Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Achmad Anwar Sjadad 104051001733
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i
Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Musik Vagetoz
Album Kuatkan Aku
Pemanfaatan lirik lagu dalam musik sebagai media dakwah kini bukan hal yang baru, banyak grup musik yang menjadikan sebuah lagu sebagai sarana dakwah. Vagetoz merupakan grup musik asal Sukabumi yang menggunakan musik sebagai media dakwah. Hal ini dapat terlihat pada album kedua Vagetoz yang dirilis pada tahun 2008 yang berjudul Kuatkan Aku. Album ini merupakan curahan hati, doa, dan pengharapan dari seluruh personil Vagetoz kepada pemilik kehidupan dan kematian yaitu Allah SWT. Karena hal inilah peneliti tertarik untuk meneliti pesan dakwah dalam lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz.
Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah pada pesan dakwah apa saja yang ada dalam kedelapan lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz? Dan pesan dakwah apa yang mendominasi dalam album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz?
ii
Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW
sebagai pembawa syariat Islam yang menjadi pedoman umat manusia dalam
mengarungi kehidupan ini sampai hari akhir.
Dalam pengajuan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa
adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
penyampaikna ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Dakmah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Jumroni, M. Si, ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Hj.
Umi Musyarrofah, MA, sebagai ssekertaris jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam bidang akademik.
3. Nasichah, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
pengarahan serta motivasi, dan yang senantiasa sabar dalam membimbing
penulis agar dapat terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
iii
6. Terima kasih kepada mas Soni (Acep Gunawan) selaku gitaris grup musik
Vagetoz dan mas Mi’ing (Wahyu Hidayat) selaku Manager grup musik
Vagetoz atas segala bantuannya dalam memberikan data-data serta informasi
bagi penulis di dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah selalu
memberikan kemudahan dalam membuat karya musik yang baik dan
bermanfaat bagi para pendengar.
7. Para Juri : Ari Siswanto, Adm., Anton Wijaya, ST., dan Muhammad Rusydi,
Spd., yang telah membantu dalam penilaian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Ustad H. Ahmad Royani Yunus, MA., selaku dosen Fakultas Tarbiyah yang
telah memotivasi, dukungan serta memberikan solusi dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Kedua orang tua tercinta, bapa Achmad Baijuri dan mamah Neneng Marwati
yang tak pernah lelah seantiasa ikhlas dan tulus mendoakan, membimbing,
mendidik, serta memberikan dorongan dan semangat baik moril dan materil
dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memuliakan bapa
dan mamah.
10.Kakak-kakakku tersayang, ante Syarifa Allawiyah, SE, dan bunda Ade Nurul
Chuda dan abang-abangku Rocky Marbun, SH, MH, dan Ustad H. Mussadad,
S.Ag. Adikku satu-satunya Meta Camelia serta keponakan-keponakan
iv
Ukasah, Rico, Tazlim, Ade, Deden, Budi, Noviadi, Agus, Irfan, Muin, Abi,
Andi, Fuad, Wahyudin, Farah, Lia, Eka, Achi, Lyna, Ana, Pia, Sofie, Desi,
Fitri, Ratri, Bunga, semoga kesuksesan dan keberkahan selalu mengiringi kita
semua.
12.Teman-teman komunitas Mank Backseat: Ephon, Omen, Didu, Bonny,
Septian, Ade Lutfi, Sanad, Ari, Genie, Maria, Echi, Sintya. Teman-teman
Sa’adatuddarain: Ari, Anton, Latif, Befi, Emi, Ukuy, Mansyur, Ahmad, Doni,
Zaky, Dauz, Indra. Teman-teman hadroh At-Taqwa: Miftah, Zacky, Rusdy,
Idrus, Abid, Ibnu, Gofur, Lutfi, Faris.
13.Teman-teman BII Tendean: Hermawan “NoCall”, Vidi, Danu, April, Icha, Desi. Dan yang terspesial juga teristimewa, Devi
14.Seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi
rasa hormat dan ucapan terimakasih aku kepada mereka semua.
Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar bahwa skripsi
ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.
Amin ya Robbal Alamin.
Jakarta, Nopember 2013
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 7
E. Metodologi Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Analisis Isi ... 15
B. Penegertian dan Aspek Dakwah... 17
C. Kategorisasi Pesan Dakwah ... 24
D. Pengertian Lagu dan Musik ... 40
E. Lagu Sebagai Media Dakwah ... 44
BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK VAGETOZ A. Sejarah Berdiri Grup Musik Vagetoz ... 50
B. Visi Dan Misi ... 53
C. Gambaran Umum Album Kuatkan Aku ... 54
D. Biodata Personil ... 57
E. Album-Album Grup Musik Vagetoz ... 58
BAB IV ANALISIS ISI LIRIK LAGU A. Pesan Dakwah Dalam Album Kuatkan Aku ... 61
B. Pesan Lagu Yang Mendominasi Dalam Album Kuatkan Aku 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75
B. Saran-saran ... 76
1
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya
menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia, sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahtraan umat
manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan
dijadikan pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh
umat manusia.
M. Arifin dalam bukuya Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi,
memberikan pengertian sebagai berikut: “Dakwah adalah sesuatu kegiatan ajakan, baik berbentuk lisan maupun tulisan (tingkah laku) dan sebagainya
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain,
baik secara individu maupun kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu
pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran
agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa unsur-unsur
paksaan.1
Dengan kata lain bahwa dakwah adalah menyampaikan nilai-nilai Islam
kepada orang lain dalam rangka mengadakan suatu perbaikan umat dari
kondisi buruk kepada kondisi yang lebih baik. Dakwah tidak hanya terbatas
1
pada aktivitas lisan semata tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan dan
perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan
ketertarikan pada Islam.
Salah satu di antara unsur penting dalam sistem kebudayaan adalah
kesenian. Melalui kesenian manusia mampu memperoleh saluran untuk
mengekspresikan pengalaman serta ide yang mencerdaskan kehidupan
batinnya. Di antara jenis kesenian yang diciptakan manusia adalah musik,
musik merupakan produk budaya yang tinggi atau merupakan seni yang
indah.2
Pemanfaatan musik sebagai media dakwah sudah dilakukan sejak
zaman dahulu, memanfaatkan musik yang berasal dari Barat yang bertujuan
untuk berdakwah, sehingga dakwah tidak saja dilakukan melalui mimbar
yang dihadiri oleh yang berkerudung atau pun berpeci tetapi yang bertopi atau
gaya preman remaja pun dapat merasakan lantunan sebuah musik yang
syairnya berisi religius, syair-syair yang dibuat oleh pencipta bukan hanya
sekedar kata-kata yang indah tetapi mempunyai makna yang sangat berarti
bila ingin digali lebih dalam mengingat kata-kata dalam sebuah lagu
menyimpan sebuah arti.
Seni adalah keelokan yang menghiasi dunia ini, Islam mengajarkan
bahwa seni merupakan salah satu nikmat-Nya yang harus kita syukuri. Seni
bagi umat Islam bukan merupakan suatu yang baru. Seni merupakan prilaku
2
yang menimbulkan keindahan baik pendengaran maupun penglihatan. Seni
yang mengarah kepada keindahan bagi pendengaran, lebih menitik beratkan
kepada bentuk seni yang bersumber dari bahasa, juga berkaitan dengan
pendengaran lagu atau musik. Seni adalah upaya mengeksplorasi keindahan.
Namun yang paling penting adalah jangan sampai seni untuk mengingkari
Allah SWT. Bahkan kalau bisa dengan seni semakin terasa keagungan,
kebesaran, dan ke-Maha indahan Allah, karena Allah itu maha indah dan
mencintai keindahan. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasullah SAW.
Bersabda:
Salam mengatakan, “Adapun nyanyian yang dapat mengingatkan orang kepada akherat, tidak mengapa bahkan sunnah”.4
Lagu merupakan refleksi dari pelaku seni memberikan peranan penting
dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu lagu merupakan sarana penghibur
yang paling efektif sehingga eksistensinya tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari, hal ini terbukti dengan semakin menjamurnya
3
Yusuf Qardhawi, Nasyid Versus Musik Jahiliah; (Bandung,Mujahid, 2001) cet ke-1 4
grup band (dangdut, pop, rock, jazz, nasyid dsb), serta maraknya acara-acara
bernuansa musik di televisi dan radio.
Musik juga termasuk seni vokal yaitu salah satu cabang seni yang
disampaikan melalui irama, memiliki daya komunikasi massa yang demikian
tinggi dan seringkali digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang
mengandung masalah kehidupan sosial sehari-hari. Seperti diungkapkan oleh
Herbert Spencer yang di kutip oleh Dloyana bahwa musik siap melayani,
terutama kebutuhan yang sifatnya non fisik.
Banyak sekali yang dapat digunakan sebagai media dakwah.
Diantaranya adalah kesenian, karena kesenian mempunyai daya tarik
tersendiri untuk para pendengar dan tidak membosankan para pendengar.
Maka dari itu, musik dapat dimanfaatkan untuk dakwah, sehingga dapat
menarik sasarannya, seperti Vagetoz yang berdakwah melalui musik pop,
semua lirik lagunya pada album Kuatkan Aku berisikan ajakan-ajakan kepada
kebaikan sehingga para pendengar semakin tertarik.
Album Kuatkan Aku Vagetoz adalah merupakan ungkapan curahan
hati, doa dan pengharapan dari seluruh personel Vagetoz kepada pemilik
kehidupan dan kematian yaitu Allah swt. Curahan hati bisa berupa perasaan
menyesal, berdosa, permohonan ampun atau pengharapan dan doa. Semua
tercurah dengan perasaan mendalam dalam lirik lagu di Album Kuatkan Aku.
Dalam sepenggal lirik lagu Kuatkan Aku “Tak sanggup bila di akhir hidupku
Cinta-Mu ya Allah, aku ikhlas dengan apa yang Kau beri, Rinduku Cintamu
ya Allah, aku akan selalu bersabar”. Lagu ini tak ubahnya doa yang dirangkai
dengan indah lewat lirik lagu dan musik.5
Banyaknya minat masyarakat akan seni musik menjadikan musik
sebagai penyampaian pesan dakwah yang cukup efektif, demikian pula yang
dilakukan oleh grup musik Vagetoz dengan album Kuatkan Aku yang
bernuansa Islami sebagai media penyampaian pesan dakwah merupakan suatu
cara atau jalan untuk mengembangkan dakwah Islamiah melalui seni musik
seperti yang dilakukan oleh grup musik Vagetoz.
Berdasarakan uraian diatas, peneliti memandang perlu mengetahui
dakwah melalui musik yang disuarakan oleh grup musik Vagetoz. Hal ini
dikarenakan setiap lagu dalam albu Kuatkan Aku merupakan curahan hati
para personel grup tersebut. Disini Vagetoz mengajak para pendengar
musiknya untuk lebih bisa mencintai Allah, Nabi dan sesama manusia tanpa
ada unsur mengurui di dalam ajakan tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk membahas lebih lanjut hal tersebut, yang dituangkan dalam skripsi
dengan judul; “ Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup
Musik Vagetoz Album Kuatkan Aku”..
5
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pesan dakwah yang
terkandung dalam album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz dan membatasi
delapan lagu dari duabelas lagu, yaitu: Kuatkan Aku, Rinduku CintaMu
(Ikhlas), PadaMu Ya Allah, Taubatku, Hanya Sementara, Sujud Syukur,
Menuju Kemenangan, dan Terima Kasih.
Berdasarkan pada batasan masalah tersebut, maka penulis membuat
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pesan-pesan dakwah apa saja yang ada dalam delapan lirik lagu album
Kuatkan Aku grup band Vagetoz?
2. Pesan apa yang mendominasi dalam delapan lirik lagu album Kuatkan
Aku grup band Vagetoz?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pesan dakwah dalam lagu-lagu pop yang dibawakan
oleh grup musik Vagetoz.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pesan yang bernilai dakwah dan gambaran tentang
pesan dakwah melalui isi teks lirik lagu dari grup musik Vagetoz
b. Untuk mengetahui materi pesan dakwah yang paling dominan dalam
tiap lagu grup musik Vagetoz dalam album Kuatkan Aku.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode dakwah melalui
media musik atau lagu-lagu dalam bentuk pesan dakwah yang terkandung
dalam lirik lagu.
b. Dengan penelitian ini diharapkan bahwa lirik lagu dapat dijadikan sebagai
sebuah media dakwah yang dapat mengemban misi dakwah dengan
terealisasinya peran musik sebagai sarana dakwah.
2. Secara Praktis
Dengan penelitian ini dapat memperbanyak jenis penelitian komunikasi
yang menggunakan media musik yang ada di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi juga dapat memperkaya khazanah ilmiah dalam jurusan
Komunukasi Penyiaran Islam.
E. Metodologi Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis isi
atau content analisis, yaitu suatu teknik penelitan untuk mengetahui isi atau
makna pesan komunikasi yang terdapat dalam lirik lagu.
Tujuan penggunaan metode analisis isi adalah memberikan gambaran
tentang nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam lirik lagu album Kuatkan
Dalam melakukan analisis ini akan menggunakan metode penelitian
scara kuantitatif, penelitian yang bersifat pembahasannya mendalam terhadap
isi suatu pesan. Dan dilakukan dengan cara menghitung, memberikan lirik
lagu dan lembar jawaban kepada masing-masing juri untuk memberikan nilai
atau menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus holsti yang menjadi rumus acuan dalam analisis isi secara kuantitatif.
Setiap juri diminta mempelajari kategori-kategori yang sudah disiapkan, dan
tim juri memberikan nilai dengan cara mendengarkan lagu dan membaca teks
lagu yang telah disediakan.
Dalam setiap lagu, setiap baitnya dijadikan item. Tim juri diminta
menyesuaikan objek penelitian dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu
nilai akidah, akhlak, dan muamalah. Kemudian dihitung sub-sampel dengan
rumus holsti dan hasilnya dapat diketahui kesamaan dan perbedaan antar juri.
Hasil penelitian tim juri dinilai sebagai kesepakatan untuk menentukan
kategori-kategori yang telah disususun. Metode kuantitatif berarti hasil dari
analisis dapat dituangkan dalam bentuk angka, baik dalam tabel atau dalam
bentuk rasio atau presentase dengan mengumpulkan data dari subjek yang
diteliti dengan menghitung dan menjumlah table hasil jawaban juri. Dan
berusaha menguraikan makna isi pesan seruan dakwah dalam lirik lagu grup
1. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah delapan lirik
lagu yang terdapat dalam album Kuatkan Aku grup musik Vagetoz, yaitu
Kuatkan Aku, Rinduku CintaMu (Ikhlas), PadaMu Ya Allah, Taubatku,
Hanya Sementara, Sujud Syukur, Menuju Kemenangan, dan Terima Kasih.
Kemudian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pesan-pesan
dakwah yang terkandung dalam lirik lagu album Kuatkan Aku grup musik
Vagetoz.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi: Dengan cara mencermati, mengamati, membaca lirik lagu
dan mendengarkan lagu Vagetoz satu per satu agar peneliti memahami
lirik lagu dan pesan dakwah yang terkandung dalam album Kuatkan
Aku grup musik Vagetoz.
b. Wawancara: Pengumpulan data dengan menggunakan komunikasi
langsung antara peneliti dengan personil grup musik Vagetoz secara
mendalam atau sebuah dialog untuk memperoleh informasi mengenai
gambaran umum tentang lagu, penciptaan, latar belakang, motif dan
mencari data untuk memperkuat argumentasi. Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara langsung dengan Soni gitaris Vagetoz via
c. Dokumentasi: Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau veriabel yang
berupa foto-foto, teks lagu dari cover kaset, maupun hal-hal yang
berhubungan dengan Vagetoz dari media internet.
3. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari juri akan diamati,
dihitung, dan diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi atau
frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabilitas
setiap juri. Antara juri 1 dan 2, juri 2 dan 3, juri 1 dan 3.
Menampilkan lirik lagu yang mengandung muatan dakwah berdasarkan
kategorisasi secara sistematik, dalam hal ini maka dibuat kategorisasi nilai
Aqidah, Akhlak, dan Muamalah untuk mengamati isi lirik album Kuatkan
Aku. Adapun kategorisasinya:
a. Aqidah adalah meyakini iman kepada Allah, iman kepada Malaikat
Allah, iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, dan
iman kepada Qadha dan Qadar.
b. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat
dinilai baik atau buruk dengan menggunakan hukum ilmu
pengetahuan dan norma agama.
c. Muamalah adalah peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan
ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan
Adapun rumus yang dipakai:
koefisien reliabilitas: 2M N1+N2
Keterangan:
2M = Nomor keputusan yang sama antar juri
N1, N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri
Komposit reliabilitas: N (X antar juri)
1+(N1) (X antar juri)
Keterangan:
N = Jumlah Juri
X = Rata-rata koefisien reliabilitas antara juri6
Sebelum menghitung memakai rumus di atas, terlebih dahulu hasil nilai
dari penghitungan dari ketiga juri di tuangkan ke dalam tabel, perolehan nilai
dari hasil kesepakatan antar juri dari semua lagu dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 1
Kesepakatan Antar Juri Semua Lagu Antar Juri Item Kesepakatan Ketidak
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai dari masing-masing juri, juri 1 dan
juri 2 sepakat 22 dan tidak sepakat 15 dari 37 item, sehingga mendapat hasil
nilai dari sepakat dibagi dengan item jumlahnya 0,60. Sedangkan juri 2 dan 3
sepakat 29 dan tidak sepakat 8 dari 37 item, sehingga menghasilkan nilai
0,78. Juri 1 dan 3 sepakat 30 tidak sepakat 7 dari 37 item dan hasil nilainya
0,81. Hasil dari kesepakatan dikalikan dengan item, jadi nilai rata-rata dari
hasil jawaban semua juri adalah 0,73.
Berikut ringkasan dari tabel hasil nilai kesepakatan juri semua lagu
yang telah dirinci:
Tabel 2
Hasil nilai kesepakatan juri semua lagu Antar juri Nilai
Ke 1 dan 2 0,60
Ke 2 dan 3 0,78
Ke 1 dan 3 0,81
Rata-rata 0,73
Setelah diketahui hasil dari ketiga juri yang telah dirinci dalam tabel di
atas dari keseluruhan lagu dan telah diketahui nilai rata-ratanya, selanjutnya
dihitung dengan menggunakan rumus holsti:
N rata-rata (X) = 2,19 : 3 = 0,73
Dari ketiga juri menyatakan bahwa nilai rata-rata kesepakatannya
adalah 0,73 dan komposit reliabilitas yang telah diketahui nilainya dari hasil
penghitungan menggunakan rumus komposit reliabilitas adalah 0,88. Nilai
tersebut merupakan nilai tertinggi dari kesepakatan ketiga juri.
4. Analisis Data
Menganalisis temuan lirik lagu yang mengandung muatan dakwah
menggunakan metode kuantitatif yang akan disajikan dengan table distribusi
frekuensi dan dinarasikan secara kuantitatif dalam menyebutkan angkanya
dianalisis secara frekuensi dan prosentase dan disesuaikan dengan kategori
nilai aqidah, akhlak, dan muamalah yang terdapat dalam lirik lagunya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Definisi Analisis Isi, Pengertian dan Aspek Dakwah, Kategorisasi
Pesan Dakwah, Pengertian Lagu dan Musik, Lagu sebagai Media
Dakwah
BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK VAGETOZ
Sejarah Berdirinya Grup Musik Vagetoz, Visi Dan Misi, Gambaran
Umum Album Kautkan Aku, Biodata Personil, Album-Album
BAB IV PESAN DAKWAH DALAM ALBUM VAGETOZ KUATKAN AKU
Pesan Dakwah Dalam Album Kuatkan Aku Termasuk Pesan
Aqidah, Pesan Akhlak, Pesan Muamalah, Pesan Lagu Yang
Mendominasi Dalam Album Kuatkan Aku
BAB V PENUTUP
A. Definisi Analisis Isi
Content analysis menurut Bacus adalah analisis ilmiah tentang isi pesan
suatu komonikasi.1 Sedangkan menurut R. Holsti, analisis isi adalah suatu
metode analisis pesan dalam suatu cara sistematis yang menjadi petunjuk
untuk mengamati dan menganalisis pesan-pesan tertentu yang disampaikan
oleh komunikator.2
Dari definisi ini, maka ada dua hal yang penting untuk ditekankan,
pertama yaitu unsur yang dapat ditiru, yang artinya adalah sebuah penelitian
haruslah dapat dilakukan oleh peneliti lain dalam lingkungan yang sama yang
memakai teknik dengan data yang sama pula. Kedua, unsur konteks sebuah
penelitian dengan menggunakan metode analisis isi haruslah memperhatikan
unsur konteks dari data yang di analisis. Maksudnya adalah data yang di
dapat tidak bisa dipisahkan begitu saja dari konteksnya.
Dijelaskan bahwa batasan-batasan tentang analsis isi dengan
mengemukakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif yang di
dalamnya adalah mengemukakan ketepatan dalam mengidentifikasian isi dari
1
Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI IV”, (Yogyakarta, Rake Sarasin, 2000), h. 68
2 R. Holsti.et.al, “Content Analysis, Dalam Hand Book Of Social Psykologi”, (edited by Garner Lindzey & Elliot Aronson, Cambrige, Massachussets).
pesan dakwah yang muncul, seperti perhitungan dan penyebutan yang
berulang-ulang dari kata tertentu.
Sedangkan pendekatan kualitatif adalah dengan menggunakan
seperangkat tema dengan suatu bentuk pedoman dalam membahas seluruh isi
pesan dengan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut kemudian
dikembangkan oleh suatu sumber media dengan meneliti masalah yang ada
didalamnya yang tidak mencakup jumlah. George dan juga Kraucer
menyatakan, bahwa Content Analysis Kualitatif lebih mampu menyajikan
nuansa dan lebih mampu melukiskan prediksi lebih baik.3
Holsti mengetengahkan lima ciri content analysis, yaitu:
1. Teks perlu diproses dengan aturan dan prosedur yang telah
dirancang.
2. Teks diproses secara sistematis; mana yang termasuk dalam suatu
kategori, mana yang tidak termasuk ditetapkan berdasarkan aturan
yang sudah ditetapkan.
3. Proses menganalisis data haruslah mengarah ke pemberian
sumbangan pada teori; ada relevasi teoritiknya.
4. Proses analisis tersebut mendasarkan pada deskripsi yang
dimanifestasikan.
3
5. Bagaimana content analysis haruslah menggunakan teknik-teknik
kuantitatif.4
B. Pengertian dan Aspek Dakwah 1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologi atau asal kata (bahasa), kata dakwah berasal
dari bahasa Arab yaitu: da’a, yad’u, da’watan yang artinya memanggil,
mengajak atau seruan. Dan yang kedua yaitu: da’a, yad’u, da’an yang artinya
memanggil, mendo’a dan memohon.5
Pengertian dakwah secara etimologi dapat juga dilihat dari kata dalam
Al-Qur’an yang memiliki banyak arti, antara lain:
a. Mengajak dan menjelaskan, yang terdapat dalam QS. Yusuf (12 : 108)
Artinya: “Katakanlah: Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik."
b. Berdo’a dan berharap, yang terdapat dalam QS. Al-A’raf (7 : 55)
4
Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI IV”, (Yogyakarta, Rake Sarasin, 2000), h. 71
5
Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.
c. Mengajak dan mengundang, yang terdapat dalam QS. Yusuf (12 : 33)
Artinya: “Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau
hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung
untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk
orang-orang yang bodoh.”
d. Seruan, yang terdapat dalam QS. Al-Mukmin (23 : 41)
Artinya: “Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur
dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir
maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang lalim itu.”
Sedangkan dakwah menurut terminology (istilah) mengandung
beberapa arti yang beraneka ragam. Hal ini tergantung dari sudut mana para
ahli ilmu dakwah memberikan pengertian atau mendefinisikan dakwah itu
sendiri, sehingga antara definisi satu dengan yang lainnya terdapat kesamaan
dan perbedaan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini penulis menyajikan
a. Ibnu Taimiyah : “Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk beriman
kepada Allah dan kepada apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang
mencakup keyakinan kepada rukun iman dan rukun Islam.”
b. Sayyid Qutub : “Dakwah harus meliputi empat bentuk, yaitu mengajak
manusia kepada Aqidah yang dapat menghidupkan hati dan akal;
mengajak kepada syariat yang dapat menghidupkan pribadi dan
masyarakat; mengajak kepada kekuatan, kehormatan, dan kepastian dalam
beragama dan bernegara; mengajak kepada jihad untuk menegakkan
kalimat Allah.”
c. Toha Yahya Umar : “Dakwah sebagai upaya mengajak manusia dengan
cara bijaksana kepada jalan yang benar-benar sesuai dengan perintah
Allah, untuk kemaslahatan dan kebaikan mereka di dunia dan di akhirat.”6
d. M. Quraish Shihab : “Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada
keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.”7
e. Wardi Bachtiar : “Dakwah adalah suatu proses upaya mengubah sesuatu
situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau suatu
proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu Al-Islam.”8
f. M. Idris A. Shomad : “Dakwah Islam ialah menyampaikan Islam kepada
umat manusia seluruhnya dan mengajak mereka untuk komitmen dengan
6
Zakaria, “Konsepsi Dakwah Dalam Dialog Antar Umat Beragama”, (Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi, ISSN 1411-2779 Vol IX No. 1, Juni 2007), h. 18
7 Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat”, (Bandung: Mizan, 1996), h. 194
8
Islam pada setiap kondisi dimana serta kapan saja, dengan metodologi dan
sarana tertentu, untuk tujuan tertentu.”9
g. Tim Penyusun Ensiklopedi Islam : “ Dakwah adalah setiap kegiatan yang
bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah sesuai dengan garis akidah, syariat dah akhlak Islamiyah.”10
Dari keanekaragaman definisi dakwah tersebut di atas meskipun
terdapat kesamaan ataupun perbedaan namun bila dikaji dan disimpulkan
akan mencerminkan hal-hal sebagai berikut :
1) Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan
sadar dan terencana.
2) Usaha yang dilakukan untuk mengajak umat manusia kejalan Allah,
memperbaiki situasi menjadi lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan
pengembangan).
3) Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu
hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat.
Dan bila dikerucutkan dalam satu kalimat bahwa dakwah adalah usaha
yang dilakukan seseorang untuk mengajak manusia kejalan menuju ridho
Allah SAW, yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang kurang baik
menjadi lebih baik dan usaha tersebut untuk mengajak manusia menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
9 M. Idris A. Shomad, “Diktat Ilmu Dakwah; Fakultas Dakwah dan Komunikasi”, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h. 3
2. Aspek Dakwah
Aspek dakwah adalah segi atau pandangan dakwah, yaitu meliputi :
a. Sasaran Dakwah
Menurut M. Bahri Ghazali ssaran dakwah itu terdiri dari :
1) Sasaran dakwah yang menyangkut golongan, dilihat dari segi struktur
kelembagaan yaitu berupa masyarakat dari segi golongan pemerintah dan
keluarga.
2) Sasaran dakwah yang berupa kelompok masyarakat, dilihat dari segi social
cultural yaitu berupa golongan priyayi, abangan, dan santri, ini terjadi
pada masyarakat jawa.
3) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi usia, yaitu golongan anak-anak,
remaja dan dewasa.
4) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi profesi, yaitu golongan petani,
pedagang, guru, seniman, pegawai negeri dan lain-lain.
5) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi tingkat kehidupan sosial, yaitu
golongan menengah atas dan golongan menengah bawah.
6) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi jenis kelamin, yaitu yang berjenis
kelamin laki-laki dan wanita.
7) Sasaran dakwah yang dilihat dari segi kekhususan, yaitu golongan tuna
susila, tuna wisma dan narapidana.11
a. Metode Dakwah
Metode berasal dari bahasa Yunani Methodos, yang berarti cara atau
jalan. Dalam bahasa Arab disebut Uslub (Asalib) atau Thariqoh (Thuruq)
yang berarti jalan atau cara. Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu
yang akan dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Metode juga dapat diartikan sebagai prosedur utama yang disusun
secara sistematis atau suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai
atau menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem dan tata fikir manusia.
Dengan demikian, metode adalah suatu disiplin yang diciptakan manusia
untuk mencapai sasaran dakwah.
Ada macam-macam metode dakwah, antara lain:
1) Metode dari segi cara :
a) Metode dakwah tradisional, seperti sistem ceramah umum.
b) Metode dakwah modern, seperti diskusi, seminar dan sejenisnya yang
didalamnya terjadi komunikasi dua arah (two ways communication) dan
yang penting dalam metode ini terjadi proses tanya jawab antar peserta
dan komunikator.
2) Metode dari segi jumlah audiens :
a) Dakwah Perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan oleh orang seorang
dakwah ini lebih efektif jika dilakukan terhadap orang yang mempunayi
pengaruh terhadap suatu lingkungan.
b) Dakwah Kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok
tertentu yang sudah ditentukan sebelumya, misalnya kelompok ibu-ibu,
remaja, anak-anak, dan lain sebagainya.
Adapun Al-Qur’an sebagai sumber utama rujukan dakwah, banyak
menggunakan metode dakwah yang menjadi pedoman para pendakwah,
seperti dalam QS. An-Nahl (16 : 125)
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhan mu Dia-lah yang lebih mengetahui siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
c. Materi Dakwah
Menurut Quraisy Shihab materi dakwah adalah Al-Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber utama yang meliputi
aqidah, syariah dan akhlak. Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada
pokok tujuan diturunkannya Al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk aqidah dan
kepercayaan yang harus dianut oleh manusia. Serta petunjuk mengenai akhlak
C. Kategorisasi Pesan Dakwah
Kata kategorisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti
penyusunan berdasarkan kategori,12 sedangkan kata pesan berarti amanat
yang disampaikan lewat orang lain. Jadi kategorisasi pesan dakwah adalah
susunan amanat-amanat yang ingin disampaikan berdasarkan kategorisasinya
atau berdasarkan susunannya yang dapat mempermudah mad’u dalam
menerima pesan dakwah. Adapun mengenai kategorisasi pesan dakwah, para
pakar ilmuan dakwah banyak yang berbeda pendapat diantaranya:
1. Menurut Wardi Bachtiar, dalam bukunya Metodologi Penelitian Ilmu
Dakwah, kategorisasi pesan dakwah meliputi akidah, akhlak, dan
syariah.13
2. Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi Dakwah
Islam, secara global kategorisasi pesan dakwah itu dapat diklasifikasikan
menjadi tiga hal yaitu: masalah akidah, masalah syariah, dan masalah budi
pekerti (akhlaqul karimah).14
3. Menurut M. Munir dan Wahyu Ilaihi, dalam bukunya Manajemen
Dakwah, kategorisasi pesan dakwah terdiri dari empat macam diantaranya:
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 516
13
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 33-34 14
masalah akidah, masalah syariah, masalah muamalah, dan masalah
akhlak.15
Dari sekian banyak perbedaan dan persamaan mengenai kategorisasi
pesan dakwah seperti yang sudah disebutkan diatas, menjadikan kemudahan
bagi penulis untuk merumuskan pesan dakwah mengenai lagu religi Kuatkan
Aku. Oleh karena itu penulis merumuskan penelitian mengenai lagu religi
Kuatkan Aku dengan memakai tiga kategorisasi pesan dakwah diantaranya:
akidah, akhlak, dan muamalah yang menurut penulis ketiga kategori tersebut
lebih banyak terdapat dalam lagu Kuatkan Aku. Adapun untuk keterangan
ketiga kategori tersebut bisa dilihat di bawah ini:
1. Pesan Akidah
a. Menurut Bahasa
Akidah menurut bahasa berasal dari aqoda-ya’qidu-aqdan atau
aqidatan yang artinya mengikatkan. Bentuk jamak dari akidah adalah aqaid
yang berarti simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu muncul pula kata i’tiqad
yang berarti tashdiq atau kepercayaan.16
b. Menurut Istilah
Secara istilah banyak sekali para ulama yang mendefinisikan pengertian
akidah diantaranya:
1) Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, dalam bukunya Akidah
Seorang Mukmin. Akidah adalah ketentuan atau ketetapan Allah yang
15
M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 24-28
fitrah selalu bersandar kepada kebenaran (haq), sah selamanya (tidak
pernah berubah), dan tidak terikat kedalam hati manusia.17
2) Menurut Hasan Al-Bana, seperti yang diutip oleh Yunahar Ilyas, dalam
bukunya Kuliah Akidah Islam, kata akidah berasal dari kata aqa’id (bentuk
jamak dari akidah), adalah perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh
hati (Mu) mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.18
3) Menurut Habib Muhammad bun Aburrahman Al-Athas, dalam bukunya
Ajaran Islam antara tanggung jawab akidah dengan hak kewajiban
syariah dalam kajian filsafat muamalah, menerangkan akidah adalah:
ikatan, sebuah konsep “akar” yang harus tertanam diqolbu manusia secara
kuat dan kokoh, sehingga tidak dapat digoyahkan oleh analisir-analisir
yang dapat meruntuhkan qolbu manusia.19
Dari beberapa pengertian akidah di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa akidah adalah ketentuan atau ketetapan Allah yang fitrah
dan wajib diyakini kebenarannya oleh hati sehingga tidak dapat digoyahkan
oleh keragu-raguan yang dapat meruntuhkan qolbu manusia.
Akidah atau keyakinan merupakan landasan pokok bagi orang yang
beragama. Dengan keyakinan yang kuat orang akan bisa mematuhi perintah
dan meninggalkan larangan Allah SWT.20 Akidah dalam Islam adalah bersifat
i’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya
dengan rukun iman. Masalah akidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh
Rosulullah saw dalah sabdanya sebagai berikut:
Artinya: “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat Nya,
kitab-kitab Nya, rosul-rosul Nya, hari akhir dan percaya kepada
adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk.” (Hadits
riwayat Imam Muslim)21
Dibidang akidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada
masalah-masalah yang wajib diimani saja, akan tetapi materi dakwah meliputi juga
masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik
(menyekutukn adanya Tuhan), ingkar dengan adanya tuhan dan lain-lain.
Agama Islam mengajarkan bahwa iman kepada Allah harus bersih dan
semurni mungkin, serta menutup celah-celah yang dikhawatirkan masuknya
syirik, kemudian mengancam bahwa syirikitu dosa besar dan tidak dapat
diampuni oleh Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa (4 : 48)
20
Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, h. 29 21
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah,
maka sesengguhnya ia telah berbuat dosa yang besar.”
Dari pengertian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa akidah
merupakan landasan berfikir dan berprilaku bagi seorang muslim. Baik atau
buruknya perilaku tergantung kepada iman yang dimilikinya. Kemudian iman
yang ada dalam diri seseorang akan mengalami pasang dan surut sesuai
dengan kondisi dan situasi yang dialami oleh seseorang. Oleh karena itu, agar
iman tidak mengalami kemerosotan maka perlu maka perlu dipelihara dari
kemusyrikan seperti syirik kecil, syirik besar, baik syirik secara
terang-terangan maupun syirik secara terselubung, jadi individu itu harus menghiasi
diri dengan keimanan yang kuat dan dinamis yang selalu mendorong untuk
beramal, bersabar, berjihad, dan bertahan dijalan Allah.
Akidah merupakan fondasi bagi setiap muslim, akidah inilah yang
menjadi dasar, yang memberikan arah bagi kehidupan manusia, akidah ini
merupakan tema bagi dakwah nabi Muhammad saw, ketika beliau pertama
kali melakukan dakwah di Mekah. Akidah ini juga merupakan tema dakwah
bagi para Rasul yang diutus sebelumnya, akidah ini merupakan keimanan
kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang diwahyukan kepada para rasul,
yang berkaitan dengan pokok keimanan.22 Iman sebagai landasan yang kokoh
bagi pembentukan jati diri seorang muslim. Jadi akidah tauhid hendaknya
harus selalu bersih dan jernih serta tidak terkotori oleh noda apapun dari
prinsip-prinsip atau ideologi-ideologi materialisme. Iman hanya kepada
Allah, loyalitas hanya untuk Allah dan keikhlasan juga hanya untuk Allah,
kepada para malaikat-malaikat, rosul-rosul, kitab-kitab, hari akhir dan takdir
yang baiki maupun yang buruk.23
c. Fungsi dan Peranan Akidah
Akidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi
seorang muslim akan memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar dalam
hidupnya, antara lain:
1) Menopang seluruh prilaku , membentuk, memberi corak dan warna
kehidupan dalam hubungannya dengan mahluk lain dan hubungannya
dengan Tuhan.
2) Akidah/keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam
4) Dengan iman seseorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya
dalam pengawasan Allah semata.
5) Akidah sebagai filter, penyaring budaya-budya non Islami.24
d. Klasifikasi Akidah
Menurut Yunahir Ilyas, dalam bukunya Kuliah Akidah Islam, akidah
dapat diklasifikasikan menjadi empat macam diantaranya:
1) Ilahiyat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Ilahi seperti: wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, dan
lain-lain.
2) Nurbuat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan nabi dan rosul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah,
mukjizat, keramat dan lain-lain.
3) Ruhaniat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang berhbungan
dengan alam metafisik, seperti: malaikat, jin, iblis, syaitan, roh, dan
lain-lain.
4) Sam’iyyat, yaitu: pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat sam’i ( dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunah) seperti
alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan
lain-lain.
24
Disamping sistematis di atas, pembahasan akidah bisa juga mengikuti
sistematika arkanul iman yaitu:
1) Iman kepada Allah SWT.
2) Iman kepada Malaikat.
3) Iman kepada Kitab-kitab Allah.
4) Iman kepada Nabi dan Rasul.
5) Iman kepada hari akhir.
6) Iman kepada takdir Allah.25
2. Pesan Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan
terminologik (peristilahan).
a. Menurut Bahasa
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim
masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu, if’alan, yang berarti
al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat
(kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din
(agama).26 Dalam bahasa Yunani akhlak sering disebut Ethick asal kata dari
ethiko dan dalam bahasa Latin disebut dengan istilah moral, yang berasal dari
25
Yunahir Ilyas, Kuliah Akidah Islam, h. 5-6 26
kata mores. Kata-kata tersebut mempunyai arti tabiat, budi pekerti, atau adat
istiadat.27
b. Menurut Istilah
Pengertian akhlak dari segi istilah diungkapkan oleh para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda, diantaranya:
1) Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum Ad-Din, seperti yang
dikutip oleh Mahyuddin, dalam bukunya Kuliah Akhlak Tasawuf, akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui
maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut
melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan
norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tapi manakala ia melahirkan
tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.28
2) Menurut Ibnu Miskawaih dalam kitabnya Tahzib Al-Akhlak, seperti yang
dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya Akhlak Tasawuf mengatakan,
akhlak keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan
perbuatan tanpa melaui pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan.29
3) Menurut Farid Ma’ruf dalam bukunya Akhlak dalam perkembangan
Muhamadiah, akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
27
Poerdjawijatna, Etika Filsafat Tingkah Laku, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), h. 1 28
Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulya, 1999), h. 4 29
perbuatan-perbuatan dengan mudah karena sudah menjadi kebiasaan,
tanpa menimbulkan pertimbangan terlebih dahulu.30
Dari definisi-definisi yang sudah disebutkan diatas mengenai pengertian
akhlak, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa akhlak adalah suatu sifat
yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan
yang gampang tanpa melaui pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan dan
perbuatannya itu dapat melahirkan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.
c. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak
Dari definisi-definisi di atas mengenai pengertian akhlak tersebut secara
istilah tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri
yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran.
3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan dan tekanan dari luar.
4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
30Farid Ma’ruf,
5) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas
semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin
mendapatkan pujian.31
d. Klasifikasi Akhlak
Menurut Abuddin Nata dalam bukunya Akhlak Tasawuf, akhlak itu
terbagi dalam tiga bagian, diantaranya: akhlak kepada Allah, akhlak kepada
manusia, akhlak kepada hewan dan tum-tumbuhan.32
1) Akhlak kepada Allah
Menurut Drs. Mahyuddin, dalam bukunya Kuliah Akhlak Tasawuf,
akhlak kepada Allah itu meliputi antara lain:
a) Bertaubat, yaitu sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah
dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan
baik.
b) Bersabar, yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada
kesulitan yang dihadapinya, tetapi tidak berrti sabar itu menyerah tanpa
upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi.
c) Bersyukur, yaitu suatu sikap yang ingin memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah.
d) Bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah
berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan nya.
31
Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, h. 5-7 32
e) Ikhlas, yaitu sikap menjauhkan diri dari riya, ketika mengerjakan amal
baik.
f) Raja, yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang disenangi
dari Allah. Setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
sesuatu yang diharapkan.
g) Bersikap takut, yaitu suatu sikap yang sedang menunggu sesuatu yang
tidak disenangi dari Allah.33
2) Akhlak kepada sesama manusia
Sedangkan akhlak kepada sesama manusia berkaitan dengan perlakuan
seseorang terhadap sesama manusia. Tidak melakukan hal-hal negatif, seperti
membunuh, menyakiti badan atau mengambil harta yang bukan miliknya
tanpa alasan benar, kemudian jika bertemu mengucapkan salam, dan ucapan
yang baik, tidak berprasangka buruk, saling memaafkan, mendo’akan, saling
membantu, dan lain-lain.34
3) Akhlak kepada lingkungan
Akhlak terhadap lingkungan meliputi akhlak terhadap hewan,
tumbuh-tumbuhan atau benda-benda tak bernyawa lainnya. Hal ini dapat dicontohkan
misalnya, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,
memetik bunga sebelum mekar, menebang pohon yang menimbulkan
33
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 9-15 34
kemudaratan dan lain sebagainya. Akhlak yang dikehendaki oleh Islam
adalah menjaga kelestarian dan keselarasan dengan alam.35
Dari definisi di atas jika disimpulkan, bahwa akhlak adalah segala
perbuatan manusia yang timbul karena dorongan jiwa yang kuat untuk
melakukan perbuatan. Perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan. Karena sudah terbiasa maka tidak diperlukan
pemikiran, pertimbangan atau renungan lagi pada saat seseorang sedang
melakukannya.
Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (seperti materi dakwah)
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keIslaman
seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti
masalah akhlak kurang penting dibanding dengna masalah keimanan dan
keIslaman, sebab Rasul sendiri pernah bersabda yang artinya: “Aku
(Muhammad) diutud oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak”.36
35
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 151 36
3. Pesan Muamalah
a. Menurut Bahasa
Menurut bahasa muamalah berasal dari kata
amala-yuamilu-muamalatan yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling
mengalahkan.37
b. Menurut Istilah
Untuk menjelaskan pengertian muamalah dari segi istilah banyak sekali
pakar yang mendefinisikannya, diantaranya:
1) Menurut H. Masjfuk Zuhdi, dalam bukunya Studi Islam, Jilid III:
Muamalah, muamalah adalah segala aturan agama yang mengatur
hubungan antara sesama manusia, baik seagama maupun tidak seagama,
antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam
sekitarnya/alam semesta.38
2) Menurut H. Hendi Suhendi, muamalah adalah segala peraturan yang
diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia
dalam hidup dan kehidupan.39
3) Menurut Hudhari Beik, muamalah adalah semua akad yang
membolehkan manusia untu saling menukar manfaat.40
37
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 1 38
H. Masjfuk Zuhdi, STUDI ISLAM Jilid III: Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h. 2
39Rachmat Syafi’i,
Fiqih Muamalah untuk IAIN, STAIN, PTAIS dan umum, (Bandung: PT. Pustaka Setia, 2001), h. 15
40
4) Menurut Idris Ahmad, muamalah adalah aturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya, untuk mendapatkan
alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik.41
Dari beberapa pengertian di atas tentang muamalah menurut istilah
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa muamalah adalah aturan-aturan Allah
SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalah urusan
keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan keduniaan dan sosial
kemasyarakatan, dalam artian dimana pun manusia berada dia harus
senantiasa mengikuti aturan yang telah ditetpkan Allah, karena dalam Islam
tidak ada pembeda antara amalan dunia dengan amalan akherat, sebab sekecil
apapun amalan manusia didunia harus didasarkan pada ketetapan Allah.
Dan bisa diartikan bahwa muamalah berarti ketetapan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya
(alam sekitar). Kaitannya dengan hubungan antara sesama manusia maka
dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah
ekonomi, politik, sosial, budaya, cinta, hukum, dan lain-lain.
c. Klasifikasi Muamalah
Menurut H. Masjfuk Zuhdi dalam bukunya Studi Islam, Jilid III:
Muamalah, bahwa muamalah dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,
diantaranya:
41Rachmat Syafi’i,
1) Aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik
yang seagama maupun yang tidak seagama, dapat kita temukan dalam
hukum perkawinan, perwalian, perdagangan dan lain-lain.
2) Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan
kehidupannya, dapat kita temukan antara lain dengan hukum Islam
tentang makanan, minuman, pakaian, mata pencarian (rezeki) yang
diharamkan dan dihalalkan.
3) Aturan agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam
sekitarnya/alam semesta, dapat kita jumpai antara lain:
a) Perintah kepada manusia agar mengadakan penelitian dan pemikiran
tentang keadaan alam semesta
b) Seruan agar manusia memanfaatkan kekayaan alam semesta untuk
kesejahteraan hidupnya dah boleh menikmatinya, tetapi tidak boleh
berlebih-lebihan
c) Larangan mengganggu, merusak dan membinasakan alam sekitar
(hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain)42
d. Prinsip-Prinsip Dasar Muamalah
1) Seluruh tindak muamalah dilakukan atas dasar nilai-nilai ketuhanan
2) Muamalah harus didasarkan pada pertimbangan moral yang luhur
3) Prinsip dasar dalam hukum muamalah adalah diperbolehkan
42
4) Aturan hukum dalam muamalah bertujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia
5) Obyek muamalah harus halal.43
D. Pengertian Lagu dan Musik 1. Pengertian Lirik Lagu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lirik berarti karya sastra
(puisi) yang berisi curahan perasan pribadi atau juga sebuah susunan kata
sebuah nyanyian.
Lirik lagu merupakan kumpulan kata-kata yang disusun oleh pencipta
lagu. Penciptaan sebuah lirik lagu merupakan curahan pengarang lagu yang
berasal dari pemikiran, perenungan atau pembelajaran, baik yang dilihat atau
disarankan sehingga dituangkan dalam sebuah kata yang diiringi oleh alat
musik atau tanpa alat musik. Lirik merupakan ikon dari sebuah lagu, tanpa
lirik tak berarti sebuah lagu.
Dari pengertian di atas, lirik lagu berarti karya sastra yang berisi
curahan pribadi yang diungkapkan dengan suara yang berirama, atau juga
susunan kata sebuah nyanyian. Lirik lagu merupakan kata-kata yang diiringi
alat musik (instrumental). Sedangkan musik adalah bidang seni yang
berhubungan deng alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik
itu. Bidang musik membahas cara menggunakan instrumen musik,
43
masing alat musik mempunyai nada tertentu. Disamping itu, seni musik
membahas cara membuat not, bermacam aliran musik misalnya musik vocal
atau musik instrumental.44
Hakekat lagu itu sndiri menurut A-Qamus dalam Syahnya, Al-Ghina
sebagaimana lafadz kasaa berarti suara yang dilantunkan. Dalam As-Shiddiq,
Al-Ghina berarti sesuatu yang dilantunkan.
Abu Sulaiman Al-Khaby mengatakan bahwa setiap yang menimbulkan
suara secara berkesinambungan dengan sesuatu dan menyusun temponya
secara teratur, maka itulah yang disebut lagu menurut orng Arab. Kebanyakan
bentuk dari pemisalan/sajak dari sebuah lirik dan nadzam.45
Efektifitas sebuah lirik lagu sebagai media dakwah adalah terobosan
yang sangat tepat pada saat ini, karena sudah naluri manusia menyukai
hal-hal yang bersifat keindahan atau kesenangan dan dengan lirik itu masuk
dalam relung hati nurani teramat dalam atau psikologis, sehingga dapat
menimbulkan suatu tindakan umat, baik itu tindkan berfikir maupun tindakan
sikap.
44
Ahmad Musabikh, Analisis Isi Grup Nasyid Izzatul Islam Dalam Dakwah dan Jihad, Skripsi S1 Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 15
45
2. Pengertian Musik
Musik menurut Teguh Warlito adalah ilmu seni menyusun nada atau
suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan
komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Musik juga
merupakan nada atau suara yang tersusun sedemikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan.
Musik merupakan alat komunikasi yang cukup efektif melalui seluruh
aspek yang terdapat di dalam musik. Musik juga dapat mempengaruhi orang
yang menikmatinya. Musik adalah eksprsi jiwa manusia tentang keindahan
nada dan irama. Keindahan musik akan lebih terasa jika lirik dan syairnya
dapat menyentuh jiwa. Oleh karena itu, menjadi hal yang wajar jika manusia
menyukai musik sebagai keindahan.
Musik juga merupakan satu sarana bagi dakwah, musik yang membawa
irama Islam adalah dakwah yang berarti, apalagi yang merawat dan
mengobatinya jiwa manusia. Musik sangat menarik perhatian manusia, maka
yang diinginkan ialah cara yang berguna dan memperbaiki manusia itu
sebagai obat yang menentramkan jiwa.
Musik yang dijadikan sebagai salah satu media yang dapat
dipergunakan untuk mencapai dakwah Islam sangat signifikan bagi kalangan
aktivitas dakwah. Dakwah yang dikemas melalui musik memiliki pesan moral
yang terasa lembut, menyentuh, romantis, persuasif dan masuki ke dalam hati
modern mempunyai peranan menyampaikan dakwah dan pesan-pesan moral
seperti terlihat dalam syair fuqoha, ahli sastra arab, para shufi, pujangga
dalam berbagai bahasa Arab, Urdu, Melayu, Jawa, dan Sunda.
3. Sejarah dan Perkembangan Musik
Setelah masuknya pengaruh Islam, selain berdagang dan
menyebarkan agama Islam, para pedagang Arab juga memperkenalkan
musik tradisonal mereka. Alat musik mereka berupa gambus dan rebana.
Dari proses itulah muncul orkes-orkes gambus di Indonesia hingga saat
ini.
Ketika masa kolonialisme, masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga
membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik di Indonesia. Para
pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka,
misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun
membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa-masa
perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu, para musisi Indonesia
menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik Barat dan musik
Indonesia. Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.
Masa kini, seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,
masuk pula berbagai jenis musik Barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan
R&B. Demikian pula dengan musik-musik negeri India yang banyak dibawa
melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini terjadi perpaduan antara musik
melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula
musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B.
Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kederahan Indonesia
dengan unsur musik Barat, terutama alat-alat musiknya. Jenis musik ini sering
disebut dengan musik etnis.46
E. Lagu Sebagai Media Dakwah
Pada zaman sekarang dakwah tidak hanya disuarakan melaui ceramah
tapi bisa juga melalui senandung lagu. Bahkan, melalui lagu Islami,
penyampaian nilai-nilai Islam bisa menyentuh dan bergandengan dengan para
penggemar musik.
Pada zaman dahulu, pada permulaan masuknya Islam ke Indonesia,
para da’i dari kalangan Walisongo menjadikan musik sebagai media dakwah.
Dan ternyata efektif. Penyampaian dakwah tidak akan sampai kepada
sasarannya apabila tidak membaur dan mengakomodasi dengan perilaku,
kebudayaan, dan keadaan masyarakat. Singkatnya, apa yang selalu mereka
kerjakan dan mereka sukai, disanalah kita bisa menjadikannya media untuk
berdakwah.47
46
http://www.docstoc.com/docs/28535421/PERKEMBANGAN-MUSIK-DI-INDONESIA-SEPERTI-MUSIK-TRADISIONAL
47
Dengan cara di atas, mereka akan langsung menerima pesan-pesan yang
disampaikan tanpa mencegah apa yang mereka sukai. Justru dengan cara
seperti ini, mereka akan terasa lebih menikmati, ketimbang terpaksa.
Kita ambil satu contoh bahwa kebanyakan orang-orang yang mau
mendengarkan ceramah dan ajaran Islam, misalnya di masjid, majlis taklim,
atau acara-acara khusus, adalah orang-orang yang memang sudah memiliki
kecenderungan kuat terhadap nilai-nilai agama. Sedangkan sebaliknya,
orang-prang yang memiliki kecenderungan lemah atau bahkan tidak memiliki
simpati sama sekali terhadap nilai-nilai agama, mereka tidak mendatangi
tempat-tempat tersebut. Akibatnya, nilai-nilai agama tidak akan pernah
sampai terdengar sama sekali oleh mereka.
Hal semacam ini bisa dilakukan diantaranya melalui lagu religi.
Keuntungannya, pesan-pesan Islam akan sampai kepada mereka, tanpa
mengganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan dari hal-hal buruk ke
hal yang positif, yakni dari lagu-lagu yang berbau kekerasan, fantasi, dan
bahkan seksualitas teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi.
Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah
ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang, tempat, kesenian, orang,
musik, dan sebagainya.
Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu
dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya
tujuan dakwah. Artinya proses dakwah tanpa adanya media tisak akan
tercapai dengan maksimal.48
Apabila media dakwah dilihat dari instrumennya, maka dapat dilihat
dari empat sifat. Menurut Drs. Slamet Muhaimin Abda yaitu yang bersifat
visual, audiotif, audio visual, dan cetak.
1) Media visual yaitu alat yang dapat dioperasikan untuk kepentingan
dakwah dengan melalui indera penglihatan seperti film, slide,
transparansi, overhead proyektor, gambar, foto, dan lain-lain.
2) Media auditif yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana
penunjang dakwah yang dapat ditangkap melalui indera pendenganran,
seperti radio, tape recorder, telepon, telegram, lagu dan sebagainnya.
3) Media audio visul yaitu alat-alat dakwah yang dapat didengar juga
sekaligus dapat dilihat, seperti movie film, televisi, video, dan
sebagainya.
4) Media cetak yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai
pelangkap informasi tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah, buletin,
booklet, leaflet, dan sebagainnnya.49
48
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 18 49
1. Album Religi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, album berarti kumpulan
lagu-lagu dalam rekaman kaset terbarunnya, yang sudah muncul tahun ini yang
berisi lagu-lagu ciptaannya sendiri.
Sedangkan religi berasal dari kata religie (bahasa Belanda) atau religion
(bahasa Inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh
orang-orang Barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai
pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci,
menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang
dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya
dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan
yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.50
Jadi album religi adalah kumpulan lagu-lagu dalam rekaman kaset yang
berisi tentang keyakinan akan adanya kekuatan gaib dan norma-norma agama
yang didalamnya mengandung nilai-nilai dakwah. Berdakwah pada zaman
sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh dimasjid, tetapi bisa
dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat. Banyak media yang bisa
digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah salah satunya adalah
dengan mempergunakan lagu sebagai media dakwah. Berdakwah denagan
mempergunakan lagu merupakan terobosan yang sangat tepat pada zaman
sekarang dimana tanpa disadari seorang mad’u yang sedang mendengarkan
50