NILAI ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN
Studi tentang Nilai Anak Pada Masyarakat Nelayan Daerah Pesisirdi Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Prov. Sumatera Utara.
Tesis
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
memmperoleh gelar Magister Sains
di bidang Antropologi Sosial
Oleh :
BAMBANG SUHARSONO
NIM. 8126152003
ANTROPOLOGI SOSIAL
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
BAMBANG SUHARSONO. Nilai Anak Pada Masyarakat Nelayan (Studi tentang Nilai Anak Pada Masyarakat Nelayan Daerah Pesisir di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara). Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2015.
ii ABSTRACT
BAMBANG SUHARSONO. Value Kids On Fishermen Society (Study of Value Kids On Coastal Fishermen Society in Tanjung Rejo Percut Sei Tuan District of Deli Serdang North Sumatra Province). Graduate Program, State University of Medan in 2015.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan karuniaNya
tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung memberikan sumbangan moral maupun material kepada penulis
sehingga tesis ini dapat diselesaikan, yaitu :
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan program pascasarjana di Universiatas Negeri
Medan.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr.
H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. yang juga telah memberi kesempatan
kepada kami untuk mengikuti perkuliahan sehingga dapat
menyelesaikannya di Program Pascasarjana Universiatas Negeri Medan.
3. Ketua Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.Si. yang memberi motivasi
kepada kami dalam perkuliahan serta membuka kesempatan untuk lebih
meningkatkan kemampuan berpikir kritis tentang masalah-masalah
kehidupan sosial.
4. Sekretaris Program Studi Antropologi Sosial, Bapak Dr. Hidayat, M.Si
sekaligus kesediaan beliau sebagai pembimbing I dalam tesis ini.
Meskipun kesibukan beliau yang cukup banyak, tetapi beliau masih
menyempatkan diri untuk membimbing dengan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga penulis terinspirasi untuk menyelesaikan tesis ini.
5. Pembimbing, Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si.(Ketua Program Studi
iii
kesediaan beliau sebagai pembimbing II. Beliau juga selalu meluangkan
waktu untuk berdiskusi memberi masukan dan penyempurnaan dalam
penulisan tesis serta memberi semangat motivasi dalam penyelesaian tesis
ini.
6. Bapak/Ibu dosen Penguji ujian tesis magister sains program studi
Antropologi sosial
7. Bapak/Ibu dosen Pengajar di Program Studi Antropologi Sosial Pasca
sarjana Universitas Negeri Medan.
8. Kepala Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara, dan seluruh perangkat desa yang telah
memberikan informasi/ data serta memberikan fasilitas sehingga
mempermudah dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
9. Istri tersayang, Fitriah Simanjuntak serta anak-anak yang tercinta, Rizki
Aulia Maisarah dan Salman Al Farisy yang selalu sabar mendampingi dan
memberi motivasi untuk menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana.
Sekaligus sebagai motivasi untuk meraih cita-cita dan menjadi anak yang
sholeh kelak.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada
semua pihak yang sebenarnya memiliki sumbangan dalam proses penelitian
dan penyelesaian tesis ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik
Bapak/Ibu/sdr/i semuanya.
Medan, Juni 2015
iii
B. Nilai Budaya Masyarakat Nelayan Daerah Pesisir ... 7
C. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Anak ... 21
A. Deskripsi Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo ... 37
1. Kondisi Geografis dan Demografis ... 37
iv
b. Kondisi Demografis ………. 40
2. Sumber Mata Pencaharian ... 43
3. Kondisi Sosial Budaya ... 45
B. Nilai Anak Berbasis Tipologi Keluarga Nelayan ... 54
1. Nilai Anak Pada Keluarga Inti ... 56
5. Nilai Anak Bagi Masyarakat Nelayan Tanjung Rejo : Sebagai Pandangan Umum Berbagai Kelompok Etnik ... 82
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Anak ………. 83
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ………. 113
DAFTAR PUSATAKA……….
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di desa Tanjung Rejo……….. 38
Tabel 4.2 Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasarkan jenis Kelamin…….. 41
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk berdasarkan pengelompokkan Etnik………….. 42
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian……… 44
Tabel 4.5 Keluarga Inti……… 56
Tabel 4.6 Keluarga Besar……… 60
Tabel 4.7 Keluarga Single Parent……… 63
Tabel 4.8 Nilai Anak Berbagai Etnik………..……… 81
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan ……… 39
Gambar 4.2 Anak etnik Jawa diasuh kakeknya……… ……… 72
Gambar 4.3 Ibu mengasuh anaknya di lading……….. ……… 75
Gambar 4.4 Anak membantu ibunya bekerja di sawah ………... 79
Gambar 4.5 Anak-anak pulang mencari kerang di pantai… ……… 103
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar
wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah
daratan yang di dalamnya juga memuat kandungan air tawar dalam bentuk sungai,
danau, rawa, dan waduk. Demikian luasnya wilayah laut di Indonesia sehingga
mendorong masyarakat yang hidup di sekitar wilayah laut memanfaatkan sumber
kelautan sebagai tumpuan hidupnya. Ketergantungan masyarakat terhadap sektor
kelautan ini memberikan identitas tersendiri sebagai masyarakat pesisir dengan
pola hidup yang dikenal sebagai kebudayaan pesisir.
Kehidupan masyarakat daerah pesisir pada umumnya adalah nelayan yang
mencari ikan sebagai mata pencaharian hidupnya yang utama, disamping itu juga
ada yang bertani atau berkebun. Menurut Koentjaraningrat (1981:34), dalam
ma-syarakat pesisir semua nelayan memiliki sebuah perahu kecil yang dikemudikan
dua orang, yaitu si pemilik dan pembantunya, yang biasanya adalah anaknya
sendiri. Tiap hari keduanya bersama-sama berlayar menyeberangi daerah ombak
pantai, untuk pergi sejauh 2 – 3 kilometer ke laut, dimana mereka melemparkan
jala tiap satu atau dua jam. Nelayan-nelayan miskin yang hanya memiliki perahu
kecil hanya dapat menangkap ikan dalam jumlah yang masih sedikit. Sehingga tak
jarang mereka meletakkan perangkap dalam laut yang sekalian mereka kunjungi
satu demi satu apabila mereka sedang berlayar ke laut. Mereka juga sering
2
Masyarakat pesisir tidak saja nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan,
pengelola ikan, pedagang ikan bahkan buruh. Kalangan masyarakat pesisir itu
sendiri seringkali menemui sejumlah masalah sehingga menimbulkan kemiskinan.
Satria (2009: 25) menjelaskan bahwa faktor penyebab kemiskinan di kalangan
masyarakat pesisir dapat dibagi dalam tiga macam. Pertama, kemiskinan
struk-tural, yaitu kemiskinan yang disebabkan struktur ekonomi, struktur sosial, dan
struktur politik yang tidak kondusif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
pesisir. Kedua, kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor budaya seperti kemalasan, berfikir fatalistik, dan rendahnya etos
kewira-usahaan. Ketiga, kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan terjadi karena kondisi
alam dan sumberdaya alam yang serba terbatas dimanfaatkan untuk kepentingan
produksi.
Ketiga tipe kemiskinan tersebut terkait satu sama lain. Misalnya,
kemis-kinan kultural dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, padahal
mereka juga mempunyai keterbatasan untuk memperoleh pendidikan. Hal ini
mungkin saja karena ketidakmerataan pembangunan di daerah pesisir dan mereka
miskin karena tidak punya modal. Hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat
mengakses ke lembaga permodalan dari bank, mungkin karena faktor geografis
bahwa daerah pesisir jauh dari perkotaan atau karena ada rasa kehawatiran pihak
bank yang melihat kegiatan perikanan sebagai suatu kegiatan yang penuh dengan
ketidakpastian dan penuh resiko.
Keluarga nelayan sudah lama diketahui tergolong miskin, tetapi
3
menghadapi kondisi kemiskinan mencakup upaya-upaya alokasi sumberdaya,
khususnya tenaga kerja. Dalam sektor ini menunjukkan rangkaian kegiatan para
anggota rumah tangga (laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak-anak). Mereka
memiliki peran yang sangat penting sebagai pencari nafkah, perempuan tidak
hanya terlibat dalam kegiatan reproduksi, tetapi juga dalam kegiatan produksi
yang langsung dapat menghasilkan pendapatan untuk disumbangkan dalam
kehidupan keluarga.
Masyarakat Indonesia kini sedang dalam era reformasi dimana masyarakat
Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam semua aspek kehidupan. Dalam
bidang pendidikan juga telah muncul berbagai pendapat dan pandangan mengenai
perlunya reformasi pendidikan. Maraknya tuntutan reformasi pendidikan semakin
lama semakin perlu, mengingat proses pendidikan merupakan salah satu tuntutan
konstitusi yang menyatakan bahwa tujuan untuk membangun negara yang
merdeka ini ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Connel,1998:2).
