HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA
DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMA
SWASTA SANTO THOMAS 4 BINJAI
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DEWI LARMEISHIN SITANGGANG
NIM 209311038
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepadaTuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini
merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Bahasa dan Seni. Selain
persyaratan akademisi, adalah juga ungkapan rasa tanggung jawab penulis sebagai
seorang akademis, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Apa yang dilakukan melalui penelitian ini mungkin belum mencapai hasil
yang maksimal. Untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca
sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap khasanah
pengetahuan dan semoga penelitian ini dapat membantu kegiatan
penelitian-penelitian relevan selanjutnya.
Banyak sudah dukungan dan bantuan yang didapatkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terima kasih
disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan,
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Dosen Penguji,
4. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dosen Penguji,
5. Dr. Rosmawaty, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
6. Muhammad Surip., S.Pd, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
7. kepala sekolah dan staf tata usaha SMA Santo Thomas 4 Binjai yang
telah banyak memberikan kemudahan dalam mengumpulkan data
penelitian,
8. keluarga tercinta, Ayahanda A.Sitanggang dan Ibunda R.Naibaho,
Malau, A.Md, Hardi Lumban Gaol, Samsir A.Simanorang, S.H.,
Merry Dominika Sitanggang, S.Pd., dan Yusnawati Sitanggang), serta
seluruh keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang, doa, motivasi
dan dukungan materil serta moril kepada penulis.
9. sahabat tersayang Dik Ekstensi 2009 A yang selalu ada dalam suka dan
duka. Terima kasih atas persahabatan yang manis ini untu serta sahabat
yang selalu menguatkan dalam doa (Lena, Rita, Rina, Henri dan
Serius).
Semoga semua bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang
diberikan menjadi amalan dan mendapatkan balasan Tuhan Yesus. Amin.
Medan, Maret 2014
Penulis,
Dewi Larmeishin Sitanggang
ABSTRAK
Dewi Larmeishin Sitanggang, NIM 209311038, Hubungan Kemampuan Mmemahami Wacana dengan Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Santo Thomas 4 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Medan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan memahami wacana dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas 4 Binjai. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Santo Thomas 4 Binjai tahun Ajaran 2013/2014, yang berjumlah 154 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak (random sampling).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes pilihan berganda dan tes penugasan (tes esai). Tes pilihan berganda digunakan untuk mengetahui kemampuan memahamu siswa, sedangkan tes penugasan( tes esai_ digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kemampuan memahami siswa adalah sebagai berikut (a) 70% berada posisi sangat baik, (b) 20% berada pada posisi baik, (c) 10% berada pada posisi cukup. Sedangkan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa adalah sebagai berikut (a) 32,5% berada pada posisi sangat baik, (b) 42, 5% berada pada posisi baik, (c) 20% berada pada posisi cukup, (d) 5% berada pada posisi kurang.
Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata tingkat kemampuan memahami wacana siswa adalah 80, 875 dan termasuk pada kategori sangat baik (70%), baik (20%), dan cukup (10%).. Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa adalah 72, 125 dan termasuk pada kategori sangat baik (32, 5%), baik (42, 5%), cukup (20%). Kurang (5%).
Berdasarkan uji normalitas, variabel X diperoleh nilai Lo = 0,111 dan variabel Y diperoleh Lo = 0,107, kemudian setelah dikonsultasikan dengan Lt pada taraf signifikansin 0,05, diperoleh Lt = 0, 145. Artinya, uji normalitas setiap variabel diperoleh Lo<Lt, yaitu (0,107<0,143) dan (0,107 < 0,143) dinyatakan normal.
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
d. Langkah-langkah Penulisan Paragraf Argumentasi... 15
e. Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi . 17 3. Hubungan Membaca dengan Menulis...17
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 24
a. Variabel Penelitian ... 24
b. Defenisi Operasional ... 25
E. Instrumen Penelitian ... 26
F. Organisasi Pengolahan Data ... 28
G. Teknik Analisis Data ... 29
1. Deskripsi Data ... 29
2. Uji Persyaratan Analisis ... 29
a. Uji Normalitas ... 30
b. Uji Homogenitas ... 31
c. Uji Linieritas ... 31
3. Pengujian Hipotesis ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
1. Kemampuan Memahami Wacana ... 33
2. Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 36
3. Hubungan Kemampuan Memahami Wacana dengan ... 40
Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 40
a. Uji Persyaratan Analisis ... 40
1) Uji Normalitas ... 40
2) Uji Linearitas ... 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Populasi Penelitian ... ... 23
Tabel 2 Aspek Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 27
Tabel 3 Rentangan Nilai Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi .. 28
Tabel 4 Kriteria Penilaian Korelasi ... 32
Tabel 5 Skor Kemampuan Memahami Wacana ... 33
Tabel 6 Skor Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 37
Tabel 7 Hasil Pehitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Wacana... 52
2. Soal Pilihan Berganda ... 54
3. Kunci Jawaban Soal Pilihan Berganda ... 57
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut dipelajari dalam pelajaran bahasa
Indonesia, yang paling mendasar dalam bahasa Indonesia adalah aspek membaca.
Aspek membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa karena melalui
membaca siswa memperoleh berbagai informasi yang dapat menambah wawasan
pengetahuan dan keterampilannya.
Membaca menjadi suatu kegiatan yang sangat penting karena setiap aspek
kehidupan manusia melibatkan kegiatan membaca. Pernyataan tersebut sejalan
dengan pendapat Burns (dalam Rahim (2008: 256) yang mengemukakan
“Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam kehidupan
masyarakat terpelajar.” Membaca merupakan kegiatan yang memberikan banyak wawasan dan pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan tersebut tersedia di
berbagai media informasi seperti buku, majalah, koran, internet dan sebagainya.
Sebagian besar media informasi menggunakan tulisan sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi kepada pembaca. Oleh karena itu, kegiatan utama yang
perlu dilakukan untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan adalah dengan
membaca.
Guru perlu menumbuhkan minat baca kepada siswa. Oleh karena itu, guru
harus menyajikan teks yang memenuhi kriteria keterbacaan, karena salah satu
wacana. Guru perlu mempertimbangkan pemilihan bahan bacaan yang sesuai
dengan kemampuan membaca siswa dan sesuai dengan peringkat kelas siswa. Hal
ini karena mudah-sukarnya materi bacaan yang diberikan kepada siswa akan
mempengaruhi minat bacanya. Seperti yang dijelaskan oleh William (dalam
Mulyati, 2011: 16) yang menyatakan, “Materi-materi bacaan yang disuguhkan
dengan bahasa yang sulit menyebabkan bacaan itu sulit dipahami dan
mengakibatkan kefrustasian bagi pembacanya. Bahan bacaan yang tidak sesuai
dengan peringkat pembacanya memiliki tingkat keterbacaan yang rendah.”
Kesulitan siswa memahami wacana berdampak pada kemampuan siswa
menulis. Wacana yang sulit dipahami siswa karena tidak sesuai dengan
tingkatannya, membuat siswa tidak meminatinya, sehingga informasi dari wacana
tersebut tidak dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk tulisan
yang merupakan materi pembelajaran bahasa Indonesia yaitu paragraf
argumentasi.
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas,
menuntut siswa untuk dapat menulis atau membuat tulisan yang salah
satunya adalah pargraf argumentasi. Hal tersebut dilandasi dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Silabus kelas X SMA dengan Standar
Kompetensi (SK) yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan
paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasar (KD) yang sejalan dengan SK
tersebut yaitu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam
Paragraf argumentasi merupakan tulisan yang berisikan kebenaran yang
didukung oleh fakta, data, alasan-alasan sebagai bukti kebenarannya yang isinya
dipercaya sehingga dapat memengaruhi pembaca. Bukti-bukti tersebut dapat
diperoleh penulis salah satunya dengan cara membaca dan memahami wacana.
Paragraf argumentasi didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan
pikiran yang menghubungkan fakta-fakta dan informasi-informasi tersebut. Fakta
yang mendukung suatu kejadian atau peristiwa dapat dirangkai penulis menjadi
suatu tulisan yang logis menuju suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kegiatan menulis paragraf argumentasi siswa dikategorikan rendah.
Penulis menyatakan hal tersebut karena nilai yang dicapai siswa dalam menulis
paragraf argumentasi di kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar menunjukkan
45% siswa tidak mencapai KKM dengan nilai 65. Nilai tertinggi yang dicapai
siswa yaitu 80 yang diperoleh sekitar 30%, dan sisanya sekitar 35% memperoleh
nilai 62. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lili Afriani
Sinaga di SMA Swasta R. A. Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran
2010/2011 yang menyatakan “Kemampuan menulis siswa di lapangan masih
rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai menulis karangan argumentasi siswa yaitu
73% mendapatkan nilai 60, sedangkan KKM kelas X yaitu 72.”
Hal serupa dinyatakan pula dalam penelitian Ayu Aminah dkk, “Rata-rata
kemampuanm menulis karangan argumentasi siswa adalah 73,2 dengan kualifikasi
lebih dari cukup dan berada pada rentang nilai 66-75%. Nilai tersebut belum
yaitu nilai 75.” Berdasarkan dua pernyataan tersebut, maka siswa belum
seluruhnya mampu memperoleh nilai tuntas dalam kegiatan menulis paragraf
argumentasi dengan kata lain tujuan pembelajaran belum tercapai. Hasil rendah
tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor bacaan-bacaan
yang sulit atau tidak sesuai dengan tingkatan siswa, alokasi waktu pembelajaran,
dan kompetensi guru.
Faktor bacaan yang sulit membuat siswa kesulitan pula dalam memahami
wacana, sehingga siswa merasa tidak tertarik atau berminat dalam menemukan
masalah, gagasan atau ide, dan solusi yang seharusnya dapat dituangkan ke dalam
bentuk tulisan paragraf argumentasi. Kegiatan membaca yang dapat memberikan
wawasan luas, informasi baru, bahkan merangsang siswa berpikir untuk
menemukan gagasan baru dapat menjadikan siswa mempunyai minat yang besar
untuk menuangkan idenya berargumen dalam bentuk paragraf argumentasi.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, kompetensi guru dalam memilih
bahan bacaan harus ditingkatkan. Guru harus teliti dalam memilih bahan bacaan.
Bacaan yang tingkat kesukarannya tinggi dan tidak sesuai dengan tingkatan siswa,
akan membuat siswa tidak meminati bacaan tersebut. Sedangkan bacaan yang
terlalu mudah dipahami, tidak akan melatih kognitif siswa dan tidak menambah
wawasan.
Kurangnya pembagian jam pembelajaran menulis membuat siswa jarang
untuk berlatih menulis. Akibatnya kemampuan menulis siswa tidak dapat
berkembang, kreativitas siswa dalam menuangkan gagasannya kurang maksimal,
teknik, isi, dan bahasa. Guru berperan sebagai fasilitator yang harus kreatif untuk
mewujudkan suasana pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan.
Sehingga dapat merangsang terjadinya proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan produktif.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai pemahaman wcana supaya guru semakin selektif dalam
memilih bahan ajar membaca yang sesuai bagi siswa dan mengetahui apakah
selama ini bahan ajar atau materi ajar yang diberikan kepada siswa sudah layak
dan sesuai atau tidak dengan kemampuan siswanya. Oleh karena itu, penulis
mengangkat judul, yaitu “Hubungan Kemampuan Memahami Wacana dengan
Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X SMA Swasta Santo
Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang timbul, antara lain berikut ini.
1. Rendahnya kemampuan memahami wacana siswa kelas X SMA Swasta
Santo Thomas 4 Binjai.
2. Rendahnya tingkat keterbacaan wacana
3. Rendahnya kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X
4. Kurangnya alokasi waktu pembelajaran menulis
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi di atas, penulis membuat
batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari
pembatasan masalah adalah supaya ruang lingkup kajian penelitian menjadi lebih
fokus, terarah dan tepat sasaran. Adapun masalah yang dipilih penulis adalah
terkait pada memahami wacana dan kemampuan menulis paragraf argumentasi.
Sebagai penentu kemampuan memahami wacana, penulis memilih penggunaan
wacana yang sesuai dengan siswa yakni wacana untuk kelas X. Akhirnya, penulis
membatasi masalah pada “Hubungan Kemampuan Memahami Wacana dengan
Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi.”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan memahami wacana pada siswa kelas X SMA
Swasta Santo Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014?
2. Bagaimana kemampuan menulis paragraf pada siswa kelas X SMA Swasta Santo
Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014?
3. Seberapa signifikankah hubungan memahami wacana dengan kemampuan
menulis paragraf argumentasi siswa?
1. Untuk mengetahui pemahaman wacana yang sesuai untuk dibaca oleh
siswa, khususnya untuk siswa SMA kelas X.
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf
argumentasi.
3. Untuk mengetahui seberapa erat hubungan memahami wacana dengan
menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Swasta Santo Thomas 4
Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah berikut ini :
1. Sebagai informasi untuk guru, khususnya guru bahasa Indonesia akan
pentingnya mengetahui pemahaman wacana dalam pemilihan materi/bahan
ajar membaca.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru dalam memilih buku/wacana
yang disesuaikan dengan kemampuan siswanya.
3. Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya
dalam bidang yang relevan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan memahami wacana siswa kelas X SMA Swasta Santo
Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014 berada pada kategori
sangat baik dengan nilai 80,13.
2. Kemampuan menulis paragraph argumentasi siswa kelas X SMA Santo
Thomas 4 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori baik dan
perlu ditingkatkan dengan nilai 70,12.
3. Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan memahami wacana
dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA
Santo Thomas 4 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini diketahui dari
hasil perhitungan korelasi product moment dengan angka kasar diperoleh
rxy 0,386 sedangkan rtabel dengan N=40 pada taraf signifikansi 5% sebesar
0,312, oleh karena rhitung > rtabel (0,386 > 0,312) maka hipotesis diterima
dan kemampuan memahami wacana memiliki hubungan yang signifikan
hingga 38,6%.
1. Guru hendaknya memilih bahan wacaan yang sesuai dengan peringkat
kelas sebelum memberikan bahan/materi membaca kepada siswa.
2. Perlunya ditambah jam belajar siswa untuk membaca agar siswa dapat
lebih memahami isi wacana dan lebih kritis terhadap isi wacana yang
dibaca.
3. Penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan
penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan wacana/media atau pokok
permasalahan yang lain.
50
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Aminah, Ayu, dkk. 2012. Hubungan Membaca Pemahaman dengan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N 1 Sungai Limau [online].
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/download/1375/1201. (diakses 17 Nopember 2013).
Aminuddin, Tedjo. (2008). Paragraf Argumentasi. [online]. tersedia:
http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/paragraf-argumentasi. html [23Januari 2013]
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
_______________. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Djajasudarma, Fatimah. 2012. Wacana & Pragmatik. Bandung: Refika Aditama. Gunarta, Ardien. (2010). Jenis-jenis Karangan. [online]. tersedia:
http://sausbuku.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-karangan. html [3 Februari 2013]
Hayon, Josep. 2005. MEMBACA DANMENULIS WACANA. Jakarta : Grasindo. Keraf, Gorys. 1984. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran. Ende-Flores: Nusa
Indah.
__________. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Kosasih, E. 2003.Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya
Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Sinaga, Lili Afriani. 2012. Efektivitas Metode Diskursus Multy Reprecentacy
(Dmr) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma Swasta R.A. Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2010/2011.[online]http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/vie
w/210 (diakses 15 April 2013).
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
51
Tarigan, HG. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.