T.P. 2013/2014
Oleh :
Sinemaso H. Manik NIM 4104121004
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 69
Lampiran 2 80
Lampiran 3 94
Lampiran 4 108
Lampiran 5 113
Lampiran 6 116
Lampiran 7 121
Lampiran 8 133
Lampiran 9 138
Lampiran 10 140
Lampiran 11 141
Lampiran 12 145
Lampiran 13 147
Lampiran 14 154
Lampiran 15 156
Lampiran 16 158
Lampiran 17 166
Lampiran 18 167
Lampiran 19 172
Lampiran 20 173
Lampiran 21 174
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
KINEMATIKA GERAK LURUS DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 11 MEDAN T.P. 2013/2014
Sinemaso H. Manik (NIM 4104121004)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
kinematika gerak lurus di kelas X semester I SMA Negeri 11 Medan T.P. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA Negeri 11 Medan yang terdiri dari 9 kelas berjumlah 256 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster
random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas
X-8 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 38 orang dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajardalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua observer.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 32,98 dengan standar deviasi 9,03, dan nilai rata-rata kelas kontrol 32,55 dengan standar deviasi 9,10. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,1419 dan Ltabel = 0.1347, untuk kelas kontrol dengan
Lhitung = 0.1447, dan Ltabel = 0.1519, sehingga diperoleh Lhitung <Ltabel, maka data
kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,11
dan Ftabel = 1,57 sehingga Fhitung< Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok
yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran problem based learning dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 74,91 dengan standar deviasi 10,92 dan kelas kontrol 63,33 dengan standar deviasi 11.52. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 74,91 termasuk dalam kriteria aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 4,47 dan ttabel = 2,00 sehingga thitung> ttabel maka Ha
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi v
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Aktivitas Belajar 8
2.1.3. Hasil Belajar 9
2.1.3.1. Ranah Kognitif 11
2.1.3.2. Ranah Afektif 11
2.1.3.3. Ranah Psikomotorik 12
2.1.4. Model Pembelajaran 13
2.2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 14
2.2.1. Ciri-ciri Khusus Pembelajaran Masalah 16
vi
2.2.3. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17
2.2.4. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18
2.2.5. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Pembelajaran
Berdasarkan Masalah 20
2.2.6. Pembelajaran Konvensional 21
2.2.7. Lingkungan Belajar dan Sistem Pembelajaran Langsung 21
2.3. Materi Pembelajaran 22
2.3.1. Besaran-Besaran pada Gerak Lurus 22
2.3.1.1. Kedudukan, Jarak dan Perpindahan 23
2.3.1.2. Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat 25
2.3.2. Gerak Lurus Beraturan 26
2.3.3. Gerak Lurus Berubah Beraturan 27
2.3.4. Aplikasi Gerak Lurus Berubah Beraturan pada Gerak Vertikal 29
2.4. Kerangka Konseptual 32
2.5. Hipotesis 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 34
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 34
3.3. Variabel Penelitian 34
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 34
3.4.1. Jenis Penelitian 34
3.4.2. Desain Penelitian 35
3.5. Prosedur Penelitian 35
3.6. Instrumen Penelitian 38
3.6.1. Validitas Tes 40
3.7. Teknik Analisis Data 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
41. Hasil Penelitian 46
4.3. Observasi 53
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 65
5.2. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 67
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Bagan Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Langsung (Konvensional) 22
2.2. Posisi Benda pada Suatu Garis Lurus 23
2.3. Vektor Perpindahan Sepanjang Sumbu X 24
2.4. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada GLB 26
2.5. Grafik Posisi terhadap Waktu (x-t) dari Suatu GLB dengan Acuan
Melalui O (0,0) 26
2.6. Grafik Percepatan-Waktu GLBB 27
2.7. Grafik Kecepatan-Waktu GLBB 28
2.8. Pola Gerak Jatuh Bebas 30
2.9. Pola Gerak Vertikal ke Bawah 31
2.10. Pola Gerak Vertikal Ke Atas 32
3.1. Skema Rancangan Penelitian 37
4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 47
4.2. Diagram batang kognitif pretes siswa 48
4.3. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 49
4.4. Diagram batang kognitif postes siswa 50
4.5. Diagram batang kategori nilai pretes, aktivitas dan postes 57
4.6. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas
Eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas 61
4.7. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas
Eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes 62
4.6. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas
[image:8.595.79.525.113.680.2]BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan
tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan
yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan
zaman yang sedang berkembang.
Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sebaliknya jika
kemampuan sumber daya manusia rendah, maka manusia tidak akan mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
akhir-akhir ini.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari usaha pemerintah
dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataan guru dan dosen,
memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, penggunaan metode, model, dan
pendekatan mengajar, juga pelaksanaan penelitian. Kesemuanya dilakukan dalam
upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah yang
pada akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa (Turnip, 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 11
Medan dengan melakukan wawancara kepada guru bidang studi fisika bahwa
2
berkisar antara 40-50. Jika dilihat dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu 65 yang ditetapkan oleh sekolah untuk menyatakan siswa tuntas dalam
belajar fisika, hanya 1-5 orang saja yang mampu mencapai nilai tersebut. Ketika
diwawancara lebih lanjut, ternyata setiap nilai siswa yang dilaporkan merupakan
penilaian tugas pribadi, kehadiran siswa, dan disiplin siswa. Berdasarkan uraian di
atas, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa pada pembelajaran fisika masih
tergolong rendah. Hal ini relevan dengan data yang diperoleh dari instrumen
angket yang disebarkan kepada 38 siswa diperoleh bahwa 62,86 % siswa
mengatakan fisika sulit dan kurang menarik, 28,57 % siswa mengatakan fisika
tidak terlalu sulit tapi kurang menarik dan 8,57 % siswa mengatakan fisika
menarik dan menyenangkan.
Rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan hasil wawancara guru fisika
tersebut disebabkan oleh: (1) Model pembelajaran fisika kurang bervariasi (model
konvensinal), dimana proses belajar mengajar yang dilakukan terpusat pada guru
(teacher centered), dengan urutan menjelaskan, memberi contoh, latihan dan
penugasan. Variasi metode pembelajaran yang diberikan guru tidak disesuaikan
berdasarkan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. (2) Guru jarang sekali
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintraksi dengan teman sejawat
atau dengan guru dalam upaya mengembangkan pengetahuan siswa yang
menyebabkan mereka menjadi pasif dan sulit untuk memahami dan menguasai
materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal.
Berdasarkan pemaparan masalah-masalah tersebut, salah satu usaha yang
dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaikinya adalah dengan menerapkan
model pembelajaran yang tepat, yang dapat melibatkan siswa secara aktif
sehingga siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan. Model pembelajaran
tersebut salah satunya model pembelajaran problem based learning. Problem
Based Learning/pembelajaran berdasarkan masalah merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Ada beberapa tipe yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran,
antara lain: 1) Model Pembelajaran Kooperatif; 2) Inquiri; dan 3) Problem Based
Learning (PBL). Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran
problem based learning (pembelajaran berdasarkan masalah). Beberapa kelebihan
dari model problem based learning yaitu: 1) peserta didik lebih memahami konsep
; 2) melibatkan secara aktif dalam pemecahan masalah dan menuntut kemampuan
berpikir siswa; 3) menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi
aspirasi dan menerima pendapat orang lain; 4) pengkondisian siswa dalam belajar
kelompok yang saling berinteraksi terhadap guru dan kelompoknya.
Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat
permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang
tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh
siswa dengan baik. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan
dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan
koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Rusman, 2010:229).
Berdasarkan hasil penelitian Kennedy (2008) di SMAN 4 Kisaran pada
materi pokok pemuaian diperoleh nilai pretest kelas eksperimen adalah 30,666
dan rata-rata kelas kontrol adalah 31,000. Kemudian setelah melakukan perlakuan
yang berbeda yaitu pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai postes
pada kelas eksperimen adalah 68,666 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah
49,833. Dan menurut hasil penelitian Lusiana Siagian (2009) di SMPN 2 Rantau
Utara pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen
adalah 4,197 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 4,132. Kemudian setelah
melakukan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran berdasarkan masalah pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh
4
kedua penelitian tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa. Namun
kedua penelitian tersebut tidak memperhatikan aspek yang lain dari siswa, seperti
aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran
berdasarkan masalah.
Sardiman (2009:93) mengatakan bahwa “Pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan, tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Sehingga aktivitas merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dan dalam Slameto
(2007 : 96) “Akitvitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di
dalam interaksi belajar-mengajar.” Perlu ditambahkan bahwa aktivitas belajar itu
bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus
selalu berkait. Sehubungan dengan hal tersebut, Piaget menerangkan bahwa
seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu
tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi
kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul
setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan.
Untuk itulah perlu adanya observasi untuk mengetahui aktivitas selama
proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan psikomotorik
dan afektif. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus Kelas X Semester I SMA Negeri 11 Medan T.P 2013/2014”.
1.2.Ruang Lingkup Masalah
Dari uraian di atas, dapat diidentifikasi ruang lingkup masalah, yaitu :
1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat teacher-oriented.
2. Siswa jarang diajak berfikir menemukan konsep fisika dalam kehidupan
sehari-hari sehingga fisika menjadi membosankan.
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, dan keterbatasan waktu yang
tersedia, maka peneliti membuat batasan masalah yang akan diteliti, yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran berdasarkan
masalah.
2. Materi yang akan diajarkan ialah materi pokok Kinematika Gerak Lurus.
3. Siswa yang diteliti ialah siswa SMAN 11 Medan Kelas X.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah yang ada, yaitu :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X?
3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X?
4. Adakah peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak
Lurus di kelas X?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di
kelas X.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak
6
3. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan
Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus di kelas X.
4. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Kinematika
Gerak Lurus di kelas X.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah :
1. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok Kinematika Gerak Lurus
di sekolah menengah atas.
2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Hasil belajar siswa kelas X semester I SMA Negeri 11 Medan tahun ajaran
2013/2014 pada materi pokok kinematika gerak lurus dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata sebesar 63,33.
2. Hasil belajar siswa kelas X semester I SMA Negeri 11 Medan tahun ajaran
2013/2014 pada materi pokok kinematika gerak lurus dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning memiliki nilai rata-rata sebesar
74,91.
3. Ada perbedaan antara hasil belajar fisika dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar fisika dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok gerak
lurus di kelas X siswa SMAN 11 Medan tahun ajaran 2013/2014, dengan
thitung = 4,47 > ttabel = 2,00.
4. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran
berdasarkan masalah mengalami peningkatan, pada pertemuan I 53,78%,
pertemuan II 67,51%, dan pada pertemuan III 70,97%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran:
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model pembelajaran
berdasarkan masalah sebagai salah satu upaya untuk mengaktifkan siswa
belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta
berdasarkan masalah lebih lanjut, disarankan untuk lebih memperhatikan
efisiensi waktu pada tahap ”mengembangkan dan menyajikan hasil karya”,
karena pada tahap ini hampir semua siswa ingin menampilkan hasil diskusi
mereka.
3. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin melakukan penelitian yang sama
sebaiknya lebih memahami dengan jelas tahap-tahap (Syntax) model
pembelajaran Problem Based Learning agar aktivitas dan hasil belajar yang
67
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Apriono, Djoko. 2011. Problem Based Learning (PBL): Defenisi, Karakteristik, dan
Implementasi dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran Unirow, No 1: 11-17
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharismi. 2009. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011),
Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan
Hamalik Oemar, (2006), Proses Belajar Mengajar, Penerbit bumi aksara, Jakarta
Kanginan, M., (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga, Jakarta
Lestari, N. N., 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar fisiska Bagi siswa Kelas VII SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran program Pasca
Sarjana UNDIKSHA: 1-21
Sadia, I Wayan. 2007. Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal siswa SMA
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Cycle Learning Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No 1: 171-182
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung : Kencana Prenada Media Group
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung : Kencana Prenada Media Group
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sitanggang, Nurjanah. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI Man 1 Medan T.P. 2011/2012. Skripsi, FMIPA, Unimed,
Medan
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Tampubolon, Dina Wati. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum Dan Impuls Di Kelas XI Semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2011/2012. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group