai alternatif bahan ajar di kelas X-5 MAN 1 Sumedang;

(12)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat di dunia pendidikan, khususnya guru dan siswa. Manfaat bagi guru, lebih terbuka dan jeli akan kebutuhan siswa, sehingga dapat memberikan bahan ajar yang sesuai dengan minat dan kegemaran siswa, tentunya tidak menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai. Manfaat bagi siswa, lebih berkonsentrasi dan memudahkan dalam pembelajaran karena melibatkan kegemaran mereka.

G. Asumsi

Penelitian ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut.

1. Lagu-lagu pop berbahasa Indonesia milik grup musik Letto mengandung berbagai jenis gaya bahasa.

2. Bentuk atau tipografi puisi dan lagu pop berbahasa Indonesia milik grup musik Letto sama, yaitu ditulis perbaris bukan perparagraf.

3. Bahasa yang digunakan dalam lagu-lagu pop berbahasa Indonesia milik grup musik Letto bukan merupakan bahasa sehari-hari atau bahasa percakapan. 4. Lagu-lagu pop berbahasa Indonesia milik grup musik Letto mengandung

pengimajian;

5. Lagu-lagu pop berbahasa Indonesia milik grup musik Letto memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra di SMA/MA. 6. Perlunya menyusun bahan ajar terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses

(13)

10

H. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran, maka peneliti mendefinisikan beberapa istilah operasional dalam judul sebagai berikut.

1. Gaya Bahasa merupakan suatu cara pengungkapan pikiran melalui bahasa tertentu untuk menunjukkan efek tertentu.

2. Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat menggambarkan suatu keadaan dimana seolah-olah kita dapat melihat, mendengar, meraba, mencicipi, dan mencium sendiri sesuatu yang disampaikan penulis.

3. Lirik Lagu adalah kata-kata yang tersusun dalam sebuah lagu dan merupakan gambaran perasaan pengarang, baik berdasarkan pengalaman sendiri maupun hasil pengamatannya terhadap lingkungan sekitar.

4. Lagu Pop adalah salah satu jenis musik yang populer di kalangan masyarakat dengan gitar bass dan drum sebagai instrumen utamanya.

5. Deskriptif Analitis adalah mendeskripsikan data apa adanya kemudian dianalisis berdasarkan kebutuhan penelitian.

6. Grup Musik merupakan sekumpulan orang yang mempunyai peran berdasarkan keahliannya masing-masing, baik suara maupun alat musik dalam menyajikan sebuah lagu.

I. Paradigma Penelitian

(14)

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian

• • • •

• •

• !

• "

"

#$ %

" &$

(15)

61

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang metode penelitian, sumber data dan data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

A. Metode Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, tetapi dalam proses penyusunannya dibantu dengan penelitian kuantitatif. Penggunaan kuantitatif diperlukan untuk menghitung hasil pelaksanaan pembelajaran tiap siswa, yang terdapat pada Bab V. Penghitungan tersebut merupakan penghitungan sederhana yang hanya memberi nilai dari hasil tes (berupa beberapa soal pertanyaan) yang diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, penghitungannya tidak begitu mendalam hingga melakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji –t, dan uji hipotesis. Hal tersebut dikarenakan kuantitatif dalam penelitian ini hanya bersifat membantu.

(16)

mengajuk emosi yang dapat berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk seperti gaya bahasa (Aminuddin, 2009).

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Meskipun peneliti adalah sebagai instrumen kunci, namun kehadirannya tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

B. Sumber Data dan Data Penelitian

1. Sumber Data Penelitian

Perlu diketahui sebelumnya bahwa judul ketiga album grup musik Letto menggunakan bahasa Inggris dan ada pula beberapa lagu di dalam ketiga album itu yang liriknya menggunakan bahasa Inggris. Hal itu dimaksudkan agar album-album grup musik Letto ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan, termasuk orang-orang dari luar Indonesia yang tidak dapat berbahasa Indonesia. Album pertama terjual sebanyak 510.000 kopi, album kedua terjual sebanyak 397.000 kopi dan album ketiga terjual sebanyak 100. 050 kopi. Angka-angka penjualan tersebut dapat dikatakan sebagai pencapaian yang cukup bagus, mengingat semakin maraknya segala bentuk pembajakan terhadap hasil karya para musisi tanah air.

Sumber data dalam penelitian ini adalah lagu-lagu pop berbahasa Indonesia yang terdapat dalam ketiga album grup musik Letto, yaitu: Truth, Cry,

(17)

63

yang menjadi sumber datanya berjumlah 22 buah lagu. Di bawah ini judul-judul dan pencipta lagu dari ketiga album tersebut.

a. Album Kesatu: Truth, Cry, and Lie 1) Ruang Rindu (Pencipta: Letto)

2) Sampai Nanti, Sampai Mati (Pencipta: Letto) 3) Sandaran Hati (Pencipta: Letto)

4) Sebenarnya Cinta (Pencipta: Letto) 5) Tak Bisa Biasa (Pencipta: Letto) b. Album Kedua: Don’t Make Me Sad

1) Sebelum Cahaya (Pencipta: Letto) 2) Hantui Aku (Pencipta: Letto)

3) Memiliki Kehilangan (Pencipta: Letto) 4) Permintaan Hati (Pencipta: Letto) 5) Bunga di Malam Itu (Pencipta: Letto) 6) Rasakanlah Makna (Pencipta: Letto) 7) Sejenak (Pencipta: Letto)

8) Kau, Aku, dan Obsesiku (Pencipta: Letto)

c. Album Ketiga: Lethologica

(18)

6) Layang-layang (Pencipta: Letto) 7) Lubang di Hati (Pencipta: Letto) 8) Putih (Pencipta: Letto)

9) Senyumanmu (Pencipta: Letto)

2. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa lirik-lirik ke-22 lagu pop berbahasa Indonesia tersebut. Lirik-lirik ke-22 lagu itu, peneliti bagi lagi tiap baris (sesuai penulisan dalam teks lagu) menjadi 1 data, maksudnya satu lirik atau satu baris dijadikan satu data. Contoh dalam lagu Ruang Rindu di bawah ini.

Di daun yang ikut mengalir lembut (data 1)

Terbawa sungai ke ujung mata (data 2)

Dan aku mulai takut terbawa cinta (data 3)

Menghirup rindu yang sesakkan dada (data 4)

Jalanku hampa dan ku sentuh dia (data 5)

Terasa hangat oh di dalam hati (data 6)

Ku pegang erat dan kuhalangi waktu (data 7)

Tak urung jua kulihatnya pergi (data 8)

Tak pernah ku ragu dan ingat ku selalu (data 9)

Kerlingan matamu dan sentuhan hangat (data 10)

Ku saat itu takut mencari makna (data 11)

Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada (data 12)

Kau datang dan pergi oh begitu saja (data 13)

Semua ku terima apa adanya (data 14)

Mata terpejam dan hati menggumam (data 15)

Di ruang rindu kita bertemu (data 16)

(19)

65

C. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan yang telah disebutkan dalam metode penelitian bahwa peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama penelitian ini. Namun, peneliti juga memerlukan instrumen lainnya untuk menunjang penelitian ini. Instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Lembar Analisis

Peneliti menyusun tiga format lembar analisis yang berbeda sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya masing-masing. Format analisis pertama, peneliti gunakan untuk mengklasifikasikan setiap data ke dalam jenis gaya bahasa. Pengisiannya dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan gaya bahasa yang terkandung dalam setiap lirik (data). Sedangkan format analisis kedua, peneliti gunakan untuk mengklasifikasikan setiap data ke dalam macam-macam unsur pengimajian. Cara pengisiannya pun masih sama, dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan unsur pengimajian yang terkandung dalam setiap kata atau lirik (data). Kemudian format analisis ketiga digunakan untuk mengetahui kelayakan dari lagu-lagu yang menjadi data untuk dijadikan sebagai alternatif bahan ajar. Cara pengisiannya pun masih sama dengan format anlisis pertama dan kedua, yaitu dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil analisis.

Format Analisis 1:

(20)

dan antisipasi), gaya bahasa sindiran (sinisme, sarkasme, satire, dan antifrasis), gaya bahasa pertentangan (paradoks, antitesis, litotes, dan oksimoron), dan gaya bahasa penegasan (pleonasme, repetisi, aliterasi, dan asonansi).

Tabel 3.1

Instrumen Analisis Gaya Bahasa

DATA

GAYA BAHASA

PERBANDINGAN SINDIRAN PERTENTANGAN PENEGASAN

H M1 P1 M2 S1 A1 S2 S3 S4 A2 P2 A3 L O P3 R A4 A5

1 2 3 4 5 dst.. Jmlh

Format Analisis 2:

Instrumen ini disusun dengan mengacu pada macam-macam unsur pengimajian menurut Effendi (Bab II) yang terdiri dari lima jenis macam pengimajian, yaitu imaji visual (penglihatan), imaji auditif (pendengaran), imaji taktilis (perabaan), imaji gustatif (pencicipan) dan imaji olfaktif (penciuman).

Tabel 3.2

Instrumen Analisis Pengimajian

DATA DATADATA

DATA LIRIKLIRIK LIRIKLIRIK PENGIMAJIANPENGIMAJIANPENGIMAJIANPENGIMAJIAN V

V V

V AA AA TTTT GG GG OOOO

1111 2222 3333 4444 5555 dst… dst… dst… dst… JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH

Keterangan: V = visual; A = auditif; T = taktilis; G = gustatif; O = olfaktif

H = Hiperbola M2 = Metafora S2 = sinisme A2 = Antifrasis L = Litotes R = Repetisi

M1 = Metonimia S1 = Sinekdoke S3 = Sarkasme P2 = Paradoks O = Oksimoron A4 = Aliterasi

(21)

67

Format Analisis 3:

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kelayakan (representatif) setiap lagu sebagai alternatif bahan ajar. Instrumen ini dibuat dengan merujuk pada teori kriteria pemilihan lagu untuk bahan pembelajaran menurut Dommel dan Sacker (Bab II), kriteria tersebut sebagai berikut.

(1) Musik dan irama sebuah lagu sebaiknya tidak mempengaruhi atau mendominasi pembelajar. Faktor-faktor yang dapat menyulitkan pembelajar untuk mengerti sebuah lagu adalah:

o musik pengiring terlalu keras sehingga menutup suara penyanyi; o dinyanyikan terlalu cepat dengan suara yang terlalu dibuat-dibuat; o gangguan dialek.

(2) Perpaduan musik, irama, dan teks hendaknya serasi . Teks lagu ditonjolkan, sedangkan musik hanya berfungsi sebagai pengiring.

(3) Teks lagu hendaknya jelas dan tidak terlalu sulit bagi pembelajar untuk dimengerti serta mudah bagi pembelajar untuk mengikutinya.

Tabel 3.3

Instrumen Penguji Kelayakan Lagu sebagai Bahan Ajar

Keterangan: Nomor Lagu diisi dengan judul setiap lagu dari ke-22 lagu yang menjadi data. NOMOR

LAGU

MUSIK DAN IRAMA MUSIK DAN LIRIK LIRIK LAGU

musik keras

(22)

2. CD Album dan DVD Player

Kedua instrumen ini digunakan sebagai media bantu untuk mengisi instrumen penguji kelayakan lagu sebagai bahan ajar, agar dapat diketahui perpaduan antara musik, lirik, dan irama sehingga dapat ditentukan apakah pengucapan liriknya jelas dan mudah dimengerti atau dengan kata lain nyanyiannya jelas dan tidak dibuat-buat, apakah terdapat dialek penyanyi yang menggangu pemahaman atau pendengaran, dan apakah musik atau lirik yang menonjol.

3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi memuat segala tingkah laku siwa selama pembelajaran dengan menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto. Adapun aspek yang diamati adalah: 1) antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto; 2) respons siswa pada saat mengidentifikasi dan menganalisis lirik-lirik lagu grup musik Letto; dan 3) kesesuaian antara rencana pembelajaran yang ditetapkan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas.

4. Pedoman Wawancara

(23)

69

kesulitan yang ditemukan ketika menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra; 3) manfaat yang diperoleh siswa setelah menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra; dan 4) keefektifan pembelajaran dengan menggunakan lirik-lirik lagu grup musik Letto sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, peneliti melalui tiga tahap pengumpulan, yaitu: orientasi, seleksi dan identifikasi. Pemaparan mengenai ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Orientasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengenalan dan pemahaman terhadap objek penelitian (grup musik Letto) dan data-data yang akan dikumpulkan (semua lagu grup musik Letto).

2. Seleksi

(24)

berupa tabel. Instrumen ini peneliti susun sendiri guna membantu proses pengumpulan data dengan benar dan terarah.

Tabel 3.4

Bahasa Lagu yang Digunakan

No.

No.No.

No. ALBUMALBUMALBUMALBUM JUDUL LAGUJUDUL LAGU JUDUL LAGUJUDUL LAGU BAHASA LAGUBAHASA LAGUBAHASA LAGUBAHASA LAGU

Indonesia

IndonesiaIndonesia

Indonesia InggrisInggrisInggris Inggris 1111

Truth, Cry, and Lie

Truth, Cry, and LieTruth, Cry, and Lie

Truth, Cry, and Lie

Ruang Rindu √

Sampai Nanti, Sampai Mati √

I’ll Find Away √

Tak Bisa Biasa √

Sebenarnya Cinta √

Insensitive √

No One Talk About Love Tonite √

Trurh, Cry, and Lie √

Sandaran Hati √

U & I √

2222

Don’t Make Me Sad

Don’t Make Me SadDon’t Make Me Sad

Don’t Make Me Sad

Sebelum Cahaya √

Hantui Aku √

My Liberty, Good Bye √

Don’t Make Me Sad √

Memiliki Kehilangan √

Permintaan Hati √

Bunga Di Malam Itu √

Ephemera √

Rasakanlah Makna √

Innosense’s6innocence √

Kau, Aku, dan Obsesiku √

Sejenak √

3333

Lethologica

LethologicaLethologica

Lethologica

Hapuskan Keluhanmu √

Almost √

Itu Lagi Itu Lagi √

Jalan Yang Hilang √

Senyumanmu √

Kepada Hati Itu √

Bird Song √

Lethologica √

Ku Tak Percaya √

Putih √

Layang6layang √

Lubang Di hati √

JUMLAH JUMLAH JUMLAH

(25)

71

3. Identifikasi

Pada tahap akhir ini, peneliti mengidentifikasi lirik-lirik setiap lagu pop berbahasa Indonesia yang telah didapat dari tahap seleksi, guna menentukan lagu mana saja yang dapat dijadikan data penelitian. Penentuan tersebut, peneliti dasarkan pada lagu-lagu yang mengandung gaya bahasa dan pengimajian, apabila ada lagu yang tidak mengandung gaya bahasa dan pengimajian, maka lagu tersebut peneliti eliminasi (tidak dijadikan data). Pada tahap identifikasi ini juga peneliti menggunakan instrumen bantuan berupa tabel.

Tabel 3.5

Penggunaan Gaya Bahasa dan Pengimajian

NO.

NO.NO.

NO. JUDUL LAGUJUDUL LAGUJUDUL LAGUJUDUL LAGU

PENGGUNAAN PENGGUNAAN PENGGUNAAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA GAYA BAHASA GAYA BAHASA

GAYA BAHASA PENGIMAJIANPENGIMAJIANPENGIMAJIANPENGIMAJIAN Ada

Ada Ada

Ada TidakTidakTidakTidak AdaAdaAdaAda TidakTidak TidakTidak

1111 Ruang Rindu √ √

2222 Sampai Nanti, Sampai Mati √ √

3333 Tak Bisa Biasa √ √

4444 Sebenarnya Cinta √ √

5555 Sandaran Hati √ √

6666 Sebelum Cahaya √ √

7777 Hantui Aku √ √

8888 Memiliki Kehilangan √ √

9999 Permintaan Hati √ √

10 10 10

10 Bunga Di Malam Itu √ √

11 11 11

11 Rasakanlah Makna √ √

12 1212

12 Kau, Aku, dan Obsesiku √ √

13 13 13

13 Sejenak √ √

14 1414

14 Hapuskan Keluhanmu √ √

15 15 15

15 Itu Lagi Itu Lgi √ √

16 16 16

16 Jalan Yang Hilang √ √

17 17 17

17 Senyumanmu √ √

18 1818

18 Kepada Hati Itu √ √

19 19 19

19 Ku Tak Percaya √ √

20 20 20

20 Putih √ √

21 2121

21 Layang6layang √ √

22 22 22

22 Lubang Di Hati √ √

(26)

E. Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini, sebelum dilakukan pengolahan data terlebih dahulu peneliti meminta pertimbangan kepada para ahli yang kompeten di bidangnya mengenai kelayakan instrumen dan data yang akan digunakan. Selanjutnya, pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, membaca lirik-lirik lagu pop grup musik Letto yang berbahasa Indonesia. Kedua, mengklasifikasikan data yang telah diperoleh ke dalam beberapa gaya bahasa dengan deskripsi analisisnya masing-masing dengan menggunakan literatur atau materi pendukung. Ketiga, mengklasifikasikan data yang telah diperoleh ke dalam lima macam pengimajian beserta deskripsi analisisnya masing-masing dengan menggunakan literatur atau materi pendukung.

Keempat, menguji kelayakan atau kerefresentatifan lagu-lagu tersebut untuk

(27)

272

BAB V

HASIL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini peneliti mendeskripsikan tentang kegiatan dan hasil dari pelaksanaan pembelajaran, serta hasil dari uji kelayakan (kerepresentatifan) lirik-lirik lagu grup musik Letto sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra di SMA/MA.

A. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran

Analisis pembelajaran ini membahas mengenai RPP, deskripsi kegiatan pembelajaran dan deskripsi hasil wawancara.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun RPP untuk dua kali pertemuan, pertemuan pertama ditujukan untuk mengidentifikasi gaya bahasanya, sedangkan pertemuan kedua ditujukan untuk mengidentifikasi pengimajiannya. Pada kedua RPP tersebut terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Alat/Sumber Pembelajaran, Jenis Penilaian dan Alokasi Waktu.

(28)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X (sepuluh)

Materi Ajar : Apresiasi Sastra

Semester : 1 (satu)

Pertemuan : 1

Waktu : 2x45 menit

A. Standar Komnetensi : Mendengarkan

5. Memahami Puisi yang Disampaikan Secara Langsung/Tidak Langsung

B. Komnetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi (gaya bahasa)

yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

C. Indikator : - mengidentifikasi unsur-unsur puisi (gaya bahasa)

mampu menanggapi unsur puisi (gaya bahasa) yang telah ditemukan

D. Tujuan Pembelajaran: - Siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur puisi (gaya bahasa)

Siswa mampu menanggapi unsur puisi (gaya bahasa) yang telah ditemukan

E. Materi Pembelajaran :

Majas/gaya bahasa

Jenis-jenis gaya bahasa menurut Badudu yang membaginya ke dalam empat macam, yaitu gaya bahasa perbandingan (hiperbola, metonimia, personifikasi, metafora, sinekdoke, dan antisipasi), gaya bahasa sindiran (sinisme, sarkasme, satire, dan antifrasis), gaya bahasa pertentangan (paradoks, antitesis, litotes, dan oksimoron), dan gaya bahasa penegasan (pleonasme, repetisi, aliterasi, dan asonansi).

F. Metode Pembelajaran

(29)

274

G. Kegiatan Pembelajaran

I. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

b. Guru menyampaikan salam dan apersepsi

c. Guru mengondisikan kelas

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang gaya bahasa yang

diketahui siswa

II. Kegiatan Inti (70 menit)

a. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan;

b. Guru membagikan kertas yang berisi lirik lagu “Ku Tak Percaya” dan

beberapa pertanyaan kepada setiap siswa;

c. Guru memperdengarkan lagu “Ku Tak Percaya” di kelas dengan

menggunakan media yang telah disiapkan (laptop dan speaker);

d. Siswa diminta menganalisis atau mengidentifikasi mengenai gaya bahasa

yang terdapat dalam lagu tersebut dengan mengisi pertanyaan yang telah dibagikan sebelumnya (lagu tetap diperdengarkan sepanjang proses identifikasi);

e. Siswa melakukan diskusi tentang hasil identifikasi mereka

III. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil analisis atau identifikasinya

b. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan secara umum

c. Evaluasi hasil pembelajaran

H. Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran

Media : Laptop Idan Speaker

Buku : Gaya Bahasa (sebanyak-banyaknya).

I. Penilaian

Jenis : tulisan dan lisan

Bentuk : kertas jawaban hasil analisis atau identifikasi mengenai gaya bahasa dan pendapat/komentar

Guru Mata Pelajaran

Eli Herlina, S. S.

(30)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X (sepuluh)

Materi Ajar : Apresiasi Sastra

Semester : 1 (satu)

Pertemuan : 2

Waktu : 2x45 menit

A. Standar Komnetensi : Mendengarkan

5. Memahami Puisi yang Disampaikan Secara Langsung/Tidak Langsung

B. Komnetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi (pengimajian)

yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

C. Indikator : - mengidentifikasi unsur-unsur puisi (pengimajian)

mampu menanggapi unsur puisi (pengimajian) yang telah ditemukan

D. Tujuan Pembelajaran: - Siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur puisi (pengimajian)

Siswa mampu menanggapi unsur puisi (pengimajian) yang telah ditemukan

E. Materi Pembelajaran :

Pengimajian

Macam-macam unsur pengimajian menurut Effendi yang terdiri dari lima jenis macam pengimajian, yaitu imaji visual (penglihatan), imaji auditif (pendengaran), imaji taktilis (perabaan), imaji gustatif (pencicipan) dan imaji olfaktif (penciuman).

F. Metode Pembelajaran

(31)

276

G. Kegiatan Pembelajaran

I. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

b. Guru menyampaikan salam dan apersepsi

c. Guru mengondisikan kelas

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang pengimajian yang diketahui

siswa

II. Kegiatan Inti (70 menit)

a. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan;

b. Guru membagikan kertas yang berisi lirik lagu “Bunga di Malam Itu” dan

beberapa pertanyaan kepada setiap siswa;

c. Guru memperdengarkan lagu “Bunga di Malam Itu” di kelas dengan

menggunakan media yang telah disiapkan (laptop dan speaker);

d. Siswa diminta menganalisis atau mengidentifikasi mengenai pengimajian yang

terdapat dalam lagu tersebut dengan mengisi pertanyaan yang telah dibagikan sebelumnya (lagu tetap diperdengarkan sepanjang proses identifikasi);

e. Siswa melakukan diskusi tentang hasil identifikasi mereka dengan dipandu oleh

guru

III. Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Siswa diminta untuk mengumpulkan hasil analisis atau identifikasinya

b. Guru secara bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan secara umum

c. Evaluasi hasil pembelajaran

H. Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran

Media : Laptop Idan Speaker

Buku : Pengimajian (sebanyak-banyaknya).

I. Penilaian

Jenis : tulisan dan lisan

Bentuk : kertas jawaban hasil analisis atau identifikasi mengenai pengimajian dan pendapat/komentar

Guru Mata Pelajaran

Eli Herlina, S. S.

(32)

2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun di atas, diterapkan pada siswa kelas x-5 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sumedang yang berjumlah 27 siswa. Peneliti akan mendeskripsikan satu persatu kegiatan selama pembelajaran, mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan pembelajaran. Dengan kata lain, peneliti hanya akan melakukan penilaian yang sederhana terhadap hasil jawaban atau tes yang diberikan siswa, karena ini merupakan penelitian kualitatif yang lebih menitikberatkan pada pendeskripsian.

a. Pertemuan ke-1

Pertemuan ke-1 dilakukan pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2011 pada jam pelajaran ketiga, yaitu mulai pukul 08.30 WIB – 10.00 WIB. Deskripsi tentang kegiatan dan hasil pembelajarannya sebagai berikut.

- Kegiatan Awal

(33)

278

mengajukan beberapa pertanyaan tentang gaya bahasa, yang kemudian dijawab secara bergantian oleh siswa yang mengetahuinya.

- Kegiatan Inti

Pada tahap ini, terlebih dulu guru menjelaskan secara sekilas mengenai materi gaya bahasa menurut J. S. Badudu guna menyamakan pemahaman siswa terhadap jenis-jenis gaya bahasa. Setelah siswa paham, guru kemudian membagikan kertas yang berisi lirik lagu grup musik Letto yang berjudul “Ku Tak Percaya” dan berisi juga beberapa pertanyaan kepada setiap siswa. Selanjutnya, guru memperdengarkan lagu tersebut dengan menggunakan media atau alat yang telah disiapkan sebelumnya.

Siswa diminta untuk mendengarkan lagu tersebut dengan tenang dan kemudian diminta mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat dalam lagu tersebut. Agar menambah pemahaman siswa, maka guru memperdengarkan lagu tersebut selama proses identifikasi yang dilakukan siswa, guru juga tetap melakukan pembimbingan selama identifikasi tersebut. Identifikasi dilakukan dengan cara mengisi pertanyaan yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya. Setelah semua siswa selesai mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat dalam lagu tersebut, guru memandu diskusi tentang hasil identifikasi mereka.

- Kegiatan Akhir

(34)

siswa, guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan hari ini. Kemudian pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi berupa tanya jawab mengenai gaya bahasa guna mengetahui pemahaman siswa.

Setelah melakukan pembelajaran di kelas, peneliti melakukan penilaian terhadap hasil jawaban tes yang diiberikan kepada siswa pada pertemuan ke-1 tersebut. Tes yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyan dalam bentuk pilihan ganda, sehingga hanya ada dua kemungkinan jawaban, yaitu benar dan salah. Setiap jawaban yang benar diberi skor 10 dan jawaban yang salah tidak diberikan skor. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan ditujukan untuk menilai pemahaman tentang gaya bahasa.

Penilaian atas pemahaman siswa terhadap alternatif ahan ajar yang disuguhkan, yaitu dengan menggunakan rumus:

Setelah melalui penilaian, nilai rata-rata akhir siswa ditafsirkan sebagai berikut: 85 – 100 = sangat baik

75 – 84 = baik 60 – 74 = cukup 40 -59 = kurang

0 – 39 = sangat kurang/gagal

(Nurgiyantoro, 2009)

Nilai siswa = Skor perolehan siswa x 100 (skala 0-100)

(35)

280

[image:35.595.108.524.207.641.2]

Hasil penilaian tes tersebut, peneliti sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 5.1

Hasil Tes Siswa Pertemuan ke-1

No. Nama Nomor Soal Nilai Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Akrom Mukhlisin X X √ √ √ √ √ X √ √ 70 B

2 Astria X X √ √ √ X √ √ √ √ 70 B

3 Asep Abdulrohman X X √ √ √ √ √ √ √ X 70 B

4 Burhan Nur Yayi √ √ √ X √ √ X √ √ √ 80 B

5 Dadang Sarifudin X X √ √ √ √ √ √ √ X 70 B

6 Dede Sulaeman X X √ √ √ √ √ √ X √ 70 B

7 Diki Asgar X X √ √ √ √ X √ √ √ 70 B

8 Eneng Pipih Puspita √ √ X √ √ √ √ X √ S 80 B

9 Juhyana X X √ √ X √ √ √ √ √ 70 B

10 Kiki Abdul Malik √ √ √ √ √ √ X √ √ √ 90 SB

11 Nani Nurhayati X X √ √ √ √ √ √ X √ 70 B

12 Neneng Pipih Yulianti √ √ X √ √ X √ √ √ √ 80 B

13 Oka Saputra X X √ √ √ √ √ X √ √ 70 B

14 Pipit Nurazizah √ √ √ X √ √ √ √ √ X 80 B

15 Rani Lusiana Pratiwi X X √ √ √ √ X √ √ √ 70 B

16 Rina Sulistiani X X √ √ X √ √ √ √ √ 70 B

17 Rini Indriani X X √ √ √ √ √ √ X √ 70 B

18 Rita Yuliani X X √ √ √ X √ √ √ √ 70 B

19 Saeful Anwar X X √ √ √ √ √ √ √ X 70 B

20 Sinta Widianingsih X X √ √ √ √ X √ √ √ 70 B

21 Siti Nurbaeti √ √ √ X √ X √ √ √ √ 80 B

22 Siti Nurhasanah X X √ √ √ √ √ X √ √ 70 B

23 Siti Rohayati X X √ √ √ √ √ √ X √ 70 B

24 Siti Waliyah X X √ √ √ √ X √ √ √ 70 B

25 Wiwin Rosita X X √ √ √ √ √ √ √ X 70 B

26 Yeni Yuliani √ √ √ √ X √ X √ √ √ 80 B

27 Yuyun Sri Wahyuni √ √ X √ √ √ √ X √ √ 80 B

Keterangan : √ = benar SB = sangat baik

X = salah B = baik

C = cukup K = kurang

SK = sangat kurang

(36)

masuk kategori sangat baik. Apabila di sesuaikan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan oleh MAN 1 Sumedang yaitu 70, maka hasil pemahaman siswa terhadap alternatif bahan ajar yang disuguhkan dinyatakan tuntas, karena tidak ada satu siswa pun yang mendapatkan nilai di bawah KKM.

b. Pertemuan ke-2

Pertemuan ke-2 dilakukan pada hari Kamis tanggal 24 Juni 2011 pada jam pelajaran kelima, yaitu mulai pukul 10.15 WIB – 11.45 WIB. Deskripsi tentang kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.

