DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI
PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Erviani Rahmawati Kurnia
0901988
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN
NILAI PADA MATERI PERKEMBANGAN
KONSEP REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
Oleh
Erviani Rahmawati Kurnia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Erviani Rahmawati Kurnia 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ERVIANI RAHMAWATI KURNIA 0901988
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001
Pembimbing II
Drs. Ali Kusrijadi, M.Si. NIP. 196706291992031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Desain Pembelajaran ... 9
B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 23
C. Tinjauan Materi ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 30
B. Metode Penelitian... 30
C. Definisi Operasional ... 31
D. Instrumen Penelitian ... 32
E. Alur Penelitian ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
G. Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesesuain Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi dengan Acuan-Acuan yang Digunakan ... 40
C. Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi
Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 53
D. Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 60
E. Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN ... 81
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah-Langkah Pembelajaran
dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya ... 14
Tabel 2.2 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ... 24
Tabel 2.3 Keterkaitan Nilai dan Indikator untuk SMA ... 25
Tabel 3.1 Kriteria Validasi ... 37
Tabel 3.2 Harga CVR kritis Lawshe untuk Sejumlah Ahli yang Berbeda ... 39
Tabel 4.1 Hasil Kesesuaian Tujuan Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Tujuan Pembelajaran ... 41
Tabel 4.2 Hasil Kesesuaian Materi Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Materi Pembelajaran ... 41
Tabel 4.3 Hasil Kesesuaian Strategi Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Strategi Pembelajaran ... 42
Tabel 4.4 Hasil Kesesuaian Evaluasi Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Evaluasi Pembelajaran ... 43
Tabel 4.5 Rincian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 45
Tabel 4.6 Rincian Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi . 47 Tabel 4.7 Revisi Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 51
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A.1 Lembar Acuan Pembuatan Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 81
A.2 Instrumen Lembar Validasi Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 83
B.1 RPP Bermuatan Nilai ... 90
B.2 Kisi-Kisi Alat Penilaian ... 114
B.3 Lembar Observasi Penilaian Aspek Afektif ... 116
B.4 Lembar Observasi Penilaian Aspek Psikomotor ... 121
B.5 Lembar Penilaian Aspek Kognitif ... 122
B.6 Lembar Penilaian Diri (Self Assessment)... 124
B.7 Lembar Penilaian Teman Sejawat (Peer Assessment) ... 126
B.8 LKS Pola 5M ... 128
B.9 Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 141
C.1 Hasil Kesesuaian Desain Pembelajaran dengan Acuan... 145
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang diwujudkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai beserta perangkat pendukungnya yaitu LKS pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan instrumen lembar validasi dalam proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi yang terdiri dari desain tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat telah sesuai dengan parameter-parameter yang terdapat dalam lembar acuan serta dinyatakan valid karena dari masing-masing item yang dinilai oleh 7 validator tidak terdapat nilai CVR dibawah 0,622. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai terdiri dari 19 tujuan pembelajaran aspek afektif. Dalam desain materi pembelajaran bermuatan nilai terdapat tujuh nilai yang dapat ditanamkan dari materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi yaitu rasa ingin tahu, religius, kerja keras, peduli sosial, toleransi, kreatif, dan tanggung jawab. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai diwujudkan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai kepada peserta didik berupa model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode pembelajaran diskusi, pendekatan
scientific, dan media pembelajaran LKS. Desain evaluasi bermuatan nilai
diwujudkan dengan lembar penilaian yang dapat mengevaluasi penanaman nilai-nilai pada peserta didik berupa lembar observasi penilai-nilaian aspek afektif, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat.
Kata kunci : desain pembelajaran, nilai, perkembangan konsep reaksi
ABSTRACT
This research was conducted with the aim of create value-laden instructional design realized in the form of lesson plans and its supplement in the form of worksheets on the subject development concept of oxidation-reduction reactions. The method that used is descriptive research method using validation sheet instruments in the process of data collection. The results showed that the value-laden design study on the subject development concept of oxidation-reduction reaction that consists of the design objectives, matters, strategies, and evaluation of the value-laden learning that has been made in accordance with the parameters contained in the reference sheet and declared invalid because of each item is assessed by 7 validator there CVR value below 0.622. Design learning objectives comprised of 19 value-laden aspects of affective learning objectives. In the design of learning matter are loaded with values that can be implanted seven values of the material development concept of oxidation-reduction reaction is a curiosity, religious, hard work, social care, tolerance, creativity, and responsibility. Design learning strategies realized by the selection of the value-laden learning strategies that can instill the value to students in the form of cooperative learning model-inquiry, discussion teaching method, scientific approaches, and worksheet as instructional media. Design evaluation is realized with value-laden assessment form that can evaluate the increase of the values in the form of observation sheets of sudent attitude, self assessment and peer assessment sheets.
Keywords: instructional design, value, development concept of
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang diidamkan
oleh para pendiri dan pemimpin bangsa. Semangat itu secara tidak langsung
ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
tahun 2005-2025, yang menyatakan bahwa pendidikan karakter ditempatkan
sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila” (Kemendiknas, 2011). Upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional/UUSPN).
Pada kenyataannya, selama ini pendidikan yang dilaksanakan di sekolah
adalah sebatas bagaimana menciptakan anak-anak yang sarat dengan pengetahuan
tanpa harus menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Prioritas ini tidak keliru,
sebab sekolah merupakan sebuah bantuan sosial bagi peserta didik agar melalui
metode, tahap, dan pelatihan materi tertentu kemampuan intelektual mereka
bertumbuh. Namun demikian, kemampuan intelektual bukan menjadi satu-satunya
dasar pembentukan dan pengembangan karakter seseorang (Koesoema, 2010) .
Pendidikan nilai sebagai bagian dari keseluruhan tatanan sistem
pendidikan nasional harus dikembangkan dan dilaksanakan secara sistematis
2
perguruan tinggi, satuan/program pendidikan nonformal), keluarga (keluarga inti,
keluarga luas, keluarga orang tua tunggal), dan masyarakat (komunitas,
masyarakat lokal, wilayah, bangsa, dan negara). Hal ini juga sejalan dengan
konsep tanggung jawab pendidikan nasional yang berada pada sekolah, keluarga,
dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan nilai hanya dapat tercipta ketika
tiga pilar tersebut saling mendukung demi terciptanya manusia yang berkarakter
(Budimansyah, et al, 2010). Pendidikan nilai seharusnya membimbing peserta
didik pada pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini
merupakan rancangan pendidikan karakter (nilai) yang disebut moral knowing,
moral feeling, dan moral action (Lickona, 2012).
Berkaitan dengan itu, dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa karakter
anak bangsa sekarang ini semakin menunjukkan gejala yang sangat miris dan
merisaukan kita semua. Kepekaan hati nurani sebagian besar anak bangsa ini
sangat terabaikan. Dapat kita jumpai bahwa kondisi moral/akhlak generasi muda
semakin mengalami kemerosotan. Hal ini ditandai dengan maraknya tawuran
pelajar, peredaran narkoba di kalangan remaja, mencontek, perlakuan tidak
disiplin dan lain sebagainya. Salah satu fakta terjadinya kemerosotan moral
tersebut adalah perilaku mencontek siswa yang diungkapkan berdasarkan hasil
penelitian Setyani (2007) terhadap SMAN 2 Semarang yang menunjukkan bahwa
sebanyak 41,6% siswa mencontek. Selain itu, data hasil survey menunjukkan
bahwa remaja korban narkoba di Indonesia ada 1,1 juta orang atau 3,9% dari total
jumlah korban. Perilaku negatif tersebut dipublikasi secara media massa
elektronik maupun media cetak, sehingga terlihat dengan jelas bahwa perilaku itu
sangat jauh dari karakter bangsa Indonesia yang terkenal dengan etika yang
Pancasilais.
