• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIAYA PENGELOLAAN SEKOLAH DAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIAYA PENGELOLAAN SEKOLAH DAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA PENGELOLAAN

SEKOLAH

D A N

PRODUKTIVITAS

KERJA

GURU

T H E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian

Sidang Magister Pendidikan Bidang Studi Administrasi Pendidikan

O 1 e h :

YAYAT ACHPiAT

349 / D / XV h- 7

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B A N D U N G

(2)

THESIS INI TELAH DISETUJUI

OLEH »

PROF. DR. OTENG SllTISNA, M.Sc

PEMBIMBING I

P1*MBUA8ING II

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR viii

I. PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang Penelitian 1

2. Pokok Permasalahan if

3. Tujuan Penelitian 7

J+. Kegunaan Penelitian 8

5» Kerangka Pemikiran 9

6. Hipotesis Ik

II. LANDASAN TEORI 17

A. Konsep BLaya Pendidikan 21

B. Konsep Produktivitas Kerja 27

C. Hasil Penelitian Penunjang 32

III. METODOLOGI PENELITIAN 37

A. Variabel Penelitian 38

B. Populasi dan Sampel ifl

C. Instrumen Penelitian k2

D. Kerangka Analisis W3

IV. ANALISIS DATA 49

A. Analisis Variabel Bebas 55

B. Analisis Variabel Kontrol 64

V. DISKUSI DAN KESIMPULAN ?Q

A. Diskusi 7$

B. Kesimpulan 100

C. Saran-Saran 104

DAFTAR KEPUSTAKAAN 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110

149

(4)

Gb. Kerangka Pemikiran Penelitian

I41

Gb. Pola Uji Hipothesis 16

Gb. Pola Analisis Data 47

Tb. Penjabaran Konsep Penelitian

48

Tb. Penyebaran SMA Berdasarkan Wilayah Di

Kotamadya Bandung 49

Tb. Biaya Pengelolaan Sekolah Dan Produktivitas

Kerja Guru £0

Gb. Kurve Biaya Pengelolaan Sekolah Dan

Produktivitas Kerja Guru 51

Gb. Komposisi Biaya Pengelolaan Sekolah Dan

Produktivitas Kerja Guru

53

Tb. Ringkasan Hasil Analisis Data Tentang Hubungan

Biaya Pengelolaan Sekolah Dengan Produktivitas 57

Kerja-Guru \ . • .

Tb. Ringkasan Hasil Analisis Data Tentang Komposisi r-,

Biaya Pengelolaan Sekolah Dengan Produktivitas

b^

Karja Guru

Tb. Ringkasan Hasil Analisis Data Tentang Hubungan

Biaya Pengelolaan Sekolah Dengan Produktivitas 68 Kerja Guru Berdasarkan Jenis Kelamin.

Tb. Ringkasan Hasil Analisis Data Tentang Hubungan

Biaya Pengelolaan Sekolah Dengan Produktivitas 71 Kerja Guru Berdasarkan Pengalaman Kerja Sebagai

Guru.

Gb. Ringkasan Hasil Penelitian 77

Gb. Variabel Penentu Produktivitas Kerja Guru 99

(5)

I. PENDAHULUAN

Cepatnya laju pertumbuhan ilmu. pengetahuan dan tekno

logi telah menuntut keberadaan manusia terdidik yang memill

ki kesiapan mental serta kemampuan menyerap proses alih tek

nologi dan menerapkannya dalam kehidupan nyata, karena itu

konsep pendidikan pada saat ini tidak lagi hanya ditekankan

pada peningkatan kwantitas tetapi juga kwalitas. Walaupun

kwalitas pendidikan sebenarnya merupakan suatu konsep yang

sangat kompleks, sebab menyangkut berbagai aspek yang ber

kenaan dengan masukan, proses dan keluarannya.

Konsep kwalitas pendidikan perlu diketahui tidak ha

nya untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan suatu sistem

pendidikan, melainkan juga untuk menentukan prakiraan sampai

berapa jauh dan berapa lama kita mempunyai kemampuan

menge-ejar berbagai ketinggalan dari negara-negara maju,

khusus-nya ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologl

yang sangat bermanfaat bagi percepatan proses pembangunan

nasional, serta kemampuannya untuk bersaing secara berhasil

guna dalam tata kehidupan internasional.

1. Latar Belakang PeneHtlan.

Mj4fiJjJi

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya

pendidikan telah mendorong peningkatan permintaan pendidikan

pada tingkatan kwalitas tertentu, namun peningkatan ini da

(6)

da tingkatan kwalitas yang sesuai dengan kebutuhan, karena

adanya berbagai hambatan. Salah satu hambatan utama lalah

terbatasnya dana pendidikan, baik yang bersumber dari masya

rakat maupun dari pemerintah.

Dengan demikLan tuntutan peningkatan kwalitas pen

didikan yang bias^nya diukur dengan perilaku dan prestasl

-lulusannya, selain mencerminkan kemajuan pola fikir bangsa

juga dapat menlmbulkan tuntutan terhadap peningkatan biaya

pendidikan, karena secara langsung akan berkaitan dengan tun

tutan kelengkapan personal pendidikan serta piranti pendidik

an lainnya yang secara langsung dapat mempengaruhi proses

-belajar mengajar, seperti metoda, bahan dan sumber pelajaran /3ot

maupun suasana kelas dan suasana sekolah. ("^ s<~

Konsep ini memperlihatkan bahwa proses belajar meng

ajar bisa dijadikan sebagai salah satu dimensi kwalitas pen

didikan, Namun karena proses ini melibatkan berbagai aspek

maka dalam pengukurannya sangat rumit, sehingga munculnya

issue tentang menurunnya kwalitas pendidikan khususnya pada

tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada awal tahun 1980,-^

sebagaimana yang telah disinyalir oleh salan seorang ilmu

-wran IPB yang kemudian ditunjang oleh kenyataan rendahnya ha

sil tes SIPENMARU dan besarnya disparitas antara NEM (. nilai

abtanas murni 45?sertainilai gata-rata STTB pada tahun

1984-1985» vsering dipandang hanya sebagai akibat ketidak mampuan

(7)

gas pekerjaannya sebagai pendidik.

Hal inl kemudian Bering pula dikaitkan dengan adanya

anggapan tentang rendahnya penghargaan, khususnya pengharga

an dalam bentuk materi kepada mereka. Sehingga selain sulit

untuk memperoleh tenaga kependidikan yang berkemampuan tin£

gi, juga mereka kurang dapat memanfaatkan kompetensi dan po

tensinya secara penuh, sehingga produktivitas kerjanya

ren-dah. Produktivitas dalam konsep ini diartikan sebagai " the

relationship between the outcomes of education and the human

and material resources which education consumption " ( J.

Alan Thomas, 1971; 2 ).

Selain konsepsi yang menekankan pada kondisi guru ju

ga muncul konsep lain yang melihat penurunan kwalitas pen

-didikan tidak hanya sebagai tanggung jawab para guru, melain

kan juga tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, sebab se

bagian besar waktu peserta didik dihabiskan diluar lembaga

pendidikan formal dan kurangnya piranti pendidikan yang mam

pu menunjang peningkatan kwalitas pendidikan.

Dari adanya dua pandangan ini maka timbul suatu ke

-cenderungan bahwa untuk meningkatkan kwalitas pendidikan me

lalui peningkatan produktivitas kerja guru sebagai tenaga

inti kependidikan, diperlukan adanya peningkatan kondisi so

sio ekonorai tenaga kependidikan dan peningkatan piranti pen

didikan lainnya. Dengan kata lain mengacu kepada suatu ke

cenderungan bahwa kwalitas pendidikan mempunyai kaitan

(8)

katkan kondisi sosio ekonomi tenaga kependidikan diperlukan

dana yang bisa dipergunakan bagi pengembangan lembaga pen -t

didikan, pengembangan kelompok, pengembangan minat individu,

peningkatan pendidikan dan latihan, serta pemenuhan kebutuh

an individu lainnya.

Demiklan pula peningkatan piranti pendidikan lainnya

menuntut adanya dana pendidikan yang bisa dipergunakan untuk

meningkatkan proses pengolahan bahan dasar atau bahan baku,

termasuK penyusunan rancangan kerja dan pengembangan metodo

logi. Yang kesemuanya berkaitan erat dengan perkembangan tek

nologi.

Bertolak dari konsep ini maka wajar kalau anggaran

pendidikan dari suatu periode ke periode berikutnya terus

-meningkat. Sehingga untuk PELITA IV sudah mencapai fy.11.697

310.728.000.-, termasuk untuk pendidikan kedinasan sebesar

fo. 743.319.600.000.- serta dana diluar pendidikan formal se

besar fy. 462.628.600.000,-. Dengan demikian dana untuk pen

didikan formalnya adalah fy. 10.142.699.428.000., yang di

-peroleh dari SPP/DPP fr. 157.810.728.000,- serta anggaran pe

merintah $. 9.984.888.700.000.- , dengan ketentuan untuk pro

gram pendidikan Sekolah Lanjutan Atas fy.

2.125.800.000.000.-atau 21,29/6.

2. Pokok Permasalahan.

Dari ungkapan latar belakang tersebut nampak bahwa

-peireTTtlatt Ini bertolak dari adanya peningKatan permintaanrttair~

(9)

terhadap pendidikan yang antara lain dibuktikan dengan ada

nya pembangunan pendidikan secara meluas di seluruh pelosok

tanah air, yang dalam pelaksanaannya tidak hanya tergantung

kepada pemerintah saja sebagaimana halnya dengan sekolah ne

geri, tetapi juga tidak sedikit yang dllaksanakan oleh masya

rakat secara berswadaya. Dengan salah satu konseKwensinya

ialah kemungkinan adanya perbedaan alokasi sumber pemblayaan

pendidikan dan alokasi penggunaan biaya pendidikannya disatu

flhak, serta adanya tuntutan peningkatan kwalitas pendidikan

melalui peningkatan produktivitas kerja guru yang cenderung

mempunyai kaitan yang erat dengan pemblayaan pendidikan.

Alokasi penggunaan biaya pendidikan pada dasarnya mem

punyai dua kemungkinan, yaitu : Pertama untuk meningkatkan

kwalitas sumber daya manusianya, yang dalam konsep ini di

-tekankan pada aspek guru sebagai tenaga inti kependidikan .

Kedua, untuk meningkatkan piranti pendidikan lainnya yang

pada umumnya berkaitan erat dengan perkembangan teknologi .

Kemungkinan ini sejalan dengan konsep R.A.Sutermeister yang

melihat bahwa " Productivity depends upon or is determined

by technical factors (. technical development, raw materials,

job layout, and method ) and human factors ( employees, job

performance ) » (R.A.Sutermeister, 1976, 16).

Sutermeister melinat faktor teknologi sebagai

determinan bagi peningkatan produktivitas karena teknologi ber

hubungan langsung dengan produktivitas, baru kemudian per

(10)

stimulus, sebab dalam penaayagunaannya masih merapunyai ke

tergantungan pada keslapan dan kemampuan manusia untuk me

-nyerap "transfer of technology " serta mengaplikasikannya

dalam ujud tindakan yang kongkrit. Sehingga yang menjadi de

terminan bukan teknologi melainkan sumber daya manusianya ,

fchususnya guru sebagai tenaga inti kependidikan.

Selain produktivitas, faktor biaya juga merupakan sua

tu konsep yang sangat kompleks karena bisa menyangkut biaya

langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung ada yang

dikelola oleh sekolah dan ada juga yang dikelola oleh masya

rakat atau orang tua peserta didik, karena itu dalam pe •

-nelitian ini konsep biaya pendidikan lebih ditekankan pada

biaya pendidikan yang dikelola oleh sekolah, dalam arti bia

ya pengelolaan sekolah.

J- Berdasarkan sumbernya, biaya pengelolaan sekolah mem

(0/

punyai tiga sumber utama yaitueanggaran pembangunan & anggar.

an rutin,t|)PP/SPPiserta^BP3 bagi sekolah negeri. Bagi seko

lah swasta biayanya bersumber dari SPP dan Uang Bangunan ,

kecuali sekolah swasta yang memperoleh bantuan atau subsidi

dari pemerintah baik dalam bentuk sarana dan prasarana penun

jang maupun tenaga guru. Dari adanya perbedaan sumber biaya

pengelolaan sekolah ini maka ada kecenderungan besarnya bia

ya pengelolaan sekolah menjadi bermacamragam, sehingga prio

ritas pendayagunaannya berbeda satu sama lain karena disesuai

(11)

Dengan demikian penelitian ini tidak dimaksudkan un

tuk mengukur ada tidaknya hubungan antara perubahan biaya

-pengelolaan sekolah dengan produktivitas kerja guru, melain

kan ada tidaknya hubungan antara perbedaan biaya pengelolaan

sekolah, baik jumlah ataupun pendayagunaannya, dengan pro

-duktivitas kerja guru sebagai tenaga inti kependidikan.

3. Tu.1uan Penelitian.

J^tf****^^

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis^ hubungan

antara variabel feiaya pengelolaan sekolah dan variabel pro

duktivitas kerja guru sebagai tenaga inti kependidikan, khu

susnya untuk menjawab ada tidaknya hubungan diantara kedua

variabel tersebut manakala terdapat perbedaan jumlah dan

pendayagunaan biaya pengelolaan sekolah:.

Jadi dari penelitian ini diharapkan selain dapat mem

berikan gambaran secara umum dan lebih jelas tentang situasi

pendidikan, khususnya pada tingkat sekolah menengah atas

-umum, juga dapat diperoleh informasi tentang arah dan keerat

an hubungan kedua variabel tersebut, Sehingga memungkinkan

untuk dapat mempromosikan adanya perbedaan produktivitas ker

ja guru pada situasi biaya pengelolaan sekolah yang berlain

an.

Untuk itu diusahakan agar data yang diperoleh dapat

diukur dan diolah secara statistika, sebab " tanpa pengukur

an kwantitatif sangat sukar mengadakan pembuktian empiris

(12)

-ngaruh variabel yang satu terhadap yang lain " (S.Nasution,

1982 : 64 ).

4. Kegunaan Penelitian.

Studi tentang pembiayaan pendidikan dan produktivitas

kerja guru sebagai tenaga inti kependidikan telah banyak di

lakukan para akhli, namun studi tentang hubungan diantara ke

dua variabel tersebut belum begitu banyak dikembangkan. Se

hingga konsep dasar yang ada, termasuk konsep penelitian ini

bisa dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui tentang ba

gaimana kemungkinan hubungannya.

Atas dasar itu maka konsep penelitian ini bersifat

-penjajagan atau berfungsi sebagai penjela^ahan untuk memper

oleh gambaran yang jelas tentang masalah beserta petunjuk

cara pemecahan masalahnya, agar bisa diolah dan dianalisis

secara ilmiah dalam bentuk thesis.

Selain berfungsi sebagai penjelajahan, dari peneliti

an ini juga diharapkan dapat dihasilkan suatu informasi yang

bisa memperkaya para pembuat kebijakan dalam pendidikan, ba

ik pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, para orang tua ,

serta masyarakat secara umum. Dalam merumuskan dan

menetap-kan suatu kebijaksanaan yang menyangkut masalah pembiayaan

pendidikan serta tenaga kependidikan, agar benar-benar dapat

dipergunakan secara berdayaguna dan tepatguna bagi upaya pe

ningkatan kwantitas dan kwalitas pendidikan.

(13)

ini tidak terlepas dari kondisi empiris yang memperlihatkan

adanya keanekaragaman faktor internal dan eksternal, yang

dapat mempengaruhi kedua variabel penelitian tersebut, serta

kedinamisan tenaga kependidikan sebagai manusia sosio budaya

dan lembaga pendidikan sebagai suatu sistem terbuka. Karena

itu keberlakuan hasil penelitiannya mempunyai ketergantung

an pada kesesuaian situasi dan kondisi lingkungan sosio-buda

ya, yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknplogi.

5. Kerangka Pemiklran.

Dari ungkapan diatas nampak bahwa studi tentang biaya

pengelolaan sekolah dengan produktivitas kerja guru sebagai

tenaga inti kependidikan tidak bisa melepaskan diri dari ke

terkaitan dengan lingkungannya, karena itu studi ini ber

tolak dari pandangan sekolah sebagai suatu sistem sosial yang

sangat kompleks sebab adanya proses saling mempengaruhi di

antara komponen-komponennya

secara terus menerus. Sehingga

konsep pokok produktivitasnya mengacu pada kemampuan ber

fikir dan bertindak untuk mendayagunakan sumber masukan yang

ada agar menghasilkan keluaran secara optimal.

Konsep produktivitas ini berlaku bagi organisasi se

kolah sebagai lembaga pendidikan formal, yang dalam pencapai

annya sangat ditentukan oleh produktivitas kerja guru. Kare

na guru merupakan salah satu komponen sekolah yang utama yang

(14)

-sekolah.

Dalam pengukurannya, produktivitas kerja guru sebagai

tenaga inti kependidikan bisa dikaitkan dengan pelaksanaan

tugas profesi keguruan, baik ditinjau dari segi pengabdian.

nya maupun wewenangnya. Secara teoritis pengabdian seorang

guru dapat dilihat

dari

tujuan pendidikan pada umumnya,

yang melibatkan tugas guru sebagai : (1) Perencana, khusug,

nya merencanakan kegiatan belajar-mengajar untuk suatu jang

ka waktu tertentu, diantaranya menyiapkan materi untuk d£

sajikan di kelas beserta urutan waktu penyajlannya. (2) |>ea

baharu f yaitu mengintrodusir cara-cara baru yang dapat mem.

bangkitkan gairah bertanya dan membahas sesuatu yang di

-pandang baru oleh peserta didik. (3) Pembimbing atan pg

nunjuk arah. maksudnya seorang guru yang berdedikasi tinggi

tidak selalu memberikan jawaban atas sesuatu masalah, me

lainkan diusahakan agar pernyataan tentang sesuatu peng

-etahuan yang dikemukakan tersebut perlu diperiksa kebenaran.

nya dan forum kelaslah yang dijadikan sebagai arena tempat

memutuskan untuk menerima atau menolak pernyataan tersebut.

(4) PenffgloJ.fi> balk pengelola kelas maupun pengelolan pro

ses belajar mengajar, dengan tugasnya antara lain mengamati

dan mencatat perkembangan belajar siswa, membuat pengumuman,

mencatat absensi siswa, serta menggunakan data yang ter

-sedia untuk mengajak siswa agar mau mendalaml ilmu yang te

(15)

11

Mengenai wewenang seorang guru, biasanya dipandang

sebagai simbul kekuasaan yang sering mendapat sorotan para

orang tua siswa, terutama sekali bila menyangkut pasalah

sikap dan prilakunya terhadap siswa secara individual. Ka

rena Itu ada sekelompok pendidik yang memandang pentingnya

kepatuhan murid kepada guru, walau dengan melalui paksaan,

sehingga setiap pelanggaran harus diberikan hukuman yang

setimpal. Namun ada pula kelompok lain yang menganjurkan

dipergunakannya pendekatan »» persuasive " dalam mengajak

siswa agar patuh terhadap peraturan.

Menurut pandangan yang kedua maka guru bisa bertugas

sebagai (5) Pendorongr dalam arti memberikan perhatian dan

" hadlah " bagi setiap siswa yang memperlihatkan kesungguh.

an dalam proses belajarnya, sambil tetap mengajak siswanya

untuk terus belajar secara sungguh-sungguh dan memberikan

dorongan pada

siswa

yang ketinggalan agar lebih bersemangat

lagi dalam belajar.

Selain pendorong, wewenang lain yang dipandang

pen-ting dari seorang guru ialah tugasnya sebagai (6) Penilai.

Dalam hal ini guru diuji kejujurannya agar tidak berat se,

belah dalam memberikan penilaian, sebagaimana layaknya se

orang hakim. Dengan kata lain la harus memberikan penilaian

secara obyektif berdasarkan prestasi yang dicapai para sig.

wanya, tahpa melibatkan sistem nilai yang dianutnya, sebab

(16)

kurang baik. Misalnya seorang guru yang menurut

perkiraan-nya telah membuat pertaperkiraan-nyaan sedemikian mudahperkiraan-nya namun ter.

nyata tidak ada seorang siswa pun yang mampu menjawab per.

tanyaan tersebut secara benar maka mungkin saja la akan me.

nilai bahwa semua siswanya bodoh, sebab ukuran penilaian

yang dipergunakannya adalah kemampuannya sendiri.

Karena

itu seorang guru dalam menilai siswanya juga harus berperan

sebagai pengusut nilai ( value investigator ).

Keenam tugas guru inilah yang dijadikan sebagai

di-mensi indikator produktivitas kerja guru yang dalam pelaksa.

naannya dijabarkan lagi menjadi beberapa item.

Mengenai sumber masukan yang harus didayagunakan, sa

lah satu diantaranya adalah

biaya pengelolaan sekolah atau

biaya pendidikan yang dikelola oleh sekolah, sebab menurut

Dr. M. Fakry Gaffar M.Ed., » produksi total dari.organisasi

pendidikan merupakan kontribusi

dua faktor besar yaitu tek

nologi dan performance kerja. Teknologi adalah sejumlah fak

tor selain human faktor yang mempengaruhi output pekerja per

jam, seperti bahan baku,

metode kerja, plant, Kualitas dan

disain produk, aliran kerja, proses produksi dan manajemen.

Sedangkan performance kerja adalah hasil bentukan antara mo

tivasi dan ability pekerjaan dalam organisasi yang di

-pengaruhi oleh faktor-faktor kondisi sosial kerja,

kondisi

fisik kerja dan kebutuhan pekerja " (M.Fakry Gaffar, 197a).<?.

(17)

-13

yang cenderung berkaitan dengan penyediaan dana pendidikan,

tetapi juga performance kerja, sebab untuk menyediakan kon

disi sosial kerja, kondisi fisik pekerja dan kebutuhan pe

-kerja, mempunyai kaitan yang erat dengan penyediaan dana yang

tersedia. Terutama dana untuk membiayai kegiatan pendidikan

di sekolah.

Disampmg penyediaan dana, pendayagunaan biaya pen

didikan atau komposisi alokasi biaya pengelolaan sekolah ju

ga mempunyai kaitan dengan produktivitas kerja guru. Karena

itu konsep penelitian Ini mengacu pada suatu kecenderungan

bahwa komposisi alokasi biaya pengelolaan sekolah pada se

-tiap lembaga pendidikan tidak sama, sebab adanya perbedaan

situasi dan kondisi sekolah yang dapat mendorong perbedaan

dalam menentukan skala prioritas kebutuhan komponen pendidik

annya.

Dengan demiklan penyusunan skala prioritas kebutuhan

sekolah ini sangat penting karena erat kaitannya dengan alo

kasi sumber, sebagaimana Kaufman juga mengatakan bahwa "

-This priority setting is important because there never seems to be enough money and time ( and other resources ) for meet

ing all the identified needs in any educational agency realm

of activity. Resources and funds must be allocated to the

project with the highest priority and the highest payoff "

(R.A.Kaufman, 1972, 38).

Dari adanya kemungkinan perbedaan dalam penentuan ska

(18)

pengelolaan-sekolah, juga memungkinkan adanya hubungan antara pengaloka

sian biaya pengelolaan sekolah dengan produktivitas kerja

guru sebagai tenaga inti kependidikan. Sehingga konsep hu

bungannya bisa digambarkan sebagai berikut :

6. Hipotesis.

TENAGA ADKINISTRASI KEPENDIDIKAN

T

GURU SEBAGAI TENAGA - INTI KEPENDIDIKAN

PIRANTI PEN DIDIKAN LAIN

Gb.l. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Produktivitas kerja guru sebagai tenaga kependidikan

(19)

15

Asumsi diperlukan karena hipotesis mi tidak melibat

kan variabel yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja gu

ru secara keseluruhan, melainkan hanya beberapa variabel de

ngan penekanan utama pada variabel biaya pengelolaan sekolah.

Sehingga keberlakuan hipotesisnya ( setelah diuji ) selalu

dilandasai oleh asumsi yang dipergunakan, dengan kata lain

tanpa adanya asumsi tersebut maka hipotesisnya belum tentu

dapat berlaku.

Adapun asumsi yang dipergunakan dalam perumusan hipo

tesis ini adalah :

1. Terdapat perbedaan situasi dan kondisi lingkungan sekolah

yang memungkinkan adanya perbedaan dalam penentuan besar

nya biaya pengelolaan sekolah serta komposisi alokasi

-penggunaannya.

2. Semua guru telah memiliki kemampuan dasar sebagai pen

.-didik, baik melalui pendidikan formal, non formal, atau

pun berdasarkan pengalamannya sebagai guru.

3. Terdapat perbedaan tingkat produktivitas kerja guru se

-bagai tenaga inti kependidikan.

Disamping asumsi, hal lain yang juga harus diperhati

kan ialah walaupun issue yang menimbulkan permasalahan ini

belum melembaga, namun bidang garapan operasionalnya mempunya.

i kesamaan dengan profesi penulis sebagai pendidik. Karena

Itu untuk menghindarkan subyektivitas dalam pengolahan dan

penganalisaan datanya maka hipotesis yang dipergunakan ada

(20)

kolah tidak mempunyai hubungan positif dengan produktivitas

kerja guru sebagai tenaga inti kependidikan ". Dengan kata

lain besar kecilnya biaya pengelolaan sekolah yang tersedia

dan perbedaan komposisi alokasi pendayagunaannya, tidak mem

pengaruhi produktivitas kerja guru sebagai tenaga inti ke

-pendidikan.

Hipotesis ini berkenaan dengan pengujian hubungan ti

ga komponen variabel, sehingga teknik penganalisaannya ber

sifat multivarians. Karena itu untuk mempermudah penganalisa

annya agar tidak bersifat multivarians maka dipergunakanlah

sub-sub hipotesi6 sebagai berikut :

1. Besarnya biaya pengelolaan sekolah tidak mempunyai hubunjg

an positif dengan produktivitas kerja guru sebagai tenaga

inti kependidikan.

2. Perbedaan komposisi alokasi pendayagunaan biaya pengelola

an sekolah tidak mempengaruhi produktivitas kerja guru se

bagai tenaga inti kependidikan.

Dari sub hipotesis ini nampak bahwa penelitian dituju

kan untuk menguji dua kecenderungan hubungan yang menunjang

pembuktian hipotesis utama, karena itu pola hubungannya bisa

digambarkan sebagai berikut :

Biaya Pe

ngelolaan

Sekolah.

Besar Biaya Pengelolaan

Sekolah.

Pendayaguna.

an Biaya Pe

ngelolaan

Sekolah.

Gb.2. POLA UJI HIPOTHESIS.

(Jenis "N

Kelamin

J

Produktivitas Kerja

Guru Sebagai Tenaga

Inti Kependidikan.

Pengalaman^

(21)

Ill

METODOLOGI PENELITIAN

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penelitian ini

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an

tara perubahan biaya pengelolaan sekolah dengan produktivi

tas kerja guru, melainkan ada tidaknya hubungan antara per

bedaan biaya pengelolaan sekolah, baik jumlah maupun pen

-dayagunaannya, dengan produktivitas kerja guru sebagai tena

ga inti kependidikan.. Namun karena perubahan produktivi

tas kerja guru tidak hanya ditentukan oleh variabel

biaya

pengelolaan sekolah maka dikumpulkan pula data tentang

variabel lain yang dipandang mempunyai kaitan dengan produk

tivitas kerja guru, antara lain jenis kelamin dan pengalam.

an kerja guru.

Karena itu penelitian ini lebih diarahkan pada per.

olehan data yang berkenaan dengan keempat variabel peneliti

an tersebut secara survey, agar bisa diadakan deskripsi un

tuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang

situasi

pendidikan pada tingkat sekolah menengah atas,

khususnya

tentang upaya peningkatan kwalitas pendidikan melalui

pe

ningkatan produktivitas kerja guru.

Pengumpulan data lain sangat bermanfaat untuk meng

etahui variabel mana yang sebenarnya paling dominan

ter

hadap perubahan produktivitas kerja guru, seandainya hubung

an diantara variabel biaya pengelolaan sekolah dan produkti

(22)

tas kerja guru tidak memperlihatkan adanya korelasi yang po

sitif atau berada pada taraf korelasi yang sangat rendah.

A. Variabel Penelitian.

Dari ungkapan. diatas nampak bahwa penelitian ini pa

da dasarnya melibatkan dua variabel utama, yaitu biaya pea

didikan yang meliputi besarnya biaya dan pendayagunaannya

sebagai variabel bebas ( independent ) dan variabel produk.

tivitas kerja guru sebagai variabel terikat ( dependent ).

Variabel biaya pendidikan,

sebagaimana yang telah

di

ungkapkan, lebih ditekankan pada biaya pendidikan langsung

yang dikelola oleh sekolah atau biaya pengelolaan sekolah,

baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat, maupun pe

serta didik atau orang tua peserta didik. Denga dimensi va

riabelnya adalah :

1. Besarnya imbalan jasa bagi tenaga kependidikan.

2. Besarnya biaya pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan sa

rana serta prasarana pendidikan lainnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan pendayagunaannya adalah kom

posisi alokasi penggunaan biaya pengelolaan sekolah terse

but, dengan dimensi variabelnya meliputi :

1. Besarnya imbalan jasa bagi guru sebagai tenaga inti ke

pendidikan.

2. Besarnya imbalan jasa bagi tenaga kependidikan penunjang,

termasuk Kepala Sekolah beserta wakilnya

(23)

3-3

39

rana serta prasarana pendidikan lainnya.

Variabel penelitian berikutnya adalah produktivitas

kerja guru sebagai individu, yang erat kaitannya dengan ke,

mampuan individu untuk melaksanakan tugas profesinya sebagai

guru atau

tenaga inti kependidikan,

dengan dimensi varia

belnya meliputi tugas guru dilihat dari sisi pengabdiannya

dan tugas guru dilihat dari sisi kewenangannya. Berdasarkan

pengabdiannya seorang guru harus bertugas sebagai : Perenca

na, pembaharu, pembimbing atau penunjuk arah dan pengelola.

Sedangkan berdasarkan kewenangannya bisa bertugas sebagai:

Pendorong dan penilai.

Keenam indikator yang dipergunakan untuk mengukur

produktivitas kerja guru itu kemudian dijabarkan lagi men

jadi 16 item yang ditanyakan, yang meliputi : kesiapan

me.

ngajar, banyaknya persiapan untuk setiap pertemuan, banyak

nya pokok bahasan yang bisa disampaikan pada setiap pertemu

an, banyaknya materi pokok bahasan yang bisa diselesaikan,

banyaknya buku yang dihasilkan dan dipergunakan baik sebagai

buku sumber untuk guru maupun sebagai pegangan eiswa> upa_ya

penerapan metode-metode baru, upaya penyampaian kasus-kasus

baru, catatan tentang perkembangan peserta didik, kegiatan

bimbingan dan penyuluhan, pemanfaatan perpustakaan, upaya

pemecahan masalah yang muncul atau dimunculkan dalam pro

ses belajar mengajar, pemberian kesempatan pada anak didik

untuk menjawab / memecahkan persoalan, banyaknya perhatian

(24)

nyaknya kegiatan penilaian peserta didik, serta pemilihan

metode yang dipergunakan.

Karena ke 16 item yang ditanyakan itu merupakan pen.

jabaran dari keenam indikator pengukur produktivitas kerja

guru maka setiap item pada dasarnya bisa dijadikan sebagai

cermin atau gambaran tentang salah satu indikator tersebut*

sebab inti daripada item yang ditanyakan itu dipandang se.

bagai kunci utama indikatornya. Walaupun banyaknya item un

tuk setiap indikator tidak sama, ada yang dijabarkan men.

jadi dua item dan ada pula yang lebih dari dua item.

Selain variabel bebas dan variabel terikat, dalam pa

nelitian ini juga terdapat dua variabel lain yang berfungsi

sebagai variabel kontrol, yaitu variabel jenis kelamin dan

pengalaman kerja guru. Kedua variabel ini dipergunakan ma

nakala terjadi penyimpangan hubungan atau lemahnya hubungan

diantara variabel bebas dan variabel terikat, agar bisa di

ketahui variabel mana yang sebenarnya paling menentukan ge

rak perubahan produktivitas kerja guru sebagai variabel ter.

ikat.

Variabel jenis kelamin menggambarkan tentang status

kelamin guru yang pada dasarnya terdiri dari dua dimensi ,

yaitu laki-laki dan perempuan. Variabel ini dimasukan se

(25)

3-4

41

jadinya perbedaan dalam pelaksanaan tugas guru sebagai sua

tu profesi. Sedangkan variabel pengalaman kerja menggambar.

kan tentang banyaknya pengalaman responden yang telah be

-kerja sebagai guru, baik pada sekolah tempat dia be-kerja pa

da saat ini maupun pada sekolah lain, sehingga dimensi va

riabelnya adalah lamanya bekerja sebagai guru yang diukur

dengan tahun. Variabel ini dimasukan sebagai variabel kon

trol karena adanya kecenderungan bahwa pengalaman kerja bi

sa dipandang sebagai suatu proses pemantapan atau pemudaran

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas profesinya

sebagai guru.

Semua dimensi variabel ini dipergunakan untuk

meng-ukur pencapaian sasaran melalui kombinasi skala kumulatif

dan skala unidimensional dari Gutman, serta skala diskri

-minasi dari Edwards dan Kilpatrick.

B. Populasi dan Sampel.

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah kotamadya

Bandung, sehingga populasi penelitiannya adalah seluruh gu

ru sekolah menengah atas yang mengajar di kotamadya Bandung,

baik yang mengajar di sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Dari populasi ini kemudian dipilih sampel melalui dua tahat>

an berikut :

1. Mengadakan klasifikasi sekolah menengah umum tingkat atas

yang ada di kotamadya Bandung berdasarkan statusnya dan

(26)

-42

didik, kendisi fisik sekolah dan kelengkapan sarana ser.

ta prasarana pendidikannya. Dengan besarnya sampel 10%.

2. Dari setiap sekolah yang terpilih sebagai sampel, ke

-mudian dipilih sampel untuk guru, secara acak sebesar

23 %.

C. Instrumen Penelitian.

Untuk memperoleh data yang diharapkan maka dalam pa

nelitian ini dipergunakan angket secara pre coded atau semi

coded dan studi kepistakaan, dengan sumber datanya antara

lain dokumen-dokumen tentang ketentuan atau aturan yang ta

lah ditetapkan, guru sebagai tenaga kependidikan inti, Ke.

pala Sekolah dan tenaga kependidikan penunjang lainnya.

Dari angket dan studi kepustakaan ini diharapkan da

pat diperoleh data mengenai :

-1. Variabel biaya pengelolaan sekolah beserta pendayagunaan

nya, yang meliputi besarnya biaya dan proporsi pengguna

annya.

2. Variabel produktivitas kerja guru, yang meliputi pelaksa

an tugas profesi keguruan baik dilihat dari sisi pengabdi

annya maupun kewenangannya.

3. Data lain yang diperkirakan erat kaitannya dengan kedua

variabel tersebut, sehingga bisa mempengaruhi atau menen

tukan gerak perubahannya.

(27)

5-6

43

D. Kerangka Analisis.

Data yang diperoleh akan diproses dan dianalisis sa

cara manual berdasarkan tabel-tabel kontingensi tertentu ,

agar sekaligus bisa dipergunakan untuk tes statistik dan

teknik analisa statistik. Tes statistik adalah uji statis

tik yang meliputi pengujian normalitas, homogenitas, keter.

gantungan atau independensi, linieritas, serta untuk mens,

etahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan

va

riabel terikat. Sedangkan teknik analisa statistik adalah

uji statistik yang bisa dipergunakan untuk mengukur berapa

besar keeratan hubungan antar kedua variabel tersebut, atau

berapa besar pengaruh perubahan variabel yang satu terhadap

perubahan variabel lainnya.

Karena dalam penelitian ini tidak hanya terdapat va

riabel bebas dan variabel terikat, melainkan ada pula varia

bel kontrol maka dalam pelaksanaannya analisis data dilaku

kan melalui dua tahapan, yaitu analisis tahap pertama ten

tang hubungan biaya pengelolaan sekolah dan kemungkinan pen

dayagunaannya dengan produktivitas kerja guru, serta anali

sis tahap kedua yang merupakan kelanjutan dari analisis ta

hap pertama, sebab menganalisa hubungan kedua variabel ter.

sebut manakala dimasukan variabel jenis kelamin dan peng

-alaman kerja guru sebagai variabel kontrol.

Dalam analisis tahap pertama data tentang biaya pe

ngelolaan sekolah dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu

(28)

dengan banyaknya peserta didik dan pendayagunaan biaya pe

ngelolaan sekolah yang meliputi, biaya pengelolaan sekolah

untuk guru sebagai tenaga inti kependidikan,

biaya peng.

elolaan sekolah untuk tenaga administratif dan biaya peng.

elolaan sekolah untuk pengadaan serta pemeliharaan sarana

dan prasarana pendidikan lainnya.

Dalam analisis tahap kedua yang dianalisa adalah hu

bungan tingkat produktivitas kerja guru dengan jenis ke.

lamin pada berbagai tingkat biaya pengelolaan sekolah yang

berlainan, serta hubungan antara tingkat produktivitas ker.

ja guru dengan pengalaman kerja guru pada berbagai biaya

pengelolaan sekolah yang berlainan. Karena analisis

tahap

kedaa ini melibatkan lebih dari dua variabel maka dalam ana

lisisnya memungkinkan dipergunakannya tes dan teknik anali

sa statistik bivariate atau multivariate.

Dari ungkapan diatas nampak jelas bahwa analisis ta

hap pertama ditujukan untuk menguji hipotesis utama melalui

pembuktian sub - sub hipotesisnya, sedangkan analisis tahap

kedua ditujukan untuk mengetahui variabel mana yang paling

menentukan perubahan variabel terikat seandainya

hubungan

kedua variabel utama, yaitu variabel bebas dan variabel ter.

ikat tidak memperlihatkan korelasi yang positif atau berada

dalam taraf korelasi yang rendah.

Apabila memungkinkan maka teknik analisa statistik

yang dipergunakan adalah teknik analisa statistik parame

(29)

-s

45

pergunakan tes statistik Chi Square untuk uji normalitas &

tes

statistik Anava serta t tes untuk uji statistik lainnya,

Dengan formulanya :

y2 _

C

( fo - fe )2

..

* =

C.

fe —

dimana :

p

X = Chi Square atau Kai Kwadrat

fo = frekwensi hasil observasi

fe = frekwensi yang diharapkan

Dengan kriteri keputusan populasi berdistribusi normal mana

2 p

kal X hitung lebih kecil daripada

yr

tabel dan sebaliknya

populasi berdistribusi tidak normal manakala X2 hitung la

bih besar daripada X2 tabel.

Untuk uji statistik anava dipergunakan tabel ringkas

an anava yang menggambarkan sumber variasinya, jumlah

sim-pang kwadrat, varians dan F hitung serta F tabel pada taraf

signifikansi 0.01 dan 0.05. Dengan formulanya :

F hitung = Varans Pertama,

& Varians kedua

Sedangkan kriteria fceputusannya untuk uji homogenitas, po

pulasi homogen bilamana F hitung lebih kecil daripada F ta

bel. Untuk uji linieritas, arah hubungan variabel linier ma

nakala F hitung lebih kecil daripada F tabel. Untuk uji in.

dependensi, variabel terikat mempunyai ketergantungan pada

variabel bebas manakala F hitung lebih besar daripada F ta

bel. Untuk uji aignifikansi, hubungannya signifikan atau

(30)

Teknik analisis statistik untuk mengetahui besarnya

keeratan hubungan diantara variabel yang diteliti mengguna

kan uji statistik korelasi, baik uji korelasi regresi, uji

korelasi " Spearman Product Moment ", maupun uji korelasi

Kendall. Dengan formulanya :

CXY - fr*>(CY)

_ -s- N

Regresi : r =

Va2-^ a2-^

n-tXY - (^X)(^Y)

Pearson : r =

\f

nex2 -(£X)2

n£Y2 -(Cy)2

€xy

Kendall : r =

V

Q2*y2

Sedangkan kriteria keputusannya, korelasi sangat rendah ma

nakala r^0.20, korelasi rendah manakala 0.20<r)o.40 , kore.

lasi sedang manakala 0.40{r>> 0.60, korelasi tinggi manakala

0.60(^0.80, korelasi sangat tinggi manakala r^0.80 .

Tes dan teknik analisa statistik ini tidak saja di

pergunakan untuk menganalisis hubungan diantara variabel uta

ma tetapi juga untuk menganalisis hubungan diantara kedua

variabel tersebut manakala sudah dimasukan variabel jenis

kelamin dan pengalaman kerja guru sebagai variabel kontrol.

(31)

Gb. 3-1 : POLA ANALISIS DATA

BESARNYA BIAYA PENGELOLAAN SE

KOLAH (X1)

JENIS KELAMIN

<x3)

BIAYA PE NGELOLAAN

SEKOLAH.

(X)

"2.1

-'2.2

"2.3

KOMPOSISI PENDAYA

GUNAAN BIAYA PE -NGELOLAAN SEKOLAH

(x2)

X2.^ 'X2.2

X2.3

PENGALAMAN KERJA GURU

(X^)

Biaya Pengelolaan Sekolah Untuk Pendapatan Guru

Biaya Pengelolaan Sekolah Untuk Pendapatan Tenaga

Administratif

Biaya Pengelolaan Sekolah

Untuk Sarana dan Prasarana

Pendidikan.

47

PRODUKTIVITAS

KERJA GURU(Y)

(32)

-Konsep Teoritis

1. Besarnya biaya pengelolaan se. ^

kolah per tahun

2. Komposisi aloka si biaya

penge-elolaan sekolah.

3. Produktivitas kerja guru

4. Jenis kelamin

5. Pengalaman kerja

Konsep Empiris

1. Banyaknya uang diperguna

kan untuk membiayai ke

-giatan sekolah selama sa

tu tahun ajaran.

""

2. Besarnya biaya yang di

-keluarkan untuk setiap komponen kegiatan pen

-didikan.

3.Kwantitas dan Kwalitas Pelaksanaan Tugas Guru

sebagai suatu profesi/

semester.

4.Jenis kelamin guru, apa kah laki-laki atau per

empuan.

5.Lamanya bekerja sebagai

guru.

Konsep Operasional

1. Jawaban responden tentang besarnya

biaya pengelolaan sekolah per tahun

per peserta didik

2. Jawaban responden tentang :

- besarnya imbalan jasa untuk guru

sebagai tenaga inti kependidikan

- besarnya imbalan jasa bagi Kepala

sekolah dan tenaga kependidikan penunjang lainnya.

- besarnya biaya untuk pengadaan ,

pemeliharaan dan

penggunaan sara

na serta prasarana pendidikan -lainnya.

3. Jawaban responden tentang pelaksana

an komponen-komponen tugas profesi

keguruan, yang meliputi tugas guru

sebagai : planner, inovator,

solu-tioner, manager, motivator dan eva

luator. "~

4. Status jenis kelamin guru, apakah :

laki-laki atau perempuan.

5. Jawaban responden tentang lamanya

-bekerja sebagai guru.

Y.Ahdiat, 1986

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, Fran, M., Klem, Laura., Terrence, N, Davidson.,

-Patrick, M, D, Malley., Willord, L, Rodgers., 1974.

A Guide For Selecting Statistical Techniques For

Analyzing Social Science Data. Survey Research -Centre-Institut For Social Research. The University

Of Michigan.

Brubacher, John, S., 1981. Modern Philosonhis Of Education. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company. New Delhi.

Bruner, Jerome, S., 1974. Relevance Of Education. Pinguin

Education.

Castetter, William, B., 1976. The Personnel Function In

-Educational Administration. Mac Millan Publishing

Coy. New York.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan., 1985. Keputusan Be£

sama Menteri Pendidikan Dc-;n Kebudayaan Dan Menteri

Keuangan Republik Indonesia, Tentang Peraturan

Sum-bangan Pembinaan Pendidikan dan Dana Penunjang Pen

didikan Sekolah Menengah. Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan. Jakarta.

ELchanan, Chon,; 1979. The Economics Of Education. Balli -nger Publishing Company. Cambridge. Massashussets.

Engkoswara., 1983. Kecentferungan Kehidupan Di Indonesia

Men.ielang Tahun 2000 Dan Implikasinya Terhadap Sis

tem Pendidikan. IKIP Bandung.

Gaffar, Mohammad Fakry., (....) TQC Dalam Pembinaan Produk

tivitas LPTK. Makalah.

Gibson, R, Oliver., And, Hunt, Hellord, C., 1976. The School

Personnel Administrator. Houghton Mifflin Company.

Boston.

Gilmore, John, V., 1974. The Productive Personality. Albion Publishing Coy. Ltd., New Delhi.

Hamijoyo, Santoso, S., 1984. Peran Pendidikan Untuk Me

-nunjang Kebijaksanaan Kependudukan. Makalah Dalam

Simposium " Pendidikan Dan Pembangunan Kualitas Hi dup Bangsa ". IKIP Bandung.

(34)

Hersey, Paul., and, HLanchard, Kenneth., 1977.

Management

Of Organizational Behavior. Utilizing Human

Resour-ces. Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs. New Yersey,

Hough, J,R., (....). A Study Of School Cost.

NFER Nelson

Publishing Company.

Hurlock, B, Elizabeth., 1979. Personality Development. Tata

Mc Graw Hill Publishing Coy, Ltd., New Delhi.

John, L, Roe., and, Morphet, L, Edgar., 1975. The Economic

& Financing Of Education. Prentice Hall Inc., Engle

wood Cliffs. New Yersey.

Kaufman, Roger, A., 1972. Educational System Planning .

Prentice Ball Inc. Englewood Cliffs. New Yersey.

Kohnout, Frans, J., 1971. Statistic For Social SMpn^s.

John Willey & Sons Inc. New York.

Lindquist, E, F., I97O. Statistical Analysis In Educational

Research. Oxford & IBH Publishing Co., Calcuta.

Mali, Paul., 1978. Improving Total Productivity. John Wi~

lley & Sons. New York.

Mc Manama, John., 1971. System Analysis For Effective

School Administration. Parker Publishing Company Inc.

New York.

Murdick, Robert, G., and, Ross, Joel, E., 1982. Information

System For Modern Management. Second Edition. Pren tice Hall Of India Private Limited. New Delhi.

Nasution, S., 1982. Methode Research. Jemmars. Bandung.

Oteng Sutisna., 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Dan

-Teoritis. Angkasa. Bandung.

Pierce, Truman, M., 1955. Better Teaching In School Adminis tration. Southern States Cooperative Program In

Educational Administration.

Schultz, Theodore, W., 1966. Investment In Human Capital . In Economic Analysis And Policy. Prentice-Hall. Inc. Englewood Cliffs. New Yersey.

Stanley, Elam., 1971. Performance-Based Teacher Education.

American Association Of Colleges For Teacher Educat

(35)

109

Steven, Kerr., and Slocum, John, W,,Jr., 1981. Controlling

•^!u erf0rmannft,\°f Pe0Ple In

to"""*™"™,

T"

^rif

P?ess

0rSanizatl°nal Design. Oxford University

-Sutermeister, Robert, A., I976. People And Productivity

.

Mc. Graw-Hill Book. Coy., Toronto.

Thomas, J, Alan., 1971. The Productive School. A System -Analysis Approach To Educational Administration.

-John Willey & Sons. Inc., New Sork.

Unesco. 1972. Teaching And Learning. Published By The

-United Nations Educational.

Scientific and Cultural

Oragnizations. Paris.

Vaizey, John., Keith, Norris., Sheehan, John., Line, Patrick

Manuela,Ferreira Leite., 1972. The Political Economy Of Education. John Willey. New York.

Wayne, K, Hoy., and Cecil, G, Misckel., 1978.

Educational-Administration. Theory. Research and Practice. Ran

dom House. New York.

Webster's., 1957. Webster's New Word Dictionary. Vol. II . The World Publishing. Coy. New York.

Weisbrod, A, Burton., 1979. Education and Investment In

-Hmman Capital. Washington University. Copied For

The Purpose Studi Guide Bacquire University.

Winston, Gordon, C., and O'Brien, Stephen, F., 1967. Modern

Economics. Houghton Mifflin Company-Boston.

Yayat Achdiat, 1975. Profesionalisasi Pendidikan Tenaga

-Kependidikan. Makalah. FPS-IKIP Bandung.

Zymelman, Manuel., 1973. Financing And Efficiency In Educat

ion. Nimrod Press. Boston.

(36)

DISKUSI DAN KESIMPULAN

A. Djskusj.

Dari hasil analisis data nampak bahwa produktivitas

kerja guru mempunyai ketergantungan pada biaya pengelolaan

sekolah, walau pada taraf korelasi rendah. Sehingga perubah

an pada biaya pengelolaan sekolah dapat menyebabkan perubah

an produktivitas kerja guru secara linier dan berarti, se

besar 7.83 %* Hasil ini mempunyai kesamaan dengan konsep

R.L. John dan E.L. Ijlorphet yang cenderung melihat bahwa se

makin besar biaya pendidikan semakin tinggi tingkat produk

tivitas, walau konsep produktivitas mereka lebih ditekan

kan pada aspek kwantitas sebab " cost not always related to

quality " dan biaya pengelolaan sekolah dalam penelitian

ini hanya merupakan bagian daripada biaya pendidikan.

Dengan demikian jelas bahwa biaya pengelolaan seko

lah mempunyai kaitan yang bermak'na dengan produktivitas

kerja guru sebagai komponen utama dalam upaya peningkatan

kwantitas dan kwalitas pendidikan. Karena itu biaya peng elolaan sekolah bisa dijadikan sebagai salah satu ukuran

atau penentu kwantitas dan "kwalitas pendidikan, sebab per.

bedaan dalam pembiayaan pendidikan dapat menimbulkan per

-bedaan kwantitas dan kwalitas pendidikan, sehingga semakin

besar biaya pengelolaan sekolah maka semakin tinggi kwanti

tas dan kwalitas pendidikannya.

(37)

)-2 19

Perbedaan kwantitas dan kwalitas pendidikan akibat

adanya perbedaan biaya pengelolaan sekolah timbul karena

kemampuan dalam penyediaan biaya dapat menentukan kesempat

an dalam memperoleh pendidikan, sebagaimana R.L. John dan

E.L. Morphet juga mengemukakan bahwa di setiap negara bagi an terdapat ketidaksamaan dalam memperoleh kesempatan pen didikan yang rentangannya akan lebih jelas daripada

rata-rata antar negara bagian dan pembelanjaan pendidikan di sa

luruh negara bagian di Amerika Serikat berhubungan langsung

dengan kwalitas pendidikan yang diberikan, atau rata-rata

mempunyai korelasi positif dengan indikator kwalitas yang

dipilih, walau tidak membenarkan adanya hubungan sebab aki

bat pada tingkat korelasi tinggi.

Disamping itu karena pendidikan secara konseptual

mempunyai hubungan dengan pertumbuhan ekonomi maka meningkat

nya kwantitas dan kwalitas pendidikan tidak hanya mem

berikan keuntungan pada individu yang bersangkutan tetapi

juga bagi masyarakat dan negara, karena itu wajar kalau ma

syarakat dan negara turut serta terlibat dalam penyediaan

biaya pendidikan, sebab menurut Zymelman Manuel tuntutan

akan pendidikan didorong pula oleh kepercayaan para pen

didik, ahli ekonomi dan politik bahwa mendidik anggota-ang

gibta masyarakat merupakan hal yang paling penting untuk ke

majuan ekonomi selanjutnya.

Menurut laporan komisi pembaharuan pendidikan nasio

(38)

80

cerminkan seluruh kemampuan sumber dana yang menunjang pe

laksanaan sistem pendidikan nasional. Karena itu diperlukan

berbagai upaya lain dalam rangka menggali sumber dana yang

telah ada secara lebih mendalam, serta pencarian sumber da

na lain seperti dana dari perusahaan yang menurut pengala&

an di berbagai negara sangat besar sumbangannya bagi pen

-didikan. Semua upaya ini menuntut adanya kesadaran dari ma

syarakat tentang perlunya keikutsertaan mereka dalam peng

adaan pembiayaan pendidikan, sehingga diperlukan adanya pe

nerangan yang terinci dan meluas serta seperangkat peratur.

an perundang-undangan sebagai jaminan hukum, disamping itu

aspek lain yang tak kalah pentingnya ialah perlunya pening

katan kemampuan administrasi personil pengelolanya agar da

na yang dialokasikan untuk pembiayaan pendidikan dapat di

pergunakan secara tepatguna.

Cara yang paling umum untuk menentukan kemampuan eko

nomi masyarakat dan individu dalam kegiatan pendidikan ada

lah dengan melihat pendapatan nasional dan pendapatan per.

capita, khususnya pengeluaran pendapatan yang dicurahkan un

tuk membiayai pendidikan, yang biasanya dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti minat dan sikap terhadap pendidikan

struktur pajak dan biaya hidup sehari-hari, keterlibatan ke

luarga dalam sekolah/pendidikan, serta reaksi terhadap pro

gram yang diberikan oleh sekolah, termasuk lulusannya.

Menurut James, Kelly dan Grams pengeluaran pendidik

(39)

5-3

81

ra

$

2,862 di Philadelphia serta $ 10,826 di San Fransisco

yang diukur menurut pengeluaran pajak kekayaan per kepala,

sedangkan hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa anggar.

an pemerintah untuk pendidikan pada Pelita IV adalah to.11.

697.310.728.000,- dengan jumlah penduduk 158.9 juta, sehing

ga rata-rata membiayai pendidikan + to. 73.614,29 atau ka

lau dihitung menurut harga kurs valuta asing sampai dengan

bulan Agustus 1986 = S 64.687 yang kemudian ditambah lagi

dengan pengeluaran yang bereumber dari DPP/SPP serta BP3 s£

besar fo. 78.185, 71,- atau $ 68.70.

Dari perbandingan tersebut nampak bahwa biaya pendi

didikan di negara kita masih jauh lebih rendah dibandingkan

dengan negara yang telah maju, karena itu perlu ada terobos

an terobosan, apalagi dengan adanya kecenderungan hubungan

timbal balik antara pendidikan dan pembangunan ekonomi. Te

robosan yang utama kalau bertolak dari upaya peningkatan

sumber daya manusia untuk pembangunan adalah melalui pening

katan sarana dan prasarana pendidikan, sebab antara sarana

dan prasarana pendidikan dengan produktivitas kerja guru se

bagai dasar untuk meningkatkan kwalitas pendidikan yang me

nunjang pembentukan manusia pembangunan mempunyai korelasi

terbesar bila dibandingkan dengan komponen lain dari biaya

pengelolaan sekolah.

Dalam biaya pengelolaan sekolah yang dikemukakan de ngan sendirinya sudah termasuk anggaran untuk gaji guru se

(40)

-82

ini rata-rata gaji guru di Kotamadya Bandung pada tahun 1985

adalah to. 136.128,1906,- atau 61,96% dari seluruh biaya pa

ngelolaan sekolah, yang kalau dihitung menurut harga kurs

valuta asing sampai dengan bulan Agustus 1986 = £ 79.83858

Sedangkan menurut hasil penelitian n The Department of

-Education and Science, Statistics of -Education " gaji guru

di Inggris pada tahun 1976 adalah £ 314 atau 69,6% dari sa

luruh penghasilan, menurut hasil penelitian Burgess and Pratt

rata-rata gaji guru adalah £ 279 atau 59,9$ dari .seluruh

penghasilan dengan tingkat gaji terendah £ 222 dan terting

gi £ 356. Sehingga gaji guru di Kotamadya Bandung pada ta

hun 1985 sama dengan 2d,927% gaji guru di Inggris pada ta

hun 1976/1977.

Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa secara

nominal terdapat peningkatan dalam pembiayaan pendidikan ,

sebab menurut hasil penelitian yang diungkapkan oleh

Ali-Sadikin pada tahun 1976 biaya pendidikan per murid SLTA di

Jakarta adalah fo. 80.900,- yang ditutup 34% dari anggaran

rutin dan 9,5% dari SPP, sedangkan pada saat ini rata-rata biaya pengelolaan sekolah sebagai bagian utama dari biaya

pendidikan per peserta didik SMTA fo. 151.800,- yang ditutup

oleh anggaran rutin dan anggaran pembangunan 48,49% serta

DPP/SPP dan BP3 sebesar 51,51%.

Walaupun kenaikan secara

nominal ini dalam kenyataanya masih diimbangi dengan ada

nya inflasi dan peningkatan jumlah peserta didik yang cu~

(41)

5-5

83

Adanya perbedaan tentang besarnya biaya pendidikan

dan perbedaan gaji guru dapat dijadikan sebagai cermin per.

bedaan kemampuan penyediaan biaya pendidikan, yang menurut

Samuelson antara lain disebabkan oleh :

a. Perbedaan dalam pemilikan kekayaan yang bersumber dari

perbedaan penghasilan, sehingga orang yang lebih kaya

akan lebih beruntung dalam memperoleh kesempatan pen

-didikan.

b. Perbedaan potensi individu atau personal ability, baik

phisik maupun mental yang tidak hanya mengakibatkan per.

bedaan kemampuan dalam memperoleh penghasilan tetapi ju

ga dalam memperoleh kesempatan pendidikan.

c. Perbedaan pendidikan, latihan dan kesempatan yang dapat

mengakibatkan adanya perbedaan dalam kemampuan memper

-oleh penghasilan dan pendidikan.

d. Perbedaan kesehatan dan derma perorangan (privat charity)

yang dapat mempengaruhi kemampuan ekonomi dalam kegiatan

pendidikan.

Penelitian tentang komposisi alokasi pendayagunaan

biaya pendidikan memperlihatkan adanya perbedaan sumber da

na dan perbedaan pendayagunaan biaya pengelolaan sekolah .

Perbedaan sumber dana dinampakan oleh perbedaan status SMA yaitu SMA Negeri dengan anggaran rutin, anggaran pembangun.

an dan DPP/SPP serta BP3 , sedangkan pada SMA Swasta sebagi

an besar bersumber dari masyarakat yang dinampakan dalam

(42)

84

Mengenai perbedaan pendayagunaan biaya pengelolaan

sekolah diperlihatkan dengan adanya keanekaragaman prosen

tase biaya pengelolaan sekolah untuk ketiga komponen varia

bel yang dipergunakan pada berbagai tingkat biaya pengelola

an sekolah, sehingga komposisinya ada yang biaya pengelola

an sekolah untuk guru lebih besar dari biaya pengelolaan un

tuk tenaga administratif dan lebih besar dari biaya penge

lolaan sekolah untuk sarana serta prasaran pendidikan (70%),

ada pula yang komposisinya biaya pengelolaan sekolah untuk

tenaga administratif lebih besar dari biaya pengelolaan se

kolah untuk guru dan lebih besar dari biaya pengelolaan se

kolah untuk sarana Serta prasarana pendidikan. Adanya per

bedaan ini dengan sendirinya menunjang konsep R.A. Kaufman

yang memandang pentingnya penyusunan skala prioritas yang erat kaitannya dengan alokasi sumber.

Dengan demikian kunci keberhasilan bujet program ia </^

lah adanya penyusunan konsep analisis yang tepat yang dapat

menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan oleh pendidik. serta membuat perencanaan " financial feasibility " untuk \/ setiap program yang akan diproyeksikan, antara lain dengan

membuat satu prosedur " trade off " ( pertukaran ) yang me

mungkinkan penggantian item bujet oleh item lain yang mampu

memberi manfaat yang lebih besar.

Selain menunjang konsep Kaufman, hasil penelitian

ini juga sejalan dengan hasil penelitian Owen tentang ku

(43)

-5-7

85

pada guru-guru disatu daerah dengan daerah lain pada 9 kota

besar di Amerika, sebab dari hasil penelitian ini juga ter.

lihat adanya perbedaan pengalaman kerja guru yang berkisar

antara 0.5 sampai dengan 45 tahun, dengan sebagian besar pe

ngalamannya kurang dari 10 tahun ( sebanyak 60,63% ). Se

dangkan untuk produktivitas kerja skore yang dicapai ber

-kisar antara 47,92% daai 79,17% dari skore total.

Dari hasil analisis tentang komposisi alokasi pen

-dayagunaan juga diperoleh taraf korelasi antara biaya peng

elolaan sekolah untuk guru dengan biaya pengelolaan sekolah

untuk tenaga administratif sebesar r,«= 0,63 dan antara bia

ya pengelolaan sekolah untuk guru dengan sarana serta pra

sarana pendidikan lainnya sebesar r = 0.59, atau pada taraf

korelasi sedang. Sehingga sesuai dengan hasil penelitian

-London Borought and ILEA yang juga memperlihatkan adanya hu

bungan positif pada taraf korelasi sedang antara gaji guru

per siswa dengan gaji lainnya dan juga dengan sarana serta

prasarana pendidikan, dengan taraf korelasi r = 0.4637 dan

r = 0.7741.

Dari hasil analisis data dan pembahasan nampak jet -las bahwa sebagian besar hasil penelitian ini ditunjang

a-tau mempunyai kesesuaian dengan hasil - hasil penelitian

terdahulu serta konsep-konsep yang telah dikemukakan para

akhli di negara lain, walau indikator variabel yang diper

gunakan dan nilai yang diperoleh berbeda satu sama lainnya.

(44)

mempunyai hubungan yang berarti dengan produktivitas kerja

guru, sebab biaya pengelolaan sekolah secara langsung bisa

dijadikan sebagai pendorong ( incentive ) bagi tenaga ke

pendidikan.

Dorongan adalah sarana organisasi yang bisa meningkat

kan motivasi, ability dan kepuasan kerja individu atau ke

lompok sehingga terangsang untuk bekerja lebih produktif,

di sekolah dorongan ini bisa berupa penghargaan atas pres

tasi yang dicapai. Menurut Chester Barnard dorongan bisa

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : Pertamaf Dorongan atau

rangsangan khusus ( specific inducement ) yang bisa berupa

materi, harta benda ataupun kondisi kerja yang menyenangkan

yang erat kaitannya dengan pengadaan, pemeliharaan dan peng

gunaan sarana serta prasarana pendidikan. Kedua, dorongan

umum ( general incentive ) yang meliputi iklim organisasi,

kepemimpinan serta suasana kerja umumnya.

Dari konsep diatas nampak bahwa dorongan khusus sa

cara langsung berhubungan dengan besarnya biaya pengelolaan

sekolah dan komposisi alokasi pendayagunaannya, sehingga ka

lau besarnya biaya pengelolaan sekolah meningkat dan pen -dayagunaannya juga lebih terarah maka dorongan khusus akan meningkat. Sedangkan dorongan umum yang berkenaan dengan

iklim organisasi dan kepemimpinan yang bisa mempengaruhi

suasana kerja, sehingga bisa menentukan penampilan kerja

atau produktivitas kerja guru, sebab penampilan seseorang

(45)

5-10 S>7

pribadi dan juga oleh kedudukannya dalam organisasi ter

-sebut sehingga tidak terlepas dari kondisi lingkungan, bu

daya, suasana perasaan yang kesemuanya bisa menentukan kua

litas internal dan perbedaan suasana organisasi.

Jadi iklim organisasi adalah merupakan produk akhir

yang akan menentukan keseimbangan kerja antara individu dan

organisasi, baik yang menyangkut peserta didik, guru maupun

tenaga penunjang kependidikan. Halpin dan Croft dalam

pe-nyelidikannya telah mengungkapkan konsepsi pengukuran iklim

organisasi yang mencakup hubungan guru dengan guru serta hu

bungan guru dengan kepala sekolah, sehingga diperoleh tiga

tipe iklim organisasi, yaitu : Pertama. " The open climate"

yang dinampakan dengan adanya dorongan dan semangat kerja

yang tinggi yang melekat erat-erat pada diri setiap person

il sekolah, sehingga perselisihan jarang terjadi. Kedua ,

" The closed climate " yang dinampakan dengan adanya dorong an dan semangat kerja yang rendah serta seringnya terjadi

pertengkaran atau ketidakcocokan antara guru dan kepala se

kolah. Ketiga, " The continuum climate " yang disebut pula sebagai " middle climate types " sebab iklim organisasi di liputi oleh batas antara the open-closed climate.

Konsep lain tentang pengukuran iklim organisasi di

kemukakan oleh Rensis Likert yang lebih menekankan pada as

(46)

bahwa pengawasan sepenuhnya terpusat pada pucuk pimpinan

dan upaya pencapaian tujuan harus sepenuhnya ditunjang oleh

organisasi formal, sehingga menimbulkan kurangnya kepercaya

an antara yang satu terhadap yang lainnya serta kurangnya

dorongan untuk kehidupan dan upaya pencapaian tujuan organ

isasi. Kedua. " Participative " yaitu suatu tipe organisa

si dimana pimpinan selalu berusaha untuk mensuport staff

-nya agar memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja demi

kepentingan organisasi, dengan pola komunikasi timbal ba

-lik. Sehingga hubungan pribadi diantara anggota organisasi

sangatlah erat, hangat dan penuh persahabatan, serta kerja

sama, pembagian kerja, loyalitas dan tanggung jawab bersama

juga baik, sebab masing-masing, memiliki rasa saling percaya.

Ketiga. " Benevolent-Authoritative "yang pada dasarnya ma

rupakan pembiasan dari Exploitative-Authoritative sehingga

sering dipandang sebagai " intermediate systems ", demikian

juga yang Keempat, " Consultative " yang lebih dekat

meng-arah pada participative.

Disamping hubungan antara guru dengan guru dan anta

ra guru dengan kepala sekolah, adapula iklim organisasi se

kolah yang menekankan pada aspek hubungan guru dan peserta

didik yang menghasilkan dua tipe organisasi, yaitu : Per

-tama. " The custodial school " yaitu kehidupan sekolah yang

tradisional serta bersifat otokratis dengan pengawasan yang

ketat, sehingga peserta didik hanya menerima saja apa yang

(47)

->-12

89

mahami perilaku pesertadidiknya. Kedua. " The humanistic

-School " yang memandang sekolah sebagai suatu masyarakat

tempat siswa bekerjasama, sehingga kehidupan sekolah ber

-sifat demokratis sebab situasi diciptakan sesuai dengan ke

butuhan peserta didik.

Konsepsi dan pengukuran iklim organisasi yang lebih

tuntas telah dikembangkan oleh George Stern dan Carl Steinhoff

dengan bertolak dari teori Henry A. Murray dan Kurt Lewin,

yang mengungkapkan bahwa perilaku adalah merupakan hasil

interaksi antara kepribadian dan lingkungan atau B = (P x E)

pada situasi perkembangan dan pengawasan tertentu.

Aspek lain dari dorongan umum adalah kepemimpinan . Membicarakan tentang kepemimpinan berarti tidak hanya mem

persoalkan pemimpinnya melainkan juga yang dipimpin, sebab

tidak akan ada pemimpin tanpa adanya yang dipimpin. Jadi konsep kepemimpinan tidak hanya tergantung pada posisi, pa

rilaku dan sifat khas dari pemimpin melainkan juga peran

lingkungannya. Sehingga tidak ada sifat-sifat kepemimpinan

yang berlaku umum sebab dalam situasi tertentu pemimpin ma

nunjukan sifat yang tertentu pula dengan bermacamragam pola

menurut situasi yane; dihadapinya. Padahal pemimpin adalah

orang yang mampu mempengaruhi aktivitas kelompok.

Dengan demikian tidak semua kepala sekolah adalah pe

mimpin yang sebenarnya, sebab pemimpin lazimnya lahir dan

tumbuh dari anggota kelompok pada situasi tertentu. Sedang

(48)

dalam suatu hierarchi birokrasi. Namun setiap kepala seko

lah dituntut untuk melaksanakan kepemimpinan karena struk

tur, kondisi ataupun karena tugas kelompok.

Menurut Chester I. Barnard efektivitas dan efisiensi

kegiatan kepemimpinan diukur dengan pencapaian tujuan organ,

isasi dan pemuasan motifmotif individual, konsep ini se

-jalan dengan pandangan Amitai Etzioni yang juga menekankan

pada dua aspek tertentu, yaitu : instrumental need atau pe

ngerahan sumber untuk mencapai suatu tujuan dan expressive

need atau integrasi sosial dan normatif dari anggota kelom

pok. Sedangkan upaya pencapaian tujuannya itu sendiri me

-nurut Darwin Cartwright dan Alvin Zander bisa diperoleh me

lalui " goal achievement " yaitu pencapaian beberapa tujuan

khusus atau upaya pencapaian tujuannya itu sendiri, serta

" group maintenance " yaitu pengukuhan atau integritas dari

kelompoknya sendiri.

Konsep yang lebih luas dikemukakan oleh David. G.

Bowers dan Stancey E. Seashore yang mengemukakan adanya em

pat dimensi pokok, yaitu : " suport " atau perilaku yang

dapat mendorong seseorang untuk merasa dihargai dan dianggap

penting, " interaction facilitation " yaitu perlakuan atau

fasilitas yang memungkinkan anggota kelompok saling ber

interaksi sehingga menyatu dan dapat saling memuaskan, "

-goal emphasis " atau perilaku yang dapat merangsang ahtusias

me dalam meraih tujuan kelompok dengan penuh rasa tanggung

(49)

?-14

91

anggota dalam mencapai tujuan dengan menyiapkan fasilitas

kerja atau layanan khusus.

Dari berbagai konsep diatas nampak bahwa keefektipan

pimpinan bisa dilihat dari keberhasilannya dalam mencapai

tujuan organisasi, dengan dimensi perilaku kepemimpinannya

mencakup pertimbangannya ( consideration ) serta perancang

an dan pengarahannya. Pertimbangannya bercirikan upaya ma

motivir para anggota kelompok untuk menerima tujuan kelom

pok dan mengerjakan tugas kelompok, serta memelihara ke

-selarasan internal dan kepuasan anggota kelompok, dengan

menciptakan persahabatan, saling mempercayai, saling

menghargai dan kehangatan serta kemesraan hubungan antara pe

mimpin dan yang dipimpin. Sedangkan perancangan dan peng

-arahan bercirikan upaya penetapan pola organisasi, saluran

komunikasi, serta metoda atau prosedur yang tepat untuk men

capai tujua& organisasi dan raengkoordinasikan kegiatan ke

giatan para anggota kelompoknya.

Menurut Haplin dan Winer, dimensi perilaku kepemim

pinan ini 83% menentukan perbedaan perilaku kepemimpinan ,

termasuk tipe atau gaya kepemimpinannya. Seorang pemimpin dikatagorikan otoriter manakala secara kuat mencengkramkan kekuasaannya kepada anggota kelompok dengan raengembangkan

fungsi-fungsinya yang mutlak dan secara aktif menolak per.

ubahan dalam fungsinya, dengan cara mencegah anggota

ber-peran serta, memaksakan tujuan yang belum tentu sesuai de

(50)

gagasannya hebat dan penting untuk kelompok sebab umumnya

pemimpin sendiri yang menentukan kebijakan kelompok, d i a

sendiri yang meranoang rencana-rencaha penting beserta urut

an langkah-langkahnya, dia menjadi orang terakhir yang mem

pertimbangkan perlu tidaknya anggota kelompok diberi hukum

an atau ganjaran, bahkan nasib setiap individu dalam ke

-lorapok berada ditangannya.

Tipe kepemimpinan yang lain adalah demokratis yang

cenderung mengajak para anggota kelompok untuk berperan

-serta dalam kegiatan kelompok dan penetapan tujuan-tujuan,

dengan memberikan tanggung jawab tertentu. Mengurangi ke

-tegangan dan pertentangan dalam kelompok, mencegah tercipta

nya struktur kelompok yang hierarchis yang memupuk

tumbuh-nya dominasi, dengan pertimbangan kelompoktumbuh-nya dapat berjalan

baik walaupun tanpa kehadirannya.

Kedua tipe kepemimpinan ini memiliki kelebihan dan

kekurangan, sehingga tidak selamanya satu tipe itu diterima

sedangkan tipe lainnya ditolak atau dikecam, sebab tergan tung pada kondisi yang dihadapinya. Menurut hasil peneliti an Lippit tipe otoriter umumnya diterima pada kelompok yang

patuh atau penurut ( submissive group ), sedangkan menurut

Peak, Lenzetta dan Ziller tipe kepemimpinan otoriter juga diterima oleh mereka yang secara emosional merasa tidak

-aman.

(51)

-5-16

93

lompok sejawatnya, termasuk pelaksanaan tugas kelompok. da

lam konsepsi ini Hackman dan Morris (1975) telah mengidenti

fikasikan tugas kelompok sebagai memiliki dua fungsi se

-cara simultan, yaitu sebagai perang

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian ini akan melihat pada aspek bagaimana tudang sipulung itu sebagai media komunikasi tradisional yang dapat berbagi informasi dalam meningkatkan

Penelitian mengenai sintesis nanokomposit TiO2/zeolit, sebelumnya pernah dilakukan dengan menggunakan zeolit sintetik, sedangkan dalam penelitian ini akan digunakan zeolit alam

kurikulum yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Praktikan, sesuai denganc. persyaratan yang ditentukan dalam penyelenggaraan pendidikan

Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kota Semarang dan Yayasan Muslimin Kota Pekalongan (YKMP) adalah nazhir badan hukum yang mengelola tanah wakaf secara produktif. Pengelolaan

[r]

Di tahun 2016 Bank Mandiri Kembali menyelenggarakan proram WMM dengan format baru dan memberikan apresiasi memiliki keinginan yang besar untuk membangun.. + | Apa

Permasalahan tersebut adalah : Proses pemasaran yang dilakukan masih menggunakan cara tatap muka, dimana dibutuhkan banyak waktu dan tenaga yang tidak cukup efektif untuk

daya DC, tapi tidak bisa diatur tanpa menggunakan driver , maka diperlukan suatu rangkaian driver yang berfungsi untuk mengatur kerja dari motor.. dapat dilihat