• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK GAMBAR DI TKIT ILMAN NAFI’AN: Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TKIT Ilman Nafi’an Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Tahun Pelajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK GAMBAR DI TKIT ILMAN NAFI’AN: Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TKIT Ilman Nafi’an Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Tahun Pelajaran 2013-2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK GAMBAR DI TKIT ILMAN NAFI’AN

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TKIT Ilman Nafi’an Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Tahun Pelajaran 2013-2014)

Hira Soufantri

1008923

Abstrak

Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan keterampilan berbicara anak di kelompok B TKIT Ilman Nafi’an, yaitu pada umumnya keterampilan berbicara anak masih rendah. Sedikitnya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, menjadikan anak sulit untuk mengungkapkan ide atau gagasan. Mengingat sangat pentingnya keterampilan berbicara anak sebagai bekal berkomunikasi dengan lingkungannya, maka peneliti melakukan penelitian pada anak kelompok B TKIT Ilman Nafi’an sebanyak 10 anak. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan berbicara anak di TKIT Ilman Nafi’an, (2) Untuk mengetahui pelaksanaan permainan tebak gambar dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara anak di TKIT Ilman Nafi’an, dan (3) Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan keterampilan berbicara anak dengan permainan tebak gambar. Metode penelitian yang diterapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kondisi awal keterampilan berbicara anak kelompok B di TKIT Ilman Nafi’an dalam kategori B (Baik) sangat minimal yaitu hanya 10% namun setelah pelaksanaan permainan Tebak Gambar yang dilaksanakan 2 siklus dengan masing-masing siklus 2 tindakan pencapaian kemampuan keterampilan berbicara anak yang mendapat kategori B (Baik) mencapai nilai maksimal yaitu 70%. Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu pelaksanaan permainan tebak gambar ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak sebagai cara yang menarik sehingga lebih memotivasi dan melibatkan anak secara aktif.

(2)

IMPROVING SPEAKING SKILL GAMES CHILDREN THROUGH IMAGES IN CRUSH TKIT ILMAN NAFI'AN

(Classroom Action Research in Group B TKIT Ilman Nafi'an Cijambe County Subang District of Academic Year 2013-2014)

Hira Soufantri

1008923

Abstract

This study was conducted based on the findings of the problems associated with the ability of the child speaking skills in group B TKIT Ilman Nafi'an, which generally speaking skills the child is still low. The small number of their child's vocabulary, the child makes it difficult to express an idea or ideas. Given the importance of speaking skills in preparation for the child to communicate with its environment, the researchers conducted a study on children in group B TKIT Ilman Nafi'an as many as 10 children. The purpose of this study is as follows: (1) To determine the condition of the child objectively speaking skills in TKIT Ilman Nafi'an, (2) To determine the implementation guessing game image in an effort to improve speaking skills in TKIT Ilman Nafi'an child, and (3 ) To find out the results of an increase in the ability of the child speaking skills to guess the picture game. The research method applied is Classroom Action Research (CAR), the data collection techniques in this study through interviews, observation and documentation. Initial conditions conversational skills of children in group B in TKIT Ilman Nafi'an in category B (Good) is minimal at only 10% but after the execution of the game Guess implemented Figure 2 cycles with each cycle 2 attainment measures the ability of speaking skills children receiving category B (Good) reaches a maximum value of 70%. Recommendations are given for early childhood educators are implementing this picture guessing game can be used as an alternative to improve the speaking skills of children as an exciting way to motivate and involve children more actively.

(3)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH………...

DAFTAR ISI……….

B. Identifikasi Masalah Penelitian………..

C. Rumusan Masalah Penelitian……….

D. Tujuan Penelitian………...

E. Manfaat Penelitian……….

F. Struktur Organisasi Penelitian Skripsi………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA………...

A. Konsep Perkembangan Bahasa………..

1. Pengertian Bahasa………

2. Perkembangan Bahasa Anak………...

3. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak ………..

B. Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini………...

