ABSTRACT
THE EVENT PROMOTION OF NAGO KEMARO AS ONE OF THE CHARMS OF CULTURE IN CAP GO MEH CELEBRATION
Submitted by Cindy Wijaya
NRP 1164120
Chinese culture is now beginning to attract a lot of Indonesian people to learn more about the culture and traditions, for example is Cap Go Meh. However, many people only know that in Pontianak and Singkawang in Kalimantan, which are places to perform the ritual Cap Go Meh yet, they do not want to visit there, due to obstructed distances and the high cost to travel there. In Palembang, South Sumatra, was also having a place to perform the ritual Cap Go Meh, namely Pulau Kemaro.
In Pulau Kemaro, Cap Go Meh celebration is a blend of Chinese and Malay cultures. In this paper, the writer is trying to change on how people of Indonesia think about Cap Go Meh in Pulau Kemaro by visual media, because many Palembang people are not interested to come to the Pulau Kemaro to celebrate Cap Go Meh, because Cap Go Meh is considered as religious rituals without knowing what happen in Pulau Kemaro during Cap Go Meh.
Based on the survey to the target audience, they mostly know Cap Go Meh from family or friends, so to answers those problems and to achieve our goal, the writer decides to make a Video Promotional to introduce the Indonesian population even people of Palembang about the existence of Pulau Kemaro, and promotion requires visuals which can attract and explain the atmosphere in detail about the beauty of the Pulau Kemaro as one of the charms of culture in celebration Cap Go Meh.
ABSTRAK
PROMOSI EVENT NAGO KEMARO SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK BUDAYA DALAM MERAYAKAN
RITUAL CAP GO MEH
Oleh Cindy Wijaya
NRP 1164120
Kebudayaan Tionghoa kini mulai menarik banyak minat masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya dan tradisinya, misalnya adalah Cap Go Meh. Tetapi banyak orang hanya mengetahui bahwa di Pontianak dan Singkawang di Kalimantan yang terdapat tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh dan tidak ingin untuk mengunjunginya karena terhalang akan jarak dan biaya yang tidak sedikit untuk perjalanan ke sana, padahal di Sumatera Selatan pun juga mempunyai tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh, yaitu Pulau Kemaro.
Di Pulau Kemaro, perayaan Cap Go Meh merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Melayu. Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk mengubah bagaimana orang Indonesia berpikir tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak orang Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro untuk merayakan Cap Go Meh, karena menganggap Cap Go Meh hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.
Berdasarkan survei ke target, mereka kebanyakan mengetahui Cap Go Meh melalui keluarga atau teman-teman, sehingga untuk jawaban atas masalah tersebut dan untuk mencapai tujuan kami, penulis memutuskan untuk membuat Video Promosi untuk memperkenalkan penduduk Indonesia bahkan orang-orang dari Palembang sendiri mengenai keberadaan Pulau Kemaro, di mana dalam promosi diperlukan visual yang dapat menarik dan menjelaskan secara rinci suasana dan keindahan Pulau Kemaro sebagai salah satu daya tarik budaya dalam merayakan ritual Cap Go Meh.
Kata kunci : Cap Go Meh, Kebudayaan, Promosi Video.
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
3.1 Data dan Fakta …………... 36
3.1.1 Lembaga Terkait …………... 36
3.1.2 Sejarah dan Perkembangan ... 39
3.2 Data kuisioner ... 50
3.2.1 Data Kuisioner dengan Sasaran Promosi ... 50
3.2.2 Data Kuisioner Media ... 54
3.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 56
3.3.1 Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung ... 56
3.3.2 Kirab Budaya Cap Go Meh Bogor ... 58
3.4 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 60
5.2 Saran …………... 95
5.2.1 Saran untuk Universitas Maranatha …………... 95
5.2.2 Saran untuk masyarakat umum ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR ISTILAH ... 98
DATA PENULIS
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM
Tabel 4.1 Timeline Event dan Promosi ... 92
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 6
Gambar 3.1 Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palembang ... 29
Gambar 3.2 Logo Majelis Tridharma Indonesia ... 30
Gambar 3.3 Tampak dari jembatan ponton ... 44
Gambar 3.4 Suasana di dermaga Gudang Garam ... 44
Gambar 3.5 Pemandangan menaiki ketek ... 44
Gambar 3.6 Pemandangan menaiki tongkang ... 44
Gambar 3.7 Tarif wisata musi dari BKB ... 44
Gambar 3.15 Makam panglima pengawal putri di luar kelenteng ... 47
Gambar 3.16 Makam Siti Fatimah di dalam kelenteng ... 47
Gambar 3.17 Tugu legenda Pulau Kemaro ... 47
Gambar 3.18 Pagoda ... 49
Gambar 3.19 Patung Budha Julai ... 49
Gambar 3.20 Pohon Cinta ... 50
Gambar 3.21 Tradisi melepas burung ... 50
Gambar 3.22 Diagram responden yang pernah mendengar & mendatangi Pulau Kemaro ... 51
Gambar 3.23 Diagram responden yang tidak memilih Pulau Kemaro sebagai tempat merayakan Cap Go Meh ... 51
Gambar 3.24 Diagram responden yang mengetahui tentang Pulau Kemaro menurut media ... 52
Gambar 3.26 Diagram responden yang ingin mengunjungi Pulau Kemaro
saat Cap Go Meh apabila sudah mengetahui sekilas tentang
Pulau Kemaro ... 52
Gambar 3.27 Diagram kegiatan yang dilakukan responden pada saat Cap Go Meh ... 53
Gambar 3.28 Diagram media yang paling familiar dengan responden ... 53
Gambar 3.29 Diagram responden yang setuju ... 54
Gambar 3.30 Diagram responden yang setuju ... 54
Gambar 3.31 Diagram kesan yang ditimbulkan ... 55
Gambar 3.32 Diagram video yang cocok ... 55
Gambar 3.33 Diagram media yang digunakan untuk menonton video ... 55
Gambar 3.34 Diagram video di tempat umum ... 55
Gambar 3.35 Poster Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2012 ... 56
Gambar 3.36 CD Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2012 ... 56
Gambar 3.37 Brosur Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2013 ... 56
Gambar 4.11 Scene Video ... 76
Gambar 4.12 Scene Video ... 77
Gambar 4.13 Scene Video ... 77
Gambar 4.14 Scene Video ... 78
Gambar 4.15 Scene Video ... 78
Gambar 4.16 Scene Video ... 79
Gambar 4.17 Scene Video ... 79
Gambar 4.18 Scene Video ... 80
Gambar 4.19 Scene Video ... 80
Gambar 4.20 Scene Video ... 81
Gambar 4.21 Website ... 82
Gambar 4.22 Youtube ... 83
Gambar 4.23 Facebook dan Twitter ... 84
Gambar 4.24 Umbul-umbul ... 85
Gambar 4.25 Stiker Bus ... 86
Gambar 4.26 Baju Panitia ... 87
Gambar 4.27 Goody Bag ... 88
Gambar 4.28 Mug ... 89
Gambar 4.29 Jam Dinding ... 89
Gambar 4.30 Gantungan Kunci ... 90
Gambar 4.31 Pin ... 90
DAFTAR ISTILAH
Advertising : Periklanan
Animation : Animasi
Billboard : Iklan luar ruang dengan ukuran besar
Euphoria : Kegembiraan yang meluap-luap
Event : Acara yang diselenggarakan pada tempat tertentu dan waktu tertentu yang
bertujuan untuk mengajak atau membagikan informasi secara langsung
Internet : Jaringan komputer yang terhubung secara global berupa informasi atau data
Gimmick : Barang-barang yang membawa informasi yang dibagikan pada
masyarakat
Media Graphic : Media grafis seperti buku, Koran, dll
Promotion Graphic : Desain yang bertujuan untuk promosi
Target Audience : Konsumen yang menjadi sasaran suatu promosi atau kampanye
Web Design : Merancang susunan sebuah website
Website : Media interaktif yang menampilkan data dari sumber (server) yang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebudayaan tradisi Tionghoa pada awalnya sempat ditentang selama 32
tahun dan kurang diakui baik secara langsung maupun tidak langsung akibat
terjadinya gonjang-ganjing politik di Indonesia, karena itulah menyebabkan
terjadinya amnesia budaya pada banyak kalangan Tionghoa. Seiring memasuki
masa reformasi, larangan itu tidak berlaku lagi dan terjadi euphoria (kebahagiaan
yang meluap-luap) di kalangan Tionghoa terutama dengan perayaan Imlek dan
Cap Go Meh di banyak tempat di wilayah Indonesia.