- Kegiatan Awal

(37)

282

- Kegiatan Inti

Pada tahap ini, terlebih dulu guru menjelaskan secara sekilas mengenai materi pengimajian menurut Effendi guna menyamakan pemahaman siswa terhadap jenis-jenis pengimajian. Setelah siswa paham, guru kemudian membagikan kertas yang berisi lirik lagu grup musik Letto yang berjudul “Bunga di Malam Itu” dan berisi juga beberapa pertanyaan kepada setiap siswa. Selanjutnya, guru memperdengarkan lagu tersebut dengan menggunakan media atau alat yang telah disiapkan sebelumnya.

Siswa diminta untuk mendengarkan lagu tersebut dengan tenang dan kemudian diminta mengidentifikasi pengimajian yang terdapat dalam lagu tersebut. Agar menambah pemahaman siswa, maka guru memperdengarkan lagu tersebut selama proses identifikasi yang dilakukan siswa, guru juga tetap melakukan pembimbingan selama identifikasi tersebut. Identifikasi dilakukan dengan cara mengisi pertanyaan yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya. Setelah semua siswa selesai mengidentifikasi pengimajian yang terdapat dalam lagu tersebut, guru memandu diskusi tentang hasil identifikasi mereka.

- Kegiatan Akhir

(38)
[image:38.595.109.525.232.753.2]

Sama halnya dengan pertemuan ke-1, setelah melakukan pembelajaran di kelas, peneliti melakukan penilaian terhadap hasil jawaban tes yang diiberikan kepada siswa pada pertemuan ke-2 tersebut. Tes yang diberikan juga sama, yaitu berupa pertanyaan-pertanyan dalam bentuk pilihan ganda, sehingga hanya ada dua kemungkinan jawaban, benar dan salah. Pemberian skornya juga sama, yaitu setiap jawaban yang benar diberi skor 10 dan jawaban yang salah tidak diberikan skor. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan ditujukan untuk menilai pemahaman tentang pengimajian. Penilaian tes dengan menggunakan rumus Nurgiyantoro seperti pada pertemuan ke-1, hasilnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 5.2

Hasil Tes Siswa Pertemuan ke-2

No. Nama Nomor Soal Nilai Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Akrom Mukhlisin √ √ X √ √ X √ √ √ √ 80 B

2 Astria X √ √ √ X √ √ X √ √ 70 B

3 Asep Abdulrohman √ X √ √ √ √ X √ √ √ 80 B

4 Burhan Nur Yayi √ √ √ X √ √ √ √ √ X 80 B

5 Dadang Sarifudin √ √ X √ √ X √ √ √ X 70 B

6 Dede Sulaeman √ √ √ √ √ √ √ √ X √ 90 SB

7 Diki Asgar √ X √ √ X √ √ √ √ √ 80 B

8 Eneng Pipih Puspita √ √ √ √ √ √ √ √ X X 80 B

9 Juhyana X √ X X √ √ √ √ √ √ 70 B

10 Kiki Abdul Malik √ X √ √ √ X √ X √ √ 70 B

11 Nani Nurhayati √ √ √ X √ √ X √ √ X 70 B

12 Neneng Pipih Yulianti X √ √ √ √ √ √ √ √ X 80 B

13 Oka Saputra √ √ √ √ X √ √ √ X √ 80 B

14 Pipit Nurazizah √ X X √ √ √ X √ √ √ 70 B

15 Rani Lusiana Pratiwi X √ √ √ √ √ √ √ √ √ 90 SB

16 Rina Sulistiani √ √ X X √ √ √ √ √ √ 80 B

17 Rini Indriani √ √ √ √ √ √ √ X √ X 80 B

18 Rita Yuliani √ √ √ √ √ X √ √ √ √ 90 SB

19 Saeful Anwar √ X √ √ X √ √ √ √ √ 80 B

20 Sinta Widianingsih X X √ √ √ √ √ √ √ √ 80 B

21 Siti Nurbaeti √ √ √ √ X √ √ √ X √ 80 B

22 Siti Nurhasanah √ √ √ √ √ √ √ √ √ X 90 SB

(39)

284

24 Siti Waliyah √ √ √ X √ X √ √ √ X 70 B

25 Wiwin Rosita √ √ X √ √ √ √ √ √ √ 90 SB

26 Yeni Yuliani √ √ √ √ √ √ X X √ √ 80 B

27 Yuyun Sri Wahyuni √ X √ √ √ √ √ √ X √ 80 B

Keterangan : √ = benar SB = sangat baik

X = salah B = baik

C = cukup K = kurang

[image:39.595.109.518.120.631.2]

SK = sangat kurang

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai rata-rata yang baik. Rinciannya adalah yang nilainya 70 sebanyak 7 siswa dan yang nilainya 80 sebanyak 15 siswa. Lima siswa mendapat nilai 90 yang berarti masuk kategori sangat baik. Apabila di sesuaikan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan oleh MAN 1 Sumedang yaitu 70, maka hasil pemahaman siswa terhadap alternatif bahan ajar yang disuguhkan dinyatakan tuntas, karena tidak ada satu siswa pun yang mendapatkan nilai di bawah KKM.

3. Deskripsi Hasil Wawancara Guru

Peneliti melakukan wawancara seputar penggunaan lirik lagu sebagai alternatif bahan ajar terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia MAN 1 Sumedang yang bernama Yuyun Sri Wahyuni, S. Pd. Beliau berumur 33 tahun dan telah mengajar di MAN 1 Sumedang selama 7 tahun. Hasil wawancara dengan beliau, peneliti deskripsikan sebagai berikut.

(40)

memperdengarkan lagunya di dalam kelas tetapi hanya membagikan kertas yang berisi lirik lagunya saja. Persamaannya terletak pada unsur yang diidentifikasi, yaitu mengenai gaya bahasa dan pencitraannya (pengimajian).

Setelah beliau membaca lirik-lirik lagu grup musik Letto, beliau mengatakan bahwa lagu-lagu tersebut dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra khususnya puisi, karena semua lagu tersebut mengandung gaya bahasa dan pengimajian.

Selain itu, beliau juga melihat dan menilai pemahaman siswa terhadap lagu grup musik Letto sangat baik, karena sebagian besar dari mereka dapat mengidentifikasi gaya bahasa maupun pengimajian yang terkandung di dalam lagu tersebut tanpa ada kesulitan yang berarti.

Beliau juga menambahkan bahwa ternyata penggunaan lirik lagu grup musik Letto dapat meningkatkan interaksi siswa di kelas. Siswa yang biasanya tidak berani untuk berbicara ketika proses pembelajaran terlihat begitu antusias dalam memberikan jawaban atau pendapat. Interaksi pembelajaran menjadi lebih kaya karena terjadi interaksi dari berbagai arah: siswa-guru, guru-siswa, dan siswa-siswa. Menurut beliau, hal itu terjadi mungkin karena lagu grup musik Letto tidak asing lagi bagi mereka atau juga ada dari mereka yang mengidolakan grup musik asal Yogyakarta ini, sehingga secara tidak langsung menarik perhatian mereka.

(41)

286

Setelah memperhatikan peneliti yang menjadi guru model, menggunakan lirik lagu grup musik Letto dalam pembelajaran, beliau beranggapan tidak melihat atau menemukan hambatan yang begitu mengganggu proses pembelajaran, justru sebaliknya beliau merasa sedikit kaget dengan antusias para siswa yang begitu tinggi. Untuk mengatasinya, beliau membenarkan apa yang telah dilakukan peneliti (guru model) yaitu dengan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berbicara secara bergiliran.

Penggunaan lirik lagu grup musik Letto, menurut beliau mempunyai kelebihan karena mampu menarik perhatian siswa melalui alunan suara yang merdu, musik yang sederhana dan lirik yang jelas untuk didengar. Namun demikian, penggunaan lirik lagu dalam pembelajaran bukan tanpa kekurangan. Menurut beliau, kekurangannya hanya terletak pada media yang dibutuhkan harus lebih bervariatif.

Beliau menyarankan agar mempersiapkan segala jenis media yang dibutuhkan bagi siapapun pengajar yang ingin menggunakan lirik lagu sebagai bahan ajar, dan menguasai penggunaan media-media tersebut secara benar. Jangan sampai penggunaan media yang awalnya untuk mempermudah pembelajaran menjadi penghambat karena pengajar tidak mengerti cara penggunaannya.

(42)

B. Hasil Uji Kerepresentatifan Lirik-lirik Lagu Pop Berbahasa Indonesia

Milik Grup Musik Letto Sebagai Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra

di SMA/MA

Peneliti melakukan dua tahap pengukuran dalam menguji kelayakan dari lirik-lirik lagu pop berbahasa Indonesia milik grup musik Letto untuk dijadikan sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Tahap uji pertama dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah peneliti susun sebelumnya dengan mengacu pada kriteria pemilihan lagu yang dapat dijadikan sebagai materi ajar menurut Dommel dan Sacker. Tahap uji kedua adalah dengan meminta pendapat atau pertimbangan para ahli dibidang bahan ajar dan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1. Tahap Uji Pertama

Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian dengan cara mendengarkan semua lagu yang menjadi data, dengan menggunakan media CD Album dan DVD

[image:42.595.112.517.233.750.2]

Player.

Tabel 5.3

Uji Kelayakan Lagu-lagu Letto sebagai Bahan Ajar

NOMOR LAGU

MUSIK DAN IRAMA MUSIK DAN LIRIK LIRIK LAGU

musik keras

nyanyi terlalu cepat atau dibuat-buat gangguan dialek musik yang menonjol lirik yang menonjol mudah dimengerti sukar dimengerti

1 - - - - √ √ -

2 - - - - √ √ -

3 - - - - √ √ -

4 - - - - √ √ -

5 - - - - √ √ -

6 - - - - √ √ -

7 - - - - √ √ -

8 - - - - √ √ -

9 - - - - √ √ -

10 - - - - √ √ -

11 - - - - √ √ -

(43)

288

Keterangan nomor lagu:

1= Ruang Rindu

2= Sampai Nanti, Sampai Mati 3= Sandaran Hati

4= Sebenarnya Cinta 5= Tak Bisa Biasa 6= Sebelum Cahaya 7= Hantui Aku

8= Memiliki Kehilangan 9= Permintaan Hati 10= Bunga di Malam Itu 11= Rasakanlah Makna

12= Sejenak

13= kau, Aku, dan Obsesiku 14= Hapuskan Keluhanmu 15= Itu Lagi Itu Lagi 16= Jalan yang Hilang 17= Kepada Hati Itu 18= Ku Tak Percaya 19= Layang-layang 20= Lubang di Hati 21= Putih

22= Senyumanmu

2. Tahap Uji Kedua

Tahap pengujian kedua dilakukan dengan cara meminta pertimbangan kepada para ahli mengenai kelayakan dari 22 lagu milik grup musik Letto untuk dijadikan sebagai alternatif bahan ajar Apresiasi Sastra di SMA/MA. Ahli yang dimintai pertimbangan oleh peneliti ada dua orang, ahli yang pertama adalah Dr. Abdul Hasim, M. Pd., dosen Sastra di STKIP Garut dan ahli yang kedua adalah Angga Wahidin, S. Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 1 Serang Baru, Bekasi. Adapun simpulan hasil pertimbangan para ahli tersebut adalah: a. ahli pertama menyatakan bahwa ke-22 lagu grup musik Letto yang dijadikan

data dalam penelitian ini, dapat dijadikan sebagai alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA/MA, karena semua lagu tersebut mengandung setidaknya satu jenis gaya bahasa dan satu jenis pengimajian;

b. ahli kedua menyatakan bahwa ke-22 lagu grup musik Letto yang dijadikan data dalam penelitian ini, dapat dijadikan sebagai alternatif Bahan Ajar Apresiasi

13 - - - - √ √ -

14 - - - - √ √ -

15 - - - - √ √ -

16 - - - - √ √ -

17 - - - - √ √ -

18 - - - - √ √ -

19 - - - - √ √ -

20 - - - - √ √ -

21 - - - - √ √ -

(44)

Sastra di SMA/MA, karena semua lagu tersebut mengandung gaya bahasa dan pengimajian.

Hasil dari kedua tahap pengujian di atas, tahap uji pertama terhadap ke-22 lagu grup musik Letto yang menjadi data dalam penelitian ini hasilnya, yaitu: (1) musik dan irama tidak memengaruhi atau mendominasi pembelajar yang dapat mengurangi pemahaman, karena musiknya tidak keras, nyanyinya tidak terlalu cepat atau dibuat-buat, dan tidak terdapat gangguan dialek dari penyanyinya; (2) perpaduan musik, irama, dan teks (lirik) serasi karena lirik yang lebih ditonjolkan daripada musik yang hanya dijadikan sebagai pengiring; (3) teks (lirik) lagu jelas dan tidak terlalu sulit bagi pembelajar untuk dimengerti serta mudah bagi pembelajar untuk mengikutinya. Tahap uji kedua menghasilkan pernyataan bahwa ke-22 lagu grup musik Letto yang dijadikan data dalam penelitian ini, telah dapat dijadikan sebagai alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA/MA karena semuanya mengandung gaya bahasa dan pengimajian.

(45)

294

DAFTAR PUSTAKA

Aftarudin, Pesu. 1990. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa.

Aminudddin. 1995. Stilistika Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya

Sastra. Semarang : IKIP Semarang Press.

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Awe, Mokoo. 2003. Fals: Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Badudu, J. S. 1975. Sari Kesusastraan Indonesia 2. Bandung: CV. Pustaka Prima.

Bobbi De Porter dan Mike Hernachi. 2003. Quantum Learning Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Pengajaran Puisi, Analisis, dan Pemahaman. Bandung: Nuansa.

Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya.

Fauzi, Achmat. 2006. Skripsi: Analisis Wacana Kumpulan Lirik Lagu Nasyid

Taqwa karya Hawari (Tinjauan Aspek Gramatikal). Surabaya :

Perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni.

Fillaili, Sirtu. 2007. Skripsi: Lagu Permainan Rakyat Madura. Surabaya : Perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni.

Folkerst, Jean. 2004. The Media in Your Life. United States: Pearson education inc.

Hamdju, Atam. 1980. Pengetahuan Seni Musik, Jilid Ketiga. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

(46)

Hazrat, Inayat Khan. 2002. Ajaran Spiritual Sufi Besar Hazrat Inayat Khan:

Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustaka Sufi.

Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Komaruddin, Hidayat. 1996. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian

Hermeunitik. Jakarta: Paramadina.

Kridalaksana, Harimurti. 2002. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mastiah. 2010. Dasar-dasar Teori Sastra. http://rumahsastra.blogdetik.com/

Milles, Matthew B. dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Nurdin, Ade, dkk. 2002. Stelistika, Unsur Retorika, Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Nuyten, Ronald. 1994. Tesis: Pengaruh Teknik Pembelajaran Struktur

Bahasa Jerman dan Kepekaan terhadap Musik pada Hasil Belajar Mahasiswa Strata Satu Program Studi Bahasa Jerman FPBS IKIP Jakarta. Jakarta: Pascasarjana IKIP Jakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Oemar Hamalik, 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Pono Banoe, 2003. Kamus Seni Musik. Bandung: Alumni.

Pradopo, Rahmat Djoko. 1990. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

(47)

296

Pradopo, Rahmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pramesti, Tyas Puji. 2010. Skripsi ”Analisis Tuturan Mataforis dalam

Lirik-lirik Lagu Letto”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Pratikno, Riyono. 1984. Kreatif Menulis Feature. Jakarta: Balai Pustaka. Rosmana, Tjetjep. 2007. Kajian Nilai Budaya dalam Ungkapan Tradisional

Masyarakat Cirebon. Jurnal Penelitian Edisi 37/Juni. Bandung: CV

UPAKARTI.

Sugono, Dendi, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Sumardjo, Jacob dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Teew, A. 2003. Sastera dan Ilmu Sastera. Bandung: Kiblat Buku Utama. Wahab, Abdul Azis. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung:

Alfabeta.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta. PT.

Gramedia.

Warningsih, Nining. 2004. Lagu dalam Pembelajaran Bahasa Jerman. Jurnal

bahasa & sastra vol. 4, No. 7, Oktober.

Yugianingrum. 2004. Penggunaan Alusi dalam Judul Artikel Majalah Time. Jurnal bahasa & sastra vol. 4, No. 6, April.

http://andy-sapta.blogspot.com/2009/01/pengembangan-bahan-ajar-3.html

http://google/kamushukum.com

http://karakteristikmusikpop.com

http://lirik.kapanlagi.com

Gambar

Tabel 3.2 Instrumen Analisis Pengimajian
Tabel 3.3 Instrumen Penguji Kelayakan Lagu sebagai Bahan Ajar
Tabel 3.4 Bahasa Lagu yang Digunakan
Tabel 3.5 Penggunaan Gaya Bahasa dan Pengimajian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan interpretasi makna dari simbol-simbol yang digunakan pada de- sain cover atau sampul album grup musik DEWA diketahui terdapat kemiripan, mod- ifikasi atau bahkan

Ungkapan Yang Terdapat Dalam Lirik Lagu Jepang Karya Grup Musik Stereopony.. ini sepenuhnya karya saya

Dari setiap bait lagu “Gosip Jalanan” masyarakat sepaham dan sepakat dengan grup musik Slank serta makna pesan yang ingin disampaikan oleh Slank kepada negara ini