1. Pengertian Keterampilan Berbicara……….

2. Perkembangan Berbicara Anak usia 5-6 tahun………

(4)

C. Konsep Bermain dan Permainan………...

1. Pengertian Bermain………..

2. Tujuan dan Manfaat Bermain bagi Anak……….

3. Strategi Pembelajaran melalui bermain………...

D. Konsep Permainan Tebak Gambar………

1. Pengertian Permainan Tebak Gambar………..

2. Pelaksanaan Permainan Tebak Gambar………...

E. Penelitian Terdahulu………..

BAB III METODE PENELITIAN………. A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….

B. Desain Penelitian………...

C. Metode Penelitian………..

D. Penjelasan Istilah………

E. Instrumen Penelitian………..

F. Teknik Pengumpulan Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… A. Hasil Penelitian………..

1. Kondisi Objektif Keterampilan Berbicara anak Kelompok B di TKIT Ilman Nafi’an………. 2. Implementasi Penggunaan Permainan Tebak Gambar dalam

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B di TKIT Ilman Nafi’an……….

a. Proses Pelaksanaan Permainan Tebak Gambar Siklus I………

b. Proses Pelaksanaan Permainan Tebak Gambar Siklus II……...

3. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B di TKIT Ilman Nafi’an setelah Permainan Tebak

Gambar………...

B. Pembahasan………...

1. Kondisi Objektif Keterampilan Berbicara anak Kelompok B di TKIT Ilman Nafi’an………. 2. Implementasi Penggunaan Permainan Tebak Gambar dalam

(5)

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B di

TKIT Ilman Nafi’an………

4. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B di TKIT Ilman Nafi’an setelah Permainan Tebak

Gambar………...

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………..

A. Kesimpulan………

B. Rekomendasi………..

DAFTAR PUSTAKA………...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

77

80

82

82

83

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang penulis jadikan sebagai tempat penelitian adalah

Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Ilman Nafi’an yang

beralamat di kampung Gunungtua Rt 03 Rw 04 Desa Gunungtua

Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah Anak TKIT Ilman Nafi’an Kelompok

B tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa 10 orang, yang terdiri dari

laki-laki 5 orang perempuan 5 orang. Penetapan lokasi ini berdasarkan

hasil temuan penulis tentang permasalahan perkembangan berbicara anak,

Selain itu karena tempatnya yang strategis dan memenuhi syarat untuk

melakukan penelitian.

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK yang digunakan dalam desain penelitian ini bersifat

partisipan yang berbentuk siklus. Dikatakan bersifat partisipan karena

dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti terlibat langsung dengan

subjek peneliti dilihat dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan Chein, 1990 (dalam Muslihudin, 2009 : 64) yang menyatakan “Sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu

menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya”.

Dalam hal ini peneliti berperan sebagai pelaksana mulai dari tahap

perencanaan, persiapan-persiapan penelitian, serta pelaksanaan PTK siklus

I, menganalisis dan mensintesis setelah pelaksanaan tindakan, kemudian

mereflesikan semua kegiatan yang telah berlangsung dalam siklus I,

(7)

24

pembelajaran untuk siklus II. Kegiatan ini berlangsung hingga mendapat

hasil yang signifikan. Hasil yang signifikan ini adalah setelah anak

mengalami peningkatan minimal 70% mendapatkan nilai dengan kategori

Baik dari aspek penilaian kemampuan berbicara yang digunakan.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah model yang dikembangkan oleh John Elliot, yang didalamnya

terdiri dari komponen perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi,

yang selanjutnya akan diikuti oleh siklus berikutnya.

