• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Museum "Kopi Aroma" Dengan Konsep Biji Kopi Yang Bertema Bandung Tempo Dulu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Museum "Kopi Aroma" Dengan Konsep Biji Kopi Yang Bertema Bandung Tempo Dulu."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

(2)

DAFTAR ISI

BAB II Landasan Teori Museum Dan Fasilitas Pendukungnya 2.1 Kajian Pustaka... 5

2.1.1 Definisi Museum... 5

2.1.2 Tugas, Fungsi, Dan Peranan Museum... 7

2.1.3 Syarat-syarat Museum... 7

2.1.4 Bentuk Dan Persyaratan Area Pamer... 7

2.1.5 Struktur Organisasi Museum... 14

2.1.6 Fasilitas Penunjang... 15

2.1.6.1Kafetaria... 15

2.1.6.2Perpustakaan... 18

2.2 Sejarah Kopi... 20

2.2.1 Berawal dari Benua Afrika... 20

2.2.2 Masuknya Tanaman Kopi ke Indonesia... 20

(3)

2.3 Fisiologi Tanaman Kopi... 21

2.4 Jenis-Jenis Kopi... 22

2.4.1 Arabika... 22

2.4.2 Liberika... 22

2.4.3 Robusta... 22

2.5 Syarat dan Lokasi Tumbuh Tanaman Kopi... 23

2.6 Persiapan Lahan, Bibit, dan Penanaman Kopi... 23

2.7 Pemeliharaan... 24

2.8 Panen... 25

2.9 Metode Pengolahan Buah Kopi... 25

2.10 Perdagangan Kopi di Indonesia... 26

BAB III Museum “Kopi Aroma” 3.1Deskripsi Proyek... 27

3.2.3 Kebutuhan Ruang dan Hubungan Antar Ruang... 36

3.3Site dan Building Analisis... 41

3.3.1 Lokasi Project………... 42

3.3.2 Site Analisis... 43

3.3.3 Building Analisis... 45

(4)

4.1.3.5 Konsep Tekstur………..... 54

4.1.3.6 Konsep Material……… 54

4.1.3.7 Konsep Building Sistem………... 55

4.2 Bubble Diagram, Zoning dan Blocking………….……….. 57

4.2.1 Bubble Diagram... 57

4.2.2 Zoning dan Blocking... 58

4.3 Perancangan Museum “Kopi Aroma” dengan Konsep Biji Kopi di Bandung 4.3.1 Site Plan……….... 59

4.3.2 Denah General... 60

4.3.2.1 Denah General Lantai Satu………... 60

4.3.2.2 Denah General Lantai Dua……….... 61

4.3.2 Potongan General... 61

4.3.2.1 Potongan General A-A’………... 61

4.3.2.1 Potongan General B-B’………...... 62

4.3.3 Perancangan Khusus... 62

4.3.3.1 Lobby, Area Pamer, Gift Shop, dan Coffee Shop... 62

4.3.3.1.1 Layout Furniture Lobby, Area Pamer, Gift Shop, dan Coffee Shop ……….... 62

4.3.3.1.2 Pola lantai Lobby, Area Pamer, Gift Shop, dan Coffee Shop ...………. 63

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini rutinitas yang sangat padat dan kejenuhan dalam pekerjaan yang meningkat membuat setiap orang berusaha untuk mencari sesuatu yang mampu menghilangkan kepenatan dan kejenuhan akibat dari pekerjaan sangat yang padat. Saat ini banyak orang menghilangkan kepenatan apalagi saat sedang bekerja lembur dengan memilih kopi sebagai salah satu alternatif untuk menghilangkan kejenuhan saat pekerjaan atau rutinitas meningkat dan padat, yang tidak hanya sekedar diteguk saja namun juga untuk dinikmati.

Sebagian besar masyarakat di berbagai negara gemar mengkonsumsi minuman kopi karena kenikmatan dan aromanya yang menyegarkan jika diminum baik pagi hari atau malam hari ketika pekerjaan menumpuk ataupun sedang bersantai. Misalnya saja sekarang banyak bermunculan tempat-tempat bersantai untuk minum kopi seperti Starbucks, Coffee Bean, J-Co, Ngopi Doeloe, dan lain-lain. Selain itu macam jenis

penyajian minuman kopi pun semakin bervariasi, misalnya espresso, cappuccino, moccacino, vanilla latte, dan masih banyak lagi.

(6)

Di kota Bandung terdapat salah satu pembuat kopi yang telah berdiri dan melayani masyarakat sejak tahun 1930 yaitu Pabrik Kopi Aroma yang terdapat di Jl. Banceuy 51, Bandung. Kopi yang diproduksi dari Pabrik ini bukanlah kopi biasa. Biji-biji kopi akan disimpan dalam karung selama bertahun-tahun sebelum diproduksi untuk mengurangi keasaman (acidity). Dengan begitu, selain menjadi semakin nikmat, kelebihan dari kopi ini dipercaya tidak mengganggu kerja lambung.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu tempat yang memiliki fungsi sebagai sarana dimana didalamnya menyediakan berbagai macam fasilitas yang nyaman sekaligus untuk menyampaikan pendidikan yang dikhususkan fungsinya sebagai museum yang berisikan tentang sejarah dan perkembangan kopi, bagaimana proses pembuatan kopi, macam-macam jenis kopi, menyampaikan kekurangan dan kelebihan mengkonsumsi minuman kopi.

1.2. Gagasan Perancangan

Perancangan dari museum kopi itu sendiri akan menyediakan berbagai macam fasilitas seperti museum itu sendiri yang dilengkapi dengan perpustakaan dan tempat workshop cara mengolah biji kopi, workshop pengolahan minuman kopi, gift shop,

dan akan disediakan beberapa tempat cafe kopi yang cukup terkenal.

Gagasan perancangan dilakukan dengan pemilihan fungsi yang ditujukan bagi masyarakat umum khususnya semua orang yang gemar mengkonsumsi minuman yang terbuat dari kopi. Pemilihan usia lebih mengarah pada remaja hingga dewasa sebab di usia tersebut banyak yang mengkonsumsi minuman kopi dikarenakan aktifitas yang padat dan harus bekerja hingga larut malam.

(7)

1.3. Rumusan Masalah

Perancangan museum kopi ini bukan hanya sekedar sebagai dedikasi untuk pabrik kopi Aroma dan sarana rekreasi saja, akan tetapi fasilitas publik ini juga dianggap memiliki peranan yang cukup penting dalam membantu menyampaikan kepada masyarakat melalui sarana museum sebagai sarana edukasi. Fasilitas publik ini akan dirancang bersamaan dalam fasilitas museum dengan sarana-sarana penunjang lainnya. Selain itu perancangannya akan mengangkat tentang Bandung Tempo dulu yang sekarang sudah semakin jarang di temui di kota Bandung.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis membuat batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggabungan desain museum yang bertema Bandung Tempo Dulu dengan konsep biji kopi dalam perancangan museum “Kopi Aroma”? 2. Bagaimanakah cara mendesain museum yang sesuai dengan fungsi tema dan

konsep pada perancangan Museum “Kopi Aroma” agar tercipta suasana yang hangat?

1.4. Tujuan Perancangan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, bertujuan sebagai berikut:

1. Menggabungan desain museum yang bertema Bandung Tempo Dulu dengan konsep biji kopi dalam perancangan museum “Kopi Aroma”.

2. Mendesain museum yang sesuai dengan fungsi tema dan konsep pada perancangan Museum “Kopi Aroma” agar tercipta suasana yang hangat.

1.5. Sistematika Penulisan

 Bab I yaitu, Bab Pendahuluan, penulis memaparkan latar belakang masalah, gagasan perancangan, manfaat perancangan, dan sistematika penulisan.

 Bab II yaitu, Bab Landasan Perencanaan dan Perancangan, penulis menjelaskan kumpulan literatur yang dikumpulkan oleh penulis untuk menjabarkan tentang definisi museum dan menjabarkan berbagai macam tentang tanaman kopi.

 Bab III yaitu, Bab Objek Perancangan, penulis menjelaskan tentang deskripsi objek studi, deskripsi fungsi, deskripsi user, tema dan konsep, site dan building analysis, programming ruang dan survey sejenis.

(8)

menanggulangi masalah - masalah desain yang penulis buat pada proyek merancang dan mendesain Museum “Kopi Aroma”.

(9)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dalam proses perancangan museum “Kopi Aroma”, penulis membuat suatu simpulan pemecahan masalah yang dilakukan berdasarkan pembagian dari dua buah analisis yaitu, melalui karakter dari biji kopi yg menarik dengan nuansa Bandung tempo dulu untuk memunculkan suasana yang hangat dan nyaman.

Sehingga dalam satu perancangan museum penulis telah menerapkan konsep dan tema untuk tercapainya nuansa tempo dulu dari bangunan di Kota Bandung yang ingin diangkat. Sehingga penulis berupaya mempertahankan karakteristik Bandung tempo dulu melalui adanya perancangan museum kopi.

5.2 Saran

Berdasarkan dari seluruh analais dan data yang telah terkumpul, penulis memberikan berbagai saran yang diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya adalah:  Keilmuan desain: Museum merupakan salah satu sarana dimana disinilah setiap

(10)

 Museum: diharapkan museum sejenis maupun yang tidak dapat lebih memerhatikan kenyamanan suatu museum agar pengunjung merasa nyaman.

(11)

106 DAFTAR PUSTAKA

Joseph De Ciara and John Hancock Callender. 1973. Time Saver Standards for Building. USA: The Mc Graw-Hill Companies

Panero, Julis dan Martin Zelnik. 1994. Human Dimension and Interior Space: a source book of design reference standard. London:American Press Ltd.

Dr. Ing Sunarto Tjahjadi. 1997. Data Arsitek. Penerbit Erlangga AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit Kanisius Ir. Edy Panggabean. 2011. Penerbit ArgoMedia

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini rutinitas yang sangat padat dan kejenuhan dalam pekerjaan yang meningkat membuat setiap orang berusaha untuk mencari sesuatu yang mampu menghilangkan kepenatan dan kejenuhan akibat dari pekerjaan sangat yang padat. Saat ini banyak orang menghilangkan kepenatan apalagi saat sedang bekerja lembur dengan memilih kopi sebagai salah satu alternatif untuk menghilangkan kejenuhan saat pekerjaan atau rutinitas meningkat dan padat, yang tidak hanya sekedar diteguk saja namun juga untuk dinikmati.

Sebagian besar masyarakat di berbagai negara gemar mengkonsumsi minuman kopi karena kenikmatan dan aromanya yang menyegarkan jika diminum baik pagi hari atau malam hari ketika pekerjaan menumpuk ataupun sedang bersantai. Misalnya saja sekarang banyak bermunculan tempat-tempat bersantai untuk minum kopi seperti Starbucks, Coffee Bean, J-Co, Ngopi Doeloe, dan lain-lain. Selain itu macam jenis

penyajian minuman kopi pun semakin bervariasi, misalnya espresso, cappuccino, moccacino, vanilla latte, dan masih banyak lagi.

(13)

Di kota Bandung terdapat salah satu pembuat kopi yang telah berdiri dan melayani masyarakat sejak tahun 1930 yaitu Pabrik Kopi Aroma yang terdapat di Jl. Banceuy 51, Bandung. Kopi yang diproduksi dari Pabrik ini bukanlah kopi biasa. Biji-biji kopi akan disimpan dalam karung selama bertahun-tahun sebelum diproduksi untuk mengurangi keasaman (acidity). Dengan begitu, selain menjadi semakin nikmat, kelebihan dari kopi ini dipercaya tidak mengganggu kerja lambung.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu tempat yang memiliki fungsi sebagai sarana dimana didalamnya menyediakan berbagai macam fasilitas yang nyaman sekaligus untuk menyampaikan pendidikan yang dikhususkan fungsinya sebagai museum yang berisikan tentang sejarah dan perkembangan kopi, bagaimana proses pembuatan kopi, macam-macam jenis kopi, menyampaikan kekurangan dan kelebihan mengkonsumsi minuman kopi.

1.2. Gagasan Perancangan

Perancangan dari museum kopi itu sendiri akan menyediakan berbagai macam fasilitas seperti museum itu sendiri yang dilengkapi dengan perpustakaan dan tempat workshop cara mengolah biji kopi, workshop pengolahan minuman kopi, gift shop,

dan akan disediakan beberapa tempat cafe kopi yang cukup terkenal.

Gagasan perancangan dilakukan dengan pemilihan fungsi yang ditujukan bagi masyarakat umum khususnya semua orang yang gemar mengkonsumsi minuman yang terbuat dari kopi. Pemilihan usia lebih mengarah pada remaja hingga dewasa sebab di usia tersebut banyak yang mengkonsumsi minuman kopi dikarenakan aktifitas yang padat dan harus bekerja hingga larut malam.

(14)

1.3. Rumusan Masalah

Perancangan museum kopi ini bukan hanya sekedar sebagai dedikasi untuk pabrik kopi Aroma dan sarana rekreasi saja, akan tetapi fasilitas publik ini juga dianggap memiliki peranan yang cukup penting dalam membantu menyampaikan kepada masyarakat melalui sarana museum sebagai sarana edukasi. Fasilitas publik ini akan dirancang bersamaan dalam fasilitas museum dengan sarana-sarana penunjang lainnya. Selain itu perancangannya akan mengangkat tentang Bandung Tempo dulu yang sekarang sudah semakin jarang di temui di kota Bandung.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis membuat batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggabungan desain museum yang bertema Bandung Tempo Dulu dengan konsep biji kopi dalam perancangan museum “Kopi Aroma”? 2. Bagaimanakah cara mendesain museum yang sesuai dengan fungsi tema dan

konsep pada perancangan Museum “Kopi Aroma” agar tercipta suasana yang hangat?

1.4. Tujuan Perancangan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, bertujuan sebagai berikut:

1. Menggabungan desain museum yang bertema Bandung Tempo Dulu dengan konsep biji kopi dalam perancangan museum “Kopi Aroma”.

2. Mendesain museum yang sesuai dengan fungsi tema dan konsep pada perancangan Museum “Kopi Aroma” agar tercipta suasana yang hangat.

1.5. Sistematika Penulisan

 Bab I yaitu, Bab Pendahuluan, penulis memaparkan latar belakang masalah, gagasan perancangan, manfaat perancangan, dan sistematika penulisan.

 Bab II yaitu, Bab Landasan Perencanaan dan Perancangan, penulis menjelaskan kumpulan literatur yang dikumpulkan oleh penulis untuk menjabarkan tentang definisi museum dan menjabarkan berbagai macam tentang tanaman kopi.

 Bab III yaitu, Bab Objek Perancangan, penulis menjelaskan tentang deskripsi objek studi, deskripsi fungsi, deskripsi user, tema dan konsep, site dan building analysis, programming ruang dan survey sejenis.

(15)

menanggulangi masalah - masalah desain yang penulis buat pada proyek merancang dan mendesain Museum “Kopi Aroma”.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Kebijakan e-budgeting dalam Pemerintah Kota Bandung sudah sesuai dengan SOP yang berlaku, dengan sumber daya manusia yang sudah terbiasa dan mumpuni serta

Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni terhadap bakteri asosiasi lamun yang berasal dari Pulau Bonebatang didapatkan 53 isolat terdiri dari 11 isolat

Berdasarkan gambaran proses pembelajaran tersebut, maka hasil dari observasi kelas yaitu bahwa sebagian siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru serta

Permasalahan yang akan diangkat oleh Penulis yang Pertama adalah Apakah pertimbangan hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa sesuai dengan fakta yang terungkap dan terbukti

Kemudian setelah singa telah berada tepat di depan sprite Daud, AnimaedSprite akan diganti dengan AnimatedSprite Daud berkelahi dengan singa kemudian terjadi update pada

Masyarakat masih memandang sebelah mata tentang kesehatan ibu, padahal wanita sebagai ibu dan calon ibu memegang peranan penting dalam keluarga dan masyarakat karena

Adapun visi dan misi dari pabrik kopi Aroma ini, yaitu menghasilkan kopi berkualitas terbaik untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dengan proses yang terbaik

Hubungungan dengan diri sendiri ini berkaitan dengan pencarian makna pribadi, pencarian tujuan dan nilai-nilai kehidupan identitas, kepercayaan diri dan harga