• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYISIPAN HUMOR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYISIPAN HUMOR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya)."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENYISIPAN HUMOR

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh ASEP YUYUN

NIM 1004081

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

PENYISIPAN HUMOR

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya)

Oleh Asep Yuyun

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asep Yuyun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

iii ABSTRAK PENYISIPAN HUMOR

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya) Oleh: Asep Yuyun

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga peneliti dapat memperoleh data secara mendalam dari penelitian dan hasil penelitian dapat memberikan makna berupa informasi mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar. Observasi dilaksanakan tiga kali berturut-turut di dalam pembelajaran bahasa Inggris kelas V di tiap sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Wawancara dilaksanakan dengan responden seluruh guru bahasa Inggris di sekolah dasar beserta dua perwakilan peserta didik kelas V di tiap sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data penelitian diperoleh informasi bahwa tujuan menyisipkan humor dalam pembelajaran adalah untuk membuat pembelajaran bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan, membuat peserta didik merasa nyaman, santai, dan merasa tidak bosan dalam belajar dan mengakrabkan guru bahasa Inggris dengan peserta didik di dalam pembelajaran. Penyebab sisipan humor menjadi lucu dalam pembelajaran adalah kejutan dan kebodohan. Lalu objek sasaran pembuatan humor adalah kelompok pembawa humor tersebut. Humor digunakan sebagai alat dan teknik mengajar yang edukatif. Serta guru memperhatikan batasan-batasan ketika menyisipkan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris. Manfaat penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat dirasakan oleh guru bahasa Inggris dan peserta didik di kelas. Adapun media yang digunakan adalah lagu, gambar, permainan-permainan, dan film kartun. Penyisipan humor dilaksanakan secara terencana dan spontan. Lalu dilaksanakan di awal, di tengah, dan di akhir pembelajaran. Penyisipan humor digunakan dalam empat pembelajaran keterampilan berbahasa Inggris yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Lalu, respon peserta didik terhadap penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat baik.

(5)

iv ABSTRACT

INSERTION HUMOR IN ENGLISH LEARNING

IN THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

(Descriptive Study in Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya) By: Asep Yuyun

This research is motivated by curiosity about the insertion of humor in English learning in the fifth grade of elementary school in Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Therefore, the purpose of this study was to obtain an overview of the insertion of humor in English learning in the fifth grade of elementary school in Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. The research method used is descriptive research method while data collection techniques is using observation, interviews, and documentation so that researchers can acquire data in depth of research and the research can provide information about the insertion of humor in English learning in the fifth grade of elementary school. Observations carried out three times in a row in the insertion of humor in English learning in the fifth grade of elementary school in Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Interviews were conducted with respondents all of the English teachera at the elementary school and two representativ students of the class V in the elementary school in Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Based on research data obtained information that the purpose of inserting humor in teaching is to make English learning be fun and exciting, to make the students feel comfortable, relaxed, and feeling unbored in learning and to familiarize teachers with the English language learners in the learning. Cause insertion of humor to be funny in learning is a surprise and ignorance. Then the target object making of humor is the humor carrier group. Humor is used as teaching tools and educational techniques. The teachers use the limitations of inserting humor when teachers insert humor in English lessons. Benefits insertion humor in English learning is felt by English teachers and learners in the classroom. The media used is the song, pictures, games, and cartoons. Insertion of humor can be planned and spontaneous. Then carried out at the beginning, in the middle, and at the end of the lesson. Insertion of humor used in the four skills of English language learning, namely listening, speaking, reading, and writing. Then, the learner's response to the insertion of humor in English learning is very good.

(6)

i PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENYISIPAN HUMOR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko atau sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Mei 2014 Yang membuat pernyataan,

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penyisipan Humor dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas V Sekolah Dasar”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya serta kita semua selaku umatnya yang selalu istiqomah di jalannya.

Skripsi ini penulis sajikan, khususnya untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan pada penulisan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang.

Alhamdulillah penelitian skripsi ini selesai berkat pertolongan Allah SWT serta do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Semoga semua pihak yang telah membantu terselesaikanya penelitian skripsi ini diberikan pahala yang berlimpah oleh Allah SWT. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendo’akan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Tasikmalaya, Mei 2014

(8)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., Direktur UPI Kampus Tasikmalaya.

2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., Sekretaris UPI Kampus Tasikmalaya. 3. Bapak Drs. Rustono WS, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus

Tasikmalaya.

4. Bapak Drs. H. Didi Sutardi Danawijaya, M.A., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Sumardi, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen UPI Kampus Tasikmalaya, yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis menempuh pendidikan di UPI Kampus Tasikmalaya. 7. Seluruh guru-guru penulis di SD Negeri Griya Bumi 14/III Antapani Kota

Bandung, SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya dan SMA Negeri 1 Kota Tasikmalaya yang telah memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

8. Kepala sekolah dan seluruh guru bahasa Inggris di sekolah dasar daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 9. Kedua orang tua penulis tercinta yang sangat luar biasa hebat, mama Ai Enas

Nasihah dan bapak Aan Abdulah Parhani yang telah memberikan kasih sayang yang begitu melimpah serta telah berjuang untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk semua anaknya.

10. Saudara-saudariku Agus Ahmad Gojali dan Anisah Halimatusadiah yang telah memberikan banyak dukungan kepada kakaknya.

11. Elis Sri Wahyuni yang telah memberikan motivasi selalu selama penyelesaian skripsi ini.

(9)

iv ABSTRAK PENYISIPAN HUMOR

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya) Oleh: Asep Yuyun

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga peneliti dapat memperoleh data secara mendalam dari penelitian dan hasil penelitian dapat memberikan makna berupa informasi mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar. Observasi dilaksanakan tiga kali berturut-turut di dalam pembelajaran bahasa Inggris kelas V di tiap sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Wawancara dilaksanakan dengan responden seluruh guru bahasa Inggris di sekolah dasar beserta dua perwakilan peserta didik kelas V di tiap sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data penelitian diperoleh informasi bahwa tujuan menyisipkan humor dalam pembelajaran adalah untuk membuat pembelajaran bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan, membuat peserta didik merasa nyaman, santai, dan merasa tidak bosan dalam belajar dan mengakrabkan guru bahasa Inggris dengan peserta didik di dalam pembelajaran. Penyebab sisipan humor menjadi lucu dalam pembelajaran adalah kejutan dan kebodohan. Lalu objek sasaran pembuatan humor adalah kelompok pembawa humor tersebut. Humor digunakan sebagai alat dan teknik mengajar yang edukatif. Serta guru memperhatikan batasan-batasan ketika menyisipkan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris. Manfaat penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat dirasakan oleh guru bahasa Inggris dan peserta didik di kelas. Adapun media yang digunakan adalah lagu, gambar, permainan-permainan, dan film kartun. Penyisipan humor dilaksanakan secara terencana dan spontan. Lalu dilaksanakan di awal, di tengah, dan di akhir pembelajaran. Penyisipan humor digunakan dalam empat pembelajaran keterampilan berbahasa Inggris yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Lalu, respon peserta didik terhadap penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat baik.

(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Pembelajaran Bahasa Inggris ... 10

2. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 11

3. Humor dalam Pembelajaran ... 13

4. Humor dalam Pembelajaran Bahasa Inggris ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 29

C. Metode Penelitian ... 30

(11)

vi

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 102

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 110

A. Simpulan ... 110

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Daftar Sekolah Dasar Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota

Tasikmalaya ... 27

Tabel 3.2. Daftar Guru Bahasa Inggris di Kelas V di Sekolah Dasar Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya... 28

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi ... 32

Tabel 4.1. Jenis Penyisipan Humor Dilihat Berdasarkan Terencana atau Tidak Terencana ... 48

Tabel 4.2. Jenis Penyisipan Humor Dilihat Berdasarkan Waktu Pelaksanaan . 50

Tabel 4.3. Jenis Penyisipan Humor Dilihat Berdasarkan Bentuk ... 51

Tabel 4.4. Jenis Penyisipan Humor Dilihat Berdasarkan Bentuk dan Keterampilan Berbahasa ... 52

