• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM POLITIK INDONESIA TUGAS MAKALAH M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM POLITIK INDONESIA TUGAS MAKALAH M"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM POLITIK INDONESIA

TUGAS MAKALAH

MODEL-MODEL SISTEM POLITIK

OLEH:

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

TAHUN AJARAN 2017/2018

NAMA

: NABILAH AFKARI

NPP

: 27.0167

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama-tama kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model-model Sistem Politik”. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih terhadap sesama umat.

Penulis menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih Penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata, dengan adanya makalah “Model-model Sistem Politik” ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Jatinangor, September 2017

Penulis

(3)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH... 2 1.3 TUJUAN PENULISAN... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM POLITIK... 3 2.2 KRITERIA-KRITERIA SISTEM POLITIK... 3 2.3 MODEL-MODEL SISTEM POLITIK... 4

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN... 12 3.2 SARAN... 12

DAFTAR PUSTAKA... 13

(4)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap sistem politik memiliki sifat universal, yaitu proses, struktur, dan fungsi. Proses adalah pola-pola yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Misalnya, dalam suatu negara ada lembaga-lembaga negara seperti parlemen, partai politik, birokrasi, badan peradilan dan sebagainya. Struktur mencakup lembaga-lembaga formal dan informal, seperti partai politik, DPR, lembaga peradilan, kelompok profesi, atau birokrasi. Fungsi dalam sistem politik ada dua, yaitu fungsi input dan fungsi output.

Fungsi input terdiri dari sosialisasi politik, rekrutmen politik artikulasi (menyatakan)kepentingan, agregasi (memadukan) kepentingan dan komunikasi politik. Fungsi output terdiri atas pembuatan peraturan, penerapan peraturan, dan ajudikasi (pengawasan) peraturan. Kinerja dari tiga sifat inilah yang menandai bagaimana karakteristik dan perkembangan sistem politik suatu negara.

Indikator lain untuk mengidentifikasi suatu sistem politik yang berlaku di dalam suatu negara adalah bagaimana peran serta rakyat dalam berbagai kegiatan politik, khususnya di dalam proses perumusan kebijakan dan pemilihan pemimpin. Jika rakyat tidak dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan dan pemilihan pemimpin, maka sistem politik yang berlaku di negara yang bersangkutan dikategorikan sistem otoriter. Sebaliknya, jika rakyat dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan dan pemilihan pemimpin, maka disebut dengan sistem politik demokrasi.

Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat relatif, hal ini dipengaruhi oleh elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut. Juga faktor sejarah dalam perpolitikan di suatu negara. Pengaruh sistem politik negara lain juga turut memberi kontribusi pada pembentukan sistem politik disuatu negara. Seperti halnya sistem politik di Indonesia, seiring dengan waktu, sistem politik di Indonesia selalu mengalami perubahan.

Para ilmuan politik telah mencoba menyusun model-model dalam sistem politik dengan menggunakan kriteria yang berbeda-beda, dengan cangkupan penjelasan yang berlainan pula. Begitupun dengan model-model sistem politik yang akan kami uraikan berikut ini, dimulai dari sudut historis dan perkembangan sistem politik itu sendiri, dimulai dari otokrasi tradisional ke totaliter sampai pada demokrasi. Diantara beberapa model yang akan kami uraikan terdapat berbagai sistem politik yang ditimbulkan karena telah disesuaikan dengan kultur dan struktur masyarakat setempat ataupun yang ditimbukan sebagai kombinasi unsur-unsur terbaik, seperti sistem politik negara-negara berkembang yang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Pengertian sistem politik

1.2.2 Apa saja kriteria-kriteria politik yang menjadi dasar dalam menyusun model-model sistem politik itu?

(5)

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Sesuai dengan temanya makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami model-model sistem politik

1.3.2 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Politik Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

(6)

Dimulai dengan definisi tentang sistem politik. Beberapa definisi mengenai sistem politik, salah satunya adalah Almond menyatakan sistem politik adalah hubungan timbal balik/interaksi dalam masyarakat merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Selanjutnya Rober A. Dahl, mendefinisikan sistem politik sebagai pola tetap dari berbagai hubungan antara manusia yang melibatkan tingkat, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang tertentu.

Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah prinsip yang membentuk kesatuan hubungan untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara. Berikutnya Rusadi Kartaprawira berpendapat bahwa sistem politik adalah cara kerja seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang terus-menerus.

Dari seluruh uraian yang sudah dijelaskan dapat diambil garis lurus bahwa sistem politik selalu berkaitan dengan berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara).

2.2 KRITERIA-KRITERIA SISTEM POLITIK

Para ilmuwan, Carter dan Herz telah membedakan berbagai sistem politik menjadi dua kriteria, diantaranya :

1. Siapa yang memerintah

- Pemerintahan “dari atas” : sistem politik dimana pihak yang memerintah terdiri atas beberapa orang atau kelompok kecil orang.

 Oligarki

Suatu bentuk pemerintahan, dimana pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang saja (biasanya para kaum bangsawan), yang kekuasaannya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri.

Kelebihan : bentuk pemerintahannya hanya terfokus pada satu kepentingan saja. Kekurangan : bentuk pemerintahannya tidak memiliki keadilan dikarenakan kekuasaannya

hanya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri bukan kepentingan umum.

 Otokrasi

Suatu bentuk pemerintahan dimana pemerintahannya dipegang oleh satu orang saja atau bersifat pribadi (biasanya seorang raja, sultan dsb) yang kekuasaannya cenderung bersifat negatif daripada bersifat positif.

Kelebihan : bentuk pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja atau cenderung bersifat pribadi tanpa campur tangan dari pihak lain.

Kekurangan : karena bentuk pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja atau bersifat pribadi, maka sistem pemerintahan seperti ini akan mengalami kesukaran dalam melakukan pengawasan terhadap pihak penguasa, yang sampai pada akhirnya menjadikan sistem kekuasaan ini bersifat negatif.

(7)

Suatu bentuk pemerintahan, dimana pemerintahannya dipegang oleh sejumlah atau beberapa orang yang terbaik saja (seperti kaum cerdik atau pandai atau cendikiawan), yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan umum, dan dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan.

Kelebihan : bentuk pemerintahannya mengutamakan keadilan dikarenakan kekuasaanya telah ditujukan kepada kepentingan umum.

Kekurangan : bentuk pemerintahan aristokrasi ini dapat merosot menjadi oligarki dan plutokrani atau pultokrasi. Pultokrasi yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh orang-orang terbaik (seperti kaum cerdik atau pandai atau cendikiawan) hanya untuk kepentingan mereka sendiri tanpa memperdulikan kepentingan umum.

- Demokrasi : sistem politik dimana pihak yang memerintah terdiri atas banyak orang.

2. Ruang lingkup jangkauan kewenangan pemerintah

 Totaliter : sistem pemerintahan dimana kewenangan pemerintahannya berdasarkan

pada prinsip yang mencangkup segala sesuatu yang ada dalam kehidupan masyarakat.

 Liberal : sistem pemerintahan dimana kewenangan pemerintahannya terbatas, artinya sistem pemerintahan seperti ini membiarkan beberapa atau sebagian besar kehidupan masyarakatnya diatur oleh setiap individu dalam masyarakat tersebut tanpa sedikitpun campur tangan dari pemerintahnya, dikarenakan kehidupan masyarakat dijamin oleh tata hukum atau norma-norma sosial yang telah disepakati bersama.

Kelebihan : sistem pemerintahannya telah dijamin oleh tata hukum atau norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat yang telah disepakati bersama. Kekurangan : dikarenakan sistem pemerintahannya yang bebas, dalam artian kehidupan

masyarakatnya diatur oleh diri sendiri tanpa adanya campur tangan dari pemerintahnya, hal ini dapat mengakibatkan masyarakatnya menjadi bebas, yang kemudian bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pelanggaran aturan-aturan yang ada dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Dari kedua kriteria yang dikemukakan oleh kedua ilmuan Carter dan Herz. yang membedakan setiap sistem politik didalamnya menyangkut hubungan kekuasaan, yaitu siapa pemegang kekuasaan dan hasil penggunaan kekuasaan. Apabila kriteria yang digunakan untuk membedakan sistem politik mencangkup faktor-faktor, hubungan kekuasaan, prinsip legitimasi kewenangan, dan hubungan politik dengan ekonomi.

2.3 MODEL-MODEL SISTEM POLITIK

Adapun model-model sistem politik yang akan saya uraikan berikut ini, diantaranya :

1. Sistem Politik Otokrasi Tradisional

(8)

(biasanya seorang raja, sultan dsb) yang kekuasaannya cenderung bersifat negatif daripada bersifat positif.

Sistem politik otokrasi tradisional ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Kurang menekankan pada persamaan tetapi menekankan pada stratifikasi ekonomi;

2. Kebebasan individu kurang dijamin tetapi lebi menekankan pada perilaku yang menuruti kehendak kelompok kecil penguasa;

3. Lebih menekankan pada kolektivisme yang berdasarkan kekerabatan daripada individualisme;

4. Kebutuhan moril dan nilai-nilai moral lebih menonjol daripada kebutuhan materiil.

- Kebaikan Bersama

Faktor-faktor kebaikan bersama, diantaranya :

 Faktor Pemahaman, faktor kebaikan bersama yang menyangkut pemahaman dibagi menjadi dua hal, yakni persamaan dan kebabasan politik individu.

 Faktor Perbandingan, faktor kebaikan bersama yang menyangkut perbandingan dibagi

menjadi dua hal, yakni kebutuhan materill dengan moril dan kolektivisme dengan individualisme.

 Faktor Primodial, faktor yang mempersatukan masyarakat dalam sistem politik itu sendiri,

seperti suku bangsa, ras, dan agama. Faktor ini seringkali terdapat dalam pribadi pemimpin sehingga pemimpin menjadi lambang kebersamaan dalam suku bangsa, ras, atau agama. Oleh karena itu ikatan keturunan, suku bangsa, atau ikatan agama yang terwujud dari diri seorang pemimpin didominasi oleh oktorat, seperti sultan, raja, atau kaisar menjadi identitas bersama dalam sistem ini.

- Hubungan Kekuasaan

Kekuasaannya dipimpin oleh oktorat (biasanya seorang raja, sultan, emir yang tidak hanya mempunyai peranan simbolis yang tinggi, juga memiliki kekuasaan yang nyata dikarenakan seorang emir juga merupakan personifikasi identitas bersama, dan lembaga-lembaga politik yang ada). Walaupun pada kenyataannya, pelaksanaan kekuasaan pemerintahannya diserahkan kepada para pejabat yang menjadi pembantunya, dalam hal ini kualitas setiap pribadi sangat menentukan cara dan corak pelaksanaan kekuasaan dalam sistem ini.

Ciri-ciri kekuasaan dalam sistem politik otokrasi tradisional, yakni :

1. Kekuasaan bersifat pribadi, dimana kekuasaanya hanya dipimpin oleh para raja, sultan, emir dan lembaga-lembagga politik saja.

2. Kekuasaan bersifat negatif, dimana masyarakat hanya memiliki sumber kekuasaan yang sedikit, yang kemudian mengalami kesulitan dalam melakukan pengawasan terhadap pihak penguasa.

3. Kekuasaan bersifat konsesus (Tradisi dan Paksaan)

Namun pada kenyataannya sarana kekuasaan paksaan ini masih terbatas (setidak-tidaknya apabila dibandingkan dengan sarana kekuasaan paksaan negara maju) yang kemudian

(9)

Distribusi kekuasaan dalam kelompok ini terletak pada kelompok kecil orang yang berada disekitar oktorat, seperti kaum bangsawan, tentara, tuan tanah, dan alim ulama. Pada dasarnya kelompok kecil tersebut saling berlomba-lomba untuk mempengaruhi oktorat agar mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi jabatannya dengan cara menunjukkan kesetiaan dan sumber dan dukungan yang dapat dipersembahkan kepada oktorat. Persaingan ini terjadi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri atau golongannya. Oleh karena itu, kegiatan yang mereka lakukan cenderung memelihara status quo agar status yang istimewa tidak mengalami gangguan.

Dikarenakan kelompok sosial modern (seperti kelompok kepentingan, partai politik, dan media massa) belum berkembang, maka pada saat itu terbentuklah kelompok-kelompok kecil yang berfungsi sebagai alat dari kelompok yang berkuasa. Meskipun terdiri dari berbagai kelompok, kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sistem politik itu sendiri. Kelompok-kelompok tersebut diantaranya :

 Tentara, Seni dan Arsitektur dan Pramong Praja : kelompok yang memiliki keahilan tertentu yang ikut serta dalam proses pembuatan kebijakan politik.

 Tuan tanah : kelompok yang merupaka kaki tangan oktorat yang tugasnya meminta hasil kerja petani, dan menyerahkan sebagian hasilnya kepada oktorat. Dalam hal ini petani tidak ikut serta dalam kegiatan politik dikarenakan mereka miskin, buta huruf, terkurung dalam tradisi dan dikuasai oleh tuan tanah.

 Para alim ulama : kelompok yang tidak hanya berperan dalam upacara keagamaan dan menjaga moralitas umum, tetapi juga menyucikan dan mengesahkan kewenangan politik dan berperan dalam membantu memelihara solidaritas komunal.

- Legitimasi Kekuasaan

Legitimasi merupakan adalah kualitas hukum yang berbasis pada penerimaan putusan dalam peradilan. Kewenangan dalam sistem politik oktokrasi tradisional yang dipimpin oleh otokrat bersumber dan berdasarkan pada tradisi. Seseorang yang memiliki kewenangan merupakan keturunan dari pemimpin terdahulu. Para pendahulunya dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang harus memerintah dikarenakan asal-usul dan kualitas pribadinya. Kepercayaan dan tradisi yang sudah ada atau sudah dibentuk akan selalu dipelihara dan dipertahankan oleh para keturunan otokrat dengan berbagai cara, seperti mitos, legenda, dan simbol-simbol tertentu. Anggota masyarakat yang lainnya juga mengakui dan menaati kewenangan otokrat yang turun-temurun.

- Hubungan Ekonomi dan Politik

(10)

tetap otonom secara ekonomis dari desa lain karena ciri ekonomi pedesaan ini berdiri diatas kaki sendiri, dan bukan saling bergantung.

Dalam industrilisasi dan pertanian modern (perkebunan) dilakukan oleh pengusaha asing bekerja sama dengan kaum bangsawan, elite yang berkuasa dan tuan tanah. Namun, para petani sama sekali tidak tersentuh oleh modal dan teknologi asing ini, terkecuali kelompok buruh yang bekerja di industri dan perkebunan dengan upah yang sangat rendah.

2. Sistem Politik Totaliter

Sistem politik totaliter menekankan kepada konsesus total didalam masyarakat, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat juga konflik total dengan musuhnya didalam negeri maupun diluar negeri, dalam upaya pencapaian konsesus tidak hanya dilakukan melalui indoktrinasi ideologi, tetapi juga melalui pelaksanaan kekuasaan paksaan yang luas dan mendalam. Pada dasarnya sistem politik totaliter ini dibedakan menjadi dua, yakni komunis dan fasis.

Tabel Perbedaan Komunis dengan Fasis

Perbedaan

Komunis Fasisme

Komunisme merupakan pemberontakan besar pertama dalam abad ke-20 terhadap sistem ekonomi yang kapitalis dan liberal.

Fasisme merupaka pemberontokan kedua terhadap kapitalis dan liberal maupun terhadap komunisme.

Komunisme merupakan pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter dengan suatu kediktatoran yang mewakili kaum proletar (pekerja).

Fasisme merupakan pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter dengan suatu kediktatoran tunggal yang sangat sionalistis, rasialis, militeristis, dan imperialistis.

Negara komunis yang masih tersisa : Republik Rakyat China, Vietnam, Korea Utara, Albania, dan Kuba. Sedangkan negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet telah meninggalkan komunis pada tahun 1989 dan eskatalogis (masyarakat tanpa kelas, sama rata sama rasa).

Fasisme lebih mendasarkan pada nasionalisme yang chauvistik, rasialistis, dan militeristik(negara polisi).

Adapun persamaan antara komunis dengan fasis diantaranya :

 Keduanya sama-sama menghendaki pengaturan masyarakat secara menyeluruh (total) atas

dasar tertentu dengan kelompok kecil penguasa yang memonopoli kekuasaan.

 Keduanya sama-sama merupakan sistem mobilisasi massa dalam rangka membentuk

manusia dan masyarakat baru dan dalam rangka melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa.

 Keduanya sama-sama menempatkan kepentingan individu dibawah kehendak dan

(11)

3. Sistem Politik Komunis

- Kebaikan Bersama

Sistem politik komunis, ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi, dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat doktriner dan eskatologis.

Dalam sistem ini, kebebasan politik individu dan hak-hak sipil untuk mengkritik penguasa partai tidak dijamin, dikarenakan pada sistem ini sangat menekankan pada kemerdekaan nasional dan bebas dari penindasan asing. Sistem ini sangat berupaya keras dalam menjamin kebutuhan materill khususnya kebutuhan pokok secara merata sebagai pelaksanaan prinsip sama rata sama rasa, dan juga kebutuhan moril sebagai perwujudan sekularisme radikal yang memandang tujuan-tujuan yang bersifat materill mengandung kepuasan modal.

- Identitas Bersama

Faktor sakral yang mempersatukan masyarakat dalam sistem ini ialah ideologi yang berifat doktriner dan eskatologis. Seluruh anggota masyarakat diharuskan berperilaku sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut, setidak-tidaknya tidak menampakkan pembangkangan terhadap ajaran tersebut. Kaum elite yang bertindak sebagai penafsir dan pelaksana ideologi berusaha membentuk manusia dan masyarakat baru dengan cara menindoktrinasikan ajaran pada semua warga masyarakat melalui sekolah, media massa, organisasi-organisasi yang menjadi bagian dari partai lembaga kader, dan lembaga resosialisasi. Ideologi tersebut kemudian dijadikan sebagai tujuan dan pandangan hidup bagi seluruh penduduk sehingga ideologi ini disebut sebagai agama politik.

- Hubungan Kekuasaan

Pada dasarnya kekuasaan sistem ini dimonopoli dan dilaksanakan secara sentral dengan partai tunggal. Kekuasaan paksaannya dilaksanakan oleh militer dan polisi rahasia, lebih menonjol dari kekuasaan konsesus. Partai yang terdapat didalam sistem politik ini diorganisasikan secara hirarkis yang dalam kenyataannya dipimpin oleh kelompok kecil yang disebut politniro. Partai tunggal dalam sistem politik ini bersifat elitis, dikarenakan keanggotaannya bersifat selektif. Selai itu, partai tunggal ini menguasi semua kelompok sosial yang ada. Kelompok pemuda, serikat buruh, asosiasi petani, organisasi wanita, dan berbagai organisasi profesi merupakan salah satu alat partai untuk memobilisasi massa. Sedangkan organisasi keagamaan dan kegiatan keagamaan dilarang oleh partai terkecuali bagi organisasi dan kegiatan keagamaan yang disesuaikan dengan ajaran partai.

- Legitimasi Kewenangan

(12)

berdasarkan pada pemegangan kewenangan yang dipilih oleh anggota kongres sesuai dengan prosedur yang diteytapkan partai, tetapi juga berdasarkan pemegang kewenangan yang memiliki kemampuan menggunakan kekuasaan paksaan yang sangat meluas dan mendalam.

- Hubungan politik ekonomi

Pemerintahan dalam sistem politik ini dikelola oleh partai tunggal yang mengendalikan kegiatan ekonomi dalam koordinasian unit ekonomi maupun dalam pengadaan barang dan jasa. Kecuali dalam kegiatan produksi maupun distribusi barang dan jasa. Kegiatan ekonomi ini merupakan prakarsa individu bukan swasta. Dengan kemajuan teknologi dan industrialisasi sistem ini memiliki kemampuan dalam menghasilkan dan mendistribusikan kebtuhan pokok yang relatif merata kepada semua warga sebagai ganti atau tukar dari ketaatantotal yang diberikan penduduk terhadap kewenangan pemerintah

Pada perkembangannya kemampuan memproduksikan barang dan jasa menjadi menurun dikarenakan dua hal yaitu : motivasi berprestasi pekerjaan yang sangat rendah dan aparat partai telah berubah menjadi kelas penguasa yang konservatif. Yang kemudia mengakibatkan penurunan produksi yang sulit sekali bagi warga masyarakat dalam mendapat kan kebutuhan pokok, sedangkan para aparat partai memiliki keistimewaan dalam mendapatkan narang dan jasa.

Berdasarkan pengamatan berbagai pihak komunis pada saat ini dalam keadaan “ maju kena, mundur juga kena.” Artinya jikalau mengadakan pembaruan akan berakibat menggali kuburan sendiri (menghasilkan situasi dan berbagai kekuatan yang akan menghancurkan sistem komunis itu sendiri). Apabila tidak melakukan pembaruan, sistem itu sudah tidk dapat berbuat apa-apa lagi, jadi dapat disimpulkan bahwa negara-negara komunis yang masih bertahan saat ini hanya tinggal menunggu detik-detik kehancurannya.

4. Sistem Politik Demokrasi

Dari sudut pandang stuktural, sistem politik demokrasi secara ideal merupakan sistem politik yang memelihara keseimbangan antara konflik dan konsesus. Artinya, demokrasi memungkinkan perbedaan pendapat, persaingan, dan pertentangan diantara individu, diantara berbagai kelompok, diantara individu dan kelompok, individu dan pemerintah, kelompok dan pemerintah, sampai diantara lembaga-lembaga pemerintah. Dikarenakan demokrasi hanya akan menolerir konflik yang tidak menghancurkan sistem, maka sistem politik demokrasi menyediakan mekanisme dan prosedur yang mengatur dan menyalurkan konflik sampai pada penyelesaiannya dalam bentuk kesepakatan.

- Kebaikan Bersama

(13)

Sistem ini menekankan pada persamaan kesempatan ekonomi daripada pemerataan hasil pemerintah. Artinya, setiap individu bebas mencari, dan mendayagunakan kekayaan seoanjang dalam batas-batasan yang telah disepakati bersama. Seperti persaingan bebas yang wajar, undang-undang antimonopoli, dan peka pada lingkungan hidup.

Dapat disimbulkan bahwa sistem ini menekankan pada pemenuhan kebutuhan materill kepada massa, dan dalam masyarakat-negara yang menerapkan individualisme ini terdapat ketegangan antara tujuan-tujuan materill dan moril.

- Identitas Bersama

Faktor yang mempersatukan masyarakat dalam sistem politik demokrasi ialah bersatu dalam perbedaan. Contohnya : Bhineka Tunggal Ika untuk Indonesia dan Unity in Diversity untuk Amerika. Artinya, suatu pihak penduduk akan tetap mempertahankan keterikatannya dengan setiap subkultur, seperti suku, daerah, ras, agama, dan adat-istiadat.

Dasar yang sama berupa keterkaitan pada lembaga demokrasi, saling percaya, dan kesediaan berkompromi dan bekerja sama. Selain itu, tujuan yang sama berupa pengembangan seluruh potensi individu secara maksimal, dan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat.

- Hubungan Kekuasaan

Dalam sistem politik demokrasi terdapat distribusi kekuasaan yang relatif merata diantara kelompok sosial dan lembaga pemerintahan. Hal ini mengakibatkan persaingan dan saling kontrol antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya, antara lembaga pemerintah satu dengan lembaga pemerintah yang lainnya (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), dan atara kelompok sosial dengan lembaga sosial.

- Legitimasi Kewenangan

Prinsip kewenangan dan legistimasi dalam sistem ini bersifat prosedural (rule of law) yang diatur dalam konstitusi. Artinya, penguasa mendapatkan kewenangan berdasarkan prosedur yang disusun dalam konstitusi atau peraturan perundang-undangan, sedangkan anggota masyarakat menaati kewenangan penguasa dikarenakan penguasa dipilih atau diangkat berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam konstitusi atau peraturan peundang-undangan.

- Hubungan Politik dengan Ekonomi

Berdasarkan koordinasi unit ekonomi maupun dalam pemilikan barang dan jasa, pemerintah dan swasta ikut ambil bagian secara aktif sesuai dengan setiap porsinya. Artinya, disamping mekanisme pasar dibiarkan mengatur kegiatan ekonomi, dalam hal-hal yang menyangkut hidup orang banyak, pemerintah ikut mengatur dan mengarahkan kegiatan ekonomi, redistribusi, dan pengadaan barang dan jasa.

(14)

untuk bersaing memengaruhi pemerintah demi membuat kebijakan yang menguntungkan mereka.

5. Sistem Politik Negara Berkembang

Negara ini sesuai dengan namanya merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh karena itu, sistem politik dalam negara ini sedang mencari bentuk yang selaras dengan tingkat perkembangan masyarakat maupun kultur dan struktur masyarakatnya.

Masyarakat dalam negara ini pemerintahnya (eksekutif) sangat berperan dalam mengembangkan identitas bersama dan merumuskan kebaikan bersama maupun melakukan pembangunan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kekuasaan pemerintahan dan campur-tangan pemerintahnya yang begitu luas dalam masyarakat pada satu pihak yang telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada pihak lain menyebabkan kelompok politik, seperti partai, kelompok kepentingan, dan media massa berperan sebagai pendukung saja. Dengan demikian hubungan kekuasaan lebih bersifat paksaan daripada konsesus. Erat kaitannya dengan hubungan kekuasaan yang berupa prinsip kewenangan dan legitimasi yang juga belum menemukan pola yang sesuai karena dalam masyarakat ini prosedur dan mekanisme penetapan siapa yang memerintah masih ditetapkan secara sephak saja oleh kelompok yang berkuasa.

Sistem politik yang secara empiris diterapkan dalam negara-negara berkembang terletak pada model-model sistem politiknya. Sebuah model yang membedakan sistem politik berdasarkan empat kriteria, yaitu rezim politik, koalisi yang memerintah, pihak yang diuntungkan dari kebiakan umum, dan basis legitimasi.

(15)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Model-model sistem politik yang dilihat dari sudut historis dan perkembangan sistem politiknya dimulai dari otokrasi tradisional ke totaliter dan sampai pada demokrasi. Dalam berbagai model ini terdapat berbagai sistem politik yang diuraikan tersebut terdapat beberapa yang timbul karena disesuaikan dengan kultur dan struktur masyarakat setempat ataupun yang timbul sebagai kombinasi unsur-unsur terbaik.

3.2 SARAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tugassekolah.com/2016/01/macam-macam-sistem-politik.html

http://irohnasiroh.blogspot.co.id/2015/11/sistem-politik.html

http://gilangdana.blogspot.co.id/2013/04/sistem-politik.html

Gambar

Tabel Perbedaan Komunis dengan Fasis

Referensi

Dokumen terkait

Hampir setiap jaringan dalam dunia komunikasi saar ini hanya menyediakan layanan yang bersifat spesifik saja, seperti jaringan telepon, video dan jaringan

ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-.. cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan

Jika keadaan yang terjadi seperti ini, mulai dari ketatanegaraan yang yang tidak beres sampai keadilan sosial yang diidamkan hanya sekedar harapan tanpa realisasi, maka dapat

KUNINGAN. Selama ini, proses pembelajaran di MI PUI Ciwedus 2 Timbang hanya bersifat informatif atau hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa

• Sistem Demokrasi Pancasila di era Orde Baru ini mampu menstabilkan pemerintahan melalui berbagai strategi kebijakan, seperti fusi partai politik, penerapan azas tunggal

Hanya saja untuk gangguan arus laut tersebut bersifat acak dan perubahannya pada saat mencapai koordinat tujuan malah mengalami penurunan sehingga dapat mengakibatkan

media pembelajaran ada tiga bentuk meliputi: a media audio, media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti radio, cassete recorder, piringan hitam, b media visual, media

Penting untuk ingat bahwa isu gender dan ketimpangan gender tidak hanya terjadi pada kaum perempuan saja, laki-laki juga dapat mengalami diskriminasi dan ketidakadilan karena norma dan