• Tidak ada hasil yang ditemukan

manusia sebagai makhluk individu dan mak (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "manusia sebagai makhluk individu dan mak (2)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD

Dosen pengampu : Dra. Erna Nur Kholidah, M.Pd

Disusun oleh :

Nur Lailatus Sholihah (932211314) Riska Yunistia (932209314) Rizqi Alfa Roby (932209114)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puja kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul “Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial “

Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Erna

Nur Kholidah, M.Pd sebagai dosen mata kuliah ini. Penulis juga menyadari bahwa

masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki

makalah ini di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan

bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT. juga semuanya kita

kembalikan.

Kediri, 4 Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...4

A. Latar belakang...4

B. Rumusan masalah...5

C. Tujuan penulisan...5

BAB II PEMBAHASAN...6

A. Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial...6

B. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial...10

C. Dinamika dalam interaksi sosial...12

BAB III PENUTUP...15

A. Kesimpulan...15

B. Saran...15

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Bab ini menguraikan hakikat manusia baik sebagai makhluk pribadi

maupun sebagai makhluk sosial. Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai

makhluk pribadi, sedangkan disisi lain dipandang sebagai makhluk sosial.

Paham individualisme memandang bahwa manusia semata-mata sebagai

makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial.

Sebaliknya, pandangan sosialisme, menyatakan manusia adalah makhluk

sosial. Pandangan kita bangsa Indonesia menyatakan bahwa manusia adalah

makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia

akan berinteraksi dengan manusia lain dalam wujud interaksi sosial. Sebagai

makhluk pribadi dan sosial manusia akan menghadapi dilema dalam kerangka

pemenuhan kebutuhan antara kepentingan diri dan kepentingan masyarakat.

Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak

hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang

khas dengan corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya.

Dengan demikian, manusia sebagai individu merupakan pribadi yang terpisah,

berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia

sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai

individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai

pribadi dengan ciri khas tertentuyang berupaya merealisasikan potensi dirinya.

Manusia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan

(5)

bersosialisasi dengan manusia lain. Hal ini disebabkan manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Ia akan bergabung dengan manusia lainmembentuk kelompok-kelompok

dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia

sebagai individu memasuki kehidupan bersama dengan individu lainnya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial?

2. Apa saja fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial?

3. Apa saja dinamika interaksi sosial?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

2. Mengetahui fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk

sosial.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial

Di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan

individu dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia

sebagai makhluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi

kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk

sosial yang ingin memenuhi kebutuhan bersama.1

Dalam perjalanannya, kepentingan-kepentingan tersebut kadang saling

berhadapan dan kadang pula saling berkait. Terkadang muncul suatu penolakan

dan penerimaan yang pada akhirnya bermuara pada etika, yaitu suatu ajaran

tentang norma dan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan manusia.

Artinya, titik kompromi antara kepentingan individu dan bersama ditimbang

menurut kadar etis tidaknya kedua kepentingan tersebut. Menurut Jurgen

Habermas, “Masyarakat memiliki tiga jenis kepentingan yang memiliki

pendekatan rasio berbeda.2 Pertama, kepentingan teknis . hal ini sangat kuat

berhubungan dengan penyediaan sumber daya natural dan juga kerja. Kedua,

kepentingan interaksi. Ini merupakan kepentingan praktis yang sesuai dengan

hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Ketiga, kepentingan kekuasaan. Disatu

sisi, hal ini berhubungan erat dengan distribusi kekuasaan dalam masyarakat.

1 Rusmin Tumanggor, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 53.

(7)

Disisi lain, adanya suatu kebutuhan dasariah manusia yang membebaskan diri dari

segala bentuk dominasi atau kebebasan.

Dalam perbedaan kepentingan ini masyarakat mengalami sebuah

pertarungan yang sangat tajam dalam kehidupan sosial dan politik. Apalagi kalau

kepentingan kekuasaan dan kepentingan teknis mengabaikan kepentingan sosial.

Kalau kepentingan kekuasaan mengarah pada tendensi untuk menciptakan distorsi

terhadap komunikasi, maka yang terjadi hanya ada penindasan dan reduksi.

Menurut habermas, “Untuk bisa mendamaikan konflik kepentingan ini, kita

membutuhkan adanya sebuah ruang public.3 Ini merupakan media untuk

menjembatani setiap kepentingan karena setiap komponen dalam masyarakat

memiliki akses yang sama untuk berbicara, berdiskusi dan mencari alternative

yang tepat tentang segala persoalan dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Manusia sebagai makhluk individu

Individu berasal dari Latin individum yang artinya tak terbagi. Kata

individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan

yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara

keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu

perseorangan manusia.

Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau

perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi

merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh tuhan Yang Maha

Esa. Disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an bahwa “Sesungguhnya kami

(8)

telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Dalam

ajaran agama-agama dunia juga diterangkan sangat jelas kedudukan manusia

sebagai makhluk yang mulia, karena itu tidak dibenarkan manusia melakukan

perbuatan tercela. Sebaliknya, pribadi manusia dituntut mampu berinteraksi,

berkomunikasi, bekerja sama, dan saling berlomba-lomba melakukan

perubahan menuju yang lebih baik dengan individu lainnya.

2. Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga

masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin dapat hidup

sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai

kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan bantuan manusia lain.

Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan

bersosialisasi dengan manusia lainnya. Bahkan sejak lahirpun manusia sudah

disebut sebagai makhluk sosial.

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada,

yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada

individu. Yakni memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

a. Dorongan untuk makan.

b. Dorongan untuk mempertahankan diri.

c. Dorongan untuk melangsungkan hubungan beda jenis.

Dengan keharusan biologis tersebut menggambarkan betapa individu

dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial meniscayakan

(9)

satu dengan lainnya. Karena itu komunikasi antar masyarakat menentukan

peran manusia sebagai makhluk sosial. Kedudukan manusia sebagai makhluk

sosial dengan demikian tidak dapat dilepaskan dari cara dan bentuk adaptasi

mereka terhadap lingkungannya.

Dalam perkembangannya, manusia mempunyai kecenderungan sosial

untuk selalu meniru guna membentuk diri dalam kehidupan masyarakat.

Diantara kebutuhan untuk meniru adalah dalam hal sebagai berikut:

a. Menerima bentuk-bentuk kebudayaan, yaitu menerima bentuk-bentuk

pembaruan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk

sebuah pengetahuan.

b. Penghematan tenaga, yaitu tindakan meniru untuk tidak terlalu

menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja manusia

dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Banyak faktor yang mendorong manusia secara individual

membutuhkan dirinya sebagai makhluk sosial sehingga terbentuk interaksi

sosial antara manusia satu dengan manusia lainnya. Secara garis besar,

faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal,

yaitu:

1. Tekanan emosional. Kondisi psikologi seseorang sangat mempengaruhi

bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain, apakah sedang bahagia,

senang atau sebaliknya sedih, berduka dan seterusnya.

(10)

yang direndahkan, maka ia akan memiliki hasrat yang tinggi untuk

berhubungan dengan yang lainnya. Karena ketika seseorang merasa

direndahkan dengan secara spontan ia membutuhkan kasih sayang dati

pihak lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi psikologi

kembali sepeti semula.

3. Isolasi sosial. Orang yang merasa atau dengan sengaja terisolsi oleh

komunitasnya atau pihak-pihak tertentu, maka ia akan berupaya

melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar

terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.4

Dengan demikian, sebagai individu perlu tumbuh dan berkembang

dalam kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat ia perlu

menjalankan kewajiban dan haknya dalam tatanan suatu kehidupan bersama.

D. Peranan manusia Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial 1. Peranan Manusia sebagai makhluk individu

Sebagai individu manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia.

Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula.

Perbedaan yang ada seperti beda keyakinan, tempat tinggal, ras, suku dan

golongan tidak meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusia.5

Oleh karena itu pengakuan dan penghargaan manusia sangat diperlukan.

Pengakuan dan penghargaan itu diwujudkan dengan pengakuan jasmani atas

hak-hak asasi manusia. Manusia sebagai makhluk individu berupaya

merealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi

(11)

rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh manusia yang bersifat

kebendaan, dapat diraba, dan bersifat real. Rohani atau jiwa adalah

unsur-unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak bisa diraba, tidak berwujud

atau ditangkap dengan indera. Unsur dari jiwa ini terdiri dari tiga jenis: akal,

rasa dan kehendak.

Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan

atau mengejar kebahagiaan sendiri. Motif tindakannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi rohani dan kebutuhan jasmani.

Penekanan pada kepentingan diri memunculkan sifat individualistik dalam

diri pribadi yang bersangkutan. Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai

individu dapat diketahui bahwa manusia memiliki harkat dan martabat,

manusia memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki potensi diri yang

khas. Dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan

dirinya.

Dengan uraian diatas, manusia sebagai makhluk individu berperan

untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu berusaha:

a. Menjaga dan mempertahankan hak dan martabatnya.

b. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.

c. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan

hidupnya.

2. Peranan manusia sebagai makhluk sosial

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya manusia

(12)

hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan

ketidakberdayaan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menjadikan manusia

melakukan peran-peran sebagai berikut:

a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.

b. Membentuk kelompok-kelompok sosial.

c. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan

kelompok.6

E. Dinamika dalam interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang

menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia,

maupun antar orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial antara

lain: akomodasi, kerjasama, persaingan, dan pertikaian.7 Ciri-ciri sebuah interaksi

sosial:

1. Pelakunya lebih dari satu orang

2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial.

3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.

4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap atau tindakan yang

sedang berlangsung.

6 Ibid., 49

(13)

Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial. Kontak

dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak

langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dsb. Kontak sekunder

yaitu kontak dengan perantar contohnya melalui telepon, radio, televisi, dan media

lain.

Dinamika yang muncul akibat interaksi sosial antara lain: akulturasi

budaya, asimilasi, dan inovasi:

1. Akulturasi budaya

Akulturasi budaya adalah proses sosial yang timbul apabila suatu

kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu yang dipengaruhi oleh

unsur-unsur suatu kebudayaan lain sehingga sebagian unsur yang baik bagi

suatu kelompok tertentu diterima dan disesuaikan dengan unsur-unsur

kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya identitas kebudayaan asli.

Contoh yang muncul adalah ketika pihak pribumi mulai menerima

penggunaan gaya hidup seperti bahas, cara berpakaina dan sopan santun ala

budaya lain.

2. Asimilasi budaya

Asimilasi budaya adalah interaksi sosial dalam jangka waktu lama

antara dua masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Asimilasi

ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan antar kelompok

serta usaha menyamakan kesatuan sikap, mental, dan tindakan demi

tercapainya tujuan bersama. Asimilasi dapat berlangsung apabila

(14)

melebur menjadi satu. Proses asimilasi dapat terjadi jika terjadi hal sebagai

berikut:

a. Kelompok-kelompok manusia dengan latar belakang kebudayaan

yang berbeda-beda.

b. Kelompok manusia ini saling bergaul secara intensif dalam kurun

waktu yang lama.

c. Pertemuan budaya-budaya antar kelompok itu masing-masing berubah

watak khasnya dan unsur-unsur kebudayaannya saling berubah

sehingga memunculkan suatu watak kebudayaan yang baru atau

campuran.

3. Inovasi (pembaruan)

Inovasi mempunyai arti lebih luas daripada penemuan-penemuan.

Menurut KBBI, inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru,

pembaharuan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang

sudah dikenal sebelumnya. Dari pengertian inovasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa inovasi adalah proses kreatif dalam melakukan penemuan

baru yang berbeda dari yang sudah ada. Proses pembaruan dapat digolongkan

dalam bentuk:

a. Discovery, atau penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru berupa

gagasan individu atau kelompok.

b. Invention, atau tindak lanjut inovasi berupa pengakuan, penerimaan,

(15)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai individu, ia

mempunyai kemampuan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan

bertindak. Sebagai makhluk individu, manusia ingin hidup senang dan bahagia,

dan menghindar dari masalah yang menyusahkan. Untuk itu manusia berusaha

memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan

rohani yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.

Manusia hidup sebagai makhuk individu semata-mata tidak mungkin tanpa

bersosialisasi dengan manusia lainnya dan manusia hanya akan mempunyai arti

apabila ia hidup bersama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat

dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan

tanpa bergaul dengan manusia lainnya.

F. Saran

Kami sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan, untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun utnuk

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Tumanggor, Rusmin. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010.

Wahyu. Wawasan Ilmu Sosial. Surabaya: Usaha Nasional, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan itu Sudirman (2001:21) mengatakan “dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat

Keberhasilan usaha dalam penelitian ini dilihat dari laba yang diperoleh oleh.. pengusaha kerupuk udang di Kabupaten

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban

Apabila Anda berminat mengambil paket outbond atau training bertema budaya daerah desa wisata Gilangharjo ini menjadi rekomendasi utama karena Anda nantinya dapat belajar

berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur

PENERAPAN PEND EKATAN PENGALAMAN ANAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH D ASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kulit wajah yang kusam dan berjerawat berawal dari kotoran yang menumpuk dipermukaan kulit wajah, cara yang paling ampuh untuk membersihkan kotoran yang menempel tersebut yaitu

KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS CILACAP TENGAH 1 DAN 2.. Dewi Prasetyani 1 , Evy