• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Diferensiasi Produk dan Jasa terhadap Minat Beli (Survei Produk Kimia Tekstil PT. Clariant Indonesia di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Diferensiasi Produk dan Jasa terhadap Minat Beli (Survei Produk Kimia Tekstil PT. Clariant Indonesia di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta)."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang ketat ditambah isu tentang penghematan, keamanan dan ramah lingkungan mengharuskan para pemasok kimia tekstil melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan market share. Salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan diferensiasi untuk menarik minat beli konsumen. Unit Bisnis TekstilPT Clariant Indonesia melakukan diferensiasi pada produk dan jasa. Diferensiasi produk dilakukan dengan melakukan berbagai inovasi yang berfokus pada fitur, kesesuaian, dan kinerja produk. Diferensiasi jasa dilakukan dengan memberikan layanan teknik sebagai layanan gratis bagi para konsumen berupa penyediaan technical information, technical assistant, customer training, customer consulting.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan probability sampling secara proporsional berdasarkan area kerja pabrik tekstil yang melakukan wet processing, yaitu Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta yang diwakili oleh salah satu pengambil keputusan pembelian di pabrik-pabrik tekstil tersebut, yaitu direktur atau pemilik perusahaan, manajer produksi atau stafnya, manajer pembelian atau stafnya.

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa mempengaruhi Minat Beli konsumen baik secara serempak maupun parsial. Secara serempak kedua jenis diferensiasi tersebut berpengaruh sebesar 20,7% terhadap minat beli konsumen. Namun, jika keduanya tidak dilakukan maka justru akan menurunkan minat beli konsumen. Diferensiasi jasa berupa layanan yang berhubungan dengan hal teknik memberikan pengaruh lebih besar daripada diferensiasi produk. Strategi diferensiasi produk dan jasa yang dilakukan Unit Bisnis Tekstil PT. Clariant Indonesia terbukti dapat meningkatkan minat beli konsumen dalam rangka mempertahankan bahkan meningkatkan market share.

(2)

ii Abstract

Tight competition added by issue about saving, safety, and environmental friendly encourage textile chemical suppliers to do many strategies in order to maintain and even increase their market share. A strategy carried out by Business unit Textile of PT. Clariant Indonesia is differentiating its products and services. Product differentiation is carried out by innovating products on their features, conformance, and performance. Service differentiation is carried out through free technical service by providing technical information, technical assistant, customer training, customer consulting.

This is a quantitative descriptive research. Samples are collected by a probability system based on working area of textile factories that doing wet processing in West Java, Banten, and Jakarta provinces. Respondents of this research are directors or share holders of textile factories, production managers or their staff, purchasing managers or their staffs

The study describes that product differentiation and service differentiation simultaneously influence consumer purchase intention. They provide 20.7% to the impact of purchase intention. And the absence of them will give negative impact to consumer purchase intention. Service differentiation through technical services provides stronger impact than product differentiation. Strategy through product and service differentiation that carried out by Business Unit Textile of PT. Clariant Indonesia are able to increase purchase intention in order to maintain and increase market share.

(3)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

Abstract………ii

KATA PENGANTAR ………...iii

DAFTAR ISI ………...v

DAFTAR TABEL……….viii

DAFTAR GAMBAR ………...x

BAB I PENDAHULUAN ………...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ………...1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………...7

1.2.1. Identifikasi Masalah ………...7

1.2.2. Rumusan Masalah ………..8

1.3. Tujuan Penelitian ………...8

1.4. Manfaat Penelitian ………...8

1.5. Lokasi dan Jadwal Penelitian ………...9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ……….………10

2.1. Diferensiasi dan Kewirausahaan ……….………...10

2.2. Diferensiasi Produk………...15

2.3. Diferensiasi Jasa………...20

2.4. Minat Beli ………...23

(4)

vi BAB III RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ………...29

3.1. Rerangka Pemikiran ………...29

3.2. Model Penelitian ………...31

3.3. Hipotesis Penelitian ………32

BAB IV OBYEK DAN METODE PENELITIAN ………...33

4.1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ………...33

4.2. Metode Penelitian ………...36

4.2.1. Metode penelitian yang digunakan ………...36

4.2.2. Teknik Analisis ………...36

4.3. Operasionalisasi Variabel ………...39

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ………...42

5.1. Gambaran Umum Produk Kimia Tekstil dan PT Clariant Indonesia……….42

5.2. Hasil Penelitian………...46

5.2.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…..………46

5.2.2. Hasil Uji Klasik…..………..47

5.2.3. Hasil Uji Pengaruh Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli secara serempak………...48

5.2.4. Hasil Uji Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli………49

5.2.5. Hasil Uji Pengaruh Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli...50

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian………..50

(5)

vii

5.3.2. Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli……….52

5.3.3. Pengaruh Difernsiasi Jasa terhadap Minat Beli...54

5.4. Implikasi Manajerial ……….……….55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………...57

6.1. Kesimpulan ………...57

6.2. Saran ……….………..57

DAFTAR KEPUSTAKAAN ……….………ix

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN………..L1-1

LAMPIRAN 2. DATA PENELITIAN DAN HASIL PENGOLAHAN

STATISTIK………...L2-1

(6)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Perbandingan Jumlah Pabrik Tekstil yang Melakukan Proses Kimia

dan Pemasok Kimia Tekstil berdasarkan Lokasi……….2

Tabel 1.2. Rencana Waktu Penelitian dan Penulisan Tesis ………9

Tabel 2.1. Klasifikasi Produk dalam Industri Kimia menurut Robinson………...17

Tabel 2.2. Delapan Atribut Layanan Utama dalam Comodity Chemical ………..22

Tabel 2.3. Tabel Ekstraksi Penelitian Sebelumnya dan Teori yang Mendasari...27

Tabel 4.1. Perbandingan Data Responden dengan Jumlah Pabrik Tekstil……….36

Tabel 4.2. Operasionalisasi Variabel ………....40

Tabel 5.1. Hasil Uji Validitas……….46

Tabel 5.2. Hasil Uji Reliabilitas……….47

Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Regresi………48

(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. The Five Forces of Competition………12

Gambar 2.2. Generic Strategies……….13

Gambar 2.3. The Total Product Concept ………..19

Gambar 2.4. Servitized and Non-servitised System ………...20

Gambar 2.5. Model Perilaku Pembeli ………...25

Gambar 2.6. Tahapan diantara Pemilihan Alternatif dan Keputusan Pembelian...25

Gambar 2.7. Diagram Ekstraksi Penelitian Sebelumnya dan Teori yang Mendasari Penelitian………..……….26

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir..………...30

Gambar 3.2. Model Kausal dan Hipotesis Penelitian………31

Gambar 4.1. Model Analisis Statistik Penelitian………...37

Gambar 5.1. Alur Proses Tekstil secara Umum ………...45

Gambar 5.2. Pengaruh Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli secara Serempak………51

Gambar 5.3. Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli secara Parsial...53

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Tekstil yang diejawantahkan dalam bentuk pakaian akan selalu menjadi topik pembicaraan di seluruh dunia. Saat ini industri tekstil lebih terpusat di Asia, di mana 7 produsen utama tekstil dunia pada tahun 2010 adalah negara-negara di Asia, termasuk Indonesia. Indonesia menyumbang sedikitnya 2% produksi benang dunia dan 9% produksi kain mentah dunia (Gugnani, 2012).

(9)

2 Tabel 1.1.

Perbandingan Jumlah Pabrik Tekstil yang Melakukan Proses Kimia dan jumlah Pemasok Kimia Tekstil berdasarkan Lokasi

Jawa Barat Banten DKI Jakarta Total

Jumlah Pabrik Tekstil 284 25 18 324

Jumlah Pemasok

Kimia Tekstil 64 20 20 104

Perbandingan Pabrik Tekstil dan Pemasok Kimia Tekstil 3,1 : 1

(Sumber: adaptasi dari Indonesian Textile & Garment Guiding Book 2012-2014)

Perbandingan jumlah pabrik tekstil yang melakukan proses kimia (wet processing) dengan pemasok kimia tekstil adalah sekitar 3:1. Hal ini menunjukkan persaingan yang cukup ketat di antara pemasok kimia tekstil dalam mempertahankan dan memperbesar market share. Mereka berusaha menarik minat beli konsumen melalui berbagai cara diantaranya dengan melakukan diferensiasi produk dan jasa seperti yang dilakukan Unit Bisnis Tekstil PT. Clariant Indonesia.

PT Clariant Indonesia merupakan anak perusahaan dari Clariant International Limited yang berpusat di Swiss. Perusahaan ini merupakan evolusi dari Sandoz Chemical yang didirikan di Swiss oleh Kern & Sandoz pada 1986. Pada tahun 1995 melakukan spin off menjadi Clariant International Ltd. oleh karena melepas unit bisnis farmasinya untuk digabung dengan Ciba-Geigy menjadi Novartis dan membawa seluruh merek “Sandoz” yang banyak digunakan

(10)

3 Pada tahun 2009, industri tekstil telah menggunakan tiga triliun gallon air untuk memproduksi enam puluh miliar kilogram kain. Selain itu, industri tekstil juga menggunakan satu triliun kwh listrik setiap tahun yang setara dengan sepuluh persen global carbon impact (Textile Exchange, 2011). Presiden Huntsmann Textile Effects, Paul Hulme memaparkan bahwa inovasi produk untuk industri tekstil yang ramah lingkungan sangat diperlukan. Selain itu, Emrah Esder, Head of Marketing Textile Chemicals Clariant International, dalam media release menyatakan bahwa para pemegang merk ternama memonitor dan mengukur dampak lingkungan dari proses pencelupan dan penyempurnaan. Hal ini memotivasi para pemasok kimia tekstil untuk melakukan diferensiasi melalui inovasi produk kimia tekstil guna mendukung proses tekstil yang lebih singkat, hemat air, hemat energi, dan aman bagi pengguna dan lingkungan, seperti yang dilakukan oleh Unit Bisnis Tekstil PT. Clariant Indonesia, namun hal ini membutuhkan biaya.

Unit bisnis Textile Specialties PT Clariant Indonesia melakukan diferensiasi produk melalui berbagai inovasi. Diferensiasi produk yang dilakukan dipromosikan dalam konsep proses tekstil yang berbeda dan lebih hemat, antara lain:

(11)

4 2. Blue Magic, suatu konsep yang menghemat penggunaan air dan zat

kimia pada proses scouring-bleaching, yang semula membutuhkan 4 bak menjadi 1 bak saja. Pada umumnya 1 bak berisi sekitar 1500-3000 liter air. Di dalam konsep ini dipasarkan produk-produk inovatif Imerol Blue dan Bactosol SAP.

3. Advanced Denim, suatu konsep penghematan air, zat kimia, dan waktu pencelupan kain jenis denim. Dengan konsep ini konsumen dapat menghemat penggunaan air dan kimia dari 15 bak menjadi 4 bak. Satu bak dalam proses ini berisi sekitar 1000-1500 liter air. Produk-produk yang ditawarkan melalui konsep ini adalah satu seri zat warna Diresul RDT, Arkofil DENFIX, Reducing Sodyeco Oxidant LL.

4. Fluorocarbon-free Water Repellent, suatu konsep penyempurnaan tolak air yang mencegah kanker kulit bagi penggunanya dengan mengeliminasi penggunaan fluorocarbon. Fluorocarbon adalah zat kimia yang selama berpuluh-puluh tahun digunakan sebagai zat tolak air untuk pakaian, kain interior dan eksterior, bahkan panci penggorengan. Fluorocarbon mengandung gugus kimia PFOA dan PFOS yang dalam jumlah lebih dari 20 ppb (part per billion) dapat menyebabkan kanker kulit. Konsep fluorocarbon-free menawarkan pilihan produk inovatif Arkophob FFR dan Arkophob 2150 yang aman bagi kulit.

(12)

5 untuk pakaian. Di satu sisi, efek tolak air dan tolak minyak yang dihasilkan cukup tinggi dan di sisi lain aman bagi pemakainya karena kandungan PFOA dan PFOS yang terdapat di kain akan di bawah 20 ppb. Produk yang ditawarkan antara lain: Nuva N2114, Nuva N1811, Nuva N2155, Nuva N5151 untuk jenis kain yang berbeda.

6. Quiospheres Cosmetotextile, suatu konsep yang memberikan efek kosmetik pada kain sehingga dapat mencegah penuaan kulit dan mengurangi berat badan melalui penguraian jenis protein tertentu dengan bantuan enzim dari kulit. Melalui konsep ini produk yang ditawarkan adalah Quiosphere Moist dan Quiosphere Slim.

Keenam konsep tersebut merupakan konsep-konsep baru yang melengkapi puluhan kosep dan produk ramah lingkungan yang telah dipasarkan sebelumnya. Seluruh inovasi yang dilakukan bertujuan untuk menyediakan alternatif konsep dan produk yang aman, hemat dan ramah lingkungan. Ramah lingkungan yang dimaksudkan adalah tidak merusak air, tanah, atau udara. Riset yang dilakukan untuk melakukan diferensiasi produk ini tentunya memerlukan biaya, namun pengaruh diferensiasi produk terhadap minat beli konsumen belum jelas.

(13)

6 tangible dan intangible. Tidak ada industri tanpa komponen jasa. Yang ada hanyalah industri dengan komponen jasa yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan industri lainnya (Levitt, 1980).

Proses kimia tekstil adalah kompleks karena melibatkan faktor bahan baku dan air proses dengan kualitas yang fluktuatif, mesin dan program komputerisasinya, serta kemampuan dan kedisiplinan operator. Dalam proses kimia tekstil sering terjadi masalah yang mengharuskan proses perbaikan sehingga efisiensi menurun, terjadi pemborosan air, energi, dan waktu. Tidak semua masalah tersebut dapat diatasi oleh tim produksi di pabrik tekstil, terutama hal-hal yang berkaitan dengan proses kimiawi, sehingga diperlukan suatu layanan teknik dari pemasok kimia tekstil baik berupa technical information, konsultasi teknik, technical assistant dalam proses produksi, maupun training tentang proses kimia tekstil. Penyelesaian masalah oleh teknisi kimia tekstil sering berujung pada pembelian produk kimia tekstil yang dipromosikan untuk mengatasi masalah tersebut. Diferensiasi Jasa adalah usaha menyediakan layanan unik yang berbeda dengan yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Diferensiasi Jasa berupa berbagai layanan, dalam hal ini yang berhubungan dengan layanan teknik, memerlukan biaya untuk sewa gedung, peralatan, perlengkapan, sampel kimia, tenaga kerja, dan lain-lain. Dari fenomena ini tampaklah sebuah masalah mengenai apakah Diferensiasi Jasa mempengaruhi minat beli para konsumen.

(14)

7 tentu sesuai dalam penerapannya. Demikian pula yang terjadi pada produk kimia tekstil yang ditawarkan oleh PT. Clariant Indonesia hingga saat ini belum terungkap apakah Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa berpengaruh terhadap Minat Beli konsumennya. Berkenaan dengan hal tersebut perlu disurvei tentang apakah Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa berpengaruh terhadap Minat Beli konsumen.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena bahwa para pemasok kimia tekstil berusaha meningkatkan keunggulan bersaing dengan cara melakukan diferensiasi. Terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya persaingan ketat dalam pemasaran kimia tekstil. 2. Isu tentang penghematan air, energy, dan waktu.

3. Penilaian konsumen tentang kualitas suatu produk bergantung pada fitur, layanan, dan harga.

4. Diferensiasi produk dimaksudkan untuk menarik minat beli konsumen demi meraih market share yang lebih besar. Hal ini memerlukan suatu biaya penelitian dan pengembangan dalam menghasilkan produk yang terdiferensiasi, tetapi pengaruh diferensiasi produk terhadap minat beli konsumen belum jelas dan perlu dikaji.

(15)

8 teknik, namun pengaruh diferensiasi jasa terhadap minat beli konsumen belum jelas.

1.2.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk dan diferensiasi jasa terhadap minat beli konsumen secara serempak.

2. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap minat beli konsumen secara parsial.

3. Bagaimana pengaruh diferensiasi jasa terhadap minat beli konsumen secara parsial.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk dan diferensiasi jasa berupa layanan teknik terhadap minat beli konsumen baik serempak maupun secara parsial.

1.4. Manfaat Penelitian

(16)

9

1.5. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta merupakan tiga daerah utama produsen tekstil. Ketiga provinsi ini mewakili 74% dari seluruh lokasi perusahaan tekstil dan garmen di Indonesia. Dalam Indonesian Textile and Garment Guiding Book 20012-2014 yang diterbitkan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia, terdapat sekitar 432 perusahaan yang melakukan proses Pencelupan (Dyeing), Pencapan (Printing) dan Penyempurnaan (Finishing). Ketiga proses ini tergolong proses kimia tekstil yang menjadi target utama bagi para pemasok kimia tekstil. 342 di antaranya berada di provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Penelitian akan dilakukan di ketiga provinsi tersebut.

Tabel 1.2. menggambarkan rencana waktu pelaksanaan penelitian ini. Sekalipun mungkin terkendala oleh berbagai hal, namun akan diusahakan untuk diselesaikan sesegera mungkin agar dapat segera memberikan gambaran manfaat seperti yang dipaparkan dalam sub bab Tujuan Penelitian.

Tabel 1.2.

Rencana Waktu Penelitian dan Penulisan Tesis

Kegiatan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Penyusunan Proposal v v v v

Penelitian v v v

Penyusunan Tesis v v v v

Seminar Tesis v v

(17)

42

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Produk Kimia Tekstil dan PT Clariant Indonesia

Penggunakan kimia tekstil telah ada di Cina sejak sekitar tahun 2600 Sebelum Masehi. Pencelupan wool telah dikenal di Roma sejak tahun 751 Sebelum Masehi. Orang-orang Romawi menemukan orang-orang “picti” di Gaul menggunakan Woad yang memiliki struktur kimia seperti zat warna indigo. Sejak tahun 2 Masehi, orang-orang Romawi menggunakan zat warna indigo, yang sampai sekarang masih populer. Pada 700 Masehi, orang-orang Cina telah mengenal teknik pembatikan dengan sistem wax-resist. Sejak 1856 berbagai zat warna baru ditemukan seperti Methyl Violet, Bismack Brown, Aniline Black, Sulphur Dyes, Azo Dyes, Congo Red, Rhodamine B, Direct Black, Indanthren

Blue, dan lain-lain. Penemuan itu diiringi munculnya berbagai perusahaan kimia tekstil di Eropa dan Amerika, seperti Dupont, Sandoz, Geigy, Ciba, Celanese, ICI, Eastman Kodak, American Cyanamide, dan lain-lain.

(18)

43 untuk kebutuhan industri tekstil, misalnya kimia pembantu pencelupan, zat warna disperse, zat warna reactive, pelembut, anti bakteri, anti api, dan sebagainya.

PT Clariant Indonesia merupakan anak perusahaan dari Clariant International Limited yang berpusat di Swiss. Perusahaan ini merupakan evolusi dari Sandoz Chemical yang didirikan di Swiss oleh Kern & Sandoz pada 1986. Pada tahun 1995 melakukan spin off menjadi Clariant International Ltd. oleh karena melepas unit bisnis farmasinya untuk digabung dengan Ciba-Geigy menjadi Novartis dan membawa seluruh merek “Sandoz” yang banyak digunakan pada produk-produk farmasinya. Selanjutnya Clariant berkonsentrasi pada unit bisnis yang ada, yaitu: Textile, Emulsion, Paper, Leather, Masterbatch, Oil Mining, Fucntional Chemical.

(19)

44 Proses tekstil terdiri atas proses mekanik dan kimiawi. Proses kimia tekstil atau sering juga disebut wet processing merupakan usaha secara kimiawi mengubah sifat bahan tekstil sehingga siap bagi industri garmen. Proses kimia tekstil diantaranya pemutihan, pewarnaan, pelembutan, penyempurnaan anti-api, anti-air, anti-bakteri, dan pewangi. Bahan baku tekstil dapat berupa serat, benang, kain mentah, diubah menjadi kapas kecantikan, benang siap tenun atau rajut, kain berwarna untuk pakaian, tas, tenda, dan lain-lain. Gambar 5.1. menunjukkan alur proses tekstil yang sebagian di antaranya adalah wet processing tersebut.

Diferensiasi jasa dilakukan mealalui layanan dalam hal proses kimia tekstil berupa penyediaan technical informasi, technical assistance, customer training, dan customer consulting. Layanan di bidang teknik tersebut memerlukan berbagai biaya seperti penyediaan tenaga teknisi, gedung, peralatan, dan perlengkapan. Selain hal-hal tersebut disediakan pula layanan-layanan lain seperti term of payment, retur, dan sebagainya.

(20)

45 Gambar 5.1. Alur Proses Tekstil secara Umum

(21)

46

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Data yang terkumpul dari responden, seperti tampak pada Lampiran 2, diolah dengan menggunakan SPSS 11. Keseluruhan data adalah valid seperti yang ditunjukkan oleh hasil tes KMO dan Bartlett pada Lampiran L2.2.2.1 dengan nilai MSA>0.5 yaitu 0.669.

Hasil analisa dengan metode rotasi Varimax seperti pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa seluruh data Diferensiasi Produk (DP) berada pada satu kolom yang sama, yaitu kolom 2, seluruh data Diferensiasi Jasa (DJ) berada pada kolom 3, dan seluruh data Minat Beli (MB) berada pada kolom 1. Seluruh data menunjukkan valid.

Tabel 5.1. Hasil Uji Validitas

No Indikator Loading factor Keterangan

1 DP1 0,845 Valid

(22)

47 variabel adalah reliabel dengan nilai 0,841 untuk DP dan 0,759 untuk DJ serta 0,921 untuk MB.

Tabel 5.2. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha Keterangan

DP 0,841 Reliabel

DJ 0,759 Reliabel

MB 0,921 Reliabel

5.2.2. Hasil Uji Klasik

Uji Klasik berupa uji normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas pun dilakukan atas data ini. Normalitas data diuji dengan Kolmogorov-Smirnof’s Test yang menunjukkan hasil bahwa data tersebut bersifat Normal dengan p value >0.01, yaitu 0.012 seperti dalam Lampiran L2.2.3.

Hasil uji multikolinearitas, seperti pada Lampiran L2.2.3. data tersebut memberikan nilai VIF<10, yaitu 1.008 dan tolerance >0.1, yaitu 0.992. Hal ini menunjukkan bahwa data dengan variabel terikat Minat Beli dan variabel bebas Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa tersebut terbebas dari multikolinearitas. Data yang terkumpul terbebas pula dari Heterokedastisitas dengan nilai Sphearman’s rho >0.05 yaitu 0.576 untuk DP dan 0.613 untuk DJ seperti yang ditunjukkan pada Lampiran L2.2.3.

(23)

48

5.2.3. Hasil Uji Pengaruh Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli secara Serempak

Hasil regresi terhadap data yang diperoleh direkapitulasi dalam Tabel 5.4. Dalam kolom anova tampak nilai F signifikan pada tingkat 0,000 yang adalah kurang dari 0,050. Nilai Fhitung (16,788) > Ftabel (3,00) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa Diferensiasi Produk (DP) dan Diferensiasi Jasa (DJ) dapat mempengaruhi Minat Beli konsumen. Besarnya pengaruh kedua variabel DP dan DJ secara serempak adalah 20,7% seperti tampak dari kolom R2 pada model summary. Sedangkan 79,3% lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Ketiadaan kedua variabel bebas DP dan DJ akan menurunkan minat beli

konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh konstanta α yang bernilai negatip, α = -0,304.

Tabel 5.3.

Rekapitulasi Hasil Regresi

Model Variables

entered/removed Model Summary ANOVA Coefficients

Variable Predictor Var β1=0,282 dan β2=0,672 dan nilai e=0,48579. Data-data tersebut dirangkai menjadi

(24)

49 Y = α + β1X1+ β2X2 + e

Y = -0,304 + 0,282X1 +0,676X2 + 0,48579 dimana:

Y = Minat Beli (MB) α = konstanta X1 = Diferensiasi Produk (DP) β1 = koefisien DP X2 = Diferensiasi Jasa (DJ) β2 = koefisien DJ

e = error

Jadi Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa secara serempak berpengaruh positip signifikan terhadap Minat Beli. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,0001.

5.2.4. Hasil Uji Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli

Tabel 5.4. menunjukkan bahwa Diferensiasi Produk berpengaruh positip signifikan terhadap Minat Beli secara parsial. Pad Tabel tersebut dicerminkan bahwa nilai thitung (2,599) > ttabel (1,960). Tingkat signifikansi tersebut adalah 0,010 yang berarti < 0,050.

Tabel 5.4.

Rekapitulasi Tabel Coefficient

Model Unstandardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error

(Constant) -0,304 0,793 -0,383 0,702

1 DP 0,282 0,108 2,599 0,010

(25)

50 Dengan demikian Diferensiasi Produk berpengaruh positip signifikan terhadap Minat Beli secara parsial. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung yang lebih besar daripada ttabel pada signifikansi sebesar 0,010.

5.2.5. Hasil Uji Pengaruh Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli

Apabila diasumsikan bahwa perusahaan tidak melakukan Diferensiasi Produk, maka dapat diperkirakan Diferensiasi Jasa secara parsial berpengaruh positip signifikan terhadap Minat Beli. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 5.4. bahwa nilai thitung (4,929) > ttabel (1,960) dan signifikan pada tingkat 0,0001.

Dengan demikian terdapat pengaruh positip signifikan variabel Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli seperti ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,0001.

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian

5.3.3. Pengaruh Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli

Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa secara serempak berpengaruh positip signifikan terhadap Minat Beli seperti dibahas dalam sub bab 5.2.3. Hal ini menunjukkan bahwa kedua hal tersebut mempengaruhi ketertarikan atau minat beli konsumen terhadap produk kimia tekstil yang ditawarkan melalui konsep-konsep inovatif yang lebih hemat, aman, dan ramah lingkungan.

(26)

51 5.2. Tampak bahwa diferensiasi produk dan jasa mempengaruhi minat beli konsumen, sehingga menjadi dua hal penting yang perlu mendapat perhatian manajemen PT Clariant Indonesia.

Gambar 5.2. Pengaruh Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli secara Serempak

Dari hasil regresi (Gambar 5.2.) diperoleh nilai konstanta α sebesar -0,304.

Hal ini menunjukkan bahwa apabila Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa tidak dilakukan maka dapat menurunkan Minat Beli. Jika kedua jenis diferensiasi tersebut sangat penting bagi perusahaan.

Diferensiasi produk yang berfokus pada fitur, kesesuaian produk dengan spesifikasinya, dan kinerja produk dalam proses kimia tekstil merupakan hal-hal penting dalam meningkatkan minat beli konsumen. Produk-produk unik yang lebih hemat, aman, dan ramah lingkungan membuat konsumen tertarik untuk

(27)

52 membeli (trial order) atau mencobanya dalam skala produksi untuk membuktikan keunikan yang ditawarkan.

Pengaruh kedua variabel Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli adalah 20,7%, sedangkan 79,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi Minat Beli adalah hal-hal yang tidak diujikan dalam penelitian ini, seperti regular contact with customer, order handling procedure (ordering ease), delivery on

time, credit terms, JIT Delivery Procedure(product availability), daya tahan produk (masa kedaluwarsa), kemudahan untuk diperbaiki (jika produk terkontaminasi oleh zat lain), harga produk, kemasan, image produk dan image produsennya, dan sebagainya.

Jadi apabila perusahaan memperluas diferensiasi produk dan jasa yang dilakukannya, maka minat beli konsumen semakin tinggi. Diferensiasi produk dapat dilakukan pada faktor fitur, kesesuaian dengan spesifikasi, dan kinerja produk, sedangkan diferensiasi jasa dapat berupa penyediaan technical information, technical assistance, customer training, dan customer consulting. Namun jika kedua diferensiasi tersebut tidak dilakukan justru akan menurunkan minat beli konsumen.

5.3.2. Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli

(28)

53 perusahaan memperluas diferensiasi produk, maka minat beli konsumen semakin meningkat. Diferensiasi produk dapat melalui perubahan dalam hal fitur, kesesuaian produk dengan spesifikasinya, dan knerja produk. Ketiga hal tersebut dapat menjadi peluang bagi unit bisnis Tekstil PT Clariant Indonesia dalam meningkatkan minat beli pabrik-pabrik tekstil.

Model kausal pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli secara parsial dapat ditunjukkan pada Gambar 5.3. Pengaruh tersebut signifikan dengan nilai P sebesar 0,010 berarti < 0,050.

Kenaikan satu satuan diferensiasi produk berpengaruh terhadap minat beli sebesar 0,282 satuan. Pengaruh ini lebih kecil daripada pengaruh diferensiasi jasa secara parsial yang berkontribusi sebesar 0,676 satuan pada setiap kenaikan diferensiasi jasa sebesar satu satuan. Meski demikian diferensiasi produk tetaplah penting untuk dilakukan oleh Unit Bisnis Tekstil PT Clariant Indonesia untuk meningkatkan minat beli konsumen.

.

Gambar 5.3. Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Minat Beli secara Parsial

Dengan demikian secara parsial, perusahaan dapat meningkatkan minat beli dengan cara memperluas diferensiasi produk, meskipun dampak yang dihasilkannya lebih kecil dibandingkan diferensiasi jasa.

H2

Diferensiasi Produk (X1) Minat Beli (Y)

R

(29)

54

5.3.3. Pengaruh Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli

Sebagaimana dibahas dalam sub bab 5.2.5, dari analisa statistik diperoleh informasi bahwa secara parsial Diferensiasi Jasa yang diperluas dapat meningkatkan Minat Beli (Gambar 5.4). Hal ini mendukung pendapat Robinson bahwa pada industri kimia dapat dilakukan diferensiasi jasa (Robinson, Clarke-Hill, & Clarkson, 2002). Diferensiasi Jasa berupa layanan teknik, yaitu technical information, technical assistance, customer training, dan customer consulting yang disediakan unit bisnis Tekstil PT Clariant Indonesia dapat menimbulkan minat dan ketertarikan konsumen untuk membeli produk kimia tekstil yang dipasarkannya. Hal ini menjadi salah satu pembeda perusahaan ini terhadap perusahaan sejenis yang pada umumnya hanya menyediakan generic dan expected product.

Kenaikan diferensiasi jasa sebesar satu satuan dapat menaikkan minat beli sebesar 0,676 satuan. Nilai ini lebih besar daripada kontribusi kenaikan diferensiasi produk. Model kausal pengaruh diferensiasi jasa terhadap minat beli secara parsial ditunjukkan pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Pengaruh Diferensiasi Jasa terhadap Minat Beli secara Parsial H3

Diferensiasi Jasa (X2) Minat Beli (Y)

(30)

55 Diferensiasi jasa berupa layanan teknik memungkinkan perusahaan ini dapat bersaing dalam pemasaran kimia tekstil di Indonesia selama hampir 30 tahun. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Keegan yang menyatakan bahwa pemenang dalam persaingan global adalah perusahaan-perusahaan yang dapat menawarkan keuntungan lebih bagi para pelanggan (Keegan & Green, 2013).

Jadi jika diferensiasi jasa diperluas, maka minat beli para konsumen dapat meningkat. Hal ini dapat berupa layanan teknik bebas biaya yang ditawarkan, yaitu technical information, technical assistance, customer training, dan customer consulting. Bahkan hal ini memberikan manfaat lebih besar daripada diferensiasi produk yang dilakukan.

5.4. Implikasi Manajerial

Diferensiasi produk dan jasa yang dilakukan oleh Unit Bisnis Tekstil PT Clariant Indonesia mempengaruhi Minat Beli konsumen sebesar 20,7%. Jika keduanya tidak dilakukan justru akan menurunkan minat beli konsumen.

Diferensiasi produk dapat meningkatkan minat beli kosumen kimia tekstil. Features, conformance quality, dan performance quality adalah tiga dimensi yang menimbulkan pengaruh tersebut, namun masih banyak indikator lain yang mungkin mempengaruhi minat beli, misalnya: customization, durability, dan reliability.

(31)

56 pengaruh tersebut. Selain keempat dimensi tersebut, terdapat berbagai hal lain yang dapat mempengaruhi minat beli, baik yang berupa layanan komunikasi berupa Regular contact with customer, atau dukungan logistik seperti: Order Handling Procedure/Ordering ease, Delivery on Time, JIT Delivery Procedure, dan Returns, atau dukungan finansial berupa Credit Term, bahkan dukungan keselamatan dan kesehatan kerja berupa Emergency Response to Accidence & Prevention.

(32)

57

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Apabila perusahaan memperluas diferensiasi produk dan jasa yang dilakukannya, maka minat beli konsumen semakin tinggi. Diferensiasi produk dapat dilakukan pada faktor fitur, kesesuaian, dan kinerja produk, sedangkan diferensiasi jasa dapat berupa penyediaan technical information, technical assistance, customer training, dan customer consulting. Namun, jika kedua diferensiasi tersebut tidak dilakukan justru akan menurunkan minat beli konsumen.

2. Minat beli konsumen dapat meningkat apabila perusahaan memperluas diferensiasi produk. Hal ini dapat dilakukan pada fitur, kesesuaian dan kinerja produk.

3. Jika diferensiasi jasa diperluas, maka minat beli para konsumen dapat meningkat. Hal ini dapat berupa layanan teknik bebas biaya yang ditawarkan, yaitu technical information, technical assistance, customer training, dan customer consulting. Bahkan hal ini memberikan manfaat lebih besar daripada diferensiasi produk yang dilakukan.

6.2. Saran

(33)

58 meningkatkan minat beli konsumen. Hal ini mendukung penelitian dan teori yang diungkapkan oleh Levit (1980), Garvin (1987), dan Kotler & Keller (2012). Namun selain indikator-indikator tersebut, masih terdapat beberapa indikator yang tidak diteliti, seperti bentuk, customization, durability, reliability, dan sebagainya. Diferensiasi jasa dalam penelitian ini mengacu kepada teori atau hasil penelitian Robinson, Clarke-Hill, & Clarkson, (2002) dan Kotler & Keller (2012) dengan mengelaborasi technical information, technical assistance, customer training, dan customer consulting sebagai indikator. Keempat indikator tersebut terbukti meningkatkan minat beli konsumen secara signifikan.

(34)

x

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Asosiasi Pertekstilan Indonesia. (2012). Indonesian Textile and Garment Guiding Book 2012-2014. Jakarta: Asosiasi Pertekstilan Indonesia.

Fishben, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior. Wesley: Reading MA:Addison.

Garvin, D. A. (1987). Competing The Eight Dimensions of Quality. Harvard Busniess Review.

Ghalandari, K., & Norouzi, A. (2012). the Effect of Country of Origin on

Purchase intention: The Role of Product Knowledge. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, 4(9), 1166-1171.

Gugnani, A. (2012). Textile & Apparel Compendium. Delhi: Technopark.

Jonker, J., Pennink, B. J., & Wahyuni, S. (2011). Metodologi Penelitian: Panduan untuk Master dan Ph.D di Bidang Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Keegan, W. J., & Green, M. C. (2013). Global Marketing. Harlow: Pearson

Education Limited.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management (14th ed.). Harlow: Pearson Education Limited.

Kurniawan, A. (2011). SPSS: Serba-serbi analisa Statistika dengan Cepat dan Mudah. Bandung: Jasakom.

Lee, W. I., & Lee, C. L. (2011, July). An Innovative Information and Relationship between Service Quality, Customer Value, Customer Satisfaction, and Puchase Intention. International Journal of Innovative, Computing, Information and Control, 7, 7.

Levitt, T. (1980). Marketing Success through Differentiation-of Anything. Harvard Business Review.

Porter, M. (1985). Competitive Advantage. New York: The Free Press.

(35)

xi

Robinson, T., Clarke-Hill, C. M., & Clarkson, R. (2002, July). Differentiation through Service. Service Industries Journal, 22, 3.

Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2004). Consumer Behavior (8th ed.). New Jersey: Pearson Education Inc.

Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (4 ed., Vol. 1 & 2). Jakarta: Salemba Empat.

Sugiama, A. G. (2012). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, CV. Textile Exchange. (2011). Global Market on Sustainable Textile. Textile

Exchange. Retrieved May 16, 2013, from http://www.textileexchange.org US Environmental Protection Agency. (1997). Profiles of Textile Industry.

Washington: US Environmental Protection Agency.

Wickham, P. A. (2004). Strategic Entrepreneurship. Harlow: Pearson Education Limited.

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Gambar 5.1. Alur Proses Tekstil secara Umum
Tabel 5.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat energi tekanan semakin besar dan elastisitas batuannya sudah jenuh maka dia akan patah untuk melepaskan energi tekanan tersebut, Jadi gempa terjadi “BUKAN” karena

&#34;Isu-isu kesehatan seksual dan reproduksi remaja, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman (seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan

Disamping memberikan pemaparan dan laporan pembangunan Bandar Udara Kuala Namu dengan presentase pekerjaan di ruang rapat Kantor Angkasa Pura II, Joko juga mengajak rombongan

(1) Subjek Retribusi Terminal adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan/menikmati pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis

Akan tetapi berbeda pendapat dengan mazhab Syafi’i yang mensyaratkan wali harus adil, Imam Syafi’i justru sepakat dengan apa yang diriwayatkan dari Rasulullah

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti perlu mengkaji ulang untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum

Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing variabel yaitu penyampain jasa berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan kepercayaan pasien, kepuasan pasien berpengaruh

This paper has presented a profit maximizing imperfect-quality inventory model for deteriorating items when supplier offers a certain fixed credit period that determines the