BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus berubah karena adanya globalisasi.
Setiap negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, paham ekonomi yang
dianut, dan perbedaan kondisi politik pada setiap negara. Dengan demikian,
laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.Untuk
perusahaan yang mengembangkan usahanya di beberapa negara, akan mengalami
kesulitan ketika akan menggunakan informasi dari laporan keuangan.
Adanya transaksi antar negara dan prinsip akuntansi yang berbeda
mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara
internasional. International Financial Reporting Standards (IFRS) dan
International Accounting Standard (IAS) adalah standar pelaporan keuangan yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) sebagai
pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara.
Indonesia telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1 Januari 2012.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai standar yang berlaku di
2
keuangannya. Salah satu standar akuntansi keuangan yang sudah konvergen
terhadap IFRS adalah tercantum dalam PSAK No. 16 tentang Aset Tetap.
PSAK No. 16 pertama kali diberlakukan pada tahun 1994 dan mengalami
revisi pada tahun 2007 dan 2011. Kebijakan akuntansi dalam PSAK No. 16 tahun
2011 mengatur mengenai pengukuran setelah pengakuan awal, yaitu “Suatu
entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan
akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama”.
Di dalam laporan keuangan, perkiraan aset tetap nilainya cukup material,
sehingga dapat mempengaruhi para pengguna laporan keuangan dalam
mengambil keputusan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan kebijakan
akuntansi untuk aset tetap yang berpedoman pada prinsip akuntansi yang berlaku,
dalam hal ini PSAK No. 16 tahun 2011, agar diperoleh laporan keuangan yang
wajar, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada para pemakai laporan keuangan.
Pemilihan atas metode dan standar akuntansi yang akan digunakan sebagai
basis pelaporan, dipengaruhi oleh persepsi pihak pembuat laporan keuangan.
Persepsi manajemen sebagai pihak yang berpengaruh dalam proses pelaporan
keuangan tentu saja akan turut mempengaruhi proses implementasi sebuah standar
akuntansi dalam pelaporan akuntansi yang dibuatnya.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Watts & Zimmerman
langsung dengan manajemen. Menurutnya, pemilihan metode akuntansi adalah
keputusan pihak terkait untuk mempengaruhi hasil-hasil sistem akuntansi. Salah
satu hasil sistem akuntansi ini adalah laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pemilihan metode akuntansi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Seperti yang dikemukakan oleh Belkaoui (2006:189) bahwa “hipotesis ekuitas
utang berpendapat bahwa semakin tinggi utang/ekuitas perusahaan, yaitu sama
dengan semakin dekatnya ("semakin ketatnya") perusahaan terhadap
batasan-batasan yang terdapat di dalam perjanjian utang dan semakin besar kesempatan
atas pelanggaran perjanjian dan terjadinya biaya kegagalan teknis, maka semakin
besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metode-metode yang
meningkatkan laba”.
Semakin besar nilai rasio utang terhadap ekuitas menunjukan bahwa utang
lebih besar daripada modal yang dimiliki perusahaan, artinya resiko kegagalan
perusahaan dalam mengembalikan pinjaman semakin tinggi. Pembatasan dalam
kontrak utang yang diajukan kreditor adalah untuk menekan terjadinya resiko
kegagalan tertagihnya pinjaman. Untuk dapat dinilai baik oleh kreditor, maka
perusahaan akan cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang dapat
meningkatkan aset, menurunkan kewajiban, meningkatkan pendapatan dan
menurunkan beban.
4
melakukan pengelolaan laba secara efisien. Menurut Belkaoui (2006:189),
hipotesis biaya politik berpendapat bahwa perusahaan besar dan bukannya
perusahaan kecil kemungkinan besar akan memilih akuntansi untuk menurunkan
laporan laba.
Sebagai salah satu contoh perusahaan, PT. Bank Artha Graha Internasional
Tbk. memilih model revaluasi sebagai pemilihan model pengukuran aset tetapnya
pada tanggal 30 Juni 2012 mengacu pada PSAK No. 16 tahun 2011. Dilihat dari
kondisi rasio utang terhadap ekuitasnya yang dikutip dari Financial Data & Ratio
yang terdapat pada Fact Book IDX, pada tahun 2010 sebesar 15,18%, naik 0,44%
pada tahun 2011 menjadi 15,62% dan pada tahun 2012 sebesar 9,61% atau
menurun sebesar 6,01%.Pada tahun 2013,INPC membukukan laba Rp 225,9
miliar atau naik 69,47 persen dari Rp 133,3 miliar pada tahun 2012. Adapun aset
yang dimiliki Arta Graha senilai Rp 21,2 triliun atau naik sebesar 2,91 persen dari
Rp 20,6 triliun pada 2012. (www.tempo.co)
Dapat dilihat bahwa pada saat PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk.
memilih model biaya yaitu tahun 2010 dan 2011, keadaan rasio utang terhadap
ekuitasnya berkisar di 15% sedangkan pada tahun 2012 menurun cukup signifikan
menjadi 9,61% dan bersamaan dengan dipilihnya model revaluasi untuk model
pengukuran aset tetapnya. Untuk laba dan aset yang dimilikinya pun terdapat
kenaikan di tahun 2012 ke tahun 2013.
Melihat kondisi tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah terdapat
perbedaan antara kontrak utang yang diproksikan dengan rasio utang terhadap
pada periode sebelum diterapkan PSAK No. 16 tahun 2011 yaitu tahun 2010-2011
dan pada periode sesudah diterapkan PSAK No. 16 tahun 2011 yaitu 2012-2013
serta bagaimana pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan terhadap
pemilihan model pengukuran aset tetap sebelum dan sesudah diterapkan PSAK
No.16 tahun 2011. Penelitian dilakukan pada perusahaan di sektor perbankan
karena kondisi rasio utang terhadap ekuitas-nya yang lebih besar dibanding
dengan sektor lainnya dan aset yang dimiliki pun cenderung lebih besar dari
sektor lain.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kontrak Utang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Pemilihan Model Pengukuran Aset Tetap Sebelum Dan Sesudah Penerapan
PSAK No. 16 Tahun 2011”.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan
masalah, diantaranya:
1. Apakah terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran perusahaan pada
periode sebelum penerapan PSAK No. 16 tahun 2011?
2. Apakah terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran perusahaan pada
6
3. Bagaimana pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan terhadap
pemilihan model pengukuran aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16
tahun 2011?
4. Bagaimana pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan terhadap
pemilihan model pengukuran aset tetap sesudah penerapan PSAK No. 16
tahun 2011?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan beberapa pertanyaan dalam rumusan masalah, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk menjawab hal tersebut sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran
perusahaan pada periode sebelum penerapan PSAK No. 16 tahun 2011.
2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran
perusahaan pada periode sesudah penerapan PSAK No. 16 tahun 2011.
3. Mengetahui pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan terhadap
pemilihan model pengukuran aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16
tahun 2011.
4. Mengetahui pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan terhadap
pemilihan model pengukuran aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16
1.3.2. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan ilmu akuntansi khususnya dalam akuntansi keuangan dan
khususnya kajian mengenai aset tetap. Selain itu diharapkan dapat menjadi acuan
bagi peneliti selanjutnya.
2. Kegunaan Empiris
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
manajemen perusahaan dalam menentukan keputusan terkait kebijakan akuntansi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:13), objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).
Objek penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah kontrak
utang, ukuran perusahaan dan model pengukuran aset tetap yaitu model biaya dan
model revaluasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode yang diambil untuk penelitian ini
adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti, penelitian yang dilakukan
dirancang dengan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2012:206).
Sedangkan penelitian deskriptif menurut I Made (2006:154) berkaitan
konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan
status subyek penelitian pada saat ini. Tujuannya adalah untuk menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subjek yang
diteliti (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2012:26). Melalui metode ini,
maka dapat diperoleh gambaran mengenai perbedaan serta pengaruh kontrak
utang dan ukuran perusahaan terhadap pemilihan model pengukuran aset tetap
sebelum dan sesudah penerapan PSAK No. 16 Tahun 2011.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1Definisi Variabel
Sugiyono (2012:59) menyatakan bahwa “Variabel adalah suatu atribut atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel independen dan variabel dependen.
Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2012:59) sebagai berikut:
1.Variabel Bebas / Independent Variable (X)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
39
(terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau variabel
independen adalah kontrak utang dan ukuran perusahaan.
2.Variabel Terikat / Dependent Variable (Y)
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya
adalah model pengukuran aset tetap yaitu model biaya dan model
revaluasi.
Dalam penelitian ini variabel terikat menggunakan metode dummy.
Metode dummy adalah metode yang digunakan untuk menjadikan variabel yang
bukan variabel kuantitatif menjadi variabel kuantitatif. Dengan menggunakan
metode dummy, model pengukuran aset tetap dikategorikan berdasarkan
perusahaan yang memilih model biaya dengan kategori 0 dan model revaluasi
dengan kategori 1. Dengan pertimbangan bahwa kategori ini tidak memilih model
mana yang lebih baik, tetapi menitikberatkan pada model revaluasi sebagai model
yang dapat dipilih selain model biaya akibat dari penerapan PSAK no. 16 tahun
2011.
3.2.2.2Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel dibutuhkan untuk menentukan jenis, indikator, dan
skala dari variabel penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu
penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu
[image:11.595.115.518.186.490.2]dipahami konsep operasional dan indikatornya dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Independen (X1)
Kontrak Utang
Perjanjian utang antara kreditor dan debitor yang biasanya dilakukan untuk membatasi ruang gerak debitor (Toto, 2010:188)
Total Utang dibagi Total Ekuitas (Toto, 2010:193) Rasio Independen (X2) Ukuran perusahaan
Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja. (Utari dan Syaiful:2008)
Ln Total nilai aset perusahaan
(Utari dan Syaiful :2008) Rasio Dependen (Y) Pemilihan model pe-ngukuran aset tetap
Perusahaan dapat memilih metode akuntansi untuk model pengukuran aset tetap yang diperbolehkan oleh standar yang berlaku umum.
(PSAK No. 16 tahun 2011)
Model Biaya sebagai kategori 0 atau Model Revaluasi sebagai kategori 1
Nominal
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Nur Indriantoro dan Supomo (2012:115), populasi (population)
yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013. Dipilihnya
periode tahun 2010-2013 dikarenakan data sudah cukup mewakili keadaan
41
perusahaan memilih model biaya atau model revaluasi sebagai model pengukuran
aset tetap. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 37 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Metode pemilihan sampel yang
digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling.
Purposive Sampling menurut Sugiyono (2012:122) adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dari
perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiayang
menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dari tahun
2010-2013 secara konsisten.
2. Tersedia seluruh data variabel yang diperlukan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel yang digunakan berjumlah 30
[image:12.595.124.501.564.755.2]perusahaan perbankan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan IPO
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 8-Aug-03
2 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk 15-Jul-02
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 8-Oct-07
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 8-Jan-08
5 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-May-00
6 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-Jul-06
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 25-Nov-96
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk 10-Nov-03
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17-Dec-09
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 25-Jun-97
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6-Dec-89
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13-Jul-01
14 BKSW Bank Kesawan Tbk 21-Nov-02
15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-03
16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31-Dec-99
17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nov-89
18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-Nov-89
19 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-90
20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 13-Dec-10
21 BSWD Bank Swadesi Tbk 1-May-02
22 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12-Mar-08
23 BVIC Bank Victoria International Tbk 30-Jun-99
24 INPC Bank Artha Graha International Tbk 29-Aug-90
25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 29-Aug-97
26 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 3-Jul-07
27 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-00
28 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20-Oct-94
29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Dec-82
30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15-Dec-06
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
43
2012:147). Data sekunder tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber yang saling
melengkapi seperti laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, Fact Book IDX
dan website resmi BEI yaitu www.idx.co.id.
Adapun studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi
cross-sectional dan time series data yaitu kombinasi studi untuk mengetahui
hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti sekaligus lebih menekankan
pada data penelitian berupa data rentetan waktu (Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo, 2012:95-96).
3.2.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini bermaksud membandingkan data kontrak utang dan ukuran
perusahaan dari dua periode yaitu sebelum dan sesudah penerapan PSAK No.16
tahun 2011, oleh karena itu metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis kuantitatif dari data yang tersedia. Sedangkan untuk menguji
pengaruh antara kontrak utang dan ukuran perusahaan terhadap pemiihan model
pengukuran aset tetap menggunakan analisis regresi logistik. Untuk mencapai
tujuan dalam melakukan penelitian ini maka metode analisis yang digunakan
melalui beberapa tahap sebagai berikut:
3.2.5.1 Analisis Komparatif
Analisis komparatif atau analisis perbedaan adalah suatu analisis yang
digunakan untuk mengetahui antara dua variabel (data) atau lebih (Syafian, 2014).
(perbandingan) untuk k sampel (lebih dari 2 sampel) dengan mengukur atau
mengelompokkan data berdasarkan dua faktor yang berpengaruh yang disusun
dalam baris dan kolom. Hipotesis yang akan diuji menggunakan teknik ini hanya
berupa sama atau tidaknya kondisi antar objek.
Hipotesis:
Ho: A1=A2 = A3 … = An = 0 (Tidak ada pengaruh Blok).
Ha: Tidak semua Efek Baris = 0.
Pengujian hipotesis diperoleh dengan melihat probabilitas (sig) untuk
t<0,05; artinya ada perbedaan signifikan antara terhadap atau H1 diterima bila
probabilitas (sig) untuk t<0,05.
Sebelum pengujian hipotesis perlu diuji apakah data normal dan homogen
atau, maka perlu diuji normalitas datanya terlebih dahulu dalam penelitian ini data
diuji dengan Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov data dapat diketahui berdistribusi normal bila data tersebut terbukti tidak
signifikan atau p>α (p >0,05). Dan data terbukti tidak berdistribusi normal bila
data tersebut signifikan atau p<α (p < 0,05). Setelah itu dilakukan pula uji
homogenitas variansnya dengan uji F dimana rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Setelah memenuhi asumsi data yang disyaratkan dalam statistika
45
Uji post hoc merupakan uji kelanjutan dari uji ANOVA jika hasil yang
diperoleh pada uji ANOVA adalah H0 ditolak atau terdapat perbedaan antara tiap
kelompok.
3.2.5.2 Regresi Logistik
Analisis pengujian dengan regresi logistik menurut Imam Ghozali
(2013:340) diperhatikan dalam hal menilai kelayakan model, menilai keseluruhan
model dan menguji koefisien regresi.
1. Menilai Kelayakan Model
Dengan memperhatikan output dari Hosmer dan Leweshow dengan
hipotesis:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
dengan klasifikasi yang diamati
H1: Terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
dengan klasifikasi yang diamati
Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai goodness of
fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square. Dasar keputusan uji Homser dan
Leweshow adalah p-value> 0,05 maka H0 diterima (model mampu memperidiksi
nilai data) sedangkan jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak (model tidak mampu
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Penilaian keseluruhan model dalam regresi logistik (-2loglikehood)
merupakan penilaian terhadap -2loglikehood. Perhatikan angka -2loglikehood
pada awal block number =0, dan pada angka -2loglikehood pada block number
=1. Jika terjadi penurunan dalam nilai -2loglikehood (block number = 0 – block
number =1) maka model dapat diterima karena cocok dengan data model fit
dengan data) dan hal ini juga mengindikasikan bahwa model regresi tersebut
adalah regresi yang baik.
Selanjutnya yang dilakukan adalah melihat pengaruh variabel secara
keseluruhan, sebagaiman dikatakan sebelumnya bahwa log likelihood digunakan
juga untuk menguji perananan variabel bebas secara simultan. Hipotesis yang
digunakan adalah:
H0 : β1 =β2 =β3 =β4 = 0 (tidak terdapat pengaruh variabel bebas secara simultan
terhadap variabel tak bebas)
H1 :minimal ada satu βj ≠ 0 (ada pengaruh sedikitnya satu variabel bebas terhadap
variabel tak bebas) dimana j=1,2,3...n
Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : Satistik G2 ini
mengikuti distribusi Chi –square dengan derajat bebas p sehingga hipotesisi
ditolak jika G2 > X2(α,p) atau p-value < α, yang berarti variabel bebas (X) secara
47
3. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Tingkat signifikan (α) yang digunakan sebesar 5% (0,05)
b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada koefisien arah
dari log of odds. Jika koefisien arah pada log of odds positif maka
mengindikasikan estimasi apabila variabel independen meningkat maka nilai
log of odds variabel dependen dengan kategori 1 akan meningkat. Sebaliknya
jika koefisien arah pada log of odds negatif maka mengindikasikan estimasi
apabila variabel independen meningkat maka nilai log of odds variabel
dependen dengan kategori 1 akan menurun.
Model analisis regresi logisik yang digunakan adalah sebagai berikut:
=β0+ β1DER +β2 SIZE+e
Keterangan :
: simbol untuk penggunaan model pengukuran aset tetap
β0 : nilai koefisien konstan
β1,β2 : berturut turut untuk nilai koefisien variabel
DER : simbol untuk kontrak utang
SIZE : simbol untuk ukuran perusahaan
4. Menilai Nagelkerke’s R Square
Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien cox and snell
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1 (Imam Ghazali,
2013:341). Cox dan snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi
likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit diinterpretasikan.
Maka dengan cara membagi nilai cox dan snell’s R square dengan nilai
maksimumnya didapatlah nilai nagelkerke’s R square.
Nilai nagelkerke’s R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R² pada
multiple regression, yaitu dapat memperlihatkan berapa persen variasi variabel
independen akan mempengaruhi variabel dependen.
3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel
yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan
yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar
dan oleh karenanya harus ditolak. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
H0-1 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran
49
Ha-1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran
perusahaan pada periode sebelum penerapan PSAK No. 16
tahun 2011.
2. Hipotesis 2
H0-2 : µ3 = µ4 Tidak terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran
perusahaan pada periode sesudah penerapan PSAK No. 16
tahun 2011.
Ha-2 : µ3 ≠ µ4 Terdapat perbedaan antara kontrak utang dan ukuran
perusahaan pada periode sesudah penerapan PSAK No. 16
tahun 2011.
3. Hipotesis 3
H0-3: β3 = 0 Tidak terdapat pengaruh kontrak utang dan ukuran
perusahaan terhadap kecenderungan memilih model
revaluasi sebagai pengukuran aset tetap sebelum penerapan
PSAK No. 16 tahun 2011.
Ha-3 : β3 ≠ 0 Terdapat pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan
terhadap kecenderungan memilih model revaluasi sebagai
pengukuran aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16
tahun 2011.
4. Hipotesis 4
H0-4 : β4 = 0 Tidak terdapat pengaruh kontrak utang dan ukuran
revaluasi sebagai pengukuran aset tetap sebelum penerapan
PSAK No. 16 tahun 2011.
Ha-4 : β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh kontrak utang dan ukuran perusahaan
terhadap kecenderungan memilih model revaluasi sebagai
pengukuran aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16
tahun 2011.
3.2.5.4 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan didasarkan atas analisis tiap variabel dan pengujian
hipotesis atas variabel penelitian. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis
selanjutnya akan mencoba memberikan pandangan dan saran-saran yang