LEGENDA CIUNG WANARA
(Cerita Bergambar dengan Menggunakan Teknik Pop-Up)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Oleh:
LARASITA PUJI DANIAR 0901175
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
LEGENDA CIUNG WANARA
(Cerita Bergambar dengan
Menggunakan Teknik
Pop-Up
)
Oleh
Larasita Puji Daniar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Larasita Puji Daniar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Larasita Puji Daniar
0901175
LEGENDA CIUNG WANARA
(Cerita Bergambar Menggunakan Teknik Pop-Up)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Penguji I
Bandi Sobandi, M.Pd 197206131999031001
Penguji II
Drs. Oscar Sastra, M.Pd 19581031987031001
Penguji III
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Larasita Puji Daniar
0901175
LEGENDA CIUNG WANARA
(Cerita Bergambar Menggunakan Teknik Pop-Up)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Suryadi, S.Pd, M.Sn 197307142003121001
Penguji II
Yulia Puspita, M.Pd. 19581031987031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
ABSTRAK
LARASITA PUJI DANIAR, 2013. “LEGENDA CIUNG WANARA” (Cerita Bergambar dengan Menggunakan teknik Pop-Up)
Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan.. Cerita legenda merupakan cerita yang mempunyai pesan edukasi yang baik. Maka dari itu penulis mempunyai gagasan untuk mengangkat legenda yang berasal dari daerah Ciamis yaitu legenda Ciung Wanara dengan menambahkan teknik pop-up. Rumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah; Bagaimana proses pembuatan dan analisis visual ilustrasi legenda Ciung Wanara dengan menggunakan teknik pop-up untuk diaplikasikan ke dalam cerita bergambar “LEGENDA CIUNG
WANARA”.
Penggunaan teknik pop-up dalam cerita bergambar ini mempunyai maksud untuk memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik. Mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih berdimensi, gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka, dan perubahan bentuk ketika bagiannya digeser, Hal-hal tersebut dapat membuat ilustrasi cerita lebih menyenangkan untuk dinikmati. Pembuatan cergam ini terdiri dari beberapa tahapan tahapan pertama terdiri dari pembutana naskah dan stoaryboard kemudian tahapan kedua pembuatan gambar manual yang terdiri dari pembuatan gambar sketsa kemudian penebalan menggunakan drawingpen.tahapan ketiga edit digital yang terdiri dari pemindai menggunakan scanner kemudian pengeditan dan pewarnaan menggunakan laptop dengan bantuan software Adobe Photoshop CS3 dan tahapan terakhir adalah finishing yang terdiri dari pemasangan pop-up dan penjilidan buku.
Analisis Visual ilustrasi pop-up cerita bergambar legenda Ciung Wanara terdiri dari warna, jarak pandang, sudut pandang dan jenis teknik pop-up yang digunakan . Adapun warna-warna yang digunakan merupakan perpaduan warna panas, hangat dan dingin. Jarak pandang yang digunakan paling banyak menggunakan jarak pandang long shoot kemudian untuk sudut pandang sebagian besar menggunakan sudut pandang eye level. Cerita bergambar ini menggunakan beberapa teknik pop-up yang disesuaikan dengan 10 ilustrasi cergam tersebut yaitu: teknik v-fold untuk ilustrasi gambar halaman 1, 6 dan 10. Teknik moving arm untuk ilustrasi halaman 2 , 7 dan 9. Teknik Pull up planes untuk ilustrasi halaman 3. Teknik magic box untuk ilustrasi halaman 4 dan teknik multiple layer untuk halaman 5 dan 8.
Diharapkan hasil penciptaan ini dapat menjadi media memperkenalkan legenda kepada anak-anak dan semoga karya ini dapat menjadi contoh acuan dalam pembuatan media dan teknik pembuatan cergam yang lebih inovatif selain itu, dapat melestarikan salah satu warisan budaya bangsa dan dapat menjadi salah satu buku pengetahuan untuk anak.
ABSTRACK
Larasita Puji Daniar , 2013. " LEGEND Ciung Wanara " ( Story Illustrated by Using techniques Pop- Up )
Legend is one of the cultural heritage that should be preserved. legend story is a story that has a good educational message . Thus the authors had the idea to remove the legend from which the legend of Kudat area Ciung Wanara by adding a pop - up technique . The formulation of the problem in this research is ; How does the process of making and visual analysis Ciung Wanara illustration legend by using a pop - up to be applied to the picture story " Ciung vanara LEGEND " .
The use of pop - up techniques illustrated in this story have an intention to provide a visualization of the story more interesting . Starting from the view that looks more dimensional image , an image that can move when the page is opened , and changes shape when the part is moved , these things can make the story more fun illustrations to be enjoyed . Making this comic consists of several stages of the first stage consists of pembutana stoaryboard script and then the second stage of making images which consists of manual drawing sketches then thickening of digital editing using third drawingpen.tahapan consisting of a scanner using the scanner and then editing and coloring using a laptop with the help of Adobe Photoshop CS3 software and is finishing the last stage consists of the installation of pop - ups and bookbinding .
Analysis of Visual illustrations pop - up picture story Wanara Ciung legend consists of color , viewing distance , viewing angle and type of pop - up techniques are used . The colors used are a mix of hot colors , warm and cold . Visibility using the most widely used long shoot visibility standpoint then for most uses eye -level viewpoint . This picture story using some of the techniques that are tailored pop - ups with 10 comic illustrations are: v - fold technique for illustration page 1 , 6 and 10 . Mechanical moving arm for illustration page 2 , 7 and 9 . Mechanical Pull up planes for illustration page 3 . techniques magic box for illustration page 4 and layer multiple techniques to pages 5 and 8.
It is expected that the results of this creation can be a medium to introduce the legend to children and hopefully this work can be a reference example in the manufacture of medium and technique of making the comic more innovative than that , one can preserve the cultural heritage of the nation and can be one of the books of knowledge for children.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... .ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. .. Ilustrasi ... 7
1. Pengertian Ilustrasi ... 7
2. Sejarah Ilustrasi di Indonesia ... 8
3. Teknik Menggambar Ilustrasi ... 9
a. Teknik Mengolah Karakter dalam Gaya Penggambaran ... 10
b. Teknik Mengolah Media ... 10
4. Cerita Bergambar ... 11
a. Pengertian Cerita Bergambar ... 11
b. Sejarah Cerita Bergambar di Indonesia ... 12
c. Jenis Cerita Bergambar (Picture Book) ... 13
d. Pop-Up ... 17
5. Unsur Visual Cergam ... 30
b. Komposisi ... 33
1. Kelompok Cerita Rakyat ... 41
2. Legenda ... 42
3. Legenda Daerah Setempat ... 43
a. ... L egenda dari Kabupaten Ciamis ... 43
b. ... L egenda Ciung Wanara ... 44
BAB III METODE PENCIPTAAN ... 50
A. .. Metode Perencanaan Karya ... 50
1. Ide Gagasan ... 50
2. Observasi dan Studi Pustaka ... 50
3. Eksperimen dan Eksplorasi ... 53
4. Alat dan Bahan ... 56
B. .. Proses Pembuatan ... 59
1. Tahapan Pertama (Persiapan) ... 62
a. ... Pe mbuatan Naskah ... 62
b. ... Pe mbuatan Storyboard ... 62
2. Tahapan Kedua (Gambar Manual) ... 63
a. ... S ketsa ... 63
3. Tahapan Ketiga (Edit Digital) ... 65
warnaan Teknik Digital ... 67
d. ... M
embuat Layout Gambar ... 68
e. ... M emasukan Teks/Lattering ... 68
4. Tahapan Keempat (Finishing) ... 69
a. ... M elipat dan Merekatkan Pop-Up ... 69
b. ... Pe
njilidan ... 71
BAB IV ANALISIS VISUALISASI KARYA ... 73
A. .. Teknik Pembuatan Karya ... 73
1... Pr
oses Pembuatan Sketsa ... 74
2... Pr
oses Pewarnaan ... 76
3... Pr
oses Layout dan Pemasukan Teks ... 80
a. ... Pr
oses Layout ... 80
b. ... M emilih Jenis Tipografi ... 81
c. ... Pe masukan Teks ke Dalam Gambar ... 82
a. ... T
eknik V-fold ... 84
b. ... T
eknik Pull-Up Planels ... 86
c. ... T
eknik Magic Box ... 89
d. ... T eknik Multiple Layers ... 92
e. ... T eknik Moving Arm ... 95
B.Visualisasi Karya ... 99
1. ...Karakter Pemeran Tokoh Cerita ... 99
wi Pohaci Naganingrum ... .104
f... Aki
dan Nini Balagantrang ... .105
g. ... Raj
a Prabu Permanadikusuma atau Ajar Sukaresi ... .106
h. ... Nag awiru ... .107
i.... Len gser ... .107
C. .. Pesan dan Nilai Moral ... 122
BAB V KESIMPULAN ... 124
A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 126
DAFTAR ISTILAH ... 129
LAMPIRAN ... 133
DAFTAR BAGAN Bagan I Proses Penciptaan Karya ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
Gambar 2.1 Karakter Tokoh Sponge Bob Bersama
Temannya Patrick Bintang Laut ... 9
Gambar 2.2 Karakter Tokoh Avatar ... 9
Gambar 2.3 Karakter Tokoh Gundala ... 10
Gambar 2.4 Ilusrasi Cerita Bergambar “Tongkat yang Menjadi Ular”
Karya Junior Pages Publications ... 11
Gambar 2.5 Komik Put 0n ... 12
Gambar 2.6 Cerita Bergambar “Perjalanan di Negeri Rimba”
Karya Tony Wolf dan Pascale Dupre ... 13
Gambar 2.7 Contoh Buku Gambar Teks Pendek “My Friend Tiger &Pooh”,
Gambar 2.8 Contoh Buku Gambar Tanpa Teks ... 14
Gambar 2.9 Ilustrasi Buku Bergambar Pop-Up “Dongeng”, Karya Derek Mattews ... 15
Gambar 2.10 Contoh Buku Bantal ... 16
Gambar 2.11 Ilustrasi Buku Bergambar Pop-Up “Dongeng”, Karya Derek Mattews ... 18
Gambar 2.12 Buku Pop-Up Jump-Up Jolly ... 19
Gambar 2.13 Contoh Teknik Multiple layers ... 20
Gambar 2.14 Contoh Teknik Multiple layers ... 20
Gambar 2.15 Contoh Teknik Floating layers... 21
Gambar 2.16 Contoh Floating Layers ... 21
Gambar 2.17 Contoh Teknik V-fold ... 22
Gambar 2.18 Contoh V-Fold ... 22
Gambar 2.19 Contoh Teknik Magic Box ... 23
Gambar 2.20 Contoh Magic Box ... 23
Gambar 2.21 Contoh Teknik Moving Arm ... 24
Gambar 2.22Contoh Moving Arm ... 24
Gambar 2.23 Contoh Teknik Rotating Disc ... 25
Gambar 2.24 Contoh Rotating Disc ... 25
Gambar 2.25 Contoh Teknik Sliding Motion ... 26
Gambar 2.26 Contoh Sliding Motion... 26
Gambar 2.27 Contoh Teknik Pull-Up Planes ... 27
Gambar 2.28 Contoh Pull-Up Planes ... 27
Gambar 2.29 Contoh Teknik Pivoting Motion ... 28
Gambar 2.30 Contoh Teknik Pivoting Motion ... 28
Gambar 2.31 Contoh Teknik Dissolving Scanes ... 29
Gambar 2.32 Gambar Kangguru Sebelum Ditarik Menggunakan Teknik Dissolving Scanes ... 29
Gambar 2.33 Proses Perubahahan Gambar Kangguru dengan Teknik Dissolving Scanes ... 29
Gambar 2.35 Lingkaran Warna ... 31
Gambar 2.36 Contoh Bentuk Gambar dengan Sudut Pandang Bird’s Eye View 34 Gambar 2.37 Contoh Bentuk Gambar dengan Sudut Pandang High Angle ... 35
Gambar 2.38 Contoh Bentuk Gambar dengan Sudut Pandang Low Angle ... 35
Gambar 2.39 Contoh Bentuk Gambar dengan Sudut Pandang Eye Level ... 36
Gambar 2.40 Contoh Bentuk Gambar dengan Sudut Pandang Frog’s Eye View 36 Gambar 2.41 Contoh Jarak Pandang Jauh ... 37
Gambar 2.42 Contoh Jarak Pandang Sedang ... 37
Gambar 2.43 Contoh Jarak Pandang Dekat ... 38
Gambar 2.44 Menunjukkan Ekspresi Wajah Menggunakan Alis Mata ... 39
Gambar 2.45 Menunjukkan Ekspresi Wajah Menggunakan Mata ... 39
Gambar 2.46 Menunjukkan Ekspresi Wajah Menggunakan Mulut ... 40
Gambar 2.47 Tipografi ... 41
Gambar 2.48 Situs Karangkamulyan ... 45
Gambar 2.49 Contoh Komik Ciung Wanara Karya A.R ... 48
BAB III METODE PENCIPTAAN ... 50
Gambar 3.1 Foto Penulis Ketika Mengunjungi Situs Karangkamulyan ... 51
Gambar 3.2 Gerbang Pakungwati Cirebon ... 52
Gambar 3.3 Rumah Adat Kasepuhan ... 52
Gambar 3.4 Mahkota Binokasih ... 53
Gambar 3.5 “Dora The Explorer” ... 54
Gambar 3.6 Deformasi bentuk ... 54
Gambar 3.7 Perbandingan Bentuk ... 55
Gambar 3.8 Contoh Percobaan Ilustrasi Pop-Up Halaman Tujuh ... 55
Gambar 3.9 Meretrospektif Kostum Karakter Tokoh Cerita ... 56
Gambar 3.10 Foto Pensil, Penghapus dan Penggaris ... 57
Gambar 3.11 Buku Gambar ... 57
Gambar 3.12 Drawing Pen ... 58
Gambar 3.13 Scanner ... 58
Gambar 3.14 Laptop ... 59
Gambar 3.16 Pembuatan Naskah ... 62
Gambar 3.17 Pembuatan Storyboard halaman 13-14 dan 15-16 ... 63
Gambar 3.18 Contoh Pembuatan Sketsa ... 64
Gambar 3.19 Proses Inking... 65
Gambar 3.20 Proses Pemindai ... 66
Gambar 3.21 Pengeditan Gambar dengan Photoshop ... 66
Gambar 3.22 Pengeditan Gambar dengan Photoshop ... 67
Gambar 3.23 Contoh Pemisahan Layer untuk Pewarnaan Debu dengan Background ... 67
Gambar 3.24 Proses Layout ... 68
Gambar 3.25 Memasukan Teks Cerita ... 69
Gambar 2.26 Penyatuan Gambar Pop-Up dengan Halaman Buku ... 69
Gambar 3.27 Pengguntingan Gambar dan Pola Pop-Up ... 70
Gambar 3.28 Pemasangan Kepala Ayam dengan Pola Pop-Up ... 70
Gambar 3.29 Penyatuan Pop-Up Kepala Ayam dengan Buku... 71
Gambar 3.30 Ilustrasi Pop-Up Halaman Tujuh ... 71
Gambar 3.30 Penjilidan ... 72
BAB IV ANALISIS VISUALISASI KARYA ... 73
Gambar 4.1 Sketsa Pensil ... 74
Gambar 4.2 Sketsa Penintaan ... 75
Gambar 4.3 Pemindai dan Pengeditan di Photoshop ... 76
Gambar 4.4 Seleksi Gambar ... 76
Gambar 4.5 Penggunaan Paint Bucket Tool ... 77
Gambar 4.6 Pemberian Warna Hijau... 77
Gambar 4.7 Pembuatan Tekstur Menggunakan Brush Tool ... 78
Gambar 4.7 Pembuatan Tekstur Menggunakan Brush Tool ... 78
Gambar 3.8 Penggunaan Burn Tool ... 79
Gambar 3.9 Hasil Pewarnaan ... 79
Gambar 4.10 Proses Pembuatan Garis Pembantu ... 80
Gambar 4.11 Proses Pembuatan Kotak Narasi ... 81
Gambar 4.13 Tipografi Buku ... 83
Gambar 4.14 Proses Pemisahan Gambar... 84
Gambar 4.15 Pemotongan Gambar Pop-Up ... 85
Gambar 4.16 Lipatan Menyerupai Huruf V ... 85
Gambar 4.17 Menempel Bagian Pop-Up dengan Buku ... 86
Gambar 4. 18 Ilustrasi Pop-Up Istana Galuh ... 86
Gambar 4.19 Pemisahan Gambar ... 87
Gambar 4.20 Pengguntinga Pola Pop-Up ... 87
Gambar 4.21 Masukan Bagian Pop-Up dengan Buku ... 88
Gambar 4.22 Ilustrasi Pop-Up Bayi Ciung Wanara ... 88
Gambar 4.23 Pemisahan Gambar ... 89
Gambar 4.24 Menggunting Gambar Pop-Up ... 90
Gambar 4.25 Penyatuan Rumah ... 90
Gambar 4.26 Cara Menempel Atap Jerami dengan Rumah ... 91
Gambar 4.27 Penyatuan Pop-Up dengan Halaman Buku ... 91
Gambar 4.28 Ilustrasi Pop-Up Rumah Gubuk ... 92
Gambar 4.29 Pengelompokam Gambar ... 92
Gambar 4.30 Proses Pengguntingan ... 93
Gambar 4.31 Lipatan Pola Multiple Layers ... 93
Gambar 4.32 Menempel Bagian Pop-Up dengan Buku ... 94
Gambar 4.33 Ilustrasi Didalam Hutan ... 94
Gambar 4.34 Pemisahan Gambar ... 95
Gambar 4.35 Menggunting Pola... 96
Gambar 4.36 Melipat Pola Pop-Up ... 96
Gambar 4.37 Menempelkan Kepala Ayam dengan Pola... 96
Gambar 4.38 Pemotongan Halaman Buku ... 97
Gambar 4.39 Penempelan Pola Pop-Up ... 97
Gambar 4.40 Menempel Bagian Pop-Up dengan Buku ... 98
Gambar 4.41 Menyatukan Pola dengan Gambar Pop-Up ... 98
Gambar 4.43 Karakter Tokoh Ciung Wanara ... .100
Gambar 4.44 Karakter Tokoh Aria Kebondan ... .101
Gambar 4.45 Karakter Tokoh Hariang Banga ... .102
Gambar 4.46 Karakter Tokoh Dewi Pangrenyep ... .103
Gambar 4.47 Karakter Tokoh Dewi Pohaci Naganingrum ... .104
Gambar 4.48 Karakter Tokoh Aki dan Nini Balagantrang ... .105
Gambar 4.49 Karakter Tokoh Permanadikusuma atau Ajar Sukaresi ... .106
Gambar 4.50 Karakter Tokoh Nagawiru ... .107
Gambar 4.51 Karakter Tokoh Lengser ... .107
Gambar 4.52 Gaya Penggambaran ... .108
Gambar 4.53 Ilustrasi Pop-Up Istana ... .109
Gambar 4.54 Ilustrasi Naganingrum ... .110
Gambar 4.55 Ilustrasi Menghanyutkan Bayi ... .111
Gambar 4.56 Ilustrasi Rumah Gubuk ... .112
Gambar 4.57 Ilustrasi Di Dalam Hutan ... .113
Gambar 4.58 Ilustrasi Nagawiru... .114
Gambar 4.59 Ilustrasi Sabung Ayam ... .115
Gambar 4.60 Ilustasi Penangkapan Bondan Sarati dan Pangrenyep ... .116
Gambar 4.61 Ilustrasi Pertempuran ... .117
Gambar 4.62 Ilustrasi Pembagian Kekuasaan ... .118
Gambar 4. 63 Sampul Luar ... .119
Gambar 4.64 Sampul Dalam ... .120
Gambar 4.65 Kepemilikan Buku ... .121
Gambar 4.66 Pengenalan Tokoh ... .121
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di
Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Kisahnya diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Sehingga legenda dapat menjadi salah satu identitas suatu daerah. Kisah cerita
legenda diambil dari mitos, ciri khas masing-masing daerah seperti tempat,
binatang, tanaman ataupun berkaitan dengan sejarah yang terjadi di daerah
tersebut, seperti contoh legenda Burung Ruai yang berasal dari Kalimantan Barat,
legenda Situ Bagendit dari Garut dan lain-lain. Walaupun disebut sebagai cerita
warisan dari nenek moyang, cerita, legenda merupakan cerita yang menarik dan
mempunyai pesan edukasi yang baik untuk disampaikan kepada anak. yaitu
mengajarkan pendengar atau pembacanya supaya berbuat baik dan tidak
mengikuti perbuatan buruk yang akan berdampak tidak baik di kemudian hari.
Legenda di Indonesia mempunyai cerita yang mengandung kesan magis
yaitu kepercayaan terhadap hal-hal gaib apabila dibandingkan dengan dongeng
yang serupa berasal dari luar negeri seperti cerita Aladdin. Cerita legenda tidak
kalah menarik karena sama-sama mempunyai cerita yang menghibur dan
imajinatif. Akan tetapi fenomena yang terjadi di Indonesia tidak seperti yang
diharapkan. Legenda yang semula menjadi identitas daerah semakin hari semakin
hilang. Beberapa faktor yang menjadi kendalanya adalah perkembangan teknologi
yang semakin pesat sehingga anak-anak sekarang lebih senang bermain gadget
dan hadirnya buku bacaan anak terbitan luar negeri yang mempunyai cerita
menarik dan dikemas secara inovatif. Dampaknya adalah cerita legenda dapat
tergeser dan terlupakan, sehingga anak-anak dinilai memiliki kurang wawasan
2
Cerita legenda harus dikembangkan dan menjadi suatu bacaan yang
digemari oleh anak. Pada akhirnya penulis mempunyai gagasan untuk mengemas
cerita legenda ke dalam sebuah buku cerita anak. Penulis mengangkat cerita
legenda secara tertulis dan dikemas lebih inovatif yaitu menceritakan cerita
legenda ke dalam sebuah buku cerita anak. Penulis memilih salah satu cerita
legenda berasal dari Jawa Barat tepatnya dari daerah Ciamis. Legenda ini
menceritakan pemimpin kerajaan Galuh pada tahun 8 M yaitu Sang Manarah atau
lebih dikenal dengan Ciung Wanara.
Buku cerita anak akan lebih menarik apabila divisualisasikan dengan sebuah
ilustrasi dan cerita yang disebut cerita bergambar. Cerita bergambar merupakan
suatu kesatuan cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai
penghias dan pendukung cerita yang dapat membantu proses pemahaman
terhadap isi cerita. Cerita bergambar dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk
penyajian seperti cerita bergambar untuk cerita anak-anak yang menggunakan
teknik inovatif, salah satunya adalah pop-up (permukaan yang muncul).
Buku cergam pop-up dapat memberikan cerita yang menarik dengan
visualisasi gambar terlihat lebih nyata dan memiliki dimensi. Gambar pop-up
dapat di gerakan sehingga terkesan lebih hidup. Cerita buku pop-up yang menarik
dapat mengundang perhatian pembaca dan dapat menambah minat baca
masyarakat khususnya anak-anak untuk mengikuti alur cerita buku tersebut.
Penulis mengemas cerita legenda ini dengan kreatifitas dan menuangkannya
pada sebuah cerita bergambar yang bergerak. Kreatifitas ilustrasi cerita itu bukan
sekedar cerita dan gambar seperti buku cergam anak-anak pada umumnya, tapi
cergam yang dapat menambahkan kesan hidup dan bergerak seakan tiga dimensi
apabila membuka halamannya. Teknik cergam ini dapat menarik perhatian anak
dan dapat menambah minat baca anak untuk mengetahui cerita legenda di
Indonesia sekaligus melestarikan warisan budaya di Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengaplikasikan idenya
untuk sebuah karya cerita bergambar dalam skripsi penciptaan dengan
mengangkat tema: “LEGENDA CIUNG WANARA” (Cerita Bergambar dengan
3
B. Rumusan Masalah Penciptaan
Membaca adalah suatu metode yang paling efektif untuk menambah ilmu
pengetahuan. Dengan membaca diharapkan akan menambah informasi tentang
pengetahuan fiksi maupun non-fiksi terutama pada cerita legenda yang semakin
hari semakin dilupakan olah perkembangan zaman, maka dari itu penulis
mengangkat cerita sejarah Legenda Ciung Wanara ke dalam bentuk cerita
bergambar dengan menggunakan teknik pop-up.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam beberapa
pertanyaan:
1. Bagaimana proses pembuatan ilustrasi legenda Ciung Wanara dengan
menggunakan teknik pop-up untuk diaplikasikan ke dalam cerita bergambar?
2. Bagaimana analisis visual cergam legenda Ciung Wanara dengan
menggunakan teknik pop-up?
C. Tujuan Penciptaan
Melalui skripsi penciptaan karya cergam Legenda Ciung Wanara, penulis
ingin mengetahui secara rinci kisah sejarah dari Legenda Ciung Wanara serta
memberikan ide kreatif untuk menyampaikan sejarah ini kepada masyarakat.
Adapun tujuan penciptaan dalam pembuatan skripsi penciptaan karya ini,
diantaranya sebagai berikut:.
1. Untuk mengetahui pembuatan ilustrasi legenda Ciung Wanara dengan
menggunakan teknik pop-up yang diaplikasikan ke dalam cerita bergambar
2. Untuk mengetahui analisis visual cergam Legenda Ciung Wanara dengan
menggunakan teknik pop-up.
D. Metode Penciptaan
Proses penciptaan buku cerita bergambar ini menggunakan beberapa
tahapan. Ide awal penciptaan terispirasi ketika penulis mengunjungi situs
Karangkamulyan yang berada di Kabupaten Ciamis. Terdapat banyak peninggalan
bersejarah yang berhubungan dengan legenda di daerah tersebut kemudian ketika
penulis mengunjungi perpustakaan dan toko buku masih sedikit buku yang
4
Di zaman modern ini diharapkan masyarakat tidak melupakan legenda yang
terjadi pada masa lalu. Legenda sangat penting dipelajari oleh generasi muda
karena di dalam isi cerita legenda terdapat pesan baik yang disampaikan supaya
pembaca dapat memetik pelajaran dari cerita tersebut. Akhirnya penulis
mengembangkan ide untuk menciptakan buku cerita ini ke dalam karya yang lebih
menarik lagi. Pertama-tama penulis melakukan metode observasi ke situs
Karangkamulyan dan Museum Sri Baduga. Kedua penulis mengumpulkan data
dari berbagai sumber buku untuk dijadikan bahan sekunder dari skripsi penciptaan
karya ini lalu menuangkan ide menjadi suatu karya.
Prosedur penciptaan karya ini untuk anak 3-6 tahun yang dibuat dengan
ukuran kertas B5 18x26,5 cm menggunakan jilid soft cover. Tema yang diangkat
adalah cerita legenda Ciung Wanara menggunakan karakter kartun. Buku cerita
ini berisi 26 halaman buku yang terdiri dari satu halaman kepemilikan buku, satu
halaman sampul dalam, dua halaman pengenalan tokoh 20 halaman cerita dengan
jumlah 10 gambar situasi dan dua halaman keterangan buku.
Tahapan awal pembuatan karya ini adalah meringkas cerita legenda dari
buku. Tahapan yang kedua gambar sketsa dilakukan secara manual. Tahapan
ketiga adalah proses scanning sketsa ke dalam laptop kemudian proses pewarnaan
menggunakan digital menggunakan software Adobe Photoshop CS3. Tahapan
terakhir adalah teknik perangkaian gambar dan terakhir penjilidan buku.
E. Manfaat Penciptaan
Diharapkan skripsi penciptaan karya cergam Legenda Ciung Wanara ini
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagai pencipta karya
Menambah wawasan pencipta tentang pembuatan cergam Legenda Ciung
Wanara dengan menggunakan teknik pop-up. Selain itu dapat meningkatkan
kemampuan berkreatifitas mengolah cergam biasa menjadi cergam bergerak
5
2. Manfaat Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI
Dapat dijadikan referensi dalam penelitian atau kajian dalam mata kuliah yang
bersangkutan. Selain itu dapat sebagai motivasi bagi mahasiswa Pendidikan
Seni Rupa UPI dalam menciptakan karya.
3. Manfaat bagi dunia pendidikan dan seni rupa
Dapat memberikan motivasi dan inovasi dalam pembelajaran mengenai
sejarah kerajaan Galuh dalam bentuk karya seni serta bisa dijadikan bahan ajar
untuk pengenalan sejarah kerajaan di Indonesia melalui visualisasi yang
menarik.
4. Manfaat bagi masyarakat:
Sebagai media apresiasi senirupa dalam memberikan pengetahuan dalam
menikmati karya seni mengenai legenda Ciung Wanara dan sebagai visualisasi
gagasan dalam melestarikan sejarah di tatar Sunda.
5. Manfaat bagi Pariwisata
Sebagai media promosi yang dapat menarik para wisatawan untuk
mengunjungi objek wisata Karangkamulyan yang merupakan situs sejarah
berkaitan dengan cerita Legenda Ciung Wanara.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan serta pembacaan laporan penciptaan
karya cerita bergambar yang berjudul “LEGENDA CIUNG WANARA” (Cerita
Bergambar dengan Menggunakan Teknik Pop-Up) ini, maka karya tulis ini
disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang penciptaan, masalah
penciptaan, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, metode penciptaan, serta
sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi tentang kajian Pustaka, menjelaskan
tentang ilustrasi, cergam pop-up ( permukaan yang muncul) dan sejarah
legenda Ciung Wanara
3. BAB III METODE PENCIPTAAN, menjelaskan tentang metode dan
langkah-langkah yang penulis gunakan dalam membuat karya yaitu ide berkarya,
6
4. BAB IV ANALISIS VISUALISASI KARYA, berisi pembahasan karya cerita
bergambar yang diciptakan diantaranya adalah membahas teknik pembuatan
dan analisis karya
5. BAB V PENUTUP, bagian terakhir ini berisi kesimpulan hasil penciptaan
karya dan saran atau rekomendasi berkenaan dengan karya seni yang
BAB III
METODE PENCIPTAAN
A. Metode Perencanaan Karya 1. Ide Gagasan
Ide awal penciptaan karya bermula ketika penulis melihat perkembangan
cerita bergambar ciptaan luar negeri yang semakin menarik. Mengisahkan
tentang cerita fantasi, fabel, sejarah atau pengetahuan sains yang dikemas dalam
buku cergam. Cergam impor biasanya menambah teknik pembuatan buku yang
inovatif seperti seperti pop-up, flapbook, tekstur book dan lain-lain. Hal-hal
tersebut dapat menjadi daya tarik bagi anak–anak.
Legenda nusantara merupakan salah satu warisan budaya yang harus
dilestarikan dengan cara memperkenalkan kepada generasi penerus. disetiap
cerita, legenda mempunyai pesan positif bagi pembacanya, maka dari itu penulis
mempunyai gagasan untuk melestarikan legenda dengan mengambil salah satu
cerita legenda berasal dari Jawa Barat, Legenda Ciung Wanara dengan
mengembangkan visualisasi tampilan cerita bergambar menggunakan teknik
pop-up.
Penggunaan teknik pop-up dalam cerita bergambar ini bermaksud untuk
memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik. Mulai dari tampilan gambar
yang terlihat lebih berdimensi, gambar yang dapat bergerak ketika halamannya
dibuka, dan perubahan bentuk ketika bagiannya digeser, Hal-hal tersebut dapat
membuat ilustrasi cerita lebih menyenangkan untuk dinikmati. Pembuatan cergam
dengan teknik pop-up legenda Ciung Wanara dibuat penulis dengan tujuan untuk
mengenalkan budaya nusantara kepada anak-anak dengan kemasan buku cergam
yang menarik dan disukai anak-anak.
2. Observasi dan Studi Pustaka
Sebelum pembuatan karya, penulis melakukan observasi mengenai legenda
51
legenda Ciung Wanara yang beredar dikalangan masyarakat khususnya Jawa
Barat, diantaranya kunjungan ke kawasan situs Karangkamulyan yang berada di
Ciamis Jawa Barat.
Gambar 3.1
Foto Penulis Ketika Mengunjungi Situs Karangkamulyan (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Melangkah ke tahapan selanjutnya, mengumpulkan studi pustaka. Studi
pustaka bertujuan untuk mencari sumber teori yang tepat dan referensi gambar
yang membantu proses pembuatan karya. Studi pustaka diperlukan untuk
mengetahui teknik pembuatan karya dan sejarah legenda Ciung Wanara yang
dituangkan dalam sebuah karya cerita bergambar.
Dari segi pembuatan gambar ilustrasi, cerita ini banyak terinspirasi dari
peninggalan sejarah seperti adanya situs dan benda sejarah yang dimeuseumkan.
Pembuatan gerbang istana meretrospektif dari bangunan yang berada di Istana
Pakungwati Cirebon dan pembuatan Istana Galuh penulis terinspirasi dari Keraton
52
Gambar 3.2
Gerbang Pakungwati Cirebon (Sumber: http://galuh-pakuan.blogspot.com)
Gambar 3.3 Rumah Adat Kasepuhan (Sumber: www.kurniasih.com)
Pada zaman kerajaan mahkota merupakan lambing kebesaran raja seperti
yang tergambar di dalam cergam ini. Bentuk mahkota raja yang digunakan Ciung
Wanara dan Bondan Sarati, terinspirasi dari mahkota Binokasih. Mahkota
tersebut digunakan Prabu Siliwangi pada zaman pemerintahannya di Kerajaan
Pajajaran yang merupakan keturunan dari Kerajaan Galuh. Mahkota tersebut
53
Gambar 3.4 Mahkota Binokasih
(Sumber: http://www.wewengkonsumedang.com)
Karakter tokoh cerita dibuat dari hasil studi karakter yang dilakukan penulis
dan terinspirasi dari karakter yang sering muncul dicerita anak-anak. Karakter
disesuaikan dengan ilustrasi gambar yang sederhana namun ditambah dengan
teknik cergam yang menarik dan inovatif yaitu teknik pop-up.
3. Eksperimen dan Eksplorasi
Dalam tahapan eksplorasi, penulis melakukan studi karakter untuk
mengembangkan karakter tokoh Ciung Wanara. Studi karakter dilakukan
bertujuan untuk menyesuaikan cerita dengan karakter tokoh yang disukai
anak-anak. Sebelum ke tahapan pembuatan karakter, penulis mencari referensi dari
berbagai sumber untuk menciptakan karakter Ciung Wanara. Penulis
mendapatkan referensi gambar sebuah karakter ciptaan kartun Nickelodeon yaitu
Dora The Explorer. Kartun Dora yang lucu dan menggunakan warna–warna yang cerah, menjadi stimulus bagi penulis untuk menciptakan deformasi gaya
54
Gambar 3.5 Dora The Explorer
(Sumber:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150671749312339)
Penulis menciptakan karakter tokoh cerita ini dengan ciri berbadan lebih
kecil dari ukuran anatomi manusia Asia. Mata dibuat lebih besar, tangan dibuat
lebih pendek dan warna yang digunakan terdiri dari warna-warna cerah yang
disukai anak-anak seperti warna merah terang, hijau terang dan kuning.
Penulis membuat karakter tokoh dengan meretrospektif dari karakter yang sudah
ada. Contohnya dalam hal kostum. Sedangkan untuk bentuk fisik disesuaikan
dengan karakter yang mudah dipahami anak usia 3-6 tahun.
55
Gambar 3.7 Perbandingan Bentuk (Sumber:Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.8
Meretrospektif Kostum Karakter Tokoh Cerita (Sumber Dokumentasi Pribadi)
Tahapan selanjutnya adalah eksperimen, dalam tahapan ini, penulis
menyesuaikan teknik pop-up dengan ilustrasi cerita legenda Ciung Wanara.
Rancangan gambar pop-up terdiri dari beberapa tahapan, yang pertama adalah
56
Penulis menentukan jenis pop-up dengan melakukan beberapa percobaan
yang dipasangkan ke dalam sketsa gambar. Hal tersebut berguna untuk
menyesuaikan antara ukuran gambar dan jenis teknik pop-up yang digunakan.
Selain itu percobaan tersebut berfungsi untuk mengurangi resiko kegagalan
ketika mencetak.
Gambar 3.9
Contoh Percobaan Ilustrasi Pop-Up Halaman Tujuh (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan ilustrasi cergam Legenda
Ciung Wanara adalah
1) Pensil 2B, Penghapus dan Penggaris
Pembuatan sketsa menggunakan tiga media yaitu pensil, penghapus dan
penggaris. Pensil 2B digunakan untuk membuat rancangan awal gambar.
Penghapus bahan karet digunakan untuk menghapus sketsa yang salah dan
merapihkan coretan pensil pada gambar yang telah ditinta supaya gambar terlihat
lebih rapi ketika scan. Kemudian penggaris digunakan untuk mengukur pola
57
Gambar 3.10
Foto Pensil, Penghapus dan Penggaris (Sumber: Dokumentasi pribadi)
2) Buku Gambar
Buku gambar A4 digunakan untuk membuat storyboard dan rancangan awal
gambar.
Gambar 3.11 Buku Gambar
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
3) Drawing Pen
Drawing pen digunakan untuk penebalan pada garis sketsa atau lebih dkenal
dengan sebutan inking. Inking berfungsi untuk memperjelas tampilan outline
58
Gambar 3.12
Drawing Pen
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
4) Scanner
Fungsi scanner adalah sebagai alat pemindah gambar manual ke dalam
komputer supaya gambar dapat dikerjakan secara digital.
Gambar 3.13
Scanner
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
5) Laptop
Laptop di gunakan sebagai alat pembantu untuk pembuatan gambar secara
59
Gambar 3.14
Laptop
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
6) Gunting, Cutter dan Double Tape
Gunting dan cutter di gunakan untuk memotong bagian gambar pop-up
beserta polanya dan fungsi double tape adalah lem perekat untuk menempelkan
bagian pop-up dengan buku.
Gambar 3.15
Cutter, Gunting dan Double Tape
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
B. Proses Pembuatan
Dalam pembuatan sebuah cerita bergambar terdapat beberapa tahapan yang
dilakukan hingga tercipta sebuah buku. Di bawah ini bagan dan uraian dari
tahapan ataupun proses dalam penciptaan karya cerita bergambar adalah sebagai
60
Studi Karakter Eksperimen
Eksplorasi
61
Bagan II
Proses Penciptaan Karya Cerita Bergambar Teknik Pop-Up
62
1. Tahapan Pertama (Persiapan)
Tahapan pertama pembuatan karya ini terdiri dari:
a. Pembuatan Naskah
Naskah merupakan hal yang paling diperhatikan dalam sebuah cerita
bergambar. Naskah yang menarik dapat mempengaruhi ilustrasi yang terdapat
dalam cergam tersebut. Pertama-tama yang harus diperhatikan yaitu menentukan
tema, menentukan karakter dan penyusunan isi cerita. Pembuatan isi cerita harus
memperhatikan tiga hal penting yang terdiri dari pembukaan, klimaks dan
penutup cerita.
Pada cerita bergambar ini, penulis membuat naskah cerita yang terdiri dari
sepuluh inti cerita dari ringkasan keseluruhan buku cerita. Ceritanya
menggunakan gaya bahasa sederhana agar mudah dimengerti dan dicerna oleh
anak-anak.
Gambar 3.16 Pembuatan Naskah (Sumber:Dokumentasi Pribadi)
b. Pembuatan Storyboard
Tahapan selanjutnya, pengerjaan storyboard. Storyboard adalah rancangan
gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, Fungsi storyboard adalah
63
Gambar 3.17
Pembuatan Storyboard halaman 13-14 dan 15-16 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Tahapan Kedua (Gambar Manual)
Tahapan yang kedua adalah menggambar secara manual, tahapannya adalah
sebagai berikut :
a. Sketsa
Sketsa dibuat menggunakan pensil dengan ketebalan tertentu dan biasanya
sketsa dibuat dengan garis tipis sebagai rancangan awal pembuatan gambar.
Gambar yang telah dirancang didalam storyboard dipindahkan ke dalam kertas
gambar sebagai rancangan awal gambar yang akan dibuat ke tahapan selanjutnya.
Alat yang digunakan dalam pembuatan sketsa adalah pensil berbagai ukuran,
64
Gambar 3.18 Contoh Pembuatan Sketsa (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
b. Penebalan/Inking
Gambar yang telah dirancang kemudian diperjelas dengan proses penebalan
menggunakan drawing pen. Dalam proses penebalan atau inking Penulis
menggunakan drawing pen no 0.1 dan drawing pen no 0.7. Drawing pen no 0.1
digunakan memperjelas gambar outline kecil seperti penebalan pada mata hidung
dan mulut sedangkan drawing pen 0.7 digunakan untuk menjelaskan gambar
objek besar seperti penebalan karakter atau unsur yang diutamakan dalam
65
Gambar 3.19 Proses Inking
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
3. Tahapan Ketiga (Edit Digital)
Tahapan yang ketiga adalah pengeditan gambar secara digital, tahapannya
sebagai berikut:
a. Pemindaian / Scanning
Gambar yang telah ditinta kemudian scan atau dipindai kedalam laptop
dengan alat yang bernama scanner. Dalam pembuatan cergam ini scanner
berfungsi untuk memindahkan gambar manual yang telah ditinta ke dalam
66
Gambar 3.20 Proses Pemindai (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
b. Pengeditan gambar
Sebelum ke proses pewarnaan, edit gambar menggunakan software Adobe
Photoshop CS3. Atur ketebalan outline terlebih dahulu yaitu dengan memilih
menu image-adjustment-levels. Levels digunakan untuk memperjelas outline dan
membersihkan layer yang kotor supaya terlihat lebih bersih.
Gambar 3.21
67
Gambar 3.22
Pengeditan Gambar dengan Photoshop (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
c. Pewarnaan Teknik Digital
Proses pewarnaan gambar ini menggunakan teknik digital yaitu dengan
menggunakan software Adobe Photoshop CS3. Pewarnaan gambar diawali dengan
pembuatann layer disetiap bagian gambar. Seperti pembuatan layer untuk setiap
bagian gambar yaitu bagian background, tanah, debu dan manusia.
Gambar 3.23
68
d. Membuat Layout Gambar
Layout digunakan untuk mengatur letak gambar tulisan narasi dan gambar
pop-up supaya komposisinya tepat.
Gambar 3.24 Proses Layout
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
e. Memasukan Teks/Lettering
Tahapan selanjutnya adalah memasukan teks naskah cerita dan pemberian
nomor halaman buku. Pada proses ini penulis mengaburkan sebagian gambar
yang akan diberi teks, supaya teks di dalamnya tersebut mudah dibaca.
69
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
f. Pencetakan Digital
Tahapan selanjutnya adalah pencetakan digital. Hal yang harus diperhatikan
sebelum pencetakan adalah ukuran gambar yang akan dicetak, apabila ukurannya
tidak sesuai dengan ukuran gambar sebelumnya, gambar yang dicetak tidak akan
sama dengan pola pop-up yang telah di rancang sebelumnya. Maka dari itu ukur
dengan tepat gambar pop-up dengan halaman bukunya.
4. Tahapan Keempat (Finishing)
Tahapan terakhir pembuatan karya ini adalah:
a. Melipat dan Merekatkan Pop-up
Gambar yang telah dicetak kemudian dibagi menjadi dua bagian yaitu
halaman buku dan gambar pop-up. Gunting satu persatu bagian gambar pop-up,
susun dan sesuaikan dengan halaman buku supaya gambar tidak tertukar dengan
halaman lainnya.
Gambar 2.26
70
Tahapan selanjutnya adalah menggunting dan merekatkan gambar pop-up
dengan halaman buku. Tahapan ini dapat dikatakan sebagai tahapan tersulit
pembuatan buku pop-up.
Gambar 3.27
Pengguntingan Gambar dan Pola Pop-Up (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gunting bagian gambar pop-up dengan bagian pola, lipat pola pop-up
sampai pola dapat digerakan apabila halamannya dibuka, lipat pola dengan benar
sesuai dengan contoh dami yang telah dibuat kemudian lem bagian pola pop-up
dengan halaman buku.
Gambar 3.28
71
Gambar 3.29
Penyatuan Pop-Up Kepala Ayam dengan Buku (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.30
Ilustrasi Pop-Up Halaman Tujuh (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
b. Penjilidan
Tahapan terakhir pembuatan karya ini adalah penjilidan karya. Dalam
72
Gambar 3.31
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Proses pembuatan cergam “Legenda Ciung Wanara” terdiri dari beberapa
tahapan kerja yaitu observasi ke situs Karangkamulyan dan studi pustaka dari
berbagai sumber buku, kemudian dituangkan ke dalam sebuah karya. Cergam ini
menggunakan karakter tokoh kartun yang disesuaikan untuk anak 3-6 tahun.
Pakaian yang digunakan tokoh dalam cerita, merupakan hasil retrospektif dari
gambar karya R.A Kosasih. Adapun bahan dan alat yang digunakan yaitu buku
gambar, pensil, penghapus, pemggaris, buku gambar, pemindai dan laptop. Proses
pembuatanya terdiri dari pembuatan sketsa secara manual kemudian dipindai ke
dalam komputer untuk pewarnaan secara digital menggunakan software Adobe
Photoshop CS3 lalu proses pencetakan, perangkaian pop-up kemudian penjilidan
buku. Cergam ini berukuran B5 berisi 20 halaman yang terdiri dari 10 gambar
ilustrasi, 10 inti cerita dilengkapi teknik pop-up disetiap gambarnya. Teknik ini
dapat menggerakan gambar di setiap halaman buku menjadi lebih berdimensi.
Pembuatan cergam pop-up lebih rumit dibanding dengan cergam biasanya, karena
adanya proses merangkai gambar setelah pencetakan. Dapat dikatakan merangkai
adalah proses tersulit dalam pembuatan cergam ini. Di dalam cergam legenda
Ciung Wanara, penulis menggunakan lima teknik pop-up yang terdiri dari teknik
v-fold, pull-up planels, magic box, multiple layer dan moving arm. Kelima teknik
tersebut memiliki tingkatan kesulitan pembuatan berbeda sehingga gambar pop-up
yang dihasilkan sesuai dengan tingkatan kesulitan pembuatan, apabila tingkat
pembuatanya rumit seperti teknik pop-up magic box, maka gambar pop-up yang
dihasilkan akan lebih inovatif dan berdimensi dibanding keempat teknik pop-up
lainnya. Berbeda dengan teknik pop-up multiple layers, pengerjaan teknik ini
lebih sederhana sehingga gambar pop-up yang dihasilkan dinilai kurang inovatif
125
Berdasarkan analisis rumusan masalah yang kedua, ilustrasi cergam
Legenda Cing warana terdiri dari: warna, sudut pandang, jarak pandang, warna
dan teknik pop-up yang digunakan. Warna digunakan untuk menentukan elemen
yang dapat menentukan perwatakan 9 karakter tokoh cerita legenda Ciung
Wanara. Menurut psikologi, warna disebut sebagai simbolisasi untuk menunjukan
sebuah sifat seseorang. Maka dari itu cergam ini menggunakan samping dan
kemben berwarna sebagai penyimbolan karakter tokoh cerita. Selain itu, kelima
teknik pop-up dalam buku cergam ini menggunakan sudut pandang dan jarak
pandang yang beragam disesuaikan dengan teknik dan ilustrasi yang digunakan
kemudian jarak pandang dan sudut pandang digunakan untuk menentukan teknik
pembuatan yang sesuai dengan ilustrasi buku tersebut.
B. Saran
Cergam yang berjudul “ Buku Pop-up Seri Legenda Nusantara” Legenda
Ciung Wanara dibuat dari gagasan penulis untuk mengembangkan cerita legenda
menjadi cerita yang menarik dan dapat menjadi salah satu buku yang berguna
untuk masyarakat. Cergam ini dilengkapi dengan teknik pop-up yang diharapkan
dapat menarik minat baca anak. Cergam ini bertujuan untuk lebih mengenal
legenda yang berada di Indonesia sekaligus mengenalkan berbagai kebudayaan
yang terkandung dalam legenda tersebut.
Selain itu bagi penulis hasil penciptaan karya cergam ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan tentang legenda Ciung Wanara dan dapat menambah
kreativitas penulis untuk membuat ilustrasi pop-up yang baik selain itu dapat
memotivasi penulis untuk membuat karya yang lebih baik dengan gagasan yang
lebih kreatif. Dan untuk jurusan Pendidikan Seni Rupa diharapkan pembuatan
karya cergam pop-up ini dapat menjadi referensi dan inspirasi untuk membuat
karya yang lebih baik dan lebih kreatif.
Penulis berharap karya cergam pop-up ini dapat berguna di dunia
pendidikan untuk mengenalkan legenda di Indonesia kepada anak-anak di seluruh
Indonesia dengan teknik yang unik diharapkan anak-anak dapat tertarik, ingin
126
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Brooke, Bonnie. (2009), My Friend Tiger & Pooh. Malaysia: Disney Enterprises,
Inc
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1987
De Nitto, D. (1985). Film: Form and Feeling. New York: Herper and Row.
Djaja. (1999) Situs Karangkamulyan. Ciamis: File Ampro
E Hahn, Fred (1997). Do-it-Yourseelf Advertising & Promotion, New York: John
Wiley & Sons
Ekajaya Pramadhita, Alvin. (2012). “ APLIKASI ILUSTRASI PADA MEDIA
INFORMASI BUKU PERMAINAN TRADISONAL SUNDA
(BOY-BOYAN)”. Skripsi pada Seni Rupa UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Hiner, Mark. (1999). Paper Engineering For Pop-Ups Book and Cards. England: Ancient Kouse Press, lpswich
Indira, Maharsi. (2011). Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Penerbit Kata Buku
Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
Maki, Tatsu. (2003). Mari Menggambar vol.I. Jakarta Barat: Nexx Media
Matthews, Derek. (2004). Pop-up Junior Dongeng. Jakarta: Erlangga for Kids, 2007
McCloud, S. (2001). Understanding Comics. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyanta, Edi S. (2005), Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign
CS. Yogyakarta:Penerbit Andi.
Mustopo, Habib. M. (2005). “ Sejarah untuk kelas 1 SMA. Jakarta: Yudistira
Ghalia Indonesia
127
Read, H. (1959). The Meaning of Art diterjemahkan oleh Sudarso S.P, tahun 1973. Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia “ASRI”, Yogyakarta.
Simpson, I. (1990). The New Guide to Illustration. Secaucus, New Jersey:
Chartwell Books
Sanyoto, Ebdi S. (2009). Nirmana. Yogyakarta:Jalasutra.
Supriyono, Rakhmat., (2010). Teori dan Aplikasi Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010.
Sutardi, Tedi. (2007). Antropologi:Mengungkap Keragaman Budaya Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Bahasa . Bandung: Setia Purna Inves
Taryadi, Alfonso. (1999). Buku dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wolf, Tony. (1991). Perjalanan ke Negeri Rimba. Kanada: Tormons Publications Inc.
Internet
Callay, Calloh. (2012). “Buku Pop-Up Jump-Up Jolly ”. [Online].
Tersedia: http://www.etsy.com/listing/796 [28 September 2013]
Ferney, Jordan . (2012). “Contoh Teknik Multiple layers”. [Online].
Tersedia: http://ohhappyday.com [28 September 2013]
Gumelar, m. s. (2011). Comic Making [Online].
Tersedia: http://reeyaw.files.wordpress.com/2010/03/comic.pdf. [ 30 September 2013]
Hiner, Mark (2002). “A Short History of Pop-Ups”. [Online].
Tersedia: http://www.markhiner.co.uk [ 30 September 2013]
Ireland Mell, Tori. (2008). “Karakter Tokoh Avatar” [Online] Tersedia: http://www.ign.com [30 September 2013]
Isa, Fazeila.(2012). “Contoh Buku Gambar Tanpa Teks”. [Online].
128
Montanaro, Ann. (2010). “A Concise History of Pop-Up and Movable Books”
[Online]. Tersedia: http://www.libraries.rutgers.edu [ 28 September 2013]
Pangestu, Budi. (2012). “Gundala”. [Online].
Tersedia: http://komikjadul-indonesia.blogspot.com/ [28 September 2013]
Sastro Ponco . (2011). “Contoh Komik Ciung Wanara Karya A.R” [Online] Tersedia: http://sastrokomik.blogspot.com/2011/07/komik-legenda-rakyat-karya-armin.html [30 September 2013]
Tani, Suhar. (2008). “Buku Bantal” [Online]
Tersedia: http://www.ign.com [30 September 2013]
Yana. (2008). “Gerbang Istana Pakungwati” [Online]
Tersedia: http://galuh-pakuan.blogspot.com/2008/11/istana-pakuan-istana-galuh.html [30 September 2013]
Yanuarlan Jery. (2013) “Mahkota Binokasih “ [Online].