Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi zakat, Infak, dan Shadaqah di Kabupaten Bandung yang masih belum tergali secara optimal. Di lain pihak, tingkat kepedulian masyarakat Kabupaten Bandung relatif sudah bagus ditunjang dengan dimilikinya Perda Kab. Bandung No. 5 Tahun 2009 Tentang Zakat, Infak, dan Shadaqah dan Perbup Kab. Bandung No. 1 Tahun 2006. Fakta lain masih terdapat kelompok masyarakat dengan tingkat kesadaran yang masih rendah terkait dengan kewajiban mengeluarkan zakat di luar zakat fitrah. Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pemerintah Kabupaten Bandung tentang zakat, Infak, dan Shadaqah dalam mengembangkan kepedulian warga negara. Pendekatan kualitatif ditunjang oleh desain penelitian kasus, penelitian ini mengumpulkan data melalui studi pustaka, wawancara dan observasi yang melibatkan partisipan dari BAZNAS Kabupaten Bandung untuk menjelaskan kebijakan pemerintah Kabupaten Bandung tentang zakat, Infak, dan Shadaqah dalam meningkatkan kepedulian sosial masyarakat. Dari hasil penelitian ini nampak bahwa Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung melalui BAZNAS Kabupaten Bandung belum mampu mengembangkan kepedulian warga negara secara optimal. Rekomendasi dari penelitian ini ialah memaksimalkan upaya dari semua pihak untuk mewujudkan kebijakan yang efektif dalam mengembangkan kepedulian warga negara.
Kata Kunci: Kebijakan Pemerintah, Zakat, Infak, Shadaqah, dan Kepedulian Sosial
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research is motivated by the potential zakat, Infak, and Shadaqah in Kabupaten Bandung is still untapped optimally. On the other hand, the level of public awareness has been good relative Kabupaten Bandung supported by its Perda No. 9 Tahun 2005 on Zakat, Infak, and Shadaqah and Perbup Kab. Bandung No. 1 Tahun 2006. Another fact there are still groups of people with a low level of awareness that is still associated with the obligation to issue a zakat outside tithe. Departing from these conditions, this study aims to determine government policy Kab. Bandung of charity, Infak, and Shadaqah in developing caring citizens. A qualitative approach is supported by a case study design, this study collected data through library research, interviews and observations involving participants from BAZNAS Kab. Bandung to explain government policies Kab. Bandung of zakat, Infak, and Shadaqah in raising social awareness. From these results it appears that the policy issued by the Bandung District Government through BAZNAS Kab. Bandung has not been able to develop optimally caring citizens. Recommendations of this study is to maximize the efforts of all parties to make effective policy in developing caring citizens.
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9
D. Paradigma Penelitian ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian ... 12
G. Struktur Organisasi ... 13
BAB II LANDASAR TEORITIS ... 15
A. Kepedulian Sosial Warga Negara ... 15
1. Pengertian Kepedulian Sosial ... 15
2. Tinjauan Mengenai Warga Negara ... 16
3. Kepedulian dalam Tinjauan Islam ... 17
4. Bentuk-Bentuk Kepedulian Sosial ... 18
5. Pranata dan Proses Pembentukan Kepedulian Sosial ... 18
6. Kepedulian Sosial Warga Negara ... 19
B. Kebijakan Publik dan Kebijakan Pemerintah ... 19
1. Kebijakan Publik ... 22
2. Kebijakan Pemerintah ... 24
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Zakat ... 28
2. Infak ... 48
3. Shadaqah ... 48
4. Perbedaan Zakat, Infak, dan Shadaqah ... 52
D. Hubungan Antara Kepedulian Sosial Warga Negara, Kebijakan Pemerintah, Dengan Pendidikan Kewarganegaraan ... 55
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Dengan Kepedulian Sosial Warga Negara, Kebijakan Pemerintah, Zakat, Infak, Shadaqah ... 59
BAB III METODE PENELITIAN ... 73
A. Desain Penelitian ... 73
1. Metode Penelitian ... 73
2. Pendekatan Penelitian ... 77
3. Definisi Operasional ... 79
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 80
1. Lokasi Penelitian ... 80
2. Subjek Penelitian ... 81
C. Teknik Pengumpulan Data ... 82
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89
A. Gambaran Umum Kabupaten Bandung ... 89
1. Aspek Geografis ... 89
2. Pemerintahan Kabupaten Bandung ... 90
3. Aspek Demografis ... 92
B. Deskripsi Hasil Penelitian 97 1. Profil BAZNAS Kabupaten Bandung ... 97
a. Sejarah Pembentukan BAZNAS Kabupaten Bandung ... 97 b. Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Bandung ... 98
c. Kepengurusan BAZNAS Kabupaten Bandung ... 98
d. Rancangan Program Kerja BAZNAS Kabupaten Bandung Tahun 2015 ... 101 e. Tujuan Pembentukan BAZNAS Kabupaten Bandung ... 105 f. Strategi Pengembangan/Pemberdayaan ZIS ... 105
g. Sistem Pengelolaan ... 106
h. Sosialisasi ... 106
i. Strategi Pengumpulan ... 107
j. Strategi Pendistribusian dan Pendayagunaan ... 107
k. Sinergisme Pemberdayaan Umat ... 107
2. Temuan Penelitian ... 108
a. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan Zakat, Infak, dan Shadaqah ...
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Strategi yang diterapkan dalam proses sosialisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan zakat, Infak, dan Shadaqah
... 110
c. Kemampuan Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung Mengenai Zakat, Infak, dan Shadaqah Dalam Mengembangkan Kepedulian Sosial Warga Negara ... 118 3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124
a. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan Zakat, Infak, dan Shadaqah ... 124 b. Strategi yang diterapkan dalam proses sosialisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan zakat, Infak, dan Shadaqah ... 134
c. Kemampuan Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung Mengenai Zakat, Infak, dan Shadaqah Dalam Mengembangkan Kepedulian Sosial Warga Negara ... 138 BAB V PENUTUP ... 145
A. Simpulan ... 145
1. Simpulan Umum ... 145
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi ... 147
DAFTAR PUSTAKA ... 149
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 154
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbedaan Antara Paradigma Penelitian Kuantitatif
(Ilmiah) dan Kualitatif (Alamiah) ... 10
Tabel 2.1. Penjelasan Mustahiq Menurut 4 Mazhab ... 36
Tabel 2.2. Perbedaan Zakat, Infak, dan Shadaqah ... 52
Tabel 4.1. Daftar Nama Kecamatan-Kecamatan, Desa dan Kelurahan
di Kabupaten Bandung ... 90
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Jenis
Kelamin dan Kecamatan Tahun 2014 ... 92
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Di Wilayah
Bandung Raya Tahun 2012-2013 ... 94
Tabel 4.4. Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Bandung
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1. Paradigma Penelitian ... 12
Bagan 4.1. Susunan Organisasi BAZNAS Kabupaten Bandung ... 100
Bagan 4.2. Susunan Organisasi BAZ Kecamatan-Kecamatan di
Lingkungan Kabupaten Bandung ... 101
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Mustahiq ... 41
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kabupaten Bandung ... 89
Gambar 4.2. Kegiatan Rapat Koordinasi BAZNAS Kabupaten Bandung
... 132
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Salah satu persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan adalah
kemampuan pendidikan dalam menumbuhkan karakter positif dari peserta didik
sebagai bagian dari warga negara. Karakter yang dimaksud diantaranya adalah
karakter peduli atau yang dikenal dengan kepedulian sosial. Dalam konteks
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), istilah kepedulian sosial dikenal juga
dengan kepedulian sebagai warga negara. Hal ini sejalan dengan pendapat
Winataputra (2012, hlm. 205) yang menyebutkan bahwa
“Karakter publik juga tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warga
negara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berfikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan
karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan sukses.”
Berdasarkan pendapat tersebut, nampak bahwa kepedulian sebagai warga
negara merupakan bagian dari karakter publik yang sangat diperlukan dalam
proses demokratisasi sekaligus merupakan bagian dari komponen dasar dalam
PKn, yakni civic disposition atau watak kewarganegaraan.
Banyak langkah, program dan strategi yang dapat ditempuh untuk dapat
mengembangkan karakter kepedulian sebagai warga negara. Salah satu hal yang
dapat dilakukan adalah melalui pemberdayaan Zakat, Infak, dan Shadaqah melalui
kebijakan pemerintah yang mengatur hal itu.
Khusus di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, pada tahun
2005 di keluarkan sebuah produk hukum/aturan perundangan sekaligus sebagai
sebuah kebijakan berupa Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kabupaten
Bandung Nomor 9 Tahun 2005 tentang Zakat, Infak, dan Shadaqah. Untuk
mengatur lebih lanjut mengenai hal ini, selanjutnya dikeluarkanlah Peraturan
Bupati (Perbup) Nomor 01 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kedudukan Perda dan Perbup sendiri merupakan bagian dari aturan
perundang-undangan Nasional. Hal ini sejalan dengan isi UU RI Nomor 12 Tahun
2011 tentang Tata urutan Peraturan Perundang-Undangan Nasional yang
menyebutkan bahwa urutan Perundang-undangan Nasional adalah sebagai
berikut:
1. UUD 1945;
2. TAP MPR;
3. UU/Perppu;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Perpres;
6. Perda Provinsi;
7. Perda Kabupaten/Kota.
Dilihat dari urutan tersebut, nampak bahwa Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten/Kota merupakan bagian dari aturan perundang-undangan Nasional.
Sebuah Perda disusun, dirumuskan, dibahas dan ditetapkan bersama oleh Kepala
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Adapun secara teknis,
pelaksanaan Perda tersebut di tingkat Kabupaten diantaranya dapat diatur melalui
Peraturan Bupati (Perbup).
Perda dan Perbup Kabupaten Bandung terkait masalah ZIS ini merupakan
sebuah kebijakan pemerintah atau kebijakan publik karena diberlakukan untuk
seluruh kalangan masyarakat baik perorangan, kelompok maupun institusional.
Kebijakan publik atau kebijakan pemerintah dapat dipahami sebagai jalan untuk
mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan.
Kabupaten Bandung dengan slogannya “Repeh Rapih Kertaraharja”
memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis, tertib dan
sejahtera. Hal ini pula yang menjadi awal pemikiran dari dikeluarkannya aturan
mengenai ZIS di lingkungan Kabupaten Bandung. Sebagaimana disampaikan oleh
H. Obar Sobarna (mantan Bupati Kabupaten Bandung), “pengaturan mengenai
ZIS dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa ZIS
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta dapat memupuk rasa persaudaraan dalam rangka mewujudkan masyarakat
Kabupaten Bandung yang Repeh Rapih Kertaraharja”. Hal ini disampaikan dalam
kata sambutan pada buku Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Tentang Zakat,
Infak, dan Shadaqah yang diterbitkan oleh Departemen Agama Kabupaten
Bandung.
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, bahwasannya sebuah Perda dibahas
secara bersama oleh Kepala Daerah dan DPRD, termasuk dalam hal ini Perda
Nomor 9 Tahun 2005 mengenai zakat, Infak, dan Shadaqah di lingkungan
Kabupaten Bandung. Hal ini dapat kita kaji berdasarkan macam-macam kebijakan
Publik. Menurut Dwidjowijoto (2004, hlm. 59-60), secara teoritis terdapat tiga
kategori kebijakan publik, yakni:
1. Kebijakan publik yang dibuat oleh lembaga legislatif sebagai kebijakan publik
yang tertinggi;
Dalam kategori ini dapat dikatakan secara ekstrem bahwa yang
berwenang untuk merumuskan kebijakan dari tiga lembaga kekuasaan yang
ada hanyalah lembaga legislatif. Sementara lembaga eksekutif hanya
melaksanakan saja dan lembaga yudikatif hanya mengadili apabila terdapat
pelanggaran yang dilakukan oleh eksekutif.
2. Kebijakan publik yang dibuat dalam bentuk kerjasama antara legislatif dengan
eksekutif;
Dalam kategori ini mengisyaratkan kompleksitas permasalahan yang ada
sehingga kurang memungkinkan lembaga legislatif untuk bekerja sendiri.
Dalam tata urutan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, contoh dari
kebijakan pada tipe ini misalnya Undang-Undang (UU) yang berlaku secara
nasional yang dihasilkan oleh eksekutif dan legislatif. Sementara itu, di tingkat
daerah dapat berupa Peraturan Daerah (Perda).
3. Kebijakan yang dibuat oleh eksekutif saja.
Dalam kategori yang ketiga ini semakin menguatkan bahwasannya
kompleksitas permasalahan yang ada memerlukan kebijakan-kebijakan publik
yang fungsinya sebagai turunan dari kebijakan publik di atasnya. Contohnya,
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepala Daerah yang dibuat dengan fungsi untuk menjabarkan dan menjalankan
pelaksaan sebuah Undang-Undang (UU).
(Dwidjowijoto, 2004, hlm. 59-60).
Dari uraian di atas, nampak bahwa sebuah Perda merupakan Kebijakan
publik yang dibuat dalam bentuk kerjasama antara legislatif dengan eksekutif,
yakni Bupati dan Wakil Bupati serta DPRD Kabupaten. Sementara itu, Peraturan
Bupati merupakan Kebijakan yang dibuat oleh eksekutif saja, dalam hal ini Bupati
sebagai Kepala Daerah. Peraturan Bupati dibuat sebagai operasionalisasi dari
Perda yang ada. Sifat teknis yang dimiliki Perbup diharapkan mampu membuat
kebijakan yang ada dapat dilaksankan dengan tepat.
Bagian penting dari pemberlakuan Perda dan Perbup sebagai bagian dari
kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung adalah strategi yang digunakan dalam
proses sosialisasinya terhadap masyarakat, sehingga pelaksanaannya efektif.
Strategi yang dimaksud dapat memanfaatkan berbagai metode dan media
sosialisasi. Efektifitas kebijakan Pemerintah diantaranya nampak dari pemahaman
dan penerimaan masyarakat terhadap hal itu. Terlebih ketika masyarakat memiliki
kesadaran yang baik dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
Satu hal yang memerlukan pengaturan dalam bentuk Perda dan Perbup
adalah persoalan pemberdayaan zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS). Secara
konseptual dan praksis, ZIS memberikan banyak sekali kemanfaatan dan
nilai-nilai positif bagi umat Islam khususnya. Kewajiban mengeluarkan Zakat, Infak,
dan Shadaqah diantaranya mengajarkan karakter peduli dan tanggung jawab sosial
sebagai bagian dari ajaran Agama Islam. Karakter peduli yang dimaksud adalah
kepedulian untuk mau berbagi dan saling membantu sebagai salah satu wujud
tanggung jawab seorang muslim terhadap diri dan Tuhannya. Yang kaya mau
berbagi dan membantu yang miskin, dan yang miskin tidak lantas berpangku
tangan menunggu bantuan dari yang kaya. Terlepas dari konteks itu, ZIS
merupakan hak bagi golongan tidak mampu sekaligus wajib bagi kalangan yang
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengingat makna kepedulian yang luas, karena mencakup kepedulian
lingkungan dan kepedulian sosial, maka kepedulian yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kepedulian sosial sebagai warga negara. Kepedulian sosial
yang dimaksud berkenaan dengan bagaimana perasaan dan sikap empati terhadap
sesama manusia. Seseorang dikatakan memiliki kepedulian terhadap orang lain
apabila dia bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain walaupun tidak
mengalaminya secara langsung. Karakter peduli atau kepedulian sosial ini
menjadi hal yang penting untuk memberikan solusi atas persoalan bersama yang
muncul.
Hal ini tentunya menarik untuk dikaji karena secara perhitungan matematis,
sumber pendapatan dari ZIS ini akan mencukupi untuk membantu upaya
pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Namun kenyataannya, ZIS ini
belum cukup efektif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peneliti melihat, sekaligus sebagai teori awal dalam penelitian ini bahwasannya
yang keliru bukanlah dari sisi aturan Agama mengenai ZIS. Yang perlu
diperhatikan sekaligus dibenahi adalah efektifitas dari regulasi/pengaturan yang
dikeluarkan pemerintah terkait hal itu dan didukung oleh tingkat partisipasi
masyarakat sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial mereka terhadap
sesama.
Khusus berkenaan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bandung, peneliti memiliki
gambaran bahwasannya angka kemiskinan di masyarakat itu masih ada. Ini
menunjukkan efektifitas regulasi yang ada masih belum cukup efektif dalam
upaya memecahkan persoalan tersebut. Tetapi yang paling menarik bagi peneliti
adalah efektifitas aturan tersebut dalam peningkatan kepedulian sosial sebagai
warga negara terhadap sesama.
Idealnya, dengan kuatnya rasa kepedulian sosial sebagai warga negara maka
persoalan/masalah kesenjangan sosial (khususnya kemiskinan) secara perlahan
dapat dikurangi. Terlebih dengan dikeluarkannya regulasi yang memungkinkan
bagi peningkatan nilai-nilai kepedulian sosial sebagai warga negara dan
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesenjangan sosial ini masih belum dapat diselesaikan. Hal ini yang kemudian
memunculkan anggapan bagi peneliti bahwa efektifitas dari penerapan produk
hukum yang ada masih kurang.
Dalam pandangan peneliti, persoalan kepedulian sosial sebagai warga
negara merupakan hal yang penting untuk diteliti. Persoalan yang dimaksud
adalah keterkaitan antara tingkat kepedulian sosial warga negara dengan upaya
penyelesaian masalah kesenjangan sosial/kemiskinan. Dalam kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, persaudaraan dan kepedulian merupakan bentuk nilai yang
harus senantiasa dihadirkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Secara konstitusional, persoalan kepedulian sosial termasuk ke dalam kajian
karakter dalam bidang pendidikan. Ini dapat dilihat dari fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Mengenai fungsi pendidikan Nasional, sebagaimana yang
ada dalam pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Selanjutnya, masih dalam pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwa
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab”
Kajian mengenai pendidikan dalam hal ini merupakan kajian pendidikan
dalam arti luas. Pendidikan tidak hanya berlangsung secara formal di lingkungan
atau institusi pendidikan. Pendidikan juga berlangsung di masyarakat, termasuk
pendidikan melalui pemberlakuan sebuah kebijakan di masyarakat. Apabila dikaji
dari jenis pendidikan, maka penelitian ini dapat dikategorikan sebagai pendidikan
informal. Artinya, proses peningkatan kesadaran dan kepedulian sosial
masyarakat dalam hal ini tidak dilakukan secara formal menggunakan kurikuler
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakter peduli dari diri masyarakat melalui pemberlakuan kebijakan tentang ZIS
di lingkungan Kabupaten Bandung.
Memperhatikan isi UU tersebut terlihat bahwa sistem pendidikan dibuat
diantaranya untuk membentuk karakter Warga Negara. Karakter yang dimaksud
diantaranya menjadi warganegara yang demokratis. Salah satu ciri dari warga
negara yang demokratis adalah kemampuannya untuk berpartisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Partisipasi warga negara
sebagai bagian dari karakter warga negara yang demokratis menjadi menjadi
modal dalam pencapaian program pembangunan bahkan tujuan nasional
sekalipun. Partisipasi dalam konteks penelitian ini diantaranya dalam bentuk
kepedulian.
Dengan memperhatikan pertimbangan bahwa zakat, Infak, Shadaqah
memuat potensi yang kuat untuk menanggulangi kemiskinan/kesenjangan sosial,
memupuk rasa persaudaraan dan meningkatkan kesejahteraan maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Bandung mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 9 Tahun 2005 tentang Zakat, Infak, dan Shadaqah. Selain itu, yang
menjadi pertimbangan lain bahwa penanggulangan masalah sosial sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah khususnya Pasal 14 ayat (1) g, termasuk urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan kabupaten. Selain itu dalam konsep ZIS terkandung
makna kontekstual berupa muamalah, jadi dengan demikian tidak menjadi
penghalang bagi pemerintah dalam melakukan pengaturan terhadap
pengelolaannya.
Dalam penelitian ini akan dikaji mengenai kemampuan kebijakan
pemerintah Kabupaten Bandung terkait zakat, Infak, dan Shadaqah dalam
mengembangkan kepedulian sosial warga negara. Output penelitian ini
diharapkan memberikan solusi atas permasalahan atau kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan dalam pemberlakuan kebijakan ZIS di wilayah Kabupaten
Bandung.
Kajian mengenai kebijakan pemerintah atau kebijakan publik dan
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kewarganegaraan. Sebagaimana diketahui bahwa dalam membahas PKn dikenal
dua istilah, yakni civic education dan citizenship education. Perbedaan kedua
istilah ini diantaranya disampaikan oleh Cogan. Cogan (dalam Winataputra, 2012
: 11) menyebutkan bahwa civic education menunjuk pada
”...the kinds of course work taking place within the context of the formalized schooling structure”, seperti “Civics” di kelas sembilan dan “problems of Democracy” di kelas 12. Dalam posisi ini “civic education” diperlakukan
sebagai “...the foundational course work in school yang dirancang untuk mempersiapkan ...young citizens for an active role in their communities in their adult lives”.
Dari pengertian ini nampak bahwa, civic education merupakan mata
pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para pemuda warga negara
untuk dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat, kelak setelah mereka
dewasa.
Sementara itu mengenai batasan istilah Citizenship education, Cogan
(dalam Winataputra, 2012 : 11) menyebutkan bahwa
“ ‘citizenship education’ atau ‘education for citizenship’ dipandang sebagai
‘...the more inclusive term and encompasses both these in-school experiences as well as out-of-school or ‘non-formal/informal’ learning which takes place in the family, the religious organization community organizations, the media etc, within help to shape the totality of the citizen”
Dari pengertian di atas nampak bahwa citizenship education merupakan
istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah,
seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam
organisasi kemasyarakatan, dan dalam media. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa civic education merupakan bagian dari citizenship education.
Penelitian ini merupakan penelitian dalam ruang lingkup PKn sebagai
citizenship education karena diantaranya membahas mengenai PKn dalam
dimensi pemerintahan/birokrasi (kebijakan pemerintah) dan dimensi sosial
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat disampaikan
identifikasi mengenai beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan kepedulian
masyarakat dari sektor zakat, Infak, dan Shadaqah dikaji dari kebijakan
Pemerintah Kabupaten Bandung. Adapun faktor yang dimaksud, diantaranya :
1. Kurang maksimalnya proses sosialisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten
Bandung mengenai zakat, infak, dan Shadaqah;
2. Proses sosialisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung mengenai zakat,
infak, dan Shadaqah masih menemui kendala;
3. Pada dasarnya tingkat kepedulian sosial masyarakat sudah cukup bagus hanya
saja belum diberdaya gunakan secara optimal;
4. Pemerintah Kabupaten Bandung sudah memiliki payung hukum pengelolaan
ZIS berupa Perda No. 9 Tahun 2005 dan Perbup No.1 Tahun 2006.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Secara umum penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui bagaimana
efektifitas Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung tentang ZIS dalam upaya
meningkatkan kepedulian sosial masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut,
maka rumusan masalah dalam penelitian disampaikan sebagai berikut :
1. Kebijakan apa saja yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bandung yang
berkaitan dengan Zakat, Infak, dan Shadaqah?
2. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam proses sosialisasi kebijakan
Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkenaan dengan zakat, Infak, dan
Shadaqah?
3. Apakah kebijakan mengenai zakat, infak, dan Shadaqah sudah mampu
mengembangkan kepedulian sosial warga negara?
D.Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Kuhn
(1962 dalam ‘The Structure of Scientific Refolutions’ mendefinisikan bahwa
“ ‘paradigma ilmiah sebagai ‘contoh yang diterima tentang praktek ilmiah yang sebenarnya, contoh-contoh termasuk hukum, teori, aplikasi, dan instrumentasi secara bersama-sama- yang menyediakan model yang darinya muncul tradisi yang kohern dari penelitian ilmiah. Penelitian yang pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.” (Moleong, 2010, hal. 49).
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat dua jenis paradigma yang sering
digunakan, yakni paradigma naturalistik/kualitatif dan positivisme/kuantitatif.
Adapun paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
penelitian naturalistik/kualitatif.
Berikut ini disajikan tabel mengenai perbedaan antara paradigma
penelitian kuantitatif (ilmiah) dan kualitatif (alamiah) diambil dari Moleong
(2014, hlm.55) :
Tabel 1.1
Perbedaan Antara Paradigma Penelitian Kuantitatif (Ilmiah) dan Kualitatif (Alamiah)
No. Aspek Jenis Paradigma Penelitan
Kuantitatif Kualitatif
Etik (Pandangan dari luar
Kenyataan dibangun secara sosial
Mengutamakan bidang penelitian Variable kompleks, terkait satu dengan lainnya dan sukar diukur
Emik (Pandangan dari dalam)
2 Maksud Generalisasi
Manipulasi dan kontrol Eksperimentasi Deduktif
Analisis komponen Mencari konsensus, nilai Mereduksi data dengan jalan
indikator numerikal
Berakhir dengan hipotesis dan teori grounded
Muncul dan digambarkan Peneliti sebagai instrumen Mencari pola-pola
Mencari pluralisme, kompleksitas Hanya sedikit memanfaatkan
indikator numerikal
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 Peranan
Penelitian ini berangkat dari pendapat Winataputra dalam (Wahab &
Sapriya, 2011, hal. 97), bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship
Education) merupakan struktur keilmuan yang memiliki paradigma sistemik di
dalamnya terdapat tiga domain, yaitu Pertama, Domain Akademis, pemikiran
yang berkembang di lingkungan komunitas keilmuan. Kedua, Domain
Kurikuler, dimana konsep dan praksis PKn dalam dunia pendidikan formal dan
nonformal. Ketiga, Domain Kultural, konsep dan praksis PKn di lingkungan
masyarakat. Ketiganya memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional
yang diikat oleh civic virtue dan civic culture yang mencakup civic knowledge,
civic disposition, civic skills, civic confidence, civic commitment dan civic
competence.
Dengan objek Penelitian BAZNAS secara kelembagaan, maka penelitian
ini menempatkan diri pada kajian citizenship education khususnya pada sisi
kebijakan publik sebagai dimensi birokrasi dan pemerintahan. Kajian mengenai
kebijakan publik atau kebijakan pemerintah dalam penelitian ini antara lain
berisi Perda Kab. Bandung No. 9 Tahun 2005 dan Perbup Kab. Bandung No. 1
Tahun 2006, Dimensi ZIS, Kelembagaan BAZNAS Kab. Bandung, Strategi
Pengelolaan ZIS.
Melalui asumsi bahwa kebijakan pemerintah mengenai ZIS akan
berpengaruh terhadap kepedulian sosial baik dalam konteks pendidikan
maupun non-pendidikan, maka hal ini perlu dikembangkan. Pengaruh tersebut
diantaranya dalam pengembangan Citizenship Education khususnya
kompetensi civic disposition sebagaimana dikembangkan oleh Branson yang
meliputi karakter privat dan karakter publik. Paradigma penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan berikut :
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 1.1 Paradigma Penelitian
E.Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai
kebijakan pemerintah Kabupaten Bandung mengenai Zakat, Infak, dan Shadaqah
dalam meningkatkan kepedulian sosial masyarakat.
Merujuk kepada uraian latar belakang penelitian, identifikasi masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian tersebut, maka secara spesifik dapat
disampaikan tujuan penelitian ini antara lain :
1. Ingin mengetahui mengenai Kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah
Kabupaten Bandung dalam hal pengaturan pengelolaan Zakat, Infak, dan
Shadaqah;
2. Ingin mengetahui strategi seperti apa yang diterapkan dalam proses sosialisasi
kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung tentang zakat, Infak, dan Shadaqah;
3. Ingin mengetahui kemampuan kebijakan pemerintah Kabupaten Bandung
mengenai zakat, infak, dan Shadaqah dalam mengembangkan kepedulian sosial
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Manfaat Penelitian
Kajian mengenai sisi manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek,
yakni kemanfaatan secara teoritis dan kemanfaatan secara praksis. Adapun
kemanfaatan secara teoritis dari pelaksanaan penelitian ini diantaranya adalah
untuk mewujudkan pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan khususnya dari
dimensi sosio-kultural.
Pengalaman dan perkembangan di masyarakat menjadi hal yang mendukung
bagi pengembangan PKn. Selain itu, persoalan kajian kebijakan yang menjadi
topik utama penelitian ini merupakan kajian Pendidikan Kewarganegaraan dalam
dimensi birokrasi/pemerintahan dan PKn dalam dimensi sosial kemasyarakatan.
Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa hal ini merupakan pembahasan
citizenship education dan menjadi penting dalam upaya pengembangan PKn.
Sementara itu, dilihat dari sisi praktis maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi untuk mengetahui beberapa hal berikut :
1. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkenaan dengan Zakat,
Infak, dan Shadaqah;
2. Strategi sosialisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung mengenai Zakat
Infak dan Shadaqah dalam mengembangkan kepedulian sosial warga negara;
3. Kemampuan kebijakan Pemerintah kabupaten Bandung mengenai zakat, Infak,
dan Shadaqah dalam mengembangkan kepedulian sosial warga negara.
G.Struktur Organisasi
Proses penulisan dan penyusunan tesis ini terdiri 5 bab, yakni bab pertama
pendahuluan, bab kedua tinjauan pustaka, bab ketiga adalah metode penelitian,
bab keempat adalah hasil dan pembahasan penelitian, serta bab kelima adalah
kesimpulan dan rekomendasi. Hal ini dilakukan berdasarkan pedoman penulisan
karya ilmiah yang dikeluarkan oleh lembaga Universitas Pendidikan Indonesia
pada tahun 2013. Pedoman ini menjadi ukuran sekaligus standarisasi resmi dalam
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sistematika pada bab pendahuluan berisi mengenai deskripsi latar belakang
penelitian, Identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
Pada bab Tinjauan Pustaka, terlebih dahulu peneliti akan mendeskripsikan
tentang kajian-kajian atau teori-teori mengenai Analisis Kebijakan
Pemerintah/Kebijakan Publik, ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah), dan Kepedulian
Sosial serta beberapa penelitian terdahulu sebagai literatur tambahan yang
menunjang penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian ini dikaitkan dengan
kajian keilmuan Peneliti yakni Pendidikan Kewarganegaraan.
Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada bab ini terdiri atas uraian
pendekatan, metode penelitian, definisi operasional, partisipan, lokasi penelitian,
pengumpulan data, dan analisis data.
Selanjutnya, dalam bab keempat disampaikan hasil penelitian dan
pembahasan. Bab ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat
dalam bab pertama berdasarkan dukungan literatur yang ada dalam bab kedua
serta memanfaatkan metode yang diuraikan dalam bab ketiga. Adapun data yang
diuraikan dan dibahas dalam bab keempat ini merupakan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan hasil penelitian melalui kegiatan wawancara, pengamatan,
dan studi dokumentasi.
Pada bab kelima atau bab terakhir disampaikan kesimpulan dan
rekomendasi hasil penelitian. Kesimpulan berisi intisari dari apa yang telah
dipaparkan dalam bab sebelumnya. Sementara itu, rekomendasi dirumuskan dan
ditujukan untuk memberikan solusi atas persoalan yang muncul dan berkembang
sekaligus menjadi temuan selama proses penelitian berlangsung.
Selain itu sebagai bukti penguat dalam pelaksanaan penelitian ini
dilampirkan juga beberapa dokumen yang berupa foto, data, surat penelitian,
dokumen-dokumen yang diperoleh dari lapangan selama dilakukannya penelitian.
Demikian rincian dari penyusunan tiap bagian yang ada dalam tesis ini.
Dasar pengambilan struktur organisasi ini diambil dari buku pedoman penulisan
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
PENUTUP
A.Simpulan
1. Simpulan Umum
Persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan diantaranya adalah
pembentukan karakter positif bagi peserta didik sebagai bagian dari warga
negara. Bagian dari karakter yang dimaksud adalah karakter peduli atau
kepedulian sebagai warga negara. Berkenaan dengan kepedulian, konteks
zakat, Infak, dan Shadaqah dapat dijadikan sarana mengembangkan
kepedulian warga negara. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan khusu
mengenai hal itu. Khusus di lingkungan Kabupaten Bandung, pada tahun
2005 yang lalu, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung mengeluarkan
sebuah produk hukum/aturan per-undangan sekaligus sebagai sebuah
kebijakan berupa Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kabupaten Bandung
Nomor 9 Tahun 2005 tentang Zakat, Infak, dan Shadaqah. Untuk mengatur
lebih lanjut mengenai hal ini, selanjutnya dikeluarkanlah Peraturan Bupati
(Perbup) Nomor 01 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 Tahun 2005.
Secara konseptual dan praksis, ZIS memberikan banyak sekali
kemanfaatan dan nilai-nilai positif bagi umat Islam khususnya. Kewajiban
mengeluarkan Zakat, Infak, dan Shadaqah diantaranya mengajarkan
karakter peduli dan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari ajaran Agama
Islam. Karakter peduli yang dimaksud adalah kepedulian untuk mau berbagi
dan saling membantu sebagai salah satu wujud tanggung jawab seorang
muslim terhadap diri dan Tuhannya. Yang kaya mau berbagi dan membantu
yang miskin, dan yang miskin tidak lantas berpangku tangan menunggu
bantuan dari yang kaya. Terlepas dari konteks itu, ZIS merupakan hak bagi
golongan tidak mampu sekaligus wajib bagi kalangan yang mampu secara
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada dasarnya kepedulian sosial masyarakat Kabupaten Bandung
sebagai bagian dari warga negara dapat dikatakan sudah baik. Hal ini perlu
dikembangkan diantaranya melalui pengaturan pemberdayaan zakat, Infak,
dan Shadaqah.
Penelitian dan pembahasan mengenai potensi zakat, Infak, dan
Shadaqah dalam mengembangkan kepedulian warga negara menjadi penting
artinya bagi peningkatan partisipasi warga negara dalam upaya mewujudkan
kehidupan yang demokratis.
Pengembangan kepedulian warga negara melalui kebijakan mengenai
zakat, Infak, dan Shadaqah memberikan kontribusi dalam pendidikan,
khususnya bagi pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui
kajian ini diharapkan mampu menjadi literatur tambahan bagi materi ajar
demokrasi dalam PKn.
2. Simpulan Khusus
Berdasarkan simpulan umum tersebut, maka dapat disampaikan
simpulan khusus sekaligus jawaban dari pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
a. Perda Kab. No. 9 Tahun 2005 Tentang Zakat, Infak, dan Shadaqah dan
Perbup No. 1 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Perda No. 9
Tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Kabupaten Bandung
dapat dikategorikan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah atau
kebijakan publik (khususnya yang mengatur mengenai persoalan ZIS).
Perda dan Perbup tersebut juga merupakan produk hukum yang menjadi
bagian dari tata urutan peraturan aturan perundang-undangan Nasional.
b. Kegiatan sosialisasi sekaligus strategi yang digunakan BAZNAS
Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan kebijakan terkait zakat, Infak,
dan Shadaqah masih belum efektif karena tingkat pemahaman
masyarakat masih rendah mengenai hal tersebut. Selain itu, kegiatan
sosialisasi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Bandung masih
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Kebijakan yang ada dapat dikatakan belum mampu secara optimal
mengembangkan kepedulian sosial masyarakat sebagai bagian dari warga
negara. Hal ini terjadi diantaranya potensi zakat, Infak, dan Shadaqah
yang belum tergali dengan baik, tingkat kesadaran warga negara dalam
menunaikan kewajiban membayar zakat, infak, dan Shadaqah yang
relatif masih rendah, juga masih rendahnya tingkat pengetahuan dan
pemahaman masyarakat mengenai kebijakan zakat, Infak, dan Shadaqah
serta kelembagaan BAZNAS Kabupaten Bandung.
B.Saran/Rekomendasi
Sebagai bentuk kepedulian peneliti terhadap persoalan yang ada, maka
Peneliti mengajukan beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Bandung:
a. Lakukan pengawasan secara tepat dan profesional terhadap pelaksanaan
kebijakan yang telah dikeluarkan khususnya yang berkenaan dengan
ZIS. Hal ini menjadi penting dalam upaya meningkatkan tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga BAZ;
b. Memberikan fasilitas kendaraan operasional (roda empat) untuk
membantu kelancaran lembaga BAZ dalam menjalankan tugasnya;
c. Lakukan penyesuaian terhadap poin-poin yang ada dalam Perda dan
Perbup agar sejalan dengan perkembangan yang ada di masyarakat;
d. Berikan keteladanan dengan cara mengumumkan pengeluaran zakat
melalui media agar menjadi motivasi bagi masyarakat untuk lebih sadar
dalam mengeluarkan zakat, infak, dan shadaqah;
e. Buat regulasi yang mengatur pengurangan beban pajak bagi mereka
yang sudah rutin membayar zakat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
reward terhadap umat Islam yang rutin mengeluarkan zakat, infak, dan
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi lembaga BAZNAS Kabupaten Bandung, Kecamatan, dan UPZ:
a. Realisasikan pengelolaan dan penditribusian ZIS secara profesional,
transparan, dan akuntabel;
b. Jalin pola Komunikasi, Koordinasi, dan Konsolidasi dengan lembaga
BAZ yang lain secara lebih efektif dan tepat;
c. Jalin Koordinasi yang efektif dengan instansi lain yang ada di
lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung;
d. Libatkan lembaga-lembaga pendidikan yang ada di lingkungan
Kabupaten Bandung untuk proses sosialisasi Kebijakan Pemda terkait
ZIS;
e. Maksimalkan teknonogi sehingga masyarakat dimudahkan dalam
mengakses berbagai informasi terkait program yang dilakukan lembaga
BAZ.
3. Bagi tokoh Agama atau tokoh Masyarakat:
a. Lakukan tindakan proaktif terhadap program yang dilaksanakan oleh
lembaga BAZ;
b. Berikan penjelasana dan keterangan yang proporsional kepada
masyarakat agar kesadaran mereka dalam menunaikan kewajiban
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Astuti, D. (2009). Mengenal Zakat Mal. Jakarta: IMTIMA
Asyarie, S. dan Yusuf, R. (2006). Indeks Al-Qur’an. Bandung : Penerbit Pustaka. Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budimansyah, D. (2011). Pembinaan Karakter Generasi Muda. Bandung: CV.
Dua Usaha Muda.
Dewan Syariah Lazis Muhammadiyah. (2004). Pedoman Zakat Praktis.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Djahiri, A.K. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games
dalam VCT. Bandung: Laboratorium Jurusan PMKn IKIP Bandung.
Dwidjowijoto, R. N. (2004). Kebijakan Publik Formulasi, Imlementasi, dan
Evaluasi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Furqon & Emilia. (2010). Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Beberapa Isu
Kritis). Bandung: Sekolah Pasacasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Ghozali, I & Mubarak, H. (2013). Ki Hajar Dewantara Pendidik Nasionalis Yang
Agamis. Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Gunawan, H. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
G., Imam & M., Husni, (2012). Ki Hajar Dewantara Pendidik Nasionalis Yang
Agamis. Riau: Zanafa Publishing.
Hafidhuddin, D. (1998). Panduan Praktis Tentang Zakat Infaq Sedekah. Jakarta:
Gema Insani.
Kalidjernih, F.K. (2009). Puspa Ragam Konsep Dan Isu Kewarganegaraan.
Bandung: Widya Aksara Press.
Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
McMillan, J.H. & Schumacher S. (2010). Research in Education. New Jersey:
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mcelmeel, Sharron L, (2002). Character education, A Book Guide For Theacher,
Librarians, And Parents, Teacher Ideas. Press, Greenwood Village,
Colorado.
Moleong, L.J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar
Profesionalisme Guru, PTK dan KTI. Bandung: UPI Press.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2009). Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa.
Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Rasjid, S. (1994). Fiqh Islam (Hukum Fiqih Lengkap). Bandung : PT. Sinar Baru
Algesindo.
Riyanto, Y. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
Salamulloh, M.A. (2008). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Insan
Madani.
Sapriya & Winataputra, U.S. (2003). Pendidikan Kewarganegaraan: Model
Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung: Laboratorium,
Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn-FPIPS UPI
Shalih (2003). Pengemis Antara Kebutuhan & Penipuan. Jakarta: Darul Falah.
Siagian, S. P. (2003). Teori & Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumahamijaya, S.S. dkk. (2003). Pendidikan Karakter Mandiri Dan
Kewirausahaan Suatu Upaya Bagi Keberhasilan Program Pendidikan
Berbasis Luas/Broad Based Education Dan Life Skills. Bandung: Angkasa.
Syafaruddin. (2008). Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tim Penyusun. (1991). Pedoman Pembantu Pencatat Nikah. Bandung: Bidang
Urusan Agama Islam Kanwil Depag Islam Prov. Jabar.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Press.
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Winataputra, U.S. & Budimansyah, D. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, Dan Profil Pembelajaran).
Bandung: Widya Aksara Press.
Winataputra, U.S. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif
Pendidikan Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Gagasan,
Instrumentasi, dan Praksis). Bandung: Widya Aksara Press.
Zuriah, N. (2008). Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Internet
https://iimazizah.wordpress.com/2012/12/18/kepedulian-sosial/ https://joshuaig.wordpress.com/2013/05/09/kebijakan-pemerintah/
http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726Etika%20dan%20Kepribadian-Kepedulian%20Sosial.html
Artikel Jurnal
Fahham, A. M. (2011). Paradigma Baru Pengelolaan Zakat di Indonesia. Jurnal
Info Singkat Kesejahteraan Sosial. 19 (1), hlm. 9-12.
Farid, M. (2012). Zakat dan Pajak untuk Kesejahteraan Dualisme Aturan Zakat
dan Pajak di Indonesia. Jurnal Mukaddimah. 18 (1), hlm. 15-30.
Hermawan, W. (2013). Politik Hukum Zakat di Indonesia. Jurnal Pendidikan
Agama Islam-Ta’lim. 11 (2), hlm. 79-93.
Indahsari, K. (2013). Preferensi Individu Muslim Dalam Penyaluran Zakat, Infak,
Shadaqah dan Waqaf (ZISWA): Kendala Pembangunan Sektor Ketiga.
Jurnal Media Trend. 8 (2), hlm. 101-117.
Istutik. (2013). Analisis Implementasi Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah
(Psal:109) Pada Lembaga Amil Zakat Di Kota Malang. Jurnal Akuntansi
Aktual. 2 (1), hlm. 19-24.
Jahar, A. S. (2008). Zakat Antar Bangsa Muslim: Menimbang Posisi Realistis
Pemerintah dan Organisasi Masyarakat Sipil. Jurnal Pemikiran dan
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karim, A. A. dan Syarief, A. A. (2008). Fenomena Unik Di Balik Menjamurnya
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Di Indonesia. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 1
(4), hlm. 42-49.
Komalasari, K. (2009). The Effect of Contextual Learning in Civic Education on
Students' Civic Competence. Jurnal J. Social Sci., 5 (4), hlm. 261-270
Kurniawan, F. (2013). Legislasi Undang-Undang Zakat. Jurnal Al-Risalah. 13 (1),
hlm. 99-118.
Latief, H. (2008). Membangun Koherensi Antar Sektor : Filantropi Islam, Agenda
Organisasi Sektor Ketiga dan Masyarakat Sipil Di Indonesia. Jurnal
Pemikiran dan Gagasan, 1 (4), hlm. 50-64.
Muhammad, S. (2008). Pentingnya Penataan Kelembagaan Zakat Demi Perbaikan
di Masa Mendatang. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 1 (4), hlm. 79-91.
Multifiah. (2009). Pengaruh Zakat Infak, Shadaqah (ZIS) terhadap Kesejahteraan
Rumah Tangga Miskin. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences). 21 (1),
hlm. 1-9.
Murniati, B. (2011). Pengaruh Pendekatan Analisis Nilai Dalam Pembelajaran IPS
Terhadap Sikap Kepedulian Sosial Peserta Didik. (2), hlm. 1-12.
Putra, M.N.Y.V. (2013). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menggunakan Metode Sosiodrama Terhadap Kepedulian Sosial Siswa
Kelas V Di SD Negeri Selang. Jurnal Pendidikan Guru SD. II (10), hlm.
1-9.
Rahmat, S. Penelitian Kualitatif. Jurnal Equilibrium. 5 (9), hlm. 1-8.
Somantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Jurnal Makara, Sosial
Humaniora. 9 (2), hlm. 57-65.
Susetyo, H. (2008). Peran Negara Dalam Pengelolaan Zakat: Perspektif Negara
Kesejahteraan dan Praktek Negara-Negara Tetangga. Jurnal Pemikiran dan
Gagasan, 1 (4), hlm. 25-36.
Yustika, A.E. dan Andrianto, J. (2008). Zakat, Keadilan dan Keseimbangan
Sosial. - Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 1 (4), hlm. 6-15.
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat.
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Zakat,
Infaq, dan Shodaqoh.
Peraturan Bupati Bandung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Zakat,
Infaq, dan Shodaqoh.
Ade Engkus Kusnadi, 2015
PENGEMBANGAN KEPEDULIAN SOSIAL WARGA NEGARA MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGENAI ZAKAT, INFAK, DAN SHADAQAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu