• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP SASAK GRUP THE DATU DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP ROHMAN KURNIAWAN E1C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP SASAK GRUP THE DATU DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP ROHMAN KURNIAWAN E1C"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP SASAK GRUP THE DATU

DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP

ROHMAN KURNIAWAN E1C 012 043

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

Jln. Majapahit No.62 Telp.(0370) 623873 Mataram 83215

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis gaya bahasa khususnya majas repetisi pada lirik lagu Pop Sasak Grup The Datu dan mengaitkannya dengan pembelajaran sastra di SMP. Data pada penelitian ini berbentuk kata-kata, frase, dan kalimat yang terdapat dalam lima lirik lagu, yaitu: 1. Sasak Bersahabat, 2. Berayean Jaoq, 3. Berayen Dengan, 4. Selow Batur, dan 5. Kadal Nongaq. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka, metode simak, dan metode dokumentasi karena sumber data adalah lagu Sasak dalam bentuk kaset VCD yang di dalamnya terdapat video klip dan lirik lagu. Untuk menentukan jenis gaya bahasa dalam setiap baris lirik lagu, peneliti menggunakan teori dari Goris Keraf yang terdapat dalam buku Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna. Untuk menganalisis data, peneliti mengguakan metode kualitatif yang bersifat deskriftif karena bentuk data adalah kata-kata bukan angka. penyajian data menggunakan metode informal yaitu penyajian menggunakan kata-kata biasa. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan 6 jenis gaya bahasa majas repetisi dalam lagu-lagu Sasak grup The Datu. Jenis-jenis gaya bahasa majas repetisi tersebut yaitu: aliterasi, anafora,

anastrof, antanaklasis, asonansi, dan mesodiplosis. Berdasarkan hasil penelitian,

dalam satu baris lirik lagu ditemukan bukan hanya satu jenis gaya bahasa saja, ada pula dalam satu baris lirik lagu ditemukan dua jenis gaya bahasa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar di sekolah yaitu dapat dijadikan sebagai contoh dan soal pada materi mengenai menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat pada SMP kelas VIII smester II.

Kata kunci: Gaya bahasa, majas repetisi, lirik lagu, The Datu, dan pembelajaran sastra.

(2)

2 FIGURATIVE LANGUAGE IN SASAK POP SONG LYRICS OF THE

DATU GROUP AND ITS IMPLICATION FOR THE LEARNING OF LITERATURE IN JUNIOR HIGH SCHOOL

ABSTRACT

This study aimed to describe the type of language style especially figure of speech repetition in the pop song lyrics of group The Datu and associate it with literary learning in junior high school. The data of this research are words, phrases, and sentences which is found in five song lirycs, such as 1. Sasak Bersahabat; 2. Berayean Jaoq; 3. Berayen Dengan; 4. Selow Batur; 5. Kadal Nongaq. The data was collected by using library research method, listening method, and documentation method because the sources of the data was Sasak songs in the form of VCD which has clip videos and lyrics. To determine the language style in every line of lyrics, the writer was using Goris Keraf theory which can be found in Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna’s book. To analize the data, the writer was using descriptive qualitative method. The data presentation was using informal method that is using ordinary words. Based on the analysis result, the writer was found there are six types of language style which incorporated in figure of speech repetition in Sasak Group The Datu’s song, such as alliteration, anaphora, anastrophe, antanaclasis, assonance, and mesodiplosis. The results show that in a line of song lyrics was found not only one type of language style but there are also two types of language style. The result of this research can be used as teaching material in the school, for instance as an example and question to teach how to write poetry by using appropriate word choices for students in Junior high School grade VIII semester II.

Key words : language style, figure of speech repetition, song lyric, The Datu, and Literature teaching and learning.

(3)

3 1. PENDAHULUAN

Zaman dahulu hingga seka-rang semua oseka-rang di dunia ini suka menikmati musik. Begitu juga orang-orang dari suku Sasak yang di-buktikan dengan masih adanya nenek-nenek yang menyanyikan lagu untuk cucunya. Orang-orang Sasak, dahulu hanya dapat menikmati lagu-lagu cilokaq. Cilokaq berasal dari permainan sebuah gambus.

Musik cilokaq awalnya hanya sebagai penghibur biasa, namun karena banyak permintaan untuk mengisi berbagai acara akhirnya tidak dapat dihindari kalau seni musik asli cilokaq mengikuti per-kembangan zaman. Dalam perkem-bangannya, lagu cilokaq telah banyak mengalami kemajuan yang menjadikannya beberapa variasi, kreasi , dan pecahan. Seperti cilokaq tradisional, cilokaq gabungan (dangdut), dan kontemporer (instrumental).

Perkembangan lagu cilokaq yang semakin kreatif dan imajinatif ini sangat berperan dalam melahirkan lagu-lagu dan aliran musik Sasak. Seiring menjamurnya lagu-lagu Sasak, kualitasnya pun ikut berkembang. Kualitas musik Sasak saat ini sudah mampu bersaing dengan musik nasional. Baik itu dari segi aransemen maupun gaya bahasa yang digunakan.

Dalam dunia sastra gaya bahasa digunakan pengarang untuk menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca (Muljana dalam Pradopo 2014: 94). Selain itu, gaya bahasa juga digunakan untuk menyimpangkan bentuk ungkapan biasa atau menyimpangan dari jalan fikiran lumrah dalam upaya memperoleh efek yang lebih intens

(Wren dan Martin dalam Siswantoro 2010: 115).

Setiap pengarang mempunyai gaya bahasa sendiri dalam menyampaikan pikiran, perasaan atau pesan kepada pembaca. Gaya bahasa merupakan salah satu aspek yang digunakan pengarang dalam menciptakan karya sastra. Pengarang sering menggunakan gaya bahasa untuk menciptakan efek tertentu dalam karya sastra, efek tersebut dapat menimbulkan nilai dan pengalaman estetik serta dapat menimbulkan reaksi tertentu bagi pendengar.

Salah satu karya seni musik Sasak yang patut dibanggakan oleh suku Sasak adalah karya Grup Pop Sasak The Datu. The Datu merupakan nama sebuah grup musik hasil bentukan anak-anak Sasak yang peduli dan cinta akan seni serta budaya leluhurnya. Itoq, Oyoq, Itong, dan Poci merupakan anak-anak Sasak yang telah membesarkan nama grup musik The Datu. Kecintaan mereka pada budaya Sasak dituangkan dalam musik melalui kata-kata puitis yang mereka lengkapi dengan alunan musik.

Gaya bahasa pada lirik lagu tidak hanya bermanfaat untuk lagu itu sendiri. Gaya bahasa pada lirik lagu juga dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan yaitu apabila dikaitkan dengan pembelajaran sastra yang berkaitan dengan gaya bahasa pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Sebab lirik lagu itu juga sama dengan puisi tetapi disajikan dengan nyanyian yang termasuk dalam genre sastra imajinatif (Arifin, 2008: 401).

Menurut Piaget dalam (http://rimpu-cili.blogspot.co.id) Pe-riode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama

(4)

4 dengan usia peserta didik SMP,

merupakan ‘period of formal

operation’. Pada usia ini, yang

berkembang pada peserta didik adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Peserta didik telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran, bahwa belajar akan bermakna apabila materi pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. Dalam hal ini, minat Siswa SMP terhadap lagu dapat dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang lebih efektif dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Pop Sasak Grup The Datu dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana jenis gaya bahasa khususnya majas repetisi dalam lirik lagu Pop Sasak Grup The Datu? dan 2. Bagaimana keterkaitan gaya bahasa khususnya majas repetisi pada lirik lagu Pop Sasak Grup The Datu dengan pembelajaran sastra di SMP?

Penelitian ini dilaksanakan agar dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat tioretis

Sebagai karya ilmiah yang nantinya hasil penelitiannya diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang gaya bahasa khususnya majas repetisi pada lirik

lagu dan bagaimana cara memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar khususnya di Sekolah Menengah Pertama.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian tentang gaya ba-hasa ini, dapat dijadikan acuan untuk memunculkan motivasi dan ide yang lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan bidang ilmu kebahasaan dan sastra khususnya dalam pengkajian gaya bahasa pada lirik lagu maupun puisi. b. Dapat dijadikan sebagai bahan ajar

sastra di Sekolah Menengah Pertama khususnya dalam pengkajian gaya bahasa pada lirik lagu maupun puisi.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Bogda dan Toylor (dalam Moleong, 2009: 4) mendefinisikan penelitian dekskriftif kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dekskriftif berupa kata-kata tertulis dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Data dalam penelitian ini merupakan data tulis yang berupa kata-kata, frase, dan kalimat yang terdapat dalam lagu pop Sasak grup The Datu yang mengandung gaya bahasa. Data-data yang dikumpulkan tentu meiliki sumber. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah mini album grup The Datu dengan judul album Sasak Bersahabat. Dalam album ini terdapat lima lagu yaitu: (1) Sasak Bersahabat, (2) Berayen Dengan, (3) Berayean Jaok, (4) Selow-Selow Wah Batur, dan (5) Kadal Nongaq.

Untuk memperoleh data yang memadai, maka dalam penelitian ini digunakan metode studi pustaka,

(5)

5 metode simak, dan dokumentasi.

Metode studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang dimaksud adalah Data-data yang berasal dari lirik lagu-lagu grup The Datu dalam album Sasak bersahabat, dan buku-buku yang dijadikan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. Selanjutnya adalah menggunakan metode simak untuk menyimak lagu dan metode dokumentasi untuk mencatat lirik-lirik lagu tersebut.

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriftif. Artinya, data yang dianalisis berdasarkan kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka.

Penyajian dari hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakkan metode informal. Ratna (2008: 50) menjelaskan metode informal adalah perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa.

3. PEMBAHASAN

A. Jenis Gaya Bahasa Khususnya Majas Repetisi pada Lirik Lagu Pop Sasak Grup The Datu

Secara umum penggunaan gaya bahasa banyak digunakan dalam penulisan karya sastra dan salah satunya adalah pada lirik lagu Pop Sasak Grup The Datu dengan judul Sasak Bersahabat, Berayean Jaoq, Berayen Dengan, Selo-selo wah batur, dan Kadal Nongaq. Adapun jenis gaya bahasa khususnya dalam aspek majas repetisi pada lagu tersebut adalah sebagai berikut.

a. Gaya bahasa khususnya majas re-petisi yang ditemukan pada lirik lagu yang berjudul Sasak Bersa-habat adalah aliterasi, anafora, dan asonansi. Dalam satu baris ditemukan juga penggunaan majas yang lebih dari satu. Majas repetisi yang mendominasi lirik lagu Sasak Bersahabat ini adalah aliterasi dan asonansi.

b. Gaya bahasa khususnya majas re-petisi yang ditemukan pada lirik lagu yang berjudul Sasak Berayean jaoq adalah aliterasi, anafora, anastrof, antanaklasis, asonansi, dan mesodiplosis. c. Gaya bahasa khususnya majas

re-petisi yang ditemukan pada lirik lagu yang berjudul Berayen dengan adalah repetisi aliterasi dan asonansi.

d. Gaya bahasa khususnya majas re-petisi yang ditemukan pada lirik lagu yang berjudul Selo batur adalah aliterasi, anafora, dan asonansi. Di dalam lagu ini ditemukan dua majas yang terdapat dalam satu lirik yaitu aliterasi dan asonansi.

e. Gaya bahasa khususnya majas re-petisi yang ditemukan pada lirik lagu yang berjudul Kadal nongaq adalah majas aliterasi dan asonansi.

Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa khususnya pada majas repetisi dalam lirik lagu Pop Sasak Grup The Datu dengan judul lagu Sasak bersahabat, Berayean jaok, Brayen dengan, Slow wah batur, dan Kadal nongaq ditemukan gaya bahasa aliterasi, anafora, anastrof, antanaklasis, asonansi, dan mesodiplosis.

(6)

6 b. Keterkaitan Gaya Bahasa

Khususnya Majas Repetisi Dalam Pembelajaran Sastra di SMP

Menurut Muliono (2007: 678) lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, dan (2) susunan sebuah nyanyian. Lirik lagu memiliki kesamaan dengan puisi, bisa dikatakan lirik lagu merupakan kembaran dari puisi, karena eratnya hubungan unsur-unsur yang membangun di dalam lirik lagu dengan puisi. Dalam pembelajaran puisi terdapat materi tentag gaya bahasa, oleh sebab itu gaya bahasa pada puisi dapat digantikan oleh gaya bahasa pada lirik lagu.

Berdasarkan RPP yang merupakan olahan dari silabus pada sekolah menengah pertama (SMP) materi tentang puisi khususnya mengenai gaya bahasa terdapat pada kelas VIII semester II, dengan kompetensi dasar “ Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat”.

4. PENUTUP

Dari hasil penelitian tentang gaya bahasa pada lirik lagu pop Sasak grup The Datu dan kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMP dapat di simpulkan bahwa terdapat 6 jenis gaya bahasa khususnya majas repetisi pada lirik lagu Pop Sasak grup The Datu yaitu aliterasi, anafora, anastrof, antanaklasis, aso-nansi, dan mesodiplosis. Kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMP adalah gaya bahasa pada lirik lagu tersebut dapat dijadikan sebagai pengganti gaya bahasa pada puisi. Materi tentang puisi khususnya

mengenai gaya bahasa terdapat pada kelas VIII semester II, dengan kompetensi dasar “ Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat”. Dalam hal ini, lirik lagu Pop Sasak Grup The Datu dapat dijadikan contoh maupun tugas siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ditemukan wujud gaya bahasa hiperbola, ciri gaya bahasa hiperbola, dan tujuan penggunaan gaya bahasa hiperbola pada lirik lagu dalam. album Ratu “No.1”

adalah Gaya Bahasa Hiperbola Pada Lirik Lagu-Lagu Dalam Album Ratu.. Peneliti ingin mengetahui bentuk gaya bahasa yang terdapat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis gaya bahasa yang terkandung dalam lirik lagu Band Kerispatih yang diteliti penulis: (1) gaya bahasa perbandingan,

Objek penelitian ini adalah pemakaian gaya bahasa lirik lagu Iwan Fals Album Keseimbangan 2010, gaya bahasa yang paling dominan pada lirik lagu Iwan Fals Album

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu, penanda gaya bahasa simile, metafora, dan metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48 , dan fungsi gaya bahasa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis gaya bahasa yang terkandung dalam lirik lagu Band Kerispatih yang diteliti penulis: (1) gaya bahasa perbandingan,

Setelah itu, hasil analisis mengenai jenis-jenis gaya bahasa dari empat lirik lagu oleh band Red Squad akan dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA sesuai.

lagu Rafli adalah lagu Aceh yang terdapat beberapa gaya bahasa dalam lirik lagu Rafli Kande yang salah satunya berjudul Ainal Mardhiah, berikut contoh gaya bahasa dalam potongan lirik