• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wisatawan Melakukan Keputusan Pembelian Tiket Pesawat Melalui Mobile Booking Pada Situs Traveloka.Com.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wisatawan Melakukan Keputusan Pembelian Tiket Pesawat Melalui Mobile Booking Pada Situs Traveloka.Com."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG

WISATAWAN MELAKUKAN KEPUTUSAN

PEMBELIAN TIKET PESAWAT MELALUI MOBILE

BOOKING PADA SITUS TRAVELOKA.COM

ERNI MULIANA 1312025002

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Perkembangan teknologi informasi kini telah masuk dalam era digital

dimana segala bentuk informasi dapat diakses dengan begitu cepat dan mudah

melalui perangkat teknologi. Pemanfaatan teknologi dan informasi menyebabkan

kebiasaan baru dalam segala aspek kehidupan. Dalam dunia bisnis, penerapan

teknologi informasi sudah diterapkan oleh perusahaan yang berskala nasional

maupun internasional, salah satunya sistem e bussines. Sistem ini adalah

kegiatan bertransaksi tanpa kontak fisik antara produsen dengan konsumen.

Dalam e bussines ini juga terdapat istilah lain yaitu e commerce yang pada

dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni kegiatan penjualan atau pembelian

barang dan jasa melalui internet. Umumnya e commerce ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C).

Keduanya menggambarkan proses alami dalam pemasaran barang dan jasa. Jika

produk dan jasa B2B dijual dari satu perusahaan ke perusahaan lain, produk B2C

dijual dari perusahaan ke pengguna akhir.

Seiring dengan perkembangan tersebut para pelaku bisnis berlomba lomba

memasarkan produk dan jasa yang dimiliki melalui situs internet dengan harapan

agar informasi tentang produk yang dimiliki lebih cepat menyebar luas ke seluruh

lapisan masyarakat. Pergeseran kebiasaan (trend) berbelanja melalui internet

berkembang begitu pesat, perkembangan transaksi melalui internet dapat dilihat

(3)

2

www.eMarketer.com“Global B2C Ecommerce Sales to Hit $1.5 Trillion This

Year Driven by Growth in Emerging Markets” pada bulan Februari 2014.

Tabel 1.1

Total Penjualan B2C E Commerce Seluruh Dunia Menurut Wilayah 2012-2017 (dalam satuan milyar)

Negara 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Worldwide $1,058.20

$ 1,251.50 $ 1,504.70 $1,771.10 $ 2,052.80 $ 2,357.40

Sumber: www.eMarketer.com, Februari 2014

Berdasarkan data tersebut diatas kawasan Amerika Utara pada Tahun

2012- 2013 lebih unggul dibandingkan Asia Pasifik, dan Eropa Barat dengan total

$ 379.80 di tahun 2012, dan mencapai jumlah yang terus meningkat di tahun 2013

dengan jumlah $ 431.00. Sedangkan dari tahun 2014-2017 kawasan Asia Pasifik

menjadi tertinggi nomer satu untuk hasil penjulan B2C e commerce di seluruh

dunia dengan total $ 525.20 pada tahun 2014, $ 681.20 pada tahun 2015, $ 855.70

pada tahun 2016 dan diperkirakan akan mencapai $ 1,052.90 pada tahun 2017

mendatang. Selanjutnya pertumbuhan tertinggi untuk penjualan B2C e commerce

(4)

Tabel 1.2

Pertumbuhan Penjualan B2C E Commerce Seluruh Dunia Berdasarkan-Negara 2012-2017 (Persentase %)

Negara 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sumber: www.eMarketer.com, Februari 2014

Data diatas menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi nomer dua

setelah Cina dengan persentase 85,0 % di tahun 2012, 71,3% di tahun 2013 dan

45,1% pada tahun 2014. Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, walaupun

persentase dari tahun ke tahun terlihat menurun akan tetapi Indonesia, Cina, dan

India diprediksikan akan tetap menyumbang pengguna e-commerce paling banyak

(5)

4

Proses pencarian informasi serta sistem belanja online yang mudah

menjadikan trend berbelanja online di Indonesia begitu diminati. Seorang

konsumen juga dapat membandingkan harga dari beberapa situs online sebelum

melakukan keputusan pembelian. Opini beberapa orang yang pernah mendapatkan

manfaat dari produk yang akan di beli juga menjadi salah satu refrensi yang

mudah untuk didapatkan seorang calon pembeli sebelum melakukan keputusan

pembelian di salah satu situs online. Tidak jarang beberapa web online

memberikan kolom komentar pada design web sebagai bentuk followup terhadap

konsumen pasca pembelian agar dapat dijadikan referensi bagi calon pembeli.

Belanja online bukan hanya pada kebutuhan pokok atau produk seperti

baju, makanan, property dan alat elektronik melainkan sudah merambah ke semua

jenis kebutuhan jasa dan produk lainnya. Salah satu jenis jasa yang banyak

ditawarkan di situs online adalah segala bentuk kebutuhan perjalanan (travelling)

untuk para wisatawan, misalnya: pemesanan paket wisata, tiket pesawat, tiket

kereta api, voucher hotel dan lain sebagainya. Pemesanan (booking) tiket dan

hotel secara online bahkan menjadi salah satu iklan yang sering kita lihat di surat

kabar atau siaran televisi nasional. Adanya pergeseran dari mass tourism menjadi

individual tourism menyebabkan kebiasaan baru yakni wisatawan melakukan

pemesanan kamar hotel, tiket pesawat, transportasi dan segala kebutuhan dalam

melakukan perjalanan wisata lainya secara mandiri. Tiket pesawat merupakan

salah satu kebutuhan wisatawan yang akan berlibur ke suatu daerah tujuan wisata

yang biasanya tidak dapat atau lebih sulit di akses melalui darat dan laut. Situs

online booking tiket pesawat memberikan kemudahan bagi para wisatawan untuk

(6)

datang langsung ke kantor penjualan tiket. PT. Traveloka.com Indonesia yang

lebih di kenal dengan Traveloka.com merupakan salah satu situs online travel

agent yang menyediakan jasa penjualan tiket pesawat dan hotel voucher.

Di Indonesia Traveloka.com memimpin online travel agent untuk

penjualan tiket pesawat, berdasarkan hasil dari surveywww.sturtupranking.com.

Tabel 1.3

Situs Penjualan Tiket Pesawat di Indonesia Sturup Name SRSore SRWeb SR Social Regional

SRank

Sumber: www.sturtupranking.com, Mei 2015

Traveloka.com berada pada urutan pertama dengan SR score 84,224 yakni

memperoleh 81,400 skor pada SR web dan 65,981 melalui SR social.

Traveloka.com juga mendapat peringkat kelima untuk katagori regional Srank

dan peringkat ke 210 untuk global Srank, selanjutnya pada urutan kedua terdapat

Utiket.com dengan total SR score mencapai 75,641. Berdasarkan regional Srank

Utiket.com berada di peringkat ke 37 dan untuk global Srank berada di posisi ke

954. Tiket2.com dan Airpaz.com berada di posisi ketiga dan keempat dengan

masing masing SR score sebesar 71,782 untuk tiket2.com dan 70,496 untuk

Airpaz.com. Pada urutan nomer tiga dari bawah terdapat tiga situs penjualan tiket

dengan nilai SR score masing masing yaitu: 38,082 untuk Arena Tiket.com,

37,994 dicapai oleh Hulaa.com dan terakhir situs penjualan tiket pesawat dengan

(7)

6

dibawah ini juga menggambarkan hasil estimasi peringkat dari situs Traveloka.com di Indonesia.

Tabel 1.4

Situs Penjualan Tiket Pesawat dan Kamar Hotel

NO Nama Situs Global Rank

Sumber: www.similarweb.com, Januari 2016

Situs Booking.com mendapatkan peringkat tertinggi di seluruh dunia jika

dibandingan dengan keenam situs penjualan tiket pesawat dan kamar hotel

lainnya, dengan posisi ke 94, sedangkan di Indonesia situs Booking.com berada

diposisi ke 190. Jika dilihat secara keseluruhan berdasarkan popularitas keenam

situs di Indonesia (county rank), situs Traveloka.com berada diurutan pertama

dengan peringkat ke 80, yang kemudian disusul oleh situs Agoda.com,

Booking.com, Tiket.com, Pegipegi.com, dan yang terakhir situs dengan peringkat

paling bawah adalah situs Expedia.com yang berada di posisi ke 6.989. Adapun

pengunjung dari situs Traveloka.com 95,0% berasal dari masyarakat Indonesia,

baru kemudian di susul oleh Singapura dengan persentase 1,2% dan yang terakhir

sebesar 0,6% pengunjung web dari Malaysia.

Tabel 1.5

Persentase pengunjung situs Traveloka.com. berdasarkan Negara Negara Pengunjung (%) Peringkat

Indonesia 95,0% 103

Singapura 1,2% 2.794

Malaysia 0,6% 7.981

(8)

Traveloka.com tidak hanya mendapatkan SR score tertinggi berdasarkan

Starup Rangking tetapi juga mendapatkan berbagai penghargaan lainnya, seperti

yang termuat di situs resmi Traveloka.com berikut ini:

1. Indonesia’s No. 1 Flight and Hotel Booking Service according to comScore

2. Garuda Indonesia’s best performing GOS Agent 2014

3. Sriwijaya Air Best Travel Agent 2013 & 2014

4. Citilink Best Travel Agent 2013

Pada tanggal 31 Juli 2014 Traveloka.com situs layanan jasa perjalanan

online ini merilis aplikasi mobile untuk para penggunanya di Indonesia. Aplikasi

mobile ini hadir untuk dua platform sistem operasi yakni versi iOS dan Android,

dan dalam kurun waktu kurang dari seminggu setelah peluncurannya aplikasi

Traveloka.com menduduki peringkat nomor satu pada kategori Travel

(Free/aplikasi gratis) di App Store. Hal ini sesuai dengan popularitas perangkat

mobile di Indonesia yang semakin tinggi. Dimana banyak pengguna internet lebih

memilh online dari posel atau tablet jika dibandingkan dengan menggunakan

perangkat komputer.

Traveloka.com merupakan situs online travel agent baru di Indonesia, di

dirikan pada tahun 2012 dan memiliki track record yang cukup bagus di mata

masyarakat, berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengkaji lebih dalam apa saja

faktor-faktor yang mendorong wisatawan melakukan keputusan pembelian

(9)

8

1.2RumusanMasalah

Rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan uraian latar

belakang diatas adalah sbb:

1. Faktor-faktor apa saja yang mendorong wisatawan melakukan keputusan

pembelian tiket pesawat melalui mobile booking pada situs

Traveloka.com?

2. Faktor apakah yang dominan atau paling banyak berkontribusi dalam

menentukan keputusan pembelian tiket pesawat melalui mobile booking

pada situs Traveloka.com?

1.3TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong wisatawan melakukan

keputusan pembelian tiket pesawat melalui mobile booking pada situs

Traveloka.com.

3. Menganalisa faktor apa saja yang dominan atau paling banyak berkontribusi

dalam menentukan keputusan pembelian tiket pesawat melalui mobile

booking pada situs Traveloka.com.

1.4 ManfaatPenelitian 1. Secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadiakan sebagai media untuk

mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah didapatkan dibangku kuliah,

khususnya pada bidang teknologi informasi, manajemen strategi atau

pemasaran serta kajian ilmu pariwisata lainnya, selain itu penelitian ini

(10)

memecahkan masalah yang terjadi di lapangan atau pada industri

pariwisata itu sendiri.

2. Manfaat Secara Praktis

Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan informasi mengenai faktor apa saja yang mendorong

wisatawan melakukan keputusan pembelian tiket pesawat melalui mobile

booking pada situs Traveloka.com sehingga dapat dijadikan pertimbangan

dalam menentukan strategi pemasaran selanjutnya.

1.5 SistematikaPenyajian

Sistematika pembahasan merupakan suatu hal yang dipandang

perlu untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap isi karya tulis, secara

umum penulisan tugas akhir (skripsi) ini dibagi menjadi lima bab, yang

masing-masing akan dimuat sbb:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penyajian.

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

Dalam bab tinjauan pustaka yang dibahas ialah mengenai tinjauan

sebelumnya yang berkaitan dengan judul serta tinjauan konsep

(11)

10

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian, definisi operasional

variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

pengambilan sampel, dan teknik analisis data.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang jawaban dari permasalahan yang hendak

diteliti dengan menyajikan hasil analisis data yang sudah di

peroleh. Bab ini memuat hasil penelitian yang membahas gambaran

umum perusahaan PT. Traveloka Indonesia dan hasil analisis

faktor-faktor pendorong wisatawan melakukan keputusan

pembelian tiket pesawat melalui mobile booking pada situs

Traveloka.com.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari rumusan masalah

(12)
(13)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Telaah Penelitian Sebelumnya

Penelitian secara empiris mengenai “Analisis perilaku konsumen

dalam memilih sebuah barang atau jasa sudah di lakukan oleh beberapa

peneliti sebelumnya, diantaranya: penelitian yang dilakukan oleh Yohanes

Suhari, 2008. Dengan Judul “Keputusan Membeli Secara Online dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Penelitian ini menggunakan telaah pustaka

dan melakukan review beberapa jurnal yang terkait. Hasil dari penelitian ini

menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan

membeli secara online, dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu: faktor

internal yakni terdiri dari psikologi konsumen, dan faktor eksternal yang

terdiri dari dari lingkungan sosial budaya masyarakat, stimuli pemasaran, dan

sistem kontrol vendor yang meliputi (1) Efisiensi untuk pencarian (waktu

cepat, mudah dalam penggunaan, dan mudah dalam pencarian), (2) value

(harga bersaing dan kualitas baik), dan (3) interaksi (informasi, keamanan,

load time, dan navigasi). Pada telaah penelitian yang pertama ini terdapat

beberapa persamaan variabel yang digunakan, sedangkan perbedaannya

adalah pada teknik analisis data yang digunakan. Penulis menggunakan data

kuantitatif yang di olah dengan SPSS, sedangkan penelitian yang dilakukan

(14)

beberapa buku dan jurnal terdahulu yang membahas tentang keputusan dalam

melakukan belanja secara online.

Penelitian kedua dengan judul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Pada Toko Fashion Di Jejaring Sosial Facebook

(Survei pada Konsumen Toko Fashion di Jejaring Sosial Facebook yang

berlokasi di Indonesia)”, oleh Eunike Verina, Edi Yulianto, dan Wasis A.

Latief, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel atmosfer,

produk, harga, promosi, pelayanan, kepercayaan, dan karakteristik konsumen

secara parsial dan simultan, serta untuk mengetahui faktor yang dominan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko fashion di jejaring

sosial Facebook. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel atmosfer, produk, harga, promosi, pelayanan,

kepercayaan, dan karakteristik konsumen secara simultan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pada toko fashion di jejaring sosial Facebook.

Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar

0,000. Secara parsial yang berpengaruh positif dan signifikan adalah variabel

atmosfer, promosi, kepercayaan, dan karakteristik konsumen. Variabel

produk, harga, dan pelayanan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.

Variabel yang berpengaruh paling dominan adalah variabel karakteristik

(15)

13

dua ini memilik kesamaan dengan penulis, sedangkan variabel dan obyek

penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian ketiga oleh Andi Putra Mahkota, Imam Suyadi, dan

Riyadi dengan judul ”Pengaruh Kepercayaan dan Kenyamanan Terhadap

Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Pelanggan Website Ride Inc), 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

kepercayaan dan kenyamanan terhadap keputusan pembelian online. Jenis

penelitian yang digunakan adalah explanatory research. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 75 responden yang merupakan pelanggan di Website

Ride Inc. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner, dan analisis data

yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel kepercayaan dan kenyamanan secara

bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian online. Dari

perhitungan uji F diketahui bahwa = 38,228 > Ftabel 3,120 dengan signifikansi

sebesar 0,000 < 0,5. Secara sendiri-sendiri diketahui kepercayaan dan

kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian online.

Selain uji F dan uji t, uji R2 diketahui nilai 0,515 yang berarti besarnya

variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 51,5%. Secara

umum penelitian ini memiliki kesamaan dengan penulis yakni sama-sama

membahas tentang perilaku konsumen pada saat berbelanja online, akan

tetapi variabel dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ketiga ini

(16)

regresi linier berganda sedangkan penulis menggunakan analisis faktor untuk

mengetahui hasil dari data yang sudah diperoleh dari responden.

Penelitan selanjutnya yang dijadikan telaah penelitian adalah

penelitian yang dilakukan oleh Hongxia Peng, dkk. 2013. Dengan judul

Tourist Behaviors in Online Booking”. Motodologi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan cara melakukan review beberapa jurnal ilmiah

dan literatur lainya yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian ini

membahas perilaku konsumen yang merupakan dasar dari pemasaran. Dalam

penelitian ini juga menjelaskan tentang tiga tahapan awal yang dilakukan oleh

wisatawan yaitu: mencari informasi, memutuskan pembelian atau pemesanan

kamar melalui online serta bagaimana loyalitas dari wisatawan yang

melukakan pemesanan online tersebut. Wisatawan yang melakukan

pemesanan secara online umumnya mencari informasi untuk tinggal di

sebuah hotel berdasarkan rekomendasi dari perusahaan, teman atau rekannya,

lalu kemudian ke sumber online seperti website, OTAs, dan TripAdvisor.

Sedangkan keputusan pembelian biasanya dipengaruhi oleh:

1. Faktor yang bersumber dari pemesanan kamar secara online itu sendiri

seperti halnya keamaanan dan kenyamana, kebutuhan, hemat waktu serta

resiko yang mungkin terjadi.

2. Faktor yang bersumber dari karakteristik online travel agent, seperti:

kualitas informasi yang disajikan, harga yang kompetitif, kinerja

pelayanan dan reputasi perusahaan atau hotel.

Pada penelitian ini dijelaskan bahwa loyalitas berasal dari kepuasan yang

(17)

15

jelas, tampilan yang menarik serta kecepatan untuk mengakses websiteonline

travel agent. Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian

ini adalah sama-sama membahas tentang perilaku konsumen pada saat

berbelanja online sedangkan variabel, obyek penelitian dan teknik analisis

data yang digunakan berbeda.

K.K. Ramachandran, dkk. 2011. Dalam penelitiannya yang berjudul

“Online Shopping In The UK” membahas tentang perilaku konsumen di

bidang retail online. Penelitian ini melakukan survei kepada responden dari

Inggris untuk mengetahui sikap mereka pada saat berbelanja online maupun

offline, selain itu penelitian ini juga menggunakan telaah pustaka dan jurnal

ilmiah yang terkait. Temuan sementara dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar sampel pernah memiliki bahkan aktif dalam berbelanja

online, alasan utama dari seorang konsumen dalam berbelanja secara online

maupun offline adalah berdasarkan faktor kepercayaan. Populasi dari

penelitian ini adalah mahasiswa dan pekerja profesional yang bekerja di

Inggris. Metode pengambilan sampel adalah non-probabilitas atau purposive

sampling. Kuesioner diberiakan kepada 11.706 orang, dan mendapatkan 261

kuesioner dengan jawaban yang valid (tingkat respon = 2.23%), analisis data

kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Temuan dari survei ini

menunjukkan sejumlah faktor penting yang mendorong atau menghambat

pengguna internet yang berpartisipasi dalam onlinegrocery shopping (OGS).

Salah satu faktor penting yang dapat menghambat pengguna OGS adalah

kurang lengkapnya informasi yang diberikan kepada konsumen, serta ada

(18)

kualitas barang atau produk yang akan dibeli, tetapi disisi lain responden juga

menekankan bahwa kenyamanan, fungsi serta kebutuhan mendesak dari

barang yang akan dibeli merupakan pendorong dalam membeli produk, hanya

sebagian kecil responden yang mengaku perlu memeriksa barang yang dibeli,

hal ini disebabkan karena kepercayaan tersendiri kepada toko yang menjual

barang dengan kualitas yang bagus. Pada penelitian ini terdapat varibel, teknik

analisis data dan obyek penelitian yang berbeda dengan penelitian yang akan di

lakukan oleh penulis, akan tetapi hasil dari penelitian tersebut diatas penulis jadikan

sebagai refrensi dalam menganalisis perilaku konsumen pada saat berbelanja

online.

Penelitian ke-enam dari Abdul Rahim Abu Bakar dan Fariza

Hashim, 2008. Dengan judul “The Determinants of Online Hotel

Reservations among University Staffs” membahas tentang perkembangan

reservasi hotel secara online di Malaysia. Berdasarkan dari tinjauan literatur

pengguna internet, ada 193 responden yang ditetapkan dari civitas akademik

universitas. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan SPSS yakni analisis faktor dan regresi linier berganda

dengan menguji kebenaran beberapa hipotesis yang diajukan sebelumnya.

Dalam penelitian ini jika dilihat berdasarkan telaah penelitian sebelumnya

seseorang melakukan pemesanan hotel secara online akan mencari sistem

penjualan online yang cepat, tepat dan aman, dan faktor harga juga

merupakan faktor kunci seseorang melakukan pemesanan secara online.

Temuan dalam penelitian ini mengungkapkan fakta yang menarik,

berdasarkan demografi dan perilaku pengguna internet menjelaskan bahwa

(19)

17

dilihat pada nilai yang diberikan oleh responden dengan pendidikan tinggi,

gaji, dan jabatan yang tinggi serta pengalaman menggunakan internet yang

cukup lama. Selain faktor kecepetaan serta efisien waktu, faktor keamanan

dan promosi berupa potongan harga bagi pegawai pemerintahan juga

menjadi motivasi melakukan pemesanan kamar melalui online, akan tetapi

korelasi skor dalam penelitian ini menggambarkan bahwa responden tidak

puas dengan pengalaman pertama pembelian melalui internet. Oleh karena

itu, hotel harus meningkatkan sistem reservasi secara online dengan transaksi

yang aman cepat dan efisien. Teknik analisis data pada penelitian ini

memiliki kesamaan dengan penulis yakni menggunakan analisis faktor,

sedangkan variabel dan obyek penelitian yang digunakan berbeda.

Cihan Cobanoglu, dkk dalam Metin Kozak dengan penelitiannya

yang berjudul “Online Travel Purchases From Third Party Travel Web Site”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi seseorang melakukan pembelian produk atau jasa melalui

online travel agent. Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang

digunakan adalah random sampling dengan jumlah responden 184 orang.

Jenis analisis data yang digunakan adalah analisis faktor, dimana peneliti

menggunakan 26 variabel yang kemudian hasil tersebut di kelompokkan

menjadi 2 bagian yaitu website quality yang diwakili oleh lima faktor yakni:

Efisien (eficiency), web extras (Vip membership), kecepatan dan kualitas

website (speed and quality of design), kemudahan dan kenyamanan dalam

mengakses web (website convenience). Tampilan website yang menarik

(20)

motivation). Motivasi pembelian ini terdiri dari beberapa faktor yaitu:

ketertariakan terhadap suatu produk atau jasa (personal interest), Resiko pada

saat pembelian (risk of mispurchase), pilihan produk atau jasa yang beragam

(complexity of choice) dan Pecitraan (personal image). Penelitian yang

dilakukan oleh Cihan Cobanoglu, dkk memiliki kesamaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis yakni sama sama membahas tentang faktor

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam berbelanja online, ada beberapa

persamaan pada variabel yang digunakan, sedangkan perbedaanya terletak

pada obyek penelitian dan jumlah responden yang digunakan.

Penelitian kedelapan dengan judul “The Decision Making In

Selecting Online Travel Agencies: An Application Of Analytic Hierarchy

Process” yang disusun oleh Edward C. S. Ku dan Yi Wen Fan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi pertimbangan

seorang konsumen dalam memilih online travel agent yang digunakan.

Peneliti melakukan penyebaran kuesioner di Bandara Internasional Taipei

selama tiga bulan kepada 131 responden yang pernah memesan kamar

menggunakan online travel agent. Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan Analysis Hierarchy Process (AHP). AHP pada dasarnya

merupakan kegiatan untuk membuat permasalahan yang sedang dibahas

menjadi terstruktur sedemikian rupa sehingga realitas permasalahan tersebut

dapat dilihat dan dipahami secara lebih mudah dan sistematis. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan dari sembilan faktor: kualitas produk (product

quality), harga (cost), waktu yang di habiskan pada saat menunggu barang

(21)

19

dihabiskan (time spent), shopping enjoyment, keamanaan (safety), dan

dampak lingkungan (environmental impact), ada tiga faktor yang paling

penting yang mempengaruhi pembelian konsumen pada saat melakukan

pemesanan melalui onlinetravelagent yaitu: keamanan, privarcy dan kulaitas

produk. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis

adalah terdapat beberapa variabel atau faktor yang sama yakni keamanan,

harga, dan kecepatan. Adapun teknik analisis data yang digunakan berbeda.

Penelitian terakhir yang menjadi telaah penelitian sebelumya

adalah penelitian dari Ah Keng Kau, Yingchan E Tang dan Sanjoy Ghose

dengan judul ”Typology of online shopper” Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui sikap dan perilaku konsumen pada saat berbelanja secara

online. Penelitian ini menentukan responden yang akan digunakan adalah

orang yang minimal pernah melakukan pencarian (browsing) suatu barang

atau jasa melalui internet. Penyebaran kuesioner dilakukan dalam kurun

waktu satu bulan terhitung sejak tanggal 4 September - 3 Oktober tahun 2000.

Reponden dalam penelitian ini berjumlah 3.712 orang. Kuesioner dibagi

menjadi tiga tahapan, ada 24 pertanyaan dalam sesi pertanyaan yang pertama

yakni untuk mengetahui informasi dan faktor yang mendorong konsumen

melalukan transaksi melalui internet, Seperti halnya merek, bentuk promosi

dan pilihan yang lebih disukai antara berbelanja di ritel dengan online. Sesi

kedua yaitu untuk mengetahui apakah responden pernah melakukan transaksi

terakhir dalam kurun waktu maksimal satu tahun. Dalam hal ini responden

diberikan pertanyaan tentang apa saja produk yang di beli, tingkat kepuasan

(22)

teman-teman dan kerabat mereka untuk membeli secara online. Tingkat kepuasan

dalam hal ini di ukur dengan menggunakan skore scala likert. Sesi ketiga

digunakan untuk mengetahui hambatan yang dirasakan oleh konsumen pada

saat berbelanja online, dan bagian keempat di khususkan untuk mengetahui

informasi yang berkaitan dengan demografi responden sehingga memudahkan

peneliti dalam melakukan klasifikasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 65,7% responden

berjenis kelamin laki laki dan sebagian besar berstatus single, dengan sisa

30% yang sudah berkeluarga atau menikah. Sebagian besar responden dengan

rata rata umur 20-24 tahun (32%) dan kelompok umur 25-29 tahun sejumlah

28,5%. Selanjutnya dengan kelompok umur 30-34 tahun (13,9%). Hanya

sedikit sekali jumlah responden dengan umur 50 tahun ke atas. Pendidikan

terakhir 44,9% sarjana, sedangkan 34,8 % dengan pendidikan terakhir yakni

diploma. Pendidikan terakhir SMA dan SMP dengan persentase hampir sama

yakni 9,9% dan 10,1%. Hasil analisis faktor dari 24 pertanyaan yang

diberikan kepada responden terkait perilaku pada saat melakukan transaksi

melalui online di kelompokkan menjadi enam bagian atau enam faktor, antara

lain sbb:

Pertama; Faktor diberikan nama perbandingan merek (brand comparison).

Faktor perbandingan disini dimaksudkan bahwa konsumen memiliki

kebiasaan untuk membandingkan satu produk, merek, dan harga antara

berbelanja secara online atau dengan membeli langsung ke toko. Dalam hal

ini konsumen cenderung mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya

(23)

21

Dalam pengelompokan faktor yang kedua ini konsumen memiliki

kecendrungan untuk lebih aktif dan memilih berbelanja secara online yakni

dengan mengikuti lelang online dan cendrung melakukan keputusan

berbelanja secara spontan ”impulse purchase”. Ketiga; pengelompokkan

faktor ketiga diartikan sebagai keinginan konsumen terhadap paket paket

promosi barang bermerek dan produk produk discount atau yang dikenal

dengan istilah deal proneness. Ke-empat; Pengelompokkan ini disebut

pencari informasi (information seeking). Konsumen dalam hal ini hanya

mengakses internet untuk mendapatkan sebuah informasi yang dibutuhkan.

Kelima; Orientasi, dalam hal ini konsumen memiliki ketertarikan untuk

mengklik iklan yang ditampilakan oleh sebuah web dan memberikan

perhatian dan waktu lebih untuk membaca atau menelusuri iklan tersebut.

Prilaku konsumen yang keenam menggambarkan bahwa konsumen hanya

mecari informasi melalui internet sebagai refrensi saja. Sedangkan pembelian

dilakukan secara offline (offline shopping). Pada penelitian terakhir ini hanya

terdapat persamaan pada analisis perilaku konsumen yang berbelanja secara

online, dan untuk teknik analisis data, variabel dan obyek penelitian yang

digunakan memiliki perbedaan.

2.2 Tinjauan Konsep atau Teori

2.2.1 Tinjauan tentang Perilaku Konsumen A. Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Engel et al dalam Mulyadi (2013). Perilaku

(24)

pengkonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang

mendahului dan menyusul tindakan ini.

Menurut Ariely dan Zauberman dalam Sangadji (2013),

perilaku konsumen merupakan tindakan tindakan yang dilakukan oleh

individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses

pengambilan keputusan untuk mendapatkan, menggunakan

barang-barang, atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

Lamb et al dalam Sangadji (2013) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai” proses seorang pelanggan untuk membuat

keputusan pembelian, juga untuk mengunakan dan membuang barang

dan jasa yang dibeli, termasuk faktor- faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian dan penggunaan produk.”

B. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Perilaku konsumen sebenarnya merupakan tahapan-tahapan

langkah yang ditempuh dan dilakukan oleh seseorang atau kelompok

orang dalam rangka mmemenuhi kebutuhan dan keinginanya. Menurut

Schiffman dan Kanuk dalam Nitisusastro (2013), tahapan tahapan

langkah yang dimaksud meliputi:

a. Mengenali kebutuhan

b. Mencari informasi sebelum membeli

c. Melakukan evaluasi terhadap beberapa pilihan

d. Melakukan pembelian dengan cara mencoba-coba suatu produk atau

jasa, dan dengan melakukan pembelian ulang.

(25)

23

Kotler dan Armstrong dalam Sangadji (2013), menjelaskan

proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan membeli

terdiri atas lima tahap, yaitu:

1. Mengenali Permasalahan

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses

pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen mengenali

suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara

keadaan nyata dengan yang diinginkan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak

informasi. Apabila dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang

memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar

akan membelinya. Konsumen dapat memperoleh informasi dari

sumber manapun, misalnya:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan dan

pajangan.

c. Sumber publik: media massa, organisasi penilai pelanggan.

d. Sumber pengalaman: menangani, memeriksa, dan menggunakan

produk.

3. Mengevaluasi beberapa Pilihan atau Alternatif

Suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

(26)

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahapan dalam proses pengambilan

keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli

produk atau jasa.

5. Perilaku Pascapembelian

Keputusan pascapembelian adalah tahapan dimana konsumen

mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan

kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Konsumen

biasanya mendasarakan harapan mereka atas suatu produk atau jasa

yang dibeli berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari

penjual, teman dan sumber lainnya.

C. Motivasi dan Karakteristik Konsumen Online

Sama halnya dengan konsumen dalam konteks pemasaran

tradisional (offline), konsumen online juga mempunyai berbagai

motivasi yang mendorongnya untuk melakukan pembelian diranah

online. Pada konteks online shopping, perilaku pembelian dapat dilihat

sebagai respon yang dilakukan individu atau sekelompok orang sebagai

dampak dari adanya stimulus tertentu, hal ini merujuk pada konsep

paradigma S-O-R (stimulus-organism-response) yang dipaparkan oleh

Winberg dan Gottwald (1982). Model ini menggambarkan proses terjadinya perilaku konsumen ketika menerima terpaan stimulus yang

dikembangkan menjadi respon tertentu. Berdasarakan model tersebut

maka perlu dipahami kebutuhan dasar konsumen online terlebih dahulu.

(27)

25

dipaparkan Maslow, kebutuhan konsumen online juga terdiri atas

tingkatan yang perlu dipenuhinya.

Gambar 2.1

The Online Consumerr’s Hierarchy of Needs

Sumber: Parbooteeah, 2005.

Menurut Gambar 2.1. Kebutuhan konsumen online dapat

dikatagorikan atas tiga tingkatan berdasarkan level urgensi pemenuhan

kebutuhanya.

1. Structural Firmness. Kim et al. (2002), mendefinisikan kebutuhan

ini sebagai soliditas struktur sebuah sistem dalam menghadapi

ancaman internal maupun eksternal, baik yang terduga maupun

tidak terduga. Kebutuhan ini meliputi karakteristik web yakni

meliputi keamanan dan stabilitas. Contohnya sistem peforma dan

keamanan situs.

2. Functional Convenience. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai

ketersediaan fungsi yang dapat memberikan kemudahan kepada

konsumen untuk melakukan transaksi secara online, kebutuhan ini

meliputi aspek pengumpulan informasi dan proses pemesanan Representasional Delight

Functional Convenience

(28)

suatu produk (ordering). Contohnya kemudahan dalam penggunaan

dan navigasi.

3. Representational Delight. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai

aspek tampilan pada website yang berhubungan secara langsung

dengan konsumen. Kebutuhan ini berkaitan dengan aspek interaksi

antar website dengan konsumen sebagai user. Contohnya adalah

tampilan visual dan pencantuman grafis.

Berdasarkan hirarki tersebut maka dapat dilihat pula

motivasi-motivasi yang mendasari konsumen online untuk melakukan pembelian

melalui internet. Menurut Rohm dan Swaminathan, 2004. Ada enam

motivasi yang melatarbelakangi konsumen dalam melakukan pembelian

di internet: (1) convenience, (2) information seeking, (3) immediate

possession, (4) social interaction, (5) shopping experience dan (6)

variety seeking.

1. Kenyamanan (convenience). Pada konteks berbelanja secara online,

kenyamanan mencakup efisiensi waktu dan usaha. Secara umum,

aspek kenyamanan membedakan motivasi konsumen dalam

melakukan online shopping dengan berbelanja pada toko yang

secara fisik sifatnya lebih konvensional. Dengan adanya

kenyamanan berbelanja melalui internet, kosumen dapat melakukan

pembelian dimana saja dan kapan saja.

2. Pencarian informasi (information seeking). Motivasi kedua adalah

aspek pencarian informasi. Sama halnya dengan konteks offline,

(29)

27

demikian pada konteks berbelanja online konsumen tidak hanya

dapat mencari informasi yang diinginkan, tetapi ia juga dapat

membandingkan serta mengakses berbagai informasi secara luas

dan cepat, terutama yang berkaitan dengan informasi mengenai

suatu produk.

3. Kepemilikan instan (immediate possession). Dilihat dari aspek

psikologis, konsumen yang memiliki sifat impulsif cenderung akan

melakukan pembelian implusif untuk kepemilikan suatu produk

secara instan, mayoritas konsumen mempunyai keinginan yang

sama ketika membeli suatu produk yaitu keinginan untuk memiliki

dan menggunakanya saat itu juga. Ketika membeli secara online,

konsumen dihadapkan dengan waktu pengiriman yang terkadang

tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan kepuasan secara

instan. Oleh karena itu, beberapa konsumen cenderung untuk

memilih berbelanja secara offline.

4. Interaksi sosial (social interaction). Dalam berbelanja

munggunakan media internet, konsumen juga tidak terlepas dari

motivasi sosial yang mencakup interaksi sosial, afiliasi kelompok

rujukan dan hubungan komunikasi dengan individu atau kelompok

lain yang memiliki minat yang sama.

5. Pengalaman berbelanja (shopping experience). Pengalaman

berbelanja sebelumnya juga merupakan salah satu motivasi

konsumen untuk kembali melakukan pembelian (repurchase),

(30)

sering disebut sebagai recreational shopper, yaitu konsumen yang

berbelanja sebagai bentuk aktivitas hiburan/kesenangan dan

memiliki tendensi yang tinggi untuk melakukan pembelian tidak

terencana. Konsumen yang tergolong dalam tipe recreational

shopper cendrung menghabiskan waktu untuk berbelanja lebih lama

dari waktu rata-rata, dan termotivasi karena adanya proses

kenikmatan tersendiri yang diperoleh saat berbelanja. Dengan kata

lain, konsumen tipe ini tidak berfokus pada pemenuhan kebutuhan

yang bersifat fungsional.

6. Pencarian variasi (variety seeking). Motivasi konsumen juga dapat

dilatarbelakangi karena keinginan untuk mencari variasi dalam

berbelanja. Baik variasi produk maupun harga secara umum.

Menurut Mcalister dan Pessemier (1982), aspek ini menggambarkan

tingkatan stimulasi konsumen yang berangkat dari motivasi

intrapersonal dan interpersonal. Aspek ini mempunyai kaitan yang

erat dengan tingkatan stimulasi konsumen yang pada akhirnya akan

menentukan pola perilaku pembelian. Misalnya konsumen yang

mempunyai motivasi ini cenderung akan melakukan komparasi dari

berbagai sumber mengenai informasi akan suatu produk sebelum

akhirnya sampai pada tahap pembelian

Rohm dan Swaminathan (2004), juga memaparkan jenis-jenis

konsumen online berdasarkan motivasi yang mendasarinya dalam

melakukan online shopping, yakni: convenience shoppers, variety

(31)

29

dengan tipe convenience shoppers melakukan pembelian online karena

termotivasi dengan faktor kenyamanan yang diciptakan dalam

lingkungan perbelanjaan. Variety seeker melakukan pembelian dengan

adanya dorongan oleh motivasi keinginan untuk mencari variasi dalam

hal alternatif tipe produk dan merek dibandingkan dengan berbelanja

secara offline. Sedangkan untuk pembeli pada katagori balanced buyers

memiliki keseimbangan antara motivasi yang dilatarbelakangi oleh

kenyamanan dan variasi. Katagori konsumen yang terakhir adalah

store-oriented shoppers. Konsumen dengan kategori ini pada umumnya

memiliki hasrat akan kepemilikan produk secara instan dan

menginginkan adanya interaksi sosial.

D. Faktor- faktor Penentu Keputusan Pembelian Konsumen.

Menurut Kotler dalam Sangadji 2013: Keputusan konsumen di

pengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor Internal, faktor Eksternal, dan

faktor Situasional.

1. Faktor Internal ( Faktor Pribadi)

Faktor internal terdiri dari persepsi, keluarga, motivasi dan

keterlibatan, pengetahuan, sikap, pembelajaran, kelompok usia, dan

gaya hidup.

a. Persepsi, adalah proses individu untuk mendapatkan,

mengorganisasi, mengolah, dan menginterpretasikan informasi.

Informasi yang sama bisa di persepsikan berbeda oleh individu

(32)

pada pengetahuan, pengalaman, pendidikan, minat, perhatian dan

sebagainya.

b. Keluarga. Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada

perilaku pembeli. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam satu

keluarga yang lain mempunyai pengaruh dan peran yang sama

saat melakukan pembelian sehari-hari.

c. Motivasi dan keterlibatan

Sumarwan (2004:34) menyimpulkan bahwa motivasi

muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh

konsumen.

Motivasi, digambarkan sebagai dorongan dari dalam diri

individu seseorang dan memaksa dia untuk berbuat. Dorongan

ini di hasilkan oleh tekanan yang timbul akibat dari satu

kebutuhan yang tidak terpenuhi (Schiffman & Kanuk, 1994).

d. Pengetahuan

Secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai

informasi yang di simpan didalam ingatan. Himpunan bagian

dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di

dalam pasar disebut pengetahuan konsumen (Engel, 2006).

Menurut Engel (2006), pengetahuan konsumen dibagi

dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk (product

knowledge), pengetahuan pembelian (purchase knowledge), dan

(33)

31

e. Sikap

Sikap merupakan faktor motivasional yang belum

menjadi tindakan, sikap merupakan hasil belajar. Sikap

merupakan nilai yang bervariasi (suka-tidak suka). Sikap

ditunjukkan terhadap suatu objek, bisa personal maupun non

personal.

f. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses yang dilakuakan secara

sadar yang berdampak terhadap adanya kognetif, efektif dan

pisikomotor secara konsisten dan relatif permanen.

g. Kelompok usia.

Usia mempengaruhi seseorang dalam pengambilan

keputusan. Anak-anak mengambil keputusan dengan cepat,

cendrung tidak terlalu banyak pertimbangan. Ketika membuat

keputusan remaja sudah mulai mempertimbangkan beberapa

hal: mode, desain,dll. Mereka cendrung emosional. Keputusan

pembelian produk yang dibuat orang tua cendrung rasional,

banyak yang dipertimbangkan: harga, manfaat, dan lain lain.

h. Gaya hidup

Gaya hidup menunjukkan bagaimana sesorang

menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan

waktunya. Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh kelas sosial,

(34)

2. Faktor Eksternal

a. Budaya

Budaya merupakan variabel yang mempengaruhi

perilaku konsumen yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan,

dan tradisi dalam permintaan akan bermancem-macem barang

dan jasa yang ditawarkan.

Menurut Kotler (2006), kebudayaan adalah sumber yang

paling dasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang. Tingkah

laku manusia telah banyak dipelajari. Seorang anak yang

dibesarkan dalam suatu masyarakat mempelajari seperangkat

nilai dasar, persepsi, pilihan, dan tingkah laku melalui proses

sosialisasi yang melibatakan keluarga dan kelompok penting

lainya.

b. Kelas sosial

Engel (2006) menyatakan bahwa kelas sosial mengacu

pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku

berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar. Kelas sosial

ditentukan oleh banyak faktor, antara lain pekerjaan, prestasi

pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai, dan kesadaran

kelas.

c. Keanggotaan dalam suatu kelompok (groupmembership)

Setiap orang akan bergabung dengan

kelompok-kelompok tertentu, alasan bergabungnya individu dengan satu

(35)

33

kesamaan hobi, profesi, pendidikan, suku, etnis, budaya, agama,

bangsa dan lain-lain.

3. Faktor Situasional

Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari

faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang

lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek (Engel,

2006). Faktor situasional meliputi lingkungan fisik dan waktu.

Menurut Roland T Rust dan P.K Kannan, 2002.

Faktor-faktor yang mepengaruhi keputusan pembelian konsumen pada saat

berbelanja online antara lain sbb:

1. Kemudahan pada saat mengakses web (navigability/ ease of

use). Hal ini dapat di dilihat dari kemudahan pada saat mencari

situs web (ease of finding site), waktu yang dihabiskan untuk

mngakses web (time spent waiting for page to load), nama

domain perusahaan yang digunakan (general site organization),

dan kemudahan pada saat melakukan pemesanan (ease of

ordering)

2. Informasi (content information)

a. Informasi yang lengkap (proper quantity of information)

b. Informasi yang akurat (current, up to date, accurate content)

c. Informasi yang disajiakan menarik, sehingga dapat

memberikan pengalaman yang berkesan kepada konsumen.

(interesting/ the web site visit must provide the costumer

(36)

3. Daya tarik visual web atau nilai estetika dari tampilan web

(aesthetics/ visual attractiveness of site). Internet adalah media

visual yang harus terlihat menarik dan sesuai dengan identitas

perusahaan yang ingin di tonjolkan kepada konsumen, walaupun

demikian kecepatan pada saat mengakses juga harus

dipertimbangkan karena tampilan yang menarik dengan kecepatan

mengakses yang lambat juga kan mengurangi kepuasan konsumen.

Warna dan jenis huruf yang digunakan harus jelas dan mudah

dimengerti.

4. Pelayanan konsumen (customer service)

5. Pengalaman yang dirasakan pada saat pembelian (buying

experience: selection; availability, pricing.)

a. Ketersediaan dan aksesibilitas (buying experience-selection,

availability, accessibility of desired product).

b. Harga yang kompetitif (competetiveness of pricing).

c. Pengalaman secara keseluruhan (overall measures).

Menurut Steffano Korpert dan Juanitta Elliss, 2011.

Menjelaskan bahwa melakukan transaksi secara online dan berbelanja

di toko ritel harus sama-sama memiliki kualitas, pelayanan dan

jaminan dalam bertransaksi. Selain ketiga faktor tersebut kemudahaan

dalam mengakses web (easy of use), keamanan (privarcy), dan

ketanggapan atau respon (responsiveness) costumer service pada saat

konsumen membutuhkan bantuan menjadi kunci utama dalam

(37)

35

1. Kemudahan dalam menggunakan web (easy of use)

Konsumen mengharapkan kecepatan dalam melakukan transaksi,

selain itu tampilan web yang jelas dan menarik, bahasa atau istialah

yang mudah dimengerti menjadikan konsumen lebih mudah dalam

melakukan transaksi.

2. Keamanan (privacy).

Pengguna atau konsumen yang melakukan transaksi secara online

ingin merasa benar-benar aman ketika memasukkan data pribadi

selama proses transaksi berlangsung. Kebijakan yang jelas tentang

keamanan informasi pribadi pengguna dalam sebuah web menjadi

penentu kepuasan konsumen.

3. Ketanggapan (responsiveness)

Harapan setiap konsumen yang berbelanja adalah diberikan

pelayanan dengan baik, respon yang cepat dari costumer service

ketika mengajukan pertanyaan, keluhan ataupun pada saat

konsumen membutuhkan bantuan. Balasan email yang cepat dan

bebas pulsa pada saat menghubungi costumer service menjadi salah

satu harapan konsumen.

Hongxia Peng, dkk. 2013 keputusan pembelian secara online

biasanya dipengaruhi oleh:

1. Faktor yang bersumber dari pemesanan kamar secara online itu

sendiri seperti halnya keamaanan dan kenyamana, kebutuhan,

(38)

2. Faktor yang bersumber dari karakteristik online travel agent,

seperti: kualitas informasi yang disajikan, harga yang kompetitif,

kinerja pelayanan dan reputasi perusahaan atau hotel.

Cihan Cobanoglu, dkk dalam Metin Kozak 2006. Menjelaskan

bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian

produk atau jasa melalui online travel agent dapat di kelompokkan

menjadi 2 bagian yaitu website quality yang terdiri dari: efisien

(eficiency), web extras (vip membership), kecepatan dan kualitas

website (speed and quality of design), kemudahan dan kenyamanan

dalam mengakses web (website convenience). Tampilan website yang

menarik (website attarctiveness), dan yang kedua motivasi pembelian

(purchasing motivation). Motivasi pembelian bisa ditimbulkan oleh

dorongan keluarga (family members), keadaan atau situasi yang ada,

serta keinginan untuk mencoba hal baru agar dapat mengikuti

perkembangan zaman atau teknologi.

Berdasarkan berbagai penjelasan tentang perilaku konsumen

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian seseorang pada saat berbelanja

online adalah sbb:

1. Kemudahan yang didapatkan pada saat melakukan pemesanan.

2. Informasi yang disajikan lengkap, menarik dan dapat dipercaya.

3. Daya tarik yang ditumbalkan dari tampilan website.

4. Pelayanan konsumen atau ketanggapan costumer service dalam

(39)

37

5. Pengalaman pembelian yang dirasakan oleh pembeli pada saat

melakukan pemesanan sampai dengan menerima jasa atau produk

yang dibeli.

6. Keamanan pada saat melakukan pemesanan maupun transaksi

pembayaran

7. Motivasi pembelian yang datang dari diri sendri, lingkungan maupun

situasi yang ada, seperti misalnya dorongan keluarga (family

members), cuaca, waktu atau keadaan yang tidak memungkinkan

untuk berbelanja ke toko ritel.

8. Reputasi perusahaan.

2.2.2 Tinjauan tentang E Commerce

Perdagangan elektronik (e-commerce = electronic commerce)

adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli

dilakukan secara online dari sudut tempat manapun (Hidayat, 2008:5).

Sedangkan pengertian e-commerce (perdagangan elektronik)

menurut Jony Wong (2010:33) adalah pembelian, penjualan dan

pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti televisi,

radio dan jaringan komputer atau internet.

2.2.3 Tinjauan tentang Biro Perjalanan Wisata Dan Travel Agent

Menurut Muljadi dalam bukunya kepariwisataan dan perjalanan

Usaha biro perjalanan adalah suatu bentuk badan usaha yang tunduk pada

hukum pemerintah di Indonesia, bentuk badan usahanya bisa perseroan

terbatas atau koperasi, persyaratan utama yang menjalankan usaha ini

(40)

memadai serta dimilikinya kantor tetap yang memenuhi syarat sesuai

peraturan. Kegiatan usaha biro perjalanan wisata meliputi:

a. Perencanaan dan pengemasan komponen-komponen perjalanan wisata

yang meliputi sarana wisata, objek dan daya tarik wisata dan jasa

pariwisata lainya dalam bentuk paket wisata.

b. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan

melalui agen perjalanan wisata dan atas onlineya langsung kepada

wisatawan atau konsumen.

c. Penyediaan layanan pramuwisata yang berhubungan dengan paket

wisata yang dijual.

d. Penyediaan layanan angkutan wisata.

e. Pemesanan akomodasi, restoran, tempat konvensi dan tiket pertunjukan

seni budaya serta kunjungan ke objek dan daya tarik wisata.

f. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau dokumen

lain yang berkaitan.

g. Penyelenggaraan perjalanan ibadah agama.

h. Penyelenggaraan perjalanan insentif

Agent perjalanan (travel agent) wisata diselenggarakan dalam

bentuk badan usaha perseroan terbatas atau koperasi memiliki syarat, yaitu

memiliki tenaga profesioanal dalam jumlah dan kualiatas yang memadai,

serta mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung

usaha. Kegiatan usaha agent perjalanan wisata meliputi:

a. Pemesanan tiket angkutan darat, laut, dan udara baik untuk tujuan

(41)

39

b. Perantara online paket wisata yang dikemas oleh biro perjalanan

wisata.

c. Pemesanan akomodasi, restoran dan tiket pertunjukan seni budaya,

serta kunjungan ke objek dan daya tarik wisata.

d. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau

dokumen lain yang diperlukan.

2.2.4 Tinjauan tentang Wisatawan

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990 dalam Muljadi tentang

Kepariwisataan, wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata,

sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk

menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Selanjutnya, Komisi Liga Bangsa-Bangsa merumuskan bahwa yang bisa

dianggap wisatawan adalah:

a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan

keluarga, kesehatan, dll.

b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan

pertemuan-pertemuan atau tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas

pemerintah, diplomasi, agama, olah raga, dll)

c. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.

d. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut

walaupun berada disuatu negara kurang dari 24 jam.

(42)

a. Mereka yang datang baik dengan maupun tanpa kontrak kerja dengan

tujuan mencari pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha disuatu

negara.

b. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap disuatu

negara.

c. Penduduk yang tinggal di suatu batas negara dan mereka bekerja di

negara yang berdekatan.

d. Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal

walaupun perjalanan tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.

2.2.5 Tinjauan tentang Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan salah satu dari teknik analisis data

multivariat dimana proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan

(interrelathionship) antara sejumlah variabel-variabel yang saling

independen satu dengan yang lain, sehingga dapat dibuat satu atau

beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tersebut tetap

mencerminkan variabel variabel aslinya. Analisis faktor termasuk pada

kategori interdependence techniques, yang berarti tidak ada variabel

dependen ataupun variabel independen pada analisis tersebut, yang berati

juga tidak diperlukan sebuah model tertentu untuk faktor analysis. Hal ini

berbeda dengan model dependence techniques seperti regresi berganda,

yang mempunyai sebuah variabel dependen dan beberapa variabel

(43)

41

Terdapat dua macam analisis faktor yakni teknik analisis faktor

eksploratoris dan teknik analisis faktor konfirmatoris. Analisis faktor

ekploratoris biasanya digunakan jika teori atau dugaan mengenai jumlah

faktor (konstruk) serta variabel mana saja yang terkait dengan faktor

tertentu secara apriori belum ada atau tidak diketahui. Oleh sebab itu

peneliti “bebas” dalam melakukan eksplorasi data dan karena sifatnya

tersebut analisis faktor eksploratoris lebih cocok untuk membangun teori

(teory building). Analisis faktor konfirmatoris lebih cocok digunakan untuk

theory (hypothesis) testing, dimana peneliti tidak memiliki kebebasan lagi

untuk menemukan faktor-faktor baru, melainkan peneliti perlu melakukan

verifikasi secara empiris atau melakukan konfirmasi mengenai struktur

faktor yang ada (Gudono, 2015).

Pada dasarnya tujuan dari analisis faktor adalah :

1. Data summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar

variabel dengan melakukan uji korelasi.

2. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses

membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk

menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Menurut Santoso. 2010, Tahapan dalam analisis faktor secara

umum antara lain sbb :

1. Menentukan variabel yang akan di analisis.

2. Uji Kelayakan Variabel

Menguji variabel-varibel yang telah ditentukan dengan metode

(44)

Aduquacy), pada tahap analisis faktor ini, dilakukan penyaringan

terhadap sejumlah variabel, hingga didapat varibel-variabel yang

memenuhi syarat untuk dianalisis.

3. Proses Factoring dan Rotasi

Proses factoring dan rotasi merupakan proses melakukan

ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu

atau lebih faktor.

4. Interpretasi faktor

Interpretasi faktor adalah Interpretasi atas faktor yang telah

tebentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang dianggap bisa

mewakili faktor. Pemberian nama atau identitas pada faktor yang

terbentuk tergantung pada masing-masing peneliti.

5. Validasi Faktor

Validasi faktor ini biasanya dilakukan oleh peneliti yang ingin

mengetahui sejauh mana hasil analisis yang diperoleh bisa

digeneralisasikan kepada populasi. Validasi faktor ini dilakukan dengan

cara:

a. Membagi sampel awal menjadi dua bagian, lalu membandingkan

hasil faktor sampel satu dengan sampel dua, jika hasil tidak banyak

perbedaan maka faktor yang terbentuk bisa dikatakan valid.

b. Menggunakan teknik analisis faktor kompirmatori, dalam hal ini

peneliti perlu menggunakan structural equation modeling (SEM)

dimana hubungan atara observed variabels dengan konstruk (=

(45)

43

faktor eksploratoris. Cara kedua yang dapat digunakan adalah

dengan mengukur factor structure stability dengan secara acak

(random) membuat kelompok subsampel atas data yang ada lalu

melakukan analisis faktor atas data tersebut lalu hasilnya

dibandingkan (Gudono, 2015).

6. Membuat Factor Scores

Pembuatan factor score dilakukan untuk membentuk satu atau

beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan

variabel asli yang sudah ada. Proses pembuatan factor score hanyalah

sebuah pilihan dan tidak harus dilakukan. Pembuatan factor scores akan

berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi

atau analisis diskriminan. Pada analisis faktor eksploratori biasanya

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah dan Dana Desaterhadap Pemberdayaan Masyarakat

Lingkungan adalah salah satu fator terpentig untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. 12 Untuk membuat tujuan, sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil,

Hepsidin status correlated with biochemical parameters and hematological indices among iron deficient anemic children aged (6-12) years in gaza city : A case control study.. Raspati

Faktor-faktor yang digunakan dalam analisis yaitu jumlah ekspor kunyit, jumlah impor kunyit, inflasi, luas lahan dan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat

Dan dalam melakukan produksi, tentunya perusahaan dihadapkan dengan berbagai masalah produksi. Masalah utama yakni berkaitan dengan faktor-faktor produksinya. Dalam

Eko Handayanto, M.M selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahaan kepada

Antaranya Pantai Tanjung Aru dan kami sempat juga melawat Taman Sepilok dan Taman Buaya di Sandakan.. Awak dan keluarga tidak merancangkah untuk melancong ke

Pada analisis finansial usahatani jambu biji ini tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga yang dikeluarkan oleh social opportunity of capital (Tingkat