Kebudayaan Tionghoa kini mulai menarik banyak minat masyarakat
Indonesia untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya dan tradisinya. Di
Palembang, Sumatera Selatan, puncak ritual Cap Go Meh dilaksanakan di Pulau
Kemaro. Di Pulau Kemaro, perayaan Cap Go Meh menggambarkan kegiatan
peribadatan yang sekaligus juga merupakan perpaduan budaya yang sebenarnya.
Nuansa peribadatan agama Buddha Tridharma dengan nuansa peribadatan Islam
pun terasa di Pulau Kemaro. Ini tidak lain karena dalam sejarahnya Pulau
Kemaro memang ada hubungannya dengan kedua agama tersebut.
Pulau Kemaro merupakan salah satu objek wisata yang menarik untuk
dikunjungi. Selain sebagai objek wisata, di pulau ini juga terdapat sebuah
kelenteng Budha yaitu kelenteng Hok Ceng Bio dan selalu ramai dikunjungi oleh
penganutnya yaitu umat Tridharma dan Kong Hu Cu, terutama pada perayaan
Cap Go Meh. Tempat ini biasanya tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat
keturunan Tionghoa di kota Palembang tetapi dari berbagai daerah di Indonesia
bahkan mancanegara seperti Singapura, Hongkong, China dan lain -lain untuk
melakukan sembahyang atau berziarah.
Hanya saja sangat disayangkan, mayoritas penduduk Indonesia belum
menurut koran Sriwijaya Post, Pulau Kemaro merupakan lokasi perayaan Cap Go
Meh terbesar kedua di Indonesia setelah Singkawang Kalimantan Barat, bahkan
untuk kawasan Pulau Sumatera dan Jawa, Pulau Kemarau merupakan lokasi
perayaan Cap Go Meh paling ramai dan termegah.
Orang-orang hanya mengetahui bahwa di Pontianak dan Singkawang di
Kalimantan yang terdapat tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh dan malas
untuk mengunjunginya karena terhalang akan jarak dan biaya yang tidak sedikit
untuk perjalanan ke sana, padahal di Sumatera Selatan pun juga mempunyai
tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh, yaitu Pulau Kemaro. Oleh sebab itu
perlu diadakan sebuah promosi untuk memperkenalkan penduduk Indonesia
bahkan masyarakat Palembang sendiri mengenai keberadaan Pulau Kemaro, di
mana dalam kampanye tersebut diperlukan unsur-unsur visual yang dapat
menarik dan menjelaskan secara detail mengenai keadaan dan keindahan Pulau
Kemaro sebagai salah satu daya tarik budaya dalam merayakan ritual Cap Go
Meh
Topik ini diangkat karena banyak masyarakat Palembang sendiri yang
hanya mengetahui Pulau Kemaro sebagai salah satu objek wisata, tetapi tidak
tertarik untuk mendatanginya untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap
acara tersebut hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti
keadaan Pulau Kemaro. Bahkan banyak dari masyarakat Tionghoa sendiri yang
belum mengetahui lebih dalam dan juga tempat untuk melakukan ritual tersebut
sehingga sedikit demi sedikit ritual Cap Go Meh mulai dilupakan.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dengan menyesuaikan data fenomena kejadian yang telah terjadi di
lapangan, berikut ini akan dituliskan identifikasi bentuk permasalahan yang
muncul, baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu :
b. Banyak masyarakat Palembang sendiri yang belum pernah mendatangi Pulau
Kemaro sebagai salah satu objek wisata kerohanian bagi umat Tridharma
maupun tempat untuk merayakan Cap Go Meh.
c. Minoritas generasi dewasa awal masyarakat Palembang malah enggan untuk
mendatangi Pulau Kemaro karena hanya mengetahui manfaat umum Pulau
Kemaro yaitu berdoa, tanpa mengetahui suasana pasti di Pulau Kemaro pada
saat Cap Go Meh.
1.2.2 Rumusan Permasalahan
Berikut ini merupakan permasalahan yang akan diteliti, dibahas, dan
dijawab dalan penulisan karya ilmiah ini. Dimana akan disesuaikan dengan
permasalahan yang telah dibahas pada latar belakang di atas, yaitu :
a. Bagaimana merancang suatu media informasi untuk memperlihatkan kepada
gerenasi dewasa awal masyarakat Palembang mengenai manfaat Pulau
Kemaro sebagai salah satu pulau yang digunakan untuk merayakan ritual
Cap Go Meh?
b. Bagaimana solusi yang bisa dibuat lewat perancangan strategi promosi untuk
menginformasikan masyarakat Palembang mengenai keberadaan dan
manfaat Pulau Kemaro?
1.2.3 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup permasalahan meliputi wilayah penelitian yaitu Sumatera
Selatan, tepatnya di Palembang dan Pulau Kemaro. Maka dari itu, dalam
menyusun ruang lingkup permasalahan ini akan dibuat perancangan dalam
bentuk promosi, dimana dalam promosi tersebut akan tersedia informasi yang
dibutuhkan secara lengkap untuk menarik minat masyarakat. Promosi yang akan
dilakukan adalah penyampain informasi berupa ajakan kepada masyarakat
Palembang untuk mengetahui dan lebih mengenal Pulau Kemaro khususnya
1.3 Tujuan Perancangan
Dengan memperhatikan pokok-pokok persoalan yang telah dirumuskan
dalam permasalahan di atas, berikut merupakan tujuan dari diadakannya
penelitian akan promosi Pulau Kemaro, yaitu :
a. Serangkaian media promosi yang tepat untuk memperlihatkan kepada
generasi dewasa awal masyarakat Palembang akan manfaat dan suasana
Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh dimana tempat itu mempunyai nilai
sejarah yang unik dan juga tampat yang menarik untuk dikunjungi.
b. Informasi dalam bentuk visual yang tepat mengenai jadwal, lokasi, manfaat
dan suasana pada saat Cap Go Meh di Pulau Kemaro untuk menarik minat
masyarakat Palembang.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penyusunan laporan ini, maka dibutuhkan metode
penelitian yang tepat dalam mencari data dan informasi. Data yang didapat
dalam penulisan ini diperoleh dari survey langung ke lokasi, penelitian, internet,
buku, kuisioner dan data ilmiah lainnya. Data-data dikumpulkan dengan cara
melakukan :
a. Observasi dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke Pulau Kemaro
pada saat event Cap Go Meh diadakan yaitu pada tanggal 12-13 Januari 2014
lalu menganalisis, merekam, memotret dan mengadakan pencatatan dari
informasi yang didapat mengenai topik bahasan, dengan partisipan aktif
maupun non aktif untuk dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan dan
minat masyarakat Palembang terhadap Pulau Kemaro.
b. Wawancara yang dilakukan merupakan pengenalan dan pengumpulan
informasi mengenai topik yang dibahas langsung kepada para informan dan
para panitia acara. Dalam wawancara tersebut, penulis juga mengajukan
pertanyaan untuk memahami sudut pandang narasumber yang berhubungan
dengan topik yang dibahas. Wawancara dilakukan ke panitia seksi humas
c. Studi pustaka didapat melalui buku-buku pedoman yang membahas
mengenai definisi seni budaya, teori Cap Go Meh, teori DKV, teori promosi,
teori videografi, sejarah Tionghoa, sejarah dan legenda Pulau Kemaro. Juga
didapat melalui majalah, koran, media internet dan lainnya untuk
melengkapi mengenai situasi dan foto Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh
dan juga berfungsi sebagai pembanding media promosi serta informasi dinas
terkait. Selain itu penulis juga melihat hasil dari laporan makalah Seminar
yang dimiliki oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha yang telah
dikerjakan oleh angkatan terdahulu.
d. Kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan 100 daftar pertanyaan secara
tertulis maupun lisan untuk menentukan target awal dari promosi yang akan
diselenggarakan, dan digunakan untuk mengetahui atau pun menguatkan
berita-berita mengenai pengetahuan masyarakat Palembang akan Pulau
Kemaro, media yang disenangi oleh kalangan yang di targetkan serta segala
hal yang di perlukan untuk dapat membantu promosi yang akan di
1.5 Skema Perancangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Promosi ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang Indonesia
akan Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak
masyarakat Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro
untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap Cap Go Meh hanya
merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan dan
keindahan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.
Berdasarkan survei ke target audience, responden kebanyakan mengetahui
Cap Go Meh dari keluarga atau teman, sehingga untuk menjawab permasalahan
diperlukan Video Promosi yang dapat memperlihatkan suasana asli Pulau
Kemaro. Di dalam video tersebut dijelaskan unsur-unsur visual yang dapat
menarik pengunjung yaitu kelebihan-kelebihan Pulau Kemaro, misalnya Pagoda,
kemeriahan kembang api, tarian tradisional barongsai dan liong, cinderamata,
ribuan lilin yang menyala, dan juga ritual pelepasan burung. Kemudian video
ditutup dengan logo event, website dan media sosial yang dapat dikunjungi untuk
mengetahui event acara lebih jauh dan diakhiri dengan tagline yang memakai
bahasa khas daerah Palembang.
Video Promosi dilakukan melalui website, iklan Televisi, Airport TV,
iklan YouTube, iklan bioskop, dan juga media sosial sebagai media utamanya
karena media tersebut adalah media yang sering diakses responden dan biasanya
digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga diharapkan dapat menarik banyak
penonton untuk mengetahui dan mendatangi Pulau Kemaro. Kemudian didukung
dengan media promosi lainnya berupa stiker bus, umbul-umbul, dan juga iklan
5.1 Saran
5.2.1 Saran Untuk Universitas Maranatha
Untuk ke depannya, diharapkan Program Studi Desain Komunikasi
Visual di Universitas Kristen Maranatha dapat melahirkan lulusan yang
semakin berkualitas dari lulusan yang sebelumnya.
Segala informasi berharga yang telah didapatkan oleh Program Studi
Desain Komunikasi Visual di Universitas Kristen Maranatha dari hasil
Tugas Akhir mahasiswa yang berjudul “Promosi Event Nago Kemaro
Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya Dalam Merayakan Ritual Cap
Go Meh” ini, semoga dapat digunakan untuk memajukan masyarakat
Indonesia.
5.2.2 Saran Untuk Masyarakat Umum
Dengan adanya promosi ini, diharapkan ada perubahan pola pikir
masyarakat Indonesia tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Karena Cap Go
Meh merupakan pesta rakyat dan perpaduan budaya, bukan hanya merupakan
DAFTAR PUSTAKA
Bhairawa, Koko P. & Purhendi. 1998. Cerita Rakyat dari Palembang (Sumatra
Selatan). Jakarta : Grasindo.
Brata, Bayu Tapa. 2007. Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: Elex
Media.
Cangianto, Ardian dan Stefanus Dominggus. 23 May 2013. “Eforia Capgome
dimasa Reformasi”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 17
Febuari 2014).
Cangianto, Ardian dan Dada. 6 Maret 2013. “Kesan Menyaksikan Kirab Budaya
Bandung 2013”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 19 Febuari
2014).
Cassier, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Esei Tentang Manusia.
Jakarta: PT Gramedia
Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga
Harrington, Richard. 2010. From Still to Motion. Barkeley: New Riders
Heller, Steven. 1993. Graphic Design . New York, Rockport: Allworth Press.
Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Komputer, Wahana. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: Elex
Media.
Kotler, Philip . 2002. American Marketing Association. Prentice Hall.
Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi.
Lidwell, William dkk . 2003. Universal Principles of Designs. Singapore:
Rockport Publisher. Inc.
Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya.
Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara
Marion, Jean Luc. 2002. Being Given, Being Given toward a fenomenology of
givennes. Standford University press.
Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas : Realitas Kebudayaan dalam Era
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Qinghai, Jin. 2009. Genta Tambur Pembebasan : Intuisi Keindahan Hidup dari opera topeng dan ukiran patung di budaya temple fair. Taiwan.
Rosidi, Ajip. 2010. Masa Depan Budaya Daerah. Jakarta: Pustaka Jaya.
Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi-Videografi : Suatu Pengantar. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Tjoe, Thomas Liem. 2008. Ilmu Bisnis Tionghoa. Yogyakarta: MedPress.
Schwartz, David J . 2007. The Magic of Thinking Big. Batam: Binarupa Aksara.
Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi.
Andi.
Zude, Wu 吳祖德. 2004. 300 Soal Sejarah Budaya Tiongkok (中國文化史300 題). Shanghai : Shanghai Classic Book Publisher 上海古籍出版.
____. 27 Maret 2004. Harian Umum Kompas: 10.
____. Agustus 2006. Majalah Travel Club Edisi 175: 92.
____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 257.
____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 518.