• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND UNGU ALBUM “MAHA BESAR” TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND UNGU ALBUM “MAHA BESAR” TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH

DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND UNGU

ALBUM “MAHA BESAR”

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial

Oleh :

MUHAMMAD NAUFAL ARRAZZAQU NIM :11713005

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO:

ِالله ِمْسِب

ِمي ِحَّرلا ِنْحَّْرلا

Artinya :

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang

“Ma

ndiri dalam bekerja, merdeka dalam berkarya

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Penelitian ini merupakan salah satu nafas perjuangan yang tidak akan terhembus, tanpa adanya semangat dukungan dari berbagai pihak. Penelitian ini

penulis persembahkan kepada:

Orang tua penulis, tentunya tanpa kurasan keringat, perjuangan yang tak ada habisnya.

Skripsi ini aku persembahkan kepada teman teman saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, dengan perhatianmu lah skripsi ini dapat terselesaikan.

Bangsaku tercinta Indonesia, di tanah kebanggaan inilah tempat kami menimba ilmu.

IAIN Salatiga, teruntuk Fakultas Dakwah, keluarga yang memberikan semangat kian hari untuk terus memandang masa depan. Mengajarkan menjadi

pribadi yang bertanggungjawab, berbudi, dan berakhlaq.

(8)

viii

Atas doa dan support yang telah diberikan

ABSTRAK

Arrazzaqu, Muhammad, Naufal, 2017. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Band Ungu Album “Maha Besar” Tahun 2017. Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Progam Studi Dakwah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I.,M.Pd. Kata kunci : Analisis, isi pesan dakwah, album “Maha Besar”.

Musik sebagai media dakwah kini bukan hal yang baru, salah satu grup musik yang menjadikan sebuah lagu sebagai sarana dakwah yaitu Ungu Band. Lagu-lagu yang dibawakan oleh grup Ungu mengandung pesan yang bermanfaat untuk setiap yang mendengarkannya. Dengan cara demikian, para audiens yang mendengarkan liri-lirik lagu Ungu diharapkan dapat mengetahui dan memahami pesan-pesan dakwah yang terkandung di dalamnya. Salah satu album Ungu Band yang

bernuansa dakwah adalah “Maha Besar”.

Penelitian ini bertujuan 1) ingin menjawab pesan dakwah yang terkandung

dalam lirik lagu album “Maha Besar”. 2) mengetahui pesan dakwah yang

mendominasi dalam lirik album “Maha Besar” dengan subjek para personil Ungu

Band dan objeknya lirik dalam album Maha Besar grup musik Ungu Band. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan dokumentasi,pengumpulan teks lirik, kemudian analisis laporan unutuk menarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini mengetahui 1) pesan dakwah apa saya yang terdapat dalam

lirik lagu album “Maha Besar”. Pesan dakwah tidak lain meliputi proses

(9)
(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 9

(12)

xii

A. Definisi Analisis Isi ... 16

B. Tujuan Dakwah ... 17

C. Pesan Dakwah ... 21

D. Dakwah Melalui Musik ... 24

E. Lagu Sebagai Media Dakwah ... 26 BAB III TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Album “Maha

Besar”

... 29

B. Biodata Personil

... 32

C. Sajian Data

Penelitian

... 34

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Isi Pesan Dakwah Yang Terkandung Dalam Lirik

Lagu Album “Maha

(13)

xiii

... 35

B. Analisis Isi Pesan Dakwah Yang Mendominasi Dalam Lirik

Lagu Album “Maha

Besar”

... 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

... 57

B. Saran

... 58

DAFTAR PUSTAKA

... ... 59

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama dakwah, dimana agama yang mengajarkan umatnya untuk menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahtraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan dijadikan pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh umat manusia.

Dakwah di era modern seperti ini masih berkecimpung dengan model

dakwah yang telah berjalan bertahun-tahun dan. Seorang Da’i di masyarakat

banyak yang menggunakan dakwah dengan metode ceramah. Umat Islam

sekarang ini sangat bangga dan sangat tertarik dengan model ceramah yang

penuh tawa. Akibatnya, dakwah hanya sebatas tontonan dan tidak dijadikan

sebagai tuntunan.

M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi,

memberikan pengertian sebagai berikut: “Dakwah adalah sesuatu kegiatan

(15)

2

Dapat disimpulkan dakwah adalah menyampaikan nilai-nilai Islam kepada orang lain dalam rangka mengadakan suatu perbaikan umat dari kondisi buruk kepada kondisi yang lebih baik. Dakwah tidak hanya terbatas pada aktivitas lisan semata tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan dan perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada Islam. Salah satu diantara unsur penting dalam sistem kebudayaan adalah kesenian. Melalui kesenian, manusia mampu memperoleh saluran untuk mengekspresikan pengalaman serta ide yang mencerdaskan kehidupan batinnya. Di antara jenis kesenian yang diciptakan manusia adalah musik, musik merupakan produk budaya yang tinggi atau merupakan seni yang indah (Dloyana, 1995:1)

Pemanfaatan musik sebagai media dakwah sudah dilakukan sejak zaman dahulu, memanfaatkan musik yang berasal dari Barat yang bertujuan untuk berdakwah, sehingga dakwah tidak saja dilakukan melalui mimbar yang dihadiri oleh yang berkerudung atau pun berpeci tetapi yang bertopi atau gaya preman remaja pun dapat merasakan lantunan sebuah musik yang syairnya berisi religius, syair-syair yang dibuat oleh pencipta bukan hanya sekedar kata-kata yang indah tetapi mempunyai makna yang sangat berarti bila ingin digali lebih dalam mengingat kata-kata dalam sebuah lagu menyimpan sebuah arti.

(16)

3

mengarah kepada keindahan bagi pendengaran, lebih menitik beratkan kepada bentuk seni yang bersumber dari bahasa, juga berkaitan dengan pendengaran lagu atau musik. Seni adalah upaya mengeksplorasi keindahan. Namun yang paling penting adalah jangan sampai seni untuk mengingkari Allah SWT.

Dakwah memiliki unsur seni merupakan bagian dari media dakwah yang bisa menjadi daya tarik bagi pendengarnya terutama seni suara, Al-Izzu bin

Salam mengatakan, “Adapun nyanyian yang dapat mengingatkan orang kepada

akherat, tidak mengapa bahkan sunnah” (Toha, 1983:144)

Lagu merupakan refleksi dari pelaku seni memberikan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu lagu merupakan sarana penghibur yang paling efektif sehingga eksistensinya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini terbukti dengan semakin menjamurnya grup- grup band (Dangdut, Pop, Rock, Jazz, Nasyid dsb), serta maraknya acara-acara bernuansa musik di televisi dan radio.

(17)

4

dakwah, sehingga dapat menarik sasarannya, seperti grup band Ungu yang berdakwah melalui musik pop, semua lirik lagunya pada album berisikan ajakan-ajakan kepada kebaikan sehingga para pendengar semakin tertarik.

Berdasarkan pemahaman sehari-hari, musik seringkali dikaitkan dengan

perasaan. Di satu sisi, musik dianggap sebagai sarana untuk mengungkapkan

perasaan. Namun di sisi lain, musik dianggap dapat menggugah perasaan

pendengarnya. Karena kedekatannya dengan kehidupan manusia, maka kajian

tentang musik hampir selalu terkait dengan kajian tentang perilaku manusia

(Slodoba & O’Neill, 2001). Mereka yang berkecimpung dalam dunia musik

mengakui bahwa komposisi musik tidak mungkin dipisahkan dari gejolak

perasaan penciptanya. Sementara itu, bagi mereka yang menyukai musik, setiap

rangkaian melodi, irama dan dinamika sangat mungkin menimbulkan perasaan

tertentu yang berbeda-beda.

Musik merupakan salah satu media penyampai pesan. Dalam musik dapat

disematkan norma-norma yang terkandung dalam kehidupan salah satunya

Pesan Dakwah. Musik yang mengandung Pesan Dakwah biasa disebut Musik

Religi. Musik Religi di Indonesia dimulai pada tahum 70-an oleh band

legendaris Sam Bimbo dengan lagu Sajadah Panjang, dan grup Nasyid Nasyida

Ria dengan lagu Perdamaian. Banyak dari lagu-lagu mereka berisikan Pesan

Dakwah yang banyak diminati pendengar.

