• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis isi pesan dakwah dalam lirik lagu KH husnu Ma'ad pada album lagu-lagu festival tingkat nasional Lasqi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis isi pesan dakwah dalam lirik lagu KH husnu Ma'ad pada album lagu-lagu festival tingkat nasional Lasqi"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM LIRIK LAGU

KH HUSNU MA’AD PADA ALBUM LAGU - LAGU

FESTIVAL TINGKAT NASIONAL LASQI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S.Sos.I )

Oleh

Yulyanti

NIM : 104051001887

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

2

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM LIRIK LAGU

KH HUSNU MA’AD PADA ALBUM LAGU - LAGU

FESTIVAL TINGKAT NASIONAL LASQI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S.Sos.I )

Oleh

Yulyanti

NIM :104051001887

Pembimbing

Rubiyanah, MA

NIP. 150 286 373

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

3

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu KH Husnu Ma’ad Pada Album Lagu – Lagu Festival Tingkat Nasional LASQI

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada 19 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperolah gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 19 Septembar 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, MA Wati Nilamsari, Msi

NIP: 150254102 NIP: 150293223

Anggota

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Roudhonah M. Ag Umi Musyarrofah, MA NIP: 150232920 NIP: 150281980

Pembimbing,

(4)

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayullah Jakarta.

Ciputat,15 September2008

(5)

5 ABSTRAK

Yulyanti

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu KH HUsnu Ma’ad Pada Album “Lagu-lagu Festival Tingakat Nasional Lasqi”

Dakwah adalah kewajiban sekaligus ibadah yang bisa mengantarkan pelakunya untuk dekat dengan Tuhannya. Di era komunikasi massa seperti ini dakwah tidak cukup disampaikan hanya melalui ceramah, tentunya seorang da’i memanfaatkan teknologi komunikasi sebagai sarana untuk berdakwah. Untuk keefektifan dakwahnya melalui musik dan lagu. Salah satu yang memanfaatkan sarana itu adalah KH Husnu Ma’ad pencipta dan arransemen lagu. Kiprah beliau dalam seni sudah lama berkecimpung, walaupun banyak orang yang tidak menengenalnya, tetapi dikalangan orang-orang pencinta seni khususnya kasidah namanya cukup diperhitungkan.

Dalam skripsi ini metodologi yang digunakan adalah analisis isi (Content Analysis) Kuantitatif. Menerut Holsti analisis isi adalah teknik untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, digunakan secara objektif dan sistematis. Pada skripsi ini karakteristik adalah pesan dakwah dan pesan dakwah dominant. Dalam penghitugan data menggunakan lembar koding yang di isi juri yang berjumlah tiga orang yang telah ditetapkan sebelumnya.

Teori yang digunakan adalah Media Equation Theory (Teori persamaan media). Dalam teori ini menjawab persoalan mengapa secara tidak sadar dan bahkan otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah manusia. Kaitannya dengan penulisan skripsi adalah orang-orang yang mendengarkan lirik lagu ciptaan KH Husnu Ma’ad merespon dengan mengambil pesan-pesan dakwah yang ada di dalam lagu tersebut, walaupun yang berdakwah itu tidak da’I secara langsung tetapi melalui media yaitu kaset atau CD.

Lagu-lagu ciptaan KH Husnu Ma’ad pada album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional Lasqi” di dalam album tersebut ada 12 lagu. Dari hasil data umum pesan dakwah didiminasi oleh pesan dakwah akhlak yang berjumlah 54.05%. Pesan aqidah berjumlah 45,94%. Sedangkan pesan syari’ah para juri tidak memberiakan penilaian atau hasilnya 0%. Pada nilai rata-rata kesepakatn antar juri berdasarkan coefisien reliability adalah 0,66 dan nilai komposit reliability adalah 0,86 berdasarkan kesepakatan antar juri.

Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang terkumpul. Penulis menyimpulkan bahwa berdakwah melalui musik dan lagu adalah sarana yang efektif. Lirik lagu KH Husnu Ma’ad salah satu Media Equation Theory yang dapat merespon pendengarnya untuk mengambil pesan dakwah di dalamnya.

(6)

6

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah penulis panjatkan , Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Meskipun jauh dari kesempurnaan. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada manusia pilihan Allah yang membawa umatnya kejalan yang benar dan menjadi suri tauladan yang patut dibanggakan yaitu kekasih Nabi Muhammad SAW, pemberi syafaat di akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu KH Khusnu Ma’ad Pada Album Lagu - lagu Festival Tingkat Nasional

LASQI” diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.I) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak tantangan dan hambatan dalam penulisa skripsi ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah mengorbankan baik moril maupun materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya perkenankanlah dalam kata pengantar ini penulis menyampaikan rasa terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepad yang terhormat:

1) Bapak DR H. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2) Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

(7)

7

3) Ibu Rubiyanah, MA. Selaku dosen pembimbing yang dengan teliti serta kesabaran dalam memberikan nasehat dan kesediaan waktunya yang begitu berharga bagi penulis.

4) Kedua Orang Tua Bapak Syatiri dan Ibunda Masanih yang telah merawat, membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Mudah-mudahan apa yang kau berikan mendapatkan ganjaran dan perlindungan dari Allah SWT.

5) Semua Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, atas ilmu dan pengalamannya, semoga limpahan ilmunya dapat bermanfaat bagi penulis. 6) Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan kenyamanan fasilitasnya.

7) Kepada semua keluargaku, terutama untuk adik – adikku Novianti, Samsul, Nur’ani, Lukman Hakim dan Abdul Hadi yang sama - sama berjuang dalam menuntut Ilmu demi kebahagiaan keluarga.

8) KH. Husnu Ma’ad, yang telah meluangkan waktunya sehingga penulis dapat melakukan penelitian.

9) Kepada sahabatku Herna Yuliana, yang telah memberikan dorongan dalam proses pengerjaan skripsi ini, semoga persahabatan kita akan tetap abadi selamanya.

10) Semua sobatku di KPI D angkatan 2004…Ulfa Ulufia, Ratna Sari, Sulhatunnida dan yang lainya, mudah-mudahan ilmu yang kita dapat bermanfaat bersama-sama di masa depan dan menjadikan kita sukses.

(8)

8

Akhirnya panulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendukung pembuatan skripsi ini, semoga Allah yang membalasnya dengan berlipat ganda. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ciputat, 15 September 2008

Penulis

(9)

9 DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Tinjauan Pustaka... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Dakwah ... 14

1. Pengertian dan Hakikat Dakwah... 14

2. Pengertian Da’i……… 18

3. Materi Dakwah ... 19

4. Media Dakwah ... 25

5. Metode Dakwah ... 26

B. Musik ... 29

(10)

10

1. Pengertian Musik. ... 29

2. Pengertian Lirik ... 31

3. Musik Sebagai Media Dakwah ... 32

C. Pengertian Analisis Isi ... 33

BAB III PRIFIL KH HUSNU MA’AD A. Latar Belakang Keluarga ... 36

B. Latar Belakang Pendidikan ... 38

C. Karya-karyanya ... 42

BAB IV ANALISIS ISI LIRIK LAGU KH HUSNU MA’AD A. Pesan-pesan Dakwah Pada Album Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI ... 43

B. Pesan Dakwah Paling Dominan ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Saran-saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN

(11)

11

DAFTAR TABEL

1. Tabel 01 Lagu-lagu Ciptaan KH Husnu Ma’ad ... 9

2. Tabel 02Lagu-lagu arransement KH Husnu Ma’ad……….. 9

2. Tabel 03 Pesan Dakwah SecaraUmum ... 43

3. Tabel 04 Kategori Pesan Aqidah ... 44

4. Tabel 05 Kategori Pesan Syari’ah ... 44

5. Tabel 06 Kategori Pesan Akhlak ... 45

6. Tabel 07 Pesan Dakwah Mengandung Nilai Aqidah ... 45

7. Tabel 08 Pesan Dakwah Mengandung Nilai Syariah ... 49

8. Tabel 09 Pesan Dakwah Mengandung Nilai Akhlak ... 50

9. Tabel 10 Hasil Temuan Data Berdasarkan Rumus Coefisien Reliability ... 53

10. Tabel 11 Perhitungan Kesepakatan Antar Juri ... 54

11. Tabel 12 Hasil Perhitungan Antar Juri ... 54

12. Tabel 13 Coefisien Reliability Kesepakatan Antar Juri ... 54

13. Tabel 14 Rekapitulasi Penilaian Dewan Juri ... 65

14. Tabel l5 Hasil Penyimpulan Akhir Para Juri Dalam Setiap Lagu ... 66

(12)

12 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, pada apa yang diserukan, yakni Islam. Oleh karena itu, dakwah tidak hanya terbatas pada aktivitas lisan semata tetapi mencakup seluruh aktivitas manusia dan perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada lisan.1

Dakwah adalah seruan atau ajakan keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dan tingkah laku dan dipandang hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apabila pada sekarang ini, harus lebih efektif menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.2

Di dalam Al-Qur’an sendiri telah menggambarkan bahwa bagaimana cara berdakwah dengan berbagai metode, termaktub dalam surah An-Nahl ayat:125 3

"#

$

%

&'(

)

1

Ahmad Mahmud, Dakwah Islam (Bogor:Pustaka Tahriqul, 2002), h. 13.

2

Tuti Alawiyah, Paradigma Baru Dakwah Islam: Pembedayaan Sosialisasi Mad’u.

Dakwah: Jurnal Kajian dan Masyarakat, h.7.

3

(13)

13

*, $

-.

/ %

0123$

4

5

6'(78%9

:;

<

#=5

>* ?7%9

6

: '@

6 

A

9

)

#=5 %

>* ?7%9

BC

- D7,

$

E@F

Artinya: “Serulah (manusia) kepda jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang paling baik”.

Menyeru manusia ke jalan Allah SWT, merupakan kewajiban sekaligus ibadah yang bisa mengantarkan pelakunya untuk dekat (taqarrub) dengan Tuhannya. Dakwah juga mengajarkan pelakunya bahwa kedudukannya di hadapan Allah adalah sangat tinggi; Allah akan mengangkat kedudukannya di dunia maupun di akhirat.4 Analisa sudah jelas bahwa semua kewajiban merupakan ibadah.

Di era komunikasi massa seperti ini dakwah tidak cukup disampaikan hanya melalui ceramah-ceramah di mimbar yang hanya dapat dinikmati oleh khalayak ta’lim atau tempat lainnya. Dalam kegiatan dakwah dewasa ini, tentunya seorang da’i tidak hanya menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi

komunikasi sebagai sarana untuk menyampaikan dakwahnya, akan tetapi dibutuhkan metode dan media lain untuk keefektifan dakwahnya.

Kebanyakan orang-orang yang mau mendengarkan ceramah, misalnya di masjid, majlis taklim, atau pada acara khusus, adalah orang-orang yang memang sudah memiliki kecenderungan yang kuat terhadap nilai-nilai agama. Sedangkan sebaliknya, orang-orang yang memiliki kecenderungan lemah atau bahkan tidak

4

(14)

14

memiliki simpati sama sekali terhadap nilai-nilai agama, mereka tidak mendatangi tempat-tempat tersebut. Akibatnya, nilai-nilai agama tidak akan pernah sampai terdengar sama sekali oleh mereka.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan, diantaranya melalui musik dan lagu, supaya pesan-pesan Islam akan sampai kepada mereka tanpa menganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan nilai-nilai buruk kepada hal-hal yang positif, yakni dari lagu-lagu yang berbau kekerasan dan bahkan seksualitas teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi.

Berdakwah pada zaman sekarang tidak bisa hanya dilakukan oleh para pendakwah di masjid saja, tetapi dapat juga dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat media yang bisa digunakan pada zaman sekarang. Media dakwah bermacam-mcam seperti, televisi, radio, koran, majalah, lagu dan internet. Seperti yang dilakukan oleh beberapa group band, nasyid, dangdut, marawis dan kasidah, mereka berdakwah menggunakan musik sebagai media dakwah.

(15)

15

yang amat menarik untuk manusia dan sudah naluri manusia untuk menyukai hal-hal yang bersifat estetika dan keindahan.5

KH Husnu Ma’ad adalah seorang da’i yang metode berdakwahnya tidak hanya dengan ceramah saja tetapi juga beliau berdakwah melalui musik. Beliau sangat mahir dalam memainkan alat musik khususnya piano, gambus dan alat-alat musik kesenian padang pasir lainnya. Beliau mempunyai pondok pesantren salaf yaitu Salafus Salihin yang beralamatkan di Limo - Depok, dan di tempat itulah beliau mengajarkan kepada santri-santrinya dalam memainkan alat musik dan juga terbuka untuk orang lain. Tidak sedikit lagu-lagu yang beliau telah ciptakan, sebagian lagu-lagunya dinyanyikan sendiri dan ada juga diberikan kepada orang lain untuk menyayikannya. Lagu-lagu beliau banyak syair-syairnya bertuliskan arab, dan tidak sedikit pula yang bertuliskan latin.

KH Husnu Ma’ad bercita cita ingin mendirikan sekolah musik islami. Dan beliau mengharapkan dengan adanya sekolah musik islami ini banyak yang minat khususnya para generasi muda, agar tidak melupakan musik dan syair-syair islam dan menjadikan musik sebagai sarana dakwah.

Kiprah beliau di dunia kesenian sudah lama, buktinya beliau selalu diundang untuk menjadi juri ketika ada festival kasidah diluar kota, dan juga beliau sudah pernah mengajarkan artis-artis dalam memainkan alat musik dan meminta lagu yang diciptakan beliau sendiri.

Pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW tepatnya 11 April 2008, group debu diundang untuk menghibur jamaah maulid yang bertempat di pondok

5

(16)

16

pesantren salafus shalihin yang dipimpin oleh KH Husnu Ma’ad, Musthafa (vokalis debu) menuturkan bahwa “group debu belajar musik khususnya gambus dengan KH Husnu ma’ad selama tujuh bulan, dan beliau mengatakan group Debu sudah lama mencari orang yang bisa mengajarkan gambus, dan mereka bersyukur telah menemukan sorang guru yang luar biasa ilmunya untuk mengajarkan group debu yaitu KH Husnu Ma’ad”.1

Dari pernyataan Musthafa, keahlian dalam memainkan alat musik dan menciptakan lagu, KH Husnu Ma’ad tidak diragukan lagi. Walaupun banyak sekali orang awam yang tidak mengenalnya, tetapi beliau cukup dikenal oleh pencinta musik khususnya gambus atau kasidah.2

Eksisitensi beliau dalam berdakwah melalui musik masih menunjukan kreatifitasnya sampai sekarang ini, oleh karena penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi ini yaitu “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu KH Husnu Ma’ad Pada Album Lagu-lagu Tingkat Nasional LASQI”

Dengan pertimbangan bahwasanya musik merupakan media yang sangat efektif dalam dunia dakwah Islam. Khususnya album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI” Husnu Ma’ad dalam memberikan tuntunan dalam kehidupan masyarakat.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

1

Peringatan Maulid Nabi, di Pondok Pesanteren Salafus Shalaihin, tanggal 11 April 2008.

2

(17)

17

Dalam penelitian ini masalah yang akan teliti adalah: “Analisis Isi Lagu KH Husnu Ma’ad Dalam Lirik Album Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI”, Dalam Album ini terdiri dari 12 lagu yaitu, Badruttamam, Zurna Makkah, Putri Santri,Yaa Nafsu, Masygul Bighairi, Lisani Bihamdillah, Indonesiaku, Ungkapan Saba, Santri Srikandi, Peranan wanita, Ya Malakal Hub, dan sholla Robbuna.

2. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka dirumuskan batas pertanyaan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam lirik “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI” ciptaan dan arransement KH Husnu Ma’ad?

2. Apa pesan yang paling dominan dalam lirik lagu KH. Husnu Ma’ad pada album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI”

C. Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1. Tujuan Umum

Memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berdakwah tidak hanya panggung mimbar saja tetapi melalui panggung musik pun bisa dan juga memberikan gambaran kepada pembaca bahwa seni merupakan saran dakwah yang efektif dan efesien di era sekarang ini.

(18)

18

Mengetahui latar belakang penulisan dan materi pesan yang paling dominan yang terkandung dalam lirik lagu album Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI ciptaan KH Husnu Ma’ad.

D. Manfaat Penelitian

1. Segi Teoritis

Memperdalam kajian analisis isi dan teori-teori serta metodologi (prosedur penelitian) yang berkaitan dengan isi pesan dakwah yang disampaikan melalui media channel yaitu kaset, yang berfokus pada lirik lagu yang tercantum dari isi caver album tersebut.

2. Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah wawasan bagi para praktisi dan juga elemen masyarakat, mahasiswa dan pelajar untuk mengembangkan nilai-nilai Islam agar menjadi kajian yang menarik dan untuk memberikan motivasi bagi para pelaksana dakwah untuk lebih memanfaatkan media sebagai saluran berdakwah.

E. Metodologi Penelitian.

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan dalam Content Analisis (Analisis Isi) yaitu suatu tehnik penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk di buat kesimpulanya.6 Sedangkan menurut Berelson, analisis isi ialah tehnik penelitian untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistimatis dan kuantitatif yang tampak (manifest).7

Menurut Klaus Kripendoorf, metode analisis isi adalah ada dua hal yang ditekankan, pertama yaitu unsur dapat ditiru artinya sebuah penelitian haruslah

6

Lexy. J. Moleong, Prosedur Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989), cet. ke-2, h.2

7

(19)

19

dapat dilakukan oleh penulis lain dalam lingkungan yang sama yang memakai teknik dengan data yang sama dan membuahkan hasil penelitian yang sama pula. Kedua, unsur konteks sebuah penelitian dengan metode analisis isi haruslah memperhatikan konteks dari data yang dianalisis.8

Sementara menurut Holsti, analisis isi yaitu tehnik apapun yang di gunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan uang di gunakan secara obyektif dan sistematis. Ia pun menjelaskan batasan-batasan kuantitatif mengutamakan ketetapan dalam mengidentifikasi isi pesan seperti penghitungan penyebutan berulang dari kata-kata tertentu, konsep, tema atau penyajian sebuah informasi.9

Dalam skripsi ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berusaha menguraikan muatan dakwah dalam lirik Lagu-lagu festival Tingkat Nasional LASQI yang diciptakan oleh KH Husnu Ma’ad, sedangkan analisi data penulis menggunakan kualitatif atau Coding Unit yaitu analisis lirik yang dilambangkan dengan kata-kata, kalimat, dan isi pesan keseluruhan yang menjadi pokok pembahasan, sehingga dapat diketahui apa pesan dibalik sebuah lirik lagu yang diteliti.

2. Subjek dan objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pencipta lagu yang cukup terkenal dikalangan para pencinta musik gambus dan aktivis dakwah yaitu KH Husnu

8

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) cet. Ke-4, h. 145-146.

9

(20)

20

Ma’ad. Sedangkan objek penelitian ini adalah lirik Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI.

[image:20.612.108.481.188.536.2]

Dalam skripsi ini peneliti akan meneliti album kedua yang diciptakan oleh KH Husnu Ma’ad dalam album Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI. Berikut ini lagu-lagu yang akan diteliti.

Tabel 01

Lagu-lagu Ciptaan KH Husnu Ma’ad

No Judul Lagu Penyanyi

1 Putri Santri Rena

2 Indonesiaku Rena

3 Ungkapan Sabda Hj. Mimi Jamilah

4 Santri Srikandi Hana Syarofah

5 Peranan Wanita Hj. Mimi Jamilah

Tabel 02

Lagu-lagu Arransement KH Husnu Ma’ad

No Judul Lagu Penyanyi

1 Badruttamam Hj. Mimi Jamilah

2 Zurna Makkah Hj. Mimi Jamilah

3 Ya Nafsu Hj. Mimi Jamilah

4 Masygul – Bighairi Hj. Mimi Jamilah 5 Lisani Bihamdillah Hj. Mimi Jamilah

6 Ya Malakal Hub Hj. Mimi Jamilah

7 Sholla Robbuna Hj. Mimi Jamilah

3. Teknik dan Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: a. Wawancara

(21)

21 b. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencataan yang digunakan dalam penelitian dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan skripsi ini yaitu teks syair dalam album Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI. c. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa pengumpulan data-data berupa buku yang berhubungan dengan yang peneliti teliti yang berkaitan dengan judul skripsi ini berupa buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, buku yang berkaitan dengan musik.

4. Pengolahan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kategorisasi secara sistematis. Dalam hal ini penulis membuat kategorisasi muatan dakwah dengan penjurian dalam album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional Tingkat Nasional LASQI”. Adapun kategorisasinya adalah:

1) Pesan dakwah yang mengandung aqidah 2) Pesan dakwah yang mengandung ibadah 3) Pesan dakwah yang mengandung akhlak

Dalam melakukan pengolahan data menggunakan rumus Holsti, yang memang menjadi acuan dalam analisi isi secara kuantitatif yaitu:

(22)

22 Keterangan:

2M = Nilai keputusan yang sama antar juri N1 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri

Untuk mengukur nilai rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri, dihitung dengan menggunakan rumus komposi realibilitas, yaitu:

Komposit Reliabilitas = N (X antar juri) 1+ (N - 1) (X antar juri)

Keterangan: N = Jumlah juri

X = Rata koefisiensi Reliabilitas antar juri

Setiap juri diminta mempelajari kategori-kategori yang sudah disiapkan penulis, yang dalam skripsi ini tim juri memberikan nilai dengan cara mendengarkan lagu dan membaca teks lagu yang telah disediakan peneliti.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, yakni penelitian menganalisis berdasarkan dari kata-kata yang terkumpul mengenai lirik lagu yang mengandung nilai atau pesan dakwahnya yang terkandung dalam album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI” ciptaan KH Khusnu Ma’ad.

Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada bukti “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skipsi, Tesis, dan Desertasi)” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2003.

(23)

23

Skripsi ini memang banyak kemiripan dengan judul dengan skripsi yang pernah ada sebelumya. Yang memang sama-sama menganalisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam sebuah album lagu.

Seperti “Analisis Isi Pesan Lirik Lagu Group Musik Gigi Pada Album Railah Kemenangan” yang ditulis oleh Maulud Rasul, “Analisis Isi Pesan Lirik Lagu Group Nayid Izzatul Muslim dalam Dakwah dan jihad” yang ditulis oleh Ahmad Musabikh, “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Syair Lagu Group Musik Gambus Al-Mudarrifin Cinere Depok Jawa Barat” yang ditulis oleh Aan Andyawan.

Namun dari sekian banyak skripsi yang sudah ada sebelumnya, peneliti belum menemukan skripsi yang menganalisi isi sebuah lagu yang dan diciptakan oleh KH Husnu Ma’ad.

Sebagian besar dalam skripsi sebelumnya banyak mengangkat group-group band dan gambus dan mereka membawakan lirik lagu yang diciptakan oleh orang lain, tetapi dalam skripsi ini peneliti membuat perbedaan dengan skripsi sebelumnya yaitu meneliti lagu-lagu yang diciptakan oleh penciptanya sendiri dalam satu album yang tegabung dalam album Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI.

G. Sistematika Penulisan

(24)

24 Bab 1 Pendahuluan.

Terdiri dari; Latar belakang, perumusan dan batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, meliputi; metode penelitian, sumber data, alat dan pengumpulan data, tehnik analisa data, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teoritis.

Terdiri dari; Ruang Lingkup Dakwah (materi dakwah, media dakwah, dan metode dakwah). Musik (pengertian musik dan lirik, musik sebagai media dakwah). Pengertian Analisis Isi.

Bab III Profil KH Husnu Ma’ad.

Terdiri dari; latar belakang keluarga, pendidikan dan karya-karyanya. Bab IV Analisis isi lirik lagu KH Husnu Ma’ad.

Terdiri dari; latar belakang penulisan lagu-lagu KH Husnu Ma’ad, analisis lirik lagu yang bermuatan dakwah dalam album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI” yang meliputi: nilai akidah, syari’ah dan nilai akhlak.

Bab V Penutup.

(25)

25 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah dan Hakikat Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan yang berarti mengajak, menyeru, memanggil dan mengundang. Dakwah Islam dapat dipahami sebagai ajakan, seruan, panggilan kepada Islam untuk orang lain masuk ke dalam Sabilillah (Jalan Allah) secara menyeluruh (Kaffah), baik melalui lisan, tulisan maupun perbuatan.3

Di antara makna dakwah menurut bahasa adalah: 1) An-Nida artinya memanggil:

2) Menyeru atau mendorong 3) Menegaskan atau membelanya

4) Surau usaha berupa perkataan, perbuatan untuk menarik manusia ke suatu madzhab atau agama

5) Memohon atau meminta kebaikan, ini yang sering disebut dengan istilah berdo’a.4

Sekh Ali Mahfudh mengutarakan pengertian dakwah Islam sebagai berikut:

Artinya: “Mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”

3

Ismah Salmah, Strategi Dakwah di Era Millenium. Dakwah Jurnal & Komunikasi, h. 2 Vol. 6 no 1

4

Jum’ah Amin Abdul Azis, Figh Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, (Solo: Citra Islami Press 1999), cet ke-1 h. 22-23

(26)

26

Akan tetapi dakwah sebagai suatu konsepsi Islam, isinya mengandung arti menyeru atau mengajak kepada kebaikan, sesuai dengan ajaran nilai-nilai Islam. Jadi, seruan atau ajakan kepada kejahatan tidak termasuk dalam konsep dakwah Islam. Dengan demikian, jelaslah bahwa pada hakikatnya tidak hanya menyeru atau mengajak manusia, tetapi lebih baik dari itu adalah mengubah manusia baik individu maupun kelompok, menuju ajaran dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian, makna konsep dakah transformasi social, perubahan individu dan transformasi dari kondisi kurang baik atau tidak baik menuju kondisi yang lebih baik.5

Dakwah menurut istilah mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak ahli dakwah memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam pendapat, seperti dibawah ini.6

Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya “Publisistik Islam memberikan pengertian dakwah dalam Islam ialah” mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul.

Menurut Team Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/Khotbah Agama Islam (pusat) Departemen Agama RI dalam bukunya “Metodologi Dakwah Kepada Suku Terasing” halaman empat adalah “setiap usaha yang mengarah untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik dan layak, hendaknya mengarah sesuai dengan kehendak dan tuntunan kebenaran.

5

Irvan Hielmy, Dakwah Bil Hikmah (Yogyakarta: Mirta Pustaka,2002), cet. ke-1, h.11

6

(27)

27

Menurut Asmuni Syukir, dakwah dapat diartikan dari dua segi atau dua sudut pandang, yakni pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu hal yang telah ada sebelumnya. Sedangkan pengembangan berarti suatu kegiatan yang mengarah kepada pembaharuan atau mengadakan sesuatu hal yang belum ada.7

Keaneka ragam definisi dakwah seperti tersebut di atas meskipun terdapat kesamaan atau pun perbedaan-perbedaan namun bila dikaji dan disimpulkan akan mencerminkan hal-hal seperti berikut:

1. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana.

2. Usaha yang dilakukan adalah mengajak ummat manusia kejalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan).

3. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia atau pun di akhirat.

Adapun dakwah dalam Islam adalah mengajak ummat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Sekh Ali Mahfudh mengutarakan pengertian dakwah Islam sebagai berikut: Artinya: “Mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk,

menyuruh mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”

7

(28)

28

Akan tetapi dakwah sebagai suatu konsepsi Islam, penuhnya mengandung arti menyeru atau mengajak kepada kebaikan, sesuai dengan ajaran nilai-nilai Islam. Jadi, seruan atau ajakan kepada kejahatan tidak termasuk dalm konsep dakwah Islam. Dengan demikian, jelaslah bahwa pada hakikatnya tidak hanya menyeru atau mengajak manusia, tetapi lebih baik dari itu adalah mengubah manusia baik individu maupun kelompok, menuju ajaran dan nilai-nilai Islam. De ngan demikian, makna konsep dakwah transformasi social, perubahan individu dan transformasi dari kondisi kurang baik atau tidak baik menuju kondisi yang lebih baik.8

Dakwah Islam merupakan ajakan untuk berfikir, berdebat dan berargumen, dan untuk menilai suatu kasus yang muncul. Dakwah Islam tidak dapat disikapi dengan keacuhan kecuali oleh orang bodoh atau berhati dengki. Hak berpikir merupakan sifat dan miliki semua manusia. Tak ada yang dapat menginkarinya.

Hakikat dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan) idiologi (pengajak)-nya untuk menjadikan kehidupan lebih baik. Sedangkan pengajak (da’i) sudah barang tentu memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da’i harus mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat.

Kemudian apa yang diupayakan adalah penilaian, maka dari hakikat sifat penilaian, tujuan dakwah tak lain adalah kepasrahan yang beralasan, bebas dan sadar dari objek dakwah terhadap kandungan dakwah. Ini berarti bahwa jika

8

(29)

29

kesadaran objek dakwah dilanggar karena suatu kesalahan atau kelemahannya, maka dakwah juga batal. Dakwah yang melibatkan unsur kelalaian, peningkatan emosi, atau “ekspansi psikopatik” kesadaran tidak sah. Dakwah bukan hasil sikap atau ilusi, bukan semata penatik emosi sehingga tanggapannya lebih bersifat pura-pura daripada penilaian. Dakwah harus merupakan penjelasan tentang kepada kesadaran, di mana akal maupun hati.

2. Pengertian Da’i

Sesungguhnya kita tidak bisa memisahkan antara dakwah dengan seorang da’i, karena seorang muslim yang memahami dakwahnya dengan pemahaman yang benar, akan tetapi kurang tepat dalam menyampaikan dakwahnya kepada manusia itu sama bahayanya dengan seorang muslim yang tidak memahami Islam dengan pemahaman yang benar, akan tetapi dia pandai berhujjah, dan berdialog serta baik dalam menyampaikan. 9Dari kesimpulan di atas bahwa da’i adalah orang yang menyampaikan pesan-pesan agama dengan pemahaman yang benar, dan mengajak mad’unya untuk menjalankan perintah Allah SWT.

Seorang da’i harus memahami bahwa sesungguhnya dakwah merupakan tugas para rasul Allah yang mulia. Mereka adalah para utusan Allah kepada makhluk-Nya, yang menyampaikan kepada mereka perintah Tuhannya dengan petunjuk yang jelas. Tugas ini diwarisi oleh para ulama dan aktivis dakwah yang mulia.

Orang yang menyeru ke jalan Allah harus senantiasa mempelajari Sunah Rasulullah SAW, perjalan hidupnya yang harum, dan akhlaknya yang mulia, agar

9

(30)

30

menjadi pelita yang menerangi jalan dan menjadi standar untuk mengukur perilaku. Dengan begitu ia dapat mengenali rambu-rabu jalan dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitannya, dapat menentukan tujuan perjalanannya dan bisa mencari sarana-sarana yang untuk mengantarkannya pada tujuan tersebut. Dengan demikian ia bisa mengumumkan keridhaan bahwa Allah sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya, sehingga ia bisa merasakan manisnya iaman dan nikmatnya perjalannya. Lalu ia mampu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan serta bersabar dalam menghadpi ketentuan Allah.

3. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam secara utuh tidak dipotong-potong dalam menjalankannya. Ajaran Islam telah tertuang dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW, sedang pengembangannya kemudian akan mencangkup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber pokok ajaran Islam itu.

(31)

31

sehari-hari para audience itu, sehingga Islam itu dirasakan sebagai petunjuknya yang tepat untuk praktek dalam kehidupannya.10

Materi dakwah akan menyangkut juga dua hal penting, ialah sifat materi dan proses pengembangan materi.11

Sifat materi dakwah hendaknya diperhatikan beberapa hal dibawah ini: 1. Hendaknya materi itu berakar atau dapat dikembalikan kepada akarnya,

yakni ajaran Islam yang murni, dalam hal ini ialah kitabullah dan sunnah rasul.

