• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINEMATIKA GERAK LURUS DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KINEMATIKA GERAK LURUS DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2013/2014."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

T.P. 2013/2014

Oleh :

Sinemaso H. Manik NIM 4104121004

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 69

Lampiran 2 80

Lampiran 3 94

Lampiran 4 108

Lampiran 5 113

Lampiran 6 116

Lampiran 7 121

Lampiran 8 133

Lampiran 9 138

Lampiran 10 140

Lampiran 11 141

Lampiran 12 145

Lampiran 13 147

Lampiran 14 154

Lampiran 15 156

Lampiran 16 158

Lampiran 17 166

Lampiran 18 167

Lampiran 19 172

Lampiran 20 173

Lampiran 21 174

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

KINEMATIKA GERAK LURUS DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2013/2014

Sinemaso H. Manik (NIM 4104121004)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok

kinematika gerak lurus di kelas X semester I SMA Negeri 11 Medan T.P. 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA Negeri 11 Medan yang terdiri dari 9 kelas berjumlah 256 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster

random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas

X-8 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 38 orang dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajardalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua observer.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 32,98 dengan standar deviasi 9,03, dan nilai rata-rata kelas kontrol 32,55 dengan standar deviasi 9,10. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,1419 dan Ltabel = 0.1347, untuk kelas kontrol dengan

Lhitung = 0.1447, dan Ltabel = 0.1519, sehingga diperoleh Lhitung <Ltabel, maka data

kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,11

dan Ftabel = 1,57 sehingga Fhitung< Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok

yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran problem based learning dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 74,91 dengan standar deviasi 10,92 dan kelas kontrol 63,33 dengan standar deviasi 11.52. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 74,91 termasuk dalam kriteria aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 4,47 dan ttabel = 2,00 sehingga thitung> ttabel maka Ha

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi v

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Aktivitas Belajar 8

2.1.3. Hasil Belajar 9

2.1.3.1. Ranah Kognitif 11

2.1.3.2. Ranah Afektif 11

2.1.3.3. Ranah Psikomotorik 12

2.1.4. Model Pembelajaran 13

2.2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 14

2.2.1. Ciri-ciri Khusus Pembelajaran Masalah 16

(6)

vi

2.2.3. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17

2.2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18

2.2.5. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Pembelajaran

Berdasarkan Masalah 20

2.2.6. Pembelajaran Konvensional 21

2.2.7. Lingkungan Belajar dan Sistem Pembelajaran Langsung 21

2.3. Materi Pembelajaran 22

2.3.1. Besaran-Besaran pada Gerak Lurus 22

2.3.1.1. Kedudukan, Jarak dan Perpindahan 23

2.3.1.2. Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat 25

2.3.2. Gerak Lurus Beraturan 26

2.3.3. Gerak Lurus Berubah Beraturan 27

2.3.4. Aplikasi Gerak Lurus Berubah Beraturan pada Gerak Vertikal 29

2.4. Kerangka Konseptual 32

2.5. Hipotesis 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 34

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 34

3.3. Variabel Penelitian 34

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 34

3.4.1. Jenis Penelitian 34

3.4.2. Desain Penelitian 35

3.5. Prosedur Penelitian 35

3.6. Instrumen Penelitian 38

3.6.1. Validitas Tes 40

3.7. Teknik Analisis Data 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

41. Hasil Penelitian 46

(7)

4.3. Observasi 53

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 67

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Bagan Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Pembelajaran Langsung (Konvensional) 22

2.2. Posisi Benda pada Suatu Garis Lurus 23

2.3. Vektor Perpindahan Sepanjang Sumbu X 24

2.4. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada GLB 26

2.5. Grafik Posisi terhadap Waktu (x-t) dari Suatu GLB dengan Acuan

Melalui O (0,0) 26

2.6. Grafik Percepatan-Waktu GLBB 27

2.7. Grafik Kecepatan-Waktu GLBB 28

2.8. Pola Gerak Jatuh Bebas 30

2.9. Pola Gerak Vertikal ke Bawah 31

2.10. Pola Gerak Vertikal Ke Atas 32

3.1. Skema Rancangan Penelitian 37

4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 47

4.2. Diagram batang kognitif pretes siswa 48

4.3. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 49

4.4. Diagram batang kognitif postes siswa 50

4.5. Diagram batang kategori nilai pretes, aktivitas dan postes 57

4.6. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas

Eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas 61

4.7. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas

Eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes 62

4.6. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas

[image:8.595.79.525.113.680.2]
(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,

pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem

pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang

berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan

tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan

yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan

zaman yang sedang berkembang.

Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sebaliknya jika

kemampuan sumber daya manusia rendah, maka manusia tidak akan mampu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

akhir-akhir ini.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari usaha pemerintah

dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataan guru dan dosen,

memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, penggunaan metode, model, dan

pendekatan mengajar, juga pelaksanaan penelitian. Kesemuanya dilakukan dalam

upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah yang

pada akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa (Turnip, 2007).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 11

Medan dengan melakukan wawancara kepada guru bidang studi fisika bahwa

(10)

2

berkisar antara 40-50. Jika dilihat dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yaitu 65 yang ditetapkan oleh sekolah untuk menyatakan siswa tuntas dalam

belajar fisika, hanya 1-5 orang saja yang mampu mencapai nilai tersebut. Ketika

diwawancara lebih lanjut, ternyata setiap nilai siswa yang dilaporkan merupakan

penilaian tugas pribadi, kehadiran siswa, dan disiplin siswa. Berdasarkan uraian di

atas, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa pada pembelajaran fisika masih

tergolong rendah. Hal ini relevan dengan data yang diperoleh dari instrumen

angket yang disebarkan kepada 38 siswa diperoleh bahwa 62,86 % siswa

mengatakan fisika sulit dan kurang menarik, 28,57 % siswa mengatakan fisika

tidak terlalu sulit tapi kurang menarik dan 8,57 % siswa mengatakan fisika

menarik dan menyenangkan.

Rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan hasil wawancara guru fisika

tersebut disebabkan oleh: (1) Model pembelajaran fisika kurang bervariasi (model

konvensinal), dimana proses belajar mengajar yang dilakukan terpusat pada guru

(teacher centered), dengan urutan menjelaskan, memberi contoh, latihan dan

penugasan. Variasi metode pembelajaran yang diberikan guru tidak disesuaikan

berdasarkan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. (2) Guru jarang sekali

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintraksi dengan teman sejawat

atau dengan guru dalam upaya mengembangkan pengetahuan siswa yang

menyebabkan mereka menjadi pasif dan sulit untuk memahami dan menguasai

materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal.

Berdasarkan pemaparan masalah-masalah tersebut, salah satu usaha yang

dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaikinya adalah dengan menerapkan

model pembelajaran yang tepat, yang dapat melibatkan siswa secara aktif

sehingga siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran

tersebut salah satunya model pembelajaran problem based learning. Problem

Based Learning/pembelajaran berdasarkan masalah merupakan inovasi dalam

pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul

(11)

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Ada beberapa tipe yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran,

antara lain: 1) Model Pembelajaran Kooperatif; 2) Inquiri; dan 3) Problem Based

Learning (PBL). Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran

problem based learning (pembelajaran berdasarkan masalah). Beberapa kelebihan

dari model problem based learning yaitu: 1) peserta didik lebih memahami konsep

; 2) melibatkan secara aktif dalam pemecahan masalah dan menuntut kemampuan

berpikir siswa; 3) menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi

aspirasi dan menerima pendapat orang lain; 4) pengkondisian siswa dalam belajar

kelompok yang saling berinteraksi terhadap guru dan kelompoknya.

Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat

permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang

tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh

siswa dengan baik. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan

dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan

koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(Rusman, 2010:229).

Berdasarkan hasil penelitian Kennedy (2008) di SMAN 4 Kisaran pada

materi pokok pemuaian diperoleh nilai pretest kelas eksperimen adalah 30,666

dan rata-rata kelas kontrol adalah 31,000. Kemudian setelah melakukan perlakuan

yang berbeda yaitu pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai postes

pada kelas eksperimen adalah 68,666 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah

49,833. Dan menurut hasil penelitian Lusiana Siagian (2009) di SMPN 2 Rantau

Utara pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen

adalah 4,197 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 4,132. Kemudian setelah

melakukan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran berdasarkan masalah pada

kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh

(12)

4

kedua penelitian tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa. Namun

kedua penelitian tersebut tidak memperhatikan aspek yang lain dari siswa, seperti

aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah.

Sardiman (2009:93) mengatakan bahwa “Pada prinsipnya belajar adalah

berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan, tidak

ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Sehingga aktivitas merupakan prinsip atau

asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dan dalam Slameto

(2007 : 96) “Akitvitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar-mengajar.” Perlu ditambahkan bahwa aktivitas belajar itu

bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus

selalu berkait. Sehubungan dengan hal tersebut, Piaget menerangkan bahwa

seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu

tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi

kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul

setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan.

Untuk itulah perlu adanya observasi untuk mengetahui aktivitas selama

proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan psikomotorik

dan afektif. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Kelas X Semester I SMA Negeri 11 Medan T.P 2013/2014”.

1.2.Ruang Lingkup Masalah

Dari uraian di atas, dapat diidentifikasi ruang lingkup masalah, yaitu :

1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat teacher-oriented.

2. Siswa jarang diajak berfikir menemukan konsep fisika dalam kehidupan

sehari-hari sehingga fisika menjadi membosankan.

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

(13)

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang

tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran berdasarkan

masalah.

2. Materi yang akan diajarkan ialah materi pokok Kinematika Gerak Lurus.

3. Siswa yang diteliti ialah siswa SMAN 11 Medan Kelas X.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah yang ada, yaitu :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran

Konvensional pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X?

4. Adakah peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak

Lurus di kelas X?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di

kelas X.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak

(14)

6

3. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan

Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X.

4. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika

Gerak Lurus di kelas X.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah :

1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus

di sekolah menengah atas.

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di

(15)
(16)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh

beberapa kesimpulan antara lain:

1. Hasil belajar siswa kelas X semester I SMA Negeri 11 Medan tahun ajaran

2013/2014 pada materi pokok kinematika gerak lurus dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata sebesar 63,33.

2. Hasil belajar siswa kelas X semester I SMA Negeri 11 Medan tahun ajaran

2013/2014 pada materi pokok kinematika gerak lurus dengan menggunakan

model pembelajaran problem based learning memiliki nilai rata-rata sebesar

74,91.

3. Ada perbedaan antara hasil belajar fisika dengan menggunakan model

pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar fisika dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok gerak

lurus di kelas X siswa SMAN 11 Medan tahun ajaran 2013/2014, dengan

thitung = 4,47 > ttabel = 2,00.

4. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah mengalami peningkatan, pada pertemuan I 53,78%,

pertemuan II 67,51%, dan pada pertemuan III 70,97%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran:

1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model pembelajaran

berdasarkan masalah sebagai salah satu upaya untuk mengaktifkan siswa

belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta

(17)

berdasarkan masalah lebih lanjut, disarankan untuk lebih memperhatikan

efisiensi waktu pada tahap ”mengembangkan dan menyajikan hasil karya”,

karena pada tahap ini hampir semua siswa ingin menampilkan hasil diskusi

mereka.

3. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin melakukan penelitian yang sama

sebaiknya lebih memahami dengan jelas tahap-tahap (Syntax) model

pembelajaran Problem Based Learning agar aktivitas dan hasil belajar yang

(18)

67

DAFTAR PUSTAKA

Ainurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Apriono, Djoko. 2011. Problem Based Learning (PBL): Defenisi, Karakteristik, dan

Implementasi dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Jurnal Pendidikan

dan Pengajaran Unirow, No 1: 11-17

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharismi. 2009. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011),

Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan

Hamalik Oemar, (2006), Proses Belajar Mengajar, Penerbit bumi aksara, Jakarta

Kanginan, M., (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga, Jakarta

Lestari, N. N., 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

Based Learning) Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar fisiska Bagi siswa Kelas VII SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran program Pasca

Sarjana UNDIKSHA: 1-21

Sadia, I Wayan. 2007. Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal siswa SMA

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Cycle Learning Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No 1: 171-182

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Bandung : Kencana Prenada Media Group

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

(19)

Sitanggang, Nurjanah. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI Man 1 Medan T.P. 2011/2012. Skripsi, FMIPA, Unimed,

Medan

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Tampubolon, Dina Wati. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls Di Kelas XI Semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2011/2012. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Gambar

Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada GLB

Referensi

Dokumen terkait

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel keamanan, privasi, nama merek, website dan navigasi, informasi dan kebijakan pengembalian dalam mempengaruhi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program D3 Teknik Informatika. Disusun Oleh :

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK.. KANAK SALSABILA NOGOSARI BOYOLALI TAHUN

[r]