Alur yang digunakan adalah sebagai berikut :

Model John Elliot dalam Muslihudin (2009 : 60)

Gambar 3.1 PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS 1

(8)

PTK ini dilaksanakan melalui proses pengkajian bersiklus, yang terdiri

dari empat tahap, yaitu :

1. Perencanaan

Tahap merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap

kegiatan. Pada tahap ini peneliti akan menyusun rencana pembelajaran

yang berhubungan dengan kemampuan berbicara anak melalui permainan

tebak gambar yang akan dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan

Harian (RKH) beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario

mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam

kegiatan tindakan atau perbaikan. Guru juga menyiapkan alat permainan

berupa topi bergambar yang akan dipergunakan anak. Gambar yang

disiapkan disesuaikan dengan tema yang akan disampaikan pada minggu

itu. Selain itu guru juga menyiapkan cara merekam dan menganalisis data

berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan. Guru menyusun instrumen

non tes yaitu berupa pedoman observasi dan studi dokumentasi.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah implementasi dari

apa yang sudah direncanakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti

mengacu pada rumusan masalah yang sudah ditentukan.

3. Pengamatan/observasi

Peneliti melaksanakan pengamatan/observasi selama proses tindakan

berlangsung. Untuk memperoleh informasi dan pengumpulan data dalam

meningkatkan keterampilan berbicara anak dengan permainan tebak

gambar maka peneliti menggunakan instrumen penilaian perkembangan

anak melalui pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan secara

(9)

26

4. Refleksi

Tahapan refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang

didapat saat melakukan pengamatan. Apakah dengan permainan tebak

gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Dari hasil

refleksi ini ditemukan kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran

sehingga diketahui dan dapat diperbaiki masalah yang ditemukan di dalam

proses belajar mengajar khususnya keterampilan berbicara anak, sehingga

hasil belajar anak dapat tercapai secara optimal melalui tindakan perbaikan

pembelajaran.

Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan

Hal-hal yang akan direncanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah:

a. Guru menyusun Rencana Kegiatan dalam bentuk RKH.

b. Guru menyiapkan alat permainan.

c. Guru menyiapkan alat penilaian.

2. Pelaksanaan tindakan

Melakukan observasi, pencatatan lapangan dan merekam kegiatan

permainan ketika tindakan berlangsung.

3. Refleksi

Menganalisis hasil tindakan pembelajaran serta tindakan siklus 1.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka ada perbaikan di siklus

selanjutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Merumuskan dan merancang kembali rencana kegiatan sebagai upaya

(10)

2. Pelaksanaan tindakan

Dilakukan observasi, pencatatan lapangan dan perekaman kegiatan

permainan yang sedang berlangsung.

3. Refleksi

Menganalisis hasil tindakan siklus II.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, serta mengatasi

permasalahan peningkatan keterampilan berbicara anak. Penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Elliot (1991) “Penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki

kualitas situasi sosial tersebut”. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Wiriatmadja (2008 : 50) ” Kemampuan guru untuk meneliti akan meningkatkan kinerja dalam profesinya sebagai pendidik”.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berdasarkan tujuan yang

ingin dicapai yaitu memperoleh gambaran jelas tentang peningkatan

keterampilan berbicara anak dengan permainan tebak gambar.

D. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah mengacu pada standar kemampuan keterampilan berbicara anak

pada Permendiknas no.58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia

dini, pendapat dari Hurlock (1978) dan pendapat dari Dhieni (2008) yang

menjelaskan tentang aspek-aspek keterampilan berbicara anak yang

(11)

28

berikut “a) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain; b) Dapat berkomunikasi secara lisan serta mengenal

simbol-simbol huruf; c) Melafalkan kata-katanya sehingga orang lain

memahaminya dengan mudah; d) Saling menyampaikan informasi; dan e) Mengungkapkan ide atau perasaan dengan gerakan.”

2. Permainan Tebak Gambar

Permainan Tebak Gambar yang dimaksudkan dalam penelitian ini

yaitu kegiatan permainan dengan mengikuti aturan-aturan untuk

mendapatkan jawaban tebakan yang diharapkan. Seperti yang dijelaskan

Sadiman (2011, hlm 75) yang mengemukakan bahwa permainan adalah

setiap kontes antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan

mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.

Aturan-aturan dalam permainan ini adalah satu anak menjadi

pemain dengan menggunakan topi gambar, anak tersebut tidak boleh

melihat gambar yang akan ditebak, anak-anak yang lain menyebutkan apa

saja yang dilihat digambar tanpa menyebutkan jawaban dari gambar yang

akan ditebak.

Menurut Tedjasaputra (2001, hlm 81-82) Alat permainan edukasi

adalah alat permainan yang dirancang khusus untuk kepentingan

pendidikan. Adapun alat atau media yang digunakan dalam permainan

tebak gambar ini yaitu dengan menggunakan topi bergambar. Topi yang

digunakan sebagai perekat gambar yang akan ditebak dan pasang dikepala

anak, sehingga anak tidak repot untuk memegang gambar, dan gambar

yang ditebak tidak terlihat oleh anak yang memakai dan menebak gambar.

Media gambar digunakan karena sangat efektif untuk digunakan dalam

pembelajaran, seperti yang disebutkan Sadiman (2011, hlm 14) beberapa

kelebihan media gambar diantaranya:

(12)

anak-anak di bawa ke objek/peristiwa tertentu; 3) dapat mengatasi keterbatasan pengamatan karena dapat menghadirkan hal-hal yang dapat ditangkap oleh panca indera; 4) dapat memperjelas suatu masalah; 5) murah dan mudah didapat.

Dalam pelaksanaan permainan ini terdiri dari beberapa tahapan,

yakni pengkondisian atau persiapan, pelaksanaan dan refleksi. Adapun

penjabarannya adalah sebagai berikut :

a) Persiapan, berfungsi sebagai pijakan awal anak untuk mengikuti

kegiatan permainan Tebak Gambar, meliputi doa pembuka dengan

bimbingan guru, sapa dan salam, selanjutnya menjelaskan tentang

aturan dan tata cara pelaksanaan kegiatan permainan Tebak Gambar

seperti pembagian kelompok maupun berpasangan, setting tempat

duduk serta menunjukan alat atau media yang akan digunakan dalam

kegiatan permainan tebak gambar.

b) Pelaksanaan, permainan tebak gambar dilaksanakan oleh anak dibawah

bimbingan guru. Guru berfungsi memberikan masukan, mengarahkan,

dan membantu anak mengekspresikan idenya. Guru juga mencatat

setiap kejadian dalam kegiatan permainan tebak gambar.

c) Refleksi, setelah melakukan kegiatan permainan tebak gambar anak

diberi kesempatan untuk bercakap-cakap dan tanya jawab mengenai

gambar yang ditebak.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instumen yang digunakan adalah pedoman

observasi yang didalamnya terdiri dari aspek-aspek keterampilan berbicara

yang harus diamati disertai dengan skala penilaian berupa kategori B

(Baik), C (Cukup), K (Kurang), yang masing-masing memiliki kriteria

penilaian pada setiap aspeknya. Hasil skala penilaian diperoleh dari hasil

observasi terhadap kemampuan berbicara anak dijadikan dasar bagi

(13)

30

Instrumen penelitian berasal dari kisi-kisi instrumen yang terdiri

dari dua variable dan dua sub variabel yaitu aspek keterampilan berbicara.

Aspek keterampilan berbicara dirumuskan dalam indikator yang

(14)

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Melalui Permainan Tebak Gambar

VARIABEL SUB

VARIABEL INDIKATOR PERNYATAAN

TEKNIK yang ada di gambar.

3. Anak dapat menyebutkan kata keterangan waktu yang ada digambar. 4. Anak dapat menyebutkan keterangan

tempat yang ada digambar.

5. Anak dapat menyebutkan warna yang ada digambar.

6. Anak dapat menyebutkan bentuk benda yang ada digambar.

7. Anak dapat menyebutkan huruf-huruf vocal dari kata yang ada digambar. 8. Anak dapat menyebutkan huruf-huruf

konsonan dari kata yang ada digambar.

Observasi Anak

9. Anak dapat menirukan suara

10.Anak dapat mengulang kata yang didengarnya.

(15)

32

11.Anak dapat mengajukan pertanyaan. 12.Anak dapat menjawab pertanyaan.

Observasi Anak

Mengungkapkan ide atau perasaan dengan gerakan.

13.Anak dapat menebak gerakan teman. Observasi Anak

B.Pelaksanaan Permainan Tebak Gambar

1.Perencanaan 1. Guru mempersiapkan lingkungan belajar permainan Tebak Gambar.

2. Guru mempersiapkan Alat Permainan Tebak Gambar

3. Guru Mempersiapkan Catatan Penilaian Anak

Observasi Guru

2.Pelaksanaan 4. Guru mengkondisikan anak dengan baik.

5. Guru mengkomunikasikan tema, dan permainan Tebak Gambar.

6. Guru menyampaikan aturan permainan Tebak Gambar.

7. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai

(16)

Sumber : Permendiknas No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Hurlock (1978). Perkembangan Anak. Jakarta

Dhieni (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta

8. Guru memberikan motivasi kepada anak saat kegiatan.

9. Guru melibatkan semua anak dalam kegiatan permainan.

10.Guru mengobservasi anak saat permainan berlangsung.

3.Penilaian 11.Guru mengadakan Tanya jawab terkait kegiatan permainan Tebak Gambar.

12.Guru memberikan kesempatan untuk menceritakan kembali kegiatan permainan Tebak Gambar.

13.Guru menilai aktifitas anak selama permainan.

Dokumentasi, Observasi

(17)

34

F. Teknik Pengumpulan Data

Setelah menentukan instrumen penelitian, maka selanjutnya adalah

tehnik pengumpulan data. Data yang diperoleh adalah data jenis kualitatif,

sehingga hasil penelitian harus dipaparkan melalui deskripsi khusus

tentang data yang diperoleh. Adapun tehnik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data atau informasi yang

dilakukan guru melalui pengamatan. Observasi dilakukan untuk

membantu proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat

menata langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan sehingga menjadi

lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian yang telah disusun,

peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari

pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pedoman lembar observasi Anak

Meningkatkan keterampilan anak dengan permainan tebak gambar Hari / Tanggal :

Nama Anak :

Tema/Sub tema :

No Pernyataan Penilaian

B C K 1 Anak dapat menyebutkan kata benda yang

ada digambar.

2 Anak dapat menyebutkan kata kerja yang ada di gambar.

3 Anak dapat menyebutkan kata keterangan waktu yang ada digambar.

4 Anak dapat menyebutkan keterangan tempat yang ada digambar.

(18)

digambar.

6 Anak dapat menyebutkan bentuk benda yang ada digambar.

7 Anak dapat menyebutkan huruf-huruf vocal sesuai dengan kata digambar.

8 Anak dapat menyebutkan huruf-huruf konsonan sesuai dengan kata digambar

9 Anak dapat menirukan suara gambar

10 Anak dapat mengulang kata yang didengarnya.

11 Anak dapat mengajukan pertanyaan. 12 Anak dapat menjawab pertanyaan. 13 Anak dapat menebak gerakan teman. Keterangan :

B : Anak dapat mengikuti permainan tanpa bantuan guru. Diberi nilai 3 C : Anak dapat mengikuti permainan dengan bantuan guru.Diberi nilai 2 K : Anak belum bisa mengikuti permainan Diberi nilai 1

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Guru

Hari / Tanggal :

No Pernyataan Penilaian

Ya tidak

1 Guru mempersiapkan lingkungan belajar permainan Tebak Gambar.

2 Guru mempersiapkan Alat Permainan Tebak Gambar. 3 Guru mempersiapkan alat penilaian anak.

4 Guru mengkondisikan anak dengan baik

5 Guru mengkomunikasikan tema dan permainan Tebak Gambar

6 Guru menyampaikan aturan permainan Tebak gambar 7 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk

bertanya mengenai permainan yang akan dilaksanakan 8 Guru memberikan motivasi kepada anak saat kegiatan 9 Guru melibatkan semua anak dalam kegiatan permainan 10 Guru mengobservasi anak saat permainan berlangsung 11 Guru mengadakan Tanya jawab terkait kegiatan

permaiann Tebak Gambar

12 Guru memberikan kesempatan untuk menceritakan kembali kegiatan permainan Tebak Gambar

(19)

36

2. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan

dianalisis sebagai bahan laporan penelitian.

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Studi Dokumen Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak

Melalui Permainan Tebak Gambar

No Jenis Dokumen

Keterangan

Deskripsi Ada Tidak

1 Kurikulum

2 Program Tahunan

3 Program Semester

4 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

5 Rencana Kegiatan Harian (RKH)

6 Buku Laporan Perkembangan Anak

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif dengan teknik analisis deskriptif persentase. Menurut

Arikunto (2010, 132) analisis merupakan usaha memilih, memilah,

membuang, menggolongkan serta menyusun kedalam kategori,

mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok : (1) tema apa

yang dapat ditemakan pada data. (2) seberapa jauh data dapat mendukung

tema/arah/tujuan penelitian, kegiatan yang terkait satu sama lainnya.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah

(20)

Teknik analisis data dalam penelitian adalah analisis dalam kualitatif.

Komponen tersebut yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang

ada dalam catatan lapangan.

2. Display Data

Setelah direduksi maka selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks

bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah difahami tersebut.

3. Verifikasi

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi,

kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena

seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kuantitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan.

Data utama yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas yang

dilaksanakan anak selama kegiatan pembelajaran dikelas. Data hasil

observasi setiap butir aspek yang diamati selama dua siklus dihitung

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Adapun cara perhitungan

keterampilan berbicara anak menggunakan tabel distribusi frekuensi

(21)

38

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi

Meningkatkan keterampilan berbicara melalui permainan Tebak Gambar

No Kategori Interval Tally Frekuensi

Presentasi

1 B

2 C

3 K

Sumber : Statistik penelitian (Sugiono,2009)

Keterangan :

a. Mencari interval

1) Jumlah pernyataan x Nilai tertinggi (keterangan pada pedoman

observasi)

13 x 3 = 39

2) Hasil perkalian – Jumlah pernyataan

39 – 13 = 26

3) Hasil pengurangan : Jumlah kategori (keterangan pada pedoman

observasi)

26 : 3 = 8,6 dibulatkan menjadi 9

Sehingga ditemukan jumlah interval adalah 9 yang disesuaikan

dengan kategori :

B (Baik) = 31 – 39

C (Cukup) = 22 – 30

K (Kurang) = 13 - 21

b. Mengisi tally dan frekuensi

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor

keterampilan berbicara melalui permainan tebak gambar.

c. Mencari presentase

(22)

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.2 Pedoman lembar observasi Anak
Tabel 3.3                                                                                                        Pedoman Observasi Aktivitas Guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi tujuan dalam Goal programming pada umumnya adalah masalah minimasi karena dalam model Goal programming terdapat variabel deviasi di dalam fungsi tujuan yang harus

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa steroid dosis rendah dapat menurunkan hitung neutrofil pada sepsis tahap

Berdasarkan uraian tersebut judul penelitian ini adalah: Meningkatkan Pemahaman Sifat Komutatif Penjumlahan Perkalian Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Strategi Inquiry

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu jika suatu perusahaan dapat menerapkan tata kelola yang baik maka penerapan dan pengungkapan CSR pada

Undang-undang Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Repubrik lndonesia Tarrun zoog Nomor 78, Tambahan Lembaran

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 14.1.15/UN12/KPl2OL5 tanggal 14 Januari 20L5, terhitung mulai tanggal 16 Januari 2015 telah nyata

Since 1982, we have many cooperative studies of plant ecology in Indonesia: Krakatau, Java, Sumatra and Kalimantan. We made nearly 100 plots and their total area was 40ha. In these

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta’ala karena atas izin –Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH