ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPAYA AUDITOR UNTUK MEMINIMALISASI KECURANGAN DALAM
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
MEGA SISKAWATY SIANTURI NIM. 7102220015
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa penulis rasakan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan)”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Medan. Dan penyusunan
skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih terutama
kepada kedua Orangtua penulis yang tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan
dan mengingatkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas jerih
payahnya selama ini.
Dan tidak lupa penulis juga ingin menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
iv
4. Bapak Drs. La Ane, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas
Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Muhammad Ishak, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta semangat kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Dr. Arfan Ikhsan Lubis, SE, M.Si; Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si,
Ak dan Ibu Khairunnisa Harahap, SE, M.Si selaku Dosen Penguji yang
telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi, yang telah membimbing saya selama
masa perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini.
9. Seseorang yang sangat spesial di hati (Andi Marolop Simanjuntak) yang tak
pernah lelah dan jenuh untuk membantu, menyemangati, dan mendoakan
saya dalam penyusunan skripsi ini.
10.Sahabat-sahabatku yang tak terlupakan, terimakasih untuk bantuan dan
perhatian kalian. Teman-teman Akuntansi Stambuk 2010 khususnya (Dian,
Linda, Avril, Hary, Benny, Fransisca, Evrida, Melisa, Willy, Josua, Dwinda,
KD, dll).
11.Senior sekaligus Kakak tempat saya berdiskusi segala sesuatunya (Santi
Melina Sianipar), terimakasih untuk dukungannya selama ini.
12. Penghuni Kostan 303 B Atas (K’vera, K’nita, Angel, D’Hendric)
v
13.Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan
skripsi ini, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun kearah yang lebih baik lagi. Diatas semuanya, penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi
pembaca.
Medan, April 2014 Peneliti,
i ABSTRAK
MEGA SISKAWATY SIANTURI, NIM 7102220015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan). Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2014.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan. dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang berada di Kota Medan. Dari 20 KAP yang terdaftar, dipilih 7 KAP dengan menggunakan
purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
dengan cara menyebarkan kuisioner kepada seluruh Auditor di KAP tersebut. Kuesioner yang deisebar sebanyak 40 kuesioner dan yang kembali hanya sebanyak 30 kuesioner. Analisis data untuk uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil Penelitian ini menyatakan bahwa semua item pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid dan reliabel karena nilai rhitung> rtabel dan nilai
Cronbach Alpha > 0,60. Pada pengujian hipotesis secara parsial atau uji t pada
variabel partisipasi independensi dan pendeteksian dikatakan tidak berpengaruh karena nilai signifikan independensi dan pendeteksian diatas taraf signifikan 5 % maka nilai t hitung < t tabel maka hipotesis 1 dan hipotesis 2 ditolak, pada variabel audit investigatif dikatakan berpengaruh karena nilai signifikan audit investigatif dibawah taraf signifikan 5% dan nilai t hitung > t tabel maka hipotesis 3 diterima. Pada pengujian hipotesis secara simultan atau uji F dikatakan berpengaruh karena nilai signifikan dibawah taraf signifikan 5% dan nilai Fhitung > Ftabel, maka hipotesis 4 diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial independensi dan pendeteksian tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan, sedangkan audit investigatif berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan. Kemudian secara simultan terdapat pengaruh dari independensi, pendeteksian, dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
ii ABSTRACT
MEGA SISKAWATY SIANTURI, NIM 7102220015. The Analyze of Factors That Influence Auditor’s Effort To Minimize Financial Statement Fraud. Thesis, Department of Accounting, Faculty of Economics, University of Medan , 2014.
The problem in this study is whether independence, detection and investigation audit have simultaneous and partial effect on the auditor’s effort to minimize financial statement fraud. This study aims to determine the effect of independence, detection and investigation audit to the auditor’s effort to minimize financial statement fraud either partially or simultaneously.
Population in this research are 20 Office of Public Accountant in Medan. This research uses primery data in distributing questionnaires which conducted in Medan with auditor respondents who worked in the 7 Office Public Accountant. Datermination of sample is done by using purposive sampling. There are fourty questionnaires distributed, but only thirty questionnaires return. Analyzing the data for hypotesis testing is done by multiple linier regression analyses.
The results of this study stated that all question items on the questionnaire is valid and reliable because the value r count> r table and Cronbach Alpha value > 0.60. On testing the hypothesis is partially or t test on independence and detection variable are said to have no effect because the significant value of both of variable up on a significant level of 5 %, then the value of t count < t table then the hypothesis 1 and 2 are rejected , because of the significant value of investigation audit below the significant level of 5 % and the value of t count> t table then hypothesis 3 is accepted. In simultaneous hypothesis testing or test F is said to effect as significant values below 5 % significance level and the value of F > F, then the hypothesis 4 is accepted.
The conclusion of this study is independence and detection have no effect on the auditor’s effort to minimize financial statement fraud partially, while the investigation audit has effect on the auditor’s effort to minimize financial statement fraud partially, then simultaneously there is effect of independence , detection, and investigation audit toward auditor’s effort to minimize financial statement fraud.
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I – PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Pembatasan Masalah ...10
1.4 Rumusan Masalah ...10
1.5 Tujuan Penelitian ...10
1.6 Manfaat Penelitian ...10
BAB II – KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori...12
2.1.1 Konsep Fraud ...12
2.1.1.2 Pengertian Fraud ...12
2.1.1.2 Fraud Tree...14
vii
2.1.1.4 Financial Statement Fraud...19
2.1.1.5 Teori Fraud Triangle ...20
2.1.1.6 Faktor Pemicu Fraud ...23
2.1.1.7 Gejala Adanya Fraud ...25
2.1.1.8 Pelaku Kecurangan ...26
2.1.4.1 Pengertian Audit Investigatif ...36
2.1.4.2 Tujuan Audit Investigatif ...37
2.1.4.3 Investigatif dengan Teknik Audit ...38
2.1.4.4 Prinsip-prinsip Investigatif ...41
2.1.4.5 Tahap-tahap audit Investigatif ...43
2.1.4.6 Laporan Audit Investigatif ...45
2.2 Penelitian Terdahulu ...45
2.3 Kerangka Berpikir ...47
2.4 Hipotesis Penelitian ...49
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...50
viii
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...53
3.3.1 Variabel Penelitian ...53
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...65
4.1.1 Gambaran Umum Sampel ...65
4.1.2 Deskriptif Demografi Responden ...65
4.1.3 Hasil Analisis Data ...68
ix
4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ...73
4.1.3.3 Analisis Regresi Berganda ...75
4.1.3.4 Pengujian Hipotesis ...78
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...81
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...86
5.2 Keterbatasan Penelitian ...86
5.3 Saran Penelitian ...87
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Fraud ...18
Tabel 2.2 Fraud Examinations ...34
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ...45
Tabel 3.1 Daftar KAP di Medan ...51
Tabel 3.2 Definisi Operasional ...55
Tabel 4.1 Sampel dan Jumlah Kuesioner ...65
Tabel 4.2 Jabatan Responden ...66
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ...66
Tabel 4.4 Pendidikan Responden ...67
Tabel 4.5 Lama Berprofesi Sebagai Auditor...67
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Independensi ...68
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Pendeteksian ...69
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Audit Investigatif ...69
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas UAUMKDLK ...70
Tabel 4.10 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ...71
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ...72
Tabel 4.12 Hasil Statistik Deskriptif ...72
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ...73
xi
Tabel 4.15 Hasil Uji Heterokedastisitas ...75
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi ...76
Tabel 4.17 Hasil Uji F ...78
Tabel 4.18 Hasil Uji t ...79
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fraud Tree...14
Gambar 2.2 Fraud Triangle ...21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses
pembangunan yang telah membuat dunia usaha menjadi semakin kompleks,
bervariasi, dan sangat dinamis. Disadari atau tidak, persaingan yang terjadi di dunia
usaha dan bisnis sekarang ini telah menjadi semakin tajam, sehingga masing-masing
perusahaan atau organisasi berusaha menjadi lebih unggul dibandingkan dengan para
kompetitornya dengan memaksimalkan segala bentuk potensi yang ada dalam
perusahaan tersebut.
Bersamaan dengan perkembangan tersebut, setiap pencapaian di bidang
ekonomi, agar kinerja perusahaan terlihat maksimal cenderung diiringi pula dengan
munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru dengan cara dan metode yang beragam
(Kurniawati, 2012). Salah satu bentuk kejahatan atau manipulasi yang paling sering
ditemui dalam suatu entitas adalah praktik kecurangan atau yang lebih dikenal dengan
istilah fraud (Iqbal, 2010:8).
Kecurangan (fraud) merupakan sebuah perbuatan kecurangan yang
melanggar hukum (illegal-acts) yang dilakukan secara sengaja dan sifatnya dapat
merugikan pihak-pihak lain. Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan
2
collar crime, penggelapan (embezzlement), serta berbagai tindakan penyelewengan
lainnya (Bologna, 2006). Fraud biasanya dilakukan oleh orang-orang dari luar
ataupun dari dalam suatu organisasi, untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi
maupun kelompok dan secara langsung maupun tidak langsung dapat merugikan
pihak-pihak lain yang bersangkutan.
Menurut Association of Certified Fraud Examinations (ACFE) dalam
Tuanakotta, (2010:197) salah satu asosiasi di Amerika Serikat yang
mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan penanggulangan kecurangan,
mengkategorikan kecurangan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut:
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud). Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau kecurangan non finansial.
2. Penyalahgunaan Aset (Asset Missapropriation). Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam “Kecurangan Kas” dan “Kecurangan atas Persediaan dan Aset lainnya”, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent disbursement).
3. Korupsi (Corruption). Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian ilegal (illegal
gratuity), dan pemerasan (economic extortion).
Dari berbagai bentuk kecurangan di atas, jenis manipulasi yang paling sering
ditemui dalam suatu entitas adalah praktik kecurangan (fraud) terhadap laporan
keuangan (financial statements fraud). Laporan keuangan merupakan catatan
informasi mengenai keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi, yang
3
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan
Per 1 Januari 2011 :
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Sesuai dengan Konsep Fundamental Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
(KFDPLK) maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memenuhi
karakteristik kualitatif. Karakteristik kualitatif dibedakan menjadi dua yaitu primer
dan sekunder. Kualitas primer terdiri dari relevance dan reliability, sedangkan
kualitas sekunder terdiri dari comparability dan consistency. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus relevan (relevance) agar kebutuhan pemakai
(user) dalam proses pengambilan keputusan dapat terpenuhi serta harus harus
memiliki keandalan (reliability), yaitu, informasi harus bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat disajikan (Kurniawati, 2010:3).
Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998:3), laporan keuangan yang wajar
adalah:
Laporan yang memenuhi Standar Akuntansi Keuangan, yaitu laporan keuangan yang penyajian laporan keuangannya disajikan secara wajar, relevan, dan transparan. Pihak manajemen sebagai pengendali dan structure
control sangat bertanggung jawab atas kegiatan transaksi apapun yang
4
agar bagaimana laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dapat disajikan secara wajar.
Pada saat perusahaan publik menerbitkan laporan keuangannya,
sesungguhnya perusahaan tersebut ingin menggambarkan kondisinya dalam keadaan
yang terbaik. Laporan keuangan menyajikan informasi lebih dari sekedar
angka-angka karena seharusnya mencakup informasi yang menyangkut posisi keuangan dan
kinerja perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini
dapat menimbulkan potensi kecurangan pada laporan keuangan yang akan
menyesatkan investor dan pengguna laporan keuangan yang lain. Ketika terdapat
salah saji material dalam laporan keuangan, maka informasi tersebut menjadi tidak
relevan untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan karena analisis yang
dilakukan tidak berdasarkan informasi yang sebenarnya.
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Menurut Bolton (2002)
tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa
pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan berlawanan. Informasi yang disajikan atas dasar kebutuhan dan
keinginan pihak tertentu menimbulkan risiko kecurangan (fraud) yang besar, karena
laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya,
laporan keuangan disusun agar keinginan pihak-pihak tertentu dapat tercapai.
Kecurangan pelaporan keuangan yang telah dijelaskan dalam SPAP pada PSA
5
dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan dalam efek
yang timbul adalah ketidaksesuaian laporan keuangan, dalam semua hal yang
material dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kecurangan pelaporan keuangan
pertama meliputi, manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau
dokumen pendukungannya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan
keuangan. Kedua representasi yang salah atau penghilangan dari laporan keuangan
peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan. Ketiga salah penerapan secara sengaja
prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah klasifikasi, cara pengungkapan.
Kecurangan laporan keuangan adalah masalah sosial dan ekonomi
keprihatinan. Hal ini menyebabkan turunnya nilai pasar dan mengarahkan perusahaan
tersebut pada kebangkrutan serta telah meningkatkan perhatian tentang tindakan
kecurangan, misalnya pada kasus Enron dan WorldCom. Selain itu, menurut Peterson
dan Buckhoff dalam Morton (2010) skandal akuntansi keuangan ini merugikan
miliaran dolar nilai pemegang saham dan menimbulkan hilangnya kepercayaan
investor di pasar keuangan.
Sebagai contoh, di Indonesia dapat dikemukakan kasus yang terjadi pada PT
Kimia Farma Tbk. PT Kimia Farma adalah badan usaha milik negara yang sahamnya
telah diperdagangkan di bursa. Berdasarkan indikasi oleh Kementerian BUMN dan
pemeriksaan Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji dalam laporan
keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari
6
melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan dilakukan dengan
menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh direktur produksi
untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT Kimia Farma per 31
Desember 2001 (Bapepam, 2002). Selain itu manajemen PT Kimia Farma melakukan
pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Koroy (2008) menambahkan
bahwa pencatatan ganda itu dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh
auditor eksternal (Kurniawati, 2012:8).
Contoh kasus kecurangan lainnya juga dilakukan oleh PT.Asian Agri Group
yang merupakan perusahaan kelapa sawit terbesar di Sumatera Utara bahkan di
Indonesia dengan melakukan penggelapan pajak yang berupa penggelapan pajak
penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN), penyimpangan pencatatan
transaksi sebesar Rp 2,62 triliun, mark up biaya perusahaan hingga Rp 1,5 triliun,
mendongkrak kerugian transaksi ekspor Rp 232 miliar, mengecilkan hasil penjualan
Rp 889 miliar. Lewat modus ini Asian Agri diduga telah menggelapkan pajak
penghasilan untuk badan usaha senilai total Rp 2,6 triliun. Perhitungan SPT Asian
Agri yang digelapkan berasal dari SPT periode 2002-2005. Hitungan terakhir
menyebutkan penggelapan pajak itu diduga berpotensi merugikan keuangan negara
hingga Rp 1,3 triliun (PPATK,2006).
Selain contoh kasus kerugian yang timbul oleh tindakan kecurangan telah
disebutkan sebelumnya, kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan kecurangan
melampaui kerugian keuangan langsung. Kerugian tersebut termasuk merugikan
7
branding (PriceWaterhouseCoopers, 2003). Bahkan, beberapa efek dari tindakan
kecurangan, seperti reputasi perusahaan yang buruk, dapat memiliki dampak jangka
panjang (PricewaterhouseCoopers, 2003). Di samping meningkatnya kejadian
mengenai tindakan kecurangan dan berlakunya undang-undang baru anti-tindakan
kecurangan, namun usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk memerangi tindakan
kecurangan tidak berjalan dengan lancar dan hanya bersifat formalitas (Andersen,
2004).
Beberapa kasus inilah yang memaksa auditor internal dan eksternal untuk
mengembangkan teknik pemeriksaan terhadap kecurangan. Salah satu gagasan yang
dikemukakan oleh Panel on Audit Effectiveness dari AICPA yaitu auditor hendaknya
melaksanakan sejenis tindakan preventif, audit investigatif, pemeriksaan forensik
dalam setiap auditnya untuk meningkatkan prospek dalam mendeteksi kecurangan.
Oleh karena itu, profesi akuntan telah memulai perubahan dari pengujian “hal yang
tidak biasa (irregularies)” menjadi pengujian terhadap “kecurangan (fraud)”.
Perubahan ini tentu saja telah mengakibatkan perubahan prosedur audit seperti
bagaimana mengembangkan teknik-teknik untuk menemukan pola kecurangan yang
sangat potensial melalui pengembangan profil seseorang yang diduga sebagai pelaku
serta melakukan tes detail atau prosedur substantif secara akurat dengan tidak hanya
menyandarkan diri terhadap tes pengendalian saja.
Dalam mengungkap tindak kejahatan ekonomi termasuk di dalamnya tindak
pidana korupsi, kerjasama antar akuntan dengan penegak hukum saat ini bukan hanya
8
harus mempelajari bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk memperkuat
kasus yang disidik, di sisi pihak akuntan harus mengerti dan memahami data-data
keuangan apa saja yang dapat diterima menurut hukum (Amrizal, 2010).
Oleh karena seorang auditor juga harus memahami bagaimana standar audit,
akuntan publik harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan
publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun
dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi,
kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta
standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya.
Penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi upaya
meminimalisasi kecurangan (Iqbal, 2010) menjelaskan bahwa secara parsial, tindakan
pencegahan tidak berpengaruh terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam
laporan keuangan, hal ini ditunjukkan dari besarnya angka t hitung 0,084 sehingga
nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dalam uji t (parsial), Ho akan diterima atau Ha
akan ditolak jika, nilai t hitung < t tabel untuk α = 5%. Peneliti berpendapat bahwa
tindakan pencegahan yang diberlakukan di sebuah instansi pemerintah atau swasta
tidak bisa dijadikan sebuah metode untuk meminimalisasi kecurangan, karena banyak
faktor-faktor yang lain, seperti penerapan Good Corporate Governance (GCG),
pengendalian deteksi, audit investigatif dan lain-lain.
Berdasarkan hal inilah, penulis tertarik untuk kembali menguji faktor-faktor
tersebut yakni , pendeteksian dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk
9
(2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel
penelitian serta objek dan lokasi penelitiannya yaitu hanya kepada Auditor yang
bekerja pada KAP di Kota Medan.
Atas dasar latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan).”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah independensi berpengaruh terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?
2. Apakah pendeteksian berpengaruh terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?
3. Apakah audit investigatif berpengaruh terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?
4. Apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh
terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan
10
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh independensi, pendeteksian, dan audit
investigatif terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif
berpengaruh terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan
secara simultan dan parsial?”
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh
terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan
baik secara simultan maupun parsial.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan
peneliti khususnya mengenai pengaruh independensi, pendeteksian dan audit
investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam
11
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana independensi,
pendeteksian dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan. Selain itu penelitian ini
dapat memperkaya bahan kajian untuk peneliti selanjutnya.
3. Bagi Perkembangan Literatur Akuntansi
Penelitian ini memberikan masukan mengenai faktor-faktor apa yang dapat
mempengaruhi upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam
laporan keuangan serta apa saja yang harus dilakukan apabila kecurangan
terbukti.
4. Bagi Kantor Akuntan Publik
Memberikan pemahaman mengenai apa saja yang dapat mempengaruhi
upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keungan.
5. Bagi Mahasiswa Akuntansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa, khususnya jurusan akuntansi untuk digunakan dalam penelitian
86 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan mencari bukti
empiris tentang hubungan antara independensi, pendeteksian, dan audit
investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam
laporan keuangan pada KAP di Kota Medan diperoleh berbagai kesimpulan
sebagai berikut :
1. Independensi tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
2. Pendeteksian tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
3. Audit Investigatif berpengaruh signifikan terhadap upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
4. Independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh signifikan
terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan
keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini terbatas pada objek penelitian profesi auditor yang bekerja
dalam Kantor Akuntan Publik ( KAP) di Medan. Sehingga dimungkinkan
adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun kesimpulan untuk objek
87
2. Data yang dihasilkan melalui penggunaan responden mendasarkan kepada
persepsi responden. Data tersebut tidak terlepas dari unsur subjektivitas.
Data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner mungkin saja
berbeda dengan kondisi yang sebenarnya.
5.3 Saran Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran
rekomendasi atau implikasi kebijakan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan
dalam laporan keuangan, pimpinan KAP perlu memperhatikan dan
berusaha meningkatkan independensi auditor yang melaksanakan
pemeriksaaan laporan keuangan, pendeteksian bukti-bukti indikasi
kecurangan dan melakukan audit investigatif apabila diperlukan. Hal ini
dikarenakan ketiga hal tersebut dapat meningkatkan upaya auditor untuk
meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang menggunakan kuisioner sebagai
instrumen penelitian, disarankan untuk memberikan responden kepada
auditor dengan posisi yang lebih tinggi.
3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan metode observasi
88
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal, 2010. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Auditor Internal. http:www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/ceg ah-deteksi.pdf (Diakses pada 20 November 2013)
Adhikara, Arrozi. 2012. Ekspektasi Auditor, Investor, dan Akuntan Manajemen
Terhadap Pemeriksaan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi Manajemen
Vol.23, No.1 April 2012. Hal1-12.
Bolton, J Richard. Hand, J David, 2002. Statistical Fraud Detection : A Review.
Statistical Science Journal. Vol.17, No.3, 2002. http : www.jstor.org. (Diakses pada 25 November 2013).
Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik.
Eka, Yulius. 2013. Audit Investigasi. http://auditinvestigasi.blogspot.com (Diakses pada 22 November 2013).
Gemilang, 2009. Cara Efektif Mendeteksi Kecurangan dalam Upaya
Memberantas Korupsi di Dalam Negeri ini Dengan audit Investigasi. http:
www.wordpress.com (Diakses pada 20 November 2013)
Ghozali, Iman. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Fakultas Ekonomi, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa ProgramS1. Medan.
Ismayanti, 2009. “Pengaruh Keahlian dan Tanggung Jawab Auditor Internal
Terhadap Mendeteksi Kecurangan serta Pencegahan Tindakan Kecurangan”,
Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Iqbal, Muhammad. 2010. “Pengaruh Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan Audit Investigatif Terhadap Upaya Meminimalisasi Kecurangan Dalam
Laporan Keuangan”, Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kurniawati, 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financial
Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle”, Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.
89
Matondang, Jordan, 2010. “Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi, dan
KeahlianProfesional Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”, Skripsi Akuntansi, .
Morton, Stanford, 2010. Strategic Auditing for Fraud. The Accounting Review Journal. Vol 68, No.4, pp 825-839. http : www.jstor.org (Diakses pada 21 November 2013).
Nasution, Manahan. 2003. Sekilas Tentang Internal Auditor.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1221/1/akuntansi manahan2.pdf (Diakses pada 22 November 2013)
Novianti, Suzy, 2007. Skeptisme Profesionalisme Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan. Accounting Conference.
Ramarya, Tri. 2009. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan
KeuanganAuditor Internal. Jurnal.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/pendeteksian-kecurangan-fraud-laporan.html (Diakses pada 22 November 2013)
Rosandi, Raisya, 2009. “Persepsi Mahasiswa akuntansi Terhadap Auditor dalam
Mendeteksi Kecurangan”, Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Susanti, 2009. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik Terhadap Peran Akuntan Publik Dalam Pengungkapan Kecurangan”, Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi
Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97.
Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Wahyana, Mettoe. 2008. Kenapa Orang Melakukan Fraud. http :// www.oggix.com (Diakses pada 22 November 2013)
Wahyana, Mettoe. 2008. Peranan Forensic Accounting Dalam Audit dan Dalam
Perspektif Tindak Pidana Korupsi. http://mettoewahyana.blogspot.com
(Diakses pada 22 November 2013).
Widjaja, Amin. 2009. Forensik audit Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Harvarindo, Jakarta.
Wilks, T. Jeffrey dan Mark F.Zimbelman. 2004. Using Game Theory and
90
Horizon, Vol.18, No.3. Hal 173-184. http : www.jstor.org. (Diakses pada 25 November 2013).