• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Musik Vagetoz Album Kuatkan Aku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Musik Vagetoz Album Kuatkan Aku"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Achmad Anwar Sjadad 104051001733

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

i

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Musik Vagetoz

Album Kuatkan Aku

Pemanfaatan lirik lagu dalam musik sebagai media dakwah kini bukan hal yang baru, banyak grup musik yang menjadikan sebuah lagu sebagai sarana dakwah. Vagetoz merupakan grup musik asal Sukabumi yang menggunakan musik sebagai media dakwah. Hal ini dapat terlihat pada album kedua Vagetoz yang dirilis pada tahun 2008 yang berjudul Kuatkan Aku. Album ini merupakan curahan hati, doa, dan pengharapan dari seluruh personil Vagetoz kepada pemilik kehidupan dan kematian yaitu Allah SWT. Karena hal inilah peneliti tertarik untuk meneliti pesan dakwah dalam lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz.

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah pada pesan dakwah apa saja yang ada dalam kedelapan lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz? Dan pesan dakwah apa yang mendominasi dalam album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz?

(5)

ii

Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW

sebagai pembawa syariat Islam yang menjadi pedoman umat manusia dalam

mengarungi kehidupan ini sampai hari akhir.

Dalam pengajuan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan

terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa

adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

penyampaikna ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Dakmah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Jumroni, M. Si, ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Hj.

Umi Musyarrofah, MA, sebagai ssekertaris jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam bidang akademik.

3. Nasichah, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

pengarahan serta motivasi, dan yang senantiasa sabar dalam membimbing

penulis agar dapat terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

(6)

iii

6. Terima kasih kepada mas Soni (Acep Gunawan) selaku gitaris grup musik

Vagetoz dan mas Mi’ing (Wahyu Hidayat) selaku Manager grup musik

Vagetoz atas segala bantuannya dalam memberikan data-data serta informasi

bagi penulis di dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah selalu

memberikan kemudahan dalam membuat karya musik yang baik dan

bermanfaat bagi para pendengar.

7. Para Juri : Ari Siswanto, Adm., Anton Wijaya, ST., dan Muhammad Rusydi,

Spd., yang telah membantu dalam penilaian sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Ustad H. Ahmad Royani Yunus, MA., selaku dosen Fakultas Tarbiyah yang

telah memotivasi, dukungan serta memberikan solusi dalam penyelesaian

skripsi ini.

9. Kedua orang tua tercinta, bapa Achmad Baijuri dan mamah Neneng Marwati

yang tak pernah lelah seantiasa ikhlas dan tulus mendoakan, membimbing,

mendidik, serta memberikan dorongan dan semangat baik moril dan materil

dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memuliakan bapa

dan mamah.

10.Kakak-kakakku tersayang, ante Syarifa Allawiyah, SE, dan bunda Ade Nurul

Chuda dan abang-abangku Rocky Marbun, SH, MH, dan Ustad H. Mussadad,

S.Ag. Adikku satu-satunya Meta Camelia serta keponakan-keponakan

(7)

iv

Ukasah, Rico, Tazlim, Ade, Deden, Budi, Noviadi, Agus, Irfan, Muin, Abi,

Andi, Fuad, Wahyudin, Farah, Lia, Eka, Achi, Lyna, Ana, Pia, Sofie, Desi,

Fitri, Ratri, Bunga, semoga kesuksesan dan keberkahan selalu mengiringi kita

semua.

12.Teman-teman komunitas Mank Backseat: Ephon, Omen, Didu, Bonny,

Septian, Ade Lutfi, Sanad, Ari, Genie, Maria, Echi, Sintya. Teman-teman

Sa’adatuddarain: Ari, Anton, Latif, Befi, Emi, Ukuy, Mansyur, Ahmad, Doni,

Zaky, Dauz, Indra. Teman-teman hadroh At-Taqwa: Miftah, Zacky, Rusdy,

Idrus, Abid, Ibnu, Gofur, Lutfi, Faris.

13.Teman-teman BII Tendean: Hermawan “NoCall”, Vidi, Danu, April, Icha, Desi. Dan yang terspesial juga teristimewa, Devi

14.Seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi

rasa hormat dan ucapan terimakasih aku kepada mereka semua.

Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar bahwa skripsi

ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.

Amin ya Robbal Alamin.

Jakarta, Nopember 2013

(8)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Analisis Isi ... 15

B. Penegertian dan Aspek Dakwah... 17

C. Kategorisasi Pesan Dakwah ... 24

D. Pengertian Lagu dan Musik ... 40

E. Lagu Sebagai Media Dakwah ... 44

BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK VAGETOZ A. Sejarah Berdiri Grup Musik Vagetoz ... 50

B. Visi Dan Misi ... 53

C. Gambaran Umum Album Kuatkan Aku ... 54

D. Biodata Personil ... 57

E. Album-Album Grup Musik Vagetoz ... 58

BAB IV ANALISIS ISI LIRIK LAGU A. Pesan Dakwah Dalam Album Kuatkan Aku ... 61

B. Pesan Lagu Yang Mendominasi Dalam Album Kuatkan Aku 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 76

(9)

1

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia, sebagai rahmat bagi seluruh

alam. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahtraan umat

manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan

dijadikan pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh

umat manusia.

M. Arifin dalam bukuya Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi,

memberikan pengertian sebagai berikut: “Dakwah adalah sesuatu kegiatan ajakan, baik berbentuk lisan maupun tulisan (tingkah laku) dan sebagainya

dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain,

baik secara individu maupun kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu

pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran

agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa unsur-unsur

paksaan.1

Dengan kata lain bahwa dakwah adalah menyampaikan nilai-nilai Islam

kepada orang lain dalam rangka mengadakan suatu perbaikan umat dari

kondisi buruk kepada kondisi yang lebih baik. Dakwah tidak hanya terbatas

1

(10)

pada aktivitas lisan semata tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan dan

perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan pada Islam.

Salah satu di antara unsur penting dalam sistem kebudayaan adalah

kesenian. Melalui kesenian manusia mampu memperoleh saluran untuk

mengekspresikan pengalaman serta ide yang mencerdaskan kehidupan

batinnya. Di antara jenis kesenian yang diciptakan manusia adalah musik,

musik merupakan produk budaya yang tinggi atau merupakan seni yang

indah.2

Pemanfaatan musik sebagai media dakwah sudah dilakukan sejak

zaman dahulu, memanfaatkan musik yang berasal dari Barat yang bertujuan

untuk berdakwah, sehingga dakwah tidak saja dilakukan melalui mimbar

yang dihadiri oleh yang berkerudung atau pun berpeci tetapi yang bertopi atau

gaya preman remaja pun dapat merasakan lantunan sebuah musik yang

syairnya berisi religius, syair-syair yang dibuat oleh pencipta bukan hanya

sekedar kata-kata yang indah tetapi mempunyai makna yang sangat berarti

bila ingin digali lebih dalam mengingat kata-kata dalam sebuah lagu

menyimpan sebuah arti.

Seni adalah keelokan yang menghiasi dunia ini, Islam mengajarkan

bahwa seni merupakan salah satu nikmat-Nya yang harus kita syukuri. Seni

bagi umat Islam bukan merupakan suatu yang baru. Seni merupakan prilaku

2

(11)

yang menimbulkan keindahan baik pendengaran maupun penglihatan. Seni

yang mengarah kepada keindahan bagi pendengaran, lebih menitik beratkan

kepada bentuk seni yang bersumber dari bahasa, juga berkaitan dengan

pendengaran lagu atau musik. Seni adalah upaya mengeksplorasi keindahan.

Namun yang paling penting adalah jangan sampai seni untuk mengingkari

Allah SWT. Bahkan kalau bisa dengan seni semakin terasa keagungan,

kebesaran, dan ke-Maha indahan Allah, karena Allah itu maha indah dan

mencintai keindahan. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasullah SAW.

Bersabda:

Salam mengatakan, “Adapun nyanyian yang dapat mengingatkan orang kepada akherat, tidak mengapa bahkan sunnah”.4

Lagu merupakan refleksi dari pelaku seni memberikan peranan penting

dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu lagu merupakan sarana penghibur

yang paling efektif sehingga eksistensinya tidak dapat dipisahkan dalam

kehidupan sehari-hari, hal ini terbukti dengan semakin menjamurnya

3

Yusuf Qardhawi, Nasyid Versus Musik Jahiliah; (Bandung,Mujahid, 2001) cet ke-1 4

(12)

grup band (dangdut, pop, rock, jazz, nasyid dsb), serta maraknya acara-acara

bernuansa musik di televisi dan radio.

Musik juga termasuk seni vokal yaitu salah satu cabang seni yang

disampaikan melalui irama, memiliki daya komunikasi massa yang demikian

tinggi dan seringkali digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang

mengandung masalah kehidupan sosial sehari-hari. Seperti diungkapkan oleh

Herbert Spencer yang di kutip oleh Dloyana bahwa musik siap melayani,

terutama kebutuhan yang sifatnya non fisik.

Banyak sekali yang dapat digunakan sebagai media dakwah.

Diantaranya adalah kesenian, karena kesenian mempunyai daya tarik

tersendiri untuk para pendengar dan tidak membosankan para pendengar.

Maka dari itu, musik dapat dimanfaatkan untuk dakwah, sehingga dapat

menarik sasarannya, seperti Vagetoz yang berdakwah melalui musik pop,

semua lirik lagunya pada album Kuatkan Aku berisikan ajakan-ajakan kepada

kebaikan sehingga para pendengar semakin tertarik.

Album Kuatkan Aku Vagetoz adalah merupakan ungkapan curahan

hati, doa dan pengharapan dari seluruh personel Vagetoz kepada pemilik

kehidupan dan kematian yaitu Allah swt. Curahan hati bisa berupa perasaan

menyesal, berdosa, permohonan ampun atau pengharapan dan doa. Semua

tercurah dengan perasaan mendalam dalam lirik lagu di Album Kuatkan Aku.

Dalam sepenggal lirik lagu Kuatkan Aku “Tak sanggup bila di akhir hidupku

(13)

Cinta-Mu ya Allah, aku ikhlas dengan apa yang Kau beri, Rinduku Cintamu

ya Allah, aku akan selalu bersabar”. Lagu ini tak ubahnya doa yang dirangkai

dengan indah lewat lirik lagu dan musik.5

Banyaknya minat masyarakat akan seni musik menjadikan musik

sebagai penyampaian pesan dakwah yang cukup efektif, demikian pula yang

dilakukan oleh grup musik Vagetoz dengan album Kuatkan Aku yang

bernuansa Islami sebagai media penyampaian pesan dakwah merupakan suatu

cara atau jalan untuk mengembangkan dakwah Islamiah melalui seni musik

seperti yang dilakukan oleh grup musik Vagetoz.

Berdasarakan uraian diatas, peneliti memandang perlu mengetahui

dakwah melalui musik yang disuarakan oleh grup musik Vagetoz. Hal ini

dikarenakan setiap lagu dalam albu Kuatkan Aku merupakan curahan hati

para personel grup tersebut. Disini Vagetoz mengajak para pendengar

musiknya untuk lebih bisa mencintai Allah, Nabi dan sesama manusia tanpa

ada unsur mengurui di dalam ajakan tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk membahas lebih lanjut hal tersebut, yang dituangkan dalam skripsi

dengan judul; “ Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup

Musik Vagetoz Album Kuatkan Aku”..

5

(14)

B. Pembatasan dan Perumusan masalah

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pesan dakwah yang

terkandung dalam album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz dan membatasi

delapan lagu dari duabelas lagu, yaitu: Kuatkan Aku, Rinduku CintaMu

(Ikhlas), PadaMu Ya Allah, Taubatku, Hanya Sementara, Sujud Syukur,

Menuju Kemenangan, dan Terima Kasih.

Berdasarkan pada batasan masalah tersebut, maka penulis membuat

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pesan-pesan dakwah apa saja yang ada dalam delapan lirik lagu album

Kuatkan Aku grup band Vagetoz?

2. Pesan apa yang mendominasi dalam delapan lirik lagu album Kuatkan

Aku grup band Vagetoz?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pesan dakwah dalam lagu-lagu pop yang dibawakan

oleh grup musik Vagetoz.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pesan yang bernilai dakwah dan gambaran tentang

pesan dakwah melalui isi teks lirik lagu dari grup musik Vagetoz

(15)

b. Untuk mengetahui materi pesan dakwah yang paling dominan dalam

tiap lagu grup musik Vagetoz dalam album Kuatkan Aku.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode dakwah melalui

media musik atau lagu-lagu dalam bentuk pesan dakwah yang terkandung

dalam lirik lagu.

b. Dengan penelitian ini diharapkan bahwa lirik lagu dapat dijadikan sebagai

sebuah media dakwah yang dapat mengemban misi dakwah dengan

terealisasinya peran musik sebagai sarana dakwah.

2. Secara Praktis

Dengan penelitian ini dapat memperbanyak jenis penelitian komunikasi

yang menggunakan media musik yang ada di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi juga dapat memperkaya khazanah ilmiah dalam jurusan

Komunukasi Penyiaran Islam.

E. Metodologi Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis isi

atau content analisis, yaitu suatu teknik penelitan untuk mengetahui isi atau

makna pesan komunikasi yang terdapat dalam lirik lagu.

Tujuan penggunaan metode analisis isi adalah memberikan gambaran

tentang nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam lirik lagu album Kuatkan

(16)

Dalam melakukan analisis ini akan menggunakan metode penelitian

scara kuantitatif, penelitian yang bersifat pembahasannya mendalam terhadap

isi suatu pesan. Dan dilakukan dengan cara menghitung, memberikan lirik

lagu dan lembar jawaban kepada masing-masing juri untuk memberikan nilai

atau menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan

rumus holsti yang menjadi rumus acuan dalam analisis isi secara kuantitatif.

Setiap juri diminta mempelajari kategori-kategori yang sudah disiapkan, dan

tim juri memberikan nilai dengan cara mendengarkan lagu dan membaca teks

lagu yang telah disediakan.

Dalam setiap lagu, setiap baitnya dijadikan item. Tim juri diminta

menyesuaikan objek penelitian dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu

nilai akidah, akhlak, dan muamalah. Kemudian dihitung sub-sampel dengan

rumus holsti dan hasilnya dapat diketahui kesamaan dan perbedaan antar juri.

