• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PELANGGAN MAJALAH BAHASA JAWA “PANJEBAR SEMANGAT” DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PELANGGAN MAJALAH BAHASA JAWA “PANJEBAR SEMANGAT” DI SURABAYA."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memper oleh

Gelar Sar jana Pada Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

OLEH :

VERAWATI PERSIANA DEWI NPM. 0943010061

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”J AWATIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

(2)

Oleh :

VERAWATI PERSIANA DEWI NPM. 0943010061

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 18 J uli 2013 Pembimbing Utama

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001

Tim Penguji : 1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 367049500361 2. Sekretaris

Dr s. Kusnarto, M.Si NIP. 195808011984021001 3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001

Mengetahui, DEKAN

(3)

NPM. 0943010145

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 19 J uli 2013 Pembimbing Utama

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001

Tim Penguji : 1. Ketua

Ir. Didiek Tranggono, M.Si NPT. 1951225199001 1001 2. Sekretaris

Dra. Dyva Claretta, M.Si NPT. 3 6601 94 00251 3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001

Mengetahui, DEKAN

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulis mengambil judul “PERSEPSI PELANGGAN MAJALAH BAHASA

JAWA PANJEBAR SEMANGAT DI SURABAYA” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si selaku

Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak

menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun

materiil.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, bimbingan dan dorongan oleh

beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulisan mengucapkan banyak terimakasih

yang terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur, atas dedikasinya yang beliau berikan kepada seluruh mahasiswa

Universitas Pembangunan Nasional.

2. Dra. Hj. Suparwati, MSi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S.sos, MSi sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN

(5)

ii

4. Drs. Saifuddin Zuhri, MSi sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi

FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur .

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staff Karyawan FISIP

UPN “Veteran” pada umumnya.

6. Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan dana dan doa.

7. Nenek saya, yang telah memberikan dukungan doa dan semangat.

8. Serta om dan tante saya yang telah bersedia mengantar jemput saya ke kampus

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kakak – adikku Ainur dan Yunia yang telah mendukung dan membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat saya yang telah mendukung khususnya kepada Yulinda, Mutiara,

Wiyanti Putri, Made Adelia, Wanda Yuanita, Fida, iir, Titris dan gale tri wahyudi.

11.Seluruh teman-teman seangkatan 2009 khususnya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, Segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kebaikan proposal ini. Besar harapan penulis, semoga proposal ini dapat memberikan

manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, Mei 2013

(6)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 15

2.2.1. Majalah Sebagai Media Komunikasi Massa ... 15

2.2.2. Media Cetak ... 18

2.2.3 Panjebar Semangat ... 19

2.2.4 Persepsi ... 21

2.2.5 Hal-hal Yang Mempengaruhi Persepsi ... 23

2.2.6 Proses Terjadinya Persepsi ... 26

(7)

2.4. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34

3.2. Majalah Panjebar Semangat ... 35

3.3. Persepsi ... 36

3.4. Informan ... 37

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian ... 42

4.1.1. Sejarah Majalah Panjebar Semangat ... 42

4.1.2. Gambaran Umum Majalah Panjebar Semangat ... 44

4.1.3. Identitas Informan ... 46

4.2. Penyajian Data ... 48

4.2.1. Analisis Data ... 48

4.2.2. Hasil Wawancara ... 49

4.2.2.1. Deskripsi Persepsi Pelanggan Secara Umum Terhadap Majalah Bahasa Jawa Penjebar Semangat ... 49

(8)

5.1. Kesimpulan ... 63 5.2. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap majalah bahasa jawa Panjebar Semangat di surabaya. Karena Panjebar Semangat ini adalah majalah mingguan berbahasa jawa yang terbit pertama kali pada 2 september 1933 yang kurang lebih sudah 80 tahun, namun tetap eksis hingga sekarang. Panjebar Semangat ini didirikan oleh Dr,Soetomo, tokoh pendiri Budi Utomo sebagai salah satu media yang digunakan untuk perjuangan kemerdekaan indonesia.

Penelitian ini menggunakan teori atribusi, serta metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif agar dapat menjelaskan fenomena secara lebih mendalam dan jelas.

Dari data yang dianalisis, maka dapat disimpulkan persepsi pelanggan di surabaya yang diwakili para informan, secara umum berpendapat bahwa majalah bahasa jawa Panjebar Semangat ini mengandung unsur positif yang selalu menjunjung tinggi nilai budaya jawa. Dan tetap ingin majalah ini eksis hingga nanti.

Kata kunci : Persepsi, Pelanggan, majalah bahasa jawa, Panjebar Semangat.

VERAWATI PERSIANA DEWI, CUSTOMERS PERCEPTION OF J AVANESE MAGAZINE PANJ EBAR SEMANGAT IN SURABAYA.

The purpose of this reserch is to know the customers perception of javanese magazine panjebar semangat in surabaya. Because, panjebar semangat is weekly magazine with javanise languange, first published on 2th september 1933 is more or less already 80th years old. But this javanese magazine is still exsist until now. Panjebar semangat is published by Dr. Soetomo, founder by Budi Utomo as witch one media used for the struggle indonesian independence.

This research uses the attribution theory, as well as the research method used is descriptive qualitative order to explain the phenomenon in more depth and clear.

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era informasi sekarang ini, peran dan fungsi media massa menjadi sangat penting sebagai sumber informasi utama. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk mendapatkan gambaran dan citra realitas sosial, tapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (McQuail, 1987:3).

(11)

Pemilihan penggunaan media oleh individu, dikatakan berguna jika kebutuhan individu itu dapat terpenuhi oleh media yang dipilih untuk digunakannya.

Pengertian Media massa sebagai penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Definisi media massa kata media massa berasal dari medium dan massa, kata "medium" berasal dari bahasa latin yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran yang diterapkan untuk mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada pokoknya semua sarana aktivitas mental manusia, kata "massa" yang berasal dari daerah Anglosaxon berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada semua saja yang mempunyai sifat massif. Tugasnya adalah sesuai dengan sirkulasi dari berbagai pesan atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan fundamental dari masyarakat dewasa ini.

(12)

Pada dasarnya media massa memiliki tiga jenis-jenis media diantara lain, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa baru (online). Tetapi dalam penelitian ini lebih mengarah kepada media cetak yang melatarbelakangi penelitian ini. dengan demikian adanya pengertian dari media cetak antara lain.

Pengertian media cetak bagi masyarakat masih dipahami secara sempit. Banyak orang beranggapan bahwa media cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Padahal, jika diurai maknanya secara mendalam, media cetak tidak terbatas pada dua jenis media itu saja.

Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang didalamnya berisi informasi yang terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.

(13)

Dari pengertian media cetak tersebut, Nampak ada keunggulan media ini dibandingkan dua pesaing tersebut. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi. Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.

Salah satu contoh media cetak adalah majalah. Beragam jenis majalah yang bermunculan sesuai dengan pangsa pasarnya. Ada beberapa jenis majalah, seperti majalah untuk wanita, majalah untuk anak-anak, majalah untuk dewasa dan berbagai jenis lainnya. Berbeda dengan jenis majalah lain, terutama majalah berbahasa Indonesia yang penerbitnya marak saat ini, media massa berbahasa daerah kini makin merana, khususnya majalah berbahasa jawa. Masyarakat yang masih menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa keseharian masih ada meski tidak dapat dikatakan banyak dibandingkan dengan masyarakat suku jawa itu sendiri. Hal ini disebabkan penggunaan bahasa jawa dalam komunikasi sehari-hari ia makin berkurang dalam kehidupan keluarga muda di jawa. Bahasa sehari-hari lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Generasi-generasi muda yang diharapkan menjadi penerus penutur bahasa jawa, justru tidak bisa berbahasa jawa. (W.Tjiptowardhono, 2001)

(14)

DJoko Lodang (DL) dan Mekar Sari (MS) dari Yogyakarta. Semua majalah tersebut menggunakan bahasa jawa ngoko seperti bahasa tulis ragam resmi yang dipakai di Yogyakarta dan Surakarta (Jawa Tengah). Jika ditotal pelanggan keempat majalah itu cumin sekitar 40.000an orang. Tahun 1990 pernah terbit tabloid dengan gaya isi popular bahasa jawa untuk menarik kalangan anak muda, bernama Jawa Anyar tapi tidak berumur panjang. Sementara itu, majalah berbahasa jawa yang terbit di Surabaya menggunakan bahasa jawa dialek

Suroboyo-an yang khas dalam percakapan sehari-hari.(W.Tjiptowardhono, 2001).

Salah satu majalah berbahasa jawa yang berusia paling tua adalah Panjebar Semangat (PS).Majalah ini terbit pertama kali pada tanggal 2 September 1933 di Surabaya. Pendirinya dr. Soetomo, yang dikenal sebagai pendiri Boedi Oetomo. PS merupakan perusahaan keluarga yang bernama PT. Pancaran Semangat Jaya. Diterbitkan dengan tujuan untuk mengobarkan semangat nasionalisme guna mencapai kemerdekaan. Majalah ini juga sering memuat tulisan-tulisan para pejuang seperti SK Trimurti, Maria Ulfah santoso, RM Soedarjo Tjokrosisworo. (Junaedhie, 1995:326)

(15)

ketat. Panjebar Semangat unggul di daerah Jakarta, Jawa Tengah dan Lampung.Sementara jayabaya menguasai pasar Jawa Timur, terutama di daerah Surabaya itu sendiri. (wawancara dengan staf redaksi, M.Wijotoharjo).

Dalam hal rubrik, majalah panjebar semangat lebih bervariasi daripada jayabaya. Karena format majalah ini merupakan majalah umum dan mempunyai segmen umum.Ibarat restoran, majalah Panjebar Semangat memenuhi bermacam-macam selera pembacanya. Rubrik yang tetap ada dari dulu terbit sampai sekarang diantaranya pangudarasa (tajuk rencana), Sari Warta (berita pendek),

crita rakyat (cerita rakyat), Crita Sambung(cerita bersambung), Kawruh Agama islam (pengetahuan agama islam), Opo Tumon (cerita lucu), Alaming lelembut (cerita misteri) dan sebagainya. Sementara rubrik yang mengalami perkembangan dan penyempurnaan adalah Glanggang Remaja (artikel untuk remaja) yang ada sejak tahun 1983 dan diantara rubrik-rubrik yang baru adalah Astrologi (ramalan bintang), Cangkriman Prapatan PS (teka teki silang), Sing Njlonet (foto kiriman pembaca) dan lain-lain.

(16)

Karena itulah, penciptaan strategi untuk membangun dan mempertahankan merek harus menjadi prioritas majalah Panjebar Semangat, salah saatnya dengan mengetahui berbagai motif yang mendasari para pembaca tetap menyukai dan memilih majalah Panjebar semangat.

Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda khususnya tentang majalah panjebar semangat. Sebagian orang telah mengenal majalah ini hingga tidak sedikit yang menjadi pelanggan setia, tetapi sebagian orang belum mengenal bahkan tidak mengetahui majalah bahasa jawa panjebar semangat ini.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat resptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.

Dengan kata lain, persepsi adalah proses yang meyangkut pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan proses integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

(17)

Gibson (1989) juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi sering kali lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Anak-anak, remaja, dan orang dewasa juga memiliki persepsi yang berbeda setiap individunya. Hal ini wajar, karena setiap orang bebas untuk berpendapat. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui persepsi pembaca yang khususnya ditujukan untuk pelanggan majalah bahasa jawa Panjebar Semangat. Karena pelanggan sendiri sangat berperan penting dalam perkembangan dan bertahannya majalah ini dalam persaingan di tengah tantangan zaman saat ini.

(18)

Majalah Panjebar Semangat sendiri diterbitkan disurabaya, dengan demikian peneliti memilih kota Surabaya sebagai lokasi penelitian. Kali ini yang mendasari peneliti untuk meneliti pelanggan setia yang tinggal di kota Surabaya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan adalah :

Bagaimana persepsi pelangganmajalah bahasa jawa “Panjebar Semangat” di surabaya?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui persepsi pelanggan majalah bahasa jawa Panjebar Semangat di Surabaya.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis :

(19)

2. Manfaat Praktis :

(20)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

(21)

Universitas Pembangunan Nasional di Surabaya, Sekolah Tinggi ilmu Komunikasi di Surabaya, Universitas Tujuh Belas Agustus di Surabaya.

Kesimpulan dari penelitian ini, fungsi radio kampus pertama adalah berfungsi sebagai edukatif Ilmiah, yaitu sebesar 45 persen. Sedangkan fungsi informasi 30 persen. Hiburan (infotainment) 25 persen. Eksistensi keberadaan radio masih banyak dipengaruhi oleh pendanaan, pendanaan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup radio komunitas kampus. Karena itu, Direktur Indonesia Media Law and Police (IMLPC) Hinca I.P. Panjaitan menyarankan agar radio kampus menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM). Radio komunitas kampus atau mahasiswa diharapkan memang harus membuktikan sebagai penyiaran yang berada dilingkungan institusi pendidikan serta radio komunitas kampus sebagai sarana interaktif bagi mahasiswa.

(22)

khalayak atau komunikan, banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Begitu juga dengan tayangan reka ulang peristiwa kriminal di televisi, seperti derap hukum di sctv, jejak kasus di indosiar, fakta di antv dan sidik di tpi. Reka ulang atau rekonstruksi sebuah peristiwa criminal sebenarnya hanya sebagai salah satu cara polisi untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dari sebuah kasus kriminal.

(23)

memungkinkan individu memperoleh makna lebih umum. Persepsi lebih bersifat dugaan belum tentu tataran pendapat.

Persamaan antara jurnal pertama dan kedua ini sama-sama membahas tentang persepsi dalam penelitiannya.

(24)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Majalah Sebagai Media komunikasi Massa

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang komunikasi tidak hanya dilakukan dengan tatap muka (fase to face communication), tetapi manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Yang dimaksud komunikasi massa menurut Jalaludin Rahmat adalah komunikasi mall. Media massa yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film (Rahmat 2004:189). Komunikasi massa diartikan, sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang terbesar, keterangan, dan anonym melalui media cetak atau elektronik, sehingga dapat menimbulkan efek kognitif, efek afektif, dan konatif dengan umpan balik tertunda.

Media merupakan lokasi atau (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan dan symbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, metode, gaya hidup dan norma. Blake & Havland yang memungkinkan disampaikan pesan pada khalayak yang dituju.

(25)

1) Bersifat tidak langsung, artinya melalui media teknis.

2) Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi ( para komunikator dan komunikasi ).

3) Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonym.

4) Mempunyai publik yang secara geografis terbesar.

Media massa merupakan institusi sosial baru, yang berkaitan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam pengertian luas. Media massa adalah hal esensial dalam komunikasi massa. Kemudian media memungkinkan khalayak yang berbeda wilayah mengetahui kejadian yang sama secara bersamaan. Sedangkan karakteristik komunikasi yang lainnya adalah umpan baliknya, biasanya tertunda atau komunikasi massa berlangsung satu arah. Selain itu pesan yang disebarluaskan Hell. Media massa bersifat umum dan mengenai kepentingan umum bukan perseorangan atau kelompok. (Rahmat, 2002 : 22-23)

(26)

bahan bacaan harus memenuhi suatu fungsi untuk member jawaban kepada rasa ingin tahu pembacanya.

Sebagai terbitan berkala, majalah selain sebagai penyampaian dan penafsiran pesan juga sebagai ajang diskusi berkelanjutan. Majalah didefinisikan sebagai suatu penerbitan berkala yang menyajikan liputan jurnalistik dan artikel yang berisi informasi dan opini yang membentuk berbagai aspek kehidupan. Majalah lazimnya berjilid, sampul depannya berilustrasi foto, gambaran atau lukisan, tetapi dapat pula berisi daftar isi atau artikel utama (Iskandar, 1990:42). Sehingga untuk menarik perhatian pembaca tentunya segala sesuatu harus dikemas secara baik dan menarik, termasuk majalah bahasa jawa Panjebar Semangat tidak hanya tergantung pada bentuknya saja, akan tetapi juga pada kemasan isinya. Dalam hal materi isi, penggunaan bahasanya menggunakan bahasa jawa (Ngoko). Menurut Kurniawan Junaedi dalam ensiklopedia pers Indonesia, definisi majalah adalah penerbitan pers yang memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi ini dibagi dua jenis, yaitu:

1. Majalah umum : majalah yang memuat karangan-karangan politik, kebudayaan, fiksi, karangan pengetahuan umum, karangan yang menghibur, gambar-gambar, olah raga, film, seni dan lain-lain.

(27)

2.2.2. Media Cetak

Media cetak merupakan media yang tertua dalam sejarah peradaban manusia. Media cetak yang sering disebut juga dengan pers, yang memenuhi kritera sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah.

Beberapa karakteristik dari media cetak yang masuk ke dalam kategori media massa cetak dikemukakan oleh Sumadiria (2004:111-112), yaitu mempunyai sifat-sifat berikut :

a. Periodisitas, bahwa media cetak memiliki jadwal terbit yang pasti atau bersifat periodik. Oleh sebab itu, kita mengenal istilah harian, mingguan, bulanan, atau triwulanan.

b. Publisitas, bahwa media tersebut bisa diakses siapa pun karena memang ditujukan untuk semua orang dari berbagai lapisan masyarakat.

c. Aktualitas, bahwa isi media massa sangat menekankan aspek aktualitas informasinya. Karena informasi yang tidak aktual atau biasa disebut informasi basi tidak menarik dan tidak dibutuhkan khalayak media.

d. Universalitas, berkaitan dengan keragaman isi media cetak. Isi berita di media cetak, misalnya news (pemberitaan), views (opini) dan iklan.

e. Objektivitas, berkaitan dengan isi media yang bersifat objektif atau sesuai dengan kenyataan.

(http://www.ut.ac.id/html/suplemen/skom4315/1c1.htm )6/6/13

(28)

a. Kelebihan media berita (newsmedia): Harga murah, berita menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar secara cepat efektif, jangkauannya luas mencakup para pembaca yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan.

b. Kelemahan : komunikasi searah, umur atau jangka waktu berlakunya relatif pendek (short life span). ( Ruslan,2005,188-189)

2.2.3.Panjebar Semangat

Panjebar Semangat diterbitkan oleh perusahaan penerbit PT. Pancaran Semangat Jaya dengan izin SIUPP no. 051/SK/Menpen/SIUPP/C.1/1985 Tanggal 19 November 1985. Adapun nama pimpinan Panjebar Semangat Kustono Djatmiko.

Serta kantor Redaksi majalah jawa ini bertempat di JL GNI no 2 Bubutan Surabaya, 60174, (031-5342499). Fax : 031 5344233, PO Box : 1256-60001.

Bentuk penerbitan panjebar semangat berupa majalah dengan ukuran 27 x 21 Cm dengan periode terbit mingguan bertiras 26.325 eksemplar. Harga langganan panjebar semangat tahun 2013 untuk pulau jawa Rp 38.000; per bulan dengan eceran Rp. 9.500, sedangkan untuk luar jawa Rp. 40.000; per bulan dengan eceran Rp. 10.000,-.

(29)

sebagai berikut : Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Bara, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya. Khalayak pembaca panjebar semangat terdiri dari berbagai kalangan. Dengan meluasnya majalah bahasa jawa panjebar semangat ini mempunyai motto khusus yang membuat banyak pihak yang tertarik dan ingin berlangganan.

Panjebar semangat juga mempunyai motto yang sangat bijak. Menurut Dr Soetomo, motto tersebut mempunyai tujuan menghilangkan feodalisme dengan harapan agar masyarakat desa ikut berbicara masalah yang sedang dibicarakan tanpa adanya keraguan motto tersebut berbunyi : “Sura Dira Djajaningrat Lebur Dening Pangastuti”, artinya bahwa segala kekuatan negatif yang ada di dalam masyarakat, bisa ditaklukkan dengan lemah lembut dan penuh sopan santun, merendah dan bijaksana.

(30)

2.2.4. Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana,2001:167). Persepsi merupakan inti komunikasi karena jika persepsi tidak akurat, maka komunikasi menjadi tidak efektif.

Persepsi, menurut Marhaeni Fajar (2009:150-151), adalah persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di dalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa yang mudah bagi kita, boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas bagi orang lain mungkin terasa membinggungkan bagi kita.

Persepsi adalah pengalaman, untuk mengartikan makna dari seseorang, objek atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis untuk melakukan interprestasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek atau peristiwa tersebut, atau dengan hal-hal yang menyerupainya. Tanpa landasan pengalaman sebagai perbandingan tidak mungkin untuk memprestasikan suatu makna, sebab ini akan membawa kita kepada suatu kebingungan.

(31)

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Dan manusia sendiri sering disebut persepsi sosial, meskipun kadang-kadang manusia disebut juga objek. Akan tetapi untuk memahami persepsi sosial secara utuh, terlebih dulu kita akan membahas persepsi terhadap lingkungan fisik. Berikut ini perbedaan persespi fisik dengan persepsi lingkungan sosial yaitu :

a) Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. b) Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi

terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya).

c) Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek.

(32)

2.2.5.Hal-Hal Yang Mempengar uhi Per sepsi

Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya, berikut ini beberapa prinsip-prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial :

1. Persepsi berdasarkan pengalaman

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi meraka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Persepsi manusia terhadap sekelilingnya. Seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman dahulu dalam menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering gagal mempersepsi perbedaan yang sama dalam suatu objek lain. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.

2. Persepsi bersifat selektif

(33)

disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

A. Faktor Internal seperti :

a. Faktor biologis yaituseperti lapar, haus dan sebagainya.

b. Faktor fisologis yaitu: Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. Antara lain seperti bentuk fisik yang tampak ( tinggi, pendek, gemuk, sakit, sehat, lelah, cacat fisik.

c. Faktor sosial yaitu seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, penmgalaman masa lalu, dan kebiasaan.

d. Faktor psikologi seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan harapan.

B. Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, dan perulangan.

3. Persepsi bersifat dugaan

(34)

dari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat-alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan dengan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut.

4. Persepsi bersifat evaluative.

Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingan ketika melakukan persepsi. Sebelum melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengaman terdahulu untuk mencocok apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi dan subjektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual

Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkannya dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip-prinsip :

a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan.

(35)

2.2.6. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Alex Sobur (2003:449), proses hingga terjadinya persepsi adalah sebagai berikut :

a. Terjadinya Stimuli Alat Indera (Sensory Stimulation)

Pada tahap pertama, alat-alat indera kita akan dirangsang. Setiap individu pasti memiliki kemampuan penginderaan untuk merasakan stimulus (rangsangan), walau kadang tidak selalu digunakan.

b. Stimulasi Terhadap Alat Indera Diatur

Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip Proksimitas (proximity) atau kemiripan, sedangkan prinsip lain adalah kelengkapan (closure) atau kita mempersiapkan gambar atau pesan yang lengkap. Apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermakna bagi kita, pola ini belum tentu benar atau salah dari segi obyektif tertentu.

c. Stimulasi Alat Indera Ditafsirkan-Dievaluasi

(36)

cara masing-masing orang menafsirkan-mengevaluasikannya adalah tidak sama.

2.2.7. Proses Per sepsi

Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen, yaitu :

a. Seleksi

Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi

Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman masa lalu, motivasi dan lain-lain. Interpretasi juga bergabung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya.

c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

(37)

Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. (Alex sobur,2003:447)

2.2.8. Pelanggan

Dalam penelitian ini peneliti memilih pelanggan sebagai informan penelitian, dan pengertian pelanggan sendiri adalah orang yang membeli (menggunkan) barang (suratkabar) secara tetap.

(http://www.artikata.com./arti-369780-pelanggan) 1/6/13

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan manajemen. Maine dkk (Dalam Nasition, 2004:101) memberikan beberapa definisi tentang pelanggan yaitu:

1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung padanya

2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya 3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan

pelanggan

4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dihapuskan

(38)

1. Pelanggan Internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performansi pekerjaan (atau perusahaan) kita 2. Pelanggan Antara adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai

perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk

3. Pelanggan Eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk, yang sering disebut dengan pelanggan nyata. Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk mengguneken produk yang dihasilkan

(http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/definisi-pelanggan-dan-jenis-pelanggan/) 1/6/13

2.2.9. Persepsi Dan Budaya

Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi itu terkait oleh budaya (culture – bound) (Mulyana,2003:196).

LarryA.Samovar dan Richard E. Porter (dalam Mulyana,2003:197) mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni :

(39)

3. Organisasi sosial (social organization) 4. Tabiat manusia (human nature)

5. Orientasi kegiatan (activity orientation)

6. Persepsi tentang diri dan orang lain (perseption of self and other)

Meskipun keenam unsur tersebut dapat dibahas sendiri-sendiri, pada dasarnya unsur-unsur tersebut saling berkaitan. Kita dapat mengalami peristiwa yang sama dan sepakat dengan apa yang kita lihat secara fisik, namun sering berbeda dalam memaknai peristiwa atau objek yang kita lihat. banyaknya stimulus yang bersaing menarik perhatian pada waktu yang sama mengakibatkan kita hanya menerima informasi yang berkaitan dengan pengalaman hidup dan pengetahuan kita, dan salah satunya ditentukan oleh faktor budaya.

Selain itu, budaya dapat mempengaruhi proses persepsi, karena seperti sebelumnya dijelaskan bahwa persepsi itu bersifat selektif.

2.3. Teori Atribusi

(40)

perilaku tersebut.disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Meski demikian, penentuan tersebut sebagaian besar bergantung pada tiga kaktor, yaitu :

a. Keunikan b. Consensus c. Konsistensin

(Robbin,2008:171-172)

Oleh sebab itu diharapkan ada perilaku individu yang mendominasi setelah membaca majalah panjebar semangat yang di dasarkan dari motif individu tersebut ketika membaca yang menunjukan sikap bahwa ia memperoleh keuntungan dengan membaca majalah panjebar semangat. Hal itu terkait dengan teori atribusi yang di bedakan menjadi 2 yaitu Atribusi Kausalitas dan atribusi kejujuran. Menurut Fritz heider dalam buku psikologi umum mengatakan bahwa bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang menyebabkannya seperti faktor situasional atau personal yang dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan internal. (Jones dan Nisbett, 1972) menurut Harold Kelley (1972-1973) menyimpulkan kausalitas internal atau ekternal dengan memperhatikan tiga hal yaitu :

(41)

3. Kekhasan (apakah orang itu bertindak yang sama pada situasi lain atau hanya situasi ini saja)

Sedangkan atribusi kejujuran menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (1979:70-71) dalam buku psikologi umum mengatakan bahwa atribusi kejujuran adalah sejauh mana pernyataan orang itu menyimpang dari pendapat yang popular dan diterima orang serta sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataannya itu. (Rakhmat.2009:93-95)

2.4. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, peneliti memilih penelitian tentang majalah Panjebar Semangat yang menggunakan bahasa jawa dan keberadaannya majalah ini sudah berumur 80 Tahun.Oleh karena itu peneliti memilih pelanggan karena bisa memberikan ulaskan yang jelas dan mendalam tentang majalah bahasa jawa panjebar semangat ini.

Peneliti berusaha mengetahui persepsi pelanggan dalam memberikan interpretasi terhadap majalah bahasa jawa panjebar semangat yang di Surabaya, khususnya berkaitan dengan pengetahuan pelanggan yang memang lebih mengenal dan membaca setiap minggunya.

(42)

Gambar 2.4.. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian Persepsi Pelanggan Majalah Bahasa Jawa “ Panjebar Semangat” di Surabaya.

KEBERADAAN MAJ ALAH PANJ EBAR SEMANGAT

DI SURABAYA

PELANGGAN

(43)

3.1. J enis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang dikumpulkan sudah mendalam dan bias menjelaskan fenomena yang diteliti, lainnya, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan mendalam (kualitas) data bukannya (kuantitas) data (Kriyantono,2006:58)

Terdapat beberapa factor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong,2002:33)

(44)

1. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

2. Membuat perbandingan atau evaluasi.

3. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi deskriptif untuk menggambarkan persepsi pelanggan majalah bahasa jawa “panjebar semangat” di Surabaya.

3.2. Majalah Panjebar Semangat

(45)

Majalah panjebar Semangat adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas yang diterbitkan mingguan. Majalah ini dalam penyampaian pesannya kepada masyarakat umum ditulis dengan gaya bahasa daerah yaitu bahasa jawa. hal ini yang menjadi keunikan dari majalah yang hampir 80 Tahun eksis di dunia media massa.

3.3. Per sepsi

Berdasarkan fenomena keberadaan majalah bahasa jawa Panjebar Semangat yang masih eksis di masa modern ini, dan juga majalah ini hampir berumur 80 Tahun. Oleh sebab itu peneliti memilih pelanggan untuk bias memberikan persepsi tentang majalah tersebut dengan jelas dan rinci, sebab persepsi merupakan rangkaian proses yang dilakukan seseorang guna memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan, hingga pengartian informasi mengenai suatu yang diinginkan tersebut.

Persepsi yang dibangun mengenai majalah bahasa jawa panjebar semangat adalah berdasarkan pembaca majalah tersebut yang sudah tercantum sebagai pelanggan setia.

(46)

3.4. Kriter ia

Pada penelitian ini, yang menjadi informan atau subjek penelitian yaitu pelanggan setia yang khusus berada di Surabaya.

Informan yang akan diteliti adalah pelanggan setia yang statusnya pelanggan baru dan juga pelanggan lama.

Penentuan informan akan dilakukan dengan teknik Snowball yaitu dengan cara menentukan seorang terlebih dahulu, atau informan kunci. Lalu meminta sejumlah informan lain yang mereka kenal, yang dapat menjadi informan berikutnya. melalui informasi-informasi tersebut, kita menemukan informan lebih banyak lagi.

Pengumpulan data akan dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh pelanggan yang berada di Surabaya sebagai informan utama

key informan.

Dalam penelitian ini, informan yang akan diteliti dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :

1. Pelanggan terlama (Di atas 10 Tahun) dan Pelanggan baru (Dibawah 5 Tahun)

2. Laki-laki dan Perempuan 3. Berumur 30-60 Tahun.

(47)

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan : 1. Wawancara

Merupakan percakapan antara periset – seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obyek (Berger, dalam Kriyanto,2007:96). Wawancara yang dilakukan adalah indepth interview

atau wawancara mendalam, yaitu mendapatkan informan, yaitu mendapatkan informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap mengenai topik yang diteliti (Bungin,2001:110) wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). (Kriyantono, 2007:96).

(48)

pertanyaan-pertanyaan. Serta yang di wawancarai adalah narasumber (pelanggan) yakni orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Adapun tujuan wawancara adalah menggalih informasi tertentu dari narasumber. Agar tujuan itu tercapai, kegiatan wawancara harus dilakukan berdasarkan tahap-tahap wawancara.

2. Observasi

Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan panca indranya kita miliki sering mengamati obyek-obyek yang ada disekitar kita. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa meditor, sesuatu obyek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan obyek tersebut. (Kriyantono,2007:106 )

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”

3.6.Teknik Analisis Data

(49)

Pada tahap awal analisis data penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan dan dokumen yang telah terkumpul. Data kemudian direduksi, karena pada saat proses pengambilan data tersebut tidak langsung terdapat proses analisis.

Sedangkan interpretasi data bertujuan untuk memberikan makna terhadap hasil analisis data yang dilakukan serta mencari implikasinya terhadap teori yang sudah dilakukan untuk menafsirkan hasil analisis.

Neong Muhadjir menyatakan bahwa analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Definisi-definisi lain tentang analisis data, adalah sebagai berikut:

a. Analisis data merupakan upaya memilah dan memilih data yang mempunyai makna, penting dan dapat digunakan untuk dipelajari, kemudian disampaikan pada orang lain.

b. Analisis data ialah suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

(50)
(51)

4.1. Gambar an Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Majalah Penjebar Semangat.

Majalah berbahasa jawa panjebar semangat terbit pertama kali pada hari sabtu tanggal 2 september 1933 di Surabaya. Di republik ini ialah bromartani tanggal 29 maret 1855 kelahiran panjebar semangat tidak bisa di pisahkan dengan Dr. Soetomo, pendiri organisasi pergerakan Boedi Oetomo. Sebagai salah satu tokoh pergerakan yang mencita-citakan Indonesia merdeka, Soetomo mencoba membangun pencerahan pemikiran kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah tentang pentingnya hidup bebas terlepas dari segala bentuk penindasan.

Surat kabar dengan medium bahasa jawa dipilih Soetomo sebagai alat perjuangan. Dengan media tersebut Soetomo mencurahkan pemikiran-pemikirannya tentang Indonesia merdeka. Soetomo tahu benar, sebuah pesan akan efektif bila masyarakat mengerti isinya. Pesan-pesan perjuangan Soetomo menembus masyarakat hingga ke pelosok pedesaan yang kala itu kebanyakan hanya mengerti bahasa jawa sebagai bahasa keseharian.

(52)

panjebar semangat dibredel lantaran dianggap membahayakan. Setelah Indonesia merdeka, panjebar semangat juga turut dalam suasana pasang surut hubungan pemerintah dengan pers, baik di era orde lama maupun orde baru.

Kebijakan redaksinal panjebar semangat tercermin dari nama yang di pilih untuk majalah ini. dipilihnya nama panjebar semangat mempunyai makna dan latar belakang tertentu. “kata-kata bahasa jawa yang sesuai artinya dengan “Semangat” adalah nyawa atau sukma. Tetapi yang dimaksud dengan kata semangat di sini bukanlah sukma atau nyawa, melainkan inti atau jiwa raga kita, pikirkan atau angan-angan kita. ada dua macam semangat, yaitu semangat yang baik dan yang buruk. Semangat yang dimaksudkan disini adalah semangat yang membangkitkan kesadaran dan yang bisa melahirkan bangunnya bangsa kita, mengabdi kepada kebenaran, tunduk pada kesucian serta menyerah pada keadilan. Semangat yang membangun persatuan, yang memiliki petunjuk-petunjuk seperti itulah yang akan kita sebar dan tanamkan di dalam sanubari bangsa kita supaya akhirnya dapat membangun masyarakatyang sehat, yang tenteram dan yang bermanfaat bagi bangsa dan nusa kita ini. oleh karena panjebar semangat ditujukan pada kaum yang belum mengerti bahasa Indonesia, yaitu Kalangan bangsa kita kaum kromo, maka isi surat kabar disesuaikan, tidak hanya karangan-karangan menyebarkann saja, tetapi juga diatur agar isinya betul-betul berguna”.

(53)

Kemudian pada revolusi fisik tetap pula menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan, sedang di zaman kemerdekaan, panjebar semangat tidak berhenti dan tetap menyebarkan semangat, yaitu semangat membangun dan mengisi kemerdekaan.

Dalam mengemban misi itu panjebar semangat memiliki politik keredaksian yang digunakan sebagai acuan untuk merealisasikan misi dan visi yang diemban. Realisasi misi dan visi inilah yang disebut sebagai politik pers berbahasa jawa.

4.1.2. Gambar an Umum Majalah Panjebar Semangat

Panjebar semangat adalah majalah mingguan berbahasa jawa yang terbit di Surabaya. Majalah ini pertama kali terbit pada 2 September 1933. Panjebar Semangat didirikan oleh Dr.Soetomo, tokoh pendiri Budi Utomo, sebagai salah satu media yang digunakan untuk perjuangan kemerdekaan indonesia. (www.wikipedia.org/wiki/Panjebar_Semangat) 2/7/13

(54)

Peran panjebar semangat dikala masa penjajahan sangat besar dalam sejarah perjuangan bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan. Karenanya majalah ini selalu dibatasi pemerintah belanda dengan mengeluarkan peraturan yang membatasi pergerakan nasional. Antara lain peraturan yang membatasi adanya pertemuan.

Tapi kejayaan itu tak berlangsung lama karena kondisi sosial ekonomi kebanyakan masyarakat saat itu sangat tidak menentu. Dampaknya, bisnis penerbitan pers ikut lesu. Ditambah lagi adanya persaingan antara partai politik yang sangat kuat sehingga surat kabar cukup hati-hati dalam menyajikan pemberitaan. Tapi karena imam soepardi bukan seorang politikus sehingga ia dapat membaca kondisi sosial masyarakat. Imam soepardi mengambil kebijakan bahwa pemberitaan panjebar semangat bersifat umum dan tidak berpihak kepada kekuatan politik manapun.

Oplah panjebar semangat saat demokrasi terpimpin merosot tajam dibandingkan pada era sebelumnya. Pukulan telak terjadi ketika pemimpin umum panjebar semangat, Imam Soepardi meninggal dunia. Sepeninggal imam soepardi, oplah Panjebar Semangat yang mencapai 80.000 eksemplar turun tajam hingga 16.000 eksemplar.

(55)

Bentuk penerbitan panjebar semangat berupa majalah dengan ukuran 27 x 21 Cm dengan periode terbit mingguan bertiras 26,325 eksemplar. Harga langganan panjebar semangat tahun 2013 untuk pulau jawa Rp 38.000; per bulan dengan eceran Rp 9.500 sedangkan untuk luar jawa Rp 40.000; per bulan dengan eceran Rp 10.000;

4.1.3. Identitas Infor man

Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah pelanggan majalah panjebar semangat di Surabaya yang terdaftar sebagai pelanggan lama dan pelanggan baru dalam penelitian ini. karena pelanggan tersebut dapat memberikan ulasan yang lebih mendalam tentang majalah panjebar semangat. Dan dapat dibedakan dari persepsi pelanggan baru dan lama dalam memberikan jawaban dari setiap pertanyaan.

Berikut ini adalah data mengenai profil para informan:

1. Bapak Sigit, berusia 57 Tahun, berstatus sebagai pegawai swasta perusahaan Antangin di Surabaya, aktivitas sigit setiap harinya adalah pada pagi hari pukul 08.00 berangkat kerja dan langsung masuk ruangan meeting bersama rekan staf yang bertugas setiap pagi sebelum memulai pekerjaan masing-masing. Bapak sigit ini terkenal tegas dan disiplin dalam mengemban tugasnya dan memang beliau ini terkenal pendiam.

(56)

lies ini terkenal sebagai orang yang sabar dalam menghadapi anak didiknya dan selalu bijaksana dalam mengambil setiap keputusan.

3. Bapak R sarjono, berusia 54 tahun, beliau berstatus sebagai pegawai swasta Staff ekspedisi. Aktivitas setiap harinya berangkat ke kantor dan langsung melihat barang yang harus di cek. Dan pak sarjono ini menyukai kedisiplinan agar dalam pekerjaan selalu bisa berjalan dengan baik dan tepat waktu.

4. Ibu Lydia, berusia 35 Tahun, berstatus sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak. Aktivitas sehari-harinya bangun pagi untuk mengurus anaknya sekolah dan menjalankan statusnya sebagai ibu rumah tangga. Serta ibu lydia ini memiliki kesibukan lain yaitu mempunyai katering makanan yang baru saja di rintisnya. Ibu lydia ini memang sosok ibu yang rajin dan cekatan dalam mengurus rumah tangganya, Dan selalu bersikap tegas dalam menghadapi anak-anaknya yang memang cukup aktif.

(57)

dianggap sebagai individu yang unik sehingga data didapatkan dari informan tidak dianggap mewakili pendapat umum secara keseluruhan.

4.2. Penyajian Data

Pada bab ini akan disajikan uraian temuan-temuan yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 4 bulan di Surabaya.

Data diperoleh dengan melakukan observasi dan depth interview yang dilakukan terhadap pelanggan majalah panjebar semangat yang mengenal majalah berbahasa jawa ini. wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari informan, dan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku dan perkembangan dari situasi yang diteliti itu sendiri. Data yang diperoleh tersebut akan disajikan secara deskriptif dan dianalisis dengan kualitatif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta kesimpulan dari pokok permasalahn yang diangkat.

4.2.1. Analisis Data

(58)

4.2.2. Hasil Wawancara

4.2.2.1.Deskripsi Per sepsi Pelanggan Secara Umum Ter hadap Majalah Bahasa J awa Panjebar Semangat

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil wawancara mendalam peneliti dengan beberapa informan terkait dengan pertanyaan umum seputar majalah bahasa jawa panjebar semangat. Diantaranya mengenai persepsi pelanggan yang ada di surabaya. Umumnya para informan yang berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat dan mengetahui kekurangan ataupun kelebihan pada majalah berbahasa jawa ini. Berikut adaloah kutipan hasil wawancara tersebut :

A. Mengapa memilih ber langganan di majalah Panjebar Semangat

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan yang memilih berlangganan di majalah panjebar semangat :

“Yang pertama saya memang sejak kecil kenalnya Panjebar Semangat, yang kedua saya tertarik dengan motto nya yang suro diro jaya ningrat lebur ding panggastuti saya tertarik dengan kalimat itu, yang artinya keberanian, kejayaan, kakayaan itu akan hancur lebur dengan kebijaksanaan dan kasih sayang. Jadi dasar saya untuk mencintai majalah bahasa jawa Panjebar Semangat ini”.

(59)

berlangganan dan memang terlahir di solo dan budaya jawa dikota tersebut lumayan melekat dan masih menjadi keharusan untuk mengetahui budaya jawa.

Informasi yang berbeda juga di sampaikan oleh informan kedua yang memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat ini :

“Ya..., menurut saya, saya pernah membaca jayabaya tapi kok lebih tertarik ke panjebar semangat yah...., rasanya lebih mudah dimengerti walaupun sama-sama majalah berbahasa jawa.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan kedua yaitu ibu lies, (50) tahun, berstatus sebagai kepala sekolah dan juga guru sekolah dasar di surabaya. Aktivitasnya sebagai guru matematika yang sabar dan telaten dalam mengajarkan materi kepada murid didiknya. Menurut ibu lies ini lebih menyukai dan memilih berlangganan majalah panjebar semangat ini karena bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Karena mudah dimengerti dan akan mudah juga untuk di aplikasikan kedalam kehidupan sosial yang memang ada dalam isi majalah ini yang bersifat mendidik dan unsurnya menyebarluasakan informasi.

Informasi yang berbeda juga di sampaikan oleh informan ketiga yang memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat ini :

(60)

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa pak sarjono, (54) tahun, berstatus sebagai pegawai swasta di ekspedisi. Yang sehari-harinya berkutat di pekerjaannya yang sangat padat tetapi tetap ingin mengetahui perkembangan dan isi majalah panjebar semangat setiap minggunya. Untuk itu pak sarjono ini memilih berlangganan karena memang ingin ikut tetap nguri-nguri kebudayaan jawa yang harus tetap dilestarikan

Informasi yang berbeda juga di sampaikan oleh informan keempat yang memilih berlangganan majalah bahasa jawa anjebar semangat ini :

“Karena pertama kali yang saya tau ya majalah panjebar semangat itu yang berbahasa jawa.”

Berdasarkan kutipan di atas maka diketahui bahwa ibu lydia (35) tahun, berstatus sebagai ibu rumah tangga yang seharinya mengurus anak dan suami. Di sisi lain mempunyai kegiatan lain yang memang menjadi hobinya memasak membuka katering untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dan dalam kehidupan ibu lydia ini memilih berlangganan majalah bahasa jawa panjebar semangat karena memang kenalnya hanya majalah ini karena bahasa nya yang menggunakan bahasa jawa.

(61)

B. Rubr ik-Rubrik Yang Paling Disukai Oleh Para Pelanggan

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai rubrik yang paling digemari oleh para pelanggan dalam majalah panjebar semangat:

“Banyak yah seperti misalnya yang berbau lelucon seperti opo tumon sangat menggelitik jadi untuk sekedar hiburan itu bagus sekali. Masih ada juga alaming lelembut itu juga bagus lalu cerita yang berbau sejarah itu saya suka sekali apalagi dengan beberapa kali munculnya tokoh-tokoh pewayangan ini sebenarnya ini sangat bagus untuk dibaca kalangan muda sekarang dan untuk di mengerti.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dengan informan pertama yaitu bapak sigit. Bapak sigit mengungkapkan bahwa dirinya lebih mengunyai rubrik-rubrik yang terkesan lucu dan nmenggelitik serta cerita yang berbau sejarah. Karena itu sebagai hiburan setiap minggunya dalam membaca majalah. Dalam pemilihan rubrik yang disukai pasti mempunyai pengaruh dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini hasil wawancara dari informan kedua tentang rubrik-rubrik yang paling disukai dalam majalah panjebar semangat:

“Yang saya sukai itu gempilan sejarah, disitu saya bisa mendaatkan informasi berkaitan sejarah yang semestinya perlu kita ketahui.”

(62)

Berikut ini hasil wawancara dari informan ketiga tentang rubrik-rubrik yang paling disukai dalam majalah panjebar semangat :

“Kalau rubrik-rubrik yang lain atau rubrik yang saya sukai mungkin alaming lelembut, itu yang paling sering pertama saya baca. Untuk yang lain-lainnya mungkin sudah ada di media-media lain ada. Tapi khusus untuk majalah ini, itu kelihatannya yang paling khas dari majalah panjebar semangat.”

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan ketiga ini yaitu bapak sarjono lebih condong menyukai rubrik yang berbau misteri “alaming lelembut” pada majalah panjebar semangat.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan keempat tentang rubrik-rubrik yang paling disukai dalam majalah panjebar semangat :

“Yang paling saya sukai rubrik cerita rakyat ataupun cerita sambung karena saya tau sedikit banyak itu tentang sejarah-sejarah jaman dahulu.”

Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa informan keempat yaitu ibu lydia sangat menyukai cerita sambung yang selalu di tunggu-tunggu cerita berikutnya di setiap minggunya.

(63)

C.Keberadaan Majalah Panjebar Semangat Di Zaman Sekarang Dimata Pelanggan

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan pelanggan tentang keberadaan majalah panjebar semangat yang masih eksis hingga di Zaman sekarang :

“Justru ini suatu peluang karna ketika banyak majalah yang berbau sok kekerasan dan bla bla bla dan kira-kira sungguh tidak pas untuk budaya saat ini justru panjebar semangat ini muncul mestinya harus lebih berani lagi untuk di eksploitasi sehingga untuk kaum muda ini semakin mengerti seperti apa sebenarnya budaya jawa itu sungguh-sungguh adin luhung, luhur sehingga namanya moral, namanya hura-hura sering diambil oleh anak muda generasi sekarang ini tidak akan terjadi dari ajaran pertama sudah muncul bahwa kekerasan itu akan hilang dengan adanya kasih sayang.”

Kutipan di atas berdasarkan hasil wawancara dengan informan pertama bapak sigit, justru sangat bangga dengan majalah bahasa jawa ini yang masih eksis hingga sekarang. Karena dijaman sekarang budaya jawa sudah mulai luntur. Karena penerus bangsapun seperti contohnya anak muda sekarang lebih condong menyukai hal hal baru seperti masuknya budaya lain di indonesia. Dengan bertahannya majalah ini anak muda mau belajar tentang kebudayaan jawa yang tidak kala bagus oleh budaya lain.

(64)

Berdasarkam kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan kedua bu lies yang memberikan pandangan berbeda. Sangat menghargai bertahannya majalah bahasa jawa ini dan satu penghargaan bagi budaya jawa masih menjadi budaya yang memang harus dipertahankan di masa saat ini.

“Itu termasuk unik ya, dalam artian semua informasi yang saya dapat tapi untuk majalah yang satu ini saya sulit untuk meninggalkannya jadi kelihatannya unik karena bahasanya jawa tradisional.”

Bahwa informan ketiga pak sarjono sangat menjunjung tinggi budaya jawa dan sangat unik sekali majalah bahasa jawa bisa mampu bersaing hingga saat ini.

“Menurut saya bagus, karena dijaman sekarang masih banyak yang belum mengenal. Dari situ dengan adanya majalah panjebar semangat ini agar lebih di kenal luas di masyarakat.”

Bahwa informan keempat ibu lydia ini sangat setuju dengan bertahannya majalah bahasa jawa panjebar semangat ini, untuk lebih menolong budaya jawa agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

(65)

D.Sar an Yang ingin Disampaikan Pelanggan Untuk Per kembangan dan Kemajuan Majalah Panjebar Semangat

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan pelanggan mengenai saran yang diberikan untuk kemajuan dan perkembangan majalah panjebar semangat:

“Yang pertama itu tentunya majalah panjebar semangat harus lebih berani untuk tampil beda baik untuk perbaikan covernya, kertasnya dan sebagainya. Lalu yang keduanya isinya lebih pas lagi khususnya berkaitan dengan sejarah yang tentang pewayangan, pahlawan dan majalah Panjebar Semangat terbitnya itu di surabaya yang di motori oleh Dr. Soetomo. Nah dikota pahlawan ini justru panjebar semangat ini eksis sejak tahun 1933 tidakn salah sampai sekarang kan alangkah baiknya panjebar semangat lebih mengedepankan tentang kepahlawanan yang ada di surabaya maupun di daerah lain. Lalu hyang keduanya itu ya mesti harus berani bersaing ya dan sering kali muncul, tampil misalnya ada pameran gitu. Syukur-syukur kalau di perpustakaan itu disediakan majalah panjebar semangat seperti di kelurahan, sekolahan, RT RW juga bagus untuk di masukin panjebar semangat. Antara lain begitu.”

Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas maka dapat di ketahui bahwa informan pertama pak sigit ini ingin majalah panjebar semangat ini lebih meluas dan makin berani bersaing lebih ketat lagi jika ingin lebih dikenal secara meluas.

”Saya tetap berharap didalam inovasi majalah panjebar semangat tetap mengutamakan adi luhungnya budaya jawa. Jadi tetap menjaga kesopanan atau jangan sampai menghilangkan citra budaya jawa itu sendiri di dalam isi maupun penampilan yang disuguhkan oleh majalah panjebar semangat.”

(66)

selalu mempunyai sesuatu yang baru dalam majalah bahasa jawab panjebar semangat ini.

“Mungkin yah..., saya ingin sarankan untuk majalah panjebar semangat kan harganya yah tergantunga dari isi kantong masing-masing, tapi bagi saya harga segitu 9.500 yah itu sudah termasuk murah jadi kalau emm... minat baca itu tinggi untuk penerbitnya bisa leluasa dalam hal untuk mempercantik ataupun lebih eksisnya majalah panjebar semangat kan dia punya cara ya yang dengan harga sekian dia sudah termasuk baguslah. Untuk saat ini majalah yang saya baca kalau orang lihat kurang menarik dalam arti kurang baguslah, tapi saya cari memang isi ataupun bobot dari majalah tersebut. Dan majalah panjebar semangat sendiri terlihat sangat berjuang untuk tetap eksis.

Berdasarkan hasil kutipan wawancara informan ke tiga pak sarjono ini mempunyai saran untuk majalah panjebar semangat ini agar selalu mempunyai pembahasan yang berbobot dan bernilai tinggi dari situ juga minat baca bisa nmeningkat.

“Kalau menurut saya kertasnya aja yang dibikin bagusan dikit, kalau lainnya siih sudah oke.”

Berdasarkan hasil wawancara dari informan ke empat ini sangat sederhana sekali, karena inti dari majalah ini adalah tentang kertas yang memang selalu menjadi unsur saran agar bisa diganti dengan kertas yang lebih bagusan itu juga sangat penting untuk menunjang pelanggan dalam membacanya.

(67)

E.Persepsi Pelanggan Secara Keseluruhan Tentang Majalah Panjebar Semangat.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan pelanggan mengenai persepsi secara keseluruhan tentang majalah bahasa jawa panjebar semangat:

“Desain memang sangat sederhana tapi, mulai dari tampilannya bagus dan memang mempunyai arti tersendiri tampilan itu. Kalau soal bagusnya ya pasti sudah kalah dengan majalah lain dengan harga segitu kita bisa bilang apa”.

“Jika berbicara tentang isinya, kalau ngomong soal isi saya suka dari awal hingga akhir karena isinya tidak pernah berubah. Intinya dari tidak pernah berubah itu ada banyak manfaat yang kita ambil disitu dari jaman dahulu hingga sekarang juga mengutarakan hati nurani rakyat bisa tampil disitu”. “jika berbicara tentang rubrik, kalau soal yang lain seperti rubrik itu sampai sekarang masih banyak yang saya ingat. Seperti opo tumon yang menggelitik itu pasti, lalu ada cerita sejarah yang bagus untuk anak-anak muda dan mereka juga akan mengerti. Disisi lain juga manampilkan kepahlawanan negara itu bagaimana”.

Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan yang pertama bernama bapak sigit Yang berstatus pelanggan lama. Yang mampu menguraikan secara detail tentang kondisi majalah bahasa jawa panjebar semangat.

“Desain majalah bahasa jawa panjebar semangat harusnya bisa dipikirkan untuk lebih menarik karena di jaman yang sudah seperti ini panjebar semangat itu termasuk majalah yang lembar perlembarnya itu memakai kertas yang tidak mengkilat, jadi sebenernya sih kurang menarik kalau dibandingkan dengan majalah-majalah yang sudah top sekarang”.

“Isinya, kalau isinya itu saya seneng yaitu orang jawa yang merasa dengan majalah panjebar ada itu bisa terjaga dengan didilamnya ada bermacam-macam yang membuat majalah panjebar semangat variatif didalamnya menampilkan kebudayaan jawa. Karena didalamnya itu ada geguritan, cerita pendeknya juga gempilan sejarah itu sangat bagus”.

(68)

karena kita itu bahwa majalah panjebar semangat itu maunya itu menfasilitasi banyak orang mungkin saya sendiri disini tidak suka salah satunya rubrik yang berbau misteri.”

Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan kedua yang bernama ibu lies yang berstatus pelanggan baru. Yang sudah bisa memberikan persepsi secara pandangan pribadi yang sesuai dengan kenyataan yang benar.

“Desain saya rasaa sangat sederhana tapi, memang melambangkan majalah panjebar semangat itu orang-orang bisa mengatakan itu tempo jowo. Jadi desainnya itu persis tempo jadikan merahnya itu tidak pernah hilang.” “ kalau saya pribadi isi itu termasuk ada ke khususan tersendiri jadi kalau media-media lain itu gimana gitu. Tapi untuk majalah panjebar semangat ini itu sepertinya adem. Karena disini juga menggali budaya serta menjadi sejarah.”

“ Kalau saya memang sukanya alaming lelembut, cerita sejarah yang dulu kita memang pernah belajar tapi dengan adanya ulasan-ulasan di majalah panjebar semangat adalah tentang sejarah agar kita bisa menginggat kemabali.pada akhirnya kita menerangkan untuk anak-anak kita memang ada manfaatnya belajar sejarah.”

Berdasarkan kutipan wawancara dengan pelanggan ketiga yang bernama sarjono yang berstatus menjadi pelanggan lama.

“Kalau persepsi saya tentang desainnya sudah bagus, tapi kalau kertasnya di bikin agak tebalan lagi. Jadi lebih bisa bagus lagi.”

“Tentang rubrik sendiri, alaming lelembut, karena cara penyajian cerita itu sangat menghibur dan memang saya butuh hiburan yang bagus.”

“Dari sisi isinya itu sendiri tetap bagus dan sangat bisa dijadikan teman akrab setiap minggu sekali.”

Gambar

Gambar 2.4.. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian Persepsi Pelanggan Majalah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas enzim selulase dari isolat-isolat bakteri selulolitik yang diisolasi dari cacing tanah menunjukkan bahwa semua isolat yang

• Untuk memudahkan pemeliharaan dan perawatan, induk bunting dikelompokkan dalam tiga fase, yakni: a) bunting muda (1–5 bulan) diberikan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi;

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, yang dimaksud dengan pajak

Mayoritas masyarakat etnis Tionghoa ingin praktis dan tidak perlu repot dalam mengurus anak tetapi kembali lagi kepada masyarakat itu sendiri merekalah (orangtua) yang menentukan

Analisis propoagation delay yang dilakukan dalam perancangan schmitt trigger baik analisis perhitungan maupun analisis simulasi terdapat perbedaan pada waktu transisi high to low

Selain itu, pengaplikasian Kaedah Fiqhiyyah oleh para hakim dalam kes-kes yang dilaporkan juga telah menepati maksud dan tujuan sesuatu Kaedah Fiqhiyyah6. Kaedah

Aktivitas antijamur ekstrak etil asetat daun mangga bacang ( Mangifera foetida L.) diduga berasal dari senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid,

2.6 Mekanisme Alat Bantu Pengupas Kulit Buah Durian Menggunakan Roda Gigi ( Bevel Gear )