• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dilema Antara Kepentingan Individu dan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dilema Antara Kepentingan Individu dan K"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Dilema Antara Kepentingan Individu dan

Kepentingan Masyarakat

A. Problematika

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada yang dihadapi oleh

setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan? Kepentingan saya selaku

individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama?

Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini memunculkan dua

pandangan yang saling bertolak belakang, yakni pandangan sosialisme dengan pandangan

individualisme. Kedua pandangan ini justru berkembang menjadi paham atau aliran bahkan ideologi

yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

Apabila kita sebagai manusia salah memilih kepentingan mana yang harus didahulukan, tentunya

akan sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal itu tentunya sangat lumrah karena

manusia memiliki perasaan peka terhadap suatu situasi.

Tetapi, kebanyakan manusia lebih sering mengutamakan kepentingan individu daripada

kepentingan masyarakat. Padahal manusia adalah mahkluk sosial yang dimana hendaknya lebih

memilih kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi. Boleh kita menomor satukan

kepentingan individu tapi jangan sampai kepentingan tersebut mengganggu kepentingan orang lain.

B. Solusi Pencegahan

Solusi pencegahan ini bisa dilakukan agar kita tidak merasakan dilema yang cukup membuat kita

serba salah untuk memilih antara kepentingan individukah atau kepentingan masyarakatkah yang

harus kita dahulukan. Tetapi kita juga harus ingat bahwa kita sebagai mahkluk sosial. Kita tidak bisa

hidup tanpa bantuan orang lain.

Solusinya adalah sebagai berikut:

1. Bersikap bijaksana dan adil.

2. Menentukan kepentingan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami.

3. Memahami dan menerapkan konsep Pancasila di kehidupan sehari-hari.

C. Solusi Mengatasi

Solusi mengatasi ini bisa kita lakukan pada saat kita sudah atau sedang merasakn dilema antara

memilih kepentingan individu atau kepentingan masyarakat.

(2)

1. Menenangkan pikiran dan mempelajari hal apa yang didilemakan.

2. Harus mementingkan kepentingan yang lebih mendesak.

3. Menyesuaikan kemampuan yang dimiliki.

Dilema antara Kepentingan Individu

dan Mayarakat

Posted: Oktober 6, 2011 in Tugas

0

Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang

termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang

termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak

dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat

satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang

hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri

manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan

kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan

kepentingan masyarakat.

Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana

yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan masyarakat

tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini

memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang

dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu

yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap

terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan

individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan

seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi

(3)

Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke

18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau,

dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai

berikut.

1. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada

pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,

2. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.

3. Pemberian kebebasan penuh pada individu

4. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.

Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika

kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa

diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum

mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya

penyelenggaraan hidup bersama.

2. Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon.

Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan

individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai

hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau

kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas,

dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme

muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh

system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut,

sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan

(4)

untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat

produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).

Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat

manusia. DalamDeclaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan

pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi

yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx

dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial

semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi

dikorbankan untuk kepentingan negara.

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal dapat

menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan

kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam

lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia

sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin

terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.

3. Kehidupan di Indonesia

Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat

pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi

manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno, (2001)

menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu

manusia bermasyarakat.

Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan

“Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme.

Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme” (Risalah

Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia

diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan

kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan

(5)

Akan tetapi pada masyarakat Indonesia sekarang lebih condong ke arah liberalisme bagaimana

tidak ? seorang pejabat pemerintah bisa mengkorupsi uang pajak untuk rakyat sampai bermiliyar –

miliyar rupiah itu yang torbongkar, belum lagi yang tidak terbongkar. Dari yang terkecil seperti

premanisme juga mengakar pada budaya kita. Semua itu tidak dipungkiri masalah ekonomi

Indonesia yang kurang baik, banyak suap dimana – mana , dari jalan raya sampai gedung

bertingkat, ada juga nipotisme yang masih banyak terjadi banyak orang yang tidak berkompeten

menjadi ketua organisasi karena saudaranya seorang pejabat publik, akan tetapi jika sesorang itu

ahli dibidangnya dan mendaptkan pekerjaaan di bidangnya karena saudaranya malah dianjurkan.

Banyak juga orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti pekerja sosial

yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar. Hal inilah yang harus dibenahi kita harus kembali

menengok kepada pancasila yang benar – benar memandang sifat pribadi sekaligus sosial secara

seimbang.

Dalam materi pelajaran di jenjang pendidikan dasar mungkin pernah

mendapatkan materi bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial dan

individu. Posisi manusia sebagai makhluk sosial artinya dia tidak mampu

hidup dengan kesendirian. Manusia membutuhkan lingkungan sosial yang

menempatkan dirinya hidup bersama masyarakat. Namun juga perlu dipahami,

kondisi ini tidak selamanya selaras. Ini akibat fungsi manusia sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial sehingga dapat bermuara konflik jika

tidak dipahami dengan benar.

Sementara maksud dari manusia sebagai makhluk individu adalah manusia

akan mengalami sebuah kondisi sebagai bentuk kewajarannya berstatus

manusia. Misalnya memiliki kepribadian, berjenis kelamin, memiliki

pemikiran sendiri, dan sebagainya. Dua fungsi manusia ini kadangkala

akan menimbulkan konflik. Pasalnya, sangat dimungkinkan manusia harus

menghadapi dilema antara memenuhi kepentingan pribadi versus kepentingan

masyarakat.

Masalahnya, sekarang ini muncul paham yang diciptakan dengan

membenturkan manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Contohnya

adalah paham atau ideologi bahwa seseorang harus mengutamakan

kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini akan

memicu konflik pribada kalau dua kepentingan ternyata datang dalam satu

waktu.

(6)

penting dari urusan individual, tidak ada salahnya sejenak mengorbankan

kepentingan individu untuk kemashlatan masyarakat.

Perlu dipahami, bertemunya individu sebagai makluk pribadi dan sosial

ini pasti akan menciptakan suatu masalah pada suatu saat. Untuk

menghindari adanya konflik ini diperlukan suatu tatanan norma yang harus

dipahami oleh semua orang dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

Tujuannya yaitu untuk meredam masalah dan memberikan toleransi yang

masih bisa dilakukan ketika ada masalah terjadi. Adanya fungsi pengatur

ini akan membuat keseimbangan antara dua sifat alami manusia tersebut.

Karena, posisi manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial

sehingga dapat bermuara konflik.

Dilema antara kepentingan individu dan sosial

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan yang

dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan?

Kepentingan saya selaku kepentingan individu atau kepentingan masyarakat selaku tempat saya

tinggal

bersama?

Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini memunculkan dua

pandangan yang saling bertolak belakang. Kedua pandangan ini justru berkembng menjadi

paham atau aliran bahkan idiologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarkat.

1.Pandangan

individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah

makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang

utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagi individu adalah bebas, karena

itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Apabila hk-hak itu terpenuhi

maka kehidupan manusi kn terjmin dan bahagia. Masyrakat hanyalah kumpulan dari

individu-individu. Jika individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka msyarakat pun akan

sejahtera.

Pndanga individualisme berpendapat bahwa kepentingan individullh yng harus diutmakan.

Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tinggi yangharus diperjungkan melalui

persaman dn kebebasan. Jadi, yang menjadi sentrl individualisme adalah kebebasan seorng

individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan idiologi leberlisme.

Paham

ini

bisa

disebut

juga

idiologi

individualisme

liberal.

Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu paham

yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandng setiap individu berada pada

posisis yang sederajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme menolak segala

pengekangan terhadap individu. Liberalisme memberi kebebasan manusia ivuntuk bereaktivitas

dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosilal

budaya

(7)

kepentingan sendiri. Pemenuhan akan kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan membawa

kemakmuran

bersama.

C. Pemberian kebebasan penuh pada idividu. Individu adalah primer, sedangkan masyarakat

adalah sekunder. Bila individu mendapat kebebasan dan kepuasan maka masyarakat akan

mendapat

kemakmuran.

D. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing

Liberalisme dlam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara,

berpendapat, berserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang

ekonomi menghsilkan kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan liberalisme dalam bidang sosial

budaya adalah kebebasan individu untuk mengekspresikan sikap, perilaku, seni, dan

budayanya. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan

dan dinamika kebebasan atar individu, menurut paham liberalisme, kebebasan antarindividu

tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum jadi, negara yang menjamin keadilan dan

kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasa agar tetp menciptakan

tertibnya

penyelanggraan

hidup

bersama.

2.

pandangan

sosialisme

Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Masyarakat

tidak sekedar kumpulan individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdii sendiri

dimana individu-individu berada. Individu dan dianggap dari sebagai alat dar mesin raksasa

masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis,

hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya

dalam suatu komunitas atau kelompok. Individu terikat pada komitmen suatu kelompok. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan sosialisme bertolak belakang dengan pandangan

individualisme.

Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa kepentingangan

masyarakatlah yang utama, bukan individu. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan

terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan

individu

atas

hak

milik.

(8)

oleh robert owen dari inggris (1771-1858), lousi blance, dan proudhon, idiologi marxisme

termasuk dalam varian sosialisme, ajaran marxisme dipelopori oleh karl max (1818-18830

Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat

manusia. Dalm declaration of independence Amerika serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan

pada hakikat manusia sebagai mahkluk individu yang bebas merdeka, tidak seorang pun berhak

untuk mencapuri hal pribadinya. Manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabatyang

luhur. Sedangkan dalam menifesco komunikasi karl marx dan engels, orientasinya sangat

menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosilal semata. Menurut paham ini,

manusia sebagai makhluk pribadi tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.

Lalu, bagaimana kita memposisikan diri atas kedua pandangan tersebut? Kepentingan manakah

yang harus diutamakan, kepentingan diri (privat) atau kepentingan masyarakat (publik)? Pilihan

hal tersebut sesungguhnya secara filosofi dapat kita kembalikan keoada kedua pilihan dari

idiologi

tersebut

di

atas.

Jika kita simak lebih jauh, kedua pandangan diatas mengidap kelemahannya masing-masing.

Kebebasan perseorangan yang mnerupakan inti dari ajaran individualisme liberal dalam

pelaksanaanya justru mengingkari ajarannya sendiri, yaitu pesamaan. Individualisme liberal

dapat menimbulkan ktidak adilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan

kolonialisme baik dalam bentuk lama maupun baru. Persaingan bebas akan memunculkan

kesenjangan antara kaya dengan orang miskin. Liberalisme mungkin membawa manfaat bagi

kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.

Sosialisme dalam bentuk yang ekstrim ( marxisme/komunisme), tidak menghargai manusia

sebagai peribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan, dalam negara komunis,

mungkin terjadi kemakmuran masyarakat, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.

Negara komunis mudh menjadi negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun

warga

negara.

Dalam negara indonesia yang berfalsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sift

pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manurut pandangan filsafat pncasila, manusia adalah

mahkluk individu sekaligus mahkluk sosial. Hal ini tidak sekedar menggabungkan dua

pandangan (individualisme dan sosialisme) diatas, tetapi seara hakikat bahwa kedudukan

manusia sebagai mahkluk individu sekaligus mahkluk sosial. Sekali lagi, manusia bukanlan

makhluk individu dan sosial. Tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

Frans magnis suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki

bersifat

sosial

dan

sebagai

individu

manusia

bermasyarakat.

Bung karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan

“internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme.

Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidu dalam taman sarinya internasionalisme” (risalah

sidang BPUPKI-PPKI, 1998) paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa

indonesia di ungkapkan dalam sila kedua mengungkapkan penghargan manusia sebagai

makhluk sosial yang memiliki harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargi dan dijunjung

tinggi, konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak

warga negara. Sila ketiga mengungkapkan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia yang

perlu untuk diperjuangkan dan diletarikan. Bangsa indonesia memiliki prinsip menempatkan

keoentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan

bersama tidak dengan mengorbanrkan hak-hak dasar setiap wrga negara.

(9)

2.1 Deskripsi Kepentingan Individu dan Masyarakat

Dilema antar kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan yang dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan? Kepentingan saya selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang saling bertolak belakang.

Menurut Jurgen Habermas (2001), masyarakat memiliki tiga jenis kepentingan yang memiliki pendekatan rasio yang berbeda yaitu:

1. Kepentingan Teknis (Objective Welt).

Hal ini sangat kuat berhubungan dengan penyediaan sumber daya natural dan juga kerja (instrumentalis).

2. Kepentingan Interaksi (Social Welt)

Ini merupakan kepentingan praktis yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.

3. Kepentingan Kekuasaan

Disatu sisi, hal ini berhubungan erat dengan distribusi kekuasaan dalam masyarakat. Disisi lain, adanya sebuah kebutuhan dasariah manusia untuk membebaskan diri dari segala bentuk dominasi atau kebebasan.

Dari pandangan ini justru berkembang menjadi paham atau aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat yaitu:

1. Pandangan Individualisme

(10)

Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan tertinggi yang harus diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi liberalisme.

Liberalisme adalah suatu paham yang menegakkan kebebasan setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme menolak segala pengekangan terhadap individu. Liberalisme memberi kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah:

a) Penjaminan hak milik perorangan

b) Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan

c) Pemberian kebebasan penuh pada individu

d) Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing

Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasn berbicara, berpendapat, berserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang ekonomi menghasilkan kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan liberalisme dalam bidang sosial budaya adalah kebebasan individu untuk mengekspresikan sikap, perilaku, seni dan budayanya. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antarindividu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antarindividu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, Negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya

penyelenggaraan hidup bersama.

2. Pandangan Sosialisme

(11)

kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan sosialisme bertolak belakang dengan pandangan Individualisme.

Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa kepentingan masyarakatlah yang utama bukan individu. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya

masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari pengusaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.

2.2 Kelemahan Pandangan Individualisme dan Sosialisme

Jika disimak lebih jauh kedua pandangan ini mengidap kelemahan masing-masing, yaitu:

1. Pandangan Individualisme

Kebebasan perseorangan yang meruapakan inti dari ajaran individualisme liberal dalam

pelaksanaannya justru mengingkari asas ajarannya sendiri, yaitu persamaan. Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidak adilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme baik dalam bentuk lama maupun baru. Persaingan bebas akan memunculkan kesenjangan sosial antara kaya dengan orang miskin. Liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.

2. Pandangan Sosialisme

Sosialisme dalam bentuk ekstrem(komunisme), tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam Negara komunis, mungkin terjadi

kemakmuran masyarakat, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara komunis mudah menjadi Negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun warga Negara.

2.3 Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat Dalam Pandangan Negara Indonesia

Individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial yang saling tergantung dan saling membutuhkan satu sama lain. Karena itu, komunikasi antar masyarakat menentukan peran manusia sebagai makhluk sosial. Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, dengan demikian tidak dapat dilepaskan dari cara dan bentuk adaptasi mereka terhadap situasi dan kondisi lingkungannya.

(12)

makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Hal ini tidak sekedar menggabungkan dua pandangan yaitu individualisme dan liberalisme diatas, tetapi secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sekali lagi manusia bukankanlah makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

Bung Karno nemerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan

ungkapan ”Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme” (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998 ). paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkapkan dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Sila kedua menghungkapkan penghargaan manusia sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargai dan dijunjung tinggi. Konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga Negara. Sila ketiga mengungkapkan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang perlu untuk diperjuangkan dan dilestarikan bangsa Indonesia memiliki prinsip penempatan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun, demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga Negara.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1.1 Bentuk Hubungan Komunikasi Sosial Budaya Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan

menerima pesan secara timbal balik. Mengandung makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi

terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Komunikasi antar pribadi berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya.

1.2 Dilema Antar Kepentingan Individu dan Masyarakat

(13)

berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Liberalisme adalah suatu paham yang menegakkan kebebasan setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat dalam

kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Sedangkan dilain pihak ada masyarakat yang menganut Pandangan Sosialisme menyatakan bahwa kepentingan masyarakatklah yang diutamakan.

Namun dalam pelaksanaannya kedua Ideologi ini memiliki kelemahan masing-masing.

Individualisme dalam pelaksanaannya justru mengingkari asas ajarannya sendiri, yaitu persamaan. Individualisme liberal menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme. Sedangkan Sosialisme dalam bentuk ekstrem(komunisme), tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan.

Indonesia sebagai Negara yang berideologi pancasila, memandang hakikat manusia sebagai pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut pandangan falsafah pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

2. Saran

Komunikasi antar pribadi bukanlah suatu yang sederhana, dan seorang komunikator harus memiliki kemampuan yang memadai untuk dapat berkomunikasi, khususnya agar dapat melakukan

komunikasi dengan konseli agar dapat menyampaikan makna yang sebenarnya dan mampu mempengaruhi orang lain.

2. Asas Demokrasi

Suatu bangunan pasti memiliki pondasi sebagai dasar agar bangunan itu kokoh. Begitu

pula demokrasi memiliki asas-asas yang memperkuat pelaksanaan demokrasi.

Apakah asas-asas demokrasi?

Suatu negara dapat disebut sebagai negara demokrasi apabila memiliki dua asas yaitu:

a. Pengakuan Hak Asasi Manusia sebagai penghargaan martabat manusia

Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia diwujudkan dalam tindakan-tindakan

negara/pemerintah untuk melindungi Hak Asasi Manusia tanpa melupakan kepentingan

umum. Pengakuan Hak Asasi Manusia itu ditulis di dalam Undang-Undang Dasar negara

dan berbagai bentuk peraturan perundang-undangan sebagai penjabaran dan

pelaksanaan dari Undang-Undang Dasar.

Negara yang menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi wajib mencantumkan Hak

Asasi Manusia di dalam Undang-Undang Dasar negara tersebut, penyusunan peraturan

perundang-undangan wajib menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), negara

berkewajiban meratifikasi (mengakui dan mengesahkan) berbagai bentuk instrumen HAM

internasional. Di dalam negara demokrasi juga dibentuk lembaga perlindungan HAM

yang bertugas melindungi pihak-pihak yang menderita akibat pelanggaran HAM.

b. Pengakuan partisipasi rakyat pemerintahan dalam

Dalam negara demokrasi pemerintahan yang berkuasa merupakan pemerintahan yang

dibentuk oleh rakyat. Pemerintah yang mengatur negara harus mendapat dukungan dan

partisipasi dari rakyat. Apabila pemerintahan yang ada sudah tidak mendapat

(14)

pemerintah terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan.Pemerintah hanya

menjalankan amanat dan mandat dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan/kekuasaan.

Pemerintah berfungsi melindungi rakyat, tanpa ada pemerintah, rakyat tidak bisa hidup

dengan teratur, dan mudah dihancurkan bangsa lain sebaliknya pemerintah tanpa

dukungan rakyat tidak dapat berbuat apa-apa, program-program pemerintah tidak akan

dapat dijalankan dengan baik.

Adapun nilai-nilai dasar sebagai pencerminan demokrasi yang sudah diakui hampir

semua bangsa-bangsa di dunia antara lain sebagai berikut:

a. Toleransi/saling menghargai

Demokrasi memberikan tuntunan agar kita menghormati pihak lain, golongan lain yang

ada di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Bebas berpendapat dan menghormati kebebasan

Demokrasi memang identik dengan kebebasan, termasuk kebebasan berpendapat.

Demokrasi menghargai kemerdekaan berpendapat dari semua unsur, kelompok atau

golongan yang ada di dalam masyarakat atau negara.

c. Memahami keanekaragaman

Demokrasi menghargai adanya berbagai perbedaan yang ada di dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu kelompok atau golongan yang ada

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara wajib menghargai kelompok

atau golongan lain. Antara kelompok satu dengan kelompok lainnya harus merasa

sederajat, memiliki persamaan hak dan kewajiban, tidak dibenarkan adanya golongan

atau kelompok tertentu yang ingin menjatuhkan kelompok lain.

d. Kecintaanterhadap keterbukaan dan terbuka dalam berkomunikasi

Demokrasi berarti keterbukaan di dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara,

kebijakan pemerintah perlu disosialisasikan kepada rakyat dan rakyat diberi hak untuk

memberikan kritikan demi kebaikan.

e. Menjunjung tinggi nilai dan mar tabat kemanusiaan

Demokrasi menghargai nilai-nilai setiap individu, menghargai adanya potensi yang

dimiliki oleh manusia yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan.

f. Kebersamaan

Demokrasi menuntut manusia untuk mengembangkan kedudukannya sebagai makhluk

sosial (bermasyarakat) per masalahan yang ada dipecahkan bersama demi

kesejahteraan bersama.

g. Keseimbangan

Demokrasi menjaga prinsip keseimbangan di dalam kehidupan masyarakat,

keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial, keseimbangan di berbagai bidang

kehidupan.

h. Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela

Setiap perselisihan dan perbedaan yang ada diselesaikan melalui musyawarah berdasar

hukum yang berlaku.

i. Menjamin terjadinya perubahan secara damai

Demokrasi menuntut adanya perubahan melalui prosedur dan mekanisme yang sudah

ditentukan tidak menghendaki perubahan melalui cara-cara kekerasan dan paksaan.

j. Pergantian penguasa dengan teratur

Demokrasi menghendaki apabila terjadi pergantian penguasa harus melalui cara-cara

yang konstitusional (berdasar Undang-Undang Dasar) tidak melalui kekerasan atau

perebutan kekuasaan.

k. Penggunaan paksaan seminimal mungkin

Demokrasi menghindari adanya pemaksaan kehendak, pemaksaan doktrin tertentu

kepada masyarakat, tetapi segala permasalahan diselesaikan melalui musyawarah dan

kesadaran hati nurani.

(15)

Demokrasi tidak membeda-bedakan golongan, paham atau kelompok-kelompok tertentu

sehingga tercermin keadilan di dalam kehidupan manusia.

m. Komitmen dan tanggung jawab

Demokrasi mendidik manusia untuk memiliki komitmen yang jelas, tegas, dan

bertanggung jawab. Bertanggung jawab berarti bersedia menanggung apa yang menjadi

tugas dan kewajibannya serta konsisten terhadap komitmennya.

n. Kerjasama keterhubungan

Demokrasi mendidik manusia agar bersedia melibatkan orang lain/pihak lain di dalam

menyelesaikan masalah atau melakukan suatu kegiatan. Demokrasi mendidik kerjasama

antar manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan usaha dalam penelitian ini dilihat dari laba yang diperoleh oleh.. pengusaha kerupuk udang di Kabupaten

Berdasarkan pemantauan BPS Kabupaten Kendal inflasi terjadi disebabkan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik,

Apabila Anda berminat mengambil paket outbond atau training bertema budaya daerah desa wisata Gilangharjo ini menjadi rekomendasi utama karena Anda nantinya dapat belajar

PENERAPAN PEND EKATAN PENGALAMAN ANAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH D ASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban

Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh

dalam (http:// hubungan komunikasi interprsonal.com)Di akses pada 25 januari 2016 pada pukul 14:46 WIB. Skripsi Halimatu Khoirun Nisa’.“Komunikasi dalam Interaksi Guru dengan

Sehubungan dengan itu Sudirman (2001:21) mengatakan “dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat