• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MMEMAHAMI WACANA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMA SANTO THOMAS 4 BINJAI TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MMEMAHAMI WACANA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMA SANTO THOMAS 4 BINJAI TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA

DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF

ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X SMA

SWASTA SANTO THOMAS 4 BINJAI

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DEWI LARMEISHIN SITANGGANG

NIM 209311038

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepadaTuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini

merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Bahasa dan Seni. Selain

persyaratan akademisi, adalah juga ungkapan rasa tanggung jawab penulis sebagai

seorang akademis, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Apa yang dilakukan melalui penelitian ini mungkin belum mencapai hasil

yang maksimal. Untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca

sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap khasanah

pengetahuan dan semoga penelitian ini dapat membantu kegiatan

penelitian-penelitian relevan selanjutnya.

Banyak sudah dukungan dan bantuan yang didapatkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terima kasih

disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Dosen Penguji,

4. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dosen Penguji,

5. Dr. Rosmawaty, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi,

6. Muhammad Surip., S.Pd, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik,

7. kepala sekolah dan staf tata usaha SMA Santo Thomas 4 Binjai yang

telah banyak memberikan kemudahan dalam mengumpulkan data

penelitian,

8. keluarga tercinta, Ayahanda A.Sitanggang dan Ibunda R.Naibaho,

(7)

Malau, A.Md, Hardi Lumban Gaol, Samsir A.Simanorang, S.H.,

Merry Dominika Sitanggang, S.Pd., dan Yusnawati Sitanggang), serta

seluruh keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang, doa, motivasi

dan dukungan materil serta moril kepada penulis.

9. sahabat tersayang Dik Ekstensi 2009 A yang selalu ada dalam suka dan

duka. Terima kasih atas persahabatan yang manis ini untu serta sahabat

yang selalu menguatkan dalam doa (Lena, Rita, Rina, Henri dan

Serius).

Semoga semua bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang

diberikan menjadi amalan dan mendapatkan balasan Tuhan Yesus. Amin.

Medan, Maret 2014

Penulis,

Dewi Larmeishin Sitanggang

(8)

ABSTRAK

Dewi Larmeishin Sitanggang, NIM 209311038, Hubungan Kemampuan Mmemahami Wacana dengan Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Santo Thomas 4 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Medan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan memahami wacana dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas 4 Binjai. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Santo Thomas 4 Binjai tahun Ajaran 2013/2014, yang berjumlah 154 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak (random sampling).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes pilihan berganda dan tes penugasan (tes esai). Tes pilihan berganda digunakan untuk mengetahui kemampuan memahamu siswa, sedangkan tes penugasan( tes esai_ digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kemampuan memahami siswa adalah sebagai berikut (a) 70% berada posisi sangat baik, (b) 20% berada pada posisi baik, (c) 10% berada pada posisi cukup. Sedangkan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa adalah sebagai berikut (a) 32,5% berada pada posisi sangat baik, (b) 42, 5% berada pada posisi baik, (c) 20% berada pada posisi cukup, (d) 5% berada pada posisi kurang.

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata tingkat kemampuan memahami wacana siswa adalah 80, 875 dan termasuk pada kategori sangat baik (70%), baik (20%), dan cukup (10%).. Nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa adalah 72, 125 dan termasuk pada kategori sangat baik (32, 5%), baik (42, 5%), cukup (20%). Kurang (5%).

Berdasarkan uji normalitas, variabel X diperoleh nilai Lo = 0,111 dan variabel Y diperoleh Lo = 0,107, kemudian setelah dikonsultasikan dengan Lt pada taraf signifikansin 0,05, diperoleh Lt = 0, 145. Artinya, uji normalitas setiap variabel diperoleh Lo<Lt, yaitu (0,107<0,143) dan (0,107 < 0,143) dinyatakan normal.