Banyaknya minat masyarakat akan seni musik menjadikan musik sebagai

penyampaian pesan dakwah yang cukup efektif, demikian pula yang dilakukan

(18)

5

berisikan Pesan Dakwah dengan lirik yang menyentuh, diiringi dengan musik

yang sesuai. Dan salah satu album religinya yang berjudul “Maha Besar”.

Album ini memiliki perpaduan antara nada Ballad dan lirik yang puitis, sebagai

upaya maksimal untuk menyampaikan pesan dakwah yang terkandung di

dalamnya.

Bersadasarkan hasil analisis mengungkapkan bahwa pesan dakwah dalam

Album ini menyampaikan kepada pendengarnya untuk mengingat kita atas

perintah dan larangan-Nya. Pesan lagu disampaikan dengan lirik yang puitis

dan nada yang lembut, menjadikan lagu ini sebagai sarana perenungan bagi

pendengarnya.

Selanjutnya, lagu ini juga mengajak pendengarnya untuk memperbaiki

amal perbuatanya selama hidup dan senantiasa berdo’a agar mati dalam

keadaan husnul khotimah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut hal tersebut, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul; “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Band Ungu Album “Maha Besar” Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

(19)

6

1. Apa pesan dakwah yang terkandung dalam lirik lagu album “Maha Besar” grup band Ungu?

2. Pesan dakwah apa yang mendominasi dalam lirik lagu album “Maha

Besar” grup band Ungu?

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan menjelaskan isi pesan dakwah dalam lirik lagu grup band Ungu album “Maha Besar”.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pesan dakwah yang mendominasi dalam lirik lagu dari grup musik Ungu dalam album “Maha Besar”.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode dakwah melalui media musik atau lagu-lagu dalam bentuk pesan dakwah yang terkandung dalam lirik lagu.

b. Dengan penelitian ini diharapkan bahwa lirik lagu dapat dijadikan sebagai sebuah media dakwah yang dapat mengemban misi dakwah dengan terealisasinya peran musik sebagai sarana dakwah.

2. Secara Terapan

(20)

7

Dan juga dapat memperkaya khazanah ilmiah dalam jurusan Komunukasi Penyiaran Islam.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk menghindari kesamaan arti teori dari penelitian sebelumnya. Adapun penelitian yang terkait dengan musik dakwah Islam adalah sebagai berikut:

Skripsi yang disusun oleh Desi Natalia Nurkhasanah Mahasiswi STAIN Purwokerto Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Islam lulusan tahun 2010, dengan judul Pesan Dakwah Album Surga Mu Band Ungu Menurut Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II PURWOKERTO. Dalam penelitian tersebut Desi mengutamakan responden mampu menangkap pesan-pesan dakwah dalam Album Surga Mu, sehingga dakwah melalui musik bisa menjadi pilihan alternatif. Dengan pemahaman personel yang lebih baik dan lagu religi Ungu yang menarik, dapat membanttu responden untuk menangkap pesan dakwah dari sisi yang berbeda yakni lewat musik.

(21)

8

Skripsi Alifah Nurul Ngaini, Mahasiswa STAIN Purwokerto Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Islam lulusan tahun 2007, dengan judul Kiat Snada Dalam Dakwah. Dalam penelitian tersebut Alifah lebih mengutamakan upaya kiat dalam berdakwah kepada personilnya dan jenis penelitian ini adalah kualitatif.

Skripsi Fitriadi Hariyansyah, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga lulusan tahun 2005, dengan judul Pesan-Pesan Dakwah Dalam Syair-Syair Nasyid Suara Syuhada. Secara khusus pesan-pesan dakwah dalam syair Nasyid pada penelitian ini banyak menyinggung masalah-masalah yang bertemakan ketuhanan, tentang Rosul, dan Cinta kasih. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Di judul yang diangkat tersebut, peneliti melihat objek yang dikaji berbeda dengan objek yang peneliti susun.

Skripsi Abdul Aziz, Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga lulusan tahun 2004, dengan judul Pesan Dakwah Dalam Syair Group Nasyid Akustik Eling Karepe Yogyakarta. Syair-syair yang diteliti oleh saudara Abdul Aziz ini berisikan pesan-pesan yang berhubungan dengan islami. Adapun isinya mengandung pesan dakwah berupa

keimanan (aqidah), budi pekerti (akhlak), dan masalah ibadah (syari’ah).

(22)

9

perbedaan yaitu berupa syair-syair berirama melayu yang mengandung pesan-pesan dalam kehidupan suami istri atau akhlak kehidupan suami istri dengan metode penulisan gaya bebas (syair modern).

Yang membedakan skripsi ini dengan yang lain yaitu pesan-pesan dakwah dalam lirik yang dikemukakan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas denga judul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Band Ungu Album” Maha Besar”. Jenis penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif deskritif.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri atau berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan peristilahannya (Moleong, 1993: 3). Dengan penelitian kualitatif, penulis berusaha memahami gagasan yang terdapat dalam syair

lagu “Maha Besar”. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

semiotika atau pendekatan makna bahasa.

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analisa terhadap teks lagu Ungu yang terdapat dalam album “Maha Besar”. Maka dari itu, penulis akan menggunakan metode content analysis (analisis isi).

(23)

kesimpulan-10

kesimpulan dengan mengidentifikasikan karakteristik spesifik secara sistematis dan objektif dari suatu teks.

Richard Budd, dalam bukunya Content Analysis In Communication Research sebagaimana dikutip oleh suprayogo dan Tabroni (2001 : 71), mengemukakan analisis isi adalah teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.

Penelitian dengan menggunakan analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi, yang disampaikan dalam bentuk lambing yang berdokumentasi atau dapat didokumentasikan. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, diantaranya seperti menganalisis teks dalam suatu lagu.

Klaus Klippendorf yang dikutip Syukriyadi Sambas (1999: 26) juga berpendapat bahwa analisis isi merupakan teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang valid dan dapat menggambarkan suatu data sesuai dengan konteksnya.

(24)

11

penulis untuk dapat dipahami lebih detail tentang isi dakwah yang terkandung.

2. Definisi Operasional

Untuk memberi gambaran yang lebih jelas serta menghindari segala penafsiran yang berbeda-beda dalam pembahasan skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Grup Band Ungu Album “Maha Besar” Tahun 2017, maka penulis perlu memberi batasan

istilah sebagai berikut :

Analisis Isi adalah suatu metode analisis pesan dalam suatu cara sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisis pesan-pesan yang yang terkandung dalam lirik lagu album “Maha Besar”.

Pesan dakwah yang dimaksud adalah pernyataan-pernyataan yang

terdapat dalam lirik lagu album “Maha Besar”, yang mengandung pesan

-pesan berupa materi-materi keislaman yang meliputi aspek akhlah, akidah dan syariah.

Lirik lagu adalah kalimat dalam lagu. Makna dalam lirik bersifat implisit atau tidak dapat dipahami. Sifat lirik yang berbeda dengan pesan pada umumnya, memerlukan pendekatan khusus dalam menginterprestasikan pesan bermakna di dalamnya.

(25)

12

Album “Maha Besar” adalah album yang dinyanyikan dan diciptakan

oleh Band Ungu yang terdiri dari lima personil, antara lain Pasha, Enda, Makki, Rowman, dan Oncy yang diproduksi oleh Trinity Optima

Production. Berisikan tiga lagu, yaitu “Hanya Kau, Dia Maha Sempurna

dan Maha Besar. Ungu sendiri pernah mendapat penghargaan Platinum Award, Double Platinum Award.

3. Sumber Data

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 1993: 112).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data sekunder yaitu data yang menjadi bahan penunjang dan pelengkap dalam melakukan suatu analisis. Data sekunder dapat diambil dari buku-buku, majalah, hasil penelitian, dan karya-karya yang lain yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti baik langsung maupun tidak langsung (Moleong, 2002 : 113).

4. Teknik Pengumpulan Data

(26)

13

tentang band Ungu, konser-konsernya yang dokumentasikan dalam kaset rekaman, serta internet dengan alamat situs www.unguband.com.

5. Metode Analisis Data

Menurut Syukriadi Sambas (1999 : 26), untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian digunakan suatu prosedur bertahap dan sistematis, yang meliputi :

a. Seleksi teks

Menetukan keseluruhan teks yang digeneralisasi, lalu menggunakan prosedur untuk menyeleksi sample dari keseluruhan teks tersebut.

b. Menentukan unit analisis

Mengenai pengukuran materi dakwahnya, seperti dikutip dalam Asmaya (2004 : 26), Armawati Arbi menyarankan unit pengamatan yang digunakan adalah coding unit pada setiap tema. coding unit yaitu analisa kata, tema dan kalimat. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan tema sebagai satuan pengukuran unit of analisis.

c. Mengembangkan kategori-kategori isi

Untuk mempermudah penilaian kategori tersebut dalam hal penggolongannya penulis menggunakan data pendukung atau kelengkapan informasi atas materi yang ditampilkan, data pendukungnya antara lain menggunakan tabel, data referensi dan lain-lain.

(27)

14

Penulis akan menelaah, data atau pemberi kode untuk mengidentifikasi kategori-kategori yang cocok untuk masing-masing unit.

e. Analisis

Setelah memberikan kode menjadi beberapa kategori nominal itu mengisyaratkan sebagai data kualitatif dan penghitungan sejumlah unit pada masing-masing unitnya mengisyaratkan data kuantitatif, pengetahuan tentang tipe-tipe dari kategori-kategoti menginformasikan penulis tentang apa yang sedang dikomunikasikan, dan pengetahuan tentang banyaknya unit-unit untuk tipe-tipe pesan ini dikomunikasikan, dam dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan semiotika analitik.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi merupakan hal yang sangat penting karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing-masing bab yang saling berkaitan dan berurutan.Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, penelitian laporan hasil-hasil penelitian dibagi kedalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

(28)

15

Bab II berisi kajian pustaka, terdiri dari definisi analisis isi, pengertian dan aspek dakwah, pesan dakwah, pengertian lagu dan musik, lagu sebagai media dakwah.

Bab III berisi paparan data dan temuan penelitian, memuat tentang gambaran singkat sejarah berdirinya grup musik ungu, gambaran umum album maha besar, biodata personil dan album-album grup musik ungu.

Bab IV berisi tentang pembahasan, memuat tentang analisis isi pesan

dakwah dalam album “Maha Besar” termasuk pesan aqidah, pesan akhlak,

pesan muamalah, pesan Lagu Yang Mendominasi Dalam Album Maha besar Bab V berisi penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Analisis Isi

(29)

16

membahas secara keseluruhan isi informasi yang tertulis maupun tercetak pada media masa.(Bambang, 2004: 79)

Berdasarkan definisi ini, terdapat dua hal yang wajid dipahami yaitu penelitian haruslah dapat dilakukan oleh peneliti lain dalam lingkungan yang sama yang memakai teknik dengan data yang sama pula. Kemudian, unsur konteks sebuah analisis isi haruslah memperhatikan unsur konteks dari data yang di analisis. Maksudnya adalah data yang di dapat tidak bisa dipisahkan dari konteksnya.

Dijelaskan bahwa batasan-batasan tentang analsis isi dengan mengemukakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif yang didalamnya adalah mengemukakan ketepatan dalam mengidentifikasian isi dari pesan dakwah yang muncul, seperti perhitungan dan penyebutan yang berulang-ulang dari kata tertentu.

Sedangkan pendekatan kualitatif adalah dengan menggunakan seperangkat tema dengan suatu bentuk pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dengan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut kemudian dikembangkan oleh suatu sumber media dengan meneliti masalah yang ada didalamnya yang tidak mencakup jumlah. George dan juga Kraucer menyatakan, bahwa Content Analysis Kualitatif lebih mampu menyajikan nuansa dan lebih mampu melukiskan prediksi lebih baik. (Muhadjir, 2000:69)

(30)

17

menganalisis data harus relevan dengan landasan deskripsi yang dimanifestasikan dan menggunakan teknik kuantitatif. (2000:71)

B. Tujuan Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi atau asal kata (bahasa) yang berasal dari

bahasa Arab yaitu:

ةوعد – اوعدي –اعد

(da’a, yad’u, da’watan) yang artinya

memanggil, mengajak atau seruan. Dan yang kedua yaitu: da’a, yad’u,

da’anyang artinya memanggil, mendo’a dan memohon. (Mahmud,

1990:127) Pengertian dakwah secara etimologi dapat juga dilihat dari kata dalam Al-Qur’an yang memiliki banyak arti, salah satunya:

a. Mengajak dan menjelaskan, yang terdapat dalam QS.Yusuf (12 : 108)

َنَأ اَمَو َِّللَا َناَحْبُس َو ِنَعَ بَّ تا ِنَمَو َنَأ ةَيرِصَب ىَلَع َِّللَا َلِإ وُعْدَأ يِليِبَس ِهِذَه ْلُق

َيِكِرْشُمْلا َنِم

Artinya:

“Katakanlah: Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”

(31)

18

a. Ibnu Taimiyah : “Dakwah yang meyakini rukun iman dan Islam.

b. Sayyid Qutub : “Dakwah harus meliputi empat bentuk, yaitu mengajak

manusia kepada Aqidah yang dapat menghidupkan hati dan akal; mengajak kepada syariat yang dapat menghidupkan pribadi dan masyarakat; mengajak kepada kekuatan, kehormatan, dan kepastian dalam beragama dan bernegara; mengajak kepada jihad untuk menegakkan kalimat Allah.

c. Toha Yahya Umar : “Dakwah sebagai upaya untuk menjauhi

larangan-Nya dan menjalankan perintah-larangan-Nya. (Zakaria, 2007:18)

d. M. Quraish Shihab : “Dakwah mengajak untuk mengubah keadaan

yang lebih baik. (Shihab, 1996:194)

e. Wardi Bachtiar : “Dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah

yaitu Al-Islam.” (Bachtiar, 1997:31)

f. M. Idris A. Shomad : “Dakwah untuk lebih berkomitmen dengan ajaran

Islam. (Idris, 2004:3)

Berdasarkan keanekaragaman definisi dakwah tersebut diatas meskipun terdapat kesamaan ataupun perbedaan namun bila dikaji dan disimpulkan akan mencerminkan hal-hal sebagai berikut :

Dakwah adalah usaha untuk menuju ke jalan Allah dengan sadar dan terencana untuk mencapai hidup yang lebih sejahterasuatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana.

(32)

19

Allah SAW, yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang menjadi lebih baik dan usaha tersebut untuk mengajak manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Aspek Dakwah

Aspek dakwah adalah segi atau pandangan dakwah, yaitu meliputi : a. Sasaran Dakwah

Menurut M. Bahri Ghazali sasaran dakwah itu yang menyangkut beberapa golongan yang terlihat dari segi usia, tingkat kehidupan sosial, jenis kelamin dan profesi. (Ghazali, 1997:3)

b. Metode Dakwah

Berasal dari bahasa Yunani Methodos, yang berarti cara atau jalan.

Dalam bahasa Arab disebut

بولسأ

(Asalib) yang memiliki arti jalan.

Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu yang akan dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode juga merupakan suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan, rencana, sistem dan tata fikir manusia. Dengan demikian, metode adalah suatu disiplin yang diciptakan manusia untuk mencapai sasaran dakwah.

Ada macam-macam metode dakwah, antara lain: 1. Metode dari segi cara :

(33)

20

b) Metode dakwah modern, seperti diskusi, seminar dan sejenisnya yang didalamnya terjadi komunikasi dua arah (two ways communication) dan yang penting dalam metode ini terjadi proses tanya jawab antar peserta dan komunikator. 2. Metode dari jumlah audiens :

a) Dakwah Perorangan, Metode ini kelihatannya tidak efektif, tapi nyatanya dakwah ini lebih efektif jika dilakukan terhadap orang dengan bertemu langsung yang mempunyai pengaruh terhadap suatu lingkungan.

b) Dakwah Kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumya, misalnya kelompok ibu-ibu, remaja, anak-anak, dan lain sebagainya.

Adapun Al-Qur’an sebagai sumber utama rujukan dakwah, banyak menggunakan metode dakwah yang menjadi pedoman para pendakwah, seperti dalam QS.An-Nahl(16: 125)

ۖ

ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِ بَر ِليِبَس َٰلِإ ُعْدا

َّل َض ْنَِبِ ُمَلْعَأ َوُه َكَّبَر َّنِإ

ۖ

ُنَسْحَأ َيِه ِتَّلِبِ ْمُْلِْداَجَو

َنيِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَأ َوُهَو

ۖ

ِهِليِبَس ْنَع

Artinya:

(34)

21

mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

c) Materi Dakwah

Menurut Quraisy Shihab materi dakwah adalah Al-Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits yang memliki unsur aqidah, syariah dan akhlak sebagai petunjuk yang harus dianut oleh manusia.

C. Pesan Dakwah

Unsur lain yang selalu ada dalam proses dakwah adalah maddah atau pesan dakwah. Maddah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi pesan dakwah

adalah ajaran Islam itu sendiri (M Ali Azis, 2004:94). Keseluruhan ajaran Islam yang menjadi materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Karena

luasnya ajaran Islam itu maka setiap da’i harus selalu berusaha dan tidak bosan

-bosannya mempelajari Al-Qur’an, Hadits, dan kitab-kitab lainnya.

Semakin kaya seorang da’i dengan materi atau pesan dakwahnya, semakin

segar dan mempesona pesan yang disampaikan (M. Ali Azis, 2004:104). Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an surah An-Nissa ayat 58:

ْنَأ ِساَّنلا َْيَ ب ْمُتْمَكَح اَذِإَو اَهِلْهَأ َٰلِإ ِتَناَمَْلْا اوُّدَؤُ ت ْنَأ ْمُكُرُمَْيَ ََّللَا َّنِإ

ا ريرِصَب ارعيَِسَ َناَك ََّللَا َّنِإ

ۖ

ِهِب ْمُكُظِعَي اَّمِعِن ََّللَا َّنِإ

ۖ

ِلْدَعْلِبِ اوُمُكَْتَ

Artinya:

(35)

22

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. An-Nissa: 58)

Ajaran yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, kepada umatnya ini meliputi aspek duniawi dan ukrawi, yang tentunya materi yang harus diserukan dalam dakwah pun menjadi luas sekali. Adapun di antara materi-materi tersebut dapat diringkas menjadi beberapa pokok bahasan, yaitu pembentukan pribadi yang sempurna dengan Akidah Islam yang meliputi tauhid dan keimanan. (Fathul Bahri, 2008:235)

Sumber dari keseluruhan materi yang didakwahkan, pada dasarnya merujuk pada Al-Qur’an, Hadits Rasulullah SAW, ra’yu para ulama, serta beberapa sumber lainnya.

1. Media Dakwah

Yaitu sebuah alat perantara berdakwah untuk mencapai tujuan tertentu. (Asmuni, 1993:163)

Media dakwah menjadi saluran penghubung antara ide dengan umat untuk totalitas dakwah. Adapun media dakwah yang dapat dimanfaatkan antara lain : (Fathul Bahri, 2008:236)

a. Lisan

Da’wah bil lisan yaitu berdakwah dalam bentuk ceramah, khutbah dan lain sebagainya.

b. Tulisan

(36)

23 c. Audio Visual

Berdakwah mengunakan media audio visual seperti televisi, film, sinetron, sandiwara, drama, teater, dan lain sebagainya.

d. Uswah dan Qudwah Hasanah

Yaitu berdakwah dengan perbuatan secara langsung memberi contoh yaitu dengan menunjukkan budi pekerti.

2. Metode Dakwah

Yaitu sebuah cara untuk pendekatan dakwah (Fathul Bahri, 2008:238). Prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam QS An-Nahl ayat 125 : pelajaran pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS An-Nahl:125)

Secara garis besar dari ayat tersebut terdapat tiga pokok metode dakwah, yaitu :

a. Bil hikmah, yaitu berdakwah dengan melihat situasi dan kondisi tanpa menitik beratkan pada kemampuan mad’u.

(37)

24

c. Mujadalah billati hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran

D. Dakwah Melalui Musik 1. Pengertian Lirik Lagu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lirik berarti karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasan pribadi atau juga sebuah susunan kata sebuah nyanyian.

Lirik lagu merupakan kumpulan kata-kata yang disusun untuk mewakili curahan dari pemikiran pengarang dengan tidak atau adanya iringan alat musik.

Lirik merupakan sebuah icon lagu dimana berisi curahan yang diungkapkan dengan sebuah suara yang berirama dengan ada tidaknya sebuah alat musik untuk mengiringi (Ahmad, 2006:15)

Abu Sulaiman Al-Khaby mengatakan bahwa sesua yang menimbulkan suara secara berkesinambungan dengan sesuatu dan menyusun temponya secara teratur itulah sebuah lagu. (Cecep, 2004:23)

Lagu menjadi terobosan untuk berdakwah karena mewakili relung hati nurani kaitanya dengan psikologis, sehingga mampu menimbulkan sebuah tindakan untuk berfikir maupun tindakan sikap. (Ahmad ,2006:15)

(38)

25

Musik menurut Teguh Warlito adalah ilmu seni menyusun nada atau suara yang menghasilkan sebuah komposisi yang mengandung irama, dan keharmonisan.

Musik merupakan alat komunikasi yang cukup efektif karena mewakili ekspresi jiwa manusia tentang keindahan nada dan irama yang digambarkan dengan lirik dan syairnya karena dapat menyentuh jiwa.

Musik juga merupakan satu sarana bagi dakwah, musik yang membawa irama Islam adalah dakwah yang berarti, apalagi yang merawat dan mengobatinya jiwa manusia. Musik sangat menarik perhatian manusia, maka yang diinginkan ialah cara yang berguna dan memperbaiki manusia itu sebagai obat yang menentramkan jiwa.

Dakwah yang dikemas melalui musik memiliki pesan moral yang dapat memasuki dalam hati pendengarnya. Dengan berbagai bahasa musik menjadi salah satu media yang dapat dipergunakan untuk mencapai dakwah Islam sangat signifikan bagi kalangan aktivitas dakwah.

E. Lagu Sebagai Media Dakwah

(39)

26

Berdasarkan cara di atas, mereka akan langsung menerima pesan-pesan yang disampaikan tanpa mencegah apa yang mereka sukai. Justru dengan cara seperti ini, mereka akan terasa lebih menikmati, ketimbang terpaksa.

Dengan mengambil contoh orang-orang yang cenderung lemah keagamaan meraka jarang mendatangi masjid ataupun mengikuti pengajian, bahkan tidak memiliki simpati terhadap nilai-nilai agama. Akibatnya, nilai-nilai agama tidak akan pernah sampai terdengar sama sekali oleh mereka.

Hal semacam ini bisa dilakukan diantaranya melalui lagu religi. Keuntungannya, pesan-pesan Islam akan sampai kepada mereka, tanpa mengganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan dari hal-hal buruk ke hal yang positif, yakni dari lagu-lagu yang berbau kekerasan, fantasi, dan bahkan seksualitas teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi.

Kesimpulannya media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang, tempat, kesenian, orang, musik, dan sebagainya. Artinya proses dakwah tanpa adanya media tidak akan tercapai dengan maksimal.

Apabila media dakwah dilihat dari instrumennya, maka dapat dilihat dari empat sifat. Menurut Drs. Slamet Muhaimin Abda yaitu yang bersifat visual, audiotif, audio visual, dan cetak, yaitu:

(40)

27

2. Media auditif yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang dakwah yang dapat ditangkap melalui indera pendenganran, seperti radio, tape recorder, telepon, telegram, lagu dan sebagainnya. 3. Media audio visul yaitu alat-alat dakwah yang dapat didengar juga

sekaligus dapat dilihat, seperti movie film, televisi, video, dan sebagainya. 4. Media cetak yaitu berupa tulisan dan gambar sebagai pelangkap informasi seperti buku, surat kabar, majalah, buletin, booklet, leaflet, dan sebagainnnya.

(41)

28 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Album “Maha Besar”

Persaingan eksistensi menjadi keniscayaan dalam industri musik tanah air maupun dunia. Faktanya, perkembangan musik tidak terelakkan lagi dengan munculnya berbagai aliran dan genre musik, grup musik (band maupun vokal), label, dan lain sebagainya. Bahkan tidak sedikit kasus mengenai musisi, penyanyi, grup band maupun vokal yang muncul dan mendadak tenar karena satu album atau singlenya, lalu menghilang seketika tanpa jejak.

Mengenai persaingan ini, menurut salah satu pengamat musik tanah air, menuntut pelaku musik untuk lebih kreatif dan cerdas dalam membaca peluang. Sebab, keduanya menjadi modal besar eksistensi para pelaku dalam industri musik.Kondisi ini tampaknya sudah disadari oleh Ungu. Mereka sadar bahwa persaingan di industri musik sangatlah kuat. Sehingga menuntut mereka untuk selalu kreatif dan cerdas untuk tetap eksis di kancah musik tanah air. Sebagaimana pernyataan Pasha, vokalis Ungu, dalam sebuah wawancara eksklusif Sooperboy.com di markas Ungu di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, pada Senin sore (21/11/2014):

(42)

29

berarti kita aman dong. Kita masih harus selalu berkarya, produktif dan kreatif untuk bersaing agar tetap bisa eksis. Paling tidak, eksis di tengah fans kita. Syukur-syukur bisa selalu esksis di tengah masyarakat Nusantara maupun

dunia.” (

http://www.sooperboy.com/musik/read-297/wawancara-eskklusif-dengan-ungu/ diakses pada 28 Juli 2017.

Sebagai salah satu bukti kesadaran mengenai pentingnya produktivitas, kreativitas dan cerdas dalam membaca peluang, pada 2009 Ungu meluncurkan

mini album religi bertajuk “Maha Besar”, setelah sebelumnya meluncurkan

album “Penguasa Hati”. Konon, peluncuran mini album tersebut bukan lantaran

aji mumpung menghadapi bulan suci Ramadhan 1430 H, namun ia karena tidak ingin melepaskan suasana bulan suci berlalu tanpa mengeluarkan album religi baru, sebab memang sudah menjadi tradisi mereka dalam menyambut bulan suci. ( http://www.kabarbisnis.com/read/285201/-ramadhan--ungu-lempar-album-religi-rock diakses pada 28 Juli 2017).

Album religi “Maha Besar” ini dibuat dengan sentuhan rock pada hits

lagunya. “Bersama Onci, saya memasukkan unsur distorsi gitar yang cukup

‘tebal’ pada interlude lagu Maha Besar,” kata Enda mencontohkan

(https://musik.kapanlagi.com/berita/ungu-luncurkan-album-rock-religi.html

diakses pada 28 Juli 2017).

Sentuhan inilah yang membedakan album “Maha Besar” dengan album

religi sebelum-sebelumnya. Sebab, biasanya Ungu dalam menggarap

(43)

30

lebih ngerock. ( http://www.kabarbisnis.com/read/285201/-ramadhan--ungu-lempar-album-religi-rock diakses pada 28 Juli 2017).

Bahkan gitaris Ungu, Enda, menegaskan tentang kesan beda album

keempat ini. “Ungu pingin lagu-lagu religi kali ini beda. Karena ini adalah

album religi yang keempat bagi Ungu. Kalau tetap sama dan nggak jauh beda

dengan lagu religi lain di pasaran, sayang,” tutur Enda saat diwawancara oleh

Republika. (http://www.republika.co.id/berita/shortlink/71063 diakses pada 28 Juli 2017). Mini album “Maha Besar” ini terdiri tiga lagu utama:

(1) Dia Maha Sempurna (2) Hanya Kau

(3) Maha Besar.

Lagu pertama dibuat oleh sang vokalis, Pasha, saat sedang membuat klip

video album “Penguasa Hati” di Australia. Sementara lagu kedua ditulis oleh

Enda, sang gitaris. Sedangkan lagu ketiga hasil kolaborasi Pasha dan Enda. Berdasarkan pengakuan Pasha, lagu Dia Maha Sempurna lahir dari

pemahaman Ungu tentang Sang Pencipta. “Meskipun amat kental nuansa

rocknya, lagu Dia Maha Sempurna lahir dari pemahaman Ungu tentang sang

Maha Pencipta,” tutur sang vokalis. Bahkan sebagian lirik lagi tersebut,

katanya, terinspirasi dan diambil dari potongan ayat Q.S. al-Baqarah : 255 atau

yang lebih dikenal dengan Ayat Kursi.

(44)

31

Peluncuran mini album religi “Maha Besar” digelar di Panti Asuhan Darul

Aitam yang berlokasi di Jl. KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/8) sore. Alasan yang mendasari pilihan lokasi launching tersebut, menurut Pasha adalah “Ungu ingin anak yatim mendapat hak yang

sama mendengarkan musik yang kami persembahkan,” tuturnya saat

diwawancara KabarBisnis.com pada Sabtu (22/8). ( http://www.kabarbisnis.com/read/285201/-ramadhan--ungu-lempar-album-religi-rock diakses pada 28 Juli 2017)

B. Biodata Personil

Ungu adalah grup musik yang bergenre pop rock yang

beranggotakan Pasha sebagai vokalis. Nama lengkapnya Sigit Purnomo S.s,

lahir di Donggala pada tanggal 27 november 1979. Pasha mengawali karirnya

sebagai model dan telah muncul di beberapa iklan televisi, main sinetron dan

bergabung dengan beberapa band sebelum bergabung dengan Ungu. Pasha

bergabung dengan grup ungu pada tahun 1996. Tidak banyak yang tahu bahwa

Pasha pernah menjadi juara II lomba Adzan se Sulawesi Tengah. Cowok yang

ternyata pandai mengaji ini sempat berkuliah di ABA-ABI sebelum akhirnya

memutuskan untuk berhenti kuliah dan memilih berkarir di musik.

Salah satu pendiri ungu yaitu Makki pada gitar bass. Nama lengkapnya

Makki O parikesit. Lahir di Jakarta pada tanggal 23 oktober 1971. Ketika

sedang mengambil gelar di Indiana University, Amerika Serikat, Makki

memperkaya kemampuan bermusiknya dengan bermain bersama sebuah band

(45)

32

Midwest, juga merupakan band pembuka beberapa konser grup musik ternama

seperti Toad the Road Sprocket dan John Mallencamn. Ketika kembali ke

Jakarta tahun 1996, Makki sempat bergabung dengan Harris Ioni dan beberapa

sesi in-promptu sampai akhirnya membentuk UNGU.

Personil selanjutnya yaitu Enda. Cowok kelahiran kudus ini mempunyai

nama lengkap Franco Medjaya. Lahir pada tanggal 4 maret 1978 dan telah

bergabung dengan ungu sejak tahun 2001. Cowok yang akrab dipanggil Enda’

ini memulai karirnya sebagai teknisi gitar untuk gitaris band ini. Ketika

kebutuhan akan gitaris kedua muncul, Enda’ membuktikan bahwa ia adalah

orang yang tepat untuk mengisi posisi itu. Lulusan fakultas hukum Universitas

Sam Ratulangi ini mudah dikenali dengan sebuah anting dibawah bibirnya.

Band ungu ini memiliki dua gitaris yaitu Onci. Nama Lengkapnya Arlonsy

Miraldi. Pria kelahiran palu ini merupakan personil terkahir yang bergabung

dengan ungu, lebih tepatnya pada tahun 2003. Sebelum masuk di grup band

ungu ia merupakan personil band funky kopral. Dikenal sebagai gitaris yang

energik dan bermusikalitas baik, kehadiran Onci menjadi nilai tambah bagi

ungu. Dan yang terakhir yaitu Rowman sebgai drummer. Pria kelahiran jakarta

ini memiliki nama lengkap Muhammad Nur Rohman. Lahir pada tanggal 9

januari 1974. Bergabung dengan ungu pada tahun 2001. Sebelum bergabung

dengan ungu, Rowman adalah drummer grup musik rock bernama Garux yang

sempat meramaikan dunia musik di Indonesia. Cowok yang sering dibilang

mirip Bimbim Slank ini ternyata memang sangat mengagumi Bimbim.

(46)

33

Pada bagian ini merupakan membahas mengenai fragmentasi ketiga lirik

lagu utama yang ada pada album “Maha Besar”:

(1) Dia Maha Sempurna (2) Hanya Kau

(3) Maha Besar

(47)

34 BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Isi Pesan Dakwah Yang Terkandung Dalam Lirik Lagu Album “Maha Besar”

Pada bagian ini akan dibahas tentang telaah konten terhadap lirik lagu

dalam album “Maha Besar”. Secara praktis, penelaahan konten di sini terbagi

ke dalam dua step. Pertama, penelaahan terhadap masing-masing lirik lagu untuk dielaborasi tiap gagasan yang ada pada masing-masing lirik. Kedua, penelaahan terhadap ketiga lirik lagu dalam satu kesatuan gagasan yang utuh. Artinya, pada penelaahan yang kedua ini, penulis melihatnya dalam kerangka album, bukan lagu ataupun lirik an sich. Tujuannya adalah untuk mengungkap

gagasan umum pada album “Maha Besar”.

Adapun langkah teknis-prosedural yang ditempuh dalam menganalisis konten di sini, penulis mengadopsinya dari kaidah-kaidah interpretasi teks, terutama strukturalisme. Analasis strukturalis ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai objek, dalam hal ini adalah tiga

lirik lagu pada album “Maha Besar”.

Ada dua kaidah utama yang diadopsi dari strukturalisme untuk menelaah konten ketiga lirik lagu tersebut: (1) intertekstualitas dan (2) relasionalitas.

1. Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Dia Maha Sempurna

(48)

35

yang ada pada sub fragmentasi. Alasannya adalah karena penulisan lirik pada sub fragmentasi disesuaikan dengan lantunan lagu secara utuh, sehingga tampak ada kalimat atau bait yang sama dan diulang. Sedangkan pada bagian ini kalimat atau bait yang diulang tidak ditampilkan dua kali atau lebih, melainkan cukup satu kali saja. Alasannya karena semata-mata untuk mengungkap konten lirik pada tiap baitnya.

Proses pemahaman hakikat kuasa Tuhan dalam lirik Dia Maha Sempurna, dimulai dari sikap ingin lari dan sembunyi sebagaimana tertuang dalam bait pertama. Kemudian pertanyaan problematis tersebut dihadapkan dengan kenyataan tentang sifat kuasa Tuhan yang Maha Besar dan Maha Melihat, sehingga memunculkan konflik batin sebagai akibat dari sifat kuasa Tuhan.

Pada akhirnya timbullah kesadaran utuh mengenai kesempurnaah Tuhan dengan segala sifat kuasa yang dimiliki-Nya, yakni: tiada satu pun gerak-gerik makhluk yang luput dari Pandangan, Penglihatan, Pengawasan Allah, karena Dialah Tuhan Yang benar-benar Maha Besar, Maha Tinggi, lagi Maha Melihat. Jadi, secara relasi struktural teks, lirik Dia Maha Sempurna menekankan pesan tentang hakikat sifat kuasa Allah, terutama sifat Maha Melihat-Nya. Lantaran Dia tidak mengantuk dan tidak pernah tidur (lā ta’khużuhū sinah wa lā naum), selalu mengetahui apa-apa yang ada pada makhluk-Nya, baik di depan maupun di belakang (ya’lamu mā

(49)

36

2. Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Hanya Kau

Sama halnya dengan pola penulisan lirik Dia Maha Sempurna, penulisan lirik Hanya Kau pada bagian ini tidak sama persis dengan poa penulisan pada sub fragmentasi. Lirik Hanya Kau terbagi ke dalam empat bait.

Secara struktural teks, bait pertama memberi kesan tentang ajaran tauhid dan kesempurnaan sifat kuasa Tuhan sebagai Sang Pencipta. Indikasinya adalah redaksi Engkaulah satu-satunya, yang secara maknawi

memuat ajaran tauhid, mengesakan Allah sebagaimana anjuran Alqur’an:

qul huwa Allāh aḥad (Q.S. al-Ikhlas : 1). Sedangkan redaksi Pencipta alam raya, jagad semesta; Kau hembuskan nafas ke dalam tubuhku memberi kesan tentang kemahakuasaan Allah sebagai Sang Pencipta. Dialah Tuhan yang telah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya sebagaimana

dikatakan Alqur’an baik melalui diksi khalaqa maupun ja’ala.

Sedangkan ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta yang menggunakan diksi ja’ala antara lain Q.S. al-Baqarah : 22, Q.S. al-An’am : 97, Q.S. Yunus : 5 dan 67, Q.S. al-Ra’d : 3, Q.S. al-Nahl : 81, Q.S. Taha : 53 dan lain sebagainya. Adapun potongan lirik Membuat semua yang hidup ‘tuk memuja-Mu, secara redaksional memiliki kaitan makna dengan Q.S. al-Dzariyat : 56: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar

(50)

37

Sedangkan bait kedua memberi kesan konflik ‘ penyesalan’.

Indikasinya bisa ditengarai pada redaksi Alangkah berdosanya diriku; Bila hidupku kini melupakan-Mu; Alangkah terhinanya hidupku; Bila hidupku kini meninggalkan-Mu. Selain itu, bait kedua ini pun memuat ajaran tentang pentingnya berzikir, mengingat Tuhan. Bagaimanapun, zikir menurut Abdullah bin Husain bin Thahir (2002: 3-15) merupakan salah satu cara untuk menempa kualitas diri sekaligus cara agar hidup tenteram karena selalu dalam lindungan dan penjagaan-Nya.

Adapun bait ketiga melalui redaksi: Sungguh ku menyadari, memberi kesan tentang pentingnya akan sebuah kesadaran diri. Dalam konteks ini adalah kesadaran akan pentingnya berzikir, mengingat Allah; kesadaran akan kebesaran kuasa Allah. Sehingga pada bait keempat kesadaran tersebut benar-benar ditegaskan: Hanya Kaulah yang bisa membuat hidupku jauh lebih hidup; Dari hari-hari yang lalu; Hanya Kaulah yang

bisa membuat hidupku jauh lebih indah; Hidup dalam jalan lurus-Mu.

(51)

38

3. Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Maha Besar

Penulisan lirik Maha Besar pada bagian ini pun tidak disamakan secara persis dengan pola penulisan pada sub fragmentasi. Lirik Maha Besar terbagi ke dalam empat bait.

Potongan lirik pada bait pertama: Menyebut nama-Mu dalam setiap detak jantungku; Memuji diri-Mu dalam setiap hembus nafasku, secara

redaksional memiliki relasi kuat dengan tek Alqur’an: iqra’ bismi rabbik...,

bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu..., (Q.S. al-‘Alaq : 1). Artinya, ada kesan tuntutan untuk selalu menyandarkan segala sesuatunya pada Allah, setidaknya dengan menyebut nama-Nya, baik di awal dan di akhir perbuatan. Maka tak heran bila dalam tradisi Islam, seorang muslim

dianjurkan untuk selalu membaca bismillāh al-raḥmān al-raḥīm di setiap ia

hendak melakukan aktivitas, dan mengucap al-ḥamdu lillāhi rabbi al

-‘ālamīn di setiap akhir aktivitas.

Namun jika ditelaah lebih jauh, potongan lirik tersebut mengindikasikan kesan tentang pentingnya zikir. Indikasinya: diksi

“meyebut nama-Mu” dan “memuji diri-Mu” yang dipertegas dengan

kalimat “dalam setiap detang jantungku” dan “dalam setiap hembus

nafasku”. Jadi, selama masih hidup jangan sampai tidak menyebut dan

memuji Tuhan.

(52)

39

seluruh kekuatan makhluk yang ada di bumi ini disatukan, tidak akan pernah bisa menandingi-Nya.

Sedangkan bait ketiga adalah penegas konten bait kedua, yakni tentang hakikat kuasa Tuhan yang tiada bandingannya. Indikasinya adalah redaksi:

Sungguh Maha Besar diri-Mu; Dalam hidup ini Kaulah Tuhanku; Takkan pernah ada yang melebihi; Kekuasan-Mu, kebesaran-Mu. Dalam pada itu, terdapat muatan tauhid yang diindikasikan oleh redaksi: Dalam hidup ini Kaulah Tuhanku.

Bait keempat: Tiada lagi tempatku kembali hanya pada-Mu; Dan tiada lagi tempatku bersujud hanya pada-Mu, secara redaksional menegaskan kedudukan Tuhan sebagai al-Ṣamad, Dialah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (Q.S. al-Ikhlas : 2). Bahkan bisa dikatakan pula sebagai tempat kembali semua makhluk: inna lillah wa inna ilaihi raji’un, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami kembali (Q.S. al-Baqarah : 156).

B. Analisis Isi Pesan Dakwah Yang Mendominasi Dalam Lirik Lagu Album “Maha Besar”

(53)

40 1. Pesan ketauhidan

Pada album “Maha Besar”, pesan ketauhidan ini setidaknya didapat

ditengarai pada indikasi tekstual dalam lirik Hanya Kau.

Jika diperhatikan, ada beberapa struktur atau style redaksional yang digunakan dalam lirik tersebut untuk menegaskan konsep tauhid. Pertama,

struktur yang menggunakan kata “satu-satunya”. Kedua, struktur yang

menggunakan kata “Hanya Kaulah”. Ketiga, struktur yang menggunakan

kata “Kaulah Tuhanku”. Keempat, struktur yang menggunakan kata “tiada

lagi....hanya...”. Semuanya memberikan penekanan tentang “hal yang

tunggal”.

Bahkan muatan pesan tauhid pada album “Maha Besar” juga diakui

oleh Enda dan Pasha sebagai pencipta lirik. Sebagaimana pernyataan Pasha saat diwawancara Muzayyanah, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Selasa 27 Oktober 2015: “Album ini memang sarat dengan nilai-nilai akidah, nilai-nilai ketuhanan. Terutama tentang tauhid.

(54)

41

Sebagaimana diketahui bersama bahwa tauhid adalah dogma sekaligus pondasi utama dalam akidah Islam. Hal ini bisa dibuktikan dengan beberapa penegasan ayat Alqur’an. Misalnya Q.S. al-Ikhlas : 112, surah yang oleh kalangan pakar diposisikan sebagai tonggak utama ketauhidan

Allah. M. ‘Adib al-Jabiri dalam tafsirnya, Fahm al-Qur’ān al-Ḥakīm,

menganggap surah al-Ikhlas sebagai awal penegasan Tuhan Dzat.

Menurutnya, surah al-Ikhlas menjadi titik peralihan term Tuhan dalam

dakwah Nabi Saw., yakni dari term “rabb” ke “Allah”. Artinya, sebelum

surah ini turun, penegasan tentang Tuhan yang digunakan Alqur’an masih

memakai term “rabb”. Seperti pada surah al-‘Alaq: iqra’ bismi rabbik

allażī khalaq...; surah al-A’la: sabbiḥ isma rabbik al-a’lā...; surah al-Lail:

...wajh rabbih al-a’lā...; surah al-Dhuha: mā wadda’a rabbuk, bi ni’mati

rabbik...; surah al-Kautsar: faṣalli li rabbik...; surah al-Fiil: alam tara kaifa fa’ala rabbuk...; surah al-Falaq: ...bi rabb al-falaq...; dan surah al-Nas: ...bi rabb al-nās... Baru kemudian ketika surah al-Ikhlas turun term “Allah”

mulai digunakan oleh Alqur’an sebagai penegas Tuhan Dzat. Bahkan al

-Jabiri memosisikan surah ini sebagai respon atas realitas keberagamaan

masyarakat Hijaz kala itu yang menyimpang dari ajaran “al-Hanif” warisan

Nabi Ibrahim (M. ‘Abid al-Jabiri, 1993: 85-125).

(55)

42

masalah tauhid dan mensucikan Allah. Semuanya itu telah disebutkan secara global di dalam surah ini (HAMKA, 1993:446).

Selain itu, surah al-Ikhlas mengumpulkan tauhid ilmu dan bahkan merupakan puncak ilmu tentang akidah. Itulah kenapa Nabi mengatakan sepertiga al-Qur’an. Bahkan hadis-hadis yang mengatakan demikian boleh dikatakan mencapai derajat mutawatir. Keutamaan lain dari surah al-Ikhlas ini antara lain juga tercantum dalam hadis riwayat al-Nasa’i melalui jalur

A’isyah r.a. yang menjelaskankan bahwa surah ini mengandung sifat Allah,

maka siapa yang suka membacanya, Allah juga suka padanya.

Buraidah melanjutkan keterangannya: demi mendengar itu, lalu Nabi Saw bersabda: Demi zat yang dijiwaku ada di dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya orang itu telah memohon kepada Allah dengan namanya

yang teragung, yang apabila dipanjatkan do’a dengan menggunakan nama

itu maka Allah akan mengabulkannya dan apabila dimintai pasti akan diberinya. (Sayyid Sabiq, 2001: 51-52)Oleh karena itu, pesan ketauhidan

yang terkandung dalam album “Maha Besar” Ungu sejatinya tidak lepas

(56)

43

ajaran-ajaran luhur Islam, terlepas dari motif lain yang turut menyertainya. Hanya saja, cara syiar mereka melalui musik.

2. Pesan Kemahabesaran Kuasa Allah

Berdasarkan paparan analisis konten, hampir semua lirik pada mini

album “Maha Besar” berbicara tentang kebesaran kuasa Tuhan. Mulai dari

lirik lagu Dia Maha Sempurna:

Secara redaksional, konten lirik ketiga lagu tersebut menegaskan tentang kebesaran kuasa Allah. Misalnya Allah Maha Besar (al-Mutakabbir, al-Kabīr, al-‘Aẓīm dalam asma’ul husna-Nya), Allah Maha Melihat (Baṣar dan Baṣīran dalam sifat-Nya; al-Baṣīr, al-Khabīr, al-Raqīb, dan al-Syahīd dalam asma’ul husna-Nya), Allah Maha Tinggi lagi Maha Sempurna (al-Rāfī’, al-‘Aliyy, al-Karīm, al-Majīd, al-Muta’āli, Dzul Jalāli wa al-Ikrām dalam asma’ul husna-Nya), Allah Sang Pencipta (al-Khāliq), dan Allah tiada tertandingi kebesaran dan kekuasaan-Nya. Maka tidaklah keliru bila penulis menyimpulkan demikian, lantaran ungkapan-ungkapan semacam itulah yang mendominasi di setiap lirik pada album tersebut.

(57)

44

Sebab, Dia itu Sang Maha Melihat lagi Mengawasi. Itulah kesan yang muncul dari lirik lagu Dia Maha Sempurna.

Selain itu, penekanan tentang kemahabesaran kuasa Allah pun ditegaskan secara redaksional bahwa Dialah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Dia juga yang telah menghidupkan para makhluk, termasuk manusia. Bahkan Dia pula yang membuat kehidupan lebih hidup dan indah. Sehingga semua ciptaan-Nya memuja dan bersujud kepada-Nya.

Kiranya tidaklah keliru bila Pasha mengatakan bahwa album Maha Besar, khususnya lagu Dia Maha Sempurna lahir dari pemahaman Ungu tentang Sang Pencipta. Sebuah pemahaman yang berangkat dari permenungan mendalam tentang sifat kuasa Allah. Bisa saja permenungan tersebut terkait ayat kauniah maupun qauliyyah. Bahkan mengenai ayat qauliyyah, Pasha mengakui bahwa sebagian lirik pada lagu Dia Maha Sempurna terinspirasi dan diambil dari Q.S. al-Baqarah 255 atau Ayat

Kursi. “Sebagian liriknya (lagu Dia Maha Sempurna) diambil dari Ayat

Kursi,” tuturnya saat diwawancara Republika.co.id

(http://www.republika.co.id/berita/shortlink/71063 diakses pada tanggal 28 Juli 2017).

Bahkan dalam sebuah wawancara, sang vokalis Pasha membenarkan bahwa lirik-lirik yang ada pada album Maha Besar memuat pesan tentang

(58)

45

(Ungu) melalui album ini (Maha Besar) memang selain pingin

mensyi’arkan tentang ketauhidan, juga ingin mengenalkan tentang

kebesaran kuasa Tuhan (Allah). Setidaknya mengenalkan pada diri kita (Ungu) sendiri, atau dalam istilah almarhum Uje itu disebut da’wah li nafsi. Syukur-syukur bisa sampai ke masyarakat luas. Tapi mungkin cara kita

(Ungu) beda. Ya, lewat musik.” (Muzayyanah dalam M. Thoriq, 2016:

162)

Kebesaran kuasa Tuhan, dalam hal ini adalah Allah, memang tidak bisa dipungkiri. Ada banyak tanda yang menegaskannya. Baik berupa tanda-tanda kauniyyah maupun qauliyyah.

Misalnya tanda kekuasaan Allah melalui penciptaan langit dan di bumi. Penciptaan-Nya tidaklah sia-sia. Justru mengandung tujuan, yakni untuk kemashlahatan makhluk-makhluk-Nya, sebagai sarana beribadah kepada-Nya sekaligus membuktikan tentang keesaan dan kemahabesaran kuasa-Nya.

(59)

46

sebagai bukti keagungan dan kekuasaan-Nya. Dia tidak menciptakan semua itu dengan sia-sia. Sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. Sad: 27:

رلًِطَبِ اَمُهَ نْ يَ ب اَمَو َضْرَْلْاَو َءاَمَّسلا اَنْقَلَخ اَمَو

“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir; maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka”

Para ulama sepakat mengklasifikasikan tanda-tanda kemahabesaran kuasa Allah ke dalam dua kategori. Pertama, tandanya yaitu ciptaan-Nya, berupa segala kehidupan yang ada dibumi.Semua itu menjadi bukti yang menunjukkan bahwa hanya Dia-lah satu-satunya Rabb.

Suatu ketika ada seorang Arab badui ditanya: “Bagaimana engkau bisa

mengenal Tuhanmu?” Dia pun menjawab: “Telapak kaki, menujukkan

adanya orang yang berjalan. Kotoran, menunjukkan adanya unta. Bukankah alam raya ini menunjukkan ada penciptanya yang Maha Perkasa lagi Maha Agung.

(60)

47

untuk mentadaburi dan merenungkan kandungan maknanya, menjalankan semua perintah yang ada di dalamnya, serta menjahui semua larangannya. Rasulullah Saw., bersabda:

Pernyataan Rasul ini merupakan penegas firman Allah dalam Q.S. al-Isra : 9-10:

“Sesungguhnya Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih”

(61)

48

Jika demikian, bagaimana mungkin manusia bisa terkagum-kagum dengan hasil karyanya, kemudian ia lupa dengan tanda-tanda kekusaan Allah yang digelar di alam raya ini, bahkan tanda-tanda kebesaran-Nya di dalam diri manusia itu sendiri? Sebagiamana firman-Nya dalam Q.S. al-Dzariyat : 20-21 dan al-Gasyiyah : 17-20:

ْمُكِسُفْ نَأ ِفَِو َيِنِقوُمْلِل تَيَآ ِضْرَْلْا ِفَِو

diciptakan; dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?”

(62)

49

Oleh karena itu, jangan sampai kita berpaling dari ayat-ayat kemahabesaran kuasa-Nya.. Karena sesungguhnya Allah mencela orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat-Nya, tidak mau merenungi dan

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya? (Q.S. Yûsuf : 105-107).

Bahkan Allah menyamakan orang yang berpaling dari ayat-ayat kebesaran-Nya tak ubahnya seperti binatang ternak. Disebutkan dalam

Alqur’an:

(63)

50

Oleh karena itu, muatan pesan kemahabesaran kuasa Allah yang

terkandung dalam album “Maha Besar” Ungu jika ditarik ke dalam ranah

praksis kehidupan manusia, sejatinya menjadi arahan hidup. Bahkan di sisi lain, ia menjadi kritik atas perilaku manusia saat ini yang cenderung lupa bahkan berpaling dari tanda-tanda kemahabesaran kuasa Allah. Mereka lebih menyukai dan mengagumi secuil kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya, padahal sejatinya ada kekuatan dahsyat yang patut direnungi dan dikagumi, yakni kekuatan Allah.

3. Signifikansi Menyebut dan Mengingat Allah (Zikir)

Melalui albumnya yang keempat, Ungu tampak memberi perhatian tentang pentingnya untuk selalu menyebut dan mengingat Allah. Melalui lirik-lirik yang diciptakannya, Ungu seolah mengingatkan kita untuk ‘tak

melupakan’ Allah dalam menjalani hidup. Ibarat pepatah, Ungu

memberikan warning pada kita agar tidak menjadi kacang lupa kulitnya. Bagaimanapun, Dia-lah yang memiliki kehidupan, sementara kita hanya dihidupkan oleh-Nya.

Seperti tuturan Pasha, sang vokalis ketika diwawancara oleh

Muzayyanah:“...Terkadang kita suka lupa. Atau bahkan ‘melupa’. Bahwa

(64)

51

atau dalam bahasa almarhum Uje mah Dzikir. Baik secara lisan, secara perbuatan, maupun hati.

Oleh karena itu dalam lirik Maha Besar, kita (Ungu) sengaja sisipkan potongan: Menyebut nama-Mu dalam setiap detak jantungku, Memuji diri-Mu dalam setiap hembus nafasku. Kata ‘ku’ dalam lirik tersebut bisa diposisikan untuk saya sebagai pelantun lagu, bisa juga Mbak atau siapapun yang mendengarkan. ....Paling tidak, dengan selalu menyebut dan mengingat nama-Nya itu bisa membuat hidup kita ‘lebih hidup’, ‘lebih

indah’, danberkah.” (Muzayyanah dalam M. Thoriq, 2016: 171)

Sebagaimana ditegaskan Alqur’an:

ُميِلَعْلا ُعيِمَّسلا َوُهَو ت َلْ َِّللَا َلَجَأ َّنِإَف َِّللَا ءاَقِل وُجْرَ ي َناَك نَم

Artinya :

“Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”(Q.S. al-Ankabut : 5).

Sebagaimana mengingat kepada Allah dan selalu berlindung pada-Nya kita akan mendapat kekuatan ekstra menghadapi berbagai halangan dan rintangan baik di dunia maupun di akhirat.

Firman Allah dalam surat Q.S. al-Baqarah : 152:

(65)

52 Artinya :

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) –Ku”

Perlu diketahui bahwa kegiatan Dzikrullah (mengingat Allah) adalah suatu aktivitas yang dapat memberikan kekuatan ekstra kepada kita dalam menghadapi berbagai masalah yang datang menghadang dalam hidup kita. Ada beberapa kegiatan dzikrullah yang diajarkan Rasulullah kepada kita

antara lain , Shalat 5 waktu maupun shalat sunah, membaca Qur’an,

membaca kalimat tahlil, tahmid, tasbih, takbir, Asma’ulhusna, membaca

do’a , dan lain sebagainya.

Shalat dilakukan pada waktu dan cara yang telah ditetapkan, membaca

Alqur’an juga dianjurkan dilakukan dengan tartil dan berusaha memahami

semua bacaannya pada waktu malam hari. Membaca tahlil, tahmid, tasbih,

takbir dan berdo’a dianjurkan dilakukan setelah selesai mengerjakan shalat.

Mengingat Allah dengan menyebut Asma’ulhusna dianjurkan dibaca

setelah shalat atau pada waktu berdiri, duduk dan berbaring.

(66)

53

“Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia ingat kepadaKu didalam hatinya, Akupun ingat pula kepadanya didalam hatiKu. Dan jika ia ingat kepadaKu dilingkungan khalayak ramai, niscaya Akupun ingat kepadanya didalam lingkungan khalayak ramai yang lebih baik. Dan jika ia mendekat padaKu sejengkal,Akupun mendekat pula padanya sehasta. Jika ia mendekat padaKu sehasta, niscaya Aku mendekat padanya sedepa. Dan jika dia datang padaKu dengan berjalan, maka Aku mendatanginya sambil berlari”

Bahkan dalam Q.S. al-Ahzab : 41-43 Allah mengingatkan orang yang beriman agar ingat kepada Allah dengan sebanyak banyaknya, dan bertasbih pada-Nya pada waktu pagi dan petang hari.

رايرََِك رارْكِذ ََّللَا اوُرُكْذا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”

Selalu mengingat dan menyebut nama Allah setiap saat dan sepanjang waktu di kala berdiri, duduk dan berbaring merupakan gambaran nyata dari keimanan ,ketakwaan dan rasa tawakkal seseorang. Allah akan memperlihatkan manfaat dan efek nyata dari amalan dzikrullah seseorang dalam kehidupannya sehari hari hari antara lain (M. Khalilurrahman al-Mahfani, 2006):

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan kode etik Pustakawan diperpustakaan UIN Alauddin Makassar telah berusaha melaksanakan semua aturan yang tercantum

untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan

Dalam penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi ekstraktan dan konsentrasi stripper dalam proses ekstraksi- stripping untuk menentukan koefisien distribusi pada

Dumasar kana kasang tukang masalah, ieu panalungtikan baris medar ngeunaan “ Téhnik Musikalisasi dina Pangajaran Maca Sajak (Studi Kuasi Ékspérimén ka Siswa Kelas

Hubungan pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah adalah dimana kedua pembiayaan ini akan menghasilkan keuntungan dari

Perlakuan D2R4 dan D4R4 menjadi perlakuan yang paling berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (p<0.05) dan menjadi perlakuan yang paling efektif karena memiliki

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian dengan cara melaksanakan studi literatur dari Kurikulum 2013

SEBELAS MARET