SKRIPSI
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN KUNINGAN
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
FAJAR DARMAWAN
0800724
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FAJAR DARMAWAN
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KAB.
KUNINGAN
Dosen Pembimbing I
Drs. Aming Supriyatna, M,Pd. NIP. 19500115 198002 2 001
Dosen Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd, M.Pd. NIP. 19750810201121001
Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan”, sepenuhnya ini karya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keuilmuan yang berlaku di dalam masyarakat keilmuan.
Demikian surat pernyataan ini yang dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya tulis saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka, saya siap menangung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya.
Bandung, November 2013 Yang membuat penyataan
FAJAR DARMAWAN, 2014
ABSTRAK
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI
NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN KUNINGAN
Pembimbing I : Drs. Aming Supriyatna, M.Pd. Pembimbing II : Iman Imanudin, S.Pd. M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil, di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten
Kuningan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan
menggunakan teknik Convienience Sampling atau sampling seadanya pada 15 PNS Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan, instrument yang digunakan Tes Balke dan Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur (PEKA) sesuai Peraturan Bupati Kuningan Nomor 59 tahun 2012 tentang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur. Hasil yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan kinerja pegawai negeri sipil r = 0,889 > 0,05, maka Ho diterima, dengan demikian Ho diterima. Hasil yang diperoleh adalah Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kebugaran Jasmani dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten
Kuningan.
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Batasan Masalah Penelitian ... 7
F. Anggapan Dasar ... 8
G. Hipotesis ... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kebugaran Jasmani ... 10
1. Arti Kebugaran Jasmani ... 12
2. Komponen Kebugaran Jasmani ... 13
B. Kinerja ... 15
1. Kriteria Kinerja ... 16
2. Relevansi dari Kinerja ... 17
3. Standar Kerja ... 17
a. Kehadiran ditempat kerja ... 18
b. Tanggung jawab atas tugas ... 18
c. Kejujuran kerja ... 18
d. Prakarsa (inisiatif) ... 18
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
f. Manajerial ... 18
g. Kepemimpinan ... 19
h. Efisiensi ... 19
i. Semangat kerja ... 19
j. Kemandirian ... 19
k. Keakuratan ... 19
l. Moralitas kerja ... 19
m. Disiplin kerja ... 20
n. Kualitas dan Kuantitas hasil kerja ... 20
o. Loyatitas pada organisasi. ... 20
4. Penggunaan Penilaian Kinerja ... 20
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 23
a. Faktor Kemampuan ... 24
b. Faktor Motivasi ... 24
6. Penilaian Kinerja ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26
B. Pelaksanaan Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel ... 28
1. Populasi ... 28
2. Sampel ... 29
D. Langkah-langkah dan Desain Penelitian ... 30
1. Lamgkah-langkah Penelitian ... 30
2. Desain Penelitian ... 31
E. Definisi Operasional ... 32
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
1. Instrumen Penelitian ... 33
2. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data ... 36
1. Analisis Deskripsi ... 36
2. Uji Normalitas ... 40
3. Uji Korelasi ... 41
B. Diskusi Penemuan ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.2 Norma Tes Balke 35
Tabel 3.3 Norma Tes Balke 35
Tabel 3.4 Norma Penilaian Kinerja 36
Tabel 4.1 Data Hasil Tes kebugaran jasmani 38
Tabel 4.2 Hasil Tes Kinerja 39
Tabel 4.3 Frekuensi dan Persentase Kebugaran Jasmani 40 Tabel 4.4 Frekuensi dan Persentase Kinerja 41 Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kebugaran Jasmani dan
Kinerja PNS 42
Tabel 4.6 Uji Normalitas 42
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Kebugaran Jasmani dan
Kinerja PNS 43
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dalam kehidupan sekarang ini sudah barang tentu seseorang ingin memiliki suatu pekerjaan baik itu yang merupakan pekerjaan tetap ataupun hanya sampingan, karena dengan memiliki suatu pekerjaan atau sebuah pekerjaan, maka seseorang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya karena merupakan sumber penghasilan untuk menunjang kehidupan orang tersebut.
Dalam dunia kerja dikenal yang namanya kinerja atau hasil kerja seseorang yang merupakan ukuran tercapai atau tidaknya seseorang tersebut dalam bekerja, seperti dijelaskan oleh Mangkunegara, Anwarprabu (2000:9) sebagai berikut :
“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitan ataupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya“.
Namun dalam dunia kerja seseorang harus mau bersaing karena untuk memperoleh atau mendapatkan predikat orang tersebut kinerjanya baik pasti akan banyak persaingan.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, selain kembali ke SDM masing-masing, kinerja juga bisa dipengaruhi oleh kesehatan seseorang, karena apabila orang tersebut tidak sehat atau sakit maka orang tersebut tidak akan bisa bekerja.
2
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress.
Olahraga kesehatan atau disebut juga olahraga rekreasi adalah olahraga yang lebih menitik beratkan pada aspek sehat dan bisa juga sebagai ajang rekreasi atau refreshing, karena pelaku olahraga kesehatan tidak di tuntut memiliki prestasi atau menguasai salah satu cabang olahraga, namun lebih kepada bagaimana individu tersebut memiliki derajat sehat dan kebugaran jasmani yang baik dengan melakukan olahraga tersebut.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap individu untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik, karena orang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik tidak akan mudah capek dan dapat lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta memiliki daya tahan terhadap penyakit. Disamping itu kebutuhan akan istirahat untuk membalikan pada kondisi semula, lebih singkat dibandingkan dengan orang yang kondisi kesegaran jasmaninya kurang baik karena hal ini sangat menunjang dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.
Banyak ahli yang memberikan batasan tentang kebugaran jasmani, tetapi kalau disimak lebih jauh semua batasan itu mempunyai makna yang sama. Seperti Menurut Moeloek dan Tjokronegoro (1984:2) tentang kebugaran jasmani yaitu :
“Kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan”.
Hal yang sama dikemukakan oleh Karvopich dan Sinning (1971:268) sebagai berikut :
3
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
Berdasarkan uraian di atas tentang kebugaran jasmani, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas fisik dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, sehingga mampu melakukan tugas-tugas yang lain dalam menikmati waktu senggangnya.
Secara fisiologis menurut (Giriwijoyo, 2007:101). tubuh terbagi dalam tiga kelompok kerja atau sistema kerja (ergosistema), yaitu :
(1) sistema kerja primer, (2) sistema kerja sekunder, dan (3) sistema tersier.
Kelompok yang berhubungan langsung dan merupakan faktor penentu tinggi rendahnya derajat kebugaran jasmani seseorang yaitu sistema kerja primer dan sistema kerja sekunder. Kedua sistema kerja itu (secara anatomis) merupakan kelompok dasar anatomis kebugaran jasmani. Jadi kalau ingin meningkatkan kebugaran jasmani maka kedua komponen tadi harus dilatih agar memiliki fungsi yang lebih baik.
Kalau dirinci lebih lanjut menurut Giriwijoyo, maka sistema kerja primer terdiri dari beberapa unsur (sistem) sebagai berikut :
a. Sistem rangka (skelet), b. Sistem otot (muscular), dan c. Sistem saraf (nervorum).
4
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
a. Sistem darah, cairan tubuh, dan limfe (hemo-hidro limfatik), b. Sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovascular), dan c. Sistem pernafasan (respiratori).
Komponen kebugaran jasmani dilihat dari aspek fisiologisnya merupakan mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistema kerja primer dan sekunder yang bersangkutan. Mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistema kerja primer yaitu :
(1) fleksibilitas,
(2) kekuatan dan daya tahan otot,
(3) koordinasi fungsi saraf – otot. Sedangkan mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistem-sistema kerja sekunder adalah daya tahan umum. Dilihat dari sistema kerja (ergosistema) tadi, maka komponen dasar kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo terdiri dari :
1. Fleksibilitas.
2. Kekuatan dan daya tahan otot. 3. Koordinasi fungsi saraf – otot. 4. Daya tahan umum.
Pendapat ahli lain Sumorsardjono, S (1984:9) mengemukakan hal yang serupa tentang komponen kebugaran jasmani sebagai berikut :
1. Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance). 2. Kekuatan (strength).
5
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
Hal senada juga dikemukakan oleh Moeloek dan Tjokronegoro (1984:3) tentang komponen kebugaran jasmani adalah sebagai berikut :
1. Daya tahan (endurance).
2. Kekuatan otot (muscle strength).
3. Tenaga ledak otot (muscle explosive power). 4. Kelentukan (flexibility).
5. Kecepatan (speed). 6. Ketangkasan (agility). 7. Keseimbangan (balance).
8. Kecepatan reaksi (reaction time). 9. Koordinasi (coordination).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan tidak mengalami kelelahan yang berarti setelah melakukan tugas tersebut. Sedangkan komponen kebugaran jasmani atau tingkat sehat dinamis seseorang yaitu terdiri dari :
a) kelenturan persendian (flexibility),
b) kekuatan dan daya tahan otot (muscle strength and muscle endurance), c) koordinasi saraf – otot (neuromuscular coordination), dan
6
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
Pada zaman modern sekarang ini, olahraga memang menjadi sebuah kebutuhan, seiring dengan berkembangnya zaman dan perubahan gaya hidup masyarakat zaman sekarang terutama masyarakat yang bekerja dari pagi sampai sore dalam hal ini penulis khususkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan, karena ada keterikatan antara kebugaran jasmani dengan kineja pegawai dimana seorang pegawai bisa melakukan aktivitas kerja mereka jika tubuh mereka dalam keadaan sehat yang berarti dapat dikatakan juga memiliki kebugaran jasmani yang baik, Seperti batasan yang dikemukakan oleh Giriwijoyo (2004:22) sebagai berikut :
Kebugaran jasmani sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.
Terlepas dari itu juga penulis melihat fakta dilapang bahwa pegawai di Dinas Perhubungan Kab. Kuningan masih selalu menyempatkan untuk berolahraga setelah selesai dari aktivitas mereka bekerja walaupun dengan hanya berlari di lingkungan kantor ataupun dengan bermain bola volly atau olah raga lainnya dengan sesama pegawai di kantor tersebut, olahraga yang sering mereka sebut atau istilah yang ada di lingkungan mereka “ASKES” (Asal Kesangan).
7
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
permasalah di atas, penulis tertarik meneliti tentang hubungan kebugaran jasmani dengan kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan dinas perhubungan kabupaten kuningan.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dengan produktivitas kerja PNS di lingkungan DISHUB Kuningan?
C. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:282) yaitu sebagai berikut:
“tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditulis”.
Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Membatu dalam mempelajari dan memahami tentang kebugaran jasmani dan dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan dapat dijadikan referensi tentang penelitian dalam bidang olahraga.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti dalam melaksanakan penelitian, juga dapat lebih mengembangkan ilmu yang sudah diperoleh dalam masa kuliah.
3. Bagi Dinas tempat peneliti meneliti dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan apa yang sudah didapat oleh dinas tersebut baik dalam kinerja maupun dalam bidang olahraga.
E. Batasan Masalah Penelitian
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak menjadi luas, perlu kiranya batasan-batasan sehingga ruang lingkup menjadi jelas dan terfokus. Berdasarkan identifikasi masalah dan mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, tenaga, biaya, yang dimiliki peneliti dalam penelitian ini, maka penelitian ini hanya membahas tentang hubungan antara kebugaran jasmani terhadap produktivitas kerja pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kab. Kuningan.
9
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
“Kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah dimana kekuatan atau kemampuan pegawai untuk selalu bisa dalam kondisi yang prima dalam melaksanakan tugas tehadap masyarakat dan sebagai abdi Negara”.
2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, Anwarprabu 2000:9). Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja PNS di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan
3. Pegawai negeri sipil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan yang berumur antara 25-35 tahun.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah titik tolak dari proses penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Anggapan dasar diperlukan sebagai pegangan dari penulis untuk dijadikan bahan titik tolak dari proses penelitian sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2006:60) sebagai berikut :
“Anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik itu.Hal itu bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyidik mungkin saja meragu-ragukan sebuah anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran dari sifat dari anggapan dasar itu. Selanjutnya diartikan pula bahwa penyidik dapat merumuskan satu atau lebih hipotesis yang dianggapnya sesuai dengan penyidikan”.
10
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
khususnya kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan dinas perhubungan kab. Kuningan.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan penuntun kearah penelitian untuk suatu penjelasan yang harus dicari pemecahannya. Semula istilah hipotesis dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata ialah kata “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa”
yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan bahasa Indonesia menjadfi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya.
Selanjutnya menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah : “Asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”.
Maka dalam hal ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
11
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.
Sesuai dengan penelitian ini, tujuan tujuan penelitian dititik beratkan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kebugaran jasmani dan kinerja pegawai negeri sipil di dinas perhubungan kabupaten kuningan. Adapun metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif,
menurut Nazir (2005:54): “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Dalam metode deskriptif, tujuan yang hendak dicapai adalah menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta, atau sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Nazir
(2005:54) mengungkapkan tentang tujuan metode deskriptif, “Tujuan metode
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar
phenomena yang diselidiki”.
Kemudian juga mengenai metode deskripsi, Surakhmad (2002:139) mengemukakan sebagai berikut :
27
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskripsi.Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasi, penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik
interview, angket observasi, atau dengan teknik tes”.
Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa dan tafsiran mengenai arti dari data itu sendri. Sifat umum dari metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (1988:39) sebagai berikut :
“Metode penelitian deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data
yang ada, permasalahannya adalah tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, suatu kegiatan dengan kegiatan lain, pandangan, sikap yang
Nampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung”.
Dari pernyataan Surakhmad tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat umum dari segala bentuk deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data. Ciri khusus dari metode deskriptif antara lain tertuju pada pemecahan masalah yang pada masa sekarang dan masalah-masalah tertentu yang dianggap popular.
Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad (2002:140) sebagai berikut :
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang actual
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena metode ini sering juga disebut metode analisis)
28
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
dilakukan, yaitu menggunakan teknik atau metode survey. Mengenai metode survey Nazir (2005:55) mengungkapkan :
“Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang intitusi social, ekonomi, atau politik dari suatu
kelompok ataupun suatu daerah”.
Dalam metode survey penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sampel.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena hal diatas, maka penulis menggunakan metode deskriptif dalam pelaksanaan penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini ingin mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti sejauh mana tingkat kebugaran jasmani dan kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan dinas perhubngan kabupaten kuningan.
B. Pelaksanaan Penelitian
29
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
Oleh karena itu, peneliti merencanakan pengambilan data akan dilakukan pada bulan oktober 2013. tes tersebut diberikan kepada pada sampel penelitian sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel melaksanakan tes tersebut penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pelaksanaan tes tersebut.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut sujana (2005:5), merupakan “Totalitas semua nilai yang
mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. Selain itu Arikunto (2002:102) menjelaskan: “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Maka oleh karena itu, peneliti
menyimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan suatu objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki berbagai karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan berjumlah 87 orang termasuk pejabat struktural.
2. Sampel
Sampel menurut Ibrahim dan Sudjana (2004:85), “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.Jumlah populasi
30
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
dilakukan dengan sampling seadanya, karena untuk PNS di Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan yang berusia antara 25 sampai 35 tahun hanya berjumlah 15 orang sebagaimana Sudjana mengemukakan:
“Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau
kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kereprensiannya dapat digolongkan kedalam sampling seadanya (convienience sampling)”.
Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:131) bahwa: “Jika kita hanya
akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Tentang jumlah sampel penelitian, penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka penulis menentukan sampel yang akan digunkan sebagai subyek penelitian berjumlah 15 orang. Adapun ciri-ciri sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel terdaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dishub Kuningan. 2. Sampel tersebut berusia antara 25 tahun sampai 35 tahun.
D. Langkah-langkah dan Desain Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:
31
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah c. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian
d. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan
e. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana tercantum dalam bagan 3.1:
Bagan 3.1
Langkah-langkah Penelitian
PopP POPULASI
SAMPLE
32
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
2. Desain Penelitian
Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah “Semua proses yang
dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam pengertian
lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja. Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut, Nazir (2005:84);
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji
d. Membangun penyelidikan dan percobaan
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variable-variabel f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
33
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan dating
Dari proses diatas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagi atas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari penelitian.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul npenelitian, maka penulis menjelaskan istilah-istilah penting dalam penelitian, yaitu :
1. Hubungan adalah suatu kaitan antara variable yang satu dengan yang lainnya. Purwadarminta (1998 :158)
2. Kebugaran jasmani dikemukakan oleh Giriwijoyo (2004:22) sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.
3. Menurut A.P Mangkunegara (2001:67), kinerja adalah job Performance atau Actual Performance ( prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang ), hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
34
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan dugaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F. Teknik dan Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat dalam memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel yang telah ditentukan. Arikunto (2002:121) mengungkapkan bahwa:
“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu mode”.
Berdasarkan hal itu, maka peneliti menggunakan instrumen tes balke dan penilaian dan kinerja aparatur yang ada di Dishub Kuningan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes balke dimana tes balke adalah salah satu tes untuk mengukur kebugaran jasmani atau VO2MAX seseorang, tes balke juga merupakan tes untuk mengukur seberapa kuat daya tahan kerja jantung seseorang dan pernapasan seseorang atau kemampuan menyerap oksigen, sebenarnya banyak cara untuk mengetahui daya tahan seseorang namun dalam hal ini penulis menggunakan tes balke karena lebik praktis dan efisien, tes ini dilakukan dengan cara melakukan lari selama 15 menit kemudian hasil tes tersebut disesuaikan dengan norma yang ada. Hasil dari tes balke ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
35
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
Adapun untuk hasil tes balke dapat disesuaikan kepada norma yang sudah ada, seperti berikut:
Tabel 3.2 Norma Tes Balke
Wanita Bukan Atlit
Umur Kurang
sekali
Kurang Sedang Baik Baik sekali
20 – 29 24 24 – 30 31 – 37 38 – 48 49 30 – 39 < 20 20 – 27 28 – 33 34 – 44 45 40 – 49 < 17 17 – 23 24 – 30 31 – 41 42 50 – 59 < 15 15 – 20 21 – 27 28 – 37 38 60 – 69 < 13 13 – 17 18 - 23 24 – 34 35
Tabel 3.3 norma Tes Balke
Pria Bukan Atlit
Umur Kurang
sekali
Kurang Sedang Baik Baik sekali
20 – 29 < 25 25 – 33 34 – 42 43 – 52 53 30 – 39 < 23 23 – 30 31 – 38 39 – 48 49 40 – 49 < 20 20 – 26 27 – 35 36 – 44 45 50 – 59 < 18 18 – 24 25 – 33 34 – 42 43 60 – 69 < 16 16 – 22 23 – 30 31 – 40 41
36
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
aparatur atau yang disingkat dengan PEKA yang mana penilaian tersebut dikeluarkan oleh badan kepegawaian negara. Dalam penilaian tersebut terdapat 16 item penyataan yang menggambarkan kinerja pegawai secara keseluruhan.
Adapun norma atau skala yang ada dalam penlilaian tersebut menurut badan kepegawaian nasional adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Norma Penilaian Kinerja
Rentan jumlah skor Klasifikasi
401 – 500 Sangat Baik
301 – 400 Baik
201 – 300 Cukup Baik
101 – 200 Tidak Baik
< 100 Sangat tidak baik
Dalam penilaian dan evaluasi kinerja aparatur yang dikeluarkan oleh badan kepegawaian daerah Kabupaten Kuningan yang merujuk dari Peraturan Bupati Kuningan nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan ini adalah penilaian dilakukan oleh kepala atau atasan dari setiap sub bagian yang ada di dinas intansi tersebut dimana tempat pegawai negeri sipil ini bekerja.
2. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
37
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
b. Menghitung skor dari tes kebugaran jasmani dan PEKA dengan menggunakan Program Statistik (SPSS).
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Teknik analisa data-data dalam penelitian
ini menggunakan teknik statistik deskriptif (Sugyono, 1998) “Statistik deskriptif
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah “Tidak Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Kebugaran Jasmani Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan”.
Karena selain kebugaran jasmani yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja, penulis melihat dilapangan banyak faktor faktor lain yang mempengaruhi kinerja. Kinerja aparatur pemerintah pada dasarnya juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut dengan faktor individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor situasional. Faktor individual meliputi jenis kelamin, kesehatan, pengalaman dan karakteristik psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, orientasi tujuan dan locus of control. Adapun faktor situasional meliputi kepemimpinan, prestasi kerja, hubungan sosial dan budaya organisasi.
48
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
dalam (Nadhiroh, 2010). Berbagai bukti menunjukkan bahwa orientasi tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan orientasi tujuan penghindaran-kinerja tingkat rendah berkaitan dengan hasil kinerja yang menguntungkan (misalnya, dalam pembelajaran, akademik, dan kinerja tugas) dan orientasi tujuan pendekatan-kinerja tidak mempengaruhi pendekatan-kinerja (Payne et al., 2007).
Selain itu faktor pimpinan juga bisa menjadi pengaruh tehadap hasil kinerja pegawai, dimana pegawai dilingkungan Dishub Kabupaten Kuningan memiliki kinerja yang baik dikarenakan sosok seorang pimpinan, gaya kepemimpinan dipandang sebagai salah satu prediktor penting yang mempengaruhi kinerja. Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya tergantung pada pimpinan dan gaya kepemimpinan. sosok pimpinan yang membuat mereka segan, giat, tanggung jawab, dan rajin. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins (1998) sebagai berikut :
“Gaya kepemimpinan memiliki hubungan langsung terhadap kinerja karyawan. Pemimpin yang berorientasi karyawan terkait dengan produktivitas kelompok yang tinggi dan kepuasan kerja yang lebih baik. Orang-orang yang bekerja untuk gaya kepemimipinan tertentu, termotivasi untuk bekerja dan berusaha lebih keras serta karena menyukai dan menghargai pemimpin tersebut, mereka memiliki kepuasan yang lebih tinggi”.
49
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
B. Saran
Dari hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan yang telah penulis ungkapkan, maka penulis menyarankan beberapa hal seperti berikut:
1. Bagi para pemimpin dalam hal ini kepala dinas harus memiliki sosok seorang pemimpin yang mampu memberikan kenyamanan kepada pegawainya sehingga pegawai dilingkungan mereka kerja bisa meningkatkan kinerjanya.
2. Bagi pegawai negeri sipil supaya meningkatkan kinerjanya tidak hanya melihat faktor dari seorang pemimpin tetapi dari faktor yang lain, diantaranya faktor tanggung jawab seorang pegawai negeri sipil dan disiplin kerja.
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hidayat, Y. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung:Bintang WarliArtika.
Peraturan Bupati Kuningan No. 59 tahun 2012 tentang Penilaian dan Evaluasi Kinerja Aparatur.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B.Bandung: Alfabeta.
Tim penyusun UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_olahraga_info2059.html [10 januari 2013 pukul 07.11]
Tersedia: http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-kebugaran-jasmani-teori.html?m=1 [12 januari 2013 pukul 08.32]
Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-kinerja-definisi-teori.html?m=1 [12 januari 2013 pukul 08.40]
Tersedia:http://File.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011 -YUNYUN_YUDIIANAN/PEMBINAAN_KEBUGARAN_JASMANI.pdf [12 Agustus 2013 pukul 09.40]
51
FAJAR DARMAWAN, 2014
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii