• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1843/UN 40.2.2/PL/2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI

SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA

CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Karawitan

Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Jennyta Caturiasari

0906589

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK

MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Karawitan

Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta)

Oleh

Jennyta Caturiasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Jennyta Caturiasari 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

(3)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

JENNYTA CATURIASARI

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI

TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA

CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

(Studi deskriptif ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan

di SMP Negeri 9 Purwakarta)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd. S.IP. M.Si NIP. 19690929 199402 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Endang Sumantri, M. Ed.

NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui

(4)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. H Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 Skripsi ini telah diuji pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji 3.1

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003

3.2

(5)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si

(6)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Jennyta Caturiasari (0906589). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional

Untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa.

(7)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Jennyta Caturiasari(0906589) Character Development Through Folk Art

Growing Taste For Love country and nation.

(8)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

1. Tujuan Umum... 7

2. Tujuan Khusus... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

A. Tinjauan tentang Pembinaan... 11

1. Pengertian Pembinaan... 11

2. Ruang Lingkup Pembinaan... 13

3. Model Pembinaan... 15

B. Tinjauan Tentang Karakter... 15

(9)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4

2. Ciri-Ciri Karakter... 19

3. Bentuk-Bentuk Karakter... 21

C. Pengertian , Tujuan, dan Jenis-Jenis Pembinaan Karakter... 23

1. Pengertian Pembinaan Karakter ... 23

2. Tujuan Pembinaan Karakter... 24

3. Jenis-jenis Pembinaan Karakter... 25

D. Tinjauan Seni Tradisional... 26

1. Pengertian Seni... 26

2. Pengertian Seni Tradisional... 26

E. Tinjauan tentang Hakikat Cinta Tanah Air dan Bangsa... 29

1. Pengertian Cinta Tanah Air... 29

2. Karaktersitik Cinta Tanah Air... 31

F. Tinjauan tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan... 33

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler... 33

2. Tujuan Ekstrakurikuler... 35

3. Ekstrakurikuler Kesenian Gamelan... 37

4. Sejarah Gamelan... 38

G. Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Karawitan Gamelan... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 43

A. Pendekatan dan Metode Penelitian... 43

1. Pendekatan Penelitian... 43

2. Metode Penelitian... 45

B. Teknik Pengumpulan Data... 45

C. Lokasi dan Subjek Penelitian... 50

1. Lokasi Penelitian... 50

2. Subjek Penelitian... 51

D. Tahap Penelitian... 52

(10)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4

2. Tahap Perizinan... 53

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian... 54

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 58

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 58

1. Profil SMP Negeri 9 Purwakarta... 58

2. Fasilitas Sekolah... 60

3. Gambaran umum kegiatan ekstrakurikuler Kesenian Karawitan Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 62

1. Deskripsi Hasil Observasi dan Dokumentasi... 63

2. Laporan Hasil Wawancara... 67

a. Program kerja ektrakulikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa ... 67

b. Metode yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 72

c. Hambatan yang ditemukan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 78

(11)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4

C. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian... 90

1. Program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta... 90

2. Metode yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 96

3. Hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 98

4. Upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 105

A. Kesimpulan... 105

B. Saran... ... 107

DAFTAR PUSTAKA... 110

DAFTAR LAMPIRAN... 115

(12)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4 DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Siswa SMP Negerri 9 Purwakarta Tahun Ajar 2011/202

s.d 2013/2014... 59

Tabel 4.2 Sumber Hasil penelitian Program kerja ekstrakulikuler... 70

Tabel 4.3 Sumber hasil penelitian metode yang di gunakan

Ekstrakulikuler karawitan gamelan... 76

Tabel 4.4 Hasil penelitian mengenai hambatan yang dihadapi

ekstrakulikuler karawitan gamelan dalam pembinaan karakter... 81

Tabel 4.5 Hasil penelitian mengenai Upaya yang ditempuh

ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan

(13)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4 DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Tujuan pembinaan karakter... 14

Tabel 2.2 Sasaran pendidikan karakter... 17

(14)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas

dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari

jiwa masyarakat. Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu

dari banyaknya negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa, dan

masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerah yang didalamnya

mengandung nilai-nilai budaya luhur. Keanekaragaman tersebut merupakan

modal kekayaan bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus, para generasi

muda harus ikut serta dalam melestarikan seni tradisional agar tidak terkikis

oleh budaya asing.

Menurut Barnawi dan Arifin (2012:51) “Salah satu ukuran tercapainya

Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan dalam 20 tahun

mendatang adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab”. Hal tersebut mengartikan bahwa bangsa kita harus memiliki kepribadian yang berkarakter. Sedangkan

menurut Soekanto (Mu‟in, 2011:161) ”Kepribadian merupakan abstraksi dari

individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan

kebudayaan, ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling melengkapi”.

Namun demikian, hingga saat ini karakter warga negara belum

menunjukan karakter yang baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perilaku

warga negara yang menyimpang dari nilai-nilai moral dan norma yang

berlaku. Misalnya, dalam tingkah laku, berbusana, dan gaya hidup yang tidak

sesuai dengan nilai, norma, dan moral yang terkandung dalam adat atau

kebudayaan bangsa kita. Dalam perkembangan budaya lokal disetiap daerah,

memiliki peran yang signifikan dalam penanaman rasa cinta tanah air dan

(15)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial yang dapat mencerminkan kebiasaan dari masyarakat tersebut,

sehingga akan menjadi budaya dalam suatu lingkungan.

Wuryandi, salah satu Dosen Jurusan PPSD FIP UNY dalam tulisannya yang berjudul „Integritas Nilai-Nilai Lokal dalam Pembelajaran untuk Menanamkan Nasionalisme di Sekolah Dasar‟ menyebutkan bahwa:

Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Anak- anak lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibangdingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan “aku cinta buatan Indonesia” seperti hanya ucapan belaka, tanpa ada aksi yang mengikuti pernyataan tersebut. Namun demikian, yang menjadi kegelisahan saat ini adalah bebasnya arus informasi yang dpat menyebabkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa terutama dalam hal budaya. (2010:1)

Dalam situasi demikian menurut data survey berdasarkan data Pusat

Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta tahun 2008 Kesuma, Triatna, dan

Permana (2012:2), mengemukakan bahwa:

Kondisi moral atau akhlak generasi muda yang telah rusak atau hancur, hal ini ditandai dengan maraknya peredaran narkoba di kalangan remaja, tawuran pelajar, seks bebas dikalangan remaja, dan sebagainya. Sekitar 1,1 juta orang atau 3,9% dari total jumlah korban. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta tahun 2008, pelajar SD, SMP, dan SMA, yang terlibat tawuran mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa di DKI Jakarta. Bahkan, 26 siswa di antaranya meninggal dunia. Sedangkan mengenai seks bebas dikalangan remaja Indonesia menunjukan 63% remaja Indonesia melakukan seks bebas. (www.wahdah.or.id/wis/index2.php?option=com_content&do_ pdf…).

Berbagai pengalaman ini menunjukan bahwa pentingnya suatu

pendidikan moral yang harus dibina melalui pendidikan karakter. Hal tersebut

erat kaitannya dengan arus globalisasi yang tidak hanya memberikan dampak

positif terhadap generasi muda, adapun dampak negatif yang mengakibatkan

lunturnya kesadaran untuk tetap mempertahankan dan melestarikan budaya

bangsa. Dampak negatif dapat diatasi dengan cara menumbuhkan rasa cinta

tanah air sejak dini. Sehingga karakter yang dimiliki dapat terbentuk menjadi

(16)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bangsa dapat diterapkan, salah satunya dengan cara menumbuhkan rasa cinta

akan kebudayaan Indonesia khususnya dalam penerapan seni tradisional agar

dapat dilestarikan.

Dalam perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki

perbedaan yang signifikan terhadapat penanaman rasa cinta tanah air dan

bangsa, karena kesenian budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial

masyarakat yang sangat berbeda.

Sehubungan dengan pengertian cinta tanah air, Soekanto (2010:233)

mengemukakan pendapatnya mengenai cinta tanah air itu sendiri, menurutnya “Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. Rasa cinta biasanya telah mendarah daging (internalized) dalam diri

seseorang atau sekelompok orang”. Sedangkan Pusat Kurikulum (2010:10)

mengemukakan bahwa “Cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, dan politik bangsa”. Selain itu cinta tanah air dapat diartikan sebagai rasa bangga terhadap bangsa sendiri yaitu bangsa Indonesia, bangga terhadap produk yang

dihasilkan oleh negara kita, bangga terhadap kesenian yang terdapat

didalamnya yang sesuai dengan lancasan dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi

pekerti. Sebaliknya, bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak

berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik.

Pembentukan karakter merupakan proses tanpa henti yang diperoleh melalui

pendidikan, pengalaman hidup dan lingkungan tempat tinggal yang dapat

menjadi tolak ukur terbentuknya karakter dalam diri seseorang. Pembentukan

karakter menurut Fatri (2012 : 22 ) memiliki tujuan “Membentuk dan

membangun pola pikir, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi

yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab”.

Demikian pula seperti apa yang telah dijelaskan dalam pasal 1 Undang-

Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah

(17)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepribadian, dan akhlak mulia. Namun demikian pengakuan terhadap

nilai-nilai moral yang ada di dalam kebudayaan kita kurang mendapat tempat

dalam proses pendidikan di sekolah-sekolah.

Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan sejak usia dini agar dapat

mengarahkan anak untuk memiliki karakter yang baik. Salah satu

pembentukan karakter yang dapat diterapkan yaitu pendidikan karakter

berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, dan

apresiasi pada seni dan sastra. Sebagaimana dikemukakan oleh Munawar

(2010:11)

Pendidikan seni di sekolah adalah bentuk nyata dalam pembentukan karakter bangsa yang berbudaya, cinta tanah air, dan bangsa, disiplin, tanggung jawab dan masih banyak lagi nilai-nilai yang dapat digali dari seni budaya.

Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa kebudayaan tidak dapat

dipisahkan dari pendidikan, karena kebudayaan merupakan alas atau dasar

dari pendidikan itu sendiri. Namun dewasa ini, apresiasi para generasi muda

terhadap kebudayaan itu khususnya seni tradisional semakin berkurang,

karena minimnya minat serta kesempatan untuk mempelajari seni tradisional

sehingga budaya westernisasi lebih mendominasi gaya hidup para generasi

muda saat ini seperti halnya lebih menyukai tarian-tarian modern, musik R‟n

B, Hip hop, bahkan girl dan boy band yang sekarang ini sedang hangat

diperbincangkan di televisi dan sangat digandrungi oleh para remaja pada

khususnya, dibandingkan dengan tarian dan lagu-lagu tradisional yang sudah

menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia yang seharusnya menjadi bagian

dari kehidupan masyarakat yang patut di lestarika. Menanggapi permasalahan

tersebut, Nuryani (2007:12) mengungkapkan bahwa:

(18)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal tersebut harus diperhatikan secara serius, baik dari pemerintah,

sekolah, masyarakat, keluarga maupun pihak-pihak yang bersangkutan agar

seni tradisional tetap mampu bersaing dengan kemajuan arus perkembangan

zaman saat ini yang semakin pesat.

