• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PER (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PER (1)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA

Disusun oleh : Salsabila Assofiyah

Teknologi Laboratorium Medik

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..1

DAFTAR ISI………..2

BAB I PENDAHULUAN……….4

A. Latar Belakang……….5

B. Rumusan Masalah………5

C. Tujuan……….. BAB II PEMBAHASAN………...6

A. Pengertian Idelogi………6

B. Sejarah kemunculan Ideologi………..14

C. Ideologi-ideologi di Dunia………...15

1. Kapitalisme……….15

2. Marxisme………17

3. Sosialisme………..22

4. Komunisme………25

5. Anarkisme………..28

6. Fasisme………..29

7. Liberalisme………...30

(3)

9. Individualisme………...35

10. Nasionalisme………..36

11. Pancasila………....37

BAB III PENUTUP………...41

1. Simpulan………41

2. Saran………..41

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Shubhanahu wa ta’ala bahwa atas segala izinnya makalah ini dapat terselesaikan. Dan tak lupa pula

shalawat serta dalam semoga tercurahkan atas junjungan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam serta keluarganya.

Kepada para pembaca kiranya dapat memanfaatkan

makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga akan lebih melengkapi dan menambah pengetahuan para pembaca dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tegur sapa yang ikhlas dari pembaca demi

penyempurnaan makalah ini lebih berdaya guna dalam pemanfaatannya Amiin.

A.Latar belakang

Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah,

ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa digunakan oleh para pembaharu atau

(5)

Ideologilah yang memungkinkan adanya komunikasi simbolis antara pemimpin dan yang dipimpin, untuk berjuang bahu-membahu demi prinsip bukan pribadi. Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan perilaku politik. Dan ideologi memberikan cara kepada mereka yang menginginkan serta kepada yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan

tindakannya. Karena itu keberhasilan suatu ideologi tertentu, sedikit banyaknya merupakan masalah

kepercayaan yang lahir keyakinan yang rasional.

B.Rumusan Masalah 1.Apa itu ideologi?

2.Kapan awal munculnya suatu ideologi? 3.Ideologi apa saja yang ada didunia?

C.Tujuan Ideologi

1.untuk mengetahui apa itu ideologi

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Ideologi

Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya.Karena ideologi merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin

berkembang dan maju. Namun,

dengansemakinberkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya.

Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara

Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan

bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam

(7)

rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari ideologi pancasila. Selain berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain

pancasila tetapi juga bangsi Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” agar kita mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi kita.

Sejarah kemunculan Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "ilmu tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan

(8)

sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah

ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.

Kata ideologi berasal dari dua suku kata yaitu Ideos yang berarti konsep/ide dan logos yang berarti ilmu, bila

digabungkan akan memberikan sebuah makna ilmu yang mempelajari ide-ide manusia atau ilmu tentang ide-ide manusia. Menurut Destutt de Tracy mengartikan ideologi sebagai kumpulan ide atau gagasan manusia yang

diartikan sebagai sebuah pemahaman atau ide konseptual yang mampu melihat wajah dunia dengan ketertarikannya pada suatu masalah terutama dalam aspek kehidupan

sosial serta mampu memecahkannya dalam suatu lembaga kemasyarakata. Lain lagi menurut Lyman Tower Sargent, beliau mengartikan ideologi sebagai sebuah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau

kebenaran oleh sekelompok orang. a. Destertt de Tracy

Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu.

b. Descartes

(9)

Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.

d. e. Thomas H:

Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.

e. f. Francis Bacon

Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.

f. g. Karl Marx

Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta,

metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.

Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai

(10)

Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada empat ideologi (mabda’). Yaitu

Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, fasisme, dan Islam. Untuk saat ini tiga mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara.

Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.

Sumber konsepsi ideologi kapitalisme, sosialisme, dan fasisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).

Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata:

"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."

Ada beberapa pendapat lain mengenai sejarah

(11)

dicetuskan oleh para pemikir Prancis saat menghadapi revolusi Prancis kala itu, dimana saat itu bisa ditemukan sekelompok pemikir terkesan untuk mendalami “Physical Science” yang berasumsi bahwa perkembangan dalam sebuah pemikiran manusia terhadap kehidupan sosial politiknya sangatlah penting bahkan kehidupan tersebut disejajarkan dengan kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu kealaman. Perkembangan selanjutnya

mengenai ideologi ini menurut Cheppy adalah dipakai untuk menyebut hasil penemuan para pemikir dalam mengkaji berbagai hal tentang pokok persoalan dalam kehidupan sosial politik manusia.

Pada bagian lain, sejarah kemunculan ideologi ini

dilatarbelakangi oleh pemikiran Karl Marx yang dikenal dengan istilah Marxisme. Menurut Karl Mark sendiri, ideologi diartikan adalah segala macam ide yang muncul sebagai sebuah produk/hasil dari suatu lembaga

(12)

kepentingan ekonominya. Dengan kata lain bahwa

ideologi sengaja diciptakan untuk diajarkan kepada kaum tertindas agar kesadarannya tetap terkontrol dari kaum dominan untuk menjaga kekuasaannya tanpa terusik dan kemarahan dari kaum pekerja ataupun proletar.

Dalam perkembangannya di dunia terdapat berbagai

macam ideologi lahir dari para pemikir-pemikir dunia dan menjadi anutan masyarakat pada berbagai negara di

belahan dunia serta dalam proses perkembangannya juga ideologi-ideologi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda namun masing-masing ideologi tersebut hampir memiliki kesamaan dalam prinsip pokoknya, dimana menurut Gilbert Abcarian dan George S.

Massanat prinsip pokok dari masing-masing ideologi adalah sebagai berikut;

a. Perceptual Selectivity, yaitu; semua ideologi hanya melihat beberapa aspek kekuasaan politik secara terbatas, dan tidak mencoba melihatnya dari segi

keseluruhannya, misalnya dalam ideologi politik cenderung memotong dan melakukan pembatasan

terhadap setiap peristiwa dalam percaturan politik artinya ideologi yang ada tidak saja membatasi tetapi terkadang memutarbalikkan fakta.

(13)

ideologi yang bersangkutan cenderung mempertahankan status quonya atau lebih berorientasi pada suatu sistem yang relatif baru.

c. Scripturalism, yaitu; semua ideologi yang selalu bertolak belakang dari pemikiran yang telah

dituangkan dalam sebuah tulisan, dimana tulisan tersebut oleh penganutnya dianggap memuat sebuah kebenaran yang harus diikuti dan bahkan dianggap sebagai semi religius atau disakralkan. Misalnya ideologi marxisme dari Karl Marx, Stalinisme dari Stalin, Demokrasi dari JJ Rousseau, dan Marheinis dari Soekarno.

d. Normative Certitude, yaitu ; berkaitan erat dengan moral sense, dimana dalam suatu ideologi politik moral sense ini mampu menumbuhkan perasaan

terlibatnya para pengikut terhadap seperangkat prinsip dasar yang validitasnya telah dibuktikan oleh berbagai tantangan yang ada.

e. Transcendentalism, yaitu; sesuatu yang dikatakan sebagai sebuah ideologi manakala dapat memberikan dan menjadikan perasaan-perasaan pengabdian dan pengorbanan bagi segenap aktivitas pengikutnya, sehingga sebuah ideologi itu mampu

(14)

Ideologi – ideologi di Dunia

Ideologi yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada masyarakat termasuk para

penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan ideologi besar, tetapi walaupun demikian

pertimbangannya secara eksistensi dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologi-ideologi di dunia.

Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila Soekarno pernah

mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel

pernah menulis, bahwa di dalam sejarah manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan yang bersaingan hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah ‘declaration of

independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan ‘Manifes Komunis’ tulisan Karl Marx.” (Dibawah

(15)

Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di masyarakat dunia

maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.

1) Kapitalisme

Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa sekitar abad 16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan perbankan

komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan

perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar

bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal. Dengan

demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih

(16)

kapitalis. Negara yang menganut paham kapitalisme

adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.

Ciri-Ciri Kapitalisme :

1. Pemilikan seseorang (individual Ownership). Dalam sistem kepemilikan alat-alat produksi (tanah, pabrik, mesin, sumber alam) dikuasai secara perorangan

bukan oleh negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yg

bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum , tetapi hal tersebut lebih dianggap sebagai pengecualian daripada bagian dari pengaturan.

2. Perekonomian Pasar (market economy), prinsip yang lain dari sistem kapitalis adalah perekonomian pasar. Dalam masa pra-kapitalis pada umumnya

perekonomian bersifat local dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Perekonomian pasar dalam sistem kapitalis didasarkan pada spesialisasi kerja.

3. Persaingan (competition), suatu ciri pokok lain dari ekonomi pasar adalah persaingan.dalam

perekonomian pra-kapitalis faktor adat atau

(17)

yang sama sekali tidak dapat bersaing karena mereka berada diluar beberapa jenis pekerjaan dan

perdagangan.

4. Keuntungan (profit), keuntungan adalah merupakan tujuan utama dari sistem kapitalis.

2) Marxisme

Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya untuk suatu kehidupan yang

produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan

disediakan oleh masyarakat. Barang dan jasa akan

diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka

untuk menjadi kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. Marx meyakini bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis akan mengatasi penurunan dan akan

(18)

Relevansi Marxisme Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini Jika pertanyaan ini dikedapankan dan dijawab dari sisi ideologis, tentu jawabannya tidak ada relevansinya sama sekali sebab kita tidak menggunakan dan dan tidak pernah menganut ideologi Komunis dalam sejarah perkembangan negara kita hingga saat ini. Meskipun Indonesia pernah memiliki Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pada zaman Presiden Sukarno pernah berinteraksi dengan

negara – negara Komunis seperti poros Jakarta – Peking. Jawaban tersebut dapat kita ambil jika kita melihat dari sudut pandang Marxisme sebagai salah satu komponen dari ajaran idologi komunis (meskipun landasan komunis itu sendiri bukan semata-mata diletakan oleh ajaran – ajaran Marx).

(19)

Namun pada prinsipnya jika melihat Marxis dari segi ajarannya sebagai suatu kajian ilmu, dapat kita golongkan bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini menggunakan esensi – esensi Marxisme. Contohnya adalah ketika

terjadi demo besar-besaran menuntut Suharto turun pada tahun 1998 yang disebabkan oleh krisis moneter, yang meskipun bukan dinamakan sebuah revolusi melainkan reformasi namun yang terlihat adalah upaya kaum kelas bawah untuk menggulingkan kelas atas (sesuai dengan esensi Marxism).

Kemudian esensi esensi utama lainnya seperti ketidak berpihakan negara terhadap kaum-kaum miskin (dalam bahasa Marx adalah kelas-kelas bawah yang disebut proletar), dapat kita bandingkan dengan kondisi negara kita saat ini dimana yang miskin semakin susah yang kaya semakin makmur dengan menafikan cara-cara dan usaha-usaha untuk mendapatkan kekayaannya oleh kelas-kelas atas.

(20)

para pengusaha-pengusaha besar misalnya saja terhadap pinjaman utang luar negerinya yang sering mendapat keringanan dan kompromis dari pemerintah Indonesia. Dialin pihak para buruh pekerja sangat kurang

diperhatikan nasibnya seperti permasalahan Upah minimum regional (UMR) standar dari mereka yang sering kali tidak memadai dan tidak manusiawi. Daya tawar mereka pun terhadap para kaum pemodal (kapitali) atau pengusaha juga sangat rendah sehingga kondisi

mereka tetap dalam posisi yang ditekan.

Kondisi ini paling tidak menunjukkan bahwa esensi dari ajaran Marxis secara tidak langsung teradopsi oleh

serapan kultur masyarakat Indonesia dengan bercermin pada kondisi Indonesia saat ini.

(21)

Marxisme tidak relevan dengan kondisi Indonesia terutama dari kondisi Indonesia saat ini. Penolakan

tersebut disebabkan juga oleh pada kenyataannya cita-cita revolusi dari kelas Proletar yang diinginkan oleh Marx tidak pernah terbukti dan teruji secara empiris.

Namun yang perlu menjadi perhatian adalah didalam ketidak relavan-an tersebut, ternyata esensi-esensi ajaran Marxis memang ada yang bersentuhan dengan kondisi Indonesia saat ini (seperti yang telah di bahas dan

dicontohkan diatas) persentuhan atau persinggungannya adalah dari esensi ajarannya saja bukan dari Marxisme sebagai sebuah cikal bakal ideologi sosialis yang

komunis.

Persentuhan esensi Marxismei denan kondisi Indonesia saat ini hanyalah sebagai wacana analisa perbandingan, bukan sebagai wacana inti yang diadopsi untuk

mendukung kondisi Indonesia saat ini. Sebab persentuhan atau persinggungan ini hanya bersifat analisa pada tataran teoritis bukan pada tingkat analisa aplikatif. Hal ini

(22)

zaman) yang tidak berniat dan tidak mengacu pada ajaran Marxisme. Jadi sekali lagi, terdapatnya persentuhan atau persinggungan “esensi-esensi” ajaran Marxis bukan

berarti ajaran Marxis relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Dimana persentuhan atau persinggungan ini lebih bersifat analisa pada tataran teoritis.

3) Sosialisme

Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap

revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.

Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari teori yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam tertentu sampai teori sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang

mempunyai kesamaan dalam seruan mereka akan

(23)

berpendapat bahwa keperluan bersama akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja dan pembagian yang adil dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan gagasan tentang pembagian ekonomis dalam konsep

politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan dalam beberapa tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19 mulai yang

mempertanyakan keadilan dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis kembali pada revolusi tahun 1781 dan pada Francois Babeuf (1760-1797) yang berpendapat bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas bumi ini.

Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi

bahwa paling tidak harus ada tingkat persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis ketika

dampak teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (1760-1825), aristokrat yang bertempur dengan Lafayette di Amerika, menyarankan bahwa hak waris seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya bekerja, dan bahwa resep bagi distribusi hasil-hasil

(24)

Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :

1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.

2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.

Ciri-Ciri Sosialisme:

a. Kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi b. Kesejahteraan/ Kemakmuran milik bersama diatur

oleh negara

c. Pemusatan ekonomi ditangan elit-elit politik.

Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon, Robert

Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang paling utopis, dan seorang feminisme

radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang

revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang menganut

(25)

4) Komunisme

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir

sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.

Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi

rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata Komunisme merupakan faham dari perkembangan

pemikiran Marxisme. Dalam pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis.

Langkah pertama adalah membawa kaum proletariat pada posisi kelas yang berkuasa dengan merampas kontrol

negara. Pemerintahan oleh proletariat harus menggantikan pemerintahan Borjuis.

Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas

(26)

Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas

penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak individu itu tidak ada.

Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukan

individualitas. Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara dianggap sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara

revolusioner (perubahan secara cepat) harus berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingannya pada kelas proletar.

Demikian juga dengan hak asasi manusia dalam negara hanya berpusat pada hak kolektif sehingga hak individual pada hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini

(27)

sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik pribadi tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian hak milik individu harus diganti dengan hak milik kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara keseluruhan dan negara adalah

manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial,

mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan proletar. Pemerintah negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingan pada kelas proletar. Selain itu negara yang menganut komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang dan menekan kehidupan agama. Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang

komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah

kepada manusia.

Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang

(28)

kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi. Negara yang masih menganut komunisme adalah

Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

5) Anarkisme

Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa pemimpin. Orang-orang anarkis

percaya bahwa pengesahan atas penggunaan pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat. (Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76).

Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah

lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,

pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.

Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa

(29)

politik, ekonomi, maupun sosial). Para anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan

kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah

kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Orang-orang anarkis memperluas

pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang teknologi. Orang-orang anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati pada tingkat pengijinan kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai

kemanusiaan.

6) Fasisme

Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito Mussolini dan gambaran tentang

kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan Jepang selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan dari rasisme, nasionalisme, dan otoritarisme yang

berpusat pada suatu keyakinan mistis terhadap

(30)

keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut, (hal 168).

Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh

negara kepadanya, (hal 171).

Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan dengan otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi tidak terdapat persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada

kekuasaan pejabat pemerintah.

Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman dan Jerman.

7) Liberalisme

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu

masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha

pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak

(31)

karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan

keyakinan bahwa setiap orang berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan

berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur

seseorang selain dirinya sendiri.

Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa

manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas (liberty). Menurut paham liberalisme, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu

mempunyai potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes disebut homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi

manusia lainnya). Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia

secara bersama-sama mengatur negara.

(32)

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, bahkan bebas untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Selain itu, ada pemisahan antara nilai-nilai agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak boleh dicampuradukan dengan nilai-nilai duniawi atau kenegaraan, keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat

ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya. Ciri-cirinya adalah Manusia pada

hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya, manusia sebagai individu memiliki potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara harus tetap menjamin kebebasan bagi warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya dan negara bersifat sekuler, yakni

memisahakan urusan beragama dengan urusan bernegara. Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua. Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras,

Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik

(33)

Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia,

Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino. Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru. Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan,

Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania,

Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.

8) konservatsme

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang

mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan;

(34)

berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan

mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan institusi-institusi sosial dan politis yang akan

menghasilkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda. Mereka memandang masyarakat sebagai suatu jaringan rencana, otoritas dan keyakinan tertentu yang timbul dari kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan pembatasan pada rasionalitas manusia. Daripada memandang individu-individu sebagai alat pemikiran kepentingan pribadi, orang konservatif lebih berpendapat bahwa orang-orang telah menghabiskan hidupnya untuk berjuang

karena adanya dorongan kemauan yang besar. Kebebasan akademis merupakan konsep yang relatif untuk orang-orang konservatif, dan kebenaran yang utama tentang kebudayaan tidak boleh disangkal dengan pengajaran “yang salah”.

9.) Indivisualisme

Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang ideal dari konservatif

(35)

minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan atau agama yang dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat diganggu gugat.

Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual. Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan unik. Karena pemahaman yang menempatkan

kepentingan individu sebagai yang utama, maka mereka cenderung menginginkan minimalisasi peran

pemerintahan, sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian konservatif individualis lebih memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus memberikan bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.

Para Individualis akan benar-benar membatasi

kemampuan pemerintah dalam menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai

(36)

10.) Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (“nation”) dengan mewujudkan satu

konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu

“identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national state” adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan

tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.

11.) Pancasila

(37)

sosial, Manusia merupakan bagian dari seluruh anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan

masyarakat sebagai suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan masyarakat yang integral dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan atau kelas yang kuat, kepentingan dan keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak

dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan

Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan

sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita-cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas

kerohanian yang antara lain memiliki ciri:

1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;

(38)

dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau

masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini

ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan

pribadi ataupun masyarakat.

Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat

menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi

(39)

demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu :

1. Pengertian ideologi secara fungsional.

Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang

masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.

2. Pengertian ideologi secara struktural.

Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh

penguasa.

Dalam arti fungsional, ideologi digolongkan secara tipologi dengan beberapa tipe, yaitu :

1. Ideologi Doktriner.

Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi itu

dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas, diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan

(40)

2. Ideologi Pragmatis.

Ketika ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja). Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional melalui

kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama, dan sistem politik. Individualisme (liberalisme) merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis.

(41)

PENUTUP

1 Kesimpulan

ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh

masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,

Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme, Konservatsme, Individualisme,

Nasionalisme, dan Pancasila.

2 Saran

Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang digunakan untuk menghasut

masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.

(42)

Rohman, Arif. 2012. Membebaskan Pendidikan; Refleksi Menuju Penyelenggaraan Demokrasi Pendidikan di

Indonesia. Jogjakarta: Aswaja Presindo

Sargent, Lyman Tower, Ideologi-Ideologi Politik

Kontemporer : Sebuah Anakisis Komparatif. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987

http://www.kumpulancontohmakalah.com/2017/03/

Pengertian.dan.Macam.Macam.Ideologi.yang.Berkemban g.di.Dunia.html

http://auliacitra03.blogspot.com/2014/06/ideologi-ideologi-dunia.html

http://afifahallutfiah.blogspot.com/2015/12/macam-macam-ideologi-dunia-pendidikan.html

http://mosokita.blogspot.com/2014/12/pengertian-dan-sejarah-munculnya.html

Referensi

Dokumen terkait

Semanggi I Tahun 1998, peristiwa Semanggi II Tahun 1999, diserahkan oleh Komnas HAM kepada Kejaksaan Agung untuk dilakukannya penyidikan. 21 Mei 2002 Pengembalian berkas

turnbuckle terbagi kepada putaran sudut turnbuckle dan ukuran turnbuckle. Putaran turnbuckle dalam Variasi ini dilakukan dengan ukuran turnbuckle yang berbeda-beda.

Jumlah dokuman rumusan kebijakan, perencanaan, dan pengendalian kegiatan bidang PU dan permukiman jangka panjang dan menengah serta koordinasi lintas sektoral bidang PU

 Ibu dan Ayah tercinta, ibu Surati dan Ayah Joko Sasono, yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa yang tiada henti-hentinya untuk keberhasilan,

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonasia

Tempat penelitian adalah area ruang publik yang berada di kota Bandung seperti mall, foodcourt , dan taman-taman, dengan pertimbangan banyaknya aktivitas yang dilakukan di

pertama , memungkinkan terjadinya pergantian pemerintah secara damai dan tertib; kedua , kemungkinan lembaga negara berfungsi sesuai dengan maksud UUD 1945; dan

Berdasarkan pemantauan BPS Kabupaten Kendal inflasi terjadi disebabkan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik,