• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor - faktor yang membentuk brand image Iphone menurut persepsi konsumen : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor - faktor yang membentuk brand image Iphone menurut persepsi konsumen : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

xv

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK BRAND IMAGE iPhone MENURUT PERSEPSI KONSUMEN

Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Fransisca Lisa Prawesti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menggunakan iPhone. Teknik analisis yang digunakan adalah Cochran Q-test untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen.

Dari hasil analisis responden diperoleh hasil yaitu pengguna iPhone di Universitas Sanata Dharma kebanyakan adalah perempuan (68%), memiliki uang saku sebesar Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 (50%) dan telah menggunakan iPhone dalam waktu < 1 tahun (39%).

(2)

xvi ABSTRACT

FACTORS THAT BUILD THE BRAND IMAGE OF IPHONE ACCORDING TO CONSUMERS’ PERCEPTIONS

Case Study on The Students of Sanata Dharma University Yogyakarta

Fransisca Lisa Prawesti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to identify factors that form the brand image of iPhone according to consumers’ perceptions. The type of this research is case study with the number of research sample is 100 respondents.

This research is conducted by distributing questionnaires to 100 students of Sanata Dharma University who use iPhone. A Cochran Q-test is used as the analysis technique to identify factors that build the brand image of iPhone according to consumers’ perceptions.

The result of the respondent analysis describes that the iPhone users in Sanata Dharma University are mostly women (68%), whose pocket money are IDR500, 000 – IDR1, 500, 000 (50%), who has been using iPhone for < 1 year (39%).

The results of the Cochran Q-test analysis show that the factors which build the brand image of iPhone in the perception of consumers are iPhone operational system that works under the expected standard, the iPhone’s product warranty that is consistent to consumers’ expectations, both the high resolution camera and special design of iPhone, as well as the good reputation of the iPhone manufacturer.

(3)

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Fransisca Lisa Prawesti NIM: 122214083

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Fransisca Lisa Prawesti NIM: 122214083

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara

kamu.

1 Petrus 5:7

You’ll Never Walk Alone!

Liverpool Football Club

Work hard in silence, let your success be your noise.

Frank Ocean

Skripsi ini saya persembahkan kepada,

Alm. Eyang Putri, Kung, Om Beny

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

HALAMAN ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

(14)

xi

a. Brand (merek) ... 8

b. Brand image (citra merek) ... 11

c. Product Image (citra produk) ... 16

d. Persepsi ... 18

B. Penelitian Sebelumnya ... 21

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 22

D. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional ... 27

F. Populasi dan Sampel ... 28

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

H. Sumber Data ... 30

I. Teknik Pengumpulan Data ... 30

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 31

K. Teknik Analisis Data ... 33

(15)

xii

B. Sejarah Perkembangan iPhone ... 41

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Proses Penelitian ... 45

B. Pengujian Instrumen ... 45

C. Analisis Data ... 49

D. Pembahasan ... 68

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

C. Keterbatasan Penelitian ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas ... 47

Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 49

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per-Bulan ... 50

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pakai iPhone ... 52

Tabel V.6 Analisis Deskriptif Alasan ... 53

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Apple I ... 37

Gambar IV.2 Apple II ... 38

Gambar IV.3 Apple III ... 38

Gambar IV.4 MacBook Pro dan MacBook Air ... 39

Gambar IV.5 iPod ... 40

Gambar IV.6 iPad ... 41

(18)

xv

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK BRAND IMAGE iPhone MENURUT PERSEPSI KONSUMEN

Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Fransisca Lisa Prawesti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menggunakan iPhone. Teknik analisis yang digunakan adalah Cochran Q-test untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen.

Dari hasil analisis responden diperoleh hasil yaitu pengguna iPhone di Universitas Sanata Dharma kebanyakan adalah perempuan (68%), memiliki uang saku sebesar Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 (50%) dan telah menggunakan iPhone dalam waktu < 1 tahun (39%).

(19)

xvi ABSTRACT

FACTORS THAT BUILD THE BRAND IMAGE OF IPHONE ACCORDING TO CONSUMERS’ PERCEPTIONS

Case Study on The Students of Sanata Dharma University Yogyakarta

Fransisca Lisa Prawesti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to identify factors that form the brand image of iPhone according to consumers’ perceptions. The type of this research is case study with the number of research sample is 100 respondents.

This research is conducted by distributing questionnaires to 100 students of Sanata Dharma University who use iPhone. A Cochran Q-test is used as the analysis technique to identify factors that build the brand image of iPhone according to consumers’ perceptions.

The result of the respondent analysis describes that the iPhone users in Sanata Dharma University are mostly women (68%), whose pocket money are IDR500, 000 – IDR1, 500, 000 (50%), who has been using iPhone for < 1 year (39%).

The results of the Cochran Q-test analysis show that the factors which build the brand image of iPhone in the perception of consumers are iPhone operational system that works under the expected standard, the iPhone’s product warranty that is consistent to consumers’ expectations, both the high resolution camera and special design of iPhone, as well as the good reputation of the iPhone manufacturer.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(21)

mengatur peraturan internasional, dan lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler (sumber: komunikasi.us).

Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang setelah munculnya globalisasi. Salah satu perubahan yang dirasakan oleh banyak penduduk di Indonesia adalah perubahan di bidang komunikasi. Munculnya berbagai alat komunikasi di masa kini membuat komunikasi menjadi lebih cepat dan mudah dibandingkan jaman sebelum era globalisasi. Dahulu, jika ingin bertukar kabar tidak ada pilihan lain selain menggunakan surat yang ditulis tangan, namun kini pilihan alternatif alat komunikasi mulai beragam dan semakin canggih. Sebut saja komputer, handphone atau telepon seluler, tablet, laptop dan lain-lain. Handphone atau telepon seluler menjadi alat komunikasi yang cukup menarik bagi banyak kalangan karena dirasa lebih praktis dibawa dan mudah untuk digunakan. Bahkan menurut data US Census Bureau, menyebutkan bahwa pada tahun 2014 jumlah pengguna handphone di Indonesia telah menembus angka kurang lebih 281 juta yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada awal 2014 baru mencapai 251 juta jiwa (sumber: metrotvnews.com). Dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa satu orang bisa memiliki dan menggunakan lebih dari satu handphone.

(22)

berbeda-beda yang memiliki daya pikat tersendiri bagi calon konsumen. Salah satunya yang banyak diminati anak muda jaman sekarang adalah handphone dengan jenis smartphone atau lebih dikenal dengan istilah “ponsel pintar”. Sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kelima dalam daftar pengguna smartphone terbesar di dunia. Data tersebut dilansir oleh analis kawakan Horace H. Dediu melalui blognya, asymco.com. Dalam data tersebut disebutkan bahwa Indonesia menduduki posisi 5 besar dengan pengguna aktif sebanyak 47 juta, atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna ponsel (sumber: detik.com). Ponsel pintar disini memiliki beberapa definisi yang bisa menggambarkan mengapa handphone berjenis smartphone disebut sebagai ponsel yang pintar. Smartphone dapat digunakan untuk mengakses internet dengan pilihan web browser yang sudah tersedia, pengguna smartphone dapat mengakses internet layaknya seperti menggunakan komputer. Sebuah smartphone juga dilengkapi dengan berbagai pilihan software atau aplikasi yang dapat diunduh dengan mudahnya. Software atau aplikasi tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan mendukung kegiatan sehari-hari. Selain itu, hal pendukung yang utama dari sebuah smartphone adalah dengan memiliki sistem operasi di dalamnya yang memungkinkan para pengguna smartphone menjalankan berbagai aplikasi, misalnya Windows Mobile, Android,

Symbian, Sistem Operasi Blackberry, dan Apple’s iOS.

(23)

iMac. iPhone adalah hardware buatan Apple yang berjenis smartphone. Sejak kemunculannya pada tahun 2007, iPhone terus menerus mengembangkan produknya ke arah yang semakin baik dan canggih. Dimulai dengan iPhone 2G pada tahun 2007, iPhone 3G pada tahun 2008, iPhone 3GS pada tahun 2010, iPhone 4 pada pertengahan tahun 2011, iPhone 4S pada akhir tahun 2011, iPhone 5 pada tahun 2012, iPhone 5C dan 5S pada tahun 2013, serta yang paling terbaru adalah iPhone 6 dan 6 plus yang diluncurkan pada tahun 2014 (sumber: kreditgogo.com). Dengan terus menerus mengembangkan produknya, dapat dinilai bahwa iPhone berusaha mempertahankan konsumennya atau untuk menarik konsumen baru agar dapat meningkatkan dan mempertahankan brand image.

(24)

Pada sebuah ulasan dikemukakan faktor-faktor mengapa konsumen memilih untuk menggunakan iPhone, antara lain karena iPhone memiliki iOS yang hanya terdapat pada produk iPhone (faktor kualitas), iPhone lebih aman (faktor dapat dipercaya), tersedia banyak aplikasi yang dapat diunduh di App Store (faktor manfaat), terintegrasi dengan semua produk Apple (faktor pelayanan), serta harga yang sesuai dengan kelebihan dan kecanggihan yang dimiliki iPhone (faktor harga) (sumber: sewcindy.blogspot.co.id). Alasan-alasan diatas dapat disimpulkan sebagai persepsi konsumen tentang produk iPhone.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan berdasarkan ulasan tentang faktor-faktor mengapa konsumen memilih untuk menggunakan iPhone, maka penulis tertarik meneliti faktor-faktor lain yang cakupannya lebih luas tentang pemilihan menggunakan produk iPhone, dengan judul penelitian “Faktor -Faktor yang Membentuk Brand Image iPhone Menurut Persepsi Konsumen,

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.

B.Rumusan Masalah

(25)

C.Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, penulis membatasi masalah penelitian ini pada faktor-faktor pembentuk brand image dalam hal ini product image dengan dimensi kualitas produk sebagai berikut:

o Performance (kinerja), durability (daya tahan), conformance to specifications

(kesesuaian dengan spesifikasi), serviceability, features (fitur), reliability (reliabiliti), aesthetics (estetika), dan perceived quality (kesan kualitas).

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen, dimana konsumen yang dituju adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menggunakan iPhone.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

keputusan dalam mengembangkan produk iPhone di masa yang akan datang, dalam hal kualitas produk iPhone secara keseluruhan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dikembangkan di penelitian-penelitian selanjutnya serta dapat menambah kepustakaan Universitas Sanata Dharma.

(27)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Brand (Merek)

1.1Pengertian Brand (Merek)

Setiap produk yang dijual di pasaran tentu memiliki merek, dimana merek tersebut sebagai pembeda antara satu produk dengan produk yang lain. Definisi merek menurut beberapa tokoh, antara lain:

o Kotler (2004:460) menyatakan merek adalah suatu nama, istilah,

tanda, lambang, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

o Suyanto (2007:277) menyatakan merek merupakan kombinasi dari

nama, kata, simbol atau desain yang memberi identitas produk.

o Surachman (2011) menyatakan bahwa brand adalah salah satu

(28)

o Sunyoto dan Danang (2012) menyatakan brand adalah sesuatu yang

melekat pada pikiran dan tindakan pelanggan, serta penghubung antara pelanggan dan produk atau perusahaan.

o Aaker (2010: 62) menyatakan brand adalah aset yang menciptakan

value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa brand merupakan sebuah identitas (dapat berupa nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi seluruhnya) dari sebuah barang atau jasa yang dapat membedakan antara produk satu dengan produk lainnya.

1.2Manfaat Brand

Menurut Simamora (2001), selain memiliki nilai bila mereknya kuat, merek juga bermanfaat bagi:

a. Bagi pembeli:

o Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu

o Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru

yang bermanfaat bagi mereka b. Bagi penjual:

o Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri

(29)

o Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau

ciri khas produk

o Memungkinkan untuk menarik sekelompok kecil pembeli

yang setia dan menguntungkan

o Membantu penjual melakukan segmentasi pasar

c. Bagi masyarakat:

o Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten

o Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat

menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya

o Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen

terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing

1.3Komponen Brand

Brand atau merek terdiri dari beberapa bagian seperti yang dijelaskan oleh Kotler dan Keller (2009:76), yaitu:

a. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek dan yang diucapkan

(30)

c. Tanda merek dagang (trademark) adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang istimewa

d. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi undang-undang memproduksi, menertibkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni

2. Brand Image (Citra Merek) 2.1Pengertian Brand Image

Sebuah merek yang dapat mempertahankan citranya akan mendapatkan tempat di hati konsumen serta akan selalu diingat oleh konsumen. Maka menjadi sangat penting bagi suatu merek untuk mempertahankan brand image mereka di benak konsumen. Citra merek ini menyangkut reputasi dan kredibilitas merek yang kemudian menjadi “pedoman” bagi khalayak konsumen untuk mencoba atau menggunakan suatu produk barang atau jasa. Definisi brand image menurut beberapa tokoh, antara lain:

o Kotler (2003:215) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat

(31)

o Schiffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan brand image adalah

persepsi yang bertahan lama, dibentuk melalui pengalaman, dan bersifat relatif konsisten. Brand image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap sautu merek.

o Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2004) mendefinisikan brand image

adalah asosiasi brand yang saling berhubungan dan menimbulkan suatu rangkaian dalam ingatan konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan brand tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image.

o Supranto dan Limakrisna (2007:132) mendefinisikan citra merek

adalah apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek.

2.2Manfaat Brand Image

(32)

hubungan emosional yang timbul antara sebuah brand dengan konsumennya (Hamel dan Prahalad, 2011:484).

Brand image juga mempunyai berbagai macam manfaat bagi perusahaan, seperti dikemukakan oleh Rangkuti (2004:17):

a. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan di dalam strategi perusahaan

b. Brand image dapat dipakai sebagai dasar untuk bersaing dengan brand-brand lain dari produk yang sejenis

c. Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk

d. Brand image dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran

e. Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha-usaha strategi perusaha-usahaan

2.3Komponen Brand Image

Simamora (2004) berpendapat bahwa dalam konsep brand image terdapat tiga komponen penting, yaitu:

a. Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.

(33)

barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, gaya hidup atau kepribadian, serta status sosialnya.

c. Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunaannya, serta jaminan.

2.4Faktor Pembentuk Brand Image

Schiffman dan Kanuk (2006:135) menyebutkan faktor-faktor pembentuk brand image adalah sebagai berikut:

a. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

b. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi atau digunakan.

c. Kegunaan atau manfaat, terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

d. Pelayanan, terkait dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

e. Risiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.

(34)

mempengaruhi suatu produk, juga dapat memenuhi citra jangka panjang.

g. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

Keller yang dikutip oleh Ariprabowo (2007) menyatakan faktor pembentuk brand image dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Favorability of brand association, dalam hal ini berkaitan dengan kepercayaan konsumen bahwa merek memiliki manfaat bagi mereka. b. Strength of brand association, berkaitan dengan kekuatan asosiasi

suatu merek tertentu yang ada dalam ingatan konsumen.

c. Unique of brand association, merupakan keunikan dari asosiasi merek suatu produk yang akan dipandang lain dan akan memberikan citra yang berbeda dari pesaing.

Kertajaya (2007) menyebutkan bahwa brand image di benak konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

(35)

b. Pengalaman konsumen melalui suatu eksperimen yang dilakukan konsumen dapat mengubah persepsi yang dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, jumlah berbagai persepsi yang timbul akan membentuk citra keseluruhan sebuah merek.

c. Pengembangan produk: posisi brand terhadap produk memang cukup unik. Di satu sisi, merupakan payung bagi produk, artinya dengan dibekali brand tersebut, produk dapat naik nilainya. Di sisi lain, performa ikut membentuk brand image yang memayunginya dan tentunya konsumen akan membandingkan antara performa produk yang telah dirasakan dengan janji brand dalam slogan. 3. Citra Produk (Product Image)

Pada uraian diatas sudah dijelaskan bahwa komponen pembentuk brand image terdiri dari tiga komponen penting yaitu: citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image) dan citra produk (product image). Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor pembentuk brand image iPhone dari komponen citra produk yang memiliki arti yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk, meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunaannya, serta jaminan.

(36)

saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk barang terdiri dari:

a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

d. Serviceability, dimensi ini melihat kualitas barang dari kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti.

e. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi atau produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

(37)

Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

g. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk. h. Perceived Quality (kesan kualitas), merupakan hasil dari

penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Maka, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, iklan, reputasi dan negara asal.

4. Persepsi

4.1Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa Latin “perceptio” yang berarti menerima atau mengambil. Berikut merupakan definisi persepsi menurut beberapa tokoh:

o Ferrinadewi (2008:42) menyatakan persepsi adalah proses dengan

mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang lebih bermakna. Stimuli adalah input dari objek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca indera.

o Schiffman dan Kanuk (2004:137) mendefinisikan persepsi adalah

(38)

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

o Nugroho (2006:18) menyatakan bahwa persepsi pada hakikatnya

adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi terhadap lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman sehingga akan menimbulkan kesan pada diri konsumen untuk memahami persepsi itu sebagai suatu penafsiran yang unik terhadap situasi yang dihadapi.

4.2Proses Terbentuknya Persepsi

Menurut Miftah Thoha (2003:145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau rangsangan: terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dalam lingkungannya.

b. Registrasi: dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya. c. Interprestasi: interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari

(39)

stimulus yang diterimanya. Proses interprestasi bergantung pada cra pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang.

4.3Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Vincent (1997:35):

a. Pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

b. Keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

c. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan pengalaman yang telah dialami. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi seseorang.

B. Penelitian Sebelumnya

(40)

kualitas kinerja, daya tahan) dan brand image adalah variable yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa FKM USU pengguna Nokia Nseries dengan menggunakan metode purposive sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji regresi linear, uji F dan uji t dan uji determinan (R2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang pertama terbukti, berdasarkan uji F, bahwa diferensiasi produk yang terdiri dari variabel bentuk (form), keistimewaan (feature), kualitas kinerja (performance quality), dan daya tahan (durability) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa FKM USU. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel bentuk dan daya tahan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image, sedangkan keistimewaan dan dan kualitas kinerja tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Pengujian secara determinan (R2) variabel independent yaitu variabel bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, dan daya tahan mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu brand image sebesar 34,7% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut.