Tabel 4.4. Jawaban Responden Pertanyaan I ... 53

Tabel 4.5. Jawaban Responden Pertanyaan II ... 54

Tabel 4.6. Jawaban Responden Pertanyaan III ... 55

Tabel 4.7. Jawaban Responden Pertanyaan IV ... 56

Tabel 4.8. Jawaban Responden Pertanyaan V ... 57

Tabel 4.9. Jawaban Responden Pertanyaan VI ... 57

Tabel 4.10. Jawaban Responden Pertanyaan VII ... 58

Tabel 4.11. Jawaban Responden Pertanyaan VIII ... 59

Tabel 4.12. Jawaban Responden Pertanyaan IX ... 61

Tabel 4.13. Jawaban Responden Pertanyaan X ... 62

Tabel 4.14. Jawaban Responden Pertanyaan XI ... 63

Tabel 4.15. Jawaban Responden Pertanyaan XII ... 64

Tabel 4.16. Jawaban Responden Pertanyaan XIII ... 65

(13)

viii

Tabel 4.18. Jawaban Responden Pertanyaan XV... 66

Tabel 4.19. Jawaban Responden Pertanyaan I ... 68

Tabel 4.20. Jawaban Responden Pertanyaan II ... 68

Tabel 4.21. Jawaban Responden Pertanyaan III ... 69

Tabel 4.22. Jawaban Responden Pertanyaan IV ... 70

Tabel 4.23. Jawaban Responden Pertanyaan V ... 71

Tabel 4.24. Jawaban Responden Pertanyaan VI ... 72

Tabel 4.25. Jawaban Responden Pertanyaan VII ... 72

Tabel 4.26. Jawaban Responden Pertanyaan VIII ... 73

Tabel 4.27. Jawaban Responden Pertanyaan IX ... 74

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan Jenis Humor dalam Pembelajaran Menurut Sheinowitz ... 16

Gambar 2.2. Contoh Jenis Humor Terencana dalam Pembelajaran Berupa Gambar Kartun ... 16

Gambar 2.3. Contoh Jenis Humor Terencana dalam Pembelajaran Berupa Karikatur ... 17

Gambar 2.4. Contoh Jenis Humor Terencana dalam Pembelajaran Berupa Film Kartun ... 17

Gambar 2.5. Bagan Jenis Humor dalam Pembelajaran Berdasarkan Waktu Pelaksanaan ... 18

Gambar 2.6. Contoh Jenis Figural Humor Berupa Gambar Kartun ... 21

Gambar 2.7. Contoh Jenis Pictorial Humor Berupa Karikatur ... 23

Gambar 2.8. Contoh Jenis Pictorial Humor Berupa Komik ... 24

Gambar 2.9. Contoh Jenis Pictorial Humor Berupa Film ... 24

Gambar 3.1. Elemen Situasi Sosial dalam Penelitian Kualitatif ... 28

Gambar 3.2. Desain Alur Penelitian ... 30

Gambar 3.3. Triangulasi Sumber Data ... 36

Gambar 3.4. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 36

Gambar 4.1. Penyisipan Humor Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris (Reading) Jenis Auditory Humor Berupa Membaca dengan Gaya Pembaca Berita ... 99

Gambar 4.2. Penyisipan Humor Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris (Reading) Jenis Figural Humor Berupa Gambar Pohon Keluarga Spongebob ... 99

Gambar 4.3. Penyisipan Humor Pembelajaran Mendengarkan Bahasa Inggris (Listening) Jenis Pictorial Humor Berupa Film Kartun Ice Age 4 ... 100

Gambar 4.4. Penyisipan Humor Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris (Reading) Jenis Action Humor Berupa Bernyanyi Beserta Gerakan ... 100

(15)

x

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I (Instrumen Penelitian) ... 116 Lampiran II (Hasil Observasi, Hasil Wawancara, dan Hasil Daftar Ceklis

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa Inggris merupakan satu diantara mata pelajaran di sekolah dasar. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar diposisikan sebagai mata pelajaran muatan lokal. Sebagaimana dijelaskan oleh Depdiknas (2006, hlm. 95) bahwa “...perlu ditetapkan standar kompetensi bahasa Inggris bagi SD/MI yang menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal”. Walaupun diposisikan sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar, mata pelajaran bahasa Inggris mempunyai peranan penting bagi peserta didik. Peranan penting tersebut adalah menyiapkan peserta didik menguasai bahasa Inggris, dengan pertimbangan bahwa bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa internasional di era globalisasi saat ini. Sebagaimana dikemukakan oleh Kitao (1996) bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa utama yang digunakan dalam berita dan informasi di dunia. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar harus dilaksanakan secara efektif.

Pembelajaran bahasa Inggris yang efektif adalah pembelajaran yang mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan utama pembelajaran bahasa Inggris. Tujuan utama pembelajaran bahasa Inggris adalah peserta didik dapat berkomunikasi melalui bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diungkapkan oleh Davies dan Pearse (2000, hlm. 15) bahwa “Real success in English language teaching and learning is when the learners can actually communicate in English inside and outside the classroom”. Dengan kata lain, setiap kegiatan dalam pembelajaran bahasa Inggris harus mampu menunjang peserta didik untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari.

(18)

2

bahasa Inggris di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006, hlm. 96) yaitu

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Hal tersebut juga didukung oleh ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006, hlm. 96) yang mencakup “kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah”.

Satu diantara berbagai cara mencapai pembelajaran bahasa Inggris secara efektif adalah melalui pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris secara menyenangkan. Pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan secara menyenangkan karena didasarkan pada pelaku pembelajaran yaitu manusia sebagai makhluk pencari kesenangan. Selain itu pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan secara menyenangkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007, hlm. 6) bahwa

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(19)

3

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran bahasa Inggris secara menyenangkan. Menurut Darmansyah (2010b, hlm. 11) bahwa “Kegembiraan dan kesenangan dalam belajar dapat diciptakan melalui berbagai cara seperti lingkungan yang bersih dan kondusif untuk belajar, belajar sambil rekreasi, permainan peran, iringan musik, dan sebagainya”. Akan tetapi ada satu cara yang belum banyak disadari guru-guru di sekolah dasar di Indonesia dalam menciptakan pembelajaran bahasa Inggris secara menyenangkan. Cara tersebut adalah menyisipkan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Penyisipan humor dapat dilakukan secara langsung atau melalui media dengan tujuan membuat orang tertawa. Sebagaimana diungkapkan oleh Darmansyah (2010b, hlm. 72) bahwa “...humor adalah komunikasi yang dilakukan melalui gambar, kartun, karikatur, cerita singkat / anekdot yang memiliki unsur kelucuan yang mampu menggelitik rasa ketawa seseorang”.

Dari pengertian humor tersebut, diperoleh pemahaman humor dalam pembelajaran adalah usaha guru untuk membuat peserta didik tertawa baik penggunaan humor secara langsung atau pun melalui media. Akan tetapi usaha tersebut harus bersifat mendidik dan terkontrol. Sesuai dengan pendapat Rudiana (2010, hlm. 72) bahwa “Humor dalam konteks pembelajaran ini tentu saja adalah humor yang mendidik (edukatif) dan terkendali”.

(20)

4

bahasa Inggris dapat menciptakan pengaruh-pengaruh positif yaitu membantu peserta didik lebih memusatkan perhatian saat waktu belajar dan membantu peserta didik dalam belajar materi yang sulit.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar secara menyenangkan dapat dilakukan melalui penyisipan humor. Dengan kata lain pembelajaran bahasa Inggris akan lebih menyenangkan melalui sisipan humor.

Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti sangat terdorong untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan guru-guru mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya menggunakan sisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V. Peserta didik sangat merasa antusias dan gembira dalam pembelajaran bahasa Inggris yang menggunakan sisipan humor. Oleh karena itu peneliti menjadikan sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya sebagai lokasi penelitian.

Hasil penelitian mengenai pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya diharapkan dapat menambah pembendaharaan informasi mengenai pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sehingga pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dapat terlaksana secara menyenangkan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti bermaksud mengungkapkan bagaimana pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

(21)

5

tersebut didasarkan pada hakikat pelaku pembelajaran yaitu manusia sebagai makhluk pencari kesenangan. Pelaksanaan pembelajaran secara menyenangkan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Satu diantara cara melaksanakan pembelajaran secara menyenangkan yaitu melalui penyisipan humor dalam pembelajaran. Begitu pula pada pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, penyisipan humor dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran secara menyenangkan. Oleh karena itu, teridentifikasi masalah penelitian yaitu pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya yaitu SD Negeri Siluman 1, SD Negeri Siluman 2, SD Negeri Siluman 3, SD Negeri Siluman 4, dan SD Negeri Angkasa 2.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari paparan identifikasi masalah yang telah diuraikan, dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membatasi masalah yang diteliti. Penelitian terpusat hanya pada gambaran bagaimana pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Adapun perumusan masalah penelitian secara rinci dapat dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana jenis penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya?

(22)

6

D. Tujuan Penelitian

Dari paparan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Adapun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang jenis penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang respon peserta didik kelas V terhadap pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

E. Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian mengenai pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya akan memiliki manfaat teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

(23)

7

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar menjadi lebih menyenangkan melalui penyisipan humor dalam pembelajaran.

b. Bagi pembaca dan calon guru

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pembendaharaan informasi mengenai pembelajaran bahasa Inggris secara menyenangkan melalui sisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat sebagai bekal kelak menjadi guru yang mampu menciptakan kualitas pembelajaran yang baik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Gambaran lebih rinci mengenai isi keseluruhan skripsi diuraikan dalam sistematika penelitian yang pembahasannya disusun sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

(24)

8

Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Rumusan masalah didapat dari identifikasi masalah dan diuraikan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan mengenai hasil dari penelitian setelah penelitian mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar telah dilaksanakan. Lalu manfaat penelitian menguraikan mengenai harapan-harapan peneliti dari segi teoritis maupun praktis. Kemudian struktur organisasi skripsi menguraikan mengenai rincian penulisan skripsi dari setiap bab dan bagian bab sebagai acuan dalam penulisan skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Pada bab kajian pustaka, peneliti menguraikan teori-teori mengenai pembelajaran bahasa Inggris, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, humor dalam pembelajaran serta humor dalam pembelajaran bahasa Inggris. 3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab metode penelitian, peneliti menguraikan mengenai lokasi, subjek populasi dan sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar, desain penelitian, metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar, definisi operasional variabel mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(25)

9

5. Bab V Simpulan dan Saran

(26)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dilaksanakan di sekolah dasar daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Adapun rincian daftar sekolah-sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Daftar Sekolah Dasar Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya

No. Nama Sekolah Alamat Posisi

Sekolah 1 SD Negeri Siluman 1 Jl. Siluman No.81

Kelurahan Setiaratu

SD Imbas 2 SD Negeri Siluman 2 Kp. Gunung Kialir

Kelurahan Setiajaya

SD Inti 3 SD Negeri Siluman 3 Jl. Siluman Kelurahan

Setiaratu

SD Imbas 4 SD Negeri Siluman 4 Kp. Gunung Kialir

Kelurahan Setiajaya

SD Imbas 5 SD Negeri Angkasa 2 Kp. Gunung Kialir

Kelurahan Setiajaya

SD Imbas

(27)

28

2. Subjek Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian kualitatif istilah populasi tidak digunakan, akan tetapi menggunakan istilah situasi sosial. Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2010) situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku, dan aktivitas. Sehingga peneliti dalam penelitian kualitatif harus mengamati secara mendalam mengenai aktivitas para pelaku di suatu tempat. Adapun elemen-elemen pada situasi sosial dapat ditunjukkan oleh gambar berikut.

Tempat

Situasi

Sosial

Pelaku Aktivitas

Gambar 3.1. Elemen Situasi Sosial dalam Penelitian Kualitatif

Adapun situasi sosial yang diamati oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penyisipan humor oleh seluruh guru bahasa Inggris di kelas V di sekolah dasar daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V di sekolah dasar daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Daftar seluruh guru bahasa Inggris tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2.

Daftar Guru Bahasa Inggris di Kelas V di Sekolah Dasar Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya

Nama Guru Jenis

Kelamin Tugas Mengajar di Sekolah Pendidikan Terakhir

Mukaromah, S. Pd. P SD Negeri

Siluman 1

S1 PGSD UPI Soni Iskandar, S. Pd. L SD Negeri

Siluman 2

S1 Pendidikan Sejarah Unsil Ulfah Durrotunafisah, S. Pd. P SD Negeri

Siluman 3

S1 PGSD UPI Tuti Aisyatillah, S. Pd. P SD Negeri

Siluman 4

S1 PGSD UPI Irma Nurmalasari, S. Pd. P SD Negeri

Angkasa 2

(28)

29

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis dari teknik non probability sampling yaitu teknik purposive sampling. Sugiyono (2010, hlm. 53) mengemukakan bahwa

...purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Pertimbangan peneliti mengambil sampel sumber data di sekolah dasar daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya adalah hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa terdapat penyisipan humor dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, sehingga peneliti mengambil sampel sumber data di sekolah dasar daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Teknik purposive sampling dirasa peneliti sangat tepat dalam pemerolehan data untuk penelitian bagaimana mengungkap pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

B. Desain Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, sehingga peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan kepada makna daripada generalisasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada pemaparan melalui kata-kata serta analisis data bersifat induktif.

(29)

30

peneliti merumuskan masalah dari informasi yang didapat dari studi pendahuluan. Setelah merumuskan masalah, peneliti melakukan studi pustaka untuk menemukan teori-teori mengenai variabel yang terdapat dalam rumusan masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data oleh peneliti sebagai instrumen utama dibantu oleh lembar observasi, pedoman wawancara, serta proses dokumentasi pada situasi sosial yang diteliti. Setelah proses pengumpulan data, peneliti melakukan pengolahan data serta analisis data dengan langkah pertama yaitu mereduksi data sesuai dengan rumusan masalah, kemudian menyajikan data, serta langkah terakhir adalah melakukan penarikan kesimpulan. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada gambar desain alur penelitian berikut.

Gambar 3.2. Desain Alur Penelitian C. Metode Penelitian

Dalam penelitian penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Hatimah dkk. (2007, hlm. 98) menyatakan bahwa

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyakarat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Berdasarkan pemaparan tersebut, metode penelitian deskriptif dirasa cocok dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar.

Penentuan Fokus Masalah ketika Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi Pustaka Mengenai Variabel

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data di Lapangan Pengolahan Data

(30)

31

Adapun pertimbangan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:

1. Dengan metode penelitian deskriptif, peneliti dapat memperoleh data secara mendalam dari penelitian.

2. Dengan metode penelitian deskriptif, hasil penelitian dapat memberikan makna berupa informasi mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar sehingga menjadi bahan rujukan bagi guru dan calon guru sebagai gambaran bagaimana menyisipkan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar.

3. Dapat mengetahui secara langsung situasi sosial penelitian, sehingga peneliti menganggap dalam pengolahan data disusun tanpa ada data yang dimanipulasi. D. Definisi Operasional

Dalam penelitian penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, peneliti menggunakan sebuah variabel mandiri, yakni pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

1. Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Indonesia memiliki posisi sebagai mata pelajaran muatan lokal dan bertujuan untuk peserta didik dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dalam konteks sekolah yang mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

2. Humor dalam pembelajaran

Humor dalam pembelajaran adalah komunikasi yang bersifat mendidik dan dilakukan guru secara langsung atau melalui media dengan tujuan untuk membuat peserta didik tertawa.

3. Humor dalam pembelajaran bahasa Inggris

(31)

32

tujuan untuk membuat peserta didik tertawa dan menunjang keberhasilan peserta didik berkomunikasi melalui bahasa Inggris.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2010, hlm. 61) bahwa

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

[image:31.595.109.539.430.697.2]

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian peneliti berperan sebagai instrumen utama dibantu pedoman wawancara, lembar observasi, serta proses dokumentasi dalam mengumpulkan data di lapangan. Instrumen-instrumen tersebut digunakan dengan tujuan memperoleh data secara kredibel.

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

Variabel Subvariabel Indikator Teknik Sumber

Teori

Penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris

(32)
(33)
(34)

35 pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar bagi peserta didik. (2010b) Respon peserta didik kelas V terhadap pelaksanaan penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V SD.

Wawancara, Observasi,

dan Dokumentasi

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada penelitian kualitatif, dalam pengujian keabsahan data menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 121) menyatakan bahwa “...uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas)”.

Dalam uji kredibilitas, Sugiyono (2010, hlm. 121) menyatakan bahwa ...uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti melakukan uji kredibilitas data dalam penelitian dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus analisis kasus negatif, dan member check.

(35)

36

uji kredibilitas data dalam penelitian dengan triangulasi, peneliti menggunakan triangulasi sumber data serta triangulasi teknik pengumpulan data. Pada triangulasi sumber data, peneliti melakukan pengumpulan data pada tiga responden yaitu guru bahasa Inggris serta dua peserta didik di setiap sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Sedangkan pada triangulasi teknik pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data melalui tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Peserta didik Guru bahasa Inggris Gambar 3.3. Triangulasi Sumber Data

Wawancara Observasi

Dokumentasi

Gambar 3.4. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Pengujian kredibilitas data dalam penelitian dengan analisis kasus negatif dilakukan bila ditemukan data yang bertentangan dengan data yang telah ditemukan di lapangan. Kemudian peneliti menggunakan bahan referensi yaitu transkrip wawancara dengan responden baik dengan guru bahasa Inggris, serta peserta didik, foto-foto penelitian, serta perekaman video. Lalu pengujian kredibilitas data dalam penelitian dengan mengadakan member check yaitu peneliti melakukan penyampaian temuan data kepada pemberi data yaitu guru bahasa Inggris serta peserta didik untuk menyepakati temuan data di lapangan.

(36)

37

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian mengenai penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi yaitu wawancara, dokumentasi, serta dokumentasi. Sesuai dengan pernyataan Sugiono (2010, hlm. 83) bahwa triangulasi adalah “...teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi dengan pertimbangan bahwa dengan beberapa teknik tersebut diharapkan dapat saling melengkapi dalam mengumpulkan data di lapangan.

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data pertama digunakan peneliti adalah wawancara. Pengertian wawancara didefinisikan oleh Riduwan (2007, hlm. 29) adalah “...suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit”.

(37)

38

serta dua perwakilan peserta didik kelas V di setiap sekolah dasar di Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Wawancara dilakukan setelah observasi. Wawancara di SD Negeri Angkasa 2 dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 dengan responden Ibu Irma Nurmalasari, S. Pd., Siti Nursilah, dan Felani Apriansyah. Wawancara di SD Negeri Siluman 3 dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 dengan responden Ibu Ulfah Durrotunafisah, S. Pd., Diki Kusumah, dan Firli Dwi Syahfitri. Wawancara di SD Negeri Siluman 4 dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2014 dengan responden Ibu Tuti Aisyatilah, S. Pd., Basar Abdul Aziz, dan Syahwa Syagita Destriansyah. Wawancara di SD Negeri Siluman 1 dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014 dengan responden Ibu Mukaromah, S. Pd., M. Gilang, dan Indri Windriasari. Wawancara di SD Negeri Siluman 2 dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014 dengan responden Bapak Soni Iskandar, S. Pd., Nesya Bunga Jalianti, dan Adi Muhamad Darmawan.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua adalah observasi. Pengertian observasi dinyatakan oleh Riduwan (2007, hlm. 30) adalah

“...melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenonema alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil”. Berdasarkan uraian tersebut, alasan peneliti menggunakan observasi adalah karena penelitian dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian, objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, serta jumlah responden yang sedikit.

(38)

39

Pada kegiatan observasi, peneliti mengamati pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Adapun kegiatan observasi dilaksanakan tiga kali dalam setiap pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Di SD Negeri Angkasa 2, observasi dilaksanakan pada tanggal 15, 22, dan 29 April 2014. Di SD Negeri Siluman 3, observasi dilaksanakan pada tanggal 15, 22, dan 29 April 2014. Di SD Negeri Siluman 4, observasi dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 April 2014 serta 3 Mei 2014. Di SD Negeri Siluman 1, observasi dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24 April 2014, serta tanggal 8 Mei 2014. Di SD Negeri Siluman 2, observasi dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 serta 2 dan 9 Mei 2014.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data terakhir adalah dokumentasi. Pengertian dokumentasi dinyatakan oleh Riduwan (2007, hlm. 31) adalah sebagai berikut “Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”. Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah untuk mendukung data yang telah didapat dari teknik wawancara dan observasi.

H. Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan di mana peneliti menganalisis dan menafsirkan data yang didapat di lapangan melalui teknik pengumpulan data. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 88) bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

(39)

40

(dalam Sugiyono, 2010) terdiri dari tiga tahapan yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction

Pada tahap reduksi data peneliti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu dari data yang didapat di lapangan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2010, hlm. 92) bahwa “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”.

b. Data Display

Sugiyono (2010, hlm. 95) menyatakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”. Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uraian singkat dalam penyajian data yang diperoleh, agar dapat dimengerti setelah data tersebut terkumpul.

c. Conclusion Drawing

(40)

1101 1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(41)

1111 1

2. Penyisipan humor dilaksanakan di dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar di daerah Gugus Rajawali Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya secara terencana dan spontan. Lalu dilaksanakan di awal, di tengah, dan di akhir pembelajaran. Penyisipan humor digunakan dalam empat pembelajaran keterampilan berbahasa Inggris yaitu pembelajaran mendengarkan bahasa Inggris (listening) jenis verbal humor berupa candaan dan menceritakan cerita lucu, pictorial humor berupa film dan games humor berupa permainan, dalam pembelajaran berbicara bahasa Inggris (speaking) jenis auditory humor berupa menirukan suara-suara lucu, games humor berupa permainan dan action humor berupa bermain peran, dalam pembelajaran membaca bahasa Inggris (reading) jenis humor yang digunakan adalah action humor berupa bernyanyi dengan gerakan, figural humor berupa gambar kartun, dan auditory humor berupa membaca dengan gaya pembaca berita, dan dalam pembelajaran menulis bahasa Inggris (writing) jenis humor yang digunakan adalah games humor berupa permainan.

3. Penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat dirasakan manfaat nya oleh peserta didik. Manfaat-manfaat tersebut adalah pembelajaran bahasa Inggris menjadi tidak membosankan, pembelajaran bahasa Inggris lebih menarik, menimbulkan ketagihan belajar bahasa Inggris, pembelajaran bahasa Inggris lebih meriah, pembelajaran menjadi menggairahkan, dan pembelajaran menjadi tidak kaku. Lalu, respon peserta didik terhadap penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat baik. Pembelajaran bahasa Inggris menjadi menarik, tidak membosankan, menimbulkan ketagihan belajar bahasa Inggris, pembelajaran bahasa Inggris lebih meriah, dan pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut.

(42)

1121 1

menyenangkan. Upaya penciptaan pembelajaraan bahasa Inggris secara menyenangkan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Satu diantara cara tersebut adalah menyisipkan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris. Penyisipan humor dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan bernyanyi disertai gerakan, bercerita mengenai kisah lucu, melakukan permainan, menonton film, dan candaan. Akan tetapi harus diperhatikan batasan-batasan dalam menyisipkan humor tersebut dan objek sasaran humor harus dari pembawa humor tersebut atau materi pelajaran. Batasan menyisipkan humor tersebut seperti mengaitkan dengan materi pelajaran, tidak memaksakan menyisipkan humor dalam pembelajaran, menggunakan sisipan humor secara bervariasi, dan sebagainya.

(43)

113

DAFTAR PUSTAKA

Aboudan, R. (2009). Laugh and learn : humor and learning a second language. International Journal of Arts and Sciences, 3 (3), hlm. 90-99.

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Chee, A. (2006). Humor in TEYL-reducing classroom anxiety. The International TEYL Journal.

Chesta, E. A. (2011). Cara Asyik Belajar Bahasa Inggris lewat Humor. Jakarta: Redaksi Tangga Pustaka.

Chiasson, P. E. (2002). Using humor in the second language classroom. The Internet TESL Journal, 7 (3).

Darmansyah. (2009a). Pembelajaran menggunakan sisipan humor dalam mata pelajaran matematika. Jurnal Kependidikan, 10 (1), hlm. 31-41.

Darmansyah. (2010b). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara.

Davies, P. dan Pearse, E. (2000). Success in English Teaching. Oxford: Oxford University.

Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri. DePorter, B., Reardon, M., dan Sarah. (2003). Quantum Teaching. Bandung:

Kaifa.

Hatimah, I., Susilana, R., dan Aedi, N. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Kitao, K. (1996). Why do we teach english?. The Internet TESL Journal, 2 (4). Oxford Univesity. (2008). Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford: Oxford

University Press.

Pemerintah RI. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta.

(44)

114

Rudiana. (2012). 9 Karakter Guru Menyenangkan Berbasis Ramah Otak. Bandung: Smile’s Indonesia Institute Publishing.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirman, D. dan Jumhana, N. (2006). Perencanaan Pembelajaraan. Bandung: UPI Press.

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Gambar 3.2. Desain Alur Penelitian
Tabel 3.3.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan merupakan data tahunan yang dikeluarkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari Jumlah Kunjungan Wisatawan dan

interpersonal melalui permainan kelompok yang sesuai pada siswa kelas. VIII MTs Al Inayah Bandung tahun

Salah satu jenis bahan tambahan makanan adalah bahan pengawet makanan, yang berfungsi untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan

U Mhs Dosen [Data KRS] KRS Jdwlkul Kurlkl Mhs Data nilai Data materi Data nilai Data materi [Data dosen] [Data mahasiswa] 1 Maintenance Data Akademik + 2 Input materi dan

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN ATLET PENCAK SILAT (IPSI) KOTA BANDUNG SEBELUM.. MENGHADAPI PERTANDINGAN POPDA/X JAWA BARAT TAHUN

Olahraga aerobik atau yang biasa disebut latihan kardiovaskular meningkatkan fungsi kerja paru, jantung dan melancarkan sirkulasi darah, sehingga tubuh mendapatkan

Available from: http://medical - dictionary.thefreedictionary.com/exercise [Accesed 19 May 2015].. National Diabetes Information Clearinghouse

peranan pembelajaran sosiologi dalam mencegah kenakalan remaja (studi terhadap siswa sma negeri di kota bandung). Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |