SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Musik
Oleh
MUBARIK GILANG SYA’BANI 0906040
DEPARTEMEN PENDIDIKAN MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Oleh
Mubarik Gilang Syabani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
© Mubarik Gilang Syabani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR Oleh
Mubarik Gilang Syabani 09060040
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I
Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen, M.Pd. NIP.196204221986092001
Pembimbing II
Dr. H. Nanang Supriatna, S.Sen,.M.Pd
NIP.196106011986011001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Musik
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif secara operasional dibantu dengan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Untuk menggali data tentang bentuk penyajian berupa helaran dan komposisi musik pada acara khitanan terdapat aspek musik berupa: pola ritme, melodi, harmoni dan laras. Dengan ini perlu diketahui bahwa masih ada kesenian Reak dan patut dilestarikan, sehingga tidak akan terjadi kepunahan di makan zaman yang sudah semakin meninggalkan seni tradisi. Kesenian Reak yang memadukan unsur musik, gerak (tari) dan rupa dalam pertunjukannya, awal munculnya digunakan pada acara khitanan dan sesekali ditampilkan pada acara pesta perkawinan, kesenian Reak ini berfungsi sebagai sarana ritual dan hiburan.“Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur” adalah judul penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian dan komposisi musik pada acara khitanan di masyarakat.
Kata kunci: Pertunjukan kesenian Reak.
ABSTRACT
The research methodology that was employed was descriptive research with operational qualitative approach assisted by observation technique, interview, and documentation. To gain deeper data about
the form of presentation of “heleran” and music composition in circumcision events, it has some such musical aspects as: rhythm pattern, melody, harmony, and laras (balance). It should be noted that the Reak Art still exists and needs to be preserved so that extinction will not occur and will not be erased by time which has been forgetting traditional arts. The Reak Art that combines music, movements (dance), and form in its performance, its first emergence was used to circumcision events and sometimes performed in wedding ceremonies. The Reak Art is functioned as a means of ritual and
entertainment. “The Reak Arts Performance in Circumcision Event of Pasir Kuda Community in Cilaku Cianjur” is the title of the research and is aimed at describing the form of presentation and
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
ABSTRAK... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR BAGAN ... vi
DAFTAR NOTASI ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Seni Pertunjukan ... 9
1. Konsep Seni Pertunjukan ... 9
2. Bentuk Penyajian Seni ... 10
3. Fungsi Seni ... 10
B. Seni Tradisional ... 11
1. Konseptual Seni Tradisional ... 11
C. Kesenian Reak ... 14
1. Kondisi Awal Kesenian Reak ... 14
2. Keberadaan Kesenian Reak... 17
3. Makna Kesenian Reak... 18
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
5. Bentuk Kesenian Reak ... 22
D. Aspek Musikal Kesenian Reak ... 24
1. Secara Kontekstual ... 24
2. Secara Tekstual ... 25
E. Penelitian Terdahulu ... 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian dan Prosuder Penelitian ... 41
B. Partisipan ... 43
C. Definisi Operasional... 45
D. Instrumen Penelitian... 46
E. Teknik Pengumpulan Data ... 47
1. Observasi ... 48
2. Wawancara ... 49
3. Dokumentasi ... 50
4. Studi Literatur ... 51
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 52
G. Prosedur Penelitian... 54
1. Tahapan Persiapan ... 54
2. Pelaksanaan Penelitian ... 55
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Temuan Hasil Penelitian ... 57
1. Pertunjukan Kesenian Reak... 57
2. Bentuk Penyajian Kesenian Reak... 59
3. Komposisi Musikal ... 67
B. Pembahasan Data Penelitian ... 85
1. Bentuk Penyajian Kesenian Reak... 86
2. Komposisi Musikal ... 89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 91
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jawa Barat adalah satu Propinsi di Indonesia yang tergolong kaya akan kesenian daerah (tradisional). Seni tradisional yang ada di Jawa Barat beraneka ragam. Keaneka ragaman ini disebabkan oleh keadaan alam Jawa Barat.
Secara georgrafis keadaan alam Jawa Barat sangat mendukung tumbuhnya kehidupan pertanian, perkebunan, dan perikanan. Dari kehidupan-kehidupan seperti ini terciptalah beraneka ragam seni tradisional. Seni tradisional merupakan kesenian rakyat yang dalam proses pertumbuhannya diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana diketahui, kondisi masyarakat sekarang telah bergeser pada kenyataan yang utuh asal kesejahteraan material yang lebih baik. Arah perkembangan seperti itu, lebih dipertegas dengan tidak berfungsinya lagi wewenang masyarakat dalam berbagai hal yang semula menjadi pelindung dan pendorong kehidupan seni.
Kesenian Tradisional sebagai bentuk aktivitas manusia dalam berolah rasa di dalam pertumbuhan kesenian tersebut telah melewati kurun waktu yang panjang. Dimana Kesenian itu telah menyertai kehidupan masyarakat sejak awal, ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia di Cianjur. Dalam perjalanannya kesenian tersebut sebagai unsur kebudayaan selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa, perubahan itu bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu jenis kesenian yang menjadi sasaran dari pelestarian tradisional
ini adalah “Seni Reak” yang berada di Kecamatan Cilaku tepatnya berada di Kampung Pasir Kuda Desa Rahong. Seni Reak ini di anggap layak untuk dilestarikan melalui pendeskripsian, karena berdasarkan hasil pengamatan dan informasi dari Dinas Kebudayaan, bahwa Seni Reak ini sudah semakin jauh ditinggalkan oleh generasi muda. Bahkan nara sumber yang mampu memahami tentang Seni Reak ini sudah sangat jarang ditemukan. Namun semangat para seniman Reak untuk tetap berkesenian patut mendapat dukungan dan acungan jempol, karena hanya dengan sarana dan prasarana seadanya mereka mencoba tetap eksis di tengah keberadaan seni modern seperti dangdut dan musik populer lainnya. Keterpurukan Seni Reak inilah yang menjadi alasan mengapa Peneliti mencoba untuk menggali kembali Seni Reak sebagai aset budaya Kabupaten Cianjur dalam bentuk seni tradisional, lebih jauh lagi upaya untuk mengembangkan kalau bisa mewariskan kepada generasi muda di Kampung Pasir Kuda, Desa Rahong Kecamatan Cilaku.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh para pendahulu sekitar pada abad ke-12 oleh Prabu Kiansantang (putra Prabu Siliwangi) yang mengingingkan agar penduduk pulau Jawa, khususnya Jawa Barat menganut agama Islam.
Dalam agama Islam ada kewajiban bahwa setiap anak laki-laki mesti dikhitan (disunat). Mengingat bahwa dikhitan berarti memotong bagian ujung penis, maka dalam pelaksanaannya seringkali membuat anak-anak menjadi ketakutan. Untuk itu, para seniman Reak menciptakan suatu kesenian dengan tujuan agar yang disunat terhibur, sehingga mengurangi rasa takut. Kesenian itu
disebut sebagai “Reak” karena di dalam penyajian seni tersebut memadukan seni
lainnya seperti” Reog, angklung dan perpaduan dari berbagai waditra lainnya seperti: Kendang, tarompet pencak sehingga penyajian Seni Reak menghasilnya komposisi bunyi alat yang menggema di ikuti dengan suara sorak-sorai pemain
yang di ikuti respon dari penonton sehingga mengasilnya suara ”eak-eakan”. Kesenian tradisional Reak yang berkembang di masyarakat Jawa Barat yang bersifat islami sangatlah beragam, salah satunya adalah Kesenian Reak yang ada di Desa Rahong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.
Seni Reak merupakan perpaduan dari beberapa alat musik, diantaranya: empat buah dog-dog yaitu : tilingit, tong, brung, dan badublag, satu pasang Gong, satu buah Kecrek dan sembilan buah angklung yaitu: dua buah angklung pancer, dua buah angklung ambruk, dua buah angklung jenglong, tiga buah angklung ketuk dan satu buah Tarompet Pencak. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh orang tua atau orang dewasa. Berdasarkan paparan dari Narasumber Bapak Kahdi selaku pemimpin Seni Reak di Desa Rahong, kesenian ini bukanlah kesenian asli Cianjur, akan tetapi seni tradisional Reak ini yang berasal dari Kabupaten Sumedang, tepatnya di daerah Rancakalong.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kabupaten Cianjur adalah satu-satunya pendiri dan pemimpin Kesenian Reak yang ada di Kampung Pasir kuda. Kemudian, Kesenian Reak ini di turunkan dan di lestarikan oleh putra pertamanya Bapak Kahdi yaitu Bapak Yayan.
Pada saat Kesenian Reak ini masuk ke Kampung Pasir Kuda Desa Rahong ini awal mulanya tidak bisa begitu saja di perkenalkan kepada masyarakat setempat, melihat masyarakat setempat amat sangat fanatik terhadap agama Islam yang dimana pada saat itu masyarakat Cianjur memandang bahwa segala bentuk seni baik tari maupun musik sangatlah diharamkan. Namun dengan usaha pendekatan yang dilakukan tetua adat Desa Rahong Bapak Kahdi pada saat itu yang menjelaskan bahwa Kesenian Reak ini tidaklah mengandung unsur mempersekutukan Tuhan atau menistakan Agama Islam.
Kesenian Reak ini hanyalah sebagai media hiburan untuk anak-anak yang akan di Khitan, sebagaimana di Khitan itu adalah syarat wajib bagi masyarakat yang memeluk agama Islam khususnya bagi anak yang akan menuju masa akil balig (usia remaja menuju dewasa). Pada saat itulah Kesenian Reak ini mulai diterima dan dipertunjukan di Masyarakat Kampung Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur sekitar tahun 1960an. Sesuai dengan konsep awal Kesenian Reak dalam pertunjukannya sangatlah erat hubungannya dengan nilai-nilai keagamaan.
Sebagaimana yang sudah dipaparkan diatas Seni Reak adalah sebagai media hiburan yang akan di Khitan yang dimana Khitan adalah salah satu syarat bagi seseorang (laki-laki) yang masuk Islam. Selain untuk pertunjukan dan hiburan, seni Reak bermakna religius karena kesenian ini pada dasarnya difungsikan hanya untuk menghibur anak yang akan dikhitan.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagian dari seni budaya, sudah tumbuh dan berkembang cukup lama di masyarakat Kampung Pasir Kuda Desa Rahong secara langsung jadi seni tradisional
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengungkap keberadaan dan potensi yang ada pada kesenian Reak tersebut. Ketertarikan tersebut
diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian dengan judul “Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur“ dengan harapan hasil temuan penelitian ini dapat berdaya guna bagi referensi pendidikan seni dan dapat berkontribusi bagi khasanah budaya daerah serta menambah wawasan atau memperkaya pengetahuan tentang kesenian Reak khususnya bagi masyarakat yang membutuhkannya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, berdasarkan masalah yang ditelaah masalahnya di identifikasi sebagai berikut: Fungsi penyajian, Struktur penyajian, Komposisi musik seni Reak serta tentang pengelolaan kesenian Reak itu sendiri. Adapun masalah-masalah tersebut dirumuskan melalui pertanyaan berikut “Bagaimana Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Cianjur?“ agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, penulis telah membatasi masalah yang sudah diteliti secara operasional masalah yang diungkapkan melalui bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk penyajian Kesenian Reak pada kehidupan Masyarakat Pasir
Kuda Cilaku Cianjur?
2. Bagaimana komposisi musik pada Kesenian Reak dalam acara khitanan di Cilaku Cianjur?
C. Tujuan Penelitian
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui, menggambarkan, dan mendeskripsikan Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Cianjur
2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjawab pertanyaan penelitian tentang:
a. Bentuk penyajian kesenian Reak dalam acara khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur.
b. Komposisi musikal kesenian Reak dalam acara khitanan di Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur.
D. Manfaat dan Signifikansi Peneltian
Terkait hasil penelitian baik tentang kesenian Reak dalam acara khitanan pada masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur.
1. Secara Teoritis
Yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Di harapkan hasil penelitian ini memberi daya guna bagi pengayaan referensi dalam khasanah pendidikan dan kebudayaan di dalam melestarikan dan menumbuh kembangkan Seni Reak di masyarakat Cianjur.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Peneliti, dapat langsung menambah pengalaman dalam mengkaji, serta dapat menambah wawasan mengenai jenis-jenis, dan Kesenian Reak di Masyarakat Kampung Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.
b. Pelaku seni Reak, diharapkan menjadikan suatu motivasi untuk mempertahankan dan melestarikan Kesenian Reak.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Masyarakat, sebagai bahan informasi bagi semua masyarakat, tentang Kesenian Reak di Masyarakat Kampung Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Menarik minat masyarakat menggunakan jasa Kesenian Reak ini pada suata event tertentu.
e. Juga dapat menjadikan rujukan bagi para peneliti sejenis khususnya tentang kesenian Tradisional yang ada di Jawa Barat.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi tentang “Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur” disusun berdasarkan tata penulisan sistematika yang berpedoman pada aturan penulisan karya ilmiah UPI, yaitu:
BAB I Pendahuluan, merupakan struktur penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika berikut: bagian awal bahasan yang memaparkan masalah, meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III Metode Penelitian adalah suatu cara operasional dalam metode penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data-data terkait dengan permasalahan Bentuk Penyajian Seni Reak dan Komposisi musikalnya. Data-data tersebut disusun sebagai berikut: Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain, Partisipan, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, sebagai berikut:
A. Temuan Hasil Penelitian didasarkan pada paparan terkait hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi tentang:
1. Pertunjukan kesenian Reak. 2. Deskripsi tentang kesenian Reak
a. Bentuk penyajian kesenian Reak dalam acara Khitanan pada Masyarakat Pasir Kuda Desa Rahong Cilaku Cianjur.
b. Komposisi musikal kesenian Reak dalam acara Khitanan di Desa Rahong Cilaku Cianjur.
Kesenian Reak, Bentuk Penyajian Kesenian Reak dalam Acara Khitanan.
B. Pembahasan Data Penelitian memaparkan keterkaitan teori dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, membahas tentang:
1. Bentuk penyajian kesenian Reak dalam acara Khitanan pada Masyarakat Pasir Kuda Desa Rahong Cilaku Cianjur.
2. Komposisi musikal kesenian Reak dalam acara Khitanan di Desa Rahong Cilaku Cianjur.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menyimpulkan tentang: 3. Bentuk Penyajian Kesenian Reak.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Penelitian
Penelitian kesenian Reak di desain melalui pendekatan kualitatif dengan bantuan metode deskriptif, metode tersebut digunakan, karena dianggap relevan untuk menggali semua data yang telah diteliti dapat dipaparkan dan dapat mempermudah dalam memberi gambaran tentang Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Cianjur secara faktual dan naturalistik.
Desain penelitian kesenian Reak ini diilustrasikan dalam skema diagram sebagai berikut:
Bagan 3.1
Desain Penelitian Kesenian Reak Upacara Khitanan Tahap
Awal
1. Observasi awal/Studi pendahuluan 2. Kajian Teori
3. Menyusun sistematika dan outflame penelitian
1. Pertunjukan Kesenian Reak
2. Komposisi Musikal 1. Pertunjukan
Kesenian Reak 2. Komposisi Musikal
Kegiatan teori Tahap Inti Pelaksanaan Implementasi Instrumen (observasi, wawancara, dokumentasi) Pertunjukan Kesenian
Reak 1. Pertunjukan Kesenian
Reak
2. Komposisi Musikal Tahap
Akhir Penyusunan data
Pengolahan data
Analisis data
Verifikasi data
Hasil Penelitian Draft Skripsi
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode Penelitian Kualitatif sering disebut dengan metode penelitian yang naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan data-data yang dideskripsikan diolah sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
Langkah awal yang dilakukan adalah menjaring data tentang Kesenian Reak sebanyak-banyaknya, kemudian memilah dan memilih data untuk menggambarkan dan mendeskipsikan data-data sesuai dengan rumusan masalah yang diungkap, yaitu terkait dengan struktur penyajian, alat apa saja yang digunakan dan bentuk secara sistematis dan akurat tentang kesenian Reak..
Subjek penelitian ini yakni grup kesenian Reak Putra Desa. Grup ini adalah satu-satunya grup kesenian Reak di Kabupaten Cianjur, yang memiliki keunikan tersendiri dari kekhasan kesenian inilah yang membuat tertarik untuk dikaji, salah satu keunikan itu adalah terkait dengan alat yang digunakan. Menurut Bapak Kahdi selaku pendiri kesenian Reak (September 2014) dikatakan bahwa kesenian Reak ini terjadi sejak awal adanya kesenian Reak yang asal muasalnya dari Sumedang pada tahun 1950 yang lalu.
Foto 3.1
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Foto tersebut diatas menunjukan aktivitas pada saat pergeleraan Kesenian Reak berlangsung di arena lapangan Desa Rahong. Dengan beberapa pemain Seni Reak beserta instrument Seni Reak yang dimainkan, tidak lupa anak kecil yang akan di khitan.
B. Partisipan
Dalam hal ini ada beberapa orang yang terlibat dalam penelitian ini antara lain adalah: Narasumber, Pelaku Kesenian Reak. Berikut peneliti akan mendeskripsikan dan menjelaskan apa yang sudah peneliti lakukan selama penelitian di lapangan.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya peneliti terlebih dahulu mengobservasi lokasi yang akan di teliti, setelah itu peneliti mendatangi rumah dari satu-satu nya Narasumber Seni Reak yang ada di Desa Rahong Cilaku Cianjur. Narasumber yang peneliti datangi ini bernama Bapak Kahdi kelahiran Sumedang, beliau datang ke Cianjur sekitar Tahun 1950.
Dengan kedatangan Bapak Kahdi ini sekaligus mengenalkan Kesenian Reak pada Masyarakat Desa Rahong, karena Kesenian Reak ini bukanlah Kesenian asli dari Desa Rahong melainkan Kesenian asli dari Kabupaten Sumedang khususnya di daerah Rancakalong.
Keberadaan Seni Reak ini bukanlah Kesenian asli dari Daerah Cianjur melainkan Kesenian asli dari Kabupaten Sumedang yang letaknya di Rancakalong, beliau memaparkan beberapa hal tentang Kesenian Reak ini salah satunya adalah bahwa Kesenian Reak ini sangatlah erat dengan nilai-nilai keagamaan.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di khitan. Seni Reak ini memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai Upacara dan Hiburan untuk orang akan di khitan.
Narasumber memaparkan ada beberapa instrument dalam melaksanakan Seni Reak ini dan juga tentunya ada pemain Seni Reak. Sekitar 22 orang yang terlibat dalam pelaksanaan Seni Reak ini, masing-masing pemain tersebut mempunyai beberapa peranan dalam musik yang disajikan dalam Seni Reak. Berikut beberapa pemain dalam Seni Reak, diantaranya:
1. Pemain Angklung terdiri dari 9 orang. 2. Pemain dog-dog terdiri dari 4 orang. 3. Pemain kecrek (Tamborine) 1 orang.
4. 1 orang pemain Goong dan 2 orang yang menggotong Gong 5. 1 orang pemain Tarompet Pencak.
6. 1 buah Singgasana untuk anak yang di khitan yang di gotong oleh 4 orang.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
[image:20.595.150.474.83.281.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Peta Kampung Pasir Kuda (sumber: Google Maps)
Kesenian Reak yang ada di Desa Rahong ini sejak dahulu ada dan masuk ke Kabupaten Cianjur ini masih asli atau orisinil dan belum di modifikasi sebagaimana jaman dulu yang dilakukan di daerah asalnya yaitu Sumedang. Bahkan, alat-alat musiknya pun masih asli.
C. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi terkait dengan masalah judul yang diteliti, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan istilah-istilah, yaitu:
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menanyakan hal tersebut atau setidaknya merasa sangat membutuhkan itu jika tidak ada. (Indrani. Nadia. 2010. Eksistensi.
(Tersedia di http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2010/07/29/eksistensi/ ) 2. Kesenian: Suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana
kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan, mendidik, dan berpesan kepada masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, hlm. 1036).
3. Reak: Reak merupakan jenis kesenian yang memperpadukan beberapa jenis seni tradisional lainnya seperti: Seni Reog, Seni Angklung, Seni Gendang Pencak, Seni Tari dan Seni Topeng. Kesenian ini biasanya selalu dimainkan oleh orang tua atau orang dewasa. Seperti telah dijelaskan, bahwa Seni Reak ini merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang menghasilkan suatu bentuk seni yang ramai, membuat hiruk pikuk, sorak sorai para penonton menjadi bagian dari pertunjukan Seni Reak ini. Maka dari itulah kesenian ini dinamakan “Seni Reak” diambil dari kata hiruk pikuk atau sorak sorai gemuruh tetabuhan dalam bahasa sunda yaitu “susurakan atau Eak-eakan”. Sehingga jadilah kesenian yang hiruk pikuk bergemuruh karena
sorak sorai ini menjadi “Seni Reak”. (Wawancara, Kahdi tanggal 14 September 2014).
4. Kehidupan: Cara masyarakat berbudaya agraris yang dalam tata kehidupannya lebih menonjolkan seni pertunjukan yang memiliki fungsi ritual yang sangat beragam. Lebih-lebih apabila penduduk negara tersebut memeluk agama yang selalu melibatkan seni dalam kegiatan-kegiatan upacaranya. (Soedarsono 2002, hlm. 118).
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada: a. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi di sini adalah dengan melihat dan menganalisis tempat yang dijadikan sumber informasi bagi peneliti pada Kesenian Reak.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara di sini adalah dengan awal menyusun pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada narasumber, guna mengetahui informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan Kesenian Reak, terutama dalam aspek Eksistensi dan bentuk penyajian Kesenian Reak maupun berbagai hal mengenai musik Reak dan Komposisi Musikal. Akan tetapi semua bentuk pertanyaan yang menjadi instrument penelitian dapat berkembang setelah tinjauan di lapangan.
Kedua model Instrumen di atas, dapat berkembang sesuai dengan kondisi dan situasi yang terjadi di lapangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Macam-macam Teknik Pengumpulan Data sumber: Sugiyono (2012 hlm 309)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 193) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, “kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data”.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi lapangan dalam pengamatan langsung observasi, wawancara, dokumentasi serta data-data yang dapat membantu dalam mengumpulkan data. Proses dilaksanakan dengan beberapa teknik, seperti yang di ungkapkan Sugiyono (2007, hlm. 83) dalam prastowo menjelaskan tentang masalah yang berhubungan dengan macam-macam teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu bahwa: “Bermacam-macam teknik pengumpulan data, bahwa pada umumnya ada 4 teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan”.
Dengan demikian, jika ada teknik lain yang biasa disebut dengan teknik Triangulasi, seperti yang dikemukakan Sugiyono (2012, hlm. 83) dalam Prastowo (2010, hlm. 289), bahwa, “Teknik Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.
Dengan demikian, jika peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
Macam Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Studi Literatur
Bentuk Komposisi Kesenian
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Teknik-teknik pengumpulan data tersebut diantaranya:
1. Observasi
Menurut Hadi (1968) dalam Sugiyono (2012, hlm. 203) mengemukakan bahwa, “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hlm. 794) bahwa, “Observasi adalah peninjauan secara cermat dan kegiatan mengobservasi dengan teliti (mengamati)”.
Observasi awal dilakukan pada tanggal 14 September 2014. Observasi ini dilakukan di Kampung Pasir Kuda, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur di rumah kediaman Bapak Kahdi selaku pendiri Kesenian Reak satu-satunya di Desa Rahong. Peneliti melakukan observasi ke tempat Kesenian Reak itu tumbuh dan berkembang, kemudian setelah itu peneliti melakukan observasi ke tempat tinggal pendiri dari Kesenian Reak itu sendiri. Selanjutnya observasi di sesuaikan dengan schedul kegiatan penelitian: Bentuk penyajian Seni Reak dan komposisi musikal Seni Reak di Desa Rahong Kecamatan Cilaku Cianjur.
Observasi ini sendiri dilakukan di lokasi yang diteliti yang berhubungan dengan pertunjukan kesenian Reak, observasi ini ialah termasuk observasi pasif, artinya di dalam proses pengumpulan data ini, peniliti hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam proses permainan kesenian Reak. Seperti hal yang diungkapkan oleh Nasution (1992, hlm. 61) dalam Prastowo (2010, hlm. 60), bahwa:
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai hal untuk kepentingan persiapan dalam penelitian Kesenian Reak, observasi ini dilaksanakan di Kampung Pasir Kuda, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur pada September 2014, dengan langkah yang ditempuh dengan cara mencari nomor kontak , serta orang yang kenal dekat dengan pihak narasumber untuk tujuan menghubungkan peneliti dengan narasumber.
Setelah peneliti melakukan observasi lokasi keberadaan seni Reak. Pada hari itu juga peneliti langsung melakukan wawancara dengan pelaku seni Reak khususnya pendiri satu-satunya kesenian tersebut yang berada di Cilaku Cianjur ini bernama Bapak Kahdi selaku pendiri seni Reak.
2. Wawancara
Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, artinya pertanyaan diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti, yang dirumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam hal ini, peneliti mencoba melakukan pencarian informasi mengenai asal mula adanya kegiatan Kesenian Reak dan proses dalam pertunjukan Kesenian Reak seperti apa, dengan inovasi
yang dilakukan lewat wawancara, yang dirancang dilakukan dengan Bapak Kahdi selaku pendiri Kesenian Reak dan beberapa pemain dalam kesenian Reak.
Foto 3.2
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (foto: Mubarik Gilang Syabani 2014)
Kesenian Reak dikatakan bahwa kesenian ini sudah ada pada tahun 1950 di Kabupaten Sumedang tepatnya di daerah Rancakalong. Yang kemudian dibawa oleh Bapak Kahdi ke Cianjur pada tahun 1964 (wawancara, 14 September 2014) Wawancara pertama ini dimulai pada 14 September tahun 2014 lalu, di kediaman Bapak Kahdi selaku pendiri kesenian Reak yang berada di Desa Rahong Kecamatan Pasir Kuda Cilaku Cianjur, selanjutnya wawancara dilakukan sesuai dengan schedule kegiatan peneliti (terlampir). Bahan wawancaranya adalah mengenai sejarah kesenian Reak atau latar belakang adanya kesenian Reak, lagu apa saja yang selalu dibawakan dan alat musik atau unsur apa saja yang ada pada kesenian Reak.
3. Dokumentasi
Foto 3.3
Peneliti bersama Pak Kahdi selaku Narasumber utama tentang Kesenian Reak (foto: Mubarik Gilang Syabani 2014)
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau tempat pertunjukan Kesenian Reak itu berlangsung bersama Narasumber, bapak Kahdi selaku pendiri Kesenian Reak tersebut.
Tahap pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini adalah mendokumentasikan data-data tentang Bentuk Penyajian dan Komposisi Musikal pada pertunjukan Seni Reak yang diperlakukan dalam bentuk rekaman audio-visual, khusunya mengenai konsep serta struktur pertunjukan seni Reak.
Dokumentasi berupa audio-visual tersebut merupakan media informasi sebagai data faktual yang penting dalam pengkajian, serta sangat bermanfaat dalam melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian Musik Reak diacara Khitanan khusunya Eksistensi Kesenian Reak di Masyarakat Kampung Pasir Kuda, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
Dokumentasi di sini merupakan data yang diperoleh dari penelitian berupa dokumen (foto) dan informasi dari masyarakat yang berhubungan dengan obyek penelitian, yaitu mengambil gambar (foto) saat pertunjukan dan merekam hasil wawancara menggunakan audio. Selain itu, peneliti juga mengambil dokumentasi yang sudah ada yang dibuat pada tahun 2012 pada acara saat helaran Budaya se Jawa Barat yang bertempat di Kabupaten Cianjur. Selain itu juga, peneliti pun melakukan perekaman video pada pertengahan September.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan media alat rekam audio-visual dan kamera. Dokumentasi yang dilakukan ada dua, yaitu dokumentasi dengan mengambil gambar atau audio-visual ke lapangan dan yang kedua, yaitu dengan meninjam audio-visual yang sudah ada atau yang pernah direkam sebelumnya oleh orang lain.
4. Studi Literatur
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan buku ”Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi” (2002, hlm. 105), tentang Pelindung Seni Pertunjukan di Era Globalisasi dan Seni Pertunjukan dan Pariwisata. Sufiandi, dengan buku “Deskripsi Seni Tradisional” (2002, hlm. 4), tentang Kesenian Reak di Kabupaten Cianjur tentang bentuk penyajian kesenian Reak. Rohendi, Roheli dalam bukunya yang berjudul “Ekspresi Seni Orang Miskin” (2000), Buku Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumental karya Djelantik dan Buku Paradigma Pendidikan Seni karya Jazuli mengenai Konsep Seni, “Angklung di Jawa Barat Sebuah Perbandingan” (2003, hlm. 66-67). Jujus Masunah, tentang angklung buncis dan pola tabuhan dogdog.
.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Syaodih (2005, hlm. 94) penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi , diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan partisipan” tentang situasi-situasi dan peristiwa.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 335) Analisis Data dijelaskan sebagai berikut:
Analisis Data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh , selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut , selanjutkan dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengkodean data (bentuk penyajian pertunjukan dan komposisi musik) dan yang terakhir penyusunan data.
Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengklasifikasikan data diambil pada teori Miles dan Huberman (dalam Rinjani, 2010, hlm. 27), yang dapat dilihat dalam daftar alur bagan sebagai berikut:
Bagan 3.2 Analisis Data
Kesenian Reak yang di adaptasi dari model Soegiyono
Seluruh data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara tersebut dikumpulkan, dan disusun secara sistematis. Kemudian, diolah dan dianalisis guna memecahkan masalah yang diteliti serta dapat diketahui korelasi dalam setiap masalah. Kegiatan selanjutnya adalah mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan. Hal ini dinyatakan oleh Nasution (1996, hlm. 129) bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal”. Tahap analisis data menurut Nasution (1996, hlm. 129) adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi Data adalah proses analisa datra yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitik beratkan pada hal-hal yang
Verifikasi Data
Data Akhir Penyajian
Data
Reduksi Data Display
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang di reduksi memberikan gambaran lebih rinci data yang direduksi dari Bentuk Pertanyaan Penelitian tentang: Bentuk Penyajian Kesenian Reak dan Komposisi Musikal pada Kesenian Reak.
2. Display Data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai hasil penelitian yang diperoleh dari Rumusan Masalah dan Judul yaitu Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur.
3. Verifikasi Data
Verifikasi data merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data di lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data Pertanyaan Penelitian tentang: Bentuk Penyajian Kesenian Reak dan Komposisi Musikal pada Kesenian Reak.
G. Prosedur Penelitian
Agar penelitian berhasil dengan baik, perlu disiapkan langkah-langkah sebaik mungkin. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan suatu penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Tahapan persiapan
Untuk membantu proses penelitian dilapangan agar penelitian berjalan dengan baik, maka sebelum terjun langsung ke lapangan peneliti menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui pemilihan masalah dan lokasi penelitian. Peneliti mencari topik yang dikaji dan dijadikan sebagai bahan penelitian. Selanjutnya peneliti memberi anggapan sementara (asumsi) mengenai kesenian Reak di masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur.
b. Penyusunan Proposal
Setelah pengajuan topik disetujui dengan judul Pertunjukan Kesenian Reak Dalam Acara Khitanan Pada Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur. Adapun langkah selanjutnya adalah penyusunan proposal, yang didalamnya terdapat rumusan masalah terhadap penelitian Reak. Rumusan masalah tersebut yaitu bagaiman bentuk penyajian kesenian Reak pada acara khitanan, dan bagaimana komposisi musik pada kesenian Reak. Perumusan masalah dilakukan agar peneliti lebih mudah dan fokus dalam mencari data-data dilapangan, yang diharapkan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian yang akan diteliti ungkapkan di dalam proposal tersebut.
c. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sejumlah informasi yang dikenal dengan data penelitian. Mukhtar (2013, hlm. 109). Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Masing-masing pengertian kata tersebut maka instrument penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkam mengolah, menganalisa dan menyajikan data secara sistematis serta objektif dengan tujuan yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian bisa disebut insrumen penelitian.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk memperoleh data-data yang diperlukan secara lengkap. Pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dirumuskan dalam pedoman wawancara penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian a. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampung Pasir Kuda Desa Rahong Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan karena Kampung Pasir Kuda Desa Rahong ini masih ada kesenian Reak yang sudah sulit di temukan keberadaannya di tempat lain dan kesenian Reak yang ada di lokasi tersebut masih sangat asli dan otentik.
b. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian di lapangan, kurang lebih hanya 2 minggu, terhitung dari tanggal 9 September 2014 sampai tanggal 19 September 2014. Dalam waktu sekitar 2 minggu tersebut, diharapkan peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan secara lengkap dalam proses penelitian.
c. Media Penelitian
Media yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selama dalam penelitian ini adalah seperangkat alat tulis, yang berguna untuk mencatat baik dalam pelaksanaan maupun hasil wawancara penelitian. Selain alat tulis, dalam penelitian ini juga digunakan pedoman penelitian wawancara supaya mempermudah proses pelaksaan wawancara. Selain itu, peneliti menggunakan satu buah kamera DSLR, satu buah handycam dan satu buah telepon genggam yang digunakan sebagai alat dokumentasi, baik berupa foto, hasil percakapan maupun rekaman wawancara atau pertunjukan.
d. Objek Penelitian
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Setelah peneliti melakukan proses analisis tentang kesenian Reak di Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur, maka mendapatkan sebuah kesimpulan yang berisi tentang uraian dan penjelasan dari identifikasi dan rumusan masalah, sehingga dapat menjawab semua pertanyaan penelitian. Berdasarkan temuan dan pembahasan pada bab IV, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat hal-hal yang menarik pada kegiatan pertunjukan kesenian kemprongan tersebut.
Kesenian Reak di Masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur merupakan kesenian yang menggabungkan seni musik dan tari. Pada kesenian Reak kedua seni tersebut memiliki kesinambungan dimana seni musik berperan dalam mengirik gerak tari para nayaga kesenian Reak. Pada awal munculnya kesenian Reak di masyarakat Pasir Kuda sekitar tahun 1960 yang dibawa oleh Pak Kahdi dari kabupaten Sumedang ke daerah Kampung Pasir Kuda Desa Rahong Cilaku Cianjur, selaku tokoh seniman asli kesenian Reak Pak Kahdi mencoba mengenalkan kesenian Reak ini ke masyarakat Pasir Kuda dan mulai berkembang kesenian Reak ini pada awal tahun 1980. Kesenian Reak ini biasa ditampilkan dalam acara hiburan di masyarakat Pasir Kuda dilaksanakan apabila ada anak yang akan di khitan. Kesenian Reak sendiri merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh masyarakat Pasir Kuda Desa Rahong Cilaku Cianjur.
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sarana hiburan baik untuk anak yang akan di khitan maupun masyarakat Pasir Kuda Cilaku Cianjur.
Komposisi musik kesenian Reak yang telah di paparkan terbagi atas pola-pola yang dihasilkan dari setiap waditra maupun melodi yang dibawakan. Pola-pola tersebut dibawakan secara berulang-ulang pada lagu yang dibawakan. Namun pada penyajiannya, pola-pola tabuhan pada waditra bukanlah pola yang baku. Pola tabuhan yang dilakukan nayaga pada waditra dogdog tilingit bisa berkembang sesuai dengan feeling dan kreativitas nayaga untuk
mengolah berbagai pola tersebut tetapi untuk waditra dogdog Tong, brung dan badugblag menabuh pola yang tetap. Pada kecrek pola ritmiknya tetap dengan memainkan sesuai feeling dan sebagai penentu aksen ketukan. Pada goong dan kempul pola tabuhan kering/gurudugan, goong jatuh pada ketukan kedelapan saja dan kempul jatuh pada ketukan ke empat. Pada angklung pola ritmiknya cenderung sederhana dan tetap sampai akhir lagu. Pada tarompet pencak pola melodinya tidak banyak dan hanya memainkan melodi lagu talak tilu yang dimainkan secara utuh dan berulang-ulang sampai akhir pertunjukan, tetapi sesekali memainkan improvisasi agar penyajian kesenian ini ramai dan menarik.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Kesenian Reak di Masyarakat Kampung Pasir Kuda Desa Rahong Cilaku Cianjur, memerlukan perhatian dari beberapa pihak. Maka peneliti merasa ada sesuatu yang harus disampaikan pada beberapa pihak terkait diantaranya:
1. Pemerintah Daerah Setempat
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Masyarakat Sekitar
Khususnya bagi masyarakat sekitar untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, pentingnya mengetahui kesenian tradisional daerah sekitar, sehingga kesenian tradisional kususnya kesenian Reak tidak punah keberadaanya.
3. Civitas Akademika
Mubarik Gilang Sya’bani , 2015
PERTUNJUKAN KESENIAN REAK DALAM ACARA KHITANAN PADA MASYARAKAT PASIR KUDA CILAKU CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Atmadibrata, Enoch bersama Soepandi, Atik (1977). Khasanah Kesenian Daerah Jawa-Barat. Bandung: Pelita Masa.
Djelantik, A.A.M (1991). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Depdikbud (1986). Laporan Penelitian, Pendokumentasian Seni Tari dan Musik Tradisional Jawa Barat. FPBS IKIP Bandung: Depdikbud.
Depdikbud (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (cetakan ke tiga). Jakarta: Balai Pustaka. Firmansyah, Agus (2009) Bentuk Struktur dan Fungsi Seni Tanjidor Pada Masyarakat Desa
Cikuburuk Buahdua Kab. Sumedang. Tesis. UNNES Semarang: Pascasarjana UNNES Semarang.
Koesoemadinata, R.M.A (1916). Ilmu Seni – Raras. Djakarta: Pradnja Paramita.
Masunah, Juju, dkk (2003). Angklung di Jawa Barat: Sebuah Perbandingan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nasution, S (1998). Metode Penelitian Naturalistik, Kualitatif. Bandnung: Tarsito.
Prastowo, Andi. (2010). Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: DNA Press.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan (RSD). Bandung: Alfa=Cetak
Syaodih S, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Soedarsono, R.M (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Soedarsono, R.M (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Cetakan pertama edisi ketiga. Yogyakarta.