vi ABSTRAK
PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM RAHMAT GALLERY SEBAGAI TUJUAN WISATA EDUKASI DI KOTA MEDAN
Oleh
Noviani Rebecca Anggi NRP 1164128
Museum merupakan tempat pembelajaran sekaligus tempat memperoleh pengalaman. Keberadaan museum, sudah seharusnya menjadi tujuan wisata edukasi di daerahnya.
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi. Di kota Medan, terdapat sebuah museum yaitu Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang memiliki koleksi 2000 jenis spesies satwa liar yang berasal dari berbagai negara. Namun, sayang sekali minat masyarakat dan jumlah pengunjung di museum tersebut masih rendah.
Dengan demikian perlu dirancang promosi dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikannya sebagai tujuan wisata edukasi pilihan utama di kota Medan. Dengan peningkatan jumlah pengunjung di museum tersebut, maka perancangan promosi ini juga bermanfaaat untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap satwa liar dan juga lingkungan.
Media yang digunakan adalah poster, brosur, website dan sosial media serta buku interaktif. Buku interaktif tersebut dibagikan agar target memiliki kegiatan dan pengalaman menyenangkan selama di museum. Melalui perancangan ini, diharapkan lebih banyak lagi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara yang mengunjungi Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, serta merekomendasikan museum ini kepada kerabat dan turis yang berkunjung di kota Medan.
vii ABSTRACT
THE PROMOTION DESIGN OF RAHMAT GALLERY MUSEUM AS EDUCATIONAL TOURISM SITE IN MEDAN
Submitted by
Noviani Rebecca Anggi 1164128
Museum is a place for studying and exploration. Its existence is undoubtedly for educational experience of tourism. Education in this sense is to be understood as ways to understand methods and instructions. There are more than 2000 species of wild animals in Rahmat gallery museum in Medan. It is a pity that there are few numbers of visitors visiting this educational site.
Thus, there must be promotion design to increase the number of visitors and to make this museum the ultimate place for those residing in Medan who are craving for educational trip. This is meant to pluck the essence of love and compassions towards the animals and the environment.
The media used are posters, brochures, websites, social media and interactive books. The interactive books are distributed to tease potential visitors to come and explore the fun experience to be obtained from the museum. It is expected that more people of North Sumatra province will visit the museum and recommend outsiders to visit the site as well.
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
ix
3.2.4 Analisa Visual ... 29
3.2.5 Kesimpulan Analisa ... 30
BAB IV: PEMECAHAN MASALAH... 31
4.1 Konsep Komunikasi ... 31
4.2 Konsep Kreatif ... 32
4.2.1 Konsep Verbal ... 32
4.2.2 Konsep Visual ... 33
4.3 Konsep Media ... 34
4.4 Hasil Karya ... 35
4.4.1 Logo ... 35
4.4.2 Poster ... 37
4.4.3 Brosur ... 39
4.4.4 Flyer ... 40
4.4.5 Website dan Sosial Media ... 40
4.4.6 Lembar Interaktif ... 42
4.4.7 Gimmyck ... 43
4.4.8 Promotional Booth & Media Kit ... 45
BAB V: PENUTUP ... 47
5.1 Kesimpulan ... 47
5.2 Saran ... 48
x
Gambar 3.15 Bagian Dalam Majalah National Geographic Kids ... 30
xi DAFTAR TABEL
xii DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Museum, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, adalah lembaga,
tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti
materil hasil budaya manusia, serta alam dan lingkungannya, guna menunjang upaya
perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Museum sangat berperan
dalam perkembangan suatu bangsa. Museum tidak hanya berperan dalam bidang
budaya, tetapi, juga dalam bidang pendidikan. Hal ini karena museum menyediakan
sumber informasi yang meliputi aspek sejarah, budaya, lingkungan, yang berguna
untuk dipelajari masa lalunya, serta dijadikan panduan untuk masa depan.
Di luar negeri, terdapat banyak sekali museum yang terkenal, dan bahkan menjadi
tujuan wisata dari negaranya. Misalnya saja, the Louvre di kota Paris, Prancis yang
berdasarkan data dari website france24.com memiliki 9,3 juta pengunjung pada
2014, dan mempertahankan gelarnya sebagai museum yang paling banyak
dikunjungi di dunia. The Louvre merupakan tipe museum seni.
Museum memiliki berbagai tipe, dari insitusi yang besar dan mencakup banyak
kategori, hingga institusi kecil yang memusatkan diri kepada subyek tertentu.
Terdapat juga museum universal yang koleksinya mempresentasikan dunia, yang
biasanya berisi koleksi gabungan seni, ilmu pengetahuan, sejarah dan alam. Di kota
Medan, terdapat sebuah museum yang memusatkan diri pada alam dan
lingkungannya. Museum dengan nama lengkap Rahmat International Wildlife
Museum & Gallery ini, biasa lebih dikenal dengan Rahmat Gallery.
Rahmat Gallery adalah museum yang memiliki koleksi kurang lebih 2000 spesies
satwa liar dari berbagai negara. Koleksinya merupakan hasil berburu konservasi
Universitas Kristen Maranatha 2
museum ini, beliau bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk lebih mengenal
keanekaragaman satwa liar yang ada di dunia. Selain satwa liar, museum ini juga
berisi koleksi barang-barang yang sudah ditandatangani langsung oleh artis, seperti
baju sepak bola milik David Beckham, album musik milik penyanyi dan band lokal
serta internasional. Rahmat Gallery ini bahkan telah menerima penghargaan dari
Guiness Book of Record sebagai satu-satunya museum di Asia yang memiliki lebih
dari 2000 satwa dari berbagai negara.
Namun, zaman sekarang, wisata ke museum tidaklah lagi menjadi pilihan utama.
Museum selalu dianggap sebagai bangunan yang tua, kumuh, berdebu, dan
membosankan. Pandangan masyarakat tersebut sangatlah disayangkan. Padahal,
museum sesungguhnya menawarkan pelajaran yang nyata dan dapat dirasakan, yang
dapat melengkapi pembelajaran di sekolah. Museum tidak hanya sekedar menjadi
tempat untuk mendidik masyarakat, tetapi menjadi tempat pembelajaran yang
termasuk di dalamnya tempat dimana pengunjung dapat memperoleh pengalaman
(Ambrose dan Paine, 2006: 48)
Menurut artikel yang diakses pada tanggal 22 Februari 2015 dari website
travel.kompas.com, minat masyarakat untuk mengunjungi museum masih sangat
rendah. Rahmat Gallery sendiri, memiliki rata-rata jumlah pengunjung 200 orang per
hari. Jumlah ini bisa dikatakan kecil, apabila dibandingkan dengan jumlah
pengunjung Kebun Binatang Surabaya, yang mencapai 52.239 pengunjung pada 1
Januari 2015 yang lalu. Jumlah tersebut merupakan puncak keramaian, di tempat
wisata yang memiliki hiburan yang hampir serupa di kota yang kepadatan
penduduknya juga hampir sama.
Jumlah Medan/ Rahmat Gallery Surabaya/ Kebun Binatang Surabaya
Penduduk 2.602.612 jiwa 2.719.859 jiwa
Pengunjung 200 /hari +/- 30.000 /hari
Universitas Kristen Maranatha 3
Untuk itu, perlu dilaksanakan sebuah upaya untuk meningkatkan minat masyarakat
untuk mengunjungi museum, khususnya Rahmat Gallery. Penulis memilih topik ini
untuk Tugas Akhir dikarenakan penulis tertarik mengenai museum, khususnya
Rahmat Gallery. Mengunjungi museum, dapat memberi pengetahuan serta
pengalaman yang mungkin tidak didapatkan di sekolah, sehingga dapat berkontribusi
dalam bidang pendidikan untuk anak Indonesia. Sebagai museum yang memiliki
lokasi strategis dan koleksi yang bernilai sangat tinggi, Rahmat Gallery seharusnya
dapat menjadi tujuan wisata edukasi yang terkenal di kota Medan. Maka, upaya yang
dilakukan sebaiknya tidak hanya secara verbal tetapi juga visual. Di sinilah Desain
Komunikasi Visual berperan agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan
secara efektif.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi permasalahan pada Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, atau
lebih dikenal sebagai Rahmat Gallery, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana memperkenalkan Rahmat Gallery sebagai tujuan wisata edukasi
di kota Medan?
2. Bagaimana Rahmat Gallery dapat menjadi tujuan wisata yang dibanggakan
oleh penduduk setempat?
Mempertimbangkan permasalahan di atas, penulis membatasi ruang lingkup
permasalahan yaitu fokus masalah dititikberatkan pada upaya peningkatan jumlah
pengunjung di Rahmat Gallery. Selain itu, perancangan promosi dibatasi untuk
masyarakat yang berusia 6 – 36 tahun, yaitu dari anak-anak sampai usia orang tua
yang memiliki anak kecil, serta, masyarakat dengan tingkat sosial menengah ke atas,
Universitas Kristen Maranatha 4 1.3 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan yang ingin dicapai penulis adalah:
1. Untuk memperkenalkan Rahmat Gallery sebagai tujuan wisata edukasi yang
utama di kota Medan.
2. Untuk menjadikan Rahmat Gallery sebagai tujuan wisata yang dibanggakan
oleh penduduk setempat.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Berikut ini adalah sumber dan teknik pengumpulan data yang akan dilakukan:
a. Wawancara
Narasumber yang diwawancarai oleh penulis adalah Ibu Nelly R, S.S , selaku
manajer dari Rahmat Internasional Widlife Museum & Gallery. Wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang nyata serta akurat
sehubungan dengan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
b. Studi Pustaka
Penulis melakukan studi pustaka dari buku dan internet. Studi dilakukan
untuk mendapatkan data dan informasi mengenai promosi, museum, media
dan wisata edukasi.
c. Kuesioner
Kuesioner diberikan secara online kepada 100 orang yang tinggal ataupun
berasal dari kota Medan dan sekitarnya. Tujuan kuesioner adalah untuk
mengetahui persentase jumlah masyarakat yang mengenal keberadaan
Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan
Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: Dokumentasi)
Latar Belakang Masalah
Rahmat Gallery memiliki koleksi 2000 spesies satwa liar dari berbagai negara.
Museum ini juga berisi koleksi barang-barang antik yang ditandatangani oleh artis terkenal. Merupakan satu-satunya museum di Asia yang memiliki koleksi sebanyak tersebut, dan
telah mendapat penghargaan dari Guiness Book of Record.
Minat masyarakat mengunjungi museum masih rendah
Pengunjung harian di Rahmat Gallery hanya 200 pengunjung.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana memperkenalkan Rahmat Gallery
sebagai tujuan wisata edukasi yang utama di kota Medan?
2. Bagaimana Rahmat Gallery dapat menjadi tujuan wisata yang dibanggakan oleh penduduk setempat?
Konsep Komunikasi
Pemecahan Masalah
Perlu dilakukan promosi untuk Rahmat Gallery melalui media yang menarik dan efektif, dengan memberikan pesan mengenai keunikan dan keistimewaan museum.
Konsep Kreatif
Konsep Media
Hasil Akhir
Rahmat Gallery menjadi wisata edukasi yang utama di Kota Medan, dengan data terjadinya peningkatan jumlah pengunjung.
1. Untuk memperkenalkan Rahmat Gallery sebagai tujuan wisata edukasi yang utama di kota Medan. 2. Untuk menjadikan Rahmat Gallery sebagai tujuan
wisata yang dibanggakan oleh penduduk setempat.
Universitas Kristen Maranatha 47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Wisata edukasi merupakan bidang wisata yang perlu dikembangkan dan dilestarikan,
karena jenis wisata ini dapat memberi kontribusi mencerdaskan anak bangsa. Sebab
museum menyediakan sumber informasi yang meliputi aspek sejarah, budaya,
lingkungan, yang berguna untuk dipelajari masa lalunya, serta dijadikan panduan
untuk masa depan. Dalam perancangan promosi ini, diperlukan penelitian dan
pengumpulan data yang valid, baik mengenai Rahmat Gallery, maupun mengenai
pandangan masyarakat terhadap museum. Penelitian yang dilakukan secara
mendalam dan komprehensif mengenai masalah yang dihadapi, maka solusi dapat
dicapai dengan lebih baik dan terukur.
Dari pengumpulan data sampai penyelesaian akhir, diperoleh kesimpulan bahwa
keberadaan Rahmat Gallery sebenarnya cukup dikenal oleh masyarakat di kota
Medan dan sekitarnya. Namun, karena kurangnya promosi mengenai keunikannya,
maka hanya sedikit masyarakat yang mengunjungi Rahmat Gallery. Hal ini
dikarenakan masyarakat kurang mengetahui keunikan dan keistimewaan dan Rahmat
Gallery. Maka perlu adanya kegiatan promosi yang dapat membuat Rahmat Gallery
menjadi tujuan wisata edukasi di kota Medan.
Strategi yang dilakukan adalah menggugah rasa ingin tahu target, agar menjadi
penasaran. Tidak hanya sampai di situ, setelah mengajak target mengunjungi Rahmat
Gallery, target juga diberi kegiatan yang membuatnya mendapat pengalaman yang
menarik dan memorable. Sehingga pengunjung tidak cepat melupakan museum,
menjadi menyenangi keberadaan museum, dan ingin mengajak orang lain ke
museum tersebut. Untuk menarik minat target market, perlu dilakukan penyesuaian
dengan gaya hidup target saat ini. Agar pesan dapat tersampaikan, tentunya promosi
memerlukan media yang ada di sekitar target market. Media yang digunakan antara
Universitas Kristen Maranatha 48 5.2 Saran
Museum sangat berpotensi untuk mendukung berbagai bidang, yaitu pendidikan,
pariwisata serta sejarah dan budaya. Sudah seharusnya museum mendapat perhatian
lebih untuk mendukung perkembangan suatu negara. Sebaiknya, untuk masa yang
akan datang, pemerintah lebih memperhatikan kesempatan dengan adanya objek
wisata yang memiliki peran serta dalam mencerdaskan anak bangsa.
Dalam mengerjakan desain untuk promosi, konsep adalah hal yang utama. Inti dari
Promosi, adalah untuk membuat calon pengunjung tertarik kepada produk/jasa yang
ditawarkan, serta untuk menyenangkan pengunjung, sehingga menimbulkan repeat
order atau kunjungan ulang. Keahlian mendesain memang perlu dikuasai, tetapi akan
lebih baik apabila mahasiswa calon lulusan S1 Desain Komunikasi Visual lebih
diarahkan untuk membuat konsep yang unik, realis dan matang dalam mendesain.
Hal ini dikarenakan yang membedakan sarjana tingkat S1 dengan D3 adalah
Universitas Kristen Maranatha 49
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: The Millenium Edition. Prentice Hall International.
Kusumo, Pratameng. 1989. Menimba Ilmu dari Museum. Jakarta: PT Kincir Buana.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis kasus Integrated Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ritchie, Brent W. , with Carr N., Cooper C. 2003. Managing Educational Tourism UK: Frankfrut Lodge.
Saladin, Djaslim dan Oesman, Yevis Marty. 2002. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik. Jakarta: Balai Pustaka.
Schouten, FFJ. 1991. Pengantar Didaktik Museum Jakarta Proyek Pembinaan Permuseuman. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sihite, Richard. 2000. Tourism Industry. Surabaya: Penerbit SIC.
Suliha, Uha. 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Emergency Arcan Buku Kedokteran.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Sutaarga, Moh. Amir. 1997. Museografi dan Museologi: Kumpulan Karangan tentang Ilmu Permuseuman. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. “Staatliches Museum fur Naturkunde Stuttgart” (Online),
(http://www.naturkundemuseum-bw.de diakses pada 1 Maret 2015 pukul 18.55)
Universitas Kristen Maranatha 50
Listianty, Agita Sukma. 5 Januari 2015. “Pengunjung Kebun Binatang Surabaya Melampaui Target”(Online),
(http://www.tempo.co/read/news/2015/01/05/058632814/Pengunjung-Kebun-Binatang-Surabaya-Lampaui-Target diakses pada 22 Februari 2015 pukul 17.00)
Michael. 29 Agustus 2014. “Minat Mengunjungi Museum Masih Rendah”,
(Online),(http://travel.kompas.com/read/2014/08/29/102700127/Minat.Mengun jungi.Museum.Masih.Rendah diakses 22 Februari 2015 pukul 15.20)
Yustitia. 13 Juli 2013. “Menjelajahi Night Safari di Rahmat Museum & Wildlife
Gallery”(Online), (http://medan.panduanwisata.id/kegiatan