• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMKN 1 SUDIMORO PACITAN Pengelolaan Motivasi Belajar Siswa Di SMKN 1 Sudimoro Pacitan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMKN 1 SUDIMORO PACITAN Pengelolaan Motivasi Belajar Siswa Di SMKN 1 Sudimoro Pacitan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN M OTIVASI BELAJAR SISW A

DI SM KN 1 SUDIM ORO PACITAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program St udi M anajem en Pendidikan

Program Pascasarjana Universit as M uham m adiyah Surakart a unt uk M emenuhi Salah Satu Syarat Guna M emperoleh

Gelar M agist er dalam Ilmu M anajem en Pendidikan

Disusun Oleh: Kukuh Purnomo

Q.100.110.201

PROGRAM STUDI M ANAJEM EN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

PENGELOLAAN M OTIVASI BELAJAR SISW A DI SM KN 1 SUDIM ORO PACITAN

1

Kukuh Purnomo, 2Bambang Sum ardjoko, 3W afroturrahm ah 1

Tenaga Pendidik SM KN 1 Sudimoro 2

St af Pengajar UM S Surakart a 3

St af Pengajar UM S Surakart a

ABSTRACT

The purpose of t his st udy w as t o describe (1) M anagem ent of learning mot ivat ion in learning in SM K 1 Sudimoro Pacit an. (2) M anagem ent of t he implem ent at ion of learning mot ivat ion prakerin at SM K 1 Sudimoro Pacit an.

This t ype of research is qualit at ive by design et hnography. The main subject of t he st udy w ere t eachers, principals and st udent s. Dat a analysis used Analysis Int eract ive . Analysis Int eract ive w as perform ed w it h dat a collect ion, dat a reduct ion, dat a display and conclusion drawing or verif icat ion. Test t he validit y of t he dat a using t riangulat ion.

Research result s indicat e t hat (1) Planning t he learning process includes learning object ives, t eaching mat erials, t eaching m et hods , learning resources, and assessment of learning out com es. The learning process is a series of t he most import ant in t he format ion and management of learning. M anagem ent of st udent m ot ivat ion pref erred t o mot i vat e st udent s t o learn and pot ent ial explorat ion. The t hings include: t he provision of inf rast ruct ure, giving advice t o st udent s, t he select ion of relevant mat erial, media select ion, t he select ion of t eaching met hods (2) Implem ent at ion prakerin act ivit y begins w it h a preliminary form of mot ivat ion and purpose prakerin. Earlier prakerin act ivit ies, t eachers also expressed prakerin goals t o be achieved and part icipat ion of t eachers in improving st udent mot ivat ion in t he form of a pict ure prakerin implem ent at ion prakerin considerat ion t he w orking w orld, giving explanat ions of t hings t hat must be achieved during prakerin.

Learning w as developed t o increase st udent s' mot ivat ion. M anagement of st udent mot ivat ion is done in order t o realize eff ect ive learning and sat isfying. Improved learning is t he essence of t he educat ional inst it ut ion. Of t he increase of learning , school w it h a conducive environm ent t o bring up t he qualit y / qualit y of educat ion is sat isfact ory. Thus it can increase st udent mot ivat ion in learning and prakerin.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan m erupakan kebutuhan sepanjang hayat . Set iap manusia membutuhkan pendidikan, sam pai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat pent ing, sebab t anpa pendidikan m anusia akan sulit berkembang dan bahkan t erbelakang. Dunia pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya dapat mem enuhi harapan masyarakat . Dew asa ini upaya peningkat an mutu pendidikan t erus dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pem erint ah maupun masyarakat . Upaya-upaya t ersebut dilandasi suat u kesadaran bahw a dalam pengem bangan dan peningkat an sumber daya m anusia, pendidikan m em egang peranan pent ing.

M enyadari hal t ersebut pem erint ah t erus m elakukan pembenahan melalui berbagai upaya salah satunya pendidikan M enengah Kejuruan (SM K), dim ana tujuan utam anya ant ara lain menyiapkan lulusan m emasuki dunia kerja. Seiring dengan it u diperkenalkan kebijakan kesesuaian dan kesepadanan (link and mat ch) dengan tujuan meningkat kan kualit as lulusan yang mem iliki ket eram pilan dan kemampuan int elekt ual sebagai calon t enaga kerja yang t angguh, handal dan profesional. Kebijakan kesesuaian dan kesepadanan (link and mat ch) pada dasarnya berlaku unt uk seluruh jenis dan jenjang pendidikan, dan khususnya unt uk pendidikan m enengah kejuruan. Kebijakan ini dioperasionalkan dalam bent uk pelaksanaan program Pendidikan Sist em Ganda (PSG). Pendidikan Sist em Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelat ihan keahlian kejuruan yang mam adukan secara sist em at ik dan sinkron dengan program pendidikan di seko lah sert a program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, t erarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional t ert entu (Djojonegoro, 1999: 25).

(5)

dilakukan sekolah dan pengaruh suasana yang dicipt akan di sekolah, proses pendidikan dikat akan berm utu t inggi apabila pengorganisasian dilakukan secara harmonis sehingga mam pu m encipt akan situasi sekolah yang m enyenangkan, mampu m endorong mot ivasi dan minat belajar sert a m emperdayakan pesert a didik (Anonim, 2001: 26) Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak hanya didukung lengkapnya sarana prasarana, guru yang berkualit as at aupun input

sisw a yang baik, t etapi proses di sekolah sangat berperan t erhadap peningkatan keefekt ifan sekolah (Anonim , 2003 : 10)

Suksesnya sebuah pem belajaran t erlihat dari prest asi at au hasil belajar pesert a didik. Nam un hal ini m erupakan masalah yang tidak mudah unt uk dicapai, sebab m em erlukan m ot ivasi yang t inggi, baik mot ivasi belajar sisw a maupun mot ivasi guru dalam m engajar.

Dalam rangkaian proses pem belajaran ada kurikulum pendidikan yang merupakan sebuah program yang m embantu guru dan siswa untuk melakukan kegiat an pem belajaran secara t erarah dan t erprogram . Dengan kurikulum yang baik m aka guru bisa menyampaikan mat eri secara t erarah, dan sisw a dapat belajar dengan baik sehingga prest asi belajarnya baik pula.

Selain kurikulum, guru harus mam pu m enjadikan proses pem belajaran lebih kondusif dengan berbagai m acam cara sepert i penggunaan berbagai m edia pembelajaran yang relevan, pem berian penghargaan (rew ard) bagi yang berprest asi, pem berian hukum an (punishment) bagi yang melanggar sert a pujian sebagai m edia pembentukan dan peningkat an m ot ivasi mot ivasi belajar sisw a. Karena dengan adanya motivasi siswa akan mampu m eraih prest asi belajar yang maksimal.

(6)

Sebagaim ana dikemukakan oleh M ufidah (2008: 312), bahw a belajar dan memperoleh pendidikan merupakan hak dasar anak t anpa ada perlakuan diskrim inat if ras, suku, agama, maupun laki-laki dan perem puan. Orang tua sebenarnya merupakan kunci mot ivasi dan keberhasilan belajar sisw a. Tidak ada pihak lain yang akan dapat menggant ikan peranan orang t ua dengan seut uhnya. Keberhasilan orang tua di dalam m enunjang mot ivasi dan keberhasilan belajar t erlet ak pada erat nya hubungan ant ara orang tua dengan anak-anaknya.

M otivasi belajar sangat diperlukan dalam m em peroleh ilmu penget ahuan at aupun kecakapan hidup (life skill) yang menjadi tujuan set iap individu untuk mengapai cit a-cit anya. Secara um um lulusan sekolah m enengah kejuruan mempunyai tiga t ujuan yait u: m elanjut kan, bekerja, dan w irasw ast a. Kecakapan hidup dikem bangkan dalam proses pem belajaran di sekolah maupun di luar sekolah melalui kegiat an prakerin. Teori dan dasar kejuruan dilaksanakan di sekolah dan sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yait u keahlian produkt if yang diperoleh melalui kegiat an bekerja di dunia indust ri (prakerin).

Sebagaim ana halnya sisw a di SM KN 1 Sudimoro, kenyat aan yang ada di SM KN 1 t ersebut sisw a m em punyai berbagai macam t ingkat mot ivasi belajar, ada yang mempunyai mot ivasi belajar t inggi, dan juga ada yang kurang m em iliki mot ivasi belajar, sehingga menyebabkan siswa m engalami kesulit an dalam merespon m at eri pelajaran dari guru. Hal ini disebabkan karena sisw a berasal dari berbagai lat ar belakang yang sangat beragam dari segi ekonomi, minat sekolah, dan lingkungan.

(7)

Sehubungan dengan hal ini perlu diingat bahwa prest asi rendah pada suatu m at a pelajaran t ert ent u belum t entu berart i bahw a anak itu bodoh t erhadap m at a pelajaran itu, bisa jadi dikarenakan fakt or dari luar, lingkungan dan sosial budaya. Seringkali t erjadi seorang anak m alas t erhadap suatu mat a pelajaran, t et api sangat giat dalam mat a pelajaran yang lain. Banyak bakat anak t idak berkem bang karena t idak memperoleh lingkungan yang m emadai sehingga kurang menimbulkan mot ivasi untuk belajar dalam m engembangkan bakat nya.

Dari hasil pengam at an (observasi) penelit i sem ent ara di SM KN 1 Sudimoro Pacit an, bahw a ada berbagai t ingkat m otivasi belajar sisw a dalam kelas m aupun dalam pelaksanaan prakerin. Oleh karena it u, mot ivasi belajar t ersebut harus dikelola dengan baik agar dapat m enum buhkan kecakapan hidup

(life skill), sepert i yang menjadi tujuan sekolah kejuruan.

Berdasarkan uraian di at as, maka tujuan dari penelitian ini adalah unt uk menget ahui dan m endeksripsikan (a) Pengelolaan motivasi belajar dalam pembelajaran di SM KN 1 Sudimoro Pacit an. (b) Pengelolaan motivasi belajar dalam pelaksanaan prakerin di SM KN 1 Sudimoro Pacit an.

M ETODE PENELITIAN

Jenis penelit ian yang dilakukan adalah penelitian kualit atif. Penelit ian kualit at if m erupakan penelitian yang berm aksud untuk m em aham i fenom ena t ent ang apa yang dialami oleh subjek penelit ian misalnya perilaku, persepsi, mot ivasi, tindakan dan lain-lain secara holist ik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kat a-kat a dan bahasa, pada kont eks khusus yang alamiah dan dengan memanfaat kan berbagai m et ode ilmiah (M oleong, 2014 : 6)

(8)

Penelit ian at au kajian et nografi bersifat holistik, art inya bahw a penelit ian ini t idak hanya m engarahkan perhat ian pada salah satu at au beberapa variabel t ert ent u yang m enjadi perhat ian penelit i dalam suatu pengkajian. Bentuk holist ik ini didasarkan pada pandangan bahwa budaya m erupakan keseluruhan yang t erdiri dari bagian bagian yang t idak dapat dipisahkan (M ant ja, 2008: 7)

Penelit ian kualitat if m enggunakan kajian et nografis sebagai ciri khasnya. Dalam penelit ian kualit atif hal-hal subyekt if (subjekt ivit as murni) t erm asuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis dat a (Sut am a, 2012: 33).

Penelit ian dilaksanakan di SM KN 1 Sudimoro Pacit an, t eknik pengumpulan dat a yang digunakan m eliputi w aw ancara, observasi, dan dokument asi. M et ode w aw ancara (int erview) ini penulis gunakan dengan tujuan unt uk m em peroleh dat a yang berkait an dengan pengelolaan motivasi sisw a. Adapun sumber inform asi (Informan) adalah Kepala Sekolah, Guru dan Sisw a di SM KN 1 Sudimoro Pacit an.

Di dalam m elakukan analisis dat a penelit i m engacu kepada t ahapan yang dijelaskan M iles dan Huberm an (2007: 16) yang t erdiri dari t iga t ahapan yait u: pengumpulan dat a (data collect ion), reduksi dat a (dat a reduct ion),

penyajian dat a (data display), dan penarikan kesimpulan at au verifikasi (conclusion drawing/ verivication), biasa dikenal dengan m odel analisis int erakt if (interact ive model of analysis).

Teknik pem eri ksaan dat a digunakan untuk menet apkan keabsahan suatu dat a . Triangulasi dalam pengujian kredibilit as diart ikan sebagai pengecekan dat a dari berbagai sum ber dengan berbagai cara, dan berbagai w akt u (Wiliam W iersm an dalam Sugiyono , 2014:273)

HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

(9)

Fakt or int ernal maupun ekst ernal berperan dalam meningkat kan mot ivasi belajar sisw a. Keluarga, pendidikan orang t ua, perekonomian keluarga, dan lingkungan pergaulan. M et ode pembelajaran guru, sumber belajar, sarana prasarana dan lingkungan sekolah yang kondusif merupakan fakt or ekst ernal yang berperan dalam mendorong t inggi rendahnya m ot ivasi belajar sisw a. Pembelajaran akan berlangsung hidup bila sisw a ikut akt if dalam proses belajar, agar proses pem belajaran berjalan hidup harus didukung sarana dan prasarana yang mem adahi, buku pelajaran, alat praktek, sert a peralat an lain yang menunjang pem belajaran. M at eri pelajaran harus rel evan dan sesuai dengan fakt a yang ada sehingga sisw a dapat menganalisa sert a m em bandingkan sehingga diperoleh pem aham an yang menyeluruh dan benar t ent ang suat u konsep t ert ent u. Dengan hal t ersebut diharapkan dapat m enumbuhkan motivasi sisw a dalam mempelajari suatu ilmu penget ahuan dan t eknologi karena dengan adanya motivasi, seseorang m ampu m eraih apa yang diharapkan. Sebagaim ana dikemukakan oleh Purw anto (2004: 71), m ot ivasi m erupakan pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi t ingkah laku seseorang agar ia t ergerak hat inya untuk bert indak m elakukan sesuat u sehingga m encapai hasil at au tujuan t ert ent u.

Guru dan kepala sekolah memiliki peran yang cukup tinggi dalam meningkat kan m ot ivasi sisw a dalam pembelajaran. Peran guru tersebut berupa memberi gambaran pent ingnya lulusan SM K dengan pert im bangan dunia kerja saat ini dan mem beri penjelasan pada sisw a m engenai hal-hal yang harus dicapai selam a proses pembelajaran. Pengadaan buku, sarana prasarana yang menunjang pem belajaran dapat menumbuhkan m ot ivasi belajar sisw a. Selain pemenuhan sarana prasarana kepala sekolah dapat m em beri nasehat -nasehat kepada sisw a akan pentingnya pendidikan.

(10)

kebutuhan pesert a didik, pemilihan m edia yang sesuai mat eri yang diajarkan, pemilihan met ode pembelajaran yang sesuai dengan mat eripelajaran.

Langkah-langkah t ersebut didukung dengan beberapa kegiat an pihak sekolah dengan mem berikan sanksi bagi yang m elanggar, m emberikan hadiah bagi yang berprest asi, dengan m engadakan program sisw a berprest asi, memberi kan beasisw a bagi sisw a kurang mam pu, memberikan t eguran, pengarahan, bimbingan dan solusi bagi sisw a yang sedang bermasalah di sekolah. Sehingga t idak ada yang dirugikan satu sam a lain, baik pihak sisw a maupun sekolah. Hal ini sebagaimana t eori hedonisme dikemukakan oleh Purwant o (1994), bahw a Hedonisme berart i kesukaan, kesenangan, at au kenikm at an. Hedonisme adalah suat u aliran di dalam filsafat yang memandang bahw a tujuan hidup yang ut ama pada m anusia adalah m encari kesenangan yang bersifat duniaw i. Implikasi dari t eori ini adalah adanya anggapan bahw a sem ua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulit kan dan lebih m enyukai melakukan perbuat an yang mendapat kan kesenangan. Siswa di kelas m erasa gembira dan bert epuk t angan m endengar pengum um an dari kepala sekolah bahw a guru m at emat ika yang mereka benci t idak dapat mengajar karena sakit . M enurut t eori Hedonisme, para sisw a harus diberi m ot ivasi secara t epat agar t idak m alas belajar, dengan cara memenuhi kesenangannya.

(11)

Hal-hal yang m enjadi sebab motivasi belajar sisw a rendah/ menurun adalah kurang adanya pendorong baik yang bersifat int ernal m aupun ekst ernal dan juga rendahnya perhat ian guru dan orang tua sisw a.

Untuk menghadapi kondisi sisw a yang memiliki m ot ivasi belajar rendah, pihak sekolah baik kepala sekolah, guru m aupun kom it e m enyusun beberapa cara dengan m elakukan pendekat an pada sisw a (bimbingan/ konseling pribadi), mencari sum ber masalah, membantu m enyelesaikan perm asalahan, m em anggil orang tua unt uk m emberikan penjelasan m engenai kondisi anaknya .

Pengelolaan M otivasi Belajar dalam Prakerin pada Sisw a SM KN 1 Sudimoro Pacitan.

M otivasi m erupakan fakt or ut ama bagi siswa dalam pem belajaran. Dengan m otivasi yang t inggi maka pem belajaran siswa bisa lebih baik, demikian sebaliknya, jika siswa mem iliki m otivasi yang rendah, m aka pem belajaran dan hasil belajar sisw a hasil rendah. M otivasi memiliki posisi yang cukup pent ing dalam proses pembelajaran untuk m embangkit kan sem angat belajar sisw a.

Hal-hal yang dapat berperan pada m ot ivasi belajar sisw a dalam pelaksanaan prakerin di SM KN 1 Sudim oro Pacit an sepert i pengalaman pelaksanaan prakerin kakak kelas pada periode seb elumnya, keinginan sisw a, lingkungan belajar di t em pat industri yang dit empat i.

Tinggi rendahnya motivasi belajar sisw a dalam pelaksanaan pembelajaran prakerin ini m endapat dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan orang t ua, dukungan dari guru, dan dukungan kepala sekolah bahkan mendapat kan dukungan dari pemerint ah.

(12)

Dalam proses m eningkat kan motivasi belajar sisw a untuk kelangsungan kelancaran pelaksanaan prakerin ini, kepala sekolah dan guru sebagai pihak sekolah m enent ukan langkah-langkah st rat egis dan sist emat is sehingga t umbuh mot ivasi belajar siswa lebih t inggi dan m aksim al. Langkah-langkah t ersebut merupakan upaya yang deprogram oleh pihak sekolah secara bersama-sama.

Secara bersam a seluruh pihak sekolah menent ukan langkah-langkah yang hendak diberikan pada sisw a untuk m eningkat kan motivasi belajar dalam prakerin. Langkah-langkah t ersebut sepert i halnya pihak sekolah memberi contoh dunia kerja d engan cara m em ut ar film docum ent er, m emberi arahan bagaim ana pelaksanaan prakerin dengan baik dan benar, sert a mencarikan t em pat pelaksanaan prakerin yang berkualit as dan mudah dijangkau.

Beberapa langkah pem berian m ot ivasi oleh pihak sekolah pada sisw a dilanjut kan dengan pem berian kegiat an pada siswa sehingga mot ivasi belajar sisw a lebih yakin dan m ant ap dengan adanya kegiat an yang bersifat nyat a.

Ada beberapa kegiat an yang dilakukan sekolah untuk meningkat kan mot ivasi sisw a dalam pelaksanaan prakerin, baik kegiat an yang bersifat pribadi maupun kelompok. Kegiat an t ersebut berupa pemberian pengarahan oleh kepala sekolah at au guru lewat jurusan pelaksanaan prakerin, sert a pemberian bekal sisw a oleh pihak sekolah.

Kegiat an-kegiat an yang t elah diprogramkan oleh pihak sekolah dalam meningkat kan m otivasi belajar sisw a dalam pelaksanaan prakerin itu dit indak lanjuti dengan t indakan kongkrit dalam pem berian fasilit as pada sisw a. Hal ini dim aksudkan untuk m em udahkan siswa dalam proses pelaksanaan prakerin.

(13)

Penjelaskan profil set iap DU/ DI oleh sekolah sebagai t em pat prakerin dapat m em otivasi sisw a dalam pelaksanaan prakerin. Hal t ersebut dilakukan agar sisw a m enget ahui secara benar bidang usaha yang dilakukan oleh DUDI.

Pelaksanaan prakerin m enjadi lebih efekt if dan efisien karena sisw a memiliki bekal yang cukup baik secara t eori m aupun prakt ek. Pem bekalan yang dilakukan pihak sekolah agar sisw a siap m elaksanakan prakerin dilakukan secara rut in pada m sing-m asing jurusan. Pem bekalan ini dilakukan dua minggu sekali secara rut in.

SIM PULAN

1. Perencanaan proses pem belajaran m em uat tujuan pembelajaran, mat eri ajar, m et ode pangajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Proses pem belajaran m erupakan rangkaian t erpent ing dalam pembent ukan dan pengelolaan sekolah. Pengelolaan mot ivasi belajar siswa diut amakan untuk m enum buhkan m ot ivasi belajar sert a penggalian pot ensi sisw a. Pendidik m em egang peran pent ing dalam m engelola mot ivasi belajar sisw a yang m empunyai tingkat motivasi berbeda-beda.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001. Indikat or Keberhasilan Program Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakart a Depdiknas.

Anonim, 2003. Indikat or Keberhasilan Program Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakart a Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi 1990. M anajemen Penelit ian. Jakart a: CV. Rineka Cipt a. Ch, M ufidah. 2008. Psikologi Keluarga Islam Berw awasan Gender. M alang: UIN

M alang Press.

Depdiknas. 2000. M anajemen Peningkat an M utu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakart a: Depdikbud.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Asw an. 2002. St rat egi Belajar M engajar. Jakart a: Rineka Cipt a.

Djojonegoro, Wardim an. 1999. Pengembangan Sumber Daya M anusia Sekolah M enengah Kejuruan. Jakart a: Balai Pust aka.

Dim yat i. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakart a : Rineka Cipta. Djaali, 2007. Psikologi Pendidikan, Jakart a: PT Bumi Aksara.

Djam’ an Satori dan Aan Komariah, 2013. M et odologi Penelitian Kualit atif.

Bandung : Alfabet a.

Ham alik, Oem ar. 2001. Proses Belajar M engajar. Bandung :Bumi Aksara

Harsono, 2008. M odel –M odel Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakart a : Pust aka Pelajar.

M ant ja , W, 2008. Et nografi. M alang : Elang M as.

M art in Handoko. 1992. M ot ivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Jakart a: Rineka Cipt a.

M iles, M at t ew . B dan Huberm an, A. M ichael. 1992. Analisis Data Kualit at if.

Jakart a : UI-Press.

M oleong, Lexi. J. 2014. M et odologi Penelit ian Kualitat if. Bandung: Rem aja Rosdakarya.

M uhajir, Noeng. 2000. M et odologi Penelit ian Kualit atif. edisi IV. Jogjakart a: Penerbit Rake Sarasin.

Purwant o, M . Ngalim. 1994. Ilmu Pendidikan: Teorit is dan Prakt is. Bandung: Remaja Rosdakarya Off set .

(15)

Sagala, Syaiful. 2007. M anajemen St rat egik dalam Peningkat an M ut u Pendidikan. Bandung: Alfabet a.

Sardiman. 1992. Int eraksi dan M otivasi Belajar. Jakart a: Rajaw ali Press. Soem anto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakart a: PT. Renika.

Sugiyono. 2014. M et ode Penelit ian Kuant itat if Kualit atif dan R & D. Bandung : Penerbit Alfabet a.

Sukm adinata, Nana Syaodih. 2007. M et ode Penelit ian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Sumadi Suryabrat a. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakart a: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryosubrot o. 2004. M anejem en Pendidikan di Sekolah. Jakart a: Rineka Cipt a. Sut am a, 2012. M etode Penelitian Pendidikan. Kartasuro : Dut a Perm at a Ilmu. Winardi, S. 2008. M ot ivasi dan Pemot ivasian dalam M anajemen. Jakart a :

Rajawali Press.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakart a : PT Grasindo.

Andrew Lit tlejohn. 2008. “ The Tip of the Iceberg: Fact ors Affect ing Learner M otivat ion.” Vol 39(2) 214-225 | SAGE Publications, Los Angeles, London, New Delhi and Singapore. ht t p:/ / RELC.sagepub.com.

Cynt hia Gaut reau, California St at e Universit y Fullert on. 2011. “ M ot ivat ional Factors Affect ing t he Int egrat ion of a Learning M anagement Syst em by Facult y.” The Journal of Educat ors Online, Volume 8, Number 1, January. Hayenga, Am ynt a O ; Corpus, Jennifer Henderlong, 2010.” Profiles of inst rinsic

and exst rinsic motivations : A person-cent ered approach t o motivation and achievement in middle scholl” , Springer Science & Busines M edia “ , New York, Vol 7, Num 4, Decem ber 2010, p. 371-383.

M uhamm ad Tayyab Alam and Sabeen Farid. 2011. “ Fact ors Affect ing Teachers M ot ivat ion.” Int ernat ional Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 1; January.

Rizw an Qaiser Danish dan Ali Usm an. 2010. “ Impact of Reward and Recognition on Job Satisfact ion and M ot ivat ion: An Empirical St udy from Pakist an.”

Int ernat ional Journal of Business and M anagement . Vol. 5, No. 2.

St uart Levy dan Holly Campbell. 2008. “ Student M otivat ion: Premise, Effect ive Pract ice and Policy.” Aust ralian Journal of T eacher Education. Volume 33 | Issue 5 Art icle 2.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jum’at tanggal Dua Puluh Enam bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas, bertempat di Ruang Sekretariat Kelompok Kerja (Pokja) Barang/ Jasa Lainnya Pada

Demikian pengumuman ini dibuat agar para peserta penyedia jasa yang turut mengikuti kegiatan Pengadaan Langsung untuk pekerjaan tersebut dapat manjadi maklum,

Provinsi DKI Jakarta Nomor 174 Tahun 2009, dengan diberitahukan Pengumuman. Penyedia Barang/Jasa untuk Paket Pekerjaan tersebut diatas adalah

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Pada Ruas Jalan Meunasah Rayeuk - Paya Baro ( Tahap I ), maka kami mengundang saudara untuk klarifikasi dan

H6: Dukungan rekan kerja dalam penerapan komputerisasi dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan dan signifikan terhadap kemudahan penggunaan sistem teknologi

Hal ini dapat disebabkan karena nilai kurs hanya merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap harga emas dimana harga emas sendiri dipengaruhi oleh banyak

Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. PEMERINTAH KABUPATEN

[r]