• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN (STUDI TENTANG NILAI ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN DAERAH PESISIR DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN (STUDI TENTANG NILAI ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN DAERAH PESISIR DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN

Studi tentang Nilai Anak Pada Masyarakat Nelayan Daerah Pesisir

di Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Prov. Sumatera Utara.

Tesis

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

memmperoleh gelar Magister Sains

di bidang Antropologi Sosial

Oleh :

BAMBANG SUHARSONO

NIM. 8126152003

ANTROPOLOGI SOSIAL

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

BAMBANG SUHARSONO. Nilai Anak Pada Masyarakat Nelayan (Studi tentang Nilai Anak Pada Masyarakat Nelayan Daerah Pesisir di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara). Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2015.

(7)

ii ABSTRACT

BAMBANG SUHARSONO. Value Kids On Fishermen Society (Study of Value Kids On Coastal Fishermen Society in Tanjung Rejo Percut Sei Tuan District of Deli Serdang North Sumatra Province). Graduate Program, State University of Medan in 2015.

(8)
(9)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta

segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan karuniaNya

tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung memberikan sumbangan moral maupun material kepada penulis

sehingga tesis ini dapat diselesaikan, yaitu :

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan program pascasarjana di Universiatas Negeri

Medan.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr.

H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. yang juga telah memberi kesempatan

kepada kami untuk mengikuti perkuliahan sehingga dapat

menyelesaikannya di Program Pascasarjana Universiatas Negeri Medan.

3. Ketua Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri

Medan, Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.Si. yang memberi motivasi

kepada kami dalam perkuliahan serta membuka kesempatan untuk lebih

meningkatkan kemampuan berpikir kritis tentang masalah-masalah

kehidupan sosial.

4. Sekretaris Program Studi Antropologi Sosial, Bapak Dr. Hidayat, M.Si

sekaligus kesediaan beliau sebagai pembimbing I dalam tesis ini.

Meskipun kesibukan beliau yang cukup banyak, tetapi beliau masih

menyempatkan diri untuk membimbing dengan ilmu dan pengetahuan

yang dimiliki sehingga penulis terinspirasi untuk menyelesaikan tesis ini.

5. Pembimbing, Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si.(Ketua Program Studi

(10)

iii

kesediaan beliau sebagai pembimbing II. Beliau juga selalu meluangkan

waktu untuk berdiskusi memberi masukan dan penyempurnaan dalam

penulisan tesis serta memberi semangat motivasi dalam penyelesaian tesis

ini.

6. Bapak/Ibu dosen Penguji ujian tesis magister sains program studi

Antropologi sosial

7. Bapak/Ibu dosen Pengajar di Program Studi Antropologi Sosial Pasca

sarjana Universitas Negeri Medan.

8. Kepala Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang Provinsi Sumatera Utara, dan seluruh perangkat desa yang telah

memberikan informasi/ data serta memberikan fasilitas sehingga

mempermudah dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

9. Istri tersayang, Fitriah Simanjuntak serta anak-anak yang tercinta, Rizki

Aulia Maisarah dan Salman Al Farisy yang selalu sabar mendampingi dan

memberi motivasi untuk menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana.

Sekaligus sebagai motivasi untuk meraih cita-cita dan menjadi anak yang

sholeh kelak.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada

semua pihak yang sebenarnya memiliki sumbangan dalam proses penelitian

dan penyelesaian tesis ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik

Bapak/Ibu/sdr/i semuanya.

Medan, Juni 2015

(11)

iii

B. Nilai Budaya Masyarakat Nelayan Daerah Pesisir ... 7

C. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Anak ... 21

A. Deskripsi Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo ... 37

1. Kondisi Geografis dan Demografis ... 37

(12)

iv

b. Kondisi Demografis ………. 40

2. Sumber Mata Pencaharian ... 43

3. Kondisi Sosial Budaya ... 45

B. Nilai Anak Berbasis Tipologi Keluarga Nelayan ... 54

1. Nilai Anak Pada Keluarga Inti ... 56

5. Nilai Anak Bagi Masyarakat Nelayan Tanjung Rejo : Sebagai Pandangan Umum Berbagai Kelompok Etnik ... 82

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Anak ………. 83

(13)

v

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ………. 113

DAFTAR PUSATAKA……….

(14)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di desa Tanjung Rejo……….. 38

Tabel 4.2 Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasarkan jenis Kelamin…….. 41

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk berdasarkan pengelompokkan Etnik………….. 42

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian……… 44

Tabel 4.5 Keluarga Inti……… 56

Tabel 4.6 Keluarga Besar……… 60

Tabel 4.7 Keluarga Single Parent……… 63

Tabel 4.8 Nilai Anak Berbagai Etnik………..……… 81

(15)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan ……… 39

Gambar 4.2 Anak etnik Jawa diasuh kakeknya……… ……… 72

Gambar 4.3 Ibu mengasuh anaknya di lading……….. ……… 75

Gambar 4.4 Anak membantu ibunya bekerja di sawah ………... 79

Gambar 4.5 Anak-anak pulang mencari kerang di pantai… ……… 103

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah

daratan yang di dalamnya juga memuat kandungan air tawar dalam bentuk sungai,

danau, rawa, dan waduk. Demikian luasnya wilayah laut di Indonesia sehingga

mendorong masyarakat yang hidup di sekitar wilayah laut memanfaatkan sumber

kelautan sebagai tumpuan hidupnya. Ketergantungan masyarakat terhadap sektor

kelautan ini memberikan identitas tersendiri sebagai masyarakat pesisir dengan

pola hidup yang dikenal sebagai kebudayaan pesisir.

Kehidupan masyarakat daerah pesisir pada umumnya adalah nelayan yang

mencari ikan sebagai mata pencaharian hidupnya yang utama, disamping itu juga

ada yang bertani atau berkebun. Menurut Koentjaraningrat (1981:34), dalam

ma-syarakat pesisir semua nelayan memiliki sebuah perahu kecil yang dikemudikan

dua orang, yaitu si pemilik dan pembantunya, yang biasanya adalah anaknya

sendiri. Tiap hari keduanya bersama-sama berlayar menyeberangi daerah ombak

pantai, untuk pergi sejauh 2 – 3 kilometer ke laut, dimana mereka melemparkan

jala tiap satu atau dua jam. Nelayan-nelayan miskin yang hanya memiliki perahu

kecil hanya dapat menangkap ikan dalam jumlah yang masih sedikit. Sehingga tak

jarang mereka meletakkan perangkap dalam laut yang sekalian mereka kunjungi

satu demi satu apabila mereka sedang berlayar ke laut. Mereka juga sering

(17)

2

Masyarakat pesisir tidak saja nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan,

pengelola ikan, pedagang ikan bahkan buruh. Kalangan masyarakat pesisir itu

sendiri seringkali menemui sejumlah masalah sehingga menimbulkan kemiskinan.

Satria (2009: 25) menjelaskan bahwa faktor penyebab kemiskinan di kalangan

masyarakat pesisir dapat dibagi dalam tiga macam. Pertama, kemiskinan

struk-tural, yaitu kemiskinan yang disebabkan struktur ekonomi, struktur sosial, dan

struktur politik yang tidak kondusif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

pesisir. Kedua, kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh

faktor budaya seperti kemalasan, berfikir fatalistik, dan rendahnya etos

kewira-usahaan. Ketiga, kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan terjadi karena kondisi

alam dan sumberdaya alam yang serba terbatas dimanfaatkan untuk kepentingan

produksi.

Ketiga tipe kemiskinan tersebut terkait satu sama lain. Misalnya,

kemis-kinan kultural dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, padahal

mereka juga mempunyai keterbatasan untuk memperoleh pendidikan. Hal ini

mungkin saja karena ketidakmerataan pembangunan di daerah pesisir dan mereka

miskin karena tidak punya modal. Hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat

mengakses ke lembaga permodalan dari bank, mungkin karena faktor geografis

bahwa daerah pesisir jauh dari perkotaan atau karena ada rasa kehawatiran pihak

bank yang melihat kegiatan perikanan sebagai suatu kegiatan yang penuh dengan

ketidakpastian dan penuh resiko.

Keluarga nelayan sudah lama diketahui tergolong miskin, tetapi

(18)

3

menghadapi kondisi kemiskinan mencakup upaya-upaya alokasi sumberdaya,

khususnya tenaga kerja. Dalam sektor ini menunjukkan rangkaian kegiatan para

anggota rumah tangga (laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak-anak). Mereka

memiliki peran yang sangat penting sebagai pencari nafkah, perempuan tidak

hanya terlibat dalam kegiatan reproduksi, tetapi juga dalam kegiatan produksi

yang langsung dapat menghasilkan pendapatan untuk disumbangkan dalam

kehidupan keluarga.

Masyarakat Indonesia kini sedang dalam era reformasi dimana masyarakat

Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam semua aspek kehidupan. Dalam

bidang pendidikan juga telah muncul berbagai pendapat dan pandangan mengenai

perlunya reformasi pendidikan. Maraknya tuntutan reformasi pendidikan semakin

lama semakin perlu, mengingat proses pendidikan merupakan salah satu tuntutan

konstitusi yang menyatakan bahwa tujuan untuk membangun negara yang

merdeka ini ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Connel,1998:2).

Pendidikan dalam arti luas memegang peranan yang sangat strategis dalam

setiap masyarakat. Suatu masyarakat mempunyai keteraturan yang diikat oleh

sistem nilai yang hidup dalam kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu

(Tilaar,1999:vii). Kebudayaan adalah jiwanya suatu kekuatan suatu masyarakat,

karena didukung oleh pribadi-pribadi yang dinamis sebagai aktor-aktor

kebudaya-an. Aktor-aktor tersebut dikembangkan dan dibina oleh proses pendidikkebudaya-an. Tidak

mengherankan apabila pendidikan menjadi ajang rebutan dalam masyarakat

(19)

4

masyarakat. Lembaga-lembaga pendidikan menjadi arena perebutan pengaruh dari

kelompok-kelompok masyarakat untuk kepentingan kelompoknya.

Menurut Tilaar (1999: vii) bahwa pendidikan, masyarakat dan kebudayaan

merupakan tripartite tunggal dimana kebudayaan merupakan dasarnya,

masya-rakat menyediakan sarana, dan proses pendidikan merupakan kegiatan untuk

melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai yang mengikat kehidupan bersama

dalam masyarakat. Ini berarti penanaman dan pengembangan nilai-nilai budaya

masyarakat dapat dilakukan dalam proses pendidikan formal di sekolah-sekolah,

disamping dalam keluarga dan masyarakat itu sendiri.

Begitu halnya di Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang, masyarakat tidak memandang bahwa pendidikan merupakan sesuatu

yang dapat merubah kehidupan. Banyak anak-anak usia sekolah tetapi tidak

bersekolah. Mereka sekolah hanya ikut-ikutan temannya saja dan bahkan orang

tua tidak sepenuhnya mendukung tentang pendidikan anak-anaknya. Di tengah

pemerintah sedang menggalakkan program pendidikan tetapi masyarakat di desa

Tanjung Rejo justru keadaannya sangat kontradiksi. Hal ini ditunjukkan bahwa

keinginan anak untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi

sangat kurang. Keadaan yang demikian akan menimbulkan masalah-masalah

sosial yang menentang kehidupan bersama, lembaga-lembaga sosial dan termasuk

lembaga pendidikan (Pelly,2013:5)

Berdasarkan keadaan dan paparan di atas peneliti menjadi tertarik untuk

melakukan penelitian tentang nilai anak pada masyarakat nelayan daerah pesisir di

(20)

5

B. Rumusan Masalah.

Dari uraian latar belakang di atas peneliti dapat merumuskan beberapa

masalah yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana nilai anak bagi keluarga pada masyarakat nelayan di desa

Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?

2. Bagaimana nilai anak pada etnis yang berbeda pada masyarakat nelayan di

desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?

3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi nilai anak menjadi penting

bagi keluarga pada masyarakat nelayan di desa Tanjung Rejo Kecamatan

Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui nilai anak bagi keluarga pada masyarakat nelayan di desa

Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

2. Mengetahui nilai anak pada etnik yang berbeda dalam masyarakat nelayan

di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli

Serdang.

3. Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai anak bagi

keluarga pada masyarakat nelayan di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut

(21)

6

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Hasil penelitian ini secara akademis dapat menambah ilmu pengetahuan

dibidang Sosiologi, khususnya Sosiologi Keluarga atau Sosiologi

Pendidikan tentang nilai anak.

2. Secara nyata/praksis penelitian ini dapat memberi pandangan kepada

masyarakat pesisir tentang nilai anak dalam keluarga.

3. Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi bahan tambahan bagi penelitian

sebelumnya dan menjadi rujukan untuk penelitian-penelitian yang akan

(22)

112

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Dari uraian penjelasan dan fakta-fakta yang didapatkan penelitian ini,

maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bahwa nilai anak bagi keluarga nelayan di daerah pesisir desa Tanjung

Rejo adalah bernilai ekonomis dan sosial, bahwa anak dipersiapkan

untuk membantu orang tuanya baik di rumah ataupun pekerjaan untuk

mendapatkan uang dalam rangka untuk membantu kebutuhan hidup

sehari-hari keluarga. Anak bernilai sosial, bahwa bagi anak-anak dari

keluarga nelayan yang dapat memberikan bantuan berupa materi

kepada orang tuanya menjadi suatu kebanggaan bagi keluarga karena

dianggap telah berhasil sehingga dapat memberikan bantuan materi

kepada orang tuanya. Apa lagi jika anak-anaknya telah berhasil bekerja

orang tua akan mempunyai prestise (gengsi) tersendiri jika anak-anak

mereka berhasil. Orang tua dianggap berhasil membesarkan

anak-anaknya.

2. Nilai anak bagi komunitas etnik di daerah pesisir desa Tanjung Rejo

pada umumnya adalah sama yaitu tentang jumlah anak yang banyak

bernilai baik, sebagai tenaga kerja yang membantu keluarga atau ayah

dan ibunya, sebagai kebanggan orang tua, dan media untuk perbaikan

(23)

113

anak jika dipandang dari tiap-tiap etnik, yaitu; etnik Jawa anak harus

dipersiapkan untuk bekerja dari pada berpendidikan tinnggi, etnik

Banjar anak merupakan tumpuan dan harapan untuk membantu

keluarga di masa depan, etnik Batak anak merupakan harta dan

kebanggan keluarga, bahwa nilai anak bagi keluarga Batak sangat

tinggi, strategis, yang dianggap sebagai media bagi keluarga, dan enik

Melayu anak adalah pintu rejeki. Ada keyakinan bahwa setiap anak

punya rejeki masing-masing.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai anak di daerah pesisir desa

Tanjung Rejo adalah faktor tingkat pendidikan, kondisi ekonomi,

sosial budaya, dan agama.

4. Anak-anak di daerahpesisir desa Tanjung Rejo memiliki ruang-ruang

sosial tempat mereka berinteraksi, bermain, bekerja, seperti pantai,

rawa, sekitar rumah, sekolah dan rumah ibadah, yang merupakan

perwujudan nilai mereka bagi keluarga dan komunitasnya.

B. SARAN

Dari hasil penelitian ini, dapat disarankan beberapa hal yang penting

sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan pembinaan terhadap kaum perempuan dan ibu-ibu

rumah tangga, terutama dalam hal mendidik dan memperlakukan anak

dalam keluarga. Jika pemerintah menggagas program-program

(24)

114

perempuan atau ibu-ibu rumah tangga dapat ditempatkan sebagai

subjek pemberdayaan sosial-ekonomi. Dengan demikian, upaya untuk

mencapai tujuan pemberdayaan dapat ditempuh secara tepat dan

berhasil guna.

2. Perlu penambahan dan memperbaiki fasilitas pendidikan sehingga

merata dan dapat ditempuh anak-anak nelayan di daerah pesisir

Tanjung Rejo sehingga dapat menaikkan tingkat pendidikan dan

kelulusan anak-anak.

3. Perlu dilakukan penyesuaian kurikulum di tingkat sekolah dengan

kondisi lingkungan daerah pesisir Tanjung Rejo.

4. Perlu mensosialisasikan pentingnya pengendalian pertambahan jumlah

anak bagi setiap keluarga dan pentingnya Keluarg Berencana agar

kehidupan masyarakat nelayan di daerah pesisir Tanjung Rejo akan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Connel, Helen. 2004. Reformasi Pendidikan, Jakarta: Kalimah.

Danuri, Rokhimin dkk, 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan

Lautan, Jakarta: P.T. Pradnya Paramita.

____________________. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Jakarta: P.T.

Gramedia Pustaka Utama.

Ginkel, Rob van. 2007. Coastal Cultures: An Anthropology of Fishing and

Whaling Traditions. Apeldoorn: Het Spinhuis Publishers.

Ihromi,T.O,1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Koentjaraningrat,1990. Sejarah Teori Antropologi II, Jakarta: UI Press.

_____________. 1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat.

Koentjaraningrat dan Esther. 2006. Penelitian Kebudayaan, Sebuah Panduan

Praktis, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pelly, Usman.2013. Sosiologi Pendidikan, Medan: Bahan Kuliah.

Poerwanto, Hari. 2006. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif

(26)

Ritzer, George & Dauglas J. Goodman.2004. Teori Sosiologi Modern, Jakarta:

Prenada Media.

Sajogyo & Pudjiwati Sajogyo.2002. Sosiologi Pedesaan, Kumpulan Bacaan,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Satria, Arif.2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat, Bogor: IPB Press.

Setiadi, Elly M & Usman Kolip.2011, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Siregar, Fazidah A. 2003, Pengaruh Nilai dan Jumlah Anak pada Keluarga

terhadap Norma Keluarga Kecil Bahagia,@ 2003 digitized by usu

digital library, Diakses 17/06/2014.

Suyanto, Bagong. 2003. Pelanggaran Hak dan Perlindungan Sosial bagi Anak

Rawan,Surabaya: Airlangga University Press.

Tilaar, HAR.1999. Strategi Reformasi Pendidikan Nasional, Bandung: P.T

Remaja Rosda Karya.

Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002. 2012. Tentang Perlindungan anak,

Medan: Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara.

Usman, Hardius & Nachrowi Jalal. 2004,Pekerja Anak di Indonesia,Jakarta: P.T.

(27)

_______, 2013, Pesisir, http://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir, Diakses 18 Sep 2013.

_______, 2011, Persepsi Keluarga Terhadap Nilai

Gambar

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di desa Tanjung Rejo………………………..  38
Gambar 4.1 Peta Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan ……………… 39

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian dan penetapan angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/ pangkat.. Yogyakarta, November 2016 Penilai : 1

Siswa mampu memahami soal ujian tentang berbagai bentuk pecahan (biasa, campuran, desimal, dan persen) dan hubungan diantaranyaC. Siswa mampu menjawab pertanyaan soal-soal ujian

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian 、。ョセョ・エ。ー。ョ angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/

Dari gambar diatas, sedang melakukan apakah Siti4. Urutkan dari yang

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian dan penetapan angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/ pangkat. Yogyakarta, November 2016 Penilai : -

Tukarlah uang berikut dengan berbagai pecahan yang nilainya sama.. Bentuk kelompok sesuai

[r]

dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Manajemen Coca-Cola Amatil Indonesia. 3.5.1 Job description Coca Cola Amatil Indonesia A.. 2) Menjalin hubungan baik