• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sistem Politik Indonesia (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sistem Politik Indonesia (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran politik memiliki dua makna yaitu makna pertama menunjuk teori sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang ideal, makna kedua menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan. Contoh pemikiran politik yang merupakan pemikiran spekulatif adalah pemikiran politik Marxis-Leninis atau komunisme, contoh lain adalah pemikiran politik yang berdasar pada pemikiran Adam Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam tulisannya Madilog, merupakan contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang diajukan Soekarno merupakan contoh lain.

Sedangkan pemikiran politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiologi), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Konsep sistem politik sendiri merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji kehidupan politik (sesungguhnya diturunkan dari konsep sistem sosial). Dari berbagai pemikiran politik yang ada maka akan timbul ideologi-ideologi politik seperti Libralisme, Sosialisme, Komunisme, Konservatisme dan Fasisme.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Konsep pemikiran politik? 2. Apa saja konsep ideologi politik?

3. Apa saja fungsi ideologi politik dalam system politik? 4. Apa saja bentuk- bentuk ideologi politik?

5. Apa saja konsep sistem politik 1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pemikiran politik?

2. Untuk Mengetahui ideologi politik dalam sistem politik suatu negara.

3. Untuk Mengetahui fungsi ideologi politik dalam sistem politik 4. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk ideologi politik dalam sistem

politik

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Pemikiran Politik

Filsafat politik adalah studi tentang topik seperti kebebasan,keadilan, properti,hak,hukum,dan penegakan kode hukum oleh otoritas : apa yang mereka, mengapa (atau bahkan jika) mereka dibutuhkan, apa yang membuat sebuah pemerintahan yang sah , apa yang hak dan kebebasan itu harus melindungi dan mengapa, apa bentuknya harus mengambil dan mengapa, apa hukum, dan apa tugas warga negara berutang kepada pemerintah yang sah, jika ada, dan ketika itu mungkin sah digulingkan-jika pernah.

1. Filsafat Barat

Sebagai disiplin akademis, filsafat politik Barat memiliki asal-usul di zaman Yunani kuno dan masyarakat, ketika kota-negara yang bereksperimen dengan berbagai bentuk organisasi politik termasuk monarki , tirani , aristokrasi , oligarki , dan demokrasi . Salah satu yang sangat pertama klasik karya-karya penting, filsafat politik Plato The Republic , [2] yang diikuti oleh Aristoteles Politik dan Nichomachean Etika . [3] Roma filsafat politik dipengaruhi oleh Stoa , dan negarawan Romawi Cicero .

Berikut pemikiran politik Aristoteles: Kemunculan, Fungsi dan Tujuan Negara Menurut Aristoteles mendefinisikan negara sebagai “komunitas keluarga dan kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan berkecukupan. Doktrin Aristoteles berupaya mempertahankan pluralitas esensial dari negara dan menjadikan tubuh politik sebagai suatu keseluruhan bagian-bagian fungsional yang beragam dan komplementer yang disatukan oleh pencapaian tujuan umum dimana watak manusia mendorong mereka untuk saling bekerja sama.

(4)

menjaga rakyat terhadap invasi dari luar. Aristoeles setuju dengan Sokrates dan Plato dalam menolak pendirian kaum sofis bahwa negara itu berdasarkan adat kebiasaan dan bukan kodrat. Dalam buku I dari politica, Aristoteles mengatakan bahwa manusia menurut kodratnya merupakan Zoion politikom : makhluk yang hidup dalam polisNegara Ideal dimata Aristoteles membentuk pemerintahan yang terbaik adalah yang paling kondusif bagi kebahagiaan hidup rakyatnya. Aristoteles mengatakan suatu bentuk negara boleh disebut baik, jika diarankan kepada kepentingan umum; sedangkan bentuk negara yang diarahkan kepada kepentingan si penguasa saja harus disebut buruk. Ketiga bentuk negara yang baik menurut Aistoteles adalah monarki, aristokrasi, dan politeia. Ketiga bentuk buruk yang sepadan dengannya masing-masing adalah tirani, oligarki, dan demokrasi.

Dalam menilai ketiga bentuk negara yang baik, Aristoteles menganggap monarki tidak terlalu praktis. Bentuk negara yang lebih baik dari monarki adalah aristokrasi, dimana pemerintahan dipercayakan kepada segelintir orang yang mutlak dianggap paling baik. Seringkali tidak mungkin untuk mendapati orang yang memenuhi syarat itu. Itulah sebabnya politeia harus di pandang sebagai bentuk negara yang paling baik dalam praktek. Dengan istilah “politeia” Aristoteles memaksudkan demokrasi moderat atau demokrasi yang mempunyai undang-undang dasar.

(5)

2. Filsafat Timur

Di India, Chanakya , dalam bukunya Arthashastra , mengembangkan sebuah sudut pandang yang mengingatkan baik legalis dan Niccolò Machiavelli . Dalam kasus Cina, filsuf menemukan diri mereka berkewajiban untuk menghadapi gangguan sosial dan politik, dan mencari solusi terhadap krisis yang dihadapi seluruh peradaban mereka. Orang-orang Cina pada akhirnya akan menerima filsafat Konfusius sebagai penunggu politik.

2.2 Konsep Ideologi Politik

Menurut Christenson,et.al dalam bukunya “Ideologies and Modern Politics” mendefinisikan ideologi politik “sebagai suatu sistem kepercayaan yang menjelaskan dan menjastifikasikan tatanan poitik yang dipilih suatu masyarakat” (Rusli Karim, 1990 : 2).

Mirriam Budiarjo, menyatakan : “ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan suatu yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.

2.3 Fungsi Ideologi Politik

Menurut Christenson, et.al.,fungsi ideologi adalah untuk menuntun, mendukung, mendorong dan membatasi tindakan-tindakan politik perseorangan, kelompok maupun negara (Rusli Karim, 1990:2).

(6)
(7)

2.4 Prinsip Prinsip Ideologi Politik

Gilbert Abcarian dan George Massanat, dalam “Contemporary Political System” bahwa prinsip yang terkandung dalam setiap ideologi politik adalah :

1. Perceptual Selectivity

2. Rationality (alasan pembenar/ legitimasi ) 3. Scriptualisme (pertentangan ideologi )

4. Normative Certitude (untuk moral sense dan sebagai landasan aktivitas politik (fundamentalisme politik)

5. Trancendentalism (visi transendetal misalnya mewujudkan ketertiban masyarakat) (Cheppy Haricahyono, 1986:135).

Menurut Padmo Wahjono, unsur/ prinsip yang terdapat dalam ideologi mencakup dimensi idealisme,realisme dan fleksibelitas.

2.5 Beberapa Ideologi Politik

A. Penggolongan ideology Secara garis besar pandangan hidup suatu bangsa dapat dikelompokkan sifatnya dalam :

1. Pandangan yang bersifat perseorangan atau individualistik; 2. Pandangan hidup yang bersifat kekeluargaan atau integralistik; 3. Pandangan hidup yang bersifat otoriter yang dapat tumbuh dari

(8)

B. Demokrasi

Konsep Brubacher menyimpulkan makna demokrasi, sebagai berikut : 1. Democracy a respect for dignity of the individual;

2. Democracy as equalitarism; 3. Democracy is freedom;

4. Democracy is sharing (Mohammad Noor Syam,1983:249) -John Dewey sebagai pemberi dasar filosofis demokratis tergantung pada konsensus sosial dengan pandangan pada perkembangan…., didasarkan atas kebebasan, persamaan dan partisipasi politik (Varma,1987:220).

b. Prinsip-prinsip Demokrasi

-Menurut Lymen Tower Sargent :

a. Keterlibatan warga negara dalam perbuatan keputusan politik

b. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara

c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan pakai oleh warga negara

(9)

C. Ideologi Komunis

Konsep pandangan karl marx terhadap kapitalisme: marx menganggap bahwa kapitalisme akan membayar pekerja-pekerja yang hanya cukup untuk mempertahankan hidup,upah sekedar untuk mempertahankan hidup,upah sekedar untuk menyambung hidup.marx menganggap sererti itu sebab:

1. ada kelebihan buruh dan tak ada keperluan untuk membayar lebih.

2. dia tidak percaya bahwa kapitalisme akan membayar buruh lebih dari tingkat upah yang di perlukan.

3. dia menganggap bahwa kapialisme akan berhadapan dengan serangkaian krisis ekonomi yang tidak memungkinkan kapitalis untuk membayar lebih banyak(lyman tower sargent,1986:113-114)

c.Prinsip-Prinsip komunisme penuh adalah sebagai berikut:

1. distribusi pendapatan sesuai dengan kebutuhan ,tidak lagi sesuai dengan kerja buruh.

2. tidak mengenal kelas-kelas sosial 3. negara bertambah buruk

4.produktivitas sangat tinggi,sehingga hasil yang ada cukup memenuhi kebutuhan

(10)

2.6 Bentuk-Bentuk Ideologi Politik

Dalam ilmu politik, dewasa ini berkembang banyak ideologi diantaranya adalah, kapitalisme, liberalisme, sosialisme, pancasila dan lain sebagainya. Dengan konflik itu melahirkan kemajuan ilmu sosial yang, terutama ilmu politik yang makin berkembang maju dan melahirkan berbagai paradigma baru.

1. Kapitalisme

Kapitalisme merupakan suatu ideologi yang mengagungkan kapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil masyarakat sebagai alat penggerak kesejahteraan manusia. Bapak ideologi kapitalisme adalah Adam Smith dengan Teorinya the Wealth Of Nations, yaitu kemakmuran bangsa-bangsa akan tercapai melalui ekonomi persaingan bebas, artinya ekonomi yang bebas dari campur tangan negara.

Kapitalisme adalah sebuah ajaran yang didasarkan pada sebuah asumsi bahwa manusia secara individu adalah makhluk yang tidak boleh dilanggar kemerdekaannya dan tidak perlu tunduk pada batasan –batasan sosial .

2. Liberalisme

(11)

kepemilikan kapital oleh negara adalah dewa diatas segala dewa, artinya semua yang ada di dunia harus dijadikan kapital bersama seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui sistem kerja sama, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama, dan distribusi hasil kerja berdasar prestasi kerja yang telah diberikan.

4. Posmodernisme dan posmarsisme kedua ideologi ini karena kontradiksi

antara kapitalisme dan sosialisme yang makin menajam.sebagian besar ilmuwan politik mencari jalan keluar dan menemukan realitas, bahwa pemikir kapitalis mencari jalan keluar berupa posmarxisme. Kedua ideologi ini hakikatnya adalah revisionisme, mengaburkan paham kapitalisme dan sosialisme.

a) Posmodernisme

Postmodernisme merupakan ideologi tentang hak

untuk berbeda

(12)

2.7 Ideologi Pancasila

Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan dikalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya

2.8 Konsep Sistem Politik

Model sistem politik yang hendak diuraikan berikut ini lebih dilihat dari sudut historis dan perkembangan sistem politik ,dimulai dari demokrasi tradisional ke totaliter dan sampai pada demokrasi. Di antara ketiga model sistem politik ini terdapat berbagai sistem politik yang timbul karena disesuaikan dengan kultur dan struktur masyarakat setempat maupun yang timbul sebagai kombinasi unsur-unsur terbaik dari ketiga sistem politik tersebut seperti sistem politik negara-negara berkembang yang lain.

1. Sistem Politik Otokrasi Tradisional a. Kebaikan bersama b. Identitas bersama c. Hubungan kekuasaan d. Legitimasi Kekuasaan

(13)

untuk mengkritik penguasa partai tidak dijamin, tetapi sangat menekankan pada kemerdekaan nasional dan bebas dari penindasan asing. Selain itu, berupaya keras menjamin kebutuhan materiil khususnya kebutuhan pokok secara merata

b. Identitas bersama

Faktor sakral yang mempersatukan masyarakat dalam sistem ini ialah ideologi yang bersifat doktriner dan eskatologis. Seluruh anggota masyarakat harus berperilaku sesuai dengan ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut, setidak-tidaknya tidak menampakkan pembangkangan terhadap ajaran tersebut. c. Hubungan kekuasaan

Kekuasaan dalam sistem ini dimonopoly dan dilaksanakan secara sentral dengan partai tunggal. Kekuasaan paksaan yang dilaksanakan oleh militer dan polisi rahasia lebih menonjol dari pada kekuasaan konsesus. Lingkup kekuasaan partai pemerintah sangat luas terutama lebih ditekankan pada sistem pemerintahan , d. Legitimasi kewenangan

Dasar kewenangan pemimpin dalam sistem ini berupa peranan mereka sebagai ideologi, yaitu penafsir dan pelaksana ideologi yang bersifat doktriner dan eskatalogis. Pada pihak lain, anggota masyarakat menaati kewenangan pemimpin partai dan mengendalikan kegiatan ekonomi dalam koordinasi unit ekonomi maupun dalam pengadaan barang dan jasa

3. Sistem politik demokrasi

(14)

individu dan pemerintah, kelompok dan pemerintah, bahkan di antara lembaga-lembaga pemerintah.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi dari pemikiran politik itu sebagai hasil kajian empiris bisa dicontohkan dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiolog), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Dari berbagai pemikiran politik yang ada maka akan timbul ideologi-ideologi politik seperti Liberalisme, Sosialisme, Komunisme,

Konservatisme dan Fasisme. Setelah adanya ideologi-ideologi selanjutnya muncul sistem politik dalam dunia politik seperti Otokrasi Tradisional, Demokrasi, Totaliter, dan Komunis.

dari keterkaitan relasi antara pemikiran politik dan ideologi politik itu maka dapat diwujudkan dalam realita implementasi sistem politik. Karena dari sebuah konsep pemikiran politik dan adanya sudut pandang ideologi terhadap politik bisa direalisasikan ke dalam dalam bentuk model sistem politik.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2004. (Cetakan ke-26). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

1. Menurut kodratnya, manusia akan selalu membutuhkan orang lain sehingga disebut .... a. makhluk berakal budi b. makhluk individu c. makhluk sosial d. makhluk

Mahrus Ahsani, Konstelasi Konsep Kodrat Alam dan Tut Wuri Handayani Ki Hadjar Dewantara Perspektif Pendidikan Islam.. bahwa pada hakikatnya manusia sebagai makhluk

Kajian isi untuk mengungkapkan ajaran moral yang berkaitan dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk

Individu sebagai makhluk sosial tersebut menurut Dewan Ketahanan Nasional (2010, p.52) adalah konsep keamanan manusia berbasis paham komunitarian. Pengertiannya adalah

1. Berkaitan dengan tanggung jawab manusia sebagai makhluk bebas, seperti telah disinggung diatas bahwa nilai moral sangat terkait dengan manusia, tegasnya pribadi manusia

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia hakikatnya adalah makhluk ciptaan Alaah SWT. Pada diri manusia terdapat

Kajian isi untuk mengungkapkan ajaran moral yang berkaitan dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk

Kodrat kita sebagai seorang manusia diawali dari tumbum dan berkembang, dimana manusia dikenal sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial (zoon politicon), dimana seorang