• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder terhadap Perkuatan Kolom Beton Bertulang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder terhadap Perkuatan Kolom Beton Bertulang."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN

PEN-BINDER TERHADAP PERKUATAN

KOLOM BETON BERTULANG

Ichsan Yansusan NRP: 1221901

Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, ST.,MT

ABSTRAK

Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa. Kondisi ini menyebabkan sistem struktur yang dibangun di Indonesia harus mengikuti peraturan mengenai bangunan tahan gempa. Berdasarkan peraturan perencanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002 mensyaratkan diberikannya tulangan pengekang dengan kait standar 135 º. Dalam pelaksanaan pembanguanan sebuah gedung sering kali terjadi permasalahan, contoh permasalahan yang sering terjadi mengenai pendetailan tulangan pengekang kolom dengan kait 90º. Kondisi kolom yang sudah menyatu dengan elemen struktur lain tidak memungkinkan untuk dipasang tulangan pengekang dengan sudut 135º. Perkuatan dilakukan dengan menggunakan pen pengikat (pen-binder) yang dipasang pada tulangan pengekang dengan sudut kait 90º pada kolom eksisting.

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan perkuatan pen-binder terhadap kapasitas aksial, mekanisme keruntuhan dan daktilitas pada kolom dengan kait 90º. Mutu beton yang direncanakan berkisar 15 MPa. Benda uji yang akan dibuat berupa kolom pendek dengan dimensi 170 x 170 x 480 mm. Benda uji terdiri dari 3 tipe yaitu kolom dengan sudut kait tulangan pengekang 135º, kolom dengan sudut kait tulangan pengekang 90º dan kolom dengan sudut tulangan pengekang 90º yang dipasang pen-binder. Perkuatan pen-binder dipasang dengan cara melubangi pada daerah tulangan pengekang, kemudian pen-binder dipasang pada tulangan pengekang dan selanjutnya diisi dengan menggunakan grouting.

Hasil penelitian menunjukan f’ccakt rata-rata kolom dengan perkuatan pen-binder adalah 15,01 kN yang dimana kekuatan beton tanpa perkuatan adalah sebesar 14,88 MPa. Mekanisme keruntuhan pada kolom hingga mencapai beban maksimum umumnya sama. Pola keruntuhan kolom diawali retak rambut, selimut beton terkelupas hingga kolom mengalami runtuh. Nilai daktilitas kolom pen-binder adalah 627,222% lebih besar dari kolom dengan sudut kait pengekang 135º dan nilai daktilitas kolom dengan sudut kait tulangan pengekang 90º lebih kecil 64,167% dari kolom dengan sudut kait 135º. Dengan nilai daktilitas tinggi, kolom perkuatan pen-binder memiliki kemampuan menahan beban lebih lama dan mengalami tanda-tanda ketika kolom akan runtuh.

(2)

EXPERIMENTAL STUDY THE USE OF PEN-BINDER

FOR STRENGTHENING REINFORCED CONCRETE

COLUMN

Ichsan Yansusan NRP: 1221901

Supervisor: Dr. Anang Kristianto, ST.,MT

ABSTRACT

Indonesia is a country that prone to high seismic This condition causes the system structure which is built in Indonesia should follow the regulations regarding earthquake resistant buildings. Under planning regulations Standard Nasional Indonesia (SNI) describe that hook in column confinement reinforcement must be set for 135º hook, in execution of the construction of a building is often the case problems , examples of problems that often occur on the reinforcement detailing restraint hooks column with 90º. The columns conditions that have been fused with other structural elements are not allowed to be installed confinement reinforce with 135º hook. The strengthening is done by using a pen-binder was mounted on latch to confinement reinforcement with a hook angle of 90 º on the existing columns.

The purpose of the Final Project was to find out influence of pen-binder strengthening to column axial capacity, failure mechanism and ductility of the column with 90º hook. Quality of concrete plan is 15 MPa. Specimen will be made in the form of short column with dimensions 170 x 170 x 480 mm. The test specimen consist of 3 types column confinement with 135º hook, column confinement with 90º hook and column confinement with 90º hook pen-binder mounted reinforcement pen-binder. The strengthening pen-binder fitted by punching holes in the reinforcement of restraint, then pen-binder restraints mounted on reinforcing and further filled with using grouting.

The result showed f’ccaverage column with pen-binder strengthening is

15,01 MPa where the specimen without strengthening amounted f’cc 14,88 MPa. The failure mechanism seems similarly relative. Failure mechanisms in the column until reaches the maximum load are generally same. Pattern collapse column begins with cracks, chipped concrete cover to the column had collapsed. Ductility of column with pen-binder is 627,222%, this value is higher than the column confinement with 135º hook and ductility columns with confinement 90º lower than 64,167% of the column confinement 135 º hooks. With high ductility values, column reinforcement has a longer load bearing capacity and experience signs when the column will collapse. The column pen-binder with high ductility has a longer yielding time when the column will collapse.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ...v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN LITERATUR ...4

2.1 Struktur Beton Bertulang ... 4

2.1.1 Bahan Penyusun Beton Bertulang ... 4

(4)

2.2.1 Penulangan Pada Kolom ... 13

2.2.1.1 Tulangan Utama ... 13

2.2.2 Tulangan Pengekang ... 14

2.2.3 Kapasitas Kolom ... 18

2.2.4 Keruntuhan Kolom ... 19

2.2.4.1 Diagram Interaksi Kolom ... 20

2.2.5 Pengujian Kuat Tekan Kolom ... 22

2.3 Daktilitas Kolom Beton ... 23

2.4 Perkuatan Kolom ... 24

2.4.1 Perkuatan Kolom Dengan Menggunakan Material Pen-Binder ... 26

2.4.2 Grouting ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...29

3.1 Diagram Alir Penelitian ... 30

3.2 Rencana Benda Uji ... 30

3.2.1 Pengujian Bahan Material ... 31

3.2.1.1 Agregat ... 31

3.2.1.2 Semen ... 32

3.2.1.3 Baja Tulangan ... 33

3.2.1.4 Perancangan Campuran Beton ... 34

3.2.2 Perancangan Benda Uji ... 34

3.2.2.1 Hasil Kuat Tekan Beton Silinder ... 34

3.2.2.2 Penentuan Dimensi Kolom ... 35

3.2.2.3 Penentuan Tulangan Utama dan Tulangan Pengekang ... 35

3.2.2.3.1 Tulangan Utama ... 35

3.2.2.3.2 Tulangan Pengekang ... 36

3.2.2.4 Kapasitas Kolom ... 37

3.2.2.4.1 Kapasitas Kolom Teoritis ... 37

3.2.2.4.2 Kapasitas Kolom Perkuatan Pen-Binder Teoritis ... 38

3.3 Pembuatan Benda Uji ... 40

3.4 Perawatan Benda Uji ... 40

3.5 Pemasangan Pen-Binder Pada Kolom Beton Bertulang ... 41

(5)

3.7 Pengujian Kuat Tekan ... 43

3.7.1 Benda Uji Silinder ... 43

3.7.2 Benda Uji Kolom ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ...46

4.1 Kuat Tekan Kolom ... 46

4.2 Pola Retak Kolom ... 49

4.2.1 Kolom K135 ... 49

4.2.2 Kolom K90 ... 50

4.2.3 Kolom KPB ... 50

4.3 Hasil Uji Kolom Berdasarkan LVDT ... 51

4.4 Tegangan Pada Tulangan Kolom ... 52

4.4.1 Tegangan Pada Tulangan Utama ... 52

4.4.2 Tegangan Pada Tulangan Pengekang ... 54

4.5 Daktilitas Kolom Beton Bertulang ... 56

4.6 Diagram Interaksi ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ...65

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Agregat kasar; (b) agregat halus ...5

Gambar 2.2 Semen Portland ...7

Gambar 2.3 Baja tulangan; (a) Ulir (b) Polos ...9

Gambar 2.4 Grafik regangan – tegangan (duniatekniksipil.web.id) ...10

Gambar 2.5 Kolom ...11

Gambar 2.6 Jenis-jenis kolom;(a) kolom persegi, (b) kolom spiral dan (c) kolom komposit (Jack C. McCormac, 2004) ...12

Gambar 2.7 Hubungan beban versus regangan pada kolom (Istimawan Dipohusodo, 1999) ...13

Gambar 2.8 Susunan penulangan kolom tipikal (Istimawan Dipohusodo, 1999) ...14

Gambar 2.9 Diagram interaksi kolom (Wang dan Salmon, 1994) ...20

Gambar 2.10 Kondisi kolom pada keadaan seimbang ...21

Gambar 2.10 Grafik hubungan beban dan regangan (ASTM C.1018) ...24

Gambar 2.11 Pen-binder (Anang Kristianto, 2012) ...27

Gambar 2.12 Bahan material grouting conbextra gp ...28

Gambar 3.1 Diagram alir tugas akhir ...30

Gambar 3.2 Gambar rencana benda uji ...31

Gambar 3.3 Pengujian agregat (a) berat jenis agregat halus (b) berat jenis agregat kasar (c) gradasi dan (d) bobot isi ...32

Gambar 3.4 Pengujian berat jenis semen ...33

Gambar 3.5 Grafik hasil uji kuat tarik ...33

Gambar 3.6 Pengujian kuat tarik tulangan ...33

Gambar 3.7 Gambar rencana benda uji ...39

Gambar 3.8 Proses pembuatan benda uji; (a) Pengadukan campuran beton; (b) pengujian slump; (c) pemadatan benda uji kolom; (d) benda uji kolom ...40

(7)

Gambar 3.10 Garis bantu ...41

Gambar 3.11 Proses pengeboran ...42

Gambar 3.12 Proses pemasangan pen-binder ...42

Gambar 3.13 Hasil grouting pada kolom pen-binder ...42

Gambar 3.14 Pemasangan dan posisi LVDT pada benda uji ...43

Gambar 3.15 Pengujuan kuat tekan beton silinder ;(a) 7 hari (b) 14 hari dan (c) 28 hari ...44

Gambar 3.16 (a) Logger data (b) Hasil uji perangkat lunak ...45

Gambar 3.17 Pengujian kuat tekan kolom ...45

Gambar 4.1 Hasil pengujian kuat tekan kolom K135 ...47

Gambar 4.2 Hasil pengujian kuat tekan kolom K90 ...48

Gambar 4.3 Hasil pengujian kuat tekan kolom KPB ...48

Gambar 4.4 Proses pengujian kuat tekan kolom mulai dari; (a) retak; (b) terkelupasnya selimut beton; (c) keruntuhan kolom K135 ...49

Gambar 4.5 Proses pengujian kuat tekan kolom mulai dari; (a) retak; (b) terkelupasnya selimut beton; (c) keruntuhan kolom K90 ...50

Gambar 4.6 Proses pengujian kuat tekan kolom mulai dari (a) retak (b) terkelupasnya selimut beton (c) keruntuhan kolom dengan KPB ...50

Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian rata-rata kolom menggunakan alat LVDT ..51

Gambar 4.8 Grafik hasil pengujian tegangan tulangan utama kolom K135 ...52

Gambar 4.9 Grafik hasil pengujian tegangan tulangan utama kolom K90 ...53

Gambar 4.10 Grafik hasil pengujian tegangan tulangan utama kolom KPB ...53

Gambar 4.11 Grafik hasil pengujian tegangan tulangan pengekang kolom K135 54 Gambar 4.12 Grafik hasil pengujian tegangan tulangan pengekang kolom K90 ..55

Gambar 4.13 Grafik hasil pengujian tegangan tulangan pengekang kolom KPB 55 Gambar 4.14 Grafik hubungan beban dan regangan ...56

Gambar 4.15 Grafik perhitungan daktilitas kolom K135 ...57

Gambar 4.16 Grafik perhitungan daktilitas kolom K90 ...58

Gambar 4.17 Grafik perhitungan daktilitas kolom KPB ...59

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis beton berdasarkan kekuatan (Paul Nugraha, 2005) ...4

Tabel 2.2 Jenis-jenis tulangan (Gideon, Kole dan Sagel, 1993) ...8

Tabel 2.3 Angka konversi kekuatan tekan beton dengan umur beton (PBI 1971) ...23

Tabel 2.4 Nilai standar deviasi (Tri Mulyono, 2004) ...23

Tabel 3.1 Karakteristik agregat benda uji ...32

Tabel 3.2 Hasil uji kuat tekan beton ...34

Tabel 4.1 Hasil pengujian aksial konsentris ...46

Tabel 4.2 Tabel hasil pengujian berdasarkan alat LVDT ...51

Tabel 4.3 Tabel perhitungan nilai daktilitas kolom ...59

(9)

DAFTAR NOTASI

ab Tinggi blok tegangan segiempat ekivalen pada kondisi regangan seimbang, mm

Ag Luas kotor penampang kolom, mm2 As Luas tulangan total bagian atas, mm2

As’ Luas tulangan total bagian bawah, mm2

Asd Luas tulangan baja tulangan yang digunakan, mm2 Ash Luas tulangan pengekang

Ast Luas tulangan total yang digunakan, mm2

Astmin Luas tulangan total minimum yang diperlukan, mm2

b Lebar penampang melintang kolom, mm

bc Dimensi penampang inti kolom

c Jarak dari serat tekan terluar ke garis netral, mm

cb Jarak dari serat tekan terluar ke garis netral pada kondisi regangan seimbang, mm

Bj Berat benda uji kondisi ssd, grm

Bk Berat benda uji kondisi kering oven, grm Bp Berat gelas + tutup + air, grm

Bpj Berat gelas + tutup + air + benda uji, grm Bba Berat benda uji didalam air, grm

Berat jenis kering agregat kasar

Berat jenis kering agregat halus

D Diameter tulangan, mm

d jarak dari serat tekan atau tarik terluar ke bagian tepi selimut beton, mm

Da Bobot isi agregat, grm/cm3 Es Modulus elastisitas baja, MPa

(10)

eb Perbandingan antara momen nominal penampang dan kuat tekan aksial nominal pada kondisi regangan seimbang, mm

fc Kuat tekan beton silinder, MPa f'c Kuat tekan beton karakteristik, MPa

f’cc Kuat tekan beton terkekang, MPa

f’ccp Kuat tekan beton terkekang perkuatan pen-binder teoritis, MPa

f’co Kuat tekan beton tidak terkekang, MPa f'cr Kuat tekan beton rata-rata, MPa

f1=f2 Tegangan lateral yang bekerja pada inti fs Tegangan tulangan tarik yang dihitung, MPa fs’ Tegangan tulangan tekan yang dihitung, MPa fy Tegangan leleh tulangan tarik, MPa

h Tinggi penampang melintang kolom, mm

hc Lebar inti beton

k Koefisien standar

k1 Koefisien yang menyatakan hubungan antara tegangan pengekang dan peningkatan kekuatan

k2 Koefisien yang menyatakan efisiensi tulangan pengekang Mn Kekuatan momen nominal penampang, kNm

Mnb Kekuatan momen nominal penampang pada kondisi regangan seimbang, kNm

Mnmax Kekuatan momen nominal penampang pada kondisi lentur murni, kNm

n Jumlah

Po Kuat beban aksial nominal akibat beban aksial konsentrik, kN Poakt Kuat beban aksial aktual, kN

Pn Kuat beban aksial maksimum yang telah direduksi, kN

Pb Kuat beban aksial nominal pada kondisi regangan seimbang, kN s Jarak tulangan pengekang sepanjang tinggi kolom

s1 Jarak antar as tulangan utama

sd Standar deviasi

(11)

V Volume cawan silinder, cm3 V1 Volume awal semen portland, ml V2 Volume akhir semen portland, ml W Berat benda uji semen portland , grm

Wa Berat agregat benda uji agregat untuk uji bobot isi dan gembur, grm

σy Tegangan leleh baja tulangan, MPa

β

1 Koefisien yang berhubungan dengan tinggi blok tegangan segiempat

Δ1 Regangan leleh awal pengaruh baja tulangan

Δ2 Regangan leleh akhir pengaruh beton bertulang Daktilitas beton bertulang

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L.1 Pengujian bahan material ...68

Lampiran L.2 Perancangan campuran beton...76

Lampiran L.3 Foto proses pengerjaan ...81

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa hal tersebut disebabkan karena Indonesia berada pada jalur lempengan sirkum pegunungan Mediterania dan pasifik yang menyebabkan sering terjadinya gempa di Indoensia. Dalam perkembangannya ke-2 (dua) lempeng selalu mengalami pergeseran yang mengakibatkan terjadinya gempa. Kondisi ini menyebabkan sistem struktur yang dibangun di Indonesia harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada di Indonesia, khususnya mengenai bangunan tahan gempa.

Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di lapangan tidak mudah, sering kali mengalami beberapa permasalahan. Salah satu masalah yang terjadi di lapangan adalah mengenai pendetailan tulangan pada struktur bangunan beton bertulang, khususnya bagian pengekangan tulangan kolom. Untuk memudahkan pembuatan dan pemasangannya, banyak pelaksana konstruksi yang pada akhirnya menggunakan tulangan pengekang dengan kait 90º. Berdasarkan peraturan perencanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002 mensyaratkan diberikannya tulangan pengekang dengan kait standar 135º, pada elemen kolom yang dibangun pada daerah rawan gempa. Ketidaktepatan dalam pemasangan tulangan pengekang ini dapat membuat keruntuhan pada bangunan.

(14)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan kapasitas aksial perkuatan kolom beton bertulang dengan menggunakan pen-binder.

2. Untuk mengetahui mekanisme keruntuhan dari perkuatan kolom beton betulang dengan menggunkan pen-binder.

3. Untuk mengetahui daktilitas yang terjadi setelah penggunaan pen-binder pada perkuatan kolom.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan untuk kolom dengan mutu beton rendah f’c 15 MPa.

2. Benda uji berupa 3 kolom pendek dengan dimensi 170 x 170 x 480 mm untuk tulangan dengan kait 135º, 90º, kolom dengan perkuatan pen-binder dan silinder dengan dimensi diameter 150 mm dan tinggi

300 mm.

3. Material perkuatan kolom beton bertulang adalah pen-binder. 4. Pengujian aksial konsentris pada umur beton 28 hari.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika Penelitian.

BAB II : Tinjauan Literatur, berisi tentang beton, kolom beton bertulang, daktilitas kolom, perkuatan kolom dengan pen-binder

(15)

BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis Data, berisi tentang hasil uji kuat tekan kolom, pola retak kolom, tegangan pada tulangan, daktilitas kolom, diagram interaksi.

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kapasitas aksial rata-rata (Poakt) kolom dengan menggunakan perkuatan pen-binder dapat menahan beban aksial rata-rata sebesar 441,31 kN. Beban aksial yang diserap oleh kolom dengan perkuatan pen-binder lebih kecil dari kolom yang tidak dipasang perkuatan.

2. Kuat tekan beton terkekang (f’ccakt) pada kolom KPB adalah 15,01 MPa lebih besar dari f’ccakt kolom K135 adalah 14,88 MPa, namun lebih kecil dari f’ccakt kolom K90 yaitu 16,15 MPa.

3. Mekanisme keruntuhan pada kolom hingga mencapai beban maksimum umumnya sama. Pola keruntuhan kolom diawali retak-retak rambut diagonal, kemudian retak-retak-retak-retak melabar, setelah itu selimut beton mulai terkelupas dan pada saat beban maksimum kolom mengalami keruntuhan pada bagian tengah terlebih dahulu

4. Daktilitas pada kolom KPB memiliki daktilitas sebesar 26,18, lebih tinggi dari kolom K90 yaitu 1,29 dan kolom K135 yaitu 3,60. Kolom KPB mengalami peningkatan nilai daktilitas 627,222% dibandingkan dengan kolom K135, dan kolom K90 mengalami penurunan daktilitas 64,167% dibandingkan dengan kolom K135.

5. Pada kolom KPB memiliki daktilitas yang lebih tinggi sehingga apabila terjadi keruntuhan maka kolom dapat menahan beban lebih lama dan mengalami tanda-tanda kolom akan runtuh.

5.2 Saran

(17)

1. Pemilihan material bahan dilakukan dengan lebih detail, agar tidak terjadi material error.

2. Jumlah benda uji yang digunakan dalam pengujian di Laboratorium diperbanyak agar menghasilkan hasil pengujian lebih akurat.

3. Pada saat pemasangan strain gauge sebaiknya dipasang pada semua tulangan utama dan 4 sisi tulangan pengekang untuk menghindari tidak terbacanya strain gauge.

4. Jarak antar pengekang dipasang lebih rapat.

5. Jarak antar pengekang pada daerah tumpuan dan lapangan disamakan. 6. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perkuatan kolom eksisting

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Amri, Sjafei., 2008, Teknologi Beton A-Z, Jakarta : Yayasan John Hi-Tech Idetama.

2. ACI 211.1 – 89, 1989, Metode Pembuatan Rancangan Campuran Beton Normal Dengan Metode ACI.

3. ASTM C.136.03, 2003, Standard Specification for Concrete Aggregates. 4. ASTM C.29, 1993, Bulk Density (unit Weight) and Voids in Aggregates. 5. Departemen Pekerjaan Umum, 1970, Peraturan Muatan Indonesia 1987.

Bandung: Dept PU.

6. Departemen Pekerjaan Umum, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Bandung : Dept PU.

7. Departemen Pekerjaan Umum, 2002, SK SNI 03 – 2847 – 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Bandung :

Yayasan LPMB.

8. Dipohusodo, Istimawan., 1999, Struktur Beton Bertulang, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

9. Eviantika, Ratna., 2006, Perhitungan dan Penggambaran Diagram Interaksi Kolom Beton Bertulang Dengan Penampang Persegi, Bandung.

10.Gurki, J, Tambah Sembiring., 2002, Beton Bertulang, Bandung : Rekayasa Sains.

11.Hadipratomo, Winarni., Struktur Beton Bertulang I. 12.Hartono., 2005, Perbaikan dan perkuatan struktur beton.

13.Kristiadi, 2008., Pengaruh Jarak Sengkang Terhadap Kekuatan Kolom, Yogyakarta.

14.Kristianto, Anang., 2012, Pengembangan Sistem Elemen Pengikat Untuk Meningkatkan Efektifitas Kekangan dan Mempermudah Pemasangan

Tulangan Pengekangan Kolom Beton Bertulang, Bandung.

15.MacGregor, James G., 2002, Reinforced Concrete Mechanics and Design (Third Edition), New Jersey.

(19)

17.Nawi, Edward G., 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Bandung: PT. Refika Aditama.

18.Nugraha, Paul., 2005, Teknologi Beton, Yogyakarta : ANDI.

19.SNI 03-1968-1990, 1990, Metoda Pengujian Analisa Saringan Ayak Agregat Halus dan Kasar.

20.SNI 03-1969-1990, 1990, Metoda Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.

21.SNI 03-1970-1990, 1990, Metoda Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.

22.SNI 03-4804-1998, 1998, Metoda Pengujian Berat Isi Agregat. 23.SNI 07-2529-1991, 1991, Metoda Pengujian Kuat Tarik Baja Beton. 24.SNI 15-2531-1991, 1991, Metoda Pengujian Berat Jenis Semen Portland. 25.www.duniatekniksipil.web.id

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Pekerja Lainnya Pada Industri Besar Sedang Menurut Sub Sektor Industri 2010. Number of Worker Other on Large Medium Scale Industry by Main Industrial

Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa secara simultan (bersama-sama) prestasi belajar mata pelajaran Perawatan Perbaikan Motor Otomotif dan

penelitian serta membahas masalah tersebut, dengan judul “ Pengaruh Capital Aduquacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Beban Operasional dengan Pendapatan

54 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah beserta perubahannya dan Surat Penetapan Pemenang Panitia Pengadaan Barang/Jasa

tanggal 05 Juni 2013 maka dengan ini maka dengan ini kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.. Kantor SAR Kelas A Semarang mengumumkan pemenang untuk Pekerjaan

Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa Konstruksi pada Satuan Kerja Kantor SAR Kelas A Semarang, yaitu Pekerjaan Pembangunan Tower Rappling Pos SAR Surakarta , dengan

[r]

Lokasi ini dipilih karena di Desa Ende memiliki keunikan dari peran keluarga suku sasak yang memiliki nilai-nilai budaya khususnya terkait menjalankan fungsi agama dan fungsi