• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Mak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Mak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Oleh : Abu Yazid

A. Dinamika Interaksi Sosial

I. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

Interaksi sosial juga merupakan suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok dalam kehidupan sosial (bermasyarakat).

 Dalam kamus Bahasa Indonesia “Interaksi” didefinisikan sebagai hal saling

melakukan aksi, berhubungan, atau saling mempengaruhi. Dengan demikian Interaksi

adalah hubungan timbal balik(sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.

II. Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial a. Tindakan Sosial

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat (sosial). Dan tidak semua tindakan manusia dinyatakan tindakan sosial.

Dilihat dari cara dan tujuan Tindakan itu dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi ;

 Tindakan Rasional Instrumental; yakni tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Dalam hal ini pelaku memperhitungkan efisiensi dan efektivitas dari sejumlah pilihan tindakan.

 Tindakan Rasional Berorientasi Nilai; yakni tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat, sehingga pelaku tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan bagi pelaku hanyalah tentang cara.

 Tindakan Tradisolnal; yakni tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan adat istiadat.

 Tindakan Afektif; yakni tindakan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok orang berdasarkan perasaan(afeksi) atau emosi.

b. Kontak Sosial

Kata kontak dalam bahasa inggris “Contack”, dalam bahasa lain”Con” atau”Cum”

yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh. Jadi kontak berarti bersama-sama menyentuh. Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakukan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, Telepon, dsb.

(2)

Menurut cara pihak-pihak yang berkomunikasi itu mengadakan kontak sosial, maka dapat dibedakan ;

Kontak langsung yaitu pihak komunikator (pihak1) menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan (pihak2) , baik melalui tatap muka maupun menggunakan alat bantu media komunikasi.

Kontak tidak langsung yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak kamunikan melalui perantara pihak ketiga.

Menurut terjadinya proses komunikasi yang dilakukan, maka kontak sosial dapat Dibedakan menjadi ;

Kontak primer yaitu terjadi pada saat awal komunikasi sosial itu terjadi.  Kontak sekunder yaitu terjadi apabila pesan dari komunikator disampaikan

melalui pihak ketiga atau melalui media komunikasi.

c. Komunikasi Sosial

Komunikasi berasal dari kata “Communicare” yang berarti hubungan. Jadi secara harfiah komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

Orang yang menyampaikan informasi/pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima komunikasi/pesan disebut komunikan.

Dari ketiga faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa proses interaksi sosial baru bisa terjadi apabila :

 Adanya pelaku interaksi sosial lebih dari satu orang

 Adanya komunikasi sosial yang jelas di antara para pelaku dengan

mempergunakan simbol-simbol yang jelas seperti isyarat, gerak tubuh, roman wajah, tindakan dan percakapan

 Adanya dimensi waktu yang melewati masa lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang

 Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh orang-orang yang berinteraksi sosial.

III. Bentuk-bentuk Interaksi yang Mendorong atau Mendasari Terjadinya Lembaga, Kelompok, dan Organisasi Sosial

1. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Jumlah Pelakunya ; a. Interaksi antara Individu dengan Individu

b. Interaksi antara Individu dengan Kelompok c. Interaksi antara Kelompok dengan kelompok 2. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya ;

a. Imitasi yaitu upaya meniru orang lain

b. Identifikasi yaitu upaya meniru orang lain untuk menjadi sama (identik)

c. Sugesti yaitu upaya memberikan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa. Orang yang tersugesti akan menuruti atau melaksanakan

d. Motivasi yaitu upaya memberikan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa. Agar orang yang termotivasi akan menuruti atau melaksanakannya. e. Simpati yaitu upaya seorang individu untuk dapat merasa tertarik kepada

(3)

f. Empati yaitu upaya mengambil atau memainkan peran secara efektif dari seseorang terhadap orang lain dalam kondisi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.

IV. Keteraturan Sosial

Keteraturan sosial adalah suatu keadaan atau kondisi dinamis dalam masyarakat dimana sendi-sendi kehidupan bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur sesuai dengan nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan sehingga tujuan kehidupan bermasyarakat dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna.

Unsur-unsur yang mempengaruhi keteraturan sosial, yaitu ;

a. Tertib Sosial yaitu adanya keselarasan antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam mayarakat tersebut.

b. Order yaitu suatu sistem norma dan nilai yang akan diakui dan dipatuhi oleh masyarakat. Jadi order sosial adalah suatu sistem atau tatanan norma dan nilai sosial yang akan diakui dan dipatuhi oleh masyarakat.

c. Keajegan yaitu suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap dan berlangsung terus menerus.

d. Pola yaitu lebih berkaitan dengan bentuk suatu interaksi sosial.

Faktor-faktor pendorong dan penghambat Keteraturan Sosial ; a. Faktor Pendorong Keteraturan Sosial

1. Kerja Sama (cooperation) yaitu Interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan

bersama. Contoh kerja sama ditinjau dari bentuk’nya : Kerja sama spontan, kerja sama langsung, kerja sama kontrak, dan kerja sama tradisonal.

Sedangkan jika ditinjau dari pelaksana’annya : kerukunan, bargaining, kooptasi, koalisi, dan joint venture.

2. Akomodasi (acomodation) yaitu merupakan suatu proses penyesuian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan

pertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi : coersion/corection, kompromi, toleransi, konversi, mediasi, konsiliasi, ajudikasi, segregasi, dan gencatan senjata.

b. Faktor Penghambat Keteraturan Sosial

1. Persaingan (competition) yaitu suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara

kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. 2. Kontravensi (contravetion) yaitu suatu proses sosial yang berada diantara

persaingan dan pertentangan (konflik)

(4)

V. Lembaga Sosial dan Kelompok Sosial

a. Lembaga Sosial merupakan seperangkat ketentuan, aturan, sistem nilai dan norma yang sudah melembaga dan ditaati oleh seluruh anggota kelompok sosial, demi tercapai’nya tujuan hidup bersama dalam kelompok sosial.

b. Kelompok sosial merupakan sekelompok manusia yang berada dalam satu suasana tertentu, karena adanya kepentingan tertentu, akan merasa terikat satu sama lain sedemikian rupa. Bentuk-bentuk kelompok manusia dapat dibagi menjadi beberapa kategori ;

 Dilihat dari besar atau banyaknya anggota kelompok 1. Kelompok sosial yang kecil antara lain keluarga inti

2. Kelompok sosial yang besar seperti keluarga luas atau marga, bangsa, dan negara

 Dilihat dari proses terbentuknya

1. Kelompok semu yaitu proses terbentuknya bersifat sementara, kepentingan sesaat dan tidak terorganisir.

2. Kelompok nyata yaitu biasa disebut Organisasi sosial, bentuknya nyata/ada, terorganisir untuk kepentingan tertentu.

 Dilihat dari Erat tidaknya ikatan kelompok 1. Kelompok Paguyuban

Guyub artinya akur atau bersama, kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa/komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan

kebersamaan(kolektif) yang sangat kuat. 2. Kelompok Patembayan yaitu masyarakat kota

VI. Nilai dan Norma dalam Proses Sosialisasi a. Nilai

Adalah kumpulan sikap dan perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik buruk, benar salah, patut tidak patut, mulia-hina, maupun penting-tidak penting.

Nilai sosial adalah nilai-nilai yang dianut oleh sebagian warga masyarakat. Nilai sosial didefinisikan sebagai ;

 Kimball Young ; yaitu asumsi/pendapat abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.

 A.W Green ; yaitu kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.

 Woods ; yaitu merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan.

Jenis-jenis Nilai menurut Notonegoro;

 Nilai Material yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.

 Nilai Vital yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.  Nilai Kerohanian yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan

(5)

Ciri-Ciri Nilai Sosial :

 Merupakan kontruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara anggota masyarakat.

 Dapat diimbaskan, diteruskan dari satu orang/kelompok ke orang/kelompok lain melalui berbagai proses sosial.

 Dipelajari, diperoleh, dicapai dan dijadikan milik diri melalui proses belajar  Memberikan kepuasan/mengambil bagian peran dalam pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan sosial

 Memiliki pengaruh yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan

 Melibatkan emosi dan perasaan

 Mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun negatif.

Fungsi Nilai Sosial :

 Sebagai Faktor Pendorong  Sebagai Petunjuk Arah  Sebagai alat pengawas  Sebagai alat solidaritas

 Sebagai benteng perlindungan

b. Norma

Nilai dan norma selalu berkaitan. Norma pada dasarnya adalah juga nilai yang disertai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Nilai sendiri

merupakan sikap dan perasaan-perasaan yang diperlihatkan/ditunjukkan secara keseluruhan tentang baik/buruk, suka/tidaksuka, benar/salah dan sebagainya terhadap objek. Sedangkan norma secara terpisah diartikan sebagai aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mendorong bahkan menekan orang perorang, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial.

Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang dilakukan merupakan tindakan wajar dan dapat diterima dan sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat, ataukah merupakan tindakan yang menyimapng karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar warga

masyarakat.

Norma dibangun diatas nilai sosial dan Norma Sosial diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial.

Macam-macam Norma dilihat dari tingkat sanksi dan kekuatan mengikatnya ; 1. Tata Cara (usage) yaitu norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan

dengan sanksi yang sangat ringan bagi pelanggarnya.

(6)

3. Tata Kelakuan (mores) yaitu norma yang bersumber pada filsafat, ajaran agama, atau ideologi yang dianut masyarakat. Bersifat memaksakan suatu perbuatan dan dipihak lain melarang suatu perbuatan.

4. Adat (customs) yaitu norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan sangat menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan ke pelanggar.

5. Hukum (laws) yaitu norma yang bersifat formal dan tertulis. Ketentuan sanksi bagi pelanggar jelas dan tegas yang mengikat seluruh anggota-anggota masyarakat.

Macam-macam Norma berdasarkan jenis atau sumbernya yaitu :

1. Norma Agama yakni ketentuan-ketentuan hidup bermasyarakat yang bersumber pada ajaran agama.

2. Norma Kesopanan yakni ketentuan-ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan atau interaksi sosial antarmanusia dalam masyarakat.

3. Norma Kesusilaan yakni ketentuan-ketentuan yang bersumber pada hati nurani, moral, atau filsafat hidup.

4. Norma Hukum yakni ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber pada kitab undang-undang suatu negara tertentu.

B. Dinamika dan Perubahan Sosial I. Konsep-Konsep Dinamika Sosial

a. Proses Internalisasi adalah proses panjang sejak sejak seorang individu dilahirkan sampai tua untuk belajar menanamkan (menginternalisasikan) dalam

kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang terdapat dalam kepribadian individu itu dikembangkan oleh individu bersangkutan melalui bakat yang dimilikinya.

b. Proses Sosialisasi adalah proses yang terjadi bila seseorang menghayati dan melaksanakan norma-norma tempat kelompok ia hidup sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompok’nya.

c. Proses Enkulturasi adalah proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, norma, dan peraturan-peraturan hidup dalam

kebudayaannya.

d. Proses Evolusi SosBud adalah proses perubahan suatu kebudayaan dalam jangka waktu lama dan bertahap.dengan interval waktu tertentu dan panjang.

e. Proses Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu yang satu ke individu lainnya, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dimana manusia nantinya mampu menghimpun dan menyebarkan penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.

f. Proses Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

(7)

secara intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah wujudnya menjadi kebudayaan campuran.

h. Proses Inovasi (pembaruan) adalah proses penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, serta pengaturan sistem tenaga kerja yang baru dan

pemanfaatan teknologi.

II. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan Sosial (Selo Soemardjan) adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Faktor-faktor Penyebab Perubahan Masyarakat : a. Komunikasi

b. Virus N-ach (need for achivement) c. Faktor Intern Masyarakat ;

- Bertambah atau berkurangnya penduduk - Penemuan-penemuan baru

- Konflik dalam masyarakat - Pemberontakan (Revolusi) d. Faktor Ekstern Masyarakat

- Pengaruh Kebudayan masyarakat lain - Kondisi Alam

- Peperangan

Faktor-faktor Pendorong Perubahan :  Kontak dengan Kebudayaan Lain  Kemajuan IPTEK

 Sikap Menghargai Hasil Karya seseorang dan keinginan Maju  Toleransi terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang  Penduduk yang heterogen

 Ketidakpuasan

 Orientasi kemasa depan

 Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidup.

Faktor-Faktor Penghalang Perubahan :

 Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain  Perkembangan IPTEK yang Lambat

 Sikap Masyarakat yang Tradisional  Prasangka (prejudice) terhadap hal baru  Rasa Takut

 Hambatan Ideologis  Adat atau kebiasaan

 Anggapan Nilai kehidupan bahwa hidup ini hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki

(8)

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan, apakah kepentingan pribadi selaku individu atau

kepentingan masyarakat tempat hidup bersama ?? persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

I. Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal pada konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia lain.

Pandangan individualisme ini berpendapat bahwa kepentingan individu harus diutamakan. Dimana kebebasan individu untuk merealisasikan dirinya. Paham ini menghasilkan Ideologi Liberalisme.

Ideologi liberalisme muncul di Eropa Barat yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke Rouuseau, dan Montesquieu.

Bebrapa prinsip ideologi liberalisme, antara lain :

- Penjaminan hak milik perorangan (pemilikian sepenuhnya berada pada pribadi) - Mementingkan diri sendiri

- Kebebasan penuh pada individu

- Persaingan bebas untuk kepentingan masing-masing

II. Pandangan Sosialisme

Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak-hak dasar hilang. Hak-hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas/kelompok.

Paham ini mengaharpakan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera, bebas dari penguasaan individu atas atas hak milik dan alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh pemahaman liberalisme. Dalam sosialisme ekstrim/radikal (marxisme/komunisme) cara meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak

kepemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).

Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan material limbah padi pada sekolah alam di Lombok Tengah tidak hanya mendukung nuansa alam yang diusung, namun juga dapat mengenalkan dan memberikan pembelajaran

Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa kelompok perlakuan jenis kelamin laki-laki mengalami semua mengalami kecemasan sedang pada saat pre , pada saat post mengalami perubahan

TINJAUAN YURIDIS SENGKETA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA SETELAH PERCERAIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian

Indikasi diberikan terapi rehabilitasi medik berupa kemunduran muskuloskeletal (penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot, keterbatasan rentang gerak sendi serta

Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Naskah Drama Melalui Model

Tujuan metode kausal ini adalah untuk menentukan hubungan antar faktor (input dan output dari suatu sistem) dan menggunakan hubungan tersebut untuk meramal

Kelompok unsur logam tanah jarang pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius, yang

Retensi memori pasca penyuluhan Keluarga Berencana yang diukur melalui selisih hasil kuesioner sesaat dan 7 hari setelah penyuluhan dengan media ceramah lebih