• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING BAHASA PERANCIS : Penelitian Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING BAHASA PERANCIS : Penelitian Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Hitania, Reni. 2015. Efektivitas Picture Word Inductive Model (PWIM) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Bahasa Perancis.

Skripsi S1 FPBS UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang (1) hasil membaca nyaring siswa sebelum dan sesudah menggunakan PWIM; (2) efektifitas penggunaan Picture Word Inductive Model (PWIM) dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis siswa kelas X SMKN 1 Bandung; dan (3) tanggapan siswa terhadap penggunaan PWIM dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes, angket dan observasi. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMKN 1 Bandung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 siswa. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata prates siswa sebesar 3,2 dan nilai rata-rata pascates siswa sebesar 4,6 dari skala nilai 9. Maka dapat disimpulkan kemampuan membaca nyaring bahasa Perancis siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan berdasarkan perhitungan statistik diperloleh nilai thitung sebesar 5,87 dengan taraf signifikansi 1% dan derajat kebebasan (d.b) 19 diperoleh nilai t-tabel sebesar 2,87. Jadi, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PWIM ini dianggap efektif dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis. Sedangkan hasil angket menunjukkan bahwa PWIM (1) mempermudah siswa dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis; dan (2) meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

(2)

Abstract

This study aims to obtain data concerning (1) the results of reading aloud the students before and after using the PWIM; (2) the effectiveness of using the Picture Word Inductive Model (PWIM) in the learning of reading aloud in French; and (3) the responses of the students of using the PWIM in the learning of reading aloud in French. This study used the method of Pre-Experimental by the one-group pretest-posttest design. Then the techniques of data collection are tests, questionnaires and observation. The population in this study was students of class X SMK 1 Bandung. The sample are 20 students. The results showed that reading aloud the students have risen from an average yield of 3.2 are the results of the pretest meaning posttest score of 4.6. Based on statistical calculations t-count of 5.87, with a significance level of 1% and a degree of freedom (db) 19 t-table values obtained by 2.87. So, the results showed that the application of PWIM is effective in learning reading aloud in French. This is evidenced based on the results of the questionnaire data showed that PWIM (1) can facilitate the students in learning reading aloud in French; and (2) may enhance the activity of students in learning.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….... iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………..… ix

DAFTAR GAMBAR……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….…. xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Asumsi dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Asumsi ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian... 5

BAB II PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA NYARING BAHASA PERANCIS ... 6

2.1 Model Pembelajaran ... 6

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 6

2.1.2 Tujuan Model Pembelajaran ... 7

2.1.3 Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 7

2.2 Pengertian Picture Word (Kata-Bergambar) ... 9

2.2.1 Kata ... 9

2.2.2 Gambar ... 9

2.3 Inductive Model (Model Induktif) ... 9

[image:3.595.111.503.143.721.2]
(4)

2.4.1 Pengertian Picture Word Inductive Model (PWIM) ... 10

2.4.2 Langkah-langkah Penerapan Picture Word Inductive Model (PWIM)... 10

2.4.3 Tujuan Picture Word Inductive Model (PWIM) ... 11

2.4.4 Manfaat Picture Word Inductive Model (PWIM) ... 11

2.4.5 Kelebihan dan Kelemahan Picture Word Inductive Model (PWIM)... 12

2.5 Keterampilan Membaca ... 13

2.5.1 Pengertian Membaca ... 13

2.5.2 Tujuan Membaca ... 13

2.5.3 Aspek-aspek Membaca ... 15

2.5.4 Manfaat Membaca ... 16

2.5.5 Jenis-jenis Membaca ... 18

2.5.6 Tahapan Membaca ... 19

2.6 Membaca Nyaring (Pelafalan) ... 19

2.6.1 Pengertian Membaca Nyaring ... 19

2.6.2 Manfaat Membaca Nyaring ... 20

2.6.3 Jenis-jenis Membaca Nyaring ... 21

2.6.4 Prinsip-prinsip Membaca Nyaring ... 22

2.7 Paragraf ... 23

2.7.1 Pengertian Paragraf ... 23

2.7.2 Jenis-jenis Paragraf ... 23

2.8 Tes Keterampilan Membaca Nyaring (Pelafalan) ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.2.1 Populasi ... 27

3.2.2 Sampel ... 27

3.3 Lokasi Penelitian ... 27

(5)

3.5 Definisi Operasional ... 28

3.6 Instrumen Penelitian ... 29

3.6.1 Tes Membaca Nyaring Paragraf Bahasa Perancis ... 29

3.6.2 Angket ... 31

3.7 Validitas ... 32

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.8.1 Studi Pustaka ... 33

3.8.2 Tes ... 33

3.8.3 Angket ... 34

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 34

3.9.1 Tes ... 34

3.9.2 Angket ... 36

3.10 Prosedur Penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 39

4.1 Hasil Penelitian... 39

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian... 39

4.1.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan ... 39

4.1.1.2 Distribusi Data Penelitian ... 43

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Pengolahan Data Penelitian ... 45

4.2.2.1 Analisis Data Tes ... 45

4.2.2.2 Analisis Data Angket... 53

4.2.2.3 Analisis Data Observasi ... 61

4.2.2.3.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 62

4.2.2.3.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 64

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 69

ARTICLE DE RECHERCHE

LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pada hakikatnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi karena bahasa dapat dikatakan sebagai alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan gagasan maupun ide. Bahasa dapat diaplikasikan melalui lisan ataupun tulisan dan bahasa dapat menjadi perantara yang membantu dalam

berkomunikasi dan berekspresi. Ruang lingkup dalam berkomunikasi pun sangat luas. Bahasa ibu bukan satu-satunya alat dalam berkomunikasi. Bahasa asing pun dapat menjadi pilihan karena bahasa asing merupakan salah satu hal yang menarik untuk dipelajari. Melalui bahasa asing orang dapat berkomunikasi lebih luas.

Bahasa Perancis merupakan salah satu bahasa asing yang menarik untuk dipelajari. Bahasa Perancis merupakan salah satu bahasa yang dipelajari di berbagai negara. Di Indonesia, bahasa Perancis dipelajari di beberapa sekolah terutama di sekolah menengah atas. Ruang lingkup pembelajaran bahasa meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses pembelajaran bahasa Perancis siswa dituntut untuk dapat membaca.

Ada beberapa jenis membaca yang diungkapkan oleh Suhendar dan Supinah (1992: 11) yaitu membaca nyaring atau membaca bersuara, membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide. Salah satu jenis membaca yang dipelajari siswa di tingkat SMK, khususnya kelas X adalah membaca nyaring atau membaca bersuara.

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca tulisan dengan suara keras dengan intonasi yang tepat agar pendengar dapat menangkap informasi yang di

(8)

Dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis, siswa terkadang mengalami kesulitan melafalkan kosakata. Hal itu terjadi salah satunya disebabkan karena antara tulisan dan pelafalan berbeda. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Tagliante (1994: 99) “prononcer ses premiers mots dans une

langue étrangère est souvent déroutant”. Maksud dari pernyataan Tagliante

adalah mengucapkan kata-kata pertama dalam bahasa asing sering membingungkan. Berdasarkan observasi awal di SMK, siswa kurang memperhatikan pelafalan dan intonasi yang tepat. Begitupun dengan pengajar

terkadang mengalami kesulitan dalam mengajarkan membaca nyaring kepada siswanya. Maka dari itu akan lebih baik jika seorang pengajar lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran karena melalui kreativitas pengajar dalam memilih model pembelajaran dapat mempermudah siswa mengucapkan kosakata bahasa Perancis dengan baik dan benar.

Berdasarkan permasalahan di atas, pengajar dapat mengaplikasikan salah satu model pembelajaran, yaitu Picture Word Inductive Model (PWIM) yang disampaikan melalui sebuah media gambar untuk mengajarkan membaca kepada siswanya. PWIM merupakan suatu model yang dikembangkan oleh Emily Calhoun pada tahun 1998. Model ini dirancang untuk membantu siswa melatih kemampuan berpikir induktif. PWIM dapat diterapkan secara klasikal, kelompok-kelompok kecil, berpasangan, bahkan secara individual. Siswa kemudian dibimbing untuk berinkuiri terkait kata-kata yang mereka temukan dari gambar, baik tentang penambahan perbendaharaan kosakata hingga penyusunan kalimat dan paragraf.

PWIM bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring bahasa Perancis. Hal ini didukung oleh penelitian sejenis yang telah diteliti oleh

(9)

dikemukakan bahwa penggunaan PWIM cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berbeda terhadap siswa dengan menggunakan model pembelajaran serupa. Peneliti akan menggunakan model pembelajaran Picture Word Inductive Model (PWIM) tetapi dalam pembelajaran membaca nyaring Bahasa Perancis melalui penelitian yang berjudul: “Efektivitas Picture Word

Inductive Model (PWIM) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca

Nyaring Bahasa Perancis (Penelitian Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X di SMKN 1 Bandung)”.

1.2RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana kemampuan membaca nyaring bahasa Perancis siswa sebelum dan sesudah menggunakan PWIM?

2) Apakah PWIM efektif dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis siswa?

3) Bagaimana tanggapan siswa mengenai PWIM dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu untuk: 1) Mendeskripsikan hasil kemampuan membaca nyaring bahasa Perancis

siswa sebelum dan sesudah menggunakan PWIM.

2) Menguji tingkat efektivitas PWIM dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Perancis siswa.

3) Menginformasikan tanggapan siswa mengenai PWIM dalam pembelajaran

(10)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Dilihat dari segi teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perkembangan di dunia pendidikan terhadap model pembelajaran yang digunakan untuk bahasa asing khususnya bahasa Perancis.

2) Dilihat dari segi praktis:

(1) Memberikan informasi atau gambaran bagi calon pendidik di masa yang akan datang dan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran. (2) Memberikan informasi kepada pengajar tentang kelebihan dan

kekurangan dari PWIM

(3) Dapat memberikan masukan kepada pengajar dalam pembelajaran membaca bahasa Perancis dengan PWIM untuk membaca nyaring bahasa Perancis.

(4) Dapat Membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring sehingga siswa dapat lebih termotivasi dalam proses pembelajaran.

1.5 ASUMSI DAN HIPOTESIS

1.5.1 ASUMSI

Asumsi atau anggapan dasar penelitian merupakan dasar tentang suatu hal yang dijadikan tumpuan berfikir dan berperan dalam melaksanakan sebuah penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah:

1) Keterampilan membaca nyaring penting dalam pembelajaran bahasa

Perancis.

(11)

1.5.2 HIPOTESIS PENELITIAN

Arikunto menyatakan (2010:110), “ hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(12)

O1 X O2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Sebagai mana yang telah di ungkapkan oleh Sugiyono (2010: 2) “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Untuk itu seorang penelitian harus menetapkan metode guna mencapai tujuan penelitian itu sendiri.

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pra Experimen. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu: Studi kasus bentuk tunggal (one shot case study), Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest) dan Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design).

Peneliti akan melakukan penelitian dengan rancangan the one-group pre-test post-pre-test yaitu dalam penelitian ini dilakukan suatu treatment/perlakuan pada suatu kelompok kemudian diobservasi pada variabel independen. Arikunto (2010: 78) menyatakan bahwa di dalam desain ini penelitian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Penelitian yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest dan penelitian sesudah perlakuan disebut posttest. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Keterangan :

O1 : Pretest dengan memberikan tes membaca nyaring bahasa Perancis tanpa menggunakan PWIM.

X : Treatment atau perlakuan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran yaitu PWIM.

(13)

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yag ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 80). Sedangkan menurut Arikunto (2010: 173) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah kemampuan

membaca nyaring bahasa Perancis siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung. 3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 118) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut.

Sampel yang akan diambil adalah kemampuan membaca nyaring kepada 20 siswa.

3.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Bandung.

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2010: 61) mengungkapkan bahwa “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”

Sedangkan menurut Arikunto (2010: 19) bahwa “penelitian dengan melihat pengaruh suatu perlakuan dikategorikan ke dalam variabel bebas/penyebab atau independent variable (X), sedangkan variabel tidak terikat/akibat atau dependent variable (Y).”

(14)

3.5Definisi Operasional

Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Efektivitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap

tindakan yang dilakukan.

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa besar keberhasilan penggunaan PWIM dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring bahasa Perancis.

b. Picture Word Inductive Model (PWIM)

Menurut Joyce et al (2009: 151) Picture Word Inductive Model (PWIM) adalah suatu pendekatan mengajar untuk pembelajaran membaca dengan menggunakan gambar-gambar yang berisikan obyek-obyek, tindakan-tindakan, atau peristiwa-peristiwa yang familiar (akrab) untuk memancing siswa mengeluarkan kata-kata dari kosa kata siswa sendiri selama pembelajaran membaca atau menulis hingga mampu menguji dan mengelompokkan secara fonetik bahkan prinsip-prinsip struktur kebahasaan yang ada pada kata-kata tersebut.

Model PWIM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan mengajar dengan menggunakan sebuah gambar yang familiar/umum dalam membantu guru merangsang kosa kata siswa untuk mengajarkan membaca nyaring bahasa Perancis pada siswa kelas X.

c. Membaca

Tarigan (2008: 7) mengungkapkan “membaca merupakan suatu proses

(15)

Yang dimaksud membaca dalam penelitian ini adalah aktivitas membaca yang menekankan pada pembelajaran membaca nyaring untuk pelafalan (prononciation).

d. Membaca Nyaring

“Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang

merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,

fikiran dan perasaan seorang pengarang.” (Tarigan, 2008: 23).

Membaca nyaring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas membaca dengan suara keras yang dilakukan siswa yaitu membaca nyaring paragraf.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 192) “instrumen adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatannya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.”

Instrumen penelitian yang dimaksud oleh Sugiyono (2010: 305) adalah berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Jadi, dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data sebagai berikut:

3.6.1 Tes Membaca Nyaring Paragraf Bahasa Perancis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193).

(16)

untuk melihat PWIM dalam meningkatkan kemampuan membaca nyaring bahasa Prancis pada siswa SMKN 1 Bandung kelas X.

[image:16.595.108.522.305.681.2]

Untuk format penilaian ada tiga aspek berdasarkan komponen-komponen tertentu dalam penilaian membaca nyaring. Berdasarkan standar penilaian di atas peneliti membuat cakupan yang akan menjadi aspek penilaian dalam tes membaca nyaring berdasarkan modifikasi pendapat Rahim (2008: 23), Tagliante (2005: 105,138) dan Nurgiyantoro (2013: 406). Berikut adalah tabel kisi-kisi penilaian tes membaca nyaring beserta nilai pencapaiannya:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Penilaian Tes Membaca Nyaring No Aspek Penilaian Nilai

1 Pelafalan 1 2 3

2 Intonasi 1 2 3

3 Kelancaran 1 2 3

Tabel 3.2

Rincian Kriteria Kisi-kisi Penilaian Tes Membaca Nyaring Aspek Nilai Penjelasan Kriteria Penilaian 1. Pelafalan 1 Pelafalan kata-kata yang tidak tepat, sehingga

makna sulit dipahami

2 Pelafalan kata-kata yang cukup tepat, sehingga makna cukup mudah dipahami

3 Pelafalan kata-kata yang tepat, sehingga makna mudah dipahami

2. Intonasi 1 Intonasi tidak jelas, sehingga makna sulit dipahami

2 Intonasi cukup jelas, sehingga makna cukup mudah dipahami

3 Intonasi jelas, sehingga makna dapat dipahami 3. Kelancaran 1 Membaca tidak jelas, tidak menguasai tanda baca

dan terbata-bata

2 Membaca dengan jelas, cukup menguasai tanda baca tapi masih terbata-bata

(17)
[image:17.595.108.504.109.497.2]

Tabel 3.3

Lembar Evaluasi Tes Membaca Nyaring siswa

No Nama

Siswa Aspek penilaian Total Pelafalan (1-3) Intonasi (1-3) Kelancaran (1-3) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

N=20 ∑x=...

3.6.2 Angket

Menurut Arikunto (2010: 194) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang responden ketahui.

(18)
[image:18.595.108.552.151.603.2]

Tabel 3.4

Kategori Pertanyaan Angket

NO ASPEK PENILAIAN NO SOAL JUML AH

SOAL PERSENTASE

1

Ketertarikan terhadap pelajaran bahasa Perancis

1,2 2 10%

2

Ketertarikan siswa pada cara mengajar guru di kelas

3 1 5%

3

Kesulitan dalam membaca nyaring dalam bahasa Perancis

4,5,6 3 15%

4

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan

7 1 5%

5 Ketertarikan belajar

bersama dengan teman 8 1 5%

6

Pengetahuan dan pengalaman siswa tentang model PWIM

9,10,11 3 15%

7 Ketertarikan siswa menggunakan model pembelajaran dalam membaca nyaring bahasa Perancis

12 1 5%

8 Pendapat siswa

terhadap model PWIM 13,14,15,16,17, 18,19,20

8 40%

Jumlah 20 soal 20 100%

3.7 Validitas

(19)

dapat dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (expert judgement).

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti akan memberikan sebuah tes yang akan digunakan untuk penelitian dengan memberikan pertimbangan kepada dosen ahli dalam uji validitas isi.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian sangat penting, karena

menurut Arikunto (2010: 265) Teknik pengumpulan data adalah cara – cara yang dapat di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik penelitian, yaitu:

3.8.1 Studi Pustaka

Menurut Arikunto (2006: 16) bahwa studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data teoretis melalui bahan-bahan yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku-buku, catatan dan dokumen penting lainnya. Studi pustaka yang dilakukan dalam penelitian adalah untuk menambah atau juga mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan penelitian ini melalui berbagai bahan pustaka yang dikemukakan oleh para ahli, baik yang bersumber dari buku, internet ataupun sumber-sumber tertulis lainnya yang relevan yang berkaitan dengan PWIM.

3.8.2 Tes

Tes merupakan data yang diungkapkan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti digunakan tes

(Arikunto, 2010: 266).

(20)

3.8.3 Angket

Menurut Sugiyono (2012: 199) “Angket atau kuosioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 19 pertanyaan pilihan ganda tentang minat dan tanggapan siswa terhadap PWIM serta satu pertanyaan tentang saran siswa terhadap PWIM. Lalu data yang diperoleh akan diolah berdasarkan teknik pengolahan data.

3.9 Teknik Pengolahan Data

3.9.1 Tes

Data yang telah diperoleh selanjutnya akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (mean) prates:

̅ = ∑ ̅

Keterangan :

̅ : Nilai rata-rata

∑ ̅ : Jumlah total nilai prates � : Jumlah responden 2. Mencari nilai rata-rata (mean) pascates:

̅ = ∑ ̅

Keterangan :

̅ : Nilai rata-rata

∑ ̅ : Jumlah total nilai pascates � : Jumlah responden

(21)

menggunakan PWIM. dua mean dengan jalan menghitung nilai t (t-test), dengan rumus:

� = �

√ ∑ � �

Keterangan: d : y – x

Md : mean dari perbedaan pretest dengan posttest xd : deviasi masing-masing subjek (d – Md) ∑ �2 : jumlah kuadrat deviasi

� : subjek pada sampel

d. b. : derajat kebebasan (ditentukan dengan N – 1)

(Arikunto, 2010: 349-350) 4. Mean deviasi pratest dan pascates.

� = ∑ �

5. Deviasi subjek

�� = � − � 6. Derajat kebebasan

�. �. = −

7. Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis yaitu hipotesi kerja Hk dan hipotesis nol Ho, sebagai berikut:

Hk = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai prates dan pascates.

Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai prates dan pascates.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

(22)

3.9.2 Angket

Untuk menganalisis data hasil angket, peneliti menggunakan rumus di bawah ini:

(Arikunto, 2010: 35)

Keterangan:

F = Frekuensi jawaban dari responden N = Jumlah responden

% = Persentase tiap jawaban responden

[image:22.595.185.456.429.591.2]

Untuk menganalisis hasil angket, peneliti menggunakan aturan-aturan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Presentase Analisis Hasil Angket

0% = Ditafsirkan tidak ada

1-25% = Ditafsirkan sebagian kecil

26-49% = Ditafsirkan hampir setengahnya 50% = Ditafsirkan setengahnya

51-75% = Ditafsirkan sebagian besar

76-99% = Ditafsirkan hampir seluruhnya

100% = Ditafsirkan seluruhnya

(Sudjana, 2005: 131)

3.10Prosedur Penelitian

(23)

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam prosedur penelitian. Adapun kegiatan dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut:

a) Observasi, peneliti melakukan observasi ke tempat penelitian;

b) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus sekolah;

c) Pembuatan instrumen penelitian;

d) Mengkonsultasikan instrumen penelitian dan menguji validitas serta reliabilitasnya kepada tenaga ahli penimbang (expert judgement).

e) Pengajuan surat izin penelitian kepada tempat penelitian yaitu SMKN 1 Bandung.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan selesai. Selanjutnya peneliti akan melanjutkan ke tahap pelaksanaan. Dalam pelaksanaan ini terdapat beberapa tahap yaitu tahap awal (prates), tahap selanjutnya (treatment/perlakuan), tahap akhir (pascates). Berikut penjabaran dari kegiatan pelaksanaan:

a) Pemberian prates

Tahap awal dari pelaksanaan penelitian adalah pemberian prates. Pratest dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring bahasa Perancis siswa sebelum perlakuan/treatment. Peneliti melaksanakan prates sebanyak satu kali dengan membaca nyaring paragraf yang diberikan oleh peneliti berjudul “Ma chambre”.

b) Pemberian perlakuan atau treatment

Dalam treatment dilakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan PWIM. Peneliti memaparkan secara rinci langkah-langah penerapan PWIM. Dalam tahap ini, peneliti melakukan treatment sebanyak

(24)

PWIM peneliti memberikan sebuah gambar yang familiar untuk dicari kosakatanya bersama-sama lalu kosakata tersebut dieja dan dibaca berkali-kali. Selanjutnya siswa dan guru bersama-sama menyusun paragraf sederhana dari kosakata tersebut untuk dibaca dengan suara yang keras. c) Pemberian pascates

Tahapan akhir yang dilakukan dalam proses pelaksanaan adalah dengan memberikan pascates. Pascates dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring bahasa Perancis siswa sesudah perlakuan/treatment. Peneliti melaksanakan pascates sebanyak satu kali

dengan membaca nyaring paragraf yang diberikan oleh peneliti berjudul “Mon école”.

d) Pemberian angket

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian dengan mengacu pada rumusan masalah di bab sebelumnya sebagai berikut:

1) Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh nilai thitung sebesar 5,87 dan nilai t-tabel sebesar 2,87. Sehingga nilai thitung lebih besar daripada nilai ttable, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis kerja diterima, berarti pembelajaran dengan menggunakan PWIM dianggap efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring bahasa Perancis siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung. 2) Berdasarkan data hasil penelitian, kemampuan membaca nyaring siswa

meningkat. Hal tersebut dilihat dari hasil yang diperoleh menunjukkan nilai rata-rata membaca nyaring siswa sebelum penggunaan PWIM adalah 3,2 dan nilai rata-rata membaca nyaring siswa setelah penggunaan PWIM adalah 4,6 dari skala nilai 9.

3) Berdasarkan hasil data angket dapat disimpulkan bahwa penggunaan PWIM dalam membaca nyaring bahasa Perancis memberikan respon positif bagi siswa. Hal itu terlihat dari hasil angket yang menyatakan bahwa sebanyak 11 siswa (55%) menjawab PWIM sangat membantu dalam pembelajaran bahasa Perancis dan delapan siswa (40%) menjawab PWIM membantu dalam pembelajaran bahasa Perancis. Satu siswa lainnya (5%) menjawab PWIM cukup membantu dalam pembelajaran bahasa Perancis. Adapun kelebihan yang dirasakan siswa saat belajar membaca nyaring menggunakan PWIM.

(26)

kekurangan yang dirasakan siswa saat belajar membaca nyaring menggunakan PWIM. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak dua siswa (9%) menjawab pembelajaran menjadi kurang efektif, dua siswa lainnya (9%) mengutarakan tidak membantu dalam meningkatkan keterampilan membaca dan 18 siswa (82%) berpendapat tidak semua siswa dapat melafalkan kosa kata.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tentang PWIM, maka peneliti

menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1) Bagi siswa

Untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring bahasa Perancis, siswa diharapkan dapat meningkatkan frekuensi membaca nyaring paragraf bahasa Perancis karena semakin sering membaca nyaring maka keterampilan siswa akan semakin baik. Semua siswa harus lebih aktif lagi saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Bagi pengajar

Pengajar diharapkan menggunakan PWIM sebagai salah satu model pembelajaran untuk membaca nyaring dan pada saat proses pembelajaran berlangsung guru memberikan pendekatan lebih pada setiap siswa. Lebih sering adakan tes untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca nyaring bahasa Perancis.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan model lain dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring bahasa Perancis mengingat penelitian

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S, dkk. 1991. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayan, Jordan E. 1997. Bengkel Kreativitas. Bandung: Kaifa Azhar. 1991. Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional

Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: refika ADITAMA

Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching – Edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Larousse. 2008. Dictionnaire Mini. Paris: Editions Larousse 2008 pour la présente edision.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. DIAN RAKYAT. Rahardi, K. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia Untuk Karang-Mengarang.

Jakarta: Erlangga.

Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, S. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Somadyo, S. 2011. Strategi dan Teknik Keterampilan Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

(28)

Suhendar, dan Supinah. 1992. Seri Materi Kuliah MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum, Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan. Bandung:

Bahasa Angkasa

Sunendar, dan Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparman. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : refika ADITAMA

Tampubolon. 1993. Mngembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa.

Tagliante, Christine. 1994. La Classe de Langue. Paris: CLE International.

Tagliante, Christine. 2005. L’evaluation et Le cadre Europeen Commun. Paris: CLE International.

Tarigan. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kamus :

(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Skripsi :

Adelina, R. Thiky Permatasari. 2009. Model Cooperative Integrated Reading and composition (CIRC) dalam Membaca Teks Bahasa Jepang. Bandung. Skripsi

FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Sholihah, Mar-arthush. 2013. Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Sederhana Berbahasa Perancis. Bandung. Skripsi FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Sundaraja, Rinduayu. 2012. Efektivitas Picture-Word Inductive Model Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang. Bandung. Skripsi FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

(29)

Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Perancis. Bandung. Skripsi FPBS

UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Internet :

Carapedia. 2008. Pengertian dan Definisi Gambar Menurut Para Ahli. [online]. tersedia :

http://carapedia.com/pengertian_definisi_gambar_menurut_para_ahli_info514.h

tml [2 januari 2014]

Keraf , Gorys dan Chaer , Abdul. 1998. Bahasa sebagai alat komunikasi. [online]. tersedia :

http://www.scribd.com/doc/39221218/Bahasa-Sebagai-Alat-Komunikasi. [28

desember 2013]

Meunier,Géraldine. Les Objectifs de Lecture. [online]. Tersedia: http://fle-exercice.blog4ever.com/blog/lire-article-344675-1872497-blog.html [5 Maret 2014]

Mohtar. 2012. Manfaat Membaca. [online]. Tersedia: http://thefikrizafacebook.blogspot.com/ [2 januari 2014]

Pemerhati. 2013. Model-Model Pembelajaran | Pengertiannya. [online]. Tersedia: http://panduanguru.com/model-model-pembelajaran-pengertiannya/

[2 januari 2014]

Supriadi. 2010. Jenis-jenis membaca nyaring. [online]. tersedia:

http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html [15 September

2014]

Tn. 2014. Model-model Pembelajaran. [online]. tersedia: http://panduanguru.com/model-pembelajaran-empat-kategori/ [10 September

Gambar

Gambar ...........................................................................................
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penilaian Tes Membaca Nyaring
Lembar Evaluasi Tes Membaca Nyaring siswaTabel 3.3
Tabel 3.4 Kategori Pertanyaan Angket
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar HbAlc dengan gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus di rumah sakit muhammadiyah palembang periode 1 januari

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Tanggal : 24 Juni 2017 Pukul : 07.30 WIB Tempat : SD Negeri Karanganyar 1 Acara : Pengumuman Kelulusan Ujian Nasional SD/MI Atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.

The combination of total revenue, expenditures and acquisition of non-financial assets made net lending for the GGoTL with the Petroleum and Donor Funds $2,371.5 million at

Bagi manajer keuangan, karena faktor fundamental yang tersaji dari laporan keuangan sangat diperlukan oleh para investor, sehingga dapat digunakan sebagai sinyal

Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan hidup selalu dikaitkandengankedupan. siswa, serta merangsang siswa untuk

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi peneliti lain yang. nantinya akan melakukan penelitian mengenai variabel-variabel yang

serta menanamkan modalnya tersebut, masyarakat perlu dilindungi yaitu harus adanya. keterbukaan merupakan syarat yang paling penting, dan perusahaan itu harus sehat