• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP Pengaruh Senam Irama terhadap Kemampuan Motorik Anak Usia 5 Tahun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP Pengaruh Senam Irama terhadap Kemampuan Motorik Anak Usia 5 Tahun."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP

KEMAMPUAN MOTORIK ANAK USIA 5 TAHUN

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM

MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI

Disusun Oleh:

Arni Yuliansih

J120141076

PROGRAM STUDI SI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi Ilmiah dengan judul Pengaruh Senam Irama terhadap

Kemampuan Motorik Anak Usia 5 Tahun

Naskah Publikasi Ilmiah ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi

untuk di Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh:

Arni Yuliansih

J120141076

Pembimbing I Pembimbing II

Umi Budi Rahayu, S. Fis, S.Pd, M. Kes Dwi Kurniawati, Sst. Ft, M. Kes

Mengetahui,

Ka. Prodi Fisioterapi FIK UMS

(3)

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KEMAMPUAN

MOTORIK ANAK USIA 5 TAHUN

Arni Yuliansih

Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta E-mail: Anyarny43@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Motorik merupakan terjadinya gerakan anggota tubuh melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka). Dan gerakan yang ada didalamnya melibatkan fungsi motorik seperti otak, saraf, dan otot. Anak yang mengalami keterlambatan kemampuan motorik bisa diberikan stimulasi salah satunya yaitu senam irama. Senam irama merupakan salah satu kegiatan jasmani yang mudah diikuti oleh anak-anak. Di dalam senam

irama terdapat iringan musik yang membuat anak menjadi senang sehingga anak mau mengikuti gerakan dalam senam irama.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada pengaruh dan beda pengaruh senam irama terhadap kemampuan motorik anak usia 5 tahun di TK Al-Kautsar sebagai kelompok perlakuan. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat quasi-experiment dengan pendekatan pretest-posttest with control group design. Jumlah sampel dalam penelitian ini 25 sampel kelompok perlakuan, 20 sampel kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling (rancangan sampel berdasarkan pertimbangan).

(4)

kasar, motorik halus dan motorik kasar dan halus dengan nilai p=1.000. Hal ini menunjukan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima karena pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Sedangkan hasil analisa data menggunakan uji Mann Whitney yaitu pada motorik kasar diperoleh nilai p=0,006, motorik halus nilai p=0,025, motorik kasar dan halus nilai p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Kesimpulan: Berdasarkan dari hasil uji analisa statistik, dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh senam irama terhadap Kemampuan Motorik Anak Usia 5 Tahun.

Kata kunci: Senam irama, kemampuan motorik

PENDAHULUAN

Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah akhir (4-5 tahun). Pada anak usia 4-5 tahun perkembangan yang paling menonjol adalah keterampilan motorik. Perkembangan motorik sangat berkaitan erat dengan kegiatan fisik. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Motorik halus adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat (Soetjiningsih, 1995).

(5)

dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang akan di peroleh anak ketika ia makin trampil menguasai gerakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar yang keduanya berfungsi sebagai rangsangan dalam pengembangan intelegensi dan kesehatan. Motorik kasar adalah gerakan yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar ataupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, menangkap serta menjaga keseimbangan. Sedangkan Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.

Stimulasi yang bisa diberikan untuk anak yang mengalami

keterlambatan motorik, yaitu dengan senam irama. Senam irama adalah

suatu rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik atau

latihan bebas yang dilakukan secara berirama, tidak terputus sehingga

tercipta satu gerakan yang indah. Gerakan ini dapat dilakukan dengan alat

maupun tanpa alat. Tekanan yang harus diberikan dalam senam irama

tanpa alat adalah irama, kelenturan tubuh, dan gerak yang berkelanjutan

(Sumarjo, 2010).

Melihat latar belakang tersebut diatas, peneliti mengambil judul

pengaruh senam irama terhadap kemampuan motorik anak usia 5 tahun.

Semoga penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, tenaga medis maupun

(6)

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan apakah ada pengaruh dan beda pengaruh senam irama terhadap kemampuan motorik anak usia 5 tahun di TK Al-Kautsar sebagai kelompok perlakuan.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di TK Al-Kautsar, Colomadu sebagai kelompok kontrol dan TK Idhata, Cengklik. Penelitian ini bersifat quasi-experiment dengan pendekatan pretest-posttest with control group design. Jumlah sampel dalam penelitian ini 25 sampel kelompok perlakuan, 20 sampel kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling (rancangan sampel berdasarkan pertimbangan). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dan Uji Mann Whitney untuk mengetahui beda pengaruh kelompok perlakuan dan kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Senam irama digunakan untuk stimulasi kemampuan motorik anak sehingga terjadi perubahan yang signifikam terhadap anak yang mengalami keterlamabatan kemampuan motorik. Pada permasalahn keterlamabtan kemampuan motorik diukur dengan menggunakan DDST II untuk mendeteksi dini keterlambatan motorik anak.

(7)

p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Mekanisme senam irama terhadap kemampuan motorik anak

adalah sebagai berikut; Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh

organ otak. Otaklah yang mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan

anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur

otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik

anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu motorik

kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada tiga unsur yang

menentukan dalam perkembangan motorik, yaitu otak, syaraf dan otot.

Ketika motorik bekerja, ketiga unsur tersebut melakukan masing-masing

perannya secara interaktif positif, artinya unsur-unsur yang satu saling

berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang

lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya.

Ketiga unsur tersebut saling bekerja sama sehingga terbentuk suatu

gerakan yang bertujuan, misalnya berbicara, berjalan, menulis,

menggambar dan sebagainya.

Unsur-unsur senam irama meliputi, gerakan motorik dan anggota

gerak, dimana pada gerakan motorik terdiri dari motorik kasar dan halus.

Sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak senam irama

mempengaruhi saraf-saraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik

(8)

saraf-saraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik sudah mencapai

kematangannya dan menstimuasi berbagai kegiatan motorik yang

dilakukan anak secara luas. Otot besar yang mengontrol gerakan motorik

kasar seperti berjalan, berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih

cepat apabila dibandingkan dengan otot halus yang mengontrol kegiatan

motorik halus, diantaranya menggunakan jari-jari tangan untuk melakukan

senam. Pada waktu bersamaan persepsi visual motorik anak ikut

berkembang dengan pesat. Oleh karena itu dibutuhkan stimulasi untuk

menunjang kemampuan motorik anak, baik motorik kasar maupun motorik

halus, salah satu stimulasi yang diperlukan yaitu dengan memberikan

senam irama/ritmik yang memerlukan kombinasi yang baik pada otot-otot

tubuh dengan musik yang bernada lambat. Gerakan senam irama yang

membutuhkan kekuatan dan ketangkasan hendaknya menggunakan lagu

yang mengandung sifat semangat serta berirama jelas (tegas). Karena

latihan ini merupakan latihan pembentukan dan latihan untuk mencapai

prestasi. Irama lagu yang biasa diterapkan pada latihan kekuatan dan

ketangkasan adalah lagu-lagu berirama (Woerjati, dkk, tanpa tahun:

46-47).

Hasil penelitian ini dan dari beberapa teori, menunjukkan bahwa

dengan memberikan stimulasi senam irama yang diaplikasikan untuk

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil uji analisa statistik, dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh senam irama terhadap Kemampuan Motorik Anak Usia 5 Tahun.

Saran dalam penelitian ini adalah bagi para orang tua berserta pendidik di sekolah tetap memberikan senam irama untuk tetap mengoptimalkan kemampuan motorik anak baik motorik kasar maupun motorik halus, serta tetap menjaga pola hidup anak seperti makan yang bergizi, berolahraga teratur, aktivits fisik yang tidak berlebihan untuk

meningkatkan derajat kesehatan hidup anak, bagi penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan waktu yang relatif lama dan

disarankan untuk mengambil sampel dengan subyek penelitian yang bervariasi seperti usia, tidak hanya mengambil usia 5 tahun saja, tapi bisa lebih bervariasi serta selama berjalannya penelitian untuk selalu mengontrol setiap gerakan yang dilakukan dalam perlakuan untuk memaksimalisasi hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana. D., 2011. Tumbuh kembang & terapi bermain pada anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

DePorter, B. & Hernacki, M. 2000. Quantum Learning: Unleasing the Genius in You. New York: A Dell Trade Paperback.

Hidayat, 2008. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Juari, Wagino, Sukiri. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan. Jakarta: Pusat Pembukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Machfoede, I. 2008. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan Kebidanan Kedokteran. Fitramaya, Yogyakarta.

(10)

Muhammad, A. 2010. Panduan Praktis Stimulasi Otak Anak. Yogyakarta.

Notoatmodjo, N. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pananopoulou, 2008. Evaluation of Motor Coordination in Early School aged Children. Specil Issue 1st Symposium of SPA-Hellas. Europan Psychomotricity 1, 1, 36-39. Athloptypo Sports Publication.

Samsudin, 2008. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera

Saryono. 2011. Metodologi penelitian keperawatan. Purwokerto: UPT. Percetakan dan Penerbitan Unsoed.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGG.

Solehuddin. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung: Depdikbud

Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak. Jakarta: KONI Pusat.

Sukintaka. 2004. Fisiologi Pembelajaran dengan Masa Depan Pendidikan Jasmani. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Sumarjo, 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Surabaya: JP Book.

Syahara, Sayuty. 2010. Senam Dasar. Padang: Universitas Negeri Padang.

T. Field, 2002. Tumbuh Kembang Bayi. Jakarta.

Woerjati Sk, dkk. (Tanpa Tahun). Buku Diktat Mata Kuliah Senam Irama. Yogyakarta: Program Studi PJKR UNY.

Wuryani. 2008. Perkembangan anak. Jilid 2:18. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

sehari-hari yang dialami caregiver memiliki hubungan yang positif dengan psychological well-being terutama pada dimensi tujuan hidup dan hubungan positif dengan orang

[r]

Manajemen Pembelajaran Kelas Imersi di SMA Darul Hijrah Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan .... Perencanaan

AJY masih menggunakan ketentuan tahun sebelumnya (2013) sehingga pada bulan Januari hingga Maret harus melakukan pemindahbukuan dari PP 46 ke PPh Pasal 25/29.. Dan ternyata pada

Dengan nilai probabilitas (signifikansi) dari pengaruh variabel moderasi terhadap e-loyalty pada forum jual beli kaskus adalah sebesar 0,060 yang lebih besar daripada nilai

Alquran adalah petunjuk bagi manusia, sekaligus pedoman hidup. Karena manusia hidup harus ada aturannya. Kalau tidak ada yang maha Mengatur, maka dunia ini

Uji penghambatan siklus sel dan induksi apoptosis dilakukan terhadap fraksi paling aktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik tertinggi yaitu fraksi heksan daun