MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
SEJARAH PERUMUSAN MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA
Disusun oleh : Salsabila Assofiyah
Teknologi Laboratorium Medik
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..1
DAFTAR ISI………..2
BAB I PENDAHULUAN……….4
A. Latar Belakang……….5
B. Rumusan Masalah………5
C. Tujuan……….. BAB II PEMBAHASAN………...6
A. Pengertian Idelogi………6
B. Sejarah kemunculan Ideologi………..14
C. Ideologi-ideologi di Dunia………...15
1. Kapitalisme……….15
2. Marxisme………17
3. Sosialisme………..22
4. Komunisme………25
5. Anarkisme………..28
6. Fasisme………..29
7. Liberalisme………...30
9. Individualisme………...35
10. Nasionalisme………..36
11. Pancasila………....37
BAB III PENUTUP………...41
1. Simpulan………41
2. Saran………..41
BAB 1
PENDAHULUAN
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Shubhanahu wa ta’ala bahwa atas segala izinnya makalah ini dapat terselesaikan. Dan tak lupa pula
shalawat serta dalam semoga tercurahkan atas junjungan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam serta keluarganya.
Kepada para pembaca kiranya dapat memanfaatkan
makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga akan lebih melengkapi dan menambah pengetahuan para pembaca dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tegur sapa yang ikhlas dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini lebih berdaya guna dalam pemanfaatannya Amiin.
A.Latar belakang
Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah,
ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa digunakan oleh para pembaharu atau
Ideologilah yang memungkinkan adanya komunikasi simbolis antara pemimpin dan yang dipimpin, untuk berjuang bahu-membahu demi prinsip bukan pribadi. Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan dan perilaku politik. Dan ideologi memberikan cara kepada mereka yang menginginkan serta kepada yang yakin akan arti keberadaannya dan tujuan
tindakannya. Karena itu keberhasilan suatu ideologi tertentu, sedikit banyaknya merupakan masalah
kepercayaan yang lahir keyakinan yang rasional.
B.Rumusan Masalah 1.Apa itu ideologi?
2.Kapan awal munculnya suatu ideologi? 3.Ideologi apa saja yang ada didunia?
C.Tujuan Ideologi
1.untuk mengetahui apa itu ideologi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Ideologi
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya.Karena ideologi merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun,
dengansemakinberkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara
Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan
bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam
rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari ideologi pancasila. Selain berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain
pancasila tetapi juga bangsi Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” agar kita mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi kita.
Sejarah kemunculan Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "ilmu tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Kata ideologi berasal dari dua suku kata yaitu Ideos yang berarti konsep/ide dan logos yang berarti ilmu, bila
digabungkan akan memberikan sebuah makna ilmu yang mempelajari ide-ide manusia atau ilmu tentang ide-ide manusia. Menurut Destutt de Tracy mengartikan ideologi sebagai kumpulan ide atau gagasan manusia yang
diartikan sebagai sebuah pemahaman atau ide konseptual yang mampu melihat wajah dunia dengan ketertarikannya pada suatu masalah terutama dalam aspek kehidupan
sosial serta mampu memecahkannya dalam suatu lembaga kemasyarakata. Lain lagi menurut Lyman Tower Sargent, beliau mengartikan ideologi sebagai sebuah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau
kebenaran oleh sekelompok orang. a. Destertt de Tracy
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu.
b. Descartes
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
d. e. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
e. f. Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
f. g. Karl Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta,
metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada empat ideologi (mabda’). Yaitu
Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, fasisme, dan Islam. Untuk saat ini tiga mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara.
Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme, sosialisme, dan fasisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."
Ada beberapa pendapat lain mengenai sejarah
dicetuskan oleh para pemikir Prancis saat menghadapi revolusi Prancis kala itu, dimana saat itu bisa ditemukan sekelompok pemikir terkesan untuk mendalami “Physical Science” yang berasumsi bahwa perkembangan dalam sebuah pemikiran manusia terhadap kehidupan sosial politiknya sangatlah penting bahkan kehidupan tersebut disejajarkan dengan kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu kealaman. Perkembangan selanjutnya
mengenai ideologi ini menurut Cheppy adalah dipakai untuk menyebut hasil penemuan para pemikir dalam mengkaji berbagai hal tentang pokok persoalan dalam kehidupan sosial politik manusia.
Pada bagian lain, sejarah kemunculan ideologi ini
dilatarbelakangi oleh pemikiran Karl Marx yang dikenal dengan istilah Marxisme. Menurut Karl Mark sendiri, ideologi diartikan adalah segala macam ide yang muncul sebagai sebuah produk/hasil dari suatu lembaga
kepentingan ekonominya. Dengan kata lain bahwa
ideologi sengaja diciptakan untuk diajarkan kepada kaum tertindas agar kesadarannya tetap terkontrol dari kaum dominan untuk menjaga kekuasaannya tanpa terusik dan kemarahan dari kaum pekerja ataupun proletar.
Dalam perkembangannya di dunia terdapat berbagai
macam ideologi lahir dari para pemikir-pemikir dunia dan menjadi anutan masyarakat pada berbagai negara di
belahan dunia serta dalam proses perkembangannya juga ideologi-ideologi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda namun masing-masing ideologi tersebut hampir memiliki kesamaan dalam prinsip pokoknya, dimana menurut Gilbert Abcarian dan George S.
Massanat prinsip pokok dari masing-masing ideologi adalah sebagai berikut;
a. Perceptual Selectivity, yaitu; semua ideologi hanya melihat beberapa aspek kekuasaan politik secara terbatas, dan tidak mencoba melihatnya dari segi
keseluruhannya, misalnya dalam ideologi politik cenderung memotong dan melakukan pembatasan
terhadap setiap peristiwa dalam percaturan politik artinya ideologi yang ada tidak saja membatasi tetapi terkadang memutarbalikkan fakta.
ideologi yang bersangkutan cenderung mempertahankan status quonya atau lebih berorientasi pada suatu sistem yang relatif baru.
c. Scripturalism, yaitu; semua ideologi yang selalu bertolak belakang dari pemikiran yang telah
dituangkan dalam sebuah tulisan, dimana tulisan tersebut oleh penganutnya dianggap memuat sebuah kebenaran yang harus diikuti dan bahkan dianggap sebagai semi religius atau disakralkan. Misalnya ideologi marxisme dari Karl Marx, Stalinisme dari Stalin, Demokrasi dari JJ Rousseau, dan Marheinis dari Soekarno.
d. Normative Certitude, yaitu ; berkaitan erat dengan moral sense, dimana dalam suatu ideologi politik moral sense ini mampu menumbuhkan perasaan
terlibatnya para pengikut terhadap seperangkat prinsip dasar yang validitasnya telah dibuktikan oleh berbagai tantangan yang ada.
e. Transcendentalism, yaitu; sesuatu yang dikatakan sebagai sebuah ideologi manakala dapat memberikan dan menjadikan perasaan-perasaan pengabdian dan pengorbanan bagi segenap aktivitas pengikutnya, sehingga sebuah ideologi itu mampu
Ideologi – ideologi di Dunia
Ideologi yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada masyarakat termasuk para
penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan ideologi besar, tetapi walaupun demikian
pertimbangannya secara eksistensi dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologi-ideologi di dunia.
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila Soekarno pernah
mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel
pernah menulis, bahwa di dalam sejarah manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan yang bersaingan hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah ‘declaration of
independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan ‘Manifes Komunis’ tulisan Karl Marx.” (Dibawah
Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di masyarakat dunia
maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.
1) Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa sekitar abad 16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan
perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar
bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal. Dengan
demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih
kapitalis. Negara yang menganut paham kapitalisme
adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.
Ciri-Ciri Kapitalisme :
1. Pemilikan seseorang (individual Ownership). Dalam sistem kepemilikan alat-alat produksi (tanah, pabrik, mesin, sumber alam) dikuasai secara perorangan
bukan oleh negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yg
bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum , tetapi hal tersebut lebih dianggap sebagai pengecualian daripada bagian dari pengaturan.
2. Perekonomian Pasar (market economy), prinsip yang lain dari sistem kapitalis adalah perekonomian pasar. Dalam masa pra-kapitalis pada umumnya
perekonomian bersifat local dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Perekonomian pasar dalam sistem kapitalis didasarkan pada spesialisasi kerja.
3. Persaingan (competition), suatu ciri pokok lain dari ekonomi pasar adalah persaingan.dalam
perekonomian pra-kapitalis faktor adat atau
yang sama sekali tidak dapat bersaing karena mereka berada diluar beberapa jenis pekerjaan dan
perdagangan.
4. Keuntungan (profit), keuntungan adalah merupakan tujuan utama dari sistem kapitalis.
2) Marxisme
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya untuk suatu kehidupan yang
produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan
disediakan oleh masyarakat. Barang dan jasa akan
diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka
untuk menjadi kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. Marx meyakini bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis akan mengatasi penurunan dan akan
Relevansi Marxisme Dengan Kondisi Indonesia Saat Ini Jika pertanyaan ini dikedapankan dan dijawab dari sisi ideologis, tentu jawabannya tidak ada relevansinya sama sekali sebab kita tidak menggunakan dan dan tidak pernah menganut ideologi Komunis dalam sejarah perkembangan negara kita hingga saat ini. Meskipun Indonesia pernah memiliki Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pada zaman Presiden Sukarno pernah berinteraksi dengan
negara – negara Komunis seperti poros Jakarta – Peking. Jawaban tersebut dapat kita ambil jika kita melihat dari sudut pandang Marxisme sebagai salah satu komponen dari ajaran idologi komunis (meskipun landasan komunis itu sendiri bukan semata-mata diletakan oleh ajaran – ajaran Marx).
Namun pada prinsipnya jika melihat Marxis dari segi ajarannya sebagai suatu kajian ilmu, dapat kita golongkan bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini menggunakan esensi – esensi Marxisme. Contohnya adalah ketika
terjadi demo besar-besaran menuntut Suharto turun pada tahun 1998 yang disebabkan oleh krisis moneter, yang meskipun bukan dinamakan sebuah revolusi melainkan reformasi namun yang terlihat adalah upaya kaum kelas bawah untuk menggulingkan kelas atas (sesuai dengan esensi Marxism).
Kemudian esensi esensi utama lainnya seperti ketidak berpihakan negara terhadap kaum-kaum miskin (dalam bahasa Marx adalah kelas-kelas bawah yang disebut proletar), dapat kita bandingkan dengan kondisi negara kita saat ini dimana yang miskin semakin susah yang kaya semakin makmur dengan menafikan cara-cara dan usaha-usaha untuk mendapatkan kekayaannya oleh kelas-kelas atas.
para pengusaha-pengusaha besar misalnya saja terhadap pinjaman utang luar negerinya yang sering mendapat keringanan dan kompromis dari pemerintah Indonesia. Dialin pihak para buruh pekerja sangat kurang
diperhatikan nasibnya seperti permasalahan Upah minimum regional (UMR) standar dari mereka yang sering kali tidak memadai dan tidak manusiawi. Daya tawar mereka pun terhadap para kaum pemodal (kapitali) atau pengusaha juga sangat rendah sehingga kondisi
mereka tetap dalam posisi yang ditekan.
Kondisi ini paling tidak menunjukkan bahwa esensi dari ajaran Marxis secara tidak langsung teradopsi oleh
serapan kultur masyarakat Indonesia dengan bercermin pada kondisi Indonesia saat ini.
Marxisme tidak relevan dengan kondisi Indonesia terutama dari kondisi Indonesia saat ini. Penolakan
tersebut disebabkan juga oleh pada kenyataannya cita-cita revolusi dari kelas Proletar yang diinginkan oleh Marx tidak pernah terbukti dan teruji secara empiris.
Namun yang perlu menjadi perhatian adalah didalam ketidak relavan-an tersebut, ternyata esensi-esensi ajaran Marxis memang ada yang bersentuhan dengan kondisi Indonesia saat ini (seperti yang telah di bahas dan
dicontohkan diatas) persentuhan atau persinggungannya adalah dari esensi ajarannya saja bukan dari Marxisme sebagai sebuah cikal bakal ideologi sosialis yang
komunis.
Persentuhan esensi Marxismei denan kondisi Indonesia saat ini hanyalah sebagai wacana analisa perbandingan, bukan sebagai wacana inti yang diadopsi untuk
mendukung kondisi Indonesia saat ini. Sebab persentuhan atau persinggungan ini hanya bersifat analisa pada tataran teoritis bukan pada tingkat analisa aplikatif. Hal ini
zaman) yang tidak berniat dan tidak mengacu pada ajaran Marxisme. Jadi sekali lagi, terdapatnya persentuhan atau persinggungan “esensi-esensi” ajaran Marxis bukan
berarti ajaran Marxis relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Dimana persentuhan atau persinggungan ini lebih bersifat analisa pada tataran teoritis.
3) Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap
revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari teori yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam tertentu sampai teori sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang
mempunyai kesamaan dalam seruan mereka akan
berpendapat bahwa keperluan bersama akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja dan pembagian yang adil dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan gagasan tentang pembagian ekonomis dalam konsep
politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan dalam beberapa tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19 mulai yang
mempertanyakan keadilan dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis kembali pada revolusi tahun 1781 dan pada Francois Babeuf (1760-1797) yang berpendapat bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas bumi ini.
Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi
bahwa paling tidak harus ada tingkat persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis ketika
dampak teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (1760-1825), aristokrat yang bertempur dengan Lafayette di Amerika, menyarankan bahwa hak waris seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya bekerja, dan bahwa resep bagi distribusi hasil-hasil
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Ciri-Ciri Sosialisme:
a. Kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi b. Kesejahteraan/ Kemakmuran milik bersama diatur
oleh negara
c. Pemusatan ekonomi ditangan elit-elit politik.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon, Robert
Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang paling utopis, dan seorang feminisme
radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang
revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang menganut
4) Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir
sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata Komunisme merupakan faham dari perkembangan
pemikiran Marxisme. Dalam pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis.
Langkah pertama adalah membawa kaum proletariat pada posisi kelas yang berkuasa dengan merampas kontrol
negara. Pemerintahan oleh proletariat harus menggantikan pemerintahan Borjuis.
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas
Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas
penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak individu itu tidak ada.
Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukan
individualitas. Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara dianggap sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara
revolusioner (perubahan secara cepat) harus berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingannya pada kelas proletar.
Demikian juga dengan hak asasi manusia dalam negara hanya berpusat pada hak kolektif sehingga hak individual pada hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini
sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik pribadi tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian hak milik individu harus diganti dengan hak milik kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara keseluruhan dan negara adalah
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial,
mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan proletar. Pemerintah negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingan pada kelas proletar. Selain itu negara yang menganut komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang dan menekan kehidupan agama. Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang
komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah
kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang
kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi. Negara yang masih menganut komunisme adalah
Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
5) Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa pemimpin. Orang-orang anarkis
percaya bahwa pengesahan atas penggunaan pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat. (Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76).
Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah
lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
politik, ekonomi, maupun sosial). Para anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan
kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah
kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Orang-orang anarkis memperluas
pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang teknologi. Orang-orang anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati pada tingkat pengijinan kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai
kemanusiaan.
6) Fasisme
Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito Mussolini dan gambaran tentang
kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan Jepang selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan dari rasisme, nasionalisme, dan otoritarisme yang
berpusat pada suatu keyakinan mistis terhadap
keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut, (hal 168).
Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh
negara kepadanya, (hal 171).
Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan dengan otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi tidak terdapat persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman dan Jerman.
7) Liberalisme
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak
karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan
keyakinan bahwa setiap orang berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan
berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur
seseorang selain dirinya sendiri.
Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas (liberty). Menurut paham liberalisme, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu
mempunyai potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes disebut homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi
manusia lainnya). Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia
secara bersama-sama mengatur negara.
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, bahkan bebas untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Selain itu, ada pemisahan antara nilai-nilai agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak boleh dicampuradukan dengan nilai-nilai duniawi atau kenegaraan, keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat
ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya. Ciri-cirinya adalah Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya, manusia sebagai individu memiliki potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara harus tetap menjamin kebebasan bagi warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya dan negara bersifat sekuler, yakni
memisahakan urusan beragama dengan urusan bernegara. Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua. Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras,
Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik
Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia,
Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino. Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru. Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan,
Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania,
Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.
8) konservatsme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang
mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan;
berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan
mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan institusi-institusi sosial dan politis yang akan
menghasilkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda. Mereka memandang masyarakat sebagai suatu jaringan rencana, otoritas dan keyakinan tertentu yang timbul dari kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan pembatasan pada rasionalitas manusia. Daripada memandang individu-individu sebagai alat pemikiran kepentingan pribadi, orang konservatif lebih berpendapat bahwa orang-orang telah menghabiskan hidupnya untuk berjuang
karena adanya dorongan kemauan yang besar. Kebebasan akademis merupakan konsep yang relatif untuk orang-orang konservatif, dan kebenaran yang utama tentang kebudayaan tidak boleh disangkal dengan pengajaran “yang salah”.
9.) Indivisualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang ideal dari konservatif
minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan atau agama yang dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat diganggu gugat.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual. Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan unik. Karena pemahaman yang menempatkan
kepentingan individu sebagai yang utama, maka mereka cenderung menginginkan minimalisasi peran
pemerintahan, sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian konservatif individualis lebih memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus memberikan bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi
kemampuan pemerintah dalam menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai
10.) Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (“nation”) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu
“identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national state” adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.
11.) Pancasila
sosial, Manusia merupakan bagian dari seluruh anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan
masyarakat sebagai suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan masyarakat yang integral dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan atau kelas yang kuat, kepentingan dan keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita-cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas
kerohanian yang antara lain memiliki ciri:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau
masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini
ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi
demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu :
1. Pengertian ideologi secara fungsional.
Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
2. Pengertian ideologi secara struktural.
Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.
Dalam arti fungsional, ideologi digolongkan secara tipologi dengan beberapa tipe, yaitu :
1. Ideologi Doktriner.
Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi itu
dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas, diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan
2. Ideologi Pragmatis.
Ketika ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja). Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional melalui
kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama, dan sistem politik. Individualisme (liberalisme) merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis.
PENUTUP
1 Kesimpulan
ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,
Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme, Konservatsme, Individualisme,
Nasionalisme, dan Pancasila.
2 Saran
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang digunakan untuk menghasut
masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.
Rohman, Arif. 2012. Membebaskan Pendidikan; Refleksi Menuju Penyelenggaraan Demokrasi Pendidikan di
Indonesia. Jogjakarta: Aswaja Presindo
Sargent, Lyman Tower, Ideologi-Ideologi Politik
Kontemporer : Sebuah Anakisis Komparatif. Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987
http://www.kumpulancontohmakalah.com/2017/03/
Pengertian.dan.Macam.Macam.Ideologi.yang.Berkemban g.di.Dunia.html
http://auliacitra03.blogspot.com/2014/06/ideologi-ideologi-dunia.html
http://afifahallutfiah.blogspot.com/2015/12/macam-macam-ideologi-dunia-pendidikan.html
http://mosokita.blogspot.com/2014/12/pengertian-dan-sejarah-munculnya.html