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

d. Langkah-langkah Penulisan Paragraf Argumentasi... 15

e. Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi . 17 3. Hubungan Membaca dengan Menulis...17

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 24

a. Variabel Penelitian ... 24

b. Defenisi Operasional ... 25

(10)

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Organisasi Pengolahan Data ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 29

1. Deskripsi Data ... 29

2. Uji Persyaratan Analisis ... 29

a. Uji Normalitas ... 30

b. Uji Homogenitas ... 31

c. Uji Linieritas ... 31

3. Pengujian Hipotesis ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Kemampuan Memahami Wacana ... 33

2. Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 36

3. Hubungan Kemampuan Memahami Wacana dengan ... 40

Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 40

a. Uji Persyaratan Analisis ... 40

1) Uji Normalitas ... 40

2) Uji Linearitas ... 41

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Populasi Penelitian ... ... 23

Tabel 2 Aspek Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 27

Tabel 3 Rentangan Nilai Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi .. 28

Tabel 4 Kriteria Penilaian Korelasi ... 32

Tabel 5 Skor Kemampuan Memahami Wacana ... 33

Tabel 6 Skor Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi ... 37

Tabel 7 Hasil Pehitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 41

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Wacana... 52

2. Soal Pilihan Berganda ... 54

3. Kunci Jawaban Soal Pilihan Berganda ... 57

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

berbahasa, yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Keempat keterampilan berbahasa tersebut dipelajari dalam pelajaran bahasa

Indonesia, yang paling mendasar dalam bahasa Indonesia adalah aspek membaca.

Aspek membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa karena melalui

membaca siswa memperoleh berbagai informasi yang dapat menambah wawasan

pengetahuan dan keterampilannya.

Membaca menjadi suatu kegiatan yang sangat penting karena setiap aspek

kehidupan manusia melibatkan kegiatan membaca. Pernyataan tersebut sejalan

dengan pendapat Burns (dalam Rahim (2008: 256) yang mengemukakan

“Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam kehidupan

masyarakat terpelajar.” Membaca merupakan kegiatan yang memberikan banyak wawasan dan pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan tersebut tersedia di

berbagai media informasi seperti buku, majalah, koran, internet dan sebagainya.

Sebagian besar media informasi menggunakan tulisan sebagai sarana untuk

menyampaikan informasi kepada pembaca. Oleh karena itu, kegiatan utama yang

perlu dilakukan untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan adalah dengan

membaca.

Guru perlu menumbuhkan minat baca kepada siswa. Oleh karena itu, guru

harus menyajikan teks yang memenuhi kriteria keterbacaan, karena salah satu

(14)

wacana. Guru perlu mempertimbangkan pemilihan bahan bacaan yang sesuai

dengan kemampuan membaca siswa dan sesuai dengan peringkat kelas siswa. Hal

ini karena mudah-sukarnya materi bacaan yang diberikan kepada siswa akan

mempengaruhi minat bacanya. Seperti yang dijelaskan oleh William (dalam

Mulyati, 2011: 16) yang menyatakan, “Materi-materi bacaan yang disuguhkan

dengan bahasa yang sulit menyebabkan bacaan itu sulit dipahami dan

mengakibatkan kefrustasian bagi pembacanya. Bahan bacaan yang tidak sesuai

dengan peringkat pembacanya memiliki tingkat keterbacaan yang rendah.”

Kesulitan siswa memahami wacana berdampak pada kemampuan siswa

menulis. Wacana yang sulit dipahami siswa karena tidak sesuai dengan

tingkatannya, membuat siswa tidak meminatinya, sehingga informasi dari wacana

tersebut tidak dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk tulisan

yang merupakan materi pembelajaran bahasa Indonesia yaitu paragraf

argumentasi.

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas,

menuntut siswa untuk dapat menulis atau membuat tulisan yang salah

satunya adalah pargraf argumentasi. Hal tersebut dilandasi dari Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan, Silabus kelas X SMA dengan Standar

Kompetensi (SK) yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan

paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasar (KD) yang sejalan dengan SK

tersebut yaitu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam

(15)

Paragraf argumentasi merupakan tulisan yang berisikan kebenaran yang

didukung oleh fakta, data, alasan-alasan sebagai bukti kebenarannya yang isinya

dipercaya sehingga dapat memengaruhi pembaca. Bukti-bukti tersebut dapat

diperoleh penulis salah satunya dengan cara membaca dan memahami wacana.

Paragraf argumentasi didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan

pikiran yang menghubungkan fakta-fakta dan informasi-informasi tersebut. Fakta

yang mendukung suatu kejadian atau peristiwa dapat dirangkai penulis menjadi

suatu tulisan yang logis menuju suatu kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Kegiatan menulis paragraf argumentasi siswa dikategorikan rendah.

Penulis menyatakan hal tersebut karena nilai yang dicapai siswa dalam menulis

paragraf argumentasi di kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar menunjukkan

45% siswa tidak mencapai KKM dengan nilai 65. Nilai tertinggi yang dicapai

siswa yaitu 80 yang diperoleh sekitar 30%, dan sisanya sekitar 35% memperoleh

nilai 62. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lili Afriani

Sinaga di SMA Swasta R. A. Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran

2010/2011 yang menyatakan “Kemampuan menulis siswa di lapangan masih

rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai menulis karangan argumentasi siswa yaitu

73% mendapatkan nilai 60, sedangkan KKM kelas X yaitu 72.”

Hal serupa dinyatakan pula dalam penelitian Ayu Aminah dkk, “Rata-rata

kemampuanm menulis karangan argumentasi siswa adalah 73,2 dengan kualifikasi

lebih dari cukup dan berada pada rentang nilai 66-75%. Nilai tersebut belum

(16)

yaitu nilai 75.” Berdasarkan dua pernyataan tersebut, maka siswa belum

seluruhnya mampu memperoleh nilai tuntas dalam kegiatan menulis paragraf

argumentasi dengan kata lain tujuan pembelajaran belum tercapai. Hasil rendah

tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor bacaan-bacaan

yang sulit atau tidak sesuai dengan tingkatan siswa, alokasi waktu pembelajaran,

dan kompetensi guru.

Faktor bacaan yang sulit membuat siswa kesulitan pula dalam memahami

wacana, sehingga siswa merasa tidak tertarik atau berminat dalam menemukan

masalah, gagasan atau ide, dan solusi yang seharusnya dapat dituangkan ke dalam

bentuk tulisan paragraf argumentasi. Kegiatan membaca yang dapat memberikan

wawasan luas, informasi baru, bahkan merangsang siswa berpikir untuk

menemukan gagasan baru dapat menjadikan siswa mempunyai minat yang besar

untuk menuangkan idenya berargumen dalam bentuk paragraf argumentasi.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, kompetensi guru dalam memilih

bahan bacaan harus ditingkatkan. Guru harus teliti dalam memilih bahan bacaan.

Bacaan yang tingkat kesukarannya tinggi dan tidak sesuai dengan tingkatan siswa,

akan membuat siswa tidak meminati bacaan tersebut. Sedangkan bacaan yang

terlalu mudah dipahami, tidak akan melatih kognitif siswa dan tidak menambah

wawasan.

Kurangnya pembagian jam pembelajaran menulis membuat siswa jarang

untuk berlatih menulis. Akibatnya kemampuan menulis siswa tidak dapat

berkembang, kreativitas siswa dalam menuangkan gagasannya kurang maksimal,

(17)

teknik, isi, dan bahasa. Guru berperan sebagai fasilitator yang harus kreatif untuk

mewujudkan suasana pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan.

Sehingga dapat merangsang terjadinya proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

dan produktif.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai pemahaman wcana supaya guru semakin selektif dalam

memilih bahan ajar membaca yang sesuai bagi siswa dan mengetahui apakah

selama ini bahan ajar atau materi ajar yang diberikan kepada siswa sudah layak

dan sesuai atau tidak dengan kemampuan siswanya. Oleh karena itu, penulis

mengangkat judul, yaitu “Hubungan Kemampuan Memahami Wacana dengan

Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas X SMA Swasta Santo

Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang timbul, antara lain berikut ini.

1. Rendahnya kemampuan memahami wacana siswa kelas X SMA Swasta

Santo Thomas 4 Binjai.

2. Rendahnya tingkat keterbacaan wacana

3. Rendahnya kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X

(18)

4. Kurangnya alokasi waktu pembelajaran menulis

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi di atas, penulis membuat

batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari

pembatasan masalah adalah supaya ruang lingkup kajian penelitian menjadi lebih

fokus, terarah dan tepat sasaran. Adapun masalah yang dipilih penulis adalah

terkait pada memahami wacana dan kemampuan menulis paragraf argumentasi.

Sebagai penentu kemampuan memahami wacana, penulis memilih penggunaan

wacana yang sesuai dengan siswa yakni wacana untuk kelas X. Akhirnya, penulis

membatasi masalah pada “Hubungan Kemampuan Memahami Wacana dengan

Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi.”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan memahami wacana pada siswa kelas X SMA

Swasta Santo Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana kemampuan menulis paragraf pada siswa kelas X SMA Swasta Santo

Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014?

3. Seberapa signifikankah hubungan memahami wacana dengan kemampuan

menulis paragraf argumentasi siswa?

(19)

1. Untuk mengetahui pemahaman wacana yang sesuai untuk dibaca oleh

siswa, khususnya untuk siswa SMA kelas X.

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf

argumentasi.

3. Untuk mengetahui seberapa erat hubungan memahami wacana dengan

menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Swasta Santo Thomas 4

Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah berikut ini :

1. Sebagai informasi untuk guru, khususnya guru bahasa Indonesia akan

pentingnya mengetahui pemahaman wacana dalam pemilihan materi/bahan

ajar membaca.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru dalam memilih buku/wacana

yang disesuaikan dengan kemampuan siswanya.

3. Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya

dalam bidang yang relevan.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat

dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan memahami wacana siswa kelas X SMA Swasta Santo

Thomas 4 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014 berada pada kategori

sangat baik dengan nilai 80,13.

2. Kemampuan menulis paragraph argumentasi siswa kelas X SMA Santo

Thomas 4 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori baik dan

perlu ditingkatkan dengan nilai 70,12.

3. Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan memahami wacana

dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA

Santo Thomas 4 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini diketahui dari

hasil perhitungan korelasi product moment dengan angka kasar diperoleh

rxy 0,386 sedangkan rtabel dengan N=40 pada taraf signifikansi 5% sebesar

0,312, oleh karena rhitung > rtabel (0,386 > 0,312) maka hipotesis diterima

dan kemampuan memahami wacana memiliki hubungan yang signifikan

hingga 38,6%.

(21)

1. Guru hendaknya memilih bahan wacaan yang sesuai dengan peringkat

kelas sebelum memberikan bahan/materi membaca kepada siswa.

2. Perlunya ditambah jam belajar siswa untuk membaca agar siswa dapat

lebih memahami isi wacana dan lebih kritis terhadap isi wacana yang

dibaca.

3. Penulis mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan

penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan wacana/media atau pokok

permasalahan yang lain.

(22)

50

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aminah, Ayu, dkk. 2012. Hubungan Membaca Pemahaman dengan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N 1 Sungai Limau [online].

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/download/1375/1201. (diakses 17 Nopember 2013).

Aminuddin, Tedjo. (2008). Paragraf Argumentasi. [online]. tersedia:

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/paragraf-argumentasi. html [23Januari 2013]

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

_______________. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Djajasudarma, Fatimah. 2012. Wacana & Pragmatik. Bandung: Refika Aditama. Gunarta, Ardien. (2010). Jenis-jenis Karangan. [online]. tersedia:

http://sausbuku.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-karangan. html [3 Februari 2013]

Hayon, Josep. 2005. MEMBACA DANMENULIS WACANA. Jakarta : Grasindo. Keraf, Gorys. 1984. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran. Ende-Flores: Nusa

Indah.

__________. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Kosasih, E. 2003.Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sinaga, Lili Afriani. 2012. Efektivitas Metode Diskursus Multy Reprecentacy

(Dmr) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma Swasta R.A. Kartini Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2010/2011.[online]http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/vie

w/210 (diakses 15 April 2013).

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

(23)

51

Tarigan, HG. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 1             Populasi Penelitian ...................................... .............................

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian signifikan simultan (uji statistik F) menunjukkan bahwa faktor kepemilikan institusional, struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan secara

Available seat killometres (ASK) per jumlah pegawai sebagai proxy dari produktivitas pegawai, inflight service and passenger expenses sebagai proxy dari kualitas

Dengan ini menyatakan bahwa proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian saya dengan Judul : MOL Paitan ( Tithonia diversifolia ) untuk Meningkatkan P

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “

Pertama-tama ijinkan penulis untuk memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YangMahaEsa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

Analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat menjadi tolok ukur menilai kemandiriran keuangan daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah

The objectives of the research are: (1) to identify whether Self-Directed Learning Method (SDL) is more effective than Problem-Based Learning Method (PBL) to teach reading to

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya Mulia, 2007, h.48.. sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah