• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Event Nago Kemaro Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya dalam Merayakan Cap Go Meh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Promosi Event Nago Kemaro Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya dalam Merayakan Cap Go Meh."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EVENT PROMOTION OF NAGO KEMARO AS ONE OF THE CHARMS OF CULTURE IN CAP GO MEH CELEBRATION

Submitted by Cindy Wijaya

NRP 1164120

Chinese culture is now beginning to attract a lot of Indonesian people to learn more about the culture and traditions, for example is Cap Go Meh. However, many people only know that in Pontianak and Singkawang in Kalimantan, which are places to perform the ritual Cap Go Meh yet, they do not want to visit there, due to obstructed distances and the high cost to travel there. In Palembang, South Sumatra, was also having a place to perform the ritual Cap Go Meh, namely Pulau Kemaro.

In Pulau Kemaro, Cap Go Meh celebration is a blend of Chinese and Malay cultures. In this paper, the writer is trying to change on how people of Indonesia think about Cap Go Meh in Pulau Kemaro by visual media, because many Palembang people are not interested to come to the Pulau Kemaro to celebrate Cap Go Meh, because Cap Go Meh is considered as religious rituals without knowing what happen in Pulau Kemaro during Cap Go Meh.

Based on the survey to the target audience, they mostly know Cap Go Meh from family or friends, so to answers those problems and to achieve our goal, the writer decides to make a Video Promotional to introduce the Indonesian population even people of Palembang about the existence of Pulau Kemaro, and promotion requires visuals which can attract and explain the atmosphere in detail about the beauty of the Pulau Kemaro as one of the charms of culture in celebration Cap Go Meh.

(2)

ABSTRAK

PROMOSI EVENT NAGO KEMARO SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK BUDAYA DALAM MERAYAKAN

RITUAL CAP GO MEH

Oleh Cindy Wijaya

NRP 1164120

Kebudayaan Tionghoa kini mulai menarik banyak minat masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya dan tradisinya, misalnya adalah Cap Go Meh. Tetapi banyak orang hanya mengetahui bahwa di Pontianak dan Singkawang di Kalimantan yang terdapat tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh dan tidak ingin untuk mengunjunginya karena terhalang akan jarak dan biaya yang tidak sedikit untuk perjalanan ke sana, padahal di Sumatera Selatan pun juga mempunyai tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh, yaitu Pulau Kemaro.

Di Pulau Kemaro, perayaan Cap Go Meh merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Melayu. Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk mengubah bagaimana orang Indonesia berpikir tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak orang Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro untuk merayakan Cap Go Meh, karena menganggap Cap Go Meh hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.

Berdasarkan survei ke target, mereka kebanyakan mengetahui Cap Go Meh melalui keluarga atau teman-teman, sehingga untuk jawaban atas masalah tersebut dan untuk mencapai tujuan kami, penulis memutuskan untuk membuat Video Promosi untuk memperkenalkan penduduk Indonesia bahkan orang-orang dari Palembang sendiri mengenai keberadaan Pulau Kemaro, di mana dalam promosi diperlukan visual yang dapat menarik dan menjelaskan secara rinci suasana dan keindahan Pulau Kemaro sebagai salah satu daya tarik budaya dalam merayakan ritual Cap Go Meh.

Kata kunci : Cap Go Meh, Kebudayaan, Promosi Video.

(3)

DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

(4)

3.1 Data dan Fakta …………... 36

3.1.1 Lembaga Terkait …………... 36

3.1.2 Sejarah dan Perkembangan ... 39

3.2 Data kuisioner ... 50

3.2.1 Data Kuisioner dengan Sasaran Promosi ... 50

3.2.2 Data Kuisioner Media ... 54

3.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 56

3.3.1 Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung ... 56

3.3.2 Kirab Budaya Cap Go Meh Bogor ... 58

3.4 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 60

(5)

5.2 Saran …………... 95

5.2.1 Saran untuk Universitas Maranatha …………... 95

5.2.2 Saran untuk masyarakat umum ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

DAFTAR ISTILAH ... 98

DATA PENULIS

UCAPAN TERIMA KASIH

(6)

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 4.1 Timeline Event dan Promosi ... 92

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 6

Gambar 3.1 Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palembang ... 29

Gambar 3.2 Logo Majelis Tridharma Indonesia ... 30

Gambar 3.3 Tampak dari jembatan ponton ... 44

Gambar 3.4 Suasana di dermaga Gudang Garam ... 44

Gambar 3.5 Pemandangan menaiki ketek ... 44

Gambar 3.6 Pemandangan menaiki tongkang ... 44

Gambar 3.7 Tarif wisata musi dari BKB ... 44

Gambar 3.15 Makam panglima pengawal putri di luar kelenteng ... 47

Gambar 3.16 Makam Siti Fatimah di dalam kelenteng ... 47

Gambar 3.17 Tugu legenda Pulau Kemaro ... 47

Gambar 3.18 Pagoda ... 49

Gambar 3.19 Patung Budha Julai ... 49

Gambar 3.20 Pohon Cinta ... 50

Gambar 3.21 Tradisi melepas burung ... 50

Gambar 3.22 Diagram responden yang pernah mendengar & mendatangi Pulau Kemaro ... 51

Gambar 3.23 Diagram responden yang tidak memilih Pulau Kemaro sebagai tempat merayakan Cap Go Meh ... 51

Gambar 3.24 Diagram responden yang mengetahui tentang Pulau Kemaro menurut media ... 52

(8)

Gambar 3.26 Diagram responden yang ingin mengunjungi Pulau Kemaro

saat Cap Go Meh apabila sudah mengetahui sekilas tentang

Pulau Kemaro ... 52

Gambar 3.27 Diagram kegiatan yang dilakukan responden pada saat Cap Go Meh ... 53

Gambar 3.28 Diagram media yang paling familiar dengan responden ... 53

Gambar 3.29 Diagram responden yang setuju ... 54

Gambar 3.30 Diagram responden yang setuju ... 54

Gambar 3.31 Diagram kesan yang ditimbulkan ... 55

Gambar 3.32 Diagram video yang cocok ... 55

Gambar 3.33 Diagram media yang digunakan untuk menonton video ... 55

Gambar 3.34 Diagram video di tempat umum ... 55

Gambar 3.35 Poster Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2012 ... 56

Gambar 3.36 CD Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2012 ... 56

Gambar 3.37 Brosur Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2013 ... 56

(9)

Gambar 4.11 Scene Video ... 76

Gambar 4.12 Scene Video ... 77

Gambar 4.13 Scene Video ... 77

Gambar 4.14 Scene Video ... 78

Gambar 4.15 Scene Video ... 78

Gambar 4.16 Scene Video ... 79

Gambar 4.17 Scene Video ... 79

Gambar 4.18 Scene Video ... 80

Gambar 4.19 Scene Video ... 80

Gambar 4.20 Scene Video ... 81

Gambar 4.21 Website ... 82

Gambar 4.22 Youtube ... 83

Gambar 4.23 Facebook dan Twitter ... 84

Gambar 4.24 Umbul-umbul ... 85

Gambar 4.25 Stiker Bus ... 86

Gambar 4.26 Baju Panitia ... 87

Gambar 4.27 Goody Bag ... 88

Gambar 4.28 Mug ... 89

Gambar 4.29 Jam Dinding ... 89

Gambar 4.30 Gantungan Kunci ... 90

Gambar 4.31 Pin ... 90

(10)

DAFTAR ISTILAH

Advertising : Periklanan

Animation : Animasi

Billboard : Iklan luar ruang dengan ukuran besar

Euphoria : Kegembiraan yang meluap-luap

Event : Acara yang diselenggarakan pada tempat tertentu dan waktu tertentu yang

bertujuan untuk mengajak atau membagikan informasi secara langsung

Internet : Jaringan komputer yang terhubung secara global berupa informasi atau data

Gimmick : Barang-barang yang membawa informasi yang dibagikan pada

masyarakat

Media Graphic : Media grafis seperti buku, Koran, dll

Promotion Graphic : Desain yang bertujuan untuk promosi

Target Audience : Konsumen yang menjadi sasaran suatu promosi atau kampanye

Web Design : Merancang susunan sebuah website

Website : Media interaktif yang menampilkan data dari sumber (server) yang

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebudayaan tradisi Tionghoa pada awalnya sempat ditentang selama 32

tahun dan kurang diakui baik secara langsung maupun tidak langsung akibat

terjadinya gonjang-ganjing politik di Indonesia, karena itulah menyebabkan

terjadinya amnesia budaya pada banyak kalangan Tionghoa. Seiring memasuki

masa reformasi, larangan itu tidak berlaku lagi dan terjadi euphoria (kebahagiaan

yang meluap-luap) di kalangan Tionghoa terutama dengan perayaan Imlek dan

Cap Go Meh di banyak tempat di wilayah Indonesia.

Kebudayaan Tionghoa kini mulai menarik banyak minat masyarakat

Indonesia untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya dan tradisinya. Di

Palembang, Sumatera Selatan, puncak ritual Cap Go Meh dilaksanakan di Pulau

Kemaro. Di Pulau Kemaro, perayaan Cap Go Meh menggambarkan kegiatan

peribadatan yang sekaligus juga merupakan perpaduan budaya yang sebenarnya.

Nuansa peribadatan agama Buddha Tridharma dengan nuansa peribadatan Islam

pun terasa di Pulau Kemaro. Ini tidak lain karena dalam sejarahnya Pulau

Kemaro memang ada hubungannya dengan kedua agama tersebut.

Pulau Kemaro merupakan salah satu objek wisata yang menarik untuk

dikunjungi. Selain sebagai objek wisata, di pulau ini juga terdapat sebuah

kelenteng Budha yaitu kelenteng Hok Ceng Bio dan selalu ramai dikunjungi oleh

penganutnya yaitu umat Tridharma dan Kong Hu Cu, terutama pada perayaan

Cap Go Meh. Tempat ini biasanya tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat

keturunan Tionghoa di kota Palembang tetapi dari berbagai daerah di Indonesia

bahkan mancanegara seperti Singapura, Hongkong, China dan lain -lain untuk

melakukan sembahyang atau berziarah.

Hanya saja sangat disayangkan, mayoritas penduduk Indonesia belum

(12)

menurut koran Sriwijaya Post, Pulau Kemaro merupakan lokasi perayaan Cap Go

Meh terbesar kedua di Indonesia setelah Singkawang Kalimantan Barat, bahkan

untuk kawasan Pulau Sumatera dan Jawa, Pulau Kemarau merupakan lokasi

perayaan Cap Go Meh paling ramai dan termegah.

Orang-orang hanya mengetahui bahwa di Pontianak dan Singkawang di

Kalimantan yang terdapat tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh dan malas

untuk mengunjunginya karena terhalang akan jarak dan biaya yang tidak sedikit

untuk perjalanan ke sana, padahal di Sumatera Selatan pun juga mempunyai

tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh, yaitu Pulau Kemaro. Oleh sebab itu

perlu diadakan sebuah promosi untuk memperkenalkan penduduk Indonesia

bahkan masyarakat Palembang sendiri mengenai keberadaan Pulau Kemaro, di

mana dalam kampanye tersebut diperlukan unsur-unsur visual yang dapat

menarik dan menjelaskan secara detail mengenai keadaan dan keindahan Pulau

Kemaro sebagai salah satu daya tarik budaya dalam merayakan ritual Cap Go

Meh

Topik ini diangkat karena banyak masyarakat Palembang sendiri yang

hanya mengetahui Pulau Kemaro sebagai salah satu objek wisata, tetapi tidak

tertarik untuk mendatanginya untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap

acara tersebut hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti

keadaan Pulau Kemaro. Bahkan banyak dari masyarakat Tionghoa sendiri yang

belum mengetahui lebih dalam dan juga tempat untuk melakukan ritual tersebut

sehingga sedikit demi sedikit ritual Cap Go Meh mulai dilupakan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dengan menyesuaikan data fenomena kejadian yang telah terjadi di

lapangan, berikut ini akan dituliskan identifikasi bentuk permasalahan yang

muncul, baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu :

(13)

b. Banyak masyarakat Palembang sendiri yang belum pernah mendatangi Pulau

Kemaro sebagai salah satu objek wisata kerohanian bagi umat Tridharma

maupun tempat untuk merayakan Cap Go Meh.

c. Minoritas generasi dewasa awal masyarakat Palembang malah enggan untuk

mendatangi Pulau Kemaro karena hanya mengetahui manfaat umum Pulau

Kemaro yaitu berdoa, tanpa mengetahui suasana pasti di Pulau Kemaro pada

saat Cap Go Meh.

1.2.2 Rumusan Permasalahan

Berikut ini merupakan permasalahan yang akan diteliti, dibahas, dan

dijawab dalan penulisan karya ilmiah ini. Dimana akan disesuaikan dengan

permasalahan yang telah dibahas pada latar belakang di atas, yaitu :

a. Bagaimana merancang suatu media informasi untuk memperlihatkan kepada

gerenasi dewasa awal masyarakat Palembang mengenai manfaat Pulau

Kemaro sebagai salah satu pulau yang digunakan untuk merayakan ritual

Cap Go Meh?

b. Bagaimana solusi yang bisa dibuat lewat perancangan strategi promosi untuk

menginformasikan masyarakat Palembang mengenai keberadaan dan

manfaat Pulau Kemaro?