2. Hendaknya materi mampu memberikan bahan atau pelayanan kemasyarakatan, mempunyai segi banyak, sesuai dengan keperluan hidupnya dan kemampuan penerimaannya.

3. Hendaknya materi berpusat pada hidup dan kehidupan manusia, sebab keberhasilan hidup inilah yang akan menentukan kondisi kebaikan duni dan akhirat.

4. Hendaknya materi mampu memberikan tuntunan “keselarasan, keseimbangan dan keserasian” dalam kehidupan manusia.

Proses pengembangan materi, maka perlu diperhatikan adalah:

1. Dapat menunjang dan menyempurnakan nilai sistem sosial para penerima dakwah.

2. Pemberian sarana pembantu terhadap materi dakwah itu sendiri.

3. Agar dakwah dengan materi yang diberikan itu terarah, hendaknya mempergunakan sistematika yang baik.

4. Perlu dibina kerjasama yang baik antar penerima dengan da’i dan masyarakat lingkungan.

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah Aqidah

10

M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Da’wah, (Jakarta: Widjaya Jakarta, 1982), cet. ke-1, h. 94-95.

11

(32)

32

Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyah yang mencangkup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan oleh Rasulullah SAW.

Akidah secaraimologis berarti ikatan, dan angkutan. Secara teknis berarti kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo.12

Akidah secara harfiah berarti “sesuatu yang terbuhul atau tersimpul secara erat atau kuat”. Wacana tersebut lalu dipakai dalam istilah agama Islam, yang mengandung penegertian “pandangan, pemahaman, atau ide yang diyakini kebenarannya oleh hati. Yakni diyakini kesesuaiannya dengan realitas itu sendiri. Apabila suatu pandangan paham, atau ide itu telah terikat di dalam hatinya. Denagan demikian, hal itu disebut sebagai akidah bagi pribadinya. Hubungan apa yang diyakini oleh hati seseorang dan apa yang diperbuat bersifat kualitas; akidah menjadi sebab dan amal perbuatan menjadi akibat.

Akidah adalah masalah pokok karena akidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari akidah inilah akidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari akidah inilah yang akan membentuk moral manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah akidah atau keimanan. Dengan iman yang kukuh akan lahir keteguhan dan pengorbanan yang selalu menyertai setiap langkah dakwah. (Ali Yafi’e, Dakwah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, (makalah seminar), Jakarta, 1992.)

Pembahasan mengenai akidah Islam pada umumnya pada arkanul iman (rukun iman yang enam) antara lain:13

12

(33)

33 1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya 3. Iman kepada kitab-kitab-Nya

4. Iman kepada rasul-rasul-Nya 5. Iman kepada hari akhiarat 6. Iman kepada qadha dan qadar.

Di bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah yang wajib di imani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya.

2. Masalah syariah

Syariat secara etimologis berari jalan. Syariat Islam adalah satu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, hubungan sesama manusia, serta hubungan antara manusia dalam alam lainnya.14

Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.

Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Kelebihan dari materi syariah adalah bahwa ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Dan Syari’ah ini bersifat sangatlah universal, yang menjelaskan hak-hak umat Muslim dan non-Muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi syari’ah ini maka tatanan sistem dunia akan

13

Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, h.44

14

(34)

34

teratur dan sempurna. Disamping syari’ah ini mengandung dan mencakup kemaslahatan social dan moral.

Kaidah syari’ah secara garis besar terbagi atas dua bagian besar, antara lain:15

1. Ibadah (dalam arti khusus) a. At-Taharah b. As-Shalat c. Az-Zakat d. Al-Hajj

2. Muamalah (dalam arti luas)

a. Al-Qununul Khas (hukum perdata) - Mu’amalah (hukum niaga) - Munahakat (hukum nikah) - Waratsah (hukum waris) - Dan lain sebagainya.

b. Al-Qanunul ‘am (hukum publuk) - Hinayah (hukum pidana) - Khilafah (hukum negara)

- Jihad (hukum perang dan damai) - Dan lain-lain

3. Masalah Akhlaq

Kata akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab jama’ dari “khuluqun” yang diartikan sebagai budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabiat. Kaliamt-kalimat tersebut memiliki segi-segi persesuaian dengan perkataan “Khaqun” yang berarti pencipta, dan “makhluk” yang berate yang diciptakan. Adapun pengertian sepanjang terminologi yang dikemukakan ulama akhlak antara lain sebagai berikut:

1. Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

15

(35)

35

2. Ibnu Maskawih dalam kitabnya “tanzib al-akhlak, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran.

3. Al-Ghozali menyebutkan bahwa akhlak diartikan sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang, yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran.

Untuk itu salah satu materi dakwah Islam dalam rangka memanifestasikan penyempurnaan martabat manusia serta membuat harmonis tatanan hidup masyarakat, di samping aturan legal formal yang terkandung dalam syari’ah, salah satu ajaran etis Islam adalah akhlak. Dan oleh karena itu wilayah akhlak Islam memiliki cakupan yang sangat luas dengan keseluruhan ajaran Islam dan memiliki objek yang luas pula, sama luasnya dengan perilaku dan sikap manusia yang disadarinya. Karena ajaran Islam yang disampaikan oleh nabi secara total mengandung nilai akhlak terhadap Tuhan , diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar. Semakin orang dekat dengan Tuhan maka semakin bagus juga akhlaknya.

Dan materi akhlak ini sangat luas sekali yang tidak saja bersifat lahiriyah tetapi juga sangat melibatkan pikiran. Akhlak dunia (agama) mencakup pada berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah, sehingga kepada sesama akhlak meliputi:

Pada garis besarnya akhlak Islam mencakup beberapa hal, antara lain:16 1. Akhalak manusia terhadap khalik

2. Akhlak manusia terhadap makhluk a. Akhlak terhadap manusia

1) Diri sendiri 2) Tetangga

3) Masyarakat lauas lainnya b. Akhlak terhadap bukan manusia

1) Flora 2) Fauna

16

(36)

36 3) Dan sebagainya 4. Media Dakwah

Media berasal dari bahasa Latin yaitu “median”, yang artinya alat perantara. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia media adalah alat (sasaran) komunikasi seperti majalah, radio, televise, film, poster, dan spanduk. Media merupakan jamak dari kata “media” tersebut.

Pengertian media secara istilah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.17

Media dakwah yaitu segala sesuatu yang dapat membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan efesien. Media juga merupakan alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah ajaran Islam kepada mad’u.

Untuk mencapai sasaran yang tepat dan memperoleh tujuan yang dikehendaki, maka dakwah sudah tentu memerlukan alat dan saran, dalam pelayanan terhadap masyarakat yang akan mencakup seluruh segi kehidupannya. Sebab sebagai diterangkan, bahwa dakwah bukan sekedar menyampaikan sesuatu pesan kepada orang lain, akan tetapi mempunyai sasaran dan tujuan yang lebih jauh.

Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern seperti: televisi, video, kaset rekaman, majalah, surat kabar. Pada Zaman modern ini dakwah memerlukan alat seperti

17

(37)

37

yang telah disebutkan, tujuannya supaya dakwah lebih efektif dan dapat diterima oleh berbagai kalangan.18

Sebenarnya media dakwah ini bukan saja peranan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu system, yang mana system ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang komponen satu dengan lainnya saling kait mengkait, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lain. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki asas efektfitas dan efisiensi, media dakwah menjadi tampak jelas fungsinya.

5. Metode Dakwah

Metode menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah cara, aturan yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Dari segi bahasa metode berasal dari dua yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara).19 Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman Metodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq.20

Di dalam Al Qur’an menjelaskan bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu:21

18

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah , (Jakarta: Logos,1997) cet-1,h.35

19

Ahm. Syafi’I Ma’arif, Islam dan Politik: Upaya membingkai peradaban, (Jakarta: Pustaka Dinamika, 1999) h. 15

20

Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) cet. ke-1 h. 35

21

(38)

38 a. Al - Hikmah

Metode dakwah Al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan.

Dapat dipahami bahwa Al-Hikmah adalah da’i memilah-milih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objekif mad’u. Memang tidak semua orang mampu meraih sukses. Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang layak mendapatkan hikmah Insya Allah juga akan berimbas kepada para mad’unya, sehingga mereka termotivasi untuk diri dan mengamalkan apa yang disarankan da’i kepada mereka.

Hikmah merupakan pokok awal yang harus dimiliki oleh seoran da’i dalam berdakwah. Karena dari hikmah ini akan lahir kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menerapkan langkah-langkah dakwah baik secara metodologis maupun praktis. Oleh karena itu, hikmah yang memiliki multi definisi mengandung arti dan makna yang berbeda tergantung dari sisi mana melihatnya.

b. Al-Mu’idzatil Hasanah

Mau’idzatil Hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung

unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan selamat dunia dan akhirat.

(39)

39

Jadi kalau dapat dipahami kesimpulan dari Mau’idzati Hasanah akan mengandung arti kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan kelembutan.

Dan apabila ditarik suatu pemahaman bahwa Mau’idzatil Hasnah merupakan salah satu manhaj dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan cara memberi nasihat.

Memberikan nasihat kepada manusia sesuai kadar akal yang dimiliki masing-masing. Maka tentunya kita harapkan orang yang mendengarkan nasihat kita berbuat amal shaleh yang bermafaat, dan terkadang pula dalam memberikan nasihat harus dengan motivasi dan ancaman-ancaman.

c. Al-Mujadlah Bi-al Lati Hiya Ahsan

Pengertian al-mujadalah sebagai metode dakwah yang disampaikan Allah dan disepakati oleh para ulama dan mufassir bukanlah menunjukan mujadalah yang dalam arti sebenarnya yaitu debat akan tetapi dalam konteks al-hiwar yaitu dialog.

Al-mujadalah dapat diartikan upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh

(40)

40

kita berikan dan akhirnya merubah ataupun mengikuti terhadap dakwah yang kita sampaikan.

Jadi dapat diartikan al-mujadalah yaitu tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak, secara senergi yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.

Penyapaiannya dapat digolongkan menjadi lima, yakni:22

1. Lisan, termasuk dalam bentuk ini ialah khotbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, pidato-pidato radio, ramah tamah dalam anjang sana, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau suara.

2. Tulisan, dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan seperti: buku-buku, majalah, surat kabar, bulletin, risalah, kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk dan sebagainya. Dai yang spesial di bidang ini harus menguasai jurnalistik yakni keterampilan mengarang dan menulis.

3. Audio visual, yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk itu dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, ketoprak wayang, VCD, dan lain sebagainya.

4. Akhlak, yaitu suatu cara penyampaian langsung ditunjukan dalam bentuk perbuatan yang nyata seperti: menziarahi orang sakit, kunjungan ke rumah atau bersilaturrahmi, pembangunan masjid dan sekolah, poliklinik, kebersihan, pertanian, peternakan dan lain sebagainya.

B. Musik

1. Pengertian Musik

Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan, juga musik merupakan nada atau suara

22

(41)

41

yang tersusun sedemikian rupa hingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.23

Penulis menyimpulkan bahwa musik adalah seni mengkombinasikan irama dan nada, baik vokal (suara manusia), maupun (suara alat), di dalamnya termasuk melodi (rangkaian nada) dan harmoni (paduan suara) untuk mengungkapkan perasaan.

Musik sebagai salah satu karya seni yang dapat dipahami sebagai alat komunikasi, karena pada dasarnya musik adalah bahasa emosi. Seperti bahasa musik bertujuan untuk mengkomunikasikan makna. Seperti bahasa pula, musik mempunyai tata bahasa, bentuk kalimat dan retorika. Namun musik juga mempunyai perbedaan dengan bahasa. Jika kata-kata sifatnya konkret, maka nada bersifat cair dan tidak dapat diraba. Kata memberikan ide-ide pasti, sedangkan musik sulit dipahami oleh pikiran manusia. Karena sulit dipahami itulah, menyebabkan terjadi penerjemahan pesan dalam musik yaitu melalui lirik atau teks lagu.

Musik merupakan produk hati nurani manusia, menjadi bagian dari kehidupan manusia yang penuh dengan ide dan kemungkinan. Jadi sepertinya kehidupan sebagian besar dari manusia memang tidak bisa dipisahkan dari musik, terlebih lagi bagi anak muda atau paling tidak mereka yang berjiwa muda, dan juga usia tebilang tua ikut menikmati.

23

(42)

42

Seni musik dan lagu sudah sejak zaman klasik sampai zaman modern mempunyai peranan menyampaikan dakwah dan pesan-pesan moral seperti dalam syai-syair, fuqoha, ahli sastra, melatu jawa dan sebagainya.

2. Pengertian Lirik

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, lirik lagu berarti karya sastra (puisi) yang berisi perasaan pribadi, atau juga susunan kata sebuah nyanyian.24

Dari pengertian di atas lirik lagu berarti karya sastra yang berisi curahan pribadi yang diungkapkan dengan suara berirama atau juga susunan kata sebuah nyanyian.

Dari pengertian di atas lirik lagu berarti karya sastra yang berisi curahan pribadi yang diungkapkan dengan suara yang berirama, atau juga susunan kata sebuah nyayian.

Lirik lagu merupakan kata-kata didiringi oleh alat-alat musik (instrumental), sedangkan musik adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan instrumen musik, masing-masing alat musik mempunyai nada tertentu, disamping itu seni musik membahas cara membuat not, bermacam aliran musik, misalnya musik vokal dan musik instrumen.25

Lirik lagu merupakan sebuah kata-kata yang disusun oleh pengarang lagu, pencipta sebuah lirik lagu merupakan curahan pengarang yang berasal dari pemikirannya, perenungannya atau pembelajarannya baik yang berasal yang

24

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara,1986), h. 598

25

(43)

43

dilihat atau yang dirasakan, sehingga dituangkan dalam sebuah kata yang diiringi lirik merupakan ikon dari sebuah lagu, tanpa sebuah lagu lirik tak berarti sebuah lagu.

2. Musik Sebagai Media Dakwah

Bebarapa group kesenian maupun kebudayaan di akhir-akhir ini nampak sekali peranannya dalam usaha penyebaran Islam (amar ma’ruf nahi munkar). Seperti group qasidah, dangdut, musik band, sandiwara, wayang kulit dan sebagainya.

Sebenarnya pada mulanya group-group kesenian seperti di atas bergerak hanya pada lingkup hiburan. Para artis hanya komersial lagunya atau sandiwaranya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi di saat sekarang ini mereka sudah sadar bahwasannya group yang dipimpinnya atau profesinya itu dapat pula dimanfaatkan sebagia media dakwah. Seperti halnya Rhoma Irama dengan sebagai macam lagu dangdutnya yang syairnya diambilkan dari ayat-ayat Al Qur’an dan hadits membawa prospek positif di kalangan Ummat Islam. Ki Anom Suroto dengan wayang kulitnya, dan H Fatholah Akbar dengan Seni Ludruk Sari Warninya mampu membawa misi dakwah menuju kelestarian dan pengembangan Islam. Apalagi para artis dan seniman banyak menyandang gelar haji-/hajjah menunjukkan betapa luasnya ajaran Islam yang tak memandang bulu ummmatnya untuk bekerja dan beribadat kepada Tuhannya.

(44)

44

sebagainya, bila mareka mengajak ke jalan Allah tetap mereka patut untuk di beri pahala.

Anehnya di kalangan Ummat Islam sendiri belum sadar akan usaha itu, karena mereka nampaknya belum bisa membedakan antara profesinya dengan usaha/aktivitas dakwahnya. Sebagaimana yang sering dihebohkan dalam dunia pers, bahwa Rhoma Irama mengkomersilkan ayat-ayat Al Qur’an.

Berdakwah melalui musik, dapat dijalankan oleh siapa saja tanpa harus berpijak pada profesionalisme (status seniman). Sedangkan untuk menciptakan seni secara hikmah, menuntut adanya spesialisasi atau kesungguhan, pendalaman dan pengetahuan serta prosedur-prosedur yang melingkupi. Di samping itu praktek musik sebagai media dakwah dan sosialisasinya di ruang publik, telah memperlihatkan ke arah kecenderungan budaya yang bersifat praktis, rekreatif, dan lebih menunjukkan bentuk keindahan luar (artistik). Dan karena itu nyaris dapat dikatakan sebagai “anti model”, dalam arti lebih sering menggunakan atau memberi nilai-nilai Islam terhadap bentuk seni tradisi atau modern yang telah ada dan popular. Sehingga dengan sendirinya, fungsi dakwah memanggil manusia memberi peringatan serta menunjukan jalan menuju kebenaran Islam secara logis dan empirik, merupakan tujuan pokok dan utama dari keberadaannya.

C. Pengertian Analisis Isi

Content analysis atau analisis isi adalah penelitian yang dimaksudkan

(45)

45

suatu media komunikasi. Prosedur kerja ini hampir sama dengan metode survey, yang membedakan hanyalah objek penelitiannya.

Pada metode survey yang menjadi objek penelitiannya adalah individu atau orang, sedangkan pada metode analisis isi yang menjadi objek analsisnya (unit analisis) adalah isi pesan.26

Menurut Wezer dan Wiener, analysis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut krippendorf, analysis adalah suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data ke konteks. Sedangkan definisi yang diungkapkan oleh Kerlinger, agak khas, yaitu analysis komunikatif secara sistematis, objektif, dan secara kuatitatif untuk mengukur variable.27

Oleh beberapa penulis Indonesia istilah content analysis diterjemahkan dengan berbagai terjemahan seperti analisisi isi (Nawawi, 1983:68) atau kajian isi (Moleong, 1989), akan tetapi karena istilah analysis sudah begitu popular dalam bernagai pelajaran penelitian, maka dalam tulisan untuk menghindari kekacauan penggunaan istilah kita tetap mempergunakan istilah asal content analysisi. Usaha untuk menggambarkan wujud dari metode ini berdasarkan beberapa uraian dalam buku-buku metode penelitian yang sifatnya sangat terbatas sekali.

Dalam buku Moleong dikemukakan rumusan beberapa pakar antara lain: Borelson mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi

26

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2006) cet. ket. Ke-1 h. 68

27

(46)

46

komunikasi.28 Weber menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Krippendorff mengemukakan bahwa kajian isi adalah teknik penelitian yang memanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya.29

Menurut Noeng Muhadjir, secara teknis content analysis mencakup: a. klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi

b. Menggunakan kriteria sebagi dasar klasifikasi

c. menggunakan teknik analisis tertentu sebagai membuat prediksi.

Analisis isi telah digunakan secara luwes untuk melakukan pengetesan hipitesis pada bermacam-macam materi oleh sejumlah disiplin ilmu. Holsti menggunakan untuk melukiskan sistem kepercayaan individu dan citra nasional. Baselson dan Salter menganalisis tulisan-tulisan fiksi dalam majalah hiburan di Amerika untuk mengetahui bagaimana perlakukan terhadap kelompok mayoritas dan minoritas dalam cerita-cerita yang ditulis pada majalah tersebut. Edgar Dale (1935) menganalisis isi 1500 film yang diproduksi. Isi film diklasifdikasi kepada 10 kategori yaitu: kejahatan, seks, cinta, misteri, perang, anak-anak, sejarah, wisata, komedi, dan propaganda.30

Kegunaan analisis isi bukan hanya untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tetapi juga menarik kesimpulan tentang sifat komunikator, khalayak, dan efeknya.

28

Farida Wijaya, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, h. 16.

29

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, h. 68

30

(47)

47 BAB III

RIWAYAT HIDUP KH HUSNU MA’AD

A. Latar Belakang Keluarga

KH Husnu Ma’ad dilahirkan pada tanggal 09 September 1929 di Bekel Kampung Rembu, Kecematan Negara, Lombok Barat. Hobinya semenjak kecil adalah memainkan alat musik gambus. Disaat ayahnya sedang mengajarkan murid-murid memainkan alat musik dia memperhatikannya.1

Ketika ayahnya sedang memainkan alat musik khususnya gambus, ia selalu ada di samping dan memperhatikan dengan baik. Dan ayahnya mengajarkan cara memainkan alat musik akustik dan perkusi secara perlahan-lahan. Kesempatan belajar alat musik tidak disia - siakan karena keinginan yang besar untuk bisa memainkan alat musik tersebut.2

Masa kecilnya mempunyai berkepribadian sebagai anak yang pendiam dan patuh kepada orang tua. Selalu mengerjakan perintah orang tua dengan ikhlas, senang hati dan ketika mempunyai kesalahan, ia tidak sungkan untuk meminta maaf. Oleh karena itu disayangi orang tua dan saudara-saudaranya, karena menjadi anak yang patuh dan mempunyai bakat cukup besar yang diturunkan dari Ayah dan Ibunya. Sosoknya disenangi oleh teman-teman seusianya karena ia anak yang cerdas dan tidak banyak berbicara kecuali sesuatu hal yang penting.3

Ayahnya, KH. Khalili Rais, adalah seorang ulama besar dan mempunyai Pondok Pesantren Tarbiyatul Qurra Wal hufffazh di Lombok Barat - Nusa

1

Wawancara Pribadi dengan KH Husnu Ma’ad. Depok, 06 Juli 2008

2

Ibid

3

Ibid

(48)

48

tenggara Barat (NTB) sejak tahun 1800 Pejuruk ampena tahun 1960 Dan pesantren tersebut diwariskan mertuanya, Syeh Amin Ampenani Mekawi yaitu sebagai orang yang lama tinggal di Makkah. Sedangkan ibunya, HJ Jamillah, anak dari Syeh Amin Mekawi. Ia seorang qori’ah dan hafizhah. Ayah dan ibunya bertemu saat belajar dengan kakeknya Syeh Amin Ampenani Mekawai di Makkatul Mukarramah.4

Ketika beranjak remaja diangkat sebagai anak oleh KH. Muhammad Saleh Hambali yang tidak mempunyai anak laki-laki dan hanya mempunyai dua anak perempuan. Ayah angkatnya mempunyai Pondok Pesantren Darul Qur’an. Dan dari situlah dididik ilmu agama dan seni baca Al-Qur’an. Ayah angkatnya masih saudara dengan keluarganya bahkan masih satu desa.5

Di lingkungan keluarganya sangat kental sekali dengan jiwa seni, maklum saja orang tua kandung dan angkat adalah seorang pemain musik, qori dan qoriah. Ia sangat bersyukur sekali karena bakat dan hobinya dapat disalurkan di lingkungan keluarga dan pondok pesantren milik kedua orang tuanya. Ia pulang pergi kerumah orang tua kandung dan angkat untuk belajar. Di rumah orang tua kandung dapat belajar memainkan alat musik dan di rumah orang tua angkat mempelajari seni baca Al-Qur’an dan tahfizh.6

Hobinya memainkan alat musik dan membaca seni Al-Qur’an sangat sulit dibendung. Dan kedua keluarganya sangat bersemangat untuk menyalurkan bakatyang dimiliki puteranya dengan mengikuti perlombaan-perlombaan

4

Ibid

5

Ibid

6

(49)

49

kelingkungan masyarakat, dari situlah beliau mulai dikenal di desa yang ia tempati.7

B. Latar Belakang Pendidikan.

Kedua orang tuanya mempunyai pondok pesantren tetapi itu hanya untuk belajar memperdalam ilmu agama atau pesantern salaf. Sehingga di sekolahkan ke Sekolah Rakyat (SR) yang memang pada saat itu setaraf dengan Sekolah Dasar (SD) pada jaman Jepang. Sekolah SR dilaksanakan pada waktu pagi dan siangnya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Darul Qur’an. Dan dilanjutkan menengah pertama yang pada saat itu di namakan sekolah Muallimin selama enam tahun yang setaraf dengan Tsanawiyah dan Aliyah.8

Hari-harinya dihabiskan belajar di pondok pesantren milik ayah angkatnya. Ia selalu mengasah kemampuannya dalam melantunkan baca Al-Qur’an. Ketika ayahnya sedang mengajarkan murid-murid dan ia pun ikut bergabung, duduk di tempat paling depan dekat ayahnya dan memperhatikan bagaimana cara mengeluarkan suara dan bernafas dengan baik. Selesai ayahnya melantunkan Al-Qur’an dan berkata, “ Siapa yang mau mencoba membaca?” Murid paling pertama yang mengancungkan tangan untuk membaca seperti ayahnya. Teman-temannya pun sangat senang apabila mendengarkan suaranya yang tinggi dan fasih.9

Kepercayaan ayah angkat Muhammmad Saleh, ia dimanatkan untuk memimpin Pondok Pesantren Darul Qur’an milik ayah angkatnya. Dan di samping itu ia mengajar di pondok pesantren ayah kandungnya bersama saudara misannya

7

Ibid

8

Ibid

9

(50)

50

yaitu Mushtafa Faisal Hamid dan Muhammad Amin Hamid bersama-sama melanjutkan peninggalan Pondok Pesantren yang diwariskan kakeknya.10

Bakat yang cukup besar ia mencoba perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat propinsi dan meraih juara pertama secara berturut-turut.

Keberdaanya di dunia seni Al-Qur’an, sangat diperhitungkan oleh kalangan seni pencinta Al-Qur’an. Dan terakhir meraih juara Haflah Tilawatil Qur’an pada tahun 1956 se –Nusa Tenggara (Bali, NTB, dan NTT).11

Karena kesibukannya dalam mengembangkan seni Al-Quran, ia melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi yaitu Universitas Hasyim Asy’ari (UNHAS) Tebu Ireng – Jombang mengambil jurusan sastra Al-Qur’an. Waktu itu usianya sudah di bilang bukan usia mahasiswa. Ia tidak meneruskan kuliahnya tetapi satu leting saja, pada tahun 1960. Karena terbentur dengan mengajarnya di salah satu perguruan tinggi juga di Jombang dan ia mengajar seni Al-Qur’an.12

Ia pernah bekerja menjadi Penerangan Agama tahun 1958 Nusa Tenggara Barat. Dan aktif di organisasi NU NTB tahun 1960. Dalam kesibukannya bekerja ia tetap aktif mengikuti pelombaan-perlombaan MTQ dan mengajar seni baca Al-Qur’an.13

Pertama ia mengarang lagu sejak tahun 60-an sejak di rubah syair-syair para ulama dengan diiringi musik. Dalam hal ini yang sangat berjasa yaitu KH. Muhammad Siddiq yang pada saat sebagai Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU). Ia diberikan peluang dalam untuk mengadakan seminar, menyusun

10

Ibid

11

Ibid

12

Ibid

13

(51)

51

buku, menggalakan ilmu dan budaya Islam hingga bakat ia sebagai pencipta lagu dapat dikembangkan.14

Pada tahun 1970, ia pulang - pergi Jakarta dan Jombang karena pekerjaan menjadi pengajar dan pelaku seni dalam mengembangkan qasidah, tausyiah dan musik Islam dan ia pun pernah bergabung bersama Asia Record dan musik Al-Badr Surabaya. Ia begitu bersemangat dalam menjalani itu semua karena cita-cita ia dapat diterima pencinta seni.15

Di Jakarta ia bergabung dengan LASQI (Lembaga Seni Qasidah Indonesia), dari sana mulailah ia lebih aktif menciptakan lagu-lagu baik bersyair Arabi maupun Indonesia. Ia begitu mengalir dalam menciptakan lagu karena pada saat itu ia diberi kepercayaan oleh LASQI untuk lagu-lagunya diproduksi. Ciptaannya ada yang dibuat untuk untuk dinyayikan orang lain dan ada juga yang dinyayikan sendiri.16

Sekarang tinggal di Limo-Depok bersama isteri dan anak-anaknya. Awal mula ia hijrah ke Limo yang bertemu dengan ustadz Jainudin, ia dikenalkan dengan tokoh ulama yang ada di Limo yaitu KH. Muhasyim. Semenjak perkenalan itu ia memulai mengajar bapak-bapak dan ibu-ibu untuk belajar ilmu Al-Qur’an, tafsir, fiqih, akidah, akhlaq dan bahasa Arab. Masyarakat pun senang karena baru pertama kali mereka belajar dengan orang yang membidangi itu semua.17

14

Ibid

15

Ibid

16

Ibid

17

(52)

52

Dari pertemuannya dengan KH. Muhasyim, ia ingin berniat mendirikan pesantren yang pada saat itu belum ada di Limo. Tetapi karena banyak faktor niatnya pun tidak dapat terwujud. Walaupun itu ia masih tetap mengajar di ta’lim-ta’lim yang ada di Kecamatan Limo. Mulai dari sana beliau cukup dikenal oleh masyarakat Limo sebagai ustadz atau pengajar. Ia sangat karena kehadirannya dapat diterima walupun ia sebagai pendatang.18

Dengan berjalannya waktu ia bertemu dengan seorang perempuan yang sekarang menjadi isterinya yaitu Syarofah. Isterinya dalah seorang anak Kyai Muhasan yang sangat dikenal oleh masyarakat Limo. Ia pun bersyukur mendapatkan jodoh orang asli Limo dan dapat lebih banyak peluang untuk berdakwah.19

Dari pernikahannya ia mempunyai anak enam, tiga laki-laki, dan tiga perempuan yaitu, Himayatul Fittiah, Muhamaad Nabil, Nisfi Malihah, Mujahid dan sikembar Fatur dan Fattiah. Keluarganya pun sangat bahagia dengan anak-anak yang cantik-cantik, ganteng-ganteng dan pintar.20

Perlahan namun pasti ia dapat mewujudkan mendirikan pondok pesantren dengan bekerja sama salah satu donatur yaitu Bapak H. Dodi yang mewakafkan tempat untuk belajar. Pondok pesantren tersebut di pimpinnya yaitu Salafus-Salihin dan keluarganya bertempat tinggal didalamnya Pesantren itu bertujuan untuk masyarakat Limo yang ingin belajar khususnya anak-anak dan remaja. Disana masyarakat

Gambar

Tabel 01 Lagu-lagu Ciptaan KH Husnu Ma’ad
Tabel 03 Pesan Dakwah Secara Umum
Tabel 04  Kategori Pesan Aqidah Dalam Album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional
Tabel 06
+6

Referensi

Dokumen terkait

Idrus (Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam) angkatan 2003 yang meneliti tentang ” Analisis isi pesan dakwah pada album Kembali

Dari uraian wawancara di atas dapat terlihat bahwa pembuatan album Surga-Mu oleh grup band Ungu, walaupun pada awalnya berupa tawaran dari sebuah produksi

Setelah melakukan penelitian penulis mendapatkan isi pesan dakwah yang terdapat dalam rubrik tausiyah pada Republika Online.. Pesan akhlak, syari`ah, dan aqidah

skripsi yang berjudul PESAN DAKWAH ISLAM PADA ALBUM RELIGI KARYA BAND UNGU (Analisis Isi Pada Empat Album Religi UNGU) ini dapat terselesaikan dengan

Penelitian yang telah dilakukan terhadap analisis isi pesan lagu band indie d Indonesia mendapatkan hasil bahwa mereka menjadikan lagu untuk menyampaikan pesan dakwah seperti

Penulis menginterpretasikan lirik lagu dalam album “Ingat Shalawat” yang diciptakan oleh Wali band, dari hasil penelitian tersebut penulis menemukan pesan moral

Skripsi yang berjudul “Prinsip Komunikasi Dakwah Dalam Lirik Lagu Ciptaan Grup Nasyid Raihan Pada Album “ Senyum”, ditulis oleh Depia Setiawati telah diujikan dalam Sidang

Penelitian yang telah dilakukan terhadap analisis isi pesan lagu band indie d Indonesia mendapatkan hasil bahwa mereka menjadikan lagu untuk menyampaikan pesan dakwah seperti