PENGARUH ATRIBUT PRODUK WISATA ALAM CURUG MUARA JAYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
(Survei pada Wisatawan Lokal Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka)
SKRIPSI
Diajukan untuk mengikuti Sidang Skripsi
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh :
Azmi Pringadi 0805361
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH ATRIBUT PRODUK WISATA ALAM CURUG MUARA JAYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
(Survei pada Wisatawan Lokal Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Rini Andari, S. Pd.,SE.,Par.,MM NIP. 195905151986 011001
Marceila Hidayat, BA (Hons), MMPar NIP. 197608262003122003
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Manajemen Pemasaran Pariwisata
HP. Diyah Setiyorini, MM. NIP 1976 10 31 2008 12 2001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
PENGARUH ATRIBUT PRODUK WISATA ALAM CURUG MUARA JAYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
(Survei pada Wisatawan Lokal Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka)
Oleh Azmi Pringadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Azmi pringadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Azmi Pringadi, 0805361, Pengaruh Atribut Produk Wisata Alam Curug Muara Jaya Terhadap Keputusan Berkunjung (Survei pada Pengunjung Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka) di bawah bimbingan Rini Andari,
S. Pd.,SE. Par, MM dan Marceilla Hidayat, BA ( Hons), MMPar
Pariwisata sebagai industri dapat menjadi andalan dalam perekonomian suatu negara atau daerah, maka diperlukan suatu perencanaan dan penggarapan yang matang. Kabupaten Majalengka merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wisata alam yang dapat menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu wisata alam yang menjadi andalannya adalah Curug Muarajaya, namun setiap tahunnya jumlah pengunjung ke Curug Muara Jaya cenderung fluktuatif dengan kecenderungan yang menurun. Berdasarkan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui pengelolaan atribut wisata di dalam objek wisata itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil kajian mengenai: Atribut produk wisata alam Curug Muara Jaya, Keputusan berkunjung wisatawan pada Curug Muar Jaya dan seberapa besar pengaruh atribut produk wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan metode explanatory
survey. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan lokal. Sampel penelitian
ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel simple
random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis
regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa secara keseluruhan atribut wisata alam Curug Muara Jaya yang terdiri dari sub variabel harga, atraksi budaya, aksesibilitas dan sub variabel keselamatan memberikan pengaruh terhadap keputusan berkunjung. Sub variabel atribut wisata alam yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan berkunjung adalah variabel harga.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka...……… 13
2.1.1 Konsep Atribut Produk Pariwisata ... 13
2.1.1.1 Produk Wisata dalam Wisata ... 13
2.1.1.2 Atribut Produk Wisata Bagian dari Bauran Pemasaran Pariwisata ... 15
2.1.1.3 Produk Wisata ... 18
2.1.1.4 Dimensi Atribut Produk Wisata ... 19
2.1.2 Konsep Keputusan Berkunjung ... 28
2.1.2.1Pengertian Keputusan Berkunjung ... 39
2.1.3 Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung
... 36
2.1.4 Penelitian Terdahulu dan Orisinilitas Penelitian ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 39
2.3 Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47
3.2 Metode Penelitian... 47
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 48
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 49
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 51
3.2.3.1 Jenis Data ... 51
3.2.3.2 Sumber Data ... 51
3.2.4 Populasi Sempel dan Teknik Sempel ... 52
3.2.4.1 Populasi ... 52
3.2.4.2 Sempel ... 53
3.2.4.3 Teknik Sempling... 55
3.2.5 Teknik Pegumpulan Data ... 56
3.2.6 Rancangan Pengujian Validitas dan Reabilitas ... 57
3.2.6.1 Rancangan Pengujian Validitas ... 57
3.2.6.2 Rancangan Pengujian Reabilitas ... 60
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 62
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 62
3.2.7.2 Ranacangan analisis Data Verifikatif ... 64
3.2.7.2.1 Rancangan Uji Asumsi Regresi Klasik ... 66
3.2.7.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ... 74
x
4.1.2 Sejarah Perusahaan... 74
4.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 75
4.1.4 Profil Pengunjung Wisata Alam Curug Muara Jaya ... 75
4.1.4.1 Keterkaitan Karakteristik Wisata Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 76
4.1.4.2 Keterkaitan Karakteristik Wisata Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 77
4.1.4.3 Keterkaitan Karakteristik Wisata Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan ... 78
4.2 Tanggapan Wisatawan terhadap Atribut Produk Wisata Alam Curug Muara Jaya ... 79
4.2.1 Tanggapan Pengunjung terhadap Harga ... 81
4.2.2 Tanggapan Pengunjung terhadap Atraksi Budaya ... 83
4.2.3 Tanggapan Pengunjung terhadap Aksesibilitas ... 85
4.2.4 Tanggapan Pengunjung terhadap Keselamatan/Keamanan Lokasi ... 87
4.3 Tanggapan Wisatawan terhadap Keputusan Berkunjung pada Objek Wisata Alam Curug Muara Jaya ... 89
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 92
4.4.1 Uji Normalitas ... 92
4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 96
4.4.3 Uji Autokorelasi ... 94
4.5 Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Berkunjung pada Wisata Alam Curug Muara jaya ... 95
4.6 Implikasi hasil Temuan ... 99
4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan ... 101 5.2 Rekomendasi ... 102
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
No
Tabel Judul Tabel Hal
1.1 Data Kunjungan Wisatawan Asing di ASEAN Tahun 2007 2011
(Orang)...……... 2
1.2 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Asing ke Jawa Barat Tahun 2007 – 2011……... 4
1.3 Data Objek Wisata di Kabupaten Majalengka……….. 5
1.4 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Curug Muara Jaya dan Curug Tonjong tahun 2007-2011 ……….... 8
2.1 Definisi Keputusan Berkunjung Menurut Beberapa Ahli ……….. 31
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ……….. 38
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ………... 49
3.2 Jenis dan Sumber Data ………. 52
3.3 Interpretasi Nilai r ……….…... 58
3.4 Hasil Pengujian validitas Variabel X Atribut Wisata ……….. 59
3.5 Hasil Pengujian validitas Variabel Y Keputusan Berkunjung ……. 60
3.6 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ……… 61
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel X dan Y ……… 62
4.1 Jenis Kelamin dan Usia Pengunjung ……… 76
4.2 Pendidikan dan Pekerjaan Pengunjung Objek Wisata Curug Muara Jaya ……….……… 77
4.3 Pekerjaan dan Penghasilan Pengunjung ………. 78
4.4 Rekapitulasi hasil Penelitian Sub variabel Atribut Produk ……….. 80
4.5 Tanggapan Pengunjung terhadap Harga ……….. 81
4.6 Tanggapan Pengunjung terhadap Atraksi Budaya ………... 83
4.7 Tanggapan Pengunjung terhadap Aksesibilitas ……… 85
4.8 Tanggapan Pengunjung terhadap Keselamatan ……… 87
4.9 Rekapitulasi Keputusan Berkunjung ……… 90
4.10 Tanggapan Pengunjung terhadap Pemilihan Produk ………... 90
4.11 Tanggapan Pengunjung terhadap Pemilihan Waktu Berkunjung … 91 4.12 Tanggapan Pengunjung terhadap Jumlah Kunjungan …………... 92
4.13 Hasil Uji Normalitas ……… 93
4.14 Hasil Uji Multikolinearitas ……….. 93
4.15 Hasil Uji Autokorelasi ………. 94
4.16 Hasil Uji Koefisien Korelasi Ganda ……… 96
4.17 Hasil Uji F ………...…………. 97
4.18 Hasil Uji T………...……… 97
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar Judul Gambar Hal
2.1 The Four P Components of the Marketing Mix….……....… 16
2.2 Unsur-unsur Marketing Mix...……….………... 18
2.3 Kerangka Pemikiran..………. 42
2.4 Paradigma Penelitian Pengaruh Atribut Produk Wisata Alam Curug Muara Jaya terhadap Keputusan Berkunjung.... 44
3.1 Struktur Hubungan Antara X dan Y ………..………… 65
4.1 Tanggapan Pengunjung terhadap Atribut Produk... 79
4.2 Rekapitulasi Sub Variabel Tingkat Harga...…… 82
4.3 Rekapitulasi Sub Variabel Atraksi Budaya...… 84
4.4 Rekapitulasi Sub Variabel Aksesibilitas...……… 86
4.5 Rekapitulasi Sub Variabel Keselamatan...………. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata telah menjadi fenomena global baik dalam persaingan bisnis maupun perdagangan yang menyangkut aspek-aspek sosial-budaya, lingkungan hidup serta hubungan antar bangsa dan negara. Perubahan struktur ekonomi dunia serta pesatnya perkembangan teknologi informasi dan transportasi menyebabkan pariwisata menjadi salah satu mega industri di abad ke-21, terutama dalam penyediaan barang dan jasanya khususnya untuk wisatawan selama melakukan perjalanannya.
Kompetisi antarnegara dan antar destinasi dewasa ini terjadi sangat ketat khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Munculnya perdagangan bebas ASEAN melalui Free Trade Area (AFTA) telah menyebabkan intensitas persaingan dalam industri pariwisata semakin tinggi, mengingat negara-negara di kawasan ASEAN relatif menjual daya tarik yang mirip karena kesamaan rumpun, akar sejarah, jejak budaya dan peradaban, serta kondisi alamnya.
Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi kawasan tujuan wisata dunia, karena mempunyai tiga unsur pokok yang membedakan Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat (people). Masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa bersahabat dengan bangsa manapun. Potensi ke dua adalah alam (nature
negara-negara lain, misalnya pegunungan yang ada di setiap pulau, pantai yang indah, goa, serta hamparan sawah yang luas. Potensi yang ketiga adalah budaya (cultural
haritage). Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang
beragam. Setiap suku, kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju, bangunan rumah, musik, maupun upacara-upacara adat. Semuanya menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya budaya. Hal itu merupakan daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Indonesia karena rasa keingintahuannya. (Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata : 2012).
Ketiga unsur tersebut yang akan mendukung pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang. Namun sayangnya, rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia selalu kalah bila dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan Singapura. Berikut ini adalah data jumlah kunjungan wisatawan antanegara ke ASEAN tahun 2008 sampai dengan 2012 :
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DI ASEAN TAHUN 2008-2011 (Orang)
Negara 2008 2009 2010 2011 2012
Brunai Darussalam 17.5 225.8 157.5 160.1 163.1 Kamboja 2,015 2,125.5 2,161.6 2,179.0 2,181.0 Indonesia 5,505.8 6,429.0 6,452.0 6,720.0 7,111.0 Laos 1,623.9 4,004.8 2,008.4 2,108.3 2,205.3 Malaysia 20,236.0 22,052.5 23,646.2 24,652.7 24,857.6 Myanmar 732.1 660.8 762.5 769.3 778.4 Philipina 3,092.0 3,139.4 2,705.0 2,813.5 2,903.5 Singapura 10,287.6 10,116.5 9,681.3 9,863.0 9,987.0 Thailand 14,464,2 14,597.5 14,091.0 14,265.8 14,507.8 Vietnam 4,149.5 4,253.7 3,772.3 3,875.6 3,905.3 Sumber : ASEAN Statistical Yearbook (ASEAN, 2012)
Singapura. Padahal Indonesia memiliki daratan dan lautan yang lebih luas, suku bangsa dan kebudayaan yang lebih beraneka ragam, dan bentang alam yang lebih banyak.
Pariwisata sebagai industri ini agar dapat menjadi andalan dalam perekonomian suatu negara, maka diperlukan perencanaan dan penggarapan yang matang. Agar perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata dapat terpuaskan, maka diperlukan pengemasan produk pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan. Pengelolaannya memerlukan langkah integratif pemerintah dan pelaku usaha. Pengelolaan itu dibuktikan tidak hanya dengan keseriusan pemda untuk memperbaiki fasilitas dan sarana wisata, kemudahan layanan imigrasi, transportasi memadai, tetapi juga peran pelaku usaha dalam mengelola kawasan wisata, hingga pemasaran produk khas daerah. Menurut Jero Wacik hanya tujuh dari 33 provinsi di Indonesia yang secara swadaya giat berpromosi dan mendorong pariwisata yang salah satu diantaranya adalah Provinsi Jawa Barat.
dari kelemahan intern, kekurangsigapan dalam pelaksanaan otonomi daerah dan antisipasi terhadap arus globalisasi disegala bidang kehidupan. Sebagai gambaran Tabel 1.2 dibawah ini menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat Periode 2008-2012.
TABEL 1.2
KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA DAN ASING KE JAWA BARAT TAHUN 2008-2012
Tahun
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat untuk cenderung fluktuatif bahkan pada tahun-tahun tertentu terjadi penurunan yang cukup signifikan, misalnya pada tahun 2009 wisatawan asing yang datang ke Jawa Barat turun hingga -24,9%. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di Jawa Barat. Meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata tentunya dapat berdampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di daerah-daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat.
berkunjung ke objek wisata yang ada di Kabupaten Majalengka dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan dari 141.000 orang di tahun 2008 menjadi 184.578 orang pada tahun 2012 atau naik rata-rata sebesar 6,9% per tahun. Peningkatan tersebut dimungkinkan karena tersedianya pilihan kawasan wisata yang tersedia di Kabupaten Majalengka.
Salah satu kekuatan pariwisata Kabupaten Majalengka adalah banyaknya jenis wisata alam dan minat khusus yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan bagi pengembangan wisata di daerah tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Majalengka tahun 2012, secara keseluruhan jumlah objek wisata yang ada di Kabupaten Majalengka cukup beragam seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3.
TABEL 1.3
OBJEK WISATA DI KABUPATEN MAJALENGKA
No Nama Objek Wisata Jenis Wisata Lokasi
1 Talaga Herang Alam Desa Jeruk Leuet, Kec Sindangwangi
2 Kolam Renang Tirta Indah
Minat Khusus Kec Sindangwangi
3 Situ Cijuda Alam Kec Sindangwangi
4 Curug Maja Alam Desa Argamukti, Kec Argapura 5 Talaga Cipanten Alam Gunung Kuning, Kec Sinadng 6 Situ Cipadung Alam Desa Pajajar, Kec Sindang 7 Curug Tonjong Alam Desa Teja, Kec Rajagaluh
8 Taman Nasional
10 Taman Dinosaurus Minat Khusus Kec Bantarujeg
11 Musieum Talaga Manggung
Budaya Desa Talaga Wetan, Kec Talaga
12 Sumur Sindu Budaya Jatitujuh 13 Bendungan Rentang Alam Jatitujuh 14 Situ Sangiang Alam Cigasong
15 Air Terjun Cilutung Alam Desa Campaga, Kec Talaga 16 Situ Batu Budaya Kec Malausma
18 Situ Janawi Alam Desa Payung, Kec Rajagaluh 19 Gunung Batu Tilu Alam Desa Jatimulya, Kec Kasokandel 20 Situ Resmi Alam Desa Sukasari, Kec Argapura No Nama Objek Wisata Jenis Wisata Lokasi
21 Panorama Lemahputih Alam Desa Lemahputih, Kec Lemahsugih
22 Sirkuit Gagaraji Alam & Minat Khusus
Desa Pangkalan pari, Kec Jatitujuh
23 Situ Anggarahan Alam Desa Pilangsari, Kec Jatutujuh 24 Kebun Teh Cipasung Alam Desa Sipasung, Kec Lemahsugih
25 Perkebunan Teh Sadarehe
Alam Desa Payung, Kec Rajagaluh
26 Batu Luhur Alam Kec Sindangwangi 27 Bulit Alam Hejo Alam Desa Heubeulsiuk
28 Curug Sawer Alam Desa Argalingga, Kec Argapura 29 Air Terjun Cibali Alam Desa Cikondang
30 Curug Muara Jaya Alam Desa Argalingga, Kec Argapura Sumber: Dinas Budpar Kab. Majalengka, tahun 2012
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka memiliki objek dan daya tarik wisata alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Melihat modal dasar dalam bidang pariwisata alam khususnya, Kabupaten Majalengka mempunyai prospek yang baik dalam industri pariwisata. Jumlah penduduk Majalengka pada tahun 2012 berdasarkan hasil registrasi penduduk adalah 1.514.319 jiwa, angka pertumbuhan 0,82% per tahun merupakan pasar utama dalam industri pariwisata. Apabila 30% saja dari penduduk Majalengka mau mengunjungi objek wisata di Majalengka sendiri maka akan ada pemasukan yang cukup besar ke Pemerintah Daerah. Meningkatnya jumlah kunjungan ini akan turut menggerakan roda ekonomi masyarakat sekitar tempat wisata, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata.
Kabupaten tersebut. Sebagian besar pilihan wisatawan berkunjung ke objek-objek wisata di Kabupaten Majalengka adalah kemenarikan wisata alamnya yang asri dan belum tercemar polusi, namun selama ini masih ada anggapan bahwa beragamnya kemenarikan objek wisata di Kabupaten Majalengka ini kurang didukung oleh penyediaan sarana penunjang untuk berwisata.
Selama ini upaya yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Majalengka, dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan masih sebatas pada penyebaran booklet, dan leaflet. Oleh karena itu Disbudpar Kabupaten Majalengka dituntut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dimana strategi pemasaran harus disesuaikan menurut kebutuhan wisatawan, sehingga intensitas kunjungan wisatawan yang masuk ke Kabupaten Majalengka, semakin meningkat. Pengembangan dan pembenahan atribut-atribut dari produk wisata alam yang selama ini menjadi andalan dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung perlu mendapatkan prioritas agar jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Majalengka semakin meningkat.
TABEL 1.4
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE CURUG MUARA JAYA DAN CURUG TONJONG
TAHUN 2008-2012
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Curug Muara Jaya dari tahun 2008-2012 cenderung fluktuatif dengan kecenderungan yang menurun. Pada tahun 2008 pertumbuhan wisatawan nusantara masih menunjukkan tren positif tetapi sejak tahun 2009 mengalami pertumbuhan yang negatif bahkan di tahun 2011 terjadi penurunan yang signifikan yakni -8,2% jauh lebuh rendah dibandingkan dengan penurunan jumlah pengunjung yang juga terjadi pada Curug Tonjong. Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa keputusan wisatawan nusantara untuk melakukan kunjungan ke Curug Muara Jaya juga mengalami penurunan.
pada penyebaran booklet, leaflet yang disebarkan pada saat liburan atau akhir pekan saja yakni Sabtu dan Minggu.
Suh dan Gartner (2004) menyatakan bahwa faktor penyebab konsumen berkunjung ke suatu objek wisata adalah karena tertarik dengan atribunya baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Richardson dan Fluker (2004:50) juga menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung, yaitu destination attractions, destination facilities, accessibility dan
image. Selain itu Pitana dan Gayatri (2009:73), mengemukakanbahwasalahsatu faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung seseorang, yaitu keunggulan daerah tujuan wisata yang meliputi jenis dan sifat atraksi yang ditawarkan, layanan, lingkungan fisik dan sosial, keamanan, aksesibilitas dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan.
Melihat dari fenomena yang ada, maka Kompepar selaku pengelola objek wisata Curug Muara Jaya perlu untuk meningkatkan persentase jumlah kunjungan wisatawan, yaitu melalui atribut produk wisata yang terdiri dari harga yang kompetitif, atraksi budaya, menawarakan keindahan alam di sekeliling curug
muara jaya dan jaminan keamanan bagi setiap pengunjung yang datang.
Atraksi wisata yang dapat dinikmati atau dilakukan oleh wisatawan di
Curug Muara Jaya, yaitu berenang di bawah siraman air terjun dengan ketinggian
kurang lebih 75 meter, dapat melihat atraksi kesenian Jaipongan yang rutin digelar
setiap akhir pekan dan musim liburan lainnya, panorama alam pegunungan dan
kawasan agrowisata dengan udaranya yang sejuk. Atraksi wisata lainnya adalah
untuk menunjang berbagai macam aktivitas yang akan dilakukan oleh wisatawan selama berwisata, pihak Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) selalu pengelola telah memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti mushola, toilet, warung, shelter, parkir, balai pertemuan dan loket karcis. Akan tetapi dari aspek aksesibilitas pendukung menunju Curug Muara Jaya masih dirasakan kurang terutama belum tersedianya infrastruktur jalan yang memadai untuk roda empat.
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang, keamanan dan kenyamanan lingkungan tentunya berperan penting dalam menunjang kenyamanan pengunjung yang berarti pula kepuasan mereka terhadap tempat wisata tersebut akan semakin tinggi. Untuk itu, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan pengembangan produk wisata Curug Muara Jaya. Pengembangan produk wisata ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada melalui renovasi/perbaikan dan juga bisa dengan cara menciptakan produk wisata baru yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Atribut Produk Wisata Alam Curug Muara Jaya
Terhadap Keputusan Berkunjung (Survei pada Pengunjung Curug Muara
Jaya Kabupaten Majalengka)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
2. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan pada Curug Muarajaya Kabupaten Majalengka
3. Bagaimana pengaruh atribut produk wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil kajian mengenai:
1. Atribut produk wisata alam Curug Muarajaya Kabupaten Majalengka 2. Keputusan berkunjung wisatawan pada Curug Muarajaya Kabupaten
Majalengka
3. Seberapa besar pengaruh atribut produk wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan :
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
47
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu tanggapan dari responden tentang variabel independen mengenai atribut produk wisata alam yang terdiri dari harga, atraksi budaya, aksesibilitas dan sub variabel keselamatan serta variabel independen keputusan berkunjung yang terdiri pemilihan produk, pemilihan jumlah kunjungan dan waktu berkunjung pada wisata alam Curug Muarajaya. Adapun objek yang dijadikan responden adalah wisatawan lokal yang berkunjung ke wisata alam Curug Muara Jaya. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh atribut produk wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan.
Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan satu kali dan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013, maka metode penelitian yang dipergunakan adalah metode cross sectional. Sugiyono (2010:5) mengemukakan metode cross
sectional adalah metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu
tertentu.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:35): “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain”. Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh deskripsi mengenai atribut produk wisata pada wisata alam Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka dan tanggapan responden tentang keputusan berkunjung.
Menurut Sugiyono (2010:36), penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis, dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk wisata alam terhadap keputusan berkunjung.
Berdasarkan jenis penelitiannya, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Sugiyono (2010:75), metode
survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
3.2.2 Operasionalisasi variabel
Operasionalisasi variabel merupakan batasan atau arti suatu konstruk atau variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel-variabel yang akan diuji tediri atas : 1. Variabel bebas (independen variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Penulis menggunakan atribut produk wisata alam yang terdiri atas : Harga (X1), Atraksi Budaya (X2), Aksesbilitas (X3), dan Keselamatan atau keamanan (X4)
2. Variabel terikat (dependen variable)
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2010:33). Penulis menggunakan keputusan berkunjung sebagai variabel dependen.
Konsep, indikator dan ukuran dari masing-masing variabel penelitian dioperasionalisasikan sebagai berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel/Sub
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
Atribut Produk Wisata (X)
Atribut produk adalah karakteristik yang berfungsi sebagai bahan evaluasi selama pengambilan keputusan pembelian
Variabel/Sub
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
Kotler dan Keller (2012:82) Harga (X1.1)
Harga merupakan salah satu atribut paling penting dari daya saing untuk suatu destinasi
Lichen Zhou (2005:24)
Tingkat Harga Tingkat kemenarikan harga di wisata alam Curug Muara Jaya
Ordinal 1
Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas wisata alam Curug Muara Jaya
Ordinal 2
Perbandingan Harga Tingkat perbedaan harga yang ditawarkan dengan objek wisata
Daya tarik alam Tingkat kemenarikan alam disekitar Curug Muara Jaya
Ordinal 5
Daya tarik suhu alam Tingkat kemenarikan iklim di Curug Muara Jaya
Ordinal 6
Aksesbilitas (X1.3)
Merupakan mudah atau sulitnya wisatawan transportasi di Curug Muara Jaya
Tingkat kondisi sarana infrastruktur jalan kondisi yang diperlukan untuk memajukan pariwisata.
Lichen Zhou (2005:25)
Keamanan di lokasi objek wisata
Tingkat kenyamanan di
Curug Muara Jaya Ordinal 12 Tingkat keamanan
dilokasi objek wisata alam Curug Muara Jaya
Ordinal 13
Variabel/Sub
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Pemilihan Produk Tingkat kemenarikan kawasan wisata alam
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
3.2.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2004:124), jenis data kualitatif merupakan jenis data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik, sedangkan data kuantitatif merupakan jenis data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Namun karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka data kualitatif dalam penelitian ini dikuantitatifkan agar dapat diperoses lebih lanjut. Caranya adalah dengan mengkalsifikasikan dalam bentuk katagori yang dalam penelitian ini menggunakan skala rating.
3.2.3.2 Sumber Data
1. Menurut Sugiyono (2010:193) Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder yang diperoleh, yaitu dokumen dari Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Majalengka dan literatur.
2. Menurut Sugiyono (2010:193) Data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dalam hal ini peneliti melakukan obervasi secara langsung ke Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka
Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menuliskanya dalam Tabel 3.2 berikut :
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Data Jenis Data Sumber Data
1
Data pertumbuhan kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dan destinasi yang ada di Jawa Barat
Sekunder BPS dan Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majalengka
2 Data profil Curug Muara Jaya Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majalengka
3
Data kunjungan wisatawan nusantara di setiap destinasi yang ada di Majalengka
Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majalengka
4 Tanggapan Wisatawan Terhadap
atribut produk di Curug Muara Jaya Primer Responden (pengunjung)
5
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel
3.2.4.1 Populasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah wisatawan nusantara di Curugmuara Jaya Kabupaten Majalengka sebanyak 11.824 wisatawan lokal. (Disbudpar Kabupaten Majalengka, 2012).
3.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:116) Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia sehingga peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti.
Menurut Sugiyono (2010:116), “Bila populasi besar dan peneliti tidak
Dimana :
n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e= 0,10)
Perhitungan Rumus Slovin n = Sampel
N = 11824 e = 10%
n = 2
) 10 , 0 ( 11824 1
11824
n = 99
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang diteliti
yaitu sebanyak 100 responden (pembulatan). Pembulatan jumlah sampel
minimum dilakukan agar hasil jumlah data sampel yang diperoleh tersebut dinilai
dapat mewakili populasi secara tepat. 2
1 Ne N n
3.2.4.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang mencukupi, agar karakteristik dari sample dapat digeneralisasikan sebagai karakteristik populasi (Sekaran,2006). Sampling dilakukan jika penelitian memiliki jumlah populasi yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk mengumpulkan data dari seluruh anggota populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan jenis Systematic
Sampling. Sampling sistematis dilakukan dengan mengambil setiap elemen ke-n
dari populasi, dimulai dari elemen yang dipilih acak dari bilangan 1 hingga n. Langkah-langkah dalam mendapatkan data, yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah wisatawan lokal yang datang berkunjung ke Curug Muara Jaya
2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point, dalam penelitian ini yang menjadi tempat check point adalah pintu masuk Curug Muara Jaya.
3. Menentukan waktu, dalam penelitian waktu yang digunakan adalah 08.00
–15.00 WIB.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:
1. Wawancara
Sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak Disbudpar Kabupaten Majalengka. Wawancara ini dilakukan terhadap Pimpinan Kompepar selaku pengelola objek wisata Curug Muara Jaya untuk memperoleh data mengenai: profil perusahaan dan untuk mengetahui atribut produk wisata di Kompepar selaku pengelola objek wisata Curug Muara Jaya
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap destinasi yang diteliti, yaitu objek wisata Curug Muara Jaya, khususnya mengenai atribut produk wisata yang dimiliki Curug Muara Jaya.
3. Angket
4. Studi literatur
Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti, yaitu atribut produk wisata dan keputusan berkunjung.
3.2.6 Rancangan Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Mengingat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Oleh karena itu benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel.
3.2.6.1 Rancangan Pengujian Validitas
(Husein Umar, 2010:190) Keterangan:
r1 = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal
∑X2
= jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑Y2
= jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = banyaknya responden
Dalam mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :
TABEL 3.3
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2009: 164)
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi
α=0,05
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 19 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 19 for windows diperoleh hasil uji coba terhadap 30 responden untuk melakukan pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti dan hasilnya adalah sebagai berikut :
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) ATRIBUT WISATA
No.
Item rhitung rtabel Sig Keterangan
1 0.462 0,361 0.010 Valid
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG
No.
Item rhitung rtabel Sig Keterangan
1 0.773 0,361 0.000 Valid 2 0.380 0,361 0.038 Valid 3 0.723 0,361 0.000 Valid 4 0.687 0,361 0.000 Valid 5 0.460 0,361 0.010 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas pengukuran validitas untuk variabel Y menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item pernyataan valid karena skor r hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yang bernilai 0.361.
3.2.6.2 Rancangan Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran untuk membuktikan konsistensi dan stabilitas instrumen penelitian (Uma Sekaran 2006:244). Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrument tersebut dapat dipercaya. Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus
alpha atau cronbach’s alpha ( dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5. Rumus alpha atau cronbach’s
alpha ( sebagai berikut:
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
= varian total
= jumlah varian butir tiap pertanyaan
Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir yang kemidian dijumlahkan ( ) sebagai berikut:
Dimana:
n = jumlah sampel = nilai varian
X= nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaaan) Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika koefisien internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
3. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
TABEL 3.6
INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Nilai Interpretasi
Besarnya Nilai Interpretasi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi Sumber : Arikunto (2009: 164)
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28) dengan menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution) 19.0, diketahui bahwa semua vriabel reliabel, hal ini dikarenakan Cσ masing -masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai > 0,70, berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) DAN (Y)
No Variabel alpha
cronbach Hasil Keterangan 1 Aribut Produk Wisata > 0,70 0,765 Reliabel 2 Keputusan Berkunjung > 0,70 0,740 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan tabel di atas kedua variabel yang digunakan adalah reliabel, karena rhitung lebih besar dari rtabel.
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif
menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komprehensif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan mengenai atribut produk wisata pada wisata alam Curug Muara Jaya Kabupaten Majalengka dan tanggapan responden tentang keputusan berkunjung.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian di atas digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut
1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala rating, dimana dievaluasi suatu dimensi orang, objek atau fenomena pada suatu titik dalam suatu rentang/katagori.
2. Sesuai dengan skala penilaian yang digunakan yaitu skala likert,s dengan lima pilihan jawaban dan skor akhir akan berkisar antara 20%-100% dari skor maksimum. Jarak antara skor minimum ke skor maksimum adalah 80, maka didapat jarak kriteria adalah 80 dibagi 5 yaitu 16 angka. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat ditetapkan kriteria seperti dibawah ini : Skor = 20% - 35% dikatagorikan tidak baik/sangat rendah
Skor = 36% - 51% dikatagorikan kurang baik/rendah Skor = 52% - 67% dikatagorikan cukup baik/sedang Skor = 68% - 83% dikatagorikan baik/tinggi
Skor = 84% - 100% dikatagorikan sangat baik/sangat tinggi
kebenaran hasil penelitian yang dilakukan penulis. Formula untuk menentukan prosentase adalah sebagai berikut :
x100%
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh atribut produk wisata alam terhadap proses keputusan berkunjung wisatawan yaitu analisis regresi linier ganda. Langkah-langkah dalam teknis analisis data adalah sebagai berikut :
1. Metode Succesive Interval
Karena pertanyaan kuisioner berskala ordinal, maka jawaban kuisioner tersebut dirubah ke dalam skala interval dengan Metode Succesive Interval. Metode Interval Berurutan (Methodhe of Successive Interval), yaitu untuk mentransformasikan dan mengoperasikan data yang berskala ordinal menjadi interval. Penarikan skala ordinal ke interval dilakukan untuk setiap item per variabelnya. Menurut Mudrajat Kuncoro (2004 : 27), adalah sebagai berikut :
a. Menentukan frekuensi setiap responden b. Menentukan proporsi setiap responden
c. Menentukan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh proporsi komulatif
d. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi komulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.
2. Mengambar Struktur Hipotesis
Setelah data penelitian berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dari semua sampel penelitian. Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, maka hipotesisnya dapat digambarkan dalam sebuah paradigma seperti terlihat pada Gambar 3.1.
GAMBAR 3.1 STRUKTUR HUBUNGAN ANTARA X DAN Y
3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Dimana :
Y = Variabel terikat (Keputusan Berkunjung)
a = Bilangan konstanta
β = Koefisien arah garis X1.1 = Harga
X1.2 = Atraksi Budaya X1.3 = Aksesbilitas
X1.4 = Keselamatan atau keamanan e = Epsilon (Pengaruh luar)
3.2.7.2.1 Rancangan Uji Asumsi Regresi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis, sesuai dengan ketentuan bahwa dalam uji regresi linier berganda harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar penelitian tidak bias dan untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2005).
histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: 1) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho
ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
2) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas didalam model ini adalah sebagai berikut :
a) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
b) Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
(first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
(2) Jika nilai d berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari 4-du, berarti tidak terdapat autokorelasi
(3) Jika nilai d berada antara du dan dl atau berada diantara 4-du dan 4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil kesimpulan atau ragu-ragu.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan cara :
1) Melihat Grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut (Ghozali, 2005):
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 2) Uji Glejser. Uji Glejser meregres nilai absolut residual terhadap variabel
3.2.7.3 Rancangan Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya anatara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan Ho ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mampu menjelaskan variabel dependennya, oleh karena itu dilakukan uji hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji statistik F. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Mencari F hitung dengan cara:
)
R2 = koefesien determinasi n = ukuran sampel
k = banyaknya variabel bebas
Jika angka sig. ≥ 0.05, maka H0 tidak ditolak
Jika angka sig. < 0.05, maka H0 ditolak
Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini secara simultan ditolak atau tidak, adapun bentuk hipotesis secara simultan adalah : Ho : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara atribut produk wisata
terhadap keputusan berkunjung
Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh antara atribut produk wisata terhadap keputusan berkunjung
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah α = 0,05
artinya kemungkinan dari hasil penarikan kesimpulan adalah benar mempunyai probabilitas sebesar 95% atau toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 5% dan derajat kebebasan df = n-k-1. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 ditolak Jika F hitung > F tabel H0 diterima Jika F hitung≤ F tabel
Bila Ho diterima, maka hal ini diartikan bahwa pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dinilai tidak signifikan. Sedangkan penolakan Ho menunjukkan pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap suatu variabel dependen.
2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
H0:β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan harga terhadap keputusan berkunjung
Ha : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan harga terhadap keputusan berkunjung
H0:β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan atraksi budaya terhadap keputusan berkunjung
Ha : β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan atraksi budaya terhadap keputusan berkunjung
H0:β3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan aksesibilitas terhadap keputusan berkunjung
Ha : β3 ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan aksesibilitas terhadap keputusan berkunjung
H0:β4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan keselamatan terhadap keputusan berkunjung
Ha : β4 ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan keselamatan terhadap keputusan berkunjung
Uji signifikansi terhadap hipotesis yang telah ditentukan dengan menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut :
2 p
r
-1
2
-n
R
t
p(Husen Umar, 2010:15)
p
R = koefisien korelasi pearson
n = jumlah sampel
Kriteria pengujian apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak adalah: Tolak Ho jika t hitung > nilai t tabel
Terima Ho jika t hitung < nilai t tabel
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi linier berganda yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran mengenai atribut produk wisata alam Curug Muarajaya mendapatkan penilaian yang tinggi dari wisatawan. Sub variabel atribut wisata alam yang mendapatkan penilaian tertinggi dari wisatawan adalah harga, hal ini menunjukan bahwa harga masuk ke lokasi wisata alam tersebut terjangkau dan sesuai dengan kualitas dari wisata alam Curug Muarajaya. Sub variabel atribut wisata alam yang menghasilkan penilaian terendah dari responden adalah atraksi budaya, hal tersebut disebabkan karena pengunjung masih merasakan bahwa untuk melihat atraksi budaya upacara adat Pareresan yang digelar oleh masyarakat setempat hanya ditampilkan pada event-event tertentu saja, sehingga pengunjung yang datang pada hari biasa jarang menyaksikan acara tersebut.
2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung pada wisata alam Curug Muarajaya mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara dimensi keputusan berkunjung yaitu pemilihan waktu berkunjung. Sementara pilihan produk menghasilkan penilaian terendah.
sebesar 68,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini sebesar 31,1%. Sub variabel atribut wisata alam yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan berkunjung adalah variabel harga.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan rekomendasi seperti hal-hal berikut:
1. Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap atribut wisata alam Curug Muara Jaya, atraksi budaya masih mendapat penilaian terendah dari wisatawan. Untuk itu sebaiknya pihak pengelola menjadikan atraksi budaya khususnya upacara adat Paresehan sebagai bagian integral dari pengelolaan wisata alam tersebut, mengingat selama ini upacara adat tersebut hanya ditampilkan atas inisiatif masyarakat sekitar bukan dari pengelola.
2. Pengelolaan atribut wisata alam yang sudah dilakukan dengan baik perlu dijaga dan ditingkatkan dan terbukti mampu mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke wisata alam Curug Muarajaya. Faktor harga yang terjangkau patut menjadi point penting bagi pengelola untuk dipertahankan, mengingat faktor tersebut memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan berkunjung wisatawan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma, 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.
Engel, James F, et al. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi ke-6 jilid I (terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta.
Fandy Tjiptono, 2008, Manajemen Jasa, Penerbit Andi Yogyakarta
Hawkin D, Best RJ, Coney KA. 2009. Consumer Behavior, Building Marketing
Strategy. Eighth Edition. United State: Mc Graw-Hill.
I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diatra, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi Yogyakarta
Iman Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler dan Keller, 2012, Marketing Management, Global Edition, Publishing as Prentice Hall
Kuncoro, Mudrajat 2004, Metode Kuantitatif. Yogjakarta: UPP AMP
Martin, M. B. G. 2005. Weather, Climate and Tourism - A Geographical Perspective. Annals of Tourism Research. 32(3): 571-591.
Mc Carthy. 2008. Pemasaran Dasar 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Oka A.Yoety, 2008 Pemasaran Pariwisata, PT Pradnya Paramitha, Jakarta
Oktaviani, Haryanto, J, 2009, Analisis Kepuasan Pengunjung dan Pengembangan Fasilitas Wisata Agro.
Azmi Pringadi, 2013
Ratih Huriyati, 2008, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit Alfabeta Bandung
Saefudin Azwar, 2007. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ke-3. Cetakan Ke-1. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Salah Wahab, 2008. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : Pradnya Paramita. Richardson. I John. dan Martin, Flucker, 2004, Understanding and Managing
Tourism. Australia: Person Hospitality Press.
Syahadat, Epi, 2005, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional Gede Pangrango (Tngp).
Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L, 2007, Perilaku Konsumen, dialihbahasakan oleh Zulkifli Kasip, Edisi Ketujuh, Penerbit PT. Indexs
Sugiyono, 2010,Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung
Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,Yogyakarta: Bina Aksara.
Sekaran, U. 2006. Research Method for Business : A skill Building Approach, 4th edition. USA : Wiley & sons.
Zhou, Lichen, 2005, Destination Attributes that Attract International Tourists to
Cape Town, Faculty of Economic and Management Sciences University
of the Western Cape
Umar, Husein, 2010, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Departemen
Data Badan Pusat Statistik. 2011
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 2011 Dinas Pariwisata Kabupaten Majalengka 2011
Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kabupaten Majalengka