• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Tata Letak Gudang Bahan Baku (Storage) dan Gudang Barang Jadi (Warehouse) Menggunakan Dedicated Storage Policy di PT "X".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Tata Letak Gudang Bahan Baku (Storage) dan Gudang Barang Jadi (Warehouse) Menggunakan Dedicated Storage Policy di PT "X"."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang memproduksi benang menjadi kain jadi. Masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah tata letak gudang, baik pada gudang bahan baku (storage) maupun pada gudang barang jadi (warehouse). Pada storage maupun pada warehouse saat ini penyimpanan benang maupun kain sebagai barang jadi memiliki tempat yang tidak tetap atau tidak pasti, dengan kata lain penyimpanan pada masing-masing gudang saat ini masih bersifat random atau acak. Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut, mengakibatkan gudang saat ini menjadi tidak rapi juga memperlambat kinerja pekerja dalam mencari benang serta kain jadi di gudang. Menurunnya kinerja pekerja ini dikarenakan jarak yang ditempuh oleh pekerja untuk mencari benang atau kain yang dimaksud lebih besar karena penyimpanan di gudang masih secara random. Melihat hal tersebut, penulis bermaksud mengusulkan tata letak gudang yang lebih baik agar benang-benang maupun kain-kain yang sudah jadi memiliki tempat yang pasti, berada pada jenis kelompok yang sama sehingga memudahkan pencarian pada masing-masing gudang secara cepat.

Tahapan pertama dalam merancang tata letak gudang yang diusulkan adalah menghitung persediaan maksimum menggunakan data maksimum permintaan pada setiap jenis kain yang di pesan. Selanjutnya, dihitung kebutuhan luas lantai baik storage maupun warehouse dengan maksud mengetahui kapasitas gudang yang harus disiapkan. Setelah itu menghitung aliran frekuensi keluar masuknya item oleh material handling (manusia). Perhitungan frekuensi ini bertujuan untuk mengetahui item mana yang memiliki aliran keluar masuk paling sering untuk di tempatkan dekat pintu utama gudang. Berikutnya adalah tahap dimana merancang tata letak gudang dengan dedicated storage policy. Pemilihan kebijakan ini karena salah satu karakteristiknya adalah produk memiliki tempat yang tetap (fixed slot). Pada tahapan pertama, ditentukan ranking yang diperoleh dari urutan terbesar ke terkecil T/S. T disini adalah frekuensi terpilih sedangkan S adalah jumlah lokasi yang dibutuhkan. Setelah menentukan ranking, dihitung jarak yang dibutuhkan dari lokasi penyimpanan ke pintu. Setelah diketahui jarak masing-masing lokasi, disusun berdasarkan ranking yang ada. Karena penyusunan berdasarkan ranking masih belum beraturan, maka diberikan penyesuaian dengan tidak merubah urutan ranking dari setiap item juga produk di gudang. Setelah dilakukan penyesuaian gudang, direalisasikan menjadi layout usulan.

(2)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-2

1.4 Perumusan Masalah ... 1-3

1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3

1.6 Sistmatika Penulisan... 1-3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2-1

2.1 Gudang ... 2-1

2.1.1 Definisi Gudang. ... 2-1

2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Peranan Gudang. ... 2-2

2.1.3 Kegitan Operasianal dan Performansi Gudang. ... 2-4

2.1.4 Istilah Dalam Pergudangan. ... 2-5

2.2 Persediaan (Inventory) ... 2-7

2.2.1 Definisi Persediaan. ... 2-7

2.2.2 Macam–Macam Persediaan. ... 2-7 2.3 Perencanaan Tata Letak Fasilitas ... 2-8

2.3.1 Tujuan Perencanaan Fasilitas. ... 2-8

2.4 Perencanaan Tata Letak Gudang ... 2-8

2.4.1 Tujuan Perencanaan Gudang. ... 2-8

2.4.2 Prinsip Pergudangan. ... 2-9

2.4.3 Kebijakan Penyimpanan Gudang ... 2-10

(3)

vi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 3-1

3.1 Metodologi Penelitian ... 3-1

3.2 Keterangan Metodologi Penelitian ... 3-1

BAB 4 PENGUMPULAN DATA ... 4-1

4.1 Analisis Organisasi ... 4-1

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 4-1

4.1.2 Waktu Kerja ... 4-2

4.1.3 Struktur Organisasi ... 4-3

4.2 Jenis Item dan Produk Yang Dimiliki Perusahaan ... 4-8

4.3 Data Permintaan Produk Jadi ... 4-9

4.4 Bill of Material (BOM) ... 4-9

4.5 Layout dan Luas Gudang Awal ... 4-10

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ... 5-1

5.1 Pengolahan Data ... 5-1

5.1.1 Perhitungan Konversi Satuan ... 5-1

5.1.2 Perhitungan Kapasitas Produksi ... 5-3

5.1.3 Perhitungan Luas Lantai ... 5-5

5.1.4 Perhitungan Frekuensi ... 5-7

5.1.5 Perhitungan Dedicated Storage ... 5-22

5.2 Analisis ... 5-41

5.2.1 Analisis Kapasitas Maksimum ... 5-41

5.2.2 Analisis Luas Lantai ... 5-41

5.2.3 Analisis Frekuensi ... 5-42

5.2.4 Analisis Layout Usulan ... 5-43

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 6-1

6.1 Kesimpulan ... 6-1

6.2 Saran ... 6-2

6.2.1 Saran Untuk Pihak Perusahaan ... 6-2

(4)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Perbandingan metode pemecahan masalah 3-5

4.1 Jadwal jam kerja untuk karyawan shift 4-2

4.2 Jadwal jam kerja untuk karyawan nonshift 4-2

4.3 Jenis item (benang) 4-8

4.4 Jenis produk (kain jadi) 4-8

4.5 Data permintaan kain tahun 2012 4-9

4.6 Data permintaan kain tahun 2013 4-9

5.1 Data permintaan kain 5-1

5.2 Tabel rangkuman bill of material (BOM) 5-2

5.3 Rangkuman hasil maksimum data permintaan 5-2

5.4 Kapasitas produksi untuk setiap mesin 5-3

5.5 Kapasitas produksi untuk setiap jenis kain 5-4

5.6 Luas lantai storage 5-5

5.7 Luas lantai warehouse 5-6

5.8 Frekuensi storage by weight 5-7

5.9 Frekuensi storage by volume 5-14

5.10 Rangkuman frekuensi by wight dan by volume – storage 5-16

5.11 Frekuensi warehouse by weight 5-17

5.12 Frekuensi warehouse by volume 5-19

5.13 Rangkuman frekuensi by weight dan

by volume – warehouse 5-21

5.14 Skala prioritas - storage 5-22

5.15 Skala prioritas - warehouse 5-23

5.16 Persentase pintu storage 5-24

5.17 Persentase pintu warehouse 5-25

(5)

viii

5.20 Perhitungan jarak – storage 5-27

5.21 Rincian dimensi dus yang digunakan 5-29

5.22 Perhitungan jarak – warehouse 5-30

5.23 Jarak rata–rata sebelum dan sesudah

penyesuaian – storage 5-38

5.24 Jarak rata–rata sebelum dan sesudah

penyesuaian – warehouse 5-38

5.25 Perbandingan kualitas layout usulan dengan

layout saat ini 5-43

5.26 Perbandingan kuantitas layout usulan dengan

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Aktivitas dasar gudang 2-4

2.2 Macam-macam persediaan 2-7

3.1 Metodologi penelitian 3-2

3.2 Langkah-langkah pengolahan data 3-6

4.1 Struktur organisasi perusahaan 4-3

4.2 BOM cotton 40 x cotton 40 4-9

5.1 Produk pada posisi vertikal 5-9

5.2 Produk pada posisi horizontal 5-9

(7)

x

5.15 Penataan berdasarkan skala prioritas – storage 5-33 5.16 Penataan berdasarkan skala prioritas- warehouse 5-34

5.17 Penataan setelah penyesuaian – storage 5-36 5.18 Penataan setelah penyesuaian – warehouse 5-37

5.19 Layout storage 5-39

(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1-1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hampir di semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik itu

manufaktur skala kecil maupun skala besar pasti memiliki gudang untuk tempat

pengambilan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi dan tempat

penyimpanan barang jadi dari proses yang sudah dilakukan di lantai produksi.

Oleh karena begitu pentingnya fungsi gudang untuk semua perusahaan

manufaktur ini, maka gudang harus dapat ditata dengan baik untuk memudahkan

dalam proses penyimpanan dan pengambilan, baik pada gudang bahan baku

(storage) maupun gudang barang jadi (warehouse). Hal ini dikarenakan dengan

penataan tata letak gudang yang baik dapat menghindari atau dapat meminimasi

berbagai hal yang mungkin terjadi, salah satu hal tersebut ialah kerusakan bahan

baku atau barang jadi (produk). Selain itu dengan tata letak yang baik juga dapat

memudahkan pengawasan persediaan produk dan bahan baku.

PT X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil benang yang

memproduksi benang menjadi kain jadi. PT X ini terletak di daerah Cicaheum,

Bandung – Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi kain yarn dyed yang menjadi

hasil produksi utamanya. Ada beberapa produk jadi yang dihasilkan di perusahaan

ini, di antaranya adalah kain cotton 40 x cotton 40, kain cotton 50 x cotton 50,

kain rayon 30 x polyester, kain rayon 40 x polyester, kain cotton 30 x cotton 30,

dan kain PE 30 x cotton 40.

Berdasarkan hasil pengamatan, pada storage maupun warehouse saat ini

terlihat item dan produk belum tertata secara teratur. Tempat penyimpanan

beberapa jenis item tidak tetap dan belum diatur berdasarkan jenisnya. Dengan

penempatan secara tidak teratur tersebut, mengakibatkan gudang terasa tidak

ergonomis dan berantakan. Selain itu, dari masalah tersebut menimbulkan

(10)

Bab 1 - Pendahuluan 1-2

Universitas Kristen Maranatha teratur, akibatnya pengambilan produk menjadi lama dan juga ada produk atau

item tidak bersifat FIFO.

Karena adanya masalah tersebut, penulis melihat bahwa PT X memerlukan

pengaturan tata letak gudang untuk memperlancar aliran keluar masuk bahan baku

dan barang jadi. Penulis juga mengusulkan perancangan tata letak gudang yang

lebih baik agar penempatan produk bisa lebih teratur, rapi dan pengambilan item

juga produk menjadi lebih cepat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menata

item dan juga produk di storage dan warehouse belum teratur dan masih tidak rapi. Teknik penyimpanan yang digunakan di perusahaan saat ini masih secara

random, dimana pada teknik penyimpanan ini semua sistem penyimpanan item juga produk dilakukan pada semua tempat yang dilihat kosong. Selain itu, belum

adanya pengelompokan jenis untuk setiap jenis item (benang) juga produk (kain),

serta tempat penyimpanan tidak pasti atau tetap.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Karena adanya keterbatasan waktu dan data yang didapat, maka pembatasan

masalah yang diberikan adalah sebagai berikut :

Data permintaan produk jadi yang digunakan adalah data permintaan produk

jadi dari periode bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2013.

Sedangkan asumsi- asumsi yang digunakan, yaitu:

1. Ukuran luas gudang tetap

(11)

Bab 1 - Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah :

1. Bagaimana data gudang saat ini serta apa kekurangan dari layout saat ini?

2. Bagaimana usulan layout gudang yang tepat?

3. Apa manfaat yang diperoleh pihak perusahaan dengan menerapkan layout

gudang usulan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penulis melakukan penelitian,

yaitu:

1. Mengetahui data gudang saat ini serta mengidentifikasi kekurangan dari

layout tersebut.

2. Memberikan usulan layout gudang yang tepat.

3. Menganalisis manfaat dengan membandingkan layout gudang saat ini

dengan layout gudang usulan.

1.6 Sistematika Penulisan

Susunan sistematika penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan dari penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisi konsep-konsep yang akan digunakan dalam penelitian dan penyusunan

laporan. Selain itu di dalam bab ini juga akan dijelaskan manfaat- manfaat

(12)

Bab 1 - Pendahuluan 1-4

Universitas Kristen Maranatha BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Berisi langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menyusun laporan dari

awal sampai akhir. Selain itu, berisi langkah-langkah dari pengolahan data

yang dilakukan.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Berisi data-data yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian, seperti data

jenis benang yang dimiliki oleh perusahaan, data permintaan kain jadi, luas

gudang dan layout awal gudang.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini pengolahan data yang diolah dengan metode usulan dan analisis

dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan pengolahan data dan

analisis yang dilakukan, serta berisikan saran-saran yang diberikan bagi pihak

(13)

6-1

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan, maka kesimpulan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Saat ini perusahaan menerapkan teknik penyimpanan secara random,

dimana pada kebijakan ini tata letak gudang menjadi kurang teratur dan

kurang rapi. Hal ini dikarenakan sistem penyimpanan dilakukan dengan

menempatkan semua jenis item yang datang pada tempat yang kosong.

Kekurangan dari penataan gudang tersebut adalah kecepatan pekerja dalam

mencari item yang dicari membutuhkan waktu yang lama. Selain itu

tempat penyimpanan yang ada pada gudang tersebut tidak pasti atau tidak

tetap.

2. Layout atau tata letak usulan yang tepat untuk pihak perusahaan saat ini adalah dengan merubah teknik penyimpanan yang sebelumnya dengan

teknik penyimpanan yang baru. Kebijakan penyimpanan yang bisa

diusulkan adalah dengan dedicated storage policy, dimana penempatan

setiap item yang datang ke gudang memiliki tempat yang pasti (fixed slot)

serta penyimpanan dilakukan dengan mengelompokan berdasarkan jenis

benang (pada storage) dan jenis kain (pada warehouse).

3. Manfaat yang dapat diperoleh bagi pihak perusahaan dengan menerapkan

layout usulan yang sudah dirancang adalah kemudahan baik dalam menyimpan maupun dalam pengambilan item di gudang, karena tempat

yang sudah lebih teratur, rapi dan berada pada jenis kelompok yang sama,

lebih mempercepat dalam pencarian bahan baku (pada storage) maupun

(14)

Bab 6 – Kesimpilan Dan Saran 6-2

Universitas Kristen Maranatha 6.2 Saran

6.2 1 Saran Untuk Pihak Perusahaan

Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan adalah dengan

kelebihan-kelebihan yang sudah disampaikan oleh penulis, sebaiknya pihak perusahaan bisa

lebih mempertimbangkan lagi mengenai layout usulan yang telah disampaikan.

Mengingat cukup banyak nilai positif yang diberikan melalui layout usulan

tersebut, seperti kerapian dan teratur nya tempat penyimpanan, kemudahan dalam

menyimpan maupun mencari item yang dimaksud dan yang terakhir adalah

kecepatan pencarian sehingga tidak mengganggu waktu produksi.

6.2 2 Saran Untuk Penelitian Lanjutan

Saran untuk penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah dengan

melakukan pembenahan lantai produksi di perusahaan tersebut agar bagian lantai

produksi dengan bagian warehouse tidak pada satu tempat. Artinya antara lantai

produksi proses akhir yang saat ini berada dalam satu ruangan dengan warehouse

disatukan dengan lantai produksi yang sebenarnya. Pemisahan tempat ini supaya

bisa menghindari adanya kehilangan produk atau alat kerja lainnya, dan juga

(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

1. Francis, R.L., McGinnis, Leon F., White, John A.; “Facility Layout and

Location: An Analytical Approach”, Prentice-Hall, 2nd ed., 1992.

2. Frazelle, E. H.; “World-Class Warehousing. Logistics Resources

International”, Atlanta, GA., 2001.

3. Heragu, Sunderesh; Facilities Design, PWS Publishing Company, 1997.

4. Tersine, Richard J.; “Principles of Inventory and Material Management”,

Prentice-Hall International, Inc., 4th ed., 1994.

5. Tompkins, et. al. ; “Facilities Planing, 2mded.”, John Wiley and Sons, Inc.,

1996.

6. Warman, John.; “Manajemen Pergudangan”, Pustaka Sinar Harapan, 1981.

7. Wignjosoebroto, Sritomo.; “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan

Edisi Ketiga”, Guna Widya, Surabaya, 2003.

8. Yamit, Zulian.; “Manajemen Persediaan”, EKONISIA Fakultas Ekonomi

Gambar

Tabel rangkuman bill of material (BOM)
Gambar Judul

Referensi

Dokumen terkait

Analisis dokumen merupakan kegiatan menganalisis seluruh dokumen dasar yang digunakan dan mengalir pada sebuah sistem informasi yang sedang.. Adapun jenis-jenis

Pelayanan kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui

Anak kelompok B telah menunjukkan kemampuan untuk tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan orang lain seperti yang ditunjukkan oleh percakapan yang dilakukan oleh

Dan program sistem jenis diet diabetes serta komposisi zat gizi yang terkandung dapat ditampilkan sesuai dengan yang diinginkan.. Kata kunci – diabetes mellitus, BMI,

Konsentrasi analisa dalam paradigma konstruktionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi dan dengan cara apa konstruk itu dibentuk

Gerak adalah salah satu aspek penghubung antara manusia dengan hewan.Gerak menghubungkan ruang dan waktu di antara dua makhlu k tersebut.Gerak juga mampu

2.3.2 Prospektus Sebagai Pemenuhan Asas Transparansi Dalam Pasar Modal Berdasarkan pasal 1 angka 25 UUPM, transparansi dalam pasar modal adalah keharusan emiten, perusahaan publik

(2011), warna merah terbentuk karena adanya kandungan karotenoid pada udang. Karotenoid yang paling berperan dalam warna merah krustasea dan ikan laut adalah astaxanthin.