Selain itu, keterkaitan seni tradisional dalam pendidikan karakter yaitu

diartikan sebagai pembentuk perasaan moral, membentuk perilaku dan budi

pekerti seseorang. Melalui seni pula, seseorang dapat memiliki karakter yang

kuat seperti kedisiplinan, kerja keras, bertanggung jawab, saling menghargai

dan menghormati, kepercayaan diri, dan masih banyak lagi hal yang dapat

muncul dari diri seseorang melalui seni, termasuk juga dalam seni tradisional.

Seni tradisional penting untuk dipelajari sejak dini. Adapun manfaat

mempelajari seni tradisional, yakni dapat mengembangkan potensi dan

menumbuhkan karakter disiplin, kerja keras, tanggung jawab, percaya diri,

berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

Dalam hal ini peranan seni tradisional dalam menumbuhkan karakter

yang nasionalisme tercantum dalam penelitian oleh Nuryani (2007 : 36)

bahwa:

Sebagian besar motivasi awal peserta kegiatan adalah untuk mendapatkan keterampilan, namum selanjutnya mereka menjadi tertarik dengan kesenian tradisional dan memulai menikmati proses pembinaan, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan keterampilan namun karena adanya rasa cinta terhadap kesenian tradisional yang mereka pelajari.

Arikunto (2009:1) menegaskan bahwa “Yang dimaksud dengan

ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan”. Dalam hal ini, menurut Asmani (2011:20) Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah “Berkembangnya potensi,

bakat, dan minat secara optimal. Ekstrakurikuler merupakan suatu wadah atau

tempat dimana peserta didik dapat dibina potensinya agar dapat

(19)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Negeri 9 Purwakarta telah

menerapkan upaya agar siswa tidak melupakan jati diri bangsa yang kaya

akan budaya daerah dalam kesenian tradisional dengan diadakan

ekstrakurikuler karawitan gamelan. SMPN 9 Purwakarta merupakan sekolah

yang baru berdiri sejak tahun 2008 akan tetapi sekolah ini dapat bersaing

dengan sekolah-sekolah lain, khususnya dalam bidang kesenian tradisional.

Para peserta didik yang ikut dalam ekstrakurikuler ini dilatih oleh seorang

seniman yang memiliki keahlian khusus dalam bidang karawitan gamelan,

dan tahun 2013 siswa dari SMP Negeri 9 mendapatkan kejuaraan musik

tradisional tingkat Kabupaten dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional,

dan juara ketiga seProvinsi Jawa Barat.

Dengan demikian, upaya mengenalkan kebudayaan daerah melalui

kegiatan yang terorganisir dengan baik dapat membentuk karakter siswa yang

cinta akan tanah air dan bangsa, bangga terhadap budaya sendiri dan juga

dapat ikut serta dalam pelestarian kesenian budaya daerahnya. Dalam hal ini

ektrakulikuler karawitan gamelan dengan melibatkan kepala sekolah, guru,

dan tenaga kependidikan bersama-sama sebagai pendidik dapat membangun

satu usaha untuk mengenalkan kebudayaan Nusantara pada peserta didik

sehingga mampu meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa, sesuai dengan

nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang pada akhirnya tujuan

pendidikan nasional dapat tercapai.

Dengan pemahaman yang mendalam dan berdasarkan latar belakang

yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian, dengan judul : “PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI

TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR

DAN BANGSA” (Studi deskriptif ekstrakurikuler kesenian karawitan

gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah agar penelitian ini memperoleh data

yang sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis jabarkan dalam sub-sub

(20)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaiamana program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam

membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan

bangsa di SMPN 9 Purwakarta?

2. Metode apa yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam

membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan

bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta?

3. Hambatan apa yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam

melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta

tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta?

4. Upaya apa yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan

ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter

siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9

Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan merupakan hal yang utama dalam sebuah penelitian agar

dapat terarah dan fokus dalam penelitian ini. Secara umum penulisan

karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

secara aktual dan faktual mengenai pembinaan karakter siswa melalui

seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan perumusan masalah dalam membuat proposal

penelitian ini, ada beberapa tujuan spesifik yang ingin penulis capai, antara

lain :

1. Untuk mengetahui program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan

dalam membina karakter siswa dalam kaitannya dengan meningkatkan

rasa cinta tanah air dan bangsa siswa SMP Negeri 9 Purwakarta.

2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan ekstrakurikuler

karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk

menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

3. Untuk mengidentifikasi hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler

(21)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9

Purwakarta?

4. Mengidentifikasi upaya yang ditempuh untuk mengatasi berbagai

hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam

melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta

tanah air dan bangsa

D. Manfaat Penelitian

Secara garis besar penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk

memperoleh informasi dan data mengenai kegiatan ekstrakurikuler kesenian

karakwitan gamelan dalam meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa

pada siswa menegah pertama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka manfaat

yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

untuk mengungkap dan mengkaji bagaimana peran serta pendidik dalam

membantu pembentukan karakter siswa melalui seni tradisional baik karakter

yang bersifat privat maupun publik. Selain itu, dapat memberikan informasi,

pengetahuan dan bahan tambah sebagai referensi dalam pengenalan budaya

karawitan gamelan sejak berada dibangku sekolah, agar dapat menumbuhkan

rasa cinta tanah air dan bangga akan budaya daerah sendiri.

2. Secara praktis

a. Bagi siswa

1) Siswa dapat mengembangkan potensi dan minatnya dalam mempelajari

seni tradisional serta memiliki rasa nasionalime yang tinggi dengan

memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler sebgai pembentuk karakter

peserta didik.

2) Siswa mendapat pembinaan dari sekolah untuk senantiasa mencintai

dan mengembangkan segala jenis karya seni tradisional yang ada di

(22)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Siswa mendapatkan pemahaman akan pentingnya melestarikan seni

tradisional agar bangsa Indonesia tidak kehilangan karakter aslinya

sebagai negara yang berbudaya.

b. Bagi guru

1) Guru diharapkan mampu membina siswa dalam pembentukan karakter

melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan

bangsa.

2) Guru mampu memberikan bimbingan dan pemahaman pada siswa akan

pentingnya rasa cinta tanah air, menghargai budaya bangsa, dan dapat

mengarahkan siswa agar ikut serta dalam melestarikan seni tradisional

bangsa Indonesia.

3) Guru dapat menjadi contoh bagi siswanya untuk senantiasa bangga

akan kebudayaan daerah, cinta akan tanah air dan lebih menghargai

hasil karya anak bangsa.

c. Bagi sekolah

1) Pihak sekolah dapat menjadi salah satu wadah untuk bersama-sama

dalam membina karakter siswa sebagai warga Negara Indonesia yang

cinta akan seni tradisional Indonesia.

2) Pihak sekolah dapat memberi bekal dan kesempatan untuk para generasi

muda dan siswa dalam mengembangkan potensi dan kreatifitas dalam

bidang seni tradisional Indonesia guna mempertahankan warisan leluhur

dan mempertahankan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan

datang.

d. Bagi peneliti

1) Dapat memotivasi dan memberikan ide dalam dunia pendidikan

khususnya yang berkaitan dengan penanaman nilai budaya untuk

pembentukan karakter siswa yang cinta terhadap tanah air dan bangsa.

2) Dapat membangun semangat nasionalisme dalam kaitannya dengan

pelestarian seni tradisional Indonesia, sehingga bangga akan tanah air

(23)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat

penelitian, danstruktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisikan tentang teori yang sedang dikaji dan kedudukan

masalah-masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Pada bab

ini, akan dijelaskan mengenai pembinaan karakter melalui ektrakulikuler

seni tradisional karawitan gamelan, guna menumbuhkan rasa cinta tanah

air dan bangsa.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran yang rici mengenai metodee penelitian

termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian,

metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik

pengolahan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data

atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, analisis data

dan pembahasan dari analisis data yang sudah dilakukan oleh peneliti.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab kesimpulan data dan saran menyajikan beberapa penafsiran dan

pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis penelitian. Bab ini berikan

mengenai kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari analisis data,

(24)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:1) metode penelitian kualitiatif

yakni sebagai berikut :

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan definisi di atas, penelitian kualitatif memungkinkan

peneliti untuk meneliti objeknya secara alami, sehingga dapat melihat

fenomena-fenomena yang sebenarnya sesuai dengan hasil yang ssedang

diteliti. Sedangkan menurut, Nasution (2003:5) mengemukakan hakikat

penelitian kualitatif yaitu “Untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitar”.

Sejalan dengan pengertian sebelumnya, David Wiliams (Moleong,

2007:5) mendefinisikan bahwa “Penelitian kualitatif adalah Pengumpulan

data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan

dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”.

Sejalan dengan yang telah tercantum di atas, Moleong (2007:6)

memaparkan mengenai penelitian kulaitatif yaitu:

(25)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun alasan menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian

ini, karena penelitian kualitatif dikatakan sangat deskriptif dalam pembuatan

hasil laporan di lapangan, sehingga dapat dijabarkan dengan kata-kata

secara ilmiah, dituangkan kedalam laporan dan uraikan ke dalam bentuk

pemaparan yang menunjukan bagaimana pembinaan karakter melalui seni

tradisional untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMP

Negeri 9 Purwakarta, adapun beberapa alasan diantaranya: pertama peneliti

dapat mengamati langsung proses kegiatan ekstrakurikuler kesenian

karawitan gamelan yang ada di SMP Negeri 9 Purwakarta. Kedua, peneliti

dapat berinteraksi langsung dengan objek yang akan diteliti, sehingga

peneliti mendapatkan keabsahan data dari informasi yang diperoleh, dan

ketiga yaitu peneliti mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya

mengenai kegiatan tersebut dengan kaitannya terhadap cinta tanah air dan

bangsa dari siswa-siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga peneliti

dapat meneliti fenomena yang bersifat alamiah, sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Bogdan dan Taylor (Suwandi dan

Basrowi, 2008:22) mengemukakan bahwa:

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau sutu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pangdang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Selain itu, penelitian kualitatif menelaah gejala-gejala sosial dan

budaya dalam situasi yang berlangsung secara alamiah, dengan situasi wajar

tanpa dipengaruhi gejala lain yang ada di lapangan. Pendekatan kualitatif

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari sumber

yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh dari

kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler kesenian gamelan, pelatih

ekstrakurikuler, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara yang didikung dengan observasi, studi

(26)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sesuai

dengan pengertian yang dipaparkan oleh Whitney (Nazir, 2009:54) yaitu :

Pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Dari kutipan yang telah tertulis di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa metode deskriptif merupakan metode yang mempelajari

masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat ataupun sebuah unit secara

mendalam yang berdasarkan atas perumusan masalah sesuai dengan

fenomen yang terjadi di lapangan. Sehingga penelitian dapat terpusat pada

tata cara prilaku individu ataupun kelompok dalam kegiatan-kegiatan, sikap,

pandangan, serta pengaruh dari fenomena yang terjadi secara alamiah.

Dalam penelitian deskriptif, populasi yang akan diteliti lebih terfokus serta

lebih terarah.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, bahwa dalam

penelitian deskriptif diajukan untuk dapat memahami dan mengungkapkan

peristiwa yang terjadi di lapangan sesuai dengan fenomena alam yang

terjadi, serta berupaya dalam memecahkan dan menjawab permasalahan

yang sedang dihadapi pada saat sekarang. Pernyataan tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Komalasari (2010) yakni “Tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat pencandraan atau gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu

objek penelitian tertentu”. B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif pada dasarnya sering disebut dengan penelitian

naturalistik. Berkaitan dengan hal tersebut, Nasution (2003:18) menjelaskan

bahwa “Penelitian kualitatif disebut naturalistik karena situasi lapangan

(27)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test”. Sedangkan menurut

Sigiyono (2009:63) “Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer,

dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

wawancara mendalam dan dokumen mendalam”.

Dari beberapa pendapat di atas, maka teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini mempergunakan teknik pengumpulan data kualitatif

yang meliputi teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi

literatur.

Dibawah ini macam-macam teknik pengumpulan data menurut

Sugiyono (2009:63) yang dapat digunakan untuk penelitian di lapangan,

tertera pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.3

Macam-macam teknik pengumpulan data

Sumber: Sugiyono (2009:63)

Dapat disimpulkan dari gambar yang tertera di atas, bahwa tekhnik

pengumpulan data untuk melakukan penelitian terdapat empat macam cara

yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Macam –macam

teknik pengumpulan data

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

(28)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Observasi

Merujuk dari pendapat Purwanto (Basrowi dan Suwandi, 2008:93)

menjelaskan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenaitingkah laku dengan

melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung”.

Penggunaan medote observasi dapat secara langsung melihat dan

mengamati keadaan lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang luas

dan akurat tentang permasalahan yang akan diteliti.

Dalam pemahaman mengenai observasi, Nasution (2003:56)

menggungkapkan bahwa “Dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi”. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan observasi, peneliti dapat secara langsung menyaksikan peristiwa-peristiwa

yang terjadi di lapangan sehingga peneliti dapat memiliki kesempatan untuk

mandapatkan data secara terperinci.

Observasi dilakukan secara langsung yakni peneliti melihat

bagaimana kegiatan ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP

Negeri 9 Purwakarta dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

Akan tetap dalam hal ini peneliti menggunakan observasi pasif (pasif

participation) (Sugiyono, 2009:66). Jadi dalam penelitian ini peneliti datang

di tempat kegiatan ekstrakurikuler tanpa mengikuti kegiatan tersebut, tetapi

hanya mengamati dengan menuliskan data-data yang dapat mendukung

penelitian tersebut.

2. Wawancara

Pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan

untuk memperoleh informasi langsung dari responden, dalam hal ini yang

menjadi responden dengan mengungkapkan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti, lebih jelas Moleong (2011:186)

(29)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Lincoln dan Guba (Moleong, 2011:186) memberikan maksud dari

mengadakan wawancara antara lain

Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan ; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masalalu ; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverivikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan wawancara,

pewawancara (interviewer) akan mengetahui hal-hal mendalam mengenai

kajian-kajian penelitian yang langsung didapatkan dari terwawancara

(interviewee), dan juga dapat menginterpretasikan situasi dan fenomena

yang terjadi secara alami, hal tersebut tidak bisa ditemukan melalui teknik

pengumpulan data observasi.

Adapun penedakatan-pendekatan yang dilakukan dalam wawancara

penelitian ini, seperti yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2009: 73-74),

yaitu:

a. Wawancara terstuktur, yaitu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

b. Wawancara Semiterstuktur, yaitu jenis wawancara yang termasuk ke dalam in dept interview, dimana dalam pelaksanaan lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstuktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan masalah lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalm melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

(30)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Danial dan

Warsiah (2009:79) yaitu “Untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang

diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah seperti peta,

data statistic, jumlah dan nama pegawai, data siswa dan penduduk, grafik,

gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya”.

Selain itu Guba dan Lincoln (Moleong, 2011:216) memebedakan

pengertian Record dengan Dokumen, sebagai berikut :

Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Dengan adanya pengertian tersebut, studi dokumentasi yang diambil

penulis adalah berupa gambar kegiatan ekstrakurikuler kesenian karawitan

gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta berupa profil sekolah.

4. Studi Literatur

Teknik ini mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan

permasalahan yang sedang dihadapi peneliti sebagai bahan pembahasan

yang relevan, dan dapat memperlengkap hasil penelitian dengan menggunak

beberapa literature, yaitu berupa jurnal, buku, artikel, dan lainnya yang

berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sejalan dengan itu,

Danial dan Warsiah (2007:80) mengungkapkan bahwa “Studi literature adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku, majalah, leaflet yang berkenaan dengan

maslah dan tujuan penelitian”.

Dalam menggunakan teknik studi literatur, peneliti melakukan

penambahan informasi melalui membaca dan mempelajari beberapa buku

(31)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan informasi lain yang dapat mendukung hasil dari penelitian

tersebut.

5. Catatan lapangan

Menurut Bodgan dan Biklen (Moleong, 2007:209) mendefinisikan

pengertian catatan lapangan yakni “Merupakan catatan tertulis mengenai

apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif”.

Untuk lebih mendukung penelitian ini, peneliti akan membuat

catatan-catatan singkat selama penelitian berlangsung mengenai

peristiwa-peristiwa yang dilihat, diengar dialami ataupun dipikirkan yang berkenaan

dengan pembinaan karakter melalui seni tradisional dalam menumbuhkan

cinta tanah air dan bangsa di SMP Negeri 9 Purwakarta.

6. Triangulasi

Triangulasi data merupakan teknik penelitian yang bukan untuk

mencari kebenaran tentang beberapa fenomena melainkan peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Lebih jelasnya,

Moleong (2011:330) mengungkapkan bahwa

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui seumber lainnya.

Dalam penelitian ini, triangulasi di lakukan terhadap sumber data

yang ada di lapangan yaitu kepala sekolah, pelatih ekstrakurikuler, dan

pembina ekstrakulikuer kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9

Purwakarta, dengan cara menggali sumber data, mengecek, kemudian

dikombinasikan dengan wawancara, observasi, dan catatan lapangan.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003:43) “Lokasi penelitian menunjukkan pada

pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur

(32)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kajian yang menjadi latar dalam penelitian tersebut yaitu berlokasi di SMP

Negeri 9 Purwakarta, Jl Kolonel Rahmat Desa Citalaang Kecamatan

Purwakarta Kabupaten Purwakarta, 41151. Pemilihan lokasi ini dilihat dari

permasalahan penelitian yang disesuiakan dengan penelitian yakni

Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional Dalam Menumbuhkan Rasa

Cinta Tanah Air dan Bangsa. Lokasi penelitian yang diteliti sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, sehingga diharapkan peneliti mendapat informasi

yang sesuai dengan bukti nyata yang ada di lapangan.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, Arikunto (2009:88) menjelaskan bahwa

“Subjek penelitian pada umumnya manusia adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variable penelitian yng dipermasalahkan”.

Sesuai dengan kutipan di atas, subjek penelitian dapat diartikan

sebagai semua pihak yang terkait baik berupa benda, hal, atau orang yang

dapat memberikan informasi terhadap permasalahan yang akan diteliti.

Subjek penelitian dalam penelitian ini diambil dari beberapa orang dari

pihak SMP Negeri 9 Purwakarta sebagai sumber informasi yang dapat

menjawab petanyaan-pertanyaan yang telah dirancang dan disiapkan atau

yang akan muncul kemudian selama berlangsungnya penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka subyek penelitaian yang dipilih

sebagai sumber informasi dalam penelitian tentang pembinaan karakter

melalui seni tradisional adalah :

a. Siswa – siswai yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Kesenian

Karawitan di SMP Negeri 9 Purwakarta. Terutama yang menjadi

anggota Perlombaan seni yang telah menuai prestasi di tingkat provinsi.

b. Guru Pkn sebanyak satu orang

c. Guru pembina ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP

Negeri 9 Purwakarta.

d. Pelatih dari kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan di SMP Negeri

9 Purwakarta

(33)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, tidak ada criteria baku mengenai jumlah

responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti

berhenti melakukan wawancara hingga data menjadi jenuh, artinya penelitti

tidak menemukan askpek baru dalam fenomena yang diteliti. Dengan kata

lain, peneliti berhenti mewawancarai hingga mereka bertindak dan berpikir

sebagai anggota-anggota yang sedang diteliti.

D. Tahap Penelitian

Setiap penelitian akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan

seperti yang diharapkan, apabila penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan

langkah-langkah yang telah ditencanakan. Oleh karena itu, agar penelitian

yang dilakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang

maksimal, maka penulis menyusun langkah-langkah secara sistematis

sebagai berikut :

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap ini yang pertama kali dilakukan adalah memilih

masalah dan menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan

menyesuaikan keperuan dan kepentingan dalam fokus penelitian yang akan

diteliti. Peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 9 Purwakarta yang

beralamat di SMP Negeri 9 Purwakarta, Jl Kolonel Rahmat Desa Citalang

Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, 41151.

Setelah ditetapkan objek penelitian, maka tahap berikutnya yaitu pra

penelitian. Pada tahan ini dilakukan studi pendahuluan dengan pihak SMP

Negeri 9 Purwakarta dan memperkenalkan identitas diri, serta menjelaskan

maksud dan tujuan kedatangan peneliti kemudian menyinggung mengenai

jalannya pembinaan karakter melalui seni tradisional (ekstrakurikuler

kesenian gamelan) di sekolah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan guna

mendapatkan informasi tentang pembinaan karakter yang dilakukan di

sekolah tersebut, sebagai data awal untuk memperkuat informasi bagaimana

keberlangsungan pembinaan karakter melalui seni tradisional. Apabila telah

(34)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dirumuskan relevan dengan kondisi objektif di lapangan, selanjutnya

peneliti menyusun proposal penelitian.

2. Tahap Perizinan

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus

menempuh prosedur perizinan terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang

berwenang. Moleong (2007:128) menjelaskan bahwa “Pertama-tama yang perlu diketahui penelitian adalah siapa saja yang berwenang memberikan

izin bagi pelaksanaan penelitian”. Oleh karena itu, perizinan sangat

diperlukan guna kelancaran penelitian yang dilaksanakan mendapatkan

legalitas. Adapun prosedur perizinan sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

b. Perizinan dilanjutkan ke tingkat Fakultas. Surat perizinan untuk

mengadakan penelitian ditujukan kepada Dekan FPIPS UPI melalui

Pembantu ekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk

mendapatkan surat rekomendasi dari Rektor UPI melalui Direktur

Direktprat Akademik UPI yang secara kelembagaan formal mengatur

segala jenis urusan administratif dan akademis.

c. Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional atas

nama Rektor UPI Bandung melalui Direktur Direktorat Akademk

mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan

kepada Kesbang kabupaten Purwakarta

d. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakata mengeluarkan surat

permohonan izin mengadakan penelitian untuk disampaikan kepada

kepala SMP Negeri 9 Purwakarta

e. Konfirmasi pada pihak SMP Negeri 9 Purwakarta terkait izin sekolah

sebagai tempat penelitian

f. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian dengan terlebih dahulu

(35)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian dan tahap perizinan selesai, maka

langkah selanjutnya penulis mulai terjun ke lapangan untuk memulai tahap

pelaksanaan penelitian, hal ini untuk mendapatkan serta mengumpulkan

data-data dari responden melalui wawancara dan hasil observasi. Sejalan

dengan itu, Arikunto (2009:126) mengungkapkan bahwa “Dengan data, peneliti dapat menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang menjadi

tujuan penelitian”. Oleh karena itu, pada tahap pelaksanaan penelitian,

peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber data

yang telah ditentukan dan selanjutnya akan diolah menjadi suatu data

sebagai jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleg

peneliti merujuk pada rumusan masalah.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil

observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Data diperoleh dari

wawancara disusun dalam bentuk catatan lapangan dengan lengkap setelah

didukung oleh dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Sejalan

dengan hal tersebut Nasution (Sugiyono, 2011:245) menjelaskan bahwa:

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data menjadi pegangan bagi penelitian

selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang “grounded”.

Dengan demikian analisis merupakan pegangan bagi peneliti untuk

penelitian selanjutnya sampai ke dalam teori yang grounded. Menurut

Sugiyono (2011:96) “Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara

induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya

diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus”.

Oleh karena itu, pengolahan data dan analisis melalui proses

menyusun, mengkategori data, mencari kaitan isi dari berbagai data-data

(36)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan maknanya. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari

responden dengan melalui hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi,

catatan lapangan, serta studi literatur dan selanjutnya dideskripsikan dalam

bentuk laporan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Bogdan dan Biklen (Moleong,

1994:248), mengatakan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Selama proses penelitian, analisis data terus dilakasanakan hingga

akhir penelitian berlangsung. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nasution

(2003:129) yaitu “Dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai

sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan

dalam bentuk tulisan dan dianalisis”.

Oleh karena itu, dapat dijelaskan dalam pengolahan datan dan

menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses analisis data yang diperoleh

dilapangan, dengan mengarahkan pada hal-hal penting yang telah

difokuskan, dicari tema atau polanya, kemudian jadi laporan sebagai bahan

mentah yang disingkatkan, dan diberi susunan sistematis agar mudah untuk

dikendalikan. Data yang akan direduksi dalam penelitian ini adalah

mengenai pembinaan karakter siswa melalui seni tradisional

(ekstrakurikuler kesenian gamelan) untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air

dan bangsa, sehingga dapat mengkaji penelitian secara detail.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Nasution (2003:129)

(37)

-Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

laporan penelitian perlu adanya reduksi data, dirangkum, dipilih hal-hal

yang pokok, difokuskan pada hal penting dan dicari tema serta polanya.

2. Display Data

Setelah selesai proses reduksi data, maka selanjutnya data diolah lagi

dengan menyajikan kedalam matriks-matriks, peta konsep, tabel dan

berbagai macam bentuk representasi visual lainnya. Display data atau

penyajian data dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi (2008:209) sebagai

Sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan untuk menari kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan mengambil kesimpulan.

Dapat disimpulkan bahwa Display data adalah sekumpulan informasi

yang akan memeberikan gambaran mengenai penelitian secara menyeluruh.

Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan

pola hubungan yang telah ditetapkan. Penyajian data diawali dengan tahap

wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, pelatik

ektrakulikuler kesenian karawitan bonang, serta sebagian siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler tersebut, yang menjadi objek penelitian ini.

Adapun penyajian atau display data pada penelitian ini dipergunakan

untuk menyusun informasi mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler

kesenian karawitan gamelan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan

bangsa pada siswa SMP Negeri 9 Purwakarta.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah selanjutnya yaitu pengambilan kesimpulan atau verifikasi,

Nasution (2003:130) menjelaskna bahwa “Kesimpulan senantiasa harus

verifikasi selama penelitian berlangsung”. Kesimpulan dilakukan untuk mandapatkan arti, makna, penjelasan terhadap data dengan mencari hal yang

terpenting.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data dimulai

dengan cara mencatat data lapangan (data mentah), kemudaian ditulis

(38)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus ,asalah penelitian,

selanjutnya data dianalisa dan diperiksa keabsahannya melalui bebrapa

teknik, hal tersebut sesuai dengan pendapat Moleong (2007:192-195), yaitu:

a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat.

b. Data yang dikumpulkan setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain

c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

Kesimpulan atau verifikasi data dalam penelitian ini merupakan hasil

dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat

dan mudah untuk dipahami, sehingga peneliti dapat menyimpulkan

kejadian-kejadian yang ada di lapangan mengenai pembinaan karakter

melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan

bangsa pada siswa SMP Negeri 9 Purwakarta. Dalam suatu penelitian,

kesimpulan merupakan pengumpulan data-data yang ditemukan sesuai

dengan kejadian yang sebenarnya, kemudian data yang diperoleh dapat

terfokus pada substansi penelitian yang sedang dilakukan, sehingga dapat

dideskripsikan dalam bentuk wacana sehingga dapat disimpulkan dari hasil

(39)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Danial, E dan Warsiah N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: laboratorium PKn UPI.

Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Mardalis. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

.(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

. (2011). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(40)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan

berbagai pendapat para ahli, maka penulis dalam tahapan ini akan memaparkan

beberapa kesimpulan yang didasarkan kepada rumusan masalah yang sebelumnya

telah ditentukan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti pada anggota ekstrakurikuler karawitan gamelan SMPN 9

Purwakarta tentang pembinaan karakter dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air

dan bangsa, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap

pertanyaan dan fakta-fakta penelitian. Di samping itu, peneliti mengungkapkan

beberapa saran yang kiranya dapat membangun dalam meningkatkan kinerja

ekstrakurikuler kesenian gamelan dan pendidikan karakter rasa cinta tanah air dan

bangsa khususnya anggota ekstrakurikuler karawitan gamelan umumnya siswa

SMPN 9 Purwakarta.

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan diketahui bahwa keberadaan ekstrakurikuler

Karawitan Gamelan di SMPN 9 Purwakarta berperan positif dalam upaya

menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa anggota ekstrakurikuler Karawitan

Gamelan khususnya, dan siswa SMPN 9 Purwakarta pada umumnya. Hal ini

dapat diketahui sebagai berikut.

a. Program kerja dalam kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan

dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa yaitu dengan

pemberian materi pengetahuan organisasi atau pengetahuan tentang

seni gamelan, penampilan pagelaran, mengikutsertakan siswa pada

perlombaan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan belum

maksimalnya materi tentang rasa cinta tah air dan bangsa yang

diberikan dikarenakan terbatasnya waktu, serta kurangnya biaya atau

(41)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Metode yang digunakan dalam ekstrakurikuler karawitan gamelan

dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa diantaranya

anggota diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia (daerah/Sunda)

dengan baik dan benar, mengadakan program yang terorganisir dalam

melestarikan seni tradisional, menerapkan sikap gotong royong dan

kerjasama serta tanggung jawab antar siswa, menggunakan model

pembelajaran yang bervariatif kepada siswa. Berdasarkan hasil

temuan di lapangan, peneliti juga menemukan bahwa pelatih masih

memakai metode pembelajaran yang sama, sehingga siswa merasa

jenuh. Dalam penelitian ini juga masih ada siswa yang belum mampu

memainkan alat musik tradisional dengan benar, serta masih belum

pekanya pihak sekolah dalam memberikan dukungan moral dan

material kepada ekstrakurikuler kesenian gamelan di SMPN 9

Purwakarta.

c. Hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam

menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa, seperti terbatasnya

dalam pengondisian biaya, pengondisian waktu dikarenakan adanya

waktu yang bentrok serta lebih mementingkan kepentingan pribadi,

tumbuhnya sikap malas pada siswa untuk latihan dikarenakan faktor

internal dan eksternal seperti pengaruh teman sebaya dan

lingkungannya, penyesuaian diri pada siswa yakni masih ada anggota

yang masih kesulitan dalam mempelajari alat musik, serta

perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju yakni

masuknya budaya asing khususnya dalam bidang musik dan alat

musik yang mulai mengikiskan kesenian tradisional

d. Upaya apa yang ditempuh ekstrakurikuler kesenian gamelan untuk

mengatasi berbagai hambatan dalam menciptakan rasa cinta tanah air

dan bangsa, yaitu dengan mengadakan pertemuan diluar jadwal

latihan, memberikan sanksi yang tegas bag

Gambar

Tabel 4.2 Sumber Hasil penelitian Program kerja ekstrakulikuler................      70
Tabel 2.1 Tujuan pembinaan karakter...........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

En esta primera etapa del Teatro Cricot 2 se utilizaron ya elementos que serían característicos en toda la obra teatral de Tadeusz Kantor: en La sepia los actores se mueven en

Beberapa kegiatan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, diantaranya : (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah dan metoda

Hasil penelitian menunjukkan: (1) evaluasi konteks tergolong tinggi, yakni: (a) kualitas kompetensi siswa, (b) kesesuaian pelaksanaan progam dengan kebijakan sekolah, dan

57 “Struktur birokrasi di Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan SOP dan tanggung jawab pelaksana” (Wawancara, 2019). Pemaparan

Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahan- kan secara permanen, tetapi organisasi

Pembelajaran kontekstual dalam dalam suatu pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

Hubungan karakteristik dosen di Perguruan Tinggi dengan kontrak psikologis pada jenis kelamin dengan keuangan dosen dan keseimbangan dengan pribadi dosen baik pada