• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES HIDROLISIS DAN FERMENTASI Prarancangan Pabrik Bioetanol Dari Jerami Padi Dengan Proses Hidrolisis Dan Fermentasi Kapasitas 64.000 Kilo Liter/Tahun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES HIDROLISIS DAN FERMENTASI Prarancangan Pabrik Bioetanol Dari Jerami Padi Dengan Proses Hidrolisis Dan Fermentasi Kapasitas 64.000 Kilo Liter/Tahun."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES HIDROLISIS DAN FERMENTASI

KAPASITAS 64.000 KILO LITER/TAHUN

Disusun Oleh :

VERA NIKA NOVITASARI

D500130135

Dosen Pembimbing:

Dr. Ir. Ahmad M. Fuadi, MT

Tri Widayatno, S.T., M.Sc., Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

3 INTISARI

Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, bahan dasar industri farmasi, campuran bahan bakar untuk kendaraan dan lain-lain. Bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga etanol/bioetanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-100%-vol. Produksi jerami padi di Jawa Timur berkisar antara 10 juta ton pertahun. Dengan jumlah yang cukup besar tersebut, jerami padi yang merupakan limbah sisa saat padi dipanen, dapat menjadi salah satu alternatif bahan baku bioetanol yang cukup bagus di Indonesia.

Bioetanol dapat diperoleh melalui proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan adalah Trichordema Reesei yang menghasilkan enzim selulase yang dapat memecah selulosa. Digunakan juga Zymomonas Mobilis yang dapat mengkorversi glukosa menjadi bioetanol. Sebelum proses fermentasi, umpan berupa jerami padi dimasukkan ke dalam tangki hidrolisis untuk memecah lignin. Proses yang dipilih adalah hidrolisis enzim. Setelah proses hidrolisis, masuk ke dalam proses fermentasi. Setelah kurun waktu tertentu dan proses fermentasi selesai, dilanjutkan dengan proses distilasi yang kemudian menuju proses adsorbsi menggunakan molecular sieve sehingga diperoleh bioetanol dengan kadar 99,5%.

Proses pembuatan bioetanol ini berlangsung selama 24 jam/hari, selama 330 hari/tahun dengan perencanaan sebagai berikut:

 Kapasitas produksi : 64.000 kL/tahun

 Bahan baku jerami padi : 4.077.921,29 ton/tahun

Pabrik bioetanol ini akan didirikan pada tahun 2018 di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Karena berdekatan dengan bahan baku, dan adanya kemudahan dalam memenuhi kebutuhan air. Dari segi analisa ekonomi diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :

 Modal Tetap (FCI) : Rp. 100.517.092.113,88

 Modal Kerja (WCI) : Rp. 17.738.310.373,04

 Total Investasi (TCI) : Rp. 118.255.402.486,91

Internal Rate of Return : 62,84 %  Pay Out Time : 1,37 tahun

 BEP : 42,32 %

(4)

1 Latar Belakang

1. Sejarah

Etanol telah digunakan sejak

zaman prasejarah sebagai bahan

pemabuk dalam minuman beralkohol. Campuran dari etanol yang mendekati kemurnian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal yaitu Jabir ibn

Hayyan, Al-Kindi dan al-Razi.

Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih dan mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) menjelaskan tentang proses distilasi

wine, sedangkan etanol absolut

didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz dengan menggunakan distilasi molecular sieve. Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920-an bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah

menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol kembali

mendapatkan perhatian dan telah

menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.

2. Alasan Pendirian Pabrik

Jerami padi merupakan salah satu contoh dari lignoselulosa yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Jerami padi merupakan limbah dari hasil panen tanaman padi. Ketersediaan bahan ini sangat besar di Indonesia mengingat tanaman padi sangat berlimpah dan menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, serta limbahnya belum

dimanfaatkan secara maksimal.

Pemanfaatan bahan ini menjadi

pertimbangan karena tidak bersaing dengan kebutuhan pangan.

3. Ketersediaan Bahan Baku

Jerami padi merupakan hasil

samping pertanian terbesar di

(5)

2 dengan kadar air kurang lebih 60%. Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan mencapai 31-39%,

sedangkan yang dibakar atau

dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62%, dan sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan industri .

4. Kapasitas Produksi

Etanol = Kebutuhan – selisih ekspor-impor – Produksi

= 3.232.347.044 – 906.430.000 – 340.232.000

= 1.985.685.044 liter per tahun

Dengan asumsi pabrik yang didesain dapat memenuhi 3 % dari total kebutuhan nasional, maka :

Kapasitas produksi

= 1.985.685.044 x 0,03

= 63.541.921 liter/ tahun

= 63.541.921 kiloliter/tahun

atau kapasitas produksi tugas pra desain sama dengan 64.000 kiloliter/ tahun

Uraian Proses

1. Tahap Pre Treatment

Jerami padi masuk ke pabrik diangkut menggunakan truk, kemudian masuk ke tempat penyimpanan bahan

baku(F-110). Dari tempat penyimpanan

diangkut menggunakan conveyor (J-111) yang berfungsi sebagai pencucian sekaligus untuk mengalirkan bahan baku menuju Shredder (S-120). Selain berfungsi sebagai pencuci, alat ini juga berfungsi sebagai alat transportasi/alat angkut menuju shredder (S-120) untuk proses pengecilan ukuran jerami padi sampai ukuran panjang maksimum 1,5 inchi. Setelah jerami padi mengalami

proses pencucian, maka sebelum

masuk ke reaktor hidrolisa (R-110),

bahan baku jerami padi harus

diperkecil ukurannya agar luas

(6)

3

ke screw conveyor (J-112)untuk

dialirkan ke reaktor hidrolisis (R-110) untuk proses hidrolisa menggunakan

enzim. Reaktor hidrolis (R-01)

merupakan suatu tangki terjadinya reaksi dimana hemiselulose terkonversi menjadi xylose dan xylose oligomer serta sebagian kecil dari selulose terkonversi menjadi glukose, glukose oligomer dan cellobiose. Sebelum proses terkonversinya hemiselulose dan

selulose menjadi gula dan

monomernya. konsentrasi padatan tak terlarut sebesar 30% dan waktu tinggal selama 32 jam.

2. Tahap Sakarifikasi dan Co-Fermentasi Simultan (SSCF)

Dua operasi yang berbeda dilakukan dalam proses ini yaitu saccharification untuk mengubah

selulosa menjadi glukosa dengan

menggunakan enzim selulase dan fermentasi untuk mengubah glukosa dan gula lainnya menjadi etanol

menggunakan Z.Mobilis. Proses

saccharification dan fermentation dilakukan secara terpisah. Hidrolisat detoxifikasi yang terdiri dari air, cellulose dan xylose masuk ke dalam

tangki saccharification, dengan

penambahan enzim selulase sehingga terjadi reaksi hidrolisa.

Setelah proses sacharification

dilanjutkan proses fermentation di dalam tangki fermentasi (R-120).

Bubur Saccharified dialirkan ke

fermentor dan pada saat bersamaan

dimasukkan nutrisi dan mikroba.

Dalam proses fermentation digunakan Z. mobilis bacterium rekombinan untuk mengkonvsersi glukosa dan xylose menjadi etanol.

Reaksi yang terjadi dalam reaktor fermentasi :

Reaksi glukosa menjadi etanol :

2 C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2

Setelah mengalami proses fermentasi, bahan yang sudah mengandung etanol ini kemudian ditampung didalam tangki penampung beer (F-310) yang

kemudian akan dimurnikan dan

(7)

4 3 Tahap Distilasi

Distilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan

perbedaan titik didih

komponen-komponen yang ada di dalam campuan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada tahap distilasi ini, larutan bioethanol yang diperoleh dari proses

fermentasi ditampung di tanki

penampung beer (F-310) dengan kadar ethanol sebesar 30%. Kemudian larutan dialirkan menuju kolom bir (D-320) dengan pompa transfer beer (L-311) yang bertujuan untuk menghilangkan CO2 terlarut dan air. Terdapat 3 jenis produk yang dihasilkan, yaitu distilat, side stream (distilat yang keluar melalui bagian samping dari tray), dan bottom produk. Pada bagian bawah kolom distilasi (D-320) berisi padatan yang tidak terkonversi dan tidak terlarut. Padatan tak larut kemudian dikeringkan dan ditransfer menuju

pengolahan limbah padat untuk

diproses menjadi pupuk organik,

sedangkan produk etanol dari kolom distilasi (D-320) akan ditingkatkan

kadarnya dengan menggunakan

molecular sieve (D-350). Pada molecular sieve (D- 350) terdapat

zeolite sintetis yang berfungsi untuk menyerap kandungan air pada ethanol hingga kadar 99,7%. Cairan dari filter tekanan yang tidak dapat didaur ulang

terkonsentrasi di evaporator efek

berganda menggunakan limbah panas

dari distilasi. Sirup pekat dari

evaporator dicampur dengan zat padat yang akan dikirim ke ruang bakar, dan

kondensat yang menguap akan

digunakan sebagai air daur ulang relatif bersih pada proses.

Spesifikasi Reaktor

Kode : R-120

Tipe : Tangki silinder,

tutup atas dan bawah berbentuk standar dished head dengan pengaduk

Fungsi : Tempat

fermentasi penghasil etanol

Kapasitas : 6851010 L

Bahan konstruksi : High Alloy

Steel SA-240 grade M tipe 316

Waktu tinggal : 36 jam

Tekanan desain : 5,5 atm

(8)

5

Diameter : 15,784 m

Tebal : 0,005 m

Tinggi : 31,59m

Ukuran tutup atas

Tebal : 0,004 m

Tinggi : 2,177 m

Ukuran tutup bawah

Tebal : 0,004m

Tinggi : 2,177 m

Jenis las : Double Welded

Butt Joint

Pengaduk:

Jenis : 3 blade marine

propeller

Jumlah : 1 buah

Diameter : 6,31 m

Kecepatan : 20 rpm

Daya : 10,37kW

Jumlah tangki : 12 buah

[image:8.595.109.518.106.736.2]

Utilitas

Tabel 4.1. Kebutuhan air pendingin untuk keperluan proses produksi pada

Pabrik Bioethanol

Nama alat Jumlah Satuan

Reaktor Hidrolisis

983.077,5 Kg/hari

MD 4.838,315 Kg/hari

Condensor Molekular Sieve

47.167,372 Kg/hari

Cooler Molekular Sieve

157.224,576 Kg/hari

Total 1.192.307,72 Kg/hari

Tabel 4.2. Kebutuhan steam dalam Pabrik Bioethanol

MD 234.369.664 Kg/hari

Total 234.369.664 Kg/hari

(9)
[image:9.595.108.516.108.608.2]

6 Tabel 4.3. Kebutuhan listrik untuk alat

proses

Alat Horse

Power (HP)

kW

Reaktor Hidrolisis

28,81 21,484

Reaktor Fermentasi

13,91 19,02

Conveyor 5,084 3,791

Pompa 32 10,37

Total 79,86 59,554

Tabel 4.4. Kebutuhan listrik total pabrik

No Kebutuhan Daya (kW)

1 Alat proses 65,509

2 Penerangan 20

3 Untuk AC 15

4 Laboratorium 10

Total 119,973

Kesimpulan

Analisa yang dilakukan untuk

mendapatkan beberapa parameter

kelayakan ekonomi, antara lain :

1. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 62,84 %

2. Pay Out Time (POT) sebelum pajak selama 1,37 tahun

3. Break Event Point (BEP) sebesar 42,32 %

4. Shut Down Point (SDP) sebesar 24,84 %

Dari parameter yang dianalisa

didapatkan nilai yang memenuhi

(10)

7 DAFTAR PUSTAKA

Aden,dkk.2002. Lignocellulosic

Biomass to Ethanol Process Design and Economics Utilizing Co-CurrentDilute Acid Prehydrolysis and Enzymatic Hydrolysis for

Corn Stover. Seattle, Washington.

Ali mohagheghi, dkk. 2002.

Cofermentation of Glucose, Xylose, and Arabinose by Genomic DNA–Integrated Xylose/Arabinose

Fermenting Strain of Zymomonas mobilis AX101. Biotechnology Division for Fuels and Chemicals, National Renewable Energy Laboratory.

anonim.2009. Bioethanol Production Plant. ProSim, Labège, France.

Bonner, J. M. 2009. A study of fermentation by

Saccharomyces cerevisiae.

Brownell, Lloyd E. dan Edwin H. Young. 1959.Process Equipment Design. John Wiley & Sons, New York.

D. Humbird,dkk.2011. Process Design and Economics for

Biochemical Conversion of Lignocellulosic Biomass to Ethanol. Seattle, Washington

and Atlanta, Georgia.

Dombek, dkk. 1987. Ethanol Production during Batch Fermentation with

Saccharomyces cerevisiae: Changes in Glycolytic Enzymes and Internal pH.florida.

Fessenden, J.R. and Fesseden, S.J. 1989. Kimia Organik Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Geankoplis, Christie J. 1997.Transport Processes and Unit

(11)

8 George,dkk. 1992.Study of the

Enzymatic Hydrolysis of Cellulose for Production of Fuel Ethanol by the

Simultaneous

Saccharification and Fermentation Process. National Renewable Energy Laboratory (NREL), 161 7 Cole Boulevard, Golden, Colorado.

Hougen, A. 1954. Chemical Process Principles Part I: Material And Energy Balance 3th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. International Edition, McGraw-Hill Book Company, Tokyo.

Ling Tao,dkk. 2014 .Biochemical Ethanol Fermentation via Dilute-Acid Pretreatment and Enzymatic Hydrolysis of Corn Stover. National Renewable Energy Laboratory (NREL).

Nadiem Anwar,dkk. 2010. Peningkatan

Unjuk Kerja Hidrolisis Enzimatik Jerami Padi Menggunakan Campuran Selulase Kasar Dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Nutawan Yoswathana, dkk.2010. Bioethanol Production from Rice Straw. Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Mahidol University, Thailand.

Parameswaran, dkk. 2011. Hydrolysis of Lignocellulosic Biomass for Bioethanol

Production.india.

Perry, Robert H. and Don Green, “Perry’s Chemical

Engineers’ Handbook”, 7th edition, McGraw-Hill Book Company, New York.

(12)

9 Economics for Chemical Engineers, 5th edition, McGraw-Hill Book Company, Boston.

Rina Andayani. Pembuatan Bioethanol Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Fungal Treatment Oleh Aspergillus niger Dan Fermentasi Oleh

Zymomonas mobilis. Laboratorium Pengolahan Limbah Industri.ITS.

Therese Krieg.2014. Real-time monitoring of continuous fermentation by Raman spectroscopy. University of Washington.

Wiley & Sons, New York, 1959.

Yan Lin. 2012. Factors affecting ethanol fermentation using Saccharomyces cerevisiae BY4742.japan.

Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. McGraw Hill Companies Inc., USA..

Johannsdsdasdaasjbjdcascas

Johannesdawsasdas

Gambar

Tabel 4.1. Kebutuhan air pendingin
Tabel 4.3. Kebutuhan listrik untuk alat

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh lama fermentasi dan berat ragi roti terhadap kadar bioetanol dari proses fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa jerami padi

Untuk mendapatkan kadar ethanol yang terbaik pada jerami Padi dengan.. menggunakan proses Hidrolisis

Proses yang digunakan dalam pembuatan bioetanol dengan bahan baku. jerami adalah delignifikasi, hidrolisa, fermentasi

Jerami padi merupakan salah satu contoh limbah berlignoselulosa yang pemanfaatannya kurang optimal dan mengandung hemiselulosa cukup tinggi yang memiliki nilai ekonomi

4.10 Yield Bioetanol Parameter yang digunakan dalam penelitian pembuatan bioetanol dengan bahan baku onggok limbah padat tapioka ini adalah kadar gula terpakai, kadar gula

Perumusan masalah yang ditinjau dalam penelitian ini meliputi kadar bioetanol yang dihasilkan dari variasi campuran bahan baku eceng gondok dan jerami padi

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu contoh dari lignoselulosa yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.. TKKS merupakan

Untuk mendapatkan kadar ethanol yang terbaik pada jerami Padi dengan. menggunakan proses Hidrolisis