STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY,
KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Resort dan Leisure
oleh :
Nurul Hasanah
NIM. 1100162
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY,
KABUPATEN BANDUNG
Oleh :
Nurul Hasanah
1100162
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
© Nurul Hasanah - 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus - 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA, KECAMATAN CIWIDEY,
KABUPATEN
Disetujui dan disahkan oleh :
Dosen Pembimbing I :
Agus Sudono, SE., MM. NIP. 19820508 200812 002
Dosen Pembimbing II :
Rosita, SS., MA. NIP. 18781019 200604 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajeman Resort dan Leisure
Fitri Rahmafitria, S.P., M.Si.
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :
Hari, Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015
Waktu : 07.00 s.d Selesai
Tempat : Gedung FPIPS, Ruang Perkuliahan Lantai V Ruang 20
Universitas Pendidikan Indonesia
Panitia Ujian Sidang terdiri dari :
1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si.
2. Sekretaris : Fitri Rahmafitria, SP., M. Si.
3. Anggota : 1. Dr. Elly Malihah, M. Si.
2. Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag.
3. Wida Budiarti, S.Pd
4. Ahmad Hidayat
Penguji :
1. Dosen Penguji - I : H.P. Diyah Setiyorini, MM.
NIP : 19761031 200812 2 001
2. Dosen Penguji - II : Drs. Pramaputra, MM.
3. Dosen Penguji III : Reiza Miftah W., S.ST. Par., M.Sc.
Nurul Hasanah, 2015
“STRATEGI
“STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK
MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG”
Nurul Hasanah 1100162
ABSTRAK
Wisata edukasi merupakan kombinasi antara dua kategori dari wisata minat khusus, yaitu : Unsur Learning dan Enriching. Keduanya adalah unsur yang paling mendasar yang selalu ada pada setiap kegiatan wisata dan sebuah peluang wisatawan untuk menambah pengetahuan baru tentang lingkungan dan kemasyarakatan. Wisata Minat Khusus adalah kegiatan wisata yang melibatkan wisatawan individual, wisatawan kelompok kecil dan kelompok besar yang bertujuan untuk berwisata, belajar dan mendapatkan pengalaman tentang suatu hal yang ada pada daerah yang dikunjungi. Permintaan pasar yang ingin mendapatkan hiburan dan nilai edukasi secara bersamaan. Mendapatkan Learning Experience melalui pengetahuan baru adalah hal yang abadi dan mampu meningkatkan hidup seseorang atau Expansion Life.
Penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif dengan melalukan perbandingan data yang didapatkan melalui kajian teori, observasi, tahap wawancara, pembagian kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah wisatawan dari Desa Wisata Lebak Muncang dengan sampel penelitian sebanyak 65 responden dari jumlah kunjungan wisata tahun 2014 sebanyak 180 orang. Berdasarkan analisis data dengan positioning SWOT didapatkan bahwa posisi Desa Lebak Muncang sebenarnya berada pada lokasi yang sangat menguntungkan namun memiliki ancaman dan tantangan yang sangat besar, ancaman ini sudah mulai mempengaruhi kondisi internal desa. Disarankan untuk segera mengubah strategi yang telah ada. Tim Desa Wisata jangan hanya mengusung satu kelebihan saja jika ingin berkembang. Jika ini berlangsung lebih lama, bukan hanya perkembangan Desa Wisata yang terhambat namun juga dapat membuat semua berhenti total.
Kata Kunci : Wisata Edukasi, Wisata Minat Khusus, Learning Experience,
“DEVELOPMENT STRATEGY EDUCATION TOURISM IN LEBAK MUNCANG VILLAGE AS DESA WISATA OF CIWIDEY DISTIRCT,
BANDUNG REGENCY ”
Nurul Hasanah 1100162
ABSTRACT
Educational tourism is a combination of two aspects of special-interest tourism, namely learning aspect and enriching aspect. Both aspects underlie each tourism activities and opportunities for tourists, enabling them to acquire new knowledge of environmental and social matters. Special-interest tourism itself refers to tourism activities involving tourists—both individuals and groups—aiming at vacationing and learning, as well as experiencing aspects of life at the visited place. There has been demand for special-interest tourism by which tourists expect entertainment and educational values at one vacation package. Acquiring learning experience through new knowledge is a perpetual benefit, allowing for self-development and life expansion.
The present study is a descriptive analysis involving comparison of data collected from literature review, observation, interview and questionnaire. The study selected 65 out of 180 tourists visiting Desa Wisata Lebak Muncang in 2014 as the sample of the study. Analysis of the data employs SWOT positioning and shows that the location of Desa Lebak Muncang (Lebak Muncang village) is factually profitable. However, there have been threats and challenges towards the village, affecting internal condition of the village. Based on this finding, an immediate change for the tourism strategy of Desa Wisata Lebak Muncang is highly suggested. Moreover, the village should not only boast one particular aspect in order to be able to develop. The condition may worsen if there are not any steps in overcoming the problems, as they stonewall the development of the tourism in Desa Wisata Lebak Muncang and, as the worst case, bring the tourism to it’s demise.
Keywords : Educational Tourism, Special Interest Tourism, Learning
Nurul Hasanah, 2015
“STRATEGI
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR REFERENSI ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pariwisata ... 10
B. Jenis-jenis Pariwisata ... 12
C. Wisata Minat Khusus ... 15
D. Wisata Edukasi ... 16
E. Definisi Desa Wisata ... 19
F. Persyaratan Desa Wisata ... 21
H. Kriteria Perwujudan Kawasan Desa Wisata ... 25
I. Pengembangan Kawasan Desa Wisata ... 29
J. Pendekatan dalam Pengembangan Desa Wisata ... 30
K. Konsep Community Based Tourism (Pariwisata Berbasis Masyarakat) ... 32
L. Kerangka Pemikiran ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 36
B. Metode Penelitian ... 37
C. Sumber Data ... 38
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
E. Teknik Pengambilan Sampel ... 40
F. Objek Penelitian ... 41
G. Penentuan Faktor Internal & Eksternal Penelitian ... 41
H. Instrumen Penelitian ... 44
I. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas ... 48
2. Uji Reliabilitas ... 50
3. Software SPSS ... 51
J. Teknik Pengumpulan Data ... 52
K. Teknik Analisis Data 1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif ... 53
2. Matriks SWOT ... 60
3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT ... 62
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Desa Wisata Lebak Muncang 1. Lokasi Desa Wisata Lebak Muncang ... 66
2. Sejarah Desa Wisata Lebak Muncang ... 68
3. Kondisi Geografis ... 70
Nurul Hasanah, 2015
“STRATEGI
a. Luas Wilayah & Luas Lahan Pertanian & Perkebunan ... 71
b. Data Kependudukan 1) Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71
2) Satuan Lingkungan Setempat Desa ... 72
3) Mata Pencaharian Utama ... 72
4) Tingkat Pendidikan ... 73
5. Sarana dan Prasarana Desa ... 73
6. Fasilitas Wisata ... 74
7. Sumber Air Bersih ... 75
8. Sistem Komunikasi Desa ... 75
9. Sumber Energi Desa ... 75
10.Kondisi Sosial & Ekonomi a. Aktivitas Pertanian & Perkebunan ... 75
b. Aktivitas Peternakan ... 76
c. Industri Kecil dan Rumah Tangga ... 77
d. Kualitas Sumber Daya Manusia ... 77
B. Struktur Organisasi Desa Wisata Lebak Muncang ... 79
C. Aktivitas Wisata Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang ... 80
D. Nilai-nilai Edukasi Aktivitas Wisata Edukasi ... 82
Desa Wisata Lebak Muncang E. Paket Wisata ... 95
F. Kajian Sosial dan Budaya Masyarakat Desa Wisata Lebak Muncang ... 98
G. Paket Wisata ... 102
H. Hasil Perhitungan Kuesioner 1. Profil Wisatawan ... 103
2. Perhitungan Masing-masing Indikator ... 113
3. Rekapitulasi Variabel ... 157
I. Analisis SWOT ... 162
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 188
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 193
LAMPIRAN a. Dokumentasi ... 197
b. Kuesioner ... 208
c. Pedoman Wawancara ... 211
d. Hasil Wawancara ... 214
e. Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Menggunakan Program SPSS ... 222
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dianugerahi
dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat tinggi atau Negara
Biodiversity. Indonesia memiliki 13.466 pulau, diantaranya 5 kepulauan
besar dan 30 kelompok kepulauan kecil, ribuan pulau yang membentang
tersebut ada di sepanjang 5.120 km. Indonesia memiliki luas lautan
sepanjang 6.279.000 km² dan luas daratan sepanjang 1.910.000 km² atau
dengan presentase 30 % daratan dan 70 % lautan. Bukan hanya kekayaan
alam yang Indonesia miliki, namun masyarakat yang berbudaya dengan
lebih dari 2000 etnik tinggal di Kepulauan Indonesia.
Sumber : (www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/2013 – Kementrian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)
Apa yang dimiliki Indonesia selama ini tentu mendorong kehidupan
industri pariwisata dalam negeri. Sejak tahun 1990-an dunia pariwisata di
dalam negeri mulai memperlihatkan kemajuannya, bertambahnya destinasi
wisata dan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Menurut
Penelitian Tourism Field Study (TFS) pada tahun 2007, bahwa wisatawan
internasional lebih banyak menyukai keramahtamahan masyarakat lokal
atau hospitality, keindahan alam dan kuliner khas. Dan semua itu telah
dimiliki oleh Indonesia. Seperti halnya Laporan The World & Tourism
Council (WWTC) mencatat ditahun 2014, Indonesia telah mencapai
pertumbuhan Wisatawan Mancanegara 14.2 % & Wisatawan Lokal 6.3 %
dan pendapatan dari Pariwisata ini mampu berkontribusi pada negara
sebesar 8.1 %. Sumber : (Harian Kompas - Rubrik Travel News, Rabu 2 April
2014). Bisa disimpulkan bahwa kekayaan alam dan budaya yang di miliki
Indonesia dapat meningkatkan kuantitas berkunjung wisatawan
mancanegara maupun lokal, tentunya diiringi dengan kualitas pariwisata
yang kita ciptakan. Di Indonesia, salah satu kota yang masuk urutan ke-21
di ASEAN sebagai kota terfavorit untuk berwisata adalah Bandung.
Bandung Tahun 2006 menyebutkan bahwa Bandung telah ditetapkan
sebagai Kota Jasa & Pariwisata. Sumber : (www.travelyuk.com/bandung-kota-wisataposted : 31 Januari 2015, diakses : 8 Maret 2015)
Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat banyak menyimpan
potensi wisata, seperti : Wisata Budaya Alam & Heritage, Wisata Belanja
& Kuliner dan Wisata Minat Khusus. Hal ini didukung oleh letak geografis
Bandung yang relatif masih sejuk dan menjadi Pusat Pemerintahan,
Perdagangan, Industri dan sebagian besar kegiatan jasa dan perekonomian
Jawa Barat berpusat di Bandung. Industri Pariwisata tak hanya hidup
dipusat kotanya saja, Kabupaten Bandung juga tak kalah memiliki Potensi
Wisata yang sangat tinggi khususnya Alam & Budaya. Kabupaten
Bandung yang beribukota di Soreang memiliki luas wilayah sebesar
176.239 Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah
pegunungan dengan suhu 12° C - 24° C. Kabupaten Bandung memiliki
Potensi Daerah dari mulai kegiatan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan
Peternakan. Berikut Potensi Daerah yang dimiliki oleh Kabupaten
Bandung :
No. Potensi Daerah Keterangan
1 Pertanian Lahan Sawah seluas 36.212 Ha
2 Perkebunan 1. Lahan Kebun seluas 20.901 Ha 2. Lahan Ladang seluas 12. 650 Ha
3 Peternakan Terdapat 22 Perusahaan di sub peternakan
4 Perikanan Terdapat 682 Rumah Tangga Perikanan (RTP) di 13 Kecamatan
Tabel 1.1. : Potensi Daerah Kabupaten Bandung
Sumber : (www.bandungkab.go.id/potensi-daerah - Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kab.Bandung 2012 posted: 17 Januari 2012, diakses: 3 Maret 2015)
Dari Potensi Daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung, mulailah
Pariwisata Kabupaten Bandung berkembang. Didukung oleh kondisi alam
pegunungan, iklimnya yang sejuk dan masyarakat lokal yang masih
memegang teguh budaya Sunda. Contohnya : Masyarakat Desa lebak
bersama warga desa di puncak bukit sebagai bentuk rasa syukur mereka
saat acara-acara tertentu dan masa panen tiba. Secara khusus, Wisata Alam
dan Wisata Budaya mendominasi Pariwisata di Kabupaten Bandung ini,
seperti Objek Wisata Pemandian Air Panas, Wana Wisata Bumi
Perkemahan, Objek Wisata Kawah, Objek-objek Wisata Alam lainnya dan
Desa Wisata. Desa Wisata di Kabupaten Bandung menjadi salah satu
fokus program dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Bandung yang telah dicanangkan oleh Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif di tahun 2009. Berikut adalah data yang dilansir oleh
Kemenparekraf terkait dengan Program Pengembangan Desa Wisata
adalah :
Tabel 1.2. : Data Aliran Dana Kemenparekraf Untuk PNPM Mandiri
2009-2013
Sumber :
(http://ekbis.sindonews.com/read/2013/06/17/kemenparekraf-kucurkan-untuk-pnpm-mandiriposted: 17 Juni 2013, diakses : 5 Maret 2014)
Sebuah Pedesaan yang bisa dikatakan sebagai Desa Wisata pasti memiliki
karakteristik khusus dari kondisi alam, tradisi dan budaya. Faktor
pendukungnya adalah Sistem Pertanian, Sistem Sosial dan Makanan Khas
Desa. Ketika sebuah Kawasan Desa Wisata memiliki Atraksi Wisata yang
bisa menghibur dan mendidik, memiliki jumlah Aktivitas Wisata yang
beragam dan didukung oleh Pondok Wisata atau Homestay. Inilah yang
disebut Kualitas Kawasan Wisata, dapat menahan wisatawan dan
bermalam di suatu kawasan wisata. Menurut Surat Keputusan Bupati
Kabupaten Bandung dengan Nomor 556.42/Kep.71-Dispopar/2011
Tentang Penetapan Desa Wisata Di Wilayah Kabupaten Bandung,
terdapat 10 Desa yang ditetapkan sebagai Desa Wisata sesuai dengan
sebesar 802.26 Ha, wisatawan dapat tinggal beberapa hari dirumah warga
dan mengikuti kegiatan rutin mereka layaknya warga desa. Desa Lebak
Muncang sudah memiliki Homestay sebanyak 43 rumah warga yang
dijadikan Homestay, Villa-villa yang tersebar disekitar desa untuk
menunjang akomodasi pariwisata yang mereka jalankan, seperti : Villa
Saung Kebon, Villa milik PT. Perhutani, Villa Palagon dan Paket Wisata
Edukasi. Sumber : (www:lebakmuncang.wordpress.com/wisata/fasilitas/ posted: 18
Juli 2013, diakses: 10 Februari 2014).
Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang, didukung oleh alam pegunungan
dan di kategorikan sebagai Desa Agro Ekowisata dengan Produk
Unggulan Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Handycraft. Sumber :
(Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bandung dengan Nomor
556.42/Kep.71-Dispopar/2011 tentang Penetapan Desa Wisata Di Wilayah Kabupaten Bandung).
Dibawah ini adalah Aktivitas Wisata yang terdapat di Desa Lebak
Muncang :
KONSEP WISATA AKTIVITAS WISATA
Wisata Edukasi
Program Homestay
Wisatawan akan
menginap & mengikuti keseharian warga.
Edukasi Pertanian
Wisatawan akan diajak bercocok tanam sebagai petani di pematang
Wisatawan akan diajak berkebun di Kebun Strawberry dan Ladang Selada Air.
Mapay Cibeber
Wisatawan akan diajak
berjalan-jalan di
Perkebunan Teh
Edukasi Budidaya (Agrowisata)
Wisatawan akan diajak berkeliling ke Kumbung
Jamur dan
warga untuk mengolah makanan khas pedesaan yang telah disediakan,
mencicipi dan
mempelajari bahan
makanan serta sejarah dari makanan tersebut.
Jungle Tracking atau Sapoe Di Gunung
Jalan santai menyusuri persawahanan,
perkebunan dan mendaki
sampai berakhir
dipuncak bukit sambil "ngaliwet" bersama warga desa.
Tabel 1.3. : Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang
Sumber : Olahan Penulis dari Proposal Paket Wisata Edukasi Desa
Wisata Lebak Muncang Ciwidey – 2014
Penulis akan melakukan penelitian di Desa Wisata bagian Selatan
tepatnya di Desa Lebak Muncang, Ciwidey. Alasan khusus Penulis
melakukan penelitian tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang
adalah :
1. Semakin banyak keingintahuan wisatawan dalam melakukan kegiatan
wisata, wisatawan ingin lebih mengetahui bagaimana asal usul tempat
membutuhkan Learning Experience atau Travel Experience dari
perjalanan wisatanya dan hal ini menggeser trend wisatawan menuju
kegiatan Wisata Minat Khusus.
2. Saat melakukan survey lokasi, Penulis melihat Desa Lebak Muncang
masih sangat alami, kendaraan bermotor masih terbilang sedikit, para
petani bebas berjalan kaki di sepanjang jalan desa, pemandangan alami
ini membuat Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Desa ini.
3. Penulis sempat mempelajari Proposal Desa Wisata Lebak Muncang,
disana tertera bahwa Atraksi Wisata yang mereka miliki berbasis
Pendidikan, namun secara perincian/secara tertulis, Penulis tidak
menemukan apa saja sisi edukasi yang akan mereka sajikan pada
wisatawan. Ketidaksesuaian ini akan berdampak negatif pada sisi
atraktif dari Kegiatan Wisata Edukasi Desa yang akan membuat
wisatawan tidak tertarik untuk berwisata ke Desa Lebak Muncang.
4. Penulis termotivasi untuk melalukan penelitian disini karena
sebelumnya pada tahun 2010, Desa Lebak Muncang sempat dijadikan
sebagai objek penelitian untuk dijadikan sebagai Desa Wisata oleh
Mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN).
5. Belum ada target wisatawan yang mereka incar, jika sudah menetukan
target pasar yang mereka incar tentu ini akan cukup membantu mereka
dalam menyusun Strategi Pengembangan bagi Desa Wisata mereka,
agar mampu menyajikan Aktivitas Wisata Edukasi yang tepat dan
menambah jumlah kunjungan wisatawan.
6. Sebagai Mahasiswa yang berasal dari Program Studi Kepariwisataan,
Penulis berada dikampus yang memiliki visi-misi yang bergerak dalam
dunia Kependidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis ingin
menyajikan nilai-nilai edukasi pada setiap Aktivitas Wisata di Desa
Lebak Muncang, agar Wisatawan dapat lebih mencintai Kekayaan
Alam & Budaya melalui kehidupan di pedesaan.
7. Wisata Edukasi ini tentunya akan memfokuskan pada materi wisata
Diharapkan, hasil penelitian ini sedikit banyaknya dapat membantu
Sekretaris BPD Lebak Muncang sebagai Pengelola Desa dan kembali
aktfnya 400 Anggota Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR)
Kabupaten Bandung dalam mengembangkan Wisata Edukasi di Desa
Lebak Muncang maupun membantu mempromosikan Desa pada
masyarakat kota. Berdasarkan hal itulah Penulis tertarik untuk melakukan
Penelitian di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten
Bandung mengenai potensi wisata di Desa Lebak Muncang dan
mengembangkan Wisata Edukasi Desa. Hal ini pasti sangat bermanfaat
bagi arah Desa ini dari aspek perekonomian dan kualitas hidup warga desa
& kemudian menganalisis Strategi Pengembangan Wisata Edukasi. Hasil
penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi dengan judul :
“STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG”.
B. Rumusan Masalah
Adapun batasan masalah yang dirumuskan dari penelitian ini,
diantaranya :
1. Apa saja Aktivitas Wisata Edukasi yang terdapat di Desa Lebak
Muncang?
2. Pembelajaran apa saja yang wisatawan dapatkan dari serangkaian
Aktivitas Wisata Edukasi yang telah mereka jalani ?
3. Bagaimana Analisis Faktor Internal yang mempengaruhi
Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang ?
4. Bagaimana Analisis Faktor Eksternal yang mempengaruhi
Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang?
5. Bagaimana Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis kegiatan wisata alam dan
budaya yang dikemas menjadi serangkaian kegiatan wisata edukasi yang
berada di Desa Lebak Muncang serta berpartisipasi dalam memberikan
masukan berupa Strategi Pengembangan dari segi nilai-nilai edukasi.
1. Mengidentifikasi Aktivitas Wisata Edukasi yang terdapat di Desa
Lebak Muncang.
2. Menganalisis nilai-nilai edukasi yang wisatawan dapatkan dari
serangkaian Aktivitas Wisata Edukasi yang telah mereka dapatkan.
3. Mendeskripsikan Analisis Faktor Internal yang mempengaruhi
Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang.
4. Mendeskripsikan Analisis Faktor Eksternal yang mempengaruhi
Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang.
5. Menentukan Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak
Muncang Sebagai Desa Wisata di Ciwidey.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
yang berkaitan dengan Pengembangan Wisata Edukasi Perdesaan.
2. Dapat menambah wawasan mengenai Pengembangan Wisata Edukasi
Perdesaan di Kabupaten Bandung. Serta melatih Penulis dalam
melakukan, mengolah dan menyusun hasil penelitian berdasarkan teori
dan persepsi.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi Pengelola Desa dalam mengembangkan Kegiatan
Wisata Alam & Budaya Desa Lebak Muncang khususnya
memperhatikan nilai-nilai edukasi yang terkandung dalam serangkaian
Aktivitas Wisatawan berdampak positif terhadap peningkatan jumlah
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur Organisasi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab I PENDAHULUAN : Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan & Struktur Organisasi penulisan.
Bab II KAJIAN PUSTAKA : Berisi Jenis-jenis Pariwisata, Wisata Minat
Khusus, Wisata Edukasi, Definisi Desa Wisata, Persyaratan Desa Wisata,
Tipologi Desa Wisata, Kriteria Perwujudan Desa Wisata, Pengembangan
Wisata Edukasi di Desa Wisata dan Konsep Community Based Tourism
atau Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Bab III METODE PENELITIAN : Berisi Lokasi Penelitian, Metode
Penelitian, Sumber Data, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Operasonalisasi Variabel, Instrumen
Penelitian, Pengembangan Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data.
Bab IV TEMUAN & PEMBAHASAN : Analisis Data Temuan dan
Pembahasan Hasil Penelitian Mengenai Wisata Edukasi di Desa Lebak
Muncang, Ciwidey.
Bab V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI : Berisi
Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Simpulan berisi hasil temuan
selama masa penelian, masalah yang dimiliki lokasi penelitian dan solusi
dari penulis atas masalah yang dihadapi lokasi penelitian tersebut.
Sedangkan, Implikasi dan Rekomendasi berisi ide atau masukan dari
Penulis yang disampaikan pada pihak-pihak yang terkait dengan kawasan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitan
Lokasi penelitian ini dapat dlihat dari Peta Administrasi Desa Lebak
Muncang dibawah ini :
Gambar 3.1. : Peta Administrasi Desa Lebak Muncang
Sumber : Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Bandung
Profil Desa - Data Statistika Daerah Kecamatan Ciwidey – 2013
Lokasi Penelitian Penulis adalah Desa Lebak Muncang, Kecamatan
Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang yang berada di
dataran tinggi ini terletak diantara Gunung Geulis & Gunung Tambak
Guruyung. Desa Lebak Muncang posisinya tidak terlalu jauh dari Pasar
Muncang didominasi oleh wilayah perkebunan dan berbagai hasil tani,
seperti perkebunan Strawberry, pertanian Selada Air, Seledri, Bawang
Daun, Kol, Cabai, Tomat. Beberapa tahun silam, Desa Lebak Muncang
dikenal sebagai salah satu desa penghasil Kopi Luwak. Khusunya wilayah
desa di RW 14 dan RW 16. Namun, Luwak-luwak di desa harus mati dan
masyarakt desa akhirnya harus berhenti memproduksi Kopi Luwak. Untuk
sementara ini, Kunjungan Wisata ke Pabrik Kopi Luwak terpaksa harus
ditiadakan dahulu. Untuk sampai ke lokasi, Penulis sarankan untuk
memakai kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan. Karena tidak
adanya angkutan umum yang menuju langsung ke daerah Ds. Lebak
Muncang, masyarakat disini biasanya memakai ojek, menyewa angkot dan
delman dari pasar. Wisatawan akan menikmati suasana pedesaan disini,
lingkungan desa masih asli.
B. Metode Penelitian
Penulis memakai Metode Deskriptif Analisis dengan Pendekatan
Kualitatif.
“Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi.” (Sugiyono, 2012, hlm.13)
Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menghasilkan data berupa
kata-kata dari bentuk lisan, perilaku seseorang atau sekelompok orang dan
melalui sifat kebendaan yang Penulis amati. Sedangkan, tujuan dari
pendekatan kualitatif adalah dapat menggambarkan sebuah penjelasan
tanpa terikat. Prosedur penelitian ini adalah penggabungan antara data
olahan berupa angka atau statistik dan data olahan melalui hasil observasi
dan wawancara. Gabungan prosedur ini bertujuan agar Penelitian ini dapat
C. Sumber Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm.137), berdasarkan sumbernya, data
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Data Primer
Data primer penelitan menggunakan kuesioner dan wawancara
terstruktur dan semi terstruktur. Sumber data primer penelitian ini
adalah 65 responden atau wisatawan Desa Lebak Muncang dan delapan
orang pengelola Desa Lebak Muncang.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder penelitan ini adalah : Lembar Proposal Wisata
Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang, Katalog BPS 2013, artikel dari
surat kabar cetak & online, Jurnal, Laporan Penelitan dan
Perundang-undangan yang yang berlaku di Pemerintahan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”. (Sugiyono, 2010, hlm.80)
Populasi bukan hanya ditujukan untuk orang saja, namun juga untuk
objek/benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek dan subjek yang dipelajari. Namun juga meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek dan subjek itu.
Seseorang pun dapat menjadi sebuah populasi karena satu orang
tersebut memiliki karakteristiknya sendiri, melalui cara
berkomunikasi, displin, ketertarikan terhadap sesuatu, pemikiran dan
lain-lain. Populasi responden dalam penelitian ini adalah Wisatawan
di Desa Wisata Lebak Muncang yang datang pada sepanjang tahun
Asal Wisatawan Bulan Jumlah Wisatawan
Tampines Junior College, Singapore
September 30 orang
SMP Al-Zahra, Tangerang Selatan
Desember 150 orang
Total : 180 orang
Tabel 3.2 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Desa Wisata
Lebak Muncang Tahun 2014
Sumber : Tim Pokja Desa - 2014
2. Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.” (Sugiyono, 2010, hlm.81).
Bila pada kenyataannya, jumlah populasinya dalam jumlah banyak,
berkenaan dengan keterbatasan Peneliti. Maka Peneliti dapat
menggunakan sampel itu. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi, sederhananya Sampel itu adalah bagian kecil dari
Populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif atau mewakili. Untuk mendapatkan jumlah atau ukuran
sampel penelitian, Penulis menggunakan Rumus Slovin, sebagai
berikut :
n
= ��+��² Dimana :
n = Untuk Sampel
� = Untuk Populasi
� = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih bisa ditolerir.
Adapun :
a. Nilai � ∶ 0,1 (10%) Untuk populasi dalam jumlah besar
Ukuran populasi yang digunakan mengacu pada Jumlah Kunjungan
Wisata di Desa Wisata Lebak Muncang yang diperoleh oleh Penulis
saat proses penelitian. Data kunjungan wisatawan pada tahun 2014
sebanyak 180 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah
10 %.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan tersebut, maka jumlah sampel
yang akan diambil sebanyak :
n
= �+��²
n
= 8+ 8 , ²
n
= 8+ 8 ,
n =
8+ ,8
n =
8,8
=
64, 28 orang ≈ 65 orangDari hasil perhitungan diatas, hasil menunjukan 64,28 orang
dibulatkan menjadi 65 orang untuk dijadikan sampel pada penelitian
ini.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Sampling pada penelitian ini menggunakan bagian dari Teknik
Non Probability Sampling, yaitu : Sampling Insidental.
Sugiyono (2010, hlm.85) berpendapat bahwa “Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan Peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel. Bila dipandang orang yang kebetulan ditemui lalu cocok
F. Objek Penelitian
Penelitian ini memilih salah satu kawasan desa wisata yang berada di
Kecamatan Ciwidey. Objek yang akan di teliti antara lain : Aktivitas
Wisata Edukasi, Materi Pembelajaran dan faktor-faktor internal dan
eksternal yang menyertainya hingga dapat membentuk sebuah strategi
pengembangan wisata edukasi bagi desa ini. Strategi pengembangan
tersebut diharapkan dapat membawa Desa Wisata Lebak Muncang dapat
lebih terarah dan berkarakter.
G. Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel menurut Sugiyono (2010, hlm.58) adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.”.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel
Bebas (Independent Variable). variabel bebas “Variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”. (Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera, 2008, hlm. 107).
Kesimpulannya adalah Variabel Bebas (Independent Variable)
merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak
dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini merupakan suatu
variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian Strategi
Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang sebagai Desa
Wisata, Penulis telah menentukan operasionalisasi variabel.
Operasionalisasi variabel ini harus ditentukan sehingga penelitian dapat
dilakukan dengan benar dan sesuai dengan judul penelitian. Dibawah ini
adalah penyajian operasionalisasi variabel untuk penentuan faktor internal
Variabel Sub Variabel Indikator No. Item 2) Tata ruang khas pedesaan
1
4) Aktivitas Kuliner Pedesaan 5) Aktivitas Seni & Budaya
2) Penjualan dan pemberian bibit tanaman
2. Learning (Pembelajaran)
1) Pembelajaran tentang pertanian & perkebunan 2) Pembelajaran tentang
pembudidayaan
3) Pembelajaran tentang kuliner tradisional
4) Pembelajaran tentang seni & budaya tradisional
5) Pembelajaran tentang kehidupan sosial & budaya masyarakat pedesaan
11
13
16
15
19
3. Enriching (Pengkayaan Pengetahuan)
1) Pertanian & Perkebunan 2) Pembudidayaan Jamur 3) Kuliner khas desa
4) Seni dan Budaya Tradisional
11 13 16 15
Dibawah ini adalah indikator-indikator yang digunakan untuk faktor
eksternal penelitian, sebagai berikut :
Faktor Eksternal
1) Jenuh dengan situasi kota 2) Keinginan untuk berwisata
2. Kondisi Fisik Rusaknya lingkungan fisik desa
3. Kompetitor Kompetitor desa wisata lainnya
4. Sosial & Budaya
1) Adanya Kelompok Penggerak
Pariwisata (Kompepar)
2) Pendapatan masyarakat kota yang relatif tinggi
3) Perubahan perilaku masyarakat desa 4) Timbul kecemburuan sosial
5.Ekonomi
Bantuan pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
6.Kebijakan Pemerintah & Peraturan Daerah
1) Program Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2009 mengenai “Program Pengembangan Desa Wisata”
2) Surat Keputusan Bupati Kabupaten
Bandung denganNomor:
556.42/Kep.71.DISPOPAR/2011Tentang Penetapan Desa Wisata di Wilayah Kabupaten Bandung
Tabel 3.4. : Operasionalisasi Variabel Faktor Eksternal Sumber : Olahan Penulis – 2015
H. Instrumen Penelitian
Arikunto (2002, hlm.136) berpendapat tentang pentingnya
menggunakan alat pengumpulan penelitian, sebagai berikut :
Instrumen penelitian yang digunakan Penulis, adalah :
1. Pedoman Wawancara
Pertanyaan dalam wawancara akan dibagi menjadi dua sesi, yaitu :
Wawancara Terstruktur dan Wawancara Semi Terstruktur. Penulis
terlebih dahulu menyusun 18 butir pertanyaan dalam pedoman
wawancara yang ditujukan untuk delapan orang pengelola desa sebagai
narasumber, yaitu : Ketua Pokja Desa, Ka-Dusun 05, Dua orang Tim
Kasenian dan Tiga orang Tim Homestay. Pengajuan pertanyaan
disesuaikan dengan latar belakang narasumber dan konteks pertanyaan
agar jawaban yang didapatkan nanti lebih akurat.
2. Kuesioner
Sugiyono (2010, hlm.142) menyatakan bahwa :
“Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner penelitian ini memuat : Profil Wisatawan, Aspek Psikografis
Wisatawan dan Tanggapan Responden mengenai aktivitas wisata
edukasi, materi pembelajaran yang wisatawan dapatkan sampai
tersedianya fasilitas pendukung kawasan. Tanggapan responden
kuesioner berasal dari faktor internal dan eksternal yang telah
ditentukan sebelumnya berdasarkan teori-teori terkait yang disesuaikan
dengan kondisi asli desa. Tanggapan responden akan di analisis
berdasarkan perhitungan skala pengukuran dari instrumen penelitian.
Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan menggunakan skala
pengukuran intrumen penelitian :
1) Skor Pendapat Menggunakan Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dan
dijabarkan akan menjadi indikator variabel. Indikator - indikator
tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
Jawaban setiap item instrumen dengan menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi mulai dari sangat positif sampai sangat
negatif berupa kata-kata. Jawaban pilihan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a) Sangat Setuju b) Setuju
c) Ragu-ragu d) Tidak Setuju
e) Sangat Tidak Setuju
Dibawah ini adalah tabel yang memuat pengukuran skor pendapat
dengan menggunakan Skala Likert, yaitu :
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.5. : Skala Likert Sumber : Sugiyono (2010, hlm. 93)
Tabel 3.5 diatas digunakan untuk menentukan nilai tertinggi, nilai
terendah dan jarak interval dalam Skala Likert. Menurut Harun
Al-Rasyid (1993, hlm. 33), perhitungan menggunakan rumus statistika
Method of Successive Interval (MSI) :
a) Nilai Tertinggi : Total Responden x Bobot Maksimal x Jumlah
Pernyataan = 65 x 5 x 1 = 325
b) Nilai Terendah : Total Responden x Bobot Minimal Jumlah
Pernyataan = 65 x 1 x 1 = 65
c) Interval : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = −
=
=
52 Banyaknya Kelas Penilaian
Jadi, dalam Skala Likert tanggapan responden tentang Aktivitas
nilai terendah adalah 65, nilai tertinggi adalah 325 dan interval pada
setiap kelas penilaian adalah 52.
2) Penilaian dan Kelas Interval
Berikut ini adalah tabel yang memuat tentang nilai interval untuk
setiap kelas penilaian, yaitu :
Pernyataan Nilai
274-325 5
222-273 4
170-221 3
118-169 2
65-117 1
Tabel 3.6. : Penilaian dan Kelas Interval Sumber : Olahan Penulis – 2015
Dibawah ini adalah garis kontinum yang dapat menunjukan
pendapatan wisatawan sesuai dengan daerahnya masing-masing,
seperti dibawah ini :
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
65 117 169 221 273 325
I. Pengembangan Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen penelitian adalah lanjutan dari instrumen
penelitian yang sudah tersedia. Instrumen penelitian ini terlebih dahulu
akan di uji nilai keabsahan dari kuesioner penelitian ini. Berikut ini adalah
langkah-langkah dalam pengujian nilai keabsahan penelitian, yaitu :
1. Uji Validitas
“Uji validitas atau uji kesahihan digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.”. (Ghozali, 2013, hlm. 52)
Tingkat validitas dapat diukur dengan caramembandingkan nilai
Koefisien Korelasi Sederhana atau nilai rhitung pada tabel
Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator
variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan :
df (Degree of Freedom) = (N – 2) Dimana :
a) N = Jumlah sampel yang digunakan
b) Nilai 2 = Jumlah variabel independen
Dengan jumlah sampel (N) dan tingkat signifikansi (α) 0,1 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0.3783.
Dimana :
a) r hitung ≥ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan valid. b) r hitung ≤ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan tidak
valid.
Berikut ini hasil uji validitas dari kuesioner penelitian menggunakan
Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel
No. Pernyataan r (Koefisien
4. Terdapat rumah warga sebagai Homestay.
0.626 0.3783 Valid
5. Tersedianya Buku panduan wisata.
0.762 0.3783 Valid
6. Terdapat tempat istirahat atau Saung.
16. Dapat terlibat langsung dalam pengolahan
makanan dan mencicipinya.
No. Pernyataan r (Koefisien
19. Ngaliwet di puncak bukit
bersama warga desa. 0.600 0.3783 Valid
Tabel 3.8. : Hasil Uji Validitas Sumber : Olahan Penulis – 2015
Tabel 3.8 diatas menunjukan hasil pengujian validitas pada 19
pernyataan diatas, diketahui seluruh butir pernyataan yang memuat
tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa
Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata
menunjukkan nilai r hitung ≥ r tabel (0,3783) dengan nilai terendah 0,433 dan nilai tertinggi 0,762. Dengan demikian, seluruh butir
pernyataan diatas dapat dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai
alat ukur penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2011, hlm. 22) berpendapat bahwa, “Uji reliabilitas atau uji keandalan merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.”.
Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji
realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. “Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.” (Ghozali, 2013 : 48).
Nunnaly (dalam Ghozali, 2013, hlm. 48) berpendapat, “untuk mengukurnya digunakan Program SPSS, Program SPSS memberikan
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥0.70.”
Berikut ini hasil uji reliabilitas dari kuesioner penelitian menggunakan
Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel
dibawah ini :
Tabel 3.9. : Hasil Uji Reliabilitas Sumber : Olahan Penulis – 2015
Tabel 3.9 diatas menunjukan hasil uji reliabilitas, pernyataan yang
memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi
Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata,
menunjukkan nilai Cronbach Alpha (α) berada di atas 0,70. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan
dapat dianggap reliable atau andal. Setelah instrumen penelitian
dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat dipakai
sebagai alat pengumpulan data penelitian.
3. Software SPSS
Statistical Program for Social Science (SPSS) merupakan paket
programaplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Dengan
Program SPSS kita dapat memakai hampir dariseluruh tipe file data
dan menggunakannya untuk untuk membuat laporan berbentuk
tabulasi, grafik (chart), diagram (plot) dari berbagai distribusi, statistik
deskriptif dan analisis statistik yang kompleks. Program SPSS adalah
sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangatfleksibel
untuk analisis statistik dan manajemen data. Keunggulan dari SPSS
For Windows diantaranya adalah diwujudkan dalam menu dan
kotak-kotak dialog antar muka (Dialog Interface) yang cukup memudahkan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
(α) N of Items
para user dalam perekaman data (Data Entry), memberikan perintah
dan sub-sub perintah analisis hingga menampilkan hasilnya.
Disamping itu Program SPSS juga memiliki kehandalan dalam
menampilkan chart atau plot hasil analisis sekaligus kemudahan
penyuntingan bilamana diperlukan. Dalam penelitian ini, Penulis
menggunakan Software SPSS Versi 16.0 For Windows.
J. Teknik Pengumpulan Data
Adapun menurut Sugiyono (2010, hlm.145), teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua aspek
yang berhubungan tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang
yang dijadikan kawasan Desa Wisata. Teknik pengumpulan data
dengan observasi penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar.
2. Hasil Wawancara
“Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
narasumber.” (Arikunto, 2010, hlm. 198).
Dari 16 butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, Penulis
telah mengatur butir-butir jawaban dari narasumber menjadi 19 butir
jawaban dalam hasil wawancara.
3. Studi Kepustakaan
Penulis mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang
bersangkutan dengan penelitian ini. Tujuannya untuk memperoleh
suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan
4. Kuesioner
Penulis menyebarkan kuesioner yang berisi : Profil Wisawatan,
Aspek Psikografis dan 19 pernyataan tertulis pada responden atau
wisatawan Desa Wisata Lebak Muncang.
K. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, teknik analisis data sangat dibutuhkan karena
bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan
menyajikan secara sistematis. Teknik pengumpulan & analisis data ini
diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada di lokasi
penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Analisis SWOT.
1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif
Singkatan dari SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman).
Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 164) “Analisis SWOT atau TOWS adalah alat analisis situasional yang paling
bertahan lama dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan formulasi strategi”
Analisis SWOT didasarkan kepada logika dengan memaksimalkan
Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang). Namun, secara
bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats
(ancaman). Melalui analisis SWOT, peneliti dapat mempertimbangkan
faktor lingkungan internal, berupa kekuatan dan kelemahan serta
lingkungan eksternal, berupa peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh Desa Lebak Muncang.
Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 167), analisis
SWOT terbagi atas dua faktor, yaitu IFAS atau Internal Factor
Analysis Summary & EFAS atau External Factor Analysis Summary.
a. Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Identifikasi Internal Factor Analysis Summary(IFAS) dilakukan
dengan melihat kondisi internal perusahaan. Bagian dari Internal
Factor Analysis Summary adalah faktor internal dari Kekuatan
(Strength) dan Kelemahan (Weakness), berikut ini adalah proses
perumusan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :
1. Buatlah daftar Kekuatan dan Kelemahan paling penting yang
dihadapi perusahaan.
2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot
harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot
di dalam IFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan
teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan membandingkan
masing-masing faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini
digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired
No.
Tabel 3.10. : Pembobotan Internal Factors
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.168)
Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari
total bobot mutlak harus bernilai 1,00.
Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan
menggunakan skala 1 hingga 3.
Dimana :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator
vertikal
3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing
faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang
didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap
faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat
menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait
tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam
menghadapi masing-masing Internal Factors. Berikut ini adalah
kelas interval yang digunakan untuk menentukan nilai Rating :
Outstading Above Average Average Below Average Poor
5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
Tabel 3.11. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 168)
4. Kalikan bobot dengan rating masing-masing faktor, Weight
Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus)
sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.
5. Jumlahkan Weight Score diatas untuk memperoleh jumlah nilai
tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan
strategi yang akan diambil dari lingkungan di dalam perusahaan.
Setiap jumlah Weight Score faktor internal Strengths (Kekuatan)
dan Weaknesses (Kelemahan) di indikasikan, jika bernilai 2,5
termasuk dalam tingkat rata-rata, jika bernilai ≥ 2,5 artinya posisi internal dinilai kuat. Jika bernilai ≤ 2,5 artinya menunjukan bahwa secara internal perusahaan dalam keadaan
6. Berikut adalah bentuk Matriks Internal Factor Analysis yang
akan digunakan untuk penelitian ini :
No. Faktor –faktor
Strategi Internal Bobot Rating Weight Score
KEKUATAN (STRENGTHS)
Strategi Internal Bobot Rating Weight Score
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
Tabel 3.12. : Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 169)
b. External Factor Analysis Summary (EFAS)
External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS)
dilakukan dengan melihat kondisi eksternal perusahaan. Bagian
dari factor eksternal adalah Peluang (Opportunity) dan Ancaman
(Threat). Berikut ini adalah proses perumusan Matriks External
Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) :
1. Buatlah daftar Peluang dan Ancaman paling penting yang
dihadapi perusahaan.
2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot
harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot
di dalam EFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan
teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan
membandingkan masing-masing faktor yang sudah ditentukan.
Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan
No.
Tabel 3.13. : Pembobotan External Factors
Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 170)
Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan
yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek.
Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari
total bobot mutlak harus bernilai 1,00.
Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan
menggunakan skala 1 hingga 3.
Dimana :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator
vertikal
3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing
faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk)
yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini
terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing
peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak
terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di
dalam menghadapi masing-masing External Factors. Berikut
ini adalah kelas interval yang digunakan untuk menentukan
nilai Rating :
Outstading Above Average Average Below Average Poor
5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
Tabel 3.14. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin 2012, hlm. 170)
4. Kalikan bobot dengan peringkat masing-masing faktor, Weight
Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus)
sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.
5. Jumlahkan Weight Score atau nilai tertimbang diatas untuk
memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini,
Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari
lingkungan di luar perusahaan. Setiap jumlah Weight Score
faktor eksternal Opportunities (Peluang) dan Threats
(Ancaman) di indikasikan, jika bernilai 4,00 artinya
perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa pada
peluang-peluang yang ada. Jika bernilai 1,00 artinya
peluang-peluang yang ada atau tidak dapat menghindari ancaman dari
lingkungan luar perusahaan.
6. Berikut adalah bentuk Matriks External Factor Analysis yang
akan digunakan untuk penelitian ini :
No. Faktor –faktor
Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1.
2. 3.
Weight Score O : . . .
No. Faktor –faktor
Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score
ANCAMAN (THREATHS) 1.
2. 3.
Weight Score T : . . .
Jumlah Weight Score O + T = . . .
Tabel 3.15. : Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 171)
2. Matriks SWOT
Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor
strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
IFAS
Tabel 3.16. : Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 172)
Penetuan faktor internal dan eksternal ini untuk merancang strategi
pengembangan wisata edukasi yang menjadi konsentrasi dalam
penelitian ini. Diharapkan, strategi yang berhasil disusun melalui
analisis SWOT ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan
3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT
Tabel perhitungan yang akan digunakan untuk menentukan titik
koordinat posisi Desa Lebak Muncang pada titik-titik sumbu kuadran
analisis SWOT.
Tabel 3.17. : Perhitungan Analisis Faktor Strategis SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 173)
Berdasarkan Matriks IFAS dan Matriks EFAS, dapat diketahui posisi
pada sumbu X dan posisi sumbu Y. Dibawah ini adalah ilustrasi
Grafik Kuadran Analisis SWOT yang menunjukan positioning untuk
Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang
Sebagai Desa Wisata, seperti berikut ini :
No. Jumlah Skor Faktor-faktor Internal Skor
1. IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
2. Faktor Strength (Kekuatan)
3. Faktor Weaknesses (Kelemahan)
4.
Faktor Strength - Faktor Weaknesses (Sumbu X)
No. Jumlah Skor Faktor-faktor Eksternal Skor
1. EFAS (External Factor Analysis Summary)
2. Faktor Opportunities (Peluang)
3. Faktor Threaths (Ancaman)
4.
Gambar 3.18. : Kuadran Analisis SWOT Sumber : Pearce dan Robinson (1997, hlm. 20)
Dari Gambar 3.18. diatas, berikut adalah penjelasan untuk setiap
Kuadran I sampai Kuadran IV, sebagai berikut :
1) Kuadran I (Positif, Positif) – Progresif
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
2) Kuadran II (Positif, Positif) – Diversifikasi Strategi
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi. Diversifikasi Strategi
adalah strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas
operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau
menghasilkan produk yang berbeda atau bervariasi. Artinya,
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu
pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasidisarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3) Kuadran III (Negatif, Positif) – Ubah Strategi
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah, namun
sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Ubah Strategi. Artinya, organisasidisarankan untuk mengubah
strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan
sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV (Negatif, Negatif) – Strategi Bertahan
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Strategi Bertahan. Artinya, kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan,
mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Setelah mendapatkan posisi yang tepat sesuai dengan kondisi
tempat wisata yang bersangkutan, maka Penulis dapat
menentukan Strategi yang tepat bagi Desa Wisata Lebak
Berikut ini adalah tabel Kombinasi Strategi Matriks SWOT
(Matching Stage) yang akan digunakan untuk penelitian ini :
IFAS
Tabel 3.19. : Kombinasi Strategi Matriks SWOT
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu melalui
observasi penelitian, tahap wawancara, pembagian kuesioner ke 65 sampel
responden dan proposal desa wisata, maka diperoleh simpulan berikut ini :
1. Terdapat Aktivitas Wisata Edukasi yang disajikan oleh Desa Wisata
Lebak Muncang, yaitu :
Aktivitas Wisata Edukasi pertama adalah Direct Interaction atau
Interaksi Secara Langsung. Jenis aktivitas wisata yang mengusung
Program Homestay di rumah-rumah warga desa yang telah ditentukan.
Au Pair atau Wisatawan akan bermalam dalam beberapa hari.
Program ini juga mengajak wisatawan untuk mempelajari budaya,
bahasa daerah setempat dan mengikuti kegiatan Host Family atau
Tuan Rumah.
Aktivitas Wisata Edukasi kedua adalah Education Specialties atau
Jenis Pembelajaran Khusus. Jenis aktivitas wisata yang mengajak
wisatawan dalam Program Edukasi Pertanian dengan istilah
“Leledokan”, Edukasi Perkebunan, Edukasi Budidaya Jamur, “Mapay
Cibeber”, Wisata Kuliner. Nilai-nilai edukasi yang diperoleh
wisatawan adalah : Mengetahui bagaimana para petani bercocok
tanam hingga masa panen, Mempelajari media tanam Jamur, proses
penanaman bibit bakteri, proses pertumbuhan Jamur hingga masa
panen, Mengelilingi area Perkebunan Teh yang di khususkan untuk
sejenak refreshing dari kejenuhanwisatawan. Tim Desa Wisata tidak
secara khusus memberikan materi edukasi pada aktivitas wisata ini.
Namun, sebenarnya jika nilai edukasi ini dapat disajikan pada
wisatawan dan tidak menggangu acara jalan-jalan mereka, wisatawan
dapat mengembangkan pengetahuannya seputar : Mempelajari lanskap
khas perkebunan teh, mendapatkan pembelajaran tentang edukasi agro
kemasan yang beredar di masyarakat sebelum dipasarkan. Wisatawan
dapat melihat proses pemetikan, penyortiran hingga masa produksi.
Dan mendapatkan pengetahuan seputar kekayaan kuliner khas daerah
Nusantara. Wisatawan akan mulai mengetahui rempah-rempah yang
digunakan untuk membuat makanan khas pedesaan, mengetahui
asal-usul makanan khas tersebut hingga manfaatnya. Disamping itu,
wisatawan secara tidak langsung mulai mempelajari bagaimana
bersosialisasi secara terbuka dengan lingkungan baru.
Aktivitas Wisata Edukasi Ketiga adalah Cultural Interaction atau
Interaksi Kebudayaan. Jenis aktivitas wisata mengajak wisatawan
dalam Program Edukasi Budaya dan Jungle Tracking.
Edukasi Budaya yang diberikan melalui pementasan Seni Sunda
Buhun yang ditampilkan oleh masyarakat desa, diantaranya anak-anak
berusia sekolah sebagai penarinya. Wisatawan diajak untuk
memainkan beberapa alat musik tradisional khas Sunda, seperti :
Bangkong Reang, Degungan dan Calung, belajar melakukan gerakan
tari Jaipongan, mendapatkan penjelasan seputar sejarah dari setiap alat
musik & tari yang dipentaskan dan pakaian adat yang dipakai.
Program Jungle Tracking atau Sapoe di Gunung, wisatawan dapat
belajar dari beberapa kegiatan yang berbeda dari menyusuri jalan
setapak ditengah-tengah area persawahan & perkebunan, mendaki
kaki bukit hingga ngaliwet di puncak bukit bersama warga desa. Nilai
edukasi yang wosatawan dapatkan, antara lain : Pengenalan berbagai
jenis tanaman atau pengenalan vegetasi, mengasah keberanian melalui
perjalanan dengan jalur track yang cukup berat dan dapat mengetahui