EFEKTIVITAS MODEL QUANTUM THINKER TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA
KELAS IX SMP YAYASAN PERGURUAN
MARDI LESTARI MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN
2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
May Narlin
2102111017
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
i ABSTRAK
May Narlin, NIM 2102111017, Efektivitas Model Quantum Thinker Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas IX SMP Yayasan Perguruan Mardi Lestari Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas efektivitas model quantum thinker dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Mardi Lestari dengan jumlah 60 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa seluruh siswa kelas IX. Instrument yang digunakan untuk menjaring data adalah penugasan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil post-teskelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun nilai rata-rata kelas ekperimen dengan model quantum thinker = 75.6, stndar daviasi 8.5 dan termasuk pada katagori baik sekali 30%, katagori baik sebanyak 53%, katagori cukup 16.66%, katagori kurang baik 0%, an katagori sangat kurang baik 0%. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol dengan model konvensional= 60.13, standar deviasi 9.20 dan termasuk katagori sangat baik sebanyak 10%, katagori baik sebanyak 76.66%, katagori cukup sebanyak 13.33%, katagori kurang baik 23%, katagori sangat kurang baik 0%.
Dari hasil uji data post test diketahui keduannya berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas diperoleh bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Setelah di uji normalitas dan homogenitas diperoleh �0 sebesar 5.24
kemudian dikonsultasikan dengan �� �� pada taraf yang signifikan 5% dk
(N1+N2)-2=58. Dari dk 30 taraf signifikan 5% harga �� �� sebesar = 2,00 �� ��.oleh karena
�0diperoleh lebih besar dari �� �� yaitu 2,00<5.24 maka hipotesis nihil (�0) ditolak dan hipotesis alternatif diterima (� ) diterima.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bukti yang empirik bahwa prestasi belajar siswa yang diterapkan dengan model quantum thinker dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif lebih efektif dibandingkan model konvensional di SMP Mardi Lestari.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Quantum Thinker terhadap
Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas IX SMP Swasta Mardi Lestari Tahun
Pembelajaran 2014/2015” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat masukan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan, serta para Wakil Dekan, Staf Pegawai, dan
Administrasi.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesi.
4. Syahrial Fahmi, S.Sos, M.I.Kom., Sekertaris Jurusan Bahasadan Sastra
Indonesia.
5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
6. Drs. Basyaruddin , M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberi masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Dra. Inayah Hanum M.Pd., Dosen Pembimbing.
8. Dra. Rosmaini M.Pd., Dosen Penguji.
iii
10.Kepada Drs. Salmon Surbakti Kepala Sekolah SMP Mardi Lestari dan
Zakup Ginting S.Pd Guru bidang studi bahasa Indonesia.
11.Teristimewa untuk Ayahanda M. Yahya dan Ibunda tercinta Elidar
Matondang, serta kakanda Nadra Nadria, Mai Dani, adik Faisal Mandai,
Selvi Nadia yang telah membantu penulis baik secara materi maupun
moril.
12.Sahabat terbaik Elfi Syahrinur, Lisnawati Sambo, Syamsiah Nasution,
Armanely, dan teman-teman seperjuangan keluarga besar Reguler C.
2010.
13.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2015 Peneliti
iv
A. Latar belakang masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS ... 7
A. Kerangka Teoretis ... 7
1. Pengertian Efektivitas ... 7
2. Pengertian Model Pembelajaran ... 8
B. Pengertian Model Pembelajaran Quantum Thinker ... 9
1. Pengertian Model pembelajaran Quantum Thinker ... 9
2. Prinsip Model Pembelajaran Quantum ... 9
3. Strategi Pembelajaran Quantum Thinker ... 10
v
5. Pemikir QuantumThinker ... 12
6. Kelebihandan Kekurangan Model Quantum Thinker ... 13
7. Kerangka Pembelajaran Quantum Thinker... 14
C. Pengertian Model Konvensional ... 16
1. Kelebihan dan Kekurangan Model Konvensional ... 17
2. Langkah-Langkah Metode Ceramah ... 18
D. Pengertian Membaca... 19
1. Aspek-Aspek Membaca ... 20
2. Jenis-Jenis Membaca ... 21
3. Tujuan Membaca ... 22
4. Pengertian Membaca Intensif ... 22
E. Kerangka Konseptual ... 26
F. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III MOTODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
B. Populasi Dan Sampel ... 28
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29
C. Metode Penelitian ... 30
D. Desain Penelitian ... 33
vi
2. Instrumen Penelitian ... 34
3. Organisasi Pengolahan Data ... 35
4. Teknik Analisis Data ... 37
5. Uji Persyaratan AnalisiData ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ... 42
B. Analisi Data... 46
C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 52
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 62
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Rincian Populasi Penelitian ... 31
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 34
Tabel 3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca Intensif
yang Dilaksanakan di Keleas Eksperimen ... 35
Tabel 3.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca Intensif yang di
laksanakan di Kelas Kontrol ... 36
Tabel 3.5 Tabel Instrumen Kisi-kisi Membaca Intensif ... 37
Tabel 3.6 Rentang Skor Data Katagori Penilain ... 40
Tabel 4.7 Membaca Intensif Membedakan Fakta Dan Opini Kelas
Eksperimen ... 48
Tabel 4.8 Membaca Intensif Membedakan Fakta Dan Opini Kontrol ... 49
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Membaca Intensif
Kelompok Eksperimen ... 52
Tabel 4.10 Kecenderungan Ubahan Nilai Kelompok Model Pembelajaran
Quantum Thinker ... 54
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi hasil belajar membaca intensif
kelompok kontrol ... 55
Tabel 4.12 Kecenderungan Ubahan Nilai Kelompok Model
Pembelajaran konvensional ... 57
Tabel 4.13 Analisis Data Kelas Eksperimen (X) Dan Kelas Kontrol (Y) .. 58
viii
Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol ... 60
Tabel 4.16 Pengujian Normalitas Data Penelitian ... 61
Tabel 4.17 Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Barlet ... 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Dalman (2013: 1) menyatakan bahwa “belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi, belajar bahasa menekankan pada empat aspek keterampilan
berbahasa, yakni: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.” Membaca
merupakan suatu aspek yang penting dalam pembelajaran bahasa. Pembelajaran
membaca, siswa sering sekali dihadapkan dengan banyak bahan bacaan seperti
membaca soal-soal, buku teks pelajaran, dan lain sebagainya. Demikian juga
dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan berbagai bahan
bacaan seperti, buku koran dan majalah bahkan pada saat berada dijalan raya, kita
akan melihat banyak simbol-simbol lalu lintas, maka akan terjadi proses
membaca.
Sebuah tulisan tidak akan menjadi jembatan informasi yang baik pada saat
tingkat kemampuan membaca rendah karena informasi yang hendak penulis
sampaikan tidak akan tersampaikansecara utuh kepada pembaca.Perkembangan
minat baca dan kemampuan membaca siswa saat ini sangatlah memprihatinkan.
Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran belum tepat. Rendahnya minat baca
menjadikan kemampuan membaca siswa rendah. Pengembangan minat baca
merupakan salah satu faktor pendukung pendidikan. Karena kegiatan membaca
akan menjadi sebuah kebutuhan apabila kita selalu ingin mengetahui isi dari suatu
bacaan.
2
Menurut Wahid dalam Skripsi Ester Z Pardede (2013:3) Rendahnya Minat Baca
Masyarakat Kita disebutkan sebagai berikut.
Rendahnya kemahiran membaca siswa. sekolah didasarkan atas penelitian Tim Program of International Student Assesment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas yang menunjukkan kemahiran membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya; 24,8% hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan.
Dilihat dari penelitian tersebut bahwa membaca tidak hanya menghafal
grafemnya, namun harus bisa diikuti dengan pemahaman makna yang dibaca, hal
ini sesuai dengan pernyataan Tarigan (1979:37)
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hedak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulisan. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam tulisan, begitu juga yang dialami siswa.
Kelemahan kemampuan membaca siswa juga dapat diubah oleh penggunaan
model pembelajaran yang dilaksanakan guru. Kurangnya variasi model
pembelajaran yang diterapkan guru di dalam kelas, berimbas pula terhadap hasil
belajar membaca intensif sehingga siswa sulit menemukan topik dalam sebuah
teks. Kegiatan membaca terbagi atas dua yaitu membaca nyaring dan membaca
dalam hati. Membaca intensif termasuk dalam membaca dalam hati, merupakan
salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai dalam pelajaran bahasa Indonesia
yaitu “membedakan antara fakta dan opini dalam teks di surat kabar melalui
kegitan membaca intensif.” Membaca intensif merupakan studi skema, telaah,
teliti dan penanganan terprinci yang dilakukan di dalam kelas terhadap suatu tugas
3
Rendahnya kemampuan membaca intensif siswa, salah satunya dipengaruhi
oleh model pembelajaran yang diterapkan guru di dalam kelas. Guru
menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Sehingga guru
lebih mendominasi pembelajaran dan mengendalikan isi materi pelajaran tanpa
terlebih dahulu menjelaskan konsep membaca intensif. Pembelajaran membaca
intensisf siswa di dalam kelas belum berjalan secara maksimal, model
pembelajaran yang digunakan oleh guru, yaitu model konvensional atau ceramah,
lebih menuntut aktivitas guru sementara siswa kurang aktif dalam pelajaran
membaca intensif.
Dari uraian permasalahan di atas, guru belum melakukan perencanaan
secara matang sebelum mengajarkan membaca intensif, dalam penelitian ini,
peneliti mengujicobakan model Quantum Thinker. Quantum Thinker merupakan
sebuah model perkembangan otak dengan menekankan kepada perkembangan
berpikir secara efektif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan
berpikir untuk menciptakan peluang dan solusi apapun yang ingin kita pelajari.
Model Quantum Thinker merupakan sebuah model pengembangan fikiran, agar
pikiran siswa menjadi lebih luas, lebih kreatif, lebih efektif, serta menyenangkan.
Model Quantum Thinker memaksimalkan kemampuan otak siswa yang memang
sedang berkembang sehingga melatih mereka untuk lebih cepat menemukan
gagasan-gagasan dalam sebuah teks.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Medan,
Ester Z Pardede, dengan judul “Pengaruh Model Quantum Thinker dalam
4
Pardedde bahwasanya model Quantum Thinker lebih baik digunakan dari pada
model konvensional. Kelas yang meggunakan model Quantun Thinker
mendapatkan Skor terendah (65) sampai skor tertinggi (90) dengan rata-rata
nilai 77,67. Sedang yang menggunakan metode konvensional mendapatkan skor
terendah (50) sampai nilai tertinggi (75) dengan rata-rata nilai 63.
Dengan melihat latar belakang yang telah disebutkan maka peneliti
mengujicobakan model Quantum Thinker dalam pembelajaran membaca Intensif.
Peneliti berharap model Quantum Thinker ini dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa khusunya membaca intensif. Oleh karena itu, peniliti memilih
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Quantum Thinker
Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas IX SMP Yayasan
Perguruan Mardi Lestari Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka di rumuskan identifikasi
masalah di bawah ini:
1. Siswa memiliki anggapan bahwa membaca itu membosankan.
2. Siswa kurang aktif dalam pelajaran membaca intensif.
3. Siswa sulit menentukan topik dalam sebuah teks.
4. Pengajaran membaca intensif di dalam kelas belum berjalan secara
maksimal.
5. Model pembelajaran membaca intensif yang dilaksanakan oleh guru belum
5
C.Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas, maka peneliti
membatasi masalah dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar penilitian ini
lebih jelas dan terarah. Masalah penelitian ini penenerapan model belum
maksimal.
D.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kemampuan membaca Intensif siswa kelas IX SMP
Yayasan Perguruan Mardi Leastari Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015
di kelas kontrol dengan menggunakan model Konvensional?
2. Bagaimanakah kemampuan membaca Intensif siswa kelas IX SMP
Yayasan Perguruan Mardi Lestari Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015
di kelas Eksperimen dengan menggunakan model Quantum Thinker?
3. Apakah model pembelajaran Quantum Thinker lebih Efektif dari pada
model konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Intensif siswa kelas IX SMP
Yayasan Perguruan Mardi Lestari Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015
dengan menggunakan model konvensional.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Intensif siswa kelas IX SMP
Mardi Lestari Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dikelas eksperimen
6
3. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Quantum Thinker
dalam meningkatkan kemampuan membaca Intensif siswa kelas IX SMP
Yayasan Perguruan Mardi Lestari Medan.
F. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu rujukan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pembaca,
khususnya pihak sekolah yang diteliti, dalam upaya meningkatkan
kemampuan membaca intensif siswa, serta sebagai pemberian masukan
terhadap model yang digunakan peneliti, bagi peneliti lain yang ingin
61
Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan model Quantum
Thinker dikatagorikan baik dengan nilai rata-rata 75.6.
2. Kemampuan membaca intensif siswa SMP MARDI LESTARI Tahu
Pembelajaran 2014/2015 dengan menggunakan konvensional
dikatagorikan cukup dengan nilai rata-rata 64.7.
3. Hasil kemampuan membaca intensif siswa dengan menggunakan model
Quantum Thinker dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif
siswa SMP Swasta Mardi Lestari Tahun Pembelajaran 2014/2015
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1. Kemampuan membaca intensif siswa perlu ditingkatkan. Hal tersebut
tentunnya memerlukan model pembelajaran yang lebih efektif dalam
proses belajar mengaja di sekolah. Salah satu model pembelajaran yang
lebih efektif khususnya dalam pembelajaran membaca intensif adalah
model Quantum Thinker.
62
2. Model pembelajaran Quantum Thinker memerlukan pemahaman guru
bahasa dan sastra Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan, sampai
evaluasi serta kerjasama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran
agar hal yang diharapkan yakni meningkatkan kemampuan membaca
intensif siswa dapat lebih baik.
3. Disarankan agar penelitian selanjutnya tetap memperhatikan
perkembangan model-model pembelajaran yang digunakan di sekolah