MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di RA Raudlatul Jannah
Cikajang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
YULIAH
1010104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
▸ Baca selengkapnya: bagaimana menilai musik dari tekstur musikal
(2)Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
================================================================== MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di RA Raudlatul Jannah
Cikajang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung)
Oleh
Yuliah
1010104
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Yuliah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN YULIAH
1010104
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA (PenelitianTindakan Kelas pada Anak Kelompok B di RA Raudlatul Jannah
Cikajang Desa Lamajang Kecamatan PangalenganKabupaten Bandung) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
:
Pembimbing I
Vina Adriany, M.Ed., Ph.D NIP : 19760126 2003122001
Pembimbing II
Dr. Nur Faizah Romadhona. M.Kes NIP : 19701129 2003122001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN YULIAH
1010104
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA
(PenelitianTindakan Kelas pada Anak Kelompok B di RA Raudlatul Jannah Cikajang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI
:
Penguji I Penguji II
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Heny Djoehaeni, S.Pd., M.Si NIP. 19600707 198601 2 001 NIP. 19700724 199802 2001
Penguji III
Rita Mariyana, MPd NIP: 19780308 200112 2001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
YULIAH (1010104) MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di RA Raudlatul Jannnah Cikajang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan musikal anak kelompok B di RA Raudlatul Jannah Cikajang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Salah satu faktor penyebabnya yaitu upaya guru untuk mengembangkan kemampuan musikal anak belum optimal. Anak belum diberi kesempatan untuk menghasilkan banyak ide dalam bermusik. Kegiatan pengembangan musik yang dilaksanakan di RA Raudlatul Jannah masih bersifat meniru dan kurang variatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan musikal anak melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dari batok kelapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Adapun rancangan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dari model kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini berlokasi di kelompok B RA Raudlatul Jannah Cikajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, dengan subjek penelitian 16 orang anak. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan musikal anak dengan persentase pada akhir siklus I yaitu: Berkembang Baik 18,75 %, Dalam Proses 62,5 % dan yang Perlu Stimulus 18,75 %, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 68,75 % anak termasuk kategori Berkembang Baik, Dalam Proses 25 % dan yang Perlu Stimulus 6,25 %. Berdasarkan dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan alat musik perkusi dari batok kelapa dapat meningkatkan kemampuan musikal anak di RA Raudlatul Jannah. Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk menggunakan alat musik perkusi dari batok kelapa ini sebagai salah satu alat musik alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan musikal pada anak usia dini.
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
YULIAH (1010104) INCREASE IN CHILDREN MUSICAL ABILITY TO PLAY PERCUSSION INSTRUMENT FROM COCONUT SHELL
(Classroom Action Research on Children in the RA group Raudlatul Jannnah Cikajang Lamajang Village District of Bandung Regency Pangalengan)
ABSTRACT
This research was motivated by the low ability child musical group B in RA Raudlatul Jannah Cikajang Lamajang Village District of Bandung Regency Pangalengan. One contributing factor is the efforts of teachers to develop a child's musical ability is not optimal. Children have not been given the opportunity to generate a lot of ideas in music. Musical development activities are conducted in RA Raudlatul Jannah still imitate and less varied. The purpose of this study is to determine the improvement of children's musical ability through playing percussion instruments from coconut shells. The method used in this study is the method of Classroom Action Research (CAR), which consists of two cycles. The design of the research design used in this study was developed from the model of Kemmis and Mc Taggart which consists of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. Classroom Action Research is located in the RA group B Raudlatul Jannah Cikajang Pangalengan District of Bandung Regency, with 16 research subjects children. The results showed an increase in the percentage of children with a musical at the end of the first cycle, namely: Developing Good 18.75%, 62.5% and Processes Need Stimulus 18.75%, while in the second cycle has increased very significantly, at 68 , 75% of children categorized Developing Good, In process 25% and the Need Stimulus 6.25%. Based on these results, the researchers concluded that the use of percussion instruments from coconut shells can increase a child's musical ability in RA Raudlatul Jannah.
Recommendation of this study is to use a percussion instrument from the coconut shell as one of alternative instruments that can improve musical abilities in early childhood.
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA A. Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini ... 8
B. Hakekat Musik ... 10
1. Pengertian Musik ... 10
2. Unsur-unsur Musik ... 11
3. Instrumen-Instrumen Musik ... 13
C. Kemampuan Musikal Anak TK ... 13
1. Pengertian Kemampuan Musikal ... 13
2.Tahap Perkembangan Musikal Anak TK ... 14
3. Karakteristik Musikal Anak ... 15
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Musikal Anak ... 16
D. Konsep Bermain ... 18
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Bermain bagi Anak TK ... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil RA Raudlatul Jannah ... 37
1. Kondisi Objektif RA Raudlatul Jannah ... 37
2. Kegiatan Rutin Proses Pembelajaran RA Raudlatul Jannah ... 42
B. Hasil Penelitian ... 43
1. Kondisi Objektif Kemampuan Musikal Anak Kelompok B di RA Raudlatul Jannah Sebelum Penggunaan Alat Musik Perkusi dari Batok Kelapa ... 43 Raudlatul Jannah Setelah Bermain Alat Musik Perkusi dari Batok Kelapa ... 59
3. Peningkatan Kemampuan Musikal Anak Kelompok B di RA Raudlatul
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Batok Kelapa ... 72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 74
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Kurnia, 2009).
Anak usia dini merupakan periode perkembangan yang cepat yang terjadi
dalam banyak aspek perkembangan. Ia memiliki karakteristik tertentu yang khas
dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia
seutuhnya. Anak memiliki potensi yang harus dikembangkan
(Wahyudin&Agustin, 2011). Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena
yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran untuk anak usia dini. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menstimulasi kecerdasan anak usia dini yaitu pembelajaran dengan menggunakan
musik (Noorlaila, 2010).
Musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena
musik dapat menjadikan orang merasa senang, gembira dan nyaman. Mahmud
(1995:8) menuturkan bahwa musik adalah salah satu cabang seni yang tertua.
Musik bersifat natural dan merupakan komponen penting pada perkembangan
anak-anak. Menurut Frank Wood dalam Suyadi (2014), musik adalah bahasa
perdana otak, dan menyanyi adalah jenis musik paling awal.Sousa dalam Suyadi
(2014) berpendapat bahwa musik dapat membantu anak-anak dalam memadukan
emosional dan intelektualnya, musik juga mempengaruhi fisik dengan cara
mengubah kecepatan detak jantung, sistem pernafasan, tekanan darah dan gerakan
2
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak, bahkan sejak dalam
kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat
mengembangkan kecerdasan anak.Usia 3-6 tahun adalah saat yang paling tepat
untuk mulai mengajak anak memainkan musik, karena pada rentang usia inilah
berlansung perkembangan pendengaran anak yang paling pesat ( Adiningsih,
2008).
Beberapa penelitian di bidang neurosains juga menunjukkan bahwa bayi
yang berusia tiga bulan dapat mempelajari dan mengingat gerakan-gerakan
tertentu ketika lagu-lagu tertentu dinyanyikan, dan ketika anak-anak memasuki
usia prasekolah, secara spontan mampu menggunakan musik pada saat bermain
dan berkomunikasi (Suyadi, 2014). Hal ini karena musik dapat membantu
perkembangan otak dan memberikan efek positif, diantaranya pada hubungan
struktur otak, kemampuan koordinasi umum, mental dan fisik serta kreativitas
personal (Sheppard, 2007).
Gardner dalam Musfiroh dalam Maula (2011) berpendapat bahwa
kemampuan musikal merupakan potensi kemampuan yang tumbuh paling awal
dan muncul secara tidak terduga dibandingkan dengan bidang lain pada
intelegensi manusia. Kemampuan ini melibatkan kepekaan terhadap suara, nada,
ritme, melodi, harmoni dan notasi. Kemampuan akan musik ini mempunyai lokasi
diotak bagian kanan. Sedangkan menurut Adiningsih (2008:7), kecerdasan
musikal adalah kecerdasan untuk mengolah atau memanfaatkan sesuatu yang
berkaitan dengan irama, nada dan suara termasuk suara-suara yang bersumber dari
alam.
Pelaksanaan seni musik di TK tidak ditujukan untuk mengarahkan anak
menjadi seorang seniman atau seseorang yang mahir memainkan alat musik
tertentu, tetapi lebih memfokuskan kepada kompetensi/kemampuan musikal, yaitu
kepekaan musikal, daya apresiasi dan kreativitas (Yuliartien, 2011). Aktif bermain
musik mempunyai efek yang lebih baik dari pada menjadi pendengar musik secara
pasif, karena bermain musik bagi anak dapat menstimulasi gerak motorik halus
anak (Suyadi, 2014). Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya apabila pelajaran
3
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada kegiatan bermain alat musik dari pada hanya sekedar bernyanyi atau
mendengarkan lagu. Kegiatan musik dapat meletakkan dasar bagi perkembangan
minat dan bakat musik anak selanjutnya (Mahmud, 2005). Sheppard (2007:121)
juga mengungkapkan bahwa menciptakan dan memainkan musik akan membawa
kepuasan kreatif dan kegembiraan bagi anak. Untuk mengembangkan musikalitas
anak, kita dapat menggunakan alat-alat musik yang mudah dan tepat digunakan
oleh anak. Adiningsih (2008:4) juga mengungkapkan bahwa karakter yang
dimiliki anak usia TK salah satunya yaitu tertarik untuk memperlajari alat musik
tertentu. Anak-anak umumnya tertarik untuk memainkan alat musik dan
menciptakan irama yang selaras, sehingga ia akan tampak menikmati ketika
memainkannya.
Alat musik yang dapat dimainkan oleh anak TK salah satunya adalah alat
musik perkusi. Menurut Mahmud (1995:66) alat musik perkusi atau alat musik
pukul merupakan alat musik yang bunyinya ditimbulkan oleh pukulan sebuah
benda dengan benda lain. Melalui alat musik perkusi, diharapkan anak dapat
belajar mengenai pola ketukan serta melatih kepekaan rasa (Yuliartien, 2011).
Berdasarkan hasil observasi awal, maka diperoleh data bahwa saat ini
kemampuan musikal anak kelompok B di RA Raudlatul Jannah belum optimal.
Hal ini terlihat seperti pada saat guru bernyanyi, anak hanya mengikuti saja dan
ketika guru meminta anak untuk bernyanyi sambil bertepuk tangan, tidak semua
anak melakukannya. Anak-anak terkesan bosan dengan cara bernyanyi sambil
bertepuk tangan yang mereka lakukan setiap hari. Tepukan anak-anak juga tidak
berpola pada saat bernyanyi bahkan beberapa anak memukul-mukul meja dengan
keras dan bernyanyi dengan teriak. Hal tersebut karena selama melaksanakan
observasi awal, peneliti mengamati bahwa upaya guru untuk mengembangkan
kemampuan musikal anak belum optimal. Anak belum diberi kesempatan untuk
menghasilkan banyak ide dalam bermusik. Kegiatan pengembangan musik yang
dilaksanakan di kelompok B RA Raudlatul Jannah masih bersifat meniru dan
kurang variatif. Anak-anak hanya melakukan kegiatan mendengarkan musik dan
bernyanyi saja tanpa ada indikator-indikator yang dapat mengembangkan
4
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurangnya penguasaan guru terhadap alat musik tertentu serta kurangnya alat
musik yang dapat digunakan oleh anak dibandingkan dengan jumlah anak didik,
sehingga anak seringkali berebut alat musik yang ingin dimainkannya. Oleh
karena itu, sangat perlu bagi seorang pendidik untuk mengembangkan berbagai
alat musik alternatif yang dapat dijadikan media untuk bermain musik bagi anak
usia dini.
Berdasarkan hasil refleksi awal melalui diskusi dengan guru, disepakati
bahwa salah satu upaya untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan cara
bermain alat musik perkusi menggunakan media batok kelapa. Batok
kelapa/tempurung kelapa merupakan salah satu bagian dari buah kelapa. Bagian
ini sangat keras sehingga mampu melindungi daging buah yang berada di
dalamnya. Dulu, batok kelapa hanya menjadi limbah, kalaupun dimanfaatkan
hanya sebagai bahan bakar. Kini, batok kelapa banyak yang diolah menjadi arang,
asap cair, produk kerajinan dan sebagai media pembelajaran (Kaleka, 2013).
Penulis memilih media batok kelapa sebagai media pembelajaran ini, agar anak
terasah kecerdasan musikal dan kecerdasan naturalisnya dengan memanfaatkan
barang limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi mereka.
Batok kelapa digunakan dengan cara dimainkan sebagaimana alat musik
perkusi biasa. Dengan cara ini diharapkan anak dapat mengerti ketukan, tempo
(cepat atau lambat) dan selanjutnya dapat memainkan alat musik perkusi dari
batok kelapa ini menjadi suatu bentuk irama yang unik jika dimainkan secara
berkelompok.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti secara langsung
penerapan media batok kelapa sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan musikal pada anak kelompok B di RA Raudlatul Jannah. Penulis
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak dalam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi dari
Batok Kelapa”.
5
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan musikal anak kelompok B di RA
Raudlatul Jannah sebelum menggunakan alat musik perkusi dari batok
kelapa?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran bermain alat musik perkusi dari batok
kelapa pada anak kelompok B di RA Raudlatul Jannah?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan musikal anak kelompok B di RA
Raudlatul Jannah setelah bermain alat musik perkusi dari batok kelapa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan musikal anak kelompok B di RA
Raudlatul Jannah sebelum menggunakan alat musik perkusi dari batok
kelapa
2. Mengetahui penerapan pembelajaran musik dengan menggunakan alat
musik perkusi dari batok kelapa pada anak kelompok B di RA Raudlatul
Jannah
3. Mengetahui perkembangan kemampuan musikal anak kelompok B di RA
Raudlatul Jannah setelah menggunakan alat musik perkusi dari batok
kelapa
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan
wawasan baru bagi anak dalam meningkatkan kemampuan musikal dengan
menggunakan alat musik perkusi daribatok kelapa.
6
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih
mengembangkan mutu pendidikan di TK, agar dapat menunjang
perkembangan anak secara signifikan.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam meningkatkan
kemampuan musikal anak, serta menjadi acuan bagi peneliti untuk
melakukan penelitian di masa mendatang.
4. Bagi Mahasiswa PG PAUD
Dapat menjadi rujukan atau masukan untuk penelitian selanjutnya,
khususnya tentang peningkatan kemampuan musikal anak.
5. Bagi lembaga RA Raudlatul Jannah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi sebagai
masukan yang baik guna mengupayakan dan meningkatkan program
pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan kemampuan musikal anak.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni
bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka yang berisi tentang kajian mengenai teori
karakteristik pembelajaran anak usia dini, hakekat musik, kemampuan
musikal anak TK, konsep bermain dan media batok kelapa.
Bab III metode penelitian, yang membahas tentang subjek dan
lokasi penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yaitu hasil penelitian dan
pembahasan mengenai masalah penelitian
Bab V simpulan dan saran, yang berisi tentang kesimpulan hasil
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal
(RA) Raudlatul Jannah Cikajang, Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung-Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada awal
bulan November 2013 sampai bulan April 2014. Jumlah siswa yang
dijadikan subjek penelitian yaitu 16 orang siswa, yang terdiri dari 7 orang
laki-laki dan 9 orang perempuan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
menurut Arikunto (2012) yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Sedangkan pengertian Penelitian
Tindakan Kelas menurut Sanjaya adalah suatu proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk
memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari
tindakan tersebut (Sanjaya, 2013).
C. Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan adalah PTK model siklus
(Sanjaya, 2013:156) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart
(1998). Prosedur penelitian berdasarkan model PTK dalam bentuk siklus
melalui proses yang dinamis terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1) Refleksi awal, yaitu proses kegiatan menganalisis pembelajaran yang
berlangsung. Hasil dari refleksi awal yaitu peneliti merasakan adanya
24
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Melakukan studi pendahuluan, dengan mengkaji literatur dan melakukan
konsultasi dengan orang yang dianggap memiliki keahlian dalam proses
pembelajaran.
3) Menyusun perencanaan awal tentang tindakan sesuai dengan hasil studi
pendahuluan
4) Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan perencanan
awal. Pada putaran ini dilakukan tiga kegiatan yakni:
a. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan perencanaan awal
b. Melakukan observasi selama tindakan berlangsung sesuai dengan
instrumen penelitian
c. Melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi dengan observer untuk
mengkaji dan menganalisis proses kegiatan hingga ditemukannya
berbagai kelemahan tindakan serta mengkaji informasi tentang efek
yang ditimbulkan dari adanya tindakan.
5) Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil refleksi pada putaran
pertama.
6) Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap kedua,
seperti yang dilakukan pada tindakan tahap kesatu.
Secara garis besarnya, dalam setiap siklus atau putaran
PTK dilakukan empat kegiatan pokok (Sanjaya, 2013), yaitu:
1) Perencanaan
2) Melaksanakan tindakan
3) Observasi atau pemantauan
4) Refleksi
Santyasa dalam Maula (2011) mengungkapkan bahwa PTK
merupakan proses pengkajian suatu masalah pada suatu kelas melalui
sistem daur ulang dan berbagai kegiatan. Berikut digambarkan proses
34
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart
(Arikunto, 2012:16)
Desain penelitian
A. Siklus Pertama
1. Perencanaan meliputi penentuan :
a. Tujuan
1) Kemampuan Mendengar :
- Anak dapat menyanyikan lagu dengan diiringi alat musik perkusi
dari batok kelapa
- Anak dapat menjawab pertanyaan guru terkait lagu yang
dinyanyikan
- Anak dapat menirukan cara memegang dan memainkan alat musik
perkusi dari batok kelapa
2) Kemampuan Meragakan : Perencan
Refl SIKLUS Pelaksan
Pengama
Perencan
Refl SIKLUS Pelaksan
44
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Anak bersama dengan guru menyanyikan kembali lagu yang
dinyanyikan pada video permainan alat musik perkusi sambil
bertepuk tangan
- Anak memainkan alat musik perkusi dari batok kelapa sesuai
dengan irama dan ketukannya
3) Kemampuan Berkreativitas :
- Anak mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu
- Anak memainkan alat musik perkusi dari batok kelapa sesuai
dengan keinginannya
b. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I tindakan I yaitu:
- Anak menyaksikan video permainan alat musik perkusi dari batok
kelapa
- Anak menjawab pertanyaan guru terkait dengan video permainan
alat musik perkusi dari batok kelapa yang ditayangkan
- Anak menirukan cara memegang dan memainkan alat musik
perkusi dari batok kelapa
- Anak mengekspresikan gerakan sesuai syair lagu dan memainkan
alat musik perkusi dari batok kelapa sesuai keinginannya
c. Kegiatan yang dilakukan pada Siklus I tindakan II yaitu:
- Anak dicontohkan oleh guru menyanyikan lagu dan memainkan
alat musik perkusi dari batok kelapa
- Anak menjawab pertanyaan guru terkait lagu yang dinyanyikan
- Anak menirukan cara memegang dan memainkan alat musik
perkusi dari batok kelapa
- Anak mengekspresikan gerakan sesuai syair lagu dan memainkan
alat musik perkusi dari batok kelapa sesuai dengan keinginannya
- Anak bermain alat musik perkusi dari batok kelapa secara
berkelompok
54
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan memperhatikan rencana kegiatan tersebut, guru bersama
dengan peneliti mempersiapkan kegiatan di dalam kelas sebagai
berikut:
2. Pelaksanaan pembelajaran :
Kegiatan dimulai dengan kegiatan awal, yaitu bernyanyi dan
berdo’a. kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi sebagai
pengantar pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan informasi
awal mengenai topik tertentu dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Apersepsi yang dilakukan pada kali ini yaitu mengenai alat musik
perkusi dari batok kelapa sebagai alat musik alternatif dari bahan
limbah yang dimanfaatkan sebagai alat musik. Guru menjelaskan
materi dan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan. Lalu guru
menjelaskan secara singkat alat musik perkusi dari batok kelapa,
mengenai bentuk dan cara memainkannya secara langsung. Kemudian
guru memberikan pengalaman dengar dengan memutar rekaman video
permainan alat musik dari batok kelapa, lalu guru meminta anak
melakukan cara dasar memainkan alat musik perkusi dan mengarahkan
anak untuk bernyanyi dan bergerak sesuai dengan irama musik.
Selanjutnya, guru memberikan pengalaman meragakan alat musik
perkusi kepada anak membentuk irama musik dan berkreasi
memainkan alat musik perkusi sesuai dengan keinginannya.
3. Observasi atau pengamatan
Dalam tahap ini, guru melakukan pengamatan dari setiap
tahapan tindakan yang dilakukan oleh anak dalam menggunakan alat
64
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan berlangsung, lalu menyimpulkan kegiatan yang telah
dilaksanakan
4. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah kegiatan secara keseluruhan
telah selesai dilaksanakan. Pada tahap refleksi tersebut, guru
mendiskusikan hasil kegiatan penelitian dengan teman sejawat untuk
mengukur sejauhmana keberhasilannya. Refleksi dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kemampuan
musikal anak dalam kegiatan yang telah dilakukan serta mengkaji dan
menganalisis permasalahan atau hambatan-hambatan dalam proses
kegiatan pembelajaran serta perencanaan siklus tahap kedua.
B. Siklus Kedua
Pelaksanaan siklus kedua ini dengan memperhatikan hasil refleksi
pada siklus pertama. Pada kegiatan siklus kedua ini, guru mambagi anak
menjadi dua kelompok dengan kegiatan yang berbeda, yaitu kelompok
penari dan kelompok yang memainkan alat musik. Hal tersebut dilakukan
untuk meneliti lebih jauh mengenai perkembangan kemampuan musikal
setiap anak. Kelompok ini bersifat fleksibel yaitu kelompok penari dapat
menjadi kelompok pemain alat musik begitu pula sebaliknya, sehingga
semua anak memiliki kesempatan dan pengalaman yang sama dalam
kegiatan. Selain itu, guru juga menyiapkan alat bantu baru untuk
memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Berikut adalah rencana
kegiatan pada siklus kedua:
1. Perencanaan
Pada perencanaan siklus kedua ini, selain mempersiapkan alat
musik perkusi dari batok kelapa, guru juga mempersiapkan alat penunjang
baru dalam kegiatan, yaitu media gambar pahlawan Ibu R.A Kartini juga
bendera merah putih kecil sebanyak anak yang ikut sebagai penari. Hal ini
disesuaikan dengan tema yang akan dilakukan, yaitu tema Tanah Airku,
74
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nasional. Selain gambar pahlawan dan bendera, guru juga menyiapkan
teks lagu RA Kartini untuk dikenalkan kepada anak.
a. Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua tindakan I yaitu:
membawa bendera merah putih kecil
- Anak mencoba bernyanyi dengan iringan musik perkusi dari batok
kelapa
- Anak bermain alat musik dari batok kelapa sesuai notasi lagu
3) Kemampuan berkreativitas
- Anak mengekspresikan gerakan bebas sesuai dengan lagu yang
dinyanyikan
- Anak dapat memainkan alat musik perkusi dari batok kelapa secara
bersama
b. Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua tindakan II yaitu:
1) Kemampuan Mendengar:
84
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Anak bernyanyi dengan iringan musik perkusi dari batok
kelapa
- Anak bermain alat musik dari batok kelapa sesuai notasi lagu
3) Kemampuan berkreativitas:
- Anak mengekspresikan gerakan bebas sesuai dengan lagu yang
dinyanyikan
- Anak memainkan alat musik perkusi dari batok kelapa secara
berkelompok.
2. Pelaksanaan
Guru membuka kegiatan pada siklus kedua ini dengan melakukan
apersepsi melalui kegiatan bercakap-cakap mengenai pengalaman anak
dalam bermain alat musik perkusi dari batok kelapa yang telah
dilakukan pada kesempatan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan
bahwa anak-anak akan kembali bermain alat musik perkusi dari batok
kelapa pada hari tersebut dengan menyanyikan lagu yang berbeda dari
sebelumnya. Lalu guru menjelaskan materi yang akan disampaikan
dan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.
Setelah selesai menjelaskan materi, guru memperkenalkansebuah
lagu nasional yang berjudul R.A Kartini. Guru memberikan contoh
dengan menyanyikan lagu tersebut, kemudian meminta anak untuk
mengulang setiap bait lagu dan pada akhirnya guru meminta anak
untuk bernyanyi bersama dengan guru sambil bertepuk tangan.
Kemudian, guru membagi anak menjadi dua kelompok, yaitu sebagai
dan kelompok penari menggerakkan tubuhnya sesuai irama lagu
sambil membawa bendera merah putih.
94
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru melakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan yang
dilakukan pada tahapan siklus kedua ini, dan mencatat semua kejadian
yang berhubungan dengan tujuan penelitian, lalu menyimpulkan
kegiatan yang telah dilaksanakan.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi tersebut, guru membahas kembali mengenai
kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus kedua dan menilai
perkembangan kemampuan musikal anak dengan menggunakan alat
musik dari batok kelapa.
D. Definisi Operasional
a. Kemampuan Musikal adalah kemampuan anak untuk mengungkapkan isi
dan pesan musik atau nyanyian, yang meliputi kemampuan mendengar,
kemampuan meragakan dan kemampuan berkreativitas (Mahmud,
1995:51)
b. Alat musik perkusi yaitu alat musik yang bunyinya ditimbulkan oleh
pukulan sebuah benda dengan benda lain (Mahmud, 1995:66)
c. Batok Kelapa merupakan salah satu bagian dari buah kelapa yang
dijadikan alat musik alternatif.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini
mencerminkan juga cara pelaksanaannya, maka sering juga disebut dengan
teknik penelitian (Sanjaya, 2013:247).Instrumen dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan musikal anak RA Raudlatul
Jannah terhadap penerapan alat musik perkusi dari batok kelapa. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat pengumpulan
data dengan menggunakan pedomanobservasi, dokumentasi dan catatan
104
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pengembangan instrumen, peneliti mengembangkan
instrumen penelitian dari Maula (2011). Dalam penelitian Maula (2011)
hanya sampai indiktor lalu penulis mengembangkannya berupa item-item
penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Menurut Sanjaya (2013:270) observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang
akan diamati atau diteliti. Observasi ini dilakukan untuk memantau
proses dampak penerapan media batok kelapa untuk meningkatkan
kemampuan musikal anak yang diperlukan untuk dapat menata
langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan sehingga menjadi lebih efektif
dan efisien.
Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung
penerapan media batok kelapa untuk meningkatkan kemampuan
musikal anak di lapangan dan mencatatnya dalam catatan secara apa
adanya.
2) Catatan Lapangan
Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam
Sinaukomunikasi (2013) adalah catatan tertulis mengenai apa yang
didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam proses pengumpulan data
dan merupakan refleksi terhadap data penelitian. Dalam kegiatan ini,
hasil penemuan peneliti dan guru didiskusikan setelah proses
pembelajaran selesai dilakukan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan
dalam catatan lapangan adalah persepsi guru, aktivitas dan sikap anak
dalam upaya meningkatkan kemampuan musikal anak dengan
menggunakan media batok kelapa dan evaluasi pembelajarannya. Dari
114
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan menjadi data yang lengkap dalam memotret upaya
meningkatkan kemampuan musikal anak dengan media batok kelapa.
3)Dokumentasi
Dokumentasi menurut Arikunto (2006) yaitu berasal dari kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam hal ini peneliti
menyelidiki foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap tahap siklus
pembelajaran. Selain itu, dokumentasi yang digunakan adalah dokumen
(catatan hasil belajar anak) dan foto-foto kegiatan anak yang
berhubungan dengan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data yang
diperoleh dari hasil observasi disajikan dalam bentuk angka dan dianalisis
kedalam bentuk deskripsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hopkins
(Wiriaatmadja, 2006:96) bahwa pengolahan dan analisis data dalam penelitian
tindakan kelas dilakukan secara terus-menerus sepanjang penelitian
berlangsung dari awal sampai akhir, yaitu mulai dari tahap orientasi atau
observasi awal sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai
dengan karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian
dituangkan dalam bentuk deskriptif.
Terdapat beberapa langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam
pelaksanaan analisis data menurut Moleong (2007: 249) yaitu reduksi data,
display data, verifikasi data dan pengambilan keputusan. Adapun pelaksanaan
langkah-langkah tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Proses reduksi data dimulai dengan membuat kesimpulan dari data yang
diperoleh melalui hasil observasi agar lebih mudah dipahami. Kesimpulan
mengenai peningkatan musikalitas anak melalui bermain alat musik perkusi
dari batok kelapa dikelompokan berdasarkan kategori permasalahan yang
124
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peran guru ketika melaksanakan kegiatan bermain alat musik perkusi dari
batok kelapa. Kemudian peneliti memisahkan antara data yang diperoleh dari
hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi. Apabila
data yang tidak relevan dengan kebutuhan penelitian maka data tersebut tidak
digunakan.
2. Display data
Untuk mempermudah membaca data dan pengambilam kesimpulan maka
setelah melakukan reduksi data peneliti menyajikan dalam bentuk deskripsi
yang menyeluruh dalam setiap aspek musikalitas. Aspek musikalitas yang
diteliti meliputi: kemampuan mendengar, kemampuan mendengarkan dan
kemampuan berkreativitas.
3. Verifikasi data
Tahap terakhir dari analisis data adalah menafsirkan atau
menginterpretasikan data yang telah disusun. Data yang telah disusun
diinterpretasikan berdasarkan teori yang sesuai dengan hasil temuan dalam
penelitian disajikan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya dan
selanjutnya diimplomentasikan pada proses pembelajaran.
4. Pengambilan keputusan
Validitas desain penelitian menunjukan kejelasan fenomena hasil
penelitian sesuai dengan kenyataan. Berkaitan dengan hal itu Sukmadinata
(2009: 103) berpendapat bahwa validitas desain penelitian kualitatif
menunjukkan sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang
diperoleh memiliki makna yang sesuai antara partisipan dengan peneliti. Baik
peneliti maupun pertisipan memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan dan
menggambarkan peristiwa terutama dalam menarik makna dari peristiwa.
Untuk mempertegas dan memperjelas hasil temuan mengenai musikalitas
anak sebelum dan sesudah dilaksanakan penelitian, maka pada penelitian ini
analisis data yang dideskripsikan diperkuat dan digambarkan melalui
persentase. Hasil persentase tersebut divisualisasikan dalam bentuk tabel serta
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai peningkatan
kemampuan musikal anak melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dari
batok kelapa yang dilakukan pada anak kelompok B di RA Raudlatul Jannah,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif kemampuan musikal anak kelompok B di RA Raudlatul
Jannah pada saat pra tindakan belum terlihat berkembang dengan baik.
Persentase nilai kemampuan musikal yang dimiliki anak pada tahap pra
tindakan yaitu pada tahap Berkembang Baik 6,25 %, Dalam Proses 12,5
% dan yang Perlu Stimulus 81,25 %.Hal tersebut terjadi karena belum
adanya kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menstimulasi
kemampuan musikal anak tersebut. Kegiatan yang teramati hanya
bernyanyi yang dilakukan pada kegiatan awal dan akhir saja, dan alat
musik yang digunakan hanya tamborin. Kegiatan tersebut sangat tidak
memadai untuk dapat meningkatkan kemampuan musikal anak yang
meliputi kemampuan mendengar, kemampuan meragakan dan kemampuan
berkreatifitas.
2. Penerapan kegiatan dalam meningkatkan kemampuan musikal anak
dirancang dan dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai melalui
kegiatan bermain alat musik perkusi dari batok kelapa. Pelaksanaan
kegiatan dilakukan secara bertahap mulai dari apersepsi, pemberian contoh
melalui model, menirukan, berkreasi dan bermain musik secara
berkelompok. Media yang digunakan yaitu alat musik perkusi dari batok
kelapa dan bendera merah putih. Kendala yang terjadi pada siklus I yaitu
dominasi guru dalam kegiatan masih terlihat, dimana guru kurang
memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi dan memainkan
75
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anak. Namun pada tahap siklus II, dominasi guru tidak terlalu dominan,
guru bertindak sebagai fasilitator yang baik. Anak mulai mendapat
kesempatan untuk bertanya, mengungkapkan gagasannya dan
mengekspesikan kemampuannya sesuai dengan keinginan mereka, tetapi
masih dalam pengawasan guru.
3. Kemampuan musikal anak setelah melakukan kegiatan bermain alat musik
perkusi dari batok kelapa mengalami peningkatan. Persentase nilai
kemampuan musikal yang dimiliki anak yaitu pada tahap siklus I yaitu:
Berkembang Baik 18,75 %, Dalam Proses 62,5 % dan yang Perlu
Stimulus 18,75 %, dan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, yaitu sebesar 68,75 % anak termasuk kategori Berkembang
Baik, Dalam Proses 25 % dan yang Perlu Stimulus 6,25 %.Peningkatan
kemampuan musikal tersebut meliputi ketiga kemampuan, yaitu
kemampuan mendengar, kemampuan meragakan dan kemampuan
berkreatifitas. Kemampuan mendengar anak teramati meningkat dengan
anak menunjukkan minat bermusik dengan mengikuti kegiatan sampai
selesai, peka terhadap syair dan pesan lagu dalam bermain musik perkusi
serta anak dapat menirukan nada dan ketukan yang benar. Pada
kemampuan meragakan, kemampuan anak teramati meningkat dengan
anak bergerak sesuai syair lagu dan irama alat musik perkusi, bernyanyi
dengan nada dan irama sesuai dan anak dapat memainkan alat musik
perkusi ini dengan baik. Sedangkan kemampuan berkreatifitas anak
teramati dengan anak dapat mengapresiasi musik sesuai dengan
keinginannya, menari dan bernyanyi secara bersama-sama. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan musikal anak dari
tahap pra tindakan sampai siklus II sebesar 62,5 % dari sebelumnya yang
76
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian, maka saran dari
penelitian ini adalah sebagai beriut:
1. Bagi guru
Guru hendaknya memiliki kemampuan dasar bermain musik,
diantaranya memiliki pengetahuan tentang nada, irama, ketukan,
tempo dan diperagakan dengan baik saat bernyanyi, menari dan
memainkan alat musik.
a. Guru hendaknya dapat menggunakan media yang sesuai dalam
kegiatan musikal, guru dapat berkreasi dan memanfaatkan alat atau
media dari barang bekas atau limbah menjadi media pembelajaran
alternatif bagi anak. Penggunaan alat dan media tersebut harus
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik anak.
b. Pada pelaksanaan kegiatan bermain alat musik, guru harus dapat
menciptakan susasana kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
seperti penataan ruangan kelas, pengelompokkan anak, dan
penggunaan media yang sesuai, serta memahami langkah-langkah
kegiatan yang akan dilakukan, sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Bagi Kepala TK
a. Kepala TK hendakanya dapat mendukung guru untuk menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak dan
menggunakan media yang sesuai dalam meningjatkan kemampuan
musikal anak.
b. Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan guru,
agar pada pelaksanaan kegiatan dalam mengembangkan
77
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi peneliti selanjutnya
Adanya hasil pada penelitian ini yang menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan musikal anak melalui kegiatan bermain alat
musik perkusi dari batok kelapa, peneliti selanjutnya diharapkan dapat
mengangkat permasalahan yang ada dalam peningkatan kemampuan
musikal anak dengan metode, media dan tindakan yang berbeda agar
dapat memberikan masukan dan hasil penelitian yang baru khususnya
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, N.U. (2008). Permaian Kreatif asah Kecerdasan Musik Balita. Bandung: Karya Kita.
Arikunto, S. dkk. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, S. dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.
Kaleka, N. dan Tri, H.E. (2013). Kerajian Lidi&Batok Kelapa. Solo: Arcita.
Kamtini dan Tanjung, H.W. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagudi Taman
Kanak-Kanak. Jakarta:Depdiknas.
Kurnia, A. (2009). Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Yayasan Kreatif Cemerlang.
Mahmud, A.T. (1995). Musik dan Anak. Depdikbud.
Masitoh, dkk. (2010). Bahan Ajar Mandiri Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini. Bandung: PGPAUD UPI (Tidak diterbitkan).
Maula, N.H (2011). Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain
Angklung Badud. Skripsi. PGPAUD UPI.
Moleong, L. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Musfiroh, T. (2008). Cerdas Melalui Bermain (Cara Mengasah Multiple
Intelligence pada Anak Usia Dini). Jakarta: Grassindo.
Noorlaila, I. (2010). Kreatif Mendidik dan Bermain Bersama Anak . Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Rasyid, F.(2010). Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Jogjakarta: Diva Press.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sheppard, P. (2007). Music Makes Your Child Smarter. Jakarta: Gramedia.
Sinaukomunikasi (2013). Panduan Observasi. Tersedia di:
www.sinaukomunikasi.wordpress.com (Diakses tanggal 27 April 2014)
79
Yuliah, 2014
Meningkatkan Kemampuan Musikal Anak D alam Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi D ari Batok Kelapa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suyadi. (2014). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian
Neurosains.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wahyudin, U dan Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika Aditama.
Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas (Untuk
Meningkatkan Guru dan Dosen). Bandung: Remaja Rosda Karya.
Yuliartien, A. (2011). Peningkatan Kreativitas Musikal Anak dalam Kegiatan
Bermain Alat Musik Perkusi di Taman Kanak-kanak. Skripsi, PGPAUD,