Hasil penelitian tim juri dinilai sebagai kesepakatan untuk menentukan

kategori-kategori yang telah disususun. Metode kuantitatif berarti hasil dari

analisis dapat dituangkan dalam bentuk angka, baik dalam tabel atau dalam

bentuk rasio atau presentase dengan mengumpulkan data dari subjek yang

diteliti dengan menghitung dan menjumlah table hasil jawaban juri. Dan

berusaha menguraikan makna isi pesan seruan dakwah dalam lirik lagu grup

(17)

1. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah delapan lirik

lagu yang terdapat dalam album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz, yaitu

Kuatkan Aku, Rinduku CintaMu (Ikhlas), PadaMu Ya Allah, Taubatku,

Hanya Sementara, Sujud Syukur, Menuju Kemenangan, dan Terima Kasih.

Kemudian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pesan-pesan

dakwah yang terkandung dalam lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik

Vagetoz.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi: Dengan cara mencermati, mengamati, membaca lirik lagu

dan mendengarkan lagu Vagetoz satu per satu agar peneliti memahami

lirik lagu dan pesan dakwah yang terkandung dalam album Kuatkan

Aku grup musik Vagetoz.

b. Wawancara: Pengumpulan data dengan menggunakan komunikasi

langsung antara peneliti dengan personil grup musik Vagetoz secara

mendalam atau sebuah dialog untuk memperoleh informasi mengenai

gambaran umum tentang lagu, penciptaan, latar belakang, motif dan

mencari data untuk memperkuat argumentasi. Dalam hal ini penulis

melakukan wawancara langsung dengan Soni gitaris Vagetoz via

(18)

c. Dokumentasi: Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau veriabel yang

berupa foto-foto, teks lagu dari cover kaset, maupun hal-hal yang

berhubungan dengan Vagetoz dari media internet.

3. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari juri akan diamati,

dihitung, dan diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi atau

frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabilitas

setiap juri. Antara juri 1 dan 2, juri 2 dan 3, juri 1 dan 3.

Menampilkan lirik lagu yang mengandung muatan dakwah berdasarkan

kategorisasi secara sistematik, dalam hal ini maka dibuat kategorisasi nilai

Aqidah, Akhlak, dan Muamalah untuk mengamati isi lirik album Kuatkan

Aku. Adapun kategorisasinya:

a. Aqidah adalah meyakini iman kepada Allah, iman kepada Malaikat

Allah, iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, dan

iman kepada Qadha dan Qadar.

b. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat

dinilai baik atau buruk dengan menggunakan hukum ilmu

pengetahuan dan norma agama.

c. Muamalah adalah peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan

ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan

(19)

Adapun rumus yang dipakai:

koefisien reliabilitas: 2M N1+N2

Keterangan:

2M = Nomor keputusan yang sama antar juri

N1, N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri

Komposit reliabilitas: N (X antar juri)

1+(N1) (X antar juri)

Keterangan:

N = Jumlah Juri

X = Rata-rata koefisien reliabilitas antara juri6

Sebelum menghitung memakai rumus di atas, terlebih dahulu hasil nilai

dari penghitungan dari ketiga juri di tuangkan ke dalam tabel, perolehan nilai

dari hasil kesepakatan antar juri dari semua lagu dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 1

Kesepakatan Antar Juri Semua Lagu Antar Juri Item Kesepakatan Ketidak

(20)

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai dari masing-masing juri, juri 1 dan

juri 2 sepakat 22 dan tidak sepakat 15 dari 37 item, sehingga mendapat hasil

nilai dari sepakat dibagi dengan item jumlahnya 0,60. Sedangkan juri 2 dan 3

sepakat 29 dan tidak sepakat 8 dari 37 item, sehingga menghasilkan nilai

0,78. Juri 1 dan 3 sepakat 30 tidak sepakat 7 dari 37 item dan hasil nilainya

0,81. Hasil dari kesepakatan dikalikan dengan item, jadi nilai rata-rata dari

hasil jawaban semua juri adalah 0,73.

Berikut ringkasan dari tabel hasil nilai kesepakatan juri semua lagu

yang telah dirinci:

Tabel 2

Hasil nilai kesepakatan juri semua lagu Antar juri Nilai

Ke 1 dan 2 0,60

Ke 2 dan 3 0,78

Ke 1 dan 3 0,81

Rata-rata 0,73

Setelah diketahui hasil dari ketiga juri yang telah dirinci dalam tabel di

atas dari keseluruhan lagu dan telah diketahui nilai rata-ratanya, selanjutnya

dihitung dengan menggunakan rumus holsti:

N rata-rata (X) = 2,19 : 3 = 0,73

(21)

Dari ketiga juri menyatakan bahwa nilai rata-rata kesepakatannya

adalah 0,73 dan komposit reliabilitas yang telah diketahui nilainya dari hasil

penghitungan menggunakan rumus komposit reliabilitas adalah 0,88. Nilai

tersebut merupakan nilai tertinggi dari kesepakatan ketiga juri.

4. Analisis Data

Menganalisis temuan lirik lagu yang mengandung muatan dakwah

menggunakan metode kuantitatif yang akan disajikan dengan table distribusi

frekuensi dan dinarasikan secara kuantitatif dalam menyebutkan angkanya

dianalisis secara frekuensi dan prosentase dan disesuaikan dengan kategori

nilai aqidah, akhlak, dan muamalah yang terdapat dalam lirik lagunya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Definisi Analisis Isi, Pengertian dan Aspek Dakwah, Kategorisasi

Pesan Dakwah, Pengertian Lagu dan Musik, Lagu sebagai Media

Dakwah

BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK VAGETOZ

Sejarah Berdirinya Grup Musik Vagetoz, Visi Dan Misi, Gambaran

Umum Album Kautkan Aku, Biodata Personil, Album-Album

(22)

BAB IV PESAN DAKWAH DALAM ALBUM VAGETOZ KUATKAN AKU

Pesan Dakwah Dalam Album Kuatkan Aku Termasuk Pesan

Aqidah, Pesan Akhlak, Pesan Muamalah, Pesan Lagu Yang

Mendominasi Dalam Album Kuatkan Aku

BAB V PENUTUP

(23)

A. Definisi Analisis Isi

Content analysis menurut Bacus adalah analisis ilmiah tentang isi pesan

suatu komonikasi.1 Sedangkan menurut R. Holsti, analisis isi adalah suatu

metode analisis pesan dalam suatu cara sistematis yang menjadi petunjuk

untuk mengamati dan menganalisis pesan-pesan tertentu yang disampaikan

oleh komunikator.2

Dari definisi ini, maka ada dua hal yang penting untuk ditekankan,

pertama yaitu unsur yang dapat ditiru, yang artinya adalah sebuah penelitian

haruslah dapat dilakukan oleh peneliti lain dalam lingkungan yang sama yang

memakai teknik dengan data yang sama pula. Kedua, unsur konteks sebuah

penelitian dengan menggunakan metode analisis isi haruslah memperhatikan

unsur konteks dari data yang di analisis. Maksudnya adalah data yang di

dapat tidak bisa dipisahkan begitu saja dari konteksnya.

Dijelaskan bahwa batasan-batasan tentang analsis isi dengan

mengemukakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif yang di

dalamnya adalah mengemukakan ketepatan dalam mengidentifikasian isi dari

1

Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI IV”, (Yogyakarta, Rake Sarasin, 2000), h. 68

2 R. Holsti.et.al, “Content Analysis, Dalam Hand Book Of Social Psykologi”, (edited by Garner Lindzey & Elliot Aronson, Cambrige, Massachussets).

(24)

pesan dakwah yang muncul, seperti perhitungan dan penyebutan yang

berulang-ulang dari kata tertentu.

Sedangkan pendekatan kualitatif adalah dengan menggunakan

seperangkat tema dengan suatu bentuk pedoman dalam membahas seluruh isi

pesan dengan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut kemudian

dikembangkan oleh suatu sumber media dengan meneliti masalah yang ada

didalamnya yang tidak mencakup jumlah. George dan juga Kraucer

menyatakan, bahwa Content Analysis Kualitatif lebih mampu menyajikan

nuansa dan lebih mampu melukiskan prediksi lebih baik.3

Holsti mengetengahkan lima ciri content analysis, yaitu:

1. Teks perlu diproses dengan aturan dan prosedur yang telah

dirancang.

2. Teks diproses secara sistematis; mana yang termasuk dalam suatu

kategori, mana yang tidak termasuk ditetapkan berdasarkan aturan

yang sudah ditetapkan.

3. Proses menganalisis data haruslah mengarah ke pemberian

sumbangan pada teori; ada relevasi teoritiknya.

4. Proses analisis tersebut mendasarkan pada deskripsi yang

dimanifestasikan.

3

(25)

5. Bagaimana content analysis haruslah menggunakan teknik-teknik

kuantitatif.4

B. Pengertian dan Aspek Dakwah 1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi atau asal kata (bahasa), kata dakwah berasal

dari bahasa Arab yaitu: da’a, yad’u, da’watan yang artinya memanggil,

mengajak atau seruan. Dan yang kedua yaitu: da’a, yad’u, da’an yang artinya

memanggil, mendo’a dan memohon.5

Pengertian dakwah secara etimologi dapat juga dilihat dari kata dalam

Al-Qur’an yang memiliki banyak arti, antara lain:

a. Mengajak dan menjelaskan, yang terdapat dalam QS. Yusuf (12 : 108)

Artinya: “Katakanlah: Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang

mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang

nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang

musyrik."

b. Berdo’a dan berharap, yang terdapat dalam QS. Al-A’raf (7 : 55)

4

Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI IV”, (Yogyakarta, Rake Sarasin, 2000), h. 71

5

(26)

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

melampaui batas.

c. Mengajak dan mengundang, yang terdapat dalam QS. Yusuf (12 : 33)

Artinya: “Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada

memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau

hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung

untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk

orang-orang yang bodoh.”

d. Seruan, yang terdapat dalam QS. Al-Mukmin (23 : 41)

Artinya: “Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur

dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir

maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang lalim itu.”

Sedangkan dakwah menurut terminology (istilah) mengandung

beberapa arti yang beraneka ragam. Hal ini tergantung dari sudut mana para

ahli ilmu dakwah memberikan pengertian atau mendefinisikan dakwah itu

sendiri, sehingga antara definisi satu dengan yang lainnya terdapat kesamaan

dan perbedaan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini penulis menyajikan

(27)

a. Ibnu Taimiyah : “Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk beriman

kepada Allah dan kepada apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang

mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun Islam.”

b. Sayyid Qutub : “Dakwah harus meliputi empat bentuk, yaitu mengajak

manusia kepada Aqidah yang dapat menghidupkan hati dan akal;

mengajak kepada syariat yang dapat menghidupkan pribadi dan

masyarakat; mengajak kepada kekuatan, kehormatan, dan kepastian dalam

beragama dan bernegara; mengajak kepada jihad untuk menegakkan

kalimat Allah.”

c. Toha Yahya Umar : “Dakwah sebagai upaya mengajak manusia dengan

cara bijaksana kepada jalan yang benar-benar sesuai dengan perintah

Allah, untuk kemaslahatan dan kebaikan mereka di dunia dan di akhirat.”6

d. M. Quraish Shihab : “Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada

keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan

sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.”7

e. Wardi Bachtiar : “Dakwah adalah suatu proses upaya mengubah sesuatu

situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau suatu

proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu Al-Islam.”8

f. M. Idris A. Shomad : “Dakwah Islam ialah menyampaikan Islam kepada

umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan

6

Zakaria, “Konsepsi Dakwah Dalam Dialog Antar Umat Beragama”, (Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi, ISSN 1411-2779 Vol IX No. 1, Juni 2007), h. 18

7 Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat”, (Bandung: Mizan, 1996), h. 194

8

(28)

Islam pada setiap kondisi dimana serta kapan saja, dengan metodologi dan

sarana tertentu, untuk tujuan tertentu.”9

g. Tim Penyusun Ensiklopedi Islam : “ Dakwah adalah setiap kegiatan yang

bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat

kepada Allah sesuai dengan garis akidah, syariat dah akhlak Islamiyah.”10

Dari keanekaragaman definisi dakwah tersebut di atas meskipun

terdapat kesamaan ataupun perbedaan namun bila dikaji dan disimpulkan

akan mencerminkan hal-hal sebagai berikut :

1) Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan

sadar dan terencana.

2) Usaha yang dilakukan untuk mengajak umat manusia kejalan Allah,

memperbaiki situasi menjadi lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan

pengembangan).

3) Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu

hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat.

Dan bila dikerucutkan dalam satu kalimat bahwa dakwah adalah usaha

yang dilakukan seseorang untuk mengajak manusia kejalan menuju ridho

Allah SAW, yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang kurang baik

menjadi lebih baik dan usaha tersebut untuk mengajak manusia menuju

kebahagiaan dunia dan akhirat.

9 M. Idris A. Shomad, “Diktat Ilmu Dakwah; Fakultas Dakwah dan Komunikasi”, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h. 3

(29)

2. Aspek Dakwah

Aspek dakwah adalah segi atau pandangan dakwah, yaitu meliputi :

a. Sasaran Dakwah

Menurut M. Bahri Ghazali ssaran dakwah itu terdiri dari :

1) Sasaran dakwah yang menyangkut golongan, dilihat dari segi struktur

kelembagaan yaitu berupa masyarakat dari segi golongan pemerintah dan

keluarga.

2) Sasaran dakwah yang berupa kelompok masyarakat, dilihat dari segi social

cultural yaitu berupa golongan priyayi, abangan, dan santri, ini terjadi

pada masyarakat jawa.

3) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi usia, yaitu golongan anak-anak,

remaja dan dewasa.

4) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi profesi, yaitu golongan petani,

pedagang, guru, seniman, pegawai negeri dan lain-lain.

5) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi tingkat kehidupan sosial, yaitu

golongan menengah atas dan golongan menengah bawah.

6) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi jenis kelamin, yaitu yang berjenis

kelamin laki-laki dan wanita.

7) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi kekhususan, yaitu golongan tuna

susila, tuna wisma dan narapidana.11

(30)

a. Metode Dakwah

Metode berasal dari bahasa Yunani Methodos, yang berarti cara atau

jalan. Dalam bahasa Arab disebut Uslub (Asalib) atau Thariqoh (Thuruq)

yang berarti jalan atau cara. Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu

yang akan dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh dalam rangka

mencapai tujuan tertentu.

Metode juga dapat diartikan sebagai prosedur utama yang disusun

secara sistematis atau suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai

atau menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem dan tata fikir manusia.

Dengan demikian, metode adalah suatu disiplin yang diciptakan manusia

untuk mencapai sasaran dakwah.

Ada macam-macam metode dakwah, antara lain:

1) Metode dari segi cara :

a) Metode dakwah tradisional, seperti sistem ceramah umum.

b) Metode dakwah modern, seperti diskusi, seminar dan sejenisnya yang

didalamnya terjadi komunikasi dua arah (two ways communication) dan

yang penting dalam metode ini terjadi proses tanya jawab antar peserta

dan komunikator.

2) Metode dari segi jumlah audiens :

a) Dakwah Perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan oleh orang seorang

(31)

dakwah ini lebih efektif jika dilakukan terhadap orang yang mempunayi

pengaruh terhadap suatu lingkungan.

b) Dakwah Kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok

tertentu yang sudah ditentukan sebelumya, misalnya kelompok ibu-ibu,

remaja, anak-anak, dan lain sebagainya.

Adapun Al-Qur’an sebagai sumber utama rujukan dakwah, banyak

menggunakan metode dakwah yang menjadi pedoman para pendakwah,

seperti dalam QS. An-Nahl (16 : 125)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhan mu Dia-lah yang lebih mengetahui siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk.”

c. Materi Dakwah

Menurut Quraisy Shihab materi dakwah adalah Al-Islam yang

bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber utama yang meliputi

aqidah, syariah dan akhlak. Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada

pokok tujuan diturunkannya Al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk aqidah dan

kepercayaan yang harus dianut oleh manusia. Serta petunjuk mengenai akhlak

(32)

C. Kategorisasi Pesan Dakwah

Kata kategorisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti

penyusunan berdasarkan kategori,12 sedangkan kata pesan berarti amanat

yang disampaikan lewat orang lain. Jadi kategorisasi pesan dakwah adalah

susunan amanat-amanat yang ingin disampaikan berdasarkan kategorisasinya

atau berdasarkan susunannya yang dapat mempermudah mad’u dalam

menerima pesan dakwah. Adapun mengenai kategorisasi pesan dakwah, para

pakar ilmuan dakwah banyak yang berbeda pendapat diantaranya:

1. Menurut Wardi Bachtiar, dalam bukunya Metodologi Penelitian Ilmu

Dakwah, kategorisasi pesan dakwah meliputi akidah, akhlak, dan

syariah.13

2. Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi Dakwah

Islam, secara global kategorisasi pesan dakwah itu dapat diklasifikasikan

menjadi tiga hal yaitu: masalah akidah, masalah syariah, dan masalah budi

pekerti (akhlaqul karimah).14

3. Menurut M. Munir dan Wahyu Ilaihi, dalam bukunya Manajemen

Dakwah, kategorisasi pesan dakwah terdiri dari empat macam diantaranya:

12

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 516

13

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 33-34 14

(33)

masalah akidah, masalah syariah, masalah muamalah, dan masalah

akhlak.15

Dari sekian banyak perbedaan dan persamaan mengenai kategorisasi

pesan dakwah seperti yang sudah disebutkan diatas, menjadikan kemudahan

bagi penulis untuk merumuskan pesan dakwah mengenai lagu religi Kuatkan

Aku. Oleh karena itu penulis merumuskan penelitian mengenai lagu religi

Kuatkan Aku dengan memakai tiga kategorisasi pesan dakwah diantaranya:

akidah, akhlak, dan muamalah yang menurut penulis ketiga kategori tersebut

lebih banyak terdapat dalam lagu Kuatkan Aku. Adapun untuk keterangan

ketiga kategori tersebut bisa dilihat di bawah ini:

1. Pesan Akidah

a. Menurut Bahasa

Akidah menurut bahasa berasal dari aqoda-ya’qidu-aqdan atau

aqidatan yang artinya mengikatkan. Bentuk jamak dari akidah adalah aqaid

yang berarti simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu muncul pula kata i’tiqad

yang berarti tashdiq atau kepercayaan.16

b. Menurut Istilah

Secara istilah banyak sekali para ulama yang mendefinisikan pengertian

akidah diantaranya:

1) Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, dalam bukunya Akidah

Seorang Mukmin. Akidah adalah ketentuan atau ketetapan Allah yang

15

M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 24-28

(34)

fitrah selalu bersandar kepada kebenaran (haq), sah selamanya (tidak

pernah berubah), dan tidak terikat kedalam hati manusia.17

2) Menurut Hasan Al-Bana, seperti yang diutip oleh Yunahar Ilyas, dalam

bukunya Kuliah Akidah Islam, kata akidah berasal dari kata aqa’id (bentuk

jamak dari akidah), adalah perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh

hati (Mu) mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak

bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.18

3) Menurut Habib Muhammad bun Aburrahman Al-Athas, dalam bukunya

Ajaran Islam antara tanggung jawab akidah dengan hak kewajiban

syariah dalam kajian filsafat muamalah, menerangkan akidah adalah:

ikatan, sebuah konsep “akar” yang harus tertanam diqolbu manusia secara

kuat dan kokoh, sehingga tidak dapat digoyahkan oleh analisir-analisir

yang dapat meruntuhkan qolbu manusia.19

Dari beberapa pengertian akidah di atas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa akidah adalah ketentuan atau ketetapan Allah yang fitrah

dan wajib diyakini kebenarannya oleh hati sehingga tidak dapat digoyahkan

oleh keragu-raguan yang dapat meruntuhkan qolbu manusia.

Akidah atau keyakinan merupakan landasan pokok bagi orang yang

beragama. Dengan keyakinan yang kuat orang akan bisa mematuhi perintah

(35)

dan meninggalkan larangan Allah SWT.20 Akidah dalam Islam adalah bersifat

i’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya

dengan rukun iman. Masalah akidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh

Rosulullah saw dalah sabdanya sebagai berikut:

Artinya: “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat Nya,

kitab-kitab Nya, rosul-rosul Nya, hari akhir dan percaya kepada

adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk.” (Hadits

riwayat Imam Muslim)21

Dibidang akidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada

masalah-masalah yang wajib diimani saja, akan tetapi materi dakwah meliputi juga

masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik

(menyekutukn adanya Tuhan), ingkar dengan adanya tuhan dan lain-lain.

Agama Islam mengajarkan bahwa iman kepada Allah harus bersih dan

semurni mungkin, serta menutup celah-celah yang dikhawatirkan masuknya

syirik, kemudian mengancam bahwa syirikitu dosa besar dan tidak dapat

diampuni oleh Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa (4 : 48)

20

Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, h. 29 21

(36)

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia

mengampuni dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang

dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah,

maka sesengguhnya ia telah berbuat dosa yang besar.”

Dari pengertian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa akidah

merupakan landasan berfikir dan berprilaku bagi seorang muslim. Baik atau

buruknya perilaku tergantung kepada iman yang dimilikinya. Kemudian iman

yang ada dalam diri seseorang akan mengalami pasang dan surut sesuai

dengan kondisi dan situasi yang dialami oleh seseorang. Oleh karena itu, agar

iman tidak mengalami kemerosotan maka perlu maka perlu dipelihara dari

kemusyrikan seperti syirik kecil, syirik besar, baik syirik secara

terang-terangan maupun syirik secara terselubung, jadi individu itu harus menghiasi

diri dengan keimanan yang kuat dan dinamis yang selalu mendorong untuk

beramal, bersabar, berjihad, dan bertahan dijalan Allah.

Akidah merupakan fondasi bagi setiap muslim, akidah inilah yang

menjadi dasar, yang memberikan arah bagi kehidupan manusia, akidah ini

merupakan tema bagi dakwah nabi Muhammad saw, ketika beliau pertama

kali melakukan dakwah di Mekah. Akidah ini juga merupakan tema dakwah

bagi para Rasul yang diutus sebelumnya, akidah ini merupakan keimanan

kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang diwahyukan kepada para rasul,

(37)

yang berkaitan dengan pokok keimanan.22 Iman sebagai landasan yang kokoh

bagi pembentukan jati diri seorang muslim. Jadi akidah tauhid hendaknya

harus selalu bersih dan jernih serta tidak terkotori oleh noda apapun dari

prinsip-prinsip atau ideologi-ideologi materialisme. Iman hanya kepada

Allah, loyalitas hanya untuk Allah dan keikhlasan juga hanya untuk Allah,

kepada para malaikat-malaikat, rosul-rosul, kitab-kitab, hari akhir dan takdir

yang baiki maupun yang buruk.23

c. Fungsi dan Peranan Akidah

Akidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi

seorang muslim akan memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar dalam

hidupnya, antara lain:

1) Menopang seluruh prilaku , membentuk, memberi corak dan warna

kehidupan dalam hubungannya dengan mahluk lain dan hubungannya

dengan Tuhan.

2) Akidah/keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam

(38)

4) Dengan iman seseorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya

dalam pengawasan Allah semata.

5) Akidah sebagai filter, penyaring budaya-budya non Islami.24

d. Klasifikasi Akidah

Menurut Yunahir Ilyas, dalam bukunya Kuliah Akidah Islam, akidah

dapat diklasifikasikan menjadi empat macam diantaranya:

1) Ilahiyat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan Ilahi seperti: wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, dan

lain-lain.

2) Nurbuat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan nabi dan rosul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah,

mukjizat, keramat dan lain-lain.

3) Ruhaniat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhbungan

dengan alam metafisik, seperti: malaikat, jin, iblis, syaitan, roh, dan

lain-lain.

4) Sam’iyyat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa

diketahui lewat sam’i ( dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunah) seperti

alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan

lain-lain.

24

(39)

Disamping sistematis di atas, pembahasan akidah bisa juga mengikuti

sistematika arkanul iman yaitu:

1) Iman kepada Allah SWT.

2) Iman kepada Malaikat.

3) Iman kepada Kitab-kitab Allah.

4) Iman kepada Nabi dan Rasul.

5) Iman kepada hari akhir.

6) Iman kepada takdir Allah.25

2. Pesan Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan

akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan

terminologik (peristilahan).

a. Menurut Bahasa

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim

masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan

timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu, if’alan, yang berarti

al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat

(kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din

(agama).26 Dalam bahasa Yunani akhlak sering disebut Ethick asal kata dari

ethiko dan dalam bahasa Latin disebut dengan istilah moral, yang berasal dari

25

Yunahir Ilyas, Kuliah Akidah Islam, h. 5-6 26

(40)

kata mores. Kata-kata tersebut mempunyai arti tabiat, budi pekerti, atau adat

istiadat.27

b. Menurut Istilah

Pengertian akhlak dari segi istilah diungkapkan oleh para ahli dengan

ungkapan yang berbeda-beda, diantaranya:

1) Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum Ad-Din, seperti yang

dikutip oleh Mahyuddin, dalam bukunya Kuliah Akhlak Tasawuf, akhlak

adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat

melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui

maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut

melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan

norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tapi manakala ia melahirkan

tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.28

2) Menurut Ibnu Miskawaih dalam kitabnya Tahzib Al-Akhlak, seperti yang

dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya Akhlak Tasawuf mengatakan,

akhlak keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan

perbuatan tanpa melaui pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan.29

3) Menurut Farid Ma’ruf dalam bukunya Akhlak dalam perkembangan

Muhamadiah, akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan

27

Poerdjawijatna, Etika Filsafat Tingkah Laku, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), h. 1 28

Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulya, 1999), h. 4 29

(41)

perbuatan-perbuatan dengan mudah karena sudah menjadi kebiasaan,

tanpa menimbulkan pertimbangan terlebih dahulu.30

Dari definisi-definisi yang sudah disebutkan diatas mengenai pengertian

akhlak, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa akhlak adalah suatu sifat

yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan

yang gampang tanpa melaui pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan dan

perbuatannya itu dapat melahirkan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.

c. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak

Dari definisi-definisi di atas mengenai pengertian akhlak tersebut secara

istilah tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri

yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:

1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan

tanpa pemikiran.

3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang

yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan dan tekanan dari luar.

4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

30Farid Ma’ruf,

(42)

5) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas

semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin

mendapatkan pujian.31

d. Klasifikasi Akhlak

Menurut Abuddin Nata dalam bukunya Akhlak Tasawuf, akhlak itu

terbagi dalam tiga bagian, diantaranya: akhlak kepada Allah, akhlak kepada

manusia, akhlak kepada hewan dan tum-tumbuhan.32

1) Akhlak kepada Allah

Menurut Drs. Mahyuddin, dalam bukunya Kuliah Akhlak Tasawuf,

akhlak kepada Allah itu meliputi antara lain:

a) Bertaubat, yaitu sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah

dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan

baik.

b) Bersabar, yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada

kesulitan yang dihadapinya, tetapi tidak berrti sabar itu menyerah tanpa

upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi.

c) Bersyukur, yaitu suatu sikap yang ingin memanfaatkan dengan

sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

d) Bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah

berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang

diinginkan nya.

31

Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, h. 5-7 32

(43)

e) Ikhlas, yaitu sikap menjauhkan diri dari riya, ketika mengerjakan amal

baik.

f) Raja, yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang disenangi

dari Allah. Setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya

sesuatu yang diharapkan.

g) Bersikap takut, yaitu suatu sikap yang sedang menunggu sesuatu yang

tidak disenangi dari Allah.33

2) Akhlak kepada sesama manusia

Sedangkan akhlak kepada sesama manusia berkaitan dengan perlakuan

seseorang terhadap sesama manusia. Tidak melakukan hal-hal negatif, seperti

membunuh, menyakiti badan atau mengambil harta yang bukan miliknya

tanpa alasan benar, kemudian jika bertemu mengucapkan salam, dan ucapan

yang baik, tidak berprasangka buruk, saling memaafkan, mendo’akan, saling

membantu, dan lain-lain.34

3) Akhlak kepada lingkungan

Akhlak terhadap lingkungan meliputi akhlak terhadap hewan,

tumbuh-tumbuhan atau benda-benda tak bernyawa lainnya. Hal ini dapat dicontohkan

misalnya, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,

memetik bunga sebelum mekar, menebang pohon yang menimbulkan

33

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 9-15 34

(44)

kemudaratan dan lain sebagainya. Akhlak yang dikehendaki oleh Islam

adalah menjaga kelestarian dan keselarasan dengan alam.35

Dari definisi di atas jika disimpulkan, bahwa akhlak adalah segala

perbuatan manusia yang timbul karena dorongan jiwa yang kuat untuk

melakukan perbuatan. Perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang

sehingga menjadi kebiasaan. Karena sudah terbiasa maka tidak diperlukan

pemikiran, pertimbangan atau renungan lagi pada saat seseorang sedang

melakukannya.

Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (seperti materi dakwah)

merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keIslaman

seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti

masalah akhlak kurang penting dibanding dengna masalah keimanan dan

keIslaman, sebab Rasul sendiri pernah bersabda yang artinya: “Aku

(Muhammad) diutud oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk

menyempurnakan akhlak”.36

35

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 151 36

(45)

3. Pesan Muamalah

a. Menurut Bahasa

Menurut bahasa muamalah berasal dari kata

amala-yuamilu-muamalatan yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling

mengalahkan.37

b. Menurut Istilah

Untuk menjelaskan pengertian muamalah dari segi istilah banyak sekali

pakar yang mendefinisikannya, diantaranya:

1) Menurut H. Masjfuk Zuhdi, dalam bukunya Studi Islam, Jilid III:

Muamalah, muamalah adalah segala aturan agama yang mengatur

hubungan antara sesama manusia, baik seagama maupun tidak seagama,

antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam

sekitarnya/alam semesta.38

2) Menurut H. Hendi Suhendi, muamalah adalah segala peraturan yang

diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia

dalam hidup dan kehidupan.39

3) Menurut Hudhari Beik, muamalah adalah semua akad yang

membolehkan manusia untu saling menukar manfaat.40

37

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 1 38

H. Masjfuk Zuhdi, STUDI ISLAM Jilid III: Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h. 2

39Rachmat Syafi’i,

Fiqih Muamalah untuk IAIN, STAIN, PTAIS dan umum, (Bandung: PT. Pustaka Setia, 2001), h. 15

40

(46)

4) Menurut Idris Ahmad, muamalah adalah aturan Allah yang mengatur

hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya, untuk mendapatkan

alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik.41

Dari beberapa pengertian di atas tentang muamalah menurut istilah

dapatlah ditarik kesimpulan bahwa muamalah adalah aturan-aturan Allah

SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalah urusan

keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan keduniaan dan sosial

kemasyarakatan, dalam artian dimana pun manusia berada dia harus

senantiasa mengikuti aturan yang telah ditetpkan Allah, karena dalam Islam

tidak ada pembeda antara amalan dunia dengan amalan akherat, sebab sekecil

apapun amalan manusia didunia harus didasarkan pada ketetapan Allah.

Dan bisa diartikan bahwa muamalah berarti ketetapan Allah yang

mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya

(alam sekitar). Kaitannya dengan hubungan antara sesama manusia maka

dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah

ekonomi, politik, sosial, budaya, cinta, hukum, dan lain-lain.

c. Klasifikasi Muamalah

Menurut H. Masjfuk Zuhdi dalam bukunya Studi Islam, Jilid III:

Muamalah, bahwa muamalah dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,

diantaranya:

41Rachmat Syafi’i,

(47)

1) Aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik

yang seagama maupun yang tidak seagama, dapat kita temukan dalam

hukum perkawinan, perwalian, perdagangan dan lain-lain.

2) Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan

kehidupannya, dapat kita temukan antara lain dengan hukum Islam

tentang makanan, minuman, pakaian, mata pencarian (rezeki) yang

diharamkan dan dihalalkan.

3) Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam

sekitarnya/alam semesta, dapat kita jumpai antara lain:

a) Perintah kepada manusia agar mengadakan penelitian dan pemikiran

tentang keadaan alam semesta

b) Seruan agar manusia memanfaatkan kekayaan alam semesta untuk

kesejahteraan hidupnya dah boleh menikmatinya, tetapi tidak boleh

berlebih-lebihan

c) Larangan mengganggu, merusak dan membinasakan alam sekitar

(hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain)42

d. Prinsip-Prinsip Dasar Muamalah

1) Seluruh tindak muamalah dilakukan atas dasar nilai-nilai ketuhanan

2) Muamalah harus didasarkan pada pertimbangan moral yang luhur

3) Prinsip dasar dalam hukum muamalah adalah diperbolehkan

42

(48)

4) Aturan hukum dalam muamalah bertujuan untuk mewujudkan

kemaslahatan manusia

5) Obyek muamalah harus halal.43

D. Pengertian Lagu dan Musik 1. Pengertian Lirik Lagu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lirik berarti karya sastra

(puisi) yang berisi curahan perasan pribadi atau juga sebuah susunan kata

sebuah nyanyian.

Lirik lagu merupakan kumpulan kata-kata yang disusun oleh pencipta

lagu. Penciptaan sebuah lirik lagu merupakan curahan pengarang lagu yang

berasal dari pemikiran, perenungan atau pembelajaran, baik yang dilihat atau

disarankan sehingga dituangkan dalam sebuah kata yang diiringi oleh alat

musik atau tanpa alat musik. Lirik merupakan ikon dari sebuah lagu, tanpa

lirik tak berarti sebuah lagu.

Dari pengertian di atas, lirik lagu berarti karya sastra yang berisi

curahan pribadi yang diungkapkan dengan suara yang berirama, atau juga

susunan kata sebuah nyanyian. Lirik lagu merupakan kata-kata yang diiringi

alat musik (instrumental). Sedangkan musik adalah bidang seni yang

berhubungan deng alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik

itu. Bidang musik membahas cara menggunakan instrumen musik,

43

(49)

masing alat musik mempunyai nada tertentu. Disamping itu, seni musik

membahas cara membuat not, bermacam aliran musik misalnya musik vocal

atau musik instrumental.44

Hakekat lagu itu sndiri menurut A-Qamus dalam Syahnya, Al-Ghina

sebagaimana lafadz kasaa berarti suara yang dilantunkan. Dalam As-Shiddiq,

Al-Ghina berarti sesuatu yang dilantunkan.

Abu Sulaiman Al-Khaby mengatakan bahwa setiap yang menimbulkan

suara secara berkesinambungan dengan sesuatu dan menyusun temponya

secara teratur, maka itulah yang disebut lagu menurut orng Arab. Kebanyakan

bentuk dari pemisalan/sajak dari sebuah lirik dan nadzam.45

Efektifitas sebuah lirik lagu sebagai media dakwah adalah terobosan

yang sangat tepat pada saat ini, karena sudah naluri manusia menyukai

hal-hal yang bersifat keindahan atau kesenangan dan dengan lirik itu masuk

dalam relung hati nurani teramat dalam atau psikologis, sehingga dapat

menimbulkan suatu tindakan umat, baik itu tindkan berfikir maupun tindakan

sikap.

44

Ahmad Musabikh, Analisis Isi Grup Nasyid Izzatul Islam Dalam Dakwah dan Jihad, Skripsi S1 Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 15

45

(50)

2. Pengertian Musik

Musik menurut Teguh Warlito adalah ilmu seni menyusun nada atau

suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan

komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Musik juga

merupakan nada atau suara yang tersusun sedemikian rupa sehingga

mengandung irama, lagu dan keharmonisan.

Musik merupakan alat komunikasi yang cukup efektif melalui seluruh

aspek yang terdapat di dalam musik. Musik juga dapat mempengaruhi orang

yang menikmatinya. Musik adalah eksprsi jiwa manusia tentang keindahan

nada dan irama. Keindahan musik akan lebih terasa jika lirik dan syairnya

dapat menyentuh jiwa. Oleh karena itu, menjadi hal yang wajar jika manusia

menyukai musik sebagai keindahan.

Musik juga merupakan satu sarana bagi dakwah, musik yang membawa

irama Islam adalah dakwah yang berarti, apalagi yang merawat dan

mengobatinya jiwa manusia. Musik sangat menarik perhatian manusia, maka

yang diinginkan ialah cara yang berguna dan memperbaiki manusia itu

sebagai obat yang menentramkan jiwa.

Musik yang dijadikan sebagai salah satu media yang dapat

dipergunakan untuk mencapai dakwah Islam sangat signifikan bagi kalangan

aktivitas dakwah. Dakwah yang dikemas melalui musik memiliki pesan moral

yang terasa lembut, menyentuh, romantis, persuasif dan masuki ke dalam hati

(51)

modern mempunyai peranan menyampaikan dakwah dan pesan-pesan moral

seperti terlihat dalam syair fuqoha, ahli sastra arab, para shufi, pujangga

dalam berbagai bahasa Arab, Urdu, Melayu, Jawa, dan Sunda.

3. Sejarah dan Perkembangan Musik

Setelah masuknya pengaruh Islam, selain berdagang dan

menyebarkan agama Islam, para pedagang Arab juga memperkenalkan

musik tradisonal mereka. Alat musik mereka berupa gambus dan rebana.

Dari proses itulah muncul orkes-orkes gambus di Indonesia hingga saat

ini.

Ketika masa kolonialisme, masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga

membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik di Indonesia. Para

pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka,

misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun

membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa-masa

perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu, para musisi Indonesia

menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik Barat dan musik

Indonesia. Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.

Masa kini, seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,

masuk pula berbagai jenis musik Barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan

R&B. Demikian pula dengan musik-musik negeri India yang banyak dibawa

melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini terjadi perpaduan antara musik

(52)

melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula

musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B.

Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kederahan Indonesia

dengan unsur musik Barat, terutama alat-alat musiknya. Jenis musik ini sering

disebut dengan musik etnis.46

E. Lagu Sebagai Media Dakwah

Pada zaman sekarang dakwah tidak hanya disuarakan melaui ceramah

tapi bisa juga melalui senandung lagu. Bahkan, melalui lagu Islami,

penyampaian nilai-nilai Islam bisa menyentuh dan bergandengan dengan para

penggemar musik.

Pada zaman dahulu, pada permulaan masuknya Islam ke Indonesia,

para da’i dari kalangan Walisongo menjadikan musik sebagai media dakwah.

Dan ternyata efektif. Penyampaian dakwah tidak akan sampai kepada

sasarannya apabila tidak membaur dan mengakomodasi dengan perilaku,

kebudayaan, dan keadaan masyarakat. Singkatnya, apa yang selalu mereka

kerjakan dan mereka sukai, disanalah kita bisa menjadikannya media untuk

berdakwah.47

46

http://www.docstoc.com/docs/28535421/PERKEMBANGAN-MUSIK-DI-INDONESIA-SEPERTI-MUSIK-TRADISIONAL

47

(53)

Dengan cara di atas, mereka akan langsung menerima pesan-pesan yang

disampaikan tanpa mencegah apa yang mereka sukai. Justru dengan cara

seperti ini, mereka akan terasa lebih menikmati, ketimbang terpaksa.

Kita ambil satu contoh bahwa kebanyakan orang-orang yang mau

mendengarkan ceramah dan ajaran Islam, misalnya di masjid, majlis taklim,

atau acara-acara khusus, adalah orang-orang yang memang sudah memiliki

kecenderungan kuat terhadap nilai-nilai agama. Sedangkan sebaliknya,

orang-prang yang memiliki kecenderungan lemah atau bahkan tidak memiliki

simpati sama sekali terhadap nilai-nilai agama, mereka tidak mendatangi

tempat-tempat tersebut. Akibatnya, nilai-nilai agama tidak akan pernah

sampai terdengar sama sekali oleh mereka.

Hal semacam ini bisa dilakukan diantaranya melalui lagu religi.

Keuntungannya, pesan-pesan Islam akan sampai kepada mereka, tanpa

mengganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan dari hal-hal buruk ke

hal yang positif, yakni dari lagu-lagu yang berbau kekerasan, fantasi, dan

bahkan seksualitas teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi.

Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah

ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang, tempat, kesenian, orang,

musik, dan sebagainya.

Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu

(54)

dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya

tujuan dakwah. Artinya proses dakwah tanpa adanya media tisak akan

tercapai dengan maksimal.48

Apabila media dakwah dilihat dari instrumennya, maka dapat dilihat

dari empat sifat. Menurut Drs. Slamet Muhaimin Abda yaitu yang bersifat

visual, audiotif, audio visual, dan cetak.

1) Media visual yaitu alat yang dapat dioperasikan untuk kepentingan

dakwah dengan melalui indera penglihatan seperti film, slide,

transparansi, overhead proyektor, gambar, foto, dan lain-lain.

2) Media auditif yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana

penunjang dakwah yang dapat ditangkap melalui indera pendenganran,

seperti radio, tape recorder, telepon, telegram, lagu dan sebagainnya.

3) Media audio visul yaitu alat-alat dakwah yang dapat didengar juga

sekaligus dapat dilihat, seperti movie film, televisi, video, dan

sebagainya.

4) Media cetak yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai

pelangkap informasi tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah, buletin,

booklet, leaflet, dan sebagainnnya.49

48

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 18 49

(55)

1. Album Religi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, album berarti kumpulan

lagu-lagu dalam rekaman kaset terbarunnya, yang sudah muncul tahun ini yang

berisi lagu-lagu ciptaannya sendiri.

Sedangkan religi berasal dari kata religie (bahasa Belanda) atau religion

(bahasa Inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh

orang-orang Barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai

pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci,

menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang

dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya

dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan

yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.50

Jadi album religi adalah kumpulan lagu-lagu dalam rekaman kaset yang

berisi tentang keyakinan akan adanya kekuatan gaib dan norma-norma agama

yang didalamnya mengandung nilai-nilai dakwah. Berdakwah pada zaman

sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh dimasjid, tetapi bisa

dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat. Banyak media yang bisa

digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah salah satunya adalah

dengan mempergunakan lagu sebagai media dakwah. Berdakwah denagan

mempergunakan lagu merupakan terobosan yang sangat tepat pada zaman

sekarang dimana tanpa disadari seorang mad’u yang sedang mendengarkan

50

Gambar

gambaran umum tentang lagu, penciptaan, latar belakang, motif dan
Tabel 1 Kesepakatan Antar Juri Semua Lagu
Tabel 2 Hasil nilai kesepakatan juri semua lagu
GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK VAGETOZ
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mengambil judul “Analisis Isi Lirik Lagu Melly Guslow Dalam Album Mind & Soul”, 

Dan berdasarkan presentasi yang dihasilkan maka penulis berkesimpulan bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam album kompilasi Restu Cinta-Mu adalah pesan Syariah sebanyak 77,8

Dari hasil penelitian kali ini, ditemukan bahwa pesan dakwah yang terkandung pada lagu Satu dalam album Laskar Cinta karya Ahmad Dhani adalah yang berhubungan

Empat hal utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai makna dari lirik lagu album grup musik Dewa 19, men- genai tampilan visual dan makna simbol dalam sampul album

Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengetahui Analisis Penggunaan Diksi Dan Simile Pada Lirik Lagu Grup Musik Tajul Album Melamar

Ketiga, berkaca pada hasil analisis terhadap lirik lagu grup musik Ecko Show, maka dapat disimpulkan, bahwa makna kono- tatif yang terkandung di dalam lirik-lirik

Adapun objek dalam penelitian ini adalah isi pesan-pesan dakwah yang dilihat dari segi akidah, syariah dan akhlak pada album “Shalawat Cinta” ciptaan Ustaz Jefri Al

Pesan-pesan Dakwah dalam lagu InsyaAllah: Lirik lagu “InsyaAllah” Everytime you feel like you cannot go on : Setiap kali anda merasa putus asa You feel so lost : Anda merasa sangat