Pemilihan metode dan model pengajaran serta langkah-langkah
pembelajaran yang tepat akan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Metode, model serta langkah-langkah pembelajaran ini tercakup
dalam suatu desain pembelajaran. Menurut Seels & Richey (1994), desain
3
tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk
menghasilkan program pelajaran atau modul atau suatu prosedur yang terdiri dari
langkah-langkah yang di dalamnya terdiri dari analisis, merancang,
mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar. Munthe (2009) dalam
bukunya yang berjudul Desain Pembelajaran membagi desain pembelajaran ke
dalam empat bagian yaitu desain materi pembelajaran, desain tujuan
pembelajaran, desain strategi pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan proses pembelajaran yang
lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
mengutamakan proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai
tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran
semata, tapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut
(Suyanti, 2010) . Mengenai hal ini, Lickona (2012) berpendapat bahwa proses
belajar individualistis dan proses belajar kooperatif, masing-masing memiliki
nilai tersendiri dalam pengembangan potensi individual siswa dan usaha
pencapaian kesempurnaan. Namun dalam proses belajar kooperatif, semangat
kerja sama secara keseluruhan serta rasa memiliki terhadap komunitas kelas
seharusnya dapat menyebarkan suasana moral dalam setiap proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isna Wiridiyaty (2012)
terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
dapat memfasilitasi pengembangan karakter siswa. Pembelajaran menggunakan
Kooperatif Inkuiri ini dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri pada
siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga
memberikan kemungkinan kepada peserta didik untuk memperluas wawasan dan
mengembangkan konsep diri secara baik dengan bantuan guru sebagai fasilitator.
Pembelajaran inkuiri dapat membentuk konsep diri, sehingga peserta didik dapat
terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk
selalu mengambil kesempatan yang ada dan pada umumnya memiliki mental yang
sehat. Pembelajaran kooperatif Inkuiri ini merupakan suatu jenis pengajaran yang
berpusat pada diri peserta didik. Salah satu prinsip psikologi belajar menyatakan
4
pembelajaran, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar. Dalam
pembelajaran inkuiri, peserta didik tidak hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi
juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri,
tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.
Di sekolah, materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi kerap
kali disajikan oleh guru menggunakan metode konvensional seperti yang
dikemukakan oleh Priwatini (2010) yang menyatakan bahwa masih digunakan
metode ceramah karena pada materi reduksi-oksidasi terdapat perhitungan
sehingga guru dituntut untuk mengajar peserta didik dengan langkah yang tepat.
Penggunaan metode konvensional ini mengakibatkan peserta didik hanya
mendapatkan pengetahuan tanpa disertai dengan penanaman nilai dalam proses
belajar mengajar. Pembelajaran pada materi reaksi redoks dengan metode
kooperatif inkuiri dapat mewujudkan fungsi totalitas psikologis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Karena
pembelajaran ini dilakukan dengan praktikum atau demonstrasi, siswa diharapkan
bersikap jujur terhadap hasil dari percobaan yang dilakukan. Selain itu, karena
percobaannya dilakukan secara berkelompok jadi diharapkan dapat memupuk
sikap toleransi, komunikatif serta semangat gotong royong.
Berdasarkan fakta-fakta serta penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode kooperatif inkuiri dalam pembelajaran materi
perkembangan konsep reaksi redoks memiliki peluang untuk dapat menanamkan
nilai-nilai pembentuk karakter dalam diri siswa .
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam latar belakang telah diuraikan bahwa pembelajaran kimia di
sekolah hanya bertujuan agar siswa menguasai konsep semata tanpa
memperhatikan aspek sikap serta nilai-nilai yang seharusnya juga menjadi
perhatian serius dalam pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu
5
dalam pembelajaran kimia. Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran kimia
yang menanamkan nilai-nilai pada siswa, guru kimia perlu membuat suatu desain
pembelajaran kimia bermuatan nilai. Desain pembelajaran tersebut terdiri atas
desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi
pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, secara umum rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan
nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?”
Dari masalah umum tersebut dapat diuraikan menjadi masalah khusus,
yaitu :
1. Bagaimanakah desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada materi
perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?
2. Bagaimanakah desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada materi
perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?
3. Bagaimanakah desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada materi
perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?
4. Bagaimanakah desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada materi
perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?
C. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian yang dilakukan lebih terarah maka dibuat suatu pembatasan
masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Materi reduksi-oksidasi (redoks) yang dikaji serta dibuat desain
pembelajarannya hanya materi redoks yang diajarkan pada peserta didik kelas
X semester dua.
2. Materi perkembangan konsep reaksi redoks yang dibuat desain
pembelajarannya hanya mencakup perkembangan reaksi redoks berdasarkan
6
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Desain
pembelajaran tersebut mencakup desain tujuan, desain materi, desain strategi, dan
desain evaluasi pembelajaran kimia bermuatan nilai.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan alternatif model
pembelajaran kimia bermuatan nilai.
2. Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya untuk menanamkan nilai-nilai
kepada peserta didik sehingga terbentuk peserta didik dengan karakter yang
baik dan dapat menjadi manusia yang berguna dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Bagi peneliti lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan, masukan dan bahan
pertimbangan bagi penelitian sejenis, baik berupa pengembangan penelitian
ataupun pada konteks materi yang berbeda.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut ini dijabarkan mengenai urutan penulisan skripsi secara rinci dari
setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi
ini tersusun atas lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka; Bab
III Metode Penelitian; Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan; serta Bab V
Kesimpulan dan Saran.
Bab I terdiri atas lima sub bab yang mencakup Latar Belakang Penelitian,
7
Struktur Organisasi. Pada bagian latar belakang penelitian dipaparkan mengenai
dasar pemikiran perlunya pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai pada
materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Pada sub bab identifikasi
dan perumusan masalah dijabarkan mengenai permasalahan yang teridentifikasi
dari latar belakang yang telah diuraikan, yang selanjutnya dinyatakan dalam
bentuk rumusan masalah utama dan sub dari rumusan masalah utama tersebut.
Pada sub bab tujuan penelitian diuraikan mengenai hasil yang ingin dicapai
setelah penelitian selesai dilakukan. Pada sub bab manfaat penelitian dijelaskan
mengenai manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi
sekolah, peserta didik maupun bagi peneliti lain. Pada sub bab struktur organisasi
berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab yang terdapat
dalam skripsi ini.
Bab II terdiri atas tiga sub yang mencakup Desain Pembelajaran,
Pembelajaran Bermuatan Nilai, dan Tinjauan Materi. Pada sub bab Desain
Pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai desain tujuan pembelajaran,
desain materi pembelajaran, desain strategi pembelajaran, desain evaluasi
pembelajaran, dan hubungan perencanaan dengan desain pembelajaran. Pada sub
bab Pembelajaran Bermuatan Nilai dijabarkan secara terperinci mengenai
pengertian nilai, pendidikan nilai, dan nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam
proses pembelajaran. Pada sub bab Tinjauan Materi disajikan penjabaran
mengenai materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi.
Bab III terdiri atas tujuh sub bab, mencakup Lokasi dan Obyek Penelitian,
Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Alur Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
Bab IV terdiri atas empat sub bab yang mencakup Desain Tujuan
Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi
Oksidasi-Reduksi, Desain Materi Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada
Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi, Desain Strategi
Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi
Oksidasi-Reduksi dan Desain Evaluasi Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada
8
Bab V terdiri atas dua sub bab, mencakup Kesimpulan dan Saran. Sub bab
kesimpulan mengulas mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah
dibuat meliputi desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi ajar
bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan desain evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai. Pada sub bab ke dua yaitu saran memuat saran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan SMA di
Kota Bandung. Obyek dari penelitian ini yaitu desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi perkembangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai
suatu gejala atau fenomena. Metode deskriptif juga ingin mempelajari
norma-norma atau standar-standar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survei
normatif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif adalah
waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau
dalam ingatan responden. Penelitian ini lebih diidentikkan dengan penelitian yang
menggunakan pertanyaan “bagaimana” dalam mengembangkan informasi yang
ada. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah :
a. Menggambarkan mekanisme sebuah proses.
b. Menciptakan seperangkat kategori atau pola tertentu (Prasetyo &
Miftahul, 2010)
Metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang
banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu
kejadian atau masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) bahwa
penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan
atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan
31
Sedangkan, Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif
adalah sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan
sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang
kecenderungan yang sedang berlangsung.
C. Definisi Operasional
Suatu istilah dapat memiliki pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan
sumber yang diambilnya. Agar terdapat keseragaman dalam memaknai
istilah-istilah dalam penelitian ini, di bawah ini penjelasan mengenai beberapa istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Desain pembelajaran berkaitan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan
metode-metode pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses
penentuan metode pembelajaran yang tepat untuk menghasilkan perubahan
yang diinginkan dalam diri peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan isi pembelajaran yang disampaikan pada
peserta didik. Desain pembelajaran menuntut pengetahuan tentang berbagai
metode pembelajaran, bagaimana memadukan metode-metode yang ada, dan
situasi-situasi yang memungkinkan penggunaan metode-metode tersebut
secara optimal (Prawiradilaga, 2009).
2. Nilai merupakan kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi semacam obyek
bagi kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan sesuatu yang memberi makna
32
D. Instrumen Penelitian
Untuk membantu mendapatkan data yang akurat, diperlukan suatu
instrumen penelitian yang disesuaikan dengan masalah yang diteliti. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar validasi. Lembar validasi
berfungsi untuk menunjukkan sampai sejauh mana kesesuaian atau keakuratan
alat ukur tersebut untuk mengukur obyek yang dimaksudkan untuk diukur.
Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar validasi
RPP dan LKS yang didalamnya mencakup validasi desain tujuan pembelajaran,
validasi desain materi ajar, validasi desain strategi pembelajaran, dan validasi
desain evaluasi pembelajaran kimia bermuatan nilai. Validator yang terlibat pada
penelitian ini terdiri dari empat dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan dua
guru kimia SMA di kota Bandung. Instrumen tersebut dapat dilihat pada
Lampiran A.2 pada halaman 77.
E. Alur Penelitian
Suatu penelitian tidak dilakukan secara sederhana tetapi dilakukan dalam
beberapa tahapan yang panjang. Alur penelitian disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses
pelaksanaan, hingga akhir. Pembuatan kerangka langkah-langkah penelitian
diperlukan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
Untuk membantu mengarahkan langkah-langkah penelitian agar sesuai dengan
tujuan penelitian, proses pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai
33
Membuat Instrumen ( Lembar Validasi )
Valid
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Melakukan Revisi
Tidak Valid
Valid
Menetapkan Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Hasil Validasi
Menganalisis Data
Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai (Hipotetik) dan Perangkatnya (LKS)
Mengkaji Mengkaji Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD)
34
Dari alur penelitian tersebut, dapat diuraikan langkah-langkah penelitian
yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji Kurikulum 2013
Dalam proses telaah kurikulum 2013 ini berkaitan dengan pengkajian empat
Standar Nasional Pendidikan. Keempat standar tersebut yaitu Standar
Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013,
Standar Isi yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar
Proses yang terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar
Penilaian yang terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.
2. Mengkaji Pustaka Pendukung
Pustaka pendukung ditelaah berkaitan dengan materi perkembangan konsep
reksi-oksidasi yang termasuk dalam desain materi serta desain pembelajaran
secara utuh yang meliputi desain strategi, dan evaluasi. Hal ini didasari bahwa
dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai tidak hanya mengacu
pada Kurikulum 2013 namun terdapat pustaka lain yang mendukung dalam
penyusunan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai tanpa
mengesampingkan isi dari Kurikulum 2013.
3. Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan
Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan dilakukan untuk mengetahui
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada materi perkembangan konsep
reaksi oksidasi-reduksi. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama
bagi Standar Isi, Standar Proses, maupun Standar Penilaian.
4. Mengkaji Standar Isi
Standar isi yang dikaji berkaitan dengan materi perkembangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi.
5. Mengkaji Standar Proses
Standar Proses ditelaah berkaitan dengan strategi pembelajaran yang meliputi
model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran. Dari hasil telaah didapat
bahwa model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran
35
dipilih yaitu pendekatan scientific, dan media pembelajaran yang dipilih
berupa LKS Pola 5M.
6. Mengkaji Standar Penilaian
Standar Penilaian dikaji berkaitan dengan pembuatan evaluasi pembelajaran
mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor). Indikator pencapaian kompetensi dijadikan acuan dalam
penyusunan evaluasi pembelajaran ini.
7. Membuat Acuan Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai.
Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan
mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Acuan yang dibuat
dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran yang
memperhatikan nilai-nilai yang dapat ditanamkan.
8. Membuat Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai.
Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain tujuan
pembelajaran dan juga mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.
9. Membuat Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai.
Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain materi
bermuatan nilai.
10.Membuat Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai
Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain strategi
pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, acuan tersebut
mencakup tentang model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran.
11.Membuat Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai
Evaluasi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai. Acuan tersebut di dalamnya mencakup aspek
36
12.Membuat Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa lembar validasi yang mencakup validasi
desain tujuan pembelajaran, validasi desain materi ajar, validasi desain
strategi pembelajaran, dan validasi desain evaluasi pembelajaran kimia
bermuatan nilai. Dalam lembar validasi tercantum poin-poin yang akan
divalidasi oleh tujuh validator.
13.Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai
Desain pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep
reaksi oksidasi-reduksi diwujudkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam
RPP bermuatan nilai mencakup desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai,
desain materi pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran
bermuatan nilai, dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. RPP
bermuatan nilai tersebut dilengkapi dengan perangkat lain berupa LKS pola
5M yang disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu mengamati,
menanya, mengolah data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
14.Melakukan Validasi
Validasi pada penelitian ini dilakukan oleh tujuh orang validator meliputi
empat dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan tiga guru kimia pada
beberapa SMA di Kota Bandung. Hal-hal yang divalidasi meliputi desain
tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi
pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran
15.Menganalisis Data
Data hasil validasi yang telah didapat dianalisis melalui Content Validity Ratio
(CVR) untuk mengerahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Selain
CVR, digunakan pula CVI (Content Validity Index) untuk mengetahui
validitas dari tiap aspek yang divalidasi. Pembahasan hasil penelitian
dijabarkan dalam bentuk deskriptif.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup
37
desain strategi pembelajaran, dan validasi desain evaluasi pembelajaran. Proses
validasi dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri atas empat dosen dan tiga guru
berpengalaman.
G. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan yaitu dengan cara menganalisis data hasil
validasi yang dilakukan oleh tujuh orang validator. Teknik-teknik pengumpulan
dan pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah yang terdapat
pada lembar validasi. Kolom kriteria pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan
“Tidak”.
Tabel 3.1 Kriteria Validasi
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
(Lawshe, 1975)
Validitas yang digunakan adalah validitas konten. Validitas jenis ini
menilai sejauh mana isi dari sebuah alat ukur sudah benar-benar mencakup
seluruh spesifikasi konstruk yang hendak diukur. Untuk menguji validitas isi
sebuah alat tes, dapat dilakukan dengan cara kualitatif, yaitu meminta penilaian
dari seorang yang dianggap ahli dalam bidang yang hendak diukur, bisa juga
dengan melakukan korelasi dari hasil rating dari dua ahli yang berbeda. Biasanya
pengujian validitas konten ini adalah pengujian yang dilakukan pertama kali
sebelum dilakukan uji coba untuk sebuah alat ukur .
Pemberian skor pada jawaban item menggunakan CVR (Content Validity
Ratio). Dalam pendekatan ini, beberapa responden diminta untuk menunjukkan apakah suatu item pengukuran dianggap “penting” atau tidak. Masukan dari
responden ini kemudian digunakan untuk menghitung CVR untuk setiap item
dalam instrumen pengukuran. Penilaian ini dilakukan terhadap semua item.
38
1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)
CVR= ��− �
2 � 2
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya
N : total responden
Ketentuan :
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0
Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.
Lawshe (1975) menyajikan sebuah tabel CVR nilai minimum berdasarkan
uji signifikansi one tailed (satu sisi) dengan p =. 05. Karena nilai CVR tergantung
pada jumlah responden (panel) maka nilai CVR tergantung pada jumlah panel
atau responden yang digunakan . Pada Tabel 3.2 menunjukkan nilai minimum
39
Tabel 3.2 Harga CVR Kritis Lawshe untuk Sejumlah Ahli yang Berbeda
Jumlah Ahli (1)
Nilai CVR Minimum (2)
5 0.736
6 0.672
7 0.622
8 0.582
9 0.548
10 0.520
11 0.496
12 0.475
13 0.456
14 0.440
15 0.425
20 0.368
25 0.329
30 0.300
35 0.278
40 0.260
Ket : Tes One Tailed dengan signifikansi 0.05
(Lawshe, 1975)
2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)
Berdasarkan validitas setiap item pertanyaan, maka dapat ditentukan validitas
setiap aspek dengan menggunakan persamaan CVI sebagai berikut.
CVI = CVR
Jumlah sub pertanyaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan
konsep reaksi oksidasi-reduksi sebagian besar lebih menekankan penanaman
nilai dari aspek sikap. Terdapat 19 tujuan pembelajaran aspek sikap bermuatan
nilai yang merupakan akumulasi dari tujuan pada bagian strategi pembelajaran
dan materi pembelajaran.
2. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan
konsep reaksi oksidasi-reduksi dibuat dengan cara menyisipkan penanaman
nilai yang berkaitan dengan teks dasar. Dari 18 nilai yang dirumuskan oleh
Kemendiknas, terdapat tujuh nilai yang dapat ditanamkan pada siswa melalui
materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Ke tujuh nilai-nilai
tersebut yaitu rasa ingin tahu, religius, kerja keras, peduli sosial, toleransi,
kreatif, dan tanggung jawab.
3. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan
konsep reaksi oksidasi-reduksi lebih menekankan aspek sosial dan kerja
ilmiah melalui model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi,
pendekatan scientific, dan media LKS Pola 5M.
4. Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan
konsep reaksi oksidasi-reduksi menekankan penggunaan alat ukur penilaian
yang dapat mengevaluasi nilai pada diri siswa. Lembar penilaian yang dapat
mengevaluasi nilai meliputi lembar observasi penilaian aspek sikap, lembar
penilaian diri (self assesment), dan lembar penilaian teman sejawat (peer
74
B. Saran
Sebagai penutup, penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat
dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian di masa depan. Beberapa saran
tersebut antara lain:
1. Dilakukan penelitian lanjutan tentang keterlaksanaan penanaman nilai
berdasarkan desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat.
2. Bagi peneliti lain diharapkan pula untuk mengembangkan pembuatan desain
pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi pokok yang lain.
3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memilih nilai paling dominan yang dapat
ditanamkan pada setiap langkah pembelajaran sehingga penanaman nilai dapat
lebih terfokus.
4. Bagi para guru kimia di sekolah hendaknya dapat mengimplementasikan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z & Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs.
Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Barnawi & Arifin, M. (2012). Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan
Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Budimansyah, et al. (2010). Pembelajaran Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila.
Bandung: PT.Genesindo.
Darmodjo, H & Kaligis, J.R.E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Kimia SMP dan MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas.
Dick, W & Carey, L. (1985). The Systematic Design of Instruction. USA:
Scott,Foesman and Company.
Effendy. (2008). Chemistry for Senoir High School Students Volume 2A. Malang:
Gafur, A. (2004). Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses Belajar
Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Pidato pengukuhan Guru besar di
depan rapat senat terbuka, di Universitas Negeri Yogyakarta.
Gagnon, G.W. & Collay, M. (2001). Designing for learning: Six Elements in
Constructivist Classroom. California: Corwin Press.Inc.
Johari. (2006). Kimia SMA dan MA untuk Kelas X. Bandung: Esis.
Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.
Kemdiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.54 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.64 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.65 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.66 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum.
Kemendiknas. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
Kemp, J.E. (1995). The Instructional Design Process. New York: Harper & Row
Publishers.
Koesoema, D. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta : PT. Gramedia.
Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel
Psychology. vol. 28. 563-575.
Lickona, T. (2012) . Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Prasetyo, B & Miftahul, L. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT.Raja Gravindo.
Prawiradilaga, D.S. (2009). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Priwatini, I. (2010). Pengaruh Pendekatan CTL Dengan Metode Penelurusan
Literatur Melalui Internet dan Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ditinjau dari Aktivitas Belajar Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X
Semester Genap Sma Negeri 2 Sukoharjo. Skripsi pada Program Studi
Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret. Surakarta: tidak diterbitkan.
Reigeluth, C.M. (1983). Instruction Design Theories and Models.
Hillsdal,Lawrence Erllaun Associates.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada.
Sanjaya, W. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Seels, B. & Richey, R. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Setyani, U. (2007). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Intensi Menyontek
Pada Siswa SMA Negeri 2 Semarang. Skripsi pada Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Semarang: tidak
diterbitkan.
Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak. Peran Moral, Intelektual,
Emosional, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri.
Smith, P.L. & Ragan, T.J. (1993). Instrcutional Design. New York: Macmillan
Publishing Co.
Somad, M.A. (2007). Pengembangan Model Pembinaan Nilai-nilai Keimanan
dan Keberagamaan Siswa di Sekolah (Studi Kasus di SMAN 2 Bandung).
Disertasi Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Sumantri, S. (1993). Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia.
Sunarya, Y. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Setia Purna
Invers.
Suyanti, R.S. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Wiridiyaty, I. (2012). Analisis Pengembangan Karakter Siswa Melalui
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Topik Kelarutan Dan Hasil Kali
Lampiran B.3 Lembar Observasi Penilaian Aspek Afektif
Skala Penilaian :
BT : Belum Terlihat, apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator.
MT : Mulai Terlihat, apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam
indikator tetapi belum konsisten.
MB : Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan
mulai konsisten.
MK : Menjadi Kebiasaan atau membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam
indikator secara konsisten
(Kemdiknas, 2010).
No.
(1)
Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Afektif
(2)
1.1.1. Menunjukkan perilaku religius dengan cara berdoa pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran sebagai wujud mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Lampiran B.3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2.
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu ketika guru menyampaikan informasi dan motivasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2.1.2 Menunjukkan perilaku disiplin dengan hadir tepat waktu dalam kelas serta berperilaku tertib pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2.1.3 Menunjukkan perilaku jujur dalam
mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
Lampiran B.3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
5.
2.1.4 Menunjukkan perilaku teliti dalam dalam dalam mengamati fenomena yang tertera pada LKS.
1.
2.1.5 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas baik tugas individu maupun
tugas kelompok.
2.1.6Menunjukkan perilaku kritis dalam menentukan
rumusan masalah berdasarkan fenomena yang
Lampiran B.3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
8.
2.1.7 Menunjukkan perilaku kreatif dalam dalam
membuat hipotesis dan kesimpulan berdasarkan
hasil diskusi kelompok.
2.1.8 Menunjukkan perilaku komunikatif pada saat
diskusi kelompok maupun diskusi kelas
1
Lampiran B.3
2.2.2 Menunjukkan perilaku peduli lingkungan pada
saat proses praktikum untuk menguji hipotesis. 1
1.