• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI CIGUNUNG, SITU GUNUNG, SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI CIGUNUNG, SITU GUNUNG, SUKABUMI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI CIGUNUNG, SITU GUNUNG, SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh Aditya Aqbari

1005386

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Keanekaragaman dan Kelimpahan

Makrozoobentos di Aliran Sungai

Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Oleh Aditya Aqbari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Aditya Aqbari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ADITYA AQBARI

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI ALIRAN SUNGAI CIGUNUNG, SITU GUNUNG, SUKABUMI

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

H. Saefudin, Dr., M.Si. NIP. 196307011988031003

Pembimbing II

Rini Solihat, S.Pd., M.Si. NIP. 197902132001122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Pertanyaan Penelitian... 3

D. Batasan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS, FAKTOR ABIOTIK DAN EKOSISTEM SUNGAI CIGUNUNG, KAWASAN CURUG SAWER, SITU GUNUNG, SUKABUMI... 5

A. Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos ... 5

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Lingkungan Perairan ... 7

C. Ekosistem Sungai dan Makrozoobentos Sebagai Indikator Pencemaran ... 11

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

(5)

vi Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

D. Prosedur Penelitian ... 17

E. Analisis Data... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil Penelitian ... 23

B. Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(6)

vii Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Klasifikasi Makrozoobentos di Aliran SungaiCigunung, Situ

Gunung, Sukabumi 23

4.2 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos

Pada Musim Hujand an Musim Kemarau 27

4.3 Faktor Abiotik Sungai Cigunung pada Musim Hujan 27 4.4 Faktor Abiotik Sungai Cigunung pada Musim Kemarau 28 4.5 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di

Stasiun I pada Musim Hujan dan Musim Kemarau 29 4.6 Data Faktor Abiotik di Stasiun I pada Musim Hujan dan

Musim Kemarau 30

4.7 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di

Stasiun II pada Musim Hujan dan Musim Kemarau 31 4.8 Faktor Abiotik di Stasiun II pada Musim Hujan dan Musim

Kemarau 32

4.9 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di

Stasiun III pada Musim Hujan dan Musim Kemarau 33 4.10 Faktor Abiotik di Stasiun III pada Musim Hujan dan Musim

Kemarau 34

4.11 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di

Stasiun IV Pada Musim Hujan Dan Musim Kemarau 35 4.12 Faktor Abiotik di Stasiun IV Pada Musim Hujan Dan Musim

Kemarau 36

4.13 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di

Stasiun V pada Musim Hujan dan Musim Kemarau 37 4.14 FaktorAbiotik di Stasiun V pada Musim Hujan dan Musim

(7)

viii Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Jenis-jenis makrozoobentos 5

2.2 Makrozoobentos dari Ordo Tricoptera 6

2.3 Peta Taman Wisata Alam Situ Gunung 13

2.4 Pembagian Makrozoobentos Pencemaran 14

3.1 Rancangan Penempatan Stasiun 19

4.1 Nilai Regresi (R) Keanekaragaman Terhadap Faktor Abiotik

39

4.2 Nilai Regresi (R) Kelimpahan Terhadap Faktor Abiotik

40

4.3 Nilai Indeks Keanekaragaman Makrozoobenthos Pada

Musim Hujan dan Kemarau

(8)

ix Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Alat dan Bahan Penelitian 60

2 Uji Statistika Data Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran Sungai Cigunung dengan Software SPSS 17 for Windows

61

3 Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos 67

4 Uji Tekstur Tanah 68

(9)

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

ABSTRAK

Studi tentang keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos telah dilakukan di aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi pada bulan Februari 2014 yang mewakili musim hujan sampai bulan Juni 2014 yang mewakili musim kemarau. Terdapat 5 stasiun yang ditetapkan secara purposive. Pada setiap stasiun, sampel diambil dengan Surber Net dengan ukuran 25 x 30 cm dengan 3 sampling unit yang ditetapkan secara sistematik. Ditemukan sebanyak 13 jenis makrozoobentos. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener pada musim hujan (1,93) dan pada musim kemarau (1,83) termasuk dalam kriteria sedang. Kelimpahan makrozoobentos pada musim hujan berjumlah 1101 individu/m2 sedangkan pada musim kemarau berjumlah 1033 individu/m2. Berdasarkan uji regresi linear didapatkan hasil faktor abiotik yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman adalah DO (21,3%), sedangkan faktor abiotik yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan adalah kecepatan arus (53,5%), adapun tingkat pencemaran dengan indeks pencemaran termasuk dalam kriteria tercemar ringan (2,0-1,0). Dilihat dari hasil pengukuran faktor fisik dan kimiawi perairan, nilai-nilai yang diperlihatkan masih dalam standar baku mutu yang layak untuk dijadikan tempat hidup bagi biota perairan, terutama bagi makrozoobentos.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Kelimpahan, Makrozoobentos, Sungai Cigunung The Diversity and Abundance of Makrozoobentos in the Cigunung’s River

Flow, Situ Gunung, Sukabumi.

ABSTRACT

(10)

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

included in medium polluted criteria. The measuring results of physical dan chemical factors of waters show that the Cigunung’s river flow is a suiatable habitat for aquatic organism, especially for macrozoobenthos.

(11)

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I Kabupaten Sukabumi yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada ketinggian antara 950-1036 mdpl (Sawitri dan Bismark, 2013). Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang di dalamnya terdapat flora dan fauna serta sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan manusia, hal ini sesuai dengan kebijakan peraturan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 yang menetapkan kawasan pelestarian alam dengan bentuk taman nasional, taman hutan raya maupun taman wisata alam, namun permasalahan yang sering dihadapi ialah kawasan Taman Nasional yang kini sering dikelola untuk konservasi ekosistem dan tempat rekreasi tidak lepas dari adanya gangguan terhadap keutuhan kawasan dan kelestarian flora dan fauna yang ada di dalamnya, selain itu juga masih sering terjadinya perusakkan alam dan pencurian hasil hutan yang terjadi di Taman Nasional sehingga diperlukan perlindungan dan penanganan yang tepat (Fariha, 2009).

(12)

2

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentos merupakan organisme yang hidup di permukaan (epifauna) atau di dalam substrat dasar perairan (infauna) yang meliputi organisme nabati (fitobentos) dan organisme hewani (zoobentos) (Odum, 1971). Zoobenthos yang berukuran 3-5 mm disebut dengan makrozoobentos yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar kimiawi serta keberadaan lumpur, pasir dan arus air. Hal ini disebabkan makrozoobenthos pada umumnya tidak dapat bergerak cepat dan habitatnya di dasar perairan yang merupakan penumpukan bahan pencemar kimia, lumpur serta pasir. Perubahan substrat dan penambahan bahan pencemar akan berpengaruh terhadap kepadatan, komposisi dan tingkat keragaman makrozoobenthos (Fauziah, et al, 2010). Makrozoobentos juga memiliki peranan yang sangat penting karena bersifat herbivor dan detritivor yang dapat menghancurkan makrofit perairan yang masih hidup maupun sudah mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan (Pennak, 1989).

Menurut Hart dan Fuller (1979), kelompok hewan makrozoobenthos hidup dengan menempel pada substrat dan pergerakan lamban, apabila terjadi perubahan lingkungan akibat pencemaran dan perubahan lingkungan, maka makrozoobenthos tidak dapat berpindah menuju daerah yang sesuai dengan kelangsungan hidupnya. Apabila pencemaran terus meningkat dan terjadi perubahan lingkungan maka akan mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan spesies yang ada karena hanya terdapat spesies tertentu yang dapat bertahan dan juga spesies yang mendominasi,

(13)

3

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah dilakukan oleh Septiani, et al. (2013) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa pencemaran air diindikasikan tercemar berat karena hanya ditemukan kelompok makrozoobentos toleran terhadap pencemaran. Hal ini menunjukkan bahwa suatu kajian tentang keberadaan fauna sebagai salah satu bagian dari lingkungan alami perlu dilakukan sebelum melakukan langkah dalam konservasi. Pengetahuan mengenai keanekaragaman jenis fauna berdasarkan karakteristik serta kelimpahannya di suatu habitat merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan langkah untuk menjaga kelestarian fauna sebagai unsur penting dalam suatu ekosistem perlu diupayakan, termasuk ekosistem sungai (Suartini, et al., 2006).

Penelitian mengenai keanekaragaman makrozoobentos di sungai telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya Kawuri (2012) dengan hasil berdasarkan keanekaragaman makrozoobentos kondisi perairan di Sungai Seketak dalam kategori tercemar sedang sampai berat, namun penelitian tentang keanekaragaman makrozoobentos di aliran Sungai Cigunung belum pernah dilakukan.

Oleh karena itu, untuk mengetahui kondisi lingkungan pada kelangsungan fungsi ekologis terutama mengenai kehidupan organisme makrozoobenthos di suatu ekosistem perairan yang alami, dilakukan penelitian tentang

“Keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di aliran Sungai Cigunung,

Situ Gunung, Sukabumi”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada

penelitian yang akan dilakukan adalah “Bagaimana keanekaragaman dan

kelimpahan makrozoobenthos di aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung,

(14)

4

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keanekaragaman dan kelimpahan spesies dari kelompok makrozoobenthos di aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi ?

2. Faktor abiotik apa yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman makrozoobentos ?

3. Bagaimana tingkat pencemaran di aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi berdasarkan komposisi & keanekaragaman makrozoobentos?

D.Batasan Masalah

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari & Juni 2014 yang mewakili dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobenthos serta kualitas air di aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi.

F. Manfaat Penelitian

(15)

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir, 1988). Deskripsi atau gambaran yang akan dibuat dari penelitian ini yaitu keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di aliran Sungai Cigunung, Sukabumi.

B.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian hulu aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan identifikasi makrozoobenthos dilakukan di Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 yang mewakili musim hujan dan pada bulan Juni 2014 yang mewakili musim kemarau.

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah keseluruhan spesies dari kelompok makrozoobenthos yang terdapat di sepanjang aliran sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi. Sampel yang diamati adalah individu dari kelompok makrozoobenthos yang tercuplik pada lokasi penelitian.

D.Prosedur Penelitian

(16)

18

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan secara matang sebelum pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Pembuatan proposal penelitian

b. Menampilkan rancangan penelitian dalam seminar proposal

c. Melakukan revisi atau perbaikan berdasarkan saran dosen-dosen penguji dalam seminar proposal.

d. Mengumpulkan proposal penelitian yang telah direvisi. e. Mengurus surat-surat perizinan untuk penelitan.

f. Melakukan survey di lokasi penelitian.

g. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam survey penelitian.

h. Mengamati rona lingkungan dan melakukan pemetaan.

i. Menentukan lokasi penelitian dan menetukan titik sampling serta batas daerah penelitian.

j. Mencuplik sampel pada lokasi penelitian yang telah ditentukan saat survey.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah survey, yang terdiri dari tahapan sebagai berikut.

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. b. Mengukur parameter fisika seperti suhu, kekeruhan, sedimentasi dan

kecepatan arus.

c. Mengukur parameter kimia seperti pH, DO, MOT air.

d. Memasukkan hewan sampel yang telah ditemukan ke dalam botol vial dan diberi label.

(17)

19

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Mencatat, menghitung dan mendokumentasikan hewan sampel yang didapat.

g. Mengidentifikasi hewan sampel yang ditemukan.

Penelitian diawali dengan melakukan survey penelitian, dimana dalam survey penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kondisi lokasi penelitian. Survey penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat memperkirakan tempat yang representatif untuk melakukan penelitian.

Pemetaan lokasi penelitian dan pengamatan profil lokasi penelitian untuk mengetahui karakteristik lokasi penelitian dilakukan saat survey. Survey juga dilakukan dengan tujuan agar peneliti bisa melakukan penelitian dengan tepat, menentukan titik pengambilan sampel, dan pencuplikan sampel dalam skala kecil sebagai gambaran untuk penelitian sebenarnya. Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan penelitian. Pencuplikan dilakukan pada saat penelitian dengan metode kuadran, dimana peneliti mengambil sampel di dalam kuadran dengan ukuran 25x30 cm menggunakan Surber Net pada tiap stasiun yang telah ditentukan.

(18)

20

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 1. Penempatan Stasiun Pengambilan Sampel

3. Tahap Penyelesaian

Setelah tahap pelaksanaan selesai, dilakukan selanjutnya yaitu tahap penyelesaian. Pada tahap tersebut dilakukan penyelesaian laporan penelitian atau skripsi. Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data, analisis data, serta penyelesaian laporan penelitian dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Setelah laporan selesai direvisi, selanjutnya laporan dikumpulkan dan dilakukan pengujian terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.

E.Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan Indeks keanekaragamn Shannon-Wiener untuk menentukan nilai keanekaragaman makrozoobentos. Kelimpahan makrozoobentos diketahui dengan menggunakan rumus kelimpahan makrozoobentos. Untuk menguji hipotesis digunakan uji T dengan program SPSS.

(19)

21

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Spesies dari kelompok makrozoobenthos yang ditemukan dihitung dengan menggunakan rumus. Untuk mengetahui keanekaragamn Makrozoobenthos yang diperoleh, maka digunakan perhitungan sebagai berikut.

Untuk menghitung keanekaragaman dapat dihitung dengan Indeks Diversitas (H’) Shannon-Wiener (Odum, 1971).

Keterangan :

Pi = Kelimpahan proporsional dari spesies ke-I Pi = ni/N

ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah individu keseluruhan spesies dalam komunitas

Kriteria :

H’ < 1,0 : Keragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.

1,0 < H’ < 3,322 : Keragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang. H’ > 3,322 : Keragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap,

produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.

2. Kelimpahan Makrozoobentos

(20)

22

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

K = Indeks kepadatan (ind/m2)

a = Luas tangkapan atau luas bukaan mulut (cm2)

b = Jumlah total individu zoobenthos yang tertangkap dalam a (ind).

3. Analisis Statistik

Data dianalisis dengan dengan menggunakan analisis regresi linear. Regresi linear dilakukan untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks (Nazir, 2009). Interpretasi data dengan melihat nilai R yang paling tinggi diasumsikan memberikan pengaruh yang paling tinggi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.

(21)

Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Keanekaragaman makrozoobentos di aliran sungai Cigunung, Sukabumi berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener pada musim hujan (1,93) dan pada musim kemarau (1,83) termasuk dalam kriteria keanekaragaman sedang. Kelimpahan makrozoobentos pada musim hujan berjumlah 1101 individu/m2 sedangkan pada musim kemarau berjumlah 1033 individu/m2. Berdasarkan uji regresi linear, didapatkan hasil faktor abiotik yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman adalah DO (21,3%), sedangkan faktor abiotik yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan adalah kecepatan arus (53,5%), adapun tingkat pencemaran dengan indeks pencemaran termasuk dalam kriteria tercemar ringan (2,0-1,0). Dilihat dari hasil pengukuran faktor fisik dan kimiawi perairan, nilai-nilai yang diperlihatkan masih dalam standar baku mutu yang baik dan layak untuk dijadikan tempat hidup bagi biota perairan, terutama bagi makrozoobentos.

B.Saran

(22)

1

\Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung,

Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. S. K., Hughes, R. N. 1982. An Introduction to Marine Ecology. Australia: Whitefriars Press.

Basmi H. J. 2000. Planktonologi. Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor.

Davis, C. C. 1955. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State University Press, Michigan. Hal. 562.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 258.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Fariha, L. 2009. “ Peranan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Dalam Penanggulanagn Tindak Pidana Pencurian Hasil Hutan di Kawasan Taman Nasional”. Fakultas Hukum. Universitas Brawijaya.

Fauziah, Y., Febrita, E. dan Alayubi, S. 2010. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Suir Kanan Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti (Skripsi). Pekanbaru: Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Riau.

Fernedy, F. 2008. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Muara Sungai Teluk Jakarta. Bogor : Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB

Hamidy, R. 1984. Keragaman dan Kesamaan Hewan Benthos Dua Buah Sungai Kecil di Kawasan Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Jawa Barat.Hal. 3-14

Hart, C. W. dan Fuller, S. L. 1974. Pollution Ecology of Estuarine Invertebrates. London: Academic Press.

Hawkes, H.A. 1978. Invertebrate as Indicator of River Water Quality.Newcastle : Universityof Newcastle Upon Tyne.

(23)

2

\Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung,

Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hutagalung, P. D. 1988. Logam Berat dala Lingkungan Laut. LON-LIPI. Oseana. Hal. 15-37.

Iskandar. 2002. Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas Perairan di Situ Tonjong, Jawa Barat (Skripsi). Bogor: Program Studi Menejemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Kawuri, L. R. 2012. “Kondisi Perairan Berdasarkan Bioindikator Makrobentos

diSungai Seketak Tembalang Kota Semarang”. Journal Of Management Of Aquatic Resources, 1, (1). Hal. 1-7.

Koesbiono. 1987. Metode dan Teknik Pengukuran Biologi Perairan. Kursus Amdal V. Bogor.

Lee, C. D., Wang, S. B., dan Kuo, C. L. 1978. Benthic Macroinvertebrate and Fish as Biological Indicatorof Water Quality with Reference to Community Diversity Development Countries. Bangkok.

Legendre, C., dan Legendre, P. 1983. Numerical Ecology. New York: Elsevier Scientific Publisher Company.

Mann, K. H. 1982. Ecology of Coastal Water : System Approach. London : Blackwell Scientific Publisher.

Martudi, S. 1998. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Kali Baru Kodya Bengkulu. Bogor: Program Studi Ilmu Perairan. Institut Pertanian Bogor.

Michael, P. 1984. Ecological Methods for Field and Laboratory Investigations. McGraw-Hill Book Limited Company. New Delhi. Hal 404.

MNLH. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Baku Mutu Air. KEP No-51/MNLH/1/2004. Jakarta.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

(24)

3

\Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung,

Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia, hal. 443.

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. 3rd Ed. Gadjah Mada University Press.

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Toronto : W.B. Sounders Company. Hal. 347.

Pennak, R. W. 1989. Fresh-Water Invertebrates of the United States : Protozoa to Mollusca. 3rd Ed. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Persoone, G. dan Pauw, N. 1979. Biological Aspect of Freshwater Pollution. Pergamon Press. Hal. 214.

Plafkin, J. L., Barbour, M. T., Porter, K. D., Gross, S. K., Hughes, R. M. 1989. Rapid Bioassesment Protocols for Use in Streams and RiversBenthic Macroinvertebrates and Fish. U. S. Environmental Protection Agency. Washington D. C. EPA.

PP RI.(2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Reish, D.J. 1979. Bristle Worms (Annelida : Polychaeta) in Pollution Ecology ofEstuarine Invertebrates.2nd Ed. C. W. Hart., and Samuel L. H. F. New York: Academic Press. Hal. 77-121.

Rockback, S. S. 1974. Arthropoda: Insecta, in Pollution Ecology of Freshwater Invertebrata. New York : Academic Press.

Rosyadi, S. dan Thamrin. 2009. “Distribusi dan Kelimpahan Makrozoobenthos di

Sungai Singingi Riau”.J. Environmental Science, 3, (1). Hal. 58-74.

Sawitri, R.. dan Bismark, M. 2013. “Model Pengelolaan Kawasan Konservasi

Berbasis Ekosistem”. RPI. Jakarta.

Santoso, S. 2010. Statistik Parametrik Konsep danAplikasi dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal. 231.

Septiani, E., Rima, S. T., Hepi, Y. A. 2013. “Kualitas Perairan Sungai Kapuas

Kota Sintang Ditinjau dari Keanekaragaman Makrozoobentos.”

(25)

4

\Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung,

Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiawan, D. 2011. “Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring”. Jurnal Natur Indonesia. 14, (1). Hal. 95-99.

Sinaga, T. 2009. Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator KualitasPerairan Danau Toba Balige di Kabupaten Toba Samosir. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatra Utara, Medan. Hal. 93.

Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis). Yogyakarta. BPFE. 668 hal.

Suwignyo, S., B. Widigdo, Y. Wardiatmo, dan M. Krisanti. 1998. AvertebrataAir Untuk Mahasiswa Perikanan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Hal. 172.

Suartini, N. M., Sudatri, N. W., Pharmawati, M. dan Dalem, R. A. 2006.

“Identifikasi Makrozoobenthos di Tukad Bausan, Desa Pererenan, Kabupaten Badung, Bali.” Ecotrophic.Denpasar : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana.. 5, (1). Hal. 41-44

Talkuputra, M. 1979. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Debit Air dan Kadar Lumpur Perairan Sungai di Jawa Barat (Disertasi). Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Uniyati. 2002. Kualitas Air Cisadane Bagian Hulu dan Tengah yang MelintasiWilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama periode 1996-2000 (Skripsi). Bogor : Program Studi Menejemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Wijayanti, H. 2007. Kajian Kualitas Perairan di Pantai Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobenthos (Tesis).Semarang : Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro. Hal. 89.

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : Gramedia. Hal. 224.

Welch, P. S. 1952. Lymnology. Mc Graw Hill Books, Co.,Inc.

(26)

5

\Aditya Aqbari, 2014

Keanekaragaman Dan Kelimpahan M akrozoobentos Di Aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung,

Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wood, E. M. 1987. Subtidal Ecology. Australia : Edward Arnold. Hal. 125.

Gambar

Gambar 3. 1. Penempatan Stasiun Pengambilan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Adanya perbedaan keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos dari berbagai bentuk penggunaan lahan pada tiap ekosistem kawasan mangrove (Hutan Alam, Hutan Tanaman,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang terdapat di sungai sei wampu desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, kabupaten

Dalam penelitian ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi pada pengamatan studi keanekargaman, dengan mengukur faktor yang mempengaruhi kelimpahan, keseragaman

Kelimpahan Makrozoobentos tertinggi terdapat pada stasiun IV dikarenakan banyaknya jumlah individu yang diperoleh dalam stasiun pengamatan, sedangkan keanekeragaman

Keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Bah Binoman Desa Marjandi Embong Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten Simalungun telah diteliti pada bulan April 2016.. Penentuan titik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos sebagai bioindikator di Sungai Bah Tongguran serta menentukan kualitas perairan sungai berdasarkan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Aditya Aqbari

Penelitian tentang “ Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran Sumber Air Panas Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara ” telah dilakukan pada bulan Maret 2013..