CERITA RAKYAT JAWA BARAT
SEBAGAI GAGASAN
BERKARYA SENI INSTALASI POP-UP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SYAEFUL ZEMY 0900929
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SYAEFUL ZEMY
CERITA RAKYAT JAWA BARAT SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI INSTALASI POP-UP
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI:
Penguji I
Drs. Moch. Oscar Sastra, M.Pd. NIP. 195810131987031001
Penguji II
Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196508181992031003
Penguji III
LEMBAR PENGESAHAN SYAEFUL ZEMY
0900929
CERITA RAKYAT JAWA BARAT SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI INSTALASI DENGAN TEKNIK POP-UP
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn. 196707241991021001
Pembimbing II
Suryadi, S.Pd.,M.Sn. 197307142003121001
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS- Universitas Pendidikan Seni Rupa
CERITA RAKYAT JAWA BARAT SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI INSTALASI DENGAN TEKNIK POP-UP
Oleh
Syaeful Zemy
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Syaeful Zemy 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
ABSTRAK
Syaeful Zemy. 2013. Cerita Rakyat Jawa Barat Sebagai Gagasan Berkarya Seni Instalasi Dengan Teknik Pop-up. Program Studi S1 Jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Semakin sedikitnya pengetahuan terhadap cerita rakyat pada masyarakat sekarang ini menjadi kekhawatiran yang perlu diperhatikan. Perlu adanya upaya pelestarian yang mengarah pada hal tersebut yang harus segerea dilakukan.
Skripsi penciptaan ini megambil lima adegan yang diambil dari lima cerita rakyat yang mewakili dari tiap Cerita Rakyat Jawa Barat dan diambil sebagai suatu objek, kemudian dipahami dan dihayati kembali agar dapat memunculkan imajinasi dan juga ide-ide yang nantinya dapat diaplikasikan dengan menggunakan media instalasi yang menggunakan teknik Pop-up. Teknik ini biasanya hanya dipasang pada sebuah buku cerita bergambar. Dengan wujud berupa ilustrasi dari tiap bagian yang sebelumnya sudah dirancang sedemikian rupa dengan melakukan eksperimen terlebih dahulu agar dapat menghasilkan suatu adegan yang sesuai, semuanya itu kemudian disusun kembali dan dipasang pada koper dan peti sehingga menghasilkan sebuah karya berupa ilustrasi dalam koper dan peti. Semuanya itu disajikan dengan tidak menghilangkan identitas yang ada dalam Cerita Rakyat Jawa Barat Tersebut.
Memvisualisasikan adegan dalam cerita rakyat pada seni instalasi dengan menggunakan teknik pop-up menjadi keunikan tersendiri, dilihat dari proses berkaryanya sampai menghasilkan suatu karya seni instalasi.
Dalam pembuatannya menggunakan teknik digital dengan berbagai perangkat lunak yang mendukung dan hasilnya dicetak dengan ukuran yang disesuaikan, dipotong dan dipasang sesuai dengan teknik yang digunakan dalam pembuatan buku Pop-up. Semuanya itu dikemas dalam koper dan juga peti sehingga terlihat menjadi lebih menarik.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBER PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. FOKUS MASALAH PENCIPTAAN ... 1
C. TUJUAN PENCIPTAAN ... 2
D. MANFAAT PENCIPTAAN ... 2
E. KONSEP/LANDASAN PENCIPTAAN ... 3
F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN ... 4
BAB II. LANDASAN PENCIPTAAN ... 5
A. LANDASAN TEORI ... 5
1. Seni Rupa Kontemporer ... 5
2. Seni Instalasi ... 5
3. Buku Pop-up... 7
B. CERITA RAKYAT JAWA BARAT ... 16
1. Ciung Wanara ... 17
2. Gunung Tangkuban Perahu ... 19
3. Lutung Kasarung ... 22
4. Gunung Tampomas ... 25
C. KONSEP IDE PENCIPTAAN ... 29
BAB 3. PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN ... 32
A. METODE/TEKNIK PENCIPTAAN ... 33
B. Langkah- langkah Pembuatan ... 34
C. Alat dan Bahan ... 36
BAB 4. TINJAUAN KARYA ... 39
A. MENGEMBANGKAN GAGASAN PENCIPTAAN ... 39
B. VISUALISASI KARYA ... 40
1. Sketsa Ilustrasi ... 40
b. Pembuatan karya pop-up sebagai perwujudan cerita rakyat .. 57
C. KARYA PENCIPTAAN ... 82
1. Tampilan Keseluruhan Karya ... 82
2. Karya Pertama ... 83
3. Karya kedua ... 92
4. Karya ketiga ... 101
5. Karya keempat ... 111
6. Karya kelima... 121
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 128
A. Kesimpulan ... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 130
DAFTAR ISTILAH ... 131
LAMPIRAN ...
Karya bagian pertama ...
Karya bagian kedua ...
Karya bagian ketiga ...
Karya bagian keempat ...
Karya bagian kelima ...
DAFTAR FOTO
FOTO 2.1 The “pop-up”Pinocchio ... 8
FOTO 2.2 The elements of geometrie ... 9
FOTO 2.3 Moderne technik [Modern technology] ... 9
FOTO 2.4 Dean’s new book of dissolving views ... 10
FOTO 2.5 The model menagerie: with natural history stories ... 11
FOTO 2.6 Garden scene... 11
FOTO 2.7 Cinderella, or, The little glass slipper ... 12
FOTO 2.8 Marion Bataille New York ... 12
FOTO 4.4 Proses pemotongan tiap bagian ... 76
FOTO 4.5 Proses pemasangan ... 77
FOTO 4.6 Proses pemasangan tiap bagian ... 78
FOTO 4.7 Proses pemasangan penyangga... 79
FOTO 4.8 Proses pemasangan ke koper ... 80
FOTO 4.9 Proses pemasangan ke peti ... 81
FOTO 4.10 Keseluruhan karya ... 82
FOTO 4.11 Ciung Wanara ... 83
FOTO 4.12 Ciung Wanara, adu ayam ... 84
FOTO 4.13 Ciung Wanara ... 85
FOTO 4.15 Gunung Tangkuban Perahu ... 93
FOTO 4.16 Gunung Tangkuban Perahu, Dayang Sumbi ... 94
FOTO 4.17 Gunung Tangkuban Perahu ... 95
FOTO 4.18 Gunung Tangkuban Perahu ... 96
FOTO 4.19 Gunung Tampomas ... 101
FOTO 4.20 Gunung Tampomas ... 102
FOTO 4.21 Gunung Tampomas ... 103
FOTO 4.22 Gunung Tampomas, Raja ... 104
FOTO 4.23 Gunung Tampomas, awan panas ... 105
FOTO 4.24 Lutung Kasarung ... 111
FOTO 4.25 Lutung Kasarung ... 113
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4.1 Sketsa ilustrasi Sangkuriang Tangkuban Perahu ... 41
GAMBAR 4.2 Sketsa ilustrasi Dayang Sumbi Tangkuban Perahu ... 41
GAMBAR 4.3 Sketsa ilustrasi awal ombak Tangkuban Perahu ... 42
GAMBAR 4.4 Sketsa ilustrasi awal perahu Tangkuban Perahu ... 42
GAMBAR 4.5 Sketsa ilustrasi awal rumput Tangkuban Perahu ... 43
GAMBAR 4.6 Sketsa ilustrasi awal dasar tanah dan danau Tangkuban Perahu ... 43
GAMBAR 4.7 Sketsa ilustrasi awal Ciung Wanara ... 44
GAMBAR 4.8 Sketsa ilustrasi awal ayam Ciung Wanara ... 45
GAMBAR 4.9 Sketsa ilustrasi awal Ciung Wanara ... 45
GAMBAR 4.10 Sketsa ilustrasi awal Aria Kebonan Ciung Wanara ... 46
GAMBAR 4.11 Sketsa ilustrasi awal warga Ciung Wanara ... 46
GAMBAR 4.12 Sketsa ilustrasi awal warga Ciung Wanara ... 47
GAMBAR 4.13 Sketsa ilustrasi awal semak Ciung Wanara ... 47
GAMBAR 4.14 Sketsa ilustrasi awal Lutung Kasarung ... 48
GAMBAR 4.15 Sketsa ilustrasi awal Lutung Lutung Kasarung ... 48
GAMBAR 4.16 Sketsa ilustrasi awal Guruminda Lutung Kasarung ... 49
GAMBAR 4.17 Sketsa ilustrasi awal Purbasari Lutung Kasarung ... 49
GAMBAR 4.18 Sketsa ilustrasi awal Purbalarang Lutung Kasarung ... 50
GAMBAR 4.19 Sketsa ilustrasi awal Indrajaya Lutung Kasarung ... 50
GAMBAR 4.20 Sketsa ilustrasi awal pohon Lutung Kasarung ... 51
GAMBAR 4.21 Sketsa ilustrasi awal semak Lutung Kasarung ... 51
GAMBAR 4.22 Sketsa ilustrasi awal Raja Gunung Tampomas ... 52
GAMBAR 4.23 Sketsa ilustrasi awal warga Gunung Tampomas ... 52
GAMBAR 4.25 Sketsa ilustrasi awal pengemis Situ Bagendit ... 53
GAMBAR 4.26 Sketsa ilustrasi awal nyi Endit Situ Bagendit ... 54
GAMBAR 4.27 Sketsa ilustrasi awal pengawal Situ Bagendit ... 54
GAMBAR 4.28 Sketsa ilustrasi awal pengawal Situ Bagendit ... 55
GAMBAR 4.29 Sketsa ilustrasi awal pohon Situ Bagendit ... 55
GAMBAR 4.30 Proses pembuatan (scan) ... 59
GAMBAR 4.31 Proses pembuatan, pemindahan ... 60
GAMBAR 4.32 Proses pembuatan,out line ... 61
GAMBAR 4.33 Proses pembuatan, warna dasar ... 61
GAMBAR 4.34 Proses pembuatan, layer ... 62
GAMBAR 4.35 Proses pembuatan, warna dasar ... 62
GAMBAR 4.36 Proses pembuatan, pemilihan warna ... 63
GAMBAR 4.37 Proses pembuatan, bayangan ... 64
GAMBAR 4.38 Proses pembuatan, bayangan ... 64
GAMBAR 4.39 Proses pembuatan, sumber cahaya ... 65
GAMBAR 4.40 Proses pembuatan, cahaya ... 65
GAMBAR 4.41 Proses pembuatan, transparansi ... 66
GAMBAR 4.42 Proses pembuatan, export ... 66
GAMBAR 4.43 Proses pembuatan, export ... 67
GAMBAR 4.44 Proses pembuatan, pendukung ... 68
GAMBAR 4.45 Proses pembuatan,brush ... 68
GAMBAR 4.46 Proses pembuatan, daun ... 69
GAMBAR 4.47 Proses pembuatan, bayangan ... 69
GAMBAR 4.48 Proses pembuatan, layer ... 70
GAMBAR 4.49 Proses pembuatan, bayangan ... 70
GAMBAR 4.51 Hasil (Ciung Wanara) ... 72
GAMBAR 4.52 Hasil (Lutung Kasarung) ... 73
GAMBAR 4.54 Hasil (Gunung Tampomas) ... 74
GAMBAR 4.54 Hasil (Situ Bagendit) ... 75
GAMBAR 4.55 Ciung Wanara ... 88
GAMBAR 4.56 Ciung Wanara, Aria Kebonan ... 90
GAMBAR 4.57 Ciung Wanara, warga ... 91
GAMBAR 4.58 Ciung Wanara,Ayam ... 92
GAMBAR 4.59 Ciung Wanara,semak dan pohon ... 93
GAMBAR 4.60 Gunung Tangkuban Perahu,Sangkuriang ... 98
GAMBAR 4.61 Gunung Tangkuban Perahu,Dayang Sumbi ... 99
GAMBAR 4.62 Gunung Tangkuban Perahu,ombak ... 100
GAMBAR 4.63 Gunung Tangkuban Perahu,rumput ... 101
GAMBAR 4.64 Gunung Tampomas,Raja ... 108
GAMBAR 4.65 Gunung Tampomas,Warga ... 109
GAMBAR 4.66 Gunung Tampomas,batuan ... 110
GAMBAR 4.67 Gunung Tampomas,awan panas ... 111
GAMBAR 4.68 Lutung Kasarung,antagonis ... 113
GAMBAR 4.69 Lutung Kasarung,hutan ... 115
GAMBAR 4.70 Lutung Kasarung,Purba Sari ... 116
GAMBAR 4.71 Lutung Kasarung, Sang Lutung ... 118
GAMBAR 4.72 Lutung Kasarung, Guruminda ... 119
GAMBAR 4.73 Lutung Kasarung,Purbalarang ... 120
GAMBAR 4.74 Lutung Kasarung,Indrajaya ... 121
GAMBAR 4.75 Situ Bagendit,Nyi Endit ... 124
GAMBAR 4.76 Situ Bagendit, pengemis ... 125
GAMBAR 4.78 Situ Bagendit,pendukung ... 127
DAFTAR TABEL
Bagan 2.1 Kerangka ide ... 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hanya sedikit orang yang sekarang hafal tentang cerita rakyat yang ada di
daerahnya masing-masing. Padahal dalam setiap cerita tersebut terdapat berbagai
nilai yang dapat dijadikan contoh bagi anak-anak yang mendengar atau
membacanya. Karya ini sendiri dibuat sebagai salah satu sarana untuk dapat
melestarikan kembali cerita rakyat agar dapat dikenal dan dapat digunakan
kembali sebagai sarana berkumpul keluarga.
Pop-up, Istilah ini sering diterapkan pada setiap buku tiga dimensi atau
buku bergerak. Ada beberapa jenis istilah untuk buku bergerak tersebut mulai
dari pop-up, transformasi, buku terowongan, volvelles, flaps, tarik-tab, pop-out,
pull-down dan banyak lagi yang masing-masing melakukan dengan cara yang
berbeda. Bahkan teknik itu juga sering digunakan pada kartu ucapan tiga dimensi.
Desain dan pembuatan buku tersebut dalam istilah seni merupakan bagian
dari rekayasa kertas, kita tidak perlu bingung dengan istilah rekayasa kertas,
artinya sama dengan ilmu pengolahan kertas. Hal ini mirip dengan origami karena
sejauh ini dua jenis seni ini sama-sama menggunakan kertas yang dilipat. Untuk
origami dalam bentuk yang paling sederhana tidak menggunakan gunting atau lem
dan cenderung dibuat dengan kertas yang sangat tipis. Namun buku pop-up sangat
bergantung pada gunting, lem dan kertas yang kaku atau lumayan keras.
Keduanya masih memiliki kesaman yaitu lipatan.
B. FOKUS MASALAH PENCIPTAAN
Sebuah karya yang berupa ilustrasi biasanya lebih komunikatif dan dapat
langsung dicerna oleh para penikmatnya, pertama karena memang sudah jelas
kejadiannya seperti apa dan khususnya untuk ilustrasi dalam bentuk ini tentunya
akan lebih mudah dimengerti karena memang sudah ada kutipan cerita
2
susahnya pengolahan cerita dan para penikmatnya akan langsung mengerti dan
langsung meneliti pada teknik yang digunakan dalam pembuatan karya tersebut.
Adapun rumusan masalah dari skripsi ini adalah:
1. Bagaimana konsep karya seni rupa dengan teknik pop-up untuk
memvisualisasikan cerita rakyat Jawa Barat?
2. Bagaimana proses berkarya seni rupa untuk memvisualisasikan cerita rakyat
Jawa Barat dengan teknik pop-up?
3. Bagaimana bentuk karya seni rupa yang memvisalisasikan cerita rakyat Jawa
Barat dangan teknik pop-up?
C. TUJUAN PENCIPTAAN
Adapun beberapa tujuan dalam pembuatan karya skripsi penciptaan ini
antara lain:
1. Untuk memperoleh gambaran dari analisa visual dan konsep dari instalasi
pop-up ini.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan dan teknik dalam pembuatan instalasi
pop-up.
3. Untuk membuat bentuk visual karya seni instalasi yang menggunakan teknik
pop-up dengan cerita rakyat sebagai landasan berkaryanya.
D. MANFAAT PENCIPTAAN
Hasil penciptaan ini diharapkan memiliki manfaat:
1. Bagi penulis yaitu sebagai media penyampaian ide, gagasan dan ekspresi
mengenai pentingnya kecintaan terhadap budaya tanpa harus menjadi pilihan
dengan keadaan pada jaman sekarang.
2. Bagi dunia pendidikan khususnya duni pendidikan seni rupa, diharapkan
memberi gagasan dan pemahaman baru akan ilustrasi sebagai media
pembelajaran dan sebagai suatu karya seni murni.
3. Bagi dunia seni rupa, diharapkan memberikan suatu perbandingan dalam hal
3
E. KONSEP/LANDASAN PENCIPTAAN
Dilihat dari berbagai hasil penelitian maupun berbagai pernyataan yang ada
maka dapat disimpulkan bahwa pop-up lebih sering digunakan sebagai salah satu
media penyampai dalam suatu buku, baik itu buku cerita bergambar atau buku
ilmiah. Seperti apa yang sudah dipaparkan bahwa seni dapat menjadi sarana untuk
menyampaikan berbagai kesan maupun pesan terhadap penikmatnya.
Dengan dibuatnya karya instalasi pop-up dengan cerita rakyat sebagai acuan
setiap adegan yang dibuat, maka penyampaian akan lebih mudah untuk dipahami.
Dilihat dari berbagai macam karya pop-up yang beredar, hampir semuanya
selalu berupa buku. Semua itu tentunya tidak lepas dari awal dipakainya jenis
teknik pengolahan ketas ini yang diterapkan pada buku-buku ilmiah pada jaman
dulu.
Pada masa sekarang ini kebanyakan karya murni sulit dipahami isi dari
karya tersebut, hal itu dikarenakan tingkat pengolahan ide yang terlalu rumit.
Sekarang ini banyak orang yang sudah lupa tentang apa itu karya pop-up.
Dan disini sebagai salah satu penggeliatan kembali khususnya di daerah Bandung
penulis ingin kembali mengenalkan karya pop-up. Karena dalam bentuk buku
pun jarang orang yang memilikinya dan juga harga bukunya yang relatif lebih
mahal dari buku yang lainya .
Agar banyak orang kembali mengetahui tentang karya jenis lipatan kertas
yang ini maka penulis juga memiliki maksud untuk mengenalkan kembali karya
pop-up ini.
Dengan menggunakan cerita rakyat sebagai gagasan untuk berkarya pop-up
ini penulis sendiri ingin mengenalkan kembali suatu cerita yang sudah tidak asing
lagi tapi juga kurang diperhatikan karena terlalu sering melihat cerita-cerita yang
lain yang berasal dari luar.
Dalam karya ini peneliti menggunakan koper dan juga peti sebagai media
dasarnya. Maksud dari penggunaan benda-benda tadi yaitu sebagai perlambangan
bagaimana keadaan cerita rakyat yang saat ini hanya disimpan saja dan bahkan
sudah jarang sekali orang-orang melihat atau bahkan menceritakannya kembali
4
F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
1. Bab I. Pendahuluan : yang berisi tentang latarbelakang, tujuan, masalah dan
metode dalam penciptaan karya.
2. Bab II. Landasa : dalam bab ini berisi tentang landasan penciptaanyang
biasanya diisi oleh berbagai teori yang ada hubungannnya dengan karya yang
akan dibuat.
3. Bab III. Metode penciptaan : isinya yaitu berupa berbagai macam teknik dan
cara apa saja yang digunakan dan seperti apa.
4. Bab IV. Hasil penciptaan dan pembahasan : disini penulis isi dengan poto
hasil dari karya dan berbagai macam pembahasan mengenai karya yang
dibuat dilihat dari berbagai sudut pandang.
5. Bab V. Kesimpulan dan rekomendasi : pada halaman ini ada kesimpulan yang
diambil dari berbagai pembahasa yang dibuat pada bab sebelumnya.
6. Daftar pustaka : diiisi dengan daftar darimana penulis mendapatkan sumber
BAB III
PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
A. METODE/TEKNIK PENCIPTAAN
1. Persiapan
Dalam hal persiapan ini, penulis mencoba mengamati berbagai teori dan
teknik yang didapat untuk membuat karyanya tersebut. Mencari sumber yang
dapat dijadikan patokan merupakan langkah yang baik demi hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan.
2. Elaborasi
Menetapkan berbagai gagasan pokok dari berbagai analisis dan dari
berbagai kemungkinan agar dapat menghasilkan suatu gagasan / ide yang lebih
menarik dan lebih baik.
3. Sintesis
Penulis menciptakan konsep yang matang dan terperinci, hal ini dilakukan
dengan melihat kepada apa yang sudah dilakukan tadi pada tahap persiapan dan
elaborasi.
Penulis mengambil pendekatan melalui studi banding terhadap karya-karya
cerita bergambar serta jenis-jenis ilustrasi lainnya. Pendekatan terutama berfokus
pada gaya penggambaran ilustrasi dan juga berbagai gaya dalam pembuatan
pop-up.
4. Realisasi
Proses pembentukan kepada suatu karya yang merupakan hasil dari setiap
tahapan sebalumnya yang sudah dirancang sedemikian rupa.
Dalam pembuatannya sendiri untuk bahan dan alat yang digunakan adalah
kertas yang kaku, cuter, gunting, lem, printer.
5. Penyelesaian
Karya dikemas dalam suatu kotak agar dapat terlindungi. Kemudian
33
B. Langkah-langkah Pembuatan
Karya pop-up ini dikerjakan melalui proses pembuatan mulai dari observasi
cerita hingga karya tersebut siap untuk dipersentasikan.
Adapun langkah-langkah pembuatannya secara terperinci dapat diuraikan
sebagai berikut:
Bagan 3.1
Langkah-langkah pembuatan
Ide/gagasan
Observasi, studi pustaka cerita rakyat yang dipilih
Eksperimen dan Eksplorasi
Perencanaan karya
Pembuatan sketsa
Pembuatan ilustrasi
Pewarnaan pada ilustrasi
Pencetakan dan pengguntingan tiap bagian pop-up
Pengukuran dan pembuatan kotak
Pemasangan lembaran pop-up pada kotak kayu
Sentuhan akhir
Persiapan teknik display instalasi
34
Keterangan langkah pembuatan karya adalah sebagai berikut:
1. Observasi, studi pustaka cerita rakyat yang dipilih
Pada tahap pertama ini dilakukan observasi terhadap cerita rakyat yang
dipilih. Disini penulis memilih lima cerita rakyat yang berasal dari daerah
menarik dan mewakili dari cerita tersebut.
2. Eksperimen dan Eksplorasi
Disini adanya penyesuaian bahan dan media yang akan digunakan dalam
penciptaan karya tersebut. Pemilihan karya yang sesuai dengan yang
diharapkan dan juga untuk memilih setiap bahan yang diperlukan sangat
penting karena dalam pembuatannya nanti supaya tidak mengalami
kesulitan dalam mencari setiap bahan yang dibutuhkan.
3. Perencanaan karya
Perencanaan karya ini bermaksud sebagai jalan untuk mempermudah dalam
menentukan karya dengan bentuk dan ukuran yang seperti apa yang
nantinya akan dibuat.
Hal ini harus dilakukan agar dalam pembuatannya nanti tidak putus
ditengah jalan karena mendadak mendapat ide lain, dan diharapkan dengan
dilakukan tahap ini maka pembuatan pun akan lebih terfokus pada satu jenis
karya.
4. Pembuatan sketsa
Pembuatan sketsa ini tahap penggambaran awal dari karya yang akan
35
5. Pembuatan ilustrasi
Ilustrasi ini merupakan rancangan awal pemilihan adegan yang pas yang
sesuai dengan apa yang sudah diungkapkan tadi mengenai pemilihan adegan
yang paling menarik dalam cerita karya yang dipilih.
6. Pewarnaan pada ilustrasi
Pewarnaan dan pembuatan ilustrasi ini khususnya, dilakukan dengan
pewarnaan digital dan dibuat dalam bagian yang terpisah-pisah, karena
dalam pembuatannya nanti setiap bagian akan dipotong-potong dan
dilanjutkan dengan penempelan yang sesuai dengan teknik pop-up yang
akan digunakan.
7. Pencetakan dan pengguntingan tiap bagian pop-up
Pencetakan dilakukan dibeberapa tempat. Untuk bagian dasar yang lumayan
besar akan dilakukan pencetakan ditempat khusus percetakan karena harus
menggunakan printer yang khusus dan lumayan besar pula, tapi untuk tiap
bagian dalamnya nanti pencetakan akan dilakukan di tlima pribadi karena
sebagai langkah penghematan biaya sekaligus lebih praktis karena tidak
perlu menunggu pencetakan yang kadang lumayan lama jika dilakukan di
tempat pencetakan diluar.
8. Pengukuran dan pembuatan kotak
Pembuatan kotak kayu yang sesuai dengan rancangan tadi diatas dilakukan
sebagai salah satu tahap pengemasan. Kotak ini dibuat dengan
menggunakan papan kayu yang ukurannya sudah disesuaikan dengan
kebutuhan. Kotak kayu ini dibuat lima buah sesuai dengan jumlah cerita
rakyat yang dipilih.
9. Pemasangan lembaran pop-up pada kotak kayu
Tiap lembaran pop-up tadi pada tahap ini mulai penyusunan dengan teknik
yang sudah dipilih sesuai dengan yang dibutuhkan. Awalnya pemasangan
pada bagian latar terlebih dahulu dan dilajutkan dengan pemasangan pada
36
10.Sentuhan akhir
Pembuatan karya ini secara global sudah sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan, selanjutnya ada beberapa sentuhan akhir sebagai
penyempurna pada karya tersebut, memeriksa kembali apabila ada beberapa
hal yang dikhawatirkan, menguatkan bagian tertentu jika ada penempelan
yang belum pas dengan yang seharusnya.
11.Persiapan teknik display instalasi
Setelah semua proses pembuatan dan pemasangan beberapa potongan sudah
sesuai dan selesai dilakukan, seluruh penunjang dekorasi harus segera
disiapkan, dan kemudian dilakukan perancangan terhadap penataan untuk
mendisplay karya secara keseluruhan dengan mempertimbangkan beberapa
hal yang akan menunjang visual akhir dari karya instalasi ini.
12.Pendisplayan dan persentasi
Menampilkan karya secara keseluruhan dengan mempertimbangkan segala
aspek yang diperlukan dan melakukan persentasi sebagai akhir dari proses
dari pembuatan karya tugas akhir kali ini.
C. Alat dan Bahan
Berikut ini adalah penjelasan mengenai alat dan bahan yang digunakan
dalam proses pembuatan karya tugas akhir, yang menunjang kelancaran dalam
pengerjaan karya tersebut.
1. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah:
a. Pensil
Pensil ini dgunakan dalam langkah awal pembuatan karya ini, digunakan
untuk membuat sketsa awal untuk perancangan dasar dan pembuatan
ilustrasi baik yang secara dasar dan dalam pembuatan ilustrasi secara
37
b. Penggaris
Digunakan untuk mengukur seberapa panjang bahan-bahan yang akan
digunakan, baik itu dalam pembuatan kotak maupun dalam pembuatan
ilustrasinya.
c. Gunting
Untuk memotong setiap bagian dari karya ilustrasi yang akan digunakan
dalam pembuatan pop-up, karena dalam pembuatan pop-up ini tidak dapat
lepas dari gunting dan lem.
d. Lem kertas
Lem kertas ini digunakan untuk menempelkan bagian awal sebagai
penempelan pertama, hal ini dilakukan karena ditakutkan pada saat
pemasangan ternyata tidak pas, makan nantinya jika hal ini terjadi bagian
yang sudah dipasang ini akan mudah dilepas kembali.
e. Lem putih
Lem putih sebagai penempelan akhir pada teknik pop-up ini digunakan
karena lem ini lumayan kuat dan pada saat lem ini mengering maka warna
akhir pada lem ini akan menjadi bening dan misal ada lem yang tercecer
maka tidak akan terlalu terlihat.
f. Komputer
Komputer ini digunakan khususnya dalam pembuatan ilustrasi perbagian
yang dipasangkan nanti. Dalam pewarnaannya ini menggunakan Adobe
Ilustrator sebagai hasil akhir untuk mengerjakan ilustrasi ini.
g. Printer
Untuk mencetak tiap bagian dalam karya ini karena pewarnaannya
digunakan dengan menggunakan teknik digital. Printer ini yang digunakan
ada dua macam, ada yang yang khusus ketempat percetakan karena harus
mencetak bagian yang besar untuk latar dan juga dasarnya, lalu untuk
membuat bagian-bagian yang bisa disebut lumayang kecil digunakan printer
38
h. Pemindai
Alat ini digunakan untuk mengambil gambar sket awal dari apa yang tadi
sudah dilakukan, dan hasil pemindaian ini akan diolah kembali dengan
proses digital yaitu menggunakan komputer sesuai dengan yang apa
dilakukan untuk langkah kelanjutannya.
i. Palu
Untuk membuat kotak kayu yang akan menjadi bagian karya ini dan
sekaligus menjadi bagian dari pengemasan untuk bagian dalam.
j. Paku
Untuk menyambungkan atau menyatukan tiap bagian kayu agar dapat
membentuk kotak temsebut.
k. Tang
Untuk mencabut bagian paku jika misal ada bagian pada saat menggunakan
palu dan paku ada yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya atau ada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sumber gagasan dalam pembuatan karya kali ini yaitu berasal dari cerita
rakyat Nusantara yang khususnya diambil dari daerah Jawa Barat. Kemudian
diaplikasikan kepada suatu karya visual tiga dimensi berupa ilustrasi yang setiap
objek yang ada di dalamnya dapat berdiri dan muncul di permukaan. Teknik ini
disebut dengan teknik pop-up. Kemudian karya ini dikemas pada suatu media
dasar dari beberapa buah benda yang memiliki fungsi untuk menyimpan barang
yaitu koper yang sudah lumayan lama dan peti kayu.
Cerita rakyat yang menjadi pilihan yaitu Ciung Wanara, Gunung Tangkuban
Perahu, Gunung Tampomas, Lutung Kasarung, dan Situ Bagendit. Selain dari
setiap ceritanya memiliki tingkat kemenarikan dan memiliki daya tarik tersendiri,
cerita rakyat ini juga memiliki berbagai adegan yang lumayan dramatis atau
memiliki cerita akhir yang menarik. Selain itu juga pada cerita rakyat ini terdapat
berbagai pesan moral tentang kebaikan, komitmen, kepatuhan, kejujuran, dan juga
berbagai budi pekerti lain yang baik, namun juga didalamnya ada beberapa sifat
yang kurang baik dan tidak boleh dijadikan contoh karena pada akhir cerita
kebaikan selalu menjadi pemenang.
Peneliti memilih satu adegan dari tiap cerita yang dirasa dapat mewakili tiap
cerita rakyat. Misalnya seperti pada kisah Tangkuban Perahu dimana pada adegan
akhir Sangkuriang menendang perahu yang kemudian jatuh dengan posisi
tertelungkup dan jadilah sebuah gunung.
Karya ini merupakan karya kontemporer, karena karya ini bersifat kekinian
walaupun dalam segi teknik karya pop-up ini sudah ada sejak lama. Karya ini bisa
disebut memiliki banyak hal seperti ilustrasi cergam, media, dan instalasi.
Sebuah karya yang berupa ilustrasi biasanya lebih komunikatif dan dapat
langsung dicerna oleh para penikmatnya, pertama karena memang sudah jelas
kejadiannya seperti apa dan khususnya untuk ilustrasi dalam bentuk cergam ini
129
didalamnya. Dalam karya instalasi pop-up ini yang peneliti inginkan, tidak terlalu
susahnya pengolahan cerita dan para penikmatnya akan langsung mengerti dan
langsung meneliti pada teknik yang digunakan dalam pembuatan karya tersebut.
Dilihat dari berbagai macam karya pop-up yang beredar, hampir semuanya
selalu berupa buku. Semua itu tentunya tidak lepas dari awal dipakainya jenis
teknik pengolahan kertas ini yang di pasangkan pada buku-buku ilmiah pada
jaman dulu.
Pada masa sekarang ini kebanyakan karya murni sering sulit dimengerti isi
dari karya tersebut. Hal itu dikarenakan tingkat pengolahan ide yang terlalu rumit
sehingga penikmat seni sering bingung untuk menanggapi isi dari karya tersebut.
B. Saran
Dalam suatu proses berkarya seni rupa yang didalam nya merupakan
kegiatan bereksplorasi, mengolah, bereksperimen sampai akhirnya dapat
menghasilkan suatu ide dan suatu gagasan untuk nantinya menciptakan suatu
karya yang kemudian di dalam karya tersebut menunjukan ciri khas dan jati diri
dari pembuatnya yang semua itu diawali dengan kenginginan untuk
menyampaikan suatu perasaan, pengalaman, ilmupengetahuan, dan faham-faham
dari pembuatnya yang terdapat pada karya yang di buat. Kegiatan seperti itulah
yang dirasakan oleh peneliti saat melakukan berbagai proses yang dijalani dalam
pembuatan karya ini.
Saran yang dapat penulis berikan untuk yang ingin meneliti kembali
tentang cerita rakyat, ada banyak keragaman yang dapat diambil dan dapat
diaplikasikan kedalam berbagai macam karya seni lainnya juga. Munculkan
kembali ide-ide yang lebih segar supaya generasi nanti bisa lebih termotivasi
untuk dapat berkarya dengan lebih baik khususnya di Jurusan Pendidikan Seni
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan Informasi Daerah Kabupaten Bandung. (2005). Sejarah
Kabupten Bandung. Bandung: LPKM UNPAD
Budiman, E.(2008) Seni Rupa Nusantara. Bandung: CV.Gaza Publishing
Chatani, M.(1988). Pop-up Gift Card.Tokyo: Ondorisha Publisher
Darmaprawira W.A.,Sulasmi.(2002).Warna:Teori dan Kreatifitas Penggunanya
Edisi ke-2. Bandung:ITB
Jackson,P.(1866).The Pop-up Book.New York: Henry Holt and Company,LLC
Koswara. Carpon Sunda Lutung Kasarung. Jakarta: Balai Pustaka
Nuraini, A. (2010). Cerita Rakyat Nusantara Sebagai Gagasan Berkarya Seni
Rupa Tiga Dimensi. Skripsi S1 pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Saini,K.M. (1993). Cerita Rakyat Dari Jawa Barat. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Smithsonian Institution Libraries. (2011). Paper Engineering: Fold, Pull, Pop &
Turn, Washington, DC
Supangkat ,J. (1979). Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia. Jakarta: Gramedia
Internet:
Pusat Kesenian Jakarta. Seniman Seni Rupa: Hardiman Radjab [Online]. Tersedia
di http://www.tamanislailmarzuki.com/tokoh/radjab.html [13 Januari 2014]
Wiyanto, H. (2007). Berkoper-koper Cerita [online]. Tersedia di
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Surat pengesahan judul skripsi ...