• Tidak ada hasil yang ditemukan

“STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG”."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY,

KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

oleh :

Nurul Hasanah

NIM. 1100162

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY,

KABUPATEN BANDUNG

Oleh :

Nurul Hasanah

1100162

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© Nurul Hasanah - 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus - 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA, KECAMATAN CIWIDEY,

KABUPATEN

Disetujui dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing I :

Agus Sudono, SE., MM. NIP. 19820508 200812 002

Dosen Pembimbing II :

Rosita, SS., MA. NIP. 18781019 200604 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajeman Resort dan Leisure

Fitri Rahmafitria, S.P., M.Si.

(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :

Hari, Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015

Waktu : 07.00 s.d Selesai

Tempat : Gedung FPIPS, Ruang Perkuliahan Lantai V Ruang 20

Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si.

2. Sekretaris : Fitri Rahmafitria, SP., M. Si.

3. Anggota : 1. Dr. Elly Malihah, M. Si.

2. Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag.

3. Wida Budiarti, S.Pd

4. Ahmad Hidayat

Penguji :

1. Dosen Penguji - I : H.P. Diyah Setiyorini, MM.

NIP : 19761031 200812 2 001

2. Dosen Penguji - II : Drs. Pramaputra, MM.

3. Dosen Penguji III : Reiza Miftah W., S.ST. Par., M.Sc.

(5)

Nurul Hasanah, 2015

“STRATEGI

“STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK

MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG”

Nurul Hasanah 1100162

ABSTRAK

Wisata edukasi merupakan kombinasi antara dua kategori dari wisata minat khusus, yaitu : Unsur Learning dan Enriching. Keduanya adalah unsur yang paling mendasar yang selalu ada pada setiap kegiatan wisata dan sebuah peluang wisatawan untuk menambah pengetahuan baru tentang lingkungan dan kemasyarakatan. Wisata Minat Khusus adalah kegiatan wisata yang melibatkan wisatawan individual, wisatawan kelompok kecil dan kelompok besar yang bertujuan untuk berwisata, belajar dan mendapatkan pengalaman tentang suatu hal yang ada pada daerah yang dikunjungi. Permintaan pasar yang ingin mendapatkan hiburan dan nilai edukasi secara bersamaan. Mendapatkan Learning Experience melalui pengetahuan baru adalah hal yang abadi dan mampu meningkatkan hidup seseorang atau Expansion Life.

Penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif dengan melalukan perbandingan data yang didapatkan melalui kajian teori, observasi, tahap wawancara, pembagian kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah wisatawan dari Desa Wisata Lebak Muncang dengan sampel penelitian sebanyak 65 responden dari jumlah kunjungan wisata tahun 2014 sebanyak 180 orang. Berdasarkan analisis data dengan positioning SWOT didapatkan bahwa posisi Desa Lebak Muncang sebenarnya berada pada lokasi yang sangat menguntungkan namun memiliki ancaman dan tantangan yang sangat besar, ancaman ini sudah mulai mempengaruhi kondisi internal desa. Disarankan untuk segera mengubah strategi yang telah ada. Tim Desa Wisata jangan hanya mengusung satu kelebihan saja jika ingin berkembang. Jika ini berlangsung lebih lama, bukan hanya perkembangan Desa Wisata yang terhambat namun juga dapat membuat semua berhenti total.

Kata Kunci : Wisata Edukasi, Wisata Minat Khusus, Learning Experience,

(6)

DEVELOPMENT STRATEGY EDUCATION TOURISM IN LEBAK MUNCANG VILLAGE AS DESA WISATA OF CIWIDEY DISTIRCT,

BANDUNG REGENCY

Nurul Hasanah 1100162

ABSTRACT

Educational tourism is a combination of two aspects of special-interest tourism, namely learning aspect and enriching aspect. Both aspects underlie each tourism activities and opportunities for tourists, enabling them to acquire new knowledge of environmental and social matters. Special-interest tourism itself refers to tourism activities involving tourists—both individuals and groups—aiming at vacationing and learning, as well as experiencing aspects of life at the visited place. There has been demand for special-interest tourism by which tourists expect entertainment and educational values at one vacation package. Acquiring learning experience through new knowledge is a perpetual benefit, allowing for self-development and life expansion.

The present study is a descriptive analysis involving comparison of data collected from literature review, observation, interview and questionnaire. The study selected 65 out of 180 tourists visiting Desa Wisata Lebak Muncang in 2014 as the sample of the study. Analysis of the data employs SWOT positioning and shows that the location of Desa Lebak Muncang (Lebak Muncang village) is factually profitable. However, there have been threats and challenges towards the village, affecting internal condition of the village. Based on this finding, an immediate change for the tourism strategy of Desa Wisata Lebak Muncang is highly suggested. Moreover, the village should not only boast one particular aspect in order to be able to develop. The condition may worsen if there are not any steps in overcoming the problems, as they stonewall the development of the tourism in Desa Wisata Lebak Muncang and, as the worst case, bring the tourism to it’s demise.

Keywords : Educational Tourism, Special Interest Tourism, Learning

(7)

Nurul Hasanah, 2015

“STRATEGI

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR REFERENSI ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pariwisata ... 10

B. Jenis-jenis Pariwisata ... 12

C. Wisata Minat Khusus ... 15

D. Wisata Edukasi ... 16

E. Definisi Desa Wisata ... 19

F. Persyaratan Desa Wisata ... 21

(8)

H. Kriteria Perwujudan Kawasan Desa Wisata ... 25

I. Pengembangan Kawasan Desa Wisata ... 29

J. Pendekatan dalam Pengembangan Desa Wisata ... 30

K. Konsep Community Based Tourism (Pariwisata Berbasis Masyarakat) ... 32

L. Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 36

B. Metode Penelitian ... 37

C. Sumber Data ... 38

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

F. Objek Penelitian ... 41

G. Penentuan Faktor Internal & Eksternal Penelitian ... 41

H. Instrumen Penelitian ... 44

I. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 50

3. Software SPSS ... 51

J. Teknik Pengumpulan Data ... 52

K. Teknik Analisis Data 1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif ... 53

2. Matriks SWOT ... 60

3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT ... 62

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Desa Wisata Lebak Muncang 1. Lokasi Desa Wisata Lebak Muncang ... 66

2. Sejarah Desa Wisata Lebak Muncang ... 68

3. Kondisi Geografis ... 70

(9)

Nurul Hasanah, 2015

“STRATEGI

a. Luas Wilayah & Luas Lahan Pertanian & Perkebunan ... 71

b. Data Kependudukan 1) Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

2) Satuan Lingkungan Setempat Desa ... 72

3) Mata Pencaharian Utama ... 72

4) Tingkat Pendidikan ... 73

5. Sarana dan Prasarana Desa ... 73

6. Fasilitas Wisata ... 74

7. Sumber Air Bersih ... 75

8. Sistem Komunikasi Desa ... 75

9. Sumber Energi Desa ... 75

10.Kondisi Sosial & Ekonomi a. Aktivitas Pertanian & Perkebunan ... 75

b. Aktivitas Peternakan ... 76

c. Industri Kecil dan Rumah Tangga ... 77

d. Kualitas Sumber Daya Manusia ... 77

B. Struktur Organisasi Desa Wisata Lebak Muncang ... 79

C. Aktivitas Wisata Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang ... 80

D. Nilai-nilai Edukasi Aktivitas Wisata Edukasi ... 82

Desa Wisata Lebak Muncang E. Paket Wisata ... 95

F. Kajian Sosial dan Budaya Masyarakat Desa Wisata Lebak Muncang ... 98

G. Paket Wisata ... 102

H. Hasil Perhitungan Kuesioner 1. Profil Wisatawan ... 103

2. Perhitungan Masing-masing Indikator ... 113

3. Rekapitulasi Variabel ... 157

I. Analisis SWOT ... 162

(10)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 188

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 193

LAMPIRAN a. Dokumentasi ... 197

b. Kuesioner ... 208

c. Pedoman Wawancara ... 211

d. Hasil Wawancara ... 214

e. Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Menggunakan Program SPSS ... 222

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dianugerahi

dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat tinggi atau Negara

Biodiversity. Indonesia memiliki 13.466 pulau, diantaranya 5 kepulauan

besar dan 30 kelompok kepulauan kecil, ribuan pulau yang membentang

tersebut ada di sepanjang 5.120 km. Indonesia memiliki luas lautan

sepanjang 6.279.000 km² dan luas daratan sepanjang 1.910.000 km² atau

dengan presentase 30 % daratan dan 70 % lautan. Bukan hanya kekayaan

alam yang Indonesia miliki, namun masyarakat yang berbudaya dengan

lebih dari 2000 etnik tinggal di Kepulauan Indonesia.

Sumber : (www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/2013 Kementrian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)

Apa yang dimiliki Indonesia selama ini tentu mendorong kehidupan

industri pariwisata dalam negeri. Sejak tahun 1990-an dunia pariwisata di

dalam negeri mulai memperlihatkan kemajuannya, bertambahnya destinasi

wisata dan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Menurut

Penelitian Tourism Field Study (TFS) pada tahun 2007, bahwa wisatawan

internasional lebih banyak menyukai keramahtamahan masyarakat lokal

atau hospitality, keindahan alam dan kuliner khas. Dan semua itu telah

dimiliki oleh Indonesia. Seperti halnya Laporan The World & Tourism

Council (WWTC) mencatat ditahun 2014, Indonesia telah mencapai

pertumbuhan Wisatawan Mancanegara 14.2 % & Wisatawan Lokal 6.3 %

dan pendapatan dari Pariwisata ini mampu berkontribusi pada negara

sebesar 8.1 %. Sumber : (Harian Kompas - Rubrik Travel News, Rabu 2 April

2014). Bisa disimpulkan bahwa kekayaan alam dan budaya yang di miliki

Indonesia dapat meningkatkan kuantitas berkunjung wisatawan

mancanegara maupun lokal, tentunya diiringi dengan kualitas pariwisata

yang kita ciptakan. Di Indonesia, salah satu kota yang masuk urutan ke-21

di ASEAN sebagai kota terfavorit untuk berwisata adalah Bandung.

(12)

Bandung Tahun 2006 menyebutkan bahwa Bandung telah ditetapkan

sebagai Kota Jasa & Pariwisata. Sumber : (www.travelyuk.com/bandung-kota-wisataposted : 31 Januari 2015, diakses : 8 Maret 2015)

Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat banyak menyimpan

potensi wisata, seperti : Wisata Budaya Alam & Heritage, Wisata Belanja

& Kuliner dan Wisata Minat Khusus. Hal ini didukung oleh letak geografis

Bandung yang relatif masih sejuk dan menjadi Pusat Pemerintahan,

Perdagangan, Industri dan sebagian besar kegiatan jasa dan perekonomian

Jawa Barat berpusat di Bandung. Industri Pariwisata tak hanya hidup

dipusat kotanya saja, Kabupaten Bandung juga tak kalah memiliki Potensi

Wisata yang sangat tinggi khususnya Alam & Budaya. Kabupaten

Bandung yang beribukota di Soreang memiliki luas wilayah sebesar

176.239 Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah

pegunungan dengan suhu 12° C - 24° C. Kabupaten Bandung memiliki

Potensi Daerah dari mulai kegiatan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan

Peternakan. Berikut Potensi Daerah yang dimiliki oleh Kabupaten

Bandung :

No. Potensi Daerah Keterangan

1 Pertanian Lahan Sawah seluas 36.212 Ha

2 Perkebunan 1. Lahan Kebun seluas 20.901 Ha 2. Lahan Ladang seluas 12. 650 Ha

3 Peternakan Terdapat 22 Perusahaan di sub peternakan

4 Perikanan Terdapat 682 Rumah Tangga Perikanan (RTP) di 13 Kecamatan

Tabel 1.1. : Potensi Daerah Kabupaten Bandung

Sumber : (www.bandungkab.go.id/potensi-daerah - Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kab.Bandung 2012 posted: 17 Januari 2012, diakses: 3 Maret 2015)

Dari Potensi Daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung, mulailah

Pariwisata Kabupaten Bandung berkembang. Didukung oleh kondisi alam

pegunungan, iklimnya yang sejuk dan masyarakat lokal yang masih

memegang teguh budaya Sunda. Contohnya : Masyarakat Desa lebak

(13)

bersama warga desa di puncak bukit sebagai bentuk rasa syukur mereka

saat acara-acara tertentu dan masa panen tiba. Secara khusus, Wisata Alam

dan Wisata Budaya mendominasi Pariwisata di Kabupaten Bandung ini,

seperti Objek Wisata Pemandian Air Panas, Wana Wisata Bumi

Perkemahan, Objek Wisata Kawah, Objek-objek Wisata Alam lainnya dan

Desa Wisata. Desa Wisata di Kabupaten Bandung menjadi salah satu

fokus program dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Bandung yang telah dicanangkan oleh Kementrian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif di tahun 2009. Berikut adalah data yang dilansir oleh

Kemenparekraf terkait dengan Program Pengembangan Desa Wisata

adalah :

Tabel 1.2. : Data Aliran Dana Kemenparekraf Untuk PNPM Mandiri

2009-2013

Sumber :

(http://ekbis.sindonews.com/read/2013/06/17/kemenparekraf-kucurkan-untuk-pnpm-mandiriposted: 17 Juni 2013, diakses : 5 Maret 2014)

Sebuah Pedesaan yang bisa dikatakan sebagai Desa Wisata pasti memiliki

karakteristik khusus dari kondisi alam, tradisi dan budaya. Faktor

pendukungnya adalah Sistem Pertanian, Sistem Sosial dan Makanan Khas

Desa. Ketika sebuah Kawasan Desa Wisata memiliki Atraksi Wisata yang

bisa menghibur dan mendidik, memiliki jumlah Aktivitas Wisata yang

beragam dan didukung oleh Pondok Wisata atau Homestay. Inilah yang

disebut Kualitas Kawasan Wisata, dapat menahan wisatawan dan

bermalam di suatu kawasan wisata. Menurut Surat Keputusan Bupati

Kabupaten Bandung dengan Nomor 556.42/Kep.71-Dispopar/2011

Tentang Penetapan Desa Wisata Di Wilayah Kabupaten Bandung,

terdapat 10 Desa yang ditetapkan sebagai Desa Wisata sesuai dengan

(14)

sebesar 802.26 Ha, wisatawan dapat tinggal beberapa hari dirumah warga

dan mengikuti kegiatan rutin mereka layaknya warga desa. Desa Lebak

Muncang sudah memiliki Homestay sebanyak 43 rumah warga yang

dijadikan Homestay, Villa-villa yang tersebar disekitar desa untuk

menunjang akomodasi pariwisata yang mereka jalankan, seperti : Villa

Saung Kebon, Villa milik PT. Perhutani, Villa Palagon dan Paket Wisata

Edukasi. Sumber : (www:lebakmuncang.wordpress.com/wisata/fasilitas/ posted: 18

Juli 2013, diakses: 10 Februari 2014).

Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang, didukung oleh alam pegunungan

dan di kategorikan sebagai Desa Agro Ekowisata dengan Produk

Unggulan Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Handycraft. Sumber :

(Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bandung dengan Nomor

556.42/Kep.71-Dispopar/2011 tentang Penetapan Desa Wisata Di Wilayah Kabupaten Bandung).

Dibawah ini adalah Aktivitas Wisata yang terdapat di Desa Lebak

Muncang :

KONSEP WISATA AKTIVITAS WISATA

Wisata Edukasi

Program Homestay

Wisatawan akan

menginap & mengikuti keseharian warga.

Edukasi Pertanian

Wisatawan akan diajak bercocok tanam sebagai petani di pematang

Wisatawan akan diajak berkebun di Kebun Strawberry dan Ladang Selada Air.

Mapay Cibeber

Wisatawan akan diajak

berjalan-jalan di

Perkebunan Teh

(15)

Edukasi Budidaya (Agrowisata)

Wisatawan akan diajak berkeliling ke Kumbung

Jamur dan

warga untuk mengolah makanan khas pedesaan yang telah disediakan,

mencicipi dan

mempelajari bahan

makanan serta sejarah dari makanan tersebut.

Jungle Tracking atau Sapoe Di Gunung

Jalan santai menyusuri persawahanan,

perkebunan dan mendaki

sampai berakhir

dipuncak bukit sambil "ngaliwet" bersama warga desa.

Tabel 1.3. : Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang

Sumber : Olahan Penulis dari Proposal Paket Wisata Edukasi Desa

Wisata Lebak Muncang Ciwidey – 2014

Penulis akan melakukan penelitian di Desa Wisata bagian Selatan

tepatnya di Desa Lebak Muncang, Ciwidey. Alasan khusus Penulis

melakukan penelitian tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang

adalah :

1. Semakin banyak keingintahuan wisatawan dalam melakukan kegiatan

wisata, wisatawan ingin lebih mengetahui bagaimana asal usul tempat

(16)

membutuhkan Learning Experience atau Travel Experience dari

perjalanan wisatanya dan hal ini menggeser trend wisatawan menuju

kegiatan Wisata Minat Khusus.

2. Saat melakukan survey lokasi, Penulis melihat Desa Lebak Muncang

masih sangat alami, kendaraan bermotor masih terbilang sedikit, para

petani bebas berjalan kaki di sepanjang jalan desa, pemandangan alami

ini membuat Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Desa ini.

3. Penulis sempat mempelajari Proposal Desa Wisata Lebak Muncang,

disana tertera bahwa Atraksi Wisata yang mereka miliki berbasis

Pendidikan, namun secara perincian/secara tertulis, Penulis tidak

menemukan apa saja sisi edukasi yang akan mereka sajikan pada

wisatawan. Ketidaksesuaian ini akan berdampak negatif pada sisi

atraktif dari Kegiatan Wisata Edukasi Desa yang akan membuat

wisatawan tidak tertarik untuk berwisata ke Desa Lebak Muncang.

4. Penulis termotivasi untuk melalukan penelitian disini karena

sebelumnya pada tahun 2010, Desa Lebak Muncang sempat dijadikan

sebagai objek penelitian untuk dijadikan sebagai Desa Wisata oleh

Mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN).

5. Belum ada target wisatawan yang mereka incar, jika sudah menetukan

target pasar yang mereka incar tentu ini akan cukup membantu mereka

dalam menyusun Strategi Pengembangan bagi Desa Wisata mereka,

agar mampu menyajikan Aktivitas Wisata Edukasi yang tepat dan

menambah jumlah kunjungan wisatawan.

6. Sebagai Mahasiswa yang berasal dari Program Studi Kepariwisataan,

Penulis berada dikampus yang memiliki visi-misi yang bergerak dalam

dunia Kependidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis ingin

menyajikan nilai-nilai edukasi pada setiap Aktivitas Wisata di Desa

Lebak Muncang, agar Wisatawan dapat lebih mencintai Kekayaan

Alam & Budaya melalui kehidupan di pedesaan.

7. Wisata Edukasi ini tentunya akan memfokuskan pada materi wisata

(17)

Diharapkan, hasil penelitian ini sedikit banyaknya dapat membantu

Sekretaris BPD Lebak Muncang sebagai Pengelola Desa dan kembali

aktfnya 400 Anggota Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR)

Kabupaten Bandung dalam mengembangkan Wisata Edukasi di Desa

Lebak Muncang maupun membantu mempromosikan Desa pada

masyarakat kota. Berdasarkan hal itulah Penulis tertarik untuk melakukan

Penelitian di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten

Bandung mengenai potensi wisata di Desa Lebak Muncang dan

mengembangkan Wisata Edukasi Desa. Hal ini pasti sangat bermanfaat

bagi arah Desa ini dari aspek perekonomian dan kualitas hidup warga desa

& kemudian menganalisis Strategi Pengembangan Wisata Edukasi. Hasil

penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi dengan judul :

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG”.

B. Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah yang dirumuskan dari penelitian ini,

diantaranya :

1. Apa saja Aktivitas Wisata Edukasi yang terdapat di Desa Lebak

Muncang?

2. Pembelajaran apa saja yang wisatawan dapatkan dari serangkaian

Aktivitas Wisata Edukasi yang telah mereka jalani ?

3. Bagaimana Analisis Faktor Internal yang mempengaruhi

Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang ?

4. Bagaimana Analisis Faktor Eksternal yang mempengaruhi

Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang?

5. Bagaimana Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak

(18)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis kegiatan wisata alam dan

budaya yang dikemas menjadi serangkaian kegiatan wisata edukasi yang

berada di Desa Lebak Muncang serta berpartisipasi dalam memberikan

masukan berupa Strategi Pengembangan dari segi nilai-nilai edukasi.

1. Mengidentifikasi Aktivitas Wisata Edukasi yang terdapat di Desa

Lebak Muncang.

2. Menganalisis nilai-nilai edukasi yang wisatawan dapatkan dari

serangkaian Aktivitas Wisata Edukasi yang telah mereka dapatkan.

3. Mendeskripsikan Analisis Faktor Internal yang mempengaruhi

Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang.

4. Mendeskripsikan Analisis Faktor Eksternal yang mempengaruhi

Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang.

5. Menentukan Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak

Muncang Sebagai Desa Wisata di Ciwidey.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

yang berkaitan dengan Pengembangan Wisata Edukasi Perdesaan.

2. Dapat menambah wawasan mengenai Pengembangan Wisata Edukasi

Perdesaan di Kabupaten Bandung. Serta melatih Penulis dalam

melakukan, mengolah dan menyusun hasil penelitian berdasarkan teori

dan persepsi.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi Pengelola Desa dalam mengembangkan Kegiatan

Wisata Alam & Budaya Desa Lebak Muncang khususnya

memperhatikan nilai-nilai edukasi yang terkandung dalam serangkaian

Aktivitas Wisatawan berdampak positif terhadap peningkatan jumlah

(19)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu :

Bab I PENDAHULUAN : Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan & Struktur Organisasi penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA : Berisi Jenis-jenis Pariwisata, Wisata Minat

Khusus, Wisata Edukasi, Definisi Desa Wisata, Persyaratan Desa Wisata,

Tipologi Desa Wisata, Kriteria Perwujudan Desa Wisata, Pengembangan

Wisata Edukasi di Desa Wisata dan Konsep Community Based Tourism

atau Pariwisata Berbasis Masyarakat.

Bab III METODE PENELITIAN : Berisi Lokasi Penelitian, Metode

Penelitian, Sumber Data, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Operasonalisasi Variabel, Instrumen

Penelitian, Pengembangan Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data.

Bab IV TEMUAN & PEMBAHASAN : Analisis Data Temuan dan

Pembahasan Hasil Penelitian Mengenai Wisata Edukasi di Desa Lebak

Muncang, Ciwidey.

Bab V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI : Berisi

Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Simpulan berisi hasil temuan

selama masa penelian, masalah yang dimiliki lokasi penelitian dan solusi

dari penulis atas masalah yang dihadapi lokasi penelitian tersebut.

Sedangkan, Implikasi dan Rekomendasi berisi ide atau masukan dari

Penulis yang disampaikan pada pihak-pihak yang terkait dengan kawasan

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian ini dapat dlihat dari Peta Administrasi Desa Lebak

Muncang dibawah ini :

Gambar 3.1. : Peta Administrasi Desa Lebak Muncang

Sumber : Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Bandung

Profil Desa - Data Statistika Daerah Kecamatan Ciwidey – 2013

Lokasi Penelitian Penulis adalah Desa Lebak Muncang, Kecamatan

Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang yang berada di

dataran tinggi ini terletak diantara Gunung Geulis & Gunung Tambak

Guruyung. Desa Lebak Muncang posisinya tidak terlalu jauh dari Pasar

(21)

Muncang didominasi oleh wilayah perkebunan dan berbagai hasil tani,

seperti perkebunan Strawberry, pertanian Selada Air, Seledri, Bawang

Daun, Kol, Cabai, Tomat. Beberapa tahun silam, Desa Lebak Muncang

dikenal sebagai salah satu desa penghasil Kopi Luwak. Khusunya wilayah

desa di RW 14 dan RW 16. Namun, Luwak-luwak di desa harus mati dan

masyarakt desa akhirnya harus berhenti memproduksi Kopi Luwak. Untuk

sementara ini, Kunjungan Wisata ke Pabrik Kopi Luwak terpaksa harus

ditiadakan dahulu. Untuk sampai ke lokasi, Penulis sarankan untuk

memakai kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan. Karena tidak

adanya angkutan umum yang menuju langsung ke daerah Ds. Lebak

Muncang, masyarakat disini biasanya memakai ojek, menyewa angkot dan

delman dari pasar. Wisatawan akan menikmati suasana pedesaan disini,

lingkungan desa masih asli.

B. Metode Penelitian

Penulis memakai Metode Deskriptif Analisis dengan Pendekatan

Kualitatif.

“Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi.” (Sugiyono, 2012, hlm.13)

Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menghasilkan data berupa

kata-kata dari bentuk lisan, perilaku seseorang atau sekelompok orang dan

melalui sifat kebendaan yang Penulis amati. Sedangkan, tujuan dari

pendekatan kualitatif adalah dapat menggambarkan sebuah penjelasan

tanpa terikat. Prosedur penelitian ini adalah penggabungan antara data

olahan berupa angka atau statistik dan data olahan melalui hasil observasi

dan wawancara. Gabungan prosedur ini bertujuan agar Penelitian ini dapat

(22)

C. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm.137), berdasarkan sumbernya, data

dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer penelitan menggunakan kuesioner dan wawancara

terstruktur dan semi terstruktur. Sumber data primer penelitian ini

adalah 65 responden atau wisatawan Desa Lebak Muncang dan delapan

orang pengelola Desa Lebak Muncang.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder penelitan ini adalah : Lembar Proposal Wisata

Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang, Katalog BPS 2013, artikel dari

surat kabar cetak & online, Jurnal, Laporan Penelitan dan

Perundang-undangan yang yang berlaku di Pemerintahan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”. (Sugiyono, 2010, hlm.80)

Populasi bukan hanya ditujukan untuk orang saja, namun juga untuk

objek/benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada objek dan subjek yang dipelajari. Namun juga meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek dan subjek itu.

Seseorang pun dapat menjadi sebuah populasi karena satu orang

tersebut memiliki karakteristiknya sendiri, melalui cara

berkomunikasi, displin, ketertarikan terhadap sesuatu, pemikiran dan

lain-lain. Populasi responden dalam penelitian ini adalah Wisatawan

di Desa Wisata Lebak Muncang yang datang pada sepanjang tahun

(23)

Asal Wisatawan Bulan Jumlah Wisatawan

Tampines Junior College, Singapore

September 30 orang

SMP Al-Zahra, Tangerang Selatan

Desember 150 orang

Total : 180 orang

Tabel 3.2 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Desa Wisata

Lebak Muncang Tahun 2014

Sumber : Tim Pokja Desa - 2014

2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.” (Sugiyono, 2010, hlm.81).

Bila pada kenyataannya, jumlah populasinya dalam jumlah banyak,

berkenaan dengan keterbatasan Peneliti. Maka Peneliti dapat

menggunakan sampel itu. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi, sederhananya Sampel itu adalah bagian kecil dari

Populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif atau mewakili. Untuk mendapatkan jumlah atau ukuran

sampel penelitian, Penulis menggunakan Rumus Slovin, sebagai

berikut :

n

= �

�+��² Dimana :

n = Untuk Sampel

� = Untuk Populasi

� = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih bisa ditolerir.

Adapun :

a. Nilai � ∶ 0,1 (10%) Untuk populasi dalam jumlah besar

(24)

Ukuran populasi yang digunakan mengacu pada Jumlah Kunjungan

Wisata di Desa Wisata Lebak Muncang yang diperoleh oleh Penulis

saat proses penelitian. Data kunjungan wisatawan pada tahun 2014

sebanyak 180 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah

10 %.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan tersebut, maka jumlah sampel

yang akan diambil sebanyak :

n

= �

+��²

n

= 8

+ 8 , ²

n

= 8

+ 8 ,

n =

8

+ ,8

n =

8

,8

=

64, 28 orang ≈ 65 orang

Dari hasil perhitungan diatas, hasil menunjukan 64,28 orang

dibulatkan menjadi 65 orang untuk dijadikan sampel pada penelitian

ini.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Sampling pada penelitian ini menggunakan bagian dari Teknik

Non Probability Sampling, yaitu : Sampling Insidental.

Sugiyono (2010, hlm.85) berpendapat bahwa “Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan Peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel. Bila dipandang orang yang kebetulan ditemui lalu cocok

(25)

F. Objek Penelitian

Penelitian ini memilih salah satu kawasan desa wisata yang berada di

Kecamatan Ciwidey. Objek yang akan di teliti antara lain : Aktivitas

Wisata Edukasi, Materi Pembelajaran dan faktor-faktor internal dan

eksternal yang menyertainya hingga dapat membentuk sebuah strategi

pengembangan wisata edukasi bagi desa ini. Strategi pengembangan

tersebut diharapkan dapat membawa Desa Wisata Lebak Muncang dapat

lebih terarah dan berkarakter.

G. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Sugiyono (2010, hlm.58) adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.”.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel

Bebas (Independent Variable). variabel bebas “Variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”. (Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera, 2008, hlm. 107).

Kesimpulannya adalah Variabel Bebas (Independent Variable)

merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak

dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini merupakan suatu

variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian Strategi

Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang sebagai Desa

Wisata, Penulis telah menentukan operasionalisasi variabel.

Operasionalisasi variabel ini harus ditentukan sehingga penelitian dapat

dilakukan dengan benar dan sesuai dengan judul penelitian. Dibawah ini

adalah penyajian operasionalisasi variabel untuk penentuan faktor internal

(26)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Item 2) Tata ruang khas pedesaan

1

4) Aktivitas Kuliner Pedesaan 5) Aktivitas Seni & Budaya

2) Penjualan dan pemberian bibit tanaman

(27)

2. Learning (Pembelajaran)

1) Pembelajaran tentang pertanian & perkebunan 2) Pembelajaran tentang

pembudidayaan

3) Pembelajaran tentang kuliner tradisional

4) Pembelajaran tentang seni & budaya tradisional

5) Pembelajaran tentang kehidupan sosial & budaya masyarakat pedesaan

11

13

16

15

19

3. Enriching (Pengkayaan Pengetahuan)

1) Pertanian & Perkebunan 2) Pembudidayaan Jamur 3) Kuliner khas desa

4) Seni dan Budaya Tradisional

11 13 16 15

(28)

Dibawah ini adalah indikator-indikator yang digunakan untuk faktor

eksternal penelitian, sebagai berikut :

Faktor Eksternal

1) Jenuh dengan situasi kota 2) Keinginan untuk berwisata

2. Kondisi Fisik Rusaknya lingkungan fisik desa

3. Kompetitor Kompetitor desa wisata lainnya

4. Sosial & Budaya

1) Adanya Kelompok Penggerak

Pariwisata (Kompepar)

2) Pendapatan masyarakat kota yang relatif tinggi

3) Perubahan perilaku masyarakat desa 4) Timbul kecemburuan sosial

5.Ekonomi

Bantuan pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)

6.Kebijakan Pemerintah & Peraturan Daerah

1) Program Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2009 mengenai “Program Pengembangan Desa Wisata”

2) Surat Keputusan Bupati Kabupaten

Bandung denganNomor:

556.42/Kep.71.DISPOPAR/2011Tentang Penetapan Desa Wisata di Wilayah Kabupaten Bandung

Tabel 3.4. : Operasionalisasi Variabel Faktor Eksternal Sumber : Olahan Penulis – 2015

H. Instrumen Penelitian

Arikunto (2002, hlm.136) berpendapat tentang pentingnya

menggunakan alat pengumpulan penelitian, sebagai berikut :

(29)

Instrumen penelitian yang digunakan Penulis, adalah :

1. Pedoman Wawancara

Pertanyaan dalam wawancara akan dibagi menjadi dua sesi, yaitu :

Wawancara Terstruktur dan Wawancara Semi Terstruktur. Penulis

terlebih dahulu menyusun 18 butir pertanyaan dalam pedoman

wawancara yang ditujukan untuk delapan orang pengelola desa sebagai

narasumber, yaitu : Ketua Pokja Desa, Ka-Dusun 05, Dua orang Tim

Kasenian dan Tiga orang Tim Homestay. Pengajuan pertanyaan

disesuaikan dengan latar belakang narasumber dan konteks pertanyaan

agar jawaban yang didapatkan nanti lebih akurat.

2. Kuesioner

Sugiyono (2010, hlm.142) menyatakan bahwa :

“Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner penelitian ini memuat : Profil Wisatawan, Aspek Psikografis

Wisatawan dan Tanggapan Responden mengenai aktivitas wisata

edukasi, materi pembelajaran yang wisatawan dapatkan sampai

tersedianya fasilitas pendukung kawasan. Tanggapan responden

kuesioner berasal dari faktor internal dan eksternal yang telah

ditentukan sebelumnya berdasarkan teori-teori terkait yang disesuaikan

dengan kondisi asli desa. Tanggapan responden akan di analisis

berdasarkan perhitungan skala pengukuran dari instrumen penelitian.

Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan menggunakan skala

pengukuran intrumen penelitian :

1) Skor Pendapat Menggunakan Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dan

dijabarkan akan menjadi indikator variabel. Indikator - indikator

tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

(30)

Jawaban setiap item instrumen dengan menggunakan Skala Likert

mempunyai gradasi mulai dari sangat positif sampai sangat

negatif berupa kata-kata. Jawaban pilihan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a) Sangat Setuju b) Setuju

c) Ragu-ragu d) Tidak Setuju

e) Sangat Tidak Setuju

Dibawah ini adalah tabel yang memuat pengukuran skor pendapat

dengan menggunakan Skala Likert, yaitu :

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.5. : Skala Likert Sumber : Sugiyono (2010, hlm. 93)

Tabel 3.5 diatas digunakan untuk menentukan nilai tertinggi, nilai

terendah dan jarak interval dalam Skala Likert. Menurut Harun

Al-Rasyid (1993, hlm. 33), perhitungan menggunakan rumus statistika

Method of Successive Interval (MSI) :

a) Nilai Tertinggi : Total Responden x Bobot Maksimal x Jumlah

Pernyataan = 65 x 5 x 1 = 325

b) Nilai Terendah : Total Responden x Bobot Minimal Jumlah

Pernyataan = 65 x 1 x 1 = 65

c) Interval : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = −

=

=

52 Banyaknya Kelas Penilaian

Jadi, dalam Skala Likert tanggapan responden tentang Aktivitas

(31)

nilai terendah adalah 65, nilai tertinggi adalah 325 dan interval pada

setiap kelas penilaian adalah 52.

2) Penilaian dan Kelas Interval

Berikut ini adalah tabel yang memuat tentang nilai interval untuk

setiap kelas penilaian, yaitu :

Pernyataan Nilai

274-325 5

222-273 4

170-221 3

118-169 2

65-117 1

Tabel 3.6. : Penilaian dan Kelas Interval Sumber : Olahan Penulis – 2015

Dibawah ini adalah garis kontinum yang dapat menunjukan

pendapatan wisatawan sesuai dengan daerahnya masing-masing,

seperti dibawah ini :

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju

65 117 169 221 273 325

(32)

I. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian adalah lanjutan dari instrumen

penelitian yang sudah tersedia. Instrumen penelitian ini terlebih dahulu

akan di uji nilai keabsahan dari kuesioner penelitian ini. Berikut ini adalah

langkah-langkah dalam pengujian nilai keabsahan penelitian, yaitu :

1. Uji Validitas

“Uji validitas atau uji kesahihan digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.”. (Ghozali, 2013, hlm. 52)

Tingkat validitas dapat diukur dengan caramembandingkan nilai

Koefisien Korelasi Sederhana atau nilai rhitung pada tabel

Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator

variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan :

df (Degree of Freedom) = (N – 2) Dimana :

a) N = Jumlah sampel yang digunakan

b) Nilai 2 = Jumlah variabel independen

Dengan jumlah sampel (N) dan tingkat signifikansi (α) 0,1 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0.3783.

Dimana :

a) r hitung ≥ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan valid. b) r hitung ≤ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid.

Berikut ini hasil uji validitas dari kuesioner penelitian menggunakan

Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel

(33)

No. Pernyataan r (Koefisien

4. Terdapat rumah warga sebagai Homestay.

0.626 0.3783 Valid

5. Tersedianya Buku panduan wisata.

0.762 0.3783 Valid

6. Terdapat tempat istirahat atau Saung.

16. Dapat terlibat langsung dalam pengolahan

makanan dan mencicipinya.

(34)

No. Pernyataan r (Koefisien

19. Ngaliwet di puncak bukit

bersama warga desa. 0.600 0.3783 Valid

Tabel 3.8. : Hasil Uji Validitas Sumber : Olahan Penulis – 2015

Tabel 3.8 diatas menunjukan hasil pengujian validitas pada 19

pernyataan diatas, diketahui seluruh butir pernyataan yang memuat

tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa

Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata

menunjukkan nilai r hitung ≥ r tabel (0,3783) dengan nilai terendah 0,433 dan nilai tertinggi 0,762. Dengan demikian, seluruh butir

pernyataan diatas dapat dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai

alat ukur penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Ghozali (2011, hlm. 22) berpendapat bahwa, “Uji reliabilitas atau uji keandalan merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.”.

Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji

realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. “Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.” (Ghozali, 2013 : 48).

Nunnaly (dalam Ghozali, 2013, hlm. 48) berpendapat, “untuk mengukurnya digunakan Program SPSS, Program SPSS memberikan

(35)

Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥0.70.”

Berikut ini hasil uji reliabilitas dari kuesioner penelitian menggunakan

Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel

dibawah ini :

Tabel 3.9. : Hasil Uji Reliabilitas Sumber : Olahan Penulis – 2015

Tabel 3.9 diatas menunjukan hasil uji reliabilitas, pernyataan yang

memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi

Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata,

menunjukkan nilai Cronbach Alpha (α) berada di atas 0,70. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan

dapat dianggap reliable atau andal. Setelah instrumen penelitian

dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat dipakai

sebagai alat pengumpulan data penelitian.

3. Software SPSS

Statistical Program for Social Science (SPSS) merupakan paket

programaplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Dengan

Program SPSS kita dapat memakai hampir dariseluruh tipe file data

dan menggunakannya untuk untuk membuat laporan berbentuk

tabulasi, grafik (chart), diagram (plot) dari berbagai distribusi, statistik

deskriptif dan analisis statistik yang kompleks. Program SPSS adalah

sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangatfleksibel

untuk analisis statistik dan manajemen data. Keunggulan dari SPSS

For Windows diantaranya adalah diwujudkan dalam menu dan

kotak-kotak dialog antar muka (Dialog Interface) yang cukup memudahkan Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

(α) N of Items

(36)

para user dalam perekaman data (Data Entry), memberikan perintah

dan sub-sub perintah analisis hingga menampilkan hasilnya.

Disamping itu Program SPSS juga memiliki kehandalan dalam

menampilkan chart atau plot hasil analisis sekaligus kemudahan

penyuntingan bilamana diperlukan. Dalam penelitian ini, Penulis

menggunakan Software SPSS Versi 16.0 For Windows.

J. Teknik Pengumpulan Data

Adapun menurut Sugiyono (2010, hlm.145), teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan cara:

1. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua aspek

yang berhubungan tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang

yang dijadikan kawasan Desa Wisata. Teknik pengumpulan data

dengan observasi penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.

2. Hasil Wawancara

“Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

narasumber.” (Arikunto, 2010, hlm. 198).

Dari 16 butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, Penulis

telah mengatur butir-butir jawaban dari narasumber menjadi 19 butir

jawaban dalam hasil wawancara.

3. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang

bersangkutan dengan penelitian ini. Tujuannya untuk memperoleh

suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan

(37)

4. Kuesioner

Penulis menyebarkan kuesioner yang berisi : Profil Wisawatan,

Aspek Psikografis dan 19 pernyataan tertulis pada responden atau

wisatawan Desa Wisata Lebak Muncang.

K. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian, teknik analisis data sangat dibutuhkan karena

bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan

menyajikan secara sistematis. Teknik pengumpulan & analisis data ini

diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada di lokasi

penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Analisis SWOT.

1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif

Singkatan dari SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats

(ancaman).

Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 164) “Analisis SWOT atau TOWS adalah alat analisis situasional yang paling

bertahan lama dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan formulasi strategi”

Analisis SWOT didasarkan kepada logika dengan memaksimalkan

Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang). Namun, secara

bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats

(ancaman). Melalui analisis SWOT, peneliti dapat mempertimbangkan

faktor lingkungan internal, berupa kekuatan dan kelemahan serta

lingkungan eksternal, berupa peluang dan ancaman yang dihadapi

oleh Desa Lebak Muncang.

Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 167), analisis

SWOT terbagi atas dua faktor, yaitu IFAS atau Internal Factor

Analysis Summary & EFAS atau External Factor Analysis Summary.

(38)

a. Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Identifikasi Internal Factor Analysis Summary(IFAS) dilakukan

dengan melihat kondisi internal perusahaan. Bagian dari Internal

Factor Analysis Summary adalah faktor internal dari Kekuatan

(Strength) dan Kelemahan (Weakness), berikut ini adalah proses

perumusan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :

1. Buatlah daftar Kekuatan dan Kelemahan paling penting yang

dihadapi perusahaan.

2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak

penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot

harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot

di dalam IFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan

teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan membandingkan

masing-masing faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini

digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired

(39)

No.

Tabel 3.10. : Pembobotan Internal Factors

Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.168)

Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang

digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan

yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.

digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan

yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.

Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari

total bobot mutlak harus bernilai 1,00.

Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan

menggunakan skala 1 hingga 3.

Dimana :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator

vertikal

(40)

vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator

vertikal

3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing

faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang

didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap

faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat

menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait

tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam

menghadapi masing-masing Internal Factors. Berikut ini adalah

kelas interval yang digunakan untuk menentukan nilai Rating :

Outstading Above Average Average Below Average Poor

5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

Tabel 3.11. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 168)

4. Kalikan bobot dengan rating masing-masing faktor, Weight

Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus)

sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.

5. Jumlahkan Weight Score diatas untuk memperoleh jumlah nilai

tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan

strategi yang akan diambil dari lingkungan di dalam perusahaan.

Setiap jumlah Weight Score faktor internal Strengths (Kekuatan)

dan Weaknesses (Kelemahan) di indikasikan, jika bernilai 2,5

termasuk dalam tingkat rata-rata, jika bernilai ≥ 2,5 artinya posisi internal dinilai kuat. Jika bernilai ≤ 2,5 artinya menunjukan bahwa secara internal perusahaan dalam keadaan

(41)

6. Berikut adalah bentuk Matriks Internal Factor Analysis yang

akan digunakan untuk penelitian ini :

No. Faktor –faktor

Strategi Internal Bobot Rating Weight Score

KEKUATAN (STRENGTHS)

Strategi Internal Bobot Rating Weight Score

KELEMAHAN (WEAKNESSES)

Tabel 3.12. : Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 169)

b. External Factor Analysis Summary (EFAS)

External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS)

dilakukan dengan melihat kondisi eksternal perusahaan. Bagian

dari factor eksternal adalah Peluang (Opportunity) dan Ancaman

(Threat). Berikut ini adalah proses perumusan Matriks External

Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) :

1. Buatlah daftar Peluang dan Ancaman paling penting yang

dihadapi perusahaan.

2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak

penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot

harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot

di dalam EFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan

teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan

membandingkan masing-masing faktor yang sudah ditentukan.

Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan

(42)

No.

Tabel 3.13. : Pembobotan External Factors

Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 170)

Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang

digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan

yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.

digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan

yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.

Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari

total bobot mutlak harus bernilai 1,00.

Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan

menggunakan skala 1 hingga 3.

Dimana :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator

vertikal

(43)

vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator

vertikal

3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing

faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk)

yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini

terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing

peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak

terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di

dalam menghadapi masing-masing External Factors. Berikut

ini adalah kelas interval yang digunakan untuk menentukan

nilai Rating :

Outstading Above Average Average Below Average Poor

5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

Tabel 3.14. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin 2012, hlm. 170)

4. Kalikan bobot dengan peringkat masing-masing faktor, Weight

Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus)

sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.

5. Jumlahkan Weight Score atau nilai tertimbang diatas untuk

memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini,

Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari

lingkungan di luar perusahaan. Setiap jumlah Weight Score

faktor eksternal Opportunities (Peluang) dan Threats

(Ancaman) di indikasikan, jika bernilai 4,00 artinya

perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa pada

peluang-peluang yang ada. Jika bernilai 1,00 artinya

(44)

peluang-peluang yang ada atau tidak dapat menghindari ancaman dari

lingkungan luar perusahaan.

6. Berikut adalah bentuk Matriks External Factor Analysis yang

akan digunakan untuk penelitian ini :

No. Faktor –faktor

Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score

PELUANG (OPPORTUNITIES) 1.

2. 3.

Weight Score O : . . .

No. Faktor –faktor

Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score

ANCAMAN (THREATHS) 1.

2. 3.

Weight Score T : . . .

Jumlah Weight Score O + T = . . .

Tabel 3.15. : Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 171)

2. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor

strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

(45)

IFAS

Tabel 3.16. : Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 172)

Penetuan faktor internal dan eksternal ini untuk merancang strategi

pengembangan wisata edukasi yang menjadi konsentrasi dalam

penelitian ini. Diharapkan, strategi yang berhasil disusun melalui

analisis SWOT ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan

(46)

3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT

Tabel perhitungan yang akan digunakan untuk menentukan titik

koordinat posisi Desa Lebak Muncang pada titik-titik sumbu kuadran

analisis SWOT.

Tabel 3.17. : Perhitungan Analisis Faktor Strategis SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 173)

Berdasarkan Matriks IFAS dan Matriks EFAS, dapat diketahui posisi

pada sumbu X dan posisi sumbu Y. Dibawah ini adalah ilustrasi

Grafik Kuadran Analisis SWOT yang menunjukan positioning untuk

Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang

Sebagai Desa Wisata, seperti berikut ini :

No. Jumlah Skor Faktor-faktor Internal Skor

1. IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

2. Faktor Strength (Kekuatan)

3. Faktor Weaknesses (Kelemahan)

4.

Faktor Strength - Faktor Weaknesses (Sumbu X)

No. Jumlah Skor Faktor-faktor Eksternal Skor

1. EFAS (External Factor Analysis Summary)

2. Faktor Opportunities (Peluang)

3. Faktor Threaths (Ancaman)

4.

(47)

Gambar 3.18. : Kuadran Analisis SWOT Sumber : Pearce dan Robinson (1997, hlm. 20)

Dari Gambar 3.18. diatas, berikut adalah penjelasan untuk setiap

Kuadran I sampai Kuadran IV, sebagai berikut :

1) Kuadran I (Positif, Positif) – Progresif

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan

berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah

Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap

sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara

(48)

2) Kuadran II (Positif, Positif) – Diversifikasi Strategi

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun

menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah Diversifikasi Strategi. Diversifikasi Strategi

adalah strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas

operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau

menghasilkan produk yang berbeda atau bervariasi. Artinya,

organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah

tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan

mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu

pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasidisarankan

untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3) Kuadran III (Negatif, Positif) – Ubah Strategi

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah, namun

sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah

Ubah Strategi. Artinya, organisasidisarankan untuk mengubah

strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan

sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus

memperbaiki kinerja organisasi.

4) Kuadran IV (Negatif, Negatif) – Strategi Bertahan

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan

menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah Strategi Bertahan. Artinya, kondisi internal

organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya

organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan,

mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.

Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

Setelah mendapatkan posisi yang tepat sesuai dengan kondisi

tempat wisata yang bersangkutan, maka Penulis dapat

menentukan Strategi yang tepat bagi Desa Wisata Lebak

(49)

Berikut ini adalah tabel Kombinasi Strategi Matriks SWOT

(Matching Stage) yang akan digunakan untuk penelitian ini :

IFAS

Tabel 3.19. : Kombinasi Strategi Matriks SWOT

(50)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu melalui

observasi penelitian, tahap wawancara, pembagian kuesioner ke 65 sampel

responden dan proposal desa wisata, maka diperoleh simpulan berikut ini :

1. Terdapat Aktivitas Wisata Edukasi yang disajikan oleh Desa Wisata

Lebak Muncang, yaitu :

Aktivitas Wisata Edukasi pertama adalah Direct Interaction atau

Interaksi Secara Langsung. Jenis aktivitas wisata yang mengusung

Program Homestay di rumah-rumah warga desa yang telah ditentukan.

Au Pair atau Wisatawan akan bermalam dalam beberapa hari.

Program ini juga mengajak wisatawan untuk mempelajari budaya,

bahasa daerah setempat dan mengikuti kegiatan Host Family atau

Tuan Rumah.

Aktivitas Wisata Edukasi kedua adalah Education Specialties atau

Jenis Pembelajaran Khusus. Jenis aktivitas wisata yang mengajak

wisatawan dalam Program Edukasi Pertanian dengan istilah

“Leledokan”, Edukasi Perkebunan, Edukasi Budidaya Jamur, “Mapay

Cibeber”, Wisata Kuliner. Nilai-nilai edukasi yang diperoleh

wisatawan adalah : Mengetahui bagaimana para petani bercocok

tanam hingga masa panen, Mempelajari media tanam Jamur, proses

penanaman bibit bakteri, proses pertumbuhan Jamur hingga masa

panen, Mengelilingi area Perkebunan Teh yang di khususkan untuk

sejenak refreshing dari kejenuhanwisatawan. Tim Desa Wisata tidak

secara khusus memberikan materi edukasi pada aktivitas wisata ini.

Namun, sebenarnya jika nilai edukasi ini dapat disajikan pada

wisatawan dan tidak menggangu acara jalan-jalan mereka, wisatawan

dapat mengembangkan pengetahuannya seputar : Mempelajari lanskap

khas perkebunan teh, mendapatkan pembelajaran tentang edukasi agro

(51)

kemasan yang beredar di masyarakat sebelum dipasarkan. Wisatawan

dapat melihat proses pemetikan, penyortiran hingga masa produksi.

Dan mendapatkan pengetahuan seputar kekayaan kuliner khas daerah

Nusantara. Wisatawan akan mulai mengetahui rempah-rempah yang

digunakan untuk membuat makanan khas pedesaan, mengetahui

asal-usul makanan khas tersebut hingga manfaatnya. Disamping itu,

wisatawan secara tidak langsung mulai mempelajari bagaimana

bersosialisasi secara terbuka dengan lingkungan baru.

Aktivitas Wisata Edukasi Ketiga adalah Cultural Interaction atau

Interaksi Kebudayaan. Jenis aktivitas wisata mengajak wisatawan

dalam Program Edukasi Budaya dan Jungle Tracking.

Edukasi Budaya yang diberikan melalui pementasan Seni Sunda

Buhun yang ditampilkan oleh masyarakat desa, diantaranya anak-anak

berusia sekolah sebagai penarinya. Wisatawan diajak untuk

memainkan beberapa alat musik tradisional khas Sunda, seperti :

Bangkong Reang, Degungan dan Calung, belajar melakukan gerakan

tari Jaipongan, mendapatkan penjelasan seputar sejarah dari setiap alat

musik & tari yang dipentaskan dan pakaian adat yang dipakai.

Program Jungle Tracking atau Sapoe di Gunung, wisatawan dapat

belajar dari beberapa kegiatan yang berbeda dari menyusuri jalan

setapak ditengah-tengah area persawahan & perkebunan, mendaki

kaki bukit hingga ngaliwet di puncak bukit bersama warga desa. Nilai

edukasi yang wosatawan dapatkan, antara lain : Pengenalan berbagai

jenis tanaman atau pengenalan vegetasi, mengasah keberanian melalui

perjalanan dengan jalur track yang cukup berat dan dapat mengetahui

Gambar

Tabel 1.1. : Potensi Daerah Kabupaten Bandung Pemerintah Daerah (RKPD) Kab.Bandung 2012 posted: 17 Januari 2012, Sumber : (www.bandungkab.go.id/potensi-daerah - Rencana Kerja diakses: 3 Maret 2015)
Tabel 1.3. :  Sumber : Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang Olahan Penulis dari Proposal Paket Wisata Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang Ciwidey – 2014
Gambar 3.1. : Peta Administrasi Desa Lebak MuncangSumber : Sumber : Profil Desa - Data Statistika Daerah Kecamatan Ciwidey  Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Bandung – 2013
Tabel 3.2 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Desa Wisata  Lebak Muncang Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN SISTEM PEMASARAN KENTANG DI DESA ALAMENDAH, KECAMATAN CIWIDEY,I. KABUPATEN BANDUNG, JA

Berdasarkan hasil data yang telah dianalisis selama penelitian dengan menggunakan matriks IE dan SWOT, strategi pengembangan wisata berbasis edukasi di Kampung

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah atau Skripsi saya yang berjudul Pengembangan Wisata Edukasi Berbasis Mayarakat (Studi Pada Wisata Kampung Coklat Desa Plosorejo Kecamatan

Strategi kolaborasi yang ideal untuk pengembangan wisata berbasis edukasi di kawasan Clungup Mangrove Conservation (CMC) Desa Tambakrejo Kabupaten Malang dapat dilakukan dengan

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, Desa Wisata merupakan pengembangan suatu wilayah desa yang pada hakikatnya tidak merubah apa yang sudah ada tetapi lebih

1 Februari 2024 14-19 DOI: 10.55123/toba.v3i1.3203 Strategi Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Potensi Desa Wisata di Kecamatan Gerung Kecamatan Lombok Barat

70 Sumber: Hasil Analisis, 2018 Penyesuaian Strategi Pengembangan Desa Wisata Timpag dengan Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat Arahan strategi pengembangan desa wisata

1617201019 yang berjudul: Strategi Pengembangan Desa Wisata Melalui Model Pemberdayaan Masyarakat di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga Saya berpendapat bahwa