Pendidikan dalam arti luas memegang peranan yang sangat strategis dalam
setiap masyarakat. Suatu masyarakat mempunyai keteraturan yang diikat oleh
sistem nilai yang hidup dalam kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu
(Tilaar,1999:vii). Kebudayaan adalah jiwanya suatu kekuatan suatu masyarakat,
karena didukung oleh pribadi-pribadi yang dinamis sebagai aktor-aktor
kebudaya-an. Aktor-aktor tersebut dikembangkan dan dibina oleh proses pendidikkebudaya-an. Tidak
mengherankan apabila pendidikan menjadi ajang rebutan dalam masyarakat
4
masyarakat. Lembaga-lembaga pendidikan menjadi arena perebutan pengaruh dari
kelompok-kelompok masyarakat untuk kepentingan kelompoknya.
Menurut Tilaar (1999: vii) bahwa pendidikan, masyarakat dan kebudayaan
merupakan tripartite tunggal dimana kebudayaan merupakan dasarnya,
masya-rakat menyediakan sarana, dan proses pendidikan merupakan kegiatan untuk
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai yang mengikat kehidupan bersama
dalam masyarakat. Ini berarti penanaman dan pengembangan nilai-nilai budaya
masyarakat dapat dilakukan dalam proses pendidikan formal di sekolah-sekolah,
disamping dalam keluarga dan masyarakat itu sendiri.
Begitu halnya di Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang, masyarakat tidak memandang bahwa pendidikan merupakan sesuatu
yang dapat merubah kehidupan. Banyak anak-anak usia sekolah tetapi tidak
bersekolah. Mereka sekolah hanya ikut-ikutan temannya saja dan bahkan orang
tua tidak sepenuhnya mendukung tentang pendidikan anak-anaknya. Di tengah
pemerintah sedang menggalakkan program pendidikan tetapi masyarakat di desa
Tanjung Rejo justru keadaannya sangat kontradiksi. Hal ini ditunjukkan bahwa
keinginan anak untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi
sangat kurang. Keadaan yang demikian akan menimbulkan masalah-masalah
sosial yang menentang kehidupan bersama, lembaga-lembaga sosial dan termasuk
lembaga pendidikan (Pelly,2013:5)
Berdasarkan keadaan dan paparan di atas peneliti menjadi tertarik untuk
melakukan penelitian tentang nilai anak pada masyarakat nelayan daerah pesisir di
5
B. Rumusan Masalah.
Dari uraian latar belakang di atas peneliti dapat merumuskan beberapa
masalah yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana nilai anak bagi keluarga pada masyarakat nelayan di desa
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?
2. Bagaimana nilai anak pada etnis yang berbeda pada masyarakat nelayan di
desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi nilai anak menjadi penting
bagi keluarga pada masyarakat nelayan di desa Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui nilai anak bagi keluarga pada masyarakat nelayan di desa
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
2. Mengetahui nilai anak pada etnik yang berbeda dalam masyarakat nelayan
di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang.
3. Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai anak bagi
keluarga pada masyarakat nelayan di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut
6
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Hasil penelitian ini secara akademis dapat menambah ilmu pengetahuan
dibidang Sosiologi, khususnya Sosiologi Keluarga atau Sosiologi
Pendidikan tentang nilai anak.
2. Secara nyata/praksis penelitian ini dapat memberi pandangan kepada
masyarakat pesisir tentang nilai anak dalam keluarga.
3. Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi bahan tambahan bagi penelitian
sebelumnya dan menjadi rujukan untuk penelitian-penelitian yang akan
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Dari uraian penjelasan dan fakta-fakta yang didapatkan penelitian ini,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bahwa nilai anak bagi keluarga nelayan di daerah pesisir desa Tanjung
Rejo adalah bernilai ekonomis dan sosial, bahwa anak dipersiapkan
untuk membantu orang tuanya baik di rumah ataupun pekerjaan untuk
mendapatkan uang dalam rangka untuk membantu kebutuhan hidup
sehari-hari keluarga. Anak bernilai sosial, bahwa bagi anak-anak dari
keluarga nelayan yang dapat memberikan bantuan berupa materi
kepada orang tuanya menjadi suatu kebanggaan bagi keluarga karena
dianggap telah berhasil sehingga dapat memberikan bantuan materi
kepada orang tuanya. Apa lagi jika anak-anaknya telah berhasil bekerja
orang tua akan mempunyai prestise (gengsi) tersendiri jika anak-anak
mereka berhasil. Orang tua dianggap berhasil membesarkan
anak-anaknya.
2. Nilai anak bagi komunitas etnik di daerah pesisir desa Tanjung Rejo
pada umumnya adalah sama yaitu tentang jumlah anak yang banyak
bernilai baik, sebagai tenaga kerja yang membantu keluarga atau ayah
dan ibunya, sebagai kebanggan orang tua, dan media untuk perbaikan
113
anak jika dipandang dari tiap-tiap etnik, yaitu; etnik Jawa anak harus
dipersiapkan untuk bekerja dari pada berpendidikan tinnggi, etnik
Banjar anak merupakan tumpuan dan harapan untuk membantu
keluarga di masa depan, etnik Batak anak merupakan harta dan
kebanggan keluarga, bahwa nilai anak bagi keluarga Batak sangat
tinggi, strategis, yang dianggap sebagai media bagi keluarga, dan enik
Melayu anak adalah pintu rejeki. Ada keyakinan bahwa setiap anak
punya rejeki masing-masing.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai anak di daerah pesisir desa
Tanjung Rejo adalah faktor tingkat pendidikan, kondisi ekonomi,
sosial budaya, dan agama.
4. Anak-anak di daerahpesisir desa Tanjung Rejo memiliki ruang-ruang
sosial tempat mereka berinteraksi, bermain, bekerja, seperti pantai,
rawa, sekitar rumah, sekolah dan rumah ibadah, yang merupakan
perwujudan nilai mereka bagi keluarga dan komunitasnya.
B. SARAN
Dari hasil penelitian ini, dapat disarankan beberapa hal yang penting
sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan pembinaan terhadap kaum perempuan dan ibu-ibu
rumah tangga, terutama dalam hal mendidik dan memperlakukan anak
dalam keluarga. Jika pemerintah menggagas program-program
114
perempuan atau ibu-ibu rumah tangga dapat ditempatkan sebagai
subjek pemberdayaan sosial-ekonomi. Dengan demikian, upaya untuk
mencapai tujuan pemberdayaan dapat ditempuh secara tepat dan
berhasil guna.
2. Perlu penambahan dan memperbaiki fasilitas pendidikan sehingga
merata dan dapat ditempuh anak-anak nelayan di daerah pesisir
Tanjung Rejo sehingga dapat menaikkan tingkat pendidikan dan
kelulusan anak-anak.
3. Perlu dilakukan penyesuaian kurikulum di tingkat sekolah dengan
kondisi lingkungan daerah pesisir Tanjung Rejo.
4. Perlu mensosialisasikan pentingnya pengendalian pertambahan jumlah
anak bagi setiap keluarga dan pentingnya Keluarg Berencana agar
kehidupan masyarakat nelayan di daerah pesisir Tanjung Rejo akan
DAFTAR PUSTAKA
Connel, Helen. 2004. Reformasi Pendidikan, Jakarta: Kalimah.
Danuri, Rokhimin dkk, 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan, Jakarta: P.T. Pradnya Paramita.
____________________. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Jakarta: P.T.
Gramedia Pustaka Utama.
Ginkel, Rob van. 2007. Coastal Cultures: An Anthropology of Fishing and
Whaling Traditions. Apeldoorn: Het Spinhuis Publishers.
Ihromi,T.O,1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Koentjaraningrat,1990. Sejarah Teori Antropologi II, Jakarta: UI Press.
_____________. 1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat.
Koentjaraningrat dan Esther. 2006. Penelitian Kebudayaan, Sebuah Panduan
Praktis, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pelly, Usman.2013. Sosiologi Pendidikan, Medan: Bahan Kuliah.
Poerwanto, Hari. 2006. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif
Ritzer, George & Dauglas J. Goodman.2004. Teori Sosiologi Modern, Jakarta:
Prenada Media.
Sajogyo & Pudjiwati Sajogyo.2002. Sosiologi Pedesaan, Kumpulan Bacaan,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Satria, Arif.2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat, Bogor: IPB Press.
Setiadi, Elly M & Usman Kolip.2011, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Siregar, Fazidah A. 2003, Pengaruh Nilai dan Jumlah Anak pada Keluarga
terhadap Norma Keluarga Kecil Bahagia,@ 2003 digitized by usu
digital library, Diakses 17/06/2014.
Suyanto, Bagong. 2003. Pelanggaran Hak dan Perlindungan Sosial bagi Anak
Rawan,Surabaya: Airlangga University Press.
Tilaar, HAR.1999. Strategi Reformasi Pendidikan Nasional, Bandung: P.T
Remaja Rosda Karya.
Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002. 2012. Tentang Perlindungan anak,
Medan: Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara.
Usman, Hardius & Nachrowi Jalal. 2004,Pekerja Anak di Indonesia,Jakarta: P.T.
_______, 2013, Pesisir, http://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir, Diakses 18 Sep 2013.
_______, 2011, Persepsi Keluarga Terhadap Nilai