1.2.3 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup permasalahan meliputi wilayah penelitian yaitu Sumatera

Selatan, tepatnya di Palembang dan Pulau Kemaro. Maka dari itu, dalam

menyusun ruang lingkup permasalahan ini akan dibuat perancangan dalam

bentuk promosi, dimana dalam promosi tersebut akan tersedia informasi yang

dibutuhkan secara lengkap untuk menarik minat masyarakat. Promosi yang akan

dilakukan adalah penyampain informasi berupa ajakan kepada masyarakat

Palembang untuk mengetahui dan lebih mengenal Pulau Kemaro khususnya

(14)

1.3 Tujuan Perancangan

Dengan memperhatikan pokok-pokok persoalan yang telah dirumuskan

dalam permasalahan di atas, berikut merupakan tujuan dari diadakannya

penelitian akan promosi Pulau Kemaro, yaitu :

a. Serangkaian media promosi yang tepat untuk memperlihatkan kepada

generasi dewasa awal masyarakat Palembang akan manfaat dan suasana

Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh dimana tempat itu mempunyai nilai

sejarah yang unik dan juga tampat yang menarik untuk dikunjungi.

b. Informasi dalam bentuk visual yang tepat mengenai jadwal, lokasi, manfaat

dan suasana pada saat Cap Go Meh di Pulau Kemaro untuk menarik minat

masyarakat Palembang.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, maka dibutuhkan metode

penelitian yang tepat dalam mencari data dan informasi. Data yang didapat

dalam penulisan ini diperoleh dari survey langung ke lokasi, penelitian, internet,

buku, kuisioner dan data ilmiah lainnya. Data-data dikumpulkan dengan cara

melakukan :

a. Observasi dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke Pulau Kemaro

pada saat event Cap Go Meh diadakan yaitu pada tanggal 12-13 Januari 2014

lalu menganalisis, merekam, memotret dan mengadakan pencatatan dari

informasi yang didapat mengenai topik bahasan, dengan partisipan aktif

maupun non aktif untuk dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan dan

minat masyarakat Palembang terhadap Pulau Kemaro.

b. Wawancara yang dilakukan merupakan pengenalan dan pengumpulan

informasi mengenai topik yang dibahas langsung kepada para informan dan

para panitia acara. Dalam wawancara tersebut, penulis juga mengajukan

pertanyaan untuk memahami sudut pandang narasumber yang berhubungan

dengan topik yang dibahas. Wawancara dilakukan ke panitia seksi humas

(15)

c. Studi pustaka didapat melalui buku-buku pedoman yang membahas

mengenai definisi seni budaya, teori Cap Go Meh, teori DKV, teori promosi,

teori videografi, sejarah Tionghoa, sejarah dan legenda Pulau Kemaro. Juga

didapat melalui majalah, koran, media internet dan lainnya untuk

melengkapi mengenai situasi dan foto Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh

dan juga berfungsi sebagai pembanding media promosi serta informasi dinas

terkait. Selain itu penulis juga melihat hasil dari laporan makalah Seminar

yang dimiliki oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha yang telah

dikerjakan oleh angkatan terdahulu.

d. Kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan 100 daftar pertanyaan secara

tertulis maupun lisan untuk menentukan target awal dari promosi yang akan

diselenggarakan, dan digunakan untuk mengetahui atau pun menguatkan

berita-berita mengenai pengetahuan masyarakat Palembang akan Pulau

Kemaro, media yang disenangi oleh kalangan yang di targetkan serta segala

hal yang di perlukan untuk dapat membantu promosi yang akan di

(16)

1.5 Skema Perancangan

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Promosi ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang Indonesia

akan Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak

masyarakat Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro

untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap Cap Go Meh hanya

merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan dan

keindahan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.

Berdasarkan survei ke target audience, responden kebanyakan mengetahui

Cap Go Meh dari keluarga atau teman, sehingga untuk menjawab permasalahan

diperlukan Video Promosi yang dapat memperlihatkan suasana asli Pulau

Kemaro. Di dalam video tersebut dijelaskan unsur-unsur visual yang dapat

menarik pengunjung yaitu kelebihan-kelebihan Pulau Kemaro, misalnya Pagoda,

kemeriahan kembang api, tarian tradisional barongsai dan liong, cinderamata,

ribuan lilin yang menyala, dan juga ritual pelepasan burung. Kemudian video

ditutup dengan logo event, website dan media sosial yang dapat dikunjungi untuk

mengetahui event acara lebih jauh dan diakhiri dengan tagline yang memakai

bahasa khas daerah Palembang.

Video Promosi dilakukan melalui website, iklan Televisi, Airport TV,

iklan YouTube, iklan bioskop, dan juga media sosial sebagai media utamanya

karena media tersebut adalah media yang sering diakses responden dan biasanya

digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga diharapkan dapat menarik banyak

penonton untuk mengetahui dan mendatangi Pulau Kemaro. Kemudian didukung

dengan media promosi lainnya berupa stiker bus, umbul-umbul, dan juga iklan

(18)

5.1 Saran

5.2.1 Saran Untuk Universitas Maranatha

 Untuk ke depannya, diharapkan Program Studi Desain Komunikasi

Visual di Universitas Kristen Maranatha dapat melahirkan lulusan yang

semakin berkualitas dari lulusan yang sebelumnya.

 Segala informasi berharga yang telah didapatkan oleh Program Studi

Desain Komunikasi Visual di Universitas Kristen Maranatha dari hasil

Tugas Akhir mahasiswa yang berjudul “Promosi Event Nago Kemaro

Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya Dalam Merayakan Ritual Cap

Go Meh” ini, semoga dapat digunakan untuk memajukan masyarakat

Indonesia.

5.2.2 Saran Untuk Masyarakat Umum

Dengan adanya promosi ini, diharapkan ada perubahan pola pikir

masyarakat Indonesia tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Karena Cap Go

Meh merupakan pesta rakyat dan perpaduan budaya, bukan hanya merupakan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Bhairawa, Koko P. & Purhendi. 1998. Cerita Rakyat dari Palembang (Sumatra

Selatan). Jakarta : Grasindo.

Brata, Bayu Tapa. 2007. Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: Elex

Media.

Cangianto, Ardian dan Stefanus Dominggus. 23 May 2013. “Eforia Capgome

dimasa Reformasi”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 17

Febuari 2014).

Cangianto, Ardian dan Dada. 6 Maret 2013. “Kesan Menyaksikan Kirab Budaya

Bandung 2013”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 19 Febuari

2014).

Cassier, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Esei Tentang Manusia.

Jakarta: PT Gramedia

Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga

Harrington, Richard. 2010. From Still to Motion. Barkeley: New Riders

Heller, Steven. 1993. Graphic Design . New York, Rockport: Allworth Press.

Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia.

Komputer, Wahana. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: Elex

Media.

Kotler, Philip . 2002. American Marketing Association. Prentice Hall.

Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi.

Lidwell, William dkk . 2003. Universal Principles of Designs. Singapore:

Rockport Publisher. Inc.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara

Marion, Jean Luc. 2002. Being Given, Being Given toward a fenomenology of

givennes. Standford University press.

Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas : Realitas Kebudayaan dalam Era

(20)

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Qinghai, Jin. 2009. Genta Tambur Pembebasan : Intuisi Keindahan Hidup dari opera topeng dan ukiran patung di budaya temple fair. Taiwan.

Rosidi, Ajip. 2010. Masa Depan Budaya Daerah. Jakarta: Pustaka Jaya.

Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi-Videografi : Suatu Pengantar. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Tjoe, Thomas Liem. 2008. Ilmu Bisnis Tionghoa. Yogyakarta: MedPress.

Schwartz, David J . 2007. The Magic of Thinking Big. Batam: Binarupa Aksara.

Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi.

Andi.

Zude, Wu 吳祖德. 2004. 300 Soal Sejarah Budaya Tiongkok (中國文化史300 題). Shanghai : Shanghai Classic Book Publisher 上海古籍出版.

____. 27 Maret 2004. Harian Umum Kompas: 10.

____. Agustus 2006. Majalah Travel Club Edisi 175: 92.

____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 257.

____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 518.

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

Tugas Akhir saya dengan judul “ Desain Prototipe Dan Koordinas i Adaptif Relai Arus Lebih Terhadap Sumber Tegangan Pada Saluran Listrik Satu Fasa ” adalah benar-benar

[r]

Berdasarkan hasil uji F dimana (Y) Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen (tangibles, reability,

!al !al ini ini menuntut menuntut peran peran "umah "umah #akit #akit yang yang harus harus makin makin aktif aktif sebagai sebagai ujung ujung tombak

(c) Dengan menggunakan radas seperti sebuah bikar yang tinggi, pin-pin dan radas lain, terangkan satu eksperimen untuk menyiasat hipotesis yang dinyatakan di 3(b). With the use

Kemudian zat merah betasianin tersebut diaplikasikan sebagai coloring agent pada formulasi sediaan farmasi, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi

Saya memiliki rasa optimis akan keberhasilan dari usaha yang dilakukan.. Pernyataan mengenai Berorientasi pada Tugas