(41)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang topik penelitian yang akan dibahas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen. Faktor-faktor pembentuk brand image, dalam hal ini product image, akan diturunkan dari dimensi kualitas produk yang terdiri dari delapan dimensi, yaitu: performance (kinerja), durability (daya tahan), conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), features (fitur), reliability (reliabiliti), aesthetics (estetika) dan perceived quality (kesan kualitas). Dari faktor yang akan diturunkan dari kedelapan dimensi tersebut, akan diketahui dimensi apakah yang membentuk brand image menurut persepsi konsumen dan dimensi apakah yang tidak membentuk brand image menurut persepsi konsumen.

D. Hipotesis

(42)

H0 = Berdasarkan dimensi kualitas produk, terdapat 25 faktor pembentuk brand

image iPhone menurut persepsi konsumen

H1 = Berdasarkan dimensi kualitas produk, minimal salah satu dari ke-25 faktor

(43)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu pada suatu perusahaan. Dimana hasil dari penelitian hanya berlaku pada perusahaan yang bersangkutan dan tidak berlaku secara umum.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menggunakan iPhone. Sedangkan objek penelitian ini adalah faktor-faktor pembentuk brand image iPhone menurut subjek penelitian.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada: bulan Desember 2015 – Februari 2016 Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel

(44)

a. Performance (kinerja) : kinerja menilai sejauh mana iPhone dapat digunakan dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dimensi ini menyangkut kecanggihan teknologi yang digunakan iPhone, sistem operasi yang bekerja dengan baik dan sesuai standard, kemampuan iPhone melakukan multitasking, fitur pada iPhone yang mudah dioperasikan.

b. Durability (daya tahan) : daya tahan menilai berapa lama iPhone dapat digunakan, tentunya dengan pemakaian dan perawatan yang wajar. Dimensi ini menyangkut iPhone yang tidak mudah rusak, daya tahan dari perangkat keras atau hardware iPhone.

c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi) : menilai apakah iPhone sudah sesuai dengan standard yang ada, atau sesuai dengan disain iPhone yang sudah ada. Dimensi ini menyangkut kesesuaian antara spesifikasi iPhone dan keterangan pada kemasan. d. Serviceability : menilai kemudahan perbaikan jika ada kerusakan pada iPhone. Dimensi ini menyangkut garansi produk, lokasi service centre, pelayanan customer service, panduan penggunaan iPhone yang mudah digunakan.

(45)

terdapat pada iPhone, kamera dengan resolusi tinggi, GPS dan map, kemudahan mencari kembali jika iPhone hilang.

f. Reliability (reliabiliti) : menilai tingkat kegagalan atau masalah-masalah yang muncul selama penggunaan iPhone. Dimensi ini menyangkut proses restart yang cepat, tingkat error jika iPhone digunakan terus menerus, tingkat error dan lambat jika kapasitas penyimpanan data sudah full.

g. Aesthetics (estetika) : menilai iPhone berdasarkan hal-hal yang dilihat langsung oleh mata konsumen. Dimensi ini menyangkut wara casing iPhone, berat dan ukuran iPhone, disain iPhone yang mudah dikenali.

h. Perceived Quality (kesan kualitas) : dimensi ini berhubungan langsung dengan pendapat konsumen tentag iPhone berdasarkan beberapa hal seperti harga, merek, iklan, reputasi, dan lain-lain. Dimensi ini menyangkut iPhone sebagai smartphone yang menjadi pemimpin pasar, reputai perusahaan pembuat iPhone, iPhone mudah diingat, harga iPhone yang sesuai dengan value produknya.

2. Pengukuran Variabel

(46)

yang diteliti (Singarimbun, 1997:65). Setiap jawaban diberi skor sebagai berikut:

Ya = 1 Tidak = 0

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu pengertian yang menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti dan digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang bersangkutan (Lestari, 2010:20). Definisi operasional yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Tjiptono (2008) kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk meliputi: performance (kinerja), durability (daya tahan), conformance to specification (kesesuaian dengan spesifikasi), features (fitur), reliability (reliabiliti), aesthetics (estetika), dan perceived quality (kesan kualitas).

2. Citra Produk

(47)

yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunaannya, serta jaminan produk. 3. Brand Image

Menurut Kotler (2003:215) brand image atau citra merek adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh sesorang terhadap suatu merek. 4. Persepsi

Menurut Kotler (2005:216) persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

F. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menggunakan iPhone. Populasi pada penelitian ini termasuk dalam kategori populasi tak terbatas (infinite).

Dalam penelitian ini karena jumlah populasi tidak diketahui, maka dalam menentukan sampel menggunakan asumsi berikut (Sugiarto, 2004, p70):

Rumus:

= 97 Responden

Keterangan: n = sampel

(48)

p.q = ukuran penyebaran populasi (0,25) Z (0,05) = 1,96

Maka, minimal jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 97 responden, tetapi dalam hal ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel cukup representatif untuk mewakili populasi.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling atau teknik yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2001:60). Pada penelitian ini, dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik purposive convenience sampling yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan yang dibuat oleh peneliti. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria tersebut adalah:

(49)

H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer atau data yang diperoleh langsung dari subjek yang diteliti. Sumber data ini diperoleh langsung dari individu yang menjadi subjek penelitian. Data dihasilkan dari wawancara dan dari kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Data sekunder atau data yang diperoleh dari pihak lain baik berupa dokumentasi, data yang telah diolah, maupun informasi mengenai sesuatu hal. Data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur dan penelitian ilmiah lainnya yang relevan dan dapat melengkapi penelitian ini.

I. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2005). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalaha dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menggunakan iPhone.

(50)

Menurut Maridjo, Triwanggono, dan Widodo (2010:11) instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan data yang benar dan data yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Agar instrumen penelitian dapat menghasilkan data yang benar, maka instrumen tersebut harus valid dan reliable. Untuk itu, instrumen penelitian harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Supramono dan Haryanto, 2005:78). Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, sebagai berikut:

xy

Dimana:

xy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden Y : Total butir dari jawaban responden

∑ X : Jumlah skor butir

(51)

Untuk menentukan instrumen tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Supramono dan Haryanto (2005:78), uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (relatif konsisten jika diulangi beberapa kali). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronboarch dengan bantuan program SPSS. Rumus tersebut sebagai berikut:

Keterangan:

rXY : Koefisien reliabilitas

rgg : Koefisien korelasi product moment taraf nyata 5%

Apabila rXY lebih besar dari r tabel, maka kuesioner sebagai

(52)

rXY lebih kecil dari r tabel, maka kuesioner tersebut tidak memiliki syarat

reliabilitas.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menggunakan iPhone dan yang diambil sebagai sampel adalah sebagian mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menggunakan iPhone sebanyak 100 orang. Hasil penelitian dari 100 responden sampel dapat dideskriptifkan sebagai berikut:

a) Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin b) Deskriptif responden berdasarkan uang saku per bulan c) Deskriptif responden berdasarkan waktu penggunaan iPhone

b. Deskriptif Variabel

Dalam penelitian ini faktor pembentuk brand image diturunkan dari dimensi kualitas produk yang terdiri dari delapan dimensi yaitu:

a) Performance (kinerja) b) Durability (daya tahan)

c) Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi) d) Features (fitur)

(53)

f) Aesthetics (estetika)

g) Perceived Quality (kesan kualitas)

Dari setiap dimensi memiliki beberapa pernyataan yang dapat membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen.

2. Uji Cochran Q test

Dalam menganalisis data, dapat dilakukan dengan cara kuantitatif yaitu dengan menggunakan rumus Cochran Q test dimana rumus ini bertujuan untuk menguji, apakah ada kesamaan akurasi beberapa perlakuan, dengan diagnosis jika “ya” nilainya 1 dan jika “tidak” nilainya 0. Dalam penggunaan rumus Cochran Q test

ini, penulis ingin meneliti apa saja faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen. Rumus Cochran Q test:

Keterangan: Q = critical value K = jumlah variabel n = jumlah responden

(54)

Perhitungan critical value (Q) dilakukan dengan cara menghilangkan nilai atribut (Gj) paling rendah. Kemudian dari data tersebut kembali dilakukan perhitungan menggunakan Cochran Q test. Jika hasil tersebut masih menolak H0 maka langkah

selanjutnya adalah nilai atribut (Gj) terendah kedua dihilangkan dan kemudian dilakukan kembali perhitungan menggunakan Cochran Q test. Langkah tersebut dilakukan sampai pada perhitungan statistik memperoleh hasil menerima H0 dan

(55)

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan Apple Inc.

Apple Inc. didirikan pada tanggal 1 April 1976 oleh tiga pemuda yaitu Steve Jobs, Steve Wozniak dan Ronald Wayne. Perusahaan multinasional ini berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California, Amerika Serikat. Pada tanggal 3 Januari 1977, Apple Inc. diinkorporasikan menjadi Apple Computer, Inc., namun pada tanggal 9

Januari 2007, kata “Computer” dihapus untuk mencermikan fokus Apple terhadap bidang elektronik setelah peluncuran iPhone. Apple dikenal dengan jajaran produk perangkat lunak diantaranya sistem operasi OS X dan iOS, pemutar musik iTunes, Aperture untuk fotografer profesional, The iLife yaitu multimedia dan software untuk kreativitas, Logic Studio untuk music recording, serta peramban web Safari. Untuk produk perangkat keras yaitu, computer meja iMac, computer jinjing MacBook Pro dan MacBook Air, pemutar lagu iPod, tablet iPad, serta telepon genggam iPhone.

(56)

publik pada April 1976 di Homebrew Computer Club di Palo Alto, California dan mulai dijual pada Juli 1976.

Gambar 1.1 Apple I

(57)

Gambar 1.2 Apple II

Pada awal tahun 1980an, Apple menghadapi meningkatnya kompetisi dari perusahaan lain. Saingan utama Apple adalah Commodore. Namun hal tersebut tak berlangsung lama, setelah produsen komputer tingkat mainframes, IBM, memasuki pasar. Walaupun Apple II telah dinyatakan siap platform karena Visicalc, Apple telah menyiapkan Apple III untuk menyaingi IBM versi PC.

Gambar 1.3 Apple III

(58)

tidak kompatibel dengan PC berbasis IBM. Dari tahun ke tahun, Apple memperbarui Mac OS menjadi lebih canggih dan lebih modern lagi.

Lalu mulai dirilis MacBook Pro yang merupakan seri komputer jinjing Macintosh dan mulai diperkenalkan pada Januari 2006. MacBook Pro dijajarkan sebagai teknologi paling mutakhir dalam seri MacBook. MacBook Pro menggunakan alumunium sebagai bahan utamanya dan terbagi menjadi tiga ukuran dengan spesfikasi yang berbeda-beda. Setelah MacBook Pro, kemudian dikenalkan MacBook Air pada tahun 2008. Peluncuran MacBook Air sangat mencuri perhatian public, karena Steve Jobs mengeluarkan MacBook Air dari sebuah amplop untuk menunjukkan ketipisannya.

Gambar 1.4 MacBook Pro dan MacBook Air

(59)

musik itu sendiri. Produk ini dikembangkan dalam waktu kurang dari satu tahun dan dikenalkan sebagai produk yang kompatibel dengan Macintosh dan memiliki penyimpanan sebesar 5 GB hard drive yang menempatkan “1000 lagu di saku

Anda”. Sama halnya dengan Mac OS, Apple Inc. juga memperbarui iPod dari tahun

ke tahun menjadi produk pemutar musik yang semakin canggih.

Gambar 1.5 iPod

(60)

Gambar 1.6 iPad

Pada 9 Januari 2007, Steve Jobs kembali mengenalkan produk dari Apple Inc. berupa smartphone yang diberi nama iPhone di panggung Macworld Conference and Expo. iPhone merupakan salah satu produk ciptaan Apple yang menggemparkan dunia. iPhone juga menjadi produk smartphone yang laris dalam penjualannya di berbagai negara. Sama halnya dengan produk Apple Inc. lainnya, iPhone mengalami pembaharuan dari tahun ke tahun dan berubah menjadi semakin canggih.

Gambar 1.7 iPhone

B. Sejarah Perkembangan iPhone

(61)

iPhone generasi pertama ini mulai dikenalkan pada 9 Januari 2007, label

“2G” ditambahkan karena pada saat itu jaringan seluler hanya terbatas pada teknologi EDGE saja. iPhone 2G dilengkapi dengan layar sentuh multitouch terbesar pada saat itu dan dilengkapi pula dengan Google Maps.

b. iPhone 3G

iPhone generasi kedua ini diperkenalkan pada ajang WWDC 2008. Sesuai namanya, iPhone 3G akhirnya membawa dukungan jaringan 3G. Namun pembaharuan yang paling disorot adalah dari segi software, dimana iPhone OS 2.0 yang dijalankan akhirnya menghadirkan App Store. Dari sinilah lahir jutaan aplikasi serta bangkitnya industri mobile gaming. c. iPhone 3GS

iPhone 3GS memulai pola peluncuran yang sampai saat ini masih

dipertahankan Apple, yakni tambahan “S” yang berarti peningkatan

internal dalam desain yang sama seperti pendahulunya. Dikatakan bahwa

“S” pada iPhone 3GS berarti “Speed” yang mengindikasikan smartphone ini mempunyai performa yang jauh lebih cepat dibanding pendahulunya. iPhone 3GS juga merupakan iPhone pertama yang membawa fitur perekaman video.

(62)

Dikatakan sebagai iPhone pertama yang berhasil membuat publik secara luas terpesona, termasuk di Indonesia. Fitur unggulan iPhone 4 adalah Retina Display, dimana layar 3,5 incinya mengemas resolusi 960 x 640 pixel yang amat tajam serta memiliki gaya desain baru yang sangat elegan. Dari sisi software, iOS 4 yang dijalankan akhirnya memperkenalkan fitur multitasking, serta layanan video chat yang dikenal dengan nama FaceTime.

e. iPhone 4S

iPhone 4S dikenalkan pada tanggal 4 Oktober 2011, sehari sebelum meninggalnya Steve Jobs. iPhone generasi kelima ini masih mempertahankan desain sebelumnya, namun menjadi iPhone pertama

yang ditawarkan dalam warna putih. Huruf “S” pada namanya

melambangkan “Siri”, dan iPhone 4S menjadi iPhone pertama yang

mengusung prosesor berinti ganda. iPhone 4S menjalankan software iOS 5 yang memperkenalkan layanan iCloud dan iMessage.

f. iPhone 5

(63)

sempat dijajakan selama setahun sebelum akhirnya digantikan oleh iPhone 5C, yang pada dasarnya sama persis tetapi dibalut kemasan warna-warni.

g. iPhone 5S

iPhone 5S merupakan iPhone yang pertama kali ditawarkan dalam varian warna emas. Meski tidak ada konfirmasi dari Apple, banyak yang

menduga huruf “S” pada namanya melambangkan “Security”, dimana iPhone 5S memperkenalkan sensor sidik jari bernama Touch ID. Soal software, iPhone 5S dating bersama iOS 7 yang mempunyai tampilan benar-benar berbeda dengan iPhone generasi pertama.

h. iPhone 6 dan iPhone 6 Plus

(64)

45

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Proses Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. Penulis menyebarkan kuesioner di Kampus Mrican dan Kampus Paingan. Dalam penyebaran kuesioner, penulis menemui mahasiswa yang menggunakan iPhone yang sedang berkumpul di hall, perpustakaan, kantin atau di kelas sesudah mengikuti perkuliahan. Setelah mendapatkan 100 responden (100 mahasiswa Sanata Dharma yang menggunakan iPhone), penelitian pun selesai dan dilanjutkan dengan proses olah data.

B. Pengujian Instrumen

Pada pengujian validitas dan reliabilitas, penulis akan menguji pernyataan pada kuesioner menggunakan komputer dengan program IBM SPSS Statistics 19.

1. Uji Validitas

(65)

penelitian ini menggunakan α = 5% sehingga syarat minimum suatu instrumen dianggap valid adalah jika tingkat signifikansi dari rhitung lebih kecil

dari 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrumen tentang faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen. Pada uji validitas yang pertama, 25 faktor diuji dan ditemukan ada beberapa faktor yang tidak valid, yaitu:

a) iPhone adalah alat komunikasi dengan kecanggihan teknologi yang tinggi

b) iPhone mampu melakukan multitasking atau mampu melakukan lebih dari satu kegiatan secara bersamaan

c) Spesifikasi iPhone sesuai dengan keterangan pada kemasan

d) iPhone memiliki beragam aplikasi yang dapat diunduh di App Store baik secara gratis maupun berbayar (contoh aplikasinya: e-book, music, fotografi, sosial media, game, dll)

e) Aplikasi ”Find my iPhone” memudahkan mencari iPhone yang hilang

atau dicuri

f) Sering terjadi error jika iPhone digunakan dalam rentang waktu yang lama dan tanpa jeda (missal: browsing, mendengarkan musik, bermain game)

g) Sering terjadi error atau loading yang lama jika kapasitas penyimpanan data sudah full

h) Berat dan ukuran iPhone membuat iPhone mudah dibawa atau disimpan dalam saku

i) Saya merasa iPhone merupakan merek yang mudah diingat

(66)

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas

No Faktor-Faktor r hitung r tabel Keterangan

1 Sistem operasi yang terdapat pada iPhone mampu bekerja

smartphone yang tidak mudah rusak

0.350 0.195 VALID

4 Perangkat keras atau hardware serta perangkat tambahan lainnya (charger, headset, dll) dibuat dengan bahan yang kuat sehingga jika terjatuh atau tergores tidak mengalami kerusakan yang parah

0.404 0.195 VALID

5 iPhone memberikan garansi produk yang sesuai dengan menanggapi pertanyaan atau keluhan pengguna iPhone

0.520 0.195 VALID

8 Panduan penggunaan iPhone mudah dipelajari dan tidak menimbulkan multitafsir

0.397 0.195 VALID

9 iPhone memiliki kamera dengan resolusi tinggi yang didukung video untuk merekam, mengedit, dan streaming video call

(67)

10 GPS dan map pada iPhone akurat dan mudah digunakan

0.267 0.195 VALID

11 Proses restart tidak memerlukan waktu yang lama

0.452 0.195 VALID

12 Casing iPhone yang hanya tersedia beberapa warna saja (black, silver, gold) membuat iPhone terlihat ekslusif

0.454 0.195 VALID

13 Disain iPhone yang khas membuat orang yang pertama kali melihat langsung tahu bahwa yang dia lihat adalah iPhone

0.276 0.195 VALID

14 Saya merasa iPhone

merupakan produk

smartphone yang menjadi pemimpin pasar hingga saat ini

0.291 0.195 VALID

15 Perusahaan pembuat iPhone mempunyai reputasi yang baik

0.474 0.195 VALID

16 Harga yang saya bayarkan untuk iPhone sepadan dengan nilai atau value produknya

(68)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (relatif konsisten jika diulangi beberapa kali). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronboarch, dengan kriteria: reliabilitas 0.00 – 0.20 kurang reliabel, >0.20 – 0.40 agak reliabel, >0.40 – 0.60 cukup reliabel, >0.60 – 0.80 reliabel dan >0.80 – 1.00 sangat reliabel (Eisingerich dan Rubera, 2010:27). Hasil pengujian reliabilitas ke-16 faktor disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel V.2

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Cronboarch’s Alpha N of Items

.569 16

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel V.2 menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas Cronboarch’s Alpha masing-masing faktor sebesar 0.569 yang berarti alat ukur tersebut dinyatakan cukup reliabel.

C. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Responden

(69)

1. Jenis kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 32 32.00

Perempuan 68 68.00

Jumlah 100 100.00

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 68 orang (68%) dan sisanya sebanyak 32 orang (32%) adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan merupaka mayoritas pengguna iPhone di Universitas Sanata Dharma.

2. Uang Saku Per-Bulan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan uang saku per-bulan disajikan pada tabel V.4.

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per-Bulan

(70)

Per-Rp 2.500.001,00 – Rp 3.500.000,00

5 5.00

> Rp 3.500.000,00 2 2.00

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer, 2016

(71)

3. Lama Menggunakan iPhone

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan lama menggunakan iPhone disajikan pada tabel V.5.

Tabel V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan iPhone

Lama Menggunakan

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan karakteristik lama menggunakan iPhone, mayoritas responden menggunakan iPhone selama < 1 tahun terdapat 39 responden (39%), lalu responden yang menggunakan iPhone selama 1 tahun – 2 tahun terdapat 34 responden (34%), dan responden yang menggunakan iPhone selama > 2 tahun terdapat 27 responden (27%). Jadi mayoritas mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menggunakan iPhone dalam waktu < 1 tahun.

2. Analisis Deskriptif Faktor

(72)

dengan kebutuhan konsumen, lokasi service centre mudah ditemukan dan dijangkau, customer service cepat dan tanggap, panduan penggunaan mudah dipelajari dan tidak multitafsir, memiliki kamera dengan resolusi tinggi, GPS dan map akurat, proses restart tidak memerlukan waktu yang lama, casing yang eksklusif, disain iPhone yang khas, produk smartphone yang memimpin pasar, perusahaan pembuat iPhone mempunyai reputasi yang baik, dan harga iPhone yang sepadan dengan nilai atau value produknya. Persentase faktor-faktor tersebut disajikan pada tabel V.6.

Tabel V.6

Analisis Deskriptif Alasan

No Faktor-Faktor Pilihan Persentase

(%) Ya Tidak Ya Tidak 1 Sistem operasi yang terdapat

pada iPhone mampu bekerja dengan baik dan sesuai standard

98 2 98 2

2 Fitur-fitur pada iPhone mudah dipelajari, dimengerti, dan dioperasikan

80 20 80 20

3 iPhone merupakan smartphone yang tidak mudah rusak

5 iPhone memberikan garansi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen

(73)

6 Lokasi service centre iPhone mudah ditemukan dan mudah dijangkau

55 45 55 45

7 Customer service iPhone cepat dan tanggap dalam menanggapi pertanyaan atau keluhan pengguna iPhone

70 30 70 30

8 Panduan penggunaan iPhone mudah dipelajari dan tidak menimbulkan multitafsir

81 19 81 19

9 iPhone memiliki kamera dengan resolusi tinggi yang didukung video untuk merekam, mengedit, dan streaming video call

93 7 93 7

10 GPS dan map pada iPhone akurat dan mudah digunakan

87 13 87 13

11 Proses restart tidak memerlukan waktu yang lama

67 33 67 33

12 Casing iPhone yang hanya tersedia beberapa warna saja (black, silver, gold) membuat produk smartphone yang menjadi pemimpin pasar hingga saat ini

78 22 78 22

(74)

Berdasarkan tabel V.6, persentase jawaban “Ya” tertinggi terdapat pada dua faktor yaitu: 1) Sistem operasi yang terdapat pada iPhone mampu bekerja dengan baik dan sesuai standard, dan 2) Disain iPhone yang khas membuat orang yang pertama kali melihat kemudian langsung tahu bahwa yang dia lihat adalah iPhone.

2. Analisis Cochran

Dalam menganalisis data, akan dilakukan dengan uji Cochran Q test. Sebelum menguji faktor-faktor tersebut, sebelumnya dilakukan uji validitas untuk mengetahui faktor apa saja yang valid untuk diuji dengan Cochran. Uji validitas dilakukan secara bertahap karena ada faktor-faktor yang tidak valid. Uji validitas terus dilakukan sampai semua faktor dinyatakan valid. Rekapitulasi data faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel V.7

Rekapitulasi Data Faktor-Faktor

No Faktor-Faktor Ya Tidak

1 Sistem operasi yang terdapat pada iPhone mampu bekerja dengan baik dan sesuai standard

98 2

2 Fitur-fitur pada iPhone mudah dipelajari, dimengerti, dan dioperasikan

80 20

3 iPhone merupakan smartphone yang tidak mudah rusak

66 34

4 Perangkat keras atau hardware serta perangkat tambahan lainnya (charger, headset, dll) dibuat dengan bahan yang kuat sehingga jika terjatuh atau tergores tidak mengalami kerusakan yang parah

(75)

5 iPhone memberikan garansi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen tanggap dalam menanggapi pertanyaan atau keluhan pengguna iPhone

70 30

8 Panduan penggunaan iPhone mudah dipelajari dan tidak menimbulkan multitafsir

81 19

9 iPhone memiliki kamera dengan resolusi tinggi yang didukung video untuk merekam, mengedit, dan streaming video call beberapa warna saja (black, silver, gold) membuat iPhone terlihat eksklusif

81 19

13 Disain iPhone yang khas membuat orang yang pertama kali melihat kemudian langsung tahu bahwa yang dia lihat adalah iPhone

98 2

14 Saya merasa iPhone merupakan produk smartphone yang menjadi pemimpin pasar hingga saat ini

78 22

15 Perusahaan pembuat iPhone mempunyai reputasi yang baik

95 5

16 Harga yang saya bayarkan untuk iPhone sepadan dengan nilai atau value produknya

83 17

Sumber: Data Primer, 2016

(76)

a. Tahap Pertama

Pada uji validitas tahap pertama, dilakukan pengujian terhadap 16 faktor-faktor yang membentuk brand image iPhone, yaitu:

1. Sistem operasi yang terdapat pada iPhone mampu bekerja dengan baik dan sesuai standard

2. Fitur-fitur pada iPhone mudah dipelajari, dimengerti dan dioperasikan

3. iPhone merupakan smartphone yang tidak mudah rusak

4. Perangkat keras atau hardware serta perangkat tambahan lainnya (charger, headset, dll) dibuat dengan bahan yang kuat sehingga jika terjatuh atau tergores tidak mengalami kerusakan yang parah 5. iPhone memberikan garansi produk yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen

6. Lokasi service centre iPhone mudah ditemukan dan mudah dijangkau

7. Customer service iPhone cepat dan tanggap dalam menanggapi pertanyaan atau keluhan pengguna iPhone

8. Panduan penggunaan iPhone mudah dipelajari dan tidak menimbulkan multitafsir

9. iPhone memiliki kamera dengan resolusi tinggi yang didukung video untuk merekam, mengedit, dan streaming video call

10.GPS dan map pada iPhone akurat dan mudah digunakan 11.Proses restart tidak memerlukan waktu yang lama

12.Casing iPhone yang hanya tersedia beberapa warna saja (black, silver, gold) membuat iPhone terlihat eksklusif

13.Disain iPhone yang khas membuat orang yang pertama kali melihat kemudian langsung tahu bahwa yang dia lihat adalah iPhone

14.Saya merasa iPhone merupakan produk smartphone yang menjadi pemimpin pasar hingga saat ini

15.Perusahaan pembuat iPhone mempunyai reputasi yang baik 16.Harga yang saya bayarkan untuk iPhone sepadan dengan nilai

atau value produknya

Dari semua faktor penentu jawaban “Ya” dilakukan pengujian

(77)

1) H0 = berdasarkan dimensi kualitas produk, faktor 1 –

faktor 16 membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen

H1 = berdasarkan dimensi kualitas produk, minimal salah

satu dari faktor 1 – faktor 16, bukan faktor pembentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen

2) Alpha: 0,05 (5%), dengan df = 15, sehingga X2 tabel = 24.996

3) Kriteria: tolak H0 apabila Q > 24.996 ; terima H0 apabila Q <

24.996

4) Q hitung: 214.054

5) Q hitung: (214.054) > X2 tabel (24.996), maka H0 ditolak.

Karena hasilnya masih menolak H0 maka perlu dilakukan uji

Cochran kembali dengan menghilangkan atribut jawaban “Ya” terendah yaitu: Perangkat keras atau hardware serta perangkat tambahan lainnya (charger, headset, dll) dibuat dengan bahan yang kuat sehingga jika terjatuh atau tergores tidak mengalami kerusakan yang parah.

b. Tahap Kedua

1) H0 = berdasarkan dimensi kualitas produk, faktor 1, 2, 3, 5,

(78)

H1 = berdasarkan dimensi kualitas produk, minimal salah

satu dari faktor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 bukan faktor pembentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen

2) Alpha: 0,05 (5%), dengan df = 14, sehingga X2 tabel = 23.685

3) Kriteria: tolak H0 apabila Q > 23.685 ; terima H0 apabila Q <

23.685

4) Q hitung: 165.502

5) Q hitung: (165.502) > X2 tabel (23.685), maka H0 ditolak.

Karena hasilnya masih menolak H0 maka perlu dilakukan uji

Cochran kembali dengan menghilangkan atribut jawaban “Ya” terendah yaitu: Lokasi service centre iPhone mudah ditemukan dan mudah dijangkau.

c. Tahap Ketiga

1) H0 = berdasarkan dimensi kualitas produk, faktor 1, 2, 3, 5,

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen

H1 = berdasarkan dimensi kualitas produk, minimal salah

(79)

2) Alpha: 0,05 (5%), dengan df = 13, sehingga X2 tabel = 22.362

3) Kriteria: tolak H0 apabila Q > 22.362 ; terima H0 apabila Q <

22.362

4) Q hitung: 123.022

5) Q hitung: (123.022) > X2 tabel (22.362), maka H0 ditolak.

Karena hasilnya masih menolak H0 maka perlu dilakukan uji

Cochran kembali dengan menghilangkan atribut jawaban “Ya” terendah yaitu: iPhone merupakan smartphone yang tidak mudah rusak.

d. Tahap Keempat

1) H0 = berdasarkan dimensi kualitas produk, faktor 1, 2, 5, 7,

8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 membentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen

H1 = berdasarkan dimensi kualitas produk, minimal salah

satu dari faktor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 bukan faktor pembentuk brand image iPhone menurut persepsi konsumen

2) Alpha: 0,05 (5%), dengan df = 12, sehingga X2 tabel = 21.026

3) Kriteria: tolak H0 apabila Q > 21.026 ; terima H0 apabila Q <

Gambar

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 50
Gambar IV.1 Apple I .........................................................................................
Gambar 1.1 Apple I
Gambar 1.2 Apple II
+7

Referensi

Dokumen terkait

NIC yang sesuai untuk NOC penyembuhan luka primer, diantaranya:..

Mariani Natalina, M.Pd Abdul

Dari pengaruh-pengaruh di atas, dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur budaya sebagai pembentuk budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sebuah masyarakat, karena unsur-unsur

Dengan diperoleh data hasil penelitian tentang tutorial sebagai alternatif model pembelajaran mata kuliah Statistika II, yaitu mengenai efektivitas/pengaruh dan

a) Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan. b) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ). c) Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ).. d) Meningkatnya Usia Harapan Hidup.

Dengan demikian, pemahaman mendasar terhadap ketentuan pemilihan kepala daerah sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 terutama terkait prase “…dipilih

1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar serta

Dengan mengamati benda-benda di sekitar siswa dapat memilih jenis tas, wadah atau tempat yang digunakan untuk menaruh benda atau sekelompok benda sesuai dengan beratnya 3..