• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL ATLET FUTSAL CA2 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL ATLET FUTSAL CA2 KOTA BANDUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL ATLET FUTSAL CA2 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Oleh

FADLY DHARMA NURSEHA 0708548

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ProfilKecerdasanEmosionalAtlet Futsal CA2

Kota Bandung ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya

ini.

Bandung, mei 2013

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fadly Dharma Nurseha NIM : 0708548

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Judul : PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL ATLET FUTSAL CA2 KOTA BANDUNG

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

(Dr. Komarudin) NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

(Ira Purnamasari, M.Pd) NIP. 198107072008122002 Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Ketua

(4)
(5)

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL ATLET FUTSAL CA2 KOTA BANDUNG

Fadly Dharma Nurseha¹; Komarudin²; Ira Purnamasari³

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Fadly_gaston@yahoo.com

ABSTRAK

Olahraga merupakan situasi yang bisa membangkitkan kompetisi antar atlet. Situasi kompetisi tersebut menjadi penyebab munculnya kecerdasanemosional, disamping itu adahal yang menyebabkan keraguan dalam diri atlet yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri itu timbul karena seringnya kita berlatih dan dapa tmelihat kemampuan kita sendiri. Permasalahan tersebut menarik untuk penulis teliti dengan tujuan untuk mengetahui gambaran atlet futsal dengan kecerdasan emosionalnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui profil atau gambaran kecerdasan emosional atlet futsal CA2 Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah atlet futsal sebanyak 30 orang.Pengambilan sampel yang digunakan adalah sistem purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka, profil kecerdasan emosional atlet futsal Ca2 Kota Bandung dalam aspek mengenali emosi diri sebesar 76% masuk dalam kriteria tinggi,dalam aspek menghormati diri sendiri sebesar 69,3% masuk dalam kriteria sedang, dalam aspek melejitkan potensi diri sebesar 76,3% masuk dalam kriteria tinggi, dalam aspek menyikapi emosi diri sendiri sebesar 79,2% masuk dalam kriteria tinggi, dalam aspek empati pada orang lain sebesar 70% masuk dalam kriteria sedang, dan dalam aspek interaksi dengan orang lain sebesar 73,9% masuk dalam kriteria tinggi.

.

(6)

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL ATLET FUTSAL CA2 KOTA BANDUNG

Fadly Dharma Nurseha¹; Komarudin²; Ira Purnamasari³

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Fadly_gaston@yahoo.com

ABSTRAK

Sports is a situation that could generate competition among athletes . The competition situation is the cause of kecerdasanemosional , besides that adahal which causes self- doubt in which athletes recognize their own strengths and weaknesses , identify strengths and weaknesses of self that arises because we often make it to practice and dealing our own abilities . The issues of interest to the authors carefully with the aim to find a picture of futsal athletes with emotional intelligence . This study used a qualitative approach with descriptive methods . The data was collected using a questionnaire to determine the description of the profile or emotional intelligence futsal athletes CA2 Bandung . Subjects in this study were as many as 30 athletes futsal orang.Pengambilan sample used was purposive sampling system . Based on the results of the analysis , emotional intelligence profiles of Ca2 Bandung futsal athletes in recognizing emotional aspects of yourself by 76 % higher in the criteria , the aspect of self-respect by 69.3 % in the criteria was , in the aspect unleash their own potential by 76 , 3 % higher in the criteria , in addressing the emotional aspects of the self by 79.2 % higher in the criteria , the aspect of empathy for others by 70 % in the criteria being , and in the aspect of interaction with other people at 73.9 % entered the high criteria .

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... Ii UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR LAMPIRAN ... xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah ... 4

F. Penjelasan Istilah ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Kecerdasan Emosional ... ... 6

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ...

2. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosinal ...

3. Dampak Kecerdasan Emosional terhadap Individu ... 6

8

(8)

4. Pentingnya Kecerdasan Emosional bagi Pemain Futsal ...

B . Hakikat Futsal ...

1. Pengertian Futsal...

2. Peraturan Permainan Futsal ………...

a. Teknik Menendang Bola …...

b. Stopping Menghentikan Bola ...

c. Menggiring Bola ... 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 23

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ...

E. Penyusunan Kisi-Kisi Angket ...

24

25

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil Peneltian ... 33

B. Analisis Deskriptif Variabel Kecerdasan Emosional Atlet ...

1. Dimensi Mengenali Emosi Diri ... 34

(9)

2. Dimensi Menghormati Diri Sendiri...

3. Dimensi Melejitkan Emosi Diri ...

4. Dimensi Menyikapi Diri Sendiri ...

5, Dimensi Empati pada Orang Lain ...

6. Dimensi Interaksi Dengan Orang Lain ...

C. Diskusi Penemuan ... 37

38

39

41

42

43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ...

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1. Gerak dribbling dalam permainan futsal……….. 22

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Kategori Penyekoran Jawaban ... 26

3.2. Uji validitas kecerdasan emosional ... 28

3.3. Nilai Reliabilitas ... 31

3.4 Persentasejawaban………....…...…… 32

4.1. Distribusi Frekuensi Dimensi Kecerdasan Emosinal Atlet ... 34

4.2. Distribusi Frekuensi Dimensi mengenali emosi Diri ... 36

4.3. Distribusi frekuensi indicator menghormati diri sendiri ... 37

4.4. Distribusi frekuensi indicator melejitkan emosi diri ... 38

4.5. Distribusi Frekuensi indikator menyikapi emosi diri sendiri ... 39

4.6. Distribusi frekuensi indicator empati pada orang lain ... 41

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Persentase sub komponen mengenali emosi diri ... 37

4.2. Persentase Sub komponen menghormati diri sendiri ... 38

4.3. Persentase sub komponen melejitkan potensi diri ... 39

4.4. Persentase Sub Komponen menyikapi emosi diri sendiri ... 40

4.5. Persentase Sub Komponen empati pada orang lain ... 42

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi angket tentang profil kecerdasan emosional atlet

ca2 kota bandung yang mengikuti turnamen ... 50

Lampiran 2. Angket Penelitian ... 53

Lampiran 3. Uji validitas Kecerdasan Emosional ... 58

Lampiran 4. Foto-foto Penelitian ... ... 61

(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Olahraga merupakan aktifitas yang dilakukan oleh manusia, kapan dan

dimanapunmanusia itu berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan

oleh manusia, karena olahraga merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat

meningkatkan kebugaranbaik jasmani maupun rohani. Olahraga dapat memberikan kesehatan

bagi manusia, disamping berfungsi juga sebagai sarana rekreasi. Bahkan sekarang olahraga

bukan hanya sebagai sarana untuk hiburan.

Futsal sekarang ini merupakan cabang olahraga yang digemari oleh

masyarakat,permainan futsal dimainkan oleh dua timyang masing-masing beranggotakan

lima orang. Tujuan dari olahraga futsal adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan

cara memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan

memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya,

lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Istilah "futsal" adalahberasal dari kata Spanyol atau Portugis, futbol dan SalaFutsal

diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan

futsal mendapat perhatian di seluruh masnyarakat Amerika Selatan, terutamanya di Brasil.

Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya yang

diperlihatkan oleh pemain-pemain Brasil di luar ruangan, dan pada lapangan yang berukuran

biasa. Misalnya Pele, bintang terkenal Brasil, telah mengembangkan bakatnya di Futsal.

Sementara Brasil terus menjadi pusat Futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di

bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari

Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.

Olahragajuga dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

membina para atletnya. Goleman (2004) yg dikutip oleh Zahara (2008) mengatakan bahwa

kecerdasan emosional adalah “Kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi

diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan,

serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut, seseorang dapat

menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilih kepuasan dan mengatur suasana

hati.”

Pentingnya kecerdasan emosional dalam permainan futsal, bahwa kita membutuhkan

(15)

2

mengenali emosi orang, dan mampu membina hubungan dengan orang lain. Apabila semua

itu ada dalam diri kita maka kualitas kecerdasan emosi dalam bertanding akan baik.

Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari

hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati

individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akanmemiliki tingkat emosionalitas

yang baikdan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta

lingkungannya.

Selanjutnya Howes dan Herald yang dikutip abidin (1999) mengatakan pada intinya,

kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar

menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada di wilayah

perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan

dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih

utuh tentang diri sendiri dan orang lain.

Menurut Harmoko (2005) kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk

mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri

sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila

seorang individu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses

karena percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang

baik.Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan

atlet untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali

emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan

orang lain.

Terlepas dari faktor-faktor yang menentukan kecerdasan emosional seorang atlet,

emosional berperan penting dalam suatu pertandingan untuk saling mengenal, mengelola,

mengekspresikan, memotivasi diri, mengenali emosi orang.Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai profil kecerdasan emosional atlet CA2 Futsal Kota

Bandung.

B. Masalah Penelitian

Dalam suatu penelitian mempunyai permasalahan yang perlu diteliti, di analisis dan

dicari permasalahannya. Kegiatan latihan di klub merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi

para atlet,namun kecerdasan emosional dan tingkat kebugaranseseorang mampu berubah di

klub tersebut. Maka penulis merumuskan masalah penelitian dengan bentuk pertanyaan

(16)

3

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka pelaksanaanpenelitian ini

bertujuan : “Untuk mengetahuiprofil kecerdasan emosional atlet Futsal CA2 Kota Bandung”

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun manfaat secara praktis.

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang dapat menambah

perbendaharaan ilmu di bidang olahraga futsal dan psikologi.

b. Bagi seorang profesional pelatih, sebagai bahan perbaikan proses pelatihan.

c. Bagi para peneliti untuk usaha memperluas dan memperdalam ilmu psikologi

atlet, akan menambah khasanah perbendaharaan pengetahuannya.

2. Manfaat praktis

a. Untuk mengetahui sejauh mana Profil atau gambaran Kecerdasan Emosional Atlet

Futsal CA2 kota Bandung

b. Sebagai tambahan informasi bagi semua insan pelatihguna meningkatkan kualitas

peserta didiknya.

c. Sebagai informasi bagi mahasiswa dalam wawasan mengenai ilmu psikologi bagi

atlet.

E. Batasan Masalah

Agartidak terlalu luas cakupannya dan juga tidak menyimpang dari tujuan

penelitian,maka penulis membatasi masalah yang diteliti, yang berkenaan dengan hal-hal

yang mencakup:

1. Mengungkap profilkecerdasan emosional atlet Futsal CA2 Kota Bandung.

2. Instrumen atau alat ukur yang digunakan angket yang terkait dengan kecerdasan

emosional.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet Futsal CA2 Kota Bandung sebanyak 30 orang.

F. Penjelasan Istilah

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian ini, maka penulis

membuat batasan istilah sebagai berikut:

1. Profil. Menurut Meolina dkk (1998: 720) profil adalah grafik yang menggambarkan faktor

(17)

4

2. Kecerdasan emosional.Menurut Goleman (2002 : 512)kecerdasan emosional adalah

kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya denganinteligensi (to manage our

emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,

pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

3. Futsal. MenurutNarti (2009: 1)futsal adalah permainanbola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya permainan ini, sama dengan

permainan sepak bola, yaitu memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

Setiap regu memiliki 5 orang pemain dan pemain cadangan. Menurut Irawan (2009: 1)

kata futsal berasal dari spanyol, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan) yang jika

digabung, artinya menjadi “Sepak Bola dalam Ruangan.”

4. Atlet. MenurutAnwar (2002: 51) atlet adalah orang yang gemar berolahraga. Olahragawan

adalah orang yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan

(18)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan sedangkan

penelitian bertujuan untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil

pemecahan melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Ada beberapa metode

yang biasa dipergunakan dalam suatu penelitian, diantaranya historis, deskriptif, dan

eksperimental, berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode penelitian deskripti. penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian dengan tujuan mendeskripsikan keadaan/fenomena yang ada pada saat sekarang.

Lebih jelas tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Furhan (2004)

dalam(http://ardhanal12.wordpress.com/2008/02/27/penelitiam-deslriptif/) mengenai

karakteristiknya sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, menggunakan obyektivitas dan dilakukan secara cermat.

2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan. 3. Tidak adanya uji hipotesis

Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Basirun (2009) dalam (http://basirunjenispel.blogspot.com/)mengatakan:

Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan mengadakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat perilaku dan nilai.

Rusli Lutan (2007: 131) menjelaskan bahwa yang termasuk kedalam jenis penelitian

deskriptif adalah penelitian survey. Karakteristikpenelitian survey adalah:

1. Informasi yang dikumpulkan dari sekelompok orang-orang untuk menjelaskan beberapa aspek atau karakteristik populasi dari mana orang-orang itu berasal, 2. Cara mengumpulkan informasi tersebut adalah dengan memberikan pertanyaan,

jawaban pertanyaan ini dari anggota-anggota kelompok menyatakan data penelitian,

3. Informasi dikumpulkan dari sampel dan bukannya dari setiap anggota populasi.

B.Waktu dan Tempat Penelitian

Agar penelitian berlangsung dengan lancar, maka penulis perlu menetapkan waktu

(19)

21

1. Waktu : Jumat,10 oktober 2011

2. Tempat : Erlangga futsal, Cibiru.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dianggap bagian dari populasi karena memiliki karakteristik yang hampir

sama dengan populasi. Penelitian ini tidak menggunakan semua populasi untuk dijadikan

sampel tetapi hanya mengambil dari sebagian populasi. Sampel representatif digunakan

apabila populasi penelitian dalam jumlah besar karena bukan merupakan sesuatu yang mudah

meneliti dalam jumlah besar karena keterbatasan waktu, biaya dan kesempatan. ”Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono,

2010:118).”

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposivesampling.Seperti yang di jelaskan oleh Sugiyono (2010:122) bahwa : “ purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan peneliti.”Oleh

karenapopulasi atlet futsal CA2 kota Bandungkurang dari 100, maka sampel yang diambil

untuk penelitian ini seluruh atlet CA2 yang mengikuti turnamen atau tim inti. Dalam

penelitian ini penulis mengambil populasi dan sampel yaitu, atlet CA2 Kota Bandung yang

mengikuti turnamen dan sample di ambil dari tim intinya saja sebanyak 30 orang.

D.Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian, untuk mengumpulkan data diperlukan suatu alat yang disebut sebagai

instrument. Instrument dan teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah angket/kuesioner, karena angket biasanya diisi sendiri oleh responden maka

peneliti akan terjun langsung ke lapang. Dalam pembuatan angket ini harus dirancang

semenarik mungkin dan tidak terlalu panjang. Agar responden tidak sulit dalam menjawab

angket tersebut. Lutan mengatakan (2007: 134) sebagai berikut: “Instrumen itu harus menarik

dan tidak terlalu panjang, serta pertanyaan itu harus semudah mungkin untuk dijawab.” Dari

penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa hal tersebut dimaksudkan agar

responden tidak jenuh dan sulit dalam menjawab soal-soal angket, sehingga data yang

dihasilkan pun akan lebih akurat.

Angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari komponen, sub

komponen dan indikator-indikator. Sejumlah pertanyaan yang ditawarkan adalah merupakan

gambaran tentang profil kecerdasan emosional atlet Futsal CA2 Kota Bandung yang

(20)

22

Agar penyusunan angket dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah dalam

penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:

E. Penyusunan Kisi-kisi Angket

Tujuan penyusunan kisi-kisi angket adalah untuk lebih memudahkan penulis dalam

menyusun data penelitian.

1. Penyusunan Angket

Kisi-kisi yang telah dirumuskan, selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun suatu

pernyataan yang akan disebarkan dalam suatu kuesioner. Mengenai jawaban dalam angket,

penulis menggunakan skala Likert. Menurut Bambang Abduljabar (2010: 98) “skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

kejadian atau gejala sosial”. Skala Likert hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan

secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang dan yang netral.

Setiap pernyataan itu mempunyai lima alternatif jawaban sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS)

b. Setuju (S)

c. Ragu-Ragu (R)

d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk setiap pertanyaan memiliki nilai/skor skala sikap masing-masing, yang dapat

dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kategori Penyekoran Alternatif Jawaban

Arah

Pertanyaan (SS) (S) (R) (TS) (STS)

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Adapun alasan penulis menggunakan skala Likert ini adalah:

a. Metodenya sederhana dan tidak berbelit-belit

b. Skala Likert dapat member informasi dengan jelas mengenai tingkat persetujuan atau

intensitas responden

c. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang tinggi dalam mengurutkan manusia

berdasarkanintensitas sikap tertentu

(21)

23

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penyusunan pernyataan atau pertanyaan dalam

angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.

2. Uji Coba Angket

a. Uji Validitas

Angket yang telah disusun oleh peneliti tidak lekas diberikan kepada sample yang

sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket, oleh karena itu penulis menguji coba

angket untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitasnya. Tidak semua pernyataan dalam

angket akan kembali diberikan pada angket sebenarnya. Hanya pernyataan-pernyataan yang

memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Untuk

mengetahui pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu ditentukan tingkat validitasnya.

Uji angket ini akan dilaksanakan pada anggota Club Futsal CA2 Kota Bandung pada

tanggal 18september 2012. Angket tersebut diberikan kepada 30 orang sampel penelitian.

Uji validasi ditujukan untuk menguji sejauh mana alat ukur dalam hal ini kuesioner

mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validasi dilakukan dengan mengkorelasikan

masing-masing item skor dengan total skor. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien

korelasi product-moment pearson, sebagai berikut :

 

Adapun rumus T Hitung sebagai Berikut:

T =

̅

SD :Standar deviasi sampel

(22)

24

Butir yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi

menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat

minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,375 untuk variable kecerdasan

emosional (Sugiono, 2009: 172). Berikut hasil uji validitas seperti dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Uji validitas kecerdasan emosional

Item

r

korelasi r kritis T hitung T tabel Keterangan

1 0,685 0,375 4,70 2,06 Valid

2 0,513 0,375 2,99 2,06 Valid

3 0,507 0,375 2,94 2,06 Valid

4 0,634 0,375 4,10 2,06 Valid

5 0,476 0,38 2,71 2,06 Valid

6 0,672 0,375 4,54 2,06 Valid

7 0,661 0,375 4,39 2,06 Valid

8 0,485 0,375 2,74 2,06 Valid

9 0,680 0,375 4,64 2,06 Valid

10 0,471 0,375 2,67 2,06 Valid

11 0,629 0,375 4,05 2,06 Valid

12 0,86 0,375 8,43 2,06 Valid

13 0,573 0,375 3,50 2,06 Valid

14 0,591 0,375 3,66 2,06 Valid

15 0,473 0,375 2,68 2,06 Valid

16 0,833 0,375 7,53 2,06 Valid

17 0,690 0,375 4,77 2,06 Valid

18 0,577 0,375 3,53 2,06 Valid

(23)

25

20 0,796 0,375 6,58 2,06 Valid

21 0,624 0,375 3,99 2,06 Valid

22 0,691 0,375 4,78 2,06 Valid

23 0,622 0,375 3,97 2,06 Valid

24 0,641 0,375 4,18 2,06 Valid

25 0,903 0,375 10,51 2,06 Valid

26 0,457 0,375 2,57 2,06 Valid

27 0,832 0,375 7,50 2,06 Valid

28 0,479 0,375 2,73 2,06 Valid

29 0,458 0,375 2,58 2,06 Valid

30 0,501 0,38 2,89 2,06 Valid

31 0,553 0,375 3,32 2,06 Valid

32 0,416 0,375 2,29 2,06 Valid

33 0,661 0,375 4,40 2,06 Valid

34 0,511 0,38 2,97 2,06 Valid

35 0,413 0,375 2,27 2,06 Valid

36 0,61 0,375 3,85 2,06 Valid

37 0,79 0,375 6,44 2,06 Valid

38 0,838 0,375 7,68 2,06 Valid

39 0,68 0,375 4,64 2,06 Valid

40 0,724 0,375 5,25 2,06 Valid

41 0,501 0,375 2,89 2,06 Valid

42 0,574 0,375 3,50 2,06 Valid

43 0,59 0,375 3,65 2,06 Valid

44 0,628 0,375 4,03 2,06 Valid

45 0,685 0,375 4,70 2,06 Valid

46 0,513 0,375 2,99 2,06 Valid

(24)

26

48 0,679 0,375 4,62 2,06 Valid

b. Analisis Reliabilitas Instrumen

Analisis reliabilitas merupakan salah satu ciri utama instrumen pengukuran yang baik.

Reliabilitas sering disebut juga sebagai kepercayaan, keandalan, keajegan, konsisten dan

sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya.

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditujukan oleh suatu angka yang disebut

koefesien reliabiltas, walaupun secara teoritis besarnya koefisien berkisar antara 0,00-1,00

dan juga dapat bertanda positif (+) maupuan negatif (-). Dalam hal reliabilitas, koefesien

yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu

mengacu pada koefisien yang positif.

Pada penelitian ini digunakan metode pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach,

dengan kriteria besarnya koefisien reliabilitas minimal harus dipenuhi oleh suatu alat ukur

adalah 0,70 yang berarti bahwa secara keseluruhan alat ukur telah memiliki konsistensi

internal yang dapat diandalkan.

Metode uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan nilai atau cronbach’s alpha

dengan rumus :

(25)

27

Diketahui dari hasil perhitungan dieksel untuk variabel kecerdasan emosional:

i S2

= 30,75

St2 = 225,7

K = 48

Maka nilai reliabilitas untuk variabel kecerdasan emosional :

Nilai Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Nilai Keterangan

Kecerdasan emosional 0,886 Reliabel

Nilai reliabilitas memberikan indikasi bahwa keandalan kuesioner yang digunakan

sebagai alat pengukur termasuk pada kategori berkorelasi kuat untuk variabel kecerdasan

(26)

28

C. Penafsiran terhadap kecerdasan emosional dilakukan dengan menggunakan kriteria seperti dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Presentase jawaban

No Persentase Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

0 %

1 % - 24 %

25 % - 49 %

50 %

51 % - 74 %

75 % - 99 %

100 %

Tidak ada

Sebagian kecil

Hampir setengah

Setengahnya

Sebagian besar

Hampir seluruhnya

(27)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan deskripsi dan hasil penelitian, pada akhir penulisan ini akan di jabarkan

beberapa kesimpulan dan diajikan saran yang kiranya dapat bermanfaat.

A.Kesimpulan

1. Profil kecerdasan emosional atlet futsal Ca2 Kota Bandung dalam aspek mengenali emosi diri sebesar 76%masuk dalam kriteria tinggi,dalam aspek menghormati diri sendiri

sebesar 69,3% masuk dalam kriteria sedang, dalam aspek melejitkan potensi diri sebesar

76,3% masuk dalam kriteria tinggi, dalam aspek menyikapi emosi diri sendiri sebesar

79,2% masuk dalam kriteria tinggi, dalam aspek empati pada orang lain sebesar 70%

masuk dalam kriteria sedang, dan dalam aspek interaksi dengan orang lain sebesar 73,9%

masuk dalam kriteria tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka penulis mengajukan beberapa saran

yang kiranya dapat menjadi masukan untuk para pemain futsal di dunia. Adapun saran

yang akan di ajukan sebagai berikut:

1. Untukatlet futsal. Melihatlah secara realistis dan optimis yang di tonjolkan karena

prilaku ataukemampuan untuk menghasilkan dan menciptakan sesuatu yang baru baik

dari segi latihan maupun segi keterampilan.

2. Untuk pelatih jangan pernah bosan memberikan arahan psikologis kepada atlet,

perhatikan sikap-sikap yang membuat atlet merasa bosan berlatih atau merasa tidak

nyaman. Hal tersebut agar pelatih dapat mengatasi kondisi dan situasi atlet saat itu juga.

3. Untuk sarana dan prasarana harap diperhatikan dengan baik, karena dengan baiknya

sarana dan prasana mampu menciptakan suasana latihan atau berlatih kondusif dan para

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka

Cipta.

Abidin, Z (1999).Pengaruh kecerdasan emosional dan kepemimpinan transformasional

terhadap kinerja unit di distrik telekomunikasi purwokerto. Tesis S2 Purwokerto:

UNSOED (tidak diterbitkan)

Abduljabar, Bambang. (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: Rizki Press.

Basirun (2009) dalam (http://basirunjenispel.blogspot.com/).

Berrocal, P.F., & Ruiz, D. 2008. Emotional intelligence in education. Electronic Journal of

Research in Educational Psychology. 6 (15). 421-436.

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI. (2009). Aktifitas, Dinamika Prestasi

Kemahasiswaan Tahun 2009. Bandung : UPI.

Furhan (2004) dalam(http://ardhanal12.wordpress.com/2008/02/27/penelitiam-deslriptif/)

Galloway, M. S., Groves, M., & Devoport, T. (2005). Emotional intelligence and friendship patternamong sport studies student.Learning and teaching projects. University of Wolferhampton.

Gardner, H. 2003. Kecerdasan majemuk. Teori dalam praktek. (terjemahan). Batam:

Interaksara

Goleman, Daniel. (1995). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Goleman, Daniel. (1997). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. (2000). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Goleman, Daniel. (2002). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta :

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, John. (2001). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional

(terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Harmoko, R.Agung. (2005). Kecerdasan Emosional. Binuscareer.com

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Irawan Andri, (2009). Teknik dasar modern futsal , Jakarta : Pena pundi.

(29)

Ibrahim. dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan. Bandung : Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Jalaludin, R. (2001). Meraih Cinta Illahi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lutan, R., Berliana dan Sunaryadi, Y. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Dalam

Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Muhartanto. (2006). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka

Narti, Aulia R. (2007).Futsal. Jakarta: PT IndahjayaAdipratama

Slaski M. and Cartwright S. (2002). ‘Health, Performance and Emotional Intelligence: An Exploratory Study of Retail Managers’. Stress and Health, 18 (2) pp. 63-68

Sucipto dkk. (1999). Permainan Sepak Bola. Bandung.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: Mizan Bunaya Kreativa

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Akademik. Bandung: UPI.

Yusuf, H.S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja

Rusdakarya.

Zahara, N.A. (2008) Kecerdasan emosional pada remaja yang mengikuti ekskul olahraga

basket, studi kasus. Tidak diterbitkan. Depok: Uiversitas Gunadarma.

http://anitafirdasari.wordpress.com/2013/05/04/pengertian-dan-contoh-optimis-2/

http://artikata.com/arti-328806-giat.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan

http://www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2513:jangan-menyepelekan-faktor-non-teknis-&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210

http://id.wikipedia.org/wiki/FutsaHalaman ini terakhir diubah pada 15.41, 5 Juni 2012

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3.
Tabel 3.8 Nilai  Reliabilitas
Tabel 3.9.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

For instance, ethyl oleate (FAEE) and methyl oleate (FAME) can be derived from Indonesian crude palm oil (CPO) by transterification process employing an acid or basic catalyst

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ibu yang mempunyai anak usia 0-3 tahun di Desa Sumur dengan pendidikan SD sebagian besar mempunyai pengetahuan yang

Oleh karena itu Agrowisata Kebun Teh Pagilaran harus selalu memperhatikan kebutuhan dan kepuasan para konsumen dengan memberikan pelayanan yang terbaik agar para

Dari ratusan karya sejarah Indonesia, ternyata historiografi Indonesia telah mengalami banyak distorsi. Studi historiografi sebagai bagian dari langkah metode sejarah dan

Dengan ini diumumkan berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan/Rehabilitasi Kolam Calon Induk

Sedangkan opini public adalah anggapan suatu kelompok dimana kebenaranyya masih sangat relefan dan tidak terkait oleh sebuah patokan, dalam